MODUL 7
PEMBUATAN SEDIAAN OBAT TETES MATA STERIL I. PRINSIP
Prinsip pembuatan sediaan steril seperti tetes mata hendaklah dibuat dengan pernyataan khusus dengan tujuan memperkecil resiko pencemaran mikroba partikulat dan pyrogen.
II. TUJUAN
Melakukan pembuatan sediaan dalambentuk obat tetes mata.
Obat tetes steril dapat berupa obat tetes mata (OTM), Obat tetes telinga (OTT), dan Obat Tetes Hidung (OTH)
III. DASAR TEORI
Steril adalah keadaan suatu zat yang bebas dari mikroba hidup, baik yang patogen (menimbulkan penyakit) maupun apotogen atau nonpatogen (tidak menimbulkan penyakit), baik dalam bentuk vegetatif (siap untuk berkembang biak) maupun dalam bentuk spora (dalam keadaan statis tidak dapat berkembang biak, tetapi melindungi diri dengan lapisan pelindung yang kuat).
Menurut Farmakope Indonesia Edisi III, obat tetes adalah sediaan cair berupa larutan, emulsi atau suspensi, dimaksudkan untuk obat dalam atau obat luar, digunakan dengan cara meneteskan menggunakan penetes yang menghasil tetesan setara dengan tetesan yang dihasilkan penates baku (FI III, 1979 : 10). Larutan mata steril adalah steril berair atau berminyak solusi dari alkaloid, alkalida garam, antibiotik, sulfonamida, steroid, enzim, antihistamin, pewarna, metabolisme 4 antagonis, atau zat lain. Solusi tersebut dimaksudkan untuk instalasi ke dalam culde-sac yaitu ruang antara bola mata dan kelopak mata. Larutan mata dapat digunakan baik sebagai tetes (tetes mata) atau sebagai mencuci (lotion mata).
Sediaan tetes mata merupakan larutan steril yang dalam pembuatannya memerlukan pertimbangan yang tepat terhadap pemilihan formulasi sediaan, seperti penggunaan bahan aktif, pengawet, isotonisitas, dapar,viskositas dan pengemasan yang cocok. Sediaan tetes mata biasanya mengandung satu atau lebih bahan aktif, dan merupakan elemen terpenting yang memberian efek terapeutik
IV. STUDI PREFORMULASI 1. Atropin Sulfat ( FI III hal 98)
Nama zat Atropin Sulfat
Warna Tidak berwarna
Rasa Sangat pahit
Bau Tidak berbau
Penampilan Hablur/serbuk Khasiat Parasimpatolitik
Kelarutan Larut dakan lebih kurang 1 bagian air dan lebih kurang 3 bagian etanol
Stabilitas Terlindung dari cahaya Titik lebur 191˚-195˚
V. ALAT DAN BAHAN 3.1.1 Alat
1. Gelas kimia 100 ml 2. Gelas kimia 50 ml 3. Gelas ukur 100 ml 4. Gelas ukur 10 ml 5. Kaca arloji 6. Batang pengaduk 7. Erlenmeyer 100 ml 8. Corong
9. Kertas saring 10. Pipet tetes 11. Karet pipet 12. Termometer 13. Spatel
14. Kertas perkamen 15. Botol 100 ml 16. Tutup karet 17. Aluminium foil 18. Membran filter 0,22µm 19. Membran filter 0,45µm 20. Buret
21. Statif dan klem 3.1.2 Bahan
1. Atropin sulfat1,284 g 2. NaCl0,2302 g
3. Benzalkonium klorida0,005 g 4. Dinatrium EDTA0,01 g 5. Na-metabisulfit0,025 g 6. Polivinil alcohol 0,125 g 7. CH3COOH0,02 g 8. CH3COONa0,05 g 9. Larutan HCl 0,1 N qs 10. Larutan NaOH 0,1 N qs 11. Aqua pro injeksi ad 50ml Wadah yang digunakan:
1. Wadah OTM 2. Tutup wadah VI. FORMULASI
VII. PERHITUNGAN
VIII. PROSEDUR KERJA
1. Semua alat dan wadah disterilisasi dengan cara masing- masing.
a. Gelas kimia, pipet tetes, batang pengaduk, spatel, kaca arloji, corong,
membran filter 0,22 µm dan 0,45 µm, kertas saring, aluminium foil, dan
kertas perkamen disterilisasi dengan oven pada suhu 170˚C selama 1 jam.
