i |Agrotekno Vol. 17, No. 2, Agustus 2015
Jurnal Agrotekno
Majalah Ilmiah Fakultas Teknologi Pertanian Volume 17, Nomor 2, Agustus 2015
ISSN: 2088-6497 Daftar Isi
Rahmat Fadhil Mustaqimah
Bambang Sukarno Putra Syafriandi
Andriani Lubis Al-Qudri Muntaha Fikri
1-7
Evaluasi kinerja gerobak sorong bermesin untuk pengangkutan tandan buah segar kelapa sawit (Elaeis guineensis jacq.)
Performance evaluation of motorized wheelbarrow to transport fresh fruits bunch of palm oil (Elaeis guineensis Jacq.)
NM. Indri Hapsari A. IDP.Kartika P. AAI. Sri Wiadnyani IW. Rai Widarta
8-11 Kajian nilai gizi minuman tradisional Bali
Study of nutritional value of traditional Balinese drinks
Raida Agustina
Bambang Sukarno Putra Edy Setiawan
12-20 Kajian pengeringan cabe merah (Capsicum annum L) tanpa blansir dan blansir menggunakan alat pengering surya tipe efek rumah kaca dengan penambahan kipas (blade fan)
Study drying of unblanched and blanched red chili (Capsicum annum L) using solar dryer with blade fan
I Putu Gede Budisanjaya Ni Nyoman Sulastri I Wayan Tika Sumiyati
I Putu Agus Sumi Antara
21-27 Otomatisasi irigasi terputus berdasarkan konduktivitas elektrik tanah Intermittent Irrigation Automation Based On Soil Electrical Conductivity
Gede Arda P.K.Diah Kencana
28-34 Pemodelan konsentrasi gas pada pengemasan tertutup jamur tiram (Pleurotus ostreatus ) segar
Gases concentration modeling of closed packaging of fresh Oyster mushrooms (Pleurotus ostreatus )
Dewi Sri Jayanti Mustafril Risky Munandar
35-44 Pengembangan model intersepsi pada pohon jati (Tectona grandis) dan pohon pinus (Casuarina cunninghamiana)
Model development interception of teak tree (Tectona grandis) and pine tree (Casuarina cunninghamiana)
Mega Ayu Yusuf Ni Luh Sri Suryaningsih
45-50 Pengolahan air permukaan tercemar menggunakan mikroorganisme dari limbah Rumah Potong Hewan (RPH)
Polluted surface water treatment using microorganism from abattoir waste
I Made Sugitha, Deprilia Eka Dewata Ni Nyoman Puspawati
51-55 Preservation of ribbon fish (trichiurus lepturus) using lactic acid bacteria cultured isolated from wild horse milk
Ni Luh Yulianti
I Made Anom S. Wijaya Yohanes Setiyo
56-64 Studi Komparasi Pengeringan rumput laut (Eucheuma cottonii) dengan metode dan tebal lapisan yang berbeda
Comparison study of sea weed drying using different methods and thickness
IDP Kartika P
Ni Made Indri Hapsari A
65-69 Penentuan nilai indeks glikemiks roti bun yang diolah dari tepung suweg (Amorphophallus campanulatus BI)
Determination of the Glycemic index of Bread Bun made from Suweg (Amorphophallus campanulatus BI)
ii |Agrotekno Vol. 17, No. 2, Agustus 2015
SUSUNAN REDAKSI PENGANTAR REDAKSI
Pelindung
Dr. Ir. I Dewa Gde Mayun Permana, MS. Penanggung Jawab
Dr. Ir. Ida Bagus Putu Gunadnya, MS. Pemimpin Redaksi
I Putu Suparthana, SP., M.Arg.,PhD Penelaah
Prof. Dr. Ir. I Ketut Suter, MS. Prof. Dr. Ir. Made Sugitha, M.Sc. Prof. Dr. Ing. Ir. Made Merta, DAA. Prof. Dr. Ir. I Nyoman Sucipta, MP.
