• Tidak ada hasil yang ditemukan

Dwi Kusuma Wardani Fakultas Pendidikan Psikologi Universitas Negeri Malang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Dwi Kusuma Wardani Fakultas Pendidikan Psikologi Universitas Negeri Malang"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH SIKAP PENGETAHUAN KESELAMATAN KERJA DAN IKLIM KESELAMATAN KERJA TERHADAP PERILAKU KESELAMATAN

PADA KARYAWAN PRODUKSI PT. SEMEN INDONESIA (PERSERO) Tbk Dwi Kusuma Wardani (dwi.wardani@yahoo.com)

Fakultas Pendidikan Psikologi Universitas Negeri Malang Abstrak

Perilaku keselamatan dalam keselamatan kerja berhubungan langsung dengan

perilaku karyawan dalam bekerja demi keselamatan individu sangat berhubungan erat dengan iklim keselamatan kerja dan sikap pengetahuan keselamatan kerja, karena dengan keadaan iklim keselamatan kerja ada dalam perusahaan mempengaruhi

tingkat kesehatan karyawan dan dengan adanya pengetahuan keselamatan kerja, maka karyawan mampu mengerti dan memahami arti keselamatan kerja.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh sikap pengetahuan keselamatan dengan iklim keselamatan kerja terhadap perilaku keselamatan pada karyawan produksi PT. Semen Indonesia (Persero)Tbk. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif deskripsi korelasional. Subjek penelitian ini sebanyak 44 karyawan pada bagian produksi. Teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala sikap pengetahuan keselamatan kerja yang terdiri 22 aitem dengan reliabilitas

menggunakan formula Alpha Cronbach sebesar 0,843, skala iklim keselamatan kerja yang terdiri dari 24 aitem dengan reliabilitas menggunakan formula Alpha Cronbach sebesar 0,732, dan skala perilaku keselamatan yang terdiri dari 22 aitem dengan reliabilitas menggunakan formula Alpha Cronbach sebesar 0,861. Data hasil penelitian ini dianalis menggunakan metode regresi linier berganda.

Kata Kunci : Sikap Pengetahuan Keselamatan Kerja, Iklim Keselamatan Kerja, Perilaku Keselamatan

Abstract

Safety in workplace safety behavior is directly related to the behavior of employees in the work for the salvation of the individual is closely associated with safety climate and safety knowledge attitude, because the climatic conditions in the company's workplace safety affects the level of employee health and safety with the knowledge, then the employee able to understand and comprehend the meaning of safety.

This study aimed to determine the effect of the attitude of safety knowledge with workplace safety climate on safety behavior on the production employees of PT. Semen Indonesia (Persero) Tbk. This study uses a quantitative description of correlational research. The study subjects were 44 employees on the production. Sampling technique using purposive sampling. The instrument used in this study is

(2)

the attitude scale safety knowledge that comprises 22 aitem with reliability using Cronbach Alpha formula was 0.843, the safety climate scale consists of 24 aitem with reliability using Cronbach Alpha formula was 0.732, and the safety behavior scale consisting of 22 aitem with reliability using Cronbach Alpha formula was 0.861. The research data analyzed using multiple linear regression method.

(3)

Kasus kecelakaan dan gangguan kesehatan akibat kerja menunjukkan, bahwa jumlah kecelakaan yang terjadi pada tahun 2003 sebanyak 105.846 kasus, pada tahun 2004 sebanyak 95.418 kasus, pada tahun 2005 sebanyak 96.081 kasus, pada tahun 2006 terjadi kecelakaan sebanyak 70.069 kasus kecelakaan kerja dan sepanjang tahun 2007 telah terjadi kecelakaan kerja sebanyak 65.474 kejadian. Data tersebut dapat menjadi tolak ukur pencapaian perilaku di Indonesia (Tarwaka, 2008).

