• Tidak ada hasil yang ditemukan

TRAFFIC VOLUME-LOSS OF ROAD USER COST RELATIONSHIP IN THE EXECUTION OF ROAD RECONSTRUCTION PROJECT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "TRAFFIC VOLUME-LOSS OF ROAD USER COST RELATIONSHIP IN THE EXECUTION OF ROAD RECONSTRUCTION PROJECT"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

TRAFFIC VOLUME-LOSS OF ROAD USER COST RELATIONSHIP

IN THE EXECUTION OF ROAD RECONSTRUCTION PROJECT

Dewa Ketut Sudarsana

Department of Civil Engineering, University of Udayana, Bali

E-mail: [email protected]

Abstract

Execution of road reconstruction projects always has negative impacts, such as the loss of road user cost. This paper studies of the traffic volume with the loss of the road user cost relationship, which until now has not been studied deeply. Case studies are the execution of the National road reconstruction project, with two-lane two-way road, with 4 cases of rural road type in the province of Bali, in the fiscal year 2015. The descriptive analysis results obtained are the average volume of traffic in the region of Bali Province 16,235 pcu/day with the average of loss of road user costs Rp. 19,733,750/day/link road. The traffic volume with the loss of road user cost relationship is obtained is the linear model.

Keywords: model, traffic volume, loss of road user costs.

HUBUNGAN VOLUME LALU LINTAS DENGAN KERUGIAN

BIAYA PENGGUNA JALAN SEMASA EKSEKUSI PROYEK

REKONSTRUKSI JALAN

Dewa Ketut Sudarsana

1)

1)

Jurusan Teknik Sipil, Universitas Udayana, Bali

email : [email protected]

Abstrak

Eksekusi proyek rekonstruksi jalan selalu menimbulkan dampak negatif, diantaranya adalah kerugian biaya pengguna jalan. Tulisan ini mengkaji hubungan kerugian biaya pengguna jalan terhadap volume lalu lintas, yang sampai saat ini belum diteliti secara mendalam. Kasus studi adalah eksekusi proyek peningkatan jalan Nasional dua lajur dua arah dengan tipe jalan luar kota sebanyak empat paket ruas jalan di provinsi Bali, tahun anggaran 2015. Hasil analisis diskriptif yang didapat adalah rata-rata volume lalu lintas 16.235 smp/hari, dengan kerugian biaya pengguna jalan rata-rata Rp. 19.733.750 /hari/ruas jalan. Model hubungan volume lalu lintas dengan kerugian biaya pengguna jalan yang didapat adalah model linear.

Kata kunci : model, volume lalu lintas, kerugian biaya pengguna jalan

1. Pendahuluan

Upaya agar kondisi ruas-ruas jalan kondisinya relatif tetap mantap dan stabil (laik fungsi) diperlukan penanganan pemeliharaan (maintenance). Jenis penanganan pemeliharaan jalan tergantung dari tingkat kerusakan jalan, seperti misalnya rekonstruksi jalan. Selama masa pelaksanaan penanganan rekonstruksi jalan selalu timbul dampak negatif bagi masyarakat pengguna jalan dan lingkungan sekitarnya. Dampak ini terjadi akibat zona kerja (work zone) yang dipergunakan sebagai ruang kerja dan pelaksanaan rekonstruksi jalan. Zona kerja ini mengakibatkan para pengemudi mengalami stress, terganggunya lalu-lintas seperti tertundanya perjalanan, kemacetan dan juga terjadinya kecelakaan [1],[2]. Penelitian tentang kerugian terkait adanya zona kerja oleh Allouche et al (2004), Huen et al (2006), Choi et al (2010), Jiang et al (2010), Yang, (2010) memperhitungkan kerugian biaya pengguna jalan (user cost) dan kerugian akibat kecelakaan

92

(2)

lalu-lintas. Kerugian pengguna jalan yang selalu diperhitungkan adalah kerugian akibat bertambahnya biaya operasi kendaraan (BOK) dan bertambahnya kerugian nilai waktu [3],[4]. Kerugian pengguna jalan, selain diakibatkan oleh adanya zona kerja berupa berkurangnya kecepatan kendaraan, juga dipengaruhi oleh variabel volume lalu lintas. Hubungan volume lalu lintas dengan kerugian pengguna jalan semasa rekonstruksi jalan belum banyak diteliti di Indonesia, sehingga perlu dikaji.

