• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bab I: 1. Latar Belakang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Bab I: 1. Latar Belakang"

Copied!
35
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

BAB I

PENDAHULUAN

PENDAHULUAN

1.

1. Latar BelakangLatar Belakang

Merokok merupakan masalah yang belum terselesaikan hingga saat ini.Merokok  Merokok merupakan masalah yang belum terselesaikan hingga saat ini.Merokok  sudah melanda berbagai kalangan,baik anak-anak sampai orang tua,laki-laki muapun sudah melanda berbagai kalangan,baik anak-anak sampai orang tua,laki-laki muapun  perempuan,terlebih

 perempuan,terlebih pada pada siswa-siswi siswa-siswi SMU.Banyak SMU.Banyak factor factor yang yang dapat dapat menyebabkanmenyebabkan siswa-siswi tersebut merokok.Diduga beberapa faktor yang mempengaruhi perilaku siswa-siswi tersebut merokok.Diduga beberapa faktor yang mempengaruhi perilaku merokok ini diantaranya adalah karena pengaruh orang tua,pengaruh teman,factor  merokok ini diantaranya adalah karena pengaruh orang tua,pengaruh teman,factor  kepribadian dan karena iklan.Hal ini klau dibiarkan akan sangat berpengaruh bagi kondisi kepribadian dan karena iklan.Hal ini klau dibiarkan akan sangat berpengaruh bagi kondisi fisiknya dan selanjutnya akan menghambat prestasinya d

fisiknya dan selanjutnya akan menghambat prestasinya d sekolahsekolah11..

Merokok merupakan suatu kebiasaan yang ditemui dalam kehidupan sehari-hari. Merokok merupakan suatu kebiasaan yang ditemui dalam kehidupan sehari-hari. Gaya hidup atau life style ini menarik sebagai suatu masalah kesehatan, minimal Gaya hidup atau life style ini menarik sebagai suatu masalah kesehatan, minimal dianggap sebagai factor resiko dari suatu penyakit tidak menular. Hasil studi dianggap sebagai factor resiko dari suatu penyakit tidak menular. Hasil studi menunjukkan bahwa perokok berat yang telah memulai kebiasaannya ini sejak berusia menunjukkan bahwa perokok berat yang telah memulai kebiasaannya ini sejak berusia  belasan tahun dan

 belasan tahun dan hampir tidak ada hampir tidak ada perokok berat perokok berat yang baru memulai yang baru memulai merokok pada merokok pada saatsaat dewasa. Karena itulah masa remaja sering kali dianggap masa kritis yang menentukan dewasa. Karena itulah masa remaja sering kali dianggap masa kritis yang menentukan apakah nantinya kita menjadi perokok atau bukan

apakah nantinya kita menjadi perokok atau bukan22..

Efek langsung yang dialami oleh orang misalnya aktifitas otak dan system saraf  Efek langsung yang dialami oleh orang misalnya aktifitas otak dan system saraf  yang mula-mula meningkat kemudian menurun, perasaan eufisia ringan, merasa rileks, yang mula-mula meningkat kemudian menurun, perasaan eufisia ringan, merasa rileks, meningkatnya tekanan darah dan menurunnya aliran darah ke anggota badan seperti meningkatnya tekanan darah dan menurunnya aliran darah ke anggota badan seperti jari- jari

 jari tangan tangan dan dan kaki, kaki, pusing, pusing, mual, mual, mata mata berair, berair, asam asam lambung lambung meningkat, meningkat, menurunnyamenurunnya nafsu makan dan berkurangnya indera pengecap dan pembau

(2)
(3)

Lebih dari sepertiga penduduk Indonesia merokok. Hal ini menempatkan Lebih dari sepertiga penduduk Indonesia merokok. Hal ini menempatkan Indonesia pada posisi ketiga Negara perokok terbanyak setelah China dan India. Indonesia pada posisi ketiga Negara perokok terbanyak setelah China dan India. Kesimpulan yang ditarik dari hasil penelitian pada tahun 2010 tersebut menunjukkan Kesimpulan yang ditarik dari hasil penelitian pada tahun 2010 tersebut menunjukkan rokok seolah telah menjadi bagian gaya hidup masyarakat

rokok seolah telah menjadi bagian gaya hidup masyarakat22..

Berdasarkan data dari Badan Kesehatan Dunia World health organization (WHO) Berdasarkan data dari Badan Kesehatan Dunia World health organization (WHO) menyebutkan 1 dari 10 kematian pada orang dewasa disebabkan karena merokok dimana menyebutkan 1 dari 10 kematian pada orang dewasa disebabkan karena merokok dimana rokok ini membunuh hampir lima juta orang setiap tahunnya. Jika hal ini berlanjut, maka rokok ini membunuh hampir lima juta orang setiap tahunnya. Jika hal ini berlanjut, maka  bisa

 bisa dipastikan dipastikan bahwa bahwa 10 10 juta juta orang orang akan akan meninggal meninggal karena karena rokok rokok pertahunnya pertahunnya padapada tahun 2020, dengan 70% kasus terjadi di Negara berkembang seperti Indonesia. Pada tahun 2020, dengan 70% kasus terjadi di Negara berkembang seperti Indonesia. Pada tahun 2005 terdapat

tahun 2005 terdapat 5,4 juta 5,4 juta kematian akibat merokok atau kematian akibat merokok atau rata-rata satu kematian rata-rata satu kematian setiapsetiap 6 detik. Bahkan pada tahun 2010 jumlah kematian mencapai 8 juta. Merokok juga 6 detik. Bahkan pada tahun 2010 jumlah kematian mencapai 8 juta. Merokok juga merupakan factor yang sangat berbahaya menuju hilangnya produktivitas dan hilangnya merupakan factor yang sangat berbahaya menuju hilangnya produktivitas dan hilangnya kesehatan

kesehatan33..

Usia mulai merokok setiap tahun menjadi semakin muda. Di Indonesia, rata-rata Usia mulai merokok setiap tahun menjadi semakin muda. Di Indonesia, rata-rata umur mulai merokok usia 15 tahun ke atas semakin bertambah muda yakni dari 18,8 umur mulai merokok usia 15 tahun ke atas semakin bertambah muda yakni dari 18,8 tahun pada tahun 1995 menjadi 18,3 tahun pada tahun 2001. Tentu kita dapat melihat tahun pada tahun 1995 menjadi 18,3 tahun pada tahun 2001. Tentu kita dapat melihat faktanya sekarang banyak anak-anak yang sudah mengkonsumsi rokok. Sebagian faktanya sekarang banyak anak-anak yang sudah mengkonsumsi rokok. Sebagian  perokok

 perokok di di Indonesia Indonesia telah telah menganggap menganggap bahwa bahwa merokok merokok adalah adalah hal hal biasa biasa bagi bagi kaumkaum muda. Penampilan merokok bagi kaum muda menjadi modal utama dalam bergaul tidak  muda. Penampilan merokok bagi kaum muda menjadi modal utama dalam bergaul tidak  saja sesama jenis, tetapi juga dengan lawan jenis

saja sesama jenis, tetapi juga dengan lawan jenis22..