Prof. Ir. I Made Supartha Utama, MS.,PhD. Prof. Dr. Ir. I Ketut Satriawan, MT.
Prof. Ir. Nyoman Semadi Antara, MP.,PhD. Prof. Dr. Ir. G.P. Ganda Putra, MP.
Prof. Dr. Ir. Bambang Atmadi H., MP.
Prof. Ir. I Made Anom S. Wijaya, M.App.Sc. PhD. Redaksi Pelaksana
Gede Arda, STP.,M.Sc.
Wayan Gede Sedana Yoga, STP., M.Agb Produksi dan Distribusi
Ni Nyoman Marheni, S.Sos I Kadek Adiguna, SE Ni Kadek Pindari, S.Kom
Perkembangan ilmu teknologi pertanian dewasa ini sudah sangat berkembang dikarenakan berbagai aspek kehidupan membutuhkan sentuhan teknologi termasuk dalam pemenuhan terhadap kebutuhan pangan. Oleh karena itu, ilmu teknologi pertanian sudah
mengembangkan dirinya ke arah yang tidak terpikirkan sebelumnya.
Teknologi informasi, robotika bahkan teknologi nano pun tidak melepaskan dirinya dalam berkontribusi memajukan teknologi pertanian. Kedepan tantangan yang dihadapi manusia dalam usaha pemenuhan kebutuhan pangan akan bisa dijawab oleh interkoneksi antara berbagai sub teknologi yang secara konsisten menuju pada efektivitas dan efesiensi yang lebih baik. Untuk itu, kami redaksi sangat membuka diri untuk menyebarluaskan segala hasil penelitian terkait dengan teknologi pertanian, sehingga hasil penelitian semakin dekat dengan para pembaca yang pada akhirnya mampu berperan dalam upaya peningkatan kesejahteraan pertanian dalam arti luas.
Mari jadikan jurnal ini sebagai media berbagi dan menyebarkan ilmu yang berguna bagi masyarakat.
Jurnal Agrotekno
Volume 17, No 2, Agustus 2015 ISSN 2088-6497
Korespondensi penulis: hp. +62 85275785000 1
e-mail: rahmat.fadhil@unsyiah.ac.id
Evaluasi kinerja gerobak sorong bermesin untuk pengangkutan tandan buah segar kelapa sawit (Elaeis guineensis jacq.)
Performance evaluation of motorized wheelbarrow to transport fresh fruits bunch of palm oil (Elaeis guineensis Jacq.)
Rahmat Fadhil1, Mustaqimah2, Bambang Sukarno Putra1, Syafriandi2, Andriani Lubis2, Al-Qudri2, Muntaha Fikri2
1Jurusan Teknik Pertanian Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh 2
Laboratorium Alat dan Mesin Pertanian, Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh
INFO ARTIKEL: diterima 7 Agustus 2015;disetujui 30 Agustus 2015
Abstract
Based on several activities related to harvesting system of palm oil, there are found problems in case of transporting palm oil fruits from the plantation to loading area. The choosing of vehicle used to move is influenced by several factors, mainly the mode of vehicles and the road condition; therefore it is needed to study the utilization of motorized wheelbarrow to collect the fresh fruit bunch (FFB) of palm oil. The aim of this study is to evaluate the performance of motorized wheelbarrow to transport the fresh palm oil fruits in the plantation. The research applies the factorial randomized block design with factors load weight (100 kg, 130 kg, 160 kg) and RPM of machine (3000 rpm, 3500 rpm, 4000 rpm). Observed parameters including working capacity, speed, and fuel consumption. The results show that the load weight and the RPM influence the working capacity significantly. Interaction between them shows the same result on the speed of carrying. The highest fuel consumption is 0.41 ml/s at 160 kg load weight at 4000 rpm and the lowest is 0.30 ml/s at load weight 100 kg at 3000 rpm.