Di dalam suatu lingkungan kerja, pekerja akan menghadapi tekanan dalam

lingkungan. yang berasal dari aspek kimiawi, fisik, biologis dan psikis. Tekanan fisik yang kerap terjadi dalam suatu lingkungan kerja, misalnya adanya kebisingan dan keadaan iklim yang tinggi di Indonesia sedikitnya satu juta pekerja terancam bising dan akandiperkirakan terus meningkat (Budiono, 2003).

Perilaku Keselamatan (safety performance) adalah perilaku kerja yang relevan dengan keselamatan dapat dikonseptualisasikan dengan cara yang sama dengan perilaku-perilaku kerja lain yang membentuk perilaku kerja. Perilaku keselamatan merupakan aplikasi dari perilaku tugas yang ada di tempat kerja (Griffin dan Neal, 2000). Perilaku keselamatan adalah perilaku tugas dan perilaku kontekstual, Borman dan Motowidlo, (1993) dalam (Griffin dan Neal, (2000) yaitu pematuhan dan

partisipasi individu pada aktivitas-aktivitas pemeliharaan keselamataan di tempat kerja. Sebagai umpan balik maka karyawan hendaknya menyadari arti pentingnya keselamatan bagi dirinya maupun bagi perusahaan tempat bekerja.

Pengetahuan keselamatan sangat penting dalam memahami perilaku keselamatan kerja, karena pengetahuan yang di peroleh dalam pengetahuan keselamatan dapat di terapkan di dalam lingkungan kerja. Pengetahuan keselamatan dipengaruhi oleh pengetahuan karyawan terhadap prosedur keselamatan kerja yang diberikan atau diterapkan di dalam perusahaan. Dengan adanya pengetahuan keselamatan karyawan lebih waspada terhadap kecelakaan kerja.

(4)

Persepsi iklim keselamatan dapat mempengaruhi sikap karyawan terhadap keselamatan, cara karyawan melaksanakan pekerjaan dan cara karyawan berinteraksi sesama karyawan yang mempunyai dampak langsung pada hasil keselamatan seperti kecelakaan kerja pada perusahaan (Griffin dan Neal, 2003:15).

Berdasarkan teori diatas pengetahuan akan suatu hal cenderung disertai dengan penerapan sikap. Tentunya hal ini berperan penting dalam mengurangi tingkat

kecelakaan kerja.Sehingga diperlukan suatu program yang dapat mencegah terjadinya kecelakaan atau mengurangi kemungkinan suatu kecelakaan terjadi pada para tenaga kerja. Keselamatan kerja bertujuan melindungi tenaga kerja atas hak keselamatannya dalam melakukan pekerjaan untuk kesejahteraan hidup dan meningkatkan produksi serta produktivitas nasional, menjamin keselamatan setiap orang lain yang berada ditempat kerja, sumber produksi dipelihara dan dipergunakan secara aman dan efisien. Perlindungan keselamatan karyawan mewujudkan produktifitas yang optimal (Suma’mur, 1989 : 4).

Sehingga perilaku keselamatan dalam keselamatan kerja yang berhubungan langsung dengan perilaku karyawan dalam bekerja demi keselamatan individu sangat berhubungan erat dengan iklim keselamatan dan pengetahuan keselamatan, karena dengan keadaan iklim keselamatan yang ada di dalam perusahaan dapat

mempengaruhi tingkat kesehatan karyawan dan dengan adanya pengetahuan

keselamatan kerja yang tinggi, maka karyawan mampu mengerti dan memahami arti keselamatan kerja dengan baik. Dan komponen terpenting dalam menjaga

keselamatan jiwa dan keselamatan peralatan kerja adalah pengetahuan tentang penggunaan perlengkapan keselamatan kerja bagi karyawan.

Dengan demikian keselamatan kerja adalah upaya manusia untuk menciptakan keselamatan dalam suatu proses kerja yang bertujuan melindungi tenaga kerja atas hak keselamatannya dalam melakukan pekerjaan untuk kesejahteraan hidup dan meningkatkan produktivitas nasional, menjamin keselamatan setiap orang lain yang

(5)

berada di tempat kerja, dan sumber produksi dipelihara dan dipergunakan secara aman dan efisien.

