• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMBELAJARAN MEMBACAKAN TEKS BERITA YANG DITERAPKAN GURU PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 5 SINGARAJA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PEMBELAJARAN MEMBACAKAN TEKS BERITA YANG DITERAPKAN GURU PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 5 SINGARAJA"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

PEMBELAJARAN MEMBACAKAN TEKS BERITA YANG DITERAPKAN

GURU PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 5 SINGARAJA

Kadek Juni Wiryawati, I Nyoman Yasa, Gede Gunatama

Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Universitas Pendidikan Ganesha

Singaraja, Indonesia

e-mail: {fesanti78@gmail.com

, LOEkan.djati@yahoo.com, detama_fbs21@yahoo.com}

Abstrak

Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian deskriptif kualitatif yang bertujuan untuk mengetahui (1) perencanaan pembelajaran membacakan teks berita yang diterapkan guru pada siswa kelas VIII SMP N 5 Singaraja (2) pelaksanaan pembelajaran membacakan teks berita yang diterapkan guru pada siswa kelas VIII SMP N 5 Singaraja, dan (3) kendala-kendala pembelajaran membacakan teks berita yang diterapkan guru pada siswa kelas VIII SMP N 5 Singaraja. Subjek penelitian ini adalah guru bahasa Indonesia yang mengajar di kelas VIIIA dan VIIIB SMP Negeri 5 Singaraja. Objek penelitian ini adalah perencanaan pembelajaran membacakan teks berita, pelaksanaan pembelajaran membacakan teks berita, dan kendala-kendala pembelajaran membacakan teks berita yang diterapkan guru. Metode pengumpulan data yang digunakan, yaitu metode observasi, dokumentasi, dan wawancara. Intrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah, lembar observasi dan wawancara tidak terstruktur. Data dianalisis dengan menggunakan model analisis deskriptif kualitatif melalui empat tahapan, yaitu reduksi data, klasifikasi data, deskripsi data, dan penyimpulan. Hasil penelitian ini adalah (1) perencanaan pembelajaran membacakan teks berita yang diterapkan guru sudah sesuai dengan kurikulum yang berlaku. Perencanaan pembelajaran membacakan teks berita, yaitu terletak pada rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) pada komponen Standar Kompetensi, Indikator Pembelajaran, Tujuan Pembelajaran, Kegiatan Pembelajaran, dan Media dan Sumber Belajar. (2) pelaksanaan pembelajaran membacakan teks berita yang diterapkan guru yaitu pada kegiatan awal guru memberikan apersepsi. Pada kegiatan inti, guru menggunakan media sebagai alat bantu dalam pelaksanaan pembelajaran dan pada kegiatan akhir guru melakukan evaluasi langsung setelah pembelajaran berakhir. Problematika dalam evaluasi pembelajaran berbicara, yaitu guru tidak melakukan evaluasi langsung setelah pelaksanaan pembelajaran berakhir seperti yang sudah ada dalam rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). (3) Kendala-kendala yang dihadapi guru dalam pembelajaran membacakan teks berita, antara lain (a) kurangnya partisipasi atau menurunnya perhatian siswa, (b) kurangnya waktu untuk guru dalam melaksanakan proses pembelajaran maupun dalam menambah materi pelajaran di luar buku pegangan siswa, dan (c) kesulitan guru dalam mendapatkan media pembelajaran.

Kata kunci: pembelajaran, membacakan, guru

Abstract

This research uses descriptive qualitative research design that aims to determine ( 1 ) read the learning plan news text applied teacher at eighth grade students of SMP N 5 Singaraja ( 2 ) the implementation of learning applied to read the text of the news that teachers at the eighth grade students of SMP N 5 Singaraja , and ( 3 ) read the learning constraints are applied to the text message to the students of class VIII teacher of SMP N 5 Singaraja . The subjects were Indonesian teachers who teach in class VIIIA and VIIIB SMP Negeri 5 Singaraja . The object of research is learning plan text read news , read news text

(2)

implementation of learning , and learning constraints read the text of the news that is applied teacher . Data collection methods used , the method of observation , documentation , and interviews . The research instrument used in this study is , observation sheets and unstructured interviews . Data were analyzed using qualitative descriptive analysis model through four stages , namely data reduction , data classification , data description , and inference . The results of this study were ( 1 ) read the learning plan implemented text message that teachers are in accordance with the applicable curriculum . Planning instructional text read news , which lies in the lesson plan ( RPP ) on the component Competency Standards , Indicators of Learning , Learning Objectives , Learning Activities , and Media and Learning Resources . ( 2 ) the implementation of learning applied to read the text of the news that teachers are at the beginning of the activities teachers provide apperception . At the core activity , the teacher uses the media as a tool in the implementation of learning and at the end of the teacher evaluation activities immediately after the lesson ends . The problems in the evaluation of learning to speak , that is not the teacher evaluation ends immediately after the implementation of learning as it already exists in the lesson plan ( RPP ) . ( 3 ) The constraints faced by the teacher in the learning of the news text reads , inter alia : (a ) lack of participation or decrease students' attention , ( b ) lack of time for teachers to implement the learning process as well as in increasing the subject matter beyond the student handbook , and ( c ) difficulty in getting teachers' instructional media .

