• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PEMAHAMAN DAN PENERAPAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI TERHADAP KINERJA INDIVIDU DAN KINERJA UMKM PENGRAJIN PERAK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGARUH PEMAHAMAN DAN PENERAPAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI TERHADAP KINERJA INDIVIDU DAN KINERJA UMKM PENGRAJIN PERAK"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PEMAHAMAN DAN PENERAPAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI TERHADAP KINERJA INDIVIDU DAN KINERJA UMKM

PENGRAJIN PERAK

I Dewa Made Endiana, I Made Sudiartana (Fakultas Ekonomi Universitas Mahasaraswati Denpasar)

endixdr@yahoo.com

ABSTRAK

Usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) merupakan salah satu pondasi dari perekonomian Indonesia. Oleh karena itu, pemerintah sangat memperhatikan perkembangan dan keberlangsungan hidup dari UMKM lewat beberapa program yang digulirkan untuk membantu dan memperhatikan keberadaan UMKM. Salah satu hal yang harus diperhatikan oleh UMKM yaitu terkait dengan sistem informasi akuntansi. Penerapan dan pemahaman system informasi akuntansi oleh UMKM akan membantu dalam menyediakan informasi yang berguna di dalam pengambilan keputusan. Permasalahan yang akan diteliti dalam penelitian ini yaitu apakah penerapan dan pemahaman sistem informasi akuntansi berpengaruh secara langsung ataupun tidak langsung terhadap kinerja individu dan kinerja UMKM itu sendiri. Berdasarkan hal tersebut, maka diambil sampel UMKM pengrajin perak di Celuk Kabupaten Gianyar untuk diteliti menyangkut pengaruh penerapan dan pemahaman sistem informasi akuntansi terhadap kinerja individu dan kinerja UMKM. Sampel diambil di Kabupaten Gianyar karena sentra pengrajin perak ada di Kabupaten Gianyar, sehingga diharapkan dapat memberikan gambaran bagaimana penerapan dan pemahaman sistem informasi akuntansi. Sampel yang diperoleh adalah sebanyak 98 UMKM pengrajin perak. Teknik analisis yang digunakan adalah SEM-PLS. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh secara langsung variabel pemahaman, penerapan sistem informasi, dan kinerja individu terhadap kinerja UMKM. Terdapat pengaruh langsung variabel pemahaman dan penerapan sistem informasi terhadap kinerja individu. Dan juga terdapat pengaruh tidak langsung variabel pemahaman dan penerapan sistem informasi terhadap kinerja UMKM.

Kata Kunci : Sistem Informasi Akuntansi, Kinerja Individu, Kinerja

ABSTRACT

UMKM is one of the foundations of the Indonesian economy. Therefore, the government is very concerned about the development and survival with several programs. One of the things that must be considered by UMKM is related to accounting information systems. Implementation and understanding of accounting information system by UMKM will help in providing information that is useful in decision making. The Issues that will be examined in this study is whether the implementation and understanding of accounting information systems impact directly or indirectly on individual performance and the UMKM performance. The samples taken in Celuk Gianyar. Samples were taken at Gianyar because the center of handycraft especially silver handycraft, which is expected to provide an overview of how the application and understanding of accounting information systems. Samples are obtained as many as 98 silver handycraft. The analysis technique used is SEM-PLS. The results showed that there is a direct effect of variable understanding, implementation of information systems, and individual performance to the performance of UMKM. There is a direct effect of variable understanding and application of information

(2)

systems to individual performance. And also there is the indirect effect of variables understanding and application of information systems on the performance of UMKM

Keywords :Accounting Information System, Individual Perfomance

PENDAHULUAN

Usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) merupakan salah satu pondasi dari perekonomian Indonesia. Oleh karena itu, pemerintah sangat memperhatikan perkembangan dan keberlangsungan hidup dari UMKM lewat beberapa program yang digulirkan untuk membantu dan memperhatikan keberadaan UMKM. Menghadapi pasar bebas ASEAN (MEA) pada tahun 2015, UMKM tentunya menghadapi tantangan tersendiri untuk bisa tetap bertahan dan berkembang dalam menghadapi persaingan. UMKM dituntut untuk terus melakukan perubahan atau inovasi dan melakukan managemen dengan baik akan usahanya, sehingga diharapkan dapat meningkatkan persaingan. Hal ini perlu menjadi perhatian karena sebagian UMKM berangkat dari industri rumahan atau keluarga.Mengingat peran UMKM yang begitu besar dalam perekonomian nasional, maka upaya peningkatan kinerja UMKM mutlak untuk dilakukan supaya terjaga stabilitas perekonomian nasional, salah satunya melalui penerapan sistem informasi akuntansi (Nisa, 2011).

