• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGGUNAAN BERBAGAI UKURAN DAN PERIODE SIMPAN UMBI KENTANG BIBIT (Solanum tuberosum L.) DI HIKMAH FARM, PANGALENGAN, BANDUNG, JAWA BARAT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGGUNAAN BERBAGAI UKURAN DAN PERIODE SIMPAN UMBI KENTANG BIBIT (Solanum tuberosum L.) DI HIKMAH FARM, PANGALENGAN, BANDUNG, JAWA BARAT"

Copied!
52
0
0

Teks penuh

(1)

PENGGUNAAN BERBAGAI UKURAN DAN PERIODE

SIMPAN UMBI KENTANG BIBIT (Solanum tuberosum L.)

DI HIKMAH FARM, PANGALENGAN, BANDUNG,

JAWA BARAT

CARINA NURAISYIAH

DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA FAKULTAS PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

(2)
(3)

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN

SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Penggunaan Berbagai Ukuran dan Periode Simpan Umbi Kentang Bibit (Solanum tuberosum L.) di Hikmah Farm, Pangalengan, Bandung, Jawa Barat adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor.

Bogor, November 2013

Carina Nuraisyiah

(4)

ABSTRAK

CARINA NURAISYIAH. Penggunaan Berbagai Ukuran dan Periode Simpan Umbi Kentang Bibit (Solanum tuberosum L.) di Hikmah Farm, Pangalengan, Bandung, Jawa Barat. Dibimbing oleh MEGAYANI SRI RAHAYU dan ASEP SETIAWAN.

Tujuan umum dari kegiatan magang ini adalah untuk memperluas wawasan dan meningkatkan pengalaman kerja baik secara teknis maupun manajerial melalui kerja nyata di perusahaan. Tujuan khusus dari kegiatan magang yaitu untuk mempelajari penggunaan berbagai ukuran dan periode simpan umbi kentang bibit terhadap produksi kentang.

Hasil percobaan aspek khusus pertama menunjukkan bahwa penggunaan umbi kentang bibit berukuran besar akan menghasilkan batang perumpun dengan jumlah yang banyak sehingga menghasilkan jumlah umbi berukuran kecil yang banyak . Aspek khusus kedua menunjukkan bahwa periode simpan umbi kentang bibit berpengaruh terhadap jumlah umbi ukuran kecil per tanaman dan bobot umbi ukuran kecil per petak. Semakin lama umbi disimpan akan berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman kentang, bibit yang telah disimpan lama memiliki tunas yang telah bercabang dan akan tumbuh dengan cepat, tetapi tanaman ini akan mudah terserang hama dan penyakit. Hasil dari penggunaan umbi ini akan menghasilkan jumlah batang yang banyak dan berukuran kecil tetapi tidak produktif, tanaman lebih cepat mati dan produksi yang dihasilkan rendah.

Kata kunci: kentang, kentang bibit, periode simpan umbi kentang , ukuran umbi kentang

ABSTRACT

CARINA NURAISYIAH. The Use Various Size and Storage Periode of Potato Tuber Seeds at Hikmah Farm, Pangalengan, Bandung, West Java. Supervised by MEGAYANI SRI RAHAYU and ASEP SETIAWAN.

The general objective of this internship is to broadening the knowledge and improve the working experience in both technical and managerial. The spesific objective of internship is to study the effect of various size and storage periods of potato tuber seeds to the potatoes productivity.

The result of first spesific aspect shows that the use of large seed potato tubers will produce more stems per clumps which will produce more small tuber size .The result of a second aspect experiment shows that the storage periode tuber seeds has a significants effect to the amount of small (S) tuber per plants and to the weight of small (S) tubers per row. The tuber with long storage periods tend to grow shoot faster but easier to attack by pest and disease. Long storage periods resulting more non-productive branch, low –productive, and die faster

(5)

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana pertanian

pada

Departemen Agronomi dan Hortikultura

PENGGUNAAN BERBAGAI UKURAN DAN PERIODE

SIMPAN UMBI KENTANG BIBIT (Solanum tuberosum L.)

DI HIKMAH FARM, PANGALENGAN, BANDUNG,

JAWA BARAT

CARINA NURAISYIAH

DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA FAKULTAS PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

(6)
(7)

Judul Skripsi : Penggunaan Berbagai Ukuran dan Periode Simpan Umbi Kentang Bibit (Solanum tuberosum L.) di Hikmah Farm, Pangalengan, Bandung, Jawa Barat

Nama : Carina Nuraisyiah NIM : A24090085

Disetujui oleh

Ir Megayani Sri Rahayu, MS Pembimbing I

Dr Ir Asep Setiawan, MS Pembimbing II

Diketahui oleh

Dr Ir Agus Purwito, MSc Agr Ketua Departemen

(8)
(9)

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas segala karunia-Nya sehingga skripsi ini berhasil diselesaikan. Judul yang dipilih dalam skripsi yang dilaksanakan sejak bulan februari 2013 ini ialah Penggunaan Berbagai Ukuran dan Periode Simpan Umbi Kentang Bibit (Solanum tuberosum L.) di Hikmah Farm, Pangalengan, Bandung, Jawa Barat.

Terima kasih penulis ucapkan kepada Ibu Ir Megayani Sri Rahayu, MS dan Bapak Dr Ir Asep Setiawan, MS selaku pembimbing atas saran dan arahannya selama penulisan skripsi ini, dosen penguji Bapak Dr Ir Darda Efendi, M.Si yang telah banyak memberi saran yang membangun untuk perbaikan skripsi ini serta Ibu Dr Ir Yudiwanti Wahyu EK, MS selaku pembimbing akademik yang telah memberikan arahan dan bimbingan selama masa kuliah penulis. Di samping itu, penghargaan penulis sampaikan kepada H.Adung , Ir Wildan Musthofa ,MM , Ir Bunyan Ismail, M.Sc, Hilman, SP dan seluruh staf Hikmah Farm yang telah banyak membantu selama kegiatan magang berlangsung. Ungkapan terima kasih juga disampaikan kepada Bapak, Ibu, Teteh, Aa serta seluruh keluarga, atas segala doa dan kasih sayangnya. Teman-teman AGH 46, sahabat-sahabat tercinta atas kebersamaannnya selama menempuh studi di IPB.

Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.

Bogor, November 2013

(10)

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL vi DAFTAR GAMBAR vi DAFTAR LAMPIRAN vi PENDAHULUAN 1 Tujuan Magang 2 TINJAUAN PUSTAKA 2 Tanaman Kentang 2

Ukuran dan Umur Simpan Umbi Kentang 3

Produksi Kentang 3

METODE MAGANG 4 Waktu dan Tempat Pelaksanaan 4

Metode Pelaksanaan 4

Pengamatan dan Pengumpulan Data 5

Analisis Data dan Informasi 6

KEADAAN UMUM 7

Sejarah Perusahaan 7

Sarana dan Prasarana Perusahaan 7

Letak Geografi serta Keadaan Iklim dan Tanah 7

Keadaan Tanaman dan Produksi 8

Struktur Organisasi 8

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG 9

Aspek Teknis 9

Persiapan bahan tanam 9

Pemeriksaan kentang bibit oleh BPSBTPH 11

Persiapan tanam 12 Penanaman bibit 13 Pemeliharaan 13 Panen 15 Pasca panen 15 Pemasaran 16 Aspek Manajerial 18

HASIL DAN PEMBAHASAN 18

KESIMPULAN DAN SARAN 24

Kesimpulan 24

Saran 24

DAFTAR PUSTAKA 24

LAMPIRAN 26

(11)

DAFTAR TABEL

1 Pengkelasan umbi G0 berdasarkan ukuran 10

2 Pengkelasan umbi G1 berdasarkan ukuran 10

3 Harga jual bibit kentang varietas Granola pada tiap generasi 17

4 Penggunaan umbi kentang bibit berbagai ukuran terhadap persentase tumbuh bibit 19

5 Penggunaan umbi kentang bibit berbagai ukuran terhadap jumlah batang perumpun 19

6 Penggunaaan umbi kentang bibit berbagai ukuran terhadap produksi 21

7 Penggunaan umbi kentang bibit berbagai periode simpan terhadap persentase tumbuh bibit 21

8 Penggunaan umbi kentang bibit berbagai periode simpan terhadap jumlah batang perumpun 22

9 Penggunaan umbi kentang bibit berbagai periode simpan terhadap produksi 23

10 Biaya Produksi penanaman kentang satu musim tanam 34

11 Produksi umbi ukuran S,M,L, total per petak penelitian dan dikonversi per hektar 36

12 Kebutuhan dan biaya usaha tani kentang per hektar satu musim 36

13 Total biaya usaha tani kentang per hektar satu musim tanam 36

14 Penerimaan usaha tani kentang per hektar satu musim tanam 37

15 Keuntungan usaha tani kentang per hektar satu musim tanam 37

16 Hasil analisis sidik ragam produksi kentang 38

17 Hasil analisis sidik ragam produksi kentang 39

DAFTAR GAMBAR

1 Pola perbanyakan kentang bibit 11

2 Cara penanaman umbi kentang bibit 13

3 Tanaman yang terkena penyakit dan virus 15 4 Kegiatan pasca panen 16 5 Produk yang dijual di Hikmah Farm 17

DAFTAR LAMPIRAN

1 Produksi kentang konsumsi dan kentang bibit di Hikmah Farm 26 2 Jarak tanam dan kebutuhan bibit per hektar 26 3 Data curah hujan 27 4 Jurnal harian sebagai karyawan harian lepas (KHL) di Hikmah Farm, Pangalengan 28 5 Jurnal harian sebagai pendamping mandor di Hikmah Farm, Pangalengan 30 6 Jurnal harian sebagai assisten kepala kebun di Hikmah Farm, Pangalengan 32 7 Analisis usaha tani 34

8 Sidik ragam produksi 36

(12)
(13)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Kentang (Solanum tuberosum L) merupakan salah satu sayuran yang memiliki peranan penting dalam memenuhi kebutuhan pangan. Menurut Samadi (2007) kentang merupakan sumber karbohidrat yang bermanfaat untuk meningkatkan energi dalam tubuh. Kandungan karbohidrat yang cukup tinggi menyebabkan umbi kentang dikenal sebagai bahan pangan yang dapat menggantikan bahan pangan penghasil karbohidrat lain seperti beras, gandum, dan jagung. Umbi kentang juga tahan lama disimpan dibandingkan dengan sayuran lainnya.