PENDAHULUAN

Pendidikan merupakan suatu hal yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan seseorang, baik dalam keluarga, masyarakat, maupun bangsa. Fungsi dan tujuan pendidikan nasional telah dirumuskan dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 Pasal 3 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang berbunyi “Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara. Untuk meningkatkan mutu pendidikan ini, tidak terlepas dari kualitas, semangat, dan kepribadian para guru yang setiap harinya berkiprah dalam proses belajar mengajar di sekolah.”

Dalam proses pendidikan di sekolah, guru memegang tugas sebagai pengajar dan pendidik. Sebagai pengajar, guru bertugas menuangkan sejumlah bahan pelajaran ke dalam otak anak didik, sedangkan sebagai pendidik, guru bertugas membimbing dan membina anak didik agar menjadi manusia susila yang cakap, aktif, kreatif, dan mandiri. Djamarah (2002:74) berpendapat bahwa baik mengajar maupun

mendidik merupakan tugas dan tanggung jawab guru sebagai tenaga profesional. Bahwa dengan itu, guru dituntut memiliki empat kompetensi, yakni kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi akademik, dan kompetensi sosial. Salah satu kompetensi yang berkaitan langsung dengan tugas guru dalam mengajar, membimbing, dan mendidik peserta didik adalah kompetensi pedagogik. Kompetensi pedagogik menuntut kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran mulai dari merancang, melaksanakan, sampai dengan mengevaluasi hasil belajar siswa sehingga tujuan pembelajaran pun dapat tercapai. Karena itu, guru hendaknya memahami hakikat mengajar.

Mengajar pada dasarnya merupakan suatu usaha untuk menciptakan kondisi atau sistem lingkungan yang mendukung dan memungkinkan untuk berlangsungnya proses belajar. Usman (2002:6) menyatakan bahwa mengajar merupakan suatu perbuatan yang memerlukan tanggung jawab moral yang cukup berat. Sementara itu, Mursell (dalam Slameto, 2003:33) menyatakan bahwa mengajar digambarkan sebagai mengorganisasikan belajar sehingga dengan mengorganisasikan itu, belajar menjadi berarti atau bermakna bagi siswa. Kegiatan mengajar bukanlah sekadar

(3)

persoalan penyampaian pesan-pesan seorang guru kepada siswa, melainkan juga menyangkut kegiatan membimbing dan melatih siswa untuk belajar.

Faktor penentu keberhasilan proses belajar-mengajar adalah penampilan yang diterapkan oleh guru. Sebagus apa pun bahan ajar yang diberikan guru kepada siswa, jika tidak disertai dengan penampilan yang baik dan cara yang tepat, hasilnya tidak akan memuaskan. Guru yang baik akan memahami benar antara dasar, tujuan isi pengajaran, penampilan (performance), alat-alat bantu mengajar, dan penguasaan keterampilan mengajar. Dalam proses belajar-mengajar di kelas, guru selalu dihadapkan pada masalah umum. Masalah tersebut berkaitan dengan adanya beberapa siswa yang tidak ikut terlibat secara aktif dalam KBM. Masalah ini menunjukkan bahwa menurunnya minat belajar siswa dan guru belum dapat mengondisikan siswa untuk melaksanakan kegiatan belajar sehingga guru harus bisa melakukan pendekatan-pendekatan untuk menciptakan hubungan yang harmonis.

Menurunnya minat belajar siswa disebabkan oleh proses belajar- mengajar dilakukan secara monoton oleh guru. Hal ini mengondisikan anak pada saat proses belajar-mengajar tidak serius dan tidak antusias, bahkan merasa bosan. Jika guru bisa menggunakan berbagai variasi yang cocok dalam mengajar dengan baik untuk materi apa pun, siswa akan merasa senang, siswa tidak akan merasa cepat bosan, dan menciptakan suasana yang dinamis dalam proses belajar mengajar. Sebaliknya, jika seorang guru tidak dapat menggunakan variasi mengajar dengan baik sesuai materi yang diajarkan, siswa pun tidak akan bersemangat dan suasana belajar menjadi membosankan.

Pembelajaran bahasa merupakan suatu peristiwa komunikasi yang menimbulkan terjadinya interaksi antara guru, siswa, lingkungan, dan bahan. Oleh karena itu, guru harus menguasai sembilan keterampilan dasar mengajar meliputi (1) keterampilan membuka dan menutup

pelajaran, (2) keterampilan menjelaskan, (3) keterampilan bertanya, (4) keterampilan memberi penguatan, (5) keterampilan membuat dan menggunakan media pembelajaran,(6)keterampilan mengadakan variasi, (7) keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil, (8) keterampilan mengelola kelas, dan (9) keterampilan mengajar perseorangan (Saud, 2008:55). Salah satu keterampilan dasar mengajar yang berperan penting dalam pencapaian tujuan belajar adalah keterampilan membaca dalam pembelajaran di sekolah karena membaca berperan sebagai dasar pengembangan kemampuan berbahasa seseorang. Keterampilan membaca, khususnya membacakan teks berita sangat penting, karena guru harus bisa mengatasi dan menciptakan situasi yang kondusif, sehingga pembelajaran membacakan teks berita menjadi menarik dan siswa terfokus pada proses pembelajaran yang dilakukan guru di kelas.