Informasi akuntansi mempunyai peran penting untuk mencapai keberhasilan usaha, termasuk bagi usaha kecil (Pinasti,2007). Informasi akuntansi dapat menjadi pedoman dalam pengambilan keputusan dalam hal pengelolaan usaha, antara lain untuk keputusan penetapan harga, pengembangan pasar, termasuk untuk keputusan investasi (Suhairi, dkk.,2004). Namun, dalam kenyataannya, pengusaha kecil tidak menyelenggarakan dan menggunakan informasi akuntansi dalam pengelolaan usahanya (Pinasti, 2001).

Menurut Bodnar dan Hopwood (2003:23), sistem informasi akuntansi adalah berbagai sumber daya seperti peralatan dan manusia yang diatur guna mengubah data hingga menjadi informasi. Sistem informasi akuntansi ini dibuat oleh suatu perusahaan untuk memenuhi fungsinya guna menghasilkan informasi akuntansi yang relevan,tepat waktu, dan dapat dipercaya. Dalam sistem informasi akuntansi mengandung unsur pengendalian sehingga dapat berperan sebagai alat pengendalian internal. Salah satu yang dijadikan objek pengendalian adalah kinerja pegawai.

Kinerja individu berkaitan dengan pencapaian serangkaian tugas-tugas individu dengan dukungan teknologi informasi yang ada (Jumaili, 2005). Peningkatan kinerja individu tidak akan tercapai jika penerapan sistem informasi yang tidak sesuai dengan kebutuhan pemakai.

Permasalahan yang akan diteliti meliputi pengaruh langsung dan tidak langsung pemahaman, penerapan sistem informasi, dan kinerja individu terhadap kinerja UMKM. METODOLOGI PENELITIAN

Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada pengrajin perak yang ada di Kabupaten Gianyar Bali. Pemilihan pengrajin perak yang ada di Kabupaten Gianyar dengan pertimbangan bahwa sentra pengrajin perak berada di Kabupaten Gianyar, sehingga diperlukan suatu kajian untuk dapat membantu para pengrajin sehingga dapat tumbuh dan berkembang dengan baik.

(3)

Identifikasi Variabel dan Definisi Operasional Variabel Variabel Kinerja Individu (Y1)

Kinerja adalah suatu evaluasi yang dilakukan secara periodik dan sistematis tentang prestasi kerja atau jabatan seorang tenaga kerja, termasuk potensi pengembangannya (Bambang Wahyudi, 2002:10). Alat ukur yang digunakan adalah kuisioner dengan skala likert. Variabel kinerja individu diukur dengan indikator berikut:

1. Kualitas kerja (Y1.1) yaitu kesesuaian hasil kerja dengan standar kerja yang telah

ditetapkan.

2. Kuantitas hasil kerja (Y1.2) yaitu jumlah pekerjaan yang harus dan dapat diselesaikan

dalam jangka waktu tertentu.

3. Pengetahuan (Y1.3) yaitu kemampuan, ketrampilan, dan pemahaman yang dimiliki oleh

individu (karyawan) terhadap pekerjaan yang dibebankan.

4. Kerjasama (Y1.4) yaitu kemampuan individu (karyawan) dalam membina hubungan

kerja,komunikasi, bekerja sama dengan orang lain, sikap positif. Variabel Kinerja UMKM (Y2)

Mengukur kinerja UMKM yaitu menggunakan konsep Malcolm Baldrige Assessment menurut Amalia, Bachtiar dkk.(2010) meliputi :

1) Kepemimpinan (Leadership). Kategori ini juga meliputi sistem penguasaan organisasi, di mana penguasaan organisasi dilakukan secarara sah dan bertanggung jawab etis kepada publik, mendukung masyarakatnya, dan juga menyokong kesehatan masyarakat. 2) Strategic Planning yaitu menguji bagaimana cara mengembangkan sasaran hasil dan

rencana tindakan strategis.

