• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERANAN SEKOLAH TINGGI AGAMA HINDU (STAH) DHARMA SENTANA SULAWESI TENGAH DALAM MENINGKATKAN ETIKA MAHASISWA DI LINGKUNGAN KAMPUS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERANAN SEKOLAH TINGGI AGAMA HINDU (STAH) DHARMA SENTANA SULAWESI TENGAH DALAM MENINGKATKAN ETIKA MAHASISWA DI LINGKUNGAN KAMPUS"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

WIDYA GENITRI Volume 8, Nomor 1, Juli 2016 99 PERANAN SEKOLAH TINGGI AGAMA HINDU (STAH) DHARMA SENTANA

SULAWESI TENGAH DALAM MENINGKATKAN ETIKA MAHASISWA DI LINGKUNGAN KAMPUS

IG M. SUARNADA

Program Studi Pendidikan Agama Hindu STAH Dharma Sentana Sulawesi Tengah Email: suarnada66@gmail.com

ABSTRAK

Penerapan etika dikalangan mahasiswa Hindu di kampus Sekolah Tinggi Agama Hindu (STAH) Dharma Sentana Sulawesi Tengah Sangatlah penting, sebab mahasiswa STAH Dharma Sentana Sulawesi Tengah merupakan orang yang akan menjadi tokoh pembina umat Hindu, tengaga pendidik agama Hindu atau Penyuluh agama Hindu. Mengingat beban tanggung jawab lulusan STAH Dharma Sentana begitu besar, seharusnya semua mahasiswa melaksanakan etika yang baik di lingkungan kampus. Hasil obsefasi dilapangan peneliti menemukan masih ada beberapa mahasiswa yang kuliah menggunakan pakaian tidak rapi dalam mengikuti perkuliahan, merokok di lingkungan kampus, sering terlambat masuk kuliah, main henpone disaat dosen mengajar, kurang mengucapkan salam umat Om Swastyastu dalam pergaulan di lingkungan kampus dan kurang sopan santun terhadap dosen. Melihat hal tersebut peneliti iningin mengentahui lebih jauh Peranan Sekolah Tinggi Agama Hindu (STAH) Dharma Sentana Sulawesi Tengah dalam meningkatkan etika mahasiswa di lingkungan kampus.

Adapun rumusan masalah yang akan di kaji dalam penelitian ini adalah Peranan Sekolah Tinggi Agama Hindu (STAH) Dharma Sentana Sulawesi Tengah dalam meningkatkan etika mahasiswa di lingkungan kampus dan apakah hambatan-hambatan dalam penerapan etika di lingkungan kampus STAH Dharma Sentana Sulawesi Tengah. Tujuan dan manfaat penelitian ini adalah untuk mengetahui lebih jauh peran STAH Dharma Sentana Sulawesi Tengah dalam meningkatkan nilai etika di lingkungan kampus serta untuk mengetahui hambatan-hambatan apa saja dalam peningkatan etika mahasiswa di Lingkungan kampus.

Landasan teori dalam penelitian ini adalah mengunakan teori tindakan beralasan. Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Metode Pengumpulan data (Obserfasi dan wawancara), metode analisa data dan cara penyajian analisis data.

Lokasi penelitian ini adalah Sekolah Tinggi Agama Hindu (STAH) Dharma Sentana Sulawesi Tengah, karena merupakan satu-satunya perguruan tinggi di kawasan Indonesia timur yang mempunyai peranan sangat bersar terhadap eksistensi agama Hindu di wilayah Indonesia Timur terutama Provinsi Sulawesi Tengah. Kebangkitan agama Hindu sangat dipengaruhi sekali oleh Output yang yang di hasilkan oleh Sekolah Tinggi Agama Hindu Sulawesi Tengah, untuk itu kiranya perlu diperhatikan sekali kwalitas dan etika mahasiswa STAH Dharma Sentana Sulawesi Tengah terutama di lingkungan kampus.

Hasil penelitian menunjukan bahwa peranan Sekolah Tinggi Agama Hindu (STAH) dalam meningkatkan etika mahasiswa di lingkungan kampus belum maksimal karena belum memiliki peraturan tertulis yang di sepakati dengan mahasiswa. Selain itu belum diterapkanya sangsi atau hukuman bagi mahasiswa yang melanggar etika. Adapun penerapan etika di kampus hanya melalui himbauan dan teguran secara lisan oleh dosen mata kuliah. Tidak adanya peraturan tertulis di STAH Dharma Sentana Sulawesi Tengah membuat dosen enggan dan tidak kompak memberikan teguran atau sangsi kepada mahasiswa yang melanggar etika di lingkungan kampus.

