44
PERCOBAAN III
BELERANG
I. Tujuan Percobaan
Adapun tujuan dilakukannya percobaan ini adalah : 1. Mempelajari modifikasi belerang
2. Mempelajari sifat belerang
II. Landasan Teori
Sulfur terdapat di alam secara luas di alam sebagai unsur, sebagai H2S dan
SO2. Dalam bijih sulfide, logam, dan sebagai sulfat seperti gips dan anhidrit (CaDO4),
magnesium sulfat, dan sebagainya. Sulfur diperoleh dalam skala besar dari gas hidrokarbon alamiah seperti yang ada di Alberta, Kanada, yang mengandung sampai 30% H2S, ini dihilangkan melalui interaksi dengan SO2 yang diperoleh dari
pembakaran sulfir di udara.
S + O2 = SO2
2H2S + SO2 = 3S +2H2O
Cotton.2007. Hal: 363
Ada beberapa allotropi belerang , yaitu: Belerang rombik (Sα) Belerang monoklinik (Sß) Belerang cair (Sλ) Belerang cair (Sµ).
Petrucci.1985. Hal : 129
Belerang terdapat dalam batubara dan minyak bumi sebagai senyawa organic belerang dan dalam gas alam sebagai hydrogen sulfide. Belerang bebas terdapat pada beberapa wilayah vulkanik. Unsur ini dibentuk oleh reaksi hydrogen sulfide dan belerang dioksida, yang terdapat dalam gas vulkanik.
45 Belerang bereaksi dengan hampir semua unsur. Belerang terbakar di udara dengan nyala biru yang khas, menghasilkan belerang dioksida yang dapat dikenal melalui baunya. Belerang menghasilkan sulfide dan disulfide (S2- )
Hg(l) + S(s) Suhu Kamar HgS(s)
Fe(s) + S(s) FeS(s)
Fe (s) + 2S(s) FeS2(s)
Belerang bereaksi dalam keadaan panas dengan asam nitrat pekat menghasilkan H2SO4, suatu asam dalam keadaan oksidasi +6.
S(s) + 6HNO3(aq) H2SO4(a) + 6NO2(g) + 2H2O(l)
Bentuk stabil dari belerang adalah belerang rombik berwarna kuning, suatu Kristal padat dengan kisi molekul berbentuk mahkota S8. Belerang rombik meleleh
pada 113 menghasilkan cairan berwarna jingga. Belerang mulai menguap pada 445 menghasilkan uap molekul S8, S6, S4, dan S2.
Yayan Sunarya.2012.Hal : 422
Bahan baku utama untuk membuat asam sulfat adalah sulfur atau sulfur diosida. Sumber untuk bahan kimia ini telah berubah dari waktu ke waktu, didasari atas pertimbangan harga dan keinginan untuk mengurangi pencemaran udara. Berabad – abad yang lalu, tambang sulfur di Sisilia adalah sumber utama sulfur unsur. Karena meningkatnya harga, terutama setelah didirikannya kartel untuk mengeksploitasi tambang, orang mulai mencari sumber lain. Dengan meningkatnya penggunaan logam pada abad ke -19, sulfur diperoleh dalam bentuk SO2 sebagai
produk samping dari pemanggangan biji sulfide dari zink, besi, atau tembaga, melalui reaksi seperti
ZnS(s) + O2(g) ZnO(s) + SO(g)
Penangkapan sulfur dioksida dan konversinya menjadi asam sulfat menciptakan bahwa awal yang murah dan mengurangi pencemaran udara oleh SO2.
46 Pada akhir tahu 1890-an , perkembangan baru menggeser minat dari biji sulfide kembali ke sulfur unsur sebagai bahan awal, sekurang – kurangnya di Amerika Serikat. Ini merupakan hasil penemuan Herman Frasch, berupa metode baru untuk mengekstraksi sulfur dari deposit bawah tanah. Proses Frasch merupakan metode penambangan yang cerdik yaitu mencairkan sulfur dengan uap air yang diinjeksikan ke dalam deposit dan dipompa ke permukaan. Sulfurnya biasanya diangkut sebagai cairan dalam bejana panas pabrik asam sulfat, dan selanjutnya dibuat menjadi asam sulfat.
Asam sulfat murni tidak berwarna, berupa cairan kental yang membeku pada suhu 10,4 dan mendidih pada suhu 279,6 . Materi ini bereaksi keras dengan air dan dengan senyawa organic. Asam sulfat dapat dicampur dengan air dalam segala perbandingan, dengan membebaskan banyak sekali klor. Disamping sifanya korosif, asam sulfat mudah ditangani dan diangkut dalam drum baja. Dalam pengolahan logam, asam sulfat digunakan untuk melindikan tembaga, uranium, dan vanadium dari bijihnya dan untuk mengasamkan atau menghilangkan kerak baja. Banyak asam sulfat digunakan sebagai zat pendehidrasi dalam sintesis bahan kimia organic dan dalam petrokimia.
47
III. Prosedur Percobaan
3.1 Alat dan Bahan
3.1.2 Alat
- pembakar - gelas ukur
- sendok plastic kecil - gelas kimia 250 ml - tabung
- penjepit tabung reaksi - kaca arloji
- cawan penguap - corong
- rak tabung reaksi
3.1.2 Bahan - Belerang - Pb 1 M - Gula pasir C2H5OH - BACl2 - K2Cr2O7 - H2SO4 - CH3COOH - Na2SO3 - CS2
48
3.2 Skema Kerja
3.2.1 Modifikasi Belerang
→Dilarutkan dalam 5 ml CS2
→Dituangkan kedalam kaca arloji →Ditutup dengan kertas saring, tetapi
dibiarkan sebagian kecil permukaan tidak tertutup
→Diperhatikan Kristal yang terbentuk
→ Dilebur dalam cawan penguap
→ Dipanaskan dengan hati – hati jangan sampai berwarna coklat
→ Hentikan pemanasan bila semua telah mencair
→ Dibiarkan hingga membeku
→ Diperhatikan garis – garis Kristal yang terbentuk Serbuk Belerang 0,5 gr Larutan Belerang +CS2 HASIL Serbuk belerang Hasil
49 → Dipanaskan dalam tabung reaksi
sambil digoyangkan
→ Diamati warna viskositas sejak meleleh hingga mendidih
→ Dididihkan
→ Dituangkan ke dalam gelas kimia yang berisi air hingga terbentuk batang yang panajang dan tipis
3.2.2 Hidrogen Sulfida
→Dipanaskan dalam tabung reaksi →Diperiksa gas yang keluar dengan
kertas timbal asetat →Dicatat pengamatan Serbuk Belerang
Hasil
Belerang
Hasil
Parafin + belerang + asbes
50 →Direaksikan dengan HCl dalam tabung
reaksi yang dilengkapi dengan pipa yang ujungnya lancip
3.2.3 Sifat Asam Sulfat
→Dipanaskan dengan 1 ml asam sulfat pekat
→Dicatat hasil pengamatan
→Dibasahi dengan K2Cr2O7 yang
diasamkan
→Diletakkan pada mulut tabung reaksi →Dicatat reaksi yang terjadi
→Ditambahkan pada gula dalam tabung reaksi Sebutir FeS Hasil Sekeping Tembaga Hasil Kertas Saring Hasil
Asam Sulfat Pekat
51 → Dimasukkan ke dalam tabung reaksi → Ditambahkan 2 ml asam sulfat pekat → Dipanaskan diatas penangas air
→Dilarutkan dalam air
→Ditambahkan barium klorida dan beberapa asam klorida
→ disaring
→Ditambahkan air brom sehingga warna kuning tidak hilang
2 ml Asam Asetat + 2 ml alkohol Hasil Na2SO3 Endapan Filtrat Hasil
52
IV. Hasil dan Pembahasan
No Percobaan Perlakuan Hasil
1 Modifikasi
Belerang
a. 0,5 gram serbuk belerang dilarutkan dalam 5 ml CS2,
dituangkan pada kaca arloji dan ditutup dengan kertas saring
Kristal yang terbentuk menggumpal di tepi larutan dan berwarna kuning
b. Serbuk belerang dilebur di cawan penguap hingga berwarna kuning
Ketika dihentikan
pemanasan, cairan
lama kelamaan
membeku dan garis – garis Kristal yang terbentuk memanjang
seperti air yang
membeku c. Serbuk belerang dipanaskan
di tabung reaksi dan digoyang - goyang
Ketika belerang
meleleh berwarna
kuning kemudian
menjadi coklat pekat dan mengeluarkan bau yang menyengat d. Belerang yang mendidih
dituang dalam air
Terbentuk batang
yang berwarna coklat dan tidak tercampur dengan air
2 Hidrogen Sulfida
a. Campuran paraffin, belerang dan asbes dipanaskan
Keluar gas dan
terbentuk warna
kuning pada kertas saring
53 b. FeS direaksikan dengan
HCl encer
Timbul gelembung,
FeS, FeS melarut,
larutan menjadi keruh, berbuih dan berbau menyengat.