Penelitian mengenai proses pembelajaran guru pernah dilakukan oleh Putu Yuliani yang berjudul “Strategi Guru dalam Pembelajaran Membaca Terkait Menentukan Fakta dan Opini pada Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Blahbatuh”. Namun, penelitian ini terfokus pada strategi guru dalam kemampuan menentukan fakta dan opini pada siswa kelas X SMA Negeri 1 Blahbatuh. Penelitian yang relevan dilakukan oleh Yuni Arga Saraswandary (2011) yang berjudul “Keterampilan Menjelaskan Guru Bahasa Indonesia Kelas X pada Materi Menulis Cerpen (Studi Kasus di SMA N 3 dan SMA N 4 Singaraja).” Penelitian ini merupakan penelitian studi kasus dengan rancangan deskriptif kualitatif. Selain itu, Dewa Nyoman Sugiana Putrayasa (2011) juga melakukan penelitian yang berjudul “Keterampilan Membuka

Pelajaran oleh Guru Bahasa Indonesia di Kelas VIII SMA Negeri 2 Sawan.” Penelitian

ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Tampak sudah ada penelitian yang menyangkut keterampilan dasar mengajar yakni keterampilan pembelajaran dalam

(4)

proses menjelaskan dan keterampilan guru dalam membuka pelajaran.

Penelitian mengenai pembelajaran membaca, khususnya membacakan teks berita tidak ditemukan. Oleh karena itu, peneliti melakukan penelitian pembelajaran membacakan teks berita. Peneliti berpendapat bahwa pembelajaran membacakan teks berita merupakan poin penting dalam melaksanakan kegiatan untuk mendapatkan informasi bagi siswa. Membacakan teks berita mengenai sebuah berita ditujukan kepada orang lain atau pendengar (Tarigan, 1985:6). Dalam membacakan teks berita, banyak hal yang perlu diperhatikan, seperti lafal, intonasi, dan gestur. Semua itu, perlu diperhatikan dengan memungkinkan terjadinya permasalahan dalam pembelajarannya. Untuk itu, dalam proses belajar mengajar membacakan teks berita, diperlukan adanya upaya guru sebagai seorang profesional untuk meningkatkan minat dan motivasi siswa dalam belajar.

Peneliti memilih melaksanakan penelitian di SMP Negeri 5 Singaraja karena sekolah ini merupakan salah satu sekolah yang sudah mengusahakan berbagai cara proses pembelajaran guru dalam mengajar dan pemanfaatan media pembelajaran secara optimal guna mendapatkan motivasi belajar yang baik. Namun, terkadang siswa dan guru dihadapkan pada cara pembelajaran guru dalam mengajar dan pemanfaatan media pembelajaran yang terkadang kurang optimal sehingga minat belajar siswa menjadi kurang dan menyebabkan siswa merasa bosan ketika mengikuti KBM. Untuk itu, peneliti tertarik untuk mengetahui proses pembelajaran yang diterapkan guru dalam materi membacakan teks berita, khususnya yang dilaksanakan pada siswa kelas VIIIA dan VIIIB SMP Negeri 5 Singaraja.

Berdasarkan uraian latar belakang yang telah dijabarkan di atas, peneliti mengambil judul “Pembelajaran Membacakan Teks Berita yang Diterapkan

Guru pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 5 Singaraja.”

Masalah yang dapat dirumuskan sebagai berikut bagaimanakah perencanaan pembelajaran membacakan teks berita yang diterapkan guru pada siswa kelas VIII SMP Negeri 5 Singaraja, bagaimanakah pelaksanaan pembelajaran membacakan teks berita yang diterapkan guru pada siswa kelas VIII SMP Negeri 5 Singaraja, dan apa sajakah kendala-kendala yang dihadapi guru dalam pembelajaran membacakan teks berita pada siswa kelas VIII SMP Negeri 5 Singaraja.

Sejalan dengan rumusan masalah di atas, tujuan yang hendak dicapai sebagai berikut, mendeskripsikan perencanaan pembelajaran membacakan teks berita yang diterapkan guru pada siswa kelas VIII SMP Negeri 5 Singaraja, mendeskripsikan pelaksanaan pembelajaran membacakan teks berita yang diterapkan guru pada siswa kelas VIII SMP Negeri 5 Singaraja, dan mendeskripsikan kendala-kendala yang dihadapi guru dalam pembelajaran membacakan teks berita pada siswa kelas VIII SMP Negeri 5 Singaraja.