Keywords: motorized wheelbarrow, fresh palm oil fruits branch, the speed of carrying, work capacity
Abstrak
Berdasarkan beberapa aktifitas yang berhubungan dengan sistem pemanenan buah sawit, ditemukan permasalahan dalam hal pengangkutan buah sawit dari lahan perkebunan ke Tempat Pengumpul Hasil (TPH). Pemilihan alat angkut yang digunakan untuk pengangkutan dipengaruhi oleh beberapa faktor, terutama alat angkut dan kondisi jalan yang dilalui sehingga perlu dikaji penggunaan gerobak sorong bermesin yang efektif untuk pengumpulan Tandan Buah Segar (TBS) kelapa sawit. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi kinerja gerobak sorong bermesin dalam pengangkutan TBS kelapa sawit di perkebunan. Penelitian ini menggunakan rancangan acak kelompok faktorial dengan beberapa faktor yaitu beban muatan (100 kg, 130 kg, 160 kg) dan kecepatan putaran mesin (3000 rpm, 3500 rpm, 4000 rpm). Parameter yang diamati adalah kapasitas kerja, kecepatan pengangkutan, dan konsumsi bahan bakar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa muatan dan kecepatan putaran mesin berpengaruh sangat nyata terhadap kapasitas kerja. Interaksi antara muatan dan kecepatan putaran mesin juga berpengaruh sangat nyata terhadap kecepatan pengangkutan. Konsumsi bahan bakar terbesar adalah 0,41 ml/detik pada muatan 160 kg dengan kecepatan putaran mesin 4000 rpm dan terkecil adalah 0,30 ml/detik pada muatan 100 kg dengan kecepatan putaran mesin 3000 rpm.
Kata kunci : gerobak sorong bermesin, tandan buah segar, kapasitas kerja
PENDAHULUAN
Tandan Buah Segar (TBS) kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) sebagai salah satu komoditas pertanian memiliki sifat mudah rusak, baik fisik maupun mikrobiologis. Apabila tidak diberikan perlakuan dengan benar, maka TBS yang telah dipanen akan mengalami penurunan kualitas
dalam jumlah yang besar (Mangoensoekarjo dan Semangu, 2007; Alfiah dan Susanto, 2015). Parameter mutu yang sering dijadikan pedoman dalam industri kelapa sawit biasanya adalah kadar air dan asam lemak bebas (ALB) (Tim Penulis PS, 1997; Iyung, 1997). ALB yang diinginkan dari minyak sawit tersebut adalah dengan kandungan yang rendah (Lubis, 1992). Hal lain yang sangat
2| Jurnal Agrotekno Vol. 17, No. 2 Agustus 2015
berpengaruh terhadap kualitas minyak sawit mentah (CPO) adalah kesegaran TBS yang diterima pabrik. Penurunan kualitas minyak pada buah sawit terbesar, terjadi antara 12 sampai 20 jam setelah panen (Budiyanto dkk, 2005). Untuk menghindarkan terbentuknya ALB pengolahan buah kelapa sawit harus sudah dilaksanakan paling lambat 8 jam setelah panen. Buah kelapa sawit yang sudah matang dan masih segar hanya mengandung 0,1% ALB. Tetapi buah-buah yang sudah memar atau pecah dapat mengandung ALB sampai 50% hanya dalam waktu beberapa jam saja. Bahkan apabila buah dibiarkan begitu saja tanpa perlakuan khusus, dalam waktu 24 jam kandungan ALB dapat mencapai 67% (Djoehana, 2006; Tim Penulis PS, 1997; Mangoensoekarjo dan Semangu, 2007). Hal ini akan berpengaruh terhadap mutu hasil olahan tandan buah segar, seperti minyak sawit mentah (CPO) dan kernel sawit (palm kernel) (Budiyanto dkk., 2007). Produk olahan yang bermutu rendah maka akan dihargai rendah pula oleh pasar, sehingga secara langsung berdampak terhadap keuntungan. Salah satu yang dapat menyebabkan penurunan mutu TBS adalah kondisi restrain (belum olah) yang terlalu