SOP RUJUKAN PASIEN
SOP
No Dokumen : No. Revisi : Tanggal terbit : Halaman : 1/1 UPTD Puskesmas Karangjati dr. Yudono, M.MKes NIP 19650828 199910 1 0011. Pengertian Rujukan pasien adalah suatu proses pengiriman pasien ke fasilitas pelayanan kesehatan yang lebih tinggi untuk mendapatkan
penanganan yang tepat.
2. Tujuan Agar pasien yang tidak bisa ditangani di Puskesmas mendapatkan penangan dari fasilitas kesehatan yang lebih tinggi
3. Kebijakan Sebagai pedoman dalam melaksanakan rujukan pasien ke fasilitas kesehatan yang lebih tinggi
Pelaksanaan rujukan pasien ke fasilitas pelayanan yang lebih tinggi harus mengikuti langkah-langkah yang tertuang dalam SPO
4. Referensi 5. Prosedur/
Langkah- langkah
1. Petugas menerima rekam medis dari petugas pendaftaran, 2. Petugas memanggil pasien masuk ke ruang periksa,
3. Petugas melakukan anamnesa,
4. Petugas melakukan pemeriksaan fisik,
5. Petugas mengidentifikasi masalah kesehatan yang terjadi pada pasien,
6. Petugas memberikan informasi kepada pasien mengenai kondisi kesehatan yang dialami pasien,
7. Petugas menjelaskan bahwa masalah kesehatan yang dihadapi pasien tidak mampu ditangani di Puskesmas,
8. Petugas menjelaskan bahwa pasien harus dirujuk ke fasilitas pelayanan kesehatan yang lebih tinggi/ mampu mengatasi masalah pasien,
9. Petugas melengkapi inform consent,
10.Petugas menyiapkan dan mengisi surat rujukan, 11. Petugas mendokumentasikan kegiatan.
7. Unit terkait Pendaftaran,BP Umum, KIA, poli gigi, poli gizi MENGHENTIKAN PERDARAHAN
SOP
No Dokumen : No. Revisi : Tanggal terbit : Halaman : 1/2 UPTD Puskesmas Karangjati dr. Yudono, M.Mkes NIP 19650828 199910 1 0011. Pengertian Rangkaiankegiatanuntuk menghentikan perdarahan baik pada kasus bedah maupun non bedah.
2. Tujuan Mencegah terjadinya syok 3. Kebijakan 4. Referensi 5. Prosedur/ Langkah- langkah INPUT / STRUKTUR :
Alat yang dipersiapkan sesuai dengan teknik yang akan dilaksanakan untuk kasus bedah :
- Alat pelindung diri (masker, sarung tangan, scort) - Balut tekan - Kasa steril - Tourniquet - Plester - Heacting set - Desinfektan - Spuit - NaCl 0,9 % PROSES :
1. Petugas memakai masker, sarung tangan, scort 2. Perawat I
a) Menekan pembuluh darah proximal dari luka, yang dekat dengan permukaan kulit dengan menggunakan jari tangan. b) Mengatur posisi dengan cara meninggikan daerah yang luka 3. Perawat II
a) Atur posisi pasien
b) pakai sarung tangan kecil
c) Letakkan kain kasa steril di atas luka, kemudian ditekan dengan ujung-ujung jari
d) Letakkkan lagi kain kasa steril di atas kain kasa yang
pertama, kemudian tekan dengan ujung jari bila perdarahan masih berlangsung. Tindakan ini dapat dilakukan secara
berulang sesuai kebutuhan tanpa mengangkat kain kasa yang ada.
4. Menekan balutan
a) Letakkan kain kasa steril di atas luka
b) Pasang verband balut tekan, kemudian letakkan benda keras (verband atau kayu balut) di atas luka
c) Balut luka dengan menggunakan verband balut tekan. 5. Memasang tourniquet untuk luka dengan perdarahan hebat dan
trumatik amputasi
a) Tutup luka ujung tungkai yang putus (amputasi) dengan menggunakan kain kasa steril
b) Pasang tourniquet lebih kurang 10 cm sebelah proximal luka, kemudian ikatlah dengan kuat.
c) Tourniquet harus dilonggarkan setiap 15 menit sekali secara periodik
6. Hal-hal yang perlu diperhatikan pada pemasangan tourniquete : a) Pemasangan tourniquet merupakan tindakan terakhir jika
tindakan lainnya tidak berhasil. Hanya dilakukan pada keadaan amputasi atau sebagai “live saving”
Selama melakukan tindakan, perhatikan :kondisi pasien dan tanda-tanda vital, ekspresi wajah, perkembangan pasien 6. Diagram alir
MEMBERIKAN OBAT INJEKSI SECARA SUBCUTAN (S.C)
SOP
No Dokumen : No. Revisi : Tanggal terbit : Halaman : 4 Pemerintah DaerahKabupaten Ngawi UPTD PUSKESMAS KARANGJATI dr. Yudono, M.MKes 1. Pengertian Pemberian obat / cairan dengan cara dimasukkan langsung ke
bawah kulit (sub cutan)
2. Tujuan 1. Memberikan pengobatan dengan alat injeksi melalui bawah kulit 2. Melaksanakan fungsi kolaborasi dengan dokter
3. Kebijakan Pasien yang mendapatkan obat yang diberikan secara sub cutan (S.C) 4. Referensi 5. Prosedur/ Langkah- langkah 1) Persiapan Alat : Spuit disposible
Obat yang di perlukan
Kapas steril
Alkohol 70%
Obat injeksi yang di perlukan (vial/ampul)
Cairan pelarut ( aquabides for injeksi )
Gergaji ampul (k/p)
Sarung tangan
Baki injeksi
Bengkok
Kontener jarum / sampah medis
Buku daftar obat injeksi
Form catatan perawat 2)
Persiapan Pasien
Memberi tahu pasien maksud dan tujuan tindakan
Mengatur posisi pasien 3) Pelaksanaan :
Perawat mencuci tangan
Bawa alat – alat ke dekat pasien
Siapkan obat pada spuit sesuai dosis
Cocockan nama obat dan nama pasien pada daftar injeksi
Atur posisi pasien sesuai dengan keadaan dan lokasi injeksi
Lakukan disinfeksi lokal suntikan dengan kapas alkohol 70% (melingkar dari arah dalam ke luar), biarkan kering
Masukkan jarum dengan sudut 45° pada lokasi injeksi
Penghisap di tarik sedikit, bila ada darah jarum langsung di tarik keluar
Bila tak ada darah, obat di masukkan perlahan – lahan
Setelah obat masuk seluruhnya jarum di cabut dengan cepat
Tekan dan masase pada lokasii penyuntikan menggunakan kapas alkohol
Pasien di rapikan dan alat – alat di bereskan
Perawat mencuci tangan
Mendokumentasikan tindakan pada status keperawatan pasien (jenis, dosis, jam, reaksi dari pemberian obat)
6. Diagram alir
MEMBERIAN OBAT INJEKSI SECARA INTRAMUSKULAR (I.M)
SOP
No Dokumen : No. Revisi : Tanggal terbit : Halaman : 6 Pemerintah DaerahKabupaten Ngawi UPTD PUSKESMAS KARANGJATI dr. Yudono, M.MKes 1. Pengertian Pemberian obat / cairan dengan cara dimasukkan langsung ke
dalam otot (muskulus)
2. Tujuan 1. Memberikan pengobatan dengan alat injeksi melalui jaringan otot 2. Melaksanakan fungsi kolaborasi dengan dokter
3. Kebijakan Pasien yang mendapatkan obat yang diberikan secara intra muskulus (I.M) 4. Referensi 5. Prosedur/ Langkah- langkah 1) Persiapan Alat : Spuit disposible
Obat yang di perlukan
Kapas steril
Alkohol 70%
Obat injeksi yang di perlukan (vial/ampul)
Cairan pelarut ( aquabides for injeksi )
Gergaji ampul (k/p)
Sarung tangan
Baki injeksi
Bengkok
Kontener jarum / sampah medis
Buku daftar obat injeksi
Form catatan perawat 2)
Persiapan Pasien
Beritahu pasien maksud dan tujuan tindakan
Atur posisi pasien 3) Pelaksanaan :
Perawat mencuci tangan
Bawa alat – alat ke dekat pasien
Siapkan obat pada spuit sesuai dosis
Cocockan nama obat dan nama pasien pada daftar injeksi
Atur posisi pasien sesuai dengan keadaan dan lokasi injeksi
Lakukan disinfeksi lokal suntikan dengan kapas alkohol 70% (melingkar dari arah dalam ke luar), biarkan kering
Masukkan jarum tegak lurus dengan sudut 90° pada lokasi injeksi, masuk kurang lebih 2/3
Penghisap di tarik sedikit, bila ada darah jarum langsung di tarik keluar
Bila tak ada darah, obat di masukkan perlahan – lahan
Setelah obat masuk seluruhnya jarum di cabut dengan cepat
Tekan dan masase pada lokasii penyuntikan menggunakan kapas alkohol
Pasien di rapikan dan alat – alat di bereskan
Perawat mencuci tangan
Dokumentasikan tindakan pada status keperawatan pasien (jenis, dosis, jam, reaksi dari pemberian obat)
6. Diagram alir
MEMBERIAN OBAT INJEKSI SECARA INTRAVENA (IV)
SOP
No Dokumen : No. Revisi : Tanggal terbit : Halaman : 8 Pemerintah DaerahKabupaten Ngawi UPTD PUSKESMAS KARANGJATI dr. Yudono, M.MKes 1. Pengertian Pemberian obat / cairan dengan cara dimasukkan langsung ke
dalam pembuluh darah vena
2. Tujuan 1. Memberikan pengobatan dengan alat injeksi melalui pembuluh darah vena
2. Melaksanakan fungsi kolaborasi dengan dokter
3. Kebijakan Pasien yang mendapatkan obat yang diberikan secara intravena (IV) 4. Referensi 5. Prosedur/ Langkah- langkah 1) Persiapan Alat : Spuit disposible
Obat yang di perlukan
Kapas steril
Alkohol 70%
Obat injeksi yang di perlukan (vial/ampul)
Cairan pelarut ( aquabides for injeksi )
Gergaji ampul (k/p)
Sarung tangan
Baki injeksi
Bengkok
Kontener jarum / sampah medis
Tourniquet
Buku daftar obat injeksi
Form catatan perawat 2)
Persiapan Pasien
Beritahu pasien maksud dan tujuan tindakan
Atur posisi pasien 3) Pelaksanaan :
Perawat mencuci tangan
Bawa alat – alat ke dekat pasien