Hasil penelitian ini dapat memberikan dua manfaat, yaitu manfaat teoretis dan manfaat praktis. Secara teoretis, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan bagi perkembangan di bidang keterampilan mengajar, khususnya wawasan teori tentang keterampilan yang diterapkan guru dalam proses pembelajaran membacakan teks berita pada siswa kelas VIII SMP Negeri 5 Singaraja.

Bagi guru bahasa Indonesia, penelitian ini diharapkan memberikan kontribusi positif dalam mengembangkan keterampilan membacakan teks berita, sehingga guru menjadi lebih kreatif dan inovatif pada saat proses interaksi edukatif berlangsung serta tujuan pembelajaran dapat tercapai. Bagi sekolah, penelitian ini memberikan informasi untuk mengambil kebijakan atau mengambil tindak lanjut

(5)

terhadap kelangsungan proses pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru. Bagi peneliti lain, dalam rangka pengembangan ilmu pengajaran, penelitian ini dapat dimanfaatkan sebagai pembanding dalam melakukan penelitian sejenis mengenai proses pembelajaran membacakan teks berita yang diterapkan guru. Pembelajaran dimaknai sebagai suatu kegiatan yang mengakibatkan terjadinya perubahan tingkah laku. Seiring dengan itu, Rusman (2010:134) menyatakan, bahwa

Pembelajaran pada hakikatnya merupakan suatu proses interaksi antara guru dan siswa, baik interaksi secara langsung seperti kegiatan tatap muka, maupun interaksi secara tidak langsung yaitu dengan menggunakan berbagai media pembelajaran. Didasari oleh adanya perbedaan interaksi tersebut, kegiatan pembelajaran dapat dilakukan dengan menggunakan berbagai pola pembelajaran.

Pembelajaran cenderung merupakan proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Itu artinya, pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan pendidik agar dapat terjadi proses pemerolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan kemahiran, serta pembentukan sikap dan kepercayaan kepada peserta didik (Sudiana, 2006: 57).

Tujuan pembelajaran mengacu pada kemampuan atau kompetensi yang diharapkan agar dimiliki siswa setelah mengikuti suatu pembelajaran tertentu. Materi pembelajaran adalah segala sesuatu yang dibahas dalam pembelajaran dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Kegiatan pembelajaran juga mengacu pada penggunaan pendekatan, strategi, metode, dan teknik serta media dalam rangka membangun proses belajar sehingga tujuan pembelajaran dapat dicapai secara optimal.

Membaca adalah suatu kegiatan interaktif untuk memetik serta memahami arti atau makna yang terkandung di dalam bahan tulis. Membaca juga merupakan suatu proses yang dilakukan serta

dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan yang hendak disampaikan oleh penulis melalui media kata-kata atau bahan tulis (Somadayo, 2011:4). Membaca adalah kegiatan visual, berupa serangkaian gerakan mata dalam mengikuti baris-baris tulisan, pemusatan pelihatan pada kata dan kelompok kata, melihat ulang kata-kata dan kelompok kata untuk memperoleh pemahaman terhadap bacaan (Gilet dan Temple dalam Somadayo, 2011:5).

Profesionalisme berkembang sesuai dengan kemajuan masyarakat modern. Hal ini menuntut beraneka ragam spesialisasi yang sangat diperlukan oleh masyarakat yang semakin kompleks, termasuk di dalamnya masalah kependidikan seperti profesi guru. Menurut Soetjipto dan Kosasi (2004:37), guru merupakan jabatan profesional yang harus memenuhi kualifikasi tertentu meliputi intelektual, menguasai suatu disiplin ilmu khusus, memerlukan persiapan yang cukup lama, memerlukan latihan yang berkesinambungan, merupakan karier hidup dan keanggotaan yang permanen, menentukan baku perilaku, mementingkan layanan, mempunyai organisasi professional, dan mempunyai kode yang ditaati oleh anggotanya.

Dalam pembelajaran bahasa Indonesia, guru dituntut memiliki kompetensi. Kompetensi adalah kecakapan atau kemampuan untuk mengerjakan suatu pekerjaan (Saud, 2008:44). Menurut Mulyasa (2006), kompetensi sebagai penguasaan terhadap suatu tugas, keterampilan, sikap, dan apresiasi yang diperlukan untuk menunjang keberhasilan.Terdapat empat kompetensi yang dimiliki seorang guru, meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi profesional, dan kompetensi sosial.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian deskriptif kualitatif. Rancangan deskriptif kualitatif digunakan

(6)

untuk memperoleh gambaran yang jelas, objektif, sistematis, dan cermat mengenai fakta-fakta aktual dari sifat populasi. Di samping itu, rancangan ini digunakan sebagai prosedur mengidentifikasi dan mendeskripsikan fenomena yang terjadi di lapangan dengan apa adanya tanpa adanya rekayasa. Jadi, penelitian deskriptif kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskripsi berupa kata-kata tertulis dan lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. Rancangan penelitian deskriptif ini dipilih karena rancangan penelitian ini mampu menggambarkan secara keseluruhan mengenai pembelajaran membacakan teks berita yang diterapkan guru.