Permintaan kentang di Indonesia setiap tahun diperkirakan akan terus meningkat sejalan dengan semakin meningkatnya laju pertumbuhan penduduk dan perkembangan industri pengolahan kentang yang semakin beragam. Kentang umumnya diperdagangkan dalam bentuk kentang segar dan beberapa jenis olahan, seperti keripik kentang, kentang goreng (French fries), dan aneka macam makanan ringan. Menurut Haris (2010) adanya perubahan gaya hidup masyarakat yang menyukai makanan di restoran siap saji dan semakin berkembangnya industri pengolahan kentang turut menjadi faktor yang mendorong pengembangan produksi kentang.

Kebutuhan konsumsi per kapita kentang meningkat namun produktifitas kentang justru menurun. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (2011) konsumsi kentang nasional per kapita pada tahun 2009 mencapai 1.73 kg/tahun meningkat menjadi 1.84 kg/tahun pada tahun 2010. Produktifitas kentang pada tahun 2009 sebesar 16.51 ton/ha dan pada tahun 2010 menurun menjadi 15.94 ton/ha. Rendahnya rata-rata produktifitas kentang nasional merupakan akibat dari pemakaian bibit serta teknik bercocok tanam yang kurang tepat. Menurut Pitojo (2004) petani kentang selama ini lebih banyak menggunakan umbi kentang bibit berukuran kecil sampai sedang yang diproduksi sendiri dari generasi sebelumnya dan tidak menggunakan bibit yang berkualitas tinggi.

Upaya pengembangan produksi kentang perlu dilakukan, agar kebutuhan kentang dapat terpenuhi. Pertumbuhan tanaman kentang yang cepat dan produksi yang tinggi dapat diperoleh dengan cara menggunakan umbi kentang bibit dengan ukuran berat dan umur simpan yang sesuai. Menurut Sutapradja (2008) jumlah tunas yang banyak akan menghasilkan umbi kentang bibit dengan jumlah yang besar . Umbi kentang bibit yang berukuran besar (>30 gram) akan menghasilkan tunas dengan jumlah yang banyak sehingga akan memberikan hasil umbi kentang bibit lebih banyak.

Daerah sentra penghasil kentang di Indonesia salah satunya berada di Pangalengan, Jawa barat. Hikmah Farm adalah perusahaan di Pangalengan yang dapat menyediakan kentang bibit dalam jumlah banyak. Hikmah Farm merupakan salah satu produsen dan distributor kentang konsumsi dan bibit yang sukses serta terkemuka saat ini dan dapat menghasilkan kentang konsumsi sekitar 6 000 ton/tahun dan kentang bibit sekitar 1 000 ton/tahun (Direktorat Jendral Hortikultura 2008).

(14)

2

Tujuan Magang

Tujuan umum magang yaitu meningkatkan keterampilan secara teknis maupun manajerial dari setiap kegiatan, mulai dari kegiatan budidaya kentang di lapangan hingga kegiatan pasca panen sampai pemasaran. Tujuan khusus dari kegiatan magang yaitu untuk mempelajari penggunaan umbi kentang bibit berbagai ukuran dan periode simpan terhadap pertumbuhan dan produksi kentang.

TINJAUAN PUSTAKA

Tanaman Kentang

Kentang (Solanum tuberosum L.) di Indonesia merupakan salah satu komoditas yang mendapat prioritas untuk dikembangkan karena kentang dapat digunakan sebagai sumber karbohidrat, sumber nutrisi tinggi (terutama vitamin dan mineral), dan mempunyai potensi dalam diversifikasi pangan.

Permintaan pasar terhadap kentang dalam beberapa tahun terakhir ini meningkat sejalan dengan berkembangnya jumlah penduduk. Menurut Ashari (1995) tanaman kentang menghasilkan umbi yang berasal dari perkembangan batang di bawah tanah. Umbi ini merupakan organ penyimpanan air (80%), protein (2%), dan karbohidrat (17%). Karbohidrat paling tinggi terdapat pada jaringan-jaringan umbi kentang (vaskular ring), sedangkan protein dan mineral terdapat pada jaringan korteks.

Menurut Samadi (2007) kentang (Solanum tuberosum L.) termasuk jenis tanaman sayuran semusim, berumur pendek, dan berbentuk perdu atau semak. Kentang termasuk tanaman semusim karena hanya satu kali berproduksi dan setelah itu mati. Umurnya ralatif pendek 90-180 hari. Tanaman kentang umumnya berdaun rimbun. Bentuk daun oval agak bulat dengan ujung meruncing dan tulang-tulang daun menyirip seperti duri ikan. Batang berbentuk segi empat atau segi lima, tergantung varietasnya, tidak berkayu, dan bertekstur agak keras. Sistem perakaran tunggang dan serabut. Umbi kentang terbentuk dari cabang samping diantara akar-akar. Proses pembentukan umbi ditandai dengan terhentinya pertumbuhan memanjang dari Rhizoma atau stolon. Pitojo (2004) mengemukakan bahwa stolon muncul dari ruas batang paling bawah, berwarna putih dan tumbuh di dalam tanah mendatar ke arah samping dan membentuk umbi di bagian ujungnya

Daerah yang cocok untuk menanam kentang adalah dataran tinggi dengan ketinggian 1 000 -3 000 meter diatas permukaan laut. Sementara untuk dataran medium, ketinggian ideal berkisar antara 300-700 m dpl. Suhu rata-rata harian yang optimal bagi pertumbuhan kentang adalah 18-21°C. Pertumbuhan umbi akan sangat terhambat apabila suhu tanah kurang dari 10°C dan lebih dari 30°C (Samadi 2007). Hal yang harus diperhatikan dalam budidaya tanaman kentang secara intensif meliputi kegiatan persiapan lahan (perencanaan, pembajakan tanah, pembuatan bedengan dan selokan), pemupukan dasar, pembibitan (cara mempersiapkan bibit dan kebutuhannya), pemeliharaan (penyulaman, pemupukan,

(15)

3 pengairan, penyiangan, pembumbunan, pemangkasan bunga), dan pengendalian hama penyakit.

Ukuran dan Umur Simpan Umbi Kentang Bibit

Ukuran umbi berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman kentang. Perbedaan ukuran umbi mempengaruhi pertunasan. Pertunasan pada umbi ditentukan oleh kandungan material umbi yang digunakan untuk tumbuh. Menurut Van Es Hartman (1985) pertunasan diasosiakan dengan mobilitas dan translokasi karbohidrat ke tunas. Pertunasan pada umbi yang berukuran lebih kecil akan tumbuh lebih lambat dibandingkan umbi yang berukuran besar.

Menghemat pemakaian umbi kentang bibit memang sangat penting, namun penghematan ini tidak boleh mengurangi kualitasnya. Menurut Samadi (2007) umbi bibit yang terlalu ringan atau kecil , pertumbuhannya akan lambat dan kebutuhan pupuk akan lebih banyak. Umbi bibit yang terlalu besar jelas-jelas merupakan pemborosan karena semakin besar umbi kentang bibit yang ditanam akan membutuhkan biaya yang lebih tinggi. Umbi bibit yang ideal untuk ditanam berbobot 30-45 gram.

Penyimpanan adalah upaya untuk memperpanjang ketersediaan umbi kentang serta membantu memenuhi kebutuhan pemasaran, distribusi, dan penggunaan kentang. Penyimpanan dapat memperpanjang manfaat kentang yang telah dipanen, tetapi semakin lama umbi disimpan pada suhu ruang maka kualitas umbi akan terus menurun secara proposional. Menurut Subhan dan Ashandi (1998) umbi kentang bibit yang disimpan lebih lama akan memiliki tunas yang panjang. Tunas yang panjang akan tumbuh lebih cepat, namun lambat laun pertumbuhan akan menurun karena umbi yang disimpan terlalu lama telah mengalami penurun berat akibat kadar air umbi menurun sehingga umbi menjadi keriput. Umbi yang keriput memiliki persediaan cadangan makanan lebih sedikit, sehingga meskipun menghasilkan batang perumpun dengan jumlah yang banyak, namun batang terlihat lebih kecil dan hal ini mempengaruhi bobot umbi yang diproduksi.

Hikmah Farm adalah perusahaan di pangalengan yang dapat menyediakan kentang bibit dalam jumlah besar. Hikmah Farm merupakan salah satu produsen dan distributor kentang konsumsi dan bibit yang sukses. Budidaya kentang di Hikmah Farm sudah baik namun dalam penanaman kentang bibit tidak ada kriteria atau peraturan khusus dalam penggunaan umbi kentang bibit baik itu ukuran umbi maupun umur simpan umbi. Penggunaan umbi bibit diserahkan kepada areal manager masing-masing.

Produksi Kentang

Bibit digunakan untuk menyebut benih yang telah berkecambah. Bibit diperoleh dari benih yang disemaikan dalam perkembangan generatif, sedangkan dalam perkembangbiakan vegetatif bibit diartikan sebagai tanaman yang berfungsi sebagai alat reproduksi, misalnya umbi (Wirawan dan Wahyuni, 2002).

Produksi Kentang di Indonesia sebagian besar masih menggunakan umbi yang berasal dari sisa kentang konsumsi. Biasanya sisa hasil panen yang berukuran kecil tidak dijual, tetapi dijadikan bahan tanam sendiri oleh petani,

(16)

4

kondisi bibit seperti ini menghasilkan produktivitas dan mutu kentang yang rendah. Produksi bibit kentang bermutu harus dimulai dari produksi plantlet kentang dengan teknik kultur jaringan yang dilakukan di laboratorium kultur jaringan. Selanjutnya, plantlet diaklimatisasi dalam media steril dan dalam ruang bebas serangga untuk menghasilkan umbi mikro (G0). Bibit G0 kemudian ditanam untuk menghasilkan bibit G1, demikian seterusnya G1 menghasilkan G2, G3 dan G4. Bibit generasi keempat (G4) inilah yang merupakan bibit yang setara dengan kelas benih sebar yang digunakan oleh petani.

Bagi petani pemula, umbi bibit bisa diperoleh dari petani lain atau membeli benih bersertifikat dari penangkar benih yang telah mendapat pemeriksaan dari Balai Pemeriksaan dan sertifikasi Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura (BPSBTPH). Bibit yang dibeli harus benar-benar berkualitas baik, dalam arti tidak terinfeksi hama ataupun penyakit dan murni (tidak tercampur varietas lain). Satu hal yang paling penting adalah umbi bibit harus sudah melampaui masa istirahat (dormansi) dan telah bertunas sekitar 2 cm. Menurut Samadi (2007) jika bibit ditanam selagi masih dalam masa dormansi, pertumbuhannya akan lambat dan produktivitasnya rendah. Demikian juga umbi bibit yang disimpan terlalu lama sampai tunasnya sudah panjang tidak baik digunakan sebagai bibit karena kualitasnya tidak baik.