Siapkan obat pada spuit sesuai dosis
Cocockan nama obat dan nama pasien pada daftar injeksi
Atur posisi pasien sesuai dengan keadaan dan lokasi injeksi
tourniquet dibagian atas daerah yang akan diinjeksi
Lakukan disinfeksi lokal suntikan dengan kapas alkohol 70% (melingkar dari arah dalam ke luar), biarkan kering lalu kulit diregangkan
Masukkan jarum pada pembuluh darah vena yang dimaksud dengan lubang jarum menghadap ke atas
Penghisap di tarik sedikit, bila berhasil darah akan masuk ke dalam spuit atau mengalir sendiri
Bila tak ada darahberarti tidak berhasil, jarum dipindahkan sampai berhasil
Bila berhasil , tourniquet segera dilepas
Obat di masukkan perlahan – lahan
Setelah obat masuk seluruhnya jarum di cabut dengan cepat
Tekan pada lokasi penyuntikan menggunakan kapas alkohol
Pasien di rapikan dan alat – alat di bereskan
Perawat mencuci tangan
Dokumentasikan tindakan pada status keperawatan pasien (jenis, dosis, jam, reaksi dari pemberian obat)
6. Diagram alir
MEMBERIAN OBAT INJEKSI SECARA INTRACUTAN (IC)
SOP
No Dokumen : No. Revisi : Tanggal terbit : Halaman : 10 Pemerintah DaerahKabupaten Ngawi UPTD PUSKESMAS KARANGJATI dr. Yudono, M.MKes 1. Pengertian Pemberian obat / cairan dengan cara dimasukkan jaringan kulit 2. Tujuan 1. Memberikan obat-obat tertentu dengan alat injeksi melalui
jaringan kulit
2. Melakukan uji coba kulit (skin test) dari obat-obat tertentu 3. Tuberculin test
4. Melaksanakan fungsi kolaborasi dengan dokter
3. Kebijakan Pasien yang mendapatkan obat yang diberikan secara intracutan 4. Referensi 5. Prosedur/ Langkah- langkah 1) Persiapan Alat :
Spuit disposible (spuit 1 cc)
Obat yang di perlukan
Kapas steril
Alkohol 70%
Obat injeksi yang di perlukan (vial/ampul)
Cairan pelarut ( aquabides for injeksi )
Gergaji ampul (k/p)
Sarung tangan
Baki injeksi
Bengkok
Kontener jarum / sampah medis
Buku daftar obat injeksi
Form catatan perawat 2)
Persiapan Pasien
Beritahu pasien maksud dan tujuan tindakan
Atur posisi pasien 3) Pelaksanaan :
Perawat mencuci tangan
Bawa alat – alat ke dekat pasien
Siapkan obat pada spuit sesuai dosis
Cocockan nama obat dan nama pasien pada daftar injeksi
Atur posisi pasien sesuai dengan keadaan dan lokasi injeksi
Lakukan disinfeksi lokal suntikan dengan kapas alkohol 70% (melingkar dari arah dalam ke luar), biarkan kering lalu kulit
diregangkan
Masukkan jarum dengan lubang jarum menghadap ke
atasdan membentuk sudut antara 15°-20° dengan permukaan kulit
Obat di masukkan perlahan – lahan sampai terjadi gelembung pada tempat tersebut
Setelah obat masuk seluruhnya jarum di cabut dengan cepat
Tidak boleh diusap dengan kapas alkohol dan tidak boleh dilakukan massage
Pasien di rapikan dan alat – alat di bereskan
Perawat mencuci tangan
Reaksi dilihat/dicatat setelah jangka waktu tertentu
Dokumentasikan tindakan pada status keperawatan pasien (jenis, dosis, jam, reaksi dari pemberian obat)
6. Diagram alir
MEMBERIAN OBAT INJEKSI SECARA INTRAVENA (IV)
MELALUI SELANG INFUS
SOP
No Dokumen : No. Revisi : Tanggal terbit : Halaman : 12 Pemerintah DaerahKabupaten Ngawi UPTD PUSKESMAS KARANGJATI dr. Yudono, M.MKes 1. Pengertian Pemberian obat / cairan dengan cara dimasukkan melalui selang
infus
2. Tujuan 1. Memberikan pengobatan dengan alat injeksi melalui selang infus 2. Melaksanakan fungsi kolaborasi dengan dokter
3. Kebijakan Pasien yang mendapatkan obat yang diberikan secara intravena melalui selang infus
4. Referensi 5. Prosedur/ Langkah- langkah 1) Persiapan Alat : Spuit disposible
Obat yang di perlukan
Kapas steril
Alkohol 70%
Obat injeksi yang di perlukan (vial/ampul)
Cairan pelarut ( aquabides for injeksi )
Gergaji ampul (k/p)
Sarung tangan
Baki injeksi
Bengkok
Kontener jarum / sampah medis
Tourniquet
Buku daftar obat injeksi
Form catatan perawat 2)
Persiapan Pasien
Beritahu pasien/keluargatentang prosedur tindakan injeksi IV ( lewat infus )
Atur posisi pasien 3) Pelaksanaan :
Perawat mencuci tangan dan memakai sarung tangan
Bawa alat – alat ke dekat pasien
Siapkan obat pada spuit sesuai dosis
Cocockan nama obat dan nama pasien pada daftar injeksi ( baca minimum 3x selama menyuntikkan kepada pasien )
Atur posisi pasien sesuai dengan keadaan umum dan lokasi injeksi
Di lakukan tes alergi dengan injeksi obat subcutan, jika ada reaksi alergi maka obat jangan di masukkan, tetapi jika tidak alergi obat dapat dimasukkan
Kran infus di matikan
Lakukan desinfeksi lokasi suntikan ( pada karet selang infus ) dengan kapas alkohol 70%
Masukkan jarum dengan sudut 45 derajat pada lokasi injeksi ( karet infus ) kemudian obat di masukkan pelan – pelan sampai habis
Observasi reaksi dari suntikan ( reaksi alergi atau tidak )
Bila ada reaksi alergi, maka injeksi jangan di teruskan ( injeksi di stop dan lapor dokter )
Spuit di cabut, kemudian di desinfeksi pada lokasi injeksi
Selang infus di nyalakan kembali dan di atur jumlah tetesan sesuai dengan kebutuhan
Pasien di rapikan dan di beritahu tindakan sudah selesai
Alat – alat di bereskan
Petugas melepas sarung tangan
Mencuci tangan
Dendokumentasikan tindakan pada status keperawatan pasien ( jenis, dosis, jam, reaksi dari pemberian obat ) 6. Diagram alir
PEMASANGAN INFUS
SOP
No Dokumen : No. Revisi : Tanggal terbit : Halaman : 14 Pemerintah DaerahKabupaten Ngawi UPTD PUSKESMAS KARANGJATI dr. Yudono, M.MKes 1. Pengertian Pemberian obat / cairan dengan cara dimasukkan melalui selang
infus
2. Tujuan 1. Memberikan pengobatan dengan alat injeksi melalui selang infus 2. Melaksanakan fungsi kolaborasi dengan dokter
3. Kebijakan Pasien yang mendapatkan obat yang diberikan secara intravena melalui selang infus
4. Referensi 5. Prosedur/ Langkah- langkah 1) Persiapan Alat :
Karet pembendung / tourniket
Perlak kecil
Jarum / surflo No 22,24,26
Cairan RL, D5%,dll
Spalk + verband
Micro / macro infus
Tiang infus
Plester + gunting
Jam tangan yang ada jarum detik
Sarung tangan
Alkohol 70% + kapas steril
Bengkok 2)
Persiapan Pasien
Beritahu dan menjelaskan pada pasien tujuan di pasang infus
Atur posisi pasien 3) Pelaksanaan :
Bawa alat – alat ke dekat pasien
Cuci tangan
Buka pakaian pada daerah yang akan di pasang infus
Pasang alas di bawah anggota badan yang akan di pasang infus
Gantungkan botol cairan pada tiang infus
Buka dan membersihkan tutup botol dengan kapas alkohol lalu menusukkan jarum micro / macro infus ke dalam, tutup infus, membuka klem botol, mengalirkan cairan,
kemudian pipa infus di klem kembali
Tutup jarum infus dengan penutupnya
Anggota badan yang akan di infus di bendung / di stuwing sehingga vena terlihat jelas
Desinfeksi kulit dengan kapas alkohol
Tusukkan jarum infus ke dalam vena dengan lobang jarum mengarah ke atas. Bila darah mengalir ke dalam pipa infus, menandakan jarum masuk tepat ke dalam vena. Karet pembendung di lepaskan, kemudian penjepit di longgarkan untuk melihat kelancaran cairan mengalir
Hitung tetesan cairan sesuai instruksi
Rekatkan pangkal jarum dengan plester pada kulit
pasang spalk bila di perlukan
Rapikan pasien
Bereskan alat – alat
Catat :
- Nama pasien / kamar pasien
- Tanggal dan jam pemberian dan pemasangan infus - Macam dan jumlah cairan yang di berikan
- Jumlah tetesan per menit
- Tanggal dan jam berakhirnya pemberian infus
Perhatian :
- Sterilitas harus di pertahankan
- Mengawasi reaksi pasien selama 15 menit pertama setelah pemasangan infus dengan mencatat nadi, suhu, pernafasan, warna kulit, gatal – gatal, menggigil
- Mengawasi kelancaran tetesan untuk jumlah per menit - Cairan infus di dalam botol tidak boleh sampai habis agar
udara tidak masuk ke dalam pipa infus
Bahaya : - Infeksi
- Trauma vena yang dapat mengakibatkan haematom
Perawat mencuci tangan
Dendokumentasikan tindakan pada status keperawatan pasien ( jam pelaksanaan )
6. Diagram alir
PERAWATAN INFUS
SOP
No Dokumen : No. Revisi : Tanggal terbit : Halaman : 16 Pemerintah DaerahKabupaten Ngawi UPTD PUSKESMAS KARANGJATI dr. Yudono, M.MKes 1. Pengertian Perawatan pada tempat pemasangan infus
2. Tujuan Mencegah terjadinya infeksi 3. Kebijakan Pasien yang terpasang infus 4. Referensi 5. Prosedur/ Langkah- langkah 1) Persiapan Alat :
Pinset anatomis steril: 2 buah
Kasa steril
Sarung tangan steril
Gunting plester
Plester/hypavic
