• Tidak ada hasil yang ditemukan

LITERATURE REVIEW TAX AMNESTY DAN KEPATUHAN PAJAK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "LITERATURE REVIEW TAX AMNESTY DAN KEPATUHAN PAJAK"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

LITERATURE REVIEW TAX AMNESTY DAN KEPATUHAN PAJAK

Arif Nugrahanto

Jurusan Perpajakan Politeknik Keuangan Negara STAN, Jakarta

Alamat Korespondensi: arifn@pknstan.ac.id

INFORMASI ARTIKEL ABSTRACT Diterima Pertama

[26-10-2020] Dinyatakan Diterima [23-12-2020] KATA KUNCI:

Tax Amnesty, Pengampunan Pajak, Kepatuhan Pajak, dan Studi Literatur

KLASIFIKASI JEL:

Tax Amnesty; Compliance; literature study

Research on tax amnesty and tax compliance has been carried out by many researchers, both from Indonesia and abroad. However, these studies have not generated conclusive idea. Through this research, the researcher tries to identify the similarities and differences the methodology, data, and research findings, related with tax amnesty and tax compliance, based on a qualitative approach, namely by conducting a literature study.

From the various literatures that have been analyzed, both in Indonesia and abroad, several findings are identified. That there are several studies that produce findings that tax amnesty increases adherence, but not a few studies have produced the opposite findings. This indicates that research regarding the success of tax amnesty is still open for further study. In addition, it appears that researchers in Indonesia use more “formal” compliance proxies in identifying taxpayer compliance, while researchers from abroad tend to use “material” compliance proxies, in this case tax revenue variables are usually used. And the use of research methods in order to detect an increase in tax compliance due to tax amnesty is very varied. ABSTRAK

Penelitian mengenai tax amnesty dan kepatuhan pajak telah banyak dilakukan oleh peneliti, baik dari Indonesia maupun dari luar negeri. Namun penelitian-penelitian tersebut belum menghasilkan kesimpulan yang conclusive. Melalui penelitian ini, Peneliti berusaha mengidentifikasi persamaan mauupun perbedaan dalam aspek metodologi, data, maupun temuan penelitian, terkait dengan topik tax amnesty dan kepatuhan pajak, dengan pendekatan kualitatif, yaitu denganmelakukan studi literatur.

Dari berbagai literatur yang telah dianalisis, baik di Indonesia maupun di luar negeri, diketahui beberapa hal. Bahwa terdapat beberapa penelitian yang menghasilkan temuan bahwa tax amnesty meningkatkan kepatuhan, namun tidak sedikit penelitian yang menghasilkan temuan yang sebaliknya. Hal ini mengindikasikan bahwa penelitian menganai keberhasilan tax amnesty masih sangat tebuka untuk dikaji lebih lanjut. Selain itu, terlihat bahwa peneliti di Indonesia lebih banyak menggunakan proxy kepatuhan formal dalam mengidentifikasi patuh-tidaknya wajib pajak, sedangkan peneliti dari luar negeri, cenderung menggunakan proxy kepatuhan material, dalam hal ini bisanya digunakan variable penerimaan pajak. Dan penggunaan metode penelitian untuk dalam rangka mendeteksi peningkatan kepatuhan pajak akibat tax amnesty sangat variatif.

(2)

1. PENDAHULUAN

Beberapa penelitian tentang tax amnesty dan kepatuhan Wajib Pajak dilakukan dengan metode survey. Misalnya Sari and Ayu (2017) dalam penelitiannya tentang Pengaruh Tax Amnesty, Pengetahuan Perpajakan, dan Pelayanan Fiskus terhadap Kepatuhan Wajib Pajak menemukan bahwa terdapat pengaruh positif tax amnesty dan pengetahuan perpajakan terhadap kepatuhan. Penelitian ini menggunakan metode survey dan dilakukan di wilayah Surabaya Tegalsari. Hal ini diperkuat Puspareni, Purnamawati, and Wahyuni (2017) yang mengungkapkan bahwa secara parsial dan simultan tax amnesty, pertumbuhan ekonomi, kepatuhan wajib pajak, dan transformasi kelembagaan Direktorat Jenderal Pajak berpengaruh positif dan signifikan terhadap penerimaan pajak. Penelitian ini menggunakan kuesioner dengan 100 orang responden di wilayah Bali.

Lebih lanjut, dengan pendekatan eksperimental, penelitian tentang tax amnesty juga menunjukkan bahwa tax amnesty memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap kepatuhan Wajib Pajak. Mahestyanti, Juanda, and Anggraeni (2018) mengemukakan bahwa Wajib Pajak dengan kekayaan tinggi cenderung memiliki tingkat kepatuhan yang rendah dan lebih menyukai untuk mengikuti amnesti pajak.

Namun, beberapa penelitian lainnya menghasilkan temuan yang berbeda. Gerger (2012) melakukan survey sebanyak 240 responden di Turki dan menemukan fakta bahwa rata-rata kepatuhan Wajib Pajak mengalami penurunan akibat adanya tax amnesty. Penyebabnya antara lain adalah akibat seringnya pemerintah Turki melakukan tax amnesty. Penelitian yang dilakukan oleh López‐Laborda and Rodrigo (2003) mendapati bahwa pelaksanaan tax amnesty di Spanyol tidak memberikan efek terhadap penerimaan pajak. Penelitian ini menggunakan analisis time-series dengan data dari 1979 sampai 1998. Alm, McKee, and Beck (1990) dengan menggunakan pendekatan eksperimental dalam “Amazing Grace: Tax Amnesties and Compliance” menyatakan bahwa rata-rata tingkat kepatuhan turun setelah tax amnesty. Menurutnya, tax amnesty akan berhasil meningkatkan kepatuhan apabila setelah tax amnesty dilakukan

post-amnesty enforcement. Lebih lanjut mereka

mengatakan bahwa tax amnesty akan menjadi tools yang efektif sebagai sarana transisi menuju rezim pajak yang lebih tegas.

Beberapa penelitian di atas menunjukkan fakta bahwa hubungan antara tax amnesty dengan kepatuhan pajak masih belum menghasilkan kata sepakat. Ada yang menyatakan terdapat hubungan positif, namun ada pula yang menyatakan sebaliknya. Berdasarkan hal-hal di atas, maka perlu dilakukan literature review yang lebih mendalam untuk mengetahui bagaimana

penelitian-penelitain mengenai pengaruh tax amnesty terhadap kepatuhan pajak telah dilakukan. Apakah perbedaan temuan tersebut karena aspek metodologi ataukah karena aspek demografi. Melalui penelitian ini, pertanyaan-pertanyaan tersebut akan berusaha dijawab.

2. KERANGKA TEORI

Berdasarkan UU Nomor 11 Tahun 2016, Pengampunan Pajak adalah penghapusan pajak yang seharusnya terutang, tidak dikenai sanksi administrasi perpajakan dan sanksi pidana di bidang perpajakan, dengan cara mengungkap Harta dan membayar Uang Tebusan sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini. Dalam kebijakan tax amnesty 2016 di Indonesia, pemerintah memberikan kesempatan kepada wajib pajak, baik wajib pajak orang pribadi maupun wajib pajak badan untuk mengikuti program tersebut.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kepatuhan berarti tunduk atau patuh pada ajaran atau aturan. Dalam terminology perpajakan, kepatuhan dapat diartikan ketundukan pada aturan-aturan perpajakan yang berlaku. Selanjutnya Rahayu (2010) menjelaskan bahwa terdapat dua jenis kepatuhan pajak, yaitu kepatuhan formal dan kepatuhan material. Kepatuhan formal mengacu pada suatu keadaan dimana Wajib Pajak memenuhi kewajiban secara formal sesuai dnegan ketentuan dalam undang-undang perpajakan. Sedangkan kepatuhan material adalah suatu keadaan dimana Wajib Pajak secara materi atau substansi memenuhi semua ketentuan material perpajakan, yaitu sesuai dengan esensi atau jiwa undang-undang perpajakan. Kepatuhan material ini mengacu pada kasus Wajib Pajak

Pengertian kepatuhan pajak menurut Organisation For Economic Co-Operation and Development (OECD) adalah “Degree to which a taxpayer complies (or fails to comply) with the tax rules of his country, for example by declaring income, filing a return, and paying the tax due in a timely manner.” Definisi ini dapat diartikan sebagai tingkatan Wajib Pajak untuk memenuhi (atau tidak memenuhi) kewajiban dalam peraturan-peraturan perpajakan, seperti mengungkapkan penghasilannya, menyampaikan SPT, dan membayar pajak terutang dengan tepat waktu.

