• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROFIL SEKOLAH ADIWIYATA TAHUN 2017

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PROFIL SEKOLAH ADIWIYATA TAHUN 2017"

Copied!
59
0
0

Teks penuh

(1)

PROFIL

SEKOLAH

ADIWIYATA

TAHUN 2017

Menciptakan Kondisi Yang

Baik Bagi Sekolah Untuk

Menjadi Tempat

Pembelajaran Dan

Penyadaran Warga Sekolah,

Sehingga Di Kemudian Hari

Warga Sekolah Tersebut

Dapat Bertanggungjawab

Dalam Upaya-Upaya

Penyelamatan Lingkungan

Hidup Dan Pembangunan

Berkelanjutan.

PEMERINTAH KABUPATEN KAYONG UTARA

DINAS PERUMAHAN, KAWASAN PERMUKIMAN

DAN LINGKUNGAN HIDUP

TAHUN 2018

(2)

KATA PENGANTAR

Puji syukur senantiasa kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah Melimpahkan rahmat dan karuniaNya, sehingga kami dapat menyelesaikan “Profil Sekolah Adiwiyata Tahun 2017”. Profil ini memuat berbagai informasi tentang kondisi sekolah Adiwiyata seperti : gambaran umum Kabupaten Kayong Utara, panduan pelaksanaann Sekolah Adiwiyata, Hasil Pelaksanaan Program Adiwiyata, dan realisasi target capaian program Adiwiyata tahun 2017.

Profil kegiatan Ini merupakan salah satu bentuk pertanggung jawaban atas pelaksanaan program Adiwiyata pada Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan Permukiman dan Lingkungan Hidup Kabupaten Kayong Utara dalam melaksanakan tugas dan fungsinya sebagai mana diatur dalam Peraturan Bupati Kayong Utara Nomor 32 Tahun 2016 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi Serta Tata Kerja Perangkat Daerah. Selain itu dimaksudkan pula untuk memenuhi kewajiban ketentuan Undang - Undang Nomor: 14 Tahun 2008 Tentang Keterbukaan Informasi Publik (KIP).

Profil Sekolah Adiwiyata ini diharapkan dapat memberikan dukungan informasi kepada berbagai pihak baik instansi pemerintah, masyarakat, sekolah dan Lembaga Swadaya Masyarakat sebagai mitra dalam merumuskan dan melaksanakan kebijakan dalam pengelolaan lingkungan hidup. Di samping itu diharapkan pula dapat dimanfaatkan sebagai instrument untuk lebih mensinergikan dan mengefektifkan pengelolaan lingkungan hidup di masa mendatang. Dalam penyusunan profil sekolah Adiwiyata tentunya masih banyak kekurangan maupun kesalahan, sehingga kami berharap adanya saran, kritik dan masukan yang konstruktif guna menyempurnakan penyusunan profil di waktu mendatang Kami tidak lupa mengucapkan terimakasih kepada berbagai pihak atas bantuannya sehingga Profil Sekolah Adiwiyata Tahun 2017 Kabupaten Kayong Utara dapat terselesaikan. Semoga Profil ini bermanfaat bagi berbagai pihak yang membutuhkan.

Sukadana, 9 Januari 2018

Kepala Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan Permukiman dan Lingkungan Hidup

Kabupaten Kayong Utara

(3)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... ii

DAFTAR TABEL ... iv

BAB 1 PENDAHULUAN ... 1

A. GAMBARAN UMUM KABUPATEN KAYONG UTARA ... 1

B. GAMBARAN UMUM PROGRAM ADIWIYATA DAN PLH .... 2

BAB II SEKOLAH ADIWIYATA ... 1

A. DASAR HUKUM ... 7

B. PENGERTIAN DAN TUJUAN ADIWIYATA ... 8

C. PRINSIP – PRINSIP DASAR PROGRAM ADIWIYATA ... 8

D. KOMPONEN ADIWIYATA ... 9

E. MANFAAT MENGIKUTI PROGRAM ADIWIYATA ... 9

F. IMPLEMENTASI SEKOLAH ADIWIYATA ... 10

1. Kebijakan Berwawasan Lingkungan ... 10

2. Pelaksanaan Kurikulum Berbasis Lingkungan ... 11

3. Kegiatan Lingkungan Berbasis Partisipatif ... 12

4. Pengelolaan Sarana Pendukung yang Ramah Lingkungan ... 15

G. PELAKSANAAN PROGRAM ADIWIYATA ... 16

H. PEMBINAAN SEKOLAH ADIWIYATA ... 17

I. PEMBERIAN PENGHARGAAN ADIWIYATA ... 19

J. KODE ETIK TIM ADIWIYATA ... 21

K. PEMBIAYAAN PROGRAM ADIWIYATA ... 21

L. KALENDER KEGIATAN... 22

BAB III HASIL KEGIATAN ... 23

A. PEMBINAAN SEKOLAH ADIWIYATA ... 23

B. MONITORING / EVALUASI ... 26

(4)

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN ... 28

A. KESIMPULAN ... 28

B. SARAN ... 28

BAB V PENUTUP ... 29 LAMPIRAN

(5)

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Luas Wilayah, Jumlah Penduduk dan Kepadatan

Penduduk Kabupaten Kayong Utara Menurut Kecamatan

Tahun 2016 ... 2

Tabel 2 Jumlah Sekolah di Kabupaten Kayong Utara Tahun 2016 ... 3

Tabel 3 Sekolah Adiwiyata Kabupaten Kayong Utara Tahun 2017

... 5

Tabel 4 Matrik Kegiatan Program Adiwiyata Kabupaten Kayong

Utara Tahun 2017 ... 22

Tabel 5 Calon Sekolah Adiwiyata Kabupaten Kayong Utara

Tahun 2017 ... 24

Tabel 6 Pembinaan Lanjutan Sekolah Adiwiyata Kabupaten

Kayong Utara Tahun 2017 ... 25

Tabel 7 Hasil Evaluasi Sekolah Adiwiyata Kabupaten Kayong

(6)

BAB I PENDAHULUAN

A. Gambaran Umum Kabupaten Kayong Utara

Menurut Undang - Undang RI No. 6 Tahun 2007 dan Surat Mendagri No.135/439/SJ Tanggal 7 Pebruari 2007 menyatakan luas wilayah Kabupaten Kayong Utara adalah 4.568,26 Km2. Luas wilayah ini relatif kecil jika dibandingkan wilayah Kabupaten lain di Kalimantan Barat. Secara geografis, Kabupaten Kayong Utara berada di sisi Selatan Propinsi Kalimantan Barat atau berada pada posisi 0º43’5,15’’ Lintang Selatan sampai dengan 1º46’35,21’’ Lintang Selatan dan 108º40’58,88’’ Bujur Timur sampai dengan 110º24’30,05’’ Bujur Timur. Sedangkan secara administratif, batas wilayah Kabupaten Kayong Utara adalah sebagai berikut:

Utara : Kabupaten Kubu Raya, Kabupaten Ketapang, dan Selat

Karimata

Selatan : Selat Karimata dan Kabupaten Ketapang

Barat : Selat Karimata

Timur : Kabupaten Ketapang

Wilayah Kabupaten Kayong Utara terdiri dari 6 (enam) Kecamatan, dimana 5 (lima) kecamatan berbatasan langsung dengan laut, dengan demikian mempunyai potensi kelautan yang tentunya dapat dikembangkan guna meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya. Sebagian besar wilayah Kabupaten Kayong Utara merupakan perairan laut dan memiliki banyak pulau. Pulau yang ada di Kabupaten Kayong Utara berjumlah 103. Pulau -pulau ini tersebar di empat kecamatan yaitu Kecamatan Sukadana, Simpang Hilir, Pulau

Maya dan Kepulauan Karimata. Curah hujan rata - rata curah hujan di Kabupaten Kayong Utara sepanjang tahun 2016 adalah 314,83 mm, lebih

(7)

Curah hujan tertinggi terjadi di bulan februari tertinggi sebesar 517,0 mm dan terendah dibulan Agustus sebesar 56,5mm. rata - rata hari hujan perbulan sepanjang tahun 2016 di Kabupaten Kayong Utara sebesar 13,83 hari, lebih tinggi dari tahun - tahun sebelumnya. Hari hujan terbanyak di bulan Mei sebanyak 20 hari dan terendah di bulan Agustus sebanyak 4 (empat) hari selama sebulan.

Jumlah penduduk Kabupaten Kayong Utara pada tahun 2016 sebanyak 107.268 jiwa, yang terdiri dari 50,88 % laki-laki dan 49,12 % perempuan, dan rasio jenis kelamin penduduk Kabupaten Kayong Utara sebesar 104. Hal ini berarti penduduk Kabupaten Kayong Utara didominasi penduduk laki - laki, selain itu juga persebaran penduduk berdasarkan kelompok umur, penduduk Kabupaten Kayong Utara didominasi penduduk yang berusia 0 - 14 tahun, dengan kepadatan penduduk sekitar 23 jiwa per km2. Dari enam kecamatan, di Kabupaten Kayong Utara, kecamatan dengan jumlah penduduk terbanyak adalah Kecamatan Simpang Hilir, dengan persentase penduduk sekitar 30 % dari total penduduk Kabupaten Kayong Utara.

Tabel 1.

Luas Wilayah, Jumlah Penduduk dan Kepadatan Penduduk Kabupaten Kayong Utara Menurut Kecamatan

Tahun 2016

Kecamatan

Luas Jumlah Kepadatan

Penduduk Km² % Jiwa % Sukadana Simpang Hilir Teluk Batang Seponti Pulau Maya Kep. Karimata 1.027,07 1.538,99 654,77 158,01 764,60 424,82 22,48 31,69 14,33 3,46 16,74 9,30 24.213 32.444 21.291 11.238 14.800 3.273 23 30 20 10 14 3 24 21 33 71 19 8 Jumlah 4568,26 100,00 107.268 100,00 23

(8)

Pada tahun 2016 terdapat 271 sekolah yang terdiri dari 35 Taman Kanak - Kanak, 161 Sekolah Dasar, 10 Madrasah Ibtidayah, 37 Sekolah Menengah Pertama, 6 (enam) Madrasah Tsanawiyah, 13 Sekolah Menengah Umum, 4 (empat) Madrasah Aliyah, dan 5 Sekolah Menengah Kejuruan di Kabupaten Kayong Utara, dengan jumlah guru dan murid sebanyak 662 guru dan 27.606 siswa. Jumlah sekolah negeri sebanyak 182 sekolah dengan 356 jumlah guru dan murid sebanyak 24.752 siswa sedangkan jumlah sekolah swasta sebanyak 52 sekolah dengan 280 jumlah guru dan murid sebanyak 2.881 siswa.