Lidi kapas
Alkohol 70% /wash bensin dalam tempatnya
Iodin Povidon solution 10% /sejenis
Penunjuk waktu
NaCl 0,9%
Bengkok 2 buah, satu berisi cairan desinfektan 2)
Persiapan Pasien
Beritahu dan menjelaskan pada pasien tindakan yang dilakukan
Atur posisi pasien 3) Pelaksanaan :
Cuci tangan
Atur posisi pasien (tempat tusukan infus terlihat jelas)
Pakai sarung tangan
Basahi plester dengan alkohol/wash bensin dan buka balutan dengan menggunakan pinset
Bersihkan bekas plester
Bersihkan daerah tusukan & sekitarnya dengan NaCl
Olesi tempat tusukan dengan Iodin cair/salf
Tutup dengan kassa steril dengan rapi
Pasang plester penutup
Rapikan pasien
Bereskan alat – alat
Perawat mencuci tangan
Dokumentasikan tindakan pada status keperawatan pasien ( jam pelaksanaan )
6. Diagram alir
PENGUKURAN SUHU (AXXILA)
SOP
No Dokumen : No. Revisi : Tanggal terbit : Halaman : 18 Pemerintah DaerahKabupaten Ngawi UPTD PUSKESMAS KARANGJATI dr. Yudono, M.MKes 1. Pengertian Pemeriksaan terhadap suhu badan di axilla dengan menggunakan
alat Thermometer
2. Tujuan Mengetahui suhu tubuh pasien 3. Kebijakan 1. Pasien baru
2. Evaluasi perkembangan kondisi pasien 4. Referensi 5. Prosedur/ Langkah- langkah 1) Persiapan Alat :
Thermometer bersih pada tempatnya
Tiga botol: larutan sabun. desinfektan, air bersih
Bengkok
Potongan kertas tissue dalam tempatnya
Alat tulis 2)
Persiapan Pasien
Beritahu dan menjelaskan pada pasien tindakan yang dilakukan
Atur posisi pasien 3) Pelaksanaan :
Bebaskan axilla pasien pada lengan yang jauh
Bersihkan axilla dengan tissue
Periksa thermometer, pastikan pada skala di bawah 35°C, bila belum turunkan dengan cara mengibaskan termometer
Pasang reservoir thermometer tepat pada tengah axilla
Silangkan tangan di depan, memegang bahu
Angkat thermometer setelah 10 menit
Usap thermometer dengan tissue kering ke arah reservoir
Baca hasil pengukuran
Catat hasil pengukuran
Bersihkan thermometer: mencelupkan kedalam air sabun kemudian usap kearah reservoar, mencelupkan kedalam larutan desinfektan selanjutnya dibersihkan dengan air bersih dan usap dari arah reservoir
Turunkan air raksa
Kembalikan thermometer pada tempatnya
Rapikan pasien
Perawat mencuci tangan
Dokumentasikan tindakan pada status keperawatan pasien ( jam pelaksanaan )
6. Diagram alir
PENGUKURAN TEKANAN DARAH
SOP
No Dokumen : No. Revisi : Tanggal terbit : Halaman : 20 Pemerintah DaerahKabupaten Ngawi UPTD PUSKESMAS KARANGJATI dr. Yudono, M.MKes 1. Pengertian Mengukur tekanan darah pasien dengan menggunakan alat
tensimeter air raksa
2. Tujuan - Mengetahui kerja jantung - Menegakkan diagnosa - Membantu pemberian terapi 3. Kebijakan - Pasien baru
- Evaluasi perkembangan kondisi pasien 4. Referensi 5. Prosedur/ Langkah- langkah 1) Persiapan Alat : Tensimeter Termometer Stetoskop Alat tulis 2) Persiapan Pasien
Beritahu dan menjelaskan pada pasien tindakan yang dilakukan
Atur posisi pasien 3) Pelaksanaan :
Atur posisi pasien: supinasi
Tempatkan diri di sebelah kanan pasien, bila mungkin
Lengan baju dibuka/digulung keatas
Manset dipasang pada lengan atas dengan pipa karet disisi luar lengan
Balutkan manset jangan terlalu kuat/longgar
Denyut nadi arteri brachialis diraba, lalu stetoskop diletakkan pada daerah tersebut
Pompa balon karet, kemudian sekrup balon dibuka sehingga air raksa turun perlahan-lahan
Sambil melihat turunnya air raksa, dengarkan denyutan pertama (sistole)
Dengarkan terus sampai hilangnya denyutan (diastole)
Catat hasil pemeriksaan
Rapikan pasien
Bereskan alat – alat
Perawat mencuci tangan
( jam pelaksanaan ) 6. Diagram alir
7. Unit terkait BP Umum, KIA, Poli gigi, UGD, Rawat Inap, Poned, Polindes, Pustu
SOP
No Dokumen : No. Revisi : Tanggal terbit : Halaman : 22 Pemerintah DaerahKabupaten Ngawi UPTD PUSKESMAS KARANGJATI dr. Yudono, M.MKes 1. Pengertian Melakukan tindakan perawatan membersihkan dan mengobati luka
lecet
2. Tujuan - Mencegah infeksi
- Membantu penyembuhan luka 3. Kebijakan Dilakukan pada luka lecet
4. Referensi 5. Prosedur/ Langkah- langkah 1) Persiapan Alat : Tensimeter
Bak instrument yang berisi:
Pinset anatomis
Lidi kapas
Peralatan lain terdiri dari:
Sarung tangan
Desinfektan
NaCl 0,9%
Bengkok 2 buah, 1 berisi larutan desinfektan 2)
Persiapan Pasien
Beritahu dan menjelaskan pada pasien tindakan yang dilakukan
3) Pelaksanaan :
Atur posisi pasien
Jaga privacy
Atur posisi pasien sehingga luka dapat terlihat jelas dan buka pakaian seperlunya
Buka peralatan
Pakai sarung tangan
Bersihkan luka dengan menggunakan cairan NaCl 0,9%
Keringkan dengan kassa steril
Oleskan desinfektan
Rapikan pasien 6. Diagram alir
7. Unit terkait BP Umum, UGD, Rawat Inap, Polindes, Pustu
SOP
No Dokumen : No. Revisi : Tanggal terbit : Halaman : 23 Pemerintah DaerahKabupaten Ngawi UPTD PUSKESMAS KARANGJATI dr. Yudono, M.MKes 1. Pengertian Melakukan tindakan perawatan : mengganti balutan,membersihkan
luka pada luka kotor 2. Tujuan - Mencegah infeksi
- Membantu penyembuhan luka 3. Kebijakan Dilakukan pada luka lecet
4. Referensi 5. Prosedur/ Langkah- langkah 1) Persiapan Alat : Pinset anatomi Pinset chirurgis Gunting debridemand Kasa steril Kom: 3 buah
Peralatan lain terdiri dari:
Sarung tangan
Gunting plester
Plester/perekat
Alkohol 70 % / Wash bensin
Desinfektant
NaCl 0,9 %
Bengkok 2 buah, 1 buah berisi larutan desinfektan
Verband
Obat luka sesuai kebutuhan 2)
Persiapan Pasien
eritahu dan menjelaskan pada pasien tindakan yang dilakukan
3) Pelaksanaan :
Atur posisi pasien
Jaga privacy
Atur posisi pasien sehingga luka dapat terlihat jelas
Buka peralatan
Pakai sarung tangan
Basahi plester dengan alcohol/wash bensin dan buka menggunakan pinset
Buka balutan lapis luar
Bersihkan sekitar luka dan bekas plester
Buka balutan lapis dalam
Lakukan debridement
Bersihkan luka dengan cairan NaCl
Lakukan kompres desinfektan dan tutup dengan kasa
Pasang plester atau verband
Rapikanpasien 6. Diagram alir
7. Unit terkait BP Umum, UGD, Rawat Inap
SOP
No Dokumen : No. Revisi : Tanggal terbit : Halaman : 25 Pemerintah DaerahKabupaten Ngawi UPTD PUSKESMAS KARANGJATI dr. Yudono, M.MKes 1. Pengertian Melakukantindakanpenghisapanlendir di jalannafas
2. Tujuan - Mengeluarkan secret/cairanpadajalannafas - Melancarkanjalannafas
3. Kebijakan - Pasientidaksadar
- Pasien yang tidakmampumengeluarkan lender sendiri 4. Referensi 5. Prosedur/ Langkah- langkah 1) PersiapanAlat :
Bak instrument berisi: pinsetanatomi 2, kasasecukupnya
NaClatau air matang
Canule section
Perlakdanpengalas
Mesin suction
Kertas tissue 2) PersiapanPasien
Beritahudanmenjelaskanpadapasientindakan yang dilakukan 3) Pelaksanaan :
Berikanposisi yang nyamanpadapasienkepalasedikitEkstensi
BerikanOksigen 2 – 5 menit
Letakkanpengalas di bawahdagupasien
Pakaisarungtangan
Hidupkanmesin, mengecektekanandanbotolpenampung
Masukkankanul section denganhati-hati (hidung ± 5 cm, mulut ±10 cm)
Hisaplenderdenganmenutuplubangkanul, menarik
keluarperlahansambilmemutar (+ 5 detikuntukanak, + 10 detikuntukdewasa)
BilaskanuldenganNaCl, berikankesempatanpasienbernafas
Ulangiprosedurtersebut 3-5 kali suctioning
Observasikeadaanumumpasiendan status pernafasannya
Observasi secret tentangwarna, baud an volumenya 6. Diagram alir
VULVA HYGIENE
SOP
No Dokumen :No. Revisi : Tanggal terbit :
Halaman : 27
Pemerintah Daerah
Kabupaten Ngawi UPTD PUSKESMAS KARANGJATI dr. Yudono, M.MKes 1. Pengertian Melakukan tindakanmembersihkan alat kelamin wanita bagian luar
dan sekitarnya
2. Tujuan - Mencegahterjadinyainfeksidi daerah vulva, perineum maupun uterus
- Menjagakebersihan perineum dan vulva
- Untukpenyembuhanluka perineum/jahitanpada perineum - Memberikan rasa nyamanpada pasien
3. Kebijakan - Dilakukanpadaibu setelah melahirkan 4. Referensi 5. Prosedur/ Langkah- langkah 1) Persiapan Alat :
Oleum coccus yang hangat (direndamdalam air hangat)
Kapas Handukbesar: 2 buah Peniti: 2 buah Air hangatdandingindalambaskom Waslap: 2 buah Bengkok 2) PersiapanPasien
Beritahu dan menjelaskan pada pasien tindakan yang dilakukan
3) Pelaksanaan :
Pasangsampiran/menjaga privacy
Pasangselimutmandi
Aturposisipasien dorsal recumbent
Pasang alas danperlakdibawahpantat
Guritadibuka,
celanadanpembalutdilepasbersamaandenganpemasanganpis pot, sambilmemperhatikanlochea.
