• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. garam-garam anorganik yang sekresi oleh kelenjar mamae ibu, yang berguna sebagai

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. garam-garam anorganik yang sekresi oleh kelenjar mamae ibu, yang berguna sebagai"

Copied!
27
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Air Susu Ibu (ASI) Eksklusif

2.1.1. Defenisi 2.1.1.1. Defenisi ASI

Air Susu Ibu (ASI) adalah emulsi lemak dalam larutan protein, laktosa dan garam-garam anorganik yang sekresi oleh kelenjar mamae ibu, yang berguna sebagai makanan bagi bayinya. Air Susu Ibu merupakan makanan paling baik untuk bayi. Komponen zat makanan tersedia dalam bentuk yang ideal dan seimbang untuk dicerna diserap secara optimal oleh bayi. Air Susu Ibu saja sudah cukup untuk menjaga pertumbuhan sampai umur 4-6 bulan, tidak ada makanan lain yang dibutuhkan selama masa ini.7

Air Susu Ibu (ASI) adalah sumber nutrisi terpenting yang dibutuhkan oleh setiap bayi idealnya diberikan secara eksklusif selama 6 bulan dan dilanjutkan makanan pendamping sampai usia 2 tahun.8

Komposisi ASI dapat berubah sesuai dengan kebutuhan nutrisi bayi pada setiap saat. Kandungan enzim dalam ASI yang membantu pencernaan, kandungan zat imun yang dapat mencegah bayi terinfeksi oleh bibit penyakit tertentu, tidak dapat diganti oleh susu formula. Selain itu pemberian ASI mempunyai keuntungan psikologik baik bagi bayi maupun ibu.9

(2)

2.1.1.2. Defenisi ASI Eksklusif

Air Susu Ibu (ASI) eksklusif atau lebih tepatnya pemberian ASI secara eksklusif adalah bayi hanya diberi ASI saja, tanpa tambahan cairan lain seperti susu formula, jeruk, madu, air teh, air putih, dan tanpa tambahan makanan padat seperti pisang, pepaya, bubur susu, biskuit, bubur nasi, dan tim. Pemberian ASI eksklusif ini dianjurkan untuk jangka waktu minimal 4 bulan dan akan lebih baik lagi apabila diberikan sampai bayi berusia 6 bulan. Setelah bayi berusia 6 bulan, ia harus mulai diperkenalkan dengan makanan padat, dan pemberian ASI dapat diteruskan sampai usia 2 tahun.10

Air Susu Ibu (ASI) Eksklusif Menurut WHO adalah pemberian hanya ASI saja tanpa cairan atau makanan padat apapun kecuali vitamin, mineral atau obat dalam bentuk tetes atau sirup sampai usia 6 bulan.

Komposisi ASI sampai dengan umur 6 bulan sudah cukup untuk memenuhi kebutuhan gizi bayi meskipun tanpa tambahan makanan ataupun minuman pendamping ASI. Kebijakan ini berdasarkan hasil penelitian yang mengemukakan bahwa pemberian makanan atau minuman pendamping ASI malah akan menyebabkan pengurangan kapasitas lambung bayi dalam menampung asupan cairan ASI sehingga pemenuhan ASI yang seharusnya dapat maksimal telah tergantikan oleh makanan pendamping.11

Pedoman internasional yang menganjurkan pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan pertama didasarkan pada bukti ilmiah tentang manfaat ASI bagi daya tahan hidup bayi, pertumbuhan, dan perkembangannya. ASI memberi semua energi dan gizi (nutrisi) yang dibutuhkan bayi selama 6 bulan pertama hidupnya. Pemberian ASI

(3)

eksklusif mengurangi tingkat kematian bayi yang disebabkan berbagai penyakit yang umum menimpa anak-anak seperti diare dan radang paru, serta mempercepat pemulihan bila sakit dan membantu menjarangkan kelahiran.12

WHO dan UNICEF merekomendasikan kepada para ibu, bila memungkinkan pemberian ASI eksklusif sampai 6 bulan dengan menerapkan:

a. Inisiasi Menyusui Dini (IMD) selama lebih kurang 1 jam segera setelah kelahiran bayi.

b. Air Susu Ibu Eksklusif diberikan pada bayi hanya ASI saja tanpa makanan tambahan atau minuman.

c. Air Susu Ibu diberikan secara on demand atau sesuai kebutuhan bayi, setiap hari selama 24 jam

d. Air Susu Ibu sebaiknya diberikan tidak mengunakan botol, cangkir maupun dot.

Bagi ibu yang bekerja, menyusui tidak perlu dihentikan. Ibu bekerja harus tetap memberikan ASI nya dan jika memungkinkan bayi dapat dibawa ke tempat kerja. Apabila tidak memungkinkan, ASI dapat diperah kemudian disimpan.13

2.1.2. Komposisi ASI 14

Air Susu Ibu (ASI) adalah makanan terbaik untuk bayi. Kandungan gizi dari ASI sangat khusus dan sempurna serta sesuai dengan kebutuhan tumbuh kembang bayi. Air Susu Ibu dibedakan dalam 3 stadium, yaitu:

a. Kolostrum

Kolostrum adalah air susu yang pertama kali keluar. Kolostrum ini disekresi oleh kelenjar payudara pada hari pertama sampai hari ke empat pasca persalinan.

