• Tidak ada hasil yang ditemukan

PELATIHAN PELAKSANA MADYA PERAWATAN GEDUNG (SITE SUPERVISOR OF BUILDING MAINTENANCE)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PELATIHAN PELAKSANA MADYA PERAWATAN GEDUNG (SITE SUPERVISOR OF BUILDING MAINTENANCE)"

Copied!
107
0
0

Teks penuh

(1)

PELATIHAN

PELAKSANA MADYA PERAWATAN

GEDUNG

(SITE SUPERVISOR OF BUILDING

MAINTENANCE)

2005

DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM

BADAN PEMBINAAN KONSTRUKSI DAN SUMBER DAYA MANUSIA

PUSAT PEMBINAAN KOMPETENSI DAN PELATIHAN KONSTRUKSI

SSBM – 05 = ALOKASI WAKTU DAN PENJADWALAN

(2)

SSBM-05 : Alokasi Waktu dan Penjadwalan

Pelaksana Madya Perawatan Bangunan Gedung (Site Supervisor of Building Maintenance) -i-

KATA PENGANTAR

Buku Alokasi Waktu dan Penjadwalan ini merupakan salah satu modul dari seluruh modul yang harus dikuasai oleh Peserta Pelatihan Pelaksana Madya Perawatan Bangunan Gedung (Site Supervisor of Building Maintenance).

Penulisan dan penyusunan buku ini disesuaikan dengan posisi pelatihan, dimana Para Peserta Pelatihan Pelaksana Madya Perawatan Bangunan Gedung (Site Supervisor of Building Maintenance) ini bukanlah mereka yang masih awam dalam hal pekerjaan Perawatan Bangunan Gedung.

Kami menyadari bahwa modul ini masih jauh dari sempurna baik ditinjau dari segi materi sistematika penulisan maupun tata bahasanya. Untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran dari para peserta dan pembaca semua, dalam rangka perbaikan dan penyempurnaan modul ini.

J a k a r t a , D e s e m b e r 2

(3)

SSBM-05 : Alokasi Waktu dan Penjadwalan

Pelaksana Madya Perawatan Bangunan Gedung (Site Supervisor of Building Maintenance) -ii-

0 0 5 T i m P e n y u s u n

(4)

SSBM-05 : Alokasi Waktu dan Penjadwalan

Pelaksana Madya Perawatan Bangunan Gedung (Site Supervisor of Building Maintenance) -iii-

LEMBAR TUJUAN

MODUL PELATIHAN : Pelatihan Pelaksana Madya Perawatan Bangunan

Gedung (Site Supervisor of Building Maintenance)

MODEL PELATIHAN : Lokakarya Terstruktur

TUJUAN UMUM PELATIHAN :

Mampu mengawasi pekerjaan perawatan bangunan gedung sesuai dengan metode dan prosedur yang dapat diterima, dinyatakan pada gambar teknik dan spesifikasi seperti pada dokumen kontrak dan perjanjian kerja.

TUJUAN KHUSUS PELATIHAN :

Pada akhir pelatihan peserta mampu :

1. Menerapkan keselamatan dan kesehatan kerja.

2. Melaksanakan sesuai spesifikasi struktur bangunan gedung. 3. Melaksanakan sesuai spesifikasi arsitektur bangunan gedung. 4. Melaksanakan sesuai spesifikasi utilitas bangunan gedung. 5. Membuat alokasi waktu dan penjadwalan.

6. Membuat perhitungan rancangan anggaran biaya.

7. Mengawasi pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan dokumen kontrak. 8. Menggunakan teknologi bahan, bangunan dan konstruksi.

9. Menggunakan Komputer

10. Menjelaskan rekayasa bangunan.

11. Menggunakan perlengkapan dan metode kerja.

12. Melaksanakan manajemen pemeliharaan & perawatan bangunan gedung. 13. Melaksanakan manajemen supervisi lapangan & pelaporan.