Tabel 2

Jumlah Sekolah di Kabupaten Kayong Utara Tahun 2016

No Jenjang Sekolah Jumlah Ket

1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.

Taman Kanak – Kanak Sekolah Dasar

Madrasah Ibtidayah

Sekolah Menengah Pertama Madrasah Tsanawiyah Sekolah Menengah Umum Madrasah Aliyah

Sekolah Menengah Kejuruan

35 161 10 37 6 13 4 5 Total 271

Sumber : BPS, Kabupaten Kayong Utara Dalam Angka Tahun 2016

Pada tahun 2016 terdapat tenaga medis sebanyak 377 orang, dan didominasi oleh perawat sebanyak 168 orang, dokter umum sebanyak 15 orang

dan dokter gigi 1 (satu) orang, sedangkan sarana kesehatan pemerintah di Kabupaten Kayong Utara tahun 2016 adalah sebanyak 82 fasilitas, yang

terdiri dari 8 (delapan) Puskesmas dan 74 pustu dan jumlah apotek baru terdapat 1 (satu) buah di Kecamatan Sukadana.

(9)

Pada tahun 2016 Kayong Utara memiliki pemuka agama berjumlah 87 orang, terdiri dari 71 da’i, 1 (satu) pastur, dan 15 pendeta. Sedangkan jumlah rumah ibadah di Kabupaten Kayong Utara, 111 masjid, 131 surau, 1 (satu) gereja (katolik), 2 (dua) kapel (katolik), 16 gereja (protestan), 1 (satu) pura, 4 (empat) vihara dan 1 (satu) klenteng. Jumlah pemeluk agama di Kabupaten Kayong Utara tahun 2016 sebanyak 95,45 persen adalah pemeluk agama Islam, dan selebihnya terbagi pemeluk agama Kristen, Hindu, Budha dan Konghucu

B. Gambaran Umum Program Adiwiyata dan Pendidikan Lingkungan Hidup (PLH) di Kayong Utara.

Pada awalnya penyelenggaraan PLH di Kayong Utara dilakukan oleh Kantor Lingkungan Hidup pada tahun 2012 dengan melaksanakan program Pendidikan Lingkungan Hidup; sedangkan Sekolah Berbudaya Lingkungan (SBL) mulai dikembangkan pada tahun 2012 di 3 (tiga) sekolah. Sejak tahun 2012 sampai 2017 yang ikut berpartisipasi dalam program sekolah Adiwiyata baru mencapai 23 sekolah (SD, SMP, SMA, SMK). Dari 23 sekolah ini diantaranya yang mendapat penghargaan sekolah Adiwiyata propinsi 4 (empat) sekolah, sekolah Adiwiyata Kabupaten 9 (Sembilan) sekolah dan calon sekolah Adiwiyata 10 sekolah, dengan total sekolah Adiwiyata mencapai 23 Sekolah (SD, SMP, SMA, SMK). Dari keadaan tersebut di atas, sebaran sekolah Adiwiyata mencakup hampir semua wilayah kecamatan di Kabupaten Kayong Utara.

(10)

Tabel 3

Sekolah Adiwiyata Kabupaten Kayong Utara Tahun 2012 – 2017

No Nama Sekolah Predikat Sekolah Adiwiyata Ket

Calon Kab Prop Nas Man

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 MIN Sukadana SMPN 1 Seponti SMUN 1 T. Batang SDN 7 S. Hilir SMUN 2 S. Hilir SMPN 1 T. Batang SMPN 3 Sukadana SDN 1 Seponti SMUN 3 S. Hilir SMUN 1 Sukadana SDN 2 T. Batang SMUN 1 Seponti SMPN 4 Sukadana SDN 4 T. Batang SDN 10 S. Hilir SMKN 1 T. Batang SDN 35 S. Hilir SMKN 1 Sukadana SMKN 1 P. Maya SDN 3 Sukadana SMPN 1 P. Maya SMPN 3 P. Maya SDN 1 P. Maya - - - - - - - - - - - - - - 2017 2017 2017 2017 2017 2017 2017 2017 2017 2012,2013 2012,2013 2012,2013 2014,2015 2014 2014 2014,2016 2014,2015 2015,2017 2015 2016,2017 2016 2016 2017 - - - - - - - - - 2014 2014 2014,2015 - 2015 - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -

(11)

Pemberian penghargaan Adiwiyata di tujukan untuk membangun budaya berwawasan Lingkungan Hidup sesuai dengan amanat Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor : 05 Tahun 2013 tentang pedoman pelaksanaan program Adiwiyata. Program Adiwiyata sudah menjadi kewajiban pihak sekolah untuk memenuhi Standar Pendidikan Nasional sebagaimana diatur dalam Peraturan Pemerintah No.19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. Dengan melaksanakan program Adiwiyata akan menciptakan warga sekolah, khususnya peserta didik yang peduli dan berbudaya lingkungan, sekaligus mendukung dan mewujudkan sumberdaya manusia yang

memiliki karakter positif sehingga dapat berkontribusi terhadap

pengembangan ekonomi, sosial, dan lingkungannya dalam mencapai pembangunan berkelanjutan di Kabupaten Kayong Utara.

(12)

BAB II

SEKOLAH ADIWIYATA

A. Dasar Hukum

1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 78, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4301);

2. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2007 tentang Pembentukan Kabupaten

Kayong Utara di Provinsi Kalimantan Barat (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 8, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4682);

3. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan

Pengelolaan Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5059);

4. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587) Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679);

5. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 05 Tahun 2013 tentang

Pedoman Pelaksanaan Program Adiwiyata (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 716);

6. Peraturan Daerah Kabupaten Kayong Utara Nomor 1 Tahun 2009 tentang

Urusan Pemerintahan yang menjadi Kewenangan Pemerintah Kabupaten Kayong Utara (Lembaran Daerah Kabupaten Kayong Utara Tahun 2009 Nomor 19);

(13)

7. Peraturan Daerah Kabupaten Kayong Utara Nomor 1 Tahun 2014 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Kayong Utara Tahun Anggaran 2014 (Lembaran Daerah Kabupaten Kayong Utara Tahun 2014 Nomor 1);

8. Kesepakatan Bersama Menteri Lingkungan Hidup dan Menteri

Pendidikan Nasional Nomor 03/MENLH/02/2010 dan Nomor

01/II/KB/2010 tentang Pendidikan Lingkungan Hidup;

B. Pengertian dan Tujuan Adiwiyata

ADIWIYATA mempunyai pengertian atau makna sebagai tempat yang baik dan ideal dimana dapat diperoleh segala ilmu pengetahuan dan berbagai norma serta etika yang dapat menjadi dasar manusia menuju terciptanya kesejahteraan hidup kita dan menuju kepada cita-cita pembangunan berkelanjutan.

Tujuan program Adiwiyata adalah mewujudkan warga sekolah yang bertanggung jawab dalam upaya perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup melalui tata kelola sekolah yang baik untuk mendukung pembangunan berkelanjutan

C. Prinsip-prinsip Dasar Program Adiwiyata

Pelaksanaan Program Adiwiyata diletakkan pada dua prinsip dasar berikut ini;

1. Edukatif : Adiwiyata tidak hanya bermakna pengetahuan tapi juga

pada tataran perubahan prilaku berarti membawa suatu perubahan prilaku. Perubahan prilaku tersebut, dilandasi dengan iman, ilmu pengetahuan dan seni.

2. Partisipatif : Komunitas sekolah terlibat dalam manajemen sekolah yang meliputi keseluruhan proses perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi sesuai tanggungjawab dan peran.

3. Berkelanjutan : Seluruh kegiatan harus dilakukan secara terencana dan terus menerus secara komprehensif

(14)

D. Komponen Adiwiyata

Untuk mencapai tujuan program Adiwiyata, maka ditetapkan 4 (empat) komponen program yang menjadi satu kesatuan utuh dalam mencapai sekolah Adiwiyata. Keempat komponen tersebut adalah;

1. Kebijakan Berwawasan Lingkungan

2. Pelaksanaan Kurikulum Berbasis Lingkungan 3. Kegiatan Lingkungan Berbasis Partisipatif

4. Pengelolaan Sarana Pendukung Ramah Lingkungan

Komponen 1 dan 2 merupakan kewenangan dan kebijakan dari Dinas Pendidikan, sedangkan komponen 3 dan 4 merupakan kewenangan dan kebijakan dari Dinas Perumahan. Kawasan Pemukiman dan Lingkungan Hidup.

E. Manfaat mengikuti Program Adiwiyata

1. Mendukung percepatan pencapaian 8 Standar Nasional Pendidikan (standar isi, proses, kompetensi lulusan, pendidik dan tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, pengelolaan pembiayaan, dan penilaian) sebagaimana diatur dalam PP No. 19 tahun 2006 tentang Standar Nasional Pendidikan.

2. Meningkatkan efesiensi penggunaan dana operasional sekolah melalui penghematan dan pengurangan konsumsi dari berbagai sumber daya dan energi.

3. Menciptakan kebersamaan warga sekolah dan kondisi belajar mengajar yang lebih nyaman dan kondusif.

4. Menjadi tempat pembelajaran tentang nilai-nilai pemeliharaan dan pengelolaan lingkungan hidup yang baik dan benar bagi warga sekolah dan masyarakat sekitar.

