• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERBEDAAN STATUS GIZI BERDASARKAN TINGKAT KEPARAHAN KARIES GIGI SISWA TAHUN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERBEDAAN STATUS GIZI BERDASARKAN TINGKAT KEPARAHAN KARIES GIGI SISWA TAHUN"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

PERBEDAAN STATUS GIZI BERDASARKAN TINGKAT KEPARAHAN KARIES GIGI SISWA TAHUN 2013

(Survei Pada Siswa Kelas Tiga SDN Depok 02 Kecamatam Cisompet Kabupaten Garut)

Ananda NurotulUla

Mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Siliwangi

Jl. Siliwangi No. 24 PO Box 164 Tlp (0265) 330 634 Tasikmalaya 44165 (anada.nurotul@student.unsil.ac.id)

ABSTRAK

Status gizi merupakan ekspresi dari keadaan keseimbangan dalam bentuk variabel tertentu, atau perwujudan dari nutriture dalam bentuk variabel tertentu. Status gizi dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor, salah satunya yaitu penyakit infeksi misalnya karies gigi, Penyakit ini mengakibatkan munculnya rasa sakit sehingga orang menjadi malas makan dan juga dapat menyebabkan tulang di sekitar gigi menjadi terinfeksi. Apabila terjadi kerusakan pada tahap yang berat atau sudah terjadi abses, maka gigi dapat tanggal. Anak yang kehilangan beberapa giginya tidak dapat makan dengan baik dan sering kali sampai tidak bisa makan kecuali makanan yang lunak. Oleh karena itu, karies gigi pada akhirnya dapat menyebabkan keadaan kurang gizi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat perbedaan status gizi berdasarkan tingkat keparahan karies gigi sswa kelas tiga tahun 2013. Penelitian ini menggunakan metode cross sectional. Subyek penelitian ini sebanyak 21 sampel siswa kelas tiga sekolah dasar, sedangkan seluruh populasinya berjumlah 35 siswa.

Hasil analisis univariat digambarkan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi dan analisis bivariat dengan menggunakan uji statistik kruskal wallis. Hasil penelitian menunjukan responden dengan tingkat keparahan sangat rendah sebanyak 1 orang dengan persentase 4,8%, rendah sebanyak 4 orang dengan persentase 19,0%, sedang sebanyak 9 orang dengan persentase 42,9 dan tinggi sebanyak 7 orang dengan persentase 33,3 %. sebagian besar anak berada pada status gizi normal sebanyak 17 orang dengan persentase 81,0%. Penilaian status gizi dengan menggunakan indeks IMT/U sedangkan penilaian tingkat keparahan karies gigi dilakukan dengan menggunakan indeks def-t. hasil analisis bivariat menunjukkan tidak ada perbadaan status gizi berdasarkan tngka keparahan karies gigi siswa kelas tiga tahun 2013 dengan nilai p = 0,128 (p > 0,05).

Kata kunci : status gizi, tingkat keparahan karies gigi Kepustakaan : 30 (1992-2013)

(2)

ABSTRACT

The Different Of Nutriet Status Based Dental Caries Students Year 2013 (Survey at The Third Grade Of Elementary School in Academic Depok 02 Cisompet Garut Regency)

Nutrient status was balanced condition or form nutriture in certain variable. Nutrient status was affected by several factors, one of the factors was caused by disease infection example dental caries. The consequence of this disease wa pain around the teeth, as a result the people were lazy to eat and it can cause the bone around the teeth being infected, if there is damage in the dental caries or has abses the teeth will fall out. The children who have lost some of their teeth, they cannot eat well. Therefore, dental caries caused the less of nutrient. This research purposes to know the difference of nutrient status based on the about dental caries at the Third Grade of Elementary School in Academic Year 2013. Then, cross

sectional was used as a method in this research. The subject in this research as

many 21 sample at the Third Grade of Elementary School with the population consisting of 35 student. The univariate analysis was showed in distribution frequency table and bivariate analysis by using statistic test kruskal wallis. The research resulth showed the respondent with the dental caries about one person with the percentage 4,8%, low percentage 19,0%, whereas, 9 person with percentage 42,9% and the high as many 7 persons with the percentage 33,3%. Some of the children have nutrient status normal as many 17 persons with the percentage 81,0%. The value of nutrient status by using IMT/U index. Whereas, the value of dental caries was done by using def-t index. The bivariate analysis result showed that there was no difference of nutrient status based on the about dental caries at the Third Grade Of Elementary School In Academic Year with the value p=0,128 (p>0,05).