b. Gelas ukur, erlenmeyer, buret, dan botol 100 ml disterilisasi dengan autoklaf
pada suhu 121˚C selama 15 menit. c. Karet pipet tetes, tutup karet, wadah
OTM dan tutup wadah OTM direndam dengan alkohol 70%
selama 24 jam.
Catatan: gelas kimia dikalibrasi terlebih dahulu sebelum disterilisasi.
2. Pembuatan air steril pro injeksi 100 ml Aquadest yang disterilkan dengan
Autoklaf pada suhu 121˚C selama 15 menit.
3. Setelah disterilisasi, semua alat dan wadah dimasukkan ke dalam white area
melalui transfer box.
4. Lakukan penimbangan untuk masing-masing bahan.
a. Atropin sulfat ditimbang sebanyak 1,284 g menggunakan kaca arloji steril,
ditutup dengan aluminium foil dan diberi label.
b. Benzalkonium klorida ditimbang sebanyak 0,005 g menggunakan kaca arloji
steril, ditutup dengan aluminium foil dan diberi label.
c. Dinatrium EDTA ditimbang sebanyak 0,01 g menggunakan kaca arloji steril,
ditutup dengan aluminium foil dan diberi label.
d. Na-metabisulfit ditimbang sebanyak 0,025 g menggunakan kaca arloji steril,
ditutup dengan aluminium foil dan diberi label.
e. Polivinil alkohol ditimbang sebanyak 0,125 g menggunakan kaca arloji steril,
ditutup dengan aluminium foil dan diberi label.
15
f. CH3COOH ditimbang sebanyak 0,02 g menggunakan kaca arloji steril,
ditutup dengan aluminium foil dan diberi label.
g. CH3COONa ditimbang sebanyak 0,05 g menggunakan kaca arloji steril,
ditutup dengan aluminium foil dan diberi label.
h. NaCl ditimbang sebanyak 0,2277 g menggunakan kaca arloji steril, ditutup
dengan aluminium foil dan diberi label.
5. Kaca arloji dan cawan penguap yang berisi bahan yang telah ditimbang dan telah
ditutup dengan aluminium foil dimasukkan ke white area melalui transfer box.
6. Siapkan aqua pro injeksi.
7. Kembangkan polivinil alkohol sebanyak 0,125 g dalam aqua pro injeksi sebanyak
5 ml, lalu panaskan hingga suhu 90˚C, aduk dengan batang pengaduk, tunggu
sampai dingin. Kemudian campurkan dengan bahan-bahan lain yang telah
dilarutkan.
8. Atropin sulfat sebanyak 1,284 g dilarutkan dalam 3 ml aqua pro injeksi, masukkan
ke dalam gelas kimia 50 ml. Kaca arloji dibilas 2 kali dengan 1 ml aqua pro injeksi,
kemudian atropin sulfat yang dilarutkan diaduk dengan batang pengaduk.
9. NaCl sebanyak 0,2277 g dilarutkan dalam 1 ml aqua pro injeksi dalam gelas kimia
50 ml, aduk dengan batang pengaduk. Kaca arloji dibilas 2 kali dengan 1 ml aqua
pro injeksi.
10. Benzalkonium klorida sebanyak 0,005 g dilarutkan dalam 2 ml aqua pro injeksi
dalam gelas kimia 50 ml, aduk dengan batang pengaduk.
Kaca arloji dibilas 2 kali dengan 1 ml aqua pro injeksi.