5. Meningkatkan upaya perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup meIalui kegiatan pengendalian pencemaran, pengendalian kerusakan dan pelestarian fungsi lingkungan di sekolah.

(15)

F. Implementasi Sekolah Adiwiyata

1. Kebijakan Berwawasan Lingkungan, memiliki standar;

a. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) memuat upaya perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup

1). Visi, Misi dan Tujuan sekolah yang tertuang dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan memuat kebijakan perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup.

2). Struktur kurikulum memuat muatan lokal, pengembangan diri terkait kebijakan perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup dengan struktur kurikulum memuat pelestarian fungsi lingkungan , mencegah terjadinya pencemaran, dan kerusakan lingkungan hidup pada komponen mata pelajaran wajib, dan / atau muatan lokal, dan / atau pengembangan diri

3). Mata pelajaran wajib dan / atau Mulok yang terkait PLH dilengkapi dengan Ketuntasan minimal belajar Adanya ketuntasan minimal belajar pada mata pelajaran wajib dan / atau muatan lokal yang terkait dengan pelestarian fungsi lingkungan, mencegah terjadinya pencemaran, dan / atau kerusakan lingkungan hidup. b. Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah (RKAS) memuat program

dalam upaya perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup, meliputi : kesiswaan, kurikulum dan kegiatan pembelajaran, peningkatan kapasitas pendidik dan tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, budaya dan lingkungan sekolah, peran masyarakat dan

kemitraan, peningkatan dan pengembangan mutu. Sekolah memiliki

anggaran untuk upaya perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup sebesar 20 % dari total anggaran sekolah. Anggaran sekolah dialokasikan secara proporsional untuk kegiatan kesiswaan, kurikulum dan kegiatan pembelajaran, peningkatan kapasitas pendidik dan tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, budaya dan lingkungan sekolah, peran masyarakat dan kemitraan, peningkatan dan pengembangan mutu.

(16)

2. Pelaksanaan Kurikulum Berbasis Lingkungan

a. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) memuat kebijakan upaya perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup

1). Menerapkan pendekatan, strategi, metode, dan teknik

pembelajaran yang melibatkan peserta didik secara aktif dalam pembelajaran (Pakem / belajar aktif / partisipatif ) ; 70 % tenaga pendidik menerapkan metode yang melibatkan peserta didik secara aktif (demonstrasi, diskusi FGD), simulasi (bermain peran), pengalaman lapangan, curah pendapat, debat, simposium, laboratorium (praktek langsung), penugasan, observasi, project percontohan, dll).

2). Mengembangkan isu lokal dan atau isu global sebagai materi pembelajaran LH sesuai dengan jenjang pendidikan ; 70 % tenaga pendidik mengembangkan isu lokal (daerah) dan isu global yang terkait den¬gan PPLH

3). Mengembangkan indikator dan instrumen penilaian

pembelajaran LH 70 % tenaga pendidik me-ngembangkan indikator pem-belajaran dan instrumen penilaian yang terkait dengan PPLH

4). Menyusun rancangan pembelajaran yang lengkap, baik untuk kegiatan di dalam kelas, laboratorium, maupun di luar kelas 70 % tenaga pendidik menyusun rancangan pembelajaran yang terkait dengan PPLH.

5). Mengikutsertakan orang tua peserta didik dan masyarakat dalam program pembelajaran LH Prosentase tenaga pendidik yang mengikutsertakan orang tua peserta didik dan masyarakat yang terkait dengan PPLH. (SD sebesar 50%, SMP sebesar 40%, SMA/SMK sebesar 30%)

(17)

6). Mengkomunikasi - kan hasil-hasil inovasi pembelajaran LH. Hasil inovasi pembelajaran LH dikomunikasikan melalui : majalah dinding, buletin sekolah, pameran, website, radio, TV, surat kabar, jurnal, dl

b. Peserta didik melakukan kegiatan pembelajaran tentang perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup

1). Mengkaitkan pengetahuan konseptual dan prosedural dalam pemecahan masalah LH, serta penerapannya dalam kehidupan seharihari. 70 % peserta pendidik mempunyai kemampuan memecahkan masalah LH.

2). Menerapkan pengetahuan LH yang diperoleh untuk memecahkan masalah LH dalam kehidupan sehari-hari di sekolah. 50 % peserta didik mempunyai kemampuan memecahkan masalah terkait: a). Pengelolaan sumber daya air

b). Pengelolaan sampah; c). Hemat energi;

d). Perlindungan lingkungan (pohon, taman).

3). Mengkomunikasikan hasil pembelajaran LH dengan berbagai cara dan media. 50 % peserta didik mengkomunikasikan hasil pembelajaran LH melalui : majalah dinding, buletin sekolah, pameran, website, radio, TV, surat kabar, jurnal, dll

3. Kegiatan Lingkungan Berbasis Partisipatif memiliki standar;

a. Melaksanakan kegiatan perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup yang terencana bagi warga sekolah

1). Memelihara dan merawat gedung dan lingkungan sekolah oleh warga sekolah antara lain; piket kebersihan kelas, Jumat Bersih, lomba kebersihan kelas, kegiatan pemeliharaan taman oleh masing masing kelas, dll 80 % warga sekolah terlibat dalam pemeliharaan gedung dan lingkungan sekolah , antara lain; piket kebersihan kelas, Jumat Bersih, lomba kebersihan kelas, kegiatan pemeliharaan taman oleh masing masing kelas, dll.

(18)

2). Memanfaatkan lahan dan fasilitas sekolah sesuai kaidah - kaidah perlindungan dan pengelolaan LH (dampak yang diakibatkan oleh aktivitas sekolah) antara lain ; pemeliharaan taman, toga, rumah kaca (green house), hutan sekolah. pembibitan, kolam, pengelolaan sampah, dll 80 % warga sekolah memanfaatkan lahan dan fasilitas sekolah sesuai kaidah-kaidah PPLH antara lain; pemeliharaan taman, toga, rumah kaca (green house), hutan sekolah. pembibitan, kolam, pengelolaan sampah, dll

3). Mengembangkan kegiatan ekstra kurikuler (pramuka, Karya Ilmiah Remaja, dokter kecil, Palang Merah Remaja, Pecinta Alam, dll) yang sesuai dengan upaya perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup 80 % kegiatan ekstra-kurekuler (pramuka, Karya Ilmiah Remaja, dokter kecil, Palang Merah Remaja, Pecinta Alam, dll) yang dimanfaatkan untuk pembelajaran terkait dengan PPLH seperti : pengomposan, tanaman toga, biopori, daur ulang, pertanian organik, biogas, dll 4). Adanya kreativitas dan inovasi warga sekolah dalam upaya perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup, klasifikasi kegiatan kreativitas dan inovasi dari warga sekolah dalam upaya PPLH, sebagai berikut : daur ulang sampah, pemanfaatan dan pengolahan air, karya ilmiah, karya seni, hemat energi, energi alternatif.

5). Mengikuti kegiatan aksi lingkungan hidup yang dilakukan oleh pihak luar, tenaga pendidik mengikuti 6 (enam) kegiatan aksi lingkungan hidup yang dilakukan oleh pihak luar dan peserta didik mengikuti 6 (enam) kegiatan aksi lingkungan hidup yang dilakukan oleh pihak luar.

b. Menjalin kemitraan dalam rangka perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup dengan berbagai pihak (masyarakat, pemerintah, swasta, media, sekolah lain).

(19)

1). Memanfaatkan narasumber untuk meningkatkan pembelajaran

lingkungan hidup, Memanfaatkan narasumber untuk

meningkatkan pembelajaran lingkungan hidup antara lain; Kuliah Umum, ceramah jumat bersih, apel bendera, pekan lingkungan. 3 (tiga) mitra yang dimanfaatkan sebagai nara sumber untuk meningkatkan pembelajaran lingkungan hidup antara lain : orang tua, alumni, komite sekolah, LSM, Media (pers), dunia usaha, Konsultan, instansi pemerintah daerah terkait, sekolah lain, dll 2). Mendapatkan dukungan konsultan / nara sumber dari kalangan

yang terkait dengan sekolah (orang tua, alumni, Media (pers), dunia usaha, pemerintah, LSM, Perguruan tinggi, sekolah lain) untuk meningkatkan upaya perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup di sekolah 3 (tiga) mitra yang mendukung dalam bentuk materi untuk kegiatan yang terkait dengan PPLH seperti : pelatihan yang terkait PPLH, pengadaan sarana ramah lingkungan, pembinaan dalam upaya PPLH.

3). Meningkatkan peran komite sekolah dalam membangun kemitraan untuk pembelajaran lingkungan hidup dan upaya perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup. 3 (tiga) kemitraan yang difasilitasi oleh komite sekolah terkait dengan pembelajaran lingkungan hidup dan upaya perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup

4). Warga sekolah menjadi narasumber dalam rangka pembelajaran lingkungan hidup 3 (tiga) kali menjadi nara sumber dalam rangka pembelajaran lingkungan hidup, Seperti : sekolah lain, seminar, pemerintah daerah, dll

5). Memberi dukungan untuk meningkatkan upaya perlindungan dan pengelolaan LH 3 (tiga) dukungan yang diberikan sekolah dalam upaya PPLH, seperti : bimbingan teknis pembuatan biopori, pengelolaan sampah, pertanian organik, bio gas, dll

(20)

4. Pengelolaan sarana pendukung ramah lingkungan memiliki standar; standar implementasi pencapaian

a. Ketersediaan sarana prasarana pendukung yang ramah lingkungan 1). Menyediakan sarana prasarana untuk mengatasi permasalahan

lingkungan hidup di sekolah Tersedianya 6 (enam) sarana prasarana untuk mengatasi permasalahan lingkungan hidup di sekolah sesuai dengan standar sarana dan prasarana Permendiknas no 24 tahun 2007, seperti : air bersih, sampah (penyediaan tempat sampah terpisah, komposter), tinja, air limbah/drainase, ruang terbuka hijau, kebisingan/ getaran/ radiasi, dll

2). Menyediakan sarana prasarana untuk mendukung pembelajaran lingkungan hidup di sekolah tersedianya 6 (enam) sarana prasarana pendukung pembelajaran lingkungan hidup, antara lain; pengomposan, pemanfaatan dan pengolahan air, hutan/ taman / kebun sekolah, green house, toga, kolam ikan, biopori, sumur resapan, biogas, dll)

b. Peningkatan kualitas pengelolaan sarana dan prasarana yang ramah lingkungan di sekolah

1). Memelihara sarana dan prasarana sekolah yang ramah lingkungan Sekolah memiliki anggaran untuk upaya perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup sebesar 20 % dari total anggaran sekolah.