lama (Pahan, 2008; Hassan dkk, 2006). Dengan adanya penjadwalan transportasi yang baik, maka kondisi restrain TBS tepat saat selesai panen dan saat pengangkutan dapat diminimumkan. Pengumpulan TBS kelapa sawit pasca pemanenan sebelum dibawa ke pabrik terlebih dahulu dikumpulkan pada TPH yang ada. Alat yang selama ini digunakan oleh petani kelapa sawit yaitu gerobak sorong (angkong). Penggunaan angkong sudah lazim dilakukan oleh petani kelapa sawit dalam mengumpulkan TBS. Pemilihan alat angkut yang digunakan tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor, terutama kondisi jalan yang dilalui, sehingga perlu dikaji penggunaan gerobak sorong bermesin yang efektif untuk pengumpulan TBS kelapa sawit. Penelitian ini bertujuan untuk menguji kinerja alat transport gerobak sorong bermesin untuk pengangkutan TBS kelapa sawit di perkebunan, meliputi kapasitas angkut, waktu pengangkutan, dan konsumsi bahan bakar.
METODE Alat dan Bahan
Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah alat pengangkut TBS kelapa sawit yaitu gerobak sorong bermesin, sedangkan alat-alat yang mendukung penelitian meliputi meteran, timbangan, stopwatch. Gerobak sorong ber-mesin
ini merupakan suatu alat yang dirancang untuk mengangkut TBS kelapa sawit dengan beban muatan yang lebih besar. Gerobak sorong bermesin ini terdiri dari bak penampung, motor bakar, tuas pemutus daya, gearbox dan roda. Bahan yang digunakan untuk penelitian ini adalah TBS kelapa sawit. Alat pengangkut TBS kelapa sawit dari pohon ke pengumpul yang didesain ini memiliki fungsi untuk mempercepat proses pengang-kutan TBS pada lahan sawit dan memper-mudah pengangkutan serta tidak memakan waktu yang lama dengan sedikit tenaga yang digunakan. Alat ini diharapkan mampu meng-atasi permasalahan perkebunan yaitu keter-batasan waktu dan tenaga yang selama ini menjadi hambatan dalam pengolahan kelapa sawit. Cara kerja alat pengangkut ini sama seperti pengangkutan sawit secara manual, yaitu menggunakan gerobak sorong, tetapi yang membedakan yaitu alat penggangkut yang di desain ini menggunakan motor pen-gerak untuk menjalankannya (Gambar 1).
Prosedur Penelitian
Gerobak sorong bermesin akan diuji di lapangan untuk mengetahui kinerja alat. Pengambilan data menggunakan Rancangan Acak Kelompok Faktorial dengan dua faktor, yaitu faktor beban muatan (kg) yang terdiri atas 3 taraf yaitu beban muatan 100 kg (M1), beban muatan 130 kg (M2), dan beban muatan 160 kg (M3).Faktor kecepatan putaran mesin (rpm) yang terdiri atas 3 taraf, yaitu 3000 rpm (R1), 3500 rpm (R2) dan 4000 rpm (R3). Dengan demikian terdapat 9 kombinasi perlakuan dengan 3 ulangan, sehingga total terdapat 27 satuan percobaan.
Pengambilan Data.
Pengujian gerobak sorong bermesin untuk pengangkutan TBS kelapa sawit ini dilakukan dengan cara simulasi lahan pada lahan praktikum Fakultas Pertanian Universitas Syiah Kuala. Luas simulasi lahan ini yaitu panjang 35 m dan lebar 6 m. Setelah selesai diukur dan mencukupi batas jarak tempuh pengujian, dilakukan pematokan batas panjang jalur yang akan dilalui gerobak sorong bermesin, yaitu 20 m. Jumlah bahan bakar yang dihitung adalah jumlah bahan bakar bensin yang digunakan gerobak sorong bermesin untuk bergerak dengan jarak tempuh 100 m dalam satuan liter. Perhitungan bahan bakar hanya dilakukan pada interaksi kecepatan putaran mesin dengan beban muatan yang tertinggi saja.