Celanadanpembalutdimasukkandalamtas plastic yang berbeda
Pasiendisuruh BAK/BAB
Perawatmemakai sarungtangankiri
Guyur vulva dengan air matang
Pispotdiambil
Dekatkanbengkokkedekatpasien
Pakaisarungtangankanan, kemudianmengambilkapasbasah. Buka vulva denganibujaridanjaritelunjukkiri
Bersihkan vulva mulaidari labia mayorakiri, labia mayorakanan, labia minorakiri, labia minorakanan, vestibulum, perineum.
Arahdariataskebawahdengankapasbasah (1 kapas, 1 kali usap)
Perhatikankeadaan perineum. Bilaadajahitan, perhatikanapakahlepas/longgar, bengkak/iritasi. Membersihkanlukajahitandengankapasbasah
Tutuplukadengankassa yang telahdiolesisalep/betadine
Pasangcelanadalamdanpembalut
Ambil alas, perlakdanbengkok
Rapikanpasien,
mengambilselimutmandidanmemakaikanselimutpasien Perhatikan :
Hati-hati bekerja dan jaga kesopanan
Perhatikan kelainan vulva dan sekitarnya, kotoran sekitarnya jangan sampai masuk ke dalam vulva
6. Diagram alir
7. Unit terkait KIA, Poned, Polindes, Pustu
SOP
No Dokumen : No. Revisi : Tanggal terbit : Halaman : 29 Pemerintah DaerahKabupaten Ngawi UPTD PUSKESMAS KARANGJATI dr. Yudono, M.MKes 1. Pengertian Memberikanperawatantalipusatpadabayidimulaihari 1
kelahiransampaidengantalipusatlepas (puput) 2. Tujuan - Mencegah terjadinya infeksi
3. Kebijakan - Mulaidilakukanpadabayi barulahirsampaidengantalipusatlepas (puput) 4. Referensi 5. Prosedur/ Langkah- langkah 1) PersiapanAlat :
Kassa steril dalam tempatnya
Air hangat pada tempatnya
Bengkok 1 buah
Perlak dan pengalas 2)
PersiapanPasien
Beritahu dan menjelaskan pada keluarga tindakan yang dilakukan
3) Pelaksanaan :
Pasang perlak dan pengalas disamping kanan bayi
Bersihkan tali pusat dengan kassa air hangat
a. Bila tali pusat masih basah, bersihkan dari arah ujung ke pangkal
b. Bila tali pusat sudah kering, bersihkan dari arah pangkal ke ujung
Setelah selesai, pakaian bayi dikenakan kembali. Sebaiknya bayi tidak boleh dipakaikan gurita karena akan membuat lembab daerah tali pusat sehingga kuman/bakteri tumbuh subur dan akhirnya menghambat penyembuhan. Tetapi juga harus dilihat kebiasaan orang tua/ibu (personal hygiene) 6. Diagram alir
7. Unit terkait KIA, Poned, Polindes, Pustu
PENATALAKSANAAN PASIEN
APB
No. Revisi : Tanggal terbit :
Halaman : 30
Pemerintah Daerah
Kabupaten Ngawi UPTD PUSKESMAS KARANGJATI dr. Yudono, M.MKes 1. Pengertian Penatalaksanaan pada ibu hamil dengan perdarahan pervaginam
pada usia kehamilan lebih dari 20 minggu sampai sebelum bayi dilahirkan dan pada intrapartum sebelum kelahiran
2. Tujuan Sebagai acuan untuk penatalaksanakan pasien dengan APB agar tak jatuh pada keadaan syok karena kekurangan darah dan untuk kesejahteraan ibu dan anak
3. Kebijakan - Dibawah tanggung jawab dan pengawasan dokter - Bidan yang terampil
4. Referensi 5. Prosedur/ Langkah- langkah Alat – alat : 1. Tensi meter 2. Stetoskop 3. Doppler 4. Transfusi set 5. Abocat no. 18 6. Cairan infus Prosedur :
1. Nilai status pasien dan stabilitas ibu 2. Nilai kesejahteraan bayi
3. Lakukan resusitasi yang sesuai
4. Tentukan penyebab perdarahan pervaginam jangan melakukan periksa dalam
5. Terapi ekspeksatif bila memungkinkan
6. Terminasi atas dasar kondisi ibu dan atau janin (rujuk ke Rumah Sakit)
6. Diagram alir
ASUHAN PERSALINAN
NORMAL
SOP
No Dokumen : No. Revisi : Tanggal terbit : Halaman : 31 Pemerintah DaerahKabupaten Ngawi UPTD PUSKESMAS KARANGJATI dr. Yudono, M.MKes 1. Pengertian Asuhan pada ibu hamil aterem letak kepala mulai dari kala I
(pembukaan servik, kontraksi teratur, keluar lendir darah), kala II (pembukaan lengkap 10 cm sampai bayi lahir), kala III (melahirkan
plasenta), kala IV (kurang 2 jam post partum)
2. Tujuan Sebagai acuan untuk penatalaksanaan ibu bersalin normal 3. Kebijakan - Bidan yang terampil
- Tersedia alat yang lengkap 4. Referensi 5. Prosedur/ Langkah- langkah Obat – obatan : Oxytosin 2 amp Spuit 3 cc 1 Alat – alat : 1. Gunting epis 1 2. Klem tali pusat 2 3. Gunting tali pusat 1 4. Pengikat tali pusat 1 5. Kassa steril
6. Sarung tangan Prosedur :
1. Mengenali tanda dan gejala kala 2, yaitu dorongan ingin meneran tekanan pada rektum dan vagina meningkat, perineum tampak menonjol, vulva dan sfingter ani membuka 2. Pastikan kelengkapan peralatan dan obat-obatan esensial
untuk menolong persalina dan menatalaksanakan komplikasi ibu dan bayi baru lahir
3. Pakai celemek plastik (APD)
4. Melepaskan perhiasan yang dipakai,cuci tangan dengan sabun dan air bersih mengalir kemudian keringkan
5. Pakai sarung tangan DTT pada tangan yang akan digunakan untuk periksa dalam
6. Masukkan oksitosin kedalam tabung suntik dengan tehnik satu tangan pastikan tidak terjadibkontaminasi pada alat suntik
7. Membersihkan vulva dan perineum dengan kasa steril yang telah dibasahi dengan air DTT besihkan secara
hati-hati,buang kasa pembersih pada tempat yang tersedia, ganti sarung tangan jika terkontaminasi
8. Lakukan pemeriksaan dalam untuk memastikan pembukaan lengkap,bila selaput ketuban belum pecah dan pembukaan sudah lengkap maka lakukan amniotomi
kedalam kloron 0,5% lepas dalam keadaan terbalik
10. Periksa DJJ setelah kontraksi /relaksasi batas normal DJJ (120-160x/mnt)dan mendokumentasikan hasil hasil
pemeriksaan
11. Beritahu ibu bahwa pembukaan sudah lengkap dan keadaan janin baik dan bantu ibu menemukan posisi yang nyaman, tunggu hingga timbul rasa ingin meneran
12. Minta keluarga membantu menyiapkan posisi meneran bila kontraksi kuat bantu ibu keposisi setengah duduk pastikan ibu merasa nyaman
13. Laksanakan bimbingan meneran pada saat ibu merasa ada dorongan kuat untuk meneran, bimbing dan beri dukungkan pada ibu pada saat meneran bantu mengambil posisi yang nyaman,anjurkan ibu istirahat diantara kontraksi beri makan minum, pantau DJJ jika tidak ada kontraksi
14. Anjurkan ibu berjalan dan memilih posisi yang nyaman jika belum dorongan untuk meneran dalam 60menit
15. Letakka handuk bersih diatas perut ibu(untuk mengeringkan bayi)jika vulva membuka dengan diameter 5-6cm
16. Letakkan kain bersih yang dilipat 1/3 bagian bawah bokong ibu
17. Buka tutup partus set priksa kelengkapan alat dan bahan 18. Pakai sarung tangan DTT pada kedua tangan
19. Setelah tampak kepala bayi dengan diameter 5-6cm membuka vulva maka lindungi perineum tangan yang lain menahan kepala agar tidak defleksi dan membantu lahirkan kepala,anjurkan ibu bernafas cepat dan dangkal
20. Periksa kemungkinan adanya lilitan tali pusat dan ambil tindakan yang sesuai jika hal itu terjadi jika tali pusat leher segera longgarkan,jika lilitan kuat klem di dua tempat dan potong diantara klem tersebut, segera lanjutkan proses kelahiran bayi
21. Tunggu kepala bayi melakukan putaran paksi luar secara spontan
22. Setelah kepala melakukan putar paksi luar pegang kepala secara biparental gerakkan kepala ke arah bawah dan distal hingga bahu depan muncul kebawah arkus pubis kemudian
gerakan keatas untuk melahirkan bahu belakang
23. Setelah kedua bahu lahir , geser tangan bawah untuk kepala dan bahu, gunakan tangan atas untuk menelusuri dan
memegang lengan dan siku sebelah atas