3) Customers Focus yaitu menguji bagaimana suatu organisasi menentukan kebutuhan, harapan, dan pilihan pelanggan.

4) Measurement, Analysis, and Knowledge Management yaitu menguji bagaimana suatu organisasi memilih, mendapatkan, menganalisa, mengatur, dan mengembangkan data, informasi, dan aset pengetahuan yang dimilikinya.

5) Workforce Focus yaitu memeriksa kemampuan organisasi untuk menilai kapabilitas dan kapasitas tenaga kerja serta membangun lingkungan kerja yang kondusif untuk kinerja yang baik.

6) Operation Focus yaitu menguji bagaimana organisasi mendesain, mengelola, dan meningkatkan kerja sistem dan proses kerja untuk kepuasan pasien dan stakeholder serta mencapai keberhasilan organisasi dan keberlanjutannya.

7) Organizational Performance Result yaitu menguji kinerja dan peningkatan dari organisasi dalam lingkup hasil dari layanan kesehatan dan layanan yang diberikan, kepuasan pasien dan customer lainnya, kinerja dari financial dan pasar, hasil-hasil dari staff dan sistem kerja, kinerja operasional, tanggung jawab kepemimpinan dan masyarakat.

(4)

Variabel Penerapan Sistem Informasi Akuntansi (X1)

Diukur dengan indikator kepuasan pemakai, frekuensi pemakaian sistem,keterlibatan pemakai dalam pengembangan SIA, palatihan dan pendidikan pemakai.

Variabel Pemahaman Sistem Informasi Akuntansi

Variabel pemahaman system informasi akuntansi diukur dengan indikator kapabilitas personal dan kemampuan generalis. Alat ukur menggunakan kuisioner dengan skala likert. Populasi dan Responden Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah pengrajin perak yang ada di Celuk Kabupaten Gianyar Tahun 2014 sebanyak 198 pengrajin perak. Penentuan responden atau sampel dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan kriteria yaitu pengrajin perak yang sudah menggunakan sistem informasi akuntansi. Total sampel yaitu 98 UMKM

Teknik Analisis Data

Pengujian Efek Mediasi dengan SEM-PLS

Analisis ini digunakan untuk mengetahui pengaruh langsung dan tidak langsung variabel pemahaman sistem informasi dan penerapan sistem informasi. Persamaan untuk model dengan efek model mediasi dalam penelitian ini yaitu:

K_UMKM = β0 + β1 P_SI + e

K_UMKM = β0 + β1 P_SI + β2 KI + e

K_UMKM = β0 + β1 Pn_SI + e

K_UMKM = β0 + β1 Pn_SI + β2 KI + e

Keterangan:

K_UMKM = Kinerja UMKM

P_SI = Pemahaman Sistem Informasi Pn_SI = Penerapan Sistem Informasi KI = Kinerja Individu

β = Koefisien

e = Error

Pengujian Validitas dan Reliabilitas

Sebelum melakukan analisis terhadap model structural secara keseluruhan, maka terlebih dahulu harus memastikan bahwa indikator-indikator konstruk merupakan indikator pembentuk konstruk laten dengan menguji validitas dan reliabilitas. Dalam penelitian ini harus dilihat validitas konvergen yang merupakan bagian dari measurement model yang dalam analisis SEM-PLS disebut outer model. Terdapat dua kriteria untuk menilai apakah outer model memenuhi syarat validitas konvergen untuk kontruk reflektif yaitu: nilai loading harus diatas 0,7 dan nilai P signifikan (< 0,05).

Pengukuran reliabilitas dapat dilihat dari nilai composite reliability dan cronbach’s alpha. Keduanya harus bernilai diatas 0.7

(5)

Pengujian Model

Pengujian model dilakukan dengan melihat P value untuk Average Path Coefficient (APC), Average R-squared (ARS) dan Average Adjusted R-Squared (AARS). Jika P value nilainya < 0.001 maka model penelitian fit. Disamping itu, untuk melihat baik tidaknya model juga menggunakan nilai GoF. Jika nilai GoF >= 0.36 maka model sangat baik. Jika nilai GoF >= 0.25 maka model cukup baik tetapi model yang nilai GoF >=0.1 maka model kurang baik.

