• Tidak ada hasil yang ditemukan

Rukyatul Hilal

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Rukyatul Hilal"

Copied!
36
0
0

Teks penuh

(1)

Modul Pelatihan

Modul Pelatihan

RUKYATUL HILAL

RUKYATUL HILAL

(OBSERVASI BULAN SABIT MUDA)

(OBSERVASI BULAN SABIT MUDA)

Oleh : Oleh : MUTOHA AR. MUTOHA AR.

Anggota Badan Hisab Rukyat (BHR)

Anggota Badan Hisab Rukyat (BHR) Provinsi DIYProvinsi DIY Koordinator Lembaga Rukyat Hilal Indonesia (RHI) Koordinator Lembaga Rukyat Hilal Indonesia (RHI)

Ketua Jogja Astro Club (JAC) Ketua Jogja Astro Club (JAC) Anggota Lajnah Falakiyah PWNU DIY Anggota Lajnah Falakiyah PWNU DIY

Member Islamic Crecent’s Observation Project (ICOP) Member Islamic Crecent’s Observation Project (ICOP)

==========

============================================================================================================== Disampaikan Pada : Pelatihan Hisab dan Rukyat

Disampaikan Pada : Pelatihan Hisab dan Rukyat Panitia Ramadhan 1428 H

Panitia Ramadhan 1428 H Masjid Syuhada Yogyakarta - Senin, 24

(2)
(3)

RUKYATUL HILAL

RUKYATUL HILAL

(OBSERVASI BULAN SABIT MUDA) (OBSERVASI BULAN SABIT MUDA)

Oleh : Mutoha Arkanuddin *) Oleh : Mutoha Arkanuddin *)

=======================================================

=======================================================

Pendahuluan

Pendahuluan

PENGANTAR ILMU FALAK 

PENGANTAR ILMU FALAK 

Ilmu falak adalah ilmu salah satu cabanng sain

Ilmu falak adalah ilmu salah satu cabanng sains yang mempelajari pes yang mempelajari perhitungan gerrhitungan gerak ak benda- benda-  benda langit. Benda-benda langit yang dimaksud adalah matahari, bulan, planet, komet,   benda langit. Benda-benda langit yang dimaksud adalah matahari, bulan, planet, komet,

meteor, bintan

meteor, bintang, g, galaksi, nebula, qgalaksi, nebula, quasar, nova, lubang hituasar, nova, lubang hitam dsb.am dsb. Falak berasal dari bahasa Su

Falak berasal dari bahasa Sumeria ‘pilak’ -> Arab ‘falakiy’ meria ‘pilak’ -> Arab ‘falakiy’ yang artinya peredaran/orbityang artinya peredaran/orbit. . IlmuIlmu falak sering disebut juga Astronomi ( bahasa Yunani -> astro=bintang ; nomos=ilmu ). Ilmu falak sering disebut juga Astronomi ( bahasa Yunani -> astro=bintang ; nomos=ilmu ). Ilmu Falak yang mempelajari kaidah-kaidah Ilmu Syariah dalam

Falak yang mempelajari kaidah-kaidah Ilmu Syariah dalam kaitannya dengan penentuan waktu-kaitannya dengan penentuan waktu- waktu ibadah dinamakan

 waktu ibadah dinamakan Falak Syar'i.Falak Syar'i.

Ilmu Falak + Il

Ilmu Falak + Il

mu

mu

Syariah

Syariah

àà

Il

Il

mu

mu

Falak Syar'i

Falak Syar'i

Di Indonesia nama yang populer adalah

Di Indonesia nama yang populer adalah Ilmu Falak Ilmu Falak  saja atau Astronomi Islam atau yangsaja atau Astronomi Islam atau yang papling populer adalah

papling populer adalah Ilmu Hisab RukyatIlmu Hisab Rukyat. . Orang Orang yang beryang berkecimpung kecimpung dalam Ilmu dalam Ilmu falak falak  dinamakan Ahli Falak atau Astronom.

dinamakan Ahli Falak atau Astronom.

Ilmu Falak mempelajari alam semesta dan benda-benda langit didasarkan pada metode serta Ilmu Falak mempelajari alam semesta dan benda-benda langit didasarkan pada metode serta perhitungan secara ilmiah. Perhitungan ini berdasarkan hasil pengamatan dan pengukuran perhitungan secara ilmiah. Perhitungan ini berdasarkan hasil pengamatan dan pengukuran dengan ketelitian yang tinggi serta menggunakan alat-alat observasi yang canggih seperti dengan ketelitian yang tinggi serta menggunakan alat-alat observasi yang canggih seperti teleskop, satelit dan pengiriman pesawat angkasa serta pengolahan data menggunakan teleskop, satelit dan pengiriman pesawat angkasa serta pengolahan data menggunakan komputer sehingga pergerakan benda-benda langit bisa diperkirakan secara pasti baik untuk  komputer sehingga pergerakan benda-benda langit bisa diperkirakan secara pasti baik untuk  kondisi masa yang lalu maupun kondisi masa yang akan datang.

kondisi masa yang lalu maupun kondisi masa yang akan datang.

TOKOH-TOKOH-TOKOH I

TOKOH ILMU

LMU FALAK

FALAK ISLAM

ISLAM

Tokoh ilmu falak Islam yang termasyhur adalah Abu Abdullah Muhammad Ibn Musa Tokoh ilmu falak Islam yang termasyhur adalah Abu Abdullah Muhammad Ibn Musa Al-Khawarizmi (770-840 M) atau yang dikenal dengan sebutan Al Al-Khawarizmi. Ilmuwan yang Khawarizmi (770-840 M) atau yang dikenal dengan sebutan Al Khawarizmi. Ilmuwan yang   berjasa besar dalam memajukan ilmu pengetahuan ini lahir di Khawarizm (Kheva), kota di   berjasa besar dalam memajukan ilmu pengetahuan ini lahir di Khawarizm (Kheva), kota di

selatan sungai Oxus (kini Uzbekistan) pada tahun

selatan sungai Oxus (kini Uzbekistan) pada tahun 770 M. Kedua 770 M. Kedua orang tuanya kemudian pindahorang tuanya kemudian pindah ke sebuah tempat di selatan kota Baghdad (Irak), ketika ia masih kecil. Al-Khawarizmi hidup di ke sebuah tempat di selatan kota Baghdad (Irak), ketika ia masih kecil. Al-Khawarizmi hidup di masa kekhalifahan bani Abbasiyah, yakni Al Makmun, yang memerintah pada 813-833

masa kekhalifahan bani Abbasiyah, yakni Al Makmun, yang memerintah pada 813-833 M.M.

Selain Al Khawarizmi, ilmuwan muslim yang cukup terkenal memajukan Ilmu Falak  Selain Al Khawarizmi, ilmuwan muslim yang cukup terkenal memajukan Ilmu Falak  diantaranya Abdurrahman Ibnu Abu Al- Hussin Al Sufi (Ibnu Sufi), Abu Yousouf Yaqub Ibnu diantaranya Abdurrahman Ibnu Abu Al- Hussin Al Sufi (Ibnu Sufi), Abu Yousouf Yaqub Ibnu Ishaq al-Kindi (Al Kindi), Abu Abdallah Mohammad Ibnu Jabir Ibn Sinan al-Raqqi al-Harrani Ishaq al-Kindi (Al Kindi), Abu Abdallah Mohammad Ibnu Jabir Ibn Sinan al-Raqqi al-Harrani al-Sabi al-Battani (Al-Battani), Abu Abdallah Mohammad Ibnu As-Syarif Al-Idrisi (Al-Idrisi), al-Sabi al-Battani (Al-Battani), Abu Abdallah Mohammad Ibnu As-Syarif Al-Idrisi (Al-Idrisi), Mohammad Taragay ibnu Shah Rukh (Ulugh Beg) dsb.

Mohammad Taragay ibnu Shah Rukh (Ulugh Beg) dsb.

Khawarizmi

(4)

Di Indonesia juga muncul ilmuwan-iluwan Falak yang sudah banyak memberikan Di Indonesia juga muncul ilmuwan-iluwan Falak yang sudah banyak memberikan sumbangannya terhadap kemajuan Ilmu falak

sumbangannya terhadap kemajuan Ilmu falak di Indonesia diantaranya :di Indonesia diantaranya : Ahmad

Ahmad Dahlan, K.HDahlan, K.H

Nama kecilnya Muhammad Darwis (ada literatur yang menulis Darwisy), Nama kecilnya Muhammad Darwis (ada literatur yang menulis Darwisy), dilahirkan di Kampung Kauman Yogyakarta pada tahun 1868 Masehi dilahirkan di Kampung Kauman Yogyakarta pada tahun 1868 Masehi  bertepatan dengan tahun 1285 Hijriyah dan meninggal dunia pada tanggal 23  bertepatan dengan tahun 1285 Hijriyah dan meninggal dunia pada tanggal 23 Februari 1923 M/ 7 Rajab 1342 H, jenazahnya dimakamkan di Karangkajen Februari 1923 M/ 7 Rajab 1342 H, jenazahnya dimakamkan di Karangkajen   Yogyakarta. Dalam bidang ilmu Falak ia merupakan salah satu pembaharu,   Yogyakarta. Dalam bidang ilmu Falak ia merupakan salah satu pembaharu,   yang meluruskan Arah Kiblat Masjid Agung Yogyakarta pada tahun 1897   yang meluruskan Arah Kiblat Masjid Agung Yogyakarta pada tahun 1897 M/1315 H. Pada saat itu masjid Agung dan masjid-masjid lainnya, letaknya ke M/1315 H. Pada saat itu masjid Agung dan masjid-masjid lainnya, letaknya ke   barat lurus, tidak tepat menuju arah kiblat yang 24 derajat arah Barat Laut.   barat lurus, tidak tepat menuju arah kiblat yang 24 derajat arah Barat Laut. Sebagai ulama yang menimba ilmu bertahun-tahun di Mekah, Dahlan Sebagai ulama yang menimba ilmu bertahun-tahun di Mekah, Dahlan mengemban amanat membenarkan setiap kekeliruan, mencerdaskan setiap mengemban amanat membenarkan setiap kekeliruan, mencerdaskan setiap kebodohan. Dengan berbekal pengetahuan ilmu Falak atau ilmu Hisab yang dipelajari melalui kebodohan. Dengan berbekal pengetahuan ilmu Falak atau ilmu Hisab yang dipelajari melalui K.H. Dahlan (Semarang), Kyai Termas (Jawa Timur), Kyai Shaleh Darat (Semarang), Syekh K.H. Dahlan (Semarang), Kyai Termas (Jawa Timur), Kyai Shaleh Darat (Semarang), Syekh Muhammad Jamil Jambek, dan Syekh Ahmad Khatib Minangkabau, Dahlan menghitung Muhammad Jamil Jambek, dan Syekh Ahmad Khatib Minangkabau, Dahlan menghitung kepersisan arah kiblat pada setiap masjid yang melenceng. Setelah "tragedi kiblat" di Masjid kepersisan arah kiblat pada setiap masjid yang melenceng. Setelah "tragedi kiblat" di Masjid   Agung, ia pun mendirikan organisasi Muhammadiyah. Melalui organisasi Muhammadiyah ia   Agung, ia pun mendirikan organisasi Muhammadiyah. Melalui organisasi Muhammadiyah ia mendobrak kekakuan tradisi yang memasung pemikiran Islam. Di awal kiprahnya, ia kerap mendobrak kekakuan tradisi yang memasung pemikiran Islam. Di awal kiprahnya, ia kerap mendapat rintangan, bahkan dicap hendak mendirikan agama baru. Namun keteguhan mendapat rintangan, bahkan dicap hendak mendirikan agama baru. Namun keteguhan sikapnya menyebabkan ia dicatat sebagai pelopor pembetulan arah kiblat dari semua surau dan sikapnya menyebabkan ia dicatat sebagai pelopor pembetulan arah kiblat dari semua surau dan masjid di Indonesia. Tak cuma itu reputasi yang ditorehkannya. Berdasarkan pengetahuan ilmu masjid di Indonesia. Tak cuma itu reputasi yang ditorehkannya. Berdasarkan pengetahuan ilmu Falak dan Hisab yang dimilikinya, Dahlan melalui Muhammadiyah, mendasarkan awal puasa Falak dan Hisab yang dimilikinya, Dahlan melalui Muhammadiyah, mendasarkan awal puasa dan Syawal dengan Hisab

dan Syawal dengan Hisab (perhitung(perhitungan).an). Ahmad B

Ahmad B adawadaw i, i, K.HK.H

 Ahli Falak yang menjadi Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah periode  Ahli Falak yang menjadi Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah periode 1962-1965 M/1382-1385 H dan 1962-1965-1968 M/1385-1388 H. Ia lahir pada tanggal 5 1965 M/1382-1385 H dan 1965-1968 M/1385-1388 H. Ia lahir pada tanggal 5 Februari 1902 M/ 1320 H di Kampung Kauman Yogyakarta dan meninggal Februari 1902 M/ 1320 H di Kampung Kauman Yogyakarta dan meninggal dunia pada hari Jum'at 25 April 1969 M/8 Safar 1389 H pukul 09.25 WIB di dunia pada hari Jum'at 25 April 1969 M/8 Safar 1389 H pukul 09.25 WIB di PKU Yogyakarta, putra K.H. Ahmad Faqih dan Hj. Habibah (adik K.H. Ahmad PKU Yogyakarta, putra K.H. Ahmad Faqih dan Hj. Habibah (adik K.H. Ahmad Dahlan). Semasa kecil, ia pertama-tama belajar di Madrasah Ibtidaiyah Dahlan). Semasa kecil, ia pertama-tama belajar di Madrasah Ibtidaiyah Diniyyah Islamiyyah yang didirikan dan diasuh langsung oleh K.H. Ahmad Diniyyah Islamiyyah yang didirikan dan diasuh langsung oleh K.H. Ahmad Dahlan. Setelah itu ia melanjutkan belajar di berbagai pesantren di Jawa Dahlan. Setelah itu ia melanjutkan belajar di berbagai pesantren di Jawa Tengah dan Jawa Timur. Karena ketekunan dan rajin belajar, K.H. Ahmad Tengah dan Jawa Timur. Karena ketekunan dan rajin belajar, K.H. Ahmad Badawi terkenal sebagai ahli fikih, ahli hadis, dan ahli falak. Semua karyanya ditulis dengan Badawi terkenal sebagai ahli fikih, ahli hadis, dan ahli falak. Semua karyanya ditulis dengan tangan dalam huruf arab maupun latin dengan rapi. Karyanya yang berkaitan dengan ilmu falak  tangan dalam huruf arab maupun latin dengan rapi. Karyanya yang berkaitan dengan ilmu falak  adalah Djadwal Waktu Sholat se-lama2nja, Tjara Menghitoeng Hisab Haqiqi Tahoen 1361 H, adalah Djadwal Waktu Sholat se-lama2nja, Tjara Menghitoeng Hisab Haqiqi Tahoen 1361 H, Hisab Haqiqi, dan Gerhana Bulan. Negara Islam

Hisab Haqiqi, dan Gerhana Bulan. Negara Islam yang pernah dikunjungi diantaranya : Pakistan,yang pernah dikunjungi diantaranya : Pakistan, Irak, Kuwait, Teheran, Saudi Arabia, Beirut, dan Jordan.

Irak, Kuwait, Teheran, Saudi Arabia, Beirut, dan Jordan. Saadoe'ddin Djambek 

Saadoe'ddin Djambek 

(Bukittinggi, 24 Maret 1911 M/ 1330 H-Jakarta, 22 November 1977 M/11 Zulhijjah (Bukittinggi, 24 Maret 1911 M/ 1330 H-Jakarta, 22 November 1977 M/11 Zulhijjah 1397 H). Seorang guru serta ahli hisab dan rukyat, putra ulama besar Syekh 1397 H). Seorang guru serta ahli hisab dan rukyat, putra ulama besar Syekh Muhammad Djamil Djambek (1860-1947 M/1277-1367 H) dari Minangkabau. Ia Muhammad Djamil Djambek (1860-1947 M/1277-1367 H) dari Minangkabau. Ia memperoleh pendidikan formal pertama di HIS (Hollands Inlandsche School) memperoleh pendidikan formal pertama di HIS (Hollands Inlandsche School) hingga tamat pada tahun 1924 M/1343 H. Kemudian ia melanjutkan studinya ke hingga tamat pada tahun 1924 M/1343 H. Kemudian ia melanjutkan studinya ke sekolah pendidikan guru, HIK (Hollands Inlandsche Kweekschool). Setelah tamat sekolah pendidikan guru, HIK (Hollands Inlandsche Kweekschool). Setelah tamat dari HIK pada tahun 1927 M/1346 H, ia meneruskannya lagi ke Hogere dari HIK pada tahun 1927 M/1346 H, ia meneruskannya lagi ke Hogere Kweekschool (HKS), sekolah pendidikan guru atas, di Bandung, Jawa barat, dan Kweekschool (HKS), sekolah pendidikan guru atas, di Bandung, Jawa barat, dan memperoleh ijazah pada tahun 1930 M/1349 H. Selama empat tahun (1930-1934 M/1349-1353 memperoleh ijazah pada tahun 1930 M/1349 H. Selama empat tahun (1930-1934 M/1349-1353 H) ia mengabdikan diri sebagai

H) ia mengabdikan diri sebagai guru Gouvernements Schakelschool di Perbaungan, Palembang.guru Gouvernements Schakelschool di Perbaungan, Palembang. Setelah menjalani tugasnya sebagai guru di palem

Setelah menjalani tugasnya sebagai guru di palembang, ia berusaha melanjutkan pendidikannya,bang, ia berusaha melanjutkan pendidikannya, ia mengajukan permohonan untuk dipindahtugaskan ke Jakarta agar dapat melanjutkan ia mengajukan permohonan untuk dipindahtugaskan ke Jakarta agar dapat melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi. Di Jakarta ia bekerja sebagai guru Gouvernement HIS nomor 1 pendidikan yang lebih tinggi. Di Jakarta ia bekerja sebagai guru Gouvernement HIS nomor 1 selama setahun. Pada tahun 1935 M/1354 H ia memperoleh kesempatan untuk melanjutkan selama setahun. Pada tahun 1935 M/1354 H ia memperoleh kesempatan untuk melanjutkan pendidikan ke Indische Hoofdakte (program diploma pendidikan) di Bandung sampai pendidikan ke Indische Hoofdakte (program diploma pendidikan) di Bandung sampai

(5)

memperoleh ijazah pada tahun 1937 M/1356 H. Pada tahun yang sama, ia juga memperoleh ijazah bahasa Jerman dan bahasa Perancis. Setelah mengikuti pendidikan di Bandung, ia kembali menjalankan tugas sebagai guru Gouvernement HIS di Simpang Tiga (Sumatra Timur). Sebagai seorang guru, ia tidak pernah berhenti mengembangkan karier di bidang pendidikan. Kariernya terus meningkat, dari guru sekolah dasar sampai menjadi dosen di Perguruan Tinggi dan terakhir menjadi pegawai tinggi di Departemen Pendidikan dan Kebudayaan di Jakarta. Ia mulai tertarik mempelajari ilmu hisab pada tahun 1929 M/1348 H. Ia belajar ilmu hisab dari Syekh Taher Jalaluddin, yang mengajar di Al-Jami'ah Islamiah Padang tahun 1939 M/1358 H. Pertemuannya dengan Syekh Taher Jalaluddin membekas dalam dirinya dan menjadi awal pembentukan keahliannya di bidang hitung-menghitung penanggalan. Untuk memperdalam pengetahuannya, ia kemudian mengikuti kursus Legere Akte Ilmu Pasti di Yogyakarta pada tahun 1941-1942 M/1360-1361 H serta mengikuti kuliah ilmu pasti alam dan astronomi pada FIPIA (Fakultas Ilmu Pasti dan Ilmu Alam) di Bandung pada tahun 1954-1955 M/1374-1375 H. Keahliannya di bidang ilmu pasti dan ilmu falak dikembangkannya melalui tugas yang dilaksanakannya di beberapa tempat. Pada tahun 1955-1956 M/1375-1376 H menjadi lektor kepala dalam mata kuliah ilmu pasti pada PTPG (Perguruan Tinggi Pendidikan Guru) di  batusangkar, Sumatra Barat. Kemudian ia memberi kuliah ilmu falak sebagai dosen tidak tetap di Fakultas Syari'ah IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta (1959-1961 M/1379-1381 H). Sebagai ahli ilmu falak, ia banyak menulis tentang ilmu hisab. Di antara karyanya adalah : (1) Waktu dan Djadwal Penjelasan Populer Mengenai Perjalanan Bumi, Bulan dan Matahari (diterbitkan oleh Penerbit Tintamas tahun 1952 M/1372 H), (2) Almanak Djamiliyah (diterbitkan oleh Penerbit Tintamas tahun 1953 M/1373 H), (3) Perbandingan Tarich (diterbitkan oleh penerbit Tintamas pada tahun 1968 M/1388 H), (4) Pedoman Waktu Sholat Sepanjang Masa (diterbitkan oleh Penerbit Bulan Bintang pada tahun 1974 M/1394 H), (5) Sholat dan Puasa di daerah Kutub (diterbitkan oleh Penerbit Bulan Bintang pada tahun 1974 M/1394 H) dan (6) Hisab Awal bulan Qamariyah (diterbitkan oleh Penerbit Tintamas pada tahun 1976 M/1397 H). Karya yang terakhir ini merupakan pergumulan pemikirannya yang akhirnya merupakan ciri khas pemikirannya dalam hisab awal bulan qamariyah.

Wa rdan Diponingrat, K.R.T

 Ahli falak, nama kecilnya adalah Muhammad Wardan, dilahirkan pada tanggal 19 Mei 1911 M bertepatan dengan tanggal 20 Jumadal Ula 1329 H di Kauman,   Yogyakarta dan meninggal dunia pada tanggal 3 Februari 1991 M/ 19 Rajab

1411 H. Ayahnya, yaitu kyai Muhammad Sangidu seorang penghulu keraton  Yogyakarta dengan gelar Kanjeng Penghulu Kyai Muhammad Kamaludiningrat sejak 1913 M/1332 H sampai 1940 M/1359 H. Pendidikan dasarnya diperoleh di Sekolah Keputran (sekolah khusus untuk para keluarga keraton) dan Standard Schoel Moehammadijah di Suronatan (lulus tahun 1924 M/1343 H). Kemudian melanjutkan ke Madrasah Muallimin sampai lulus pada tahun 1930 M/1349 H. Satu tahun sesudah itu Muhammad Wardan sebenarnya berkeinginan belajar ke tanah Arab, tapi karena kendala biaya tidak dapat memenuhi cita-citanya tersebut, akhirnya ia melanjutkan ke Pondok Jamsaren Solo. Selain nyantri ia juga mengikuti kursus Bahasa Belanda di Sekolah Nederland Verbond dan les privat bahasa Inggris. Setelah mendapatkan berbagai ilmu, Muhammad Wardan berusaha mengamalkan dan mengajarkannya. Pada tahun 1934 M/1353 H sampai 1936 M/1355 H, dia menjadi guru Madrasah Al-Falah Yogyakarta, kemudian pada tahun 1936-1945 M/1355-1365 H menjadi guru di Sekolah Muballighin Muhammadiyah   Yogyakarta. Memasuki masa perjuangan fisik, aktivitas Muhammad Wardan di bidang

pendidikan terhenti dan ia melibatkan diri di dalam Angkatan Perang Sabil (APS) dan ia dipercaya sebagai anggota bidang markas ulama. Setelah perjuangan fisik mereda dan Indonesia dapat mencapai kemerdekaan secara penuh, pada tahun 1948-1962 M/1368-1381 H ia mengabdikan diri sebagai guru di Madrasah Menengah Tinggi Yogyakarta dan pada tahun 1951-1952 M/1371-1372 H juga mengajar di Sekolah Guru Hakim Agama (SGHA) Negeri  Yogyakarta. Selanjutnya pada tahun 1954-1956 M/1374-1376 H ia ditugaskan oleh Departemen  Agama RI untuk menjadi guru di Pendidikan Guru Agama (PGA) Negeri Yogyakarta dan guru di Sekolah Persiapan PTAIN Yogyakarta. Sejak 1973 M/1393 H sampai wafatnya ia diangkat sebagai anggota dewan kurator IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Karena kepiawaiannya di   bidang ilmu Falak, sejak tahun 1973 hingga wafatnya dipercaya sebagai anggota Badan Hisab

(6)

teori wujudul hilal yang hingga kini masih digunakan oleh persyarikatan Muhammadiyah.  Adapun karya-karyanya di bidang ilmu falak, yaitu Umdatul Hasib, Persoalan Hisab dan Ru'jat

Dalam Menentukan Permulaan Bulan, Hisab dan Falak, dan Hisab Urfi dan Hakiki. Bidran Hadie, H.M

 Ahli falak, dilahirkan di Kauman Yogyakarta pada tahun 1925 M/1344 H, meninggal dunia pada tanggal 28 Nopember 1994 M/ 25 Jumadal Akhir 1415 H, dan dimakamkan satu komplek  dengan K.H. Ahmad Dahlan di Pemakaman Karang Kajen Yogyakarta. Pendidikannya dimulai di SR, kemudian melanjutkan ke Madrasah Mu'allimin Yogyakarta. Setelah itu ia melanjutkan kuliah di Universitas Islam Indonesia(UII) namun tidak sampai tamat. Ia termasuk tokoh yang membidani lahirnya Himpunan Mahasiswa Islam (HMI). Bahkan menurut data sejarah ia termasuk pendiri Lembaga Astronomi Himpunan Mahasiswa Islam (LAHMI). Bidran Hadie merupakan ahli falak yang berpenampilan sederhana namun keilmuannya dalam bidang falak  tidak diragukan. Berkat keilmuannya dalam bidang falak ia diberi amanat menjadi anggota   bagian Hisab Majelis Tarjih Pimpinan Pusat Muhammadiyah dan anggota Badan Hisab dan

Rukyat Departemen Agama RI mewakili Muhammadiyah. Abdur R achim, H

  Ahli falak, dilahirkan di Panarukan pada tanggal 3 Februari 1935 M/ 1354 H. Tamat Fakultas Syari'ah IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta pada bulan April 1969 M/ Safar 1389 H, sebagai sarjana teladan dan mendapatkan lencana "Widya  Wisuda", dan pada tahun 1982 M/1403 H, mengikuti Studi Purna Sarjana (SPS) dapat menyelesaikannya sebagai peserta teladan. karirnya sebagai pendidik  dimulai sejak sebagai mahasiswa tingkat doktoral, dipercaya sebagai asisten H. Saadoe'ddin Djambek dalam mata kuliyah ilmu falak mulai tahun 1965 M/1385 H, pada tahun 1972 M/1392 H diangkat sebagai dosen tetap dalam mata kuliah tafsir, sesuai dengan jurusannya. Pada tahun yang sama diangkat sebagai ketua Lembaga Hisab dan Ru'yah, dan pada tahun itu juga diangkat sebagai Ketua Jurusan Tafsir Fakultas Syari'ah IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Tahun 1976 M/1396 H diangkat sebagai Wakil Dekan Bidang   Akademis Fakultas Syari'ah IAIN, dan tahun 1981 M/1402 H diserahi tugas sebagai Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan Fakultas Syari'ah IAIN Sunan Kalijaga Yogayakarta. Disamping itu beliau juga sebagai dosen, yang ikut membina mahasiswa di Fakultas UII, dalam mata kuliah Ilmu Falak dan Ahkamul Qadla. Tugas ini dilakukan sejak tahun 1972 M/1392 H, dan sejak  tahun 1974 M/1394 H dipercaya sebagai anggota penyusun Al-Qur'an dan Tafsir. Karirnya memperdalam Ilmu Falak menjadikan beliau diserahi tugas untuk melanjutkan tugas gurunya H. Saadoe'ddin Djambek (setelah meninggal) sebagai Wakil Ketua Badan Hisab Ru'yah Departemen Agama Pusat tahun 1978 M/1399 H, pada tahun itu juga mewakili Pemerintah Indonesia menghadiri Konferensi Islam di Istambul. Selanjutnya pada tahun 1981 M/1402 H sebagai delegasi Indonesia menghadiri Konferensi Islam di Tunis. Kemudian atas kepercayaan Menteri Agama, beliau diutus lagi menghadiri Konferensi Islam Internasional di Aljazair pada tahun 1982 M/1403 H. Guru-guru beliau yang memberi warna bagi kariernya ialah : Prof. Dr.T.M. Hasbi Ash Shiddieqy, Prof. Dr. H. Muhtar Yahya, H. Saadoe'ddin Djambek, Sa'di Thalib dan Saleh Haedarah. Sedangkan karya-karya ilmiahnya yang berkaitan dengan ilmu Falak yang telah diterbitkan, antara lain : Mengapa Bilangan Ramadlan 1389 H ditetapkan 30 Hari ? (1969 M/1389 H), Menghitung Permulaan Tahun Hidjrah (1970 M/1390 H), Ufuq Mar'i sebagai Lingkaran Pemisah antara Terbit dan Terbenamnya Benda-benda Langit (1970 M/1390 H), Ilmu Falak (1983 M/1404 H), dan Kalender Internasional

Basit Wahid, H

Salah seorang tokoh Falak, lahir di Yogyakarta pada tanggal 12 Desember 1925 M/1344 H. Pendidikannnya dimulai di Sekolah Dasar Muhammadiyah, kemudian melanjutkan di SLTP Muhammadiyah dan Muallimin. Setelah lulus dari Muallimin, ia melanjutkan ke Universitas Gadjah Mada Fakultas Tehnik Jurusan Kimia. Menurut penuturannya, keahliannya dalam   bidang ilmu Falak diperoleh dari guru-gurunya, yaitu : K.H. Syamsun Jombang, K.H. Siraadj Dahlan (Putra Pendiri Muhammadiyah), dan K.H. Muhammad Wardan Diponingrat. Menurutnya pula untuk menambah wawasannya dalam bidang falak ia pernah mengunjungi Jerman, Nederland, Australia, dan Malaysia. Sebagai seorang ahli falak, ia pernah diberi amanat menjadi Ketua Bagian Hisab Majelis Tarjih Pimpinan Pusat Muhammadiyah dan wakil

(7)

Muhammadiyah di Badan Hisab dan Rukyat Departemen Agama Pusat. Basit Wahid termasuk  ahli falak yang produktif dalam menuangkan gagasan-gagasannya tentang hisab-rukyat melalui  berbagai media massa, diantaranya : Serba-serbi Kalender 1995, Kalender Hijriyah Tiada Mitos

di dalamnya, Rukyat dengan Alat Canggih, Memahami Hisab sebagai Alternatif Rukyat,   Astronomi dan Astrologi, Waktu-waktu Sholat dan Puasa di Pelbagai tempat di Permukaan

Bumi, dan Penentuan Awal Bulan Hijriyah.

ILMU FALAK (ASTRONOMI) DAN ILMU NUJUM (ASTROLOGI)

Berbeda dengan Ilmu Falak (ASTRONOMI) maka Ilmu Nujum (ASTROLOGI) adalah ilmu tradisi yang mempelajari tentang hubungan kejadian-kejadian di bumi dengan posisi dan pergerakan benda-benda langit seperti matahari, bulan, planet maupun bintang. Ilmu nujum sudah berkembang sejak sekitar 4000 tahun yang lalu dimulai dari Mesopotania sebuah negeri di Timur Tengah lalu berkembang ke Eropa, Amerika serta Asia. Pakar astrologi dinamakan astrolog. Astrolog yang cukup tersohor adalah Nostradamus dari Perancis yang terkenal dengan   bukunya yang berjudul 'Centuries' berisi tentang 'Ramalan Nostradamus' -- walau sejauh ini

tidak banyak terbukti --.

Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan maka astrologi pun turut berkembang. Pada awalnya astrologi dan astronomi merupakan satu kesatuan ilmu, namun pada abad 17 astrologi mulai dipisahkan dari astronomi dikarenakan metode yang digunakan para astrolog tidak  mengikuti kaidah-kaidah ilmiah, bahkan di Barat astrologi tidak hanya mendapat perlawanan dari para ilmuwan tapi juga Gereja karena dianggap melanggar ajaran agama.

Horoskop digunakan Astrrolog untuk meramal nasib

(8)

KOM UNITAS FALAK DI INDONESIA 

Berkembangnya ilmu falak di Indonesia yang berhubungan dengan pengaturan masalah penentuan waktu-waktu ibadah membuat pemerintah merasa perlu membentuk sebuah lembaga khusus yang menangani masalah ini. Organisasi resmi pemerintah yang menangani masalah falak ini dipercayakan kepada Badan Hisab Rukyat (BHR) yang dibentuk baik dari tingkat Pusat (Jakarta), Wilayah (Provinsi) maupun Daerah (Kabupaten). Selain itu juga banyak  terdapat komunitas-komunitas falak yang dikelola oleh organisasi masyarakat, yayasan, sekolah maupun para amatir misalnya :

- Muhammadiyahàditangani oleh Majlis Tarjih dan Tajdid

- Pusat Studi Falak Muhammadiyah à kerjasama Universitas Muhammadiyah dan PP Muhamamdiyah (Majlis Tarjih dan Tajdid)

- Pusat Studi Astronomi (PSA) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta - Lajnah FalakiyahàNahdlatul Ulama

- Forum kajian falak “Zenith” à ITB Bandung

- HIMASTRONàHimpunan Mahasiswa Astronomi ITB Bandung

- Rukyat Hilal Indonesia (RHI)àkomunitas ahli falak amatir Yogyakarta - Jogja Astro Club (JAC) à Komunitas astronom amatir dari Yogyakarta - CASA à Club Astronomi Santri Assalam PP. Assalam Surakarta

- Himpunan Astronomi Amatir Jakarta (HAAJ)

- Lembaga Hisab Rukyat Independen (LHRI)àSemarang -  Yayasan Al FalakiyahàSurabaya

- Forum Kajian Falak di Pesantren-pesantren, dsb.

Sementara organisasi / komunitas falak bertaraf internasional juga bermunculan diantaranya   yang cukup populer adalah Islamic Crescent Observation Project (ICOP) berpusat di Amman

(9)

PENGER TIAN HISAB

HISAB berasal dari bahasa Arab "hasaba" artinya menghitung, mengira dan membilang. Jadi hisab adalah kiraan, hitungan dan bilangan. Kata ini banyak disebut dalam al-Quran diantaranya mengandung makna perhitungan perbuatan ma nusia. Dalam disiplin ilmu falak  (astronomi), kata hisab mengandung arti sebagai ilmu hitung posisi benda-benda langit. Posisi benda langit yang dimaksud di sini adalah lebih khusus kepada posisi matahari dan bulan dilihat dari pengamat di bumi atau  yang dikenal dengan istilah sistem “Geosentris”. Hitungan posisi benda-benda langit ini, khususnya mengenai posisi matahari dan bulan pada bola langit seperti yang terlihat dari bumi amatlah penting dalam kaitannya dengan permasalahan syariat Islam khususnya masalah ibadah. Melalui hasil pengamatan/observasi, manusia akhirnya mengetahui bahwa peredaran benda-benda langit tersebut adalah sangat teratur. Dengan data empirik tersebut maka para ahli falak berusaha membuat rumus-rumus perhitungan untuk menentukan posisi benda langit tersebut baik pada masa yang telah lalu maupun pada masa yang akan datang. Seiring dengan berkembangnya sains maka Ilmu falak sebagai salah satu cabang sains pun berkembang baik dalam rumus-rumus atau yang sering disebut dengan algoritma maupun peralatan hitung itu sendiri sehingga menghasilkan data yang lebih teliti.

Hisab menggunakan posisi matahari dan bulan ini misalnya untuk menentukan : - Penentuan Awal Waktu Shalatàposisi matahari

- Penentuan Arah kiblat àposisi matahari, bulan atau bintang - Penentuan Awal Bu lan Kom ariyahàposisi bulan juga matahari - Saat Gerhana Matahari dan Bulanàposisi matahari dan bulan

MACAM-MACAM HISAB FALAK 

Hisab Falak meliputi beberapa perhitungan astronomis khusus menyangkut posisi bulan dan matahari untuk mengetahui kapan dan di permukaan bumi mana peristiwa astronomis itu terjadi. Hisab yang berkembang awalnya hanya hisab terhadap awal bulan Hijriyah. Namun seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan, hisab berkembang dan menghasilkan  beberapa jenis hisab yang tentunya masih juga berkaitan dengan ibadah yaitu:

• Hisab Awal Bulan Komariyah

• Hisab Waktu Shalat dan Imsakiyah • Hisab Arah Kiblat

• Hisab Gerhana Matahari dan Bulan

• Hisab Konversi Penanggalan Hijriyah <-> Masehi • Hisab Posisi Harian (Ephemeris) Matahari dan Bulan • Hisab Visibilitas Hilal di Seluruh Dunia

• Hisab Fase-fase Bulan

(10)

K RITERIA AW AL BULAN KOMA RIYAH DI INDONESIA 

Hisab penentuan awal bulan merupakan salah satu contoh hisab falak. Di Indonesia hisab awal  bulan komariyah menjadi sangat signifikan dibandingkan dengan hisab falak yang lain. Hisab penentuan waktu shalat, arah kiblat dan gerhana hampir tidak pernah dipermasalahkan. Namun hisab untuk penentuan awal bulan khususnya yang berkaitan dengan penentuan awal Ramadhan, 1 Syawal dan 10 Dzulhijjah yang berkaitan dengan pelaksanaan Wukuf di Arafah dan Idul Adha sering menimbulkan masalah.

Sebagian umat Islam berpendapat bahwa untuk menentukan awal bulan, adalah harus dengan   benar-benar melakukan pengamatan hilal secara langsung. Sebagian yang lain berpendapat   bahwa penentuan awal bulan cukup dengan melakukan hisab (perhitungan matematis

/astronomis), tanpa harus benar-benar mengamati hilal. Keduanya mengklaim memiliki dasar  yang kuat. Berikut adalah beberapa kriteria yang digunakan sebagai dasar penetapan awal bulan

komariyah di Indonesia menurut berbagai versi.

Sejauh yang kami ketahui setidaknya ada 4 kriteria yang menjadi dasar penyusunan Kalender Komariyah / Hijriyah di Indonesia khususnya untuk penentuan awal Ramadhan, Syawwal dan Zulhijjah, kriteria tersebut masing-masing :

1. Kriteria Ruk yatul Hilal (bil Fi'li)

Hadits Rasulullah SAW menyatakan "Berpuasalah kamu karena melihat hilal dan   berbukalah kamu karena melihat hilal. Jika terhalang maka genapkanlah (istikmal)". Berdasarkan syariat tersebut Nahdhatul Ulama (NU) sebagai ormas Islam berhaluan ahlussunnah wal jamaah berketetapan mencontoh sunah Rasulullah dan para sahabatnya dan mengikut ijtihad para ulama empat mazhab (Hanafi, Maliki, Syafi'i, dan Hambali) dalam hal penentuan awal bulan Komariyah wajib menggunakanrukya tul hilal bil fi'li, yaitu dengan merukyat hilal secara langsung. Bila tertutup awan atau menurut Hisab hilal masih di bawah ufuk, mereka tetap merukyat untuk kemudian mengambil keputusan dengan menggenapkan (istikmal) bulan berjalan menjadi 30 hari. Sementara hisab juga tetap digunakan, namun hanya sebagai alat bantu dan bukan penentu awal bulan Komariyah. Namun berdasarkan data rukyat Departemen Agama RI selama 30 tahun lebih banyak  terdapat laporan kenampakan hilal yang masih tidak memenuhi syarat visibilitas serta kajian ilmiah.

Kriteria Danjon menjadi syarat visibilitas/kenampakan hilal saat rukyat. Sy arat ini sering tidak  diperhatikan oleh para perukyat sehingga sering terjadi “Laporan Palsu”

(11)

2. Kriteria Wu judul Hilal

Menurut Kriteria Wujudul Hilal yang sering disebut juga dengan konsep "ijtimak qoblal ghurub" yaitu terjadinya konjungsi (ijtimak) sebelum tenggelamnya matahari, menggunakan prinsip sederhana dalam penentuan awal bulan Hijriyah yang menyatakan bahwa :

Jika pada hari terjadinya konjungsi (ijtimak) telah memenuhi 2 (dua) kondisi, yaitu: (1) Konjungsi (ijtimak) telah terja di sebelum Matahari tengg elam,

(2) Bulan tenggelam setelah Matahari,

Maka keesokan harinya dinya takan sebag ai a wa l bulan Hijriya h.

Berdasarkan konsep inilah Muhammadiyah dapat menyusun kalender Hijriyah termasuk  penentuan awal Ramadhan, Idul Fitri dan Idul Adha untuk tahun-tahun yang akan datang. Ini sesuai dengan konsep Muhammadiyah yang memegang prinsip mempertautkan antara dimensi ideal-wahyu dan peradaban manusia dalam kehidupan nyata termasuk dalam penentuan awal bulan Hijriyah. Hal ini juga merupakan hasil keputusan Musyawarah Tarjih Muhammadiyah tahun 1932 di Makassar yang menyatakan   As-Saumu wa al-Fithru bir ru'yah wa laa man ilaa bil Hisab (berpuasa dan Idul Fitri itu dengan rukyat dan tidak    berhalangan dengan hisab) yang secara implisit Muhammadiyah juga mengakui Rukyat sebagai awal penentu awal bulan Hijriyah. Muhammadiyah mulai tahun 1969 tidak lagi melakukan Rukyat dan memilih menggunakan Hisab Wujudul Hilal, itu dikarenakan rukyatul hilal atau melihat hilal secara langsung adalah pekerjaan yang sangat sulit dan dikarenakan Islam adalah agama yang tidak berpandangan sempit, maka hisab dapat digunakan sebagai penentu awal bulan Hijriyah. Kesimpulannya, Hisab Wujudul Hilal yang dikemukakan oleh Muhammadiyah bukan untuk menentukan atau memperkirakan hilal mungkin dilihat atau tidak, akan tetapi dijadikan dasar penetapan awal bulan Hijriyah sekaligus jadi bukti bahwa bulan baru sudah masuk atau belum. Pasca 2002 Persatuan Islam (Persis) mengikuti langkah Muhammadiyah menggunakan Kriteria Wujudul Hilal.

3. Imkan ur Ruk yat MABIMS

Penanggalan Hijriyah Standard Empat Negara Asean, yang ditetapkan berdasarkan Musyawarah Menteri-menteri Agama Brunei Darussalam, Indonesia, Malaysia, dan Singapura (MABIMS) merumuskan kriteria yang disebut “imkanur rukyah” dan dipakai secara resmi untuk penentuan awal bulan Hijriyah pada Kalender Resmi Pemerintah yang menyatakan :

“Hilal diangga p terlihat dan keesokannya ditetapkan sebaga i aw al bulan Hijriya h   berikutnya apabila memenuhi salah satu syarat-syarat berikut: (1)· Ketika matahari

(12)

terbenam, ketinggian bulan di atas horison tidak kurang daripada 2° dan jarak lengkung   bulan-matahari (sudut elongasi) tidak kurang dar ipada 3°. Atau (2)· Ketika bulan

terbenam, umur bulan tidak kura ng da ripada 8 jam selepas ijtimak/konjungsi berlaku. Kriteria yang diharapkan sebagai pemersatu terhadap perbedaan kriteria yang ada nampaknya belum memenuhi harapan sebab beberapa ormas memang menerima, namun ormas yang lain menolak dengan alasan prinsip.

4. Rukyat Global ( Matla al Badar )

Kriteria ini dipakai oleh sebagian muslim di Indonesia lewat organisasi-organisasi tertentu   yang mengambil jalan pintas merujuk kepada negara Arab Saudi atau menggunakan

pedoman terlihatnya hilal di negara lain dalam penentuan awal bulan Hijriyah termasuk  penentuan awal Ramadhan, Idul Fitri dan Idul Adha. Penganut kriteria ini berdasarkan pada hadist yang menyatakan, jika satu penduduk negeri melihat bulan, hendaklah mereka semua  berpuasa meski yang lain mungkin belum melihatnya.

(13)

ß HILAL

AWAN M e n y i k a p i Pe r b e d a a n K r i t e r ia

Metode penentuan kriteria penentuan awal Bulan Kalender Hijriyah yang berbeda seringkali menyebabkan perbedaan penentuan awal bulan, yang berakibat adanya perbedaan hari melaksanakan ibadah seperti puasa Ramadhan atau Hari Raya Idul Fitri.

Di Indonesia, perbedaan tersebut pernah terjadi beberapa kali. Pada tahun 1992 (1412 H), ada  yang berhari raya Jum'at (3 April) mengikuti Arab Saudi, yang yang Sabtu (4 April) sesuai hasil rukyat NU, dan ada pula yang Minggu (5 April) mendasarkan pada Imkanur Rukyat. Penetapan awal Syawal juga pernah mengalami perbedaan pendapat pada tahun 1993 dan 1994. Demikian  juga pada tahun 2006 yang lalu dan akan disusul pada perayaan Lebaran 1 Syawal yang akan

datang. Namun demikian, Pemerintah Indonesia mengkampanyekan bahwa perbedaan tersebut hendaknya tidak dijadikan persoalan, tergantung pada keyakinan dan kemantapan masing-masing, serta mengedepankan toleransi terhadap suatu perbedaan.

PENGERTIAN RUK YAT HILAL

RUKYAT  berasal dari bahasa Arab " ra'a - yara - rukyat " yang artinya " melihat ". HILAL  juga  berasal dari bahasa Arab "al-hilal - ahillah" yaitub u l a n s a b i t   (crescent) yang pertama terlihat setelah terjadinya " ijtimak ". Ijtimak  adalah bulan baru (new moon) disebut juga bulan mati. Ijtimak terjadi saat posisi bulan dan matahari berada pada jarak paling dekat. Secara astronomis, saat ijtimak terjadi maka bujur ekliptik bulan sama dengan bujur ekliptik matahari dengan arah penglihatan dari pusat bumi (geosentris). Pada waktu tertentu peristiwa ijtimak   juga ditandai dengan terjadinya gerhana matahari yaitu saat lintang ekliptik bulan berimpit atau

mendekati lintang ekliptik matahari. Periode dari peristiwa ijtimak ke ijtimak berikutnya disebut " bulan sinodis" yang lamanya rata-rata sebesar 29 har i 12 jam 44 m enit 2,8 detik.

(14)

Maka yang disebut Rukyatul Hilal adalah kegiatan yang dilakukan seseorang atau sekelompok  orang untuk melakukan pengamatan secara visual baik menggunakan mata langsung maupun dengan alat bantu optik terhadap munculnya hilal. Penggunaaan alat bantu visual seperti teleskop, binokuler, kamera sejauh ini juga masih menjadi bahan perdebatan antara yang pro dan kontra.

Dalam Islam, terlihatnya hilal di sebuah negeri dijadikan pertanda pergantian bulan kalender Hijriyah di negeri tersebut. Hal ini sesuai dengan firman Allah SWT:

“ Dia singsingkan pagi dan jadikan malam untuk beristirahat, dan (menjadikan) matahari dan bulan untuk perhitungan. Itulah ketentuan Allah Yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui”. (QS 6-al An’am:96)

" Mereka bertanya kepada engkau tentang hilal (bulan sabit). Katakanlah hilal itu adalah tanda-tanda wa ktu bagi manusia dan (ibadat) haji" ( QS. Al Baqarah: 189 )

Hilal juga dijadikan pertanda mulainya ibadah puasa Ramadhan yang sudah dipakai sejak   jaman nabi waktu itu, sebagaimana hadits yang menyatakan :

"Berpuasala h engkau karena melihat hilal dan berbukala h engkau karena melihat hilal. Bila hilal tetutup atasmu, maka sempurnakanlah bilangan Syaban tiga puluh hari" -(HR. Bukhari dan Muslim)

Jika merujuk pada Hadis Nabi tentang puasa, hilal dapat diterjemahkan sebagai sabit bulan  yang pertama kali terlihat dengan mata setelah ijtimak terjadi. Secara astronomi, ijtimak atau

konjungsi terjadi jika Matahari dan Bulan berada pada bujur ekliptika yang sama.

(15)

PERALATAN HISAB RUKY AT

Peralatan rukyatdisiapkan sebelum matahari terbenam

Hisab dan Rukyatul hilal tidak bisa dipisahkan dari Ilmu Falak (Astronomi) oleh sebab itu kebanyakan peralatan hisab dan rukyat juga merupakan peralatan Ilmu falak/Astronomi. Perkembangan teknologi kalkulasi senantiasa berkembang dari masa ke masa. Dari sejarah awal perhitungan secara manual menggunakan kaidah aljabar dan alat-alat tradisional berkembang menjadi perhitungan secara modern mengunakan komputer dengan berbagai jenis software aplikasinya. Perkembangan ini tentunya membawa perubahan yang cukup besar dalam perkembangan ilmu hisab falak juga. Rumus-rumus dan perhitungan yang sangat sederhana pada awal perkembangan Ilmu falak seperti terdapat dalam beberapa kitab falak yang   berkembang ‘dan masih dipakai hingga kini’ di Indonesia jelas akan menghasilkan data yang kurang presisi akibatnya tentu akan berbeda dengan dengan fenomena falak yang sesungguhnya sedang terjadi. Namun setelah perhitungan dilakukan dengan alat-alat yang lebih canggih serta rumus-rumus algoritma yang telah disempurnakan maka data hasil hisab falak akan jauh lebih teliti bahkan dapat dikatakan mendekati “pasti” tentunya dengan pembuktian hasil observasi secara epirik di lapangan.

Termasuk kegiatan rukyat hilal idealnya rukyatul hilal atau melihat hilal dilakukan dengan mata telanjang (naked eye) sesuai dengan pernah dilakukan oleh Rasulullah dan para sahabat-sahabatnya. Asal kita tahu teknik dan ilmunya maka rukyat dengan mata telanjang menjadi jauh lebih efektif dibandingkan menggunakan peralatan bantu optik. Sebab yang paling penting adalah kualitas sumber daya manusianya bukan pada alatnya ‘THE MAN BEHIND THE GUN”.

ALAT B ANTU H ISAB

  Alat hitung merupakan instrumen hisab falak yang mutlak diperlukan membantu melakukan perhitungan misalnya (1) hisab awal bulan sebagai bahan persiapan rukyatul hilal, (2) menyusun jadwal shalat, (3) menghitung arah kiblat, (4) menghitung saat terjadinya gerhana dsb. Beberapa data yang harus dipersiapkan sebelum melakukan rukyat misalnya : waktu ijtimak, saat matahari terbenam, ketinggian dan posisi hilal, saat terbenamnya hilal dsb. Data tersebut nantinya akan digunakan untuk orientasi posisi hilal di lokasi rukyat. Ketelitian

(16)

terhadap hasil perhitungan sangat dipengaruhi juga oleh alat hitung yang digunakan. Alat ini   berkembang terus seiring dengan berkembangnya teknologi. Beberapa jenis alat hitung itu

misalnya:

• Rubuk Mujayyab

Rubuk mujayyab atau dalam istilah lain adalah “kuadrant” adalah benda berbentuk seperempat lingkaran yang memiliki garis-garis dan terdapat benang serta bandul. Alat ini merupakan alat   bantu hitung falak dan pengukuran-pengukuran benda langit. Menurut sejarah, pencipta alat  yang termasuk “serba guna” ini adalah seorang ahli falak dari Syiria pada abah ke-14 yaitu Ibnu

Syatir. Dengan rubuk perhitungan rumus-rumus trigonometri menjadi mudah.

Sinus, cosinus, tangen dan cotangen dapat dilesesaikan secara cepat menggunakan rubuk  ini. Sebagai alat peninggalan peradaban falak Islam masa lalu, rubuk ternyata mampu menyelesaikan hitungan-hitungan trigonometri yang cukup teliti untuk masa itu. Rubuk juga dapat digunakan untuk menentukan irtifa / ketinggian benda langit, tinggi gedung/menara, kedalaman jurang, lebar sungai dll.

 Walaupun sekarang telah alat ini telah digantikan oleh daftar logaritma, kalkulator atau bahkan oleh komputer namun beberapa pesantren di Indonesia masih banyak yang menggunakan peralatan rubuk sebagai alat bantu hisab.

• Daftar Logaritma

Daftar logaritma adalah sebuah buku kecil yang di dalamya berisi tabel angka-angka yang merupakan hasil operasi fungsi trigonometri meliputi; log, ln, sinus, cosinus, tangen dan cotangen serta beberapa fungsi matematis lain. Menggunakan daftar logaritma perhitungan trigonometri yang banyak terdapat dalam buku-buku falak akan menjadi lebih teliti dibandingkan menggunakan rubuk.

(17)

Salah satu halaman di Daftar Logaritma

• Kalkulator

Kalkulator merupakan alat bantu hitung yang paling praktis untuk menyelesaikan rumus-rumus hisab. Kalkulator yang memiliki fasilitas penyimpanan memori banyak untuk  menyimpan hasil perhitungan sangat diutamakan. Akan lebih praktis lagi seandainya kalkulator juga dilengkapi dengan fasilitas pembuatan program untuk rumus-rumus yang ada. Beberapa kalkulator yang standard untuk melakukan hisab antara lain; KARCHE 4600SX, KARCE 4650P, CASIO FX3600SP, CASIO fx4500P dsb.

(18)

PC

LAPTOP

TABLET PC PDA

 Aneka jenis kalkulator

• Komputer

Komputer adalah seperangkan alat elektronik yang berfungsi mengolah data elektronik. Komputer paling sederhana terdiri atas komponen pemoroses (CPU), keyboard dan mouse serta layar monitor. Komputer merupakan alat bantu hisab yang canggih karena dapat mengeleminir tingkat kesalahan hingga mendekati nol. Menggunakan program bahasa komputer seperti BASIC, PASCAL, Delphi dsb memungkinkan kita menyusun program/software terhadap aplikasi falak bahkan kecuali dapat menghitung secara akurat, komputer dapat menampilkannya dalam bentuk gambar simulasi serta dapat dicetak dalam   bentuk daftar melalui printer. Perkembangan teknologi membuat perhitungan falak yang semula sulit menjadi mudah. Maka berkembangkan program atau software-software khusus untuk keperluan falak. Termasuk dalam jenis komputer adalah Personal Computer (PC), Laptop/Notebook, Tablet PC, PDA maupun Palm OS dsb bahkan kini telpon genggam/seluler sudah dapat berfungsi seperti halnya sebuah komputer.

(19)

SOFTWARE APLIKASI FALAK (SAF)

UNTUK PENENTUAN AW AL BULAN

Software Aplikasi Falak (SAF) adalah program komputer (software) yang didisain khusus oleh programernya untuk perhitungan (hisab) terhadap rumus-rumus/algoritma yang terdapat dalam ilmu falak-syar'i. Perhitungan tersebut meliputi:

• Hisab Awal Bulan Komariyah / Hijriyah. • Hisab Waktu Shalat dan Imsakiyah • Hisab Arah Kiblat

• Hisab Gerhana Matahari dan Bulan

• Hisab Konversi Penanggalan Hijriyah - Masehi • Hisab Posisi Harian Matahari dan Bulan

• Hisab Visibilitas Hilal dari sebuah tempat • Hisab Fase-fase Bulan

• Hisab Saat Peneraan Arah Kiblat berdasarkan bayangan dan posisi matahari dsb.

Munculnya era komputerisasi membuat para perukyat tidak lagi kesulitan menghitung rumus-rumus falak. Dengan menggunakan komputer PC atau laptop yang sudah diinstalasi software ini kita dapat mengetahui posisi hilal dengan cepat. Sebelumnya, mengetahui posisi hilal merupakan masalah falak    yang sangat rumit saat perhitungan hanya menggunakan

kalkulator dari rumus-rumus yang ada dalam Kitab-kitab Falak. Sekarang, cukup dengan menginstalasi (install) Software Aplikasi Falak (SAF) ke dalam komputer maka data-data hasil hisab dapat segera diketahui secara lengkap dengan tingkat ketelitian yang tinggi  bahkan boleh dikatakan mendekati pasti (qat'i). Tidak hanya itu, Software Aplikasi Falak (SAF)  juga dapat digunakan untuk menyusun Jadwal Shalat dan Penentuan Arah Kiblat untuk seluruh lokasi di permukaan bumi. Kini dengan cukup memasukkan data input berupa lokasi geografis maka komputer akan memberikan informasi lengkap mengenai visibilitas hilal, waktu shalat dan arah kiblat lokasi setempat. Program ini juga dilengkapi dengan Sistem Konversi Kalender dari kalender Gregorian/Masehi ke kalender Hijriyah dan sebaliknya.

Dengan demikian, modernisasi sangat membantu dalam permasalahan hisab falak. Hisab falak    yang sebelumnya hanya bisa dilakukan oleh "ahli falak" yaitu orang-orang yang betul-betul

mendalami secara khusus ilmu falak berupa pengetahuan gerak benda-benda langit serta hitungan matematis, maka kini siapapun dapat belajar falak secara mudah dan cepat menggunakan Software Aplikasi Falak yang banyak beredar di internet, kedai software maupun rental-rental software.

Tidak hanya komputer PC atau laptop saja yang dapat digunakan untuk menjalankan software aplikasi falak  tersebut. Kini Software Aplikasi Falak juga dapat diinstalasi ke dalam telpon genggam atau ponsel yang dilengkapi fasilitas Sistem Operasi juga komputer genggam yang sering disebut PDA (Personal Digital Assistance). Beberapa diantaranya bahkan sudah dilengkapi dengan fitur GPS (Global Positioning System) yang dapat mengetahui posisi geografis via satelit serta dapat menunjukkan arah kiblat secara presisi.

Beberapa Software Aplikasi Falak (SAF) yang dapat digunakan untuk melakukan perhitungan awal bulan tersebut misalnya:

(20)

1. Starrynight Pro Plus Versi 6

Software ini memiliki keunggulan diantaranya : (1) memiliki tingkat ketelitian yang tinggi hingga ribuan tahun yang lalu sampai ribuan tahun   yang akan datang sesuai karena menggunakan Teori Formulasi Chapront

ELP-2000/82 yang hanya menghasilkan kesalahan 10 arcsecon untuk  logitude dan 4 arcsecond untuk latitude ( 1 arssecon = 1/3600 °), (2) dapat menampilkan posisi bulan/hilal secara realistik dari semua lokasi dan ketinggian di permukaan bumi (3) menampilkan data efemeris bulan/hilal secara sangat lengkap (4) mudah dioperasikan.

Program ini mampu menghitung mundur secara presisi posisi benda langit 100.000 tahun SM sampai masa yang akan datang tahun 100.000 Masehi. Keunggulan lain program ini adalah pada visualisasi tampilannya yang sangat realistis hampir-hampir mendekati kondisi sesungguhnya. Data posisi hanya tinggal klik menggunakan mouse tanpa perlu banyak berpikir.

Software Starrynight Pro Plus 6 untuk melihat posisi hilal.

2. Accurate Times Versi 5

© Mohammad Odeh

Merupakan program terintegrasi untuk menghitung dan menentukan waktu pada aplikasi ibadah sehari-hari. Program yang disusun oleh Mohammad Ode dari Jordanian Astronomical Society (JAS) memiliki kemampuan menghitung :

1. Waktu Shalat ( Fajar, Suruq, Zuhur, Ashar, Magrib dan Isya) 2. Fase Bulan (Geosectri dan Toposentrik)

3. Waktu Matahari (Terbit, Transit, Tenggelam, Twilight) 4. Waktu bulan (Terbit, Transit, Tenggelam)

5. Data Visibilitas Hilal "old & new moon"

6. Peta Visibilitas Hilal Dunia "old & new moon" 7. Ephemeris bulan dan matahari

8. Arah kiblat dari suatu lokasi

9. Waktu menentukan arah kiblat dengan bayangan mahari 10. Konversi Kalender Masehi - Hijriyah dan sebaliknya 11. Menyuarakan adzan saat waktu shalat tiba

12. Alarm menjelang waktu shalat

Menurut pembuatnya program ini memiliki tingkat akurasi yang tinggi dan hanya berselisih  beberapa detik dari data almanak astronomi.

(21)

Tampilan Program Accurate Times

3. Mooncalc Versi 6.0 © Monzur Ahm ed

Hampir mirip dengan Accurate Times namun program ini dirancang menggunakan under DOS sehingga memungkinkan dijalankan dari komputer berbasis prosesor sekelas DX, namun dapat  juga dijalankan dari Windows. Menu program ini menampilkan opsi diantaranya ;

1. Tabel data ephemeris bulan 2. Posisi bulan pada peta langit 3. Simulasi Langit (Planetarium)

4. Close up wajah bulan lengkap dengan nama tempat/lokasi 5. Peta visibilitas hilal secara global

6. Grafik liberasi bulan

7. Penjejak peristiwa gerhana matahari dan bulan 8. Penambahan dan edit lokasi pengamat

(22)

4. Win Hisa b Versi 2.0 © BHR Depa g RI

Program hasil kreasi Badan Hisab dan Rukyat (BHR) Departemen Agama RI ini direlease mulai tahun 1996 bersama dengan jasa pembuat software IQsoft. Walaupun sangat sederhana program ini cukup untuk mengetahui posisi hilal dan waktu shalat. Kini sedang dipersiapkan  juga Win Hisab versi 2007 yang lebih akurat, lengkap dan dapat menampilkan visibilitas hilal di  wilayah Indonesia.

5. Hisab Falak Versi 1.1. © Ir. Aminuddin E.K.S

Hisab Falak dirancang dan dibangun oleh Ir. Aminuddin E.Ka.S dari Gresik seorang pemerhati masalah hisab falak di Indonesia. Di bawah bendera Amana Co. beliau sengaja merancang software yang tidak hanya dapat menghitung jadwal shalat namun juga penentuan arah kiblat, konversi kalender hijriyah, hisab awal bulan dan unit input untuk mengganti lokasi. Program ini cukup bagus untuk dimiliki.

(23)

5. Mawaa qit Versi 2001 © DR Ing Kh afid

Pada awalnya program ini dibuat pertama kali dengan bahasa Borland (Turbo) Pascal Versi 7.0 oleh Kelompok Studi al-Farghani orsat ICMI Belanda yang dikoordinir Dr. Ing. Fahmi Amhar dan Dr. Ing. Khafid, kini telah direvisi beberapa kali. Program ini berisi menu-menu perintah untuk menghitung: waktu salat, arah kiblat, awal bulan kamariah, dan peta garis batas tanggal secara komprehensif bahkan dilengkapi dengan bacaan Al Qur’an Murottal 30 juz.

Ko leksi Aneka Softwa re Aplikasi Falak (SAF)

Berikut beberapa koleksi software astronomi yang dapat juga di gunakan untuk melakukan hisab falak. Beberapa software berikut sudah enggunakan algoritma yang masuk dalam kategori High  Accuracy Algorhitm.

1. Adastra Freestar © Coeli Software

2. Astronomy Lab 2 Version 2.0.2 © Eric Bergman-Terrel 3. Distance Sun Version 4.0 © Mike Smithwick 

4. Hallo Northern Sky V 2.2. © Han Kleijen 5. Home Planet for Windows © John Walker

6. Lunar Calendar & Eclipse Finder 5.67 © Hermetic System 8. Lunar & SolarEclipse 2.0E (DOS) © Christian Nuesch 9. LunarPhase 2.61© Gary Nugent

10. MyStars! Version 2.7 © http://relativedata.com 11. NUIT © Rene Maider Geneve

12. Planetarium Gold 2.1 © JC Research 13. StarCalc 5.7.1 © Alexander E Zavalishin

14. Prayer Times 4.0 Al-Athan © Adel A. Al-Rumain Saudi 15. Sky View Cave 3.0.4 © Kerry Shetline

16. StarCat Ver 0.96 © Jim Campbell

17. StarFinder Version 0.2 © www.geocities.com/FreeStarFinder 18. Stellarium Version 0.8.4 © Coeli Software http://stellarium.org

(24)

20. WinStars Version 1.0.3 © Frank Richard http://winstars.free.nr 21. SkyMap Pro Version 9 © C Marriott http://skymap.com

22. Astronomica 1.5 © Piotr Czerski dsb.

Semua software tersebut dapat dengan mudah kita dapatkan baik melalui internet maupun pusat-pusat penjualan dan persewaan CD software. Selain software-software yang telah disebutkan di atas, kini cukup banyak tokoh-tokoh falak di Indonesia yang terus melakukan pengembangan terhadap Software Aplikasi Falak (SAF) agar mudah digunakan oleh para pemula sekalipun. Akhirnya sebagus apapun software-software yang telah dibuat oleh manusia tanpa dukungan dan kemampuan operator yang menjalankan program tersebut hanya akan sia-sia. Maka sebaiknya memang perlu juga diadakan pelatihan-pelatihan tentang penggunaan komputer sebagai alat bantu hisab dan rukyat.

ALAT BANTU RUK Y AT HILAL

Untuk melakukan kegiatan rukyatul hilal, maka sebelumnya seorang perukyat harus mengusai   beberapa hal yang berhubungan dengan ‘hilal’ itu sendiri. Diantaranya yang paling penting

adalah ponguasaan ilmu falak khususnya mengenai perubahan fase serta gerak bulan dan matahari. Penguasaan terhadap alat bantu rukyat juga merupakan hal penting yang harus dimiliki oleh seorang perukyat.

Kontroversi boleh tidaknya menggunakan alat bantu dalam melakukan rukyatul hilal memang masih terdengar, namun menurut beberapa ulama hal itu sah-sah saja menggunakan alat bantu selama tidak menyimpang dari hakikat rukyatul hilal itu sendiri yaitu menyaksikan langsung lahirnya hilal. Penggunaan peralatan optik maupun peralatan pencari lokasi sebatas digunakan untuk membantu mempermudah pelaksanaan rukyatul hilal tidak menyalahi ketentuan yang ada termasuk barangkali penggunaan teknologi penginderaan jarah jauh menggunakan infra merah, radar maupun satelit palacak. Beberapa peralatan/instrument yang mungkin dapat dimanfaatkan untuk membantu pelaksanaan rukyat yang nantinya juga termasuk item yang akan dilaporkan dalam lembar laporan pelaksanaan rukyat. Beberapa instrumen rukyatul hilal  yang perlu dipersiapkan sering untuk digunakan nanti saat kegiatan rukyat misalnya :

 █ 

Data Hisab Awal B ulan dan Data Pelaporan

Data hisab awal dipergunakan diantaranya untuk memahami posisi hilal, bentuk hilal serta saat paling tepat melakukan rukyatul hilal. Dengan adanya data hisab hilal maka orientasi posisi hilal menjadi lebih mudah. Data secara lengkap mengenai hisab awal bulan biasanya memuat infomasi misalnya:

---LOKASI PERHITUNGAN : YOGYAKARTA

f = -7° 48' (LS). l= 110° 21' (BT). Markaz = 90 meter (dpl.)

- Waktu Terbenam Matahari : 17:33:48 WIB

- Tinggi Matahari saat terbenamnya : – 1°07' 13,26''.  → di bawah ufuk mar'i.

- Tinggi Hilal saat Matahari terbenam : + 10° 30' 06,89''.  → di atas ufuk mar'i.

- Beda Tinggi Matahari – Bulan : 11°37' 20,14''. - 'Umur Hilal' sejak Ijtimak : + 29j 32m 24,25d. - Azimuth Matahari saat terbenamnya : 262° 26' 20,00''

- Azimuth Bulan saat terbenam Matahari : 254° 53' 31,02'' ( 254° 53' 31'' ).

- Beda Azimuth Matahari – Bulan : + 7°32' 48,98'' (Hilal di Sebelah Selatan Matahari). - Sudut Matahari – Bulan / Elongasi : 13° 50' 12,04''.

(25)

- Azimuth Bulan saat terbenamnya : 253° 36' 50'' . - Lama Hilal di atas ufuk : + 0j 45m 59,40d. - Luas Cahaya Hilal (iluminasi) : 0,15%

- Kemiringan Hilal : Hilal miring ke utara. - Lebar Nurul Hilal (ushbu' / jari ) : 0,2748 ushbu'.

---Kecuali menggunakan hisab manual, data hisab tersebut dapat diperoleh juga menggunakan Software Aplikasi Falak (SAF) seperti disebutkan di atas.

Sedangkan data pelaporan terdapat pada lampiran.

 █ 

Alat

Ukur Panjang

 Alat ukur panjang (meteran) sangat diperlukan saat melakukan kegiatan rukyatul hilal terutama saat pemasangan gawang rukyat. Pembuatan garis-garis orientasi arah hilal dibuat dengan membuat garis lintas arah mata angin menggunakan arah matahari terbenam. Meteran juga diperlukan saat pengukuran arah kiblat terutama untuk membuat shaff atau meluruskan pondasi bangunan masjid yang akan dibangun. Meteran yang baik digunakan adalah meteran roll dengan panjang 50 meter dan terbuat dari bahan kain dan bukan logam.

 █ 

Alat Ukur W aktu

Untuk mengukur waktu saat rukyatul hilal sebaiknya digunakan jam portabel digital dengan tampilan layar yang cukup besar. Sekarang model jam ini banyak dijual di pasaran dengan harga yang sangat murah. Lebih diutamakan jam yang memiliki lampu sehingga terlihat terang saat matahari sudah tenggelam. Beberapa jenis ponsel kini dilengkapi dengan jam yang dapat diseting tampilannya. Yang paling penting adalah mengkalibrasi/singkronisasi jam sesuai   waktu internet atau jam RRI atau TVRI atau menghubungi 105. Dengan cukup mencocokkan   jam dan menitnya saja agar sesuai dengan hasil hisab. Kecuali jam sebagai alat ukur waktu

maka stopwatch juga perlu disiapkan.

 █ 

Alat Penjejak Loka si Geografis dan Aspek Cuaca

Menentukan posisi geografis setiap lokasi pengamatan hilal adalah sangat penting karena perbedaan lokasi pengamatan / matla akan sangat berpengaruh terhadap hasil hisab hilal di sutu tempat. Adapun posisi geografis sutau daerah ditentukan besaran berupa Longitude (Bujur), Latitude (Lintang) dan Altitude (Tinggi). Selain besaran tersebut juga biasanya diukur di tempat berupa kelembaban udara, tekanan udara, suhu udara, kondisi awan, arah angin dan aspek-aspek lain yang berhubungan dengan cuaca. Tips berikut merupakan cara menyiapkan data geografis dan aspek cuaca lokasi rukyatul hilal.

(26)

• Penentuan Posisi Geografis lokasi rukyat dapat dilakukan dengan beberapa cara :

- Meminta data ke Bagian Pemetaan Wilayah Pemerintah Daerah setempat.

- Menggunakan peta wilayah propinsi/kabupaten yang dilengkapi penggaris bujur-lintang. - Menggunakan Software Atlas seperti Atlas Encarta, Atlas Britanica dan World Map.

- Mencari data lewat internet misalnya

· http://map.google.com

· http://www.earthtools.org

- Mengunakan perangkan/alat yang disebut GPS (Global Positioning System)   yang dapat menampilkan data geografis sebuah titik lokasi di permukaan bumi via satelit secara akurat. Alat yang sekilas mirip ponsel ini dapat melakukan kontak dengan lebih dari 10 satelit di angkasa untuk mendapatkan data mengenai bujur dan lintang geografis lokasi, ketinggian dari muka laut, tekanan udara serta arah kompas yang benar.

• Pengukuran Ketinggian dari permukaan laut dan tekanan udara

lokasi rukyat.

- Menggunakan Altimeter yaitu alat pengukur ketinggian tempat dari permukaan laut (ada yang digital/analog).

- Menggunakan Barometer yaitu alat pengukur tekanan udara.

- Beberapa merek GPS juga dirancang dapat mengukur ketinggian dan tekanan udara.

- Perkiraan langsung jika lokasi di daerah pantai misalnya 2 m di bibir pantai atau 10 m  jika lewat menara.

• Pengukuran Suhu Udara dan Kelembaban Udara dapat dilakukan dengan menggunakan

termometer kelembaban udara.

• Pengukuran arah angin dapat dilakukan dengan cara perkiraan secara manual dengan

melepas benda ringan maupun metode asap atau secara teliti menggunakan anemometer mangkok maupun pengukur kecepatan angin yang lain.

• Pengamatan kondisi perawanan terutama di langit Barat tempat tenggelamnya matahari

merupakan hal yang paling penting saat pelaksanaan rukyatul hilal, sebab tanpa kondisi langit yang cerah pengamatan hilal akan mengalami kesulitan bahkan mustahil dilakukan.

Oleh sebab itulah maka perukyat juga dituntut memiliki pengetahuan meteorologi atau ilmu cuaca. Foto satelit kondisi awan realtime di atas langit Indonesia kini dapat diperoleh di  beberapa situs cuaca diantaranya hasil foto :

- Satelit Jepang (http://weather.is.kochi-u.ac.jp/SE/00Latest.jpg) - Satelit Australia (http://www.bom.gov.au/gms/IDE00035.latest.shtml).

(27)

 █ 

Alat Ukur Su dut ( Azimuth d an Ke tinggian/Altitude /Irtifa' )

• Rubuk Mujayyab Alat ini termasuk kuno peninggalan alhi-ahli Falak Islam jaman dulu.

Bentuknya sangat sederhana yaitu berupa bangun 1/4 lingkaran   yang pada pusatnya terdapat tali yang terhubung ke   beban/bandul, namun kalo kita pelajari kegunaan alat ini

ternyata ia dapat melakukan 1001 macam pengukuran dalam astronomis. Saat rukyatul hilal rubuk digunakan untuk mengukur sudut ketinggian hilal (irtifa'). Sering disebut dengan istilah kuadrant.

• Tongkat Istiwa Menggunakan sebatang tongkat yang ditancapkan secara tegak akan

menghasilakan bayangan arah ketinggian matahari saat itu. Saat matahari tenggelam bayangan ini akan mamanjang sehingga dapat dijadikan sebagi acuan/patokan arah tenggelamnya matahari dengan menancapkan satu tongkat lagi pada lokasi lain. Titik  tempat tenggelamnya matahari merupakan acuan menentukan posisi hilal yang baru akan terlihat 10-20 menit setelah matahari tenggelam.

• Jam Istiwa atau Jam Surya atau Jam Matahari (Sundial) karena cara kerja alat ini

adalah menggunakan bayangan matahari yang membentuk sudut tertentu.

• Busur derajat setengah lingkaran dan busur derajat lingkaran penuh untuk membantu

membuat garis orientasi arah hilal. Busur ini berdiameter lebih kurang 1 m agar diperoleh hasil ukur yang lebih teliti.

•  Waterpass untuk menstabilkan peralatan agar betul-betul datar posisinya.

• K o m p a s digunakan untuk menunjukkan arah Barat khususnya pada kondisi titik 

terbenamnya matahari tidak teridentifikasi. Dengan bantuan kompas sudut azimuth matahari dan hilal dapat diidentifikasi, ini akan mempermudah orientasi pencarian lokasi hilal. Terdapat bermacam jenis kompas misalnya kompas bidik pramuka, kompas suntoo, kompas DQL-1, kompas prismatik, kompas marine, kompas geologi dsb.

• Bingkai/Gawang Lokasi Berbentuk segi empat dengan tiang di bawahnya digunakan

untuk orientasi pandangan lokasi hilal. Caranya dengan menempatkan alat di depan pengamat saat matahari terbenam dan pengamat akan melihat terus ke arah bingkai rukyat   yang bisa diatur turun mengikuti gerakan hilal sampai terlihatnya hilal. Diperlukan

(28)

• Theodolit Peralatan ini termasuk modern karena dapat mengukur sudut azimuth dan

ketinggian/altitude (irtifa') secara lebih teliti dibanding kompas dan rubuk. Theodolit yang modern dilengkapi pengukur sudut secara digital dan teropong pengintai yang cukup kuat. Theodolit biasanya digunakan oleh para ahli teknik sipil untuk pengukuran tanah dan  bangunan.

 █ 

Alat Bantu Optik 

• Kacamata Digunakan oleh perukyat terutama orang yang sudah tua yang memiliki

kesulitan penglihatan jarah jauh (rabun jauh) karena hilal memang berada pada jarak yang jauh. Sering digunakan adalah kacamata minus. Karena salah satu syarat seorang perukyat adalah penglihatannya masih baik menghindari salah lihat.

• Binokuler Disebut juga 'keiger'/keker. Cara penggunaannya

dengan ditempelkan langsung pada kedua mata, maka kita dapat

melihat obyek yang berada pada jarak jauh. Kekuatan

  binokuler dinyatakan dengan pembesaran dan diameter

lensa obyektifnya. Misalnya binokuler 10x50 artinya

alat ini dapat membesarkan obyek hingga 10x

dan diameter lensa obyektifnya 50 mm. Penggunaaan

alat ini cukup efektif untuk membantu mengamati hilal.

• Teleskop Rukyat Teleskop rukyat tidak berbeda dengan teleskop astronomi pada

umumnya yang juga disebut TEROPONG BINTANG namun dudukannya dirancang dapat bergerak 2 sumbu yaitu naik-turun (altitude) dan horisontal (azimuth) sehingga disebut dudukan alt-azimuth. Berbeda dengan jenis sumbu yang sering dipakai dalam astronomi yaitu menggunakan 3 sumbu yang disebut dudukan equatorial (EQ mount). Kekuatan teleskop dinyatakan dengan diameter lensa obyektif untuk refraktor dan diameter cermin obyektif untuk reflektor serta jarak fokur obyektif. Teleskop dengan spesifikasi 12"/3000 artinya diamter lensa/cermin adalah 8" (sekitar 30 cm) dan jarak fokusnya 3000 mm. Kekuatan teleskop juga dinyatakan dengan pembesaran maksimumnya misalnya 500x dsb. Berdasarkan pengalaman lapangan teleskop tidak selalu efektif digunakan untuk rukyatul hilal. Hal ini mengingat ukuran hilal sudah cukup besar sekitar 30 arcminute atau 0,5 derajat busur sehingga dengan pembesaran 50x saja bulatan bulan sudah menutup medan pandang teleskop. Sebab yang diperlukan sebenarnya adalah bukan pembesaran obyek melainkan penguatan cahaya hilal yang sangat lemah dikuatkan oleh teleskop sehingga dapat terlihat oleh pengamat. Oleh sebab itu sangat cocok digunakan untuk rukyat adalah teleskop yang memiliki diameter lensa/cermin cukup besar agar dapat mengumpulkan cahaya lebih banyak serta memiliki medan pandang sekitar 1°saja. Hal yang harus dipertimbangkan dalam penggunaan teleskop untuk rukyat adalah teknik "slewing"   yaitu mengarahkan teleskop ke obyek hilal yang tidak terlihat. Ini adalah pekerjaan yang

(29)

sangat sulit sebab mengarahkan teleskop ke arah bulan purnama yang pernah penulis coba saja sudah cukup merepotkan karena pada medan pandang yang sangat sempit gerakan sedikit saja sudah melenceng jauh dari obyeknya.

Berbagai model teleskop

Teleskop Meade LX200 GPS 16" merupakan contoh alat bantu rukyat yang memenuhi standar. Selain bentuknya yang ringkas juga teleskop ini dilengkapi teknologi GOTO dan Global Positioning System (GPS) yang terhubung langsung via satelit, selain itu ia juga memiliki cermin obyektif dengan diameter 16" atau sekitar 40 cm dengan fokus 4000 mm .

• Teleskop GOTO Teleskop ini juga sebenarnya

teleskop astronomis biasa. yang membedakan adalah pada sistem dudukannya yang dilengkapi dengan motor penggerak yang diatur komputer sehingga teleskop dapat secara otomatis mengarah ke obyek benda langit yang diinginkan. Dengan bantuan "hand controller" kita bisa memilih obyek benda langit misalnya "moon" lalu tekan [GOTO] maka secara otomatis teleskop akan mengarah ke bulan dan mengikuti gerakan   bulan walau saat itu tidak kelihatan. Teleskop

GOTO biasanya juga dilengkapi dengan teknologi GPS (Global Positioning System) yang mampu

  berkomunikasi dengan beberapa satelit untuk mengkofirmasi data geografis posisi/lokasi pengamatan secara presisi tanpa perlu kita memasukkan data. Teleskop inilah seharusnya   yang perlu dimiliki oleh instansi-instansi terutama BHR Wilayah maupun Pusat sebab

harganya yang cukup mahal. beberapa merek teleskop GOTO yang terkenal diantaranya : Meade, Celestron, Vixen, Konus, Orion, Televue dsb. Belakangan teknologi Charge-Coupled Device (CCD) menjadi alternatif pemindahan citra hasil penglihatan teleskop ke perangkat digital sehingga bisa disimpan dalam bentul video maupun image. caranya adalah dengan memasang kamera CCD langsung ke okuler (eyepice) yang disebut teknik afocal. Atau menggantikan okuler langsung dengan kamera CCD, sehingga pengamat cukup menyaksikannya dari layar TV atau komputer atau bahkan disiarkan secara langsung lewat stasiun TV nasional atau video streaming lewat internet sehingga masyarakat dapat turut menyaksikan.

• Hight End Technologi Penggunaan teknologi maju terkini nampaknya dapat menjadi

alternatif alat bantu rukyatul hilal sejauh tidak menyimpang dari syariat yang digariskan. Kelemahan alat bantu optik adalah ia tidak dapat menembus saat hilal tertutup awan atau terlalu rendah di atas ufuk. Sehingga pemanfaatan pesawat terbang, teleskop radio, infra merah, radar, laser, penginderaan satelit maupun penempatan radio sensor di bulan dapat menjadi alternatif alat bantu rukyat hilal. Lunar Laser Ranging (LLR) sebenarnya sudah digunakan sejak manusia pertama kali mendarat di bulan. Dengan LLR sinar laser dikirim ke permukaan bulan. Di permukaan bulan sudah terpasang serangkaian cermin yang memantulkan kembali sinar laser ini ke bumi dan diterima kembali oleh receiver. Sehingga dengan peralatan ini kecuali dapat dijejak posisi bulan secara presisi walaupun saat ijtimak  maka juga dapat dihitung secara presisi jarak bumi-bulan.

(30)

Pemandu posisi bulan menggunakan Lunar Laser Ranging (LLR)

Manusia dengan kemampuan akal yang telah diberikan oleh Allah SWT berusaha setiap saat menciptakan alat-alat bantu bagi kemudahannya. Kini kembali kepada kita apakah kita akan memanfaatkan teknologi tersebut ataukah kita tetap bersikukuh dengan pendirian kita dan menikmati perbedaan-perbedaan yang terjadi.

 █ 

Inovasi & Kr easi Alat bantu Rukyatul Hilal

Berikut ini beberapa alat hasil kreasi para perukyat baik dari dalam negeri maupun luar negeri. Kebanyakan peralatan ini merupakan modifikasi dari peralatan yang sudah ada dengan harga lebih terjangkau:

•   Webcam Telescope Ini merupakan peralatan bantu penglihatan memanfaatkan

teknologi webcam yang terpasang pada PC atau laptop dan dipasang pada sistem lensa kamera tele . Kemapuan alat ini dapat melihat dengan medan pandangan sekitar 45 arcminute atau sekitar 0,75 derajat dan cukup menbantu melihat hilal. Kemampuan lain alat ini adalah dapat merekam kenampakan hilal dalam format video maupun citra gambar foto sehingga dapat dijadikan bukti saat pelaporan. Sampai saat ini masih diadakan penyempurnaan terutama untuk sistem dudukan (mounting) agar dapat secara otomatis mengikuti gerakan bulan.

• Hilal Tracker adalah penyederhanaan dari gawang rukyat. Dengan alat seukuran kertas

folio ini kita dapat mencari orientasi posisi hilal saat sunset. Kemudahan alat ini adalah mudah dibawa dan digunakan. Perukyat hanya cukup merentangkannya di depan mata dan mengarahkannya di tempat matahari terbenam.

Reflektor / Cermin

Terpasang di Permukaan Bulan saat Misi Apollo

Laser diarahkan dari bumi dan dipantulkan kembali oleh cermin di bulan

Gambar

Tabel Zodiac milik Astrolog yang salah besar
Foto Realtime Satelit Jepang  Foto Realtime Satelit Australia

Referensi

Dokumen terkait

Data yang digunakan Pokja dalam evaluasi dokumen penawaran dari penyedia jasa adalah data yang di-unggah (upload) di SPSE Kementerian

Dengan demikian, calon suksesor sesuai dengan standar penerus yang efektif dalam menjalankan perusahaan keluarga sehingga memudahkan proses transisi dan kinerja

Dari hal ini peneliti melihat narasumber-1 menggunakan pengurus dari luar karena narasumber-1 juga ingin menghindari konflik-konflik yang mungkin terjadi seperti

Berdasarkan hasil observasi peneliti di kelas V SDN Pakuwon II Kecamatan Sumedang Selatan Kabupaten Sumedang, dalam pembelajaran IPS tentang Peninggalan Sejarah dari Masa

Tujuan penelitian ini yaitu menganalisis hubungan antara persepsi dan sikap masyarakat dengan kondisi habitat pesut di Danau Semayang dan Danau Melintang saat ini

Dengan panduan LKPD Guru meminta Peserta didik menemukan sikap pengamalan sila ketiga dalam teks yang dibaca (HOTS).7. Dengan panduan LKPD siswa menghubungkan sifat

• Easy Arrange MRU shortcut key (Tombol pintasan Susun Mudah MRU): untuk menerapkan 5 tata letak jendela yang terakhir digunakan dengan cepat. • Application window shortcut

Pasien dengan ARDS, yang sering terlihat pada COVID-19 yang berat kadang- kadang berkembang menjadi kerusakan paru permanen atau fibrosis/scar. Pada CT scans, NORMAL = paru