2). Meningkatkan pengelolaan dan pemeliharaan fasilitas sanitasi sekolah Tersedianya 4 (empat) unsur mekanisme pengelolaan dan pemeliharaan sarana meliputi : penanggung jawab, tata tertib, pelaksana (daftar piket), pengawas, dll terkait dalam kegiatan penyediaan dan pemakaian sarana fasilitas sanitasi sekolah. 3). Memanfaatkan listrik, air dan ATK secara efisien 20% efisiensi

(21)

4). Meningkatkan kualitas pelayanan kantin sehat dan ramah lingkungan Kantin melakukan 3 (tiga) upaya dalam rangka meningkatkan kualitas pelayanan kantin sehat dan ramah lingkungan, meliputi :

• Kantin tidak menjual makanan / minuman yang mengandung bahan pengawet / pengenyal, pewarna, perasa yang tidak sesuai dengan standar kesehatan.

• Kantin tidak menjual makanan yang tercemar / terkontaminasi, kadaluarsa.

• Kantin tidak menjual makanan yang dikemas tidak ramah lingkungan, seperti : plastik, styrofoam, aluminium foil.

G. Pelaksana Program Adiwiyata

Pelaksana program Adiwiyata terdiri dari tim Kabupaten dan tim sekolah. Unsur dan peran masing - masing tim seperti tercantum dibawah ini;

1. Tim Kabupaten

Tim Kabupaten terdiri dari berbagai unsur sebagai berikut : Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan Pemukiman dan Lingkungan Hidup Kabupaten (koordinator), Dinas Pendidikan, Kantor Agama, LSM pendidikan lingkungan, media, swasta, sekolah Adiwiyata Propinsi. Tim kabupaten ditetapkan melalui Surat Keputusan Bupati dengan peran dan tugas pokok dari tim kabupaten adalah sebagai berikut;

a. Mengembangkan / Melaksanakan program Adiwiyata b. Sosialisasi program adiwiyata kepada sekolah

c. Bimbingan teknis kepada sekolah

d. Membuat Pilot project untuk 4 satuan pendidikan yang berbeda (SD, SMP, SMA, SMK)

e. Menetapkan penghargaan sekolah adiwiyata tingkat Kabupaten

f. Melakukan Evaluasi dan pelaporan keterlaksanaan program Adiwiyata kepada Bupati tembusan kepada Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan Pemukiman dan Lingkungan Hidup Propinsi.

(22)

2. Tim Sekolah

Tim sekolah terdiri dari berbagai unsur sebagai berikut : guru, siswa, komite sekolah, tenaga non pendidikan dan alumni, tim sekolah di tetapkan melalui SK Kepala Sekolah dengan Peran dan tugas pokok sebagai berikut; a. Mengkaji kondisi lingkungan hidup sekolah, kebijakan sekolah,

kurikulum sekolah, kegiatan sekolah, dan sarana prasarana

b. Membuat rencana kerja dan mengalokasikan anggaran sekolah berdasarkan hasil kajian tersebut di atas, dan disesuaikan dengan komponen, standar, dan implementasi adiwiyata

c. Melaksanakan rencana kerja sekolah d. Melakukan pemantauan dan evaluasi.

e. Menyampaikan laporan kepada Kepala Sekolah tembusan Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan Permukiman dan Lingkungan Hidup Kabupatan dan Instansi terkait.

H. Pembinaan Sekolah Adiwiyata

1. Pengertian Pembinaan Adiwiyata

Suatu tindakan yang dilakukan oleh organisasi / lembaga atau pihak lainnya untuk melakukan pembinaan dalam meningkatkan pencapaian kinerja program adiwiyata yang berdampak positif terhadap perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup.

2. Tujuan Pembinaan

a. Meningkatkan kapasitas sekolah untuk mewujudkan sekolah Adiwiyata atau sekolah peduli dan berbudaya lingkungan

b. Meningkatkan kapasitas kelembagaan dan sumberdaya manusia dalam pengelolaan program Adiwiyata

c. Meningkatkan pencapaian kinerja pengelolaan Adiwiyata baik di propinsi maupun di kabupaten termasuk sekolah dan masyarakat

(23)

3. Mekanisme Pembinaan

a. Pelaksana pembinaan meliputi tim Kabupaten melakukan pembinaan program Adiwiyata terhadap sekolah dalam rangka percepatan pelaksanaan dan pencapaian program Adiwiyata di sekolah dengan langkah pembinaan sebagai berikut :

1) Melakukan sosiaslisasi Panduan Adiwiyata di sekolah

2) Melakukan pendampingan dalam mewujudkan sekolah Adiwiyata

3) Melakukan bimbingan teknis kepada sekolah

4) Melaksanakan sekolah model / percontohan Adiwiyata

5) Monitoring dan evaluasi pelaksanaan program Adiwiyata di sekolah

6) Melaporkan hasil pembinaan kepada Bupati dan pihak terkait

b. Materi pembinaan program Adiwiyata meliputi :

1) Tujuan, program, materi Adiwiyata seperti : komponen, standar, dan implementasi adiwiyata

2) Pengkajian kondisi lingkungan hidup sekolah, kebijakan sekolah,

kurikulum sekolah, kegiatan sekolah, dan sarana prasarana

3) Penyusunan rencana kerja dan mengalokasikan anggaran sekolah

berdasarkan hasil kajian tersebut di atas, dan disesuaikan dengan komponen, standar, dan implementasi adiwiyata

4) Pelaksanaan kegiatan program Adiwiyata di sekolah

5) Pemantauan dan evaluasi oleh sekolah

6) Pembuatan dan penyampaian laporan oleh Sekolah.

4. Laporan pelaksanaan pembinaan Adiwiyata meliputi:

a. Laporan pelaksanaan pembinaan Adiwiyata dan rekapitulasi evaluasi hasil pelaksanaan program adiwiyata tingkat kabupaten disampaikan oleh Kepala Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan Pemukiman dan Lingkungan Hidup Kabupaten kepada Bupati, tembusan kepada Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan Pemukiman dan Lingkungan Hidup propinsi.

(24)

b. Laporan pembinaan Adiwiyata didokumentasikan dan dikomunikasikan kepada pihak terkait dan masyarakat luas melalui web-site atau media komunikasi lainnya.Program pembinaan menyesuaikan dengan permasalahan dan kebutuhan masing - masing daerah. program pembinaan dapat berupa pengembangan materi

pembelajaran LH, pengembangan metode pembelajaran,

pengembangan SDM, pengembangan kemitraan dan kerja sama dengan pihak lain, pencapaian kinerja pengelolaan program Adiwiyata, dan lain sebagainya. Untuk lebih jelasnya mekanisme pembinaan antara Tim Nasional, Tim Propinsi, Tim Kabupaten dan sekolah.

I. Pemberian Penghargaan Adiwiyata

1. Pengertian Penghargaan Adiwiyata

Penghargaan Adiwiyata merupakan pemberian insentif yang diberikan kepada sekolah yang telah berhasil memenuhi 4 (empat) komponen program Adiwiyata. Bentuk insentif yang diberikan dapat berupa piagam, piala dan atau bentuk penghijauan lainnya.

2. Tujuan Pemberian Penghargaan Adiwiyata

a. Sebagai wujud apresiasi atas usaha yang telah dilakukan sekolah dalam upaya melaksanakan perlindungan dan pengelolaan lingkungan dalam proses pembelajaran,

b. Sebagai tanda bahwa suatu sekolah telah melaksanakan 4 (empat) komponen sekolah adiwiyata,

c. Sebagai dasar untuk pelaksanaan pembinaan program adiwiyata yang harus dilaksanakan oleh pihak kabupaten, propinsi, dan pusat.

3. Jenis dan Bentuk Penghargaan

a. Sekolah Adiwiyata kabupaten mendapat penghargaan dari Bupati, bentuk penghargaan berupa piagam dan piala

b. Sekolah Adiwiyata propinsi mendapatkan penghargaan dari Gubernur, bentuk penghargaan berupa piagam dan piala

(25)

sedangkan sekolah Adiwiyata Nasional dengan nilai terbaik mendapat piala dari Menteri Lingkungan hidup.

d. Sekolah Adiwiyata Mandiri mendapatkan penghargaan piagam dari Menteri Lingkungan Hidup dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan. Sedangkan piala dari Menteri Lingkungan Hidup, hanya untuk sekolah Adiwiyata Mandiri dengan nilai terbaik, piala penghargaannya diserahkan oleh Presiden

4. Mekanisme Pemberian Penghargaan

a. Calon sekolah Adiwiyata terpilih, menyampaikan dokumen

berdasarkan lembar evaluasi sekolah Adiwiyata disertai bukti pendukung terkait pencapaian dari 4 komponen Adiwiyata

b. Tim kabupaten menetapkan jenjang dan jumlah sekolah yang akan dilakukan evaluasi hasil pelaksanaan program adiwiyata

c. Tim adiwiyata kabupaten melakukan evaluasi terkait pencapaian dari 4 komponen adiwiyata

d. Bagi sekolah yang memenuhi standar Administratif dilakukan

observasi lapangan dengan menggunakan lembar evaluasi sekolah Adiwiyata. Antara lain; pelaksanaan kurikulum berbasis lingkungan, kegiatan lingkungan berbasis partisipatif, dan pengelolaan sarana pendukung ramah lingkungan.

e. Berdasarkan matrik rekapitulasi evaluasi hasil pelaksanaan program adiwiyata, tim Adiwiyata Kabupaten menetapkan nilai pencapaian sekolah.

f. Penetapan sekolah sebagai penerima penghargaan sekolah Adiwiyata tingkat kabupaten apabila mencapai nilai minimal 56, yaitu 70 % dari total nilai maksimal (80).

g. Sekolah Adiwiyata tingkat Kabupaten dapat diusulkan untuk ikut dalam seleksi penerimaan penghargaan Sekolah Adiwiyata tingkat Propinsi, apabila sudah mencapai nilai minimal 64 yaitu 80% dari total nilai maksimal (80).

