LAPORAN
KUNJUNGAN KERJA KOMISI V DPR RI
DALAM RANGKA PENINJAUAN INFRASTRUKTUR DAN TRANSPORTASI KE PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
TGL. 23 – 25 JANUARI 2020
KOMISI V DPR-RI JAKARTA, 2020
DAFTAR ISI
I. PENDAHULUAN……….………. 3
I.1. Dasar Hukum ………..……….………... 3
I.2. Maksud dan Tujuan ……….………..…. 3
I.3. Lokasi dan Waktu ………....……… 4
I.4. Agenda Kunjungan …... 4
II. HASIL PENINJUAN LAPANGAN………. 5
III. KESIMPULAN/REKOMENDASI………..………. 7
Laporan Kunjungan Spesifik Komisi V DPR RI ke Provinsi Kalimantan Timur, 2020 Hal 3 LAPORAN KUNJUNGAN KERJA KOMISI V DPR RI DALAM RANGKA PENINJAUAN
INFRASTRUKTUR DAN TRANSPORTASI KE PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
TANGGAL: 23 – 25 JANUARI 2020
=============================================================== I. PENDAHULUAN
I.1. Dasar Hukum
1. Amandemen Undang-Undang Dasar 1945; pada perubahan Pertama Pasal 20, Perubahan Kedua Pasal 20 A, perubahan Ketiga Pasal 23;
2. Undang-Undang RI Nomor 17 Tahun 2014 Tentang Majelis
Permusyawaratan Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah;
3. Peraturan Dewan Perwakilan Rakyat Indonesia Nomor 3 Tahun 2015 tentang Perubahan atas Peraturan DPR RI Nomor 1 Tahun 2014 tentang Tata Tertib Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia.
I.2. Maksud dan Tujuan
Maksud Kunjungan Kerja Spesifik Komisi V DPR RI dalam rangka Peninjauan Infrastruktur dan Transportasi ke Provinsi Kalimantan Timur ini adalah:
a. Untuk meninjau secara langsung perkembangan pembangunan infrastruktur dan transportasi di Provinsi Kalimantan Timur;
b. Untuk mengetahui dan menginventarisir permasalahan-permasalahan yang masih terjadi terkait dengan pembangunan infrastruktur dan transportasi di Provinsi Kalimantan Timur;
Sedangkan tujuan dilaksanakannya Kunjungan Kerja ini adalah dalam rangka melaksanakan Fungsi dan Tugas Dewan sesuai dengan Pasal 58, ayat (3), Peraturan Dewan Perwakilan Rakyat Indonesia Nomor 3 Tahun 2015 tentang Perubahan atas Peraturan DPR RI Nomor 1 Tahun 2014 Tentang Tata Tertib Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia, yaitu:
butir a. melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan undang-undang, termasuk APBN, serta peraturan pelaksanaannya yang termasuk dalam ruang lingkup tugasnya;
butir d. melakukan pengawasan terhadap kebijakan pemerintah.
Selanjutnya Tata Tertib DPR RI Pasal 59 ayat (3) juga menyatakan bahwa: ”Dalam melaksanakan tugas komisi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 58 ayat (3) dan tindak lanjut pengaduan masyarakat, komisi dapat:
butir f. mengadakan kunjungan kerja dalam masa reses atau mengadakan kunjungan kerja spesifik dalam masa sidang, yang hasilnya dilaporkan dalam rapat komisi untuk ditindaklanjuti”.
I.3. Lokasi dan Waktu
Lokasi Kunjungan Kerja Komisi V DPR RI dilaksanakan di Provinsi Kalimantan Timur, pada tanggal 23 – 25 Januari 2019.
I.4. Agenda Kunjungan
Agenda Kunjungan Kerja Komisi V DPR RI ke Provinsi Kalimantan Timur ini adalah: 1. Peninjauan infrastruktur Bendungan Benanga (Lempake);
2. Pertemuan Komisi V DPR RI dengan Walikota Samarinda beserta jajarannya, yang dihadiri Mitra Kerja Komisi V DPR RI di Rumah Jabatan Walikota untuk membahas infrastruktur dan transportasi Propinsi Kalimantan Timur;
Laporan Kunjungan Spesifik Komisi V DPR RI ke Provinsi Kalimantan Timur, 2020 Hal 5 II. HASIL PENINJAUAN LAPANGAN
2.1. Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 2.1.1. Ditjen Sumber Daya Air
Master plan pengendali banjir Kota Samarinda:
o Hulu: Menangani sub-sub DAS yang kritis sehingga aliran banjir yang mengalir ke bawah akan berkurang, membuat bendungan dan bangunan pengendali banjir.
o Tengah: Meminimalisasi perubahan tata guna lahan yang disesuaikan dengan tata ruang wilayah Kota Samarinda, yakni akan dibangun beberapa kolam retensi di beberapa anak sungai yang memiliki potensi banjir di sungai Karangmumus dan normalisasi pada sungai Karangmumus.
o Hilir: normalisasi pada sungai Karangmumus.