(4)

Kolostrum merupakan cairan dengan viskositas kental, lengket dan berwarna kekuningan. Kolostrum mengandung tinggi protein, mineral, garam, vitamin A, nitrogen, sel darah putih dan antibodi yang tinggi daripada ASI matur. Selain itu, kolostrum masih mengandung rendah lemak dan laktosa. Protein utama pada kolostrum adalah Immunoglobulin (IgG, IgA, dan IgM) yang digunakan sebagai zat antibodi untuk mencegah dan menetralisir bakteri , virus, jamur dan parasit. Meskipun kolostrum yang keluar sedikit menurut ukuran kita, tetapi volume kolostrum yang ada dalam payudara mendekati kapasitas lambung bayi yang berusia 1-2 hari. Volume kolostrum antara 150-300 ml/24 jam. Kolostrum juga merupakan pencahar ideal untuk membersihkan zat yang tidak terpakai dari usus bayi yang baru lahir dan mempersiapkan saluran pencernaan makanan bagi makanan bayi yang akan datang.

b. Air Susu Ibu (ASI) Transisi/Peralihan

Air Susu Ibu Peralihan adalah ASI yang keluar setelah kolostrum sampai sebelum ASI matang, yaitu sejak hari ke 4 sampai hari ke 10. Selama dua minggu, volume air susu bertambah banyak dan berubah warna serta komposisinya. Kadar immunoglobulin dan protein menurun, sedangkan lemak dan laktosa meningkat.

c. Air Susu Ibu (ASI) Matur

Air Susu Ibu Matur disekresi pada hari ke 10 dan seterusnya. Air Susu Ibu matur tampak berwarna putih. Kandungan ASI matur relatif konstan, tidak menggumpal bila dipanaskan. Air susu yang mengalir pertama kali atau saat lima menit pertama disebut foremilk. Foremilk lebih encer dan mempunyai kandugan rendah lemak dan tinggi laktosa, gula, protein, mineral, serta air. Selanjutnya, air susu

(5)

berubah menjadi hindmilk. Hindmilk kaya akan lemak dan nutrisi. Hindmilk membuat bayi lebih cepat kenyang. Dengan demikian bayi akan membutuhkan keduanya, baik

foremilk maupun hindmilk.

Dibawah ini, bisa kita lihat perbedaan komposisi antara kolostrum, ASI Transisi dan ASI Matur:

Tabel 2.1. Kandungan Kolostrum, ASI Transisi dan ASI Matur13

Kandungan Kolostum Transisi ASI Matur

Energi (kgkal) 57,0 63,0 65,0 Laktosa (gr/100ml) 6,5 6,7 7,0 Lemak (gr/100ml) 2,9 3,6 3,8 Protein (gr/100ml) 1,195 0,965 1,324 Mineral (gr/100ml) 0,3 0,3 0,2 Immunoglobulin: IgA (mg/100ml) 335,9 - 119,6 IgG (mg/100ml) 5,9 - 2,9 IgM (mg/100ml) 17,1 - 2,9 Lisosin (mg/100ml) 14,2-16,4 - 24,3-27,5 Laktoferin 420-520 - 250-270

2.1.3. Kandungan Nutrisi pada ASI14

Air Susu Ibu mengandung komponen makro dan mikro nutrisi. Yang termasuk makronutrien adalah karbohidrat, lemak dan protein sedangkan mikronutrien adalah vitamin dan mineral. Berikut adalah kandungan nutrisi pada ASI.

a. Karbohidrat

Air Susu Ibu mengandung karbohidrat relatif lebih tinggi jika dibandingkan susu sapi yaitu 6,5-7 gram%. Karbohidrat utama yang terdapat dalam ASI adalah Laktosa. Kadar laktosa yang tinggi sangat menguntungkan karena laktosa ini oleh fermentase akan di ubah menjadi asam laktat. Adanya asam laktat ini memberikan suasana asam didalam usus bayi. Laktosa relatif tidak larut sehingga waktu proses

(6)

dalm usus bayi relatif lebih lama, tetapi dapat di absorpsi dengan baik oleh usus bayi. Selain laktosa yang merupakan 7% dari total ASI, juga terdapat glukosa, galaktosa dan glukosamin.

Suasana asam dalam usus banyak memberikan beberapa keuntungan, di antaranya adalah:

1. Penghambatan pertumbuhan bakteri yang patologis

2. Memacu pertumbuhan mikroorganisme yang memproduksi asam organik dan mensintesis vitamin

3. Memudahkan terjadinya pengendapan dari ca-caseinat

4. Memudahkan absorpsi dari mineral, misalnya kalsium, fosfor, dan magnesium

Galaktosa, penting untuk pertumbuhan otak dan medulla spinalis karena pembentukan meilin di medulla spinalis dan sintesis galaktosida di otak membutuhkan galaktosa. Sedangkan glukosamin, merupakan bifidus faktor.

Glukosamin memacu pertumbuhan lactobacillus bifidus yang sangat menguntungkan bayi.

b. Lemak

Kadar lemak dalam ASI dan susu sapi relatif sama. Air susu merupakan sumber kalori yang utama bagi bayi, dan sumber vitamin yang larut dalam lemak (A,D,E dan K) dan sumber asam lemak yang essensial. Keistimewaan lemak dalam ASI jika dibandingkan dengan susu sapi yaitu:

- Bentuk emulsi lebih sempurna

(7)

c. Protein

Air Susu Ibu mengandung protein lebih rendah dibandingkan susu sapi, tetapi protein ASI ini mempunyai nilai nutrisi yang lebih tinggi (mudah dicerna). Rasio protein whey:kasein adalah 60:40, dibandingkan dengan susu sapi yang memiliki rasio whey:kasein yaitu 20:80. Hal ini menguntungkan bagi bayi karena pengendapan dari protein whey lebih halus daripada kasein sehingga protein whey lebih mudah dicerna. Air Susu Ibu mengandung alfa-laktalbumin, sedangkan susu sapi beta-laktoglobulin dan bovine serum albumin yang sering menyebabkan alergi. Kadar methonin dalam ASI lebih rendah dari susu sapi, sedangkan sistin lebih tinggi. Hal ini sangat menguntungkan karena enzim sistationase, yaitu enzim yang akan mengubah methionin menjadi sistin pada bayi, menjadi sangat rendah atau tidak ada. Sistin

merupakan asam amino yang sangat penting untuk pertumbuhan otak bayi.