Pengujian Multikolinieritas

Menguji ada tidaknya multikolinieritas dapat dilihat dari nilai Average Full Collinearity VIF (AFVIF). Jika nilai AFVIF <= 3.3 maka tidak terdapat masalah multikolinieritas antar indicator dan antar variabel laten. Tetapi nilai AFVIF <= 5 masih kategori bisa diterima (Ghozali 2014: 213).

Pengujian Direct, Indirect dan Total Effect

Pengaruh secara langsung variabel pemahaman, penerapan sistem informasi, dan kinerja individu terhadap kinerja UMKM dapat dilihat dari nilai P value dan path coefficient. Jika nilai P value < 0.05 maka masing-masing variabel berpengaruh secara langsung terhadap kinerja UMKM. Pengaruh tidak langsung (indirect effect) dapat dilihat dari nilai P Value of indirect effect. Jika nilainya signifikan, maka variabel kinerja individu mempunyai efek mediasi.

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Analisis PLS-SEM Uji Validitas dan Reliabilitas

Terdapat dua kriteria untuk menilai apakah outer model memenuhi syarat validitas konvergen untuk kontruk reflektif yaitu: nilai loading harus diatas 0,7 dan nilai P signifikan (< 0,05). Berdasarkan nilai Combined Loadings dan Cross Loadings (Lampiran 1 ) menunjukkan nilai loading dari indicator konstruk > 0,7 dengan signifikansi 0.001 sehingga memenuhi syarat validitas.

Tabel 4.5 Nilai Reliability

Composite reliability coefficients Cronbach's alpha coefficients

--- ---

P_SI Pn_SI KI K_UMKM P_SI Pn_SI KI K_UMKM

0.850 0.902 0.915 0.913 0.786 0.882 0.894 0.898

Sumber: Lampiran 1

Pengukuran reliabilitas dapat dilihat dari nilai composite reliability dan cronbach’s alpha. Keduanya harus bernilai diatas 0.7. Berdasarkan nilai Composite reliability coefficients dan Cronbach’s Alpha pada Tabel 4.5 yang menunjukkan nilai > 0.7 sehingga indicator reliability.

(6)

Pengujian Model

Pengujian model dilakukan dengan melihat P value untuk Average Path Coefficient (APC), Average R-squared (ARS) dan Average Adjusted R-Squared (AARS). Jika P value nilainya < 0.05 maka model penelitian fit. Disamping itu, untuk melihat baik tidaknya model juga menggunakan nilai GoF. Jika nilai GoF >= 0.36 maka model sangat baik. Jika nilai GoF >= 0.25 maka model cukup baik tetapi model yang nilai GoF >=0.1 maka model kurang baik.

Tabel 4.6 Hasil Analisis Model Model fit and quality indices Average path coefficient (APC)=0.142, P=0.017

Average R-squared (ARS)=0.015, P=0.011

Average adjusted R-squared (AARS)=-0.011, P=0.022

Average block VIF (AVIF)=1.002, acceptable if <= 5, ideally <= 3.3

Average full collinearity VIF (AFVIF)=1.062, acceptable if <= 5, ideally <= 3.3 Tenenhaus GoF (GoF)=0.281, small >= 0.1, medium >= 0.25, large >= 0.36 Sympson’s paradox ratio (SPR)=0.800, acceptable if >= 0.7, ideally = 1 R-squared contribution ratio (RSCR)=0.923, acceptable if >= 0.9, ideally = 1 Statistical suppression ratio (SSR)=1.000, acceptable if >= 0.7

Nonlinear bivariate causality direction ratio (NLBCDR)=0.800, acceptable if >= 0.7 Sumber: Lampiran 1

Berdasarkan Tabel 4.6 di atas menunjukkan bahwa P value dari APC, ARS, dan AARS adalah lebih kecil dari 0.05. Nilai dari GoF adalah sebesar 0.281 lebih besar dari 0.25. Dari hasil analisis tersebut dapat disimpulkan model penelitian yang dibangun adalah baik.

Pengujian Multikolinieritas

Menguji ada tidaknya multikolinieritas dapat dilihat dari nilai Average Full Collinearity VIF (AFVIF). Jika nilai AFVIF <= 3.3 maka tidak terdapat masalah multikolinieritas antar indicator dan antar variabel laten. Tetapi nilai AFVIF <= 5 masih kategori bisa diterima (Ghozali 2014: 213).