Dipilihnya PT. Semen Indonesia (Persero)Tbk sebagai tempat penelitian, karena karyawannya dalam menyelesaikan pekerjaan berhubungan dengan alat-alat produksi yang membutuhkan ketelitian untuk menjamin keselamatan kerja karyawannya yang berupa penyediaan fasilitas keamanan kerja yang memadai seperti sepatu, sarung tangan, masker maupun dokter khusus di perusahaan bagi karyawannya. Selain itu dengan membuat peraturan ataupun himbauan mengenai pentingnya keselamatan dalam perusahaan sangat diperlukan untuk memberikan bimbingan bagi karyawan dalam lingkungan kerja yang aman dan nyaman, hal ini mendukung tercapainya tujuan bersama.

Perilaku Keselamatan

Pengertian Perilaku Keselamatan

Borman dan Motowidlo (1993) membedakan perilaku keselamatan di tingkat individu ke dalam dua kategori, yaitu kepatuhan keselamatan (safety compliance) dan partisipasi keselamatan (safety participation).Kepatuhan keselamatan didefinisikan sebagai aktivitas utama yang harus dilakukan individu untuk mempertahankan

keselamatan di tempat kerja, termasuk didalamnya kepatuhan akan prosedur kerja dan menggunakan peralatan pelindung diri (personal protective equipment-PPE). Di sisi lain partisipasi keselamatan didefinisikan sebagai perilaku yang tidak secara langsung berkontribusi terhadap aktivitas keselamatan, tetapi akan membantu lingkungan kerja untuk tetap selamat. Beberapa contoh partisipasi keselamatan adalah mengikuti rapat-rapat keselamatan, dan membantu rekan kerja untuk mengatasi masalah yang

berhubungan dengan keselamatan kerja.

Dari pengertian diatas dapatlah diambil kesimpulan bahwa perilaku merupakan hasil dari usaha seseorang yang dicapai dengan kemampuan dan perbuatan dalam situasi tertentu, sehingga perilaku tersebut merupakan hasil keterkaitan antara usaha perilaku keselamatan dan kemampuan dalam menjalankan tugasnya. Perilaku

(6)

merupakan hal yang paling penting dijadikan sebagai landasan untuk mengetahui tentang performance dari karyawan tersebut. Dengan melakukan penilaian demikian, seorang pemimpin akan menggunakan uraian pekerjaan sebagai tolak ukur, bila pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan atau melebihi uraian pekerjaan, berarti pekerjaan itu berhasil dilaksanakan dengan baik.

Pengetahuan Keselamatan Kerja

Pengertian Sikap Pengetahuan Keselamatan Kerja

Sikap menekankan pada evaluasi individu terhadap obyek sikap, seperti ditunjukkan oleh definisi yang dikemukakan Eagly dan Chaiken (1993) bahwa sikap merupakan tendensi psikologi yang ditunjukkan dengan penilaian

senang/tidak senang terhadap suatu obyek. Sedangkan pengetahuan keselamatan kerja merupakan ilmu pengetahuan dan penerapannya guna mencegah

kemungkinan terjadinya kecelakaan atau penyakit yang disebabkan oleh pekerjaan dan lingkungan kerja. Dengan demikian, definisi sikap terhadap pengetahuan keselamatan kerja lebih menekankan adanya evaluasi untuk setuju/tidak setuju terhadap pengetahuan.

Pelaksanaan keselamatan kerja berbagai peraturan perundangan serta berbagai disiplin ilmu teknik dan medis (Bambang Sugiyono, 2003: 15). Pengertian

keselamatan kerja menurut beberapa ahli (Gloss, 1984) adalah derajad kebebasan dari resiko dan bahaya dalam lingkungan apapun. Digambarkan sebagai

pengetahuan atau keterampilan dalam metode untuk menghindari kecelakaan kerja (Covan,1995).