Menurut Jufri (2011) Bibit yang paling baik ditanam adalah bibit dengan fase bibit muda dan umbi muda dengan banyak tunas. Pada fase tersebut, bibit lebih tahan terhadap serangan hama penyakit dan memiliki jumlah batang yang normal yang dapat mempengaruhi produksi umbi. Bibit yang memiliki tunas bercabang akan tumbuh dengan cepat, namun lebih mudah terserang hama dan penyakit. Penggunaan umbi ini akan menghasilkan jumlah batang yang banyak tetapi tanaman lebih cepat mati, dan produktivitasnya rendah.

METODE MAGANG

Waktu dan Tempat Pelaksanaan

Magang dilaksanakan selama 4 bulan, mulai dari 11 Februari 2013 sampai dengan 11 Juni 2013. Kegiatan ini dilaksanakan di Hikmah Farm, Jalan PTPN VIII Kertamanah, KM 1, Desa Margamukti, Kecamatan Pangalengan, Kabupaten Bandung, Jawa Barat 40378

Metode Pelaksanaan

Metode yang digunakan pada kegiatan magang adalah metode langsung dan tidak langsung. Metode langsung yaitu metode yang dilakukan secara langsung dengan melakukan kegiatan dilapangan terkait dengan budidaya tanaman kentang, metode tidak langsung yaitu metode yang dilakukan dengan mengumpulkan data dari arsip di perusahaan.

Kegiatan yang dilakukan selama magang meliputi aspek teknis dan manajerial selama empat bulan. Bulan pertama dilakukan kegiatan aspek teknis dengan mengikuti seluruh kegiatan dilapangan sebagai karyawan harian lepas

(17)

5 (KHL) dan melaksanakan pekerjaan sesuai kegiatan kebun. Bulan kedua sampai bulan keempat dilakukan kegiatan aspek manajerial yaitu bekerja sebagai pendamping mandor pada bulan kedua dan pada bulan ketiga dan keempat bekerja sebagai pendamping kepala kebun .

Kegiatan sebagai karyawan harian lepas (KHL) meliputi seluruh pekerjaan lapangan yang sesuai dengan kebutuhan kebun yaitu persiapan bibit kentang, persiapan lahan, penanaman, pemeliharaan (pemupukan, pengairan, penyiangan gulma, pengendalian Hama dan Penyakit, pemupukan susulan dan pembumbunan), panen dan pasca panen. Kegiatan manajerial yang dilakukan ketika menjadi pendamping mandor yaitu membantu mengawasi karyawan dalam kegiatan budidaya dan pasca panen kentang, membantu memberikan pengarahan karyawan terkait kegiatan yang akan dilakukan dan membantu membuat laporan harian mandor. Kegiatan yang dilakukan ketika menjadi kepala kebun yaitu membantu mengawasi tenaga kerja yang menjadi tanggung jawab kepala kebun, membantu membuat laporan mingguan seperti laporan modal kebun dan modal karyawan, dan membantu dalam penyusunan rencana kerja dan anggaran perusahaan.

Pengamatan dan Pengumpulan Data

Data yang diperoleh dari kegiatan magang adalah data primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh dari hasil pengamatan dan hasil kerja langsung dilapangan, wawancara, dan diskusi dengan karyawan kebun. Data sekunder adalah data yang digunakan untuk melengkapi informasi di lapang, diperoleh dari arsip laporan manajeman di kantor administrasi kebun maupun studi pustaka.

Data primer meliputi teknik budidaya tanaman di lapangan, panen dan pasca panen sampai pemasaran. Data sekunder meliputi keadaan umum perusahaan seperti sejarah perusahaan, keadaan tanah dan iklim, luas areal, produksi dan produktifitas tanaman, serta struktur organisasi perusahaan.

Aspek umum pada kegiatan magang ini mencakup seluruh pengamatan kegiatan budidaya tanaman di lapangan mulai dari persiapan bibit sampai pemasaran. Pada aspek khusus dilakukan dua pengamatan percobaan. Percobaan pertama melihat penggunaan umbi kentang bibit berbagai ukuran berat terhadap pertumbuhan dan produksi kentang dan percobaan kedua melihat penggunaan umbi kentang bibit berbagai periode simpan terhadap pertumbuhan dan produksi kentang.

Percobaan aspek khusus pertama menggunakan kentang varietas Granola generasi kedua (G2). Percobaan dilakukan dengan menggunakan rancangan kelompok lengkap teracak (RKLT) dengan faktor tunggal yaitu penggunaan umbi kentang bibit berbagai ukuran berat yang terdiri dari tiga taraf yaitu umbi ukuran kecil (umbi-S) dengan berat 10-30 gram, umbi ukuran sedang (umbi-M) dengan berat 31-60 gram, dan umbi ukuran besar (umbi-L) dengan berat 61-120 gram. Setiap percobaan terdiri dari tiga ulangan sehingga didapatkan sembilan satuan percobaan. Setiap ulangan terdiri dari tiga baris tanaman. Setiap baris terdiri dari 17 bibit kentang. Total tanaman berjumlah 459 tanaman. Lima tanaman dari setiap baris dijadikan tanaman contoh untuk diamati sehingga total tanaman yang diamati sebanyak 135 tanaman.

(18)

6

Percobaan aspek khusus kedua menggunakan kentang varietas Granola generasi ketiga (G3). Percobaan dilakukan dengan menggunakan rancangan kelompok lengkap teracak (RKLT) dengan faktor tunggal yaitu penggunaan umbi kentang bibit berbagai umur simpan yang terdiri dari dua taraf yaitu umbi yang telah disimpan selama empat bulan dan umbi yang telah disimpan selama tujuh bulan. Setiap percobaan terdiri dari tiga ulangan sehingga didapatkan enam satuan percobaan. Setiap ulangan terdiri dari tiga baris tanaman. Setiap baris terdiri dari 20 bibit kentang. Total tanaman berjumlah 360 tanaman. Tujuh tanaman dari setiap baris dijadikan tanaman contoh untuk diamati sehingga total tanaman yang diamati sebanyak 126 tanaman.

Peubah yang diamati pada semua percobaan yaitu: 1. Persentase tumbuh bibit pada 15 Hari Setelah Tanam (HST) 2. Jumlah Batang perumpun pada 28, 42, 56 HST

3. Produksi, yang meliputi : - Jumlah umbi total/ tanaman

- Jumlah umbi-S, umbi-M, dan umbi-L/ tanaman - Bobot umbi total / tanaman

- Bobot umbi-S, umbi-M, dan umbi-L/ tanaman - Bobot umbi-S, umbi-M, dan umbi-L/ petak - Bobot umbi total/ petak

Dimana bobot umbi S 10-30 gram, bobot umbi M 31-60 gram, dan bobot umbi L 61-120 gram.

Analisis Data dan Informasi

Analisis data dan informasi dilakukan menggunakan Rancangan Kelompok Lengkap Teracak (RKLT) dengan model aditif linier yang digunakan:

Penggunaan kentang bibit berbagai ukuran :

Yijk =μ + αi + βj + εijk

Yij = pengamatan pada perlakuan ke-i dan ke-j μ = rataan umum

αi = pengaruh ukuran umbi ke-i βj = pengaruh Kelompok ke j εijk = galat percobaan

Penggunaan kentang bibit berbagai periode simpan:

Yijk =μ + αi + βj + εijk

Yij = pengamatan pada perlakuan ke-i dan ke-j μ = rataan umum

αi = pengaruh lama penyimpanan ke-i βj = pengaruh Kelompok ke j

εijk = galat percobaan

Uji lanjut terhadap nilai tengah dilakukan dengan uji DMRT (Duncan Multiple Range Test) pada taraf 5% jika hasil analisis ragam berbeda nyata.

(19)

7

KEADAAN UMUM

Sejarah Perusahaan

Hikmah Farm merupakan sebuah perusahaan yang terletak di jantung wilayah pertanian Pangalengan, Jawa Barat. Perusahaan keluarga professional yang telah membangun reputasi dengan tradisi pertanian yang panjang dan didasarkan pada kajian penelitian ilmiah dalam produksi kentang segar dan benih kentang bersertifikat sebagai produk utamanya.

Hikmah farm didirikan oleh H.Moch. Adung, putra ketiga dari 14 bersaudara ini menjalani masa mudanya dengan bertani. H. Adung setiap hari membantu ayahnya untuk memandori dan mengawasi kegiatan penanaman dan perawatan yang dilakukan sejumlah petani di lahan kentang. H.Adung mempelajari dan mengetahui cara budidaya kentang, sampai akhirnya pada tahun 1962 mempunyai lahan seluas 11 tumbak (1 tumbak = 16 m²). Pada tahun 1967 H.Adung mendapat pinjaman dari KPBS (Koperasi Peternakan Bandung Selatan) untuk menambah modal dan meningkatkan skala usahanya dan pada tahun 1982 H. Adung resmi mendirikan PD.Hikmah sebagai perusahaan kentang sayur segar karena permintaan kentang sayur yang terus meningkat.

Pada tahun 1995 PD. Hikmah mulai mengembangkan bisnis untuk memproduksi kentang berskala besar setelah menjalin kerja sama operasi (KSO) dengan PTPN VIII dalam penggunaan lahan. Berdasarkan surat Keputusan Pendaftaran Pedagang Bibit No.074/ BPSBTPH/ HAT/ Prod/ II/ 2003, Hikmah Farm terdaftar sebagi produsen dan pedagang kentang bersertifikat. Tahun 2005 PD.Hikmah berganti nama menjadi Hikmah Farm dan sekarang perusahaan ini dikelola oleh anak-anaknya dan H.Adung bertindak sebagai presiden direktur.

Sarana dan Prasarana Perusahaan

Hikmah Farm saat ini memiliki kebun seluas 144.16 ha, semuanya terletak di jawa barat tepatnya di pangalengan dengan lokasi kebun yang berbeda-beda dan jarak yang cukup jauh. Setiap tahunnya luas lahan produksi tersebut dapat berubah-ubah karena beberapa lahan merupakan tanah milik perkebunan teh atau milik mitra yang sewaktu-waktu akan ditanami teh kembali oleh pihak perkebunan. Hikmah Farm juga memiliki sarana dan prasana yang mendukung untuk kegiatan produksi kentang. Sarana dan prasarana perusahaan tersebut adalah 3 Screen house, 4 Green house, 1 kantor pusat, 1 cool storage, 7 gudang penyimpanan, 3 mobil Oprasional, 6 truk, 1 mobil Box dan 30 radio monitor.