Air Susu Ibu mengandung asam amino esensial taurin yang tinggi, yang penting untuk pertumbuhan retina dan konjugasi bilirubin. Kadar tiroksin dan

fenilalanin pada ASI rendah, suatu hal yang sangat menguntungkan untuk bayi,

terutama bayi prematur karena bayi prematur dengan kadar tiroksin yang tinggi dapat menyebabkan gangguan pertumbuhan otak.

Kadar poliamin dan nukleotid yang sangat penting untuk sintesis protein, pada ASI lebih tinggi jika dibandingkan dengan susu sapi.

d. Mineral

Air Susu Ibu mengandung mineral yang lengkap, walaupun kadarnya relatif rendah, cukup untuk bayi sampai umur 6 bulan. Total mineral selama masa laktasi adalah konstan. Fe dan Ca paling stabil, dan tidak dipengaruhi oleh diet ibu. Garam

(8)

organik yang terdapat dalam ASI terutama adalah Kalsium, kalium, dan natrium dari asam klorida dan fosfat.

e. Air

Sekitar 88% ASI terdiri dari air. Air ini berguna untuk melarutkan zat zat yang terdapat didalamnya. Air Susu Ibu (ASI) merupakan sumber air yang secara metabolis aman. Air yang relatif tinggi dalam ASI ini akan meredakan rangsangan haus bayi.

f. Vitamin

Vitamin dalam ASI dapat dikatakan lengkap. Vitamin A, D, dan C cukup, sedangkan golongan vitamin B, kecuali riboflavin dan asam panthothenik kurang. 2.1.4. Volume ASI1

Pada bulan-bulan terakhir kehamilan sering ada sekresi kolostrum pada payudara ibu hamil. Setelah persalinan apabila bayi mulai mengisap payudara, maka produksi ASI bertambah secara cepat. Dalam kondisi normal, ASI diproduksi sebanyak 10- ± 100 cc pada hari-hari pertama. Produksi ASI menjadi konstan setelah hari ke 10 sampai ke 14. Bayi yang sehat selanjutnya mengkonsumsi sebanyak 700-800 cc ASI per hari. Namun kadang-kadang ada yang mengkonsumsi kurang dari 600 cc atau bahkan hampir 1 liter per hari dan tetap menunjukkan tingkat pertumbuhan yang sama. Keadaan kurang gizi pada ibu pada tingkat yang berat, baik pada waktu hamil maupun menyusui dapat mempengaruhi volume ASI. Produksi ASI menjadi lebih sedikit yaitu hanya berkisar antara 500-700 cc pada 6 bulan pertama usia bayi, 400-600 cc pada bulan kedua dan 300-500 cc pada tahun kedua usia anak.

(9)

2.1.5. Manfaat Pemberian ASI13

Banyak manfaat pemberian ASI khususnya ASI ekslusif yang dapat dirasakan bagi bayi, ibu maupun keluarga. Berikut adalah manfaat pemberian ASI:

2.1.5.1 Manfaat ASI bagi bayi

Air Susu Ibu merupakan makanan pertama dan utama pada bayi. Berbagai keunggulan yang terdapat pada ASI memberikan banyak manfaat pada bayi, yaitu:

1. Nutrient (zat gizi) dalam ASI sesuai dengan kebutuhan bayi

Zat gizi yang terdapat dalam ASI antara lain: lemak, karbohidrat, protein, garam dan mineral, serta vitamin. ASI memberikan seluruh kebutuhan nutrisi dan energi selama 1 bulan pertama, separuh atau lebih nutrisi selama 6 bulan kedua dalam tahun pertama, dan 1/3 nutrisi atau lebih selama tahun kedua.

2. Air Susu Ibu mengandung zat protektif

Dengan adanya zat protektif yang terdapat dalam ASI, maka bayi jarang mengalami sakit. Zat-zat protektif tersebut antara lain:

- Laktobasilus bifidus (mengubah laktosa menjadi asam laktat dan asam asetat, yang membantu memberikan keasaman pada pencernaan sehingga menghambat pertumbuhan mikroorganisme.

- Laktoferin, mengikat zat besi sehingga membantu menghambat pertumbuhan bakteri

- Lisozim, merupakan enzim yang memecah dinding bakteri dan anti inflamatori bekerjasama dengan peroksida dan askorbat untuk menyerang e-coli dan salmonella

(10)

- Komplemen C3 dan C4

- Faktor anti streptococcus, melindungi bayi dari bakteri streptococcus - Antibodi

- Imunitas seluler, ASI mengandung sel sel yang berfungsi membunuh dan memfagositosis mikroorganisme, membentuk C3 dan C4, lisozim dan laktoferin

- Tidak menimbulkan alergi

3. Mempunyai efek psikologis yang menguntungkan bagi ibu dan bayi

Pada saat bayi kontak kulit dengan ibunya, maka akan timbul rasa aman dan nyaman bagi bayi. Perasaan ini sangat penting untuk menimbulkan rasa percaya (basic sense of trust).

4. Menyebabkan pertumbuhan dan perkembangan bayi menjadi baik

Bayi yang mendapat ASI akan memiliki tumbuh kembang yang baik. Hal ini dapat di lihat dari kenaikan berat badan bayi dan kecerdasan otaknya.

2.1.5.2. Manfaat ASI bagi ibu

Selain ASI bermanfaat bagi bayi, ASI juga sangat bermanfaat untuk Ibu, yaitu:

1. Aspek kesehatan Ibu

Hisapan bayi akan merangsang terbentuknya oksitosin yang membantu involusi uteri dan mencegah terjadinya perdarahan pasca persalinan., mengurangi prevalensi anemia dan mengurangi terjadinya karsinoma mammae, dan menurunkan kejadian obesitas karena kehamilan.