Iklim keselamatan kerja

Pengertian Iklim keselamatan Kerja

Hofmann dan Stetzer (1996) bahwa konstruk iklim adalah “individu

melampirkan makna dan menafsirkan lingkungan diman amereka bekerja. Makna ini untuk dan persepsi kemudian mempengaruhi cara di mana individu berperilaku dalam organisasi melalui sikap, norma, dan persepsi perilaku”.

(7)

Faktor-faktor Iklim keselamatan kerjaKerja

Griffin and Neal mengukur keselamatan yang terdiri dari lima sistem meliputi: 1) Management Value (Nilai Manajemen)

Nilai manajemen menunjukkan seberapa besar manajer dipersepsikan menghargai keselamatan di tempat kerja, bagaimana sikap manajemen terhadap keselamatan, dan persepsi bahwa keselamatan penting.

2) Safety Communication (Komunikasi Keselamatan)

Komunikasi keselamatan diukur dengan menanyakan dimana isu-isu keselamatan dikomunikasikan.

3) Safety Practices (Praktek Keselamatan)

Yaitu sejauh mana pihak manajemen menyediakan peralatan keselamatan dan merespon dengan cepat terhadap bahaya-bahaya yang timbul.

4) Safety Training (Pelatihan Keselamatan)

Pelatihan adalah aspek yang sangat krusial dalam sistem personalia dan mungkin metode yang sering digunakan untuk menjamin level keselamatan yang memadai di organisasi karena pelatihan sangat penting bagi pekerja produksi.

5) Safety Equipment (Peralatan Keselamatan)

Peralatan keselamatan mengukur tentang kecukupan peralatan keselamatan, seperti alat-alat perlengkapan yang tepat disediakan dengan mudah.

Pengaruh Sikap Pengetahuan Keselamatan Kerja terhadap Perilaku Keselamatan

Bila orang punya pengetahuan tentang manfaat sesuatu hal, maka ia akan mempunyai sikap positif terhadap hal tersebut. Selanjutnya sikap yang positif akanberubah menjadi tindakan apabila mendapat dukungan sosial dan tersedianya fasilitas.Faktor yang mempengaruhi pengetahuan adalah pengalaman orang terhadap sesuatu obyek dan informasi yang diterima olehnya (Ida Bagus, 1992).

(8)

Pengaruh Iklim keselamatan kerja terhadap Perilaku Keselamatan

Dari hasil penelitian yang dilakukan Griffin dan Neal (2000) yang mengacu pada beberapa teori mengenai perilaku, suatu model yang menggambarkan antara iklim keselamatan kerjadengan perilaku keselamatan (safety performance). Walaupun terdapat banyak faktor, baik dari individu maupun lingkungan kerja yang dapat mempengaruhi perilaku kerja seperti keahlian dan kepribadian individu, serta iklim organisasi (Neal & Griffin, 1999), tetapi pada model ini iklim keselamatan kerja menjadi antiseden utama yang data berpengaruh secara positif terhadap perilaku keselamatan. Mediasi iklim keselamatan kerjadan sikap pengetahuan keselamatan didalam kerangka kerjamemberikan suatu proses individual yang menghubungkan iklim keselamatan kerjadengan hasil kerja spesifik. Hasil-hasil tersebut mendukung usulan bahwa sikap pengetahuan keselamatan kerja dan iklim keselamatan

kerjaterhadap perilaku keselamatan sangatlah penting. Pembedaan ini penting karena mengidentifikasikan mekanisme-mekanisme dimana iklim keselamatan

kerjacenderung mempengaruhi perilaku keselamatan (Campbell et al., 1993). Metode

Partisipan dan Desain Pelatihan

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode korelasional dalam menguji hipotesis yang telah disusun. Dalam penelitian yang bersifat

kuantitatif ini, maka proses penelitian banyak menggunakan angka mulai dari pengumpulan, penafsiran dan penyajian hasil (Arikunto, 2002). Dengan rancangan variabel Sikap Pengetahuan Keselamatan Kerja (X1), Iklim Keselamatan Kerja (X2), Perilaku Keselamatan (Y). Pada penelitian ini populasi yang digunakan peneliti adalah seluruh karyawan bagian produksi di PT. SEMEN INDONESIA (Persero) Tbk yang berjumlah 218 karyawan. Dan 46 karyawan bagian produksi dibagian F/Mill dan Packer.

