• Tidak ada hasil yang ditemukan

Oleh: Warsito SD Negeri II Sukodono Karangrejo Tulungagung

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Oleh: Warsito SD Negeri II Sukodono Karangrejo Tulungagung"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR BIDANG STUDI

BAHASA INDONESIA MENERAPKAN MODEL BELAJAR

KELOMPOK PADA SISWA KELAS V SDN II SUKODONO

KARANGREJO TULUNGAGUNG

Oleh: Warsito

SD Negeri II Sukodono Karangrejo Tulungagung

Abstrak. Dalam pembelajaran Bahasa indonesia, siswa sebagai pusat pembelajaran harus aktif. Sis-wa yang aktif tidak hanya sekedar duduk mendengarkan dan mencatat keterangan dari guru, tetapi siswa terlibat aktif secara langsung dalam proses pembelajaran. Pembelajaran Bahasa Indonesia harus mampu menanamkan sifat saling menghormati, gotong royong dan saling menghargai. Pembelajaran harus mampu memotivasi siswa untuk menyukai pelajaran Bahasa Indonesia. Pene-litian dilaksanakan di SDN II Sukodono Karangrejo Tulungagung pada siswa Kelas V Semester I tahun 2011/2012 bidang studi Bahasa Indonesia pokok bahasan menanggapi penjelasan narasumber (petani, pedagang, nelayan, karyawan) dengan jumlah siswa sebanyak 20 siswa. Prosedur penelitian ini terdiri dari 2 siklus, tiap siklus dilaksanakan sesuai dengan perubahan yang ingin dicapai. Berdasarkan hasil penelitian, prestasi belajar siswa (hasil tes belajar) dengan menggunakan Strategi Belajar Kelompok menunjukkan prestasi belajar yang meningkat dari setiap siklusnya dapat diketahui pada sebelum siklus dengan rerata 65,47 dengan tingkat ketuntasan sebesar 20,00%, sedangkan pada siklus I: nilai rata-rata 72,80 dengan ketuntasan mencapai 50,00 % dan pada siklus II meningkat menjadi 86,10 dengan ketuntasan mencapai 90,00 %, dengan hasil penelitian yang selalu meningkat setiap siklusnya. Hal ini membuktikan bahwa penerapan Strategi Belajar Kelompok dalam pembelajaran Bahasa Indonesia materi menanggapi penjelasan narasumber dapat meningkatkan prestasi belajar siswa Kelas V SDN II Sukodono Karangrejo Tulungagung secara meyakinkan.

Kata kunci: prestasi belajar, belajar kelompok, Bahasa Indonesia

Peran sentral dimiliki oleh bahasa dalam per-kembangan intelektual, sosial, dan emosional peserta didik dan merupakan penunjang keberhasilan dalam mempelajari semua bi-dang studi. Pembelajaran bahasa diharapkan membantu peserta didik mengenal dirinya, budayanya, dan budaya orang lain. Selain itu pembelajaran bahasa juga membantu peserta didik mampu mengemukakan gagasan dan perasaan berpartisipasi dalam masyarakat, dan bahkan menemukan serta menggunakan kemampuan analitis dan imaginatif yang ada dalam dirinya. Sehingga diperlukan kondisi belajar yang optimal. (Slameto, 1998).

Prestasi belajar pada dasarnya

merupa-kan perubahan perilaku sebagai hasil dari su-atu tindakan. Menurut Sudjana (2009: 3) hasil belajar adalah perubahan tingkah aku sebagai hasil belajar dalam pengertian yang luas mencakup bidang kognitif, afektif, dan psikomotorik. Winkel (1987: 36) berpenda-pat bahwa perubahan yang terjadi sebagai akibat aktivitas disebut dengan prestasi bela-jar atau hasil belabela-jar. Begitu juga pendapat Djamarah (1984: 28) bahwa prestasi belajar adalah hasil yang diperoleh berupa kesan-kesan yang mengakibatkan perubahan dalam diri individu sebagai hasil aktivitas dalam belajar.