(11)

Menyusui secara eksklusif dapat menjarangkan kehamilan. Hormon yang mempertahankan laktasi menekan ovulasi sehingga dapat menunda terjadinya ovulasi. Menyusui secara eksklusif dapat digunkana sebagai kontrasepsi alamiah yang sering disebut Metode Amenorrhea Laktasi (MAL).

3. Aspek Psikologis

Perasaan bangga dan dibutuhkan membuat Ibu senantiasa memperhatikan bayinya sehingga tercipta hubungan atau ikatan batin antara ibu dan bayi.

2.1.5.3. Manfaat ASI bagi Keluarga

Manfaat ASI dilihat dari aspek ekonomi adalah: ASI tidak perlu dibeli, mudah dan praktis, mengurangi biaya berobat (bayi yang diberi susu formula sering mengalami diare). Sedangkan manfaat ASI ditinjau dari aspek psikologis adalah dengan memberikan ASI maka kebahagiaan keluarga menjadi bertambah, kelahiran jarang, kejiwaan ibu baik, dan tercipta kedekatan antara ibu bayi dan anggota keluarganya.

2.1.5.4. Manfaat ASI bagi Negara

Air Susu Ibu juga bermanfaat bagi Negara. Adapun manfaat yang dimaksud adalah sebagai berikut:

- Bayi sehat, membuat Negara lebih sehat

- Memperbaiki kelangsungan hidup anak denngan menurunkan angka kematian.

(12)

2.1.6. Syarat Pemberian ASI Eksklusif15

Kesadaran, bahkan kemauan saja tak cukup bagi ibu yang ingin memberikan ASI Eksklusif. Ternyata ada persyaratan yang harus dipenuhi agar keinginan menciptakan anak cerdas dengan ASI terpenuhi. Syarat tersebut meliputi:

a. Hanya memberikan ASI saja sampai 6 bulan b. Menyusui dimulai 30 menit setelah bayi lahir

c. Tidak memberikan cairan atau makanan lain selain ASI, kepada bayi yang baru lahir

d. Menyusui sesuai kebutuhan bayi

e. Berikan kolostrum (ASI yang keluar pada hari pertama yang mempunyai nilai gizi tinggi)

f. Cairan lain yang boleh diberikan hanya vitamin, mineral obat dalam bentuk drop atau sirup.

2.1.7. Faktor-faktor yang mempengaruhi pemberian ASI Eksklusif a. Dukungan Keluarga

Keluarga dalam melaksanakan perannya, tentu harus mengetahui terlebih dahulu mengenai ASI Eksklusif, manfaatnya untuk bayi maupun Ibu serta cara mengatasi ASI jika tidak lancar. hal terpenting yang harus dimiliki keluarga adalah pemahaman yang baik mengenai manfaat ASI Eksklusif yang tidak didapatkan dari susu formula termahal sekalipun. Selain pengetahuan yang memadai yang harus dimiliki oleh keluarga mengenai ASI Eksklusif, maka keluarga juga harus senantiasa memperhatikan kondisi ketenangan psikologis seorang ibu. Karena sebagaimana yang kita ketahui bahwa ketenangan batin/ psikologis seorang ibu akan mewarnai diri ibu

(13)

yang kemudian mampu memproduksi ASI dengan lancar untuk bayinya Sebagaimana hasil penelitian oleh yang dilakukan oleh Amal Saleh di Kabupaten Konawe Selatan Tahun 2011,16 menyimpulkan bahwa diantara penyebab rendahnya pemberian ASI Eksklusif di daerah tersebut adalah dukungan suami yang rendah sehingga ibu terdorong untuk memberikan susu formula dan makanan tambahan pada bayinya yang berusia 0-6 bulan.

b. Umur ibu

Produksi ASI berubah seiring dengan perubahan usia. Ibu yang berusia 19-23 tahun umumnya memiliki produksi ASI yang lebih cukup dibanding ibu yang berusia lebih tua. Hal ini terjadi karena adanya pembesaran payudara setiap siklus ovulasi mulai awal terjadinya menstruasi sampai usia 30 tahun., namun terjadi degenerasi payudara dan kelenjar penghasil ASI (alveoli) secara keseluruhan setelah usia 30 tahun.

c. Pendidikan Ibu

Novita (2008)17 dalam penelitiannya menyebutkan ada hubungan antara tingkat pendidikan ibu dengan pemberian ASI Eksklusif, semakin tinggi tingkat pendidikan ibu, semakin tinggi pula jumlah ibu yang tidak memberikan ASI pada bayinya. Hal ini dikarenakan ibu yang berpendidikan tinggi umumnya memiliki kesibukan diluar rumah sehingga cenderung meninggalkan bayinya, sedangkan ibu yang berpendidikan rendah, lebih banyak menghabiskan waktu dirumah bersama dengan bayinya.