Pembagian jenis kepatuhan pajak menurut Internal Revenue Service (IRS), lembaga otoritas pajak di Amerika sebagaimana dikutip dari Borwn dan Mazur (2003) terdiri dari tiga macam, yaitu:

1. Filing compliance, yakni kepatuhan penyampaian Surat Pemberitahuan secara tepat waktu;

2. Payment compliance, yakni kepatuhan pembayaran secara tepat waktu atas pajak terutang yang telah dilaporkan.

3. Reporting compliance, yakni kepatuhan pelaporan pajak dalam melaporkan pajak terutangnya secara benar dan jujur.

(3)

Reporting compliance ini memiliki substansi yang sama dengan kepatuhan material sebagaimana dijelaskan oleh Rahayu (2010), bahwa suatu kondisi dimana Wajib Pajak memenuhi semua ketentuan material perpajakan dengan melaporkan pajaknya secara benar dan jujur, sesuai dengan esensi atau jiwa ketentuan perpajakan yang berlaku.

Dalam kaitannya dengan kepatuhan Wajib Pajak, Direktorat Jenderal Pajak melalui Surat Edaran Nomor SE-15/PJ/2018 tentang Kebijakan Pemeriksaan menjelaskan beberapa indikator ketidakpatuhan Wajib Pajak. Indikator-indikator tersebut tidak secara langsung disebutkan sebagai indikator kepatuhan. Namun mengingat tujuan akhir diterbitkannya surat edaran ini adalah salah satunya adalah upaya meningkatkan kepatuhan berkelanjutan Wajib Pajak, maka beberapa indikator ketidakpatuhan tersebut pada prinsipnya dapat digunakan untuk menentukan patuh-tidaknya seorang Wajib Pajak.

Dalam surat edaran tersebut, Wajib Pajak (badan) akan diperiksa apabila terdapat beberapa kondisi, antara lain:

1. Ketidakpatuhan pembayaran dan penyampaian SPT.

2. Wajib pajak belum pernah dilakukan pemeriksaan dengan ruang lingkup seluruh jenis pajak selama 3 tahun terakhir.

3. Analisis CTTOR, Gross Profit Margin (GPM), Nett Profit Margin (NPM) dibandingkan dengan hasil benchmarking industri sejenis di kanwil terkait. Risiko ketidakpatuhan dianggap tinggi apabila selisih antara analisis tersebut dengan rata-rata industri lebih besar dari 20%.

4. Ketidaksesuaian antara profit SPT dengan profil ekonomi WP (usaha dan kekayaan) sesungguhnya berdasarkan fakta di lapangan.

5. Memiliki transaksi dengan pihak yang memiliki hubungan istimewa, berkedudukan di negara dengan tarif pajak lebih rendah dari Indonesia. 6. Memiliki transaksi afiliasi dalam negeri

(intragroup transaction) dengan nilai transaksi lebih 50% dari total nilai transaksi.

7. Memiliki transaksi afiliasi dalam negeri dengan anggota grup usaha yang memiliki kompensasi kerugian.

8. Wajib pajak yang menerbitkan faktur pajak kepada pembeli dengan NPWP 000 lebih dari 25%, dari total faktur pajak yang diterbitkan dalam satu masa pajak.

9. Terdapat hasil analisis IDLP dan/atau CTA untuk wajib pajak tersebut.

Rahayu (2010) yang membagi jenis kepatuhan pajak menjadi dua, yaitu kepatuhan formal dan kepatuhan material, maka diantara sembilan jenis indikator ketidakpatuhan menurut surat edaran tersebut, dapat dianalisis dan diintepretasikan menjadi suatu indikator

kepatuhan dan dikelompokkan menjadi sebagai berikut:

1. Indikator kepatuhan formal

a. Patuh dalam pembayaran dan penyampaian SPT.

b. Wajib pajak yang menerbitkan faktur pajak kepada pembeli dengan NPWP 000 kurang dari 25%, dari total faktur pajak yang diterbitkan dalam satu masa pajak.

2. Indikator kepatuhan material

a. Analisis CTTOR, Gross Profit Margin (GPM), Nett Profit Margin (NPM) dibandingkan dengan hasil benchmarking industri sejenis di kanwil terkait. Wajib Pajak dianggap memiliki risiko ketidakpatuhan rendah (atau dikatakan patuh) bila antara analisis tersebut dengan rata-rata industri lebih kecil dari 20%.

b. Tidak memiliki transaksi dengan pihak yang memiliki hubungan istimewa, berkedudukan di negara dengan tarif pajak lebih rendah dari Indonesia. c. Tidak memiliki transaksi afiliasi dalam

negeri (intragroup transaction) dengan nilai transaksi lebih 50% dari total nilai transaksi.

Tidak memiliki transaksi afiliasi dalam negeri dengan anggota grup usaha yang memiliki kompensasi kerugian.

3. METODE PENELITIAN

3.1. Jenis dan Sumber Data

Menurut Hart (1998) dalam bukunya “Doing a Literature Review”, literature review merupakan suatu ringkasan yang disusun secara objektif, menyeluruh dan analisis kritis dari literatur ilmiah penelitian dan literatur non-penelitian yang relevan dengan topik yang sedang dikaji. Lebih lanjut dalam jurnal yang berjudul “Writing a Literature Review” yang ditulis oleh Barbara Steward (2004) disebutkan bahwa literature review bisa saja merupakan suatu penelitian tersendiri, yang terpisah dengan penelitian lainnya atau yang disebut systematic literature review.

Steward (2004) kemudian mengidentifikasi beberapa karakteristik literature review yang baik, antara lain (1) komprehensif (comprehensive), bahwa referensi harus dikumpulkan dari berbagai disiplin ilmu yang relevan dengan topik; (2) penggunaan referensi secara penuh (fully referenced), supaya memungkinkan orang lain untuk mengikuti pola pikiran penulis; (3) selektif (selective), menggunakan kriteria tertentu dalam menentukan referensi utama yang relevan dengan topik; (4) relevan (relevant), yaitu hanya fokus pada referensi yang terkait dengan topik; (5) adanya sintesis antara ide dengan topik (a systhesis); (6) seimbang (balanced) diantara berbagai ide dan

(4)

pendapat-pendapat yang ada; (7) kritis (critical), artinya selalu bersikap kritis terhadap literatur yang ada; (8) analitis (analitycal), yaitu mengembangkan pemahaman baru atas topik yang sedang dikaji.

Strategi Literatur Review

Dalam melakukan pemilihan dan pemilahan publikasi-publikasi yang dijadikan sebagai referensi utama dalam literature review, penelitian ini juga menggunakan strategi sebagaimana dijelaskan oleh Steward (2004), yaitu seaching, appraising, dan systhesising & analysing.