(26)

J. Kode Etik Tim Adiwiyata

1. Melakukan pembinaan dan evaluasi secara obyektif dan independen sesuai

fakta di lapangan;

2. Menaati semua ketentuan mekanisme pembinaan dan evaluasi

3. Tidak menerima dan / atau menjanjikan untuk memberikan sesuatu dalam

bentuk apapun yang berhubungan dengan pembinaan dan evaluasi;

4. Berkomunikasi secara sopan dan profesional dalam melaksanakan

pembinaan dan evaluasi;

5. Berpenampilan pantas dan rapi dalam melaksanakan pembinaan dan

evaluasi;

6. Menjaga rahasia hasil evaluasi sesuai ketentuan yang berlaku

7. Pelanggaran terhadap kode etik dapat dikenakan sanksi berupa

pemberhentian sebagai tim adiwiyata.

8. Pemberhentian tim adiwiyata dilakukan pada tingkat Kabupaten oleh Bupati.

K. Pembiayaan Program Adiwiyata

Untuk mencapai tujuan program yang telah ditetapkan, maka diperlukan dukungan pembiayaan untuk pelaksanaan pembinaan dan pemberian penghargaan Adiwiyata yang diperoleh dari berbagai sumber antara lain :

1. Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara, Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten, dana BOS dan dana BOP sekolah

2. Sumber lain yang tidak mengikat sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

L. Kalender Kegiatan

Sebagai panduan dalam pelaksanaan Program Adiwiyata, maka di tetapkan sebuah rancangan kegiatan dalam siklus program tersebut. Jenis kegiatan dan rencana waktu dimaksud sebagai berikut ini:

(27)

3. Pelatihan/ TOT

4. Pembinaan Adiwiyata Kabupaten 5. Monitoring Pemantauan Kabupaten 6. Pemberian Penghargaan

7. Evaluasi keterlaksanaan program Adiwiyata 8. Informasi dan Komunikasi program Adiwiyata

Dalam rangka melaksanakan rencana tersebut di atas, dibutuhkan sinergisitas kegiatan antara tim Kabupaten dan sekolah.

Tabel 4

Matrik Kegiatan Program Adiwiyata Kabupaten kayong Utara Tahun 2017

No Kegiatan Waktu Kegiatan (bulan) Ket

1. 2. 3. 4. 5.

Sosialisasi Panduan Adiwiyata Pembinaan Adiwiyata

Monitoring Pemantauan Kabupaten Pemberian Penghargaan

Evaluasi Keterlaksaan Adiwiyata

April – November 2017 April – November 2017 November – Desember 2017 Februari 2018

November 2017

(28)

BAB III

HASIL KEGIATAN

PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP DAN ADIWIYATA

A. Pembinaan Sekolah Adiwiyata

Pelaksanaan program sekolah Adiwiyata di Kabupaten Kayong Utara tahun 2017 antara lain adalah pembinaan terhadap sekolah dan pengenalan program Adiwiyata serta pendidikan Lingkungan Hidup. Pembinaan ini dilakukan oleh tim yang terdiri dari instansi terkait dan organisasi/lembaga masyarakat (yang bergerak di bidang pendidikan lingkungan hidup). Terdapat 10 sekolah yang menjadi calon sekolah binaan Program Adiwiyata dengan membuat surat pernyataan sebagai sekolah binaan Adiwiyata dan 7 (tujuh) sekolah yang tidak membuat / mengembalikan surat pernyataan sebagai sekolah binaan Adiwiyata ke Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan Permukiman dan Lingkungan Hidup dan sekolah sekolah tersebut tersebar di 4 (empat) Kecamatan yang ada di wilayah Kabupaten Kayong Utara.

Pembinaan sekolah Adiwiyata dilaksanakan dengan melibatkan Dinas Pendidikan, Yayasan ASRI Sukadana, Yayasan Palung dan Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan Permukiman dan Lingkungan Hidup Kabupaten Kayong Utara dengan metode sosialisasi pengenalan sekolah Adiwiyata terhadap guru dan siswa serta pembinaan dalam penyusunan dan pembuatan dokumen – dokumen administrasi sebagai sekolah Adiwiyata.

(29)

Tabel 5

Calon Sekolah Adiwiyata Kabupaten Kayong Utara Tahun 2017 No Nama Sekolah Komitmen Sekolah Ket Surat Pernyataan Quisioner 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. SDN 4 Teluk Batang SDN 10 Simpang Hilir SMKN 1 Teluk Batang SDN 35 Simpang Hilir SMKN 1 Sukadana SDN 3 Sukadana SMKN 1 Pulau Maya SMPN 1 Pulau Maya SMPN 3 Pulau Maya SDN 1 Pulau Maya 8 Mei 2017 8 Mei 2017 16 Mei 2017 18 Mei 2017 21 Mei 2017 22 Mei 2017 23 Mei 2017 29 Mei 2017 31 Mei 2017 31 Mei 2017 Tidak Ada Ada Ada Tidak Ada Tidak Ada Ada Ada Ada Ada Ada

Sumber : Seksi PKPM Bidang Perlindungan LH Tahun 2017

Pembinaan tersebut dilakukan dalam rangka meningkatkan kapasitas sekolah untuk mewujudkan sekolah Adiwiyata, meningkatkan kapasitas kelembagaan dan sumberdaya manusia dalam pengelolaan program Adiwiyata dan meningkatkan pencapaian kinerja pengelolaan Adiwiyata di Kabupaten Kayong Utara agar nantinya layak untuk diusulkan ke tingkat propinsi maupun nasional.

Di samping calon sekolah Adiwiyata yang bersedia menjadi sekolah binaan, dari 13 sekolah berpredikat sekolah adiwiyata Kabupaten di Kabupaten Kayong Utara, hanya 5 (lima) sekolah yang tetap menjadi sekolah binaan pada tahun 2017 sedangkan 8 (delapan) sekolah tidak bersedia lagi menjadi sekolah binaan pada tahun 2017, hal ini disebabkan 8 (delapan) sekolah tersebut mempunyai target pencapaian Akreditasi tingkat nasional.

(30)

Tabel 6

Pembinaan Lanjutan Sekolah Adiwiyata Kabupaten Kayong Utara Tahun 2017

No Nama Sekolah Predikat Adiwiyata Ket

Kab Prop 1 2 3 4 5 MIN Sukadana

SMUN 2 Simpang Hilir SMPN 3 Sukadana SMUN 3 Simpang Hilir SDN 2 Teluk Batang 2012, 2013 2014 2014, 2016 2015 2016 2014 2015 - - -

Sumber : Seksi PKPM Bidang Perlindungan LH Tahun 2017

Pembinaan yang dilakukan pada sekolah Adwiyata Kabupaten maupun calon sekolah adiwiyata tersebut adalah sebagai upaya meningkatkan pemahaman warga sekolah dalam pengelolaan dan perlindungan terhadap lingkungan hidup yang merupakan tanggung jawab seluruh pihak dan lapisan masyarakat. Hal ini juga perlu di berikan pemahaman kepada generasi muda khususnya mereka yang sedang menempuh jalur pendidikan. Sekolah merupakan institusi yang tepat untuk meningkatkan pengetahuan dan pembiasaan kepedulian terhadap lingkungan baik melalui proses belajar mengajar yang terintegrasi dalam kurikulum maupun melalui kegiatan partisipatif dan kegiatan organisasi yang ada. Seluruh warga sekolah dapat berperan aktif dalam pemeliharaan kebersihan lingkungan, penghijauan, dan pengelolaan sampah. Hal inilah yang menjadi komponen penyusunan program Adiwiyata seperti yang dijelaskan berikut ini:

1. Kebijakan Berwawasan Lingkungan, meliputi:

a. Kurikulum Tingkat satuan Pendidikan (KTSP) yang memuat upaya perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup.

b. Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah (RKAS) memuat Program

(31)

2. Pelaksanaan Kurikulum Berbasis Lingkungan, memilki standar:

a. Tenaga pendidik memiliki kompetensi dalam mengembangkan

kegiatan pembelajaran lingkungan hidup.

b. Peserta didik melakukan kegiatan pembelajaran tentang pengelolaan

lingkungan hidup.

3. Kegiatan Lingkungan Berbasis Partipasif, memiliki standar:

a. Melaksanakan kegiatan perlindungan dan pengelolaan lingkungan

hidup yang terencana bagi warga sekolah.

b. Menjalin kemitraan dalam rangka perlindungan dan pengelolaan

lingkungan hidup dengan berbagai pihak (masyarakat, pemerintah, swasta, media, sekolah lain).

4. Pengelolaan sarana pendukung ramah lingkungan, memiliki standar:

a. Ketersediaan sarana prasarana pendukung yang ramah lingkungan

b. Peningkatan kualitas pengelolaan sarana dan prasarana yang ramah lingkungan di sekolah.

Pembinaan yang telah dilakukan terhadap 15 sekolah memberikan dorongan agar sekolah menerapkan pendidikan lingkungan hidup kedalam kurikulum sekolah baik secara monolitik maupun intergrasi dan dapat meningkatkan partisipasi baik warga sekolah maupun pihak terkait dan masyarakat agar bersama - sama menjaga lingkungan sekolah. Secara umum kondisi fisik sekolah cukup memadai dan telah menerapkan pembelajaran secara spontan, namun kendala yang masih ditemukan adalah sarana air bersih, kebersihan sekolah, pengetahuan peserta didik tentang pengelolaan lingkungan dan drainase yang belum tersedia.