Fadhil dkk/ Evaluasi kinerja… ISSN 2088-6497
3| Jurnal Agrotekno Vol. 17, No. 2 Agustus 2015
Gambar 1. Prototype gerobak sorong bermesin Parameter Pengukuran.
Pengukuran dilakukan dengan metode Islam dan Sattar (1997), yaitu :
Menghitung kapasitas pengangkutan: Q =
t m
(1) Dimana, Q = kapasitas pengangkutan (kg/jam), m = berat buah (kg), t = waktu yang dibutuhkan untuk pengangkutan tandan sawit (jam).
Menghitung kecepatan alat: V =
t s
(2) Dimana
V = kecepatan alat (m/detik), s = jarak yang ditempuh (m), t = waktu (detik).
Menghitung jumlah bahan bakar: BBt =
t BB
(3)
Dimana, BB = bahan bakar (ml), t = waktu (jam). HASIL DAN PEMBAHASAN
Kapasitas Kerja
Hasil sidik ragam rata-rata kapasitas kerja gerobak sorong bermesin untuk pengangkutan TBS kelapa sawit akibat perlakuan muatan dan kecepatan putaran mesin menunjukkan bahwa secara faktor tunggal terjadi sangat berpengaruh nyata pada muatan dan putaran mesin terhadap kapasitas kerja tetapi tidak berpengaruh nyata terhadap interaksi antara muatan dan kecepatan putaran mesin terhadap kapasitas kerja alat (Tabel 1). Rata-rata kapasitas kerja alat akibat perlakuan pemberian muatan dan kecepatan putaran mesin dapat dilihat pada (Tabel 2). Beban muatan pada setiap taraf perlakuan mempengaruhi kapasitas Keterangan:
1. Bak Penampung, terbuat dari logam dengan panjang 125 cm, lebar 72 cm dan tinggi 30 cm dengan ketebalan plat 1,5 mm.
2. Rangka, menggunakan logam jenis hollow ukuran 4x4 cm dan tebal 1,5 mm.
3. Tachometer, alat pengukur putaran poros engkol (engine crankshaft) dalam satuan rpm. 4. Tuas Rem, menggunakan disk brake dengan tuas rem diletakkan pada setiap setang kemudi.
5. Tuas Gas, menggunakan penggerak jari sebagi pengatur tingga atau rendahnya rpm dari mesin, terletak pada setang kemudi kanan.
6. Tuas Penyambung dan Pemutus Daya, terletak pada sisi bawah tuas setang kemudi kiri dengan tali sling yang menghubungkan pada penekan V-belt.
7. Disk Brake, jenis piringan untuk memaksimalkan pengereman pada saat di lahan berlumpur dan mudah dibersihkan bila terkena tanah atau kotoran.
8. Bantalan Duduk (bearing), digunaakan pada poros tiap roda berukuran 1 inch.
9. Diferensial (gardan), tersusun dari beberapa komponen: pulley, side gear, spider gear, strut, dan
differential cage.
10. Roda, menggunakan ban traksi TR-135 dengan ukuran 10 inch dan lebar 5 inch, sangat optimal untuk lahan kering, basah dan berlumpur.