Tahap searching dimulai dengan menggunakan mesin

pencari https://proquest.com dan

https://scholar.google.co.id. Pertimbangan utama penggunaan situs pencari proquest karena situs ini mampu menyajikan konten yang paling lengkap, khususnya untuk topik-topik yang berkaitan dengan ekonomi dan manajemen, sebagaimana dijelaskan oleh Karyati (2013). Dengan menggunakan kata kunci “tax amnesty, tax compliance” diperoleh 15,405 hasil pencarian jurnal publikasi dari luar negeri.

Dari berbagai macam publikasi tentang topik tersebut, kemudian dilakukan pemilahan judul-judul penelitan yang paling relevan. Hanya topik yang berkaitan dengan Pajak Penghasilan saja yang digunakan sebagai bahan analisis. Selain itu, aspek waktu juga diperhatikan, yaitu hanya publikasi yang diterbitkan 2010 ke atas. Meskipun begitu, terdapat pula beberapa publikasi pada tahun-tahun lampau, yang tetap dilakukan analisis isi (content analysis) mengingat publikasi tersebut menjadi acuan utama beberapa penulis selanjutnya.

Namun proquest memiliki keterbatasan, yaitu hanya handal dalam mencari publikasi yang berbahasa inggris. Oleh karena itu, dalam mencari referensi mengenai tax amnesty, khususnya yang berbahasa Indonesia, maka digunakan https://scholar.google.co.id/. Dengan menggunakan situs pencari ini, ditemukan sekitar 4,570 publikasi dengan kata kunci “pengampunan pajak.” Tahap berikutnya adalah terkait dengan appraising. Pada tahap ini, jurnal-jurnal yang mendapatkan sitasi yang paling banyak, akan dipertimbangkan sebagai main source dan dijadikan sebagai referensi utama dalam topik yang ditentukan. Dalam proses appraising ini, penulis menggunakan software Harzing’s Publish or Perish. Dari sini dapat diidentifikasi dengan mudah tingkat sitasi jurnal-jurnal yang terkait dengan suatu topik.

Tahap selanjutnya adalah Synthesising and Analysing. Melakukan literature review tidka sekedar membuat suatu matriks secara matematis atau sekedar membuat daftar jurnal atau publikasi. Diperlukan interpretasi, dan proses memahami mengenai isi atau

substansi suatu jurnal (content analysis). Tahap ini dilakukan dengan melakukan content analysis melalui manual screening satu per satu jurnal yang diperoleh dari tahap sebelumnya. Content yang menjadi referensi utama adalah tax amnesty dalam kaitannya dengan kepatuhan pajak.

4. HASIL PENELITIAN

1.1. Hasil Penelitian

Telaah Studi tentang Tax Amnesty di Indonesia Studi tentang tax amnesty di Indonesia, sejak awal-awal penerapan tax amnesty 2016 hingga 2020 mencapai ribuan publikasi ilmiah (sekitar 4,570 publikasi dengan kata kunci “pengampunan pajak”). Dari publikasi tersebut, melakukan manual screening dengan menambahkan kata kunci “kepatuhan pajak.” Selanjutnya, dilakukan telaah satu per satu sehingga menghasilkan 22 publikasi yang relevan dengan topik penelitian.

Dari 24 jurnal publikasi tersebut, Peneliti melakukan synthesising dan analysing, sebagimana dijelaskan oleh Steward (2004), yaitu dengan membandingkan, mengelompokkan dan menelaah substansi materi, salah satunya dengan melihat beberapa aspek kunci, seperti metodologi, temuan dan aspek lainnya. Hasil synthesising dan analysing disajikan berikut ini: - Dari 24 jurnal yang dianalisis, 12 jurnal

memberikan kesimpulan bahwa tax amnesty berpengaruh positif terhadap kepatuhan pajak, sedangkan sisanya mengungkapkan bahwa tax amnesty tidak berpengaruh atau berpengaruh secara negatif. Artinya, pengaruh tax amnesty terhadap kepatuhan wajib pajak, belum dapat dijelaskan secara clear. Hal ini mengindikasikan bahwa penelitian menganai keberhasilan tax amnesty masih belum conclusive sehingga masih tebuka untuk dilakukan penelitian lebih lanjut dengan pendekatan yang lebih komprehensif. - Hampir seluruh jurnal publikasi menggunakan

pendekatan kuantitatif, hanya satu penelitian yang menggunakan pendekatan kualitatif, yaitu penelitian Putra, A. H. P. K., Nasir, M., & Buana, A. P. (2018) yang berjudul “Mengungkap Keberhasilan Tax Amnesty: Studi Kasus pada KPP Pajak Pratama Makassar Utara.” Instrumen penelitian yang digunakan dalam pendekatan kuantitatif tersebut seluruhnya menggunakan kuesioner, dengan responden yang bervariasi dari 38 responden sampai dengan yang paling banyak 405 responden, seperti yang dilakukan oleh Intrada, B., Wahyudi, T., & Azwardi. (2019). - Dari jurnal-jurnal yang dianalisis, mayoritas

menggunakan proxy kepatuhan secara formal, artinya wajib pajak dikatakan patuh apabila tepat waktu menyampaikan SPT, tepat waktu dalam pembayaran, dan hal-hal lain sebagaimana dijelaskan oleh Rahayu (2010). Hanya terdapat tiga

(5)

jurnal yang menggunakan definisi kepatuhan material, yaitu penerimaan pajak, sebagaimana penelitian yang dilakukan oleh Putra, A. H. P. K., Nasir, M., & Buana, A. P. (2018), Sari, D. P., & Latupeirissa, J. (2019), dan Dewantari, D. P. A. D., Sulindawati, N. L. G. E., Atmadja, A. T., & SE, A. (2017).

- Data yang digunakan seluruhnya menggunakan data tingkat regional atau KPP (kantor pajak). Misalnya Sari, V. A. P. (2017) menggunakan data primer melalui responden yang berdomisili di Surabaya, Intrada, B., Wahyudi, T., & Azwardi. (2019) melakukan survey di Palembang, Suyanto, S., & Putri, I. S. (2017) menggunakan responden di DIY, dan lain-lain. Di antara penelitian-penelitan mengenai tax amnesty di Indonesia, hanya satu yang menggunakan data level nasional, yaitu Ibrahim, M. A., Rita Myrna, Irawati, I., & Kristiadi, J. B. (2018) dalam penelitiannya yang berjudul “Tax Policy in Indonesian Energy Sectors: An Overview of Tax Amnesty Implementation.” Hanya saja, data yang digunakan terbatas pada data sector energi dan tidak seacra spesifik meneliti tentang kepatuhan pajak pasca tax amnesty.

- Terdapat dua penelitian yang menggunakan pendekatan eksperimental, yaitu penelitian yang dilakukan oleh Matasik, A. L., & Damayanti, T. W. (2019) dan Kurniawan, B. R., Juanda, B., & Bakhtiar, T. (2019). Bila penelitian Kurniawan, B. R., Juanda, B., & Bakhtiar, T. (2019) berhasil mengidentifikasi syarat agar tax amnesty dapat meningkatkan kepatuhan, yaitu hanya tax amnesty yang diikuti dengan penerapan denda dan pemeriksaan yang ketat yang akan meningkatkan kepatuhan pajak, Matasik, A. L., & Damayanti, T. W. (2019) menemukan bahwa tax amnesty yang berulang dapat menyebabkan kekecewaan dari wajib pajak sehingga membuat wajib pajak cenderung memilih untuk tidak patuh.

- Selain itu, tidak ada satupun yang menggunakan analisis data panel dan time-series. Hal ini berbeda dengan penelitian-penelitian mengenai tax amnesty di luar negeri, yang pada umumnya

menggunakan data sekunder dengan analisis data panel atau time-series.

Telaah Studi tentang Tax Amnesty di Luar Negeri Jumlah publikasi mengenai tax amnesty di luar negeri sangat banyak. Tak hanya dari negara-negara maju, beberapa sumber referensi dari negara-negara berkembang pun sangat banyak. Dari 15,405 publikasi berbahasa inggris yang terjaring melalui proquest, kemudian dilakukan appraising dengan menggunakan software Harzing’s Publish or Perish dan manual screening, melakukan content analysis.

