• Tidak ada hasil yang ditemukan

Panduan Penanganan Staf Terpapar Infeksi RSUD Basel

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Panduan Penanganan Staf Terpapar Infeksi RSUD Basel"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

PANDUAN

PENANGANAN STAF TERPAPAR INFEKSI 1. PENDAHULUAN

a. Penggunaan alat – alat tajam dapat menyebabkan petugas kesehatan terpapar resiko cedera dan bahaya infeksius yang berasal dari darah, termasuk virus hepatitis B (HBV).

b. Cedera akibat alat tajam dapat terjadi dilingkungan kesehatan, termasuk rawat jalan, cedera yang paling sering terjadi ( CDC, 2008)

1) saat pemakaian benda tajam kepada pasien ( 41%)

2) setelah menggunakan dan sebelum membuang benda tajam (40%)

3) saat atau setelah membuang benda tajam dengan benar atau tidak benar (15%) c. Jarum berongga harus mendapat perhatian khusus , terutama yang dipakai untuk

mengambil darah atau memasang kateter intravascular, karena biasanya berisi sisa darah dan area di sekitarnya mempunyai peningkatan resiko transmisi virus yang berasal dari darah, jarum yang tidak berongga seperti jarum jahit dapat juga menyebabkan cedera benda tajam .

2. TUJUAN

Tujuan dari kebijakan ini untuk :

a. Memberikan panduan kepada staf dalam menggunakan dan membuang benda tajam untuk mencegah cedera akibat benda tajam .

b. Memastikan bahwa resiko cedera benda tajam diminimalkan di RSUD Kabupaten Bangka Selatan. Hal ini akan menurunkan resiko infeksi bersumber darah akibat kerja.

c. Memberikan kerangka kerja yang jelas dan berdasarkan bukti, untuk memastikan pelaksanaan tindakan yang aman saat menggunakan benda tajam .

3. RUANG LINGKUP

Kebijakan ini diberikan kepada semua staf di RSUD Kabupaten Bangka Selatan (termasuk staf dan dokter) yang menggunakan atau berisiko terpapar benda tajam.

4. TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB

a. Direktur RSUD Kabupaten Bangka Selatan bertanggung jawab untuk memastikan bahwa semua mekanisme berjalan untuk seluruh implementasi, pemantauan dan revisi dari kebijakan ini, dapat diakses dan dimengerti oleh semua staf yang berkepentingan.

(2)

Direktur mendelegasikan seluruh tanggung jawab pelaksanaan dan implementasi kepada Kepala Seksi RSUD Kabupaten Bangka Selatan.

b. Kepala Seksi bertanggung jawab untuk memastikan bahwa semua Kordinator Unit : 1) Menyebarluaskan kebijakan ini di lingkungan kerja mereka.

2) Mengimplementasikan kebijakan ini di lingkungan kerja mereka

3) Mengidentifikasi dan menempatkan sumber daya yang sesuai untuk mematuhi kebijakan ini

4) Memastikan bahwa semua staf yang berada di bawah pengawasan mereka telah mengikuti pelatihan

5) Memastikan semua staf diinformasikan tentang kebijakan ini bertanggung jawab memastikan:

a) Semua staf mempunyai akses untuk mendapatkan informasi tentang kebijakan ini dan prosedur yang berhubungan dengan kebijakan ini.

b) Semua staf diharuskan menggunakan dan membuang benda tajam dengan baik

c) Semua staf harus mengenal dengan baik penerapan yang berhubungan dengan kebijakan ini termasuk kebijakan pengendalian infeksi.

c. Tanggung jawab dari semua staf:

1) Semua staf harus mengenal dengan baik penerapan yang berhubungan dengan kebijakan ini termasuk kebijakan pengendalian infeksi. Semua staf bertanggung jawab untuk memastikan bahwa mereka patuh dalam menggunakan dan membuang benda tajam sesuai dengan kebijakan ini.

