• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 2 REVIEW SSK DAN PRIORITAS PEMBANGUNAN SANITASI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB 2 REVIEW SSK DAN PRIORITAS PEMBANGUNAN SANITASI"

Copied!
28
0
0

Teks penuh

(1)

MEMORANDUM PROGRAM SANITASI (MPS) TAHUN 2014

Kabupaten Jembrana Provinsi Bali

1

BAB 2 REVIEW SSK DAN PRIORITAS

PEMBANGUNAN SANITASI

2.1. Profil Kabupaten Jembrana

Secara adminstrasi wilayah dan kependudukan, Kabupaten Jembrana terdiri dari 5 Kecamatan dengan 51 Desa dan Kelurahan, Tabel berikut adalah nama Desa/Kelurahan dan Kecamatan, Luas Wilayah dan jumlah penduduk dimasing-masing kecamatan di Kabupaten Jembrana Jumlah penduduk Kabupaten Jembrana berdasarkan Data Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Tahun 2011 adalah 317.117 jiwa atau 6,72% dari total penduduk Bali (3.891.428 jiwa). Jumlah penduduk Kabupaten Jembrana telah meningkat 1.27 kali sejak 30 tahun (tahun 1980 jumlah penduduk 204.915 jiwa). Laju pertumbuhan penduduk Kabupaten Jembrana 30 tahun terakhir adalah 0,92%/tahun jauh dibawah pertumbuhan penduduk Provinsi Bali 1,9%/tahun. Untuk lebih jelasnya jumlah penduduk dan perkembangannya disajikan pada Tabel 2.3. Kondisi jumlah penduduk tiap kecamatan di Kabupaten Jembrana pada tahun 2011 menunjukkan bahwa Kecamatan Negara memiliki jumlah penduduk tertinggi yaitu 91.280 jiwa (28% dari total jumlah penduduk Jembrana) sedangkan Kecamatan yang memiliki jumlah penduduk terendah adalah Kecamatan Pekutatan, yaitu sejumlah 310,052 jiwa (10,23 % dari total jumlah penduduk Jembrana).

Ditinjau dari perkembangan penduduknya, wilayah-wilayah di Kabupaten Jembrana relatif memiliki perkembangan yang cenderung statis. Hal ini ditunjukkan oleh nilai rata-rata pertahun perkembangan penduduk dalam kurun waktu 2010-2011 diseluruh kecamatan rata-rata 0,97%/tahun. Laju pertumbuhan penduduk Kecamatan Negara tahun 2010-201 mengalami penurunan hingga (-6,67%), karena pada tahun tersebut terjadi pemecahan kecamatan baru yaitu Kecamatan Jembrana.

Data tahun 2012, penduduk kabupaten Jembrana yang bekerja 97,77%, sisanya tidak lebih dari 2,23% penduduk adalah penggangguran. Sektor pertanian yang merupakan sektor yang diunggulkan oleh sebagian besar kecamatan-kecamatan yang ada di Kabupaten Jembrana hanya menyerap tenaga kerja sebesar 32,11% dari total jumlah tenaga kerja, kemudian diikuti oleh sektor perdagangan sebesar 20,20%, selanjutnya adalah sektor industri pengolahan yang memberikan kontribusi sebesar 19,01% dan sektor jasa sebesar 10,99% . Menurut Dokumen Teknis RTRW Kabupaten Jembrana, proyeksi jumlah penduduk Kabupaten Jembrana tahun 2017 mencapai 343.929 jiwa. Pertambahan penduduk dalam kurun waktu 5 tahun tersebut sekitar 6 %, jumlah yang cukup signifikan dengan laju pertumbuhan kabupaten sebesar 0,97%. Tabel 2.4 menguraikan proyeksi pertumbuhan penduduk jembrana selama priode 5 Tahun.

(2)

MEMORANDUM PROGRAM SANITASI (MPS) TAHUN 2014

Kabupaten Jembrana Provinsi Bali

2

2.1.1. Kependudukan

Tabel 2.1 Jumlah dan Kepadatan Penduduk Tahun 2012

No. Kecamatan Luas Terbangun (Ha) Penduduk Tahun 2012 Keterangan Jumlah (Jiwa) Kepadatan

(Jiwa/Ha)

1. Kec. Pekutatan 1.076 71.310 2.40 Pedesaan

2. Kec. Mendoyo 1.531 19.139 2.40 Pedesaan

3. Kec. Jembrana 789 16.621 6.62 Perkotaan

4. Kec. Negara 1,178 25.111 7.22 Perkotaan

5. Kec. Melaya 1.695 15.457 3.15 Perdesaan

Jumlah 6.269,075 83.638 4.35

Sumber : Jembrana dalam Angka,2012

Tabel 2.2 Proyeksi Jumlah Penduduk Menurut Kecamatan di Kabupaten Jembrana

No Kecamatan Jumlah Pendd. 2012 Pertum- buhan

Jumlah Penduduk (Jiwa)

2013 2014 2015 2016 2017 1. Kec. Pekutatan 71.310 1.019 33743 35175 36668 38224 39845 2. Kec. Mendoyo 19.139 1.010 76429 79558 82816 86207 89737 3. Kec. Jembrana 16.621 0.950 63939 64814 64596 66600 67511 4. Kec. Negara 25.111 1.031 82231 78048 64679 70310 66734 5. Kec. Melaya 15.457 1.041 67546 70481 64674 76759 80102 Jumlah 83.638 1.009

Sumber: Buku Putih Sanitasi Bab. 2 2.1.2. Area Beresiko

Dari hasil studi EHRA Tahun 2013, untuk Kabupaten Jembrana daerah yang beresiko tinggi dan sangat tinggi dalam sanitasi dapat dilihat pada Tabel 2.3 sebagai berikut :

(3)