24. Setelah tubuh dan lengan lahir penelusuran tangan atas berlanjut ke punggung,bokong tungkai dan kaki pegang kedua mata kaki (masukan telunjuk diantara kaki dan pegang masing-masing mata kaki dengan ibu jari)
25. Lakukan penelian bayi baru lahir (apakah menangis kuat? Dan apakah gerakan bayi aktif)bila bayi menangis kuat dan gerakan aktif lanjutkan tindakan selanjutnya
26. Meneringka tubuh bayi mulai dari muka kepala dan bagian tubuh ainya kecuali telapak tangan,ganti handuk basah dengan handuk kering ,biarkan bayi diatas perut ibu
27. Periksa uterus untuk memastikan tidak ada lagi bayi dalam uterus (hamil tunggal)
28. Beritahu ibu bahwa akan disuntik oksitosin agar uterus berkontraksi baik
29. Dalam 1 menit setelah bayi lahir suntikan oksitosin 10 unit IM 30. Dalam waktu 2 menit setelah bayi lahir jepit tali pusat 3 cm
dari pusat bayi urut dan jepit kembali tali pusat 2 cm dari klem pertama
31. Memotong dan mengikat tali pusat dengan cara satu tangan pegang tali pusat yang telah dijepit lindungi perut bayi dan lakukan penguntingan ,ikat tali pusat dengan benang DTT pada satu sisi kemudian melingkar kembali dan mengikatnya dengan simbol kunci kemudian lepaskan klem dalam wdah yang disediakan
32. Letakkan bayi tengkurap di dada ibu agar ada kontak kulit ke kulit bayi
33. Selimuti ibu dan bayi dengan kain hangat dan topi di kepala bayi
34. Pindahkan klem pada tali pusat hingga jarak 5-10cm dari vulva
35. Letakkan satu tangan diatas kain pada perut ibu ditepi simpisis untuk mendeteksi tangan lain menegangkan tali pusat
bawah sambil tangan lain melakukan dorso kranial secara hati hati untuk mencegah inversio uteri
37. Mengeluarkan plasenta dengan dorso kranial hingga plasenta terlepas jika plasenta tidak lahir dlm 15menit beri dosis ulang oksitosin10 unit
38. Saat plasenta muncul di introitus vagina lahirkan olasenta pegang dan putar hingga selaput ketuban terlepas
39. Setelah plasenta lahir segera lakukan masase hingga uterus berkontraksi atau teraba keras
40. Periksa kedua sisi plasenta baik bagian ibu maupun bayi masukkan plasenta kedalam kantung plasti
41. Evaluasi kemungkinan laserasi pada vagina dan perineum 42. Pastikan uterus berkontraksi baik dan tidak terjadi perdarahan
pevaginam
43. Lakukan inisiasi menyusu dini dan biarkan bayi melakukan kontak kulit dengan ibu selama 1jam
44. Lakukan pemeriksaan fisik BBL
45. Setelah 1jam pemberian vitK pda paha kiri dan hep B pada paha kanan
46. Lanjutkan pemantauan kontraksi dan mencegah pertdarahan pervagina
47. Ajarkan ibu dan keluarga cara masase uterus dan menilai kontraksi
48. Memeriksa nadi ibu dan kandung kemih selama 15 menit selama 1jam pertama pasca persalinan selanjutny 30 menit pada jam kedua
49. Evaluasi dan estimasi jumlah kehilangan darah
50. Pantau tanda-tanda bahaya pada bayi setiap 15menit
51. Tempatkan peralatan bekas pakai dalam larutan klorin untuk dekontaminasi
52. Buang bahan yang terkontaminasi ke tempat sampah yang sesuai
53. Bersihkan ibu dengan nggunakan air DTT bantu ibu berganti pakaian
54. Pastikan ibu mersa nyaman bantu ibu memberikan ASI 55. Dekontaminasikan tempat bersalin dengan larutan klorin
0,5%
56. Celupkan sarung tangan kotor ke dalam larutan klorin 0,5%rendam secara terbalik
58. Lengkapi partograf (halaman depan dan belakang)periksa TTV dan asuhan kala 4
6. Diagram alir
7. Unit terkait Poned, Pustu, Polindes
PENATALAKSANAAN PASIEN
HEG
SOP
No Dokumen : No. Revisi : Tanggal terbit : Halaman : 37 Pemerintah DaerahKabupaten Ngawi UPTD PUSKESMAS KARANGJATI dr. Yudono, M.MKes 1. Pengertian Melaksanakan tindakan pada ibu hamil yang mengalami mual
muntahyang berlebih
2. Tujuan Sebagai acuan untuk ibu hamil dengan HEG agar tidak terjadi dehidrasi dan terpenuhi nutrisi untuk ibu hamil dan mengurangi mual muntah yang berlebih
3. Kebijakan dibawah tanggung jawab dan pengawasan dokter 4. Referensi 5. Prosedur/ Langkah- langkah Persiapan alat : 1. Infus set 2. Abocath no.20 3. Cairan D 5%,RL 4. Primperan amp 5. Ranitidin amp 6. Spuit 3cc Prosedur :
1. Sesuai dengan prosedur penerimaan pasien baru
2. Kolaborasi dengan dokter SPOG untuk pemberian terapi: - Infus RL : D5%
- Injeksi primperan 3x1 - Injeksi ranitidin 3x1
3. Memasang infus sesuai SOP
4. Memberikan suntikan intravena sesuai SOP
5. Observasi keluhan, KU, TTV,intake dan output selama perawatan
6. Diagram alir
PENANGANAN KPD
SOP
No Dokumen : No. Revisi : Tanggal terbit : Halaman : 38 Pemerintah DaerahKabupaten Ngawi UPTD PUSKESMAS KARANGJATI dr. Yudono, M.MKes 1. Pengertian Tata laksana pada ibu hamil yang mengeluarkan cairan
2. Tujuan Sebagai acuan penanganan pasien yang mengalami KPD 3. Kebijakan Dibawah pengawasan dokter SPOG
4. Referensi 5. Prosedur/ Langkah- langkah Persiapan alat : 1. Handscoon 1 pasang 2. Anti biotik injeksi 3. Spuit 3cc
4. Lakmus test
Prosedur :
1. Prosedur penerimaan pasien baru 2. Konfirmasi usia kehamilan
3. Lakukan pemeriksaan inspeksi untuk memulai cairan yang keluar (jumlah, warna, bau) dan membedakannya dengan urin
4. Jika mungkin lakukan tes lakmus (tes nitrasin) jika kertas lakmus merah berubah menjadi biru menunjukkan adanya cairan ketuban
5. Tentukan ada tidaknya infeksi: jika ada tanda – tanda infeksi beri antibiotik
6. Tentukan tanda – tanda inpartu a. Hamil < 37 minggu :
- Beri dexametason 6 mg (4 amp) - Injeksi antibiotik
- Rujuk
b. Hamil > 37 minggu inpartu persalinan normal 6. Diagram alir
PENATALAKSANAAN PASIEN
ABORTUS INCOMPLET
SOP
No Dokumen : No. Revisi : Tanggal terbit : Halaman : 40 Pemerintah DaerahKabupaten Ngawi UPTD PUSKESMAS KARANGJATI dr. Yudono, M.MKes 1. Pengertian Penatalaksanaan pada ibu hamil dengan perdarahan pervaginam
pada kehamilan pada kehamilan kurang dari 20 minggu atau berat janin < 500 gram dengan tanda-tanda perdarahan sedang hingga banyak,portio terbuka,terjadi ekspulsi sebagian hasil konsepsi
2. Tujuan Sebagai acuan untuk penatalaksanan pasien abortus incomplet agar perdarahan teratasi dan cavum uteri bersih dari sisa konsepsi
3. Kebijakan - Dibawah pengawasan dokter - Bidan yang terampil
- Tersedia alat – alat yang lengkap 4. Referensi 5. Prosedur/ Langkah- langkah Alat – alat : 1. Sarung tangan 2. Infus set 3. Cairan infus 4. Abocath 5. Obat – obatan : - Preabor - Asam traneksamat - Anti biotik - Asam mefenamat - Uterotonika (metergin) - Spuit 3cc dan 5cc Prosedur pelaksanaan
1. Menjelaskan pada ibu hasil pemeriksaan dan tindakan yang akan dilakukan
2. Kolaborasi dengan dokter SPOG untuk pemberian terapi: Infus RL,injeksi metergin 1 amp IM
3. Coba dilakukan pembersihan cavum uteri dengan cara digital bila berhasil lakukan asuhan pasca keguguran kalau tidak berhasil rujuk ke rumah sakit
6. Diagram alir
PENATALAKSANAAN PASIEN
ABORTUS COMPLET
SOP
No Dokumen : No. Revisi : Tanggal terbit : Halaman : 42 Pemerintah DaerahKabupaten Ngawi UPTD PUSKESMAS KARANGJATI dr. Yudono, M.MKes 1. Pengertian penatalaksanaan pada ibu hamil denganperdarahan pervaginam <
20 minggu dan berat janin < 500 gram dengan riwayat ekspulsi , sedikit atau tanpa rasa nyeri , portio tertutup.
2. Tujuan sebagai acuan untuk menatalaksana pasien yang mengalami abortus.
3. Kebijakan Dibawah tanggung jawab dan pengawasan Dokter Bidan yang terampil
5. Prosedur/ Langkah- langkah
Alat : USG
Obat: Tambah darah Asmef
Antibiotik : Amox Prosedur :
1. Pastikan cavum uiteri bersih dengan pasien USG oleh Dokter
2. Observasi KU, TTV, Perdarahan
3. Kolaborasi dengan Dokter untuk pamberian terapi . Antibiotikl : Amox 3x1tab
. Asmef 3x1 4. Dokumentasi tindakan 6. Diagram alir
7. Unit terkait Poned
PENATALAKSANAAN PASIEN
ABORTUS IMMINENS
SOP
No Dokumen : No. Revisi : Tanggal terbit : Halaman : 43 Pemerintah DaerahKabupaten Ngawi UPTD PUSKESMAS KARANGJATI dr. Yudono, M.MKes 1. Pengertian Penatalaksanaan pada ibu hamil dengan perdarahan pervaginam
kurang dari 20 mgg dan berat janin kurang dari 500 gram dengan tanda-tanda perdarahan berat hingga sedang,portio tertutup 2. Tujuan Mempertahankan kehamilan agar kehamilan bisa berlanjut 3. Kebijakan Dibawah pengawasan dan tanggung jawab dokter
4. Referensi 5. Prosedur/ Langkah- langkah Alat Infus set Abocath Preabor Asam traneksamat Asam mefenamat Pelaksanaan :
1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan
2. Kolaborasi dengan DSOG untuk pemberian terapi
Infus
Preabor 3x1
Asam trakneksamat kalau perlu Asam mefenamat kalau perlu
3. Observasi keluhan, keadaan umum, TTV dan perdarahan
4. Dokumentasikan hasil tindakan yang dilakuan 6. Diagram alir
KOMPRESI BIMANUAL
UTERUS
SOP
No Dokumen : No. Revisi : Tanggal terbit : Halaman : 45 Pemerintah DaerahKabupaten Ngawi UPTD PUSKESMAS KARANGJATI dr. Yudono, M.MKes 1. Pengertian Penatalaksanan pada ibu bersalin dengan perdarahan pervaginam
lebih dari 500cc karena atonia uteri dengan melakukan kompresi bimanual
2. Tujuan Untuk menghentikan perdarahan dan memperbaiki kontraksi uterus 3. Kebijakan Bidan yang terampil
4. Referensi 5. Prosedur/ Langkah- langkah - Persiapan alat - Sarung tangan DTT - Larutan anti septik - Kasa seteril
Pelaksanaan : Kompresi bimanual internal
1. Memberitahu ibu atas tindakan yang akan dilakukan 2. Penolong berdiri didepan vulva oleskan larutan antiseptik
pada sarung tangan dengan ibu jari dan telunjuk tangan kiri, sisihkan kedua labium mayus ke lateral dan secara
obstetrik masukkan tangan kanan melalui introitus 3. Kepalkan tangan kanan dan letakkan dataran punggung
jari telunjuk hingga kelingkingpada fornik anterior dorong uterus ke kronio
4. Tapak tangan kiri menekan bagian belakang korpus uteri 5. Lakukan kompresi dengan mendekatkan telapak tangan
kiri dengan kepalan tangan kanan pada fornik anterior 6. Bila perdarahan berhenti pertahankan posisi demikian
hingga kontraksi uterus membaik. Bila perdarahan belum berhenti lanjutkan tindakkan berikutnya
7. Bersihkan dan rendam sarung tangan dengan klorin 8. Cuci tangan, perhatikan TTV, kontraksi uterus tiap 10
menit dalam 2 jam pertama.
9. Mendokumentasikan hasil tindakan Kompresi bimanual eksternal
1. Penolong berdiri menghadap sisi kanan ibu
2. Tekan dinding perut bawah ibu untuk menaikan fundus uteri agar telapak tangan kiri dapat mencangkup dinding belakang uterus
3. Pindahkan posisi tangan kanan sehingga telapak tangan kanan dapat memperhatikan perdarahan yang terjadi 4. Tekan korpus uteri dengan jalan mendekatkan telapak
tangan kiri dan kanan dan perhatikan perdarahan yang terjadi
Bila perdarahan berhenti, pertahankan posisi tersebut sehingga tangan uterus dapat berkontraksi dengan baik,bila belum berhenti rujuk
6. Diagram alir
PENGELOLAAN PREEKLAMSI
BERAT /EKLAMSIA
SOP
No Dokumen : No. Revisi : Tanggal terbit : Halaman : 47 Pemerintah DaerahKabupaten Ngawi UPTD PUSKESMAS KARANGJATI dr. Yudono, M.MKes 1. Pengertian Penatalaksanaan pada ibu hamil lebih dari 20 mgg yang mengalami
kenaikan Tekanan darah lebih dari 160/110mmhg, protein urine positif >3, adema pada tungkai dan atau kejang
2. Tujuan Sebagai acuan penanganan ibu hamil dengan preeklamsi berat atau eklamsi untuk mencegah komplikasi yang berat
3. Kebijakan - Dibawah tanggung jawab dan pengawasan dokter - Bidan yang terampil
4. Referensi 5. Prosedur/ Langkah- langkah Persiapan : - Transfusi set - Cairan infus - Abocath no. 20 - MGSO4 - Calsium gluconas - Oksigen - Spuit 10cc Pengelolaan :
1. Memberitahu pasien tindakan yang akan dilakukan 2. Baringkan ibu pada sisi kiri untuk mengurangi resiko
aspirasi ludah, muntahan, dan darah 3. Pastikan bahwa jalan nafas ibu terbuka:
Bila ibu tidak bernafas segera lakukan tindakan resusitasi 4. Berikan oksigen 4-6 liter/menit melalui sungkup atau
kanula
5. Bila ibu kejang:
- Lindungi darin resiko jatuh, ikat tangan dan kaki - Isap lendir mulut dan tenggorokan, sesuai
kebutuhan setelah kejang
6. Pasang infus intravenadengan menggunakan Ringer Laktat atau glukosa 5%
7. Memberitahu ibu bahwa akan merasakan panas pada saat Magnesium Sulfat diberikan
ALTERNATIF I
8. Berikan 4 gram MGSO4 (10 ml) larutan IV secara perlahan – lahan selama 5 menit
9. Segera dilanjutkan dengan 6 gram MGSO4 40% (15 ml) dalam larutan Ringer Asetat/ Ringer Laktat selama 6 jam 10. Jika kejang berulang setelah 15 menit, berikan MGSO4
(40%) 2 gram IV selama 5 menit 11. MGSO4 1 gram/ jam
ALTERNATIF II
12. Berikan 4 gram MGSO4 40% (10 ml) melalui infus intravena secara perlahan – lahan dalam 5 menit 13. Diikuti dengan MGSO4 (40%) 5 gram IM bokong
kiri/kanan dengan 1 ml
Lignokain (dalam semprit yang sama)
14. Apabila kejang berulang SETELAH 15menit : - Ambil 2 gram Magnesium Sulfat 40% (5 ml)
- Berikan melalui suntikan intravena secara perlahan- lahan selama 5 menit
15. Rujuk pasien ke RS untuk penanganan lebih lanjut 6. Diagram alir
7. Unit terkait Poned, Pustu, Polindes
PLASENTA MANUAL
SOP
No Dokumen : No. Revisi : Tanggal terbit : Halaman : 48Pemerintah Daerah
Kabupaten Ngawi UPTD PUSKESMAS KARANGJATI dr. Yudono, M.MKes 1. Pengertian penatalaksanan pada ibu bersalin yang dilakukan bila plasenta tidak
lahir setelah 1 jam bayi lahir disertai manajemen aktif kala3 2. Tujuan sebagai acuan penatalaksanaan pada ibu bersalin kala 3 dengan
retensio plasenta
3. Kebijakan - Perawat/bidan yang terampil - Tersedia alat-alat yang lengkap 4. Referensi
5. Prosedur/ Langkah- langkah
Persiapan Alat- alat:
1. Handscoon/sarung tangan panjang 2. Folley catheter
3. Kocher
4. Larutan antiseptik Pelaksanaan :
1. Memberitahu pasien tentang tindakan yang akan dilakukan
2. Pasien dengan posisi litotomi, pasang kain penutup 3. Kosongkan kandung kemih
4. Lakukan pemeriksa dalam jepit tali pusat dengan cocher, tegangkan tali pusat dengan tangan kiri sejajar lantai
5. Tangan kanan masuk melalui introitus vagina secara obstetrik menelusuri tali pusat hingga servik
6. Tangan kiri menahan fundus, tali pusat dipegang asisten
7. Lanjutkan penetrasi tangan kanan ke kavum uteri, temukan implementasi dari tepi plasenta
8. Siapkan ujung jari diantara plasenta dan dinding uterus 9. Setelah penyisipan berhasil,gerakkan tangan ke kiri
dan kanan sehingga secara bertahap, seluruh plasenta dapat dilepaskan dengan tepi luar jari-jari tangan dalam
10. Gunakan tangan luar atau minta asisten untuk menarik tali pusat dan mengeluarkan plasenta, sementara tangan masih didalam kavum uteri lakukan
pemeriksaan untuk memestikan tidak ada sisa plasenta
11. Bila bukaan servik tidak memungkinkan plasenta dilahirkan sementara tangan masih didalam kavum uteri maka lahirkan plasenta sambil mengeluarkan tangan dalam pegang pangkal tali pusat tangan luar menahan korpus uterus pada supra simpisis
12. Lahirkan plasenta dan letakkan pada tempat yang tersedia
13. Perhatikan kontaraksi uterus dan jumlah perdarahan yang keluar
14. Mendekontaminasikan alat alat dan mencuci tangan 15. Mendokumentasikan hasil tindakan
6. Diagram alir
7. Unit terkait Poned, Pustu, Polindes
PENJAHITAN PERINEUM
SOP
No Dokumen : No. Revisi : Tanggal terbit : Halaman : 50 Pemerintah DaerahKabupaten Ngawi UPTD PUSKESMAS KARANGJATI dr. Yudono, M.MKes 1. Pengertian melakukan penjahitan pada perineum karena robekan/ luka
episiotomi saat persalinan
2. Tujuan sebagai acuan untuk tindakan penjahitan perineum untuk mencegah perdarahan dan infeksi postpartum
3. Kebijakan - Bidan yang terampil
- Tersedia alat alat yang lengkap 4. Referensi
5. Prosedur/ Langkah- langkah
Persiapan alat alat :
Handschoon /sarung tangan Heating set Anetesi/lidokain Larutan antiseptik Lampu sorot Spuit 10cc Aquades
Tampon kasa steril
APD
Prosedur pelaksanaan :
- Memberitahukan pasien tentang tindakan yang akan dilakukan - Siapkan peralatan untuk penjahitan
- Posisikan ibu dengan posisi litotomi - Pasang kain bersih di bawah bokong ibu
- Atur lampu sorot/senter ke bawah vulva atau perineum ibu - Pakai sarung tangan
- Isi tabung suntik 5 ml dengan larutan lidokain 1% tanpa epinefrin - Lengkapi pemakaian sarung tangan pada kedua tangan
- Gunakan kasa bersih, untuk membersihkan daerah luka dari darah atau bekuan darah,dan nilai kembali luas dan dalamnya robekan pada daerah perineum
- Beritahu ibu akan disuntik dan mungkin timbul rasakurang nyaman
- Tusukkan jarum suntik pada ujung luka/robekan perineum, masukkan jarum suntik secara subcutan sepanjang tepi luka - Aspirasi untuk memastikan tidak ada darah yang terhisap. Bila
ada darah, tarik jarum sedikit dan kembali masukkan. Ulangi lagi aspirasi (cairan lidokain yang masuk ke dalam pembuluh darah dapat menyebabkan denyut jantung tidak teratur)
- Suntikkan cairan lidokain 1% sambil menarik jarum suntik pada tepi luka daerah perineum
- Tanpa menarik jarum suntik keluar dari luka, arahkan jarum suntik sepanjang tepi luka pada mukosa vagina, lakukan aspirasi, suntikkan cairan lidokain 1% sambil menarik jarum
suntik. (Bila robekan besar dan dalam, anastesi daerah bagian
dalam robekan – alur suntikan anastesi akan berbentuk seperti kipas: tepi perinium, dalam luka, tepi mukosa vagina)
- Lakukan langkah no. 11 s/d 14 untuk kedua tepi robekan - Tunggu 1-2 menit sebelum melakukan penjahitan untuk
mendapatkan hasil optimal dari anastesi
- Lakukan inspeksi vagina dan perineum untuk melihat robekan
- Jika ada perdarahan yang terlihat menutupi luka episiotomi, pasang tampon atau kasa ke dalam vagina. (sebaiknya
menggunakan tampon berekor benang)
- Tempatkan jarum jahit padapemegang jarum, kemudian kunci pemegang jarum
- Pasang benang jahit (chromic 2-0) pada mata jarum - Lihat dengan jelas batas luka episiotomi
- Lakukan penjahitan pertama ± 1 cm di atas puncak luka robekan di dalam vagina,ikat jahitan pertama dengan simpul mati. Potong ujung benang yang bebas(ujung benang tanpa jarum) hingga tersisa ± 1 cm
- Jahit mukosa vagina dengan menggunakan jahit jelujur hingga tepat di belakang lingkaran hymen
- Bila menggunakan benang plain cutgut, buat simpul mati pada jahitan jelujur di belakang lingkaran hymen
- Tusukkan jarum pada mukosa vagina dari belakang lingkaran hymen hingga menembus luka robekan bagian perineum - Bila robekan yang terjadi sangat dalam:lepaskan jarum dari
benang,ambil benang baru dan pasang pada jarum buat jahitan terputus pada robekan bagian dalam untuk menghindari rongga bebas/dead space,gunting sisa benang,pasang kembali jarum pada benang jahitan jelujur semula
- Teruskan jahitan jelujur pada luka robekan perineum sampai ke bagian bawah luka robekan.
- Bila menggunakan benang plain catgut buat simpul mati pada jahitan jelujur paling bawah
- Jahit jaringan subkutis kanan kiri ke arah atas hingga tepat di muka lingkaran hymen
- Tusuk jarum dari depan lingkaran hymen ke mukosa vagina di belakang lingkaran hymen,buat simpul mati di belakang
lingkaran hymen dan potong benang hingga tersisa kurang lebih 1 cm
- Bila menggunakan tampon/kasa di dalam vagina,keluarkan tampon/kasa
- Masukkan jari telunjuk ke dalam rektum dan rabalah dinding atas rektum,bila teraba jahitan ganti sarung tangan dan lakukan penjahitan ulang
- Nasehati ibu agar:membasuh perineum dengan sabun dan air terutama setelah buang air besar,kembali untuk kunjungan tindak lanjut setelah 1 minggu untuk pemeriksaan jahitan dan rektum.
- Alat dibersihkan sesuai prosedur - Dokumentasikan hasil tindakan 6. Diagram alir
RESUSITASI BAYI BARU
LAHIR
SOP
No Dokumen : No. Revisi : Tanggal terbit : Halaman : 54 Pemerintah DaerahKabupaten Ngawi UPTD PUSKESMAS KARANGJATI dr. Yudono, M.MKes 1. Pengertian Suatu prosedur yang dilakukan pada bayi baru lahir yang
merupakan bagian dari asuhan kala dua pada bayi dengan resiko tinggi asfiksia
2. Tujuan sebagai acuan untuk penanganan bayi baru lahir dengan resiko tinggi asfiksia sehingga bisa ditangani dengan baik
3. Kebijakan 1. Bidan yang terampil 2. Alat-alat yang tersedia 4. Referensi
5. Prosedur/ Langkah-
1. Persiapan alat
langkah b. Alat penghisap lendir c. Alat ventilasi
d. Kain penghangat bayi siap pakai e. Oksigen
f. Lampu 60 watt 2. Persiapan Penolong
a. Mencuci tangan dengan benar b. Memakai sarung tangan DTT
c. Memberitahu kepada keluarga pasien tentang kondisi pasien dan tindakan yang akan dilakukan
3. Pelaksanaan
a. Melalukan penilaian awal Apakah bayi bersih dari mekonium? Apakah bayi bernafas/menangis? Apakah tonus otot bayi baik? Apakah bayi lahir cukup bulan?
Jika “ Ya” Bayi dirawat rutin saja
Jika “Tidak” lanjutkan tindakan langkah awal rasusitasi
b. Langkah awal resusitasi HAIKAP Menghangatkan tubuh bayi
Memposisikan kepala bayi sedikit ektensi Menghisap lendir dalam mulut sedalam 5cm,
hidung 3cm
Mengeringkan bayi sambil melakukan rangsangan taktil Memposisikan kembali kepala bayi
Menilai kembali kondisi bayi
Apabila bayi tetap tidak menangis dan atau tonus otot kurang baik, maka lakukan langkah Ventilasi Tekanan Positif (VTP)
c. Ventilasi Tekanan Positif (VTP)
Jika menggunakan tabung dan sungkup
- Udara dimasukkan kedalam mulut penolong dihembuskan lagi ke jalan nafas bayi melalui tabung dan sungkup
- Untuk mengulang ventilasi penolong harus mengambil udara kembali dengan melepaskan mulut dari pangkal tabung dan memasukkan udara baru
Jika menggunakan balon dan sungkup udara dimasukkan ke bayi dengan meremas balon
d. Ventilasi Percobaan
Tiup pangkal tabung atau remas balon 2x dengan tekanan 30cm air untuk mengalirkan udara ke jalan nafas bayi >> perhatikan dinding dada.
Jika dinding dada tidak naik/mengembang cek posisi sungkup, posisi kepala, apakah msh ada lendir pada mulut atau hidung.
>> Lakukan koreksi ulang e. Ventilasi Lanjutan
- Jika ventilasi percobaan berhasil >> tiup udara pada tabung atau meremas balon dengan tekanan 20cm air, frekuensi 20x dalam waktu 30 detik.
Lanjutkan penilaian hasil ventilasi
Jika bayi bernafas normal dan atau menangis >> hentikan ventilasi
Jika bayi megap-megap atau tidak bernafas >> lanjutkan ventilasi
Jika bayi megap-megap atau tidak bernafas lanjutkan ventilasi 20x dalam 30 detik.
- Jika bayi megap-megap atau tidak beranafas dan resusitasi telah dilakukan lebih dari 2 menit >> nilai denyut jnatung, siapkan rujukan.
- Jika bayi tidak bernafas dan tidak ada denyut jantung, ventilasi tetap dilanjutkan. Tetapi jika hingga 10 menit kemudian bayi tetap tidak bernafas dan denyut jantung tetap tidak ada, maka pertimbangkan untuk menghentikan resusitasi.
f. Tindakan Pasca Resusitasi Jika Resusitasi berhasil, lakuakan :
a) Pemantauan tanda bahaya b) Perawatan tali pusat
c) Inisiasi Menyusui Dini d) Pencegahan hipotermi e) Pemberian vit K
f) Pencegahan Infeksi ( salp mata, imunisasi Hep B)
g) Pemerikasaan fisik
Jika perlu rujukan, lakukan :
a) Konseling untuk merujuk bayi beserta ibu dan keluarga
b) Lanjutkan resusitasi
c) Pemantauan tanda bahaya d) Perawatan tali pusat
e) Pencegahan Hipotermi f) Pembuatan surat rujukan g) Pencatatan dan pelaporan Jika resusitasi tidak berhasil, lakukan :
a) Konseling pada ibu dan keluarga b) Petunjuk perawatan payudara c) Pencatatan dan pelaporan Lakukan pencegahan infeksi
a) Dekontaminasi, pencucian dan DTT terhadap tabung dan sungkup
b) Dekontaminasi dan pencucian meja resusitasi, kain dan selimut
c) Dekontaminasi bahan dan alat habis pakai sebelum dibuang ke tempat sampah
g. Rekam Medik Tindakan Resusitasi
Mencatat secara rinci >> Kondisi saat lahir, waktu dan langkah resusitasi, hasil resusitasi, Keteranagn rujukan apabila dirujuk.