Untuk membuat kondisi belajar siswa yang optimal, guru harus mampu mengatur

(2)

siswa dan sarana pembelajaran serta mengen-dalikan dalam suasana yang menyenangkan untuk menciptakan tujuan pembelajaran. Pengaturan berkaitan dengan penyampaian pesan pembelajaran atau dapat pula berkaitan dengan penyediaan kondisi belajar. (Sadir-man, 1995)

Bila pengaturan kondisi dapat dikerja-kan secara optimal, maka proses belajar ber-langsung secara optimal pula dan minat bela-jar siswa akan meningkat. Secara sederhana, minat (interest) berarti kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu (Syah, 1995: 136). Doyles Fryer menyatakan minat adalah geja-la psikis yang berkaitan dengan obyek atau aktivitas yang menstimulir perasaan senang pada individu (Nurkancana dan Sunartana, 1986: 229). Ditinjau dari definisi-definisi tersebut, maka minat itu sebenarnya mengan-dung unsur-unsur kognisi (mengenal), afeksi (perasaan) dan konasi (kehendak). Unsur kognitif, dalam arti minat itu didahului oleh pengetahuan dan informasi mengenai obyek yang dituju oleh minat tersebut.

Tetapi bila tidak dapat disediakan se-cara optimal, tentu saja akan menimbulkan gangguan terhadap belajar mengajar. Gang-guan dapat bersifat sementara sehingga perlu dikembalikan lagi ke dalam iklim belajar yang serasi, akan tetapi gangguan dapat bisa pula bersifat cukup serius dan terus-menerus sehingga guru dituntut untuk dapat menge-lola proses pembelajaran dengan baik.

Di dalam proses belajar mengajar Ba-hasa Indonesia, siswa sebagai pusat pembe-lajaran harus aktif dan tidak pasif. Siswa yang aktif tidak hanya sekedar duduk mende-ngarkan dan mencatat keterangan dari guru, akan tetapi siswa terlibat aktif secara lang-sung dalam proses belajar mengajar. Hal ini

diterapkan karena berkaitan dengan pem-belajaran Bahasa Indonesia itu sendiri, yang mengembangkan ketrampilan-ketrampilan berkomunikasi dan berwacana dalam Bahasa Indonesia untuk diterapkan dalam kehidupan bermasyarakat.

Namun kenyataannya guru mata pela-jaran Bahasa Indonesia dalam melaksanakan proses pembelajaran Bahasa Indonesia sering menggunakan metode yang membuat siswa hanya monoton. Tidak optimalnya pendeka-tan ketrampilan proses dilaksanakan di suatu sekolah karena ada kendala seperti fasilitas pendukung ke arah keterampilan proses ter-batas, pokok bahasannya banyak sedangkan waktu yang disediakan relatif singkat, guru kurang terampil melakukan kegiatan yang nyata dan evaluasi yang berlaku hanya mene-kankan pengetahuan kognitif.

Model Belajar Kelompok menjadi pili-han penulis untuk menjawab problem ini ka-rena Model Belajar Kelompok mengarahkan pembelajaran dan sesuai dengan karakter pembelajaran Bahasa Indonesia yang bukan menekankan pada hasil belajar tetapi juga mengaplikasikan penggunaan bahasa Indo-nesia dalam kehidupan bermasyarakat.

Penelitian ini bertujuan untuk mening-katkan prestasi belajar siswa pada bidang stu-di Bahasa Indonesia materi pokok menang-gapi penjelasan narasumber. Hal ini penting karena prestasi belajar siswa sangat dipe-ngaruhi oleh aktivitas, proses belajar, dan hasil belajar. Bagi guru diharapkan penelitian ini lebih jauh mendorong untuk menjadi guru yang kreatif dan inovatif dalam hal memilih metode dan model pembelajaran yang dise-suaikan dengan situasi kondisi serta dinamika siswa. Manfaat bagi sekolah, diharapkan dapat memberikan andil dalam meningkatkan hasil belajar dan lebih luas lagi dapat meningkatkan kualitas pembelajaran.

(3)

Jika kita perhatikan latar belakang ma-salah ini peneliti perlu mengadakan peneliti-an ypeneliti-ang berjudul: “Upaya Meningkatkpeneliti-an Prestasi Belajar Bidang Studi Bahasa Indo-nesia Menerapkan Model Belajar Kelompok Pada Siswa Kelas V SDN II Sukodono Karangrejo Tulungagung”.

METODE PENELITIAN

Setting Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SDN II Sukodono Karangrejo Tulungagung pada siswa Kelas V Semester I tahun 2011/2012 bidang studi Bahasa Indonesia pokok ba-hasan menanggapi penjelasan narasumber (petani, pedagang, nelayan, karyawan) de-ngan jumlah siswa sebanyak 20 siswa. Pe-neliti disini adalah sebagai kepala sekolah di SDN II Sukodono Karangrejo. Penelitian dilakukan siswa kelas V SDN II Sukodono Karangrejo Tulungagung.