MEMORANDUM PROGRAM SANITASI (MPS) TAHUN 2014

Kabupaten Jembrana Provinsi Bali

3

Tabel 2.3 Area Beresiko Sanitasi

No

Desa/Kelurahan/Kecamatan

Tingkat Resiko

Perkotaan/Perdesaan

Kebutuhan Penanganan/Penyebab Utama

Resiko

I Kecamatan Pekutatan

1 Medewi Tinggi Pedesaan Sampah

2 Pulukan Tinggi Pedesaan Sampah

3 Pekutatan Tinggi Perkotaan Sampah, Air Limbah

II Kecamatan Mendoyo

1 Yeh Embang Kangin Menengah Pedesaan Draenase,Sampah

2 Yeh Embang Menengah Pedesaan Draenase, Sampah

3 Poh Santen Menengah Pedesaan Draenase

4 Tegalcangring Menengah Pedesaan Draenase

5 Delodberawah Tinggi Perdesaan Draenase,Air Limbah

6 Yeh Sumbul Menengah Pedesaan Sampah

7 Pergung Menengah Pedesaan Air Limbah

III Kecamatan Jembrana

1 Pendem Sangat Tinggi Perkotaan Air Limbah,Sampah, Draenase

2 Dauhwaru Sangat Tinggi Perkotaan Sampah,Draenase

3 BatuAgung Tinggi Perkotaan Sampah,Draenase

4 Dangin Tukadaya Menengah Perkotaan Sampah

5 Sangkaragung Menengah Perkotaan Sampah

6 Budeng Menengah Perkotaan Sampah,Draenase

(4)

MEMORANDUM PROGRAM SANITASI (MPS) TAHUN 2014

Kabupaten Jembrana Provinsi Bali

4

8 Air Kuning Menengah Perkotaan Sampah

9 Yeh Kuning Menengah Perkotaan Sampah

IV Kecamatan Negara

1 Cupel Sangat Tinggi Perkotaan Air Limbah,Sampah, Draenase

2 Tegalbadeng Barat Sangat Tinggi Perkotaan Air Limbah,Sampah, Draenase

3 Tegalbadeng Timur Sangat Tinggi Perkotaan Air Limbah,Sampah, Draenase

4 Pengamabengan Tinggi Perkotaan Air Limbah,Sampah, Draenase

5 Loloan Timur Tinggi Perkotaan Air Limbah,Sampah, Draenase

6 Loloan Barat Tinggi Perkotaan Air Limbah,Sampah, Draenase

7 Berambang Tinggi Perkotaan Air Limbah,Sampah

8 Baler Bale Agung Tinggi Perkotaan Air Limbah,Sampah, Draenase

9 Banjar Tengah tinggi Perkotaan Air Limbah,Sampah, Draenase

10 Lelateng Tinggi Perkotaan Air Limbah,Sampah, Draenase

V Kecamatan Melaya

1 Gilimanuk Tinggi Perkotaan Air Limbah,Sampah

2 Melaya Tinggi Perkotaan Air Limbah, Sampah, Draenase

(5)

MEMORANDUM PROGRAM SANITASI (MPS) TAHUN 2014

Kabupaten Jembrana Provinsi Bali

5

(6)

MEMORANDUM PROGRAM SANITASI (MPS) TAHUN 2014

Kabupaten Jembrana Provinsi Bali

6

2.1.3. Keuangan Daerah

Tabel 2.4 Proyeksi Besaran Pendanaan Sanitasi

No

Uraian

Proyeksi Besaran Pendanaan Sanitasi (Rp. Juta)

2014

2015

2016

2017

2018

Jumlah

1

Perkiraan Belanja

Langsung

19,010.00 71,584.00 104,531.00 116,292.00 136,403.00 447,820.00

2 Perkiraan APBD Murni

29,637.00 29,637.00 29,637.00 29,637.00

29,637.00 148,185.00

3

Perkiraan Komitmen

Pendanaan Sanitasi

APBD Kab./Kota

9,397.00 9,397.00

9,397.00

9,397.00

9,397.00 46,985.00

Prosentase Komitmen

Terhadap Belanja

Langsung

0.49 %

0.01%

0.008%

0.006%

0.004%

0.10%

Sumber : SSK, Bab. 2

2.2. Air Limbah

2.2.1 Permasalahan Air Limbah

Permasalahan Air Limbah yang menjadi prioritas untuk permasing-masing sektor secara singkat dijelaskan dalam bentuk tabel. Secara umum Permasalahan sudah tersedia di dokumen BPS Kabupaten Jembrana. Yang diperlukan pada tahap ini adalah kesepakatan dari seluruh anggota Pokja dalam penetapan skala permasalah. Uraian permasalahan bisa dibagi menjadi 2 kelompok i:

a) Sistim Sanitasi (lihat petunjuk terkait Diagram Sistim Sanitasi /DSS) dan

b) Aspek lain disamping Pengembangan Sarana Prasarana (seperti dari aspek Pendanaan, Kelembagaan, Peraturan dan Perundangan serta Peran Swasta/Masyarakat). Identifikasi dan klasifikasi terkait permasalahan ini dapat mengacu ke dokumen Kebijakan dan Strategi Nasional.

Secara umum kesepakatan “Permasalahan utama” ini pada sub bab ini akan dikaitkan dengan “Sasaran” yang akan dicapai dan akan menjadi dasar penyiapan Program Kegiatan prioritas.

(7)

MEMORANDUM PROGRAM SANITASI (MPS) TAHUN 2014

Kabupaten Jembrana Provinsi Bali

7

Tabel 2.5: Permasalahan Mendesak Air Limbah Domestik A. Sistem Air Limbah Permukiman:

1. Aspek

Pengembangan Sarana dan Prasarana: User Interface:

Perilaku Hidup Bersih dan sehat terkait dengan perilaku BABS, berdasarkan hasil study EHRA 2013, perilaku warga di Kab. Jembrana, 20 % masih melakukan praktik BABS (Buang Air Besar Sembarangan) sedangkan sisanya 80 % sudah memiliki perilaku PHBS. Masih tingginya angka BABS untuk ukuran Kabupaten Jembrana diakibatkan oleh masih luasnya ruang terbuka di wilayah Kabupaten Jembrana dan banyak wilayah di Jembrana dilalui aliran sungai atau jaringan irigasi. Proporsi perilaku BABS warga untuk masing-masing kelurahan/Desa dapat dilihat pada Tabel berikut :

Keterangan:

- Jumlah Penduduk Kab. Jembrana tahun 2012: 83.638 jiwa atau 14.831 KK Klaster 0 16% Klaster 1 19% Klaster 2 18% Klaster 3 22% Klaster 4 25%

Prilaku BABS Di Kabupaten

Jembrana

(8)

MEMORANDUM PROGRAM SANITASI (MPS) TAHUN 2014

Kabupaten Jembrana Provinsi Bali

8

Pengumpulan & Penampungan / Pengolahan Awal:

 Prosentase tangki septik aman rata – rata di kabupaten Jembrana : 58 %

Kesimpulan:

 Kepemilikan akses Jamban Pribadi & MCK = 58 % ( 48.510 Jiwa atau 8.601 KK )

 PHBS untuk BABS = 20 % (16.727 jiwa atau 2.966 KK)

Pengangkutan / Pengaliran:  Hanya ada 1 truk penyedot tinja, sedangkan yang beroperasi hanya 1 Truk

 Pembuangan tinja ke sungai, tempat terbuka masih besar , berdasarkan EHRA 2013 : 19 %

Pengolahan Akhir Terpusat  Lokasi IPAL terletak di Desa PEH kecamatan Jembrana tidak berfungsi maksimal karena tidak adanya perawatan dan biaya operasional dan pelayanannya tidak optimal

Daur Ulang / Pembuangan Akhir:

 belum dilakukannya praktek pendeteksian kualitas limbah, sedangkan IPAL tidak berfungsi.