(5)

SSBM-05 : Alokasi Waktu dan Penjadwalan

Pelaksana Madya Perawatan Bangunan Gedung (Site Supervisor of Building Maintenance) -iv-

NO. DAN JUDUL MODUL : SSBM - 05 ALOKASI WAKTU DAN PENJADWALAN

TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM (TIU)

Setelah mempelajari modul, peserta mampu membuat alokasi waktu dan penjadwalan dan menerapkan prinsip perawatan dan pemeliharaan bangunan gedung sesuai ketentuan dokumen kontrak sebagai acuan dalam pelaksanaan pekerjaan perawatan bangunan gedung sesuai peraturan yang berlaku sehingga layak difungsikan.

TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS (TIK)

Pada akhir pelatihan peserta mampu : 1. Melakukan analisa volume pekerjaan. 2. Melakukan analisa kecepatan pekerjaan. 3. Melakukan analisa alokasi waktu pekerjaan. 4. Melakukan penjadwalan pelaksanaan pekerjaan.

(6)

SSBM-05 : Alokasi Waktu dan Penjadwalan

Pelaksana Madya Perawatan Bangunan Gedung (Site Supervisor of Building Maintenance) -v-

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i LEMBAR TUJUAN ... ii DAFTAR ISI ... iv DESKRIPSI SINGKAT PENGEMBANGAN MODUL PELATIHAN

PELAKSANA MADYA PERAWATAN BANGUNAN

GEDUNG (Site Supervision of Building

Maintenance) ... vi DAFTAR MODUL... vii PANDUAN INSTRUKTUR ... viii

BAB I ANALISA VOLUME PEKERJAAN

1.1 Pekerjaan Struktur ... I-1 1.1. 1 C a r a P e n g u k u r a n B e

(7)

SSBM-05 : Alokasi Waktu dan Penjadwalan

Pelaksana Madya Perawatan Bangunan Gedung (Site Supervisor of Building Maintenance) -vi- t o n I -1 1.1. 2 P e n g u k u r a n U n t u k P e k e r j a a

(8)

SSBM-05 : Alokasi Waktu dan Penjadwalan

Pelaksana Madya Perawatan Bangunan Gedung (Site Supervisor of Building Maintenance) -vii- n B e t o n Y a n g D i p e r b a i k i I -2 1.1. 3 C a r a

(9)

SSBM-05 : Alokasi Waktu dan Penjadwalan

Pelaksana Madya Perawatan Bangunan Gedung (Site Supervisor of Building Maintenance) -viii- P e n g u k u r a n B a j a T u l a n g a n I -2 1.1. 4 P e n g

(10)

SSBM-05 : Alokasi Waktu dan Penjadwalan

Pelaksana Madya Perawatan Bangunan Gedung (Site Supervisor of Building Maintenance) -ix- u k u r a n B a j a S t r u k t u r I -2 1.1. 5 A d u k a n S

(11)

SSBM-05 : Alokasi Waktu dan Penjadwalan

Pelaksana Madya Perawatan Bangunan Gedung (Site Supervisor of Building Maintenance) -x- e m e n I -3 1.1. 6 P e n g u k u r a n u n t u k P e m b a y a

(12)

SSBM-05 : Alokasi Waktu dan Penjadwalan

Pelaksana Madya Perawatan Bangunan Gedung (Site Supervisor of Building Maintenance) -xi- r a n P a s a n g a n B a t u I -3 1.2 Pengendalian Kondisi Bangunan... I-4

1.2. 1 P e n g u k u r a n

(13)

SSBM-05 : Alokasi Waktu dan Penjadwalan

Pelaksana Madya Perawatan Bangunan Gedung (Site Supervisor of Building Maintenance) -xii- U n t u k P e m b a y a r a n P e n g e m b a l i a n K o n d i

(14)

SSBM-05 : Alokasi Waktu dan Penjadwalan

Pelaksana Madya Perawatan Bangunan Gedung (Site Supervisor of Building Maintenance) -xiii- s i I -4 1.2. 2 P e n g u k u r a n P e k e r j a a n P e n g e

(15)

SSBM-05 : Alokasi Waktu dan Penjadwalan

Pelaksana Madya Perawatan Bangunan Gedung (Site Supervisor of Building Maintenance) -xiv- m b a l i a n K o n d i s i L a i n n y a I -4 1.3 Pengukuran Kuantitas Pekerjaan ... I-5

1.3. 1 P e n g

(16)