B. Monitoring / Evaluasi

Berdasarkan hasil pembinaan dan evaluasi sekolah binaan Adiwiyata, tim Kabupaten melakukan evaluasi terhadap pencapaian Adiwiyata (sesuai standar pada buku panduan Adiwiyata) pada tim Adiwiyata sekolah, terdapat 4 (empat) sekolah yang layak mengikuti evaluasi (penilaian) program Adiwiyata Tingkat Kabupaten Kayong Utara Tahun 2017, yaitu: SDN 2 Teluk

(32)

Batang, SDN 4 Teluk Batang, SDN 10 Simpang Hilir dan SMUN 3 Simpang Hilir.

Dari 4 (empat) sekolah yang di nilai, ada 3 (tiga) sekolah yang memenuhi persyaratan menjadi sekolah Adiwiyata Kabupaten dengan minimal nilai 56 atau 70 %, yakni SDN 2 Teluk Batang dengan total nilai 65,8 atau 82,25%, SDN 4 Teluk Batang dengan total nilai sebesar 64,5 atau 80,62%, SMUN 3 Simpang Hilir dengan total nilai sebesar 70,3 atau 87,87%, sedangkan untuk SDN 10 Simpang Hilir dengan nilai total 38,5 atau 48,12% belum dapat di usulkan untuk menjadi sekolah Adiwiyata Kabupaten. Selanjutnya ketiga sekolah tersebut akan di usulkan untuk mengikuti penilaian tingkat propinsi Kalimantan Barat pada tahun 2018.

C. Penghargaan Adiwiyata

Penghargaan sekolah Adiwiyata diberikan kepada Sekolah - sekolah yang telah berhasil mengembangkan dan menerapkan pendidikan lingkungan hidup dan telah memenuhi komponen yang menjadi standar penilaian Sekolah Adiwiyata dan mendapatkan penghargaan oleh Bupati Kayong Utara sebagai Sekolah Adiwiyata Tingkat Kabupaten yang rencananya akan di berikan pada tahun 2018 bertepatan dengan hari pendidikan nasional.

Tabel 7

Hasil Evaluasi Sekolah Adiwiyata Kabupaten Kayong Utara Tahun 2017 Nama Sekolah Elemen Penilaian Jumlah Komponen 1 Komponen 2 Komponen 3 Komponen 4 SDN 2 T. Batang SDN 4 T. Batang SDN 10 S. Hilir SMUN 3 S. Hilir 16,0 18,0 15,0 20,0 17,3 16,0 11,0 18,0 15,5 15,5 5,0 15,3 17,0 15,0 7,5 17,0 65,8 64,5 38,5 70,3

(33)

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Kegiatan Program Adiwiyata di Kabupaten Kayong Utara mendapat

sambutan positif dan antusias dari sekolah - sekolah yang menjadi peserta serta pihak terkait terutama Lembaga Swadaya Masyarakat yang telah lebih dahulu membantu menerapkan Program Pendidikan Lingkungan Hidup di sekolah.

2. Program Adiwiyata adalah untuk menciptakan sekolah yang peduli dan berbudaya Lingkungan Hidup sehingga seluruh warga sekolah memiliki peran masing – masing dalam upaya meningkatkan perlindungan dan

pengelolaan lingkungan hidup melalui kegiatan pengendalian

pencemaran, pengendalian kerusakan dan pelestarian fungsi lingkungan hidup di sekolah.

3. Hasil penilaian yang dilaksanakan oleh tim penilai Kabupaten telah di tetapkan 3 (tiga) sekolah yakni SDN 02 Teluk Batang, SDN 04 Teluk

Batang dan SMUN 03 Simpang Hilir mendapat predikat sekolah Adiwiyata Kabupaten dan akan diusulkan untuk mengikuti sekolah Adiwiyata Tingkat Propinsi Kalimantan Barat tahun 2018.

B. Saran

1. Mewujudkan Sekolah - Sekolah yang Peduli dan Berbudaya Lingkungan

di Kabupaten Kayong Utara yang berkelanjutan.

2. Membentuk tim Adiwiyata Kabupaten untuk membangun komitmen

bersama dalam mewujudkan sekolah Adiwiyata Mandiri dan mengalokasikan prioritas anggaran dalam kebijakan untuk pelaksanaan sekolah Adiwiyata

3. Meningkatkan kerjasama, koordinasi serta konsultasi dengan pihak terkait baik di tingkat Kabupaten, Provinsi maupun Pusat untuk mendukung pelaksanaan program Adiwiyata.

(34)

BAB V PENUTUP

Program Adiwiyata di Kabupaten Kayong Utara diharapkan menjadi agenda rutin pemerintah Kabupaten guna lebih meningkatkan pelaksanaan program Adiwiyata, sehingga pembinaan, evaluasi dan penghargaannya dapat ditingkatkan baik secara kuantitatif maupun secara kualitatif, sehingga tercipta peningkatan kualitas sekolah baik perilaku peduli dan berbudaya lingkungan, maupun tercipta peningkatan kualitas lingkungan sekolah dan masyarakat sekitarnya yang lebih baik. Dengan semakin banyak sekolah yang mengikuti dan melaksanakan program Adiwiyata, maka semakin tercipta sikap peduli dan berbudaya lingkungan, yang diharapkan akan meningkatkan kualitas lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat. Dengan partisipasi semua pihak dalam melaksanakan dan mendukung program Adiwiyata, maka akan terjadi perubahan perilaku yang berbudaya lingkungan, peningkatan kualitas sumberdaya manusia dan kualitas lingkungan hidup, yang akan mendukung perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup menuju pembangunan berkelanjutan. Program Adiwiyata ini dapat menambah wawasan kita tentang upaya - upaya yang bisa dilakukan sekolah untuk ikut serta menyelamatkan lingkungan dengan mengajarkan perilaku cinta dan peduli lingkungan kepada seluruh warga sekolah. Dengan dimulai dari lingkup sekolah dan masyarakat sekitar kita semua berharap terwujudnya generasi - generasi yang Berbudaya Bersih dan Peduli Lingkungan.

(35)
(36)

Materi Pembinaan Sekolah Adiwiyata

1.

Profil Sekolah Calon adiwiyata

2.

Rencana Aksi Lingkungan Hidup setiap tahun

3.

Tema Lingkungan Hidup di sekolah ( Ciri khas

sekolah denga kondisi yang sesuai dengan

sekolah tersebut)

4.

Anggaran sekolah min 20 % (menyebar pada 8

standar Nasional pendidikan)

5.

Kondisi Lingkungan yang sekarang (

dokumentasi)

6.

Kondisi lingkungan yang ingin di capai

7.

Pembentukan Tim sekolah Adiwiyata

8.

Website / Blogg untuk publikasi sekolah

adiwiyata

9.

Visi dan misi sekolah

10.

Struktur organisasi sekolah adiwiyata

11.

Pemanfaatan lahan sekolah

12.

Ekstrakulikuler

13.

SK Sekolah Adiwiyata

14.

Sistim Pembelajaran

(37)

Kuesioner Sekolah Adiwiyata

Kabupaten Kayong Utara

Tahun 2017

Mengingat kebenaran data sangat diperlukan dalam proses penilaian sekolah, maka bersama ini saya sebagai kepala sekolah menyatakan bahwa pengisian kuesioner Program Adiwiyata ini telah diisi dengan sebenarnya dan dapat saya pertanggungjawabkan. ………, ……… 2017 Kepala Sekolah (……….) I. Data Sekolah 1 Nama Sekolah : ………. 2 Alamat sekolah : ………. 3 Kota/Kabupaten : ………. 4 Provinsi : ………. 5 Nomor Telepon : ………. 6 Nomor Faksimili : ……….

7 Nama Kepala Sekolah : ……….

8 Guru Penanggung Jawab (PJ) : ………. Program Adiwiyata 9 Jabatan : ………. 10 Nomor Telepon a. Rumah : ………. b. Sekolah : ………. c. HP : ………. 11 Alamat Email : ……….

II. Data Sarana dan Prasarana Sekolah

1 Luas lahan sekolah : ………m2

2 Luas bangunan sekolah ……… m2

3 Jumlah ruang kelas : ………. ruang

4 Jumlah ruang administrasi/kantor : ………. ruang

5 Ruang ibadah : ………. ruang

6 Ruang lain (sebutkan) : ………. ruang

a. ……….

b. ……….

c. ……….

(38)

8 Perpustakaan : Ada/tidak ada (…….. m2)

9 Laboratorium : Ada/tidak ada (…….. m2)

10 Bengkel : Ada/tidak ada (…….. m2)

11 Jumlah murid : ……… orang

12 Jumlah guru : ……… orang

13 Guru penanggung jawab (PJ) materi LH : Ada/tidak ada (…….. orang)

14 Nama guru PJ materi LH :……….

15 Jumlah pegawai non guru (administrasi) : ……… orang

16 Waktu jam pelajaran sekolah : a. pagi : pukul ( ……….. – ……… ) b. siang : pukul ( ……….. – ……… )

17 Jenis penghargaan tingkat daerah, nasional, internasional dalam bidang lingkungan hidup yang pernah diterima

No Jenis penghargaan Lembaga yang memberikan Tahun

1 2 3

Mohon kuesioner ini diisi dengan jawaban yang benar

A. Pengembangan Kebijakan Sekolah Peduli dan Berbudaya Lingkungan 1. (i) Apakah ada kebijakan sekolah yang peduli dan berbudaya

lingkungan di sekolahsaudara? a. belum ada

b. ada (lampirkan) (ii) Jika ada

a. SK

b. RIPS/RPS/Renstra/RKS c. KTSP

2. Apakah ada kebijakan sekolah dalam pengembangan kurikulum pembelajaran pendidikan lingkungan hidup?

a. belum ada b. ada (lampirkan)

3. (i) Apakah ada kebijakan sekolah terkait dengan pelaksanaan kegiatan rutin tahunan bertema Lingkungan Hidup ?