Letak Geografi serta Keadaan iklim dan tanah

Hikmah Farm terletak di Jantung wilayah pertanian pangalengan yaitu berada di 43 km kearah Selatan Bandung, Jawa Barat. Kantor pusat Hikmah Farm terletak di Jalan PTPN VIII, KM 1, Desa Margamukti, Kecamatan Pangalengan, Kabupaten Bandung, Jawa Barat 40378. Lokasi perkebunan Hikmah Farm secara

(20)

8

geografis terletak pada 07°07’00’’ sampai dengan 07°18’00’’ LB dan 107°30’00’’ sampai dengan 107˚38’00’’ LT. Wilayah administratif Hikmah Farm yaitu sebelah utara berbatasan dengan Kecamatan Cimaung, sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Garut, sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Pasir Jambu, dan sebelah timur berbatasan dengan Kecamatan Kertasari. Hikmah Farm terletak pada ketinggian ± 1 200 – 1 700 meter diatas permukaan laut, suhu berkisar 12-28°C dan curah hujan 2 555 mm/tahun. Suhu udara berkisar 11°C dan lebih dari 30°C. Jenis tanah adalah tanah Andosol coklat kehitaman dengan struktur tanah lempung berliat sampai lempung berdebu dengan PH berkisar antara 5.0 – 6.5. Tanah jenis ini biasanya subur, kaya bahan organik dan bertekstur gembur sehingga petani menyukainya karena mudah dalam pengolahan serta cocok untuk tanaman kentang.

Keadaan Tanaman dan Produksi

Kentang merupakan komoditas utama Hikmah Farm. varietas yang ditanam yaitu 75 % Granola, 20 % Nadia, dan 5 % varietas lain seperti Pinky. Kegiatan budidaya kentang di Hikmah Farm yaitu memproduksi kentang bibit bersertifikat dan kentang konsumsi. Kentang bibit bersertifikat yang diproduksi mulai dari benih sumber G0 sampai G4. Kentang bibit untuk produksi kentang G1 hingga G4 berasal dari hasil membibitkan sendiri. Bahan tanam untuk menghasilkan kentang G0 varietas Granola berasal dari Balai Penelitian Sayuran (BALITSA), sedangkan varietas nadia berasal dari Institut Pertanian Bogor (IPB) . Kentang G0 diperoleh dari bahan tanam berupa planlet hasil kultur jaringan yang diaklimatisasi kemudian ditanam pada media tanam berupa arang sekam.

Produksi kentang konsumsi varietas Granola di Hikmah farm Pada tahun 2010 yaitu sebesar 549 898 Kg, kemudian menurun pada tahun 2011 menjadi 320 758 kg. produksi untuk kentang bibit juga mengalami penurunan pada tiga tahun terakhir. Produksi dapat dilihat pada lampiran 1. Menurunnya produksi selama tiga tahun terakhir banyak diakibatkan oleh faktor cuaca yaitu curah hujan yang tinggi. Curah hujan yang tinggi mengakibatkan tanaman kentang banyak terserang penyakit terutama layu bakteri sehingga menurunkan produksi.

Struktur Organisasi

Organisasi adalah suatu kesatuan sosial yang dikoordinasikan secara sadar dengan batasan-batasan yang relatif dapat ditentukan dan berfungsi secara berkesinambungan untuk mencapai tujuan bersama (Sumardjo 2000). Hikmah Farm sebuah perusahaan keluarga yang bergerak secara professional berupaya untuk menciptakan manajemen perusahaan yang dapat mendukung kelancaraan usahanya, struktur organisasi yang diterapkan di Hikmah Farm tahun 2013 adalah sebagai berikut :

1. President Director : H.Moch Adung S.

2. Operation Director : Ir.Wildan Mustofa, MM 3. Marketing Director : Bpk.Aden A Muhtar 4. Finance and General Accounting Director : Ir. N.Ela Nurlaela

(21)

9

5. Internal Auditor : Hj.Cucun Cunarsih

6. Seed Manajer : Hj.Cucun Cunarsih

7. Area Manajer

Area Manajer 1 :Bpk.Shoheh sopandi Wakil area manager 1 :Bpk. Dadan

Area Manajer 2 : Bpk Aep Saepulloh Area Manajer 3 :Bpk.Khoeruman Area Manajer 4 :Bpk. Hilman Area Manajer 5 : Bpk.Gandi

8. Riset & Development Manajer : Ir. Bunyan Ismail, M.Sc 9. Public Relation Manajer : Bpk.Rozan Dani Fauzi 10.Sales manajer : Bpk.Pipin Walid M

11.BD Manajer : Dr.Didin Shopan M

12.Human Resources Departement :Atieq Mustikaningtyas, S.si 13.Finance Manajer : Neni Nopita S.Pd

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG

Aspek Teknis

Aspek teknis yang dilakukan Hikmah Farm yaitu, persiapan bahan tanam, persiapan tanam (persiapan lahan, pemberian pupuk dasar, penentuan jarak tanam), penanaman, pemeliharaan (pemupukan susulan, pengairan, penyiangan dan pembumbunan, pengendalian hama dan penyakit tanaman, roguing), panen, pasca panen, dan pemasaran.

Persiapan Bahan Tanam

Persiapan bahan tanam yaitu kegiatan mempersiapkan kentang bibit yang akan ditanam. Kriteria umbi bibit yang baik adalah umbi dari tanaman yang sehat tidak terserang Hama dan Penyakit. Hikmah Farm memproduksi bibit kentang bersertifikat, dimulai dengan pengadaan bibit G0 yang diperoleh dari bahan tanam yang berasal dari kultur jaringan hingga generasi keempat (G4). Produksi GO dimulai dengan pengadaan bibit induk berupa planlet melalui kultur jaringan. Tanaman kultur jaringan berupa planlet diperoleh dari BALITSA untuk kentang varietas Granola dan IPB untuk kentang varietas Nadia. Bahan tanam tersebut diaklimatisasi ke media tanam di Green House. Tanaman tersebut dicuci kemudian dipotong menjadi 1-2 buku per tanaman, sehingga menghasilkan 3-5 potong dalam satu tanaman. . Bahan tanam kemudian ditanam pada bak plastik yang berisi media arang sekam dengan jarak 5 cm x 5 cm. Menurut Ummah (2010) arang sekam mempunya sifat porous (berpori-pori), tidak kotor, dan cukup menahan air. Tanaman yang sudah diaklimatisasi dan sudah berusia tiga minggu dilakukan penyetekan kembali di bak bedengan dengan ukuran 1.5 m x 16 m dengan jarak tanam (5 cm-10 cm) x (5 cm-10 cm) sampai tanaman telah memilki daun trifoliet. Hasil dari stek mini menghasilkan umbi mini kentang G0. Hasil

(22)

10

panen umbi G0 dikumpulkan dan disimpan di gudang. Di gudang penyimpanan umbi kentang disortir dan digrading menurut ukuran. Pengkelasan umbi G0 dapat dilihat pada tabel 1.

Tabel 1 Pengkelasan umbi bibit G0 berdasarkan ukuran

Kelas Umbi Ukuran (Gram)

L (Besar) >60

M (Sedang) 31-60

S (Kecil) 21-30

SS (Sangat Kecil) < 20

Sumber : Hikmah Farm 2013

G1 diperoleh dari penanaman kentang G0 di rumah kasa (screen house). Media yang digunakan adalah media tanah yang telah disterilkan. Sterilisasi yang dilakukan adalah menggunakan fungisida yaitu basamid dengan dosis 40gr/m² dan bahan aktif bazomet 98%. Pemberian dilakukan dengan cara ditabur diatas bedengan kemudian diaduk dan dicangkul sampai rata. Bedangan ditutup dengan mulsa plastik dan dibiarkan selama satu minggu. Setelah satu minggu mulsa plastik dibuka dan bedengan diberi pupuk kandang campuran sekam dan kotoran kelelawar dengan perbandingan 2:1. Bibit G0 ditanam pada bedengan 1.5 m x 6 m dan jarak tanam yang digunakan yaitu 20 cm x 20 cm. Hasil penanaman dari G0 akan menghasilkan G1. Umbi hasil panen G1 dibawa ke gudang dan disimpan di ruangan dalam kondisi bersih dan aman. Di gudang penyimpanan ini dilakukan sortasi dan grading berdasarkan ukuran berat, pengkelasan umbi G1 dapat dilihat pada tabel 2.

Tabel 2 Pengkelasan umbi bibit G1 berdasarkan ukuran

Kelas Umbi Ukuran (Gram)

XL (Paling besar) >120

L (Besar) 91-120

M (Sedang) 61-90

S (Kecil) 30 60

SS (Sangat Kecil) < 30

Sumber : Hikmah Farm 2013

G1 nantinya akan ditanam untuk memperoleh G2 dan seterusnya hingga produksi G4. Pembibitan ini dilakukan di lapangan. Jarak tanam yang digunakan juga bervariasi tergantung pada ukuran bibit dan selera pemilik. Tanaman G0 hingga G3 hanya boleh ditanam oleh penangkar benih yang telah disetujui oleh BPSBTPH. Petani komersial biasanya menanam umbi G4 karena hasil yang diperoleh digunakan seluruhnya untuk konsumsi tetapi terkadang petani menggunakannya kembali untuk bibit yang kemudian ditanam sendiri. Pola perbanyakan kentang bibit disajikan pada gambar 1.

(23)

11

Gambar 1. Pola Perbanyakan Kentang Bibit Pemeriksaan Kentang Bibit oleh BPSBTPH

Produksi bibit kentang diawali dengan permohonan sertifikasi (pemeriksaan) kepada Balai Pengawasan Sertifikasi Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura (BPSBTPH) dengan membawa contoh tanah. BPSBTPH akan melakukan pemeriksaan pendahuluan yang dilakukan sebelum tanam, pemeriksaan lapang, dan pemeriksaan calon umbi di gudang. Pemeriksaan pendahuluan meliputi keterangan benih atau label, kebenaran varietas dan jumlah benih, lokasi penangkaran, isolasi lahan, rotasi tanaman, dan pengecekan keberadaan Nematoda Sista Kentang (NSK).

Pemeriksaan di lapang dilakukan sebanyak dua kali, yaitu pada saat tanaman berumur 30-40 HST dan 50-70 HST. Pihak pengawas benih memeriksa setiap kebun dengan mengambil sampel kurang lebih 1 000 tanaman dari setiap

Tanaman Kultur Jaringan

Aklimatisasi

Produksi Stek Mini

Tanam G0 G1 G2 G3 G4

(24)

12

hektar.Pemeriksaan calon umbi digudang biasanya dilakukan 2-3 bulan setelah panen. Pemeriksaan dilakukan dengan cara mengambil 1 000 umbi secara acak digudang. Pemeriksaan meliputi penyakit yang menyerang tanaman maupun umbi. BPSBTPH akan mengeluarkan sertifikat dan label setelah permintaan penangkar bibit dinyatakan lulus. Label diberikan untuk memperjelas kentang bibit yang akan dijual. Label tersebut dicantumkan nama penangkar, alamat, jenis tanaman, varietas, nomor lot, berat setiap kemasan, tanggal panen, ukuran umbi, dan tanggal pemasangan label. Benih dasar (G1 dan G2) berlabel putih, benih pokok (G3) berlabel ungu, dan benih sebar (G4) berlabel biru.