Rancangan Penelitian

Prosedur penelitian ini terdiri dari 2 siklus, tiap siklus dilaksanakan sesuai dengan perubahan yang ingin dicapai. Untuk melihat apakah ada peningkatan prestasi belajar sis-wa, dengan melihat hasil observasi dari hasil observasi awal siswa dan guru, maka refleksi awal diperlukan perubahan-perubahan untuk meningkatkan prestasi belajar siswa. Dengan berpatokan pada refleksi awal tersebut maka dilaksanakan penelitian ini dengan prosedur: (1) Perencanaan (Planning), (2) Pelaksanaan (Action), (3) Observasi (Observation), dan (4) Refleksi (Reflection).

Prosedur Penelitian Persiapan Tindakan

Dalam penelitian ini masalah yang akan dibahas adalah rendahnya prestasi hasil belajar siswa Kelas V SDN II Sukodono Ka-rangrejo Tulungagung, adapun penyebab rendahnya prestasi hasil belajar siswa adalah:

(a) Siswa enggan untuk bertanya/ menge-mukakan pendapat. (b) Siswa malu bertanya. (c) Siswa tidak memahami konsep yang di-ajarkan. (d) Pertanyaan guru tidak dimengerti siswa. (e) Merasa takut ditertawakan oleh te-man-temannya bila pertanyaan yang diajukan salah/jelek.

Menurut Hamalik (2002), mengatakan bahwa strategi merancang sistem pengajaran adalah suatu rencana untuk mengerjakan prosedur merancang sistem secara efisien. Untuk menunjang pemecahan masalah dalam penelitian ini diperlukan alat bantu sebagai berikut: (1) Membuat lembar observasi untuk mengetahui kondisi belajar mengajar di kelas. Lembar observasi yang digunakan adalah observasi terstruktur dan supervisi. Lembar observasi terstruktur digunakan untuk mengungkapkan aktivitas siswa selama proses pembelajaran. Sedangkan lembar supervisi digunakan untuk meng-ungkapkan aktivitas guru. Butir-butir ob-servasi supervisi dan terstruktur terlebih da-hulu didiskusikan oleh tim action research. (2) Membuat alat bantu mengajar yang diperlukan dalam rangka optimalisasi kre-ativitas siswa, yaitu berupa Lembaran Kerja Siswa (LKS) dan juga alat peraga. (3) Lem-baran angket siswa, menitik beratkan bagai-mana tanggapan siswa terhadap model pem-belajaran yang dilakukan guru. (4) Membuat alat evaluasi untuk peningkatan kualitas hasil belajar, tes dilaksanakan tiap akhir siklus. (5) Dokumentasi, digunakan sebagai data ak-tivitas belajar di kelas. Kegiatan pemotretan ini untuk mengetahui situasi dan kondisi guru maupun siswa ketika melaksanakan penelitian.

Untuk mengetahui lebih jelas tindakan yang akan dilaksanakan, berikut disampaikan deskripsi, skenario dan prosedur tindakan yang digunakan dalam penelitian ini.

(4)

Deskripsi Tindakan

Deskripsi tindakan penelitian ini se-bagai berikut: Jumlah siswa Kelas V seba-nyak 20 siswa dibagi kelompok-kelompok berpasangan 2 siswa dengan teman sebang-ku. Bagi kelompok yang aktif, maka guru memberikan beberapa penghargaan.

Skenario Kerja Tindakan

Skenario dari tindakan yang akan di-laksanakan adalah sebagai berikut: (1) Lang-kah-langkah yang dilakukan guru: (a) Melaksanakan appresepsi/persepsi. (b) Memberikan motivasi. (c) Menuliskan tujuan pembelajaran di papan tulis. (d) Menjelaskan langkah-langkah pembelajaran. (e) Menjelaskan cara belajar kelompok. (f) Melaksanakan diskusi kelas. (g) Membantu melancarkan diskusi/membantu siswa dalam kesulitan. (h) Melatih siswa membuat perta-nyaan. (i) Bersama siswa membuat rangku-man materi yang didiskusikan. (j) Melak-sanakan penilaian proses. (k) Memberikan tugas pada akhir pelajaran.