(14)

d. Pengetahuan

Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu.18 Informasi maupun pengalaman yang didapat seseorang yang berhungan dengan pemberian ASI Eksklusif dapat mempengaruhi tindakan seseorang tersebut dalam memberikan ASI Eksklusif.

e. Budaya

Terdapat berbagai macam faktor budaya yang berhubungan dengan pemberian ASI eksklusif di masyarakat seperti kebiasaan masyarakat yang memberikan makanan tambahan kepada bayi sebelum berusia 6 bulan. Perilaku yang dilakukan oleh para ibu tersebut merupakan pola perilaku turun temurun yang didasari oleh nilai nilai kemasyarakatan. Perilaku seperti pemberian madu, air putih, air gula, pisang , bubur dan biskuit pada bayi sebelum berusia 6 bulan merupakan perilaku yang harus dilakukan karena merupakan faktor sosial kebudayaan masyarakat setempat. Padahal perilaku/ kebiasaan tersebut telah menghambat dalam pemberian ASI eksklusif.

f. Pekerjaan

Seorang ibu yang bekerja relatif lebih banyak menghabiskan waktu diluar rumah dibandingkan menyusui anaknya. Bagi Ibu yang bekerja, upaya pemberian ASI Eksklusif sering kali mengalami hambatan karena singkatnya masa cuti hamil dan melahirkan. Sebelum pemberian ASI Eksklusif berakhir secara sempurna, ibu harus kembali bekerja. Kegiatan atau pekerjaan ibu sering kali dijadikan alasan untuk tidak memberikan ASI Eksklusif, terutama yang tinggal di daerah perkotaan.19

(15)

2.2. Diare

2.2.1. Defenisi Diare

Diare menurut Depkes adalah suatu keadaan yang ditandai dengan meningkatnya frekuensi buang air besar lebih dari 3 kali dalam sehari disertai dengan konsistensi tinja yang lembek-cair dengan atau tanpa lendir dan darah selama 1 minggu. WHO/UNICEF (1987) mendefinisikan diare akut sebagai kejadian akut dari diare yang biasanya berlangsung selama 3 – 7 hari tetapi dapat pula berlangsung sampai 14 hari. Diare persisten adalah episode diare yang diperkirakan penyebabnya adalah infeksi dan mulainya sebagai diare akut tetapi berakhir lebih dari 14 hari, serta kondisi ini menyebabkan malnutrisi dan berisiko tinggi menyebabkan kematian.20

Anak yang menderita kurang gizi mempunyai kemungkinan yang lebih besar untuk menderita penyakit infeksi, terutama penyakit diare. Diare dapat dengan cepat menurunkan tingkat gizi anak, karena kebiasaan ibu-ibu sewaktu anak diare menghentikan pemberian air susu ibu (ASI) ataupun makanan lain semasa anak masih diare hal ini akan memperburuk gizi anak.

Pada usia 6 bulan sampai 12 bulan, anak mulai mendapat makanan tambahan seperti makanan pendamping air susu ibu, sehingga kemungkinan termakan makanan yang sudah terkontaminasi dengan agent penyebab penyakit diare menjadi lebih besar. Selain itu anak juga sudah mampu bergerak kesana kemari sehingga pada usia ini anak senang sekali memasukkan sesuatu kedalam mulutnya.

Pencernaan memiliki mekanisme metabolisme dan cara yang ampuh untuk menghancurkan makanan, sekaligus menangkal bakteri yang menyerang lambung. Dalam kondisi normal, segala macam bakteri dapat dibunuh atau dikeluarkan oleh

(16)

tubuh lewat tinja. Namun pada kondisi tubuh yang menurun, bakteri tidak bisa dilumpuhkan dan tinggal didalam lambung. Jika terjadi hal demikian, akan timbul berbagai macam penyakit, termasuk diare.

2.2.2. Penyebab Diare21

Diare disebabkan oleh faktor infeksi, malabsorpsi (gangguan penyerapan zat gizi), makanan dan faktor psikologis.

a. Faktor infeksi

Infeksi pada saluran pencernaan merupakan penyebab utama diare pada anak. Jenis jenis infeksi yang umumnya menyerang adalah sebagai berikut:

1. Infeksi bakteri oleh E. coli, Salmonella, Vibrio cholera dan serangan bakteri lain yang jumlahnya berlebihan dan bersifat patogenik.

2. Infeksi basil (disentri).

3. Infeksi virus enterovirus dan adenovirus. 4. Infeksi parasit oleh cacing.

5. Infeksi jamur (candidiasis).

6. Infeksi akibat organ lain, seperti radang tonsil, bronchitis, dan radang tenggorokan.

7. Keracunan makanan. b. Faktor Malabsorpsi

1. Malabsorpsi karbohidrat

Pada bayi, kepekaan terhadap lactoglobulis dalam susu formula dapat menyebabkan diare. Gejalanya berupa diare berat, tinja berbau sangat asam, sakit di daerah perut. Jika sering terkena diare ini maka pertumbuhan anak akan terganggu.

(17)

2. Malabsorpsi Lemak.

Dalam makanan terdapat lemak yang disebut triglyserida. Triglyserida dengan bantuan kelenjar lipase, mengubah lemak menjadi micelles yang siap diabsorpsi usus. Diare dapat muncul karena lemak tidak terserap dengan baik. Gejalanya adalah tinja yang mengandung lemak.

c. Faktor Makanan

Makanan yang dapat mengakibatkan diare adalah makanan yang tercemar, basi, beracun, mentah atau kurang matang.

d. Faktor Psikologis

Rasa takut, cemas dan tegang jika terjadi pada anak dapat menyebabkan terjadinya diare.

2.2.3. Jenis Diare a. Diare Akut

Diare akut adalah diare yang terjadi sewaktu-waktu tetapi gejalanya dapat menjadi berat. Penyebabnya adalah sebagai berikut:

- Gangguan jasad renik atau bakteri yang masuk kedalam usus halus - Bakteri yang berkembang pesat didalam usus

- Racun yang dikeluarkan oleh bakteri - Kelebihan cairan usus akibat racun b. Diare Kronik atau persisten

Pada diare kronik, kejadiannya lebih kompleks. Berikut adalah beberapa faktor yang menimbulkannya, terutama jika sering berulang pada anak:

(18)

- Malabsorpsi kalori - Malabsorpsi lemak

2.2.4. Gejala dan Akibat Diare a. Gejala

Gejala pada bayi akibat terjadinya diare adalah: - Bayi atau anak menjadi cengeng dan gelisah. - Tinja bayi menjadi encer, berlendir, atau berdarah.