Key words : Nutrient status, dental caries. Reference : 30 (1992-2013)

PENDAHULUAN a. Latar belakang

Gizi merupakan suatu proses organisme menggunakan makanan yang dikonsumsi secara normal melalui proses digesti, absorpsi, trasportasi, penyimpanan, metabolisme dan pengeluaran zat-zat yang tidak digunakan untuk mempertahankan kehidupan, pertumbuhan dan fungsi normal dari organ-organ, serta menghasilkan energi (Supariasa dkk, 2002). Gizi yang baik sangat diperlukan untuk proses tumbuh kembang anak yang normal. Pertumbuhan normal tubuh memerlukan gizi yang memadai, kecukupan energi, protein, lemak dan suplai semua zat gizi esensial yang menjadi basis pertumbuhan. Konsumsi makanan berpengaruh pada status gizi seseorang status gizi baik atau status gizi optimal terjadi bila tubuh memperoleh zat-zat gizi yang digunakan secar efisien, sehingga

(3)

memungkinkan pertumbuhan fisik, perkembangan otak, kemampuan kerja dan kesehatan secara umum pada tingkat setinggi mungkin (Almatsier, 2004).

Status gizi merupakan ekspresi dari keadaan keseimbangan dalam bentuk variabel tertentu, atau perwujudan dari nutriture dalam bentuk variabel tertentu (Supariasa dkk, 2002). Status gizi sering kali dicerminkan oleh kesehatan umum seseorang. Menurut Suhardjo dalam Kusumawati (2010) status gizi dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor, yaitu konsumsi makanan, penyakit infeksi, pendidikan ibu dan status pekerjaan ibu. Penyakit infeksi yang dapat mempengaruhi status gizi misalnya ISPA, pneumonia, tuberculosis, diare, dan karies gigi.

Gigi dan mulut memegang peranan penting pada masa anak-anak yang sedang terjadi proses tumbuh kembang. Tumbuh kembang anak mencakup aspek biologis, psikologis dan sosial. Pertumbuhan ditentukan oleh genetik dan dipengaruhi oleh 2 zat gizi, keadaan emosional anak serta adanya penyakit ringan atau berat yang diderita anak salah satunya penyakit karies gigi. Karies gigi adalah penyakit jaringan keras gigi, yaitu email, dentin, dan sementum, yang disebabkan oleh aktivitas suatu jasad renik dalam suatu karbohidrat yang dapat diragikan (Kidd, 1992). Gigi dan mulut mempunyai berbagai fungsi, salah satunya adalah sebagai pintu masuk zat gizi yang dibutuhkan tubuh (Hayati,1994). Gigi yang tidak terbentuk dengan baik, tanggal, atau sakit bisa berakibat konsumsi makanan yang tidak adekuat, selanjutnya diikuti dengan gangguan pencernaan dan kesehatan yang kurang sempurna (Lamlanto, 2010). Anak yang kehilangan beberapa giginya tidak dapat makan dengan baik dan sering kali sampai tidak bisa makan kecuali makanan yang lunak. Oleh karena itu, karies gigi pada akhirnya dapat menyebabkan keadaan kurang gizi. (Hidayanti, 2005)

Pada anak-anak terutama pada usia Sekolah Dasar (SD), struktur giginya masih termasuk jenis gigi bercampur antara gigi susu dan gigi permanen, sehingga rentan mengalami karies gigi. Selain itu menurut (Sediaoetama, 2004) kelompok usia sekolah merupakan kelompok usia rentan gizi selain bayi, balita, remaja, ibu hamil dan menyusui ditambah dengan kelompok manusia lanjut usia (manula).

Berdasarkan Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT, 2009), prevelansi karies di Indonesia mencapai 73%. Sedangkan dalam (RISKESDAS, 2007) prevalensi nasional karies gigi sebesar 46,5%, Jawa Barat termasuk kedalam provinsi yang memiliki prevalensi karies tinggi. Selain itu Di Indonesia frekuensi karies anak-anak dibawah umur 18 tahun terserang karies sebesar 80-90 % (Tarigan, R. 1990 dalam Listrianah dan Tan Malaka, 2011). Hasil penelitian yang dilakukan Kusumawati (2010) menyebutkan bahwa tingkat keparahan karies gigi dan tingkat konsumsi karbohidrat merupakan variabel yang berhubungan dengan status gizi siswa kelas dua dengan nilai Pvalue <=0,05. Senada dengan hasil penelitian yang dilakukan Pasolon dan Asmawati (2007) hasil penelitian menunjukan terdapat hubungan bermakna antara karies gigi dengan status

(4)

gizi pada murid SD Athirah dengan nilai (p=0,009). Berbeda dengan penelitian yang dilakukan Lamlanto (2010) tidak terdapat hubungan yang signifikan antara status karies gigi dengan status gizi (p=0,283). Hasil penelitian lain menunjukan Terdapat hubungan karies gigi dengan tingkat konsumsi energi dan protein serta status gizi dengan (p<0,05) (Junaidi, 2004).