2. Tinjauan Pustaka

Zona Kerja (Work Zone)

Proyek peningkatan jalan dilaksanakan dalam rangka memenuhi prasarana jalan memenuhi syarat teknis laik fungsi jalan. Laik Fungsi Jalan adalah kondisi suatu ruas jalan yang memenuhi persyaratan teknis kelaikan untuk memberikan keselamatan bagi penggunanya, dan persyaratan administratif. Dalam pelaksanaan proyek pemeliharaan memerlukan ruang zona kerja (work zone). Zona kerja (work zone) adalah suatu area atau segmen jalan dimana satu atau lebih lajur jalan ditutup untuk pelaksanaan konstruksi jalan yang mengakibatkan berkurangnya pergerakan lalu lintas dan menurunnya kapasitas jalan [5].

Biaya Pengguna Jalan Akibat Zona Kerja

Biaya Pengguna Jalan Zona Kerja (BPJzk) (work zone road user cost) didefinisikan sebagai penambahan biaya yang ditimbulkan oleh kendaraan bermotor dan kerugian masyarakat luas akibat dari aktivitas zona kerja [6]. BPJZK dirujuk dalam satuan moneter dari dampak zona kerja seperti biaya tundaan pengguna jalan, biaya operasi kendaraan, biaya tabrakan/kecelakaan dan biaya emisi. Komponen dari BPJzk diilustrasikan seperti Gambar 1.

Gambar 1 Komponen biaya pengguna jalan

(Sumber: [6])

Kerugian Biaya Pengguna Jalan adannya Zona Kerja

Kerugian atau peningkatan biaya pengguna jalan adanya zona kerja timbul akibat dari penurunan kecepatan kendaraan karena adanya penyempitan lajur jalan dan juga pengaturan lalu lintas dengan system buka tutup. Kerugian biaya pengguna jalan selama rekonstruksi yang dperhitungkan pada paper ini adalah peningkatan biaya operasi kendaraan dan peningkatan biaya nilai waktu. Nilai waktu diperhitungkan terbatas pada nilai waktu penumpang. Secara empiris kerugian biya pengguna jalan ini dirumuskan seperti pada persamaan (1) [6].

BPJzk = BOKzk + NWzk ……….. (1)

Dimana:

BPJzk = Kerugian Biaya Pengguna Jalan akibat zona kerja (Rp./hari) Biaya Pengguna Jalan Zona Kerja (BPJZK)

Dampak-dampak moneter

1) Biaya tundaan perjalanan (nilai waktu) 2) Biaya Operasi Kendaraan (BOK) 3) Biaya tabrakan

4) Biaya emisi

5) Dampak-dampak pada proyek disekitarnya

Dampak-dampak lain 1) Kebisingan 2) Dampak-dampak pelaku usaha 3) Ketidaknyaman terhadap masyarakat lokal

93

(3)

BOKzk = Kerugian Biaya Operasi Kendaraan (Rp/hari) NWzk = Kerugian nilai waktu (Rp/hari)

Metode perhitungan biaya operasi kendaraan (BOK) menggunakan metode Pd-T-15-2015 untuk biaya tidak tetap running cost. Biaya tidak tetap ini terdiri dari biaya konsumsi BBM, biaya konsumsi oli, biaya pemeliharaan kendaraan, biaya upah perbaikan kendaraan dan biaya konsumsi ban (DPU, 2015). Sedangkan biaya tetapnya merujuk pada Tamin (2000) yang terdiri dari komponen biaya penyusutan, biaya bunga dan biaya overhead [6], [7],[8], [10], [11]

BOKzk dihitung dari selisih antara BOK pada kondisi masa konstruksi dikurangi BOK kondisi pra konstruksi, yang dirumuskan seperti pada persamaan (2) [6].

Sedangkan NWzk dihitung dari tambahan waktu tempuh perjalanan dari kondisi masa konstruksi dikurangi kondisi pra konstruksi, dengan rumusan sperti pada persamaan (3) [6].