a. belum ada b. ada (ii) Jika ada,

a. 1-3 kegiatan bertema LH selama satu tahun (lampirkan) b. 4-6 kegiatan bertema LH selama satu tahun (lampirkan) c. > 6 kegiatan bertema LH selama satu tahun (lampirkan)

4. (i) Apakah ada kebijakan sekolah tentang peningkatan kapasitas sumber daya manusia di bidang LH bagi warga sekolah diluar peserta didik dalam 3 tahun terakhir?

a. belum ada b. ada

(39)

5. (i) Apakah ada kebijakan untuk melakukan sosialisasi penerapan

pendidikan LH kepada warga sekolah (pengawas, guru, komite sekolah, yayasan sekolah, orang tua siswa, siswa, petugas sekolah) selama 3 tahun terakhir?

a. belum ada b. ada (lampirkan) (ii) Jika ada,

a. 1-3 jenis kegiatan (lampirkan) b. 4-6 jenis kegiatan (lampirkan) c. > 6 jenis kegiatan (lampirkan)

6. Apakah ada kebijakan sekolah dalam upaya efisiensi penggunaan air, listrik, alat tulis kantor, plastik, dan bahan lainnya?

a. belum ada b. ada (lampirkan)

7. Apakah ada kebijakan sekolah terkait terciptanya lingkungan sekolah yang bersih dan sehat?

a. belum ada b. ada (lampirkan)

8. Apakah ada kebijakan sekolah untuk mengalokasikan anggaran bagi kegiatan yang terkait dengan pendidikan LH?

a. belum ada

b. ada, tidak tertuang dalam rencana anggaran pembiayaan belanja sekolah (RAPBS) (lampirkan)

c. ada, tertuang dalam RAPBS (lampirkan)

B. Pengembangan Kurikulum Berbasis Lingkungan hidup

1. (i) Apakah ada upaya pengembangan kurikulum pembelajaran pendidikan LH?

a. belum ada b. ada (ii) jika ada

a. integrasi atau monolitik b. integrasi dan monolitik

2. (i) Apakah ada upaya penambahan dan/atau pengembangan materi pendidikan LH berdasarkan isu lokal lingkungan hidup yang ada di wilayah sekitar?

a. belum ada b. ada (ii) Jika ada a. 1-3 isu b. > 3 isu

3. (i) Apakah ada penambahan dan atau pengembangan materi pendidikan LH terkait denganisu lingkungan hidup global?

a. belum ada b. ada (ii) Jika ada a. 1-3 isu

(40)

b. > 3 isu

4. (i) Apakah ada pengembangan metode pembelajaran pendidikan LH? a. belum ada

b. ada (ii) Jika ada a. 1 – 3 metode b. > 3 metode

5. (i) Apakah ada pemanfaatan sumber belajar lain tentang LH? a. belum ada

b. ada

(ii) Jika ada (jawaban bisa lebih dari 1) a. Media elektronik

b. Media cetak

c. Narasumber di luar sekolah d. Lingkungan hidup sekitar

6. (i) Apakah ada kegiatan kurikuler sekolah yang menghasilkan

karya/aksi nyata dalam hal mengimplementasikan hasil pembelajaran yang bertema LH dalam 3 tahun terakhir?

a. belum ada b. ada (ii) Jika ada

a. 1-5 jenis kegiatan (lampirkan) b. >5 jenis kegiatan (lampirkan)

C. Pengembangan Kegiatan lingkungan Berbasis Partisipatif

1. (i) Apakah ada kegiatan dalam ekstrakurikuler atau kokurikuler yang mendukung pembiasaan perilaku berbudaya lingkungan hidup peserta didik?

a. belum ada b. ada (ii) Jika ada

a. 1-3 jenis kegiatan (lampirkan) b. > 3 jenis kegiatan (lampirkan)

2. (i) Apakah ada kegiatan lingkungan yang diprakarsai oleh sekolah dan melibatkan masyarakat di sekitar lingkungan sekolah?

a. belum ada b. ada (ii) Jika ada

a. 1-3 kegiatan (lampirkan) b. >3 kegiatan (lampirkan)

3. (i) Apakah ada kegiatan lingkungan yang diprakarsai oleh pihak luar yang diikuti sekolah?

a. belum ada b. ada (ii) Jika ada

(41)

4. (i) Apakah ada kegiatan kemitraan yang dilakukan sekolah dengan pihak luar (institusi terkait, pihak swasta atau LSM) dalam

pengembangan pendidikan LH? a. belum ada

b. ada (ii) Jika ada

a. 1-3 kegiatan (lampirkan) b. >3 kegiatan (lampirkan)

D. Pengembangan dan atau Pengelolaan Sarana Pendukung Sekolah yang ramah lingkungan

1. (i) Apakah ada pemanfaatan sarana pendukung sekolah sebagai media pembelajaran LH?

a. belum ada b. ada (ii) Jika ada

a. 1-3 pemanfaatan (lampirkan) b. >3 pemanfaatan (lampirkan)

2. (i) Apakah ada pengelolaan sarana dan prasarana sekolah yang ramah lingkungan?

a. belum ada b. ada (ii) Jika ada

a. 1-3 pengelolaan (lampirkan) b. >3 pengelolaan (lampirkan)

3. (i) Apakah ada upaya pengelolaan fasilitas sanitasi untuk menunjang kebersihan dan kesehatan lingkungan sekolah?

a. belum ada b. ada (ii) Jika ada

a. 1-3 upaya (lampirkan) b. >3 upaya (lampirkan)

4. (i) Apakah ada upaya efisiensi penggunaan penghematan air, listrik, alat tulis kantor, plastik dan bahan lainnya?

a. belum ada b. ada (ii) Jika ada

a. 1-3 upaya (lampirkan) b. >3 upaya (lampirkan)

5. (i) Apakah ada upaya pengelolaan kantin dan atau makanan yang sehat di sekolah?

a. belum ada b. ada (ii) Jika ada

a. 1-3 upaya (lampirkan) b. >3 upaya (lampirkan)

(42)

6. (i) Apakah ada upaya pengelolaan sampah untuk menunjang kebersihan dan kesehatan lingkungan sekolah?

a. belum ada b. ada (ii) Jika ada

a. 1-3 upaya (lampirkan) b. >3 upaya (lampirkan)

PANDUAN PENGISIAN KUESIONER

I. PENGISIAN BAGIAN A (Pengembangan kebijakan sekolah peduli dan berbudaya lingkungan) Agar melampirkan dokumen KTSP dokumen I dan lembar pengesahan

1. Kebijakan sekolah peduli dan berbudaya lingkungan hidup tercermin dalam visi misi sekolah yang tercantum pada dokumen kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) atau rencana induk pengembangan sekolah (RIPS) atau rencana strategis (Renstra). Visi dan misi sekolah secara jelas mencerminkan peduli dan berbudaya lingkungan hidup, misal dengan mencantumkan kata-kata antara lain: pelestarian lingkungan hidup, peningkatan kualitas lingkungan hidup, mencegah pencemaran atau kerusakan lingkungan hidup, dll. Apabila belum tercantum dalam dokumen KTSP/RIPS/Renstra dapat dituangkan dalam bentuk surat keputusan. Semua dokumen di atas harus ditandatangani oleh kepala sekolah dan komite sekolah dan dibubuhi stempel sekolah. Lampirkan dokumennya 2. Kebijakan sekolah dalam pengembangan kurikulum pembelajaran pendidikan

lingkungan hidup berupa surat keputusan terkait dengan pengembangan KTSP secara integratif dan atau monolitik. Lampirkan dokumennya

3. Kebijakan sekolah terkait dengan pelaksanaan kegiatan rutin tahunan bertema LH berupa surat keputusan atau surat edaran. Kegiatan rutin tahunan yang akan dilakukan oleh sekolah berkaitan dengan peringatan hari-hari LH, atau peringatan hari-hari besar lainnya dengan mengangkat tema LH, seperti peringatan hari kemerdekaan RI, peringatan hari pahlawan, dsb. Lampirkan lengkap dengan agenda kegiatannya.

HARI – HARI PERINGATAN NASIONAL/INTERNASIONAL YANG BERTEMA LH

No Tanggal Nama Hari

1 10 Januari Hari Pencanangan Gerakan Sejuta Pohon

2 2 Februari Hari Lahan Basah

3 21 Februari Hari Peduli Sampah

4 20 Maret Hari Kehutanan Sedunia

5 22 Maret Hari Air

6 22 April Hari Bumi

7 22 Mei Hari Keanekaragaman Hayati

8 31 Mei Hari Tanpa Tembakau Sedunia

9 5 Juni Hari Lingkungan Hidup Sedunia

10 16 September Hari Ozon Internasional

(43)

4. Kebijakan tentang peningkatan kapasitas SDM warga sekolah di luar peserta didik di bidang lingkungan hidup dapat dilakukan melalui seminar, lokakarya/workshop, studi banding, training, magang, pendidikan berjenjang (formal dan non formal). Data yang disampaikan adalah data 3 tahun terakhir. (Lampirkan data pendukung: sertifikat, surat-surat, dll, masing-masing 1 data pendukung untuk tiap jenis kegiatan, sedangkan sisanya akan diverifikasi di tempat). Mohon untuk mengisi tabel di bawah ini.

5. Kebijakan sekolah untuk melakukan sosialisasi penerapan pendidikan LH kepada warga sekolah (pengawas, guru, komite sekolah, yayasan sekolah, orang tua siswa, siswa, petugas sekolah) selama 3 tahun terakhir berupa surat keputusan atau surat edaran. Sosialisasi dapat dilakukan dalam bentuk pengarahan reguler pada saat upacara bendera, rapat (pengawas, guru, komite sekolah, yayasan sekolah, orang tua siswa, siswa, petugas sekolah) dengan melampirkan agenda atau materi yang akan disampaikan. (lampirkan dokumennya).

6. Kebijakan sekolah dalam upaya efisiensi penggunaan air, listrik, alat tulis kantor, plastik dan bahan lainnya berupa surat keputusan dengan melampirkan petunjuk pelaksanaan dan penanggung jawab serta ditandatangani oleh yang berwenang. (Lampirkan dokumennya).