Perencanaan Teknis dll.  Belum adanya Master Plan Air Limbah Permukiman yang terintegrasi dengan RTRW perkotaan

37.5 44.4 47.7 43.7

21.3

62.5 55.6 52.3 56.3

78.8

Klaster 0 Klaster 1 Klaster 2 Klaster 3 Klaster 4

Tangki Septik Aman di Kab.

Jembrana Tahun 2013

(9)

MEMORANDUM PROGRAM SANITASI (MPS) TAHUN 2014

Kabupaten Jembrana Provinsi Bali

9

B. Lain-lain:

2. Aspek Pendanaan:  Rendahnya alokasi pendanaan dari Pemerintah

 Belum tertariknya sektor swasta untuk melakukan investasi  Belum optimalnya penggalian potensi pendanaan dari masyarakat 3. Aspek Kelembagaan:  Belum terpisahnya fungsi regulator dan Operator dalam pengelolaan IPLT.

 Masih rendah dan terbatasnya SDM yang terkait pengelolaan

 Rendahnya koordinasi antar instansi dalam penetapan kebijakan 4. Aspek Peraturan

Perundangan dan penegakan hukum:

 Belum memadainya perangkat Perda yang diperlukan dalam pengelolaan  Belum optimalnya fungsi Perda terkait Restribusi Air Limbah Permukiman

 Perlunya revew Perda untuk retribusi air limbah dan Tinja 5. Aspek Peran serta

Masyarakat dan Dunia Usaha / Swasta:

 Masih rendahnya kesadaran masyarakat

 Terbatasnya penyelenggaraan pengembangan system yang berbasis masyarakat  Masih kurangnya sosialisasi mengenai pentingnya pengelolaan

 Rendahnya koordinasi antar instansi terkait dalam menggerakkan peran masyarakat

6. Aspek Komunikasi, PMJK dll.

 belum ada media Komunikasi baik itu media cetak atau elektronik yang mengangkat masalah air limbah secara khusus tetapi secara umum tentang kesehatan lingkungan

(sumber referensi: BPS bab III)

Catatan: disamping dari BPS, untuk penetapan Aspek dapat mengacu ke Jakstra Air Limbah Permukiman 2.2.2 Sasaran Pembangunan Air Limbah

Sasaran pembanunan air limbah di Kabupaten Jembrana diuraikan dalam tabel berikut berisi

resume Sasaran prioritas yang akan dicapai terkait pembangunan Sanitasi dan PHBS terkait sanitasi

sampai dengan periode Tahun 2018. Uraian resume sasaran sudah disusun berdasarkan Tingkat Prioritas

dan merupakan hasil kesepakatan seluruh anggota Pokja. Penetapan sasaran dengan mempertimbangkan

“Permasalahan Utama”. Uraian secara detail tersedia pada dokumen SSK.

(10)

MEMORANDUM PROGRAM SANITASI (MPS) TAHUN 2014

Kabupaten Jembrana Provinsi Bali

10

Tabel 2.6: Tujuan dan Sasaran Air Limbah Domestik Air Limbah Permukiman

1) Berkurangnya praktek buang air besar sembarangan (BABS) dari 20 % menjadi 0% ( pada tahun 2018)

2) Meningkatnya kesadaran masyarakat sebesar 20 % atau 16.727 jiwa untuk tidak BABS pada akhir tahun 2018. 3) Meningkatnya akses masyarakat terhadap sarana jamban keluarga dengan tangki septik yang tidak aman dari 40

% menjadi septik aman 100% pada akhir tahun 2018.

4) Tersedianya Regulasi Air Limbah Permukiman domestik pada tahun 2018.

5) Meningkatnya volume lumpur tinja yang masuk IPLT dari yang hanya Area Beresiko tinggi menjangkau juga seluruh are beresiko sanitasi pada tahun 2018.

6) Meningkatnya volume lumpur tinja yang masuk IPLT 14 m3 sehari menjadi 350 m3 /bulan 7) Terpisahnya kelembagaan pengelola antara regulator dan operator dalam pengelolaan IPLT 8) Peningkatan pendanaan Sanitasi di Kabupaten Jembrana dari 0,2 % menjadi 2% di Tahun 2018

(11)

MEMORANDUM PROGRAM SANITASI (MPS) TAHUN 2014

Kabupaten Jembrana Provinsi Bali

11

Tabel 2.7 Rencana Pengembangan Jangka Menengah Air Limbah Domestik Kabupaten Jembrana

No Sistem Cakupan Layanan Eksisting

Tahun

Keterangan

2014 2015 2016 2017 2018

(a) (b) (c) (d) (e) (f) (g) (i)

A Sistem On Site

1 Individual (Tangki septik) 61% 70% 80% 90% 100% 14.831 KK

2 Komunal(MCK,MCK ++, Tangki Septik) 1% 3% 6% 9% 12% 1.779 KK

3 Cubluk dan Sejenisnya 5% 3% 2%

B Sistem Off Site

1 Skala Kota 1 1

2 Skala Wilayah/Kawasan 2 1 1

C BABS 20% 10% 5% 5%

(12)

MEMORANDUM PROGRAM SANITASI (MPS) TAHUN 2014

Kabupaten Jembrana Provinsi Bali

12

2. 2.3. Prioritas Pembangunan Air Limbah

Daftar Program sesuai urutan Tingkat Prioritas-nya, dengan semata-mata mempertimbangkan kepentingan Kabupaten Jembrana dan tanpa dipengaruhi kepentingan dari masing-masing kedinasan. Secara proses, direkomendasikan untuk menetapkan terlebih dahulu Area Beresiko 3 atau 4 saja sebagai Prioritas UTAMA.