NWzk =

[ (1/Vm – 1/Vp) x FNw x Fopi xQmni]………(3)

Dimana,

1 ...11

= Koefisien-koefisien parameter. BK = Berat Kendaraan,

DSpn = Derajat kejenuhan (DS) jam ke- n pada kondisi pra rekonstruksi, Fdsn = Faktor penyesuain derajat kejenuhan pada jam ke- n,

Fqn = Faktor penyesuain volume arus lalu lintas jam ke n, OHOi = Oli hilang akibat operasi (liter/km),

HBBMj = Harga bahan bakar untuk jenis BBM j, dalam rupiah/liter, HOj = Harga oli untuk jeni oli j (Rp/liter),

Qpin = Volume kendaraan jenis i pada jam ke n (kend) pra konstruksi

i = Jenis kendaraan i=1 untuk sedan (SD), i=2 untuk utiliti (UT), i=3 untuk bus kecil (BL), i=4 untuk bus besar (BR), i=5 untuk truk ringan (TR), i=6 untuk truk sedang (TS) , i=7 untuk truk berat (TB) dan i=8 untuk sepeda motor (SM).

n = Jam ke dalam sehari (24 jam), n=1 adalah jam ke 1 (jam 06.00-07.00) dan seterusnya sampai n=24 adalah jam ke 24 (jam 05.00-06.00)

NWzk = kerugian nilai waktu (Rp/hari) Vm = kecepatan masa rekonstruksi (km/jam) Vp = kecepatan pra rekonstruksi (km/jam)

FNw = Faktor nilai waktu penumpang (Rp/orang/hari) Fopi = Faktor isian penumpang jenis kendaraan-i (orang) Qpni = Volume masing-masing jenis kendaraan-i pada jam ke-n Fopi = Faktor tingkat isian jenis kendaran ke-i

3. Metode Penelitian

Metode deskriptif digunakan dalam penelitian ini. Tahapan penelitian disajikan pada kerangka analisis seperti pada Gambar 2.

BOKzk =

[{

1(Vm– 1/Vp) + 2 x (Vm2– Vp2)+ (7 + 10 x BK) x (0.0128 DSpn (Fdsn – 1) + (8 + 11 x BK) x (0.75 (1,04/(1+e (- 3.1540)* DSmn

))

– (0.75*(1,04/ (1+e (- 3.1540)* DSpn

))}/1000] x (HBBMj + OHOi xHOj) x Qmin]

+

[ {1/(

α

1

(

Vm – Vp))

+ c

2

/( α

2

(Vm – Vp))} xQm

g,n

]

+

(b (1/Vm-1/Vp) + c (Vm 2 - Vp2 ) x Qm g,n ]……….( 2)

94

(4)

Sebagai kasus studi adalah pelaksanaan/eksekusi proyek peningkatan jalan Nasional tipe jalan luar kota dua lajur dua arah di provinsi Bali, tahun anggaran 2015, seperti disajikan pada Tabel 1.

Tabel 1. Ruas jalan luar kota yang direkonstruksi

No Nama paket/ruas jalan Panjang (km)

1 Cekik-Seririt 4,00

2 Cekik-Batas Kota Negara 1,80

3 Batas Kota Amlapura-Angentelu 2,30

4 Cekik-Batas Kota Singaraja 3,80

Gambar 2. Karangka Analisis

Data dikumpulkan berupa data primer dan sekunder. Pada masa pra konstruksi pengumpulan data primer adalah Volume kendaraan (Qp) dan kecepatan kendaraan (Vp) serta pola pengaturan lalu lintas, situasi lingkunan sekitar proyek jalan pada masa eksekusi proyek. Data sekunder berupa dokumen proyek dan literatur. Volume lalau lintas dan kecepatan kendaraan masa rekonstruksi diperoleh dengan menggunakan factor penyesuaian Fv untuk kecepatan kendaraan dan Fq untuk volume kendaraan (sudarsana, 2014f). Kapasitas jalan dihitung menggunakan Manual Kapasitas Jalan Indonesia 1997 [9]. Analisis kerugian/peningkatan biaya pengguna jalan menggunakan rumusan pada permasamaan (1) sampai (3). Hubungan antara Volume kendaraan dengan kerugian pengguna jalan menggunakan metode statistik [12].

4. Hasil dan Pembahasan

Kompilasi hasil survey lalu lintas dari 4 kasus proyek rekonstruksi 2 lajur 2 arah jalan luar kota disajikan pada Tabel 2. Kecepatan kendaraan pada jam puncak pada kondisi pra konstruksi Vp pada keempat ruas jalan berkisar antara 42 km/jam sampai 45.6 km/jam, dengan rata-rata Vp = 43,9 km/jam. Volume lalu lintas harian rata-rata pada kondisi masa pra konstruksi Qp berkisar antara 11.400 smp/hari sampai dengan 19.710 smp/hari, dengan rata-rata Qp = 16.235 smp/hari.