Berdasarkan hasil analisis pada Tabel 4.6 menunjukkan bahwa nilai AFVIF sebesar 1.062 lebih kecil dari 3.3 sehingga dapat disimpulkan tidak terjadi multikolinieritas.

(7)

Total Effect dan Indirect Effect

1) Total Effect

Tabel 4.7 Total Effect

Path coefficients P values

--- --- P_SI Pn_SI KI K_UMKM P_SI Pn_SI KI K _UMKM P_SI P_SI Pn_SI Pn_SI KI 0.133 0.214 KI 0.043 0.003 K_UMKM 0.208 0.059 0.097 K_UMKM 0.004 0.023 0.005 Sumber: Lampiran 1

Berdasarkan hasil analisis pada Tabel 4.7 menunjukkan P value variabel pemahaman sistem informasi (P_SI) terhadap kinerja UMKM sebesar 0.004 < 0.05. Ini berarti bahwa pemahaman sistem informasi berpengaruh secara langsung terhadap kinerja UMKM.

P value variabel penerapan sistem informasi ( Pn_SI) terhadap kinerja UMKM sebesar 0.023 < 0.05. Ini berarti penerapan sistem informasi berpengaruh secara langsung terhadap kinerja UMKM.

P value variabel kinerja individu (KI) terhadap kinerja UMKM sebesar 0.005 < 0.05. Ini berarti bahwa kinerja individu berpengaruh secara langsung terhadap kinerja UMKM.

P value variabel pemahaman sistem informasi (P_SI) terhadap kinerja Individu (KI) sebesar 0.043 < 0.05. Ini berarti bahwa pemahaman sistem informasi berpengaruh secara langsung terhadap kinerja individu.

P value variabel penerapan sistem informasi ( Pn_SI) terhadap kinerja individu sebesar 0.003 < 0.05. Ini berarti penerapan sistem informasi berpengaruh secara langsung terhadap kinerja individu.

2) Indirect Effect

Hasil analisis pengaruh tidak langsung dalam penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 4.8 berikut ini:

Tabel 4.8

Pengaruh Tidak Langsung

Indirect effects for paths with 2 segments P values of indirect effects for paths with 2

segments --- --- P_SI Pn_SI KI K_UMKM P_SI Pn_SI KI K_UMKM P_SI P_SI Pn_SI Pn_SI KI KI K_UMKM 0.013 -0.021 K_UMKM 0.016 0.031 Sumber : Lampiran 1

(8)

Berdasarkan hasil analisis menunjukkan bahwa P Value pengaruh secara tidak langsung pemahaman sistem informasi (P_SI) terhadap kinerja UMKM sebesar 0.016 < 0.05. Ini menunjukkan bahwa pemahaman sistem informasi berpengaruh secara tidak langsung terhadap kinerja UMKM atau dengan kata lain variabel kinerja individu sebagai variabel mediasi.

Berdasarkan hasil analisis menunjukkan bahwa P Value pengaruh secara tidak langsung penerapan sistem informasi (Pn_SI) terhadap kinerja UMKM sebesar 0.031 < 0.05. Ini menunjukkan bahwa penerapan sistem informasi berpengaruh secara tidak langsung terhadap kinerja UMKM atau dengan kata lain variabel kinerja individu sebagai variabel mediasi. PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

Hipotesis 1

Hipotesis 1 yang menyatakan terdapat pengaruh secara langsung penerapan sistem informasi terhadap kinerja individu adalah diterima. Ini berarti bahwa penerapan sistem informasi dapat meningkatkan kinerja individu. Dengan penerapan sistem informasi, aktivitas operasional UMKM dapat dilakukan dengan lebih terstruktur karena tersedianya informasi akuntansi yang dapat membantu di dalam mengambil keputusan yang cepat dan benar. Hipotesis 2

Hipotesis 2 yang menyatakan terdapat pengaruh secara langsung penerapan sistem informasi terhadap kinerja UMKM adalah diterima. Ini berarti bahwa penerapan sistem informasi dapat membantu UMKM dalam mencapai kinerja yang maksimal. Sistem informasi akan membantu seluruh komponen UMKM didalam operasionalnya dapat lebih efektif dan efisien, baik dalam pengambilan keputusan ataupun kebijakan dalam jangka pendek ataupun jangka panjang. Tentunya ini akan mendorong UMKM dapat meningkatkan kinerja finansialnya.