11. Motor Pengerak, berbahan bakar bensin dengan tipe mesin Silinder tunggal OHV 25, 4 tak, 3 hp dan massa 12 kg.
4| Jurnal Agrotekno Vol. 17, No. 2 Agustus 2015
kerja alat pengangkut ini, total jumlah pengangkutan TBS kelapa sawit terdapat pada muatan 160 kg (M3) dengan kecepatan putaran mesin 4000 rpm (R3) yaitu sebesar 78.349,12 kg/jam (Tabel 2). Dari jumlah total tersebut beban muatan pada perlakuan M3 yaitu 160 kg berhasil mengangkut TBS sebesar 29.305,26 kg/jam (37,4 %), pada perlakuan M2 (130 kg) sebesar 25.543,86 kg/jam (32,6 %) dan pada beban muatan M1 (100 kg) menyumbang hasil angkutan sebesar 23.500,00 kg/jam (30 %).
Kapasitas kerja pada M3 terjadi 7,4% lebih banyak TBS yang diangkut dari pada beban muatan pada M1, ini terjadi karena faktor jumlah beban muatan pada suatu alat mempengaruhi hasil dari total angkutan yang diangkut oleh alat tersebut. Jumlah beban muatan yang besar sangat mempengaruhi kapasitas kerja suatu alat. Kemampuan angkut ini sesuai dengan pernyataan Islam dan Sattar (1997) bahwa kapasitas kerja akan semakin besar bila jumlah muatan suatu alat besar dan waktu angkut yang dibutuhkan kecil. Kecepatan putaran mesin tertinggi dan jumlah muatan terbesar menghasilkan kapasitas kerja
pengangkutan terbesar pada gerobak sorong bermesin ini.
Kecepatan Pengangkutan
Hasil sidik ragam rata-rata kecepatan gerobak sorong bermesin untuk pengangkutan TBS kelapa sawit akibat perlakuan muatan dan kecepatan putaran mesin menunjukkan adanya pengaruh nyata dari interaksi antara muatan dan kecepatan putaran mesin terhadap kecepatan alat (Tabel 3). Kecepatan rata-rata pengangkutan TBS kelapa sawit terkecil yaitu 0,88 m/detik (M3R1) hal ini terjadi akibat beban muatan yang besar dengan kecepatan putaran mesin yang kecil sehingga mempengaruhi kecepatan pengangkutan. Semakin besar beban muatan dan semakin kecil putaran mesin akan memperlambat laju kecepatan alat. Kecepatan rata-rata pengangkutan TBS kelapa sawit terbesar yaitu 1,31 m/detik (M1R3), hal ini terjadi akibat beban muatan yang kecil dengan kecepatan putaran mesin yang besar sehingga mempengaruhi kecepatan pengangkutan. Semakin kecil beban muatan dan semakin besar putaran mesin akan mempercepat laju kecepatan alat.
Tabel 1
Sidik ragam rata-rata kapasitas angkut akibat pengaruh kecepatan putaran mesin dan muatan
SK db JK KT F-hitung P F-Tabel 0,05 0,01 Ulangan 2 795869,6089 397934,8045 Perlakuan 8 275765409,1 34470676,13 Muatan (M) 2 188226990,4 94113495,21 178,35 ** 3,63 6,23 Putaran Mesin (R) 2 81773219,38 40886609,69 77,48 ** 3,63 6,23 Interaksi (MR) 4 5765199,254 1441299,814 2,73 tn 3,01 4,77 Galat 16 8443264,21 527704,0131 Total 26 285004542,9 KK 3,05 %
Keterangan : ** = Berpengaruh Sangat Nyata
* = Berpengaruh Nyata
tn = Tidak Berpengaruh Nyata
Konsumsi Bahan Bakar