- Warna tinja kehijauan akibat bercampur dengan cairan empedu. - Anus bayi menjadi lecet

- Gangguan gizi akibat intake (asupan) makanan yang kurang. - Muntah sebelum atau sesudah diare.

- Dehidrasi. b. Akibat Diare

Bila penderita telah banyak kehilangan cairan dan elektrolit, maka akan tampak gejala dehidrasi. Dehidrasi dapat menyebabkan gangguan keseimbangan metabolisme tubuh, dan dapat menyebabkan kematian pada bayi karena kekurangan cairan. Banyak yang menganggap bahwa pengeluaran cairan adalah hal biasa dalam diare, namun akibatnya dapat berbahaya. Kehilangan cairan tubuh sebanyak 10% saja sudah membahayakan jiwa. Pada bayi, keadaan ini dapat mengakibatkan kematian setelah sakit selama 2-3 hari.

Dehidrasi dibagi menjadi tiga macam, yaitu dehidrasi ringan, dehidrasi sedang, dan dehidrasi berat. Disebut dehidrasi ringan jika cairan tubuh yang hilang sebanyak 5%. Jika cairan tubuh yang hilang sudah lebih dari 10% disebut dehidrasi

(19)

berat. Pada dehidrasi berat, volume darah berkurang, denyut nadi dan jantung bertambah cepat tetapi melemah, tekanan darah merendah, penderita lemah, kesadaran menurun, dan penderita sangat pucat. Berikut adalah tabel Derajat Dehidrasi menurut WHO:

Tabel 2.2. Derajat Dehidrasi Batasan WHO (World Health Organization)21 Tanda dan Gejala Dehidrasi ringan Dehidrasi sedang Dehidrasi berat Keadaan umum Denyut nadi Pernafasan Ubun-ubun Kelopak mata Air mata Selaput lendir Elastisitas kulit Air seni Sakit, gelisah, haus Normal: kurang dari 120/menit Normal Normal Ada Ada Lembab Jika dicubit, segera kembali normal Normal Gelisah, ngantuk, rewel

Cepat dan lemah: 120-140/menit

Dalam tetapi capat Cekung Cekung Tidak ada Kering Lambat kembali normal Berkurang, berwarna tua Ngantuk, lemas, dingin, berkeringat, pucat, dapat pingsan Cepat, halus, kadang tidak teraba Dalam, cepat Sangat cekung Sangat cekung Sangat kering Sangat kering Sangat lambat kembali normal Tidak buang air seni

2.2.5. Derajat Dehidrasi Diare : a. Diare tanpa Dehidrasi

Kehilangan cairan < 5% Berat Badan penderita diare. Tanda-tandanya: - Balita tetap aktif,

- Memiliki keinginan untuk minum seperti biasa - Mata tidak cekung

- Turgor kembali segera

(20)

Kehilangan cairan 5 -10% Berat Badan penderita diare. Tanda-tandanya: - Gelisah atau rewel

- Mata cekung

- Ingin minum terus/rasa haus meningkat - Turgor kembali lambat

c. Diare Dehidrasi Berat

Kehilangan carian > 10% Berat Badan penderita diare. Tanda-tandanya: - Lesu/lunglai, tidak sadar

- Mata cekung - Malas minum

- Turgor kembali sangat lambat ≥ 2 detik 2.2.6. Epidemiologi Diare

Secara umum epidemiologi penyakit diare disebabkan oleh: a. Infeksi (kuman-kuman penyakit) seperti: bakteri, virus, parasit

Kuman-kuman penyebab diare biasanya menyebar melalui makanan/minuman yang tercemar atau kontak langsung dengan tinja penderita (feces oral). Di dalam istilah bahasa Inggris disebutkan 5 F (Feces, Flies, Food, Finger, Fomites) siklus penyebaran penyakit diare bisa digambarkan sebagai berikut melalui:

- Feces atau tinja - Flies atau lalat - Food atau makanan

- Fomites atau peralatan makanan - Finger atau tangan (jari tangan)

(21)

Dibawah ini beberapa contoh perilaku terjadinya penyebaran kuman yang menyebabkan penyakit diare:

- Tidak memberikan ASI secara esklusif sampai 6 bulan kepada bayi

- Memberikan MP ASI terlalu dini. Memberi MP ASI terlalu dini mempercepat bayi kontak terhadap kuman

- Menggunakan botol susu terbukti meningkatkan risiko terkena penyakit diare karena sangat sulit membersihkan botol dan juga kualitas air di beberapa wilayah Indonesia juga sudah terkontaminasi kuman-kuman penyakit seperti bakteri E. coli

- Menyimpan makanan pada suhu kamar dan tidak ditutup dengan baik - Minum air/menggunakan air yang tercemar

- Tidak mencuci tangan dengan baik setelah buang air besar atau setelah membersihkan BAB anak

- Membuang tinja (termasuk tinja bayi) sembarangan. b. Penurunan daya tahan tubuh

- Tidak memberikan ASI kepada bayi sampai usia 2 tahun atau lebih karena di dalam ASI terdapat antibodi yang dapat melindungi bayi dari kuman penyakit - Kurang gizi/malnutrisi terutama anak yang kurang gizi akan mudah terkena

diare

- Imunodefisiensi/Imunosupresi, terinfeksi oleh virus (seperti campak, AIDS) - Secara proporsional, balita lebih sering terkena diare (55%).

(22)

c. Faktor lingkungan dan perilaku

Penyakit diare adalah penyakit yang berbasis lingkungan yang faktor utama dari kontaminasi air atau tinja berakumulasi dengan perilaku manusia yang tidak sehat.