Yang menjadi subjek dalam penelitian ini adalah Subjek penelitian mempunyai kedudukan yang sangat sentral dalam sebuah penelitian, karena dalam subjek penelitian itulah terdapat data tentang variabel yang diteliti berada dan diamati oleh peneliti. Sedangkan objek penelitian adalah apa yang menjadi titik perhatian atau sasaran yang akan diteliti (Arikuto, 1998:118). Berdasarkan hal itu, yang menjadi subjek penelitian dalam penelitian ini adalah guru mata pelajaran bahasa Indonesia kelas VIIIA dan VIIIB SMP Negeri 5 Singaraja, yaitu Dra. Ni Wayan Suastika, sedangkan objek penelitian ini adalah perencanaan pembelajaran membacakan teks berita, pelaksanaan pembelajaran membacakan teks berita, dan kendala-kendala yang dihadapi guru dalam pembelajaran membacakan teks berita pada siswa kelas VIII SMP Negeri 5 Singaraja.

Untuk mendapatkan data yang akurat, dalam pencarian data penulis menggunakan tiga metode, yaitu metode dokumentasi, observasi, dan wawancara.

Dokumen merupakan catatan peristiwa yang telah berlalu. Dokumen bisa berupa tulisan, gambar, atau karya-karya monumentar dari seseorang (Sugiyono, 2009:329). Dalam penelitian ini, metode dokumentasi dilakukan agar peneliti mengetahui persiapan tertulis yang

dilakukan guru sebelum melaksanakan kegiatan belajar-mengajar. Berdasarkan hal tersebut, persiapan tertulis dan media yang dikumpulkan peneliti berupa silabus, RPP, media pembelajaran yang digunakan, dan buku penunjang dalam proses pembelajaran yang memiliki kaitan dengan tujuan penelitian. Silabus pun penting didokumentasikan untuk mengetahui keterangan antara tujuan pembelajaran yang tercantum pada RPP dengan Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD). Rencana pelaksanaan pembelajaran misalnya didokumentasikan untuk menjawab permasalahan bagaimana perencanaan guru dalam pembelajaran membacakan teks berita.

Dokumen-dokumen yang diperlukan dalam penelitian ini akan dikumpulkan dengan daftar cocok (check list). Dalam daftar cocok (check list) tersebut akan digambarkan data yang berkaitan dengan tujuan penelitian.

Metode observasi dilakukan untuk melihat atau mengamati secara langsung perencanaan, pelaksanaan dan persiapan dalam pembelajaran membacakan teks berita yang diterapkan guru pada siswa kelas VIII SMP Negeri 5 Singaraja. Hal ini sependapat dengan Subagyo (2004:63) yang menjelaskan bahwa metode observasi pengamatan yang dilakukan secara sengaja, langsung, teliti, dan sistematis.

Dalam penelitian ini, metode observasi yang digunakan adalah nonpartisipan. Dengan metode ini, peneliti berada di dalam kelas untuk mengadakan pengamatan dan pencatatan secara langsung mengenai perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran membacakan teks berita yang diterapkan guru pada siswa kelas VIII SMP Negeri 5 Singaraja. Akan tetapi, peneliti tidak terlibat langsung dalam aktivitas yang dilakukan oleh subjek penelitian.

Observasi dilakukan dengan bantuan instrumen observasi berupa pedoman observasi yang berisi sebuah daftar jenis kegiatan yang mungkin timbul dan diamati, catatan lapangan untuk

(7)

mencatat temuan-temuan di luar pedoman observasi yang dianggap relevan dengan penelitian ini, dan peneliti juga dibantu oleh mitra kerja dalam mengambil data observasi.

Metode wawancara digunakan untuk mendukung data yang diperoleh dari metode observasi. Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak yaitu pewawancara yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara yang memberikan jawaban atas pertanyaan (Moleong, 2007:186). Jadi, metode wawancara merupakan metode percakapan yang dilakukan oleh dua pihak yaitu pewawancara yang mengajukan pertanyaan dan yang diwawancarai yang memberi jawaban atas pertanyaan pewawancara.

Dalam mengumpulkan data, peneliti memerlukan instrumen penelitian. Instrumen penelitian adalah alat bantu yang dipilih oleh peneliti dalam pengumpulan data agar berjalan secara sistematis. Trianto (2010:263) menyatakan bahwa instrumen adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan oleh peneliti dalam kegiatannya mengumpulkan data, agar kegiatan tersebut menjadi sistematis dan dipermudah olehnya. Semua instrumen dalam penelitian ini disiapkan dan dirancang dengan matang untuk mendapatkan data yang mendukung. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

Peneliti menggunakan daftar cocok (check list) untuk mendapatkan gambaran tentang perencanaan tertulis yang dilakukan guru terkait dengan pembelajaran membacakan teks berita. Persiapan tertulis yang dikumpulkan peneliti berupa silabus, RPP, media yang digunakan, dan buku penunjang dalam proses pembelajaran yang memiliki kaitan dengan tujuan penelitian.