Kata Kunci : Perana STAH Dharma Sentana, Dalam Meningkatkan Etika Mahasiswa

1. Pendahuluan

Dewasa ini kita melihat teknologi dan ilmu pengetahuan semakin berkembang

dengan pesat dan menyebabkan timbulnya perubahan-perubahan pada setiap segi

(2)

100 WIDYA GENITRI Volume 8, Nomor 1, Juli 2016 kehidupan. Salah satu perubahan yang kita

rasakan adalah perubahan dalam aspek etika. Kenyataan yang sering kita lihat yaitu lunturnya sikap hormat antara mahasiswa dengan dosen, mahasiswa dengan temanyan dan mahasiswa dengan orang tua mereka. Kurangnya pemahaman dan tidak mengindahkan aturan-aturan yang berlaku menyebabkan rapuhnya ketaatan seseorang terhadap nilai-nilai yang berlaku. Dalam kehidupan bersama ini orang harus mengatur dirinya bertingkah laku. Tidak ada seorangpun boleh berbuat sekehendak hatinya, karena di dalam pergaulan di masyarakat manusia harus menyesuaikan dirinya dengan lingkungan, tunduk kepada aturan bertingkah laku, yang dikenal dengan sebutan berbuat sesuai dengan tata susila. Agar ajaran tata susila ini dapat terwujud dengan baik, maka seharusnya sejak masih berada di dalam kandungan, masa anak-anak, dan bahkan sampai manusia dewasa harus diberi pendidikan etika, yang diajarkan melalui pendidikan Agama, baik di rumah, di sekolah, dan di masyarakat, sebagai tempat berlangsungnya pendidikan. Melalui pendidikan agama, nantinya diharapkan terjadi peningkatan etika pada diri mahasiswa setelah memahami secara mendalam inti-inti ajaran etika yang terdapat dalam konsep ajaran agama Hindu.

Penelitian ini pada prinsipnya memakai pendekatan kualitatif atau tergolong penelitian sosial. Sasaran pokoknya adalah berusaha mengetahui tentang Peranan Sekolah Tinggi Agama

Hindu (STAH) Dharma Sentana Sulawesi Tengah dalam meningkatkan etika mahasiswa di Lingkungan Kampus. Pelaksanaan penelitian ini dilaksanakan dalam beberapa tahap yakni Pertama melakukan observasi. Pekerjaan mengumpulkan data dalam penelitian kualitatif pada umumnya melalui fieldwork, yaitu suatu pekerjaan mencatat, mengamati, mendengarkan, merasakan, mengumpulkan dan menangkap semua fenomena data dan informasi tentang kasus yang diselidiki (Salim, 2001:99). Jenis data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah jenis data primer dan data sekunder. Adapun metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik observasi atau pengamatan berperan serta, wawancara serta pencatatan dokumen sebagai metode pelengkap. Penelitian yang dilaksanakan ini menggunakan analisis deskriptif kualitatif. 2. Hasil dan Pembahasan

Peranan Sekolah Tinggi Agama Hindu (STAH) Dharma Sentana Sulawesi Tengah dalam meningkatkan etika mahasiswa di lingkungan kampus.

Untuk menyiapkan tenaga pendidik agama Hindu dan tenaga penyuluh agama Hindu di Sulawesi tengah maka pada tahun 2008, PHDI sepakat membuat sebuah perguruan tinggi Hindu yang disebut Sekolah Tinggi Agama Hindu (STAH) Dharma Sentana Sulawesi Tengah. Sekolah Tinggi Agama Hindu (STAH) Dharma Sentana Sulawesi Tengah adalah pendidikan formal salah satu perguruan tinggi agama Hindu yang

(3)

WIDYA GENITRI Volume 8, Nomor 1, Juli 2016 101 awalnya dibentuk dengan tujuan menyiapkan

sumber daya manusia yang bersradha dan bhakti serta professional, terutama tenaga pendidik dan penyuluh agama Hindu yang bertakwa, beriman , berakhlak mulia serta meningkatkan kekuatan spiritual diri, yang waktu itu memmang sangat minim di Sulawesi Tengah.