2.2.7. Pencegahan Dehidrasi22

Dehidrasi adalah berkurangnya cairan tubuh total dapat berupa hilangnya air lebih banyak dari natrium (Dehidrasi hipertonik) atau hilangnya air dan natrium dalam jumlah yang sama (Dehidrasi isotonik) atau hilangnya natrium yang lebih daripada air (Dehidrasi hipotonik).

Tindakan pencegahan dehidrasi yang bisa dilakukan di tingkat rumah tangga jika balita mengalami diare adalah:

a. Memberikan ASI lebih sering dan lebih lama dari biasanya bagi bayi yang masih menyusui (bayi 0 – 24 bulan atau lebih) dan bagi petugas kesehatan sangat penting untuk mendukung dan membantu ibu untuk menyusui bayinya. b. Pemberian ORALIT sampai diare berhenti

c. Memberikan cairan/minuman yang biasa diberikan oleh keluarga/masyarakat setempat dalam mengobati diare, dan memberikan sari makanan yang cocok. Jika tidak tersedia, bisa dengan memberikan air minum.

d. Segera membawa balita diare ke sarana kesehatan. 2.2.8. Pencegahan Diare2

Kegiatan pencegahan penyakit diare yang benar dan efektif yang dapat dilakukan dengan perilaku sehat yang meliputi:

(23)

2.2.8.1. Pemberian ASI

Pemberian ASI secara dini dan eksklusif sekurang-kurangnya 4-6 bulan akan membantu mencegah penyakit pada bayi. Hal ini disebabkan karena adanya antibodi penting yang ada dalam kolostrum dan ASI (dalam jumlah yang sedikit). Selain itu ASI juga selalu aman dan bersih sehingga sangat kecil kemungkinan bagi kuman penyakit untuk dapat masuk ke dalam tubuh bayi.

2.2.8.2. Makanan Pendamping ASI

Pemberian makanan pendamping ASI adalah saat bayi secara bertahap mulai dibiasakan dengan makanan orang dewasa. Perilaku pemberian makanan pendamping ASI yang baik meliputi perhatian terhadap kapan, apa, dan bagaimana makanan pendamping ASI diberikan.

Ada beberapa saran untuk meningkatkan pemberian makanan pendamping ASI, yaitu:

a. Perkenalkan makanan lunak, ketika anak berumur 6 bulan dan dapat teruskan pemberian ASI. Tambahkan macam makanan setelah anak berumur 9 bulan atau lebih. Berikan makanan lebih sering (4x sehari). Setelah anak berumur 1 tahun, berikan semua makanan yang dimasak dengan baik, 4-6 x sehari, serta teruskan pemberian ASI bila mungkin.

b. Tambahkan minyak, lemak dan gula ke dalam nasi /bubur dan biji-bijian untuk energi. Tambahkan hasil olahan susu, telur, ikan, daging, kacang-kacangan, buah-buahan dan sayuran berwarna hijau ke dalam makanannya.

c. Cuci tangan sebelum meyiapkan makanan dan meyuapi anak. Suapi anak dengan sendok yang bersih.

(24)

d. Masak makanan dengan benar, simpan sisanya pada tempat yang dingin dan panaskan dengan benar sebelum diberikan kepada anak.

2.2.8.3. Menggunakan Air Bersih Yang Cukup

Penularan kuman infeksius penyebab diare ditularkan melalui fecal-oral kuman tersebut dapat ditularkan bila masuk ke dalam mulut melalui makanan, minuman atau benda yang tercemar dengan tinja, misalnya jari-jari tangan, makanan yang wadah atau tempat makan-minum yang dicuci dengan air tercemar. Masyarakat yang terjangkau oleh penyediaan air yang benar-benar bersih mempunyai risiko menderita diare lebih kecil dibanding dengan masyarakat yang tidak mendapatkan air bersih. Masyarakat dapat mengurangi risiko terhadap serangan diare yaitu dengan menggunakan air yang bersih dan melindungi air tersebut dari kontaminasi mulai dari sumbernya sampai penyimpanan di rumah. Yang harus diperhatikan oleh keluarga :

a. Ambil air dari sumber air yang bersih

b. Simpan air dalam tempat yang bersih dan tertutup serta gunakan gayung khusus untuk mengambil air.

c. Jaga sumber air dari pencemaran oleh binatang dan untuk mandi anak-anak

d. Minum air yang sudah matang (dimasak sampai mendidih)

e. Cuci semua peralatan masak dan peralatan makan dengan air yang bersih dan cukup.

2.2.8.4. Mencuci Tangan

Kebiasaan yang berhubungan dengan kebersihan perorangan yang penting dalam penularan kuman diare adalah mencuci tangan. Mencuci tangan dengan sabun,

(25)

terutama sesudah buang air besar, sesudah membuang tinja anak, sebelum menyiapkan makanan, sebelum menyuapi makan anak dan sebelum makan, mempunyai dampak dalam kejadian diare ( Menurunkan angka kejadian diare sebesar 47%).

2.2.8.5. Menggunakan Jamban

Pengalaman di beberapa negara membuktikan bahwa upaya penggunaan jamban mempunyai dampak yang besar dalam penurunan risiko terhadap penyakit diare. Keluarga yang tidak mempunyai jamban harus membuat jamban dan keluarga harus buang air besar di jamban. Yang harus diperhatikan oleh keluarga :

a. Keluarga harus mempunyai jamban yang berfungsi baik dan dapat dipakai oleh seluruh anggota keluarga.

b. Bersihkan jamban secara teratur

c. Gunakan alas kaki bila akan buang air besar.

2.2.8.6. Membuang Tinja Bayi Yang Benar

Banyak orang beranggapan bahwa tinja bayi itu tidak berbahaya. Hal ini tidak benar karena tinja bayi dapat pula menularkan penyakit pada anak-anak dan orang tuanya. Tinja bayi harus dibuang secara benar. Yang harus diperhatikan oleh keluarga:

a. Kumpulkan segera tinja bayi dan buang di jamban

b. Bantu anak buang air besar di tempat yang bersih dan mudah di jangkau olehnya.