(9)

Alat Ukur dan Prosedur Penelitian

Data yang diperlukan dikumpulkan dengan menggunakan 3 skala sebagai berikut :

1) Skala sikap pengetahuan keselamatan kerja yang disusun berdasarkan model skala rating yang dijumlahkan atau skala likert dengan 5 pilihan jawaban STS, TS, N, S, SS dengan contoh soal sebagai berikut :

Saya memahami bagaimana menggunakan perlindungan APD yang disediakan oleh perusahaan, Saya mengetahui kembali alat-alat yang sudah saya pakai ke tempat semula.

2) Skala iklim keselamatan kerja yang disusun berdasarkan model skala rating yang dijumlahkan atau skala likert dengan 5 pilihan jawaban STS, TS, N, S, SS

dengan contoh soal sebagai berikut :

Menurut saya perusahaan mempunyai program pelatihan keselamatan yang baik, Menurut saya perusahaan sungguh-sungguh bersikap positif terhadap

keselamatan karyawannya.

3) Skala Perilaku Keselamatan yang disusun berdasarkan model skala rating yang dijumlahkan atau skala likert dengan 5 pilihan jawaban STS, TS, N, S, SS dengan contoh soal sebagai berikut :

Saya mampu memberikan P3K pada saat rekan kerja yang mengalami kecelakaan, Kadang saya tidak menggunakan APD dengan lengkap. Pengumpulan Data

Pengumpulan data pada penelitian ini terdiri dari data yang didapatkan dari hasil penyebaran kuesioner pengumpulan data diperoleh dari hasil penyebaran angket kuisioner yang disebarkan berdasarkan banyaknya sampel yang telah ditentukan untuk diisi. Kuesioner yang telah terkumpul kembali, kemudian diperiksa

kebenarannya agar dapat diolah dan dihitung. Skala diberikan pada partisipan pada hari jumat, 5 April 2013.

(10)

Analisis Data

Dalam penelitian ini untuk mendapat gambaran mengenai pengaruh sikap pengetahuan keselamatan kerja dan iklim keselamatan kerja terhadap perilaku keselamatan pada karyawan produksi PT. Semen Indonesia, peneliti menggunakan dua teknik yaitu analisis deskriptif dan analisis regresi linier berganda yang dihitung menggunakan bantuan SPSS 17 for Windows.

Hasil

1. Karyawan produksi pada PT. Semen Indonesia (Persero)Tbk, pada variabel sikap pengetahuan keselamatan kerja dari jawaban responden secara mayoritas masuk pada kategori sedang sebanyak 30 responden 68,18 % dari 44 responden.

2. Karyawan produksi pada PT. Semen Indonesia (Persero)Tbk, pada variabel iklim keselamatan kerja dari jawaban responden secara mayoritas masuk pada kategori sedang sebanyak 35 responden 79,5% dari 44 responden.

3. Karyawan produksipada PT. Semen Indonesia (Persero)Tbk, pada variabel perilaku keselamatan sebanyak 30 responden 68,18% dari 44 responden.

4. Terdapat pengaruh yang signifikan pada variabel sikap pengetahuan keselamatan terhadap perilaku keselamatan.

5. Tidak terdapat pengaruh yang signifikan pada variabel iklim keselamatan kerja terhadap perilaku keselamatan.

6. Perilaku keselamatan dipengaruhi oleh sikap pengetahuan keselamatan dan iklim keselamatan kerja.

Diskusi dan Saran

Berdasarkan hasil analisis yang pertama menunjukkan bahwa sa,pel karyawan produksi memiliki perilaku keselamatan yang sedang. Berarti karyawan di PT. Semen Indonesia memiliki perilaku keselamatan yang cukup diperusahaan. Dengan model-model perilaku dapat diaplikasikan terhadap perilaku keselamatan di tempat kerja. Griffin dan Neal dalam penelitiannya menggunakan pembedaan komponen perilaku, determinan perilaku dan anteseden perilaku (Campbell, Gasser dan Oswald, 1996).

(11)

Komponen perilaku mendeskripsikan perilaku aktual yang dilakukan individu di tempat kerja.

Hal ini diperkuat dengan adanya penetapan standar kerja tertentu di PT. Semen Indonesia (Persero)Tbk sehingga karyawan cukup memahami perilaku keselamatan yang diberikan oleh perusahaan. Berdasarkan analisis yang kedua menunjukkan sampel karyawan pada bagian produksi memiliki sikap pengetahuan keselamatan yang sedang. Dan sikap pengetahuan keselamatan kerja berpengaruh terhadap perilaku keselamatan.

Karyawan yang mempunyai sikap pengetahuan keselamatan kerja yang diberikan oleh prosedur perusahaan. Maka ia akan mempunyai sikap positif terhadap hal

tersebut. Dan faktor yang ada di dalam perusahaan akan mempengaruhi karyawan terhadap objek dan informasi yang diterima (Ida Bagus, 1992).

Berdasarkan hasil analisis yang ketiga menunjukkan bahwa sampel karyawan produksi memiliki iklim keselamatan kerja yang sedang. Berarti para karyawan di PT. Semen Indonesia memiliki persepsi yang cukup terhadap iklim keselamatan

diperusahaan.

Hasil penelitian ini bertolak belakang pada penelitian sebelumnya yang pernah dilakukanoleh Evans, Michael, Wiedenbackdan Ray, (2005) menunjukkan bahwa iklim keselamatan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kegiatan yang terkait dengan keselamatan kerja. Zohar (1980:101) dalam Griffin dan Neal (003:20) menyelidiki bahwa iklim keselamatan kerja mempengaruhi kesuksesan program keselamatan di dalam perusahaan. Sejak penelitian zohar peneliti lain juga menyelidiki pengaruh iklim walaupun sesungguhnya tidak ada peneliti yang menyelidiki pengaruh iklim keselamatan kerja pada perilaku tidak selamat.

Dunbar (1975) menemukan bahwa dukungan yang diberikan oleh supervisor menunjukkan hasil yang signifikan mempengaruhi pekerja yang bertanggung jawab terhadap pekerjaan untuk keselamatan kerja. Beberapa penelitian telah menunjukkan

(12)

bahwa terdapat korelasi positif antara iklim keselamatan kerja dengan kepatuhan keselamatan dan korelasi negative antara iklim keselamatan kerja dengan kecelakaan yang terjadi di tempat kerja Brown &Holme 1986; Hayes, et al. 1998; Hofmann &Stetzer 1996).

Saran bagi perusahaan diharapkan untuk tetap mampu meningkatkan iklim keselamatan yang sudah ada saat ini dengan diantaranya selalu memberikan informasi baru tentang pentingnya aspek teknis keselamatan kerja agar karyawan tidak melakukan tindakan ceroboh, melakukan pelatihan tentang keselamatan secara berkala, memberikan peralatan keselamatan kerja yang lengkap dan memenuhi standar keselamatan serta yang terpenting penanganan secara tepat oleh pihak manajemen apabila terjadi kecelakaan kerja. Pihak manajemen hendaknya memberikan penghargaan bagi karyawan yang selalu mematuhi peraturan keselamatan dan mempunyai andil dalam meningkatkan keselamatan kerja baik bagi dirinya maupun bagi rekan kerjanya. Dan saran bagi peneliti selanjutnya diharapkan untuk mempertimbangkan variabel lain, dan peneliti diharapkan memperluas sampel / meneliti pada sampel yang berbeda.

(13)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian. Jakarta : PT. Rineka Cipta. As’ad, M. Psikologi Industri. Liberti Yogjakarta.

Azwar, Syaifuddin. 2007. Tes Prestasi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Offset. Azwar, Syaifuddin. 2008. Reliabilitas dan Validitas. Yogjakarta : Pustaka Pelajar Offset.

Azwar, Saifuddin. 2009. Sikap Manusia Teori dan Pengukurannya. Yogyakarta :Pustaka Pelajar Offset.

Barling, Julian and R. Frone Michael. 2007. The Psychology of Workplace Safety. Washington Dc

Brown, R.L, & Holmes, 1986. The Use of a Factor-analytic Procedure for Assessing the validit of an employee Safety Climate Model. Accident Analysis and

Prevention.Vol 18 No.6, pp 455-470

Dedobbeleer N. And Beland F. 1991. A Safety Climate Measure For. Construction Site. Journal of research. Vol. 22 No. 2. PP 97-103.

Eagly, A. H., &Chaiken, S. (1993). The psychology of attitudes. Fort Worth, TX: Harcourt Brace Jovanovich.

Griffin Mark A. , Neal Andrew. 2000. Perception of Safety at work : A Framework For Linking Safety Climate to Safety Performance, Knowledge and motivasion. Journal Of Occopational Health Psychology. Vol.5 no. 3, 347-358.

Griffin Mark A. , Neal Andrew. 2003. Safety Climate and Safety at work. Hand book : The Psychology of work Place. PP 15-34. American Psychological Assocation. Kerlinger, F. N. 1992. Asas-asas Penelitian Behavioral. Yogjakarta : UGM Press. M, Soeripto. 2008. HigeneIndustri. Jakarta : FKUI

Panggabean, M.(2004). Manajemen Sumber Daya Manusia. Cetakan Kedua. Bogor Selatan :PT.Ghalia Indonesia.

Rivai, V. 2008. Performance Appraisal. Edisi Kedua. Jakarta : PT. Raja GrafindoPersada.

Suharjo, Bambang.2008. Analisis Regresi Terapan dengan SPSS. Edisi Pertama. Surabaya : Graha Ilmu.

(14)

Suma’mur, P.K. 1995. Higene Perusahaan dan Kesehatan Kerja. Jakarta : PT. GunungAgung.

Nurmianto, Eko. 2008. Ergonomi Konsep Dasar dan Aplikasinya. Surabaya: PenerbitGunaWidya.

Universitas Negeri Malang. 2000. PedomanPenulisan Karya Ilmiah: Skripsi, Tesis, Disertasi, Artikel, Makalah, Laporan Penelitian. Malang : UM Press.

Winarsunu, T. (2008).Psiologi Keselamatan Kerja. Malang : UMM Press.

Zohar Dov, 2003, Safety Climate : Conceptual and Measurement Issues Handbook. Of Occupational Health Psychology (PP 123-142). Washington Dc : American Psychology Association.

Referensi

Dokumen terkait

2) Rekapitulasi Daftar Mutasi Barang per tahun, datanya dari Daftar Mutasi Barang per tahun dimana tidak lagi dalam jenis-jenis barang tetapi dalam Golongan (01 s/

Instrumen pada penelitian ini berupa behavioral cheklist dalam bentuk lembar observasi untuk mengukur konsentrasi belajar anak kelompok B, sedangkan kemampuan

“ Penggerakan merupakan kegiatan untuk merealisasikan rencana menjadi tindakan nyata dalam rangka mencapai tujuan. Maka kami selaku kepala madrasah senantiasa

Proses desain akan dilanjutkan pada langkah perwujudan desain. Perwujudan ini merupakan langkah perancang untuk mulai menggambar wujud komponen-komponen yang ingin dibuat.

Dari keempat jenis ikan Channidae tersebut di atas, kalau diurutkan berdasarkan panjang dan berat tubuh, maka dapat diurutkan sebagai berikut : urutan pertama,

Diagram isocandela adalah suatu grafik yang koodinatnya terdiri dari sudut elevasi pada posisi vertikal dan sudut azimuth pada posisi horizontal untuk menyatakan distribusi

[r]

[r]