SSBM-05 : Alokasi Waktu dan Penjadwalan

Pelaksana Madya Perawatan Bangunan Gedung (Site Supervisor of Building Maintenance) -xv- u k u r a n D a n P e m b a y a r a n U n t u k P e k e r j a

(17)

SSBM-05 : Alokasi Waktu dan Penjadwalan

Pelaksana Madya Perawatan Bangunan Gedung (Site Supervisor of Building Maintenance) -xvi- I -5 1.3. 2 P e n g u k u r a n D a n P e m b a y a r a n U n t

(18)

SSBM-05 : Alokasi Waktu dan Penjadwalan

Pelaksana Madya Perawatan Bangunan Gedung (Site Supervisor of Building Maintenance) -xvii- u k P e r a l a t a n I -6 1.3. 3 P e n g u k u r a n U n t u k

(19)

SSBM-05 : Alokasi Waktu dan Penjadwalan

Pelaksana Madya Perawatan Bangunan Gedung (Site Supervisor of Building Maintenance) -xviii- B a h a n I -6 1.3. 4 P e m b a y a r a n U n t u k B a h a n

(20)

SSBM-05 : Alokasi Waktu dan Penjadwalan

Pelaksana Madya Perawatan Bangunan Gedung (Site Supervisor of Building Maintenance) -xix- I -6 1.4 Pengukuran Kuantitas Pekerjaan Pemeliharaan

Rutin ... I-7 1.4. 1 P e n g u k u r a n U n t u k P e m b a y a r a

(21)

SSBM-05 : Alokasi Waktu dan Penjadwalan

Pelaksana Madya Perawatan Bangunan Gedung (Site Supervisor of Building Maintenance) -xx- n I -7 1.4. 2 D a s a r P e m b a y a r a n I

(22)

SSBM-05 : Alokasi Waktu dan Penjadwalan

Pelaksana Madya Perawatan Bangunan Gedung (Site Supervisor of Building Maintenance) -xxi- -7

BAB II ANALISA KECEPATAN PEKERJAAN

2.1 Pengertian ... II-1 2.2 Menggambar Diagram Jaringan Kerja (Network

Planning) ... II-2 2.3 Lintasan Kritis ... II-4

BAB III ANALISA ALOKASI WAKTU PEKERJAAN

3.1 Pengertian ... III-1 3.2 Kegiatan Pelaksanaan ... III-1 3.3 Waktu ... III-3 3.4 Penggambaran Jadwal ... III-4

BAB IV PENJADWALAN PEKERJAAN

4.1 Pengertian ... IV-1 4.2 Membuat Diagram Batang ... IV-2 4.3 Fungsi ... IV-4

RANGKUMAN DAFTAR PUSTAKA HAND OUT

(23)

SSBM-05 : Alokasi Waktu dan Penjadwalan

Pelaksana Madya Perawatan Bangunan Gedung (Site Supervisor of Building Maintenance) -xxii-

DESKRIPSI SINGKAT PENGEMBANGAN MODUL PELATIHAN

PELAKSANA MADYA PERAWATAN BANGUNAN GEDUNG

(Site Supervision of Building Maintenance)

1. Kompetensi kerja yang disyaratkan untuk jabatan kerja Pelaksana Madya

Perawatan Bangunan Gedung (Site Supervisor of Building Maintenance)

dibakukan dalam Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) yang didalamnya telah ditetapkan unit-unit kerja sehingga dalam Pelatihan Pelaksana

Madya Perawatan Bangunan Gedung (Site Supervisor of Building Maintenance)

unit-unit tersebut menjadi Tujuan Khusus Pelatihan.

2. Standar Latihan Kerja (SLK) disusun berdasarkan analisis dari masing-masing Unit Kompetensi, Elemen Kompetensi dan Kriteria Unjuk Kerja yang menghasilkan kebutuhan pengetahuan, keterampilan dan sikap perilaku dari setiap Elemen Kompetensi yang dituangkan dalam bentuk suatu susunan kurikulum dan silabus pelatihan yang diperlukan untuk memenuhi tuntutan kompetensi tersebut.