Tabel 2.8 Prioritas Program dan Kegiatan Air Limbah Domestik Kab. Jembrana

No. Program

Score (dan bobot)

Score total Urutan prioritas Penerima manfaat Permasal ahan mendesak Persepsi Pokja Pro-poor 25% 25% 25% 25% (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)

1 Penyuluhan, Kompanye & Edukasi 4 4 4 4 4.00 1

2 Pembangunan MCK, MCK ++ 4 3 4 3 3.50 1

3 Pembangunan IPAL Komunal 4 4 3 3 3.50 1

4 Pembangunan IPLT 4 3 3 3 3.25 2

5 Pembentukan Badan Pengelola IPLT 3 3 3 3 3.00 3

6 Revew Perda Terkait Air Limbah dan

(13)

MEMORANDUM PROGRAM SANITASI (MPS) TAHUN 2014

Kabupaten Jembrana Provinsi Bali

13

2.3. Persampahan

Diberlakukannya Undang-Undang No. 18 Tahun 2008 Tentang Pengelolaan Sampah mewajibkan pemerintah propinsi dan kabupaten,kota harus menyediakan Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) sampah. Walaupun demikian, peningkatan laju timbulan sampah di Kabupaten Jembrana tidak diikuti dengan ketersediaan sistem pengelolaan sampah yang memadai. TPA yang awalnya dibangun berpedoman pada sistem Open Dumping menjadi TPA yang dijalankan dengan pola kumpul-angkut-buang. Secara teknis lokasi TPA PEH yang ada sekarang cukup memadai, hanya perlu peningkatan akses layanan yang lebih baik yaitu perluasan area TPA, sistem sanitary Landfill, Akses pelayanan pengangkutan yang lebih baik, dan lokasi Tempat Pengumpulan Sementara (TPS) yang tidak cukup dan tidak menyebar merata menyebabkan sampah dibuang di sembarang tempat dan melakukan pembakaran sampah secara terbuka.

2.3.1 Permasalahan Persampahan

Pengelolaan sampah perkotaan merupakan permasalahan yang akan terus menerus dihadapi baik oleh pemerintah Kota maupun penduduknya. Seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk tidak akan terlepas dari bertambahnya jumlah volume sampah. Sementara tempat pembuangan akhir sampah (TPA) semakin berkurang kapasitasnya. Luas TPA saat ini hanya 1 hektar, masih diperlukan 3 hektar lagi agar pelayanan maksimal.

Rata-rata produksi sampah Kabupaten Jembrana pada tahun 2013, dengan asumsi penduduk yang membuang sampah ke TPS sebesar 15 % dari Jumlah Penduduk atau 4.515 KK, dengan sampah per KK sebesar 3.5 Kg , jadi asumsinya mencapai 135,465 ton per bulan, sebanyak 15 persen merupakan sampah plastik dan sisanya sebanyak 60 persen sampah organik serta 25 persen lain-lain (kertas, kaca, besi dll) . Asumsi dari Kantor BLHKP Kab. Jembrana produksi sampah kabupaten Jembrana rata-rata naik 5 % setiap Tahunnya. Pengelolaan persampahan di Kabupaten Jembrana di beberapa lokasi sudah dilakukan pemisahan/pemilahan antara sampah organik dan dan anorganik oleh petugas dan masyarakat dengan membedakan warna tempat pembuangan sementara (TPS) tong sampah. Hasil dari pemisahan sampah tersebut untuk sampah organik selanjut dilakukan pengomposan untuk pupuk. Konsep pengelolaan sampah saat ini lebih ditekankan pada pengelolaan sampah pada sumbernya. Hal ini bertujuan meningkatkan kesehatan masyarakat dan kualitas lingkungan serta menjadikan sampah sebagai sumber daya.

(14)

MEMORANDUM PROGRAM SANITASI (MPS) TAHUN 2014

Kabupaten Jembrana Provinsi Bali

14

Tabel 2.9 Permasalahan Persampahan A. Sistem Persampahan 1. Aspek Pengemba ngan Sarana dan Prasarana User Interface:

Tingkat Pengolahan dan pengelolaan Sampah Rumah Tangga (RT) di Kabupaten Jembrana adalah sebagai berikut : Cara pengelolaan sampah rumah tangga di Kab. Jembrana

dilakukan dengan beberapa cara, yaiitu 1) dikumpulkan oleh kolektor informal yang mendaur ulang (4,14%); 2) dikumpulkan dan dibuang ke TPS (12,44%); 3) dibakar (65,64%); 4) dibuang ke dalam lubang dan ditutup dengan tanah (1,38%); 5) dibuang ke sungai (2,56%); dan dibuang ke lahan kosong/kebun/hutan dan dibiarkan membusuk sebanyak dan Lain-lain (18% ) Cara Pengelolaan sampah rumah tangga di Kabupaten Jembrana berdasarkan Study EHRA, secara lengkap dapat dilihat pada Gambar 3 .11.

0 50 100 150 200 250 300 350

Pengolahan Sampah Rumah Tangga

Di Kabupaten Jembrana Tahun 2013

Klaster 4 Klaster 3 Klaster 2 Klaster 1 Klaster 0

(15)

MEMORANDUM PROGRAM SANITASI (MPS) TAHUN 2014

Kabupaten Jembrana Provinsi Bali

15

Keterangan:

- Produksi Sampah Kota/Kab. per hari = 4,515 m3hari atau 135,465 m3/bulan

- Pelayanan Sampah x 12,44 % per hari = 46.622 m3/hari, hanya di wilayah perkotaan saja yaitu di Kecamatan Negara dan Kecamatan Jembrana

 Praktek Pemilahan Sampah oleh RT:

Praktek pemilahan sampah oleh rumah tangga sebelum dibuang, berdasarkan Study EHRA di Kabupaten Jembrana , rumah tangga yang melakukan pemilahan sampah sebanyak 30,8 % dan sisanya sebanyak 60,2 % tidak melakukan pemilahan sampah. Grafik praktik pemilahan sampah rumah tangga sebelum di buang, secara keseluruhan di Kabupaten Jembrana dan di masing-masing kelurahan tercantum pada Gambar 3.12