3 Sifat Asam Sulfat
a. Sekeping temabaga
dipaanskan dengan 1 ml asam sulfat pekat
Terbentuk gelembung
b. Kertas saring yang telah dibasahi dengan K2Cr2O7
diletakan pada mulut tabung reaksi yang berisi campuran tembaga dan H2SO4 yang
dipanaskan
Kertas saring yang
semula berwarna
kuning berubah
menjadi biru
c. Gula pasir ditambahkan
dengan beberapa tetes
H2SO4
Gula pasir melarut
d. 2 ml CH3COOH + 2 ml
alcohol + 2 ml H2SO4
dipanaskan diatas penangas air
Terbentuk gelembung - gelembung
54
3.2 Pembahasan
3.2.1Modifikasi Belerang
Sulfur terdapat di alam secara luas di alam sebagai unsur, sebagai H2S dan
SO2. Dalam bijih sulfide, logam, dan sebagai sulfat seperti gips dan anhidrit (CaDO4),
magnesium sulfat, dan sebagainya. Belerang terdapat dalam lebih dari satu bentuk kristalin. Bentuk kristalin yang dihasilkan biasanya berwarna kuning.bentuk kristal tergantung pada suhu.Suhu dimana sati bentuk kistalin berubah menjadi kristalin lain disebut kristalin transisi. Menurut Petrucci (1985:129) Ada beberapa allotropi belerang , yaitu: Belerang rombik (Sα) Belerang monoklinik (Sß) Belerang cair (Sλ) Belerang cair (Sµ).
Percobaan yang pertama ini yaitu modifikasi belerang dimana praktikan dapat melihat bagaimana beberapa bentuk Kristal dari belerang. Pada pengamatan pertama yaitu mengamati bentuk kristal belerang yang terbentuk dari reaksi antara serbuk belerang dan CS2 yang diletakan diatas kaca arloji dan ditutup dengan kertas saring,
dimana Kristal yang terbentuk berwarna kuning, dan menggumpal di tepi larutan. Kristal belerang yabg dihasilkan ini merupakan belerang rombik atau disebut juga belerang a terdiri dari molekul S8. Belerang rombik larut dalam alcohol. Eter dan karbon disulfide dan hasil penguapan perlahan-lahan dari larutan belerang dalam ini menghasilkan kristal octahedral.
Pengamatan yang kedua yaitu mengamati bentuk garis – garis pada Kristal dengan cara melebur serbuk belerang hingga mencair dan berwarna kuning. Ketika belerang mulai mencair dan didiamkan beberapa saat, cairan belerang ini perlahan – lahan mulai membeku seperti es, garis – garis yang terbentuk pada Kristal belerang ini sama persis seperti es batu, dimana garis-garis kristal yang terbentuk memanjang dan berwarna kuning. Jika belerang dipanaskan perlahan – lahan, belerang akan meleleh akan menjadi cairan kuning terdiri dari molekul S8. Titik leleh S 1130
dan suhu transisi kedua modifikasi adalah 95,60 , dan titik leleh yang diamati bergantung pada kecepatan pemanasan. Kristal yang diperoleh dari percobaan kedua ini merupakan belerang monoklin. Belerang monoklin disebut juga belerang ß.
55 Beleramg berntuk ini mengkristal dari leburan belerang di atas 95,60C,berbentuk jaru-jarum, melekul belerang ß terdiri dari cincin S8.
Pengamatan yang ketiga yaitu mengamati warna viskositas belerang mulai dari meleleh hingga mendidih, dengan cara memanaskan serbuk belerang. Ketika belerang mulai meleleh berwarna kuning kemudian menjadi coklat pekat dan mengeluarkan bau yang menyengat. Viskositas berkurang sampai titik didih tercapai. Viskositas merupakan ukuran kekentalan fluida yang menyatakan besar kecilnya gesekan di dalam fluida. Makin besar viskositas suatu fluida, maka makin sulit suatu fluida mengalir dan makin sulit suatu benda bergerak di dalam fluida tersebut.
Pengamatan yang keempat yaitu mengemati bentuk Kristal belerang yang terbentuk dalam air dengan cara menuangkan cairan belerang yang mendidih ke dalam air. Pengamatan ini menghasilkan krital belerang berbentuk bola – bola yang menggumpal yang berwarna coklat dan tidak tercampur dengan air
.