Hipotesis 3

Hipotesis 3 yang menyatakan pemahaman sistem informasi berpengaruh secara langsung terhadap kinerja individu adalah diterima. Secara individu, memahami dan mampu memanfaatkan sistem informasi akan sangat memudahkan di dalam melaksanakan operasional perusahaan termasuk di dalam pengambilan keputusan. Ini mengindikasikan bahwa betapa pentingnya bagi individu di dalam memahami manfaat dan mampu melaksanakan sehingga secara langsung dapat mempermudah pekerjaan.

Hipotesis 4

Hipotesis 4 yang menyatakan pemahaman sistem informasi berpengaruh secara langsung terhadap kinerja UMKM adalah diterima. Ini berarti bahwa pemahaman akan sistem informasi akan mampu mempengaruhi kinerja UMKM. Dengan memahami sistem informasi, maka dengan memanfaatkan sistem informasi, aktivitas operasional yaitu mulai dari pengambilan keputusan sehari-hari ataupun kebijakan untuk jangka panjang dapat dilakukan dengan lebih cepat dan tepat. Tentunya ini akan berdampak pada kinerja UMKM secara finansial.

(9)

Hipotesis 5

Hipotesis 5 yang menyatakan kinerja individu berpengaruh secara langsung terhadap kinerja UMKM adalah diterima. Ini berarti bahwa individu di dalam UMKM memiliki kinerja yang baik dan berkontribusi maksimal, maka secara langsung tentunya berdampak pada kinerja UMKM.Hal ini dikarenakan kinerja UMKM tidak akan bisa maksimal jika tidak didukung oleh kinerja individu yang ada didalamnya.

Hipotesis 6

Hipotesis 6 yang menyatakan bahwa penerapan sistem informasi berpengaruh secara tidak langsung terhadap kinerja UMKM adalah diterima. Ini berarti bahwa penerapan sistem informasi akan memberikan pengaruh positif pada kinerja individu pada UMKM sehingga hal ini secara tidak langsung akan meningkatkan kinerja UMKM. Karena pada konsepnya, kinerja UMKM meningkat karena komponen individu dalam UMKM tersebut menunjukkan kinerja yang baik.

Hipotesis 7

Hipotesis 7 yang menyatakan bahwa pemahaman sistem informasi berpengaruh secara tidak langsung terhadap Kinerja UMKM. Ini berarti bahwa dengan memahami akan pentingnya sistem informasi dan mampu menerapkan sistem informasi maka operasional akan lebih efektif dan efisien. Tentunya ini akan berdampak pada kinerja yang ditunjukkan individu yang semakin meningkat. Dengan begitu secara tidak langsung kinerja UMKM akan meningkat juga.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan hasil penelitian di bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut:

1. Terdapat pengaruh secara langsung penerapan sistem informasi terhadap kinerja individu.

2. Terdapat pengaruh secara langsung penerapan sistem informasi terhadap kinerja UMKM

3. Pemahaman sistem informasi berpengaruh secara langsung terhadap kinerja individu adalah diterima.

4. Pemahaman sistem informasi berpengaruh secara langsung terhadap kinerja UMKM adalah diterima.

5. Kinerja individu berpengaruh secara langsung terhadap kinerja UMKM adalah diterima.

6. Penerapan sistem informasi berpengaruh secara tidak langsung terhadap kinerja UMKM adalah diterima.

7. Pemahaman sistem informasi berpengaruh secara tidak langsung terhadap Kinerja UMKM.

(10)

DAFTAR PUSTAKA

Amalia, Bachtiar dkk. 2010. Analisis Perbandingan Penghargaan Kkalitas Malcolm Baldrige National Quality Award Dengan European Quality Award (MBNQA vs EQA). Semarang: Universitas Diponegoro.

Amalia, Soraya. 2010. Persepsi Pegawai Pajak terhadap Pemanfaatan Teknologi Informasi pada Kinerja Individual.

Bodnar dan Hopwood. 2003. Sistem Informasi Akuntansi, Edisi Keenam. Jakarta: Salemba Empat.

Ghozali. 2014. Partial Least Squares, Konsep, Metode, dan Aplikasi Menggunakan Program WarpPLS 4.0. Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Gorda, I Gusti Ngurah. 2006. Manajemen Sumber Daya Manusia. Cetakan Ketiga. Denpasar : Astabrata Bali.