2) Jika terdapat keraguan mengenai prosedur menggunakan dan membuang benda tajam , staf harus konsultasi dengan kepala unit mereka atau manajer atau tim pencegahan dan pengendalian infeksi .

3) Staf harus memastikan bahwa mereka mengetahui perihal menggunakan dan membuang benda tajam dan jika tidak mereka harus menginformasikan kepada kepala ruangan. Kebijakan ini dan prosedur yang terkait dengan kebijakan termasuk kebijakan kebersihan tangan.

d. Tanggung jawab dari Panitia Pencegahan dan Pengendalian Infeksi

1) Panitia Pencegahan dan Pengendalian Infeksi mempunyai tanggung jawab untuk memastikan kebijakan ini sesuai dengan saran dan arahan dari departemen kesehatan dan badan internasional.

2) Panitia Pencegahan Dan Pengendalian Infeksi akan memastikan bahwa :

a) pengembangan dan implementasi dari kebijakan dan prosedur terkait dengan pencegahan dan pengendalian infeksi.

b) Meninjau ulang kebijakan berdasarkan saran dan arahan dari departemen kesehatan dan badan lainnya.

(3)

c) Menyusun dan mengimplementasikan SPO yang sesuai untuk mendukung kebijakan ini.

5. PENANGANAN BENDA TAJAM YANG AMAN

a. Penggunaan alat tajam sebisa mungkin dihindari, ketika penggunaan alat tajam diharuskan, perhatian khusus diperlukan dalam menggunakan dan membuangnya , jika memungkinkan gunakan benda tajam yang lebih aman, yang dirancang untuk meminimalkan resiko cedera saat menggunakan jarum, juga terhadap yang disebut cedera selanjutnya yang terjadi setelah pembuangan termasuk petugas kebersihan dan kurir yang bertanggung jawab mengumpulkan sampah benda tajam.

b. Penggunaan yang aman

1) Semua petugas kesehatan harus melakukan tindakan pencegahan untuk mencegah terjadinya cedera akibat jarum, skapel dan benda tajam lainnya, selama prosedur, ketika membersihkan alat yang sudah terpakai, saat membuang jarum bekas dan ketika membawa benda tajam setelah prosedur.

2) Tindakan yang paling standar untuk menghindari cedera akibat benda tajam termasuk membawa benda tajam dalam rangka mencegah cedera bagi pengguna dan orang lain kemungkinan terkena selama atau setelah prosedur.

3) Benda tajam harus ditangani dengan hati – hati , mengikuti beberapa prinsip di bawah ini:

a) Jangan menutup ulang jarum bekas, membengkokkan, mematahkan atau melepaskan setelah digunakan.

b) Buang jarum suntik dan jarum sebagai satu kesatuan, jangan melepas jarum terlebih dahulu

c) Ketika membawa jarum suntik gas darah, lepaskan jarum dengan menggunakan alat untuk melepaskannya ( seperti needle holder ) dan gunakan tempat tertutup untuk membawanya.

d) Selalu meminta bantuan jika menggunakan benda tajam pada pasien yang bingung atau gelisah

e) Jangan pernah memberikan benda tajam dari satu orang ke orang lain dengan menggunakan tangan, pakailah wadah yang memadai dan letakkan di “daerah netral”.

f) Berikan pemberitahuan lisan saat akan memindahkan benda tajam

g) Gunakan alat, bukan jari, untuk mengambil jarum, memasang/melepas jarum dan skapel.

h) Jangan pernah membiarkan benda tajam terletak di sekitar anda contohnya : jendela, lemari kamar, troli makanan atau lemari pakaian

(4)

i) Buang benda tajam di tempat sampah benda tajam.

j) Gunakan alat intravena tanpa jarum jika mungkin , jika tersedia k) Jangan pernah berjalan – jalan dengan benda tajam di tangan anda.

c. Jika terjadi cedera akibat benda tajam, rujuk kepada Kebijakan Manajemen Karyawan dengan paparan akibat kerja.