Lelehan belerang langsung dibekukan secara tiba-tiba sehingga melekul-melekul belerang itu tak mempunyai waktu untuk membentuk kristal yang lebih baik, Kristal belerang yang terbentuk pada pengamatan ini seperti plastik yang dibakar. Kristal yang terbentuk ini biasanya disebut dengan belerang plastik atau belerang berbetuk rantai spiral. Belerang plastik terbentuk bila cairan Sµ dituangkan ke dalam air dingin. Terdiri dari molekul seperti rantai dan mempunyai kualitas seperti karet ketika mula-mula terbentuk . Tapi, selanjutnya menjadi gampang rusak dan mungkin berubah menjadi belerang Rombik.3.2.2 Hidrogen Sulfida
Hidrogen sulfida, H2S, adalah gas yang tidak berwarna, beracun, mudah
terbakar dan berbau seperti telur busuk, H2S adalah gas racun yang bisa
melumpuhkan sistem pernafasan & dapat membunuh hanya dalam hitungan menit, bahkan dalam junlah sedikit bisa berbahaya bagi kesehatan. Gas ini memiliki barat jenis lebih berat dari udara, jadi untuk mengetaui gas H2S kita membutuhkan sebuah
56 Percobaan kedua ini bertujuan untuk mengamati terbentuknya gas H2S melaui
reaksi – reaksi antar senyawa – senyawa. Pengatamatan yang pertama yaitu mengamati gas yang timbul dari pemanasan antara campuran paraffin, belerang, dan asbes. Pada pengamatan ini timbul gas dari pemanasan yang diamati menggunakan kertas saring, dimana warna kertas saring menjadi kuning.
Pengamatan kedua yaitu mengamati reaksi antara FeS dan HCl, dimana pada pengamatan ini timbul gelembung, FeS melarut, larutan menjadi keruh, berbuih dan berbau menyengat. Menurut reaksi berikut, reaksi FeS dan HCl menghasilkan H2S
FeS + 2HCl FeCl2 + H2S
3.2.3 Sifat Asam Sulfat
Asam sulfat murni tidak berwarna, berupa cairan kental yang membeku pada suhu 10,4 dan mendidih pada suhu 279,6 . Materi ini bereaksi keras dengan air dan dengan senyawa organic. Asam sulfat dapat dicampur dengan air dalam segala perbandingan, dengan membebaskan banyak sekali klor. Dalam pengolahan logam, asam sulfat digunakan untuk melindikan tembaga, uranium, dan vanadium dari bijihnya dan untuk mengasamkan atau menghilangkan kerak baja. Banyak asam sulfat digunakan sebagai zat pendehidrasi dalam sintesis bahan kimia organik dan dalam petrokimia.
Pada percobaan ketiga ini dilakukan untuk mengamati dan
mengidentifikasi sifat – sifat dari asam sulfat dari setiap pengamatan. Pengamatan yang pertama yaitu mereaksikan sekeping temabaga dengan H2SO4 pekat melaui
proses pemanasan namun tidak sampai mendidih. Dari pengamatan yang dilakukan, terjadi reaksi yang ditunjukan dengan adanya gelembung – gelembung gas. Menurut Yayan Sunarya (2012:429) tembaga tidak larut dalam dalam asam, tetapi dapat larut dalam asam sulfat pekat membentuk tembaga sulfat dan belerang dioksida.
Cu(s) + 2H2SO4(aq) CuSO4(aq) + SO2(g) + 2H2O(l)
Asam sulfat pekat yang digunakan pada percobaan ini merupakan zat pengoksid kuat. Asam sulfat bereaksi dengan kebanyakan logam melalui reaksi
57 penggantian tunggal yang menghasilkan gas hirogen dan logam sulfat. Reaksi dengan timah dan tembaga memerlukan asam sulfat yang panas dan pekat, dan reaksi ini akan menghasilkan sulfur dioksida (SO2) dari pada hydrogen. Hal ini karena asam
sulfat pekat panas berperan sebagai oksidator. Sehingga ketika asam pekat panas bereaksi dengan tembaga, seng dan timah akan menghasilkan garam, air dan sulfur dioksida.