Berdasarkan prilaku baik manusia merupakan cara untuk menegakan kebenaran atau dharma. Prilaku baik atau etika manusia dapat terbentuk dengan mempelajari ajaran-ajaran agama melalui pendidikan formal maupun non formal. Sekolah Tinggi Agama Hindu (STAH) Dharma Sentana Sulawesi Tengah merupakan lembaga pendoididkan formal. Di dalam Sekolah Tinggi Agama Hindu (STAH) Dharma Sentana Sulawesi Tengah, mahasiswa hendaknya diajarkan tata susila atau etika. Dalam pendidikan Agama Hindu etika sangatlah ditekankan kepada mahasiswa agar tingkah laku yang baik dengan berdasarkan atas keiklsan dan kasih sayang dalam mengadakan hubungan dengan sesama di lingkungan kampus yang dapat dilakukan oleh mahasiswa nantinya. Mahasiswa merupakan calon pendidik Agama Hindu yang nantinya akan membina anak-anak sehingga harus memiliki etika yang baik selama proses perkuliahanya agar nantinya menjadi tenaga pendidik yang toladan dan berguna bagi bangsanya.

Adapun peranan Sekolah Tinggi agama Hindu (STAH) Dharma Sentana Sulawesi Tengah dalam meningkatkan etika siswa di

lingkungan kampus wawancara dilakukan dengan I Ketut Suparta,ST.M.Si, (wawancara tanggal 2 November 2016) beliau menyatakan: ...Sekolah tinggi agama Hindu menekankan disiplin dan moralitas, mengajarkan dan menanamkan nilai-nilai norma etika melalui Tri Darma Perguruan Tinggi yaitu pendidikan, penelitian dan pengabdian masyarakat. Proses peningkatan etika dilakukan berjenjan melalui dari dasar-dasar etika sampai dengan implementasinya. Etika yang di sepakati dosen bersama mahasiswa dikampus pertama kehadiran yang sesuai jadwal, berpakaian rapi sesuai ketentuan dan tidak boleh merokok di lingkungan kampus.

Seiring wawancara dilakukan dengan salah seorang staf umum di Sekolah Tinggi Agama Hindu (STAH) Dharma Sentana Kadek Mujiarna,S.Pd.H (wawancara tanggal 3 November 2016) beliau menyatakan:

...Secara tertulis aturan etika mahasiswa mahasiswa STAH Dharma Sentana Sulawesi Tengah dilingkungan kampus belum ada ditetapkan, tetapi penyampaian secara lisan oleh pengelola dan dosen tentang etika itu ada, seperti cara berpakaian, tidak boleh menggunakan sandal kekampus. Peranan STAH Dharma Sentana Sulawesi Tengah dalam meningkatkan etika mahasiswa di lingkungan kampus hanya berupa penyampaian lisan saja. Adapun proses pendidikan etika di kampus STAH Dharma Sentana Sulawesi tengah telah berjalan baik walaupun tidak ada aturan tertulis namun mahasiswa dapat melaksanakanya dengan baik.

Berdasarkan pendapat informan di atas dapat disimpulkan bahwa pendidikan etika diberikan di kampus Sekolah Tinggi Agama Hindu (STAH) Dharma Sentana Sulawesi Tengah seperti etika, berpakaian, dilarang merokok, kuliah tepat waktu. Peranan Sekolah Tinggi Agama Hindu (STAH) Dharma

(4)

102 WIDYA GENITRI Volume 8, Nomor 1, Juli 2016 Sentana Sulawesi Tengah dalam meningkatkan

etika mahasiswa di lingkungan kampus dilakukan dengan penyampaian lisan oleh dosen beserta pengelola, karena di Sekolah Tinggi Agama Hindu (STAH) Dharma sentana Sulawesi Tengah belum ada peraturan tertulis untuk di laksanakan di lingkungan kampus. Sedangkan proses pendidikan etika di kampus Sekolah Tinggi Agama Hindu (STAH) Dharma Sentana Sulawesi Tengah di lakukan oleh dosen melalui nasehat dan himbauan-himbauan.