Dengan pedoman observasi ini, peneliti dapat melihat dan mengamati secara langsung perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran membacakan

teks berita. Data yang terkumpul dari hasil observasi dikonfirmasi, dicek dan dilengkapi kebenarannya dengan mengadakan wawancara kepada guru yang diteliti dalam mengajarkan Bahasa dan Sastra Indonesia pada siswa kelas VIII di SMP Negeri 5 Singaraja. Dalam hal ini, wawancara digunakan untuk mendukung data yang belum lengkap dalam observasi.

Metode wawancara ini digunakan untuk menunjang, memperkuat, dan melengkapi kumpulan data peneliti. Instrumen yang digunakan adalah daftar pertanyaan yang telah disiapkan sebelumnya. Untuk mendapatkan data yang diinginkan, peneliti menggunakan pedoman wawancara tidak terstruktur atau bebas. Pada wawancara ini, terjadi tanya jawab bebas antara pewawancara dengan responden, tetapi topik wawancara telah difokuskan sesuai dengan tujuan penelitian.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada tahap perencanaan pembelajaran, guru bersangkutan telah menyusun perangkat pembelajaran yang berupa silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang digunakan dalam pembelajaran sesuai dengan kurikulum yang berlaku. Semua komponen silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) ditulis secara lengkap dan terperinci. Pelaksanaan pembelajaran membacakan teks berita yang berlangsung dua jam pelajaran (2x40 menit) pembelajaran di kelas, terdiri atas beberapa kegiatan pembelajaran, yaitu kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup. Kegiatan pendahuluan dilakukan untuk mengaktifkan pengetahuan awal siswa atau memberikan gambaran umum kepada siswa tentang materi dengan cara memberikan apersepsi serta menyampaikan tujuan dan kegiatan pembelajaran. Kegiatan inti terbagi menjadi beberapa tahapan, yaitu eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi. Pada tahap eksplorasi, sebelum siswa membaca atau tahap pramembaca, guru menggali pengetahuan awal siswa dengan

(8)

melakukan tanya jawab, menjelaskan materi, dan meminta siswa untuk memberikan penanda jeda dan intonasi yang tepat. Selain itu, pada tahap elaborasi, pada saat membaca, guru menugaskan siswa untuk memperhatikan jeda dan intonasi, memperhatikan isi teks berita dan mencatat pokok-pokok penting teks berita. Setelah siswa selesai membaca dan menjawab pertanyaan, pada tahap konfirmasi, guru menanyakan kesulitan membaca teks berita, memberikan tanda jeda, dan menjawab pertanyaan, serta bersama-sama menjawab pertanyaan, serta memberikan penguatan dan motivasi. Pada kegiatan penutup, guru menanyakan kembali pada siswa mengenai membaca teks berita, menyimpulkan pembelajaran tanpa melibatkan siswa, merefleksi kegiatan yang telah dilakukan, dan memberikan tugas rumah, sehingga siswa mendapat pemahaman yang utuh terhadap pembelajaran yang telah dilakukan, dan (3) kendala-kendala yang dihadapi guru dalam pembelajaran membacakan teks berita, antara lain (a) kurangnya partisipasi atau menurunnya perhatian siswa, (b) kurangnya waktu untuk guru dalam melaksanakan proses pembelajaran maupun dalam menambah materi pelajaran di luar buku pegangan siswa, dan (c) kesulitan guru dalam mendapatkan media pembelajaran.

Berdasarkan hasil penelitian dari simpulan di atas, ada beberapa hal yang dapat peneliti sarankan, (1) Guru hendaknya mampu mengembangkan materi pembelajaran membacakan teks berita, sehingga tercipta aktivitas dan proses belajar yang kreatif, inovatif, dan bermakna bagi siswa. (2) Pihak sekolah perlu memfasilitasi aktivitas dan kreativitas guru dalam mengembangkan pembelajaran membacakan teks berita, baik melalui forum diskusi, maupun pengadaan sarana prasarana termasuk pengadaan media pembelajaran yang efektif. (3) Penelitian ini masih bersifat sederhana. Karena itu, kepada peneliti lain diharapkan mengembangkan penelitian lanjutan mengenai pembelajaran

membacakan teks berita yang diterapkan guru mengajar pada lingkup yang lebih luas baik itu subjek maupun lokasinya.

Silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang dirancang oleh guru ditulis secara lengkap dan terperinci serta sesuai dengan kurikulum yang berlaku. Silabus merupakan salah satu produk pengembangan kurikulum dan pembelajaran yang berisikan garis-garis besar materi pembelajaran (Indriani, 2010;40).