11. Dinatrium EDTA sebanyak 0,01 g dilarutkan dalam 2 ml aqua pro injeksi dalam
gelas kimia 50 ml, aduk dengan batang pengaduk. Kaca arloji dibilas 2 kali dengan
1 ml aqua pro injeksi.
12. Na-metabisulfit sebanyak 0,025 g dilarutkan dalam 1 ml aqua pro injeksi dalam
gelas kimia 50 ml, aduk dengan batang pengaduk. Kaca arloji dibilas 2 kali dengan
1 ml aqua pro injeksi.
13. CH3COOH 0,02 g dilarutkan dalam 1 ml aqua pro injeksi dalam gelas kimia 50
ml, aduk dengan batang pengaduk. Kaca arloji dibilas 2 kali dengan 1 ml aqua pro
injeksi.
14. CH3COONa sebanyak 0,05 g dilarutkan dalam 1 ml aqua pro injeksi dalam gelas
kimia 50 ml, aduk dengan batang pengaduk. Kaca arloji dibilas 2 kali dengan 1
ml aqua pro injeksi.
16
15. Setelah zat aktif dan semua zat tambahan terlarut, campurkan bahan-bahan yang
telah dilarutkan tersebut ke dalam gelas kimia 100 ml.
16. Tambahkan larutan CH3COOH dan CH3COONa untuk mempertahankan pH
target sediaan.
17. Larutan digenapkan 80% dengan aqua pro injeksi yaitu 40 ml, aduk dengan batang
pengaduk.
18. Lakukan pengecekan pH dengan menggunakan pH indikator universal, bila nilai
pH belum mencapai pH target sediaan, lakukan adjust pH (bila perlu) dengan
menambahkan larutan NaOH 0,1 N dan larutan HCl 0,1 N.
19. Larutan digenapkan dengan aqua pro injeksi hingga 100%
yaitu 50 ml.
20. Larutan disaring dengan membran filter 0,45 µm, yang dilanjutkan dengan
membran filter 0,22 µm (duplo) dan ditampung dalam erlenmeyer steril.
21. Larutan dimasukkan ke dalam botol. Pasangkan tutup karet dan ikat dengan
simpul champagne kemudian ditransfer ke ruang sterilisasi melalui transfer box.
22. Larutan disterilisasi menggunakan autoklaf dengan suhu 121˚C selama 15 menit.
23. Larutan yang telah disterilisasi ditransfer ke ruang pengisian di bawah LAF
melalui transfer box.
24. Siapkan buret steril dan lakukan pembilasan dengan menggunakan sediaan sampai
semua bagian dalam buret terbasahi.
25. Larutan dituang ke dalam buret steril. Ujung bagian atas buret ditutup dengan
aluminium foil.
26. Sebelum diisikan ke dalam botol tetes mata, jarum buret steril dibersihkan dengan
kapas yang telah dibasahi alkohol 70%.
27. Isi setiap botol tetes mata dengan larutan sebanyak 10,7 ml.
28. Pasangkan tutup botol tetes mata.
29. Botol yang telah ditutp dibawa ke ruang evaluasi melalui transfer box.
30. Dilakukan evaluasi sediaan yang meliputi : a) Evaluasi IPC
- Pemeriksaan pH
- Uji kejernihan dan warna - Kejernihan larutan - Viskositas larutan b) Evaluasi sediaan akhir 1) Evaluasi fisik
17
a. Organoleptik b. Uji kejernihan c. Penetapan pH d. Penentuan bobot jenis e. Uji volume terpindahkan f. Penentuan viskositas dan aliran g. Uji kebocoran wadah
h. Pemeriksaan bahan partikulat 2) Evaluasi kimia
a. Identifikasi dan b. penetapan kadar 3) Evaluasi biologi a. Uji sterilitas
b. Uji efektivitas pengawet antimikroba c. Kandungan zat antimikroba
31. Sediaan diberi etiket dan brosur kemudian dikemas dalam wadah sekunder