• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pada pengajuan kredit, bank tentu akan meminta laporan keuangan (financial. Semua hal ini tercermin dalam laporan keuangan.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pada pengajuan kredit, bank tentu akan meminta laporan keuangan (financial. Semua hal ini tercermin dalam laporan keuangan."

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis

1. Pengertian dan Tujuan Laporan Keuangan a. Pengertian Laporan Keuangan

Pada pengajuan kredit, bank tentu akan meminta laporan keuangan (financial statement) perusahaan, baik untuk debitur perorangan maupun perusahaan. Tujuannya adalah agar bank mengetahui kondisi keuangan, posisi dan kinerja operasi perusahaan. Bank ingin mengetahui tingkat penjualan, laba, ekuitas, sampai posisi keuangan perusahaan pada periode tertentu secara menyeluruh. Semua hal ini tercermin dalam laporan keuangan.

Menurut Standar Akuntansi Keuangan (2002:2)

Laporan keuangan adalah Bagian dari proses pelaporan keuangan. Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi Laporan Neraca, Laporan Laba Rugi, Laporan Perubahan Posisi Keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai cara misalnya laporan arus kas atau laporan arus dana), catatan dan laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan keuangan

Ada lima laporan keuangan yang biasa digunakan untuk menggambarkan kondisi keuangan dan kinerja perusahaan menurut Ridwan (2002:69) yaitu :

1) Laporan Laba Rugi

Laporan laba rugi (income statement) adalah laporan mengenai penghasilan (revenue), biaya (expense), dan laba/rugi yang diperoleh suatu perusahaan dalam periode tertentu.

2) Laporan Perubahan Modal

(2)

prive dan menghasilkan modal akhir yang akan dicantumkan dalam laporan neraca.

3) Laporan Neraca

Laporan neraca (balance sheet) adalah laporan mengenai aktiva, hutang dan modal dari perusahaan tertentu pada suatu periode tertentu.

4) Laporan Arus Kas

Laporan arus kas (cash flow) adalah laporan yang menunjukkan aliran kas dalam bentuk operasi, investasi dan pendanaan dalam perusahaan selama periode tertentu.

5) Catatan Atas Laporan Keuangan

Catatan Atas Laporan Keuangan (notes to financial statement) adalah Laporan mengenai perubahan-perubahan metode akuntansi yang digunakan dalam tahun berjalan dibandingkan dengan periode sebelumnya.

b. Tujuan Laporan Keuangan

Laporan keuangan yang telah disusun oleh perusahaan berguna sebagai

media komunikasi finansial bagi pihak-pihak yang berkepentingan dengan perusahaan untuk pengambilan keputusan keuangan.

Menurut Accounting Principles Board Statement no 4, tujuan laporan keuangan adalah:

1) Tujuan khusus dari laporan keuangan adalah menyajikan secara wajar dan sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum, posisi keuangan, hasil operasi, dan perubahan-perubahan lainnya dalam posisi keuangan.

(3)

a) Memberikan informasi yang dapat diandalkan mengenai sumber daya ekonomi dan kewajiban perusahaan bisnis.

b) Untuk dapat memberikan informasi yang dapat diandalkan mengenai perubahan dalam sumber daya bersih dan aktivitas perusahaan bisnis yang diarahkan untuk memperoleh laba.

c) Untuk memberikan informasi keuangan yang dapat digunakan untuk mengestimasi potensi penghasilan bagi perusahaan

d) Untuk memberikan informasi lain yang dibutuhkan mengenai perubahan dalam sumber daya ekonomi dan kewajiban.

e) Untuk mengungkapkan informasi lain yang relevan terhadap kebutuhan pengguna laporan.

3) Tujuan kualitatif dari laporan keuangan adalah:

a) Relevansi, yang artinya pemilihan informasi yang memiliki kemungkinan paling besar untuk memberikan bantuan kepada para pengguna dalam keputusan ekonomi mereka.

b) Dapat dimengerti, yang artinya tidak hanya informasi tersebut harus jelas, tetapi para pengguna juga harus memahaminya.

c) Dapat diverifikasi, yang artinya hasil akuntansi dapat didukung oleh pengukuran-pengukuran yang independen, dengan menggunakan metode-metode pengukuran yang sama.

d) Netralitas, yang artinya informasi akuntansi ditujukan kepada kebutuhan umum dari pengguna, bukannya kebutuhan-kebutuhan tertentu dari pengguna-pengguna yang spesifik.

(4)

e) Ketepatan waktu, yang artinya komunikasi informasi secara lebih awal, untuk menghindari adanya keterlambatan atau penundaan dalam pengambilan keputusan ekonomi.

f) Komparabilitas (daya banding), yang secara tidak langsung berarti perbedaan-perbedaan yang terjadi seharusnya bukan diakibatkan oleh perbedaan-perbedaan perlakuan akuntansi keuangan yang diterapkan.

g) Kelengkapan, yang artinya adalah telah dilaporkannya seluruh informasi yang secara wajar memenuhi persyaratan dari tujuan kualitatif lainnya.

2. Analisis Laporan Keuangan

a. Pengertian Analisis Laporan Keuangan

Salah satu tugas penting manajemen perusahaan adalah menganalisis laporan keuangan perusahaan. Bagi bisnis perbankan hasil analisis ini dapat dijadikan parameter untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban kredit dan bunga pada saat kredit jatuh tempo.

Menurut Harahap (2008:190), pengertian Analisis Laporan Keuangan adalah :

Menguraikan pos-pos laporan keuangan menjadi unit informasi yang lebih kecil dan melihat hubungannya yang bersifat signifikan atau yang mempunyai makna satu dengan yang lain baik antara data kuantitatif maupun data non kuantitatif dengan tujuan untuk mengikuti kondisi keuangan lebih dalam yang sangat penting dalam proses menghasilkan keputusan yang tepat

b. Tujuan Analisis Laporan Keuangan

Laporan keuangan merupakan alat yang sangat penting untuk memperoleh informasi sehubungan dengan posisi keuangan dan hasil-hasil yang telah dicapai oleh suatu perusahaan. Data keuangan tersebut akan lebih berarti bagi pihak-pihak yang berkepentingan apabila data tersebut dianalisa lebih lanjut sehingga akan diperoleh

(5)

Tujuan analisis laporan keuangan menurut Bernstein (1983: 103) adalah : 1. Screening

Analisis dilakukan dengan melihat secara analitis laporan keuangan dengan tujuan untuk memilih kemungkinan investasi atau merger.

2. Forecasting

Analisis dilakukan untuk meramalkan kondisi keuangan perusahaan di masa yang akan datang.

3. Diagnosis

Analisis dilakukan untuk melihat kemungkinan adanya masalah-masalah yang terjadi baik dalam manajemen, operasi keuangan atau masalah lain.

4. Evaluasi

Analisis dilakukan untuk menilai prestasi manajemen, operasional, efisiensi, dll. Menurut Harahap (2008:195), tujuan analisis laporan keuangan adalah :

1) Dapat memberikan informasi yang lebih luas dan lebih dalam daripada yang terdapat dalam laporan keuangan biasa.

2) Dapat menggali informasi yang tidak tampak secara kasat mata (ekplisit) dari suatu laporan keuangan atau yang berada di balik laporan keuangan (implisit). 3) Dapat mengetahui kesalahan yang terkandung dalam laporan keuangan.

4) Dapat membongkar hal-hal yang bersifat tidak konsisten dalam hubungannya dengan suatu laporan keuangan baik dikaitkan dengan komponen intern laporan keuangan maupun kaitannya dengan informasi yang diperoleh dari luar perusahaan.

5) Mengetahui sifat-sifat hubungan yang akhirnya dapat melahirkan model-model dan teori-teori yang terdapat dilapangan seperti prediksi, peningkatan (rating).

6) Dapat memberikan informasi yang diinginkan oleh para pengambil keputusan yaitu :

 Prestasi perusahaan

 Proyeksi keuangan perusahaan

 Menilai kondisi keuangan masa lalu dan masa sekarang

 Melihat komposisi struktur keuangan dan arus dana.

7) Dapat menentukan peringkat (rating) perusahaan menurut kriteria tertentu yang sudah dikenal dalam dunia bisnis.

8) Dapat membandingkan situasi perusahaan dengan perusahaan lain dengan periode sebelumnya atau dengan standar industri normal atau standar ideal.

(6)

c. Teknik Analisis Laporan Keuangan

Banyak teknik yang dapat dilakukan untuk menganalisis laporan keuangan antara lain : Analisis laporan keuangan perbandingan (comparatif), Analisis laporan keuangan common size, Analisis tren, Analisis rasio keuangan, dll.

1) Analisis laporan keuangan perbandingan (comparatif), adalah metode dan teknik analisis dengan membangdingkan laporan keuangan untuk 2 (dua) periode atau lebih untuk satu perusahaan, dengan membandingkan :

- Data absolute atau jumlah-jumlah dalam rupiah - Kenaikan atau penurunan dalam jumlah rupiah - Kenaikan atau penurunan dalam persentase - Persentase dari total

Analisis dengan metode ini akan dapat diketahui perubahan-perubahan yang terjadi, dan perubahan mana yang memerlukan penelitian lebih lanjut.

2) Analisis laporan keuangan common size, adalah suatu metode analisis untuk mengetahui persentase investasi pada masing-masing aktiva terhadap total aktivanya, juga untuk mengetahui struktur permodalannya dan struktur biaya yang terjadi dihubungkan dengan jumlah penjualan. Analisis laporan keuangan common size berguna dalam memahami pembentuk internal laporan keuangan.

Analisis common size menekankan pada 2 faktor yaitu :

 Sumber pendanaan termasuk distribusi pendanaan antara kewajiban lancar, kewajiban tidak lancar, dan ekuitas.

 Komposisi aktiva termasuk jumlah untuk masing- masing aktiva lancar dan aktiva tidak lancar.

(7)

3) Analisis trend, adalah suatu metode atau teknik análisis untuk mengetahui tendensi daripada keadaan keuangan suatu perusahaan, apakah menunjukkan tendensi tetap, naik dan bahkan turun.

4) Analisis rasio keuangan, adalah suatu metode analisis untuk mengetahui hubungan dari pos-pos tententu dalam neraca dan laporan laba rugi secara individu atau kombinasi dari kedua laporan tersebut.

3. Rasio Keuangan

Menurut Harahap (2008:36), “Analisis Rasio Keuangan adalah suatu metode analisis untuk mengetahui hubungan dari pos-pos tertentu dalam neraca dan laporan laba rugi secara individu atau kombinasi dari kedua laporan tersebut”.

4. Jenis-Jenis Rasio Keuangan

Secara umum, rasio keuangan dibagi menjadi 5 golongan :

RASIO LIKUIDITAS, yaitu rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menyelesaikan kewajiban jangka pendeknya tepat pada waktunya.

Rasio-rasio yang digunakan dalam mengukur tingkat likuiditas perusahaan adalah : a. Current Ratio (CR)

CR = Current Asset x 100% Current Liabilities

Rasio ini menunjukkan sejauh mana aktiva lancar menutupi kewajiban-kewajiban lancar. Semakin besar penbandingan aktiva lancar dengan hutang lancar, semakin tinggi kemampuan perusahaan untuk menutupi kewajiban jangka pendeknya. Rasio

(8)

lancar yang lebih aman adalah jika berada diatas 1 atau diatas 100%. Artinya aktiva lancar harus jauh diatas jumlah hutang lancar.

b. Cash Ratio

Cash Ratio = Cash + Marketable Securities x 100%

Current Liabilities

Rasio ini mengukur jumlah yang diberikan oleh kas yang tersedia di perusahaan, di bank serta surat-surat berharga untuk membayar kewajiban lancar. Semakin besar komposisi pos tersebut berarti semakin likuid suatu perusahaan.

c. Quick Ratio (QR)

QR = Current Assets – Inventory x 100 %

Current Liabilities

Rasio ini merupakan ukuran kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban-kewajibannya dengan tidak memperhitungkan persediaan, karena persediaan memerlukan waktu yang relatif lama untuk direalisir menjadi uang kas.

RASIO LEVERAGE, yaitu rasio yang menunjukkan sejauh mana aktiva perusahaan dibiayai oleh hutang. Rasio ini juga menunjukkan kemampuan modal sendiri perusahaan untuk membayar semua kewajiban.

Rasio yang paling banyak digunakan untuk menghitung rasio leverage perusahaan adalah Debt to Equity Ratio.

(9)

DER = Total Debt x 100% Total Equity

RASIO AKTIVITAS, yaitu rasio yang menggambarkan aktivitas yang dilakukan perusahaan dalam menjalankan operasinya baik dalam kegiatan penjualan, pembelian dan kegiatan lainnya.

Rasio-rasio yang umum digunakan adalah : a. Working Capital Turn Over (WCTO)

WCTO = Net Sales x 1 kali Current Assets - Current Liabilities

b. Total Assets Turn Over (TATO) TATO = Net Sales x 1 kali

Total Assets

Rasio ini menunjukkan perputaran total aktiva diukur dari volume penjualan dengan kata lain seberapa jauh kemampuan semua aktiva menghasilkan penjualan. Semakin tinggi rasio ini semakin baik.

c. Fixed Asset Turn Over

Fixed Asset Turn Over = Net Sales x 1 kali

Fixed Assets

Rasio ini menunjukkan berapa kali nilai aktiva berputar bila diukur dari volume penjualan. Semakin tinggi rasio ini semakin baik. Artinya kemampuan aktiva tetap menghasilkan penjualan tinggi.

(10)

d. Account Receivable Turn Over (ARTO) ARTO= Credit Sales : Account Receivable

Rasio ini menunjukkan berapa cepat penagihan piutang. Semakin besar hasil dari rasio ini semakin baik sebab proses penagihan piutang dilakukan dengan cepat. Atau dengan kata lain jumlah cepatnya perputaran piutang dalam 1 tahun.

e. Inventory Turn Over (ITO)

ITO = Cost Of Goods Sold : Inventory

Rasio ini menunjukkan berapa kali persediaan barang perusahaan berputar dalam setahun.

f. Account Payable Turn Over

Account Payable Turn Over = Net Purchase : Account Payable

Rasio ini digunakan untuk mengukur berapa kali utang dagang diputar per tahun dan menunjukkan berapa kali perusahaan membayar utangnya kepada pemasok dalam setahun.

RASIO PROFITABILITAS

Rasio profitabilitas yaitu rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan menghasilkan laba untuk para pemegang saham rasio ini dan menunjukkan tingkat pendapatan mereka dalam investasi.

Rasio-rasio profitabilitas antara lain : a. Gross Profit Margin

(11)

Rasio ini menunjukkan berapa persen keuntungan yang dicapai dengan menjual produk. Rasio ini mengindikasikan 3 hal yaitu : efisiensi, harga jual dan pengendalian persediaan.

b. Net Profit Margin

Net Profit Margin = (Net Income : Sales) x 100 %

Rasio ini menunjukkan berapa besar persentase pendapatan bersih yang diperoleh dari setiap penjualan. Semakin besar rasio ini semakin baik karena dianggap kemampuan perusahaan dalam mendapatkan laba cukup tinggi.

c. Return On Investment (ROI)

ROI= (Net Income : Total Asset) x 100 %

Rasio ini menunjukkan tingkat pengembalian dari bisnis atas seluruh investasi yang telah dilakukan atau menunjukkan berapa laba yang diperoleh atas setiap Rp. 1 investasi yang dilakukan.

d. Return On Equity (ROE)

ROE = (Net Income : Total Equity) x 100 %

Rasio ini mengukur besar pengembalian yang diperoleh pemilik bisnis untuk mengukur keberhasilan bisnis dalam memperkaya pemegang saham.

5. Kredit

Menurut asal mulanya kredit berasal dari bahasa yunani, credere yang artinya adalah kepercayaan. Menurut Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 Pasal, 1 Ayat 1, “Kredit adalah penyediaan utang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak

(12)

peminjam melunasi hutangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga, imbalan atau pembagian hasil keuntungan.”

6. Unsur-Unsur Kredit

Ada 4 (empat) unsur- unsur kredit yaitu :

a. Kepercayaan, yaitu keyakinan dari si pemberi kredit bahwa prestasi yang diberikannya akan diterimanya kembali dalam jangka waktu tertentu di masa yang akan datang.

b. Waktu, yaitu masa yang memisahkan antara pemberian prestasi dan kontraprestasi yang diterima di masa yang akan datang.

c. Degree of risk, yaitu tingkat resiko yang akan dihadapi sebagai akibat dari jangka waktu yang memisahkan antara pemberi prestasi dan kontraprestasi yang akan diterima di kemudian hari.

d. Prestasi atau objek dari kredit tidak saja diberikan dalam bentuk uang tetapi juga dalam bentuk barang atau jasa.

7. Jenis-Jenis Kredit

Secara umum jenis-jenis kredit yang disalurkan oleh bank dapat dilihat dari berbagai segi antara lain:

Menurut Kegunaan a. Kredit Investasi

Kredit Investasi yaitu kredit yang ditujukan untuk pembiayaan modal tetap, yaitu peralatan produksi, gedung dan mesin-mesin atau untuk membiayai rehabilitasi dan ekspansi.

b. Kredit Modal Kerja

(13)

c. Kredit Profesi

Kredit Profesi yaitu kredit yang digunakan untuk kepentingan profesi nasabah.

Menurut Waktu

a. Kredit Jangka Pendek

Kredit Jangka Pendek yaitu kredit yang jangka waktu pengembaliannya maksimum 1 tahun. b. Kredit Jangka Menengah

Kredit jangka menengah yaitu kredit yang jangka waktunya pengembaliannya antara 1-3 tahun.

c. Kredit Jangka Panjang

Kredit jangka panjang yaitu kredit yang jangka waktu pengembaliannya lebih dari 3 tahun.

Menurut Jaminan

a. Kredit Dengan jaminan

Kredit dengan jaminan yaitu kredit yang diberikan dengan suatu jaminan bahwa debitur dapat melunasi hutangnya.

b. Kredit Tanpa Jaminan

Kredit tanpa jaminan yaitu kredit yang diberikan tanpa jaminan barang atau orang tertentu.

Menurut sektor yang dibiayai

Dari sektor yang dibiayai oleh bank, macam kredit adalah kredit perdangangan, kredit pemborong, kredit perindustrian, kredit peternakan, kredit perhotelan, kredit pertanian, kredit percetakan, dll.

(14)

Menurut penggunaan dana

a. Kredit yang hanya digunakan satu kali disebut juga sebagai non revolving credit (kredit tidak berputar). Begitu pokok pinjaman dilunasi, kredit tersebut tidak dapat dimanfaatkan lagi.

b. Kredit yang pemakaian pokok pinjamannya dapat berubah-ubah

Pada saat yang dibutuhkan kredit dapat ditarik, dan setelah tidak dibutuhkan dapat dilunasi. Pinjaman kredit ini disebut revolving credit (kredit berputar).

Menurut lembaga pemberi penerima kredit a. Kredit Perbankan

Kredit Perbankan yaitu kredit yang diberikan oleh bank pemerintah atau swasta kepada dunia usaha guna membiayai permodalan atau kredit kepada individu untuk membiayai kebutuhan berupa barang dan jasa.

b. Kredit Likuiditas

Kredit Likuiditas yaitu kredit yang diberikan oleh bank sentral kepada bank-bank yang beroperasi di Indonesia, yang kemudian digunakan sebagai dana untuk membiayai kegiatan perkreditannya.

Menurut tujuan penggunaan a. Kredit Konsumsi

Kredit Konsumsi yaitu kredit yang diberikan bank pemerintah atas swasta kepada perseorangan untuk membiayai konsumsi sehari-hari.

(15)

b. Kredit Produktif meliputi Kredit Investasi dan Kredit Eksploitasi

Kredit Investasi yaitu kredit yang digunakan untuk keperluan penanaman modal tetap berupa peralatan produksi, gedung, dan mesin-mesin atau untuk membiayai rehabilitasi dan ekspansi.

Kredit Eksploitasi yaitu kredit yang ditujukan untuk pembiayaan kebutuhan dunia usaha akan modal kerja yang berupa persediaan bahan baku, persediaan produk akhir, barang dalam proses produksi serta piutang dengan jangka waktu yang singkat.

c. Perpaduan antara Kredit Konsumtif dan Kredit Produktif (semi konsumtif dan semi produktif).

Menurut dokumen yang terkait a. Kredit Ekspor

Kredit Ekspor yaitu bentuk kredit sebagai sumber pembiayaan dari usaha ekspor. Bisa dalam bentuk kredit langsung atau tidak langsung, seperti pembiayaan kredit modal kerja jangka pendek dan kredit investasi untuk jenis industri yang berorientasi ekspor.

b. Kredit Impor

Kredit Impor yaitu bentuk kredit sebagai sumber pembiayaan dari usaha impor.

Menurut segi besar kecilnya aktivitas kegiatan usaha a. Kredit Kecil

Kredit Kecil yaitu kredit yang diberikan kepada pengusaha yang digolongkan sebagai pengusaha kecil

b. Kredit Menengah

Kredit Menengah yaitu kredit yang diberikan kepada pengusaha yang assetnya lebih besar daripada pengusaha kecil.

(16)

c. Kredit Besar

Kredit Besar yaitu kredit yang diberikan kepada pengusaha yang assetnya lebih besar daripada pengusaha menengah.

Menurut jumlah kreditur

a. Kredit dengan kreditur tunggal,

Kredit dengan kreditur tunggal yaitu kredit yang krediturnya hanya satu orang atau satu badan hukum saja.

b. Kredit Sindikasi

Kredit Sindikasi yaitu kredit dimana pihak kreditur terdiri dari beberapa badan hukum dimana biasanya satu diantara kreditur tersebut bertindak sebagai Lead Creditor.

Fungsi dan Tujuan Pemberian Kredit

Menurut Simorangkir (2000 : 102), fungsi kredit bagi masyarakat ialah : 1. Meningkatkan daya guna uang

2. Meningkatkan peredaran barang dan uang 3. Merupakan salah satu alat stabilitas ekonomi 4. Meningkatkan keinginan berusaha

5. Meningkatkan pemerataan income per kapita 6. Meningkatkan hubungan global

Sedangkan tujuan penyaluran kredit antara lain adalah untuk : 1. Memperoleh pendapatan bank dari bunga kredit

2. Menambah modal kerja perusahaan

(17)

8. Prosedur Pemberian Kredit

Prosedur pemberian kredit adalah : Tahapan-tahapan yang harus dilalui sebelum kredit diputuskan untuk dikucurkan.

Menurut Jusuf (2005 : 13), ada 7 (tujuh) tahap proses kredit yang secara umum berlaku di bank, yaitu :

1) Permohonan Kredit

Proses penyaluran kredit dimulai dengan permohonan kredit ke bank yang biasanya berawal dari hasil perbincangan calon debitur dengan

pihak bank atau melalui pengajuan tertulis yang berisi informasi perusahaan yang diberikan kepada bank. Pengajuan tertulis ini disebut dengan Proposal Kredit. Begitu permohonan diterima lisan atau tulisan, bank mulai bekerja melalui investigasi awal. Mereka mulai mencari tahu

tentang diri calon debitur ke berbagai sumber. Apabila segalanya menunjukkan sinyal positing dan bagus, barulah mereka akan melangkah

ke tahap berikutnya. Akan tetapi, bila sebaliknya, maka bank akan menolak permohonan kredit.

2) Pengumpulan Data Usaha dan Peninjauan Jaminan

Jika bank memilai bahwa permohonan kredit layak diproses lebih lanjut, bank akan menghubungi pemohon kredit untuk mengadakan pertemuan. Calon debitur harus memberikan keterangan yang jelas mengenai jaminan yang akan diberikan kepada pihak bank. Misalnya kalau jaminan yang akan diberikan adalah tanah kosong, maka calon debitur harus menunjukkan batas-batas tanah yang jelas. Penilaian jaminan umumnya dilakukan oleh Account Officer (kecuali ditentukan oleh peraturan yang mengharuskan bank memanfaatkan

(18)

jasa penilai independen). Hasilnya dapat diberikan kepada pihak bank sebagai data pembanding.

3) Analisis Kredit

Berdasarkan data yang telah dikumpulkan, Account Officer akan melakukan analisis kredit.

Pada dasarnya, ada 2 golongan data yang dianalisis yaitu :

1. Analisis data kuantitatif, seperti menghitung kredit modal kerja yang dibutuhkan, kemampuan membayar bunga, dan pokok pinjaman, analisis keuangan, dll

2. Analisis data kualitatif, misalnya cara calon debitur menghadapi persaingan, kemampuan manajemen dalam mengelola bisnis, dll.

Menurut Kasmir, (2008 : 92), dalam dunia perbankan prinsip analisis kredit dengan konsep 5C yaitu : character (watak), capacity (kapasitas), capital (modal), condition

(kondisi), dan collateral (jaminan).

4) Penyusunan Proposal Kredit

Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan, bank akan sampai pada kesimpulan kelayakan proposal kredit. Account Officer akan menyusun proposal kredit untuk diajukan ke pejabat kredit yang berwenang agar disetujui.

5) Pengumpulan Data Pelengkap

Apabila proposal kredit dinilai layak untuk dibiayai, bank tentu akan menyetujui proposal tersebut. Calon debitur tersebut akan menerima pemberitahuan dari AO yang mengajukan. Selain itu,calon debitur juga diminta agar segera melengkapi berbagai dokumen

(19)

yang dibutuhkan dalam rangkan realisasi permohonan kredit yang telah disetujui, seperti dokumen jaminan yang asli, kelengkapan data calon debitur dan sebagainya.

6) Pengikatan Kredit dan Pengikatan Jaminan

Pada saat inilah hubungan perkreditan dimulai. Dengan menandatangani perjanjian kredit dan jaminan, bank dan calon debitur menyepakati berbagai hak dan kewajiban yang berkaitan dengan kredit yang akan diberikan bank.

Ada 2 perjanjian yang akan ditandatangani :

 Perjanjian kredit yang berisi berbagai aspek yang berkaitan dengan kredit. Misalnya : jumlah, mata uang, jangka waktu, persyaratan pemberian dana, pembayaran bunga dan pokok, dan sebagainya.

 Perjanjian jaminan yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari suatu kredit. Misalnya, pemberian kekuasaan kepada bank untuk menjual mobil apabila terjadi kredit bermasalah, pemasangan hak tanggungan untuk jaminan tanah/bangunan, pengalihan hak tagih, dll.

7) Administrasi Pinjaman

Pekerjaan ini sepenuhnya ada di bank. Yang terjadi adalah bank akan mengusahakan berbagai aspek yang berkaitan dengan pinjaman yang disalurkan. Misalnya : menyimpan jaminan dan dokumennya ditempat yang aman dan tahan api, memasukkan data debitur ke sistem komputer, menghitung bunga, melakukan pemotongan cicilan kewajiban.

(20)

8) Pencairan Dana dan Pembukaan Fasilitas

Setelah semuanya selesai, maka dana dapat dicairkan sesuai dengan syarat yang ditentukan dalam perjanjian kredit dan bank akan memberikan fasilitas yang dibutuhkan debitur sesuai perjanjian.

B. Tinjauan Penelitian Terdahulu

Beberapa tinjauan penelitian terdahulu yang berkaitan dengan pengaruh rasio-rasio keuangan terhadap pemberian kredit modal kerja antara lain :

Tabel 2.1

Tinjauan Penelitian Terdahulu

Peneliti Judul Penelitian Variabel Yang Digunakan

Hasil

Anna Safitri (2009)

Pengaruh Debt To Total Asset Ratio, Quick Ratio, Net Profit Margin dan Return On Investment Terhadap Penyaluran Kredit Modal Kerja Pada PT BNI (Persero)Tbk, Medan

Variabel Independen : Debt To Total Asset Ratio, Quick Ratio, Net Profit Margin, dan Return On Investment

Variabel Dependen : Penyaluran Kredit Modal Kerja

Debt To Total Asset Ratio secara simultan berpengaruh terhadap pemberian kredit modal kerja. Quick Ratio, Net Profit Margin

dan Return On Investment secara simultan tidak berpengaruh terhadap pemberian kredit modal kerja.

Putri Puspita Sari

(2009)

Pengaruh Debt To Equity Ratio Dan Return On Investment Terhadap Pemberian Kredit Modal Kerja Pada PT Bank Mandiri, Tbk Cabang

Variabel Independen : Debt To Equity Ratio dan Return On Equity

Variabel Dependen : Pemberian Kredit

Debt To Equity Ratio dan Return On Equity secara simultan berpengaruh signifikan terhadap pemberian kredit

(21)

negatif dan signifikan berpengaruh terhadap keputusan pemberian kredit

Variabel Return On Equity secara parsial berpengaruh positif dan tidak signifikan berpengaruh terhadap pemberian kredit Putri Natalia

Saragih (2009)

Pengaruh Análisis Laporan Keuangan Sebagai Bahan Pertimbangan Dalam Efektivitas Pengambilan Keputusan Pemberian Kredit Modal Kerja Pada

PT Bank Sumut Pusat

Variabel Independen : Current Ratio, Asset Turn over, Return On Investment dan Return On Equity

Variabel Dependen :

Pemberian Kredit Modal Kerja

Asset Turn Over, dan Return On Investment berpengaruh secara parsial terhadap pemberian kredit modal kerja

Current ratio dan Return On Equity secara parsial tidak berpengaruh terhadap pemberian kredit modal kerja

(22)

C. Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual merupakan sintesis dari tinjauan teori dan peneliti terdahulu serta alasan-alasan logis. Adapun kerangka konseptual dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual

Working Capital To Total Asset Ratio (X1)

Current ratio (X2) Quick Ratio

(X3)

Net profit margin (X6)

Debt to equity ratio (X5)

Account Receivable Turn Over (X4) Pemberian Kredit Modal Kerja (Y) Return on Investment (X7)

(23)

D. Hipotesis Penelitian

Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap semua masalah yang diajukan, berdasarkan kerangka konseptual yang dibuat. Hipotesis dalam penelitian ini adalah : Working Capital To Total Asset Ratio, Current Ratio, Quick Ratio, Account Receivable Turn Over, Debt To Equity Ratio, Net Profit Margin dan Return On Investment secara parsial berpengaruh terhadap pemberian kredit modal kerja jangka menengah.

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan keuntungan dari model pembelajaran discovery learning tersebut, maka LKS yang dikembangkan dapat meningkatkan keterampilan proses sains dengan membuat

Keterampilan berbicara memiliki beberapa manfaat bagi siswa (khususnya siswa.. SD) yaitu untuk meningkatkan keterampilan siswa dalam berkomunikasi dengan baik, membentuk

Struktur Kepemilikan berpengaruh terhadap Struktur Modal karena semakin besar persentase kepemilikan manajer dalam suatu perusahaan maka manajer tersebut akan turut

DAFTAR PESERTA PLPG TAHAP 4 STATUS LULUS

Rincian Pendapatan dari Kegiatan Non Operasional Lainnya untuk 31 Desember 2016 dan 2015 adalah sebagai berikut:.. Defisit LO merupakan selisih kurang antar

Apabila tidak menggunakan standar, akan sulit membedakan jenis tanin yang terdapat dalam sampel ekstrak etanolik daun jati belanda.. Larutan standar dan sampel terlebih dahulu

Berdasarkan jenis – jenis data yang telah dijelaskan di atas, maka dalam penulisan penulis menggunakan data primer yang berupa hasil wawancara dengan supervisor bagian

Fiturnya yang didominasi oleh konten berupa visual, baik video maupun gambar, digunakan oleh ketiga pasangan untuk berbagai kebutuhan berkampanye, mulai dari informasi,