Siswa kelas tiga berkisar antara usia delapan sampai sembilan tahun, pada usia ini terjadi masa pubertas serta masa transisi gigi susu ke gigi permanen sehingga usia ini merupakan kelompok usia kritis untuk terkena karies gigi (Romadhona dalam Kusumawati, 2010). Selain itu pada usia ini anak sudah mulai terpengaruh dengan lingkungan luar, Kebutuhan energi tinggi karena aktivitas meningkat memiliki banyak aktifitas diluar rumah yang kemungkinan kurang pengawasan dari orang tua, sehinga pada usia ini rentan terjadinya masalah gizi.

Hasil penjaringan di Sekolah Dasar Sekecamatan Cisompet yang dilaksanakan oleh puskesmas setempat. Masalah karies gigi di kecamatan ini pun cukup tinggi yakni hampir 90% anak-anak mengalami karies gigi. Dari empat Sekolah Dasar yang berada di Desa Depok Sekolah Dasar Negeri (SDN) Depok 02 merupakan salah satu sekolah yang dijadikan sasaran penjaringan. Lingkungan sekolah yang jaraknya berdekatan dengan sekolah lain dapat mempengaruhi tingkat konsumsi makanan jajanan siswa disekitar sekolah, ditambah dengan banyaknya pedagang makanan seperti minuman manis, snak, es, dan berbagai makanan ringan lainnya yang dapat memicu terjadinya karies gigi. Hasil survei pendahuluan yang dilakukan peneliti didapatkan, kejadian karies gigi siswa kelas tiga SDN Depok 02 dari 10 (23%) siswa yang diperiksa sebanyak 5 (50%) siswa dengan tingkat keparahan sedang, sedangkan 5 (50%) siswa lainnya berada pada tingkat keparahan tinggi.

b. Rumusan Masalah

Bagaimana Perbedaan Status Gizi Berdasarkan Tingkat Keparahan Karies Gigi Siswa Kelas Tiga Tahun 2013 (Survei Dilakukan Pada Siswa Sekolah Dasar Negeri Depok 02 Cisompet Kabupaten Garut).

c. Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui Perbedaan Status Gizi Berdasarkan Tingkat Keparahan Karies Gigi Siswa Kelas Tiga Tahun 2013 (Survei Dilakukan Pada Siswa Sekolah Dasar Negeri Depok 02 Cisompet Kabupaten Garut) METODE PENELITIAN

a. Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian dengan metode survei melalui pendekatan cross sectional.

b. Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas tiga SDN Depok 02 Cisompet Kabupaten Garut, yang berjumlah 35 siswa. Besar sampel dalam peneitian ini diambil dengan cara sampel jenuh yaitu seluruh

(5)

populasi dijasikan sebagai sampel. Berdasarkan hasil kriteria inklusi eksklusi didapatkan jumlah sampel sebanyak 21 siswa.

c. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di SDN Depok 02 Cisompet Kabupaten Garut pada tahun 2013.

d. Pembatasan Penelitian

Penelitian dilakukan untuk mengetahui Perbedaan Status Gizi Berdasarkan Tingkat Keparahan Karies Gigi Siswa Kelas Tiga Tahun 2013 (Survei Dilakukan Pada Siswa Sekolah Dasar Negeri Depok 02 Cisompet Kabupaten Garut).

e. Pengumpulan dan Pengolahan Data

Pengumpulan data dilakukan dengan indeks antropometri IMT/U, pemeriksaan karies gigi oleh perawat gigi, recall 2x24 jam dan melalui kuesioner. Pengolahan data dilakukan memakai analisis univariat dan bivariat.