Persiapan Tanam

a.Persiapan lahan

Persiapan lahan dilakukan ketika akan dilakukan penanaman. Persiapan lahan meliputi pengolahan tanah dan membuat bedengan. Hikmah farm mengolah lahan menggunakan sistem ngalaci. Sistem ngalaci yaitu membersihkan Bedengan dari gulma dan bekas tanaman untuk penanaman kentang G2 sampai dengan G4. Metode dilakukan dengan cara mencangkul dan menggeser rumput serta gulma yang berada diatas bedengan bekas tanaman sebelumnya, kemudian sisa-sisa rumput tersebut ditimbun tanah yang berasal dari bedengan di kanan dan kiri kemudian diratakan . Tanah yg telah diolah kemudian dibuat bedengan, Ukuran panjang bedengan 5-6 m dan lebar bedengan 75 cm dan jarak antar bedengan atau parit 15-20 cm. Hal ini bertujuan untuk memudahkan dalam kegiatan pemeliharaan tanaman.

b. Pemberian pupuk dasar

Pupuk dasar adalah pupuk yang diberikan di awal sebelum penanaman. Pupuk dasar yang diberikan adalah pupuk organik (Pupuk kandang) dan pupuk Anorganik. Pupuk organik yang digunakan yaitu pupuk kandang yang diberikan dengan cara disebar sebanyak 16 ton/ha atau sesuai kebutuhan di kebun. Pupuk organik diberikan untuk menambah bahan organik tanah, memperbaiki struktur tanah, dan mengikat unsur hara. Pupuk anorganik yaitu Phonska dengan dosis 600 kg/ha, SP36 dengan dosis 450 kg/ha, Urea dengan dosis 100 kg/ha. Pupuk anorganik diberikan untuk menunjang pertumbuhan bibit. Pupuk diberikan dengan cara disebar dilarikan.

c. Penentuan jarak tanam

Penentuan jarak tanam dibuat untuk mengatur lingkungan serta mengurangi persaingan antar tanaman dalam mendapatkan cahaya matahari, unsur hara, air dan mengurangi timbulnya penyakit (Sutapradja 2008). Jarak tanam yang dibuat di Hikmah Farm tergantung kepada ukuran umbi dan keinginan. Jarak tanam yang rapat akan menghasilkan umbi berukuran kecil dan jumlahnya banyak, sedangkan jarak tanam renggang akan menghasilkan umbi yang lebih besar tetapi jumlahnya sedikit. Semakin mengkerut (keriput) umbi bibit maka jarak tanam juga semakin rapat. Jarak tanam yang biasanya digunakan di Hikmah Farm dapat dilihat pada lampiran 2.

(25)

13

Penanaman Bibit

Hikmah Farm melakukan penanaman bibit dengan dua cara, yaitu menanam langsung dilarikan dan menanam pada lubang tanam. Menanam langsung di larikan dilakukan dengan cara umbi diletakkan diatas pupuk buatan yang telah dilapisi tanah terlebih dahulu setebal 5-6 cm, tujuannya agar umbi tidak terkena pupuk secara langsung yang dapat mengakibatkan bibit busuk dan bahkan mati. Umbi bibit kemudian ditutup dengan tanah dari samping kiri dan kanan sampai membentuk bedengan. Tanaman yang ditanam pada lubang tanam yaitu bibit ditanam pada bedengan yang telah dibuat lubang tanam pada jarak tertentu yang diinginkan. Bibit yang ditanam adalah umbi yang telah bertunas. Bibit ditanam sejajar satu arah dengan tunas menghadap keatas, kemudian bibit ditutup dengan tanah hingga membentuk bumbunan untuk mencegah rebahnya tanaman. Umbi yang ditanam adalah umbi yang telah bertunas sekitar 2-3 cm. cara penanaman dapat dilihat pada Gambar 2.

Gambar 2. Cara penanaman umbi kentang bibit

a).Penanaman kentang di larikan, b). Penanaman kentang pada lubang tanam

Pemeliharaan

a.Pemupukan susulan

Pemupukan susulan diberikan pada saat tanaman berumur 28-30 HST bersamaan dengan pembumbunan pertama. Pemupukan susulan diberikan untuk memenuhi kebutuhan unsur hara pada tanaman kentang saat fase pertumbuhan agar tanaman dapat tumbuh dengan maksimal. Pupuk yang diberikan adalah pupuk Phonska sebanyak 5-10 gram/ pohon .Phonska mengandung nitrogen yang berfungsi untuk membuka daun agar proses fotosintesis lebih sempurna sehingga fotosintat yang dihasilkan dapat digunakan untuk pembentukan umbi. Pemupukan susulan diberikan dengan cara disebar di sela-sela pohon kentang dan kemudian ditutup bersamaan dengan pembumbunan pertama.

b.Pengairan

Hikmah Farm melakukan pengairan dengan menggunakan sprinkler. Sistem ini digunakan di kebun milik yang mempunyai sumber mata air. Sistem sprinkler juga digunakan pada pengairan tanaman G0 dan G1 di screen house.

(26)

14

Lokasi kebun yang sulit air menggunakan sistem irigasi alur (Furrow) . Pengairan sistem ini dilakukan dengan mengalirkan air melalui parit ke lahan yang berasal dari air yang ditampung pada bak saat hujan. Kedua sistem irigasi tersebut dipakai pada waktu musim kemarau.

c. Penyiangan dan pembumbunan

Penyiangan bertujuan untuk membuang tanaman pengganggu atau gulma yang tidak dikehendaki dalam areal pertanaman. Penyiangan dilakukan dengan menggunakan cangkul untuk areal yang dapat dijangkau dengan cangkul. Bagian yang sulit dijangkau penyiangan dilakukan dengan cara pencabutan secara manual dengan menggunakan tangan, tujuan agar tanaman kentang tidak terluka. Penyiangan dilakukan sebanyak dua kali bersamaan dengan pembumbunan. Penyiangan dan pembumbunan yang pertama saat tanaman berumur 15-30 HST, petani di Pangalengan menyebutnya dengan istilah Nyemped yang dilakukan juga bersamaan dengan pemupukan susulan. Penyiangan dan pembumbunan yang kedua saat tanaman berumur 45-50 HST atau petani di Pangalengan menyebutnya dengan istilah Nyaeur, pembumbunan ini lebih tinggi dari sebelumnya dan membentuk lebih menggunung. Tujuan dari pembumbunan adalah agar perakaran tanaman menjadi lebih baik, umbi kentang terhindar dari sinar matahari sehingga racun solanin yang membahayakan kesehatan tidak timbul

d.Pengendalian Hama dan Penyakit Tanaman (HPT)

Pengendalian Hama dan Penyakit Tanaman (HPT) dilakukan untuk mendapatkan hasil produksi yang optimal. Pengendalian hama dan penyakit tanaman dapat dilakukan secara manual maupun menggunakan bahan kimia. Secara manual dilakukan dengan cara mencabut dan membuang tanaman yang terserang agar tidak menjalar ke tanaman lain.

Pengendalian Hama dan Penyakit yang dilakukan di Hikmah Farm yaitu menggunakan bahan kimia yang dilakukan dengan cara disemprot menggunakan

power sprayer yang berbahan bakar bensin. Alat ini dihubungkan kesebuah mesin bensin oleh sebuah selang. Cara penyemprotan dilakukan bolak balik dengan tujuan agar larutan yang diberikan ke tanaman menjadi lebih merata. Bahan-bahan yang digunakan dalam penyemprotan seperti insektisida, fungisida, ZPT, perekat dan air dicampurkan menjadi satu larutan dalam sebuah drum yang berkapasitas 200 liter,satu hektar dapat menghabiskan dua hingga empat drum. Penyemprotan pestisida lebih sering dilakukan pada musim hujan dibandingkan musim kemarau e.Roguing

Roguing adalah kegiatan membuang tanaman yang sakit karena terserang virus, bakteri, cendawan, dan lainnya serta campuran varietas lain. Rouging dilakukan pada lahan yang dijadikan tempat penangkaran benih, untuk lahan kentang konsumsi rouging tidak dilakukan. Roguing dilakukan sebanyak dua kali, yaitu saat tanaman berumur 25-35 HST dan 40-50 HST. Tanaman yang terserang penyakit dan virus dapat dilihat pada Gambar 3.

(27)

15

Gambar 3. Tanaman yang terserang penyakit dan virus

a). Tanaman terserang layu bakteri, b dan c) Tanaman terserang virus.

Panen

Panen merupakan tahap akhir dari sebuah penanaman. Penanganan panen yang perlu diperhatikan yaitu umur tanaman dan teknik pemanenan. Tanaman kentang dapat dipanen pada umur antara 90-120 HST. Menurut Samadi (2007) penentuan waktu panen dapat dilihat dari fisik tanaman yaitu daun-daun tanaman telah menguning dan batang tanaman telah mengering bukan karena penyakit. Umbi kentang yang dapat dipanen dapat dilihat dari kulit umbi yang melekat dan tidak terkelupas saat terkena gesekan.

Hikmah Farm menggunakan Gromoxone pada tujuh hingga sepuluh hari sebelum panen dengan dosis 200-300 ml/200 liter. Tujuan pemberian Gromoxone adalah untuk mematikan gulma dan membuat batang tanaman kentang menjadi kering sehingga memudahkan umbi lepas dari stolon serta untuk menghentikan proses pertumbuhan dengan harapan kulit umbi menjadi kuat dan tidak mudah terkelupas saat panen.

Teknik pemanenan yang dilakukan di Hikmah Farm yaitu menggunakan cangkul dan cungkil. Kegiatan panen dilakukan dengan sistem “tiga-satu” yaitu karyawan menempati tiga bedengan setiap akan membongkar, bedengan satu dari tiga bedengan tersebut merupakan tempat untuk menyimpan umbi-umbi kentang. Umbi dipanen dengan cara dibongkar menggunakan cangkul agar tanaman gembur. Tanah bedengan kemudian dicungkil untuk mengambil umbi-umbi kentang yang kemudian dikumpulkan pada tempat yang telah disediakan. Panen dengan menggunakan cangkul sepenuhnya dilakukan biasanya saat panen kentang G3 sampai G4 atau ketika keadaan tanah cukup padat. Panen menggunakan cangkul membuat pekerjaan lebih mudah dan cepat, namun sering terjadi kerusakan karena banyak umbi yang terkena cangkul.