Tabel 2. Kecepatan kendaraan Vp (km/jam) dan Volume lalu lintas Qp (smp/hari) kondisi pra rekonstruksi

No Ruas Jalan Vp (km/jam) Qp (smp/jam)

1 Cekik-Seririt 42.0 11,400

2 Cekik-Negara 43.1 18,980

3 Angentelu-Amlapura 44.8 14,850

Kasus studi

Pengumpulan Data

Pra Kostruksi Masa konstruksi

Kerugian/Peningkatan Biaya Pangguna Jalan

Hubungan Volume kendaraan dengan Kerugian/Peningkatan Biaya Pangguna Jalan

(5)

4 Cekik-Singaraja 45.6 19,710

Rata-rata 43.9 16.235

Hasil analisis untuk kerugian/peningkatan biaya pengguna jalan BPJzk untuk keempat kasus studi disajikan pada Tabel 3. Kerugian pengguna jalan BPJzk pada keempat ruas jalan proyek rekonstruksi berkisar dari Rp. 13.906.000/hari sampai dengan Rp. 24.373.000/hari. Dengan rata-rata BPJzk adalah Rp.19.733.750/hari/ruas jalan.

Hubungan antara volume lalu lintas kondisi pra rekonstruksi (Qp) dengan kerugian/peningkatan biaya pengguna jalan (BPJzk) disajikan pada Gambar 3. Model yang didapat yang sesuai untuk hubungan antara Qp dengan BPJzk adalah model linear. Model yang didapat inidapat dinyatakan sudah memadai, hal ini ditunjukkan dari koefisien determinasi yang didapat adalah R2 = 0.995.

Tabel 3. Kerugian/Peningkatan Biaya Pengguna Jalan BPJ (Rp/hari)

No Ruas Jalan Kerugian /Peningkatan Biaya Pengguna Jalan

(BPJzk) (Rp/hari) 1 Cekik-Seririt 13,906,000 2 Cekik-Negara 22,698,000 3 Angentelu-Amlapura 17,958,000 4 Cekik-Singaraja 24,373,000 Rata-rata 19,733,750

Gambar 2. Hubungan Volume kendaraan Qp (smp/hari) pra rekonstruksi dengan Kerugian Biaya Pengguna Jalan BPJ (Rp/hari)

5. Kesimpulan dan Saran

Hasil analisis untuk empat ruas jalan Nasional tipe dua lajur dua arah jalan luar kota di provinsi Bali tahun anggaran 2015 ditemukan rata-rata volume lalu lintas pada kondisi pra rekonstruksi adalah 16.235 smp/hari /ruas jalan, dengan kecepatan kendaraan rata-rata adalah 43,9 km/jam. Peningkatan biaya pengguna jalan yang ditemukan rata-rata adalah Rp. 19.733.750/hari/ruas jalan. Model hubungan antara Volume lalu lintas pra konstruksi dengan peningkatan biaya pengguna jalan yang ditemukan berupa model linear, dimana semakin tinggi volume lalu lintas pada masa pra rekonstruksi semakin meningkat kerugian pengguna jalan. Saran untuk mendapatkan model hubungan antara volume lalu lintas pra rekonstruksi dengan kerugian biaya pengguna jalan yang lebih memadai perlu dikaji dengan lebih banyak kasus studi.

BPJ = 1222*Qp - 11250 R² = 0.995

Qp (

smp/hari

)

B

P

J

(Rp/ha

ri

)

96

(6)

Daftar Pustaka

[1]. Sudarsana DK, Sulistio H, Wicaksono A dan Djakfar L. 2013a. Analisis Kerugian Biaya Pengguna Jalan akibat Zona Kerja (Work Zone). Prosiding Kolokium Jalan Jembatan 2013, ISBN : 978-602-264-032-5,III:119 – 133, Kementerian Pekerjaan Umum, Badan Pengembangan dan Penelitian Balibang Jalan dan Jembatan (Pusjatan), Bandung

[2]. Sudarsana DK, Sulistio H, Wicaksono A dan Djakfar L . 2013b.Kajian Kinerja Jalan Akibat Adanya Zona Kerja (Work Zone). Prosiding Forum Studi Transportasi antar Perguruan Tinggi ke 16, ISBN 9786021855522, 716-725, Surakarta

[3]. Sudarsana DK, Sulistio H, Wicaksono A and Djakfar L. 2014a. A Study of Safe and Green Infrastructure on Road Reconstruction Project. Adv. Environ. Biol., 8(10), 616-620.