Langkah-langkah yang dilakukan sis-wa: (a) Siswa diperdengarkan rekaman con-toh membaca berita yang baik dari kaset. (b) Siswa membuat teks berita. (c) Siswa me-laksanakan diskusi dengan kelompoknya. (d) Siswa meminta bantuan guru bila mengalami kesulitan. (e) Siswa menampilkan membaca berita yang mereka buat di depan kelas. (f) Bersama guru mengambil kesimpulan apa yang didiskusikan. Dan (g) Mengerjakan penilaian proses.

Instrumen Penelitian

Penelitian ini menggunakan beberapa instrumen yaitu:

Silabus

Yaitu seperangkat rencana dan

penga-turan tentang kegiatan pengajaran, penge-lolaan kelas, serta penilaian hasil belajar.

Rencana Pokok Pembelajaran (RPP)

Yaitu merupakan perangkat pembela-jaran yang digunakan sebagai pedoman guru dalam mengajar dan disusun untuk tiap pu-taran. Masing-masing RPP berisi kompetensi dasar, indikator pencapaian hasil belajar. tujuan pengajaran khusus, dan kegiatan belajar mengajar.

Lembar Kegiatan Siswa

Lembar kegiatan ini adalah lembar kegiatan yang dipergunakan siswa dan digu-nakan peneliti untuk membantu proses pe-ngumpulan data hasil eksperimen.

Lembar Observasi Kegiatan Belajar Meng-ajar

Lembar observasi pengelolaan Strategi Belajar Kelompok untuk mengamati kemam-puan guru dalam mengelola pengajaran. Lembar observasi aktivitas siswa dan guru, untuk mengamati aktivitas siswa dan guru selama proses pembelajaran.

Tes formatif

Tes ini disusun berdasarkan tujuan pembelajaran yang akan dicapai, digunakan untuk mengukur kemampuan pemahaman Bahasa Indonesia. Tes formatif ini diberikan setiap akhir putaran. Bentuk soal yang di-berikan adalah pilihan ganda (objektif). Se-belumnya soal-soal ini telah diujicoba, ke-mudian penulis mengadakan analisis butir soal tes yang telah diuji validitas dan reliabi-litas pada tiap soal. Analisis ini digunakan untuk memilih soal yang baik dan memenuhi syarat digunakan untuk mengambil data. Langkah-langkah analisis butir soal adalah sebagai berikut.

(5)

Validitas item digunakan untuk menge-tahui tingkat kevalidan masing-masing butir soal. Tingkat kevalidan ini dapat dihitung dengan korelasi Product Moment:

 

 

  2 2 2 2 Y Y N X X N Y X XY N

r

xy (Suharsimi Arikunto, 2001: 7 ) Dengan:

rxy : koefisien korelasi product moment N : jumlah peserta tes

Y : jumlah skor total X : jumlah skor butir soal

X2 : jumlah kuadrat skor butir soal XY : jumlah hasil kali skor butir soal Reliabilitas

Reliabilitas butir soal dalam penelitian ini menggunakan rumus belah dua sebagai berikut:

r

r

r

1

2

2 / 21 / 1 2 / 21 / 1 11 (Suharsimi Arikunto, 2001:93)

Kriteria reliabilitas tes jika harga dari perhitungan lebih besar dari harga r pada tabel product moment maka tes tersebut reliable.

Taraf Kesukaran

Bilangan yang menunjukkan sukar dan mudahnya suatu soal adalah indeks kesukar-an. Rumus yang digunakan untuk menentu-kan taraf kesukaran adalah:

P= Js B (Suharsimi Arikunto, 2001: 208) Dengan P : Indeks kesukaran

B : banyak siswa yang menjawab soal dengan benar

Js : Jumlah seluruh siswa peserta tes

Kriteria untuk menentukan indeks ke-sukaran soal adalah sebagai berikut: (a) Soal dengan P = 0.000 sampai 0.300 adalah sukar; (b) Soal dengan P = 0,301 sampai 0,700 adalah sedang; (c) Soal dengan P = 0,701 sampai 1,000 adalah mudah.

Daya Pembeda

Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan antara siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang berkemampuan rendah. Angka yang menunjukkan besarnya daya pembeda dise-but indeks diskriminasi. Rumus yang diguna-kan untuk menghitung indeks diskriminasi adalah sebagai berikut:

P

P

B

J

B

B A B A A J B D    (Suharsimi Arikunto, 2001: 211) Dimana: D : Indeks diskriminasi

BA : Banyak peserta kelompok atas yang menjawab dengan benar

BB : Banyak peserta kelompok bawah yang menjawab dengan benar

JA : Jumlah peserta kelompok atas JH : Jumlah peserta kelompok bawah

J

B

P

A A

A = Proporsi peserta kelompok atas

yang menjawab benar.