Hartono.2013. Pengaruh Pemanfaatan Dan Penggunaan Sistem Informasi Terrhadap Kinerja Individu (Studi Kasus Pada Perum Bulog Divisi Regional Jawa Tengah). Skripsi. Universitas Diponogoro.

Indralesmana, Suaryana. 2014. Pengaruh Penerapan Sistem Informasi Akuntansi Terhadap Kinerja Individu Pada Usaha Kecil Dan Menengah Di Nusa Penida. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana,8.1 (2014): 14-26

Jumaili, S. 2005. Kepercayaan terhadap Teknologi Sistem Informasi Baru dalam Evaluasi Kinerja Individual. Solo: Simposium Nasional Akuntansi VIII.

Mangkunegara, A.A. Anwar Prabu. 2006. Evaluasi Kinerja SDM. Cetakan Kedua. Bandung : PT. Refika Aditama.

Nisa, 2011. Strategi Pemasaran Untuk Usaha Kecil Menengah. (Online).

(http://consumerbehavior.lecture.ub.ac.id/2011/12/strategi-pemasaranuntuk-usaha-kecil menengah/

Prastika.2014. Pengaruh Sistem Informasi Akuntansi Terhadap Kinerja Perusahaan Pada Usaha Mikro Kecil Dan Menengah (Umkm) Di Kota Pekalongan.JUrnal Litbang Kota Pekalongan.

Pinasti, Margani. 2001. Penggunaan Informasi Akuntansi dalam Pengelolaan Usaha Para Pedagang Kecil di Pasar Tradisional Kabupaten Banyumas. Jurnal Ekonomi, Bisnis dan Akuntansi No. 1/Vol. 3/Mei.

Republik Indonesia. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah.

Romney, M.B, and Steinbart, J.P. 2008. Accounting Information Systems, 11th Edition. New

Jersey: Prentice Hall, Inc.

Suhairi, Sofri Yahya & Hasnah Haron. 2004. Pengaruh Pengetahuan Akuntansi Dan Kepribadian Wirausaha Terhadap Penggunaan Informasi Akuntansi Dalam Pengambilan Keputusan Investasi. Makalah Simposium Nasional Akuntansi VII. Denpasar.

Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Bisnis (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D). CV. Alfabeta. Bandung

Wilya (2013), Pengaruh Sistem Informasi Akunttasi terhadap Kinerja UMKM, Skripsi Jurusan Akuntansi Universitas Syarif Hidayatulla.

Gambar

Tabel 4.6  Hasil Analisis Model  Model fit and quality indices  Average path coefficient (APC)=0.142, P=0.017
Tabel 4.7  Total Effect

Referensi

Dokumen terkait

Dalam hal ini jaringan distribusi harus menggunakan suatu peralatan proteksi recloser yang dapat mengamankan kelancaran supplai aliran listrik kekonsumen dari

Dengan selalu ditampilkannya kebudayaan Jawa di Halaban dalam lingkungan penduduk Jawa yang telah lama menetap di Halaban membuat mereka merasakan adanya keberagaman

Puheterapeutit näyttävät lähes poikkeuksetta olevan yksimielisiä siitä, että tulkin ja kaksi- kielisen perheen kanssa työskentely on aikaavievää ja kuormittavampaa kuin

Tak jarang untuk mendapatkanya mereka rela menghalalkan segala cara, termasuk melupakan nilai – nilai yang ada pada agama dan lingkungan semua hanya untuk memenuhi tuntutan gaya

Pada penelitian terdahulu yaitu miskonsepsi mahasiswa fisika tentang listrik statis menggunakan tes konsep listrik statis (Khasanah dan Setiawan, 2015) menyatakan bahwa

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka penulis memberikan saran yaitu dalam sintesis hydrotalcite-like dari brine water setelah reaksi pemanasan perlu

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kurikulum yang digunakan dalam proses pembelajaran IPS Terpadu adalah kurikulum khusus yang dirancang untuk peserta didik yang memiliki

Refraktometer adalah alat yang digunakan untuk mengetahui indeks refraksi, kerapatan jenis, dan konsentrasi dari suatu zat terlarut misalnya mengukur kadar gula,