Akhirnya 20 jurnal publikasi berbahasa inggris yang dilakukan analisis secara lebih mendalam. Kedua-puluh

jurnal publikasi ini ditelaah lebih lanjut dengan melakukan synthesising dan analysing, sebagimana dijelaskan oleh Steward (2004). Dengan tetap memperhatikan karakteristik literature review yang baik (Steward:2004) diperoleh beberapa hal sebagai berikut:

- Secara umum, dari dua puluh jurnal publikasi yang dianalisis, tujuh jurnal memberikan kesimpulan bahwa tax amnesty berpengaruh positif terhadap kepatuhan dan 12 penelitian menyatakan sebaliknya. Hal ini mengindikasikan bahwa mayoritas penelitian menyatakan bahwa tax amnesty tidak memiliki pengaruh terhadap kepatuhan pajak atau bahkan pengaruhnya negatif, seperti pada penelitian Sanchez Villalba, M.,A. (2017), Lopez-Laborda, J., & Fernando, R. (2003), Berksoy, T., & Gizem elif Kirçiçek. (2018), Luitel, H. S. (2007) dan lain-lain.

- Penelitian di luar negeri lebih variatif dalam penggunaan data. Terdapat beberapa penelitian yang menggunakan data level negara bagian, sebagaimana penelitian Young, J. C. (1994), Christian, C. W., Gupta, S., & Young, J. C. (2002), Luitel, H. S. (2007), dan banyak pula yang menggunakan data level nasional. Penelitian yang menggunakan data level negara bagian umumnya penelitian yang dilakukan atas pelaksanaan tax amnesty di AS karena hingga detik ini, IRS (otoritas pajak tingkat federal) belum pernah melakukan tax amnesty.

- Pendekatan analisis yang digunakan sangat bervariasi. Terdapat penelitian tax amnesty yang menggunakan pendekatan kualitatif psikologis, seperti yang dilakukan oleh Nar, M. (2015), atau pendekatan kualitatif economic of choice sebagaimana dilakukan oleh Fisher, R., Goddeeris, J., & Young, J. (1989). Namun yang paling banyak adalah pendekatan kuantitatif.

- Pendekatan kuantitatif yang digunakan pun sangat bervariasi. Bila Luitel, H. S. (2007) menggunakan data panel dan OLS, maka Christian, C. W., Gupta, S., & Young, J. C. (2002) menggunakan Logit regression model. Ada pula yang menggunakan pendekatan difference-in-difference sebagaimana dilakukan oleh Shevlin, T., Thornock, J., & Williams, B. (2017).

- Terdapat pula penelitian yang menggunakan analisis data time-series, seperti yang ditunjukkan oleh Sanchez Villalba, M.,A. (2017), Lopez-Laborda, J., & Fernando, R. (2003), dan Alm, J., Martinez-Vazquez, J., & Wallace, S. (2007). Hal ini menunjukkan betapa variatifnya analisis yang digunakan para peneliti di luar negeri.

- Justru penelitian yang menggunakan survey, tidak banyak ditemukan. Dari dua puluh jurnal penelitian yang dianalisis, hanya dua peneliti yang menggunakan pendekatan ini, yaitu Saraçoğlu, O. F., & Çaşkurlu, E. (2011) di Turki dan Aladejebi, O. (2018) di Nigeria.

(6)

Bila penelitian di Indonesia mayoritas menggunakan proxy kepatuhan secara formal, penelitian di luar negeri pada umumnya menggunakan proxy penerimaan pajak atau kepatuhan yang lebih substansial (kepatuhan material).

5. KESIMPULAN

Berdasarkan pembahasan dan diskusi pada bagian sebelumnya, dapat ditarik beberapa simpulan sebagai berikut:

- Penelitian mengenai pengaruh tax amnesty terhadap kepatuhan, baik yang berasal dari Indonesia maupun dari luar negeri, belum menghasilkan temuan yang conclusive. Terdapat beberapa penelitian yang menghasilkan temuan bahwa tax amnesty meningkatkan kepatuhan, namun tidak sedikit penelitian yang menghasilkan temuan yang sebaliknya. Hal ini mengindikasikan bahwa penelitian menganai keberhasilan tax amnesty masih sangat terbuka untuk dikaji lebih lanjut.

- Pada umumnya peneliti di Indonesia lebih banyak menggunakan proxy kepatuhan formal dalam mengidentifikasi patuh-tidaknya wajib pajak, sedangkan peneliti dari luar negeri, cenderung menggunakan proxy kepatuhan material, dalam hal ini bisanya digunakan variable penerimaan pajak.

- Penggunaan data primer melalui kuesioner menjadi lebih dominan dilakukan oleh peneliti di indonesia. Sedangkan peneliti dari luar negeri, lebih banyak menggunakan data sekunder, seperti data SPT dan data penerimaan pajak.

- Penggunaan metode penelitian untuk dalam rangka mendeteksi peningkatan kepatuhan pajak akibat tax amnesty sangat variatif. Beberapa peneliti menggunakan pendekatan kualitatif, eksperimental, meskipun mayoritas lebih banyak yang menggunakan pendekatan kuantitatif, baik menggunakan panel data maupun time-series.

DAFTAR PUSTAKA

1. Aladejebi, O. (2018). Measuring Tax Compliance among Small and Medium Enterprises in Nigeria. International Journal of Accounting and

Taxation, 6(2), 29-40.

2. Alm, J., Beck, W. (1991). Wiping The Slate Clean: Individual Response to State Tax Amnesties. South. Econ. J. 57, 1043–1053.

3. Alm, J., Martinez-Vazquez, J., & Wallace, S. (2007). Do Tax Amnesties Work? The Revenue Effects of Tax Amnesties during The Transition in The Russian Federation. St. Louis: Federal Reserve Bank of St

Louis. Retrieved from

https://search.proquest.com/docview/169757456 9?accountid=49910

4. Alm, J., McKee, M., & Beck, W. (1990). Amazing Grace: Tax Amnesties and Compliance. National Tax Journal, 23-37.

5. Alm, James, and William Beck. (1993). Tax Amnesties and Compliance in the Long Run: A Time Series Analysis. National Tax Journal 46 (March 1993): 53-60.

6. Anggraeni, M. D., & Kiswara, E. (2011). Pengaruh Pemanfaatan Fasilitas Perpajakan Sunset Policy

Terhadap Tingkat Kepatuhan Wajib

Pajak (Doctoral dissertation, Universitas Diponegoro).

7. Berksoy, T., & Gizem elif Kirçiçek. (2018). The Impact of Tax Amnesties on The Tax Revenues in Turkey: by The Date of 2002. Journal of Life

Economics, 5(3), 137-152.

doi:http://dx.doi.org/10.15637/jlecon.257 8. Bolderston, A. 2008. Writing an Effective Literature

Review. Journal of Medical Imaging and Radiation

Sciences Journal, 39, 86–92.

https://doi.org/10.1016/j.jmir.2008.04.009 9. Borgne, E. L. (2006). Economic and Political

Determinants of Tax Amnesties in The U.S. States. St. Louis: Federal Reserve Bank of St Louis.

Retrieved from

https://search.proquest.com/docview/169859967 1? accountid = 49910

10. Christian, C. W., Gupta, S., & Young, J. C. (2002). Evidence on Subsequent Filing from The State of Michigan's Income Tax Amnesty. National Tax Journal, 55(4), 703-721. Retrieved from https://search.proquest.com/docview/203277652 ?accountid=49910

11. Damayanti, L. D., & Amah, N. (2018). Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi: Pengaruh Modernisasi

Sistem Administrasi dan Pengampunan

Pajak. Assets: Jurnal Akuntansi dan

Pendidikan, 7(1), 57-71.