J

B

P

B B

B = Proporsi peserta kelompok

bawah yang menjawab benar Kriteria yang digunakan untuk menen-tukan daya pembeda butir soal sebagai beri-kut: (1) Indeks dengan D = 0.000 sampai 0,200 adalah jelek. (2) Indeks dengan D = 0,201 sampai 0,400 adalah cukup. (3) Indeks Soal dengan D = 0,401 sampai 0,700 adalah baik. (4) Indeks Soal dengan D = 0,701

(6)

sampai 1,000 adalah sangat baik. Teknik Analisis Data

Analisa data untuk mengetahui keefek-tifan suatu metode dalam kegiatan pengajar-an perlu diadakpengajar-an. Pada penelitipengajar-an ini teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis deskriptif kualitatif, yaitu suatu me-tode penelitian yang bersifat me-nggambarkan kenyataan atau fakta sesuai dengan data yang diperoleh dengan tujuan untuk mengetahui prestasi belajar yang dicapai siswa juga untuk memperoleh respon siswa terhadap kegiatan pengajaran serta aktivitas siswa selama proses pengajaran.

Untuk menganalisis tingkat keberhasil-an atau persentase keberhasilkeberhasil-an siswa setelah proses belajar mengajar setiap putarannya dilakukan dengan cara memberikan evaluasi berupa soal tes tertulis pada setiap akhir putaran. Analisis ini dihitung dengan meng-gunakan statistik sederhana yaitu.

Untuk menilai ulangan atau tes formatif

Peneliti melakukan penjumlahan nilai yang diperoleh siswa, yang selanjutnya di-bagi dengan jumlah siswa yang ada di kelas tersebut sehingga diperoleh rata-rata tes formatif dapat dirumuskan:

N X X

Dengan: X = Nilai rata-rata

X = Jumlah semua nilai siswa N = Jumlah siswa

Untuk ketuntasan belajar

Ada dua kategori ketuntasan belajar yaitu secara perorangan dan secara klasikal. Berdasarkan petunjuk pelaksanaan belajar mengajar kurikulum 1994 (Depdikbud,

1994), yaitu seorang siswa telah tuntas be-lajar bila telah mencapai skor 65% atau nilai 65, dan kelas disebut tuntas belajar bila di ke-las tersebut terdapat 85% yang telah men-capai daya serap lebih dari atau sama dengan 65%. Untuk menghitung persentase ke-tuntasan belajar digunakan rumus sebagai berikut. % 100 . . . x Siswa belajar tuntas yang Siswa p

Untuk lembar observasi

Lembar observasi pengolahan Strategi Pembelajaran Belajar Kelompok Untuk menghitung lembar observasi pengolahan Strategi Pembelajaran Belajar Kelompok di-gunakan rumus sebagai berikut:

2 2 1

P

P

X   Dimana: P1 = pengamat 1 P2 = pengamat 2

Lembar observasi aktivitas guru dan siswa

Untuk menghitung lembar observasi aktivitas guru dan siswa digunakan rumus sebagai berikut. % = dengan x X X %. 100

2 . tan . .

P

1

P

2 pengamat jumlah pengama hasil Jumlah X   Dimana: % = Persentase pengamatan X = Rata-rata

X = Jumlah rata-rata P1 = Pengamat 1 P2 = Pengamat 2

HASIL DAN PEMBAHASAN Jadwal Kegiatan

(7)

Jadwal kegiatan pelaksanaan penelitian tindakan kelas untuk siklus I dan siklus II.

Tabel 1 Jadwal Kegiatan Pelaksanaan Penelitian No Kegiatan Pertemuan Tanggal Ket. 1 Siklus I Pertemuan I 17 Oktober 2011 2 Pertemuan II 19 Oktober 2011 3 Evaluasi 24 Oktober 2011 4 Siklus II Pertemuan I 2011 7 Nopember 5 Pertemuan II 9 2011 Nopember 6 Evaluasi 14 Nopember 2011 Siklus I Refleksi Awal

Peneliti (guru bidang studi Bahasa In-donesia) bersama mitra guru sebagai penga-mat sekaligus kolaborator mengidentifikasi permasalahan yang ada di kelas V SDN II Sukodono Karangrejo yaitu tentang rendah-nya nilai hasil belajar siswa pada hasil ulang-an sebelumnya pada mata pelajarulang-an Bahasa Indonesia.