Berdasarkan beberapa pendapat informan di atas dapat disimpulkan bahwa Sekolah Tinggi Agama Hindu (STAH) sudah memberikan pendidikan etika kepada mahasiswa, melalui himbauan dari dosen tentang norma-norma yang baik dilakukan di lingkungan kampus seperti berpakaian, sopan santun dan menjaga ketertiban dalam kelas, menjaga kebersihan yang selalu di tekankan kepada seluruh mahasiswa Sekolah Tinggi Agama Hindu (STAH) Dharma Sentana Sulawesi Tengah. Dari hasil wawancara yang dilakukan 4 orang dosen dan 1 orang mahasiswa Sekolah Tinggi Agama Hindu (STAH) Dharma Sentana Sulawesi Tengah tersebut, bahwa para mahasiswa yang ada di lingkungan kampus Sekolah tinggi agama Hindu (STAH) Dharma Sentana Sulawesi Tengah sudah cukup mengetahui etika di lingkungan kampus walaupun masih ada satu dan dua orang yang melanggar etika.

Hambatan-hambatan dalam meningkatkan etika mahasiswa Sekolah Tinggi Agama

Hindu (STAH) Dharma Sentana Sulawesi Tengah di lingkungan kampus

Peranan Sekolah Tinggi Agama Hindu dalam meningkatkan etika mahasiswa di lingkungan kampus tentunya memiliki hambatan-hambatan atau kendala yang bersal dari dalam kampus Sekolah Tinggi Agama Hindu (STAH) Dharma Sentana Sulawesi Tengah yaitu hambatan internal, maupun yang berasal dari luar kampus yaitu hambatan eksternal. Adapun hambatan-hambatan Sekolah Tinggi Agama Hindu dalam meningkatkan etika mahasiswa di lingkunag kampus.

Hambatan Internal

Berhasilnya penerapan peningkatan etika mahasiswa di lingkungan kampus tidak lepas dari peranan dosen yng mengajar yang professional dan berdampak pada output yang dihasilkan. Dengan demikian tanpa peran dosen yang maksimal etika mahasiswa tidak akan terbentuk dengan baik. Kalau dosen yang mengajar tidak menjadi toladan yang baik bagi mahasiswa tentunya sulit mahasiswa untuk dirubah prilakunya walaupun ada aturan-aturan yang sudah di sepakati.

Berdasarkan hasil wawancara dengan seorang mahasiswa Ayu Puja Astuti (wawancara tanggal 25 Oktober 2016), mengatakan bahwa:

...Dosen yang mengajar matakuliah di kampus STAH Dharma Sentana Sulawesi Tengah belum semua mengarahkan atau membimbing tentang etika mahasiswa yang baik dan patut dilakukan oleh mahasiswa, sehingga banyak mahasiswa yang tidak peduli dengan pentingnya etika dan sopan santun baik dari

(5)

WIDYA GENITRI Volume 8, Nomor 1, Juli 2016 103 segi berpakaian maupun dalam pergaulan di

lingkungan kampus. Selain itu juga hampir tidak pernah ada mahasiswa yang diberikan sangsi atau hukuman oleh dosen bagi mahasiswa yang melanggar etika di lingkungan kampus.

Di tempat lain peneliti mewawancarai I Komang Mertayasa salah seorang dosen tetap di STAH Dharma Sentana Sulawesi Tengah (wawancara tanggal 2 November 2016), mengatakan bahwa:

...Mahasiswa sering melakukan pelanggaran di luar jam perkuliahan, pelanggaran yang dilakukan karena tidak dapat dikontrol oleh dosen atau mahasiswa merasa bebas karena tidak ada yang mengawasi dan setiap pelanggaran yang dilakukan oleh mahasiswa selama ini hanya sebatas teguran-teguran saja.

Berdasarkan hasil wawancara di atas, bahwa kendala internal yang menjadi hambatan dalam meningkatkan etika mahasiswa di lingkungan kampus adalah belum maksimalnya dosen dalam membimbing atau mengarahkan mahasiswa untuk berprilaku yang baik, dan belum adanya sangsi atau hukuman yang tegas kepada mahasiswa yang melanggar etika, seperti pakaian yang tidak rapi, ucapan atau kata-kata dalam pergaulan yang tidak sopan. Namun secara umum mahasiswa di lingkungan kampus etikanya cukup baik, hal ini dapat dibuktikan bahwa dalam prilaku kehidupan sehari-hari para mahasiswa sangat tekun melaksanakan doa atau persembahyangan, mulai dari persembahyangan yang diwajibkan di saat sebelum perkuliahan mulai, seperti Tri Sandhya dan doa belajar sebelum matakuliah dimulai, dan setelah pelajaran berakhir setiap

hari jumat para mahasiswa rutin melaksanakan persembahyangan bersama di pura Saraswati kampus Sekolah Tinggi Agama Hindu (STAH) Dharma Sentana Sulawesi Tengah. Para mahasiswa sangat antusias dan tekun dalam menjalankan tugasnya sebagai umat Hindu yang sangat meyakini keberadaan Tuhan Yang Maha Esa sebagai pencipta, pemelihara dan pengembali keasal semula. Hambatan Eksternal