6. Diagram alir
7. Unit terkait Poned, Pustu, Polindes
PEMROSESAN ALAT BEKAS
PAKAI
SOP
No Dokumen : No. Revisi : Tanggal terbit : Halaman : 57 Pemerintah Daerah1. Pengertian suatu prosedur pembersiahan alat alt bekas pakai hingga siap untuk digunakan kembali
2. Tujuan sebagai acuan dalam proses pembersihan alat alat sehingga siap digunakan kembali secara aman dan terhindar dari kontaminasi kuman
3. Kebijakan dilakukan oleh semua tenaga kesehatan sebagai upaya pencegahan infeksi 4. Referensi 5. Prosedur/ Langkah- langkah 1. Melakukan dekontaminasi:
Rendam alat- alat dalam larutan Klorin 0,5% selama 10 menit Lakukan cuci dan bilas
Gunakan detergen dan sikat. Pakai sarung tangan tebal untuk menjaga agar tidak terluka oleh benda- benda tajam
3. Melakukan sterilisasi / DTT
a. Sterilisasi : - Otoklaf : tekanan 106 kpa suhu 121 C lama 30 menit jika terbungkus, 20 ⁰ menit jika tidak terbungkus
- Panas kering: suhu 170 C lama 60 menit⁰ Desinfeksi Tingkat Tinggi
- Rebus / Kukus : Panci tertutup selama 20 menit setelah air mendidih
- Kimiawi : rendam dalam larutan DTT selama 20 menit
4. Dinginkan dan kemudian siap digunakan
5. Peralatan yang sudah diproses bisa di simpan dalam wadah tertutup yang di DTT samai 1 minggu
6. Diagram alir
PEMERIKSAAN BBL
( Bayi Baru Lahir )
SOP
No Dokumen : No. Revisi : Tanggal terbit : Halaman : 59 Pemerintah DaerahKabupaten Ngawi UPTD PUSKESMAS KARANGJATI dr. Yudono, M.MKes 1. Pengertian Penatalaksanaan bayi yang baru lahir
2. Tujuan Untuk mengetahui kondisi bayi baru lahir secara lengkap sehingga bisa mengambil tindakan sesuai keadaan bayi dengan tepat.
3. Kebijakan Bidan yang terampil 4. Referensi
5. Prosedur/ Langkah- langkah
PERSIAPAN SEBELUM TINDAKAN 1. Menyiapkan
Lampu yang berfungsi untuk penerangan dan memberikan kehangatan
Air bersih, sabun dan handuk kering
Sarung tangan bersih
APD
Kain bersih
Stetoskop
Jam dengan jarum detik
Termometer
Timbangan bayi
Pengukur panjang bayi
Pengukur lingkar kepala
Tempat yang datar, rata, bersih, kering, hangat dan terang 2. Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir, keringkan
dengan kain bersih atau biarkan mengering sendiri. Kenakan sarung tangan yang bersih.
PEMERIKSAAN
3. Amati bayi dan ibu sebelum menyentuh bayi. Jelaskan pada ibu bahwa sebaiknya dia melakukan kontak mata dengan bayinya dan membelai bayinya dengan seluruh bagian tangan ( bukan hanya dengan jari- jarinya ). Mintalah ibu untuk membuka baju bayinya.
4. Lihat postur, tonus dan aktivitas bayi. Bayi sehat akan bergerak aktif.
5. Lihat kulit bayi. Jelaskan pada ibunya bahwa wajah, bibir dan selaput lendir, dada harus berwarna merah muda, tanpa bintik- bintik kemerahan atau bisul.
6. Hitung pernafasan dan lihat tarikan dinding dada bahwa ketika bayi sedang tidak menangis. Jelaskan pada ibunya bahwa frekuensi nafas normal 40- 60 kali per menit.
Lihat pergerakan pernafasan di dada dan di perut :
Jelaskan bahwa seharusnya tidak ada tarikan dinding dada bawah yang dalam.
7. Stetoskop diletakkan di dada kiri bayi setinggi apeks kordis. Hitung detak jantung dengan stetoskop. Frekuensi detak
jantung normal adalah 120- 160 kali per menit.
8. Lakukan pengukuran suhu ketiak. Jelaskan suhu normal adalah 36,5- 37,5 C.⁰
9. Lihat dan raba bagian kepala apakah ada pembengkakan atau abnormalitas dan raba ubun- ubun besar.
10. Lihat mata: Jelaskan bahwa seharusnya tidak ada kotoran sekret.
11. Lihat bagian dalam mulut ( Lidah, selaput lendir ). Jika bayi menangis, masukkan satu jari yang menggunakan sarung tangan ke dalam dan raba langit- langit, apakah ada bagian yang terbuka dan nilai kekuatan hisap bayi.
12. Lihat dan raba bagian perut untuk memasukkan bahwa perutnya terasa lemas.
13. Lihat tali pusat : Jelaskan ke ibu bahwa seharusnya tidak ada perdarahan, pembengkakan, nanah, bau atau kemerahan pada kulit sekitarnya.
14. Lihat punggung dan rab tulang belakang.
15. Lihat lubang anus dan alat kelamin. Hindari untuk
memasukkan alat atau jari dalam melakukan pemeriksaan anus.
16. Tanyakan ibu apakah bayi sudah buang airbesar dan buang air kecil. Pastikan dalam 24 jam pertama bayi sudah bunag air besar dan buang air kecil.
17. Mintalah ibu untuk memakaikan pakaian dan menyelimuti bayi.
18. Timbang bayi menggunakan selimut, berat bayi adalah hasil timbangan dikurangi berat selimut. Jelaskan kepada ibu tentang perubahan berat bayi, dalam minggu pertama berat bayi mungkin turun dahulu baru kemudian naik kembali. 19. Mengukur panjang bayi dan lingkar kepala bayi.
20. Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir, keringkan dengan kain yang bersih dan kering.
21. Minta ibu untuk menyusui bayinya.
Jelaskan posisi bayi yang baik: kepala dan badan dalam garis lurus, wajah bayi menghadap payudara, ibu mendekatkan bayi ke tubuhnya.
Jelaskan perlekatan yang benar : bibir bawah
dalam mulut bayi.
Jelaskan tanda- tanda bayi menghisap dengan baik : menghisap dalam dan pelan, tidak terdengar suara kecuali menelan disertai berhenti sesaat.
Anjurkan ibu untuk menyusui sesuai dengan keinginan bayi tanpa memberi makanan atau minuman lain. 22. Lakukan rujukan jika terdapat abnormalitas atau terlihat
tanda- tanda bahayapada bayi.
Tidak dapat menetek
Kejang
Bayi bergerak hanya jika dirangsang
Kecepatan nafas › 60 kali/menit
Merintih
Sianosis sentral
23. Catat seluruh hasil pemeriksaan dan tindakan. 6. Diagram alir
PENATALAKSAAN
PERSALINAN
SUNGSANG
SOP
No Dokumen : No. Revisi : Tanggal terbit : Halaman : 63 Pemerintah DaerahKabupaten Ngawi UPTD PUSKESMAS KARANGJATI dr. Yudono, M.MKes 1. Pengertian Penatalaksaan pada ibu dengan persentrasi bukan kepala ( bokong)
secara pervaginam 2. Tujuan
3. Kebijakan Dibawah pengawasan dan tanggung jawab Dokter 4. Referensi
5. Prosedur/ Langkah- langkah
Melahirkan Bokong dan Kaki
Jika bokong telah mencapai vagina pembukaan lengkap, suruh ibu mengedan bersamaan dengan his
Jika perineum sangat kaku, lakukan episiotomi
Biarkan bokong turun sampai skapula kelihatan
Pegang bokong dengan hati-hati, jangan lakukan penarikan
Jika kaki tidak lahir spontan, lahirkan satu kaki dengan jalan - Tekan belakang lutut
- Genggam tumit dan lahirkan kaki - Ulangi untuk melahirkan kaki yang lain
Jangan tarik bayi sewaktu melahirkan kaki
Pegang pinggul bayi tetapi jangan tarik dan lahirkan lengan dengan teknik Bracht.
Melahirkan Lengan
Lengan berada di dada bayi
Biarkan lengan lahir spontan satu demi satu. Jika perlu berikan bantuan
Jika lengan pertama lahir, angkat bokong ke arah perut ibu agar lengan kedua lahir spontan
Jika lengan tidak lahir spontan , tempatkan 1 atau 2 jari di siku bayi dan tekan, agar tangan turun melewati muka bayi Lengan lurus ke atas kepala atau terjungkit di belakang kepala ( nuchal arm )
Gunakan perasat/ cara lovset
- Setelah bokong dan kaki lahir, pegang pinggul bayi dengan kedua tangan
- Putar bayi 180 derajat sambil tarik ke bawah dengan lengan bayi yang terjungkit ke arah penunjuk jari tangan yang menjungkit, sehingga lengan posterior berada di bawah simfisis ( depan ) - Bantu melahirkan lengan dengan memasukan satu
(1) atau dua (2) jari pada lengan atas secara menarik tangan ke bawah melalui dada sehingga siku dalam keadaan fleksi dan lengan depan lahir - Untuk melahirkan lengan kedua, putar kembali 180
derajat ke arah yang berlawanan ke kiri / ke kanan sambil ditarik sehingga lengan belakang ,menjadi lengan depan dan lahir di depan
Badan bayi tidak dapat diputar
Jika badan bayi tidak dapat diputar, lahirkan bahu belakang / posterior lebih dahulu dengan jalan
Pegang pergelangan kaki dan angkat ke atas
Lahirkan bahu belakang/posterior
Lahirkan lengan dan tangan
Pegang pergelangan kaki dan tarik ke bawah
Lahirkan bahu dan lengan depan