Pengumpulan setempat

 Sampai saat ini hanya tersedia 12 Unit gerobak dorong (Total timbunan sampah 46,622 m3/hari)

 Belum adanya skema strategi untuk kerjasama dengan swasta/kelompok masyarakat dalam pengelolaan persampahan. 0 29.5 47.4 31.6 45.5 0 70.5 52.6 68.4 54.5

Klaster 0 Klaster 1 Klaster 2 Klaster 3 Klaster 4

Pemilahan Sampah Rumah Tangga

Kabupaten Jembrana Tahun 2013

Melakukan Pemilahan Sampah Tidak Melakukan Pemilahan Sampah

(16)

MEMORANDUM PROGRAM SANITASI (MPS) TAHUN 2014

Kabupaten Jembrana Provinsi Bali

16

A. Lain-lain:

2. Aspek Kelembagaan:  Dinas masih berfungsi sebagai operator dan regulator  SDM kurang memadai, baik dari kuantitas dan kualitas

3. Aspek Pendanaan:  Penganggaran terkait pengelolaan persampahan baru mencapai 35 %  Pola penanganan sampah belum optimal

 Rendahnya dana penarikan restribusi 4. Aspek Peran Serta

Masyarakat dan Dunia Usaha / Swasta:

 Potensi masyarakat belum dikembangkan secara sistematis  Rendahnya investasi dunia usaha / swasta

5. Aspek Peraturan Perundangan dan penegakan hukum:

 Penerapan sanksi hukum dari Perda belum efektif

 Belum tersosialisasinya ketentuan penangan sampah terhadap masyarakat (sumber referensi: BPS III )

Catatan: disamping dari BPS, untuk penetapan Aspek dapat mengacu ke Jakstra Persampahan 2.3.2 Sasaran Pembangunan Persampahan

Dalam tabel berikut akan diuraikan sasaran prioritas yang akan dicapai terkait persampahan sampai dengan tahun 2018 di Kabupaten Jembrana, uraian resume disusun berdasarkan tingkat perioritas dan merupakan hasil kesepakatan seluruh anggota POKJA. Penetapan sasaran dengan mempertimbangkan permasalahan utama seperti yang telah diuraikan pada sub bab sebelumnya.

Penampungan Sementara (TPS):

 Sampai saat ini tersedia: 8 unit TPS

 Sampai saat ini belum tersedia TPST di Kabupaten Jembrana

Pengangkutan:  Jumlah Dump truck Kap. Masih kurangnya sarana pengangkut, baru ada 8 truk pengangkut untuk wilayah perkotaan.

(Semi) Pengolahan Akhir Terpusat

 Masih belum melakukan pemilahan sampah, baru ada 3 kelompok pemilahan sampah dan belum ada proyek 3R

Daur Ulang / Tempat Pemrosesan Akhir:

 Pengelolaan TPA masih memakai system Open Dumping

(17)

MEMORANDUM PROGRAM SANITASI (MPS) TAHUN 2014

Kabupaten Jembrana Provinsi Bali

17

Tabel 2.10 Tujuan dan Sasaran Pengembangan Persampahan Domestik Persampahan

1) Meningkatnya cakupan pelayanan pengangkutan sampah dari 17 % menjadi 75 % pada wialyah perkotaan dan 18 % menjadi 37 % pada daerah pedesaan pada akhir tahun 2018

2) Pengurangan sampah dari sumbernya dari 65 % - 20 % untuk wlayah perkotaan.

3) Meningkatnya kualitas layanan pengelolaan persampahan sesuai dengan UU persampahan dan SPM pada akhir tahun 2018

4) Tersedianya regulasi persampahan yang sesuai dengan UU persampahan pada akhir tahun 2016

5) Meningkatnya kesadaran masyarakat ber-PHBS dalam pengelolaan persampahan sebesar 60,2 % dari jumlah penduduk atau 85 % pada tahun 2018

Tabel 2.11 Rencana Pengembangan Jangka Menengah Persampahan

No Sistem Cakupan layanan eksisting Sasaran Tahun Keterangan (n+1) (n+2) (n+3) (n+4) (n+5)

(a) (b) (c) (d) (e) (f) (g) (h) (i)

A Penanganan Langsung

1 TPST 3 R 17 % 17 % 22 % 27 % 32 % 37 %

B Penanganan tidak langsung

1 Dibakar 65,64 % 65,64% 55 % 30 % 20 % 10 %

2 Dibuang sungai dan Lahan 20,56% 20,56 15% 10% 5 % 0%

Ditimbun 1 ,38 % 1 % 1% 1% 1% 1% Kolektor informal 4,14 % 6% 8 % 10 % 12 % 14 % C Penanganan berbasis masyarakat 1 % 1 % 1 % 1 % 1 % 1 % D TPA 12,44 % 25 % 35% 45% 55 % 75 %

(18)

MEMORANDUM PROGRAM SANITASI (MPS) TAHUN 2014

Kabupaten Jembrana Provinsi Bali

18

2.3.3. Prioritas Pembangunan Persampahan

Uraian dari sub bab ini adalah uraian dari sub bab sebelumnya yang berkaitan dengan persampahan di kabupaten Jembrana. Uraian dari prioritas pembangunan persampahan telah memperhatikan kepentingan dan prioritas kabupaten Jembrana dalam penanganan persampahan.

Tabel 2.12 Prioritas Implementasi Program dan Kegiatan Persampahan Domestik

No. Program

Score (dan bobot)

Score

total prioritas Urutan Penerima manfaat Permasal ahan mendesak Persepsi

Pokja poor

Pro-25% 25% 25% 25%

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)

1 Pengadaan Truk Sampah Kapasitas 7 M3 4 4 4 4 4 1

2 Contener Sampah 4 4 4 3 3.75 1

3 TPST 3R 4 4 3 2 3.5 2

4 TPA Sanitary Landfill 4 4 2 2 3 3

2.4. Drainase

2.4.1 Permasalahan Drainase

Tabel 2.13 Permasalahan Drainase A. Sistem Drainase

User Interface:

 Lama genangan bila terjadi banjir yang lebih dari 1 hari: 21,2 %  Rumah Tangga yang mengalami banjir rutin:

Klaster 0 Klaster 1 Klaster 2 Klaster 3 Klaster 4

Ada Genangan Air (Banjir) 20 10.2 19.4 20.5 35

(19)

MEMORANDUM PROGRAM SANITASI (MPS) TAHUN 2014

Kabupaten Jembrana Provinsi Bali

19

Frekuensi genangan secara rutin dialami oleh sekitar 21,2 % rumah tangga sementara, sebagian besar atau 78,98 % tidak secara rutin mengalami genangan.

Data Genangan:

No. Lokasi Genangan Genangan Luas (Ha) Lama Genangan (> atau <3 jam) Tinggi Genangan (> atau <30 cm) 1. Kelurahan Dauhwaru,

Kecamatan Jembrana 35 > 3 Jam 30 cm s/d 100 cm

Jumlah 22,3

Penampung an / Pengolahan Awal:

 grey water masih bercampur dengan saluran drainase, belum ada sumur resapan

Pengangkut an / Pengaliran:

 Kondisi drainase berdasarkan hasil EHRA 2013 di Kabupaten Jembrana

20 10.2 19.4 20.5 35

80 89.8 80.6 79.5 65

Klaster 0 Klaster 1 Klaster 2 Klaster 3 Klaster 4

Genangan Air Akibat Banjir

di Kabupaten Jembrana Tahun 2013

(20)

MEMORANDUM PROGRAM SANITASI (MPS) TAHUN 2014

Kabupaten Jembrana Provinsi Bali

20

Data lain berdasarka n hasil EHRA Juni 20xx:

 Ditemukan bahwa sekitar 21,2 % rumah tangga memiliki lingkungan sekitar rumah yang terdapat genangan air.

 Pada umumnya, sistem drainase masih menjadi satu antara pembuangan air hujan (pematusan air hujan) dan saluran limbah rumah tangga (grey water).

 Porsi belanja fisik sub sektor drainase masih 2 %.

 Prosentase panjang saluran drainase yang berfungsi baik 67,2 %.  Akses masyarakat terhadap sarana drainase masih 39, 8 %  Luas area genangan 35 Ha

Dokumen Perencanaa n

Belum tersedianya master plan dan dokumen perencanaan lainnya

0 50 100 150 200 Kesungai/Kanal Kejalan/Halaman Rumah Saluran Terbuka Saluran Tertutup Lubang Galian Pipa Saluran Pembuangan Pipa IPAL Sanimas Tidak Tahu

Kondisi Arah Pengaliran Air Bekas Buangan/Air Limbah Non Tinja Di

Kabupaten Jembrana Tahun 2013

(21)

MEMORANDUM PROGRAM SANITASI (MPS) TAHUN 2014

Kabupaten Jembrana Provinsi Bali

21

B. Lain-lain : Catatan:

Aspek lain seperti diatas dan dapat mengacu ke

- Peningkatan kesadaran masyarakat terhadap pemeliharaan draenase perlu ditingkatkan tidak hanya menjadi taggung jawab pemerintah Kabupaten Jembrana

2.4.2 Sasaran Pembangunan Drainase

Sasaran prioritas yang akan dicapai terkait pembangunan Sanitasi khususnya draenase dan

sampai dengan periode Tahun 2018 adalah berdasarkan Tingkat Prioritas dan merupakan hasil

kesepakatan seluruh anggota Pokja. Penetapan sasaran dengan mempertimbangkan “Permasalahan

Utama” seperti yang diuraikan pada sub bab sebelumnya. Tabel berikut adalah penjelasan resume

pembangunan draenase di Kabupaten Jembrana

Tabel 2.14 Resume Tujuan dan Sasaran Utama Pembangunan Drainase Kab. Jembrana Drainase

1) Meningkatnya dimensi saluran lama sebanyak 7 km dan pemeliharaan saluran drainase pada akhir tahun 2018. 2) Meningkatnya proporsi biaya operasional sebesar 5 % terhadap total pendanaan drainase dari yang telah ada

sekarang.

3) Dibangunnya saluran drainase di setiap permukiman padat perkotaan baik oleh Pemerintah, Pengembang perumahan maupun masyarakat setempat pada akhir tahun 2018.

4) Menambah saluran pembuangan akhir drainase (tersier) di perumahan sepanjang 7000 M di daerah dengan zone jangka pendek pada tahun 2018.

5) Berkurangnya rumah tangga yang membuang limbah/sampah langsung ke saluran drainase sebesar 35 % pada tahun 2018.

Tabel 2.15 Rencana Pengembangan Jangka Menengah Drainase

No Sistem eksisting Sasaran Tahun Keterangan

2014 2015 2016 2017 2018

(a) (b) (c) (d) (e) (f) (g) (h) (i)

1 Penanganan Langsung a Cakupan Layanan 39,8 % 39,8 % 45 % 55 % 60 % 65 % b Fungsi Drainase 67,82 % 70 % 75% 80 % 85 % 90 % c Luas Genangan 35 Ha 35 Ha 30 Ha 25 Ha 20 ha 15 ha 2 Penanganan tidak langsung a b C Penanganan berbasis masyarakat

(22)

MEMORANDUM PROGRAM SANITASI (MPS) TAHUN 2014

Kabupaten Jembrana Provinsi Bali

22

2.4.3 Prioritas Pembangunan Drainase

Secara proses dan tahapan dalam penentuan program dan kegiatan di Kabupaten Jembrana direkomendasikan untuk menetapkan terlebih dahulu 3 atau 4 saja sebagai Prioritas UTAMA dalam pembangunan Draenase hal ini berkaitan dengan ketersediaan ANGGARAN dan RENCANA IMPLEMENTASI-nya. Apabila dalam proses ke 3 atau 4 program diatas sudah ada kepastian penganggarannya (dari berbagai sumber pendana), Pokja dapat menetapkan kembali prioritas lanjutan dengan mereview pada dokumen “MPS Tahunan”. Konsultasi dan koordinasi dengan seluruh Dinas terkait untuk penetapan prioritasi ini merupakan KEHARUSAN.

Tabel 2.16 Prioritas Implementasi Program dan Kegiatan Drainase Kab. Jembrana

No. Program

Score (dan bobot)

Score total Urutan prioritas Penerima manfaat Permasal ahan mendesak Persepsi Pokja Pro-poor 25% 25% 25% 25% (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)

1 Penyusunan Masterpaln Drainase skala Kabupaten/Kawasan Kab. Jembrana 4 4 4 3 3.75

1

2 Penyusunan database system drainase Kabupaten/Kawasan Kab. Jembrana 3 4 4 3 3.50

1

3 Pembangunan dan pemeliharaan saluran drainase primer Kota Jembrana 4 4 3 2 3.25

2

4 Pembangunan dan pemeliharaan saluran drainase tersier Kec. Negara 3 4 2 2 3

3

2.5. PHBS terkait sanitasi

2.5.1 Permasalahan PHBS terkait sanitasi

Tabel 2.17 Permasalahan mendesak PHBS terkait sanitasi Berdasarkan hasil EHRA

Juni 2013, maka:

- Hasil studi EHRA : 12,8 % kesadaran sebagian kecil masyarakat untuk berprilaku hidup bersih dan sehat didukung dengan pola hidup masyarakat perkotaan yang berdampak pada penurunan kualitas lingkungan tempat tinggal.

- Kurangnya kepedulian masyarakat dan pengambil kebijakan terhadap

program-program yang bersifat preventif dan promotif kepada masyarakat yang masih rentan PHBS

(23)

MEMORANDUM PROGRAM SANITASI (MPS) TAHUN 2014

Kabupaten Jembrana Provinsi Bali

23

- Studi Ehra Tahun 2013 masih adanya : 42,4 % di Kabupaten Jembrana BABS Klaster 0 13% Klaster 1 24% Klaster 2 19% Klaster 3 20% Klaster 4 24%

PHBS Tidak Cuci Tangan Pakai

Sabun (CTPS) di Lima Waktu

Penting

Kab. Jembrana Tahun 2013

Klaster 0 16% Klaster 1 19% Klaster 2 18% Klaster 3 22% Klaster 4 25%

Prilaku BABS Di Kabupaten

Jembrana

(24)

MEMORANDUM PROGRAM SANITASI (MPS) TAHUN 2014

Kabupaten Jembrana Provinsi Bali

24

2.5.2 Sasaran PHBS terkait sanitasi

Tabel 2.18 Tujuan dan Sasaran PHBS terkait sanitasi

PHBS (Prilaku Hidup Bersih dan Sehat )

1) Meningkatnya proporsi pemberi informasi (komunikan) tentang Perilaku Hidup Bersih dan sehat dari kalangan SKPD dan kader kesehatan lingkungan sebesar 25 % atau 21,000 jiwa pada akhir tahun 2018 di Kabupaten Jembrana

2) Meningkatnya kesadaran anak sekolah untuk semua tingkatan dan pondok pesantren dalam berperilaku PHBS. 3) Terlatihnya kader kesehatan lingkungan sebanyak 5 Orang/Desa atau 225 Orang dari jumlah Kelurahan/Desa di

Kabupaten Jembrana pada akhir tahun 2018

4) Berperannya kelompok masyarakat (organisasi masyarakat) laki- laki dan perempuan di 51 kelurahan/Desa dalam penyadaran higiene pada akhir tahun 2018

5) Termanfaatkannya media pilihan masyarakat (media lokal) di lokasi prioritas dalam penyadaran berperilaku hidup bersih dan sehat pada akhir tahun 2018

2.5.3 Prioritas PHBS terkait sanitasi

Tabel 2.19 Prioritas implementasi program dan kegiatan PHBS terkait sanitasi di Kab. Jembrana

No. Program

Score (dan bobot)

Score

total prioritas Urutan Penerima manfaat Permasal ahan mendesak Perse psi Pokja Pro-poor 25% 25% 25% 25% (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) 1 Program STBM 4 4 4 3 3.75 1

2 Pembuatan media promosi dan informasi sadar hidup sehat, seperti banner, stiker, spanduk dll. 3 4 4 3 3.50 2

3

Penyuluhan dan edukasi PHBS kepada setiap Tahapan Sekolah dan Pondok Pesantren yang ada Di Kabupaten Jembrana

4 4 3 3 3.50 2

4

Penyuluhan, edukasi dan pembentukan kader kesehatan lingkungan ditingkat Kelurahan/Desa di Kabupaten Jembrana

3 3 3 3 2.75 3

5

Penyuluhan dan kampanye Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) melalui siaran TV dan Radio yang ada di Kabupaten Jembrana

(25)

MEMORANDUM PROGRAM SANITASI (MPS) TAHUN 2014

Kabupaten Jembrana Provinsi Bali

25

2.6. Review Kerangka Kerja Logis

Tabel 2.20 Kerangka Kerja Logis Air Limbah Kab. Jembrana Permasalahan

mendesak Tujuan Sasaran Strategi Program Kegiatan

1. Dari Hasil Studi EHRA Pengelolaan limbah cair dilakukan secara setempat (SeptikTank) baru 61 % 2. Prilaku BABS masih 20 % 3. Kurangnya Kepemilikan jamban pribadi dan MCK atau baru 67,4 %. 1. Tercapainya standar pelayanan minimum (SPM) dan pengelolaan air limbah domestik yang berwawasan lingkungan. Peningkatan pelayanan Air Limbah Domestik dari 2% menjadi 35 % Tahun 2018 1.Meningkatkan akses pengelolaan air limbah domestik skala kawasan kepada masyarakat 1.Pembangunan sistim air limbah terpusat (on site) 2.Peningkatan sarana dan prasarana sistim kumunal 1. Pembangunan sistim air limbah terpusat skala kawasan 2. Meningkatkan pelayanan sarana parsarana MCK ++ dan Tanki septik komunal 1.Pembangunan MCK ++ 2.Pembangunan tanki septik komunal 3.Pengadaan truk tinja. Dst

Tabel 2.21 Kerangka Kerja Logis Persampahan Kab. Jembrana Permasalahan

mendesak Tujuan Sasaran Strategi Program Kegiatan

1. Masyarakat membuang sampah dibakar (65,64%); dibuang ke dalam lubang dan ditutup dengan tanah (1,38%); dibuang ke sungai (2,56%); dan dibuang ke lahan kosong/kebun/hutan dan dibiarkan membusuk sebanyak dan Lain-lain (18% ) Meningkatnya kesadaran masyarakat akan budaya bersih dan sehat Berkurangnya rumah tangga yang membuang sampah langsung ke sungai menjadi 0 % pada tahun 2018 Meningkatkan kesadaran masyarakat tentang kerugian membuang sampah ke sungai PHBS Penyuluhan PHBS Lomba desa

(26)

