• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. 68 juta US$. Angka ini diperkirakan akan terus meningkat mengingat

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. 68 juta US$. Angka ini diperkirakan akan terus meningkat mengingat"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Industri tisu di Indonesia mengalami pertumbuhan yang signifikan. Pada

tahun 2012, tercatat total penjualan produk tisu sepanjang tahun mencapai angka

68 juta US$. Angka ini diperkirakan akan terus meningkat mengingat

pertumbuhan industri dalam kategori ini terus mengalami kenaikan hingga 20%.1

Tren pertumbuhan ekonomi dan pendidikan masyarakat kota besar menjadi

faktor utama dalam peningkatan demand produk tisu. Dalam perkembangan

masyarakat kota, kepraktisan menjadi hal penting. Disisi lain, kesadaran akan

hidup bersih dan higienis juga ikut mewarnai perilaku masyarakat urban. Perilaku

masyarakat tersebut adalah faktor utama pendorong pembelian tisu. Hal tersebut

karena tisu dapat memenuhi kebutuhan akan kepraktisan dalam kehidupan

sehari-hari sekaligus mampu menawarkan kebersihan dan kehigienisan. Menurut data

riset Euromonitor 2013, tisu merupakan produk yang dengan tingkat konsumsi

tinggi dalam kehidupan rumah tangga. Peningkatan mobilitas masyarakat juga

menjadi faktor penyumbang konsumsi tisu. Kepraktisan dalam kebersihan yang

ditawarkan ketika melakukan mobilitas menjadi motif utama konsumen

melakukan pembelian produk ini. Fenomena masyarakat kota besar memberikan

peluang bagi merek-merek tisu manufaktur seperti Passeo, Tessa, Nice, Mitu,

Multi dan yang lainnya untuk tumbuh seiring dengan peningkatan

1

(2)

2 demandmasyarakat. Namun demikian pada kenyataannya kenaikan sales yang terjadi pada merek-merek besar tersebut tidak sesuai dengan yang

diekspektasikan. Tessa sebagai market share terbesar 40% di tahun 2010 terus

menurun di tahun 2013 menjadi 35% dan 2014 di angka 30%. Pertumbuhan

industri terus melesat namun market share yang dinikmati mengalami penurunan.

Hal tersebut mengindikasikan adanya pemain lain dalam industri tisu yang ikut

menikmati pertumbuhan industri.2

Pemain baru dalam industri tisu yaitu tisu merek retail menjadi hal penting

dalam perkembangan industri ini.3Market share tisu retail ini adalah 4% di tahun

2011, 8% di tahun 2013 dan kini sebesar 10% pada tahun 2014. Pertumbuhan ini

dipicu oleh pertumbuhan pesat toko retail, yaitu 21% di tahun 2014. Perusahaan

retail tidak hanya mengembangkan toko sebagai sarana distribusi produk lain,

tetapi juga memproduksi dan menjual produkvalue for money seperti tisu. 4

Produk tisu mengandalkan strategi value for money untuk menumbuhkan

produknya. Harga yang lebih murah produk ini mampu menawarkan kualitas yang

2 Ibid. 3

Tisu merek retail adalah produk tisu yang diproduksi oleh toko retail, seperti Indomaret, Alfamart, Giant, Carrefour dan Hypermart. Hu & Chuang (2009) menyatakan bahwa produk merek retail dihadirkan pada konsumen sebagai bagian dari shopping experience ketika konsumen melakukan shopping di toko. Produk merek manufaktur memiliki iklan sedangkan produk merek retail tidak memiliki iklan dalam strategi marketingnya. Hu& chuang menyatakan bahwa produk merek retail tidak membutuhkan iklan karena akan dijual dengan strategi yang berbeda dengan produk manufaktur. Produk retail akan dijual dengan menonjolkan harga murah, kualitas yang seimbang atau lebih baik atau strategi yang lainnya. Strategi tersebut merupakan faktor utama yang mendongkrak volume produk merek retail dalam pasar.

Broyles, A. S., Ross, R. H., and Leingpibul, T. (2011), “Customers’ Comparative Loyalitas to Retail and Manufacturer Brands,” Journal of Product and Brand Management, Vol. 20, No. 3, pp. 205-215.

