• Tidak ada hasil yang ditemukan

@Pedoman Penyusunan KTSP (TPK 20 Maret 2017) Endang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "@Pedoman Penyusunan KTSP (TPK 20 Maret 2017) Endang"

Copied!
33
0
0

Teks penuh

(1)

 Disampaikan dalam P

 Disampaikan dalam Penguatan Penyusunan Kenguatan Penyusunan Kurikulumurikulum

di Rayon 1,2,dan 3 SMP Kabupaten Garut

di Rayon 1,2,dan 3 SMP Kabupaten Garut

Senin, 20 Maret 2017 

Senin, 20 Maret 2017 

Oleh :

Oleh :

Tim Pengembang Kurikulum

Tim Pengembang Kurikulum

Dinas Pendidikan Kabupaten Garut

(2)
(3)

Setelah mengikuti kegiatan ini, melalui informasi kegiatan nyata

Setelah mengikuti kegiatan ini, melalui informasi kegiatan nyata

dan diskusi diharapkan kita:

dan diskusi diharapkan kita:

1.

1. MeMempmpererololeh eh ininfoformrmasasi di dan an gagambmbararan an nynyatata ta tenentatangng

penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP),

penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP),

dalam upaya peningkatan mutu pendidikan dan

dalam upaya peningkatan mutu pendidikan dan

pembelajar

pembelajaran di an di sekolah;sekolah;

2.

2. TiTimbmbul kul keieingnginainan unn untutuk mek mempmperersisiapapkakan din diri dri denengagan sen segagalala

kemampuan yang ada untuk mencoba menyiapkan

kemampuan yang ada untuk mencoba menyiapkan

menyusun/mengembangkan Kurikulum Tingkat Satuan

menyusun/mengembangkan Kurikulum Tingkat Satuan

Pendidikan (KTSP) tahun 2017/2018 di sekolah.

(4)

PENGERTIAN

PENGERTIAN

Kurikulum

Kurikulum Tingkat Tingkat Satuan Satuan Pendidikan Pendidikan (KTSP) (KTSP) adalahadalah

kurikulum

kurikulum operasional operasional yang yang disusun disusun oleh oleh dan dan dilaksanakan dilaksanakan didi

masing-masing satuan pendidikan.

masing-masing satuan pendidikan. (PP Nomor 13 tahun 2015(PP Nomor 13 tahun 2015

tentang SNP)

tentang SNP)

Kurikulum pendidikan dasar dan menengah dikembangkan

Kurikulum pendidikan dasar dan menengah dikembangkan

sesuai dengan relevansinya

sesuai dengan relevansinya oleh setiap kelompok atau satuanoleh setiap kelompok atau satuan

pendidikan dan komite sekolah/madrasah

pendidikan dan komite sekolah/madrasah  di bawah koordinasi  di bawah koordinasi

dan supervisi dinas pendidikan atau kantor kementrian agama

dan supervisi dinas pendidikan atau kantor kementrian agama

kabupaten/kota untuk pendidikan dasar dan provinsi untuk

kabupaten/kota untuk pendidikan dasar dan provinsi untuk

pendidikan menengah.

(5)

Penyusunan KTSP

1.Merupakan salah satu bentuk realisasi kebijakan

desentralisasi di bidang pendidikan agar kurikulum

benar-benar sesuai dengan kebutuhan pengembangan

potensi peserta didik di sekolah dengan

mempertimbangkan kepentingan lokal, nasional dan

tuntutan global dengan semangat Manajemen

Berbasis Sekolah (MBS);

2.Penyusunan kurikulum pada tingkat satuan pendidikan

 jenjang pendidikan dasar dan menengah berpedoman

(6)

DASAR HUKUM

1. UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

2. Peraturan Daerah Nomor 11 Tahun 2011 tentang Penyelenggaraan Pendidikan di Kabupaten Garut

3. PP RI Nomor 13 Tahun 2015 tentang Perubahan kedua atas PP 19 tahun 2005 Standar Nasional Pendidikan

4. Permendikbud Nomor 61 Tahun 2014 tentang KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP)

5. Permendikbud Nomor 62 Tahun 2014 tentang Kegiatan Ekstrakurikuler pada Pendidikan Dasar dan Menengah.

6. Permendikbud Nomor 79 Tahun 2014 tentang Muatan Lokal Kurikulum 2013

7. Permendikbud Nomor 20 Tahun 2016 tentang SKL Pendidikan Dasar dan Menengah 8. Permendikbud Nomor 21 Tahun 2016 tentang Standar Isi Pendidikan Dasar dan

Menengah

9. Permendikbud Nomor 22 Tahun 2016 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah

10. Permendikbud Nomor 23 Tahun 2016 tentang Standar Penilaian Pendidikan

11. Permendikbud Nomor 24 Tahun 2016 tentang KI dan KD Pelajaran pada Kurikulum 2013 pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah

12. Pergub Prov Jabar Nomor 69 Tahun 2013 tentang Pembelajaran Muatan Lokal Bahasa dan Sastra Daerah pada Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah.

(7)

LANDASAN PENYUSUNAN KTSP

Peraturan Pemerintah Nomor 13 tahun 2015:

1. Pasal 77A ayat (1), menyebutkan bahwa Kerangka Dasar Kurikulum berisi landasan filosofis, sosiologis, psikopedagogis, dan yuridis sesuai dengan Standar Nasional Pendidikan.

2. Pasal 77A ayat (2), menyebutkan bahwa Kerangka Dasar Kurikulum sebagaimana dimaksud pada ayat (1) digunakan sebagai: a. acuan dalam Pengembangan Struktur Kurikulum pada tingkat nasional; b. acuan dalam Pengembangan muatan lokal pada tingkat daerah; dan c. pedoman dalam Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan.

3. Kurikulum dikembangkan dengan prinsip diversifikasi, untuk melakukan penyesuaian program pendidikan pada satuan pendidikan dengan kondisi dan ciri khas potensi yang ada di daerah serta peserta didik;

4. Kurikulum operasional yang dikembangkan dan diimplementasikan oleh satuan pendidikan diwujudkan dalam bentuk Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).

(8)

KOMPONEN KTSP

Komponen KTSP meliputi 3 dokumen:

1. Dokumen 1 yang disebut dengan Buku I KTSP berisi sekurang-kurangnya visi, misi, tujuan, muatan, pengaturan beban belajar, dan kalender pendidikan.

2. Dokumen 2 yang disebut dengan Buku II KTSP berisi silabus 3. Dokumen 3 yang disebut dengan Buku III KTSP berisi

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang disusun sesuai potensi, minat, bakat, dan kemampuan peserta didik di lingkungan belajar.

Penyusunan Buku I KTSP menjadi tanggung jawab kepala sekolah/madrasah, sedangkan penyusunan Buku III KTSP menjadi tanggung jawab masing-masing tenaga pendidik. Buku II KTSP sudah disusun oleh Pemerintah.

(9)

PRINSIP PENGEMBANGAN KTSP

1. Berpusat pada potensi, perkembangan,

kebutuhan, dan kepentingan peserta didik dan

lingkungannya secara nasional maupun

internasional,

2. Beragam dan terpadu

3. Tanggap terhadap perkembangan ilmu

pengetahuan, teknologi dan seni

4. Relevan dengan kebutuhan kehidupan

5. Menyeluruh dan berkesinambungan

6. Belajar sepanjang hayat

7. Seimbang antara kepentingan nasional dan

kepentingan daerah

(10)

ACUAN KONSEPTUAL

1. Peningkatan iman, takwa, dan akhlak mulia

2. Toleransi dan Kerukunan Umat Beragama

3. Persatuan Nasional dan Nilai-Nilai Kebangsaan

4. Peningkatan Potensi, Kecerdasan, Bakat, dan Minat sesuai dengan

Tingkat Perkembangan dan Kemampuan Peserta Didik

5. Kesetaraan Warga Negara Memperoleh Pendidikan Bermutu

6. Kebutuhan Kompetensi Masa Depan

7. Tuntutan Dunia Kerja

8. Perkembangan Ipteks

9. Keragaman Potensi dan Karakteristik Daerah serta Lingkungan

10. Tuntutan Pembangunan Daerah dan Nasional

11. Dinamika Perkembangan Global

12. Kondisi Sosial Budaya Masyarakat Setempat

13. Karakteristik Satuan Pendidikan

(11)

Halaman Judul Kata Pengantar

Halaman Pengesahan Daftar Isi

Bab I PENDAHULUAN

 A. Rasional/Latar Belakang B. Landasan Hukum

C. Visi, Misi dan Tujuan Sekolah D. Analisis SWOT

E. Tujuan Pengembangan Kurikulum F. Prinsip Pengembangan Kurikulum

Bab II STRUKTUR DAN MUATAN KURIKULUM  A. Struktur Kurikulum

B. Muatan Kurikulum 1. Mata Pelajaran

2. Kegiatan Pengembangan Diri 3. Beban Belajar

4. Ketuntasan Belajar

5. Kenaikan Kelas dan Kelulusan 6. Mutasi dan Kepindahan Siswa Bab III KALENDER PENDIDIKAN  A. Alokasi Waktu

B. Penetapan Kalender Pendidikan

(12)

STRUKTUR MUATAN KURIKULUM 2013

No Mata Pelajaran Alokasi Waktu per Minggu

VII VIII IX

Kelompok A

1. Pendidikan Agama dan Budi Pekerti 3 3 3

2. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 3 3 3

3. Bahasa Indonesia 6 6 6

4. Matematika 5 5 5

5. Ilmu Pengetahuan Alam 5 5 5

6. Ilmu Pengetahuan Sosial 4 4 4

7. Bahasa Inggris 4 4 4

Kelompok B

1. Seni Budaya 3 3 3

2. Pendidikan Jasmani, Olah Raga dan Kesehatan 3 3 3

3. Prakarya 2 2 2

4. Bahasa dan Sastra Daerah *) (2) (2) (2)

Jumlah Alokasi Waktu per Minggu 38 38 38

Jumlah Alokasi Waktu per Minggu *) (40) (40) (40)

Mulok Bahasa Sunda :

(13)

Struktur Kurikulum SMP tahun 2006

Komponen Kelas dan Alokasi Waktu VII VIII IX A. Mata Pelajaran 1. Pendidikan Agama 2 2 2 2. Pendidikan Kewarganegaraan 2 2 2 3. Bahasa Indonesia 4 4 4 4. Bahasa Inggris 4 4 4 5. Matematika 4 4 4 6. Ilmu Pengetahuan Alam 4 4 4 7. Ilmu Pengetahuan Sosial 4 4 4 8. Seni Budaya 2 2 2 9. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan 2 2 2 10.Keterampilan/Teknologi Informasi dan Komunikasi 2 2 2 B. Muatan Lokal 2 2 2 C. Pengembangan Diri 2*) 2*) 2*) Jumlah 32 32 32

(14)

Muatan Kurikuler

Muatan KTSP terdiri atas muatan nasional dan muatan

lokal. Muatan KTSP diwujudkan dalam bentuk struktur

kurikulum satuan pendidikan dan penjelasannya.

a. Muatan Nasional

Muatan kurikulum nasional terdiri atas kelompok

mata pelajaran A, kelompok mata pelajaran B (dan

khusus untuk SMA/MA/SMK/MAK ditambah dengan

kelompok mata pelajaran C (peminatan)), termasuk

bimbingan konseling dan ekstrakurikuler wajib

pendidikan kepramukaan.

(15)

Muatan Kurikuler

lanjutan

b. Muatan Lokal

Muatan lokal yang dikembangkan oleh pemerintah daerah

provinsi atau kabupaten/kota sesuai dengan kewenangannya dan/atau satuan pendidikan dapat berbentuk sejumlah bahan kajian terhadap keunggulan dan kearifan daerah tempat

tinggalnya yang menjadi:

1) bagian mata pelajaran kelompok B; dan/atau

2) mata pelajaran yang berdiri sendiri pada kelompok B sebagai mata pelajaran muatan lokal dalam hal

pengintegrasian tidak dapat dilakukan.

Bimbingan konseling dapat diselenggarakan melalui tatap muka di kelas sebagai muatan kurikulum yang ditetapkan pada tingkat satuan pendidikan.

(16)

Pengaturan Beban Belajar dan

Beban Kerja sebagai Pendidik

a. Beban belajar diatur dalam Sistem Paket atau Sistem Kredit Semester.

Sistem Paket

Beban belajar dengan sistem paket sebagaimana diatur dalam struktur kurikulum setiap satuan pendidikan merupakan

pengaturan alokasi waktu untuk setiap mata pelajaran yang terdapat pada semester 1 dan 2 dalam satu tahun pelajaran.

Beban belajar pada sistem paket terdiri atas pembelajaran tatap muka, penugasan terstruktur, dan kegiatan mandiri.

Beban belajar penugasan terstruktur dan kegiatan mandiri,

maksimal 50% untuk SMP/MTs., dari waktu kegiatan tatap muka mata pelajaran yang bersangkutan.

(17)

b. Beban Belajar Tambahan

Satuan pendidikan boleh menambah beban belajar

berdasarkan pertimbangan kebutuhan belajar peserta

didik dan/atau kebutuhan akademik, sosial, budaya,

dan faktor lain yang dianggap penting oleh satuan

pendidikan dan/atau daerah, atas beban pemerintah

daerah atau satuan pendidikan yang

(18)

Kalender Pendidikan

Berisi tentang kalender pendidikan yang digunakan oleh sekolah,

yang disusun berdasarkan kalender pendidikan yang ditetapkan

oleh Dinas Pendidikan setempat, disesuaikan dengan kebutuhan

dan karakteristik sekolah, kebutuhan peserta didik dan masyarakat,

dengan memperhatikan aturan kalender pendidikan sebagaimana

tercantum dalam Standar Isi.

Kurikulum satuan pendidikan pada setiap jenis dan jenjang

diselenggarakan dengan mengikuti kalender pendidikan. Kalender

pendidikan merupakan pengaturan waktu untuk kegiatan

pembelajaran peserta didik selama satu tahun pelajaran yang

mencakup permulaan tahun pelajaran, minggu efektif belajar, waktu

pembelajaran efektif, dan hari libur .

(19)

a. Permulaan Tahun Pelajaran

Permulaan tahun pelajaran adalah waktu dimulainya kegiatan pembelajaran pada awal tahun pelajaran pada setiap satuan pendidikan.

b. Pengaturan Waktu Belajar Efektif

1) Minggu efektif belajar adalah jumlah minggu kegiatan pembelajaran untuk setiap tahun pelajaran pada setiap satuan pendidikan,

2) Waktu pembelajaran efektif adalah jumlah jam

pembelajaran setiap minggu yang meliputi jumlah jam pembelajaran untuk seluruh mata pelajaran termasuk muatan lokal, ditambah jumlah jam untuk kegiatan lain yang dianggap penting oleh satuan pendidikan, yang

pengaturannya disesuaikan dengan keadaan dan kondisi daerah.

(20)

c. Pengaturan Waktu Libur

Penetapan waktu libur dilakukan dengan mengacu

pada ketentuan yang berlaku tentang hari libur, baik

nasional maupun daerah. Waktu libur dapat

berbentuk jeda tengah semester, jeda antar

semester, libur akhir tahun pelajaran, hari libur

keagamaan, hari libur umum termasuk hari-hari

besar nasional, dan hari libur khusus.

(21)

Tabel 1: Alokasi Waktu pada Kalender Pendidikan

NO KEGIATAN ALOKASI WAKTU KETERANGAN 1. Minggu efektif belajar

reguler setiap tahun (Kelas VII dan VIII

Minimal 36 minggu Digunakan untuk kegiatan pembelajaran efektif pada setiap satuan pendidikan

2. Minggu efektif semester 1 thn terakhir setiap satuan pendidikan (Kelas IX)

Minimal 18 minggu

3. Minggu efektif semester 2 thn terakhir setiap satuan pendidikan (Kelas IX)

Minimal 14 minggu

4. Jeda tengah semester Maksimal 2 minggu Satu minggu setiap semester 5. Jeda antarsemester Maksimal 2 minggu Antara semester I dan II

6. Libur akhir tahun ajaran Maksimal 3 minggu Digunakan untuk penyiapan kegiatan dan administrasi akhir dan awal tahun ajaran

7. Hari libur keagamaan Maksimal 4 minggu Daerah khusus yang memerlukan libur keagamaan lebih panjang dapat

mengaturnya sendiri tanpa mengurangi  jumlah minggu efektif belajar dan waktu

pembelajaran efektif

(22)

Prosedur Operasional

Prosedur operasional pengembangan KTSP sekurang-kurangnya meliputi:

1. Analisis mencakup:

a. analisis ketentuan peraturan perundang-undangan mengenai Kurikulum;

b. analisis kebutuhan peserta didik, satuan pendidikan, dan lingkungan; dan

c. analisis ketersediaan sumber daya pendidikan. 2. Penyusunan mencakup:

a. perumusan visi, misi, dan tujuan satuan pendidikan; b. pengorganisasian muatan kurikuler satuan pendidikan;

c. pengaturan beban belajar peserta didik dan beban kerja pendidik tingkat kelas;

d. penyusunan kalender pendidikan satuan pendidikan;

e. penyusunan silabus muatan atau mata pelajaran muatan lokal; dan f. penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran setiap muatan

(23)

ANALISIS SWOT IMLEMENTASI PERMENDIKBUD NO. 20, 21, 22, 23, dan 24 TAHUN 2016 Di SMP ……… Kabupaten Garut Provinsi Jawa Barat

No. Fungsi dan Faktor Kondisi Ideal Kondisi Nyata Kesiapan Siap Tidak 1 Fungsi Perencanaan

KTSP

1. Faktor Internal

1.1 Komite Sekolah Mendukung Mendukung v 1.2 Pendidik Mengajar sesuai

dengan latar  belakang  pendidikan dan  jenjang S-1 Berpendidikan S-1 (80%) dan mengajar sesuai dengan latar  belakang  pendidikannya. v 1.3 Tenaga Kependidikan Berijazah sekurang-kurangnya D-3 Berijazah < D-3 (8%) v 1.4 Sarana dan Prasarana Lengkap dan memadai

Belum lengkap dan memadai

v

1.5 Baya Terpenuhi Belum semuanya terpenuhi v 2. Faktor Eksternal 2.1 Dinas Pendidikan Kota/Kab. Mendukung Mendukung v 2.2 Dewan Pendidikan Mendukung Mendukung v

2.3 Organisasi profesi Mendukung Belum mendukung v 2.4 Lingkungan Masyarakat Mendukung Mendukung v 2.1 Dinas Pendidikan Kota/Kab. Mendukung Mendukung v 2.2 Dewan Pendidikan Mendukung Mendukung v 2.3 Organisasi profesi Mendukung Belum mendukung

secara optimal

v 2.4 Lingkungan

Masyarakat

(24)

No. Fungsi dan Faktor Kondisi Ideal Kondisi Nyata Kesiapan Siap Tidak No. Fungsi dan Faktor Kondisi Ideal Kondisi Nyata Kesiapan

Siap Tidak 2 Fungsi Evaluasi

Pelaksanaan KTSP

1. Faktor Internal

1.1 Komite sekolah Mendukung Mendukung v 1.2 Pengawas Sekolah Mendukung Mendukung v 1.3 Sarana dan

Prasarana

Mendukung Belum mendukung secara optimal

v

1.4 Biaya Terpenuhi Belum Terpenuhi v

2 Fungsi Evaluasi Pelaksanaan KTSP 2. Faktor Eksternal 2.1 Dinas Pendidikan Kota/Kab. Mendukung Mendukung v 2.2 Dewan Pendidikan Mendukung Mendukung v 2.3 Lingkungan

Masyarakat

(25)

Mekanisme

PENYUSUNAN KTSP

Pembentukan

TIM

penyiapan dan

penyusunan

draf,

review dan

revisi, serta

finalisasi,

pemantapan

dan penilaian

Naskah

KTSP

diberlaku

kan

 Analisis :

Kekuatan/ kelemahan • Peluang/ tantangan • Dokumen Standar isi, SKL, Standar Pengelolaan, Standar Pro-ses, Standar Penilaian, dan Panduan Penyusunan KTSP

(26)

PIHAK YANG TERLIBAT

Pihak-pihak yang terlibat dalam pengembangan KTSP antara lain :

1. Tim pengembang kurikulum satuan pendidikan terdiri atas: tenaga pendidik, konselor (kecuali SD/SDLB/MI), dan kepala sekolah/madrasah sebagai ketua merangkap anggota. Dalam kegiatan pengembangan KTSP, tim pengembang kurikulum satuan pendidikan dapat mengikutsertakan komite

sekolah/madrasah, nara sumber, dan pihak lain yang terkait. 2. Dinas pendidikan atau kantor kementerian agama provinsi

dan kabupaten/kota sesuai dengan kewenangannya melakukan koordinasi dan supervisi.

3. Penetapan dilakukan kepala sekolah/madrasah berdasarkan hasil rapat dewan pendidik satuan pendidikan dengan melibatkan komite sekolah/madrasah.

Pengesahan dan pemberlakuan dilakukan oleh pemerintah daerah sesuai dengan kewenangannya.

(27)

Pengembangan KTSP

1. Disusun bersama-sama oleh guru, komite

sekolah/pengurus yayasan, konselor (BK), dan

nara sumber, dan disupervisi oleh Dinas

Pendidikan;

2. Ditandatangani oleh Kepala Sekolah, Ketua

Komite sekolah dan Kepala Dinas Pendidikan;

3. Mengacu pada SI, SKL, Standar proses, standar

penilaian dan panduan penyusunan KTSP yang

disusun oleh BSNP serta UU nomor 20 tahun

(28)

Pengembangan KTSP

Lanjutan

4. Tim Penyusun/Pengembang KTSP pada satuan

pendidikan terdiri atas guru, konselor, dan

kepala sekolah sebagai ketua merangkap

anggota. Melibatkan komite sekolah dan nara

sumber, serta pihak lain yang terkait.

5. Penyusunan KTSP merupakan bagian dari

kegiatan perencanaan sekolah. Kegiatan ini

dapat berbentuk rapat kerja, wokshop, dan

atau lokakarya sekolah/madrasah dan atau

kelompok sekolah/madrasah yang

diselenggarakan dalam jangka waktu sebelum

tahun pelajaran baru.

(29)

Menimbang : a. Bahwa sistem pengelolaan pendidikan dan pembelajaran merupakan inti proses penyelenggaraan pendidikan dan pembelajaran pada satuan pendidikan;

b. Bahwa untuk menjamin kelancaran proses pengelolaan pendidkan dan pembelajaran di sekolah perlu dibentuk dan ditetapkan Tim Pengembang Kurikulum (TPK).

Mengingat : a. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

b. PP Nomor 66 Tahun 2010 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan

c. Peraturan Daerah Nomor 11 Tahun 2011 tentang Penyelenggaraan Pendidikan di Kabupaten Garut

d. PP RI Nomor 13 Tahun 2015 tentang Perubahan kedua atas PP 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan

e. Permendikbud Nomor 61 Tahun 2014 tentang Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) f. Permendikbud Nomor 62 Tahun 2014 tentang Kegiatan Ekstrakurikuler pada Pendidikan

Dasar dan Menengah.

g. Permendikbud Nomor 79 Tahun 2014 tentang Muatan Lokal Kurikulum 2013

h. Permendikbud Nomor 20 Tahun 2016 tentang SKL Pendidikan Dasar dan Menengah

i. Permendikbud Nomor 21 Tahun 2016 tentang Standar Isi Pendidikan Dasar dan Menengah  j. Permendikbud Nomor 22 Tahun 2016 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan

Menengah

k. Permendikbud Nomor 23 Tahun 2016 tentang Standar Penilaian Pendidikan

l. Permendikbud Nomor 24 Tahun 2016 tentang KI dan KD Pelajaran pada Kurikulum 2013 pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah

m. Pergub Prov Jabar Nomor 69 Tahun 2013 tentang Pembelajaran Muatan Lokal Bahasa dan

Kop surat resmi yang digunakan oleh sekolah

Surat Keputusan Kepala SMP ... Garut Nomor: ...

Tentang

Tim Pengembang Kurikulum (TPK) Periode 20../20…

Dengan rahmat Tuhan Yang Maha Esa Kepala SMP ... Garut

Dinas Pendidikan Kabupaten Garut Provinsi Jawa Barat

(30)

No. Fungsi dan Faktor Kondisi Ideal Kondisi Nyata Kesiapan Siap Tidak Memperhatikan : 1. Surat Edaran Disdik Prov. Jabar No. 423/2372/Set-disdik

tanggal 26 Maret 2013 tentang Mulok Bahasa Daerah,

2. Surat Edaran Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Garut No... Tanggal ... tentang Penetapan Kalender Pendidikan di lingkungan Dinas Pendidikan Kabupaten Garut Tahun Pelajaran 2017/2018.

MEMUTUSKAN Menetapkan :

Pertama : Tim Pengembang Kurikulum (TPK) Periode tahun 20.../20...

Kedua : Susunan Tim Pengembang Kurikulum (TPK) tersebut tertuang dalam lampiran 1 dan merupakan bagian yang tak terpisahkan dari Keputusan ini.

Ketiga : Keputusan ini mulai berlaku pada saat ditetapkan.

Ditetapkan di : ... Pada tanggal : ... Kepala Sekolah, ... NIP ... Tembusan :

1. Yth. Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Garut di Garut

(31)

No. Fungsi dan Faktor Kondisi Ideal Kondisi Nyata Kesiapan Siap Tidak

No. Nama/NIP Pangkat,

Gol./Ruang Jabatan Dinas Jabatan dalam TIM

1 2 3 4 5

1. Kepala Sekolah Ketua merangkap anggota

2. Wakil Kepala

Sekolah  Anggota 3. Kepala TAS Anggota 4. Guru Mapel ….  Anggota

5. ………..  Anggota

6. ………..  Anggota

7. Ketua Komie

Sekolah  Anggota Lampiran 1 Surat Keputusan Kepala SMP ...

Nomor : ... Tanggal : ...

Susunan Tim Pengembang Kurikulum (TPK) Periode Tahun 20../20...

...,... Kepala Sekolah,

(32)

No. Fungsi dan Faktor Kondisi Ideal Kondisi Nyata Kesiapan Siap Tidak

LEMBAR PENGESAHAN

Kurikulum SMP ………. Tahun Pelajaran 2017/2018 ini telah

diteliti dan disahkan pada:

Hari : ……….

Tanggal: ……….

Ketua Komite Sekolah, Kepala Sekolah,

……… ………..

NIP………

Disetujui dan disahkan penggunaannya di SMP ………

Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Garut,

Drs. H. MAHMUD, M.Si., M.M.Pd. Pembina Utama Muda

NIP. 196306061983051004

(33)

No. Fungsi dan Faktor Kondisi Ideal Kondisi Nyata Kesiapan Siap Tidak

RENCANA TINDAK LANJUT

(RTL)

Contoh :

No Uraian Kegiatan Tanggal Waktu Tempat Fasilitator 1. Workshop Penyusunan KTSP Dok. 1 08.00-13.00 Rayon …. ………. 2. Pendampingan 1 Penyusunan KTSP Dok. 1 08.00-13.00 SMP …. Pengawas Pembina 3. Pendampingan 2 Penyusunan KTSP Dok. 1 08.00-13.00 SMP …. Pengawas Pembina 4. Penandatangan Lembar Pengesahan Garut, ………2017 Kepala Sekolah, ……… NIP.

Gambar

Tabel 1: Alokasi Waktu pada Kalender Pendidikan

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan identifikasi masalah diatas, maka penelitian ini perlu membatasi permasalahannya yakni pengaruh pemanfaatan akses internet meliputi kerelevansian internet,

Untuk melihat peranan perkebunan kelapa dalam terhadap pembangunan ekonomi wilayah Kabupaten Tanjung Jabung Timur dapat dilihat dari besaran efek pengganda (multiplier) pendapatan

Pengaruh tekanan pembriketan dan persentase komposisi bahan bakar terhadap briket yang dihasilkan, kemudian diuji sifat-sifat fisiknya untuk memperoleh briket campuran jerami padi

Tandan kosong kelapa sawit bisa diolah dengan teknik tekstil, karena dari hasil penelitian laboratorium tekstil, tandan kosong kelapa sawit ini dapat diolah

kemudahan yang diberikan-Nya, skripsi yang berjudul “Pengaruh Persepsi tentang Pendidikan, Lingkungan Teman Sebaya, Jenis Sekolah, dan Status Sekolah Terhadap Minat Melanjutkan

Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2016 Tentang Kompetensi Inti Dan Kompetensi Dasar Pelajaran Pada Kurikulum 2013... Peraturan

Hughes (1990: 6-7) menjelaskan secara lebih rinci alasan mengapa pelatihan penggunaan bahasa kelas sangat penting dilakukan yaitu: (1) bahasa merupakan alat

Sedangkan pada variabel lainnya sebagaimana pada Tabel 2 selain usia memiliki nilai T statistics &gt; 1.96 sehingga dinyatakan signifikan dan hipotesa adanya pengaruh