12. Darmayanti, N. (2019). The Effects of Tax Sanction, Fiscal Services, Tax Knowledge, and Tax Amnesty on Taxpayer Compliance. Surabaya: European

Alliance for Innovation (EAI).

doi:http://dx.doi.org/10.4108/eai.13-2-2019.2286025

13. Dewantari, D. P. A. D., Sulindawati, N. L. G. E., Atmadja, A. T., & SE, A. (2017). Implikasi dan Evaluasi Program Pengampunan Pajak (Tax

Amnesty) pada Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak

dalam Upaya Peningkatan Penerimaan Pajak pada Wilayah Kerja Kantor Pelayanan Pajak Pratama Singaraja. JIMAT (Jurnal Ilmiah Mahasiswa Akuntansi) Undiksha, 7(1).

14. Direktorat jenderal Pajak, 2017. “Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Pajak 2017.”

15. Fajriana, I. (2017). Pengaruh Pengampunan Pajak, Pemahaman Perpajakan, dan Sanksi Perpajakan terhadap Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak (Studi Empiris di KPP Pratama Ilir Barat Palembang).

(7)

16. Fisher, R., Goddeeris, J., & Young, J. (1989). Participation in Tax Amnesties: The Individual Income Tax. National Tax Journal, 42(1), 15-27. Retrieved November 10, 2020, from http://www.jstor.org/stable/41788770

17. Gerger, G. C. (2012). Tax Amnesties and Tax Compliance in Turkey. International Journal of Multidisciplinary Thought, 2(3), 107-113.

18. Hart, C. (1998). Doing a Literature Review. London: Sage Publications.

19. Hutasoit, G. (2017). Pengaruh Tax Amnesty Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak di Kota Palembang. SNTIBD, 2(1), 38-43.

20. Hutchinson, E. B., & Clark, J. R. (2004). The Laffer Curve for Amnesty. Journal of Private Enterprise,

20(1), 9-29. Retrieved from

https://search.proquest.com/docview/215105218 ? accountid=49910

21. Ibrahim, M. A., Myrna, R., Irawati, I., & Kristiadi, J. (2017). A systematic literature review on tax amnesty in 9 Asian countries. International Journal of Economics and Financial Issues, 7(3), 220-225. 22. Ibrahim, M. A., Rita Myrna, Irawati, I., & Kristiadi,

J. B. (2018). Tax Policy in Indonesian Energy Sectors: An Overview of Tax Amnesty Implementation. International Journal of Energy Economics and Policy, 8(4), 234-236. Retrieved from

https://search.proquest.com/docview/208300286 7?accountid=49910

23. Imbens, G. W., & Wooldridge, J. M. (2009). Recent developments in the econometrics of program evaluation. Journal of economic literature, 47(1), 5-86.

24. Intrada, B., Wahyudi, T., & Azwardi. (2019). The Influence of Personal Taxpayer Attitudes Related to The Implementation of Administrative Sanctions, Account Representative Services and Ability to Pay Tax Amnesty Ransom to The Compliance of Individual Taxpayers in Palembang City, Indonesia. Journal of Accounting, Finance and

Auditing Studies, 5(2), 38-56.

doi:http://dx.doi.org/10.32602/jafas.2019.19 25. Karyatin, A. (2013). Analisis Perbandingan

Database Jurnal Elektronik Emerald, Proquest Abi/Inform dan Springerlink Bidang Manajemen dan Ekonomi.

26. Kementerian Keuangan Republik Indonesia, 2019. “Nota Keuangan dan APBN Tahun 2016-2019” 27. Kristanto, R., & Hayat, M. A. N. (2018). Pengaruh

Pengampunan Pajak dan Kemudahan Administrasi Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi pada KPP Pratama Jakarta Penjaringan. Transparansi: Jurnal Ilmiah Ilmu Administrasi, 1(2), 218-234.

28. Kurniawan, B. R., Juanda, B., & Bakhtiar, T. (2019). Kajian Kebijakan Pengampunan Pajak dengan Pendekatan Eksperimental. Jurnal Ekonomi dan

Pembangunan Indonesia, 19(1), 21-48.

29. Lopez-Laborda, J., & Fernando, R. (2003). Tax Amnesties and Income Tax Compliance: The Case of Spain. Fiscal Studies, 24(1), 73-96.

doi:http://dx.doi.org/10.1111/j.1475-5890.2003.tb00077.x

30. Luitel, H. S. (2005). Essays on Value Added Tax Evasion and Tax Amnesty Programs (Order No. 3191237). Available from ABI/INFORM Collection.

(305384488). Retrieved from

https://search.proquest.com/docview/305384488 ?accountid=49910

31. Luitel, H. S. (2007). Short-run and Long-run Effects of Tax Amnesties on Tax Revenues: Evidences From U.S. States. Washington: National Tax

Association. Retrieved from

https://search.proquest.com/docview/195453030 ?accountid=49910

32. Mahestyanti, P., Juanda, B., & Anggraeni, L. (2018). The determinants of tax compliance in tax amnesty programs: experimental approach. Jurnal Etikonomi Volume 17 (1), 93-110.

33. Manly, T. S., Thomas, D. W., Ritsema, C. M., & Christian, C. W. (2005). Attracting Nonfilers through Amnesty Programs: Internal Versus External Motivation. The Journal of the American Taxation Association, 27, 75-95,97-101. Retrieved from

https://search.proquest.com/docview/211095890 ?accountid=49910

34. Matasik, A. L., & Damayanti, T. W. (2019). Pengampunan Pajak Berulang dan Kepastian Hukum dalam Kepatuhan Pajak di Indonesia: Sebuah Quasi Eksperimen. Assets: Jurnal Akuntansi dan Pendidikan, 8(2), 126-137.

35. Nar, M. (2015). The Effects of Behavioral Economics on Tax Amnesty. International Journal of Economics and Financial Issues, 5(2) Retrieved from

https://search.proquest.com/docview/167882168 4? accountid=49910

36. Ngadiman, N., & Huslin, D. (2015). Pengaruh

Sunset Policy, Tax Amnesty, dan Sanksi Pajak

Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak (Studi Empiris di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Jakarta Kembangan). Jurnal Akuntansi, 19(2), 225-241. 37. Nur Sholichah, S., & Trisnawati, R.

(2018). Pengaruh Persepsi Wajib Pajak Tentang Kebijakan Tax Amnesty (Pengampunan Pajak), Motivasi Membayar Pajak, Self Assessment, Tingkat Pendapatan dan Kualitas Pelayanan Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak (Studi Pada Wajib Pajak Orang Pribadi yang terdaftar di KPP Pratama Karanganyar) (Doctoral dissertation, Universitas Muhammadiyah Surakarta).

38. OECD. (2018). Revenue Statistics 2018.

39. Puspareni, K. D., Purnamawati, I. G. A., & Wahyuni, M. A. (2017). Pengaruh Tax Amnesty, Pertumbuhan Ekonomi, Kepatuhan Wajib Pajak, dan Transformasi Kelembagaan Direktorat Jenderal Pajak Terhadap Penerimaan Pajak Tahun

(8)

Pajak 2015 di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Singaraja. JIMAT (Jurnal Ilmiah Mahasiswa Akuntansi) Undiksha, 7(1).

40. Putra, A. H. P. K., Nasir, M., & Buana, A. P. (2018). Mengungkap Keberhasilan Tax Amnesty: Studi Kasus pada KPP Pajak Pratama Makassar Utara. Jurnal Akuntansi dan Pajak, 19(1), 60-68. 41. Rahayu, N. (2017). Pengaruh Pengetahuan

Perpajakan, Ketegasan Sanksi Pajak, dan Tax

Amnesty terhadap Kepatuhan Wajib

Pajak. Akuntansi Dewantara, 1(1), 15-30.

42. Rahayu, Siti Kurnia. 2010. Perpajakan Indonesia: Konsep dan Aspek Formal. Graha Ilmu, Yogyakarta

43. Rifqi, A. (2019). Pengaruh Sanksi Pajak dan Pengampunan Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak (Survey pada Wajib Pajak Orang Pribadi di KPP Pratama Kota Bandung). (Master's Thesis, Universitas Padjajaran).

44. Ross, J. M., & Buckwalter, N. D. (2013). Strategic Tax Planning for State Tax Amnesties: Evidence from Eligibility Period Restrictions. Public Finance

Review, 41(3), 275-301.

45. Sanchez Villalba, M.,A. (2017). On The Effects of Repeated Tax Amnesties. Journal of Economics and Political Economy, 4(3), 285-301. doi:http://dx.doi.org/10.1453/jepe.v4i3.1394

46. Saraçoğlu, O. F., & Çaşkurlu, E. (2011). Tax amnesty with Effects and Effecting Aspects: Tax Compliance, Tax Audits and Enforcements Around; The Turkish Case. International journal of business and social science, 2(7), 95-103.

47. Sari, D. P., & Latupeirissa, J. (2019). Analisis Perbedaan Penerimaan Pajak Sebelum dan Sesudah Penerapan Program Pengampunan Pajak (Tax Amnesty) pada KPP Pratama Denpasar. JSAM

(Jurnal Sains, Akuntansi dan Manajemen), 1(1),

1-34.

48. Sari, V. A. P. (2017). Pengaruh Tax Amnesty, Pengetahuan Perpajakan, dan Pelayanan Fiskus terhadap Kepatuhan Wajib Pajak. Jurnal Ilmu dan

Riset Akuntansi (JIRA), 6(2).

49. Sayidah, N., & Assagaf, A. (2019). Tax Amnesty from The Perspective of Tax Official. Cogent

Business & Management, 6(1)

doi:http://dx.doi.org/10.1080/23311975.2019.16 59909

50. Shevlin, T., Thornock, J., & Williams, B. (2017). An examination of Firms' Responses to Tax Forgiveness. Review of Accounting Studies, 22(2), 577-607. doi:http://dx.doi.org/10.1007/s11142-017-9390-6

51. Situmorang, S. F. (2019). Pengaruh Pemeriksaan Pajak, Sanksi Administrasi Pajak, Pemahaman Perpajakan, dan Pengampunan Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi di KPP Pratama Medan Polonia.

52. Sriniyati, S. (2020). Pengaruh Moral Pajak, Sanksi Pajak, dan Kebijakan Pengampunan Pajak Terhadap Kepatuhan Pajak Wajib Pajak Orang

Pribadi. JURNAL AKUNTANSI, EKONOMI dan

MANAJEMEN BISNIS, 8(1), 14-23.

53. Steward, Barbara. (2004). Writing a Literature Review. The British Journal of Occupational

Therapy. 67. 495-500.

10.1177/030802260406701105.

54. Suyanto, S., & Putri, I. S. (2017). Pengaruh Persepsi Wajib Pajak tentang Kebijakan Tax Amnesty (Pengampunan Pajak), dan Motivasi Membayar Pajak terhadap Kepatuhan Perpajakan. Jurnal

Akuntansi, 5(1), 49-56.

55. Waluyo. (2017). Tax Amnesty and Tax Administration System: An Empirical Study in Indonesia. European Research Studies, 20(4),

548-556. Retrieved from

https://search.proquest.com/docview/199987580 1?accountid=49910

56. Wing, C., Simon, K., & Bello-Gomez, R. A. (2018). Designing Difference in Difference Studies: Best Practices for Public Health Policy Research. Annual Review of Public Health, 39(1), 453-469. doi:10.1146/annurev-publhealth-040617-013507 57. Yenny, S. R., & Wicaksono, P. (2019). Dampak

Amnesti Pajak dan Sistem Administrasi Modern Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak. Paper presented at the Prosiding Seminar Nasional Teknologi Pertanian.

58. Young, J. C. (1994). Factors Associated with Noncompliance: Evidence from The Michigan Tax Amnesty Program. The Journal of the American Taxation Association, 16(2), 82.

(9)

LAMPIRAN

Lampiran 1 Ringkasan Penelitian tentang Tax Amnesty di Indonesia

No Judul Penelitian dan Peneliti Metodologi Hasil

1 Sari, V. A. P. (2017)

Pengaruh Tax Amnesty, Pengetahuan Perpajakan, dan Pelayanan Fiskus terhadap Kepatuhan Wajib Pajak

Pendekatan Kuantitatif melalui survei dengan 88 responden di Surabaya Tegalsari (Jawa Timur)

Tax amnesty dan

pengetahuan mempengaruhi kepatuhan

2 Sayidah, N., & Assagaf, A. (2019).

Tax Amnesty from The Perspective of Tax Official

Pendekatan Kualitatif Tax amnesty dapat mengakibatkan perilaku yang counterproductive dengan kepatuhan pajak 3 Intrada, B., Wahyudi, T., & Azwardi. (2019)

The Influence of Personal Taxpayer Attitudes Related to The Implementation of Administrative Sanctions, AR Services and Ability to Pay Tax Amnesty Ransom to The Compliance of Individual Taxpayers in Palembang City, Indonesia

Pendekatan Kuantitatif melalui survei dengan 405 responden di Palembang (Sumatera Selatan)

Kepatuhan wajib pajak meningkat akibat adanya sanksi, pelayanan, dan tax amnesty

4 Suyanto, S., & Putri, I. S. (2017)

Pengaruh Persepsi Wajib Pajak tentang Kebijakan Tax Amnesty (Pengampunan Pajak), dan Motivasi Membayar Pajak terhadap Kepatuhan Perpajakan

Pendekatan Kuantitatif melalui survei dengan 100 responden di Wonosari (DIY)

Tax amnesty tidak memiliki pengaruh terhadap Kepatuhan Perpajakan

5 Matasik, A. L., & Damayanti, T. W. (2019) Pengampunan Pajak Berulang dan Kepastian Hukum dalam Kepatuhan Pajak di Indonesia: Sebuah Quasi Eksperimen

Pendekatan Eksperimental Tax amnesty yang berulang menyebabkan kekecewaan dari wajib pajak sehingga membuat wajib pajak cenderung memilih untuk tidak patuh

6 Damayanti, L. D., & Amah, N. (2018)

Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi: Pengaruh Modernisasi Sistem Administrasi dan Pengampunan Pajak

Pendekatan Kuantitatif melalui survei dengan 235 responden di Madiun (Jawa Timur)

Tax amnesty

berpengaruh terhadap kepatuhan wajib Pajak

7 Anggraeni, M. D., & Kiswara, E. (2011)

Pengaruh Pemanfaatan Fasilitas Perpajakan Sunset Policy Terhadap Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak

Pendekatan Kuantitatif melalui survei dengan 63 responden di Semarang (Jawa Tengah)

Sunset policy

memberikan pengaruh positif terhadap Kesadaran Membayar Pajak, Pengetahuan dan Pemahaman terhadap Peraturan Perpajakan, dan Persepsi yang Baik atas Efektivitas Sistem Perpajakan

8 Rahayu, N. (2017)

Pengaruh Pengetahuan Perpajakan, Ketegasan Sanksi Pajak, dan Tax Amnesty terhadap Kepatuhan Wajib Pajak

Pendekatan Kuantitatif melalui survei dengan 85 responden di Bantul (DIY)

Tax amnesty

berpengaruh positif terhadap kepatuhan wajib pajak.