7. Kebijakan sekolah terkait terciptanya lingkungan sekolah yang bersih dan sehat berupa surat keputusan atau surat edaran, antara lain kegiatan 7 K (keindahan, kebersihan, kerindangan, kerapihan, ketertiban, keamanan, dan kenyamanan), tempat sampah pilah, piket kebersihan, pemeliharaan lingkungan hidup, pengaturan kawasan bebas rokok, dengan mencantumkan antara lain: petunjuk pelaksanaan dan penanggung jawab. (Lampirkan dokumen).

8. Kebijakan sekolah untuk mengalokasikan anggaran bagi kegiatan yang terkait dengan pendidikan LH khusus yang berkaitan dengan kegiatan pengembangan pendidikan lingkungan hidup, misalnya training bertema lingkungan hidup, kegiatan lingkungan hidup, penyediaan prasarana kebersihan, penghijauan, kompos, dll. (Lampirkan dokumen RAPBS atau non RAPBS).

II. PENGISIAN BAGIAN B (Pengembangan kurikulum berbasis lingkungan hidup).

Agar melampirkan dokumen KTSP dokumen II yang terkait dengan

pembelajaran PLH

1. Pengembangan kurikulum pembelajaran pendidikan LH dapat dilaksanakan secara

a) Integrasi, adalah menyisipkan materi lingkungan hidup kedalam struktur kurikulum sesuai dengan jenjang pendidikan, seperti mata pelajaran wajib, muatan lokal (selain PLH) dan pengembangan diri yang relevan b) Monolitik, adalah mengajarkan materi pendidikan lingkungan hidup

(44)

mata pelajaran, misalnya sebagai mata pelajaran PLH dalam muatan lokal. (Lampirkan silabus dan RPP mata pelajaran terkait).

2. Pengembangan materi pendidikan LH berdasarkan isu lokal yang dimaksud adalah isu lingkungan hidup yang ada di wilayah sekitar baik yang merupakan potensi maupun yang memberi dampak negatif/positif terhadap masyarakat, misalnya: pelestarian flora/fauna, kekayaan sumber daya hayati, kearifan budaya lokal, pengendalian sampah, kekeringan, pencemaran air/udara/tanah, krisis sumber daya air, penggundulan hutan, kabut asap, bencana alam, dll.

(Lampirkan silabus/RPP/modul/hand out terkait dengan isu yang dimaksud).

3. Isu LH global yang dimaksud adalah isu lingkungan hidup yang sudah diatur dalam konvensi internasional, seperti energi, ozon, perubahan iklim, keanekaragaman hayati, bahan berbahaya dan beracun, tumpahan minyak, kelautan, dll. (lampirkan silabus/RPP/modul/hand out dan dokumen lain yang mendukung)

4. Metode pembelajaran PLH yang dimaksud adalah cara belajar aktif yang berfokus pada peserta didik, seperti ceramah, demonstrasi, diskusi, simulasi, laboratorium, pengalaman lapangan, brainstorming, debat, simposium, dll. (lampirkan silabus/RPP/modul/hand out/photo).

5. Sumber belajar lain tentang PLH yang dimaksud adalah diluar buku pelajaran wajib dan guru, misalnya dari sumber media elektronik, media cetak, lingkungan alam sekitar, nara sumber di luar sekolah, dll. (lampirkan silabus/RPP/modul/hand out dan dokumen lain yang mendukung).

6. Kegiatan kurikuler yang dimaksud adalah kegiatan yang terkait dengan pelaksanaan kurikulum berbasis lingkungan hidup yang menghasilkan karya/aksi nyata bertema LH dan menjadi penilaian mata pelajaran terkait. Karya/aksi nyata tersebut misalnya hasil karya peserta didik, seperti produk tertentu. Makalah, puisi, artikel, laporan penelitian. (lampirkan dokumentasi hasil karya/aksi yang dimaksud).

III PENGISIAN BAGIAN C (pengembangan kegiatan lingkungan berbasis partisipatif)

1. Pengembangan kegiatan dalam ekstrakurikuler (kegiatan tidak diwajibkan atau kegiatan yang diminati peserta didik, seperti kegiatan: pramuka, karya ilmiah remaja, dokter kecil, palang merah remaja, pecinta alam, majalah dinding, dll); atau ko-kurikuler (kegiatan pembelajaran diluar mata pelajaran, seperti masa orientasi sekolah, pesantern kilat, karya wisata, piket kebersihan, jum’at bersih, lomba kebersihan/perawatan taman/toga, simulasi bencana, dll) yang dapat mendukung pembiasaan perilaku berbudaya lingkungan hidup yang dimaksud. (lampirkan laporan kegiatan yang terkait dengan perilaku berbudaya lingkungan hidup, dilengkapi data pendukung lainnya, seperti foto).

(45)

kegiatan-wilayah kecamatan) seperti jum’at bersih, penanaman pohon/penghijauan, pengelolaan sampah, kampanye lingkungan hidup, seminar lingkungan hidup, lomba-lomba lingkungan, dll. (lampirkan dokumen pendukungnya). 3. Kegiatan lingkungan hidup yang diprakarsai pihak luar (instansi pemerintah, pihak swasta, dan LSM) seperti: penelitian lingkungan hidup, lomba sekolah sehat (UKS), lomba kebersihan sekolah, lomba menggambar bertema LH, lomba cipta lagu LH, lomba debat/pidato/orasi bertema LH, dan aksi-aksi LH lainnya. Kegiatan ini dapat dilakukan oleh kelompok/individu. (lampirkan dokumen pendukung, antara lain: surat undangan, surat tugas, laporan, foto, sertifikat, dll).

4. Kegiatan kemitraan yang dilakukan sekolah dengan pihak luar (institusi terkait, pihak swasta, atau LSM) dalam pengembangan pendidikan LH adalah kegiatan kerja sama antara sekolah dengan berbagai pihak luar sekolah (sekolah lain, instansi pemerintah, LSM, swasta, industri, ormas, dll) dalam suatu bentuk kegiatan pembinaan/pengembangan pendidikan LH. Kemitraan tersebut harus tertuang dalam dokumen kerja sama. Kegiatan ini misalnya:

a. Adopsi terhadap sekolah oleh pihak swasta/industri dalam rangka pembinaan sekolah berbasis lingkungan hidup

b. Penyusunan materi ajar lingkungan hidup

c. Pembuatan alat peraga untuk penjelasan pembelajaran materi LH d. Penanaman pohon

(lampirkan dokumen pendukung, antara lain surat undangan, notulen, foto, sertifikat, MoU, dll).

IV PENGISIAN BAGIAN D (Pengembangan/pengelolaan sarana pendukung sekolah yang ramah lingkungan)

1. Pemanfaatan sarana pendukung sekolah yang ramah lingkungan sebagai media pembelajaran LH adalah penggunaan/pemanfaatan sarana pendukung sekolah yang telah ada untuk mendukung kegiatan pembelajaran pendidikan lingkungan hidup, misalnya: tempat sampah untuk pembelajaran pemilahan sampah, pemanfaatan taman/kebun, toga, tabulapot, flora/fauna langka, pembibitan, rumah kaca sebagai laboratorium alam untuk pembelajaran tentang keanekaragaman hayati, dll. (lampirkan silabus/RPP/laporan kegiatan, foto/dokumentasi pendukung lainnya).

2. Pengelolaan sarana dan prasarana sekolah yang ramah lingkungan hidup, misalnya:

a) Ruang kelas memiliki pengaturan cahaya, ventilasi udara secara alami b) Pemeliharaan dan pengaturan pohon peneduh/penghijauan

c) Pemanfaatan sumur resapan/biopori (Lampirkan dokumen pendukung) 3. Upaya pengelolaan fasilitas sanitasi untuk menunjang kebersihan dan kesehatan lingkungan sekolah meliputi MCK, drainase, penampungan air (bersih dan kotor), mulai dari pengadaan, pemeliharaan dan perbaikan, misalnya:

a) Pengelolaan sanitasi sekolah melibatkan guru dan peserta didik, selain tenaga khusus

Gambar

Tabel 1  Luas  Wilayah,  Jumlah  Penduduk  dan  Kepadatan  Penduduk Kabupaten Kayong Utara Menurut Kecamatan

Referensi

Dokumen terkait

3) Tim adiwiyata kabupaten/kota melakukan evaluasi administrati terhadap dokumen KTSP dan RKAS. 4) Bagi sekolah yang memenuhi standar Administratif dilakukan observasi

Terkait dengan upaya pemerintah mengimplementasikan Kebijakan Pendidikan Lingkungan Hidup yaitu dengan mencanangkan Program Adiwiyata bagi sekolah-sekolah di Indonesia, maka SMK

Penerapan sekolah peduli lingkungan atau bisa di sebut sekolah Adiwiyata yaitu sekolah program yang Kementrian Negara Lingkupan Hidup yang melakukan kerjasama dengan

Implementasi sekolah adiwiyata dilaksankan menggunakan empat komponen yaitu: (1) Kebijakan sekolah berwawasan lingkungan: visi, misi, dan tujuan berwawasan dan

mengajukan usulan calon sekolah ADIWIYATA dan sekolah ADIWIYATA kepada Menteri berdasarkan kuota yang telah ditetapkan oleh Kementerian Negara Lingkungan Hidup beserta

Membentuk kultur sekolah menjadi sangat urgen dengan pendidikan lingkungan hidup (program adiwiyata) untuk menanamkan karakter terbiasa hidup bersih, disiplin,

Hambatan yang muncul dalam pelaksanaan program Sekolah Adiwiyata antara lain: adanya merger sekolah yang menyebabkan sulitnya manajemen program pengelolaan lingkungan

Pelaksanaan Kurikulum sekolah/madrasah Berbasis LH  Tenaga pendidik memiliki kompetensi dalam mengembangkan kegiatan pembelajaran lingkungan hidup  Peserta didik melakukan