Planning (perencanaan)

Persiapan yang perlu dilakukan sebe-lum pelaksanaan tindakan ini adalah: (a) Menentukan topik yang akan didiskusikan yaitu menanggapi penjelasan narasumber. (b) Merumuskan Tujuan Pembelajaran Khusus (TPK). (c) Membagi siswa dalam kelompok berpasangan dengan teman sebangku. (d) Membuat lembar observasi untuk mengeta-hui kondisi belajar mengajar di kelas. (e) Membuat alat bantu mengajar yang di-perlukan dalam rangka optimalisasi kreati-vitas siswa, yaitu berupa Lembaran Kerja Siswa (LKS) dan juga alat peraga. (f) Lem-baran Angket. (g) Membuat alat evaluasi un-tuk peningkatan kualitas hasil belajar, tes

dilaksanakan tiap akhir siklus. (h) Doku-mentasi. (i) Merumuskan butir-butir penga-rahan, petunjuk dan tindakan-tindakan lain untuk kelancaran jalannya diskusi (kapan memberikan pujian, teguran, meluruskan pembicaraan yang menyimpang, dan sebagainya).

Action (pelaksanaan)

Dalam kegiatan proses pembelajaran ini guru dan siswa melaksanakan kegiatan dengan langkah-langkah sebagai berikut: (a) Kegiatan awal: (1) Menyanyi lagu ‘Aku mau Tamasya’. (2) Tanya jawab tentang tempat dan jenis hiburan.

Kegiatan Inti: Mendengar pembacaan teks penjelasan dari narasumber. Kegiatan Akhir: (1) Membaca ulang pekerjaan. (2) PR: catatlah hal-hal pokok dari cerita yang kamu dengar. (3) Memajang hasil.

Observation (pengamatan)

Hasil observasi dapat dilihat dari hasil analisa data penilaian siswa, hasil post test dan lembar observasi.

Tabel 2 Daftar nilai hasil belajar siswa siklus I

No Nama Skor

Ketuntasan Tuntas Tuntas Tidak

1 Pamujiari 80 T -

2 Gapa ganesa 64 - TT

3 Ahmad zaenal ma’arif 80 T -

4 Bagus ektrada 75 T -

5 Firdi asari 75 T -

6 Wahyu nurfita anggra 80 T - 7 Ahmad yoga pria uta 67 - TT 8 Anton candra kusuma 72 - TT 9 Ayu dwi lestari 70 - TT

10 Bagas ansori 67 - TT

11 Citra widyaningrum 70 - TT 12 Davit dwi susanto 75 T - 13 Diana rahayu ending 70 - TT

14 Dwi yuliana 80 T -

15 Dwi yuliasari 72 - TT

16 Elmaha afriani 80 T -

(8)

No Nama Skor

Ketuntasan Tuntas Tuntas Tidak 18 Fendik hermawan 67 - TT 19 Imroatus solikah 75 T - 20 Ismi nurafufah 75 T - Jumlah 1384 10 10 Rata-rata 72.8 50.00 50.00 Reflection (refleksi)

Dari hasil observasi ditemukan kele-mahan-kelemahan sebagai berikut: (a) Guru kurang dalam memotivasi siswa. (b) Teknik bertanya yang disampaikan oleh guru masih kurang baik, sehingga kemampuan siswa untuk menjawab pertanyaan yang sifatnya memprediksi, mengobservasi maupun men-jelaskan suatu fenomena masih sangat ren-dah. (c) Dalam forum diskusi masih sedikit siswa yang terlibat aktif. (d) Dalam hasil temuan di atas akan dipergunakan sebagai acuan untuk melakukan perbaikan pada siklus berikutnya.

Siklus II

Planning (perencanaan)

Secara garis besar peren-canaannya sa-ma dengan siklus I dengan sa-materi yang sasa-ma pada siklus I. Berdasar pada temuan siklus I maka ada beberapa tambahan dalam peren-canaan sebagai berikut: (a) Meningkatkan perbaikan teknik bertanya. (b) Meningkatkan pemberian motivasi kepada siswa.