MEMORANDUM PROGRAM SANITASI (MPS) TAHUN 2014

Kabupaten Jembrana Provinsi Bali

26

Pengolahan sampah oleh masyarakat Bank sampah Sosialisasi Pembentukan kelompokBank Sampah Pelatihan pengelolaan bank sampah Menyediakan sarana pengumpulan sampah Pengelolaan sampah dari sumbernya Pengadaan tempat sampah 2. Timbunan sampah yang ditangani baru 20 % Meningkatnya pelayanan persampahan sesuai standar minimal Meningkatan pengolahan sampah terutama di kawasan perkotaan menjadi 65% pada tahun 2018 Meningkatkan pengelolaan dan pengolahan sampah dari stasiun antara sampai ke TPA Pengelolaan sampah dari stasiun antara sampai ke TPA Pembangunan TPS

Pengadaan Dump Truck TPST 3R Peningkatan TPS menjadi

TPST 3R

Pengolahan sampah anorganik

Pengadaan alat komposter 3. Anggaran di bidang

persampahan tidak cukup untuk mengantisipasi keadaan darurat. Anggaran yang ada hanya cukup untuk pelayanan dasar 4. Rendahnya koordinasi antar instansi 5. Rendahnya kapasitas SDM

(27)

MEMORANDUM PROGRAM SANITASI (MPS) TAHUN 2014

Kabupaten Jembrana Provinsi Bali

27

Tabel 2.22 Kerangka Kerja Logis Drainase Kab. Jembrana Permasalahan

mendesak Tujuan Sasaran Strategi Program Kegiatan

Jaringan drainase yang belum terkelola dengan baik sebesar 20 %, dan masih ada genangan air 21 % di wilayah kabupaten Jemrbana , dan Ada Banjir/Genangan 35 Ha, mengurangi genangan air pada titik titik tertentu meningkatnya dimensi saluran lama sebanyak 7 KM dan pemeliharaan saluran drainase pada akhir tahun 2018 Mengoptimalkan pembangunan dan pengawasan sistem infiltrasi pada kawasan permukiman yang cukup padat dan perumahan yangdibangun oleh developer Pemeliharaan saluran drainase primer/tersier Normalisasi saluran drainase primer/tersier berkurangnya lama waktu genangan menjadi kurang dari 1 jam wilayah perkotaan yang termasuk zona penanganan jangka pendek Lama genangan berkurang menjadi kurang dari 1 jam dengan perbaikan saluran drainase Pembangunan saluran drainase tersier Pembangunan saluran drainase tersier Banyak saluran drainase di beberapa tempat tersumbat Meningkatnya kesadaran masyarakat sadar akan fungsi saluran drainase Berkurangnya rumah tangga yang membuang limbah/sampah langsung ke saluran drainase sebesar 35 % pada tahun 2018 Meningkatkan pengetahuan dan kesadaran masyarakat tentang kerugian membuang sampah/limbah ke saluran/sungai Pemeliharaan saluran drainase primer/tersier Normalisasi saluran drainase primer/tersier

(28)

MEMORANDUM PROGRAM SANITASI (MPS) TAHUN 2014

Kabupaten Jembrana Provinsi Bali

28

Tabel 2.22 Kerangka Kerja Logis PHBS Kabupaten Jembrana Permasalahan

mendesak Tujuan Sasaran Strategi Program Kegiatan

Hasil Studi EHRA di Kabupaten Jembrana Prilaku BABS sembarangan masih : 20 %, PHBS untuk CTPS dilima waktu penting masih cukup tinggi yaitu : 22 % Perubahan perilaku di masyarakat mengenai hidup bersih dan sehat sampai dengan Tahun 2018 Meningkatnya kesadaran masyarakat tentang PHBS dari 80 % menjadi 100 % di Tahun 2018 Penyuluhan terkait PHBS melalui media komunikasi dan langsung ke masyarakat Peningkatan Kesadaran Masyarakat dalam PHBS melalui Kampanye

-

Road Show Penyuluhan tentang PHBS (CTPS, stop BABS dan Membuang sampah pada tempatnya) di sekolah-sekolah, Pondok Pesantren, Perkantoran, Permukiman dan ditempat-tempat umum

-

Penyuluhan dan kampanye Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) meliputi CTPS, Stop BABS dan Membuang sampah pada tempatnya melalui siaran radio atau TV lokal.

Gambar

Tabel 2.2 Proyeksi Jumlah Penduduk Menurut Kecamatan di Kabupaten Jembrana
Tabel 2.3 Area Beresiko Sanitasi
Tabel 2.4  Proyeksi Besaran Pendanaan Sanitasi
Tabel 2.5:  Permasalahan Mendesak Air Limbah Domestik  A.  Sistem Air Limbah Permukiman:
+7

Referensi

Dokumen terkait

Berkaitan dengan hal tersebut diatas, maka Direktorat Bina Pelayanan Penunjang Medik dan Sarana Kesehatan harus menyiapkan perangkat pedoman Teknis Kamar

Isolat-isolat ini mampu melakukan fermentasi dengan cepat pada gula glukosa dan sukrosa yang hasilnya sudah terlihat pada hari kedua setelah inokulasi dan tidak membentuk

Menimbang bahwa selanjutnya, dengan berdasar pada fakta di mana antara Pemohon dan termohon sudah pisah tempat tinggal sejak 1,5 tahun yang lalu hingga sekarang, dan

Pada Gambar 1E terlihat adanya gambaran sel hepar yang mengalami degenerasi parenkimatosa, nampak juga sel hepar yang mengalami degenerasi hidropik dan nekrosis

Mengingat usaha pertanian menuntut dipenuhinya berbagai persyaratan operasional teknis, agar diperoleh efisiensi produksi yang tinggi, mutu produk yang baik, keuntungan yang

Cq. KTU, Kabag-Kasubbag, Kabid-Kasubbid,Keuangan, Kepegawaian PA, PPTK dan PPK, Bendahara&amp; SOPD terkait. Purnawarman No.23, Tamansari, Kec.. I Dewa Nyoman Oka No.30, Kotabaru,

yang dihadapinya sebagai suatu hal yang positif dan mereduksi efek-efek megatif yang mungkin muncul. Integrasi antara ketajaman ketrampilan untuk menerapkan apa yang

membimbing peserta didik untuk memberikan jawaban dengan jujur terkait  pelaksanaan salat lima waktu dan sujud sahwi yang dilaksanakan setiap hari dan diser ahkan pada waktu