9 Putra, A. H. P. K., Nasir, M., & Buana, A. P. (2018) Pendekatan Kualitatif Deskriptif

Tax amnesty pada KPP Pratama Makassar Utara tidak berhasil dari segi

(10)

Mengungkap Keberhasilan Tax Amnesty: Studi Kasus pada KPP Pajak Pratama Makassar Utara

target penerimaan pajak dan juga tidak mampu menaikkan rasio kepatuhan wajib pajak 10 Fajriana, I. (2017)

Pengaruh Pengampunan Pajak, Pemahaman Perpajakan, dan Sanksi Perpajakan terhadap Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak (Studi Empiris di KPP Pratama Ilir Barat Palembang).

Pendekatan Kuantitatif melalui survei dengan 100 responden di Palembang (Sumatera Selatan)

Tax amnesty tidak berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak

11 Kurniawan, B. R., Juanda, B., & Bakhtiar, T. (2019)

Kajian Kebijakan Pengampunan Pajak dengan Pendekatan Eksperimental

Pendekatan Eksperimental Tax amnesty yang diikuti dengan penerapan denda dan pemeriksaan yang ketat akan meningkatkan

kepatuhan pajak 12 Hutasoit, G. (2017)

Pengaruh Tax Amnesty Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak di Kota Palembang

Pendekatan Kuantitatif melalui survei di Palembang (Sumatera Selatan)

Terdapat pengaruh yang signifikan antara tax

amnesty terhadap

kesadaran membayar pajak

13 Ngadiman, N., & Huslin, D. (2015)

Pengaruh Sunset Policy, Tax Amnesty, dan Sanksi Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak

Pendekatan Kuantitatif melalui survei dengan 100 responden di Jakarta

Tax amnesty

berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak 14 Sari, D. P., & Latupeirissa, J. (2019)

Analisis Perbedaan Penerimaan Pajak Sebelum dan Sesudah Penerapan Program Pengampunan Pajak (Tax Amnesty) pada KPP Pratama Denpasar

Pendekatan Kuantitatif uji beda t-test

tidak terdapat perbedaan penerimaan pajak sebelum dan sesudah penerapan program tax amnesty 15 Sriniyati, S. (2020)

Pengaruh Moral Pajak, Sanksi Pajak, dan Kebijakan Pengampunan Pajak Terhadap Kepatuhan Pajak Wajib Pajak Orang Pribadi

Pendekatan Kuantitatif melalui survei dengan 106 responden di Palembang (DIY)

Moral pajak dan tax

amnesty berpengaruh

secara positif dan signifikan terhadap kepatuhan pajak wajib pajak orang pribadi 16 Kristanto, R., & Hayat, M. A. N. (2018)

Pengaruh Pengampunan Pajak dan Kemudahan Administrasi Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi pada KPP Pratama Jakarta Penjaringan

Pendekatan Kuantitatif melalui survei dengan 60 responden di Jakarta

Tidak terdapat pengaruh tax amnesty terhadap Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak

17 Dewantari, D. P. A. D., Sulindawati, N. L. G. E., Atmadja, A. T., & SE, A. (2017)

Implikasi dan Evaluasi Program Pengampunan Pajak (Tax Amnesty) pada Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak dalam Upaya Peningkatan Penerimaan Pajak pada Wilayah Kerja Kantor Pelayanan Pajak Pratama Singaraja

Pendekatan Kuantitatif melalui survei di Singaraja (Bali)

Terdapat implikasi positif dari tax amnesty, antara lain meningkatkan penerimaan pajak dan meningkatkan

kepatuhan Wajib Pajak

18 Situmorang, S. F. (2019)

Pengaruh Pemeriksaan Pajak, Sanksi Administrasi Pajak, Pemahaman Perpajakan, dan Pengampunan Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi di KPP Pratama Medan Polonia

Pendekatan Kuantitatif melalui survei dengan 100 responden di Medan (Sumatera Utara) Pengampunan pajak tidak berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak 19 Rifqi, A. (2019)

Pengaruh Sanksi Pajak dan Pengampunan Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak

Pendekatan Kuantitatif melalui survei di Bandung (Jawa Barat)

Sanksi Pajak dan Pengampunan Pajak dapat meningkatkan Kepatuhan Wajib Pajak

(11)

20 Nur Sholichah, S., & Trisnawati, R. (2018) Pengaruh Persepsi Wajib Pajak Tentang Kebijakan Tax Amnesty (Pengampunan Pajak), Motivasi Membayar Pajak, Self Assessment, Tingkat Pendapatan dan Kualitas Pelayanan Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak

Pendekatan Kuantitatif melalui survei denagn 100 responden di Karanganyar (Jawa Tengah)

Tax amnesty tidak

berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak

21 Puspareni, K. D., Purnamawati, I. G. A., & Wahyuni, M. A. (2017)

Pengaruh Tax Amnesty, Pertumbuhan Ekonomi, Kepatuhan Wajib Pajak, dan Transformasi Kelembagaan DJP terhadap Penerimaan Pajak Tahun Pajak 2015 di KPP Pratama Singaraja

Pendekatan Kuantitatif melalui survei dengan 100 responden di Singaraja (Bali)

Pertumbuhan ekonomi,

kepatuhan, dan

transformasi

kelembagaan DJP berpengaruh positif dan signifikan terhadap penerimaan pajak 22 Waluyo. (2017)

Tax Amnesty and Tax Administration System: An Empirical Study in Indonesia.

Pendekatan Kuantitatif melalui survei dengan 121 responden di Jakarta dengan menggunakan multiple regression analisys

Tax amnesty tidak

mempengaruhi kepatuhan Wajib Pajak

23 Ibrahim, M. A., Rita Myrna, Irawati, I., & Kristiadi, J. B. (2018)

Tax Policy in Indonesian Energy Sectors: An Overview of Tax Amnesty Implementation.

Analisis Regresi. Kepatuhan pajak secara formal

Kenaikan jumlah wajib pajak menjadi penentu yang paling dominan bagi penerimaan pajak dalam program tax amnesty. 24 Darmayanti, N. (2019)

The effects of Tax Sanction, Fiscal Services, Tax Knowledge, and Tax Amnesty on Taxpayer Compliance

Analisis multiple regression dengan 38 responden di Bojonegoro (Jawa Timur)

Tax Amnesty sama sekali tidak mempengaruhi kepatuhan pajak

(12)
(13)

No Judul Penelitian dan Peneliti Metodologi Hasil 1 Alm, J., Martinez-Vazquez, J., &

Wallace, S. (2007)

Do Tax Amnesties Work? The Revenue Effects of Tax Amnesties during The Transition in The Russian Federation

Analisis time-series (1995-2000) di Rusia

Tax amnesty memiliki pengaruh negatif, meskipun kecil, terhadap penerimaan pajak, baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang

2 Luitel, H. S. (2007)

Short-run and Long-run Effects of Tax Amnesties On Tax Revenues: Evidences From U.S. States

Analisis data panel (1980-2004) dengan OLS dan GLS analysis

Negara bagian yang jarang melakukan tax amnesty mendapatkan penerimaan pajak yang lebih besar sedangkan negara bagian yang sering melakukan tax amnesty, pengaruhnya negatif terhadap pemerimaan

3 Christian, C. W., Gupta, S., & Young, J. C. (2002)

Evidence on Subsequent Filing from The State of Michigan's Income Tax Amnesty

Logit regression

model

Tax amnesty berdampak positif terhadap penerimaan pajak, meskipun sangat kecil, 0.1%

4 Fisher, R., Goddeeris, J., & Young, J. (1989)

Participation in Tax Amnesties: The Individual Income Tax.