Action (pelaksanaan)

Pada siklus II pelaksanaan tindakannya secara garis besar sama dengan siklus I dengan adanya perbaikan mengurangi domi-nasi guru, memperbaiki teknik bertanya dan meningkatkan bimbingan terhadap siswa, dan memotivasi siswa agar lebih aktif dalam kegiatan diskusi dalam kelompoknya. Beri-kut ini penulis sajikan rencana pembelajaran

untuk siklus II: (a) Kegiatan Awal: (1) Me-nyanyi lagu ‘aku mau tamasya’. (2) Tanya ja-wab tentang tempat dan jenis hiburan. (b) Ke-giatan inti: Mendengar pembacaan teks pen-jelasan dari nara sumber. (c) Kegiatan akhir, (1) Membaca ulang pekerjaan. (2) PR: ca-tatlah hal-hal pokok dari cerita yang kamu dengar. (3) Memajang hasil.

Observation (pengamatan)

Hasil observasi selama proses belajar mengajar pada siklus II adalah sebagai berikut.

Tabel 3 Daftar nilai hasil belajar siswa Pada Si-klus II

No Nama Skor Tuntas Ketuntasan Tidak Tuntas

1 Pamujiari 100 T -

2 Gapa ganesa 80 T -

3 Ahmad zaenal ma’arif 75 T -

4 Bagus ektrada 72 - TT

5 Firdi asari 72 - TT

6 Wahyu nurfita anggra 100 T - 7 Ahmad yoga pria uta 92 T - 8 Anton candra kusuma 92 T -

9 Ayu dwi lestari 92 T -

10 Bagas ansori 92 T -

11 Citra widyaningrum 80 T - 12 Davit dwi susanto 92 T - 13 Diana rahayu ending 92 T -

14 Dwi yuliana 92 T -

15 Dwi yuliasari 80 T -

16 Elmaha afriani 80 T -

17 Elsa putrid oktafiani 80 T - 18 Fendik hermawan 92 T - 19 Imroatus solikah 100 T - 20 Ismi nurafufah 80 T - Jumlah 1635 18 2 Rata-rata 86.1 90.00 10.00 Reflection (refleksi)

Dari hasil observasi ditemukan per-baikan-perbaikan sebagai berikut: (a) Guru sudah bisa menjadikan suasana kelas menjadi hidup sehingga siswa menjadi semangat dan termotivasi untuk belajar. (b) Teknik berta-nya yang disampaikan oleh guru sudah dapat

(9)

diterima siswa dengan baik, sehingga ke-mampuan siswa untuk menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru sudah sangat baik. (c) Dalam forum diskusi semua siswa sudah terlibat dengan aktif. (d) Siswa sudah dapat mengidentifikasi, merespon dan mengguna-kan tindak tutur mengungkapmengguna-kan keinginta-huan dan hasrat dengan baik.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Dari hasil data di atas prestasi belajar siswa (hasil tes belajar) dengan mengguna-kan model Belajar Kelompok menunjukmengguna-kan prestasi belajar yang meningkat dari setiap siklusnya dapat diketahui bahwa nilai rata-rata pada siswa Kelas V SDN II Sukodono Karangrejo Tulungagung pada sebelum si-klus dengan rerata 65,47 dengan tingkat ke-tuntasan sebesar 20,00%, sedangkan pada siklus I: nilai rata-rata 72,8 dengan ketuntas-an mencapai 50,00 % dketuntas-an pada siklus II me-ningkat menjadi 86,10 dengan ketuntasan mencapai 90,00 %, dengan hasil penelitian yang selalu meningkat setiap siklusnya.

Untuk lebih memperjelas adanya pe-ningkatan prestasi belajar pada siswa Kelas V SDN II Sukodono Karangrejo Tulung-agung, penulis sajikan dalam Gambar 1.