Bahwa di lingkungan keluarga masing-masing, para mahasiswa kurang mendapatkan perhatian tentang bagaimana cara beretika yang baik sebagai mahasiswa, karena mahasiswa Sekolah Tinggi Agama Hindu (STAH) Dharma Sentana sebagian besar tinggal di kos atau rumah kontrakan yang jauh dari orang tua. Taknologi juga merupakan suatu media atau barang yang dapat membantu serta mempermudah dalam melakukan suatu kegiatan dan mendapatkan informasi. Karena adanya teknologi dengan mudah dapat mengatasi kesulitan atau masalah yang dihadapi oleh setiap orang jalan menyelesaikan tugas yang menjadi tanggung jawabnya. Teknologi juga banyak memiliki dampak negatif bila disalah gunakan.

Wawancara dengan Ketut Budiantini (wawancara tanggal 7 November 2016), mengatakan bahwa,

...Lingkungan sangat mempengaruhi prilaku mahasiswa di kampus, mahasiswa yang biasa melanggar etika tidak lepas karena pergaulanya di luarkampus tidak baik sehingga berpengaruh terhadap prilakunya di lingkungan kampus, misalnya lambat kuliah, pakaian tidak rapi itu semua disebabkan

(6)

104 WIDYA GENITRI Volume 8, Nomor 1, Juli 2016 kebiasaan di luar lingkungan kampus. Ketidak

siapan terhadap kemajuan teknologi juga menjadi hal yang penting merubah karakter atau kebiasaan mahasiswa yang tidak baik.

Dari hasil wawancara yang dilakukan terhadap beberapa mahasiswa yang ditunjuk secara snowball, maka diperoleh data bahwa para mahasiswa bahwa secara umum semua memiliki Hp yang di gunakan sebagai alat komunikasi di lingkungan kampus dan hasil observasi yang telah dipaparkan di atas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa merosotnya moral mahasiswa tidak lepas karena pengaruh teknologi.

Dari pernyataan di atas bahwa lingkungan dan teknologi sangat mempengaruhi prilaku mahasiswa dan ditambah peran orang tua tidak maksimal karena keberadaan beliu jauh dari anak. Peranan Sekolah Tinggi Agama Hindu (STAH) Dharma Sentana Sulawesi Tengah semakin berat dalam meningkatkan etika mahasiswa dikampus karena faktor eksternal berupa teknologi dan lingkungan sekitar yang tidak baik atau kurang mendukung sehingga kadangkala mahasiswa lebih kuat kena pengaruh teknologi dan lingkungan di bandingkan dengan pendidikan etika di bangku kuliah.

3. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian tentang Peranan Sekolah Tinggi Agama Hindu (STAH) Dharma Sentana Sulawesi Tengah dalam meningkatkan etika mahasiswa di lingkungan kampus, yang telah diperoleh,

maka dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut :

Kampus Sekolah Tinggi Agama Hindu (STAH) Dharma Sentana dalam meningkatkan etika mahasiswa di lingkungan kampus cukup bagus melalui penekanan cara berpakaian, sopan santun dalam pergaulan sehingga pola fikir, sikap susila dan prilaku para mahasiswa yang ada di Sekolah Tinggi agama Hindu (STAH) Dharma Sentana Sulawesi Tengah, sangat cukup sopan dan santun dalam pergaulan hidup sehari-hari, baik di lingkungan kampus, hal ini merupakan pencerminan keberhasilan para dosen pendidikan Agama Hindu di dalam membina para mahasiswa didiknya, untuk menjadikan manusia yang bersusila, sesuai dengan tujuan Sekolah Tinggi Agama Hindu (STAH) Dharma Sentana Sulawesi Tengah menwujudkan membentuk sumber daya manusia yang bersradha bhakti serta professional.