Pasca Panen

Penanganan pasca panen yang baik dan memadai perlu dilakukan untuk mengurangi tingkat kerusakan umbi. Pasca panen yang dilakukan di Hikmah farm yaitu sortasi dan grading di lapang, sortasi dan grading di gudang, pencucian umbi untuk kentang konsumsi, dan pengemasan. Menurut Ummah (2010) sortasi merupakan kegiatan memisahkan kentang berdasarkan kualitas yaitu umbi yang bagus dan yang jelek seperti terbelah karena cangkul, cacat, dan busuk. Grading yaitu kegiatan memisahkan umbi berdasarkan ukuran berat.

(28)

16

Sortasi dan grading yang pertama dilakukan di kebun. Umbi bibit dipilih kemudian dipisahkan berdasarkan ukuran yaitu umbi XL (> 200 gram), L ( 61-200 gram), MS (<60 gram) dan umbi afkir (luka akibat cangkul). Kentang kemudian diangkut dan disimpan di dalam gudang. Gudang terbagi menjadi gudang penyimpanan kentang bibit dan kentang konsumsi. Umbi kentang yang berukuran besar yang sudah disortir dilapang dibawa dan disimpan ke gudang penyimpanan kentang konsumsi (gudang ritel), sedangkan umbi berukuran ares/kecil disimpan digudang penyimpanan bibit (gudang kuning/hitam/biru).

Kentang disortir dan dipilih kembali di dalam gudang untuk memisahkan atau memilih umbi yang baik dan umbi yang tidak baik seperti umbi yang terkena cangkul saat panen, cacat atau busuk. Umbi yang telah disortasi kemudian di grading yang dilakukan pada umbi bibit. Grading dilakukan menggunakan mesin grading atau secara manual. Kegiatan grading digudang dengan mesin grading dapat dilihat pada gambar 4a. Kentang yang telah di grading kemudian disimpan di gudang penyimpanan. Pada saat penyimpanan permukaan atas umbi diberi insektisida agrosip dengan dosis 3 kg per ton dengan cara ditabur tipis-tipis untuk mencegah hama dan penyakit. Kegiatan pasca panen lainnya adalah pencucian dan pengemasan yang dilakukan pada kentang konsumsi. Kegiatan pencucian hanya dilakukan pada kentang konsumsi yang akan dipasarkan ke supermarket. Kegiatan pencucian dapat dilihat pada gambar 4b.

Gambar 4. Kegiatan pasca panen

a). Kegiatan grading di gudang, b) Kegiatan pencucian kentang konsumsi

Kentang yang telah dicuci kemudian dikemas. Jenis kemasan yang digunakan Hikmah Farm yaitu peti kayu, karung jala, dan polinet. Pengemasan bertujuan untuk melindungi hasil terhadap kerusakan, mengurangi kehilangan air, dan mempermudah dalam hal pengangkutan dan perhitungan (Satuhu 2004). Jenis kemasan yang digunakan oleh Hikmah Farm tergantung jenis umbi kentang yang akan dijual.

Pemasaran

Pemasaran merupakan kegiatan penyampaian produk dari produsen ke konsumen (Jufri 2011) . Produk yang dihasilkan oleh Hikmah Farm yaitu kentang bibit bersertifikat, kentang sayur, sayuran lain hasil rotasi (Wortel, Kubis, Sawi, Cabai, dan jagung) dan olahan kentang. Pemasaran kentang bibit sudah hampir ke

(29)

17 seluruh Indonesia . Pemasaran untuk kentang bibit bersertifikat yang dilakukan Hikmah farm yaitu dengan cara konsumen terlebih dahulu memesan jumlah bibit yang diinginkan sebelum membeli. Harga jual kentang bibit bervariasi sesuai generasi. Harga bibit dapat dilihat pada tabel 3.

Tabel 3 Harga jual bibit kentang varietas Granola pada tiap generasi. Generasi bibit Unit/ satuan Harga bibit

G0 Knol Rp. 2.000

G1 1 kg Rp. 75 000-100 000

G2 1 kg Rp. 25.000

G3 1 kg Rp. 15.000

G4 1 kg RP. 9.000

Sumber : Hikmah Farm 2013 1 Knol : 1 umbi bibit kentang G0

Pemasaran kentang sayur mencakup pasar modern dan tradisional. Pasar Tradisional yang menjadi tujuan pemasaran antara lain pasar Pangalengan Bandung, pasar Caringin Bandung, pasar Kramatjati Jakarta, dan pasar Kemang Bogor. Kegiatan untuk pemasaran tradisional, biasanya para Bandar mendatangi langsung gudang kentang di Hikmah Farm. Pasar modern atau Supermarket yang menjadi tujuan pemasaran yaitu meliputi PT.Yogya Toserba, PT. Makro Indonesia, dan PT.Setiabudi untuk daerah Bandung. Daerah pemasaran di Jakarta meliputi Hero dan PT.Lion Superindo. Kentang konsumsi yang dipasarkan di pasar Swalayan adalah kentang kultivar Granola dan Pinky yang sudah dicuci dan dikemas dengan kemasan polinet, dapat dilihat pada Gambar 4a. Kultivar Granola dijual per kemasan 1.5 kg dengan harga Rp.8 000 sedangkan pinky dengan kemasan 1 kg dijual dengan harga Rp.12 000. Harga tersebut dapat berubah sesuai dengan permintaan dan harga dipasaran. Produk lain yang dihasilkan oleh Hikmah farm yaitu produk olahan kentang berupa keripik kentang dengan merk dagang Balados dan Kendo. Produk olahan kripik kentang dapat dilihat pada Gambar 5b dan 5c.

Gambar 5. Produk yang dijual Hikmah Farm

a). Produk kentang segar dalam kemasan polinet, b). Produk olahan kentang dengan merk Kendo, c). Produk olahan kentang dengan merk Balados

(30)

18

Aspek Manajerial

Aspek manajerial yang dilakukan ketika magang yaitu sebagai assisten mandor dan assisten kepala kebun.

Mandor

Mandor mempunyai tugas yaitu mengawasi dan membimbing karyawan dalam setiap kegiatan budidaya kentang maupun pasca panen kentang. Setiap kebun memiliki mandor kebun dan mandor pestisida. Mandor kebun yaitu mandor yang mengamati perkembangan tanaman, menetapkan kebijakan kegiatan kerja di lapang dan bertanggung jawab atas segala aktivitas dan hasil kerja di kebun kepada kepala kebun. Jumlah karyawan yang diawasi oleh mandor kebun sekitar 20-30 orang. Mandor pestisida yaitu mandor yang bertanggung jawab atas kegiatan pengendalian hama dan penyakit di lapangan. Jumlah karyawan yang diawasi oleh mandor obat sekitar 5-10 orang. Tugas pokok mandor di lapangan secara umum mempersiapkan kebutuhan yang diperlukan untuk kegiatan selama di kebun, mengawasi dan memberi arahan kepada karyawan kebun, menentukan jumlah karyawan dalam setiap kegiatan yang akan dilakukan dan menulis daftar hadir dan prestasi kerja yang telah dilakukan karyawan.

Kepala Kebun

Kepala kebun memegang satu areal kebun yang akan dipertanggung jawabkan kepada manajer area. Kepala kebun memiliki beberapa mandor yang terdiri dari mandor kebun dan pestisida. Tugas kepala kebun diantaranya membuat laporan harian kebun berisi daftar hadir karyawan serta ada pula laporan mingguan seperti laporan modal kebun dan laporan modal karyawan. Laporan modal kebun berisi jumlah bibit yang ditanam di lahan, hasil panen, serta biaya-biaya produksi yang digunakan. Laporan modal karyawan berisi laporan prestasi kerja karyawan selama satu bulan. Kepala kebun mempunyai tanggung jawab kepada areal manager atas kegiatan yang dilakukan di kebun

HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Percobaan I: Penggunaan Umbi Kentang Bibit berbagai Ukuran terhadap Pertumbuhan dan Produksi Kentang 1.1Persentase Tumbuh Bibit

Tabel 4 Menunjukkan hasil analisis statistik dari pertumbuhan awal kentang bibit pada umur 15 hari setelah tanam (HST). Penggunaan umbi kentang bibit berbagai ukuran memberikan pengaruh yang nyata pada persentase tumbuh bibit pada 15 HST. Penggunaan umbi kentang bibit yang mempunyai ukuran L memiliki peresentase tumbuh bibit sebesar 87.04% yang tidak berbeda nyata

(31)

19 dengan persentase tumbuh dari umbi kentang bibit dengan ukuran M. umbi kentang bibit yang berukuran S memiliki persentase tumbuh bibit yang paling rendah yaitu sebesar 53.47%. Menurut Sofiari (2009) umbi yang berukuran kecil memiliki cadangan makanan yang lebih sedikit sehingga energi yang diperlukan untuk menembus permukaan tanah lebih besar dibandingkan dengan umbi bibit yang berukuran besar, sehingga tunas lebih lama muncul kepermukaan tanah. Tabel 4 Penggunaan umbi kentang bibit berbagai ukuran terhadap persentase

tumbuh bibit pada 15 HST

Ukuran Bibit Persentase tumbuh bibit

(%)

Besar (L) 87.04a

Sedang (M) 75.39 ab

Kecil (S) 53.47b

ͣangka-angka pada kolom yang sama yang diikuti oleh huruf yang sama tidak berbeda nyata pada taraf uji 5% (uji selang berganda duncan)

1.2 Jumlah Batang Perumpun

Hasil pengamatan jumlah batang perumpun pada penggunaan umbi kentang bibit berbagai ukuran memberikan hasil yang berbeda nyata pada saat 56 HST (Tabel 5). Penggunaan umbi kentang bibit dengan ukuran L terlihat memiliki jumlah batang perumpun yang paling banyak yaitu sebesar 6.06 batang yang berbeda nyata dengan penggunaan umbi kentang bibit yang berukuran M dan berukuran S. Tingginya jumlah batang perumpun pada penggunaan umbi kentang bibit yang berukuran L disebabkan karena umbi dengan ukuran L memiliki mata tunas yang lebih banyak. Pada umbi kentang, setiap “mata” adalah tunas dan setiap tunas mampu tumbuh menjadi batang tanaman (Rubatzky dan yamaghuci 1995). Menurut Permadi et al. (1989) jumlah mata tunas pada umbi kentang bibit tergantung pada ukuran berat umbi. Penggunaan umbi kentang bibit dengan berat yang besar akan menghasilkan jumlah mata tunas yang lebih banyak sehingga akan menghasilkan batang perumpun dengan jumlah yang banyak