HASIL DAN PEMBAHASAN a. Analisis Univariat

Tabel 1

Distribusi Frekuensi Menurut Tingkat Keparahan Karies Gigi, Tingkat Kecukupan Energi, Tingkat Kecukupan Protein, Dan Status Gizi

Siswa Kelas Tiga SDN Depok 02 Tahun 2013

Variabel Mean SD Max Min

Tingkat keparahan karies gigi 3,71 1,42 1 6 Tingkat Kecukupan Energi 167,70 82,41 45,65 290,59 Tingkat Kecukupan Protein 91,44 50,39 10,02 190,40

Status Gizi 15,45 2,16 13,03 22,34

Hasil analisis univariat diketahui status gizi paling tinggi pada status gizi normal (81,0%) menunjukkan rata-rata tingkat keparahan karies gigi siswa kelas tiga SDN Depok 02 adalah 3,71. Rata-rata tingkat kecukupan energi siswa adalah 167,70. Rata-rata tingkat kecukupan protein siswa adalah 91,44.

Tabel 2.

Distribusi Frekuensi Responden Menurut Jenis Kelamin, umur Responden, Pendidikan, Pekerjaan, dan Penghasilan

Siswa Kelas Tiga SDN Depok 02 Tahun 2013

No. Distribusi Responden Jumlah %

Jenis Kelamin

1 Laki-laki 10 47,6

2 Perempuan 11 52,4

Umur Responden

(6)

2 9 Tahun 10 47,6 3 10 Tahun 3 14,3 Pendidikan Ibu 1 SD 6 28,6 2 SLTP 11 52,4 3 SLTA 4 19,0

Pekerjaan Orang Tua

1 Wiraswasta/buruh 19 90,5

2 Petani /nelayan 2 9,5

Penghasilan Orang Tua

1 ≥ Rp. 965.000 13 61,9

2 < Rp. 965.000 8 38,1

Hasil penelitian menunjukkan dari 21 sampel yang diteliti, terdapat 47,6% laki-laki dan 52,4% perempuan. Memiliki umur 8 tahun 38,1%, 9 tahun 47,6%, dan 10 tahun 14,3%. Pendidikan ibu responden yang berada pada tingkat pendidikan SD 28,6%, SLTP 52,4%, dan SLTA 19,0%. Sedangkan pekerjaan orang tua responden adalah wiraswasta/buruh 90,5%, dan petani/nelayan 9,5%, dengan penghasilan ≥ Rp. 965.000 61,9% dan < Rp. 965.000 38,1%.

Variabel bebas pada penelitian ini adalah tingkat keparahan karies gigi, variabel antara tingkat kecukupan energi dan protein, variabel terikatnya adalah status gizi.

b. Analisis Bivariat

Hasil analisis dengan menggunakan uji statistik kruskal wallis menunjukan bahwa tidak ada perbedaan status gizi berdasarkan tingkat keparahan karies gigi siswa kelas tiga SDN Depok 02, dengan nilai

p=0,128 (p > 0,05).

Karies terjadi bukan disebabkan karena satu kejadian saja seperti penyakit menular lainnya tetapi disebabkan serangkaian proses yang terjadi selama beberapa kurun waktu. Karies merupakan penyakit

multifaktorial yaitu adanya beberapa faktor yang menjadi penyebab

terbentuknya karies. Ada 4 (empat) faktor utama yang memegang peranan yaitu faktor host atau tuan rumah, agen atau mikroorganisme, substrat atau diet dan faktor waktu, yang digambarkan sebagai empat lingkaran yang bertumpang tindih. Untuk terjadinya karies, maka kondisi setiap faktor tersebut harus saling mendukung yaitu tuan rumah yang rentan, mikroorganisme yang kariogenik, substrat yang sesuai dan waktu yang lama. Banyak penelitian yang sudah dilakukan untuk mengetahui hubungan minuman ringan dengan kesehatan gigi. Hal ini dikaitkan dengan adanya kandungan zat asam pada minuman ringan yang dapat menipiskan jaringan keras gigi. Hal ini sesuai dengan hasil recall 2x24 jam

(7)

pada siswa di SDN Depok 02, kebanyakan dari mengkonsusmsi minuman-minuman manis. Hal ini memungkinkan mereka untuk meningkatkan risiko terjadinya karies gigi pada mereka.