[4]. Sudarsana DK, Sulistio H, Wicaksono A and Djakfar L. 2014b. The Analysis of Speed Degree Of Saturation Traffic Flow Model On The Road Reconstruction Project. Aust. J. Basic & Appl. Sci., 8(9): 207-212

[5]. Sudarsana DK, Sulistio H, Wicaksono A dan Djakfar L. 2014d. Prediksi Kinerja Jalan Terkait Estimasi Kerugian Pennguna Jalan Selama Masa Rekonstruksi Jalan. Prosiding Forum Studi Transportasi antar Perguruan Tinggi ke 17, ISSN 2356-0509, 2(1): 751-761. Jember.

[6]. Sudarsana DK, 2014f. Kerugian Pengguna Jalan Pada Proyek Rekonstruksi Jalan. Disertasi. Program Doktor Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya Malang

[7]. Tamin, Ofyar Z. 2000. Perencanaan dan Pemodelan Transportasi, edisi ke-2. ITB, Bandung [8]. Sudarsana DK, Sulistio H, Wicaksono A and Djakfar L. 2014c. Predict of loss of fuel during the

road reconstruction in Indonesia. Green Building, Materials and Civil Engineering- ISBN 9781138026698, Published: October 29, 2014 by CRC Press – Taylor & Prancis Group

[9]. DJBM (Direktorat Jendral Bina Marga) & Sweroad. 1997. Manual Kapsitas Jalan di Indonesia (MKJI).

[10]. DPU (Departemen Pekerjaan Umum) Balitbang. 2005. SNI Pd.T-15-2005-B, Perhitungan Biaya Oerasi Kendaraan untuk Biaya Tak Langsung (Running Cost).

[11]. Sudarsana DK, Sulistio H, Wicaksono A and Djakfar L. 2014. The Analysis Of Work Zone Road User Costs Due To The Delay Completion Of The Road Maintenance Project. Adv. in Nat. Appl. Sci., 8(3): 103-108

[12]. Nazir, M. 2003. Metode Penelitian. Ghalia Indonesia, Jakarta

Biodata Penulis

Dewa Ketut Sudarsana, memperoleh gelar Sarjana Teknik Sipil (Ir.), Program Studi Ilmu Teknik Sipil Universitas Udayana, lulus tahun 1988. Tahun 1998 memperoleh gelar Magister Teknik (MT) dari Program Magister Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Sepuluh Nopember, Surabaya. Program Doktor Teknik Sipil pada Fakultas Teknik Universitas Brawijaya Malang, lulus tahun 2014. Saat ini sebagai Staf pengajar pada Prodi Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Udayana, Bali.

Gambar

Gambar 1  Komponen biaya pengguna jalan  (Sumber:  [6])
Tabel 2.  Kecepatan kendaraan Vp (km/jam) dan Volume lalu lintas Qp (smp/hari) kondisi pra rekonstruksi
Tabel 3. Kerugian/Peningkatan  Biaya Pengguna Jalan BPJ (Rp/hari)

Referensi

Dokumen terkait

Dalam perencanaan, Jembatan Bengawan Solo Lama akan melayani lalu lintas dari arah Cepu ke Padangan dengan tipe jalan 2/1 UD (dua lajur 1 arah) dengan lebar jalan 6

Dilakukan dedicated lane secara situasional (penyempitan bahu jalan & lajur 1 untuk lalin dari Cikampek) agar dapat menampung lalu lintas dari arah Cipali dan Purbaleunyi

Berdasarkan jumlah lalu lintas harian rata-rata pada bulan Pebruari 1995, kendaraan yang melewati ruas jalan ini (kendaraan bermotor) mencapai 1120 kendaraan dalam 2 arah berarti

Dilakukan dedicated lane secara situasional (penyempitan bahu jalan & lajur 1 untuk lalin dari Cikampek) agar dapat menampung lalu lintas dari arah Cipali dan Purbaleunyi

Adanya pergerakan U-TURN pada ruas jalan dua arah dan terbagi maka kemacetan yang terjadi akan semakin bertambah parah dan potensi terjadinya kecelakaan lalu

Kapasitas adalah jumlah maksimum kendaraan (dalam SMP) yang dapat melewati suatu ruas jalan pada satu atau dua arah selama waktu tertentu pada kondisi arus lalu lintas

Lebar jalan angkut pada tambang pada umumnya dibuat untuk pemakaian jalur ganda dengan lalu lintas satu arah atau dua arah. Dalam kenyataanya, semakin lebar

Berdasarkan hasil identifikasi kondisi kegiatan sekitar sepanjang ruas jalan dan analisis karakteristik arus lalu lintas kendaraan di kawasan simpang Parung Parung,ditemukan bahwa: