• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengendalian Gulma. Produksi Benih Tanaman Pakan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Pengendalian Gulma. Produksi Benih Tanaman Pakan"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

PENGAIRAN (irigasi)

Musim kemarau (kering)

– Kering

– Radiasi tinggi – Tenang  angin

– Air faktor pembatas (diatur)  pengairan

 Pembentukan karangan bunga air cukup

 Pembentukan bunga air cukup jangan dilakukan stress air  Penyerbukan air kurang (serangga meningkat)

 Pemasakan biji air kurang

 Pemanenan/pengeringan perekat daun turun (pengaturan

lingkungan)

 Serangan hama penyakit turun

 D. intortum

– Daerah kering dengan pengairan 300-400kg/ha – Tanpa irigasi (tadah hujan) 50-100 kg/ha

 Air  gulma tumbuh  dimatikan  tan utama ditanam  Air irigasi  M. atropurpureum tambahan panen menjadi

3-4 kali panen

Potensial industri biji

•Asal tidak ada gangguan HP

(3)

Cara pengairan

Air dimasukkan langsung ke petah tanah

(di “leb”)

Disemprotkan (springkle) diatas tanaman

atau dibawah daun tanaman

Disiramkan pada tanaman

Pipa/selang diberikan langsung pada akar

tanaman

Tetes-an (gout a gout) pada akar

tanaman

(4)

PENGENDALIAN GULMA

1.

Dibanding dengan tanaman pakan produksi

biomassa atau padang penggembalaan :

– Ketahanan tanaman lebih baik (toleransi terhadap gulma)

– Pada tanaman penghasil biomassa (pangonan)

tanaman gulma dibiarkan saja  yang dihilangkan yang tanaman toksik saja, yang tidak toksik atau dapat dimakan ternak dibiarkan saja

 Pada tanaman produksi biji (gulma toksik dihilangkan

sehingga biji yang dihasilkan tidak mengandung gulma toksik, gulma yang mengalahkan tanaman utama,

gulma yang mengkontaminasi biji yang dihasilkan an sukar dihilangkan)

 Gulma yang sukar dihilangkan pada tanaman S.

guianensis (Sida spp., Stachytarphea urticifolia, Stachytarpea jamaicensis, Achyranthes aspera)

 Gulma pada C. gayana (Ageratum conyzoides,

Bidens pilosa, Digitaria ternata, DIgitaria velutina, Tagetes minuta)

(5)

2.

Pengendalian gulma secara kimia

(herbisida)

diperhitungkan nilai

ekonomis dan lingkungan (

gulma pada

tanaman pohon, baru membuka dan

spesies perenial

)

3.

Tanaman pastura yang peka terhadap

gulma

(pastura legum

ada rumput

yang menekan pertumbuhan gulma)

karena legum pertumbuhannya kalah

dengan gulma. Gulma yang nitrofilous

(rakus terhadap N)

mengambil atau

mendominasi unsur N merupakan

ancaman bagi tanaman legum

(pertumbuhannya tertekan)

(6)

Usaha pengendalian gulma dengan

memeperhatikan lingkungan (ekosistem)

PROBLEM GULMA

Pendekatan agronomis

: gulma bukan sebagai

pengganggu mutlak tetapi sebagai indikator

adanya problem pengelolaan

 Tanaman yang tidak tahan persaingan  gagal

 Penyebaran/penanaman yang tidak benar (populasi

kurang  weed berkembang)

 Pemupukan yang kurang

 Frekuensi pemotongan yang tinggi atau SR yang terlalu

tinggi

 Metode potongan yang tidak tepat

Problem gulma tanaman baru < tanaman lama/tua

•Biji weed sudah banyak

•Kontaminasi lahan disekitarnya •Tanaman sudah rapat/padat

(7)

PENGENDALIAN LINGKUNGAN

Penekanan Gulma

Harus mengenal biologis gulma

– Bagaimana pertumbuhan, berbunga, biji masak – Menentukan saat pemeberantasan yang tepat

Pemilihan cultivar yang dominan

– Unsur hara ditambah  pertumbuhan meningkat – Pemupukan  pertumbuhan meningkat

– Pertumbuhan tanaman dominan  menaungi weed 

pertumbuhan weed terhambat – Neonotonia wightii

 Dipupuk (broadcast) unsur P  weed yang responsif thd P

akan berkembang

 Dipupuk disekitar tanaman utama/ditugal/dalam baris 

tanaman utama pertumbuhannnya meningkat  weed kalah bersaing

 Rotasi tanaman (mematahkan siklus weed)  weed tidak

sampai berbunga

(8)

Pengendalian dengan cara kimia dan mekanik

Dengan kimia harus hati-hati (herbisida)

penggunaan herbisida untuk mengurangi

pengolahann tanah

Weed sudah tumbuh lebih dahulu

Dilakukan untuk penanaman baru

(establishment)

– S. humilis )(weed-nya berupa gramineae) senyawa

Bipyridilium (diquat dan paraquat)

– Chloorthal/Trifluralin 2-3 minggu sebelum tanam (agar tanaman yang baru ditanam tidak terpengaruh)

– Trifluralin 3 minggu sebelum tanam dicampur dengan tanah untuk membunuh gulma yang sedang atau baru berkecambah

– Neburon pada C. pubescens berhasil baik tetapi pada P.

phaseoloides tidak berhasil dengan baik (Spesies)

– Atrazine baik untuk B. decumbens dan P. maximum tetapi tidak pada S. anceps dan P. plicatulum

(9)

Pengendalian gulma tanaman yang sudah ditanam

Penanaman dalam barisan

– Weed diatara barisan tanaman (sebelum adanya canopy)

– Disemprot dengan herbisida – Penyemprotan dengan api

Tanaman disebar

– S. anceps (menggunakan herbisida hormon) 2,4-D amine (MCPA) 0,5kg/ha tanaman tinggi 15cm

– P. plicatulum cv Rhode bay 2,4-D amine diaplikasikan 4 minggu sebelum pembentukan biji (hati-hati) terutama pada saat pembungaan menyebabkan kegagalan

penyerbukan (fertilisasi) disebabkan oleh hormon

– S. guianensis disebar 2,4-D amine dapat diaplikasikan, kecuali saat berbunga

(10)

Penggunaan herbisida pada tanaman yang sudah

jadi harus hati-hati,

dipilih saat yang tepat

, dosis

yang tepat,

untuk spesies yang tepat untuk setiap

jenis herbisida

Sebaiknya herbisida diaplikasikan

sebelum ditanam

Weed sudah tumbuh/nampak

(tingkat fisiologi tertentu)

disemprot dgn herbisida

(11)

PENGENDALIAN HAMA DAN PENYAKIT

Tanaman HMT tropik

Penghasil hijauan

biomassa

– Cara kimia (jarang dilakukan/tidak pernah) – Cultivar resisten

– Nilai ekonomis

– Residu berbahaya bagi ternak dan manusia

Penghasil biji hasil biji

– Menyerang tanaman sendiri

– Menyebarkan hama/penyakit bagi tanaman lain (carrier) penyakit Phakopspora pachyrhiza pada biji kedelai

Gycine max menyebabkan embargo biji di Brazil bagi

(12)

Cara pengendalian

a)

Seleksi cultivar yang tahan

– S. anceps cv Kazungula lebih tahan

penyakit bercak daun (Pericularia

trisa) di banding cv. Nandi dan Narok

– C. pubescens cv. Belalto lebih tahan

penyakit bercak daun (Cercospora)

dibanding cv. umumnya

(13)

b)

Menanam/menyebar bibit yang bebas hama

dan penyakit

(telur serangga, spora jamur

pathogen)

a) Serangga penggerek batang (Pseudomonas

phaseolicola) atau halo blight pada siratro  hati-2 juga menyerang tanaman lain

b) Treatment dgn insectisida mercuri pada biji legum sebelum ditanam (hati-2 pada L. bainesii dan L.