Pengamatan yang kedua yaitu, meletakan kertas saring yang sudah dibasahi dengn K2Cr2O7 yang telah diasamkan pada mulut tabung reaksi yang berisi H2SO4
dan tembaga yang dipanaskan. Dari percobaan yang dilakukan terjadi perubahan warna dari kertas saring, dimana semula kertas saring berwarna kuning berubah menjadi biru, berikut persamaan reaksinya
Cr2O72- + SO2 + H+ 2Cr3+ + SO42- + 5H2O
Warna biru yang dihasilkan disebabkan oleh pembentukan ion kromium (III).
Pengamatan yang ketiga yaitu mereaksikan gula pasir dengan H2SO4 pekat.
Dari percobaan ini gula pasir yang ditetesi H2SO4 pekat lama kelamaan melarut dan
berwarna coklat dan lama – kelamaan menjadi hitam seperti caramel, persaaam reaksi yang terjadi.
C6H12O6 + H2SO4 6C + 6H2O + H2SO4
Dari reaksi diatas, dapat dilihat bahwa H2SO4 menguraikan gula atau
memisahkan atom hydrogen dan oksigen dari gula tersebut. Asam sulfat pekat merupakan zat dehidrasi yang kuat. Dehidrasi adalah keluarnya molekul air dari suatu bahan, yang ditarik oleh suatu bahan misalnya H2SO4. Adanya karbon yang
dihasilkan dari reaksi ini dapat dilihat dengan terbentuknya warna hitam pada campuran ketika ditambahkan dengan H2SO4 pekat.
Pengamatan keempat yaitu mereaksikan asam asetat, alcohol, dan asam sulfat kemudian dilakukan pemanasan. Sebelum dilakukan pemanasan, dinding tabung reaksi terasa panas, hal ini dikarenakan adanya reaksi antar asam sulfat terhadap asam asetat dan alcohol. Kemudian dilakukan pemansan yang menghasilkan gelembung – gelembung udara, reaksi ini dapat ditulis ke dalam persamaan
58 CH3COOH + C2H5OH+ H2SO4 CH3COOC2H5 + H2O
Dari persamaan reaksi diatas dapat diketahui bahwa reaksi tersebut merupakan reaksi esterifikasi, dimana asam karboksilat direaksikan dengan alcohol dengan katalis asam menghasilkan ester dan molekul air. Disini dapat dilihat pula bahwa H2SO4 berperan sebagai katalis dalam proses esterfikasi. Namun, pada reaksi
ini tidak muncul aroma esens apapun sebagaimana mestinya. Bau khas ester seringkali tertutupi atau terganggu oleh bau asam karboksilat. Sebuah cara sederhana untuk mendeteksi bau ester adalah dengan menaburkan campuran reaksi ke dalam sejumlah air di sebuah gelas kimia kecil.
Pengamatan kelima yaitu melarutkan Na2SO3 dalam air dan menmbahkan
beberpa tetes BaCl. Menurut literature, pengamatan ini akan menghasilkan endapan berwarna putih. Reaksi yang tebentuk antara Na2SO3 dengan barium klorida, yaitu
Na2SO3 + BaCl2 BaSO3 + 2NaCl
Dari pengamatan yang telah dilakukan mengenai sifat dari asam sulfat dapat diketahui bahwa asam sulfat memiliki sifat sebagai berikut :
1. Sifat sebagai pengoksidasi
Cu (s) + 2 H2SO4 (l) CuSO4 (s) + 2H2O (l) + SO2 (g)
2. Sifat dehidrasi
C6H12O6 + H2SO4 6C + 6H2O + H2SO4
3. Sebagai katalis pembentukan ester
59
V. Kesimpulan dan Saran
5.1 Kesimpulan
Dari percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan beberapa hal, yaikni:
1. Belerang dapat mengalami beberapa bentuk modifikasi seperti
berbentuk Kristal dan belerang plastic, dimana bentuk kristalnya dapat bebentuk kristal rombik dan kristal monoklin
2. Bentuk Kristal yang terbentuk dan viskositas belerang dapat dipengaruhi oleh suhu.
3. Hydrogen sulfide dapat dihasilkan dari reaksi antara asam dan logam sulfide
4. Asam sulfat memiliki sifat sebagai : - Oksidator
- Dehydrator
- Katalis dalam pembentukan ester
5.2 Saran
Karena ada percobaan yang tidak dilakukan dikarenakan tidak tersedianya bahan dan alat yang menunjang kelangsungan dalam praktikum, oleh karena itu, diharapkan kekurangan bahan dan alat dapat diatasi dengan baik sehingga praktikan dapat melakukan percobaan dengan baik sehingga untuk kedepannya praktikan dapat lebih memahami akan percobaan yang dilakukan.