Hambatan-hambatan dalam peningkatan etika yang diberikan di Sekolah Tinggi Agama Hindu (STAH) Dharma Sentana Sulawesi Tangah belum maksimal disebabkan oleh belum dilaksanakanya sangsi atau hukuman bagi mahasiswa yang melanggar etika di kampus seperti pakaian yang kurang rapi, kegiatan mahasiswa merokok di lingkungan kampus dan sopan santun dalam pergaulan seperti pengucapan salam yang belum menyeluruh.. Hal ini dapat dibuktikan dari hasil penelitian yang telah dilaksanakan

(7)

WIDYA GENITRI Volume 8, Nomor 1, Juli 2016 105 menyatakan bahwa sebagian besar para

mahasiswa menyatakan bahwa mereka belum pernah dapat hukuman dari kampus kalau ada yang melanggar etika, yang ada hanya himbauan atau teguran dosen saja.

DAFTAR PUSTAKA

Alwasilah, A. Chaedar, 2002. Pokoknya Kualitatif Dasar-dasar Merancang dan Melakukan Penelitian Kualitatif. Jakarta: PT.Dunia Pustaka Jaya

Asyari, Sapari Imam. 1983. Suatu petunjuk praktis metodologi penelitian sosial. Surabaya: Usaha Nasional

Dahar, R.W. 1989. Teori-Teori belajar Jakarta: Erlangga.

Moleong, Lexy. J. 1993. Metode penelitian kualitatif Bandung: PT Remaja Rosda Karya.

Mantra, Ida Bagus. 1993. Tata Susila Hindu Dharma. Jakarta: Hanuman Sakti

___________. 1997. Tata susila Hindu Dharma. Denpasar : Upada Sastra

Nasution, S. 1989. Kurikulum dan Pengajaran. Jakarta: Bina Aksara

__________. 1994. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : Remaja Karya. __________. 1996. Metode Penelitian

Naturalistik-Kualitatif. Bandung : Tarsito.

Salim. 2001. Teori dan Paradigma penelitian sosial (Dari Denzim Guba dan Penerapannya). Yogyakarta : PT Tiara Wacana.

Sura, I Gede. 1985. Pengendalian Diri dan Etika Dalam Ajaran Agama Hindu. Jakarta: Hanuman Sakti.

Subyagio, P Joko. 1999. Metode Penelitian Dalam Teori dan Praktek, Jakarta Ganeca Excact Bandung.

Soetomo, 1993. Dasar dasar Interaksi belajar Mengajar. Surabaya : Usaha Nasional. Suryabrata, 2003. Metode Penelitian.

Universitas Gajah Mada, PT. Raja Grapindo Persada.

Suwamo, 1992. Pengantar Umum Pendidikan. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Slameto, 1995. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta : PT. Rineka Cipta.

Referensi

Dokumen terkait

Kurangnya Fasilitas koleksi buku di Perpustakaan Perguruan Tinggi Al- Washliyah Banda Aceh sehingga tidak dapat menumbuhkan budaya baca bagi pemustaka terutama

PENGGUNAAN ARANG CANGKANG KELAPA SAWIT DAN MgO UNTUK BAHAN BAKU PEMBUATAN KERAMIK BERPORI YANG DIGUNAKAN SEBAGAI FILTER GAS BUANG KENDARAAN BERBAHAN BAKAR BENSIN

demikian akan mengurangi kecemasan yang terjadi. Psikoterapi juga dapat dilakukan dengan cara. mempersiapkan klien secara intelektual, fisik dan emosi,

The information submitted under Article 7 by each Party included in Annex I shall be reviewed by expert review teams pursuant to the relevant decisions of the Conference of the

Usaha pertama kali pembuatan aplikasi komputer untuk pengajaran lahir pada tahun 1960-an dan 1970-an yang dipelopori [4] dimana istilah yang digunakan pada saat itu disebut

Item pertanyaan yang paling tinggi terdapat pada pertanyaan no.5 yaitu Seorang auditor pria dan wanita memiliki komitmen organisasi yang sama, artinya bahwa gaya kepemimpinan

sehingga karya tugas akhir yang berjudul Penciptaan Animasi 2D Tanpa Dialog Berjudul “Blabla” dapat terselesaikan dengan baik.karya ini dibuat demi menerapkan ilmu yang

merupakan kerjasama pemecahan masalah pengaturan dan kegiatan yang dimana negara dan aktor lain dikumpulkan ke dalam suatu ruang untuk menangani berbagai isu