4

(3)

3 sama dengan merek manufaktur. Hal tersebut menjadi penyebab utama konsumen

melakukan pindah merek dari tisu manufaktur ke merek retail.5

I.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diulas diatas dapat diketahui bahwa

industri tisu mengalami tren kenaikan yang cukup signifikan. Disisi lain, market

share produk tisu manufaktur sebagai pemain utama terus mengalami penurunan. Pemain baru dalam industri tisu, yaitu tisu merek retail menikmati market share

yang terus tumbuh dalam industri ini.

Tisu retail mewarnai industri dengan strategi value for money, yaitu

dengan harga yang lebih murah konsumen dapat memperoleh produk dengan

kualitas sama. Faktor tersebut mendorong konsumen melakukan alih merek dari

tisu manufaktur ke merek retail.

Selanjutnya, loyalitas pada suatu merek menjadi faktor utama potensi

terjadinya alih merek. Konsumen yang loyal terhadap merek manufaktur,

cenderung memiliki sikap yang negatif pada merek retail. Hal tersebut

menyebabkan potensi terjadinya alih merek tisu dari tisu manufaktur ke tisu retail

menjadi lebih kecil. Disisi lain, konsumen yang loyal pada merek retail cenderung

memiliki sikap positif pada merek retail. Sehingga potensi untuk terjadinya

perilaku pindah merek dari tisu manufaktur ke tisu retail menjadi lebih besar.

5

(4)

4 I.3 Pertanyaan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah, dapat ditarik beberapa

pertanyaan penelitian, antara lain:

1. Apakah loyalitas konsumen terhadap merek manufaktur berpengaruh

negatif pada potensi berpindah ke merek retail?

2. Apakah loyalitas konsumen terhadap merek manufaktur berpengaruh

negatif pada sikap konsumen terhadap merek retail?

3. Apakah loyalitas konsumen terhadap merek retail berpengaruh positif

pada sikap konsumen terhadap merek retail?

4. Apakah loyalitas konsumen terhadap merek retail berpengaruh positif

pada potensi berpindah ke merek retail?

5. Apakah sikap konsumen pada merek retail berpengaruh positif pada

potensi berpindah ke merek retail?

Model Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini diadopsi dari penelitian

(5)

5 I.4 Tujuan Penelitian

Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah:

1. Untuk menganalisis pengaruh loyalitas konsumen terhadap merek

manufaktur pada kecenderungan berpindah ke merek retail.

2. Untuk menganalisis pengaruhloyalitas konsumen terhadap merek manufaktur pada sikap konsumen terhadap merek retail.

3. Untuk menganalisis pengaruh loyalitas konsumen terhadap merek

retail pada sikap konsumen terhadap merek retail.

4. Untuk menganalisis pengaruhloyalitas konsumen terhadap merek retail

pada potensi berpindah ke merek retail

5. Untuk menganalisis pengaruh sikapkonsumen pada merek retail terhadap potensi berpindah pada merek retail.

I.5 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan mememberikan manfaat bagi penulis dan

perusahaan baik perusahaaan manufaktur dan retail, yaitu:

1. Manfaat Akademis

a. Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat untuk menjadi bahan

kajian teoritis bagi penelitian berikutnya yang berkaitan dengan

kecendrungan berpindah merek manufaktur ke retail dan faktor-faktor

yang mempengaruhinya.

b. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan referensi

(6)

6 yang dikembangkan untuk memprediksi perilaku perpindahan merek

dari merek manufaktur ke merek retail.

2. Manfaat Praktis

a. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pertimbangan bagi

perusahaan manufaktur dalam memformulasikan strategi marketing

untuk memperkuat merek dalam persepsi konsumen sehingga mampu

menekan tren berpindah ke merek retail.

b. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pertimbangan bagi

perusahaan retail untuk memformulasikan strategi marketing agar

memperoleh sikap positif dari konsumen sehingga mampu menjadi

pilihan utama konsumen.

c. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan referensi mengenai

fenomena pindah merek pada produk tisu.

I.6 Ruang Lingkup dan Batasan Penelitian

Pembatasan masalah perlu dilakukan agar penelitian dapat dilakukan

dengan fokus sehingga dapat mencapai tujuan yang diharapkan. Pembatasan

masalah dalam penelitian ini antara lain:

1. Objek Riset. Secara umum, produk tisu dapat dibagi menjadi berbagai

jenis antara lain cotton bud (pembersih telinga), pembalut wanita, popok

orang tua, tisu basah, tisu wajah, tisu toilet. Penelitian ini hanya terfokus

pada tisu wajah. Merek retail yang akan diteliti hanya terbatas sebagai

(7)

7 terbanyak di Indonesia. Dengan memiliki jumlah outlet terbanyak, maka

potensi penjualan untuk produk retail Indomaret lebih besar dibanding

dengan merek retail yang lainnya.

2. Subjek Riset. Subjek dari penelitian ini adalah orang yang pernah

melakukan pembelian tisu wajah (facial tissue) dengan merek Indomaret.

Batasan Geografis. Cakupan geografis penelitian ini adalah Indomaret

diseluruh wilayah Indonesia.

3. Batasan Waktu. Penelitian ini akan dilakukan dalam periode waktu

Desember 2013 hingga November 2014.

I.7 Sistematika Penulisan

Tesis ini terdiri dari lima bab, yang terdiri dari pendahuluan, tinjauan

pustaka, metode penelitian, hasil penelitian, serta kesimpulan dan saran penelitian.

Bab I membahas mengenai latar belakang penelitian, rumusan masalah,

pertanyaan penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, batas penelitian, serta

sistematika penulisan.

Bab II menguraikan beberapa kajian literatur yang berkaitan dengan

peristiwa pindah merek. Bab ini juga membahas mengenai teori-teori yang

berkaitan dengan loyalitas pada merek manufaktur, loyalitas pada merek retail,

(8)

8 Bab III menjelaskan mengenai tentang metode penelitian yang digunakan

dalam penelitian ini. Penjelasan mengenai jenis penelitian, populasi dan sampel,

metode sampling, uji alat ukur, uji prasyarat dan uji hipotesis.

Bab IV membahas mengenai hasil dan pembahasan penelitian. Dalam bab

ini akan dijelaskan mengenai uji coba skala penelitian, deskripsi data penelitian,

hasil uji asumsi dan hasil uji hipotesis serta diskusi.

Terakhir, Bab V berisi kesimpulan, keterbatasan penelitian dan implikasi

Referensi

Dokumen terkait

Ilustrasi desain filter FIR jenis bandstop Contoh 6.4: Dengan Matlab, desain suatu filter FIR tipe lowpass dengan frekuensi cut-off 0,5.. Tampilkan bagian magnitude dan sudut fase

Penelitian menunjukkan selama periode 2012-2014 terdapat 25 pasien abses Bartholin atau merupakan 0,70% dari jumlah kunjungan Divisi IMS dan 0,05% dari jumlah kunjungan URJ

Hasil penelitian menunjukkan bahwa untuk mengetahui efektivitas program acara pertanian pada Radio Citra Pertanian pada petani Sidera dapat dilakukan dengan pengukuran efektivitas

Teeburu Tsukue.. Misalnya kata tsukue dan teeburu adakalanya menunjukan hal yang sama yaitu ‘meja’, tetapi tsukue lebih mengacu pada meja duduk gaya Jepang

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh menjelaskan bahwa jaringan Wi-Fi yang tersedia pada kantor Perpustakaan dan Kearsipan Daerah Kota Tidore Kepulauan telah

Besaran jumlah modal yang disetor oleh Pemerintah Daerah pada saat perubahan bentuk badan hukum perusahaan menjadi Perumda Air Minum Tirto Panguripan dalam ketentuan ini adalah

Pengambilan sampel dilakukan secara purposive (berdasarkan pertimbangan tertentu), yaitu dipilih produk yang telah mencantumkan nomor P-IRT dalam label kemasannya

Berdasarkan hasil penelitian ini didapatkan data Yield tertinggi yang dihasilkan dari ekstraksi daun pacar kuku adalah 17,96% pada pH 1 dengan waktu ekstraksi 10