Meskipun penyakit infeksi dalam hal ini karies gigi menjadi salah satu penyebab langsung terganggunya kondisi gizi seseorang, akibat terganggunya proses pencernaan makanan yang menjadi kurang sempurna karena rasa sakit yang ditimbulkan. Tetapi, masih terdapat faktor lain yang saling terkait baik secara langsung maupun tidak langsung yang dapat menyebabkan tergganggunya status gizi seseorang, diantaranya status gizi dapat secara langsung dipengaruhi oleh penyakit infeksi dan tidak cukupnya asupan gizi secara kuantitas maupun kualitas, Status gizi baik atau status gizi optimal terjadi bila tubuh memperoleh cukup zat-zat gizi yang digunakan secara efisien, sehingga memungkinkan pertumbuhan fisik, pertumbuhan otak, kemampuan kerja dan kesehatan secara umum pada tingkat setinggi mungkin. Status gizi kurang terjadi bila tubuh mengalami kekurangan satu atau lebih zat-zat lebih esensial (Almatsier, 2002).

PENUTUP

SIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan dalam penelitian ini adalah rata-rata status gizi siswa adalah 15,45. Sebagian besar anak memiliki status gizi normal sebesar 81,0%, dengan tingkat keparahan karies gigi sangat rendah sebanyak 4,8%, rendah 19,0%, sedang 42,9%, dan tinggi 33,3%. Penelitian ini menyarankan kepada pihak sekolah SDN Depok 02 agar hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan informasi bagi sekolah dalam meningkatkan gizi siswa dan memberikan motivasi serta pendidikan bagi siswa untuk dapat meningkatkan dan menjaga kesehatannya khususnya kesehatan gigi dan mulut.

DAFTAR PUSTAKA

Almatsier S., Prinsip Dasar Ilmu Gizi, Gramedia, Jakarta, 2004.

Hidayanti Lilik, Hubungan Karakteristik Keluarga Dan Kebiasaan Konsumsi

Makanan KariogeNIK Dengan Keparahan Karies Gigi Anak Sekolah Dasar (Survei Pada Anak Sekolah Dasar Di Kecamatan Cihideung Kota Tasikmalaya), Tessis, Semarang, 2005.

Junaidi, Hubungan Keparahan Karies Gigi Dengan Asupan Zat Gizi Dan Status

Gizi Anak Sekolah Dasar Kecamatan Lhoknga Kabupaten Aceh Besar, Tessis, Yogyakarta, 2004.

Kidd E. A. M., Dasar-Dasar Karies Penyakit Dan Penanggulangannya, Egc, Jakarta, 1992.

Kusumawati Risa, Hubungan Tingkat Keparahan Karies Gigi Dengan Status Gizi

Siswa Kelas Dua Sdn 01 Ciangsana Desa Ciangsana Kabupaten Bogor Tahun 2010, Skripsi, Jakarta, 2010.

(8)

Lamlanto Nurhaida, Hubungan Antara Status Karies Gigi Dengan Status Gizi

(Studi Pada Pelajar Smp Negeri Se-Kecamatan Tellu Limpoe Kabupaten Sirdap Tahun Ajaran 2010/2011), Skripsi, Makasar,

2010.

Riskesdas, Laporan Nasional 2007. Badan Penelitian dan Pengembangan KesehatanDepartemen Kesehatan, Republik Indonesia. 2007 Sediaoetama A. Djaeni., Ilmu Gizi Untuk Mahasiswa Dan Profesi Jilid I, Dian

Rakyat, Jakarta, 2004.

Referensi

Dokumen terkait

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dengan memberikan kuesioner kepada 25 orang karyawan BPR Restu Artha Makmur dan 5 orang nasabah serta memberikan kuesioner

Dapat mewaspadai potensi pencemaran pakan dan bahan dasar pakan oleh aflatoksin, serta bahayanya bagi kesehatan ternak dan manusia. dapat mengetahui kadar aflatoksin dalam

Setiap instruksi (seperti.. tambah atau simpan) memiliki sandi atau kode yang berbeda atau dengan kata lain setiap mikroprosesor memilki Op-Code yang berbeda

yang telah melimpahan rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini dengan judul “Pengaruh Penerapan Model

Dengan mengetahui kualitas akhir roti maka dapat diketahui densitas bread crumb dan kekuatan glutennya, misalnya volume yang rendah mengindikasikan rendahnya jumlah

Berdasarkan hasil pembahasan dalam penelitian ini dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan rata-rata prestasi belajar mahasiswa pada mata kuliah Metode Statistik

Pokok permasalahan dalam penelitian ini adalah 1) Bagaimana persepsi kepala sekolah tentang kompetensi profesional guru PAI di SMPN Kecamatan Pallangga?dan 2)

Sehingga user yang telah memiliki telepon selular yang ingin mengetahui produk TIANSHI apa yang paling cocok untuk suatu penyakit, termasuk informasi tentang komposisi, khasiat