60
VI. Daftar Pustaka
Cotton, F. Albert. 1989.Kimia Anorganik Dasar. Jakarta : UI Press
Oxtoby, David. 2001. Prinsip – Prinsip Kimia Modern. Jakarta : Erlangga Petrucci, Ralph H. 1985. Kimia Dasar. Jakarta : Erlangga
61
LAMPIRAN
Pertanyaan:
1. Tuliskan semua reaksi kimia yang terjadi dalam pembuatan belerang rombis dan monoklin serta reaksi antara firit dan HCl ?
Jawab :
Reaksi belerang rombis
S8 (s) + CHCl3 (aq) S8 (rombis)
Reaksi belerang monoklin
S8 (s) + CS2 (aq) S8(monoklin)
2. Gambarkan struktur dari belerang rombis dan monoklin ? Jawab :
Gambar belerang rombis
Gambar belerang monoklin
3. Sebutkan sifat-sifat fisika dan kimia dari H2S
Jawab:
Sifat Fisik Gas Hidrogen sulfida
Gas Hidrogen sulfida atau H2S mempunyai sifat dan fisik sebagai berikut : - Terbentuk dari 2 unsur Hidrogen dan 1 unsur sulfur.
- Tidak bewarna.
- Bau yang merangsang, seperti telur busuk.
- Dalam kosentrasi agak tinggi dapat menyebabkan orang jadi pingsan secara cepat bila mencium baunya.
62 - Pada kosentrasi yang lebih tinggi mempunyai bau dan rasa yang agak manis. Dan segera dapat melumpuhkan saraf penciuman sehingga gas H2S ini tidak dapat diketahui berdasarkan penciuman.
- Konsentrasinya sangat rendah. - Sangat beracun.
- Berat jenis Hidrogen sulfida sekitar 20% lebih berat daripada berat jenis udara.
- Dapat terbakar dan meledak pada konsentrasi LEL ( Lower Explosive Limit ) 4,3 % ( 43.000 PPM ) sampai UEL ( Upper Explosive Limit ) 46% (460.000 PPM) dengan nyala api bewarna biru pada temperatur 500° F (260° C).
- Dapat larut dalam air ( daya larut dalam air 437 ml/100ml air pada 0° C, 186 ml/100ml air pada 40° C ), dan larut dalam hydrogen cair.
- Bersifat korosif, sehingga dapat menyebabkan karat pada peralatan logam. - Bersifat iritasi terhadap mata, dan saluran pernafasan.
- Bersifat flammable ( mudah terbakar ).
- Bila terbakar menghasilkan asam belerang (SO2) yang kurang berbahaya dari H2S. Tetapi mengganggu mata dan paru-paru yang menyebabkan infeksi kimiawi dalam beberapa jam saja.
- Mempunyai nilai ambang batas (NAB) : 10 PPM (part per million). Rumus molekul H2S
Berat molekul 34.08
Berat jenis, Spesifik grafitasi 1,192 (udara = 1,00)
Titik lebur 82.9°C - 82,9 ° C
Titik didih 61,8 ° C
temp. Auto-pengapian 250 ° C
Angkauan ledakan di udara 4,5 - 45,5%
Bau ambang 0,02 ppm
63
Sifat Kimia Gas Hidrogen sulfide
Hidrogen sulfida merupakan hidrida kovalen yang secara kimiawi terkait dengan air (H2O) karena oksigen dan sulfur berada dalam golongan yang sama di tabel periodik.
Hidrogen sulfida merupakan asam lemah, terpisah dalam larutan aqueous (mengandung air) menjadi kation hidrogen H+ dan anion hidrosulfid HS−: H2S → HS− + H+Ka = 1.3×10−7 mol/L; pKa = 6.89.
Ion sulfid, S2−,
dikenal dalam bentuk padatan tetapi tidak di dalam larutan aqueous (oksida). Konstanta disosiasi kedua dari hidrogen sulfida sering dinyatakan sekitar 10−13, tetapi sekarang disadari bahwa angka ini
merupakan error yang disebabkan oleh oksidasi sulfur dalam larutan alkalin. Estimasi terakhir terbaik untuk p Ka2 adalah 19±2.
Merupakan asam lemah. Bila terdapat ion-ion hidroksil akan terbentuk Hydrogen sulfide dan sulfide.
Sebagai pereduksi.Hydrogen sulfide terbakar di udara dan menghasilkan belerang, namun belerang akan terbakar dan terbentuk belerang dioksida.