(26)

c. Bila tidak ada jamban, pilih tempat untuk membuang tinja seperti di dalam lubang atau di kebun kemudian ditimbun.

d. Bersihkan dengan benar setelah buang air besar dan cuci tangan dengan sabun.

2.3. Hubungan Pemberian ASI Eksklusif dengan kejadian diare

Bayi yang baru lahir tidak memiliki sistem kekebalan tubuh yang baik seperti orang dewasa. Tubuh bayi belum mampu untuk melawan bakteri atau virus penyebab penyakit. Pada umumnya, tubuh bayi dilindungi oleh antibodi yang diterima melalui air susu ibu.

Perkembangan sistem imunitas pada bayi mengalami proses penyesuaian dengan perlindungan oleh kulit membran mukosa, fungsi saluran nafas, pembentukan koloni mikroba oleh kulit dan usus, serta perlindungan kimia oleh lingkungan asam lambung. Perkembangan kekebalan alami pada tingkat sel oleh sel darah akan membuat terjadinya sistem kekebalan melalui pemberian kolostrum dan lambat laun akan terjadi kekebalan sejalan dengan perkembangan usia.23 Antibodi berguna untuk menjaga sistem kekebalan bayi agar tidak mudah terkena infeksi. ASI kaya dengan zat-zat yang optimal untuk pertumbuhan anak. Komponen zat makanan tersedia dalam bentuk yang ideal dan seimbang untuk dicerna dan diserap secara optimal oleh bayi.

Bayi yang diberi ASI secara penuh mempunyai daya lindung 4 kali lebih besar terhadap diare daripada pemberian ASI yang disertai dengan susu formula. Flora usus bayi yang disusui mencegah tumbuhnya bakteri penyebab diare. Pemberian ASI selama diare dapat mengurangi akibat negatif terhadap pertumbuhan dan keadaan

(27)

gizi bayi serta mengurangi keparahan diare. Efek proteksi ASI merupakan hasil interaksi dari berbagai elemen imun ASI, baik yang bersifat antigenik spesifik maupun yang berperan dalam respon imun yang bersifat general.

Beberapa dari hasil penelitian menunjukkan bahwa ASI dapat berfungsi sebagai pembawa kekebalan pasif pada saluran cerna bayi sementara sistem imun lokal maupun sistemik pada bayi masih imatur. Selain itu ASI dapat beradaptasi dengan baik dan tetap utuh hingga tiba di usus halus bayi. Kandungan protein ASI memiliki berbagai aktivitas biologis diantaranya sebagai antimikrobial, imunomodulator dan terdapat asam amino esensial dalam jumlah yang adekuat untuk pertumbuhan bayi. Penelitian lagi juga menyimpulkan bila dalam dua bulan kehidupan bayi tidak mendapat ASI eksklusif, maka bayi beresiko meninggal 25 kali lebih besar akibat diare dibandingkan bayi yang mendapat ASI eksklusif.

2.4. Kerangka Konsep

Hipotesis penelitian ini adalah :

Ho : Tidak terdapat hubungan antara pemberian ASI eksklusif dengan kejadian diare. Ha : Terdapat hubungan antara pemberian ASI eksklusif dengan kejadian diare.

Variabel Bebas Pemberian ASI Eksklusif

Variabel Terikat Kejadian Diare

Varia bel Kendali

Karakteristik anak: usia, jenis kelamin, kelengkapan imunisasi, pemberian makanan tambahan

Karakteristik ibu: usia, tingkat pendidikan, pekerjaan, tingkat pengetahuan,

Gambar

Tabel 2.1. Kandungan Kolostrum, ASI Transisi dan ASI Matur 13
Tabel 2.2. Derajat Dehidrasi Batasan WHO (World Health Organization) 21  Tanda dan Gejala  Dehidrasi ringan   Dehidrasi sedang  Dehidrasi berat  Keadaan umum  Denyut nadi  Pernafasan   Ubun-ubun   Kelopak mata   Air mata  Selaput lendir  Elastisitas kulit

Referensi

Dokumen terkait

Hasil pengujian ini sejalan dengan hasil penelitian Steffi Sigilipu (2013) yang menunjukkan bahwa sistem informasi akuntansi manajemen, sistem pengukuran kinerja dan sistem

Lingkungan keluarga adalah segala sesuatu yang berada dalam kelom- pok sosial kecil yang berfungsi untuk melindungi setiap anggotanya, yang terdiri dari ayah, ibu,

Hal ini pembuatan buku sebagai upaya melestarikan produk lokal ialah sebagai upaya mendokumentasikan atau mempublikasikan guna menyajikan sebuah informasi akan

Hasil pembuktian hipotesis yang ketiga dapat dijelaskan bahwa tidak terdapat perbedaan ROE (Return On Equity) yaitu besarnya jumlah laba bersih yang dihasilkan dari

Strategi pengembangan sektor pertanian adalah memanfaatkan sub sektor maju dan tumbuh cepat (sub sektor tanaman bahan makanan dan sub sektor peternakan) seoptimal

Seismik stratigrafi daerah penelitian dapat dibedakan menjadi 3 (tiga) unit, yaitu Unit 1 diinterpretasikan sebagai batuan intrusi, Unit 2 yang dekat dengan Pulau Jawa

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penggunaan mikoriza sebagai agen bioremediasi pada tanah tercemar logam berat yaitu: (1) tingkat toleransi MA terhadap logam berat, (2)

Oleh karena itu, seorang penyelam yang berada pada kedalaman 10 meter dibawah permukaan laut akan terpapar oleh tekanan sebesar 2 atmosfer, 1 atmosfer disebabkan