Pelaksanaan pembelajaran membacakan teks berita di SMP N 5 Singaraja Kelas VIIIA dan VIIIB hanya berlangsung 2 jam pelajaran (2x40 menit). Pelaksanaan pembelajaran membacakan teks berita yang diterapkan guru telah disesuaikan dengan yang diamanatkan dalam Permendiknas RI Nomor 41 tahun 2007 yang meliputi kegiatan pendahuluan, kegiatan inti (eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi), dan kegiatan penutup.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, kendala yang dihadapi guru dalam pembelajaran membacakan teks berita adalah kurangnya partisipasi siswa sehingga guru harus bekerja keras dalam menciptakan pembelajaran membacakan teks berita dan kegiatan belajar mengajar agar siswa terpancing. Hal inilah yang menjadi batu sandungan keberhasilan guru dalam mengajarkan membacakan khususnya teks berita dan kegiatan siswa. Diperlukan kecerdasan seorang guru untuk mengorganisasikan lingkungan tempat mereka belajar agar siswa mau berpartisipasi aktif. Hal tersebut ditegaskan Sudjana (dalam Djamarah dan Aswan Zain, 2006:39) tentang hakikat mengajar bahwa mengajar adalah suatu proses yaitu mengatur, mengorganisasikan, dan mendorong anak didik melalakukan proses belajar.

SIMPULAN

Hasil kajian terhadap pembelajaran membacakan teks berita yang diterapkan guru pada siswa kelas VIII SMP Negeri 5 Singaraja dapat disimpulkan, yaitu (1)

(9)

perencanaan pembelajaran membacakan teks berita yang diterapkan guru sudah sesuai dengan kurikulum yang berlaku. Samping itu, perencanaan yang berupa silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) ini, dibuat dengan sangat sederhana, mudah diimplementasikan, serta sesuai dengan kemampuan dasar siswa dan gaya belajar siswa. Silabus yang dibuat oleh guru sudah memenuhi kriteria penulisan silabus yang baik dan benar begitu pula dengan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). Guru sudah menuangkan kegiatan pembelajaran secara optimal dan terperinci, dan (2) Pelaksanaan pembelajaran membacakan teks berita yang berlangsung dua jam pelajaran (2x40 menit) pembelajaran di kelas, terdiri atas beberapa kegiatan pembelajaran, yaitu kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup. Kegiatan pendahuluan dilakukan untuk mengaktifkan pengetahuan awal siswa atau memberikan gambaran umum kepada siswa tentang materi dengan cara memberikan apersepsi serta menyampaikan tujuan dan kegiatan pembelajaran. Kegiatan inti terbagi menjadi beberapa tahapan, yaitu eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi. Pada tahap eksplorasi, sebelum siswa membaca atau tahap pramembaca, guru menggali pengetahuan awal siswa dengan melakukan tanya jawab, menjelaskan materi, dan meminta siswa untuk memberikan penanda jeda dan intonasi yang tepat. Selain itu, pada tahap elaborasi, pada saat membaca, guru menugaskan siswa untuk memperhatikan jeda dan intonasi, memperhatikan isi teks berita dan mencatat pokok-pokok penting teks berita. Setelah siswa selesai membaca dan menjawab pertanyaan, pada tahap konfirmasi, guru menanyakan kesulitan membaca teks berita, memberikan tanda jeda, dan menjawab pertanyaan, serta bersama-sama menjawab pertanyaan, serta memberikan penguatan dan motivasi. Pada kegiatan penutup, guru menanyakan kembali pada siswa mengenai membaca

teks berita, menyimpulkan pembelajaran tanpa melibatkan siswa, merefleksi kegiatan yang telah dilakukan, dan memberikan tugas rumah, sehingga siswa mendapat pemahaman yang utuh terhadap pembelajaran yang telah dilakukan, dan (3) kendala-kendala yang dihadapi guru dalam pembelajaran membacakan teks berita, antara lain (a) kurangnya partisipasi atau menurunnya perhatian siswa, (b) kurangnya waktu untuk guru dalam melaksanakan proses pembelajaran maupun dalam menambah materi pelajaran di luar buku pegangan siswa, dan (c) kesulitan guru dalam mendapatkan media pembelajaran.

Berdasarkan hasil penelitian dari simpulan di atas, ada beberapa hal yang dapat peneliti sarankan, (1) Guru hendaknya mampu mengembangkan materi pembelajaran membacakan teks berita, sehingga tercipta aktivitas dan proses belajar yang kreatif, inovatif, dan bermakna bagi siswa. (2) Pihak sekolah perlu memfasilitasi aktivitas dan kreativitas guru dalam mengembangkan pembelajaran membacakan teks berita, baik melalui forum diskusi, maupun pengadaan sarana prasarana termasuk pengadaan media pembelajaran yang efektif. (3) Penelitian ini masih bersifat sederhana. Karena itu, kepada peneliti lain diharapkan mengembangkan penelitian lanjutan mengenai pembelajaran membacakan teks berita yang diterapkan guru mengajar pada lingkup yang lebih luas baik itu subjek maupun lokasinya.