6. PEMBUANGAN BENDA TAJAM SEKALI PAKAI

a. Setiap orang yang menggunakan benda tajam sekali pakai harus bertanggung jawab atas penatalaksanaan yang aman dan membuang dengan segera setelah pemakaian. b. Setelah digunakan alat suntik dan jarum sekali pakai, skapel dan alat tajam lainnya

harus diletakkan di tempat sampah benda tajam.

7. PENGGUNAAN TEMPAT SAMPAH BENDA TAJAM

a. Pastikan tempat sampah benda tajam mempunyai ukuran yang sesuai dengan aktivitas klinis, jangan memilih yang ukurannya terlalu besar atau terlalu kecil untuk jarum suntik / alat suntik yang digunakan.

b. Tempat sampah benda tajam harus tersedia di setiap tempat yang menggunakan benda tajam, harus ada di samping tempat tidur, troli emergency dan dibawa oleh semua staf yang menggunakan alat tajam di lingkungan kerja mereka.

c. Tempat sampah benda tajam diisi hingga garis batas atau ¾ (tiga per empatnya). d. Braket dinding dan troli harus di gunakan dengan baik.

e. Tempat sampah benda tajam harus ditempatkan setinggi batas pinggang dan jangan pernah diletakkan langsung di lantai, diatas permukaan yang tinggi atau terhindar dari jangkauan anak – anak.

f. Setiap tempat sampah untuk benda tajam harus diberi label ketika akan di gunakan. 8. PENYIMPANAN TEMPAT SAMPAH BENDA TAJAM YANG SUDAH TERPAKAI

a. Tempat sampah benda tajam yang sudah terpakai harus diletakkan di unit penampungan sampah medis, .

b. Tempatkan tempat sampah yang terkunci di tempat penyimpanan sampah klinis yang dapat dikunci dan aman. Tempat sampah harus di simpan dalam posisi berdiri.

9. PEMINDAHAN TEMPAT SAMPAH BENDA TAJAM YANG SUDAH TERPAKAI a. Staf yang membawa tempat sampah ke tempat penampungan yang kedua atau untuk

dimusnahkan harus memakai sarung tangan yang memadai dan sepatu yang tertutup. b. Staf harus mengecek bahwa tempat sampah tersebut tertutup dan aman ( contohnya

(5)

c. Tempat sampah benda tajam harus diletakkan dengan hati – hati di tempat penampungan yang sudah di sediakan.

d. Pengelolaan akhir sampah benda tajam akan dilakukan oleh pihak ketiga (out source). 10. TERJATUHNYA BENDA TAJAM YANG SUDAH DIGUNAKAN

Jika ada benda tajam yang terjatuh atau menemukan benda tajam di lingkungan perawatan ikuti langkah berikut ini :

a. Staf harus tetap berada di dekat tempat terjatuh benda tajam dan di bersihkan daerah tersebut dari orang lain.

b. Kepala ruangan atau perawat yang sedang bertugas harus diberitahu dan harus mengambil alih situasi. Jika di area umum contohnya koridor , petugas senior yang terdekat harus dicari.

c. Kepala ruangan atau perawat yang sedang bertugas harus memastikan ada petugas kebersihan membawa peralatan ke tempat terjatuhnya benda tajam tersebut.

d. Memakai sarung tangan yang memadai, petugas kebersihan yang sedang bertugas dengan perlahan memindahkan alat tajam tersebut ke pengki menggunakan kardus atau plastik kaku. Semua harus dipindahkan dengan hati – hati ke tempat sampah dan ditutup dengan rapat. Prosedur ini harus dilakukan dengan sangat hati – hati karena benda tajam tetap dapat menusuk ke dalam sarung tangan.

e. Pada kasus alat tajam sekali pakai, jika benda tajam ini sangat terlihat, kepala ruangan atau perawat yang sedang bertugas dapat mengambil dengan hati – hati dan meletakkannya di tempat sampah benda tajam .

f. Laporkan semua kejadian kepada k3rs dan komite ppirs melalui formulir laporan insiden.

11. ALAT – ALAT YANG AMAN

Banyak alat untuk mencegah cedera yang akibat benda tajam tersedia tetapi tidak semuanya efektif, beberapa di antaranya mempunyai keterbatasan atau kesulitan saaat memakainya. Beberapa alat memungkinkan untuk menurunkan resiko dari cedera akibat alat tajam, tetapi tetap masih dapat terjadi, jika digunakan dengan tidak benar. RSUD Kabupaten Bangka Selatan akan mempertimbangkan alat pencegahan cedera akibat benda tajam jika terdapat indikasi yang jelas bahwa mereka akan memberikan sistem kerja yang aman bagi para petugas kesehatan. Ini semua akan di pertimbangkan setelah evaluasi dari keefektifan alat, kemampuan dari petugas, efek pada perawatan pasien dan perhitungan manfaat biayanya. Hal ini akan diarahkan oleh Panitia Pencegahan Dan Pengendalian Infeksi sebelum di berikan kepada panitia pembelian.

(6)

12. IMPLEMENTASI DAN PELATIHAN

Semua petugas kesehatan akan mengikuti pelatihan dari kebijakan ini

 Semua staf perawatan yang baru akan dilatih di dalam orientasi perawatan.  Semua petugas kesehatan yang baru ( petugas medis dan petugas kesehatan )

akan dilatih pada program orientasi saat masuk rumah sakit oleh tim Pendidikan dari Pencegahan dan Pengendalian Infeksi.

13. PEMANTAUAN DAN KEPATUHAN

a. Kepatuhan pada kebijakan ini merupakan suatu kewajiban , untuk memantau kepatuhan terhadap kebijakan ini maka Kepala Ruangan ,Ketua panitia PPI, IPCN, akan melakukan pemantauan terhadap kepatuhannya di area klinis.

1) Ketidak patuhan yang ditemukan di dalam audit, hasilnya akan dilaporkan ke Panitia Pencegahan dan Pengendalian Infeksi.

2) Pemantauan dari kepatuhan di setiap lingkungan kerja merupakan tanggung jawab dari setiap kepala unit.

b. Ketidakpatuhan harus di laporkan kepada Kepala Bidang Pelayanan & Penunjang Medis dan tindakan yang diambil berguna untuk meningkatkan kepatuhan.

Referensi

Dokumen terkait

fumlah calon penyedia yang mendaftar sebanyak 15 (lima belasJ perusahaan,. antara lain

Dari uraian dan penjelasan tentang disiplin sebagaimana tersebut di atas, maka pengertian disiplin diri adalah kecenderungan untuk melakukan pengendalian diri

SKOR HASIL UJIAN TULIS SELEKSI PERANGKAT DESA SE-KABUPATEN SAMOSIR TAHUN 2016 KERJASAMA UNIVERSITAS NEGERI MEDAN DENGAN PEMERINTAH KABUPATEN SAMOSIR.. LUMBANSIANTAR SIPINGGAN

Hasil persen hidup, jumlah tunas dan panjang akar yang tidak terpengaruh nyata terhadap perlakuan ZPT yang diaplikasikan pada penelitian ini menunjukkan bahwa

Hasil dari penelitian ini adalah berupa program pendukung keputusan untuk rekomendasi pemilihan gadget terbaik, yang diimplementasikan dalam sistem berbasis website

Siswa yang tidak suka bermain, akan lulus dengan nilai baikd. Ana lulus dengan

Darmawan, warga Tomang, mengatakan taman tersebut sudah beralih fungsi menjadi lokasi parkir liar sejak lima tahun lalu.. “Awalnya ada mobil yang ditarik petugas karena

Kepala Dinas Pengendalian Pertanahan Daerah Kabupaten Sleman dengan ini mengharap kehadiran Bapak/Ibu/Saudara pada pertemuan yang akan diselenggarakan pada:.. hari, tanggal :