3. Untuk mendukung tercapainya tujuan khusus pelatihan tersebut, maka berdasarkan Kurikulum dan Silabus yang ditetapkan dalam SLK, disusun seperangkat modul pelatihan (seperti tercantum dalam Daftar Modul) yang harus menjadi bahan pengajaran dalam pelatihan Pelaksana Madya Perawatan Bangunan Gedung (Site

(24)

SSBM-05 : Alokasi Waktu dan Penjadwalan

Pelaksana Madya Perawatan Bangunan Gedung (Site Supervisor of Building Maintenance) -xxiii-

DAFTAR MODUL

Jabatan Kerja : Pelaksana Madya Perawatan Bangunan Gedung

(Site Supervisor of Building Maintenance)

Nomor

Modul Kode Judul Modul

1 SSBM – 01 Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) 2 SSBM – 02 Spesifikasi Struktur Bangunan Gedung 3 SSBM – 03 Spesifikasi Arsitektur Bangunan Gedung 4 SSBM – 04 Spesifikasi Utilitas Bangunan Gedung

5

SSBM

– 05 Alokasi Waktu dan Penjadwalan

6 SSBM – 06 Perhitungan Rancangan Anggaran Biaya 7 SSBM – 07 Dokumen Kontrak

8 SSBM – 08 Teknologi Bahan, Bangunan & Konstruksi 9 SSBM – 09 Komputer

10 SSBM – 10 Rekayasa Bangunan

11 SSBM – 11 Perlengkapan dan Metode Kerja

12 SSBM – 12 Manajemen Pemeliharaan & Perawatan Bangunan Gedung

13 SSBM – 13 Manajemen Supervisi Lapangan dan Pelaporan 14 SSBM – 14 Pranata Pembangunan

(25)

SSBM-05 : Alokasi Waktu dan Penjadwalan

Pelaksana Madya Perawatan Bangunan Gedung (Site Supervisor of Building Maintenance) -xxiv-

PANDUAN INSTRUKTUR

A. UMUM

NAMA PELATIHAN : Pelatihan Pelaksana Madya Perawatan Bangunan

Gedung (Site Supervisor of Building Maintenance)

KODE MODUL : SSBM - 05

JUDUL MODUL : ALOKASI WAKTU DAN PENJADWALAN

DESKRIPSI : Materi ini membahas pengetahuan Analisa Volume

Pekerjaan, Analisa Kecepatan Pekerjaan, Analisa Alokasi Waktu Pekerjaan, Penjadwalan Pelaksanaan Pekerjaan untuk pelatihan pelaksana madya perawatan bangunan gedung.

TEMPAT KEGIATAN : Ruangan Kelas lengkap dengan fasilitasnya.

(26)

SSBM-05 : Alokasi Waktu dan Penjadwalan

Pelaksana Madya Perawatan Bangunan Gedung (Site Supervisor of Building Maintenance) -xxv-

B. RENCANA PEMBELAJARAN

KEGIATAN INSTRUKTUR KEGIATAN PESERTA PENDUKUNG

1. Ceramah : Pembukaan

▪ Menjelaskan tujuan

instruksional umum(TIU) dan Tujuan instruksional khusus (TIK).

▪ Menjelaskan maksud dan tujuan alokasi waktu dan penjadwalan.

▪ Menjelaskan pengertian alokasi waktu dan penjadwalan. Waktu : 5 menit

▪ Mengikuti penjelasan TIU dan TIK dengan tekun dan aktif

▪ Mengikuti penjelasan maksud dan tujuan alokasi waktu dan penjadwalan. ▪ Mengikuti penjelasan

pengertian alokasi waktu dan penjadwalan.

▪ Mengajukan pertanyaan apabila ada yang kurang jelas.

OHT

2. Ceramah : Bab I, Analisa volume pekerjaan

Memberikan penjelasan, uraian atau-pun bahasan mengenai : Analisa volume pekerjaan. Waktu : 25 menit

▪ Mengikuti penjelasan, uraian atau bahasan instruktur dengan tekun dan aktif.

▪ Mengajukan pertanyaan apabila ada yang kurang jelas.

OHT

3. Ceramah : Bab II, Analisa kecepatan kerja

Memberikan penjelasan, uraian atau-pun bahasan mengenai : Analisa kecepatan kerja. Waktu : 20 menit

▪ Mengikuti penjelasan, uraian atau bahasan instruktur dengan tekun dan aktif.