leucocephala)

c) Biji yang bersertifikat bebas hama dan penyakit d) Catatan : treatment penggunaan insectisida pada

tanaman legum melalui tanah atau treatmen biji pada saat tanam hati-2  rhizobium?, Penggunaan lewat udara (semprot/spray) serangga penyerbuk Mucuna testicularis pada Desmodium  maka perlu dipilih saat yang tepat dan dosis yang tepat serta macam

(14)

c)

Rotasi tanaman (mematahkan siklus)

– C. gayana cv. Katambora

siklus nematoda

hilangkan makanan/media

d)

Pembakaran

Penyakit ergot, karat daun, Helmintosporium

dibakar pada saat yang tepat

e)

Pengaturan waktu tanam, pembungaan

(pengairan dan pemupukan)

Waktu panen

telur serangga

Waktu panen hindari kontaminasi dengan

hama dan penyakit

Pengeringan

treatment biji setelah dipanen

(15)

Penyakit dan hama khusus pada

tanaman penghasil biji

Ergot (

Claviceps paspali)

jamur, menyerang P.

dilatatum, P. maximum dan C. ciliaris tetapi tidak

menyerang pada P. notatum cv. Pensacola

(tahan)

Batrytis cinerea

(jamur saprohyt) adanya tepung

sari menyerang S. guianensis

Colletotricum gloeosporoides

(anthracnose)

menyerang sylosanthes

– S. humilis peka

– S. hamata cv. Verano agak tahan

– S. guianensis cv. Cook lebih tahan dibanding cv. Schofield atau cv. Endeavour

Penyakit daun Synchotrium

pada M.

atropurpureum

(16)

Hama

Larva dari Lepidoptera

dari Maruca testulatis

(penggerek polongan)

Kupu biru (Lampides bacticus

) makan bunga dan

polongan muda

Penggerek batang

S. guianensis dan mengurangi

hasil biji P. dilatatum

Tikus (Rattus conatus)

tanaman B. decumbens,

menggigit dan memotong tanaman

Burung kecil pemakan biji S. anceps, cv. Nandi,

P. maximum, tetapi tidak mau makan biji C.

ciliaris, C. gayana, M. minutiflora

Catatan

: setiap tempat/daerah memunyai hama

atau penyakit khusus yang terjadinya secara

sporadik. Pemecahan oleh beberapa ahli

patologis, nematologis, entomologis dan ahli

pastura

(17)

Referensi

Dokumen terkait

1) Berdasarkan hasil analisis bahwa variabel Return on Investment, Return on Equity dan Debt to Equity Ratio secara simultan berpengaruh tidak signifikan return

Proses perbanyakan bibit rumput laut kotoni ( Kappaphycus alvarezii ) dengan metode teknik kultur jaringan di Southeast Asian Regional Centre for Tropical Biology (SEAMEO BIOTROP)

Syringaldehyde, p-Hydroxybenzoic acid, m-Hydroxy- benzoic acid and Oxybenzene were 4 amongst the 11 phenolic compounds isolated exhibiting the antimi- crobial

Berdasarkan pengamatan diperoleh data mengenai keaktifan interaksi siswa dalam diskusi kelompok sebanyak 25 atau sebesar 69,44% dinyatakan aktif mengikuti diskusi

There are three steps of revision process by authors: 1) revision manuscript to accomodate peer reviewer sug- gestions within 2-4 weeks; 2) revision to accomodate

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Kooperatif tipe Snowball Throwing dapat meningkatkan hasil belajar

The experiment was designed to evaluate the silage quality of sorghum forage varieties of Citayam and BMR 3.6 strain at different harvesting times and the effectiveness

One of the byproduct is date fruit waste (DFW). Up to 56% of date fruit weights are left as DFW after date fruit processing to produce date oil. Our in vitro preliminary study