Gambar 1 Grafik Peningkatan Prestasi Hasil Belajar Siswa

PENUTUP Kesimpulan

Berdasarkan dari hasil pembahasan di atas maka dapat disimpulkan sebagai berikut: (1) Minat siswa dalam belajar Bahasa Indonesia secara umum cukup tinggi dise-babkan setelah pertemuan awal siswa menge-tahui pembelajaran dengan model Belajar Kelompok ternyata cukup menyenangkan. (2) Penggunaan model Belajar Kelompok dalam pengajaran bidang studi Bahasa Indonesia dapat menambah pengalaman guru sehingga dalam pembelajaran tidak monoton. (3) Dari hasil data di atas maka prestasi hasil belajar siswa meningkat, hal ini dapat dilihat dari perolehan nilai siswa pada setiap siklusnya selalu meningkat yaitu rata-rata pada sebelum siklus dengan rerata 65,47 dengan tingkat ketuntasan sebesar 20,00%, sedangkan pada siklus I: nilai rata-rata 72,80 dengan ketuntasan mencapai 50,00 % dan pada siklus II meningkat menjadi 86,10 dengan ketuntasan mencapai 90,00 %, dengan hasil penelitian yang selalu meningkat setiap siklusnya. Hal ini menan-dakan keberhasilan dalam meningkatkan prestasi belajar pada siswa Kelas V SDN II Sukodono Karangrejo Tulungagung Tahun 2011/2012 semester I secara signifikan. Saran

Perlu adanya beberapa metode atau metode bervariasi dalam penyampaian ma-teri pada setiap PBM, sebab dengan metode yang bervariasi siswa tidak akan jenuh dan bahkan menyenangi materi yang disam-paikan. Penelitian seperti ini perlu waktu yang cukup untuk mempersiapkan instrumen dan perangkat untuk pengambilan data.

Hendaknya terjadi interaksi antara ketunt asan, seb. Siklus, 20 ketunt asan, siklus I, 50 ketunt asan, siklus II, 90 nilai rata-rata, seb. Siklus, 65.47 nilai rata-rata, siklus I, 72.8 nilai rata-rata, siklus II, 86.1 ketuntasan nilai rata-rata

(10)

peserta didik dengan pendidik agar PBM berjalan efektif.

DAFTAR RUJUKAN Arikunto, S. 2001. Prosedur Penelitian:

Su-atu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rine-ka Cipta.

Arikunto, S. 1993. Prosedur Penelitian. Ja-karta: Renika Cipta.

Djamarah. 1984. Psikologi Pengajaran. Ja-karta: Grasindo.

Nurkancana, W. dan Sunartana. 1986. Ev-aluasi Hasil Belajar. Surabaya: Usaha Nasional.

Hamalik, O. 2002. Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pembelajaran Sistem.

Jakarta: PT Bumi Aksara.

Sadirman. 1995. Minat dalam Pembelajaran. Jakarta: Bina Aksara.

Slameto. 1998. Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bina Aksara

Sudjana, N. 2009. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT. Re-maja Rosdakarya.

Syah. 1995. Pengertian Minat. Jakarta: Er-langga.

Winkel. 1987. Psikologi Pengajaran. Jakar-ta: Gramedia.

Gambar

Tabel 1 Jadwal Kegiatan Pelaksanaan Penelitian  No  Kegiatan  Pertemuan  Tanggal  Ket
Tabel 3 Daftar nilai hasil belajar siswa Pada Si- Si-klus II
Gambar 1 Grafik Peningkatan Prestasi Hasil  Belajar Siswa

Referensi

Dokumen terkait

Memandang kepada peruntukan Perlembagaan dan Bab 25(2) Perintah Darurat (Mahkamah-Mahkamah Syariah) 1998 (Bab 25(2) Syariah Courts Act Chapter 184), pada pandangan

Selain dengan latihan terprogram untuk menjadi atlet bulutangkis yang baik butuh evaluasi-evaluasi yang mendukung kemajuan atlet tersebut, dalam hal ini peneliiti

Infeksi jamur sistemik adalah infeksi jamur yang menyerang organ dalam salah satunya paru dan menyebar lewat aliran darah atau getah bening. Penyakit jamur

Beberapa penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Jatmiko (2013) dengan judul “Pengaruh Kredibilitas Celebrity Endorser Terhadap Minat Beli Konsumen” dengan hasil

Sebagai awal persiapan pelaksanaan dari kegiatan didahului dari menginventarisasi/pendataan terhadap faktor-faktor penunjang dan penghambat kesuksesan penyelenggaraan

Bahan ferromagnetik juga memiliki suseptibilitas yang tinggi, sangat berguna karena menghasilkan medan magnet B yang kuat dengan arus yang relatif kecil dalam koil.. Bahan

Adapun perubahan nilai kadar protein daging giling ikan gabus dengan penambahan larutan kitosan selama penyimpanan dapat dilihat pada Gambar 1.. Kadar protein daging

Secara umum Abdimas ini dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut : wawancara dan pengamatan Pengguna PAUD, kunjungan ke lahan baru PAUD, studi literatur