Tabel 5 Penggunaan umbi kentang bibit berbagai ukuran terhadap jumlah batang perumpun

Peubah Umur

(HST)

Ukuran Bibit Besar (L) Sedang (M) Kecil(S) Jumlah Batang

Perumpun

28 4.35a 3.35a 3.13a

42 5.84a 4.04a 3.38a

56 6.06a 4.60b 4.16b

ͣangka-angka pada baris yang sama yang diikuti oleh huruf yang sama tidak berbeda nyata pada taraf uji 5% (uji selang berganda duncan)

(32)

20

1.3 Jumlah umbi per tanaman

Hasil pengamatan jumlah umbi per tanaman menunjukkan bahwa penggunaan umbi kentang bibit berbagai ukuran memberikan hasil yang berbeda nyata terhadap jumlah umbi ukuran kecil (S) per tanaman dan jumlah umbi ukuran besar (L) per tanaman (Tabel 6). Penggunaan umbi kentang bibit yang berukuran L menghasilkan rata-rata jumlah umbi berukuran kecil (S) paling banyak yaitu sebesar 11.95 umbi dan jumlah umbi berukuran besar (L) yang paling sedikit yaitu sebesar 1.53 umbi yang tidak berbeda nyata dengan penggunaan umbi kentang bibit yang berukuran M (Tabel 6). Banyaknya jumlah umbi yang berukuran kecil (S) per tanaman pada penggunaan umbi kentang bibit yang berukuran L berkaitan dengan jumlah batang perumpun yang dihasilkan. Menurut Sutapardja (2008) umbi dengan ukuran berat yang besar akan menghasilkan batang perumpun dengan jumlah yang banyak. Batang perumpun dengan jumlah yang banyak akan menghasilkan stolon yang lebih banyak sehingga hasil umbi kentang bibit yang berukuran kecil (S) akan lebih banyak. Hal ini karena pada saat pengisian umbi fotosintat yang dihasilkan akan terbagi– bagi sehingga umbi yang dihasilkan mempunyai ukuran berat yang kecil.

1.4 Bobot umbi per tanaman

Penggunaan umbi kentang bibit berbagai ukuran memberikan hasil yang berbeda nyata terhadap bobot umbi ukuran kecil (S) per tanaman, bobot umbi ukuran besar (L) per tanaman, dan bobot umbi total per tanaman (Tabel 6). Penggunaan umbi kentang bibit yang berukuran L menghasilkan umbi ukuran kecil (S) dan bobot umbi total per tanaman yang lebih besar dibandingkan penggunaan umbi kentang bibit yang berukuran S ( 0.2 kg dan 0.53 kg). Menurut Rukmaeti (1989) semakin besar ukuran berat umbi yang digunakan akan meningkatkan tinggi tanaman, jumlah batang, jumlah umbi, dan bobot basah umbi tiap rumpun. Menurut Susanto (1999) indikasi pertumbuhan tanaman adalah tinggi tanaman, semakin tinggi tanaman maka akan menghasilkan fotosintat yang lebih banyak sehingga pembentukan dan pengisian umbi akan menjadi lebih banyak. Peningkatan pembentukan dan pengisian umbi yang banyak akan menghasilkan umbi dengan jumlah yang banyak dan ukuran yang besar sehingga akan menghasilkan bobot total umbi per tanaman yang besar.

1.5 Bobot umbi per petak

Hasil pengamatan bobot umbi per petak menunjukkan bahwa penggunaan umbi kentang bibit berbagai ukuran memberikan hasil yang berbeda nyata terhadap bobot umbi ukuran sedang (M) per petak (Tabel 6). Penggunaan umbi kentang bibit yang berukuran L menghasilkan bobot umbi ukuran sedang (M) per petak yang paling tinggi yaitu sebesar 9.39 kg yang tidak berbeda nyata dengan penggunaan umbi kentang bibit yang berukuran M dan berbeda nyata dengan penggunaan umbi kentang bibit yang berukuran S (Tabel 6). Menurut Susanto (1999) pertumbuhan tanaman kentang dengan menggunakan umbi kentang bibit

(33)

21 yang bobotnya berat akan menghasilkan tanaman yang lebih kokoh (pertumbuhan yang baik), sehingga memiliki potensi hasil umbi yang lebih tinggi.

1.6 Tabel Produksi

Tabel 6 Penggunaan umbi kentang bibit berbagai ukuran terhadap produksi

Peubah Ukuran Bibit

Besar (L) Sedang (M) Kecil (S) Jumlah umbi ukuran kecil (S)/ tanaman 11.95a 9.8ab 8.20b Jumlah umbi ukuran sedang ( M)/tanaman 2.46a 2.24a 1.98a Jumlah umbi ukuran besar ( L)/tanaman 1.53a 1.66ab 2.49b Jumlah umbi total/ tanaman 15.84a 13.70a 12.67a Bobot umbi ukuran kecil (S)/tanaman (kg) 0.20a 0.15ab 0.10b Bobot umbi ukuran sedang (M) /tanaman (kg) 0.15a 0.11a 0.09a Bobot umbi ukuran besar (L)/tanaman (kg) 0.18a 0.18a 0.16b Bobot umbi total/tanaman (kg) 0.53a 0.44ab 0.35b Bobot umbi ukuran kecil (S)/petak (kg) 8.90a 8.67a 8.28a Bobot umbi ukuran sedang (M)/Petak(kg) 9.39a 9.12ab 8.42b Bobot umbi ukuran besar (L)/ petak 6.70a 6.44a 5.82a Bobot umbi total/petak (kg) 24.99a 24.26a 22.55a ͣangka-angka pada baris yang sama yang diikuti oleh huruf yang sama tidak berbeda nyata pada taraf uji 5% (uji selang berganda duncan)

2. Percobaan II. Penggunaan Umbi Kentang Bibit berbagai Periode Simpan terhadap Pertumbuhan dan Produksi Kentang 2.1 Persentase Tumbuh Bibit

Umbi kentang bibit dengan umur simpan 7 bulan cenderung memliki persentase tumbuh bibit yang lebih tinggi (86.25%) dibandingkan umbi kentang bibit dengan umur simpan 4 bulan (Tabel 7). Penggunaan umbi kentang bibit yang telah disimpan selama 7 bulan memiliki tunas yang lebih panjang ketika ditanam, sehingga meningkatkan persentase tumbuh bibit. Menurut Rukmana (1997) tunas yang lebih panjang akan muncul kepermukaan tanah lebih cepat dibandingkan umbi kentang bibit yang baru muncul tunas.

Tabel 7 Penggunaan umbi kentang bibit berbagai periode simpan terhadap persentase tumbuh bibit pada 15 HST

Periode simpan Persentase tumbuh bibit

(%)

4 bulan 73.33a

7 bulan 86.25a

ͣangka-angka pada kolom yang sama yang diikuti oleh huruf yang sama tidak berbeda nyata pada taraf uji 5% (uji selang berganda duncan)

(34)

22

2.2 Jumlah Batang Perumpun

Hasil pengamatan jumlah batang perumpun menunjukkan bahwa penggunaan umbi kentang bibit berbagai periode simpan memberikan hasil yang tidak berbeda nyata terhadap jumlah batang perumpun, namun jika dilihat dari nilainya penggunaan umbi kentang bibit dengan umur simpan 7 bulan cenderung memiliki batang perumpun yang lebih banyak yaitu rata-rata 6 meskipun hasilnya tidak berbeda nyata dengan penggunaan umbi kentang bibit dengan umur simpan 4 bulan (Tabel 8). Menurut Senjayani (2001) jumlah batang perumpun pada umbi yang baru disimpan memiliki tunas yang lebih pendek sehingga memerlukan waktu yang lama untuk tumbuh menjadi tanaman muda serta tidak semua tunas yang tumbuh pada umbi kentang bibit tumbuh menjadi batang tanaman, sehingga mengakibatkan adanya sedikit perbedaan jumlah batang perumpun.

Tabel 8 Penggunaan umbi kentang bibit berbagai periode simpan terhadap jumlah batang perumpun

Umur (HST) Periode simpan

4 bulan 7 bulan

28 5.23a 5.69a

42 5.44a 6.16a

56 5.65a 6.42a

ͣangka-angka pada baris yang sama yang diikuti oleh huruf yang sama tidak berbeda nyata pada taraf uji 5% (uji selang berganda duncan)

2.3 Jumlah umbi per tanaman

Hasil pengamatan pada jumlah umbi per tanaman menunjukkan bahwa penggunaan umbi kentang bibit berbagai periode simpan memberikan hasil yang berbeda nyata terhadap jumlah umbi ukuran kecil (S) per tanaman (Tabel 9). Penggunaan umbi kentang bibit dengan umur simpan 7 bulan memiliki jumlah umbi berukuran S paling banyak dibandingkan penggunaan umbi kentang bibit dengan umur simpan 4 bulan (Tabel 9). Perbedaan jumlah umbi ukuran S per tanaman antar percobaan , dipengaruhi oleh kriteria panjang tunas. Menurut Senjayani (2001) umbi yang disimpan lebih lama memiliki tunas yang lebih panjang dan bercabang sehingga menghasilkan batang perumpun yang lebih banyak, batang perumpun yang banyak akan menghasilkan umbi ukuran S per tanaman yang lebih banyak.

2.4 Bobot umbi per tanaman

Hasil pengamatan pada bobot umbi per tanaman menunjukkan bahwa penggunaan umbi kentang bibit berbagai periode simpan memberikan hasil yang tidak berbeda nyata (Tabel 9). Menurut Utami (2011) jumlah umbi per tanaman berpengaruh nyata pada bobot hasil panen. Semakin banyak umbi yang dihasilkan, semakin besar bobot umbi. Hal tersebut tidak mutlak terjadi karena apabila umbi yang dihasilkan berukuran kecil, maka bobotnya akan rendah. Menurut Subhan

(35)

23 dan Ashandi (1998) umbi kentang bibit yang disimpan lebih lama akan memiliki tunas yang panjang. Tunas yang panjang akan tumbuh lebih cepat, namun lambat laun pertumbuhan akan menurun karena umbi yang disimpan terlalu lama telah mengalami penurun berat akibat kadar air umbi menurun sehingga umbi menjadi keriput. Benih yang keriput berpengaruh pada persediaan cadangan makanan akan lebih sedikit, sehingga meskipun menghasilkan batang perumpun dengan jumlah yang banyak namun batang terlihat lebih kecil dan hal ini mempengaruhi bobot umbi yang diproduksi.

2.5 Bobot umbi per petak

Penggunaan umbi kentang bibit berbagai periode simpan memberikan hasil yang berpengaruh nyata terhadap bobot umbi ukuran S per petak (Tabel 9). Penggunaan umbi kentang bibit pada umur simpan 7 bulan memiliki bobot umbi S yang paling berat yaitu 8.10 kg dibandingkan penggunaan umbi kentang bibit pada umur simpan 4 bulan yang hanya memiliki bobot sebesar 7.88 kg. Keadaan ini berkaitan dengan jumlah batang perumpun yang dihasilkan serta jumlah umbi per tanaman. Pada pembahasan sebelumnya telah dinyatakan bahwa, penggunaan umbi kentang bibit umur simpan 7 bulan memiliki batang perumpun dan umbi dengan jumlah yang banyak dibandingkan penggunaan umbi kentang bibit dengan umur simpan umbi 4 bulan. Menurut Susanto (1998) umbi yang disimpan lebih lama telah memiliki tunas yang banyak sehingga akan menghasilkan batang perumpun dengan jumlah yang banyak. Banyaknya jumlah batang perumpun akan menghasilkan stolon dengan jumlah yang banyak, sehingga umbi yang berukuran kecil (S) akan lebih banyak dibandingkan umbi yang berukuran besar (L) maupun umbi yang berukuran sedang (M).

2.6 Tabel Produksi

Tabel 9 Penggunaan umbi kentang bibit berbagai periode simpan terhadap produksi

Peubah Periode simpan

4 bulan 7 bulan Jumlah umbi ukuran kecil (S)/tanaman 6.68a 8.47b Jumlah umbi ukuran sedang (M)/tanaman 4.68a 3.90a Jumlah umbi ukuran besar (L)/tanaman 3.07a 2.60a Jumlahumbi total/tanaman 14.43a 14.97a Bobot umbi ukuran kecil (S)/tanaman (kg) 0.18a 0.22a Bobot umbi ukuran sedang (M)/tanaman

(kg)

0.25a 0.20a

Bobot umbi ukuran besar (L)/tanaman (kg)

0.24a 0.20a

Bobot umbi total/tanaman (kg) 0.67a 0.62a

Bobot umbi kecil (S)/petak (kg) 7.88a 8.10b

Bobot umbi sedang (M)/petak (kg) 7.12a 7.16a Bobot umbi besar ( L)/petak (kg) 7.04a 6.75a Bobot umbi total/petak (kg) 22.04a 22.01a

(36)

24

KESIMPULAN DAN SARAN

KESIMPULAN

Penggunaan umbi berukuran besar dapat meningkatkan persentase tumbuh bibit dan jumlah batang perumpun. Semakin banyak jumlah batang perumpun yang dihasilkan maka meningkatkan jumlah umbi berukuran kecil (S).

Penggunaan bibit yang telah disimpan 7 bulan berpengaruh terhadap jumlah umbi ukuran kecil (S) per tanaman dan bobot umbi ukuran kecil (S) per petak. Penggunaan umbi ini akan menghasilkan jumlah batang yang banyak tetapi tidak produktif, tanaman lebih cepat mati dan produksi yang dihasilkan rendah.

SARAN

Percobaan lebih lanjut untuk mempelajari pengaruh periode simpan umbi terhadap produksi dengan menggunakan taraf periode simpan umbi yang lebih banyak perlu dilakukan agar diperoleh hasil yang lebih komprehensif.

DAFTAR PUSTAKA

Ashari A. 1995. Hortikultura, Aspek Budidaya. Jakarta (ID): Universitas Indonesia Pr.

[BPS] Badan Pusat Statistik. Produktifitas kentang 2007-2011 [Internet]. [diunduh 2013 Januari 20] . Tersedia pada : http://www.bps.go.id

Direktorat Jendral Hortikultura. 2008. Hikmah Farm [Internet]. [diunduh 2013 Mei 14]. Tersedia pada : http://www.ditjenhorti.go.id

Gildemacher, P. Demo, P.Kinyae, M.Nyongesa, dan P.Mundia. 2007. Memilih tanaman terbaik untuk benih kentang. Salam.20: 16-18

Haris. 2010. Pertumbuhan dan produksi kentang pada berbagai dosis pemupukan.

J.Agrisistem. 6:1

Jufri AF. 2011. Penanganan kentang bibit (Solanum tuberosum L.) di hikmah farm, pangalengan, bandung, jawa barat [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor

Martodireso S, Suryanto. 2001. Terobosan Teknologi Pemupukan dalam Era Pertanian Organik, Budadaya Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan. Yogyakarta (ID): kanisius

Pitojo S. 2004. Benih kentang. Yogyakarta (ID): Kanisius

Rubatzky VE, Mas Yamaghuci. 1998. Sayuran dunia 1: Prinsip Produksi dan Gizi. Edisi kedua. Bandung (ID): ITB

(37)

25 Satuhu S. 2004. Penanganan dan Pengelolaan Buah. Jakarta (ID): Penebar

Swadaya

Senjayani A. 2001. Studi panjang tunas dan ukuran umbi sebagai tolok ukur viabilitas bibit kentang (Solanum tuberosum L.) [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor

Sofiari E. 2009. Daya hasil beberapa klon kentang di garut dan banjarnegara.

J.Hort. 19 (2):148-154

Subhan, A.A Ashandi. 1998. Pengaruh pupuk urea dan ZA terhadap pertumbuhan dan hasil kentang di dataran medium. J.Hort. 8(1):983-987

Sulaeman ER, Wawan W, Nana SG. 1997. Perbanyakan Benih Kentang Berkualitas Tinggi Bebas Penyakit. Bandung (ID): Balai Benih Induk Kentang Pangalengan.

Sumiati S. 1982. Pengaruh lama penyimpanan bibit kentang di ruang dingin terhadap produksi. Bul Penel Hort. 9 (2): 7-10

Sunarjono H. 2007. Petunjuk Praktis Budidaya Kentang.Jakarta (ID): Agromedi Susanto A. 1999. Pengaruh umur simpan umbi dan ukuran umbi terhadap

produksi kentang (Solanum Tuberosum L) [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor

Sutapradja H. 2008. Pengaruh jarak tanam dan ukuran umbi bibit terhadap pertumbuhan dan hasil kentang varietas granola untuk bibit. J.Hort. 18(2): 155-159

Ummah K. 2010. Produksi bibit kentang (Solanum tuberosum L) di hikmah farm, pangalengan, bandung, jawa barat [skripsi]. Bogor (ID):Institut Pertanian Bogor

Utami GR. 2011. Penanganan budidaya kentang di hikmah farm, pangalengan, bandung, jawa barat [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor

Van ES, Hartman KJ. 1985. Dormancy Period, Spronting and Spront Inhibitor.

Center For Agriculture Publishing and documentation. Netherland (NR): Wageningen

(38)

26

LAMPIRAN

Lampiran 1 Produksi kentang konsumsi dan kentang bibit di Hikmah Farm Tahun Generasi Produksi (Kg)

Konsumsi Bakal bibit 2010 G1 51 224 92 568 G2 280 858 476 216 G3 176 890 182 248 G4 40 926 38 038 T O T A L 549 898 789 032 2011 G1 78 850 202 692 G2 82 954 217 170 G3 91 922 252 928 G4 67 032 69 958 T O T A L 320 758 742 710 2012 G1 50 046 81 928 G2 97 698 283 784 G3 84 512 171 038 G4 45 904 63 004 T O T A L 278 160 637 716

Sumber : Hikmah farm 2013

Lampiran 2 Jarak tanam dan kebutuhan bibit per hektar

Jarak tanam (Cm) Kebutuhan bibit

Per hektar (Knol)

75 x 42.5 26.600 75x 40 28.300 75x 37.5 30.200 75x 35 32.300 75x 32.5 34.800 75x 30 37.700 75x 27.5 41.200 75x 25 45.300 75x 22.5 50.300 75x 20 56.600

(39)

27

Lampiran 3 Data curah hujan Bulan Tahun 2009 Tahun 2010 Tahun 2011 Tahun 2012 Tahun 2013 HH MH HH MH HH MH HH MH HH MH Januari 24 286 29 498 22 122 31 207 21 490 Februari 28 457 27 629 17 351 27 364 26 366 Maret 25 368 27 473 26 350 21 303 25 320 April 21 228.5 19 238 27 380 21 308 27 515 Mei 24 234.5 27 248 28 295 14 128 22 299 Juni 12 56 22 253 7 79 8 15 BL BL Juli 4 6.0 20 146 3 13 2 4 BL BL Agustus 1 0.5 17 221 1 8 TH TH BL BL September 6 80 27 338 1 18 3 21 BL BL Oktober 12 197 23 252 15 166 14 248 BL BL November 23 395 29 357 27 426 24 403 BL BL Desember 15 166 28 625 23 318 29 330 BL BL Jumlah 195 2475 295 4278 195 2526 194 2331 131 1990

Sumber : PTPN VIII Kertamanah Keterangan

TH : Tidak hujan BL :Belum ada data HH :Hari hujan MH : Milimeter hujan Ketinggian : 1500-1700 mdpl

Gambar

Tabel  2 Pengkelasan umbi bibit G1 berdasarkan ukuran
Gambar 1. Pola Perbanyakan Kentang Bibit
Tabel 3 Harga jual bibit kentang varietas Granola pada tiap generasi.
Tabel 6  Penggunaan umbi kentang bibit berbagai ukuran terhadap  produksi
+5

Referensi

Dokumen terkait

Atas dasar permasalahan- permasalahan yang ada, peneliti ingin melakukan penelitian dengan judul “Peningkatan Komunikasi dan Hasil Belajar Matematika melalui Metode

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah: (1) Mengidentifikasi struktur rantai pasok sayuran unggulan di Banjarnegara, (2) Menganalisis sistem kelembagaan

A method of copper (II) ion preconcentration and separation from other ions by using a column containing fatty hydroxamic acids – loaded Amberlite XAD 4 resin (FHA-Amb) is

Eksplan penyangga bunga merupakan eksplan paling responsif dalam inisiasi tunas dan perbanyakan tunas hasil inisiasi pada media MS + 0,2 mg/l BAP + 0,02 mg/l NAA dengan

Penelitian bertujuan untuk mengkaji sumber eksplan dari tingkat umur panen rimpang yang berbeda terhadap kapasitas pembentukan kalus embriogenik pada kultur meristem jahe

Telah didapat norma tes fisik Daya Ledak yaitu untuk kategori Baik Sekali lebih besar dari 71, Telah didapat norma tes fisik Kecepatan yaitu untuk kategori Baik Sekali

Efisiensipenyerapan maksimum ion logam Cr(III) dan Cr(VI) oleh kulit buah atap masing-masing adalah 47.79% dan 41.47 % dengan konsentrasi ion logam 75-100 mg/L pada pH 3

[r]