Pendekatan economic analysis of the choice

Tax amnesty dapat menjadi sumber penerimaan secara cepat (meski tidak substansial) dan menjadi sarana transisi yang baik untuk penerapan sistem penegakan hukum yang baru yang lebih tegas

5 Berksoy, T., & Gizem elif Kirçiçek. (2018)

The Impact of Tax Amnesties on The Tax Revenues in Turkey: by The Date of 2002

n/a Tax amnesty tidak memiliki pengaruh

terhadap penerimaan pajak

6 Shevlin, T., Thornock, J., & Williams, B. (2017)

An examination of Firms' Responses to Tax Forgiveness

Data 1978-2011 Pendekatan difference-in-difference

Perusahaan yang berada di negara yang sering melakukan tax amnesty cenderung lebih agresif dalam melaporkan PPh-nya (lebih tidak patuh)

7 Sanchez Villalba, M.,A. (2017). On The Effects of Repeated Tax Amnesties

Analisis time series (1978-1999)

Dalam jangka panjang, tax amnesty tidak mempengaruhi penerimaan pajak

8 Lopez-Laborda, J., & Fernando, R. (2003)

Tax Amnesties and Income Tax Compliance: The Case of Spain

Analisis time-series dengan ARIMA model

Tax Amnesty tidak berpengaruh terhadap kepatuhan pajak

9 Hutchinson, E. B., & Clark, J. R. (2004)

The Laffer Curve for Amnesty. Journal of Private Enterprise

Pendekatan respon kebijakan pemerintah

Tax amnesty mengakibatkan terjadinya perubahan perilaku dalam jangka pendek (short-run cycling) yang diakibatkan adanya upaya penegakan hukum yang lebih kuat pada saat awal (initial) penerapan tax amnesty

10 Young, J. C. (1994)

Factors Associated with Noncompliance: Evidence from The Michigan Tax Amnesty Program

Penelitian kuantitatif Makin tinggi penghasilan, makin besar risiko melakukan tindakan penghindaran pajak.

11 Borgne, E. L. (2006) Analisis data panel dengan pendekatan Cox model

Negara bagian dengan tarif pajak tinggi dan memiliki hutang publik tinggi

(14)

Economic and Political Determinants of Tax Amnesties in The U.S. States.

cenderung melakukan tax amnesty lebih banyak

12 Manly, T. S., Thomas, D. W., Ritsema, C. M., & Christian, C. W. (2005)

Attracting Nonfilers through Amnesty Programs: Internal Versus External Motivation

Analisis Kuantitatif menggunakan logistic

regression dan

univariate test

Adanya tax amnesty dipersepsikan secara berbeda-beda. Kelompok wajib pajak yang mengikuti tax amnesty secara sukarela (internally motivated) cenderung lebih patuh dan mengikuti tax amnesty karena takut terkena pinalty. Sedangkan kelompok externally

motivated dan mixed motivated

cenderung tidak mengikuti tax amnesty karena faktor pendapatan

13 Luitel, H. S. (2005)

Essays on Value Added Tax Evasion and Tax Amnesty Programs

Analisis data panel Tax amnesty menghasilkan peningkatan penerimaan pajak dalam jangka pendek, namun justru mengakibatkan penurunan penerimaan pajak dalam jangka panjang. Tax amnesty di Colorado pada tahun 1985 tidak memberikan effect terhadap penerimaan pajak, baik short maupun long run effect. Namun, hal yang berbeda terjadi di Maine (1990) dan West Virginia (1986), dimana tax amnesty menghasilkan peningkatan penerimaan pajak dalam jangka pendek, meskipun dalam jangka panjang, justru terjadi penurunan

14 Nar, M. (2015)

The Effects of Behavioral Economics on Tax Amnesty

Pendekatan psikologi Efek negatif dari tax amnesty terhadap kepatuhan tidak boleh diabaikan. Salah satu akibat yang timbul adanya tax amnesty adalah adanya ekspektasi tentang tax amnesty (lagi) di masa yang akan datang. Lebih lanjut Nar (2015) juga mengemukakan bahwa tax amnesty akan memberikan positif efek terhadap kepatuhan mana kala tax amnesty benar-benar didesign dengan baik dan tidak dilakukan secara berulang.

15 Alm, James, and William Beck. (1993)

Tax Amnesties and Compliance in the Long Run: A Time Series Analysis.

Analisis time-series, dengan OLS dan multivariate

intervention model

Tidak terdapat pengaruh (bahkan negatif) terhadap penerimaan pajak dalam jangka panjang. Bahkan, bila tax amnesty tidak diikuti dengan sanksi yang tegas, maka ada kemungkinan penerimaan akan turun. Dan tax amnesty hanya memberikan pengaruh kenaikan penerimaan pajak hanya dalam jangka pendek saja.

16 Alm, J., McKee, M., & Beck, W. (1990).

Amazing Grace: Tax Amnesties and Compliance

Pendekatan eksperimental

Tingkat kepatuhan wajib pajak turun setelah adanya tax amnesty.

17 Saraçoğlu, O. F., & Çaşkurlu, E. (2011)

Tax amnesty with Effects and Effecting Aspects: Tax Compliance, Tax Audits and Enforcements Around; The Turkish Case

Penelitian kuantitatif dengan

menggunakan survei 503 responden dan wawancara

Tax amnesty yang berulang

mengakibatkan menurunnya kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah sehingga ketidakpatuhan juga meningkat

18 Aladejebi, O. (2018) Penelitian kuantitatif dengan

menggunakan survei 250 responden

Tax amnesty dapat meningkatkan

(15)

Measuring Tax Compliance among Small and Medium Enterprises in Nigeria.

19

Alm, J., Beck, W. (1991)

Wiping The Slate Clean:

Individual Response to State

Tax Amnesties

Penelitian Kuantitatif Respon wajib pajak orang pribadi atas tax amnesty dapat diprediksi dan sangat sistematis dan penegakan hukum pasca tax amnesty akan akan mendorong wajib pajak untuk mengikuti tax amnesty. 20 Ross, J. M., & Buckwalter, N. D.

(2013)

Strategic Tax Planning for State Tax Amnesties: Evidence from Eligibility Period Restrictions

Penelitian kuantitatif dengan OLS dan IV/2SLS

Terdapat wajib pajak yang menunda pembayaran pajaknya begitu mendengar adanya pengumuman mengenai tax amnesty. Adanya pengumunan tentang tax amnesty mengakibatkan wajib pajak menjadi tidak patuh.

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti, maka saran yang dapat diberikan kepada usaha rumahan Kerupuk Ikan Super dari penelitian ini, yaitu: hendaknya

Sifat fisik daging yang diukur adalah pH, keempukan, susut masak, daya mengikat air (DMA), warna daging, warna lemak, sedangkan sifat kimia daging yang dianalisis adalah kadar

Data Uji 25 Tepat Waktu Lulus Cepat Salah Data Uji 26 Tepat Waktu Tepat Waktu Benar Data Uji 27 Terlambat Terlambat Benar Data Uji 28 Terlambat Terlambat Benar Data

Pada ujian OSOCA, berdasarkan 6 daftar pertanyaan yang diberikan peneliti kepada 216 orang mahasiswa, dari 6 pertanyaan didapatkan hasil bahwa faktor-faktor penyebab kecemasan

Asal mula terjadinya perkawinan antara para pembesar Kerajaan Majapahit dengan putri-putri Cina ialah karena hampir di seluruh kota- kota pelabuhan di pantai utara

Untuk menganalisa kondisi internal perusahaan, digunakan analisa Strategi Bisnis yang ada saat ini, dimana untuk hasil analisa ini didapatkan dari dokumen internal

Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk Kantor Cabang Sudirman Pekanbaru diperoleh hasil penelitian yaitu mengenai identitas responden, faktor- faktor yang mempengaruhi

Nilai capaian kinerja tahun 2015 untuk indikator Nilai standar kepatuhan pelayanan publik versi Ombudsman yaitu sebesar 910 (melebihi target), sedangkan tahun