Banjir pada bulan Juli 2019 bukan hanya diakibatkan oleh air yang melimpah
dari Bendungan Lempake, tetapi juga 400 m3 dari anak-anak sungai yang ada di hilir.
Banyak lahan yang berubah fungsinya menjadi perumahan, kebun kelapa sawit,
dan daerah tambang. Lahan-lahan tersebut akan di review dan dikembalikan fungsi utamanya untuk penanganan banjir Kota Samarinda.
Bendungan Lempake dibangun pada tahun 1977 dan selesai pada tahun 1981.
Bendungan ini berfungsi sebagai bendung untuk irigasi seluas 1500 Ha, namun kini menyusut menjadi hanya 300 Ha. Kapasitas Bendungan Lempake tahun 2000 adalah sebesar 1,6 juta m3 sehingga berfungsi pula sebagai pengendali banjir. Namun kini kapasitasnya menjadi hanya tinggal 500 ribu m3 dikarenakan sedimentasi. Telah disediakan anggaran sebesar 26 miliar untuk pengerukan sedimentasi tersebut yang diharapkan dapat mengembalikan kapasitasnya kembali dan memaksimalkan fungsinya sebagai pengendali banjir.
Pengelolaan sumber daya air harus dilakukan secara komprehensif dari hulu ke
hilir. Oleh karena itu, tidak hanya masterplan pengendali banjir yang perlu di review, tetapi juga masterplan secara keseluruhan pengelolaan sumber daya air dalam Rencana Tata Ruang dan Wilayah Kota Samarinda.
Bendungan Lempake akan berfungsi sebagai penyedia air baku, pengendali
2.1.2. Ditjen Penyediaan Perumahan
Tahun 2020 dialokasikan 2500 rumah layak huni untuk Kalimantan Timur.
Indikator rumah layak huni yang awalnya hanya kondisi fisik saja, kini harus diperhatikan pula ketahanan fisik bangunan, kecukupan luas bangunan, sanitasi, dan air bersih.
Ditjen Penyediaan Perumahan memiliki Program Pengembangan Perumahan
Berbasis Komunitas. Nantinya pemerintah akan berkolaborasi untuk membantu masyarakat yang berpenghasilan tidak tetap. Usulan ini diberikan oleh Walikota Samarinda yang didasari oleh data backlog kepemilikan rumah, yang mana dari 10,4 juta masyarakat, 70% yang belum memiliki rumah adalah masyarakat berpenghasilan tidak tetap.
2.1.3. Ditjen Bina Marga
Akses dari Kota Samarinda menuju ke Ibu Kota Negara baru kini dijadikan
prioritas terutama untuk mendistribusikan bahan material dalam pembangunan IKN. Alternatif jalan juga sedang dalam proses pengkajian, untuk nantinya dapat digunakan sebagai akses pendukung Ibu Kota Negara baru.
Jalan Tol masih dalam tahap rekonstruksi dan tahun 2021 diupayakan akses
jalan tol dari Kota Samarinda menuju Bandara Balikpapan selesai dibangun. 2.2. Paparan Walikota
Masih terdapat kendala terkait pembebasan lahan di Pasar Segiri tepi sungai
Karangmumus. Pemindahan masyarakat yang bermukim di daerah tersebut belum dapat dilakukan karena belum adanya keputusan dari Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur.
Program Kota Tanpa Kumuh (Kotaku) di tepi sungai Karangmumus tahun ini
telah dianggarkan untuk Kota Samarinda, yang diharapkan dapat membantu menambah daya tampung sungai Karangmumus dan menambah keindahan Kota Samarinda.
Master plan pengendali banjir Sungai Karangmumus dapat memberikan dampak
Laporan Kunjungan Spesifik Komisi V DPR RI ke Provinsi Kalimantan Timur, 2020 Hal 7 2.3. Kementerian Perhubungan
Ditjen Perhubungan Udara
Bandar Udara Aji Pangeran Tumenggung Pranoto memiliki panjang runway
2.250 x 45 m, dengan taxi way 173 x 23 m dan apron 300 x 123m. Pada tahun 2019, bandara ini sudah melayani 1,1 juta penumpang, dengan kapasitas 1,5 juta penumpang per tahun. Saat ini Bandara APT Pranoto beroperasi dari pukul 07:00 WITA sampai dengan 18:00 WITA. Dimana jam tersibuk adalah pukul 14:00 WITA sampai dengan 15:00 WITA, dan jumlah penerbangan paling sedikit pada pukul 07:00 WITA sampai dengan 08:00 WITA. Saat ini sedang dilakukan verifikasi oleh pihak terkait, untuk dijadwalkan penerbangan malam hari.
Hibah aset pemerintah Provinsi Kalimantan Timur kepada Kementerian
Perhubungan telah dilaksanakan pada tahun 2016 dan 2019. Pemerintah Provinsi Kalimantan telah melakukan penyerahan aset ke Kementerian Perhubungan baik sisi darat tahap 1 pada tahun 2016 dan sisi udara tahap 2 pada tahun 2019, luas lahan 2,810,400 m2.
Sejak dibangun pada Mei 2018, sampai dengan Januari 2020, rata-rata
penumpang perhari adalah 4.000 jiwa. Sedangkan rata-rata pergerakan pesawat perhari adalah sebanyak 40 pergerakan.
(Kanan) Rata-rata pergerakan pesawat perhari. PERMASALAHAN:
1. Kondisi taxiway dan runway sering mengalami kerusakan (retakan, lendutan, bahkan berlubang);
2. Terdapat obstacle di perpanjangan runway 04, berupa pohon dan tanah lebih dari 4 derajat;
3. Terdapat obstacle di perpanjangan runway 22 berupa tower BTS Indosat, kelebihan ketinggian sekitar 43 m;
4. Ketika hujan turun, akses utama menuju bandara sering tergenang banjir. RENCANA PENGEMBANGAN:
1. Pada tahun 2020 ini dengan Dana Optimalisasi dari Kementerian Perhubungan tahun 2019 telah selesai pemenuhan sarana alat bantu pendaratan visual antara lain:Runway Light(Lampu Landasan Pacu),Approach Light(Lampu Pendekatan), danFlood Light
2. Pembuatansubdraindi pinggirrunway 3. Rekonstruksirunwayeksisting
4. Pelebaran Apron dari 300 x 123 m menjadi 600 x 123 m 5. Pembuatantaxiwaybaru
6. Pembangunanparallel taxiway
7. Perpanjanganrunwaydari 2.250 x 45 m menjadi 3.000 x 45 m 8. Pembebasan lahan untuk pemenuhanrunway strip300 m 9. Overlay untuk peningkatan nilai PCN
10. Pembuatan Pagar Keamanan Terbatas dan Pagar Batas Lahan 11. Pengadaan garbarata 4 set
Dengan rencana pengembangan tersebut, dijabarkan total usulan anggaran tahun 2021 yang diajukan oleh adalah sebesar Rp. 1,6 T.
Laporan Kunjungan Spesifik Komisi V DPR RI ke Provinsi Kalimantan Timur, 2020 Hal 9 III. KESIMPULAN/REKOMENDASI
1. Komisi V DPR RI mendukung Ditjen Sumber Daya Air Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat dalam upaya normalisasi bendungan Lempake untuk mengatasi banjir dan pemenuhan air baku bagi masyarakat Kota Samarinda.
2. Komisi V DPR RI meminta pemerintah Kota Samarinda bersama dengan stakeholdersterkait untuk membuat masterplan banjir dan mereview tata ruang dan wilayah Kota Samarinda, sehingga terjadi sinkronisasi dan koordinasi dalam upaya penanganan banjir Kota Samarinda.
3. Komisi V DPR RI meminta Pemerintah dan pemerintah daerah untuk memaksimalkan fungsi bendungan Benanga Lempake sebagai pengendali banjir, sumber air baku, irigasi, budidaya, serta objek wisata Kota Samarinda demi meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
IV. PENUTUP
Demikian Laporan Kunjungan Kerja Komisi V DPR RI ke Provinsi Kalimantan Timur. Laporan ini menjadi masukan bagi Komisi V DPR RI dan dapat ditindaklanjuti Pemerintah untuk melakukan perbaikan dan pembangunan infrastruktur yang saat ini sangat dibutuhkan masyarakat Provinsi Kalimantan Timur.
JAKARTA, JANUARI 2019
KETUA TIM
H. SYARIF ABDULLAH ALKADRIE, S.H., M.H. A-388