DAFTAR PUSTAKA

Agung. 2007. Metode Penelitian Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Ahmadi, Mukshin. 1990. Strategi

Belajar-Mengajar Keterampilan Berbahasa

dan Apresiasi Sastra. Malang:

Yayasan Asih Asih Asah

Arikunto, Suharsimi. 2008. Prosedur

Penelitian: Suatu Pendekatan

Praktik (Edisi Revisi). Jakarta:

(10)

Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur

Penelitian: Suatu Pendekatan

Praktik (Edisi Revisi). Jakarta:

Rineka Cipta.

Departemen Pendidikan Nasional. 1991.

Kamus Besar Bahasa Indonesia.

Jakarta: Balai Pustaka.

Denish, Meda. 2012. “Makalah Profesi Keguruan”.

http://edukasi.kompasiana.com/2012/05/08/ makalah-profesi-keguruan/.29. (diakses tanggal 29 juni 2012). Djamarah, Syaiful Bahri. 2002. Psikologi

Belajar. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Hamalik, Oemar. 1994. Kurikulum dan

Pembelajaran. Jakarta: Bumu

Aksara.

Hartono. Tanpa Tahun. Perencanaan

Pengajaran. Yogyakarta: Mata

Angin.

Jamil, M. Hafidz. 2007. Standar Proses

Untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: Badan

Standar Nasional Pendidikan. Keraf, Gorys. 2004. Komposisi. Ende: Nusa

Indah.

Kamidjan. 1969. Teori Membaca.

Surabaya: JPBSI FPBS IKIP Surabaya.

Mulyasa, E. 2009. Kurikulum Tingkat

Satuan Pendidikan. Bandung:

Remaja Rosdakarya.

Nurhadi. 1987. Membaca Cepat dan Efektif. Bandung: Sinar Baru dan YA3 Malang.

Rahim, Farida. 2007. Pengajaran Membaca

di Sekolah Dasar. Jakarta: Bumi

Aksara.

R. I. 2003. Undang-Undang No. 20 Tahun

2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta : Sinar Grafika.

Sabana, M dan Sunarti. 2004. Strategi

Belajar Mengajar Bahasa Indonesia. Bandung: Pustaka Setia.

Sugiyono. 2006. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Syafi’ie, Imam. 2006. Pengajaran Membaca

Terpadu. Bahan Kursus

Pendalaman Materi Guru Inti PKG

Bahasa dan Sastra Indonesia. Malang: IKIP.

Sugiyono. 2006. Metode Penelitian Pendidikan: Pendidikan Kuantitatif, Kualitatif, R&D. Bandung: Alfabeta.

Semi, Atar. 1995. Teknik Penulisan Berita,

Features, dan Artikel. Bandung:

Mugantara.

Sanjaya, Wina. 2008. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar

Proses Pendidikan. Jakarta:

Kencana Prenada Media Group. Sardiman, A.M. 2005. Interaksi dan

Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta:

PT Raja Grafindo Persada.

Saud, Udin Syaefudin. 2008.

Pengembangan Profesi Guru.

Bandung: Alfabeta.

Semiawan, Corry. 2000. Belajar dan

Penberdayaan Dalam Taraf

Pendidikan Usia Dini (Pendidikan Prasekolah dan Sekolah Dasar).

Jakarta: PT Gramedia Widia Sarana.

Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-faktor

yang Mempengaruhinya. Jakarta:

PT Rineka Cipta.

Tarigan, Henry Guntur Tarigan. 1986.

Membaca sebagai suatu

keterampilan. Bandung:

Referensi

Dokumen terkait

mencapai efisiensi dan efektivitas. Upaya reformasi regulasi/peraturan usaha juga perlu dirancang dengan memperhatikan aspek kesetaraan akses usaha‐usaha kecil dan menengah

penting dalam meningkatkan kemampuan profesionalisme guru. supervisi yang baik harus mampu membuat guru semakin kompeten. Kepala madrasah harus memiliki kemampuan

Tersedia prosedur kerja pengelolaan flora dan fauna tetapi tidak mencakup seluruh jenis yang dilindungi dan/atau langka, jarang, terancam punah dan endemik yang terdapat

Pengujian proximat pupa sutera kering bertujuan mengetahui komposisi awal bahan baku, utamanya kandungan lemak dari pupa sutera, uji sifat fisika kimia dilakukan untuk mengetahui

Perusahaan yang baik akan selalu berusaha memperhatikan layout tempat kerjanya. Layout tempat kerja memberikan dampak bagi proses produksi yang dilakukan oleh perusahaan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mendapatkan konsentrasi terbaik pengaruh interaksi kinetin dan NAA dalam menginduksi tunas, mengetahui pengaruh zat

Setelah mengamati semua sampel, berilah nilai sesuai dengan tingkat kesukaan Anda terhadap rasa sampel yang tersedia.. Urutkan nilai sampel dari yang Anda paling sukai (=6)

Berdasarkan definisi-definisi singkat yang telah dipaparkan diatas, dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan pengaruh penggunaan media interaktif Autoplay