Penentuan kecepatan putaran mesin sangat mempengaruhi kebutuhan bahan bakar pada suatu mesin. Konsumsi bahan bakar bensin terbesar terjadi pada perlakuan muatan 160 kg dengan kecepatan putaran mesin 4000 rpm sebesar 40 ml dengan waktu angkut 98 detik. Sedangkan konsumsi bahan bakar bensin terkecil terjadi pada muatan 160 kg dengan kecepatan putaran mesin 3000 rpm sebesar 34 ml dengan waktu angkut 113 detik (Tabel 4). Konsumsi bahan bakar bensin terbesar terjadi pada perlakuan muatan
160 kg dengan kecepatan putaran mesin 4000 rpm sebesar 40 ml dengan waktu angkut 98 detik. Sedangkan konsumsi bahan bakar bensin terkecil terjadi pada muatan 160 kg dengan kecepatan putaran mesin 3000 rpm sebesar 34 ml dengan waktu angkut 113 detik (Tabel 4). Kecepatan putaran mesin menyebabkan jumlah waktu angkut yang dibutuhkan berbeda-beda untuk pengangkutan beban dengan muatan yang sama. Semakin banyak waktu yang dibutuhkan untuk melakukan pengangkutan, yang artinya mesin harus dalam kondisi hidup yang lebih lama
Fadhil dkk/ Evaluasi kinerja… ISSN 2088-6497
5| Jurnal Agrotekno Vol. 17, No. 2 Agustus 2015
dibandingkan dengan waktu angkut yang lebih sedikit, sehingga membutuhkan konsumsi bahan bakar yang lebih banyak pula. Banyak faktor yang mempengaruhi konsumsi bahan bakar. Semakin besar putaran mesin berputar maka akan semakin besar jumlah bahan bakar yang digunakan. Hal ini sesuai dengan pernyataan Heywood (1988), yang berpendapat bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi laju konsumsi
bahan bakar ini secara garis besar dibagi dalam empat kelompok yaitu kendaraan, lingkungan, pengemudi, dan kondisi lalu lintas. Variabel utama dalam lalu lintas meliputi kecepatan, jumlah berhenti, dan percepatan. Tingkat agresifitas pengemudi terlihat dari tingkat kecepatan dan percepatan yang akan mempengaruhi laju konsumsi bahan bakar yang dipergunakan.
Tabel 2
Rata-rata Kapasitas Kerja Gerobak Sorong Bermesin (Kg/Jam) Akibat Interaksi Muatan dan Kecepatan Putaran Mesin
Muatan (kg) Kecepatan Putaran Mesin Rata-rata
R1 (3000 rpm) R2 (3500 rpm) R3 (4000 rpm) BNT (0,05) = 342,44 M1 (100) 19.298,25 19.649,12 23.500,00 20.815,79 A M2 (130) 20.964,43 23.810,53 25.543,86 23.439,60 B M3 (160) 25.422,92 27.012,99 29.305,26 27.247,06 C Rata-rata 21.895,20a 23.490,88b 26.116,37c - Total 65.685,60 70.472,64 78.349,12
Keterangan: Angka yang diikuti oleh huruf yang sama tidak berbeda nyata pada uji BNT0,05. Huruf kecil dibaca
mendatar, sedangkan huruf besar dibaca vertikal.
Tabel 3
Perbandingan Kecepatan Putaran Mesin dengan Beban Muatan
Muatan (kg) Kecepatan Putaran Mesin
R1 (3000 rpm) R2 (3500 rpm) R3 (4000 rpm)
M1 (100) 1,07 a B 1,09 a C 1,31 b C
M2 (130) 0,90 a A 1,02 b B 1,09 c B
M3 (160) 0,88 a A 0,94 b A 1,02 c A
BNT (MxR) 0,05 = 0,03
Keterangan: Angka yang diikuti oleh huruf yang sama tidak berbeda nyata pada uji BNT 0,05. Huruf kecil dibaca mendatar, sedangkan huruf besar dibaca vertikal.