▪ Mengajukan pertanyaan apabila ada yang kurang jelas.

OHT

4. Ceramah : Bab III, Analisa alokasi waktu kerja

Memberikan penjelasan, uraian atau-pun bahasan mengenai : Analisa alokasi waktu kerja. Waktu : 20 menit

▪ Mengikuti penjelasan, uraian atau bahasan instruktur dengan tekun dan aktif.

▪ Mengajukan pertanyaan apabila ada yang kurang jelas.

OHT

5. Ceramah : Bab IV, Penjadwalan

Memberikan penjelasan, uraian atau-pun bahasan mengenai : Penjadwalan.

Waktu : 20 menit

▪ Mengikuti penjelasan, uraian atau bahasan instruktur dengan tekun dan aktif.

▪ Mengajukan pertanyaan apabila ada yang kurang jelas.

(27)

SSBM-05 : Alokasi Waktu dan Penjadwalan

(28)

SSBM-05 : Alokasi Waktu dan Penjadwalan Bab I: Analisa Volume Pekerjaan

Pelaksana Madya Perawatan Bangunan Gedung (Site Supervisor of Building Maintenance) I-1

BAB I

ANALISA VOLUME PEKERJAAN

1.1 PEKERJAAN STRUKTUR

1.1.1 Cara Pengukuran Beton

Beton akan diukur dengan jumlah meter kubik pekerjaan beton yang digunakan dan diterima sesuai dengan dimensi yang ditunjukkan pada Gambar atau yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan. Tidak ada pengurangan yang akan dilakukan untuk volume yang ditempati oleh pipa dengan garis tengah kurang dari 20 cm atau oleh benda lainnya yang tertanam seperti "water stop", baja tulangan, selongsong pipa (conduit).

Tidak ada pengukuran tambahan atau yang lainnya yang akan dilakukan untuk cetakan, perancah untuk balok dan lantai pemompaan, penyelesaian akhir permukaan, pekerjaan pelengkap lainnya untuk penyelesaian pekerjaan beton, dan biaya dari pekerjaan tersebut telah dianggap termasuk dalam harga penawaran untuk Pekerjaan Beton. Tidak ada pengukuran dan pembayaran tambahan yang akan dilakukan untuk pelat (plate) beton pracetak untuk acuan yang terletak di bawah lantai (slab) beton Pekerjaan semacam ini dianggap telah termasuk di dalam harga penawaran untuk beton sebagai acuan.

Kuantitas bahan untuk landasan, baja tulangan dan mata pembayaran lainnya yang berhubungan dengan struktur yang telah selesai dan diterima akan diukur untuk dibayarkan seperti disyaratkan dalam Spesifikasi.

Beton yang telah dicor dan diterima harus diukur dan dibayar sebagai beton struktur atau beton tidak bertulang. Beton Struktur haruslah beton yang disyaratkan atau disetujui oleh

(29)

SSBM-05 : Alokasi Waktu dan Penjadwalan Bab I: Analisa Volume Pekerjaan

Pelaksana Madya Perawatan Bangunan Gedung (Site Supervisor of Building Maintenance) I-2 Direksi Pekerjaan sebagai K250 atau lebih tinggi dan Beton Tak Bertulang haruslah beton yang disyaratkan atau disetujui untuk K175 atau K125. Bilamana beton dengan mutu (kekuatan) yang lebih tinggi diperkenankan untuk digunakan di lokasi untuk mutu (kekuatan) beton yang lebih rendah, maka volumenya harus diukur sebagai beton dengan mutu (kekuatan) yang lebih rendah.

1.1.2 Pengukuran Untuk Pekerjaan Beton Yang Diperbaiki

Bilamana pekerjaan telah diperbaiki kuantitas yang akan diukur untuk pembayaran haruslah sejumlah yang harus dibayar bilamana pekerjaan semula telah memenuhi ketentuan.

Tidak ada pembayaran tambahan akan dilakukan untuk tiap peningkatan kadar semen atau setiap bahan tambah (aditif), juga tidak untuk tiap pengujian atau pekerjaan tambahan atau bahan