Indonesia sebagai salah satu Negara terbesar di Asia diperkirakan sangat Indonesia sebagai salah satu Negara terbesar di Asia diperkirakan sangat terpengaruh oleh epidemic merokok, apalagi konsumsi di negeri ini cukup tinggi yang terpengaruh oleh epidemic merokok, apalagi konsumsi di negeri ini cukup tinggi yang dipacu oleh pemasaran yang intensif melalui iklan rokok dan hampir tidak ada program dipacu oleh pemasaran yang intensif melalui iklan rokok dan hampir tidak ada program  pengendalian

 pengendalian rokok. rokok. Tingginya Tingginya konsumsi konsumsi merokok merokok dipercaya dipercaya akan akan menimbulkanmenimbulkan implikasi negative yang sangat luas, tidak saja terhadap kualitas kesehatan tetapi juga implikasi negative yang sangat luas, tidak saja terhadap kualitas kesehatan tetapi juga

(4)

menyangkut kehidupan social dan ekonomi. Dan kita ketahui pula bahwa undang-undang menyangkut kehidupan social dan ekonomi. Dan kita ketahui pula bahwa undang-undang tentang rokok yang sudah diberlakukan tidak berjalan dengan baik 

tentang rokok yang sudah diberlakukan tidak berjalan dengan baik 33..

Berdasarkan hal tersebut di atas, maka saya sebagai peneliti tertarik untuk  Berdasarkan hal tersebut di atas, maka saya sebagai peneliti tertarik untuk  meneliti mengenai survey perilaku merokok pada

meneliti mengenai survey perilaku merokok pada remaja di SMA Negeri 21 Makassar.remaja di SMA Negeri 21 Makassar.

1.2

1.2 Rumusan MasalahRumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut di atas maka dapat dirumuskan masalah Berdasarkan latar belakang tersebut di atas maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut : “Bagaimana deskripsi

sebagai berikut : “Bagaimana deskripsi perilaku merokok pada siswa SMA Nege perilaku merokok pada siswa SMA Negeri 21”ri 21”..

1.3

1.3 Tujuan PenelitianTujuan Penelitian a.

a. Tujuan UmumTujuan Umum

Untuk mengetahui deskripsi perilaku merokok pada siswa SMA Negeri 21 Untuk mengetahui deskripsi perilaku merokok pada siswa SMA Negeri 21 Makassar.

Makassar.  b.

 b. Tujuan KhususTujuan Khusus 1.

1. Untuk mengetahui distribusi perilaku merokok siswa SMA Negeri 21 Makassar Untuk mengetahui distribusi perilaku merokok siswa SMA Negeri 21 Makassar   berdasarkan umur pertama kali merokok.

 berdasarkan umur pertama kali merokok. 2.

2. Untuk mengetahui distribusi perilaku merokok siswa SMA Negeri 21 Makassar Untuk mengetahui distribusi perilaku merokok siswa SMA Negeri 21 Makassar   berdasarkan alas an pertama kali merokok.

 berdasarkan alas an pertama kali merokok. 3.

3. Untuk mengetahui distribusi perilaku merokok siswa SMA Negeri 21 Makassar Untuk mengetahui distribusi perilaku merokok siswa SMA Negeri 21 Makassar   berdasarkan pengetahuan tentang bahaya merokok.

 berdasarkan pengetahuan tentang bahaya merokok. 4.

4. Untuk mengetahui distribusi perilaku merokok siswa SMA Negeri 21 Makassar Untuk mengetahui distribusi perilaku merokok siswa SMA Negeri 21 Makassar   berdasarkan factor lingkungan yang mempengaruhi merokok.

 berdasarkan factor lingkungan yang mempengaruhi merokok. 5.

5. Untuk mengetahui distribusi perilaku merokok siswa SMA Negeri 21 Makassar Untuk mengetahui distribusi perilaku merokok siswa SMA Negeri 21 Makassar   berdasarkan berapa batang rokok yang dihisap.

 berdasarkan berapa batang rokok yang dihisap. 6.

6. Untuk mengetahui distribusi perilaku merokok siswa SMA Negeri 21 Makassar Untuk mengetahui distribusi perilaku merokok siswa SMA Negeri 21 Makassar   berdasarkan jenis kelamin.

(5)

7. Untuk mengetahui distribusi perilaku merokok siswa SMA Negeri 21 Makassar   berdasarkan usaha untuk berhenti merokok 

1.4 Manfaat Penilitian

Ada beberapa aspek manfaatdari penelitian ini,diantaranya adalah

1.Manfaat Keilmuan

Menambah pengetahuan dan memperluas literature yang berkaitan dengan prilaku merokok pada remaja.Penelitian ini juga diharapkan memberikan sumbangan dan  bahan pemikiran tentang konsep dan teori untuk dapat diaplikasikan dalam pelayanana

kesehata,khususnya di bidang promosi kesehatan dan penyuluhan bagi remaja 2. Manfaat Praktis

Penelitian ini di harapkan dapat di gunanakan sebagai bahan masukan bagi pihak  sekolah akan pentingnya bahaya merokok di kalangan siswa dan bisa membimbing siswa untuk tidak berperilaku merokok misalnya dengan mengadakan penyuluhan 3.Manfaat bagi Peneliti

Merupakan pengalaman yang sangat berharga dalam memperluas wawasan dan  pengetahuan peneliti,karena bisa melihat secara langsung aplikasi dari teori-teori yang selaman ini sudah di pelajari,selain itu juga merupakan persyaratan untuk memperoleh sarjana d bidang kedokteran

4.Manfaat Bagi Peneliti Lain

Penelitian ini diharapakan dapat menambah khasanah pustaka dan perkembangan ilmu pengetahuan

(6)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1.Tinjauan Umum Tentang Perilaku Merokok 

2.1.1.Defenisi Perilaku

Perilaku menurut Chaplin (1999) didefenisikan dalam 2 arti. Pertama, perilaku dalam arti luas adalah segala sesuatu yang mencakup reaksi yang dapat dialami seseorang. Pengertian yang kedua, perilaku dalam arti sempit adalah segala sesuatu yang mencakup reaksi yang dapat diamati. Secara garis besar perilaku didefenisikan sebagai segala sesuatu yang dilakukan oleh manusia dalam menanggapi stimulus lingkungan yang meliputi aktifitas motorik, emosi dan kognitif 3.

2.1.2.Defenisi Perilaku Merokok 

Merokok adalah menghisap asap tembakau yang dibakar ke dalam tubuh dan menghembuskannya kembali keluar (Armstrong 1990). Pada dasarnya perilaku merokok adalah suatu kegiatan atau aktifitas membakar rokok dan kemudian menghisapnya lalu mengeluarkannya dan dapat menimbulkan asap yang terhisap oleh orang-orang disekitarnya3.

2.1.3.Tipe Perilaku Merokok 

Ada tiga tipe perokok yang dapat diklasifikasikan menurut banyaknya rokok yang dihisap yaitu :

1. Perokok berat yang menghisap >20 batang sehari 2. Perokok sedang yang menghisap 11-20 batang sehari 3. Perokok ringan yang menghisap 1-10 batang sehari

(7)

Terdapat 4 tahap dalam perilaku merokok hingga menjadi perokok yaitu4 :

1. Tahap Prepatory. Seseorang mendapatkan gambaran yang menyenangkan dari merokok melalui melihat dan mendengar. Hal ini menimbulkan minat untuk  merokok.

2. Tahap initation. Tahap perintisan rokok, apakah seseorang melanjutkan untuk  merokok atau tidak.

3. Tahap becoming a smoker. Apabila seseorang telah mengkonsumsi rokok sebanyak  4 batang maka akan cenderung untuk menjadi perokok.

4. Tahap maintenance of smoking. Tahap ini merokok sudah menjadi tahap dari  pengaturan diri.

Perokok menurut WHO adalah mereka yang merokok setiap hari untuk jangka waktu minimal 6 bulan selama hidupnya dan masih merokok pada saat Survey dilakukan. Sedangkan criteria Doll tahun 1976 membatasi defenisi merokok dan bukan perokok  yaitu6 :

1. Perokok adalah orang yang telah merokok sedikitnya satu batang sehari selama sekurang-kurangnya satu tahun.

2. Bekas perokok adalah orang yang pernah merokok sedikitnya satu batang sehari sekurang-kurangnya satu tahun, namun sekarang tidak lagi merokok.

3. Bukan perokok adalah sebanyak satu batang sehari selama satu tahun.

2.2.Tinjauan Umum Tentang Remaja

Istilah adolescence atau remaja berasal dari kata latin adolescere (kata Belanda, adolescentia yang berarti remaja) yang berarti tumbuh dan menjadi dewasa (Hurlock, 1999). Istilah adolescence, seperti yang digunakan pada saat ini mempunyai arti luas yang mencakup kematangan mental, emosional dan fisik 5.

(8)

Piget (dalam Hurlock, 1999) mengatakan bahwa secara psikologis masa remaja adalah usia dimana individu berintegrasi dengan masyarakat dewasa, usia dimana anak  tidak merasa di bawah tingkat orang-orang yang lebih tua melainkan berada dalam tingkatan yang sama, sekurang-kurangnya dalam masalah hak, Hurlock (1999) menyatakan  bahwa masa remaja merupakan masa peralihan dari masa kanak-kanak ke masa dewasa, dimulai saat anak matang secara seksual dan berakhir saat ia mencapai usia matang secara hukum5.

Menurut Monks (1999) menyatakan bahwa remaja adalah individu yang berusia antara 12-21 tahun yang sudah mengalami peralihan dari masa anak-anak ke masa dewasa, dengan pembagian usia 12-15 tahun adalah remaja awal, 16-18 tahun adalah remaja  pertengahan dan 18-21 tahun adalah masa remaja akhir 5.

2.3.Tinjauan Umum Tentang Sejarah Rokok 

Merokok adalah kegiatan dimana sebuah zat, dimana yang paling sering tembakau dibakar dan asapnya dirasakan, dihirup dan kemudian dikeluarkan. Merokok merupakan salah satu bentuk yang paling umum dari penggunaan zat-zat berbahaya. Saat ini merokok  telah menjadi hal yang popular dan dilakukan lebih dari satu milyar dari masyarakat dunia. Sejarah merokok dimulai sejak 5000 SM di shamanistic ritual. Banyak peradaban kuno, seperti Babilonia, India dan Cina membakar dupa sebagai bagian dari ritual keagamaan seperti yang dilakukan orang Israel dan kemudian Katolik dan gereja-gereja Kristen Ortodoks. Merokok di Amerika mungkin memiliki asal usulnya dalam upacara pembakaran ukupan dari dukun namun kemudian diadopsi untuk bersenang-senang atau sebagai alat sosial5.

(9)

Rokok adalah silinder dari kertas berukuran panjang antara 70 hingga 120 nm (bervariasi tergantung Negara) dengan diameter sekitar 10 nm yang berisi daun-daun tembakau yang telah dicacah. Rokok dibakar pada salah satu ujungnya dan dibiarkan membawa agar asapnya dapat dihirup lewat mulut pada ujung lain5.

2.4.1.Jenis Rokok 

a. Berdasarkan bahan pembungkus5 :

 Klobot : rokok yang bahan pembungkusnya berupa daun jagung

 Kagung : rokok yang bahan pembungkusnya berupa daun aren

 Sigaret : rokok yang bahan pembungkusnya berupa kertas

 Cerutu : rokok yang bahan pembungkusnya berupa daun tembakau

b. Berdasarkan bahan baku atau isi5

Rokok putih : rokok yang bahan baku atau isinya berupa daun tembakau yang diberi saus untuk mendapatkan efek rasa atau aroma tertentu.

Rokok kretek : rokok yang bahan baku atau isinya berupa daun tembakau dan cengkeh yang diberi saus untuk mendapatkan efek rasa dan aroma tertentu.

c. Rokok berdasarkan proses pembuatannya

Sigaret Kretek Tangan (SKT) : yaitu rokok yang proses pembuatannya dengan cara digiling atau dilinting dengan menggunakan tangan atau alat bantu sederhana.

Sigaret Kretek Mesin(SKM) : yaitu rokok yang proses pembuatannya menggunakan mesin.

d. Rokok berdasarkan penggunaan filter

(10)

2.Rokok Non Filter (NRF) : rokok yang pada bagian pangkalnya tidak terdapat gabus.

2.5.Kandungan Rokok 

Tembakau mengandung kurang lebih 4000 elemen dan setidaknya 200 diantaranya berbahaya bagi kesehatan. Zat-zat beracun yang terdapat dalam tembakau antara lain5:

a. Karbon Monoksida

Unsur ini dihasilkan oleh pembakaran tidak sempurna dan unsur zat arang atau karbon. Gas CO yang dihasilkan sebatang tembakau dapat mencapai 3%-6% dan gas ini dapat dihisap oleh siapa saja. Seseorang yang merokok hanya akan menghisap 1/3  bagian saja, yaitu arus tengah, sedangkan arus pinggir akan tetap berada di luar. Gas CO mempunyai kemampuan mengikat hemoglobin yang terdapat dalam sel darah merah, lebih kuat dibandingkan oksigen sehingga setiap ada asap tembakau, disamping kadar oksigen udara yang sudah berkurang ditambah lagi sel darah merah akan semakin kekurangan oksigen karena yang diangkut adalah CO dan bukan oksigen. Sel tubuh yang kekurangan oksigen akan melakukan spasme, yaitu menciutkan pembuluh darah. Bila proses ini berlangsung terus menerus, maka pembuluh darah akan mudah rusak  dengan terjadinya proses aterosklerosis (penyempitan). Penyempitan pembuluh darah akan terjadi dimana-mana.

b. Nikotin

 Nikotin yang terkandung dalam rokok adalah sebesar 0,5-3 nanogram dan semuanya diserap sehingga di dalam cairan darah ada sekitar 40-50 nanogram nikotin setiap 1 ml-nya. Nikotin bukan merupakan komponen karsinogenik. Hasil pembusukan  panas dari nikotin seperti dibensakridin, dibensokarbasol dan nitrosaminelah yang  bersifat karsinogenik. Pada paru-paru nikotin akan menghambat aktivitas silia. Selain

(11)

itu, nikotin juga memiliki efek adiktif dan psikoatif. Perokok akan merasakan kenikmatan, kecemasan berkurang, toleransi dan keterikatan fisik. Hal inilah yang menyebabkan mengapa sekali merokok susah untuk berhenti.

c. Tar

Adalah sejenis cairan kental berwarna coklat tua atau hoitam yang merupakan substansi hidrokarbon yang bersifat lengket dan menempel pada paru-paru. Kadar tar  dalam tembakau antara 0,5-35 mg/batang. Tar merupakan suatu zat karsinogen yang dapat menimbulkan kanker pada jalan nafas dan paru-paru.

d. Kadmium

Kadmium adalah zat yang dapat meracuni jaringan tubuh terutama ginjal. e. Amoniak 

Amoniak merupakan gas yang tidak berwarna terdiri dari nitrogen dan hydrogen. Zat ini tajam baunya dan sangat meransang.

f. HCN / Asam Sianida

Zat ini merupakan zat yang paling ringan, mudah terbakar dan sangat efisien untuk menghalangi pernafsan dan merusak saluran pernafasan.

g. Nitrous Oxide

 Nitrous Oxide merupakan sejenis gas yang tidak berwarna dan bila terhisap dapat menyebabkan hilangnya pertimbangan dan rasa sakit.

h. Formaldehid

Formaldehid adalah sejenis gas dengan bau tajam. Gas ini tergolong sebagai  pengawet dan pembasmi hama. Gas ini juga sangat beracun terhadap semua organisme

hidup. i. Fenol

(12)

Zat ini beracun dan membahayakan karena fenol ini terikat ke protein sehingga menghalangin aktivitas enzim.

 j. Asetol

Asetol adalah hasil pemanasan aldehid dan mudah menguap dengan alkohol. k. Piridin

Peridin adalah sejenis cairan dan berwarna dengan bau tajam. Zat ini dapat digunakan untuk mengubah sifat alkohol sebagai pelarut dan pembunuh hama.

l. Metil Klorida

Metil klorida adalah campuran dari zat-zat bervalensi satu dengan hidrokarbon sebagai unsur utama. Zat ini adalah senyawa organik yang beracun.

m. Metanol

Metanol adalah sejenis cairan ringan yang mudah menguap dan mudah terbakar. Meminum atau menghisap metanol mengakibatkan kebutaan bahkan kematian.

n. N-nitrosamina

 N-nitrosamina dibentuk oleh nirtrasasi amina. Asap tembakau mengandung 2  jenis utama N-nitrosamina (VNA) dan Tobacco N-nitrosamina. Jelas ada tembakau

VNA yang diklasifikasikan sebagai karsinogen yang potensial.

2.6.Dampak Rokok Terhadap Kesehatan

Merokok sangatlah berbahaya bagi kesehatan. Bukti awal yang kuat diperoleh dari  penelitian control kasus atau studi retrospektif, misalnya penelitian kanker paru oleh Doll dan Hill tahun 1950. Angka merokok di antara pasien dengan penyakit seperti kanker paru dibandingkan dengan angka merokok di antara sekelompok pasien dengan umur dan status awal yang sama, tetapi menderita penyakit yang kelihatannya tidak disebabkan oleh merokok. Banyak penelitian prospektif menyusul kemudian. Dalam penelitian-penelitian ini, kebiasaan merokok dan kebiasaan lain dari suatu kelompok dalam suatu populasi

(13)

dicatat secara teliti. Kelompok tersebut kemudian dipantau dalam beberapa tahun. Kemudian kematian oleh berbagai penyakit dapat dibandingkan dengan lebiasaan merokok  yang sudah dicatat sebelumnya7.

a. Efek tembakau terhadap susunan saraf 

 Nikotin yang diabsorpsi dapat menimbulkan tremor tangan dan kenaikan berbgai hormone dan neurohormon dopamine di dalam plasma, berdasarkan rangsangannya terhadap “chemoreseptor trigger zone” dari sumsum tulang belakang dan stimulasinya dari reflex vegal, nikotin menyebabkan mual dan muntah. Di lain pihak nikotin itu diterima oleh reseptor asetilkolin nikotinik yang kemudian membaginya ke jalur  imbalam dan jalur adrenergic. Pada jalur imbalan perokok akan merasakan nikmat memacu system dopaminergik. Hasilnya perokok akan merasa tenang, daya pikir serasa lebih cemerlang dan mampu menekan rasa lapar. Sementara di jalur adrenergic, zat ini akan mengaktifkan system adrenergic pada bagian otak seruleus yang mengeluarkan serotonin, meningkatkan serotonin menimbulkan rangsangan senang sekaligus mencari tembakau lagi. Efek dari tembakau meberi stimulasi depresi ringan, gangguan daya rangkap, alam perasaan, alam pikiran, tingkah laku dan fungsi psikomotor 8.

b. Chonic Obstructive Pulmonary Diseases (COPD)

PPOM juga dikenal sebagai bronchitis kronis dan emfisema (bengek). Di sebagian besar Negara maju PPOM adalah salah satu tiga pembunuh utama orang dewasa. Seperti halnya kanker dan penyakit jantung, COPD terutama terjadi di antara  perokok. Angka kematiannya berbanding lurus dengan jumlah rokok yang dihisap. Gejala pada pasien dimulai dengan “batuk - perokok”, sering mula-mula hanya terjadi  pada musim dingin atau musim hujan. Setelah beberapa tahun napas pasien mungkin

mulai bersuara mengi. Kondisi ini sering bertambah tahun napas pasien mungkin mulai  bersuara mengi. Kondisi ini sering bertambah parah (“eksaserbasi”) adalah serangan

(14)

 batuk pilek, mungkin menyebabkan pneumonia. Lama kelamaan pasien menjadi semakin sesak 9.

c. Tukak Lambung dan Tukak Usus 12 Jari

Di dalam perut dan usus 12 jari terjadi keseimbangan antar pengeluaran asam yang dapat mengganggu lambung dengan daya perlindungan. Tembakau meningkatkan asam lambung sehingga terjadilah tukak lambung dan usus 12 jari. Perokok menderita gangguan 2x lebih tinggi dari bukan perokok 9.

d. Efek Terhadap Bayi

Ibu hamil yang merokok mengakibatkan daya tahan bayi menurun pada tahun  pertama, sehingga akan menderita radang paru-paru maupun bronchitis 2x lipat

dibandingkan yang tidak merokok menunjukkan perkembangan mentalnya terbelakang9.

e. Impotensi

Pada laki-laki berusia 30-40 tahunan, merokok dapat meningkatkan disfungsi ereksi sekitar 50%. Ereksi tidak dapat terjadi bila darah tidak mengalir bebas ke penis. Oleh karena itu pembuluhb darah harus dalam keadaan baik. Merokok dapat merusak   pembuluh darah, nikotin menyempitkan arteri yang menuju ke penis dan mengurangi

aliran darah dan tekanan darah menuju ke penis. Efek ini meningkat bersamaan dengan waktu. Masalah ereksi ini merupakan peringatan awal bahwa tembakau telah merusakkan area lain dari tubuh9.

f. Kanker

Asap tembakau bertanggung jawab terhadap lebih dari 85% kanker paru-paru dan  berhubungan dengan kanker mulut, faring, laring, esofagus, lambung, pankreas, saluran

(15)

Tipe kanker yang umumnya terjadi pada tembakau :

1.Kanker kandung kemih

2.Kanker esofagus

3.Kanker ginjal

4.Kanker pankreas

5.Kanker serviks

6.Kanker payudara

Mekanisme kanker yang disebabkan tembakau yaitu :

Merokok menyebabkan kanker pada berbagai organ, tetapi organ yang terpengaruh langsung oleh karsinogen adalah saluran nafas. Sebagian besar karsinogen dalam asap tembakau ditemukan pada fase tar seperti PAH dan fenol aromatik. Tembakau yang mengandung nitrosamine dan nikotin juga bersifat karsinogen karena mudah diabsorpsi ke dalam darah. Berkembangnya pengetahuan tentang karsinogen meningkatkan usaha mengurangi konsentrasi berbagai senyawa dan kadar tar menurun hampir 3x sejak tahun 1955. Pengurangan kadar senyawa tertentu dalam tembakau akan mengubah pola merokok untuk memenuhi kebutuhannya.

2.7.Tinjauan Umum Tentang Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kebiasaan Merokok 

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhinya adalah10: 1. Pengaruh Orang Tua

Salah satu temuan tentang remaja perokok adalah bahwa anak-anak muda yang dari rumah tangga yang tidak bahagia, dimana orang tua tidak begitu memperhatikan anak-anaknya dan memberikan hukuman fisik yang keras lebih mudah untuk menjadi

(16)

 perokok disbanding anak-anak muda yang berasal dari lingkungan rumah tangga yang  bahagia.

2. Pengaruh Teman

Berbagai fakta mengungkapkan bahwa semakin banyak remaja merokok maka semakin  besar kemungkinan teman-temannya adalah perokok juga dan demikian sebaliknya. Fakta tersebut ada dua kemungkinan yang terjadi pertama remaja tadi terpengaruh oleh teman-temannya atau bahkan teman-teman remaja tersebut dipengaruhi oleh diri remaja tersebut yang akhirnya mereka semua menjadi perokok. Di antara remaja perokok  terdapat 87% mempunyai sekurang-kurangnya satu atau lebih sahabat yang perokok   begitu pula dengan remaja non perokok.

3. Faktor Kepribadian

Orang mencoba untuk merokok karena alasan ingin tahu atau ingin melepaskan diri dari rasa sakit fisik atau jiwa, membebaskan diri dari kebosanan. Namun satu sifat kepribadian yang bersifat produktif pada remaja.

(17)

BAB III

KERANGKA KONSEP

3.1.Dasar Pemikiran Variabel Yang Diteliti

Salah satu masalah di Indonesia adalah semakin tingginya ppopulasi perokok dari hari ke hari meskipun berbagai upaya telah dilakukan oleh pemerintah, diantaranya ditetapkannya kebijakan pengendalian tembakau nasional. Selain itu, sebagian besar dari perokok mulai merokok pada usia awal 20-an dan puncak usia mulai merokok tersebut bergeser ke usia yang lebih muda.

Dengan mempertimbangkan data-data yang ada serta kenyataan bahwa sebagian siswa kota Makassar juga mengalami masalah merokok, maka saya melakukan penelitian untuk  mengetahui pervalensi perokok pada pelajar khususnya pad pelajar SMA Negeri 21 Makassar. Pada penelitian ini, yang ingin diketahui adalah prevalensi perokok yang ditinjau  berdasarkan jenis kelamin, umur pertama kali merokok, alasan pertama merokok, keadaan merokok, waktu merokok, sikap dan perilaku terhadap merokok serta persepsi terhadap merokok.

3.2.Variabel Yang Akan Diteliti

1.Umur pertama kali merokok. 2.Alasan pertama kali merokok.

3.Pengetahuan tentang bahaya merokok.

4.Faktor lingkungn yang mempengaruhi merokok. 5.Berapa batang rokok yang d hisap.

6.Jenis kelamin perokok.

(18)

Skema Pola Pikir Variabel Penelitian 3.3 Kerangka Konsep

Keterangan :

: Variabel yang diteliti

: Variabel yang tidak diteliti

3.4.Defenisi Operasional dan Kriteria Objektif 

1. Perokok  Defenisi :

Perilaku Merokok Pelajar SMA Negeri 21 Makassar Jenis Kelamin

Pen getahuan tentang rokok Berapa batang konsumsi rokok

Faktor ekonomi

Alasan Pertama Kali Merokok

Umur pertama kali merokok

Stressor

Faktor lingkungan

(19)

Orang yang suka menghisap rokok minimal 1 batang dalam sehari dengan batasan waktu minimal 6 bulan terakhir dan masih merokok pada saat dilakukan survei.

Alat ukur : kuisioner 

Cara ukur : dengan mencatat jawaban dari kuisioner yang diajukan Hasil ukur :

1. Ya : jika responden seorang perokok  2. Tidak : jika responden bukan perokok  2. Jenis Kelamin

Defenisi : Laki-laki atau perempuan yang menghisap rokok. Alat ukur : kuisioner 

Kriteria Objektif : dengan mencatat jawaban dari kuisioner yang diajukan 1. Laki-laki, dilihat berdasarkan anatominya

2. Perempuan, dilihat berdasarkan anatominya 3. Umur Mulai Merokok 

Defenisi : umur responden pada saat pertama kali mengkonsumsi rokok  Alat ukur : kuisioner 

Kriteria Objektif : dengan mencatat jawaban dari kuisioner yang diajukan 1. Anak : jika umurnya 5-11 tahun

2. Remaja : jika umurnya 12-17 tahun 3. Dewasa : jika umurnya 18-60 tahun 4. Alasan Pertama Kali

Defenisi : penyebab awal yang mendorong seseorang untuk merokok  Alat ukur : kuisioner 

Kriteria Objektif : dengan mencatat jawaban dari kuisioner yang diajukan a. Rasa ingin tahu

(20)

c. Faktor stress

5. Berapa banyak konsumsi rokok 

Defenisi : jumlah rokok yang biasanya dihisap dalam sehari Alat ukur : kuisioner 

Kriteria Objektif : dengan mencatat jawaban dari kuisioner yang diajukan a. Perokok ringan : jika rokok yang dihisap 1-10 batang

 b. Perokok sedang : jika rokok yang dihisap 11-20 batang c. Perokok berat : jika rokok yang dihisap >20 batang 6. Pengetahuan Tentang Bahaya Merokok 

Defenisi : mengetahui tentang bahaya akibat merokok secara umum Alat ukur : kuisioner 

Kriteria Objektif : dengan mencatat jawaban dari kuisioner yang diajukan a. Tahu, jika responden menjawab kuisioner dengan benar 

 b. Tidak tahu, jika responden tidak menjawab kuisioner dengan benar  7. Faktor Lingkungan

Defenisi : Untuk mengetahui apakah faktor lingkungan sekitar dan pergaulan mempengaruhi perilaku merokok pada pelajar.

Alat ukur : kuisioner 

Kriteria Objektif : dengan mencatat jawaban dari kuisioner yang diajukan 1. Faktor Eksternal, jika kebiasaan timbul dari sekolah, tetan gga dan masyarakat. 2. Faktor Internal, jika kebiasaan timbul dari diri sendiri dan keluarga.

8. Usaha Untuk berhenti Merokok 

Defenisi : Usaha yang dilakukan responden untuk berhenti merokok.

Alat ukur : kuisioner 

(21)

1. Mengupayakan, jika responden menyebutkan usaha untuk berhenti merokok.

2. Tidak mengupayakan jika responden tidak menyebutkan usaha untuk berhenti merokok.

(22)

BAB IV

METODOLOGI PENELITIAN

4.1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif yaitu untuk mendapatkan informasi mengenai perilaku merokok di kalangan siswa SMA Negeri 21 Makassar, tanpa menganalisa mengapa fenomena ini terjadi. Penelitian ini dilakukan secara survei langsung ke lapangan.

4.2. Tempat dan Waktu Penelitian

Tempat dilakukan penelitian di SMA Negeri 21 Makassar dan waktu  penelitiannya 22 November 2011 - 25 November 2011

4.3. Populasi dan Sampel Penelitian

1.Populasi

Populasi adalah jumlah keseluruhan objek yang memungkinkan untuk di teliti12.Populasi penelitian ini adalah siswa kelas XII jurusan IPS SMA Negeri 21 makassar.Adapun besar populasiyakni 100 siswa.

2.Sampel

Sampel adalah sebagian yang diambil dari keseluruhan objek yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi13.Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini dilakukan dengan cara total sampling yaitu semua populasi dijadikan sampel.Sampel juga dapat diperoleh dengan menggunakan metode exhaustive sampling yakni metode dimana seluruh populasi sebagai sampel,karena jika tidak mengambil semuanya menimbulkan  persepsi diskriminasi13.

(23)

4.4. Pengumpulan Data a. Data Primer

Data primer diperoleh dengan menggunakan kuisioner dalam bentuk pertanyaan. b. Data Sekunder

Data sekunder diperoleh dari bagian tata usaha SMA Negeri 21 Makassar berupa data jumlah siswa yang bersedia mengikuti kuisioner tahun ajaran 2010/2011.

4.5. Pengolahan dan Penyajian Data 4.5.1. Pengolahan Data

Pengolahan data dilakukan dengan system komputerisasi menggunakan program SPSS versi 16 dengan terlebih ahulu melalui beberapa tahap yaitu:

a. Editing 

Data yang ada dalam formulir pengumpulan data diperiksa kelengkapan  jawabannya,keterbacaan tulisan,dan kesesuain jawaban

 b.Coding

Membuat buku kode secara manual yang berisikan keterangan mengenai variable yang digunakan dalam penilitian,yang meliputi buku kode variable karakteristik umum untuk semua sampel dan buku kode variable khusus(variable independen).Buku kode tersebut selanjutnya di pindahkan kedalam lembar variable program SPSS versi 16. c.Entry data

Data kemudian diinput kedalam lembar kerja program SPSS,untuk masing-masing variable,Urutan input data berdasarkan nomor responden dalam formulir pengumpulan data

d.Cleaning data

Cleaningdilakukan pada semua lembar kerja untuk membersihkan kesalahan yang mungkin terjadi selama proses penginputan data(data missing)

(24)

4.5.2. Penyajian Data

Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai  berikut:Analisis Univariat yang dilakukan terhadap tiap variable dari hasil  penelitian dengan menggunakan table distribusi frekuensi menghasilkan distribusi dan presentase setiap variable penelitian.kemudian disajikan dalm bentuk table disertai dengan narasi untuk mambahas hasil penelitian.

(25)

BAB V

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

5.1. Lokasi Penelitian

SMA Negeri 21 Makassar terletak di Jl. Kompleks Perum Bumi Tamalanrea Permai Blok D, No. 2A Makassar, Sulawesi Selatan.

SMA Negeri 21 Makassar terdiri dari 1 laboratorium fisika, 1 laboratorium kimia, 1 laboratorium bahasa, 1 laboratorium komputer, 1 ruang koperasi, 1 ruang PMR, 1 ruang BK, 1 ruang osis, dan 1 ruang perpustakaan. Jumlah siswa ada 1300 orang. Kelas X 500 orang, XI 400 orang dan XII 400 orang.

5.2. Struktur Organisasi

SMA Negeri 21 Makassar dipimpin oleh seorang Kepala Sekolah dan 4 orang wakil Kepala Sekolah bagian kurikulum yang menangani masalah kerikulum di sekolah dan wakil kepala sekolah bagian Kesiswaan yang menangani segala urusan yang menyangkut siswa, wakil kepala sekolah adalah bagian humas, wakil kepala sekolah bagian sarana dan  prasarana, seorang bendahara sekolah dan bagian tata usahayang mengurus segala hal

menyangkut administrasi di sekolah tersebut.

5.3. Tenaga Pengajar

(26)

BAB VI

HASIL PENELITIAN

6.1. Hasil Penelitian

Penelitian dilakukan di sekolah SMA Negeri 21 Makassar yang dimulai tanggal 22  November 2011. Dalam penelitian ini dibagikan kuisioner yang diisi oleh 100 responden di

mana mereka mewakili sejumlah pelajar kelas X sebanyak 26 orang, pelajar kelas XI sejumlah 36 orang dan pelajar kelas XII sejumlah 38 orang. Seluruh sampel penelitian (100 orang) diperoleh dengan cara proportional stratified random sampling. Data yang diperoleh kemudian diolah sesuai dengan tujuan penelitian dan disajikan dalam bentuk table sebagai  berikut :

Distribusi responden yang menyatakan bahwa dirinya adalah perokok :

 No. Apakah anda perokok 

Merokok 

 N %

1. Ya 41 41

2. Tidak 59 59

Total 100 100

Sumber : data primer 

Dari data di atas didapatkan pelajar laki-laki yang merokok paling tinggi yaitu 92,68% dan didapatkan laki-laki yang tidak merokok 1,69% .Sedangkan perempuan yang merokok  didapatkan 7,31% dan yang tidak merokok 98,30%.

(27)

Tabel 6.1.2.Distribusi responden yang menyatakan bahwa dirinya adalah perokok:

Merokok 

 No. Apakah anda merokok n %

1. Ya 41 41

2. Tidak 59 59

Total 100 100

Sumber:data primer 

Didapatkan remaja yang mejadi seorang perokok terdapat 41% dan 59% tidak mengkosumsi rokok.

Tabel 6.1.3.Distribusi responden merokok pertama kali berdasarkan umur perokok:

 No. Pertama kali merokok 

Merokok Tidak Merokok 

 N % N %

1. Anak 2 4,87 59 100

2. Remaja 39 95,12% -

-Total 41 100 59 100

Dari tabel di atas didapatkan bahwa paling banyak remaja terkena saat berada pada usia remaja yaitu 95,12%. Dan didapatkan paling sedikit pada anak terdapat 4,87%

(28)

Tabel 6.1.4. Distribusi alasan pertama kali responden menghisap rokok :

 No. Alasan Pertama Kali

Merokok Tidak Merokok 

 N % N %

1. Rasa ingin tahu 18 43,90 59 100

2. Diajak teman 20 48,78 -

-3. Stres 3 7,31 -

-Total 41 100 59 100

Sumber :data primer 

Dari data diatas didapatkan bahwa rasa ingin tahu responden dan ajakan teman sama-sama mempengaruhi bagi responden untuk menghisap rokok. Didapatkan ajakan teman mempunyai  peran sangat besar bagi responden untuk menghisap rokok yaitu 48,78% dan rasa ingin tahu

responden 43,90% sedangkan faktor stress mempunyai peranan 7,31%.

Tabel 6.1.5.Distribusi responden menghisap batang rokok :

 No. Konsumsi Rokok 

Merokok Tidak Merokok 

 N % N % 1. Perokok ringan 7 17,07 59 100 2. Perokok sedang 28 68,29 - -3. Perokok berat 6 14,63 - -Total 41 100 59 100 Sumber:data primer 

Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa responden remaja termasuk dalam perokok sedang yaitu 68,29% dan ada beberapa masih termasuk dalam perokok ringan yaitu 17,07%. Juga ada yang termasuk dalam perokok berat yaitu 14,63%.

(29)

Distribusi pengetahuan responden tentang bahaya rokok :

 No. Pengetahuan tentang bahaya rokok 

Merokok Tidak Merokok 

 N % N %

1. Tahu 39 95,12 55 93,22

2. Tidak Tahu 2 4,87 4 6,7

Total 41 100 59 100

Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa sebagian besar perokok dan yang bukan perokok  sudah mengetahui tentang bahaya merokok. Didapatkan bagi perokok yang mengetahui tentang  bahaya rokok 95,12% dan yang tidak tahu 4,87%. Sedangkan yang tidak mengkonsumsi rokok 

terdapat 93,22% dan yang tidak tahu 6,77%.

Tabel 6.1.7.Distribusi responden menghisap rokok berdasarkan faktor lingkungan :

 No. Faktor Lingkungan

Merokok Tidak Merokok 

 N % N %

1. Internal 18 43,90 59 100

2. Eksternal 23 56,09 -

-Total 41 100 59 100

Sumber:data primer 

Dari data diatas didapatkan bahwa faktor lingkungan yang paling berperan adalah faktor  eksternal didapatkan 56,09% dan faktor internal 43,90%.

(30)

 No. Usaha untuk berhenti merokok 

Merokok Tidak Merokok 

 N % N %

1. Mengupayakan 13 31,70 59 100

2. Tidak Mengupayakan 28 68,29 -

-Total 41 100 59 100

Dari data di atas responden yang mengupayakan untuk berhenti merokok hanya 31,70% sedangkan responden yang tidak mengupayakan sama sekali 68,29%.

6.2. Pembahasan

Penelitian dilakukan di SMA Negeri 21 Makassar. Penelitian ini bertujuan untuk  memperoleh deskripsi merokok di kalangan siswa SMA Negeri 21 Makassar.

Karakteristik yang diteliti meliputi prevalensi merokok berdasarkan jenis kelamin, umur   pertama kali merokok, jenis rokok yang dikonsumsi, intensitas, waktu, umur brhenti merokok,

alas an pertama kali berhenti merokok, sikap dan perilaku terhadap rokok, factor yang mempengaruhi perilaku merokok, tingkat pengetahuan, persepsi terhadap laki-laki/perempuan yang merokok dan social ekonomi. Dari hasil penelitian didapatkan 54 orang merokok dan 2 diantaranya adalah perempuan.

Dari hasil penelitian yang dilakukan di SMA Negeri 21 Bau-Bau didapatkan bahwa lebih  banyak yang merokok daripada yang tidak merokok. Hal ini menunjukkan bahwa lebih banyak   pelajar yang merokok daripada yang tidak merokok dan jika dilihat dari umur pertama kali

merokok didapatkan sebagian besar pada saat-saat SMP, ini menunjukkan bahwa remaja telah mengenal rokok di usia yang masih sangat muda. Hal ini tidak jauh berbeda dengan remaja di luar negeri, dimana survey d Washington tahun 2004 menunjukkan 30% dari anak-anak berusia

(31)

10-11 tahun telah mencoba untuk pertama kalinya. Hal ini sangat disayangkan sebab ketergantungan nikotin sejak usia remaja sangat sulit untuk dihilangkan.

Di usia remaja orang tua seharusnya bertanggung jawab atas semua perilaku anaknya termasuk dalam hal rokok. Memberikan penjelasan kepada mereka tentang akibat buruk yang  bisa ditimbulkan dari rokok dan bila dilihat dari sisi agama, rokok bukanlah sesuatu yang  bermanfaat tapi malah sebaliknya. Dari survey yang dilakukan di SMA Ngeri 21 Makassar, para siswa menyadari peranan orang tua dalam menentukan sikap anaknya untuk perokok atau tidak 3.

Bila dilihat dari awal para pelajar mengenal rokok, sebagian besar mengenal rokok dari teman sekolah dan dengan alasan hanya ingin coba-coba. Ini menunjukkan perilaku seseorang untuk merokok dipngaruhi oleh lingkungan sekitar.

Jika dilihat dari banyaknya batang rokok yang dihisap perhari dan lamanya waktu merokok, memperlihatkan bahwa mereka dengan kebiasaan mereka dengan kebiasaan merokok  sejak usia remaja akan meningkatkan resiko terkena keganasan dikemudian hari misalnya karsinoma bronkogenik. Meskipun etiologi sebenarnya dari karsinoma bronkogenik belum diketahui secara pasti, namun ada tiga factor yang bertanggung jawab dalam peningkatan insiden  penyakit ini, salah satunya adalah rokok. Banyak bukti statistic yang menunjukkan adanya status hubungan antara perokok dengan timbulnya kanker paru. Tiga penelitian prospektif yang melibatkan hamper 200.000 pria berusia 50-68 tahun, yang diteliti selama 44 bulan menyatakan  bahwa angka kematian akibat kanker paru per 100.000 orang adalah 3,4 diantara pria yang tidak 

merokok, 59,3 di antara mereka yang merokok 10-20 batang perhari dan 217,3 di antara mereka yang merokok 40 batang atau lebih dalam sehari4.

Jika dilihat dari sikap para pelajar berkaitan dengan rokok dapat disimpulkan bahwa mereka memandang rokok sebagai barang yang tidak saja merugikan diri sendiri tapi juga

(32)

merugikan orang lain, sehingga hampir seluruh siswa yang merokok di sekolah itu ingin berhenti merokok hanya saja efek dari nikotin yang bersifat adiktif membuat banyak pelajar itu susah untuk berhenti merokok 5.

BAB VII

KESIMPULAN DAN SARAN

7.1 Kesimpulan

Dari hasil penelitian survey kebiasaan merokok di kalangan pelajar SMA Negeri 21 Makassar maka dapat ditarik ksimpulan :

1. Jumlah pelajar yang merokok dibandingkan dengan yang tidak merokok lebih  banyak.

2. Para pelajar merokok paling banyak ketika berusia kurang atau ketika sejak SMA. 3. Paling banyak mengenal rokok dari pergaulan.

4. Alasan yang terbanyak dari para pelajar adalah ingin coba-coba. 5. Para pelajar terbanyak telah merokok kurang dari satu tahun.

6. Jumlah rokok yang dihisap perhari para pelajar adalah kurang dari 10 batang perhari. 7. Sebagian besar pelajar bersikap sangat setuju jika rokok merugikan kesehatan,

merugikan segi ekonomi dan lingkungan sekitar. 8. 98% subjek penelitian ingin berhenti merokok.

(33)

a. Sangat diharapkan perhatian dari orang tua, staf pengajar dan instasi terkait baik di dalam maupun di luar lingkungan sekolah dalam hal pengawasan yang lebih intensif  terhadap pelajar yang merokok, dalam hal ini peraturan mengenai larangan merokok   bagi pelajar perlu lebih diperketat dan dipertegas lagi.

 b. Agar para staf pengajar dan pendidik dapat memberikan contoh yang benar bagi para  pelajar dengan tidak ikut merokok dalam lingkungan sekolah.

c. Sangat diharapkan instansi yang terkait dapat memberikan informasi yang lebih luas kepada pelajar mengenai bahaya merokok bagi kesehatan.

DAFTAR PUSTAKA

1. Departemen Kesehatan RI. Lindungi Generasi Muda dari Bahaya Rokok [Online 2011, Available from http://www.depkes.go.id/index.php

2. Syahidrajat Tantur. Merokok dan Masalahnya. Jakarta Selatan: KESMAS Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional;No.1,Vol.4.

3. Prasetyo E. Orang Miskin Dilarang Sakit. Yogyakarta:Insist Press, 2004;10 4. Sitepore M,.Kekhususan Rokok Indonesia. Jakarta:Grasindo,2000:87

5. Yumaria K, editor, Bye….bye…..Smoke;Buku Panduan Ampuh Untuk Berhenti Merokok. Jakarta: A.Nexxmedia Book,2002:30-31

6. Departemen Kesehatan, Konsumsi Rokok dan Prevalensi Merokok [Online 2011] Available from www.lubangdepkes.co.id

7. Faria, Arista. Pengaruh faktor-faktor Sosio Demografik Pada Remaja. [Online 2011] Available from skripsi unila.ac.id

(34)

9. Sirait, Ana Maria. Perilaku Merokok [Online][cited 2011]. Availabel from www.digilibit.ac.id

10. Wikipedia. Rokok [Online], [cited 2011]. Availabel from URL : http://id.wikipedia.org/wiki/Rokok 

LEMBAR KUISIONER 

 Nama : Kelas : Umur : Jenis Kelamin :

(35)

Lingkarilah jawaban yang anda pilih!

1. Apakah anda seorang perokok?

1.Ya

2.Tidak 

2. Alasan pertama kali merokok?

1.Rasa ingin tahu

2.diajak teman

3.Stres

3. Umur pertama kali merokok?

1.5-11 tahun

2.12-17 tahun

4. Berapa batang rokok yang di konsumsi?

1.1-10 batang rokok 

2.11-20 batang rokok 

3.≥ 20 batang rokok 

5. Faktor yang membuat anda merokok?

1.Coba-coba

2.Pergaulan

Gambar

Tabel 6.1.2.Distribusi responden yang menyatakan bahwa dirinya adalah perokok:
Tabel 6.1.4. Distribusi alasan pertama kali responden menghisap rokok :
Tabel .1.8.Distribusi usaha responden untuk berhenti merokok :

Referensi

Dokumen terkait

Para investor mempunyai daya tarik melakukan investasi modal dengan membeli saham dikarenakan terdapat dua keuntungan yang dapat diperoleh dalam memiliki saham yaitu dividen

Dari keempat kategori Brand Equity yang sudah diukur, kartu X memiliki asosiasi merek yang baik, namun ketiga kategori lainnya, yaitu brand awareness, perceived

- Sesuai dengan Peraturan Presiden RI (PERPRES) Nomor : 103 Tahun 2012 tanggal 17 Nopember 2012, tentang Tunjangan Kinerja Pegawai di Lingkungan Kementerian

Terampil jika menunjukkan sudah ada usaha untuk menerapkan konsep/prinsip dan strategi pemecahan masalah yang relevan pada sistem pengendali berbasis

Pendayagunaan kemampuan yang ada pada masyarakat bagi pendidikan dapat disel enggarakan ol eh masyarakat secara mandiri at au bersama Pemerint ah dengan t et ap memperhat ikan

Dari hasil ini kesamaan penelitian yang dilakukan oleh Catur Sugiarto (2006), Eko Nurdin Kurnianto dan Budi Astuti (2013) yang menyatakan ada pengaruh Persepsi

Dari hasil pembahasan serta analisa bebagai macam sumber-sumber energi terbarukan yang dapat digunakan sebagai pembangkit altenatif energi listrik, yaitu: energi angin, energi

Pengaruh interaksi TQM dengan sistem penghargaan kinerja mempunyai pengaruh yang positif terhadap kinerja manajerial, dimana koefisien regresinya adalah sebesar +0.598 dan