Tabel 4
Penggunaan bahan bakar minyak Putaran Mesin (rpm) Muatan (kg) Jarak (m) Waktu (detik) Bahan Bakar (ml)
Konsumsi Bahan Bakar (ml/detik)
3000 160 100 113 34 0,30
3500 160 100 106 37 0,35
4000 160 100 98 40 0,41
KESIMPULAN
Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini sebagai berikut:
1. Kapasitas kerja gerobak sorong bermesin secara tunggal berpengaruh sangat nyata terhadap rata-rata beban muatan (kg) dan kecepatan putaran mesin (rpm), rata-rata kapasitas kerja gerobak sorong bermesin
terbesar yaitu pada perlakuan muatan 160 kg dengan kecepatan putaran mesin 4000 rpm. 2. Interaksi perlakuan muatan dan kecepatan
putaran mesin berpengaruh sangat nyata pada taraf uji BNT0,05 terhadap rata-rata kecepatan angkut gerobak sorong bermesin dan berpengaruh sangat nyata terhadap muatan dan putaran mesin.
3. Konsumsi kebutuhan bahan bakar gerobak sorong bermesin terbesar adalah 0,41
6| Jurnal Agrotekno Vol. 17, No. 2 Agustus 2015
ml/detik pada muatan 160 kg dengan kecepatan putaran mesin 4000 rpm dan konsumsi kebutuhan bahan bakar terkecil adalah 0,30 ml/detik pada muatan 160 kg dengan kecepatan putaran mesin 3000 rpm.
DAFTAR PUSTAKA
Alfiah C., dan W.H. Susanto, 2015, Penanganan Pasca Panen Kelapa Sawit (Penyemprotan CaCl2 dan Kalium Sorbat Terhadap Mutu Crude Palm Oil), Jurnal Pangan dan Agroindustri, Vol. 3, No. 1: 61-72.
Budiyanto, Mujiharjo, Sabri, 2005, Identifikasi Kerusakan Buah Sawit dan Pengaruh Penundaan Pengolahan Terhadap Peningkatan Kandungan ALB pada Buah Sawit. Jurnal Ilmu-Ilmu Pertanian Indonesia, Vol.7, No. 2: 133-139.
Budiyanto, P. Imam, A. Fidayat, 2007, Analisis Hubungan Mutu TBS Terhadap Kualitas dan Rendemen CPO di PT. Agromuko Bunga Tanjung, Prosiding Seminar Nasional Sains dan Teknologi 2007, Universitas Lampung. Djoehana S., 2006, Kelapa Sawit: Teknik
Budidaya, Panen dan Pengolahan, Penerbit Kanisius, Yogyakarta
Hassan A.H., H.M. Jamil, A.S. Sulaiman, A.S. Mokhtar, 2006, Perusahaan Kelapa Sawit di
Malaysia, Malaysia: Institut Penyelidikan Minyak Kelapa Sawit.
Heywood J.B., 1988, Internal Combustion Engine Fundamentals, 1st Edition, Mcraw-Hill, Inc. Islam M.N., and M.A. Sattar, 1997, Selection of
Power Tillers for Bangladesh Farmers, Agricultural Mechanization in Asia, Africa and Latin America (AMA), Vol. 28, No. 4: 18-20.
Iyung P., 2007, Kelapa Sawit: Panduan Lengkap Manajemen Agribisnis dari Hulu Hingga Hilir, Penebar Swadaya, Jakarta.
Lubis A., 1992, Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di Indonesia, Pusat Penelitian Perkebunan Marihat, Sumatera Utara.
Mangoensoekarjo S., dan H. Semangu, 2007, Manajemen Agribisnis Kelapa Sawit, Gadjah Mada University Press, Yokyakarta.
Pahan, I. 2008, Kelapa Sawit Manajemen Agribisnis dari Hulu hingga Hilir, Penebar Swadaya. Jakarta
Tim Penulis PS, 1997, Kelapa Sawit: Usaha Budidaya Pemanfaatan Hasil dan Aspek Pemasaran, Penebar Swadaya, Jakarta. Tyas C.K., 2008, Pengelolaan Resiko Panen
Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di Perkebunan Pantai Bunati Estate PT. Sajang Heulang Minamas Plantation Kalimantan Selatan, Skripsi, Prodi Agronomi Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.
Fadhil dkk/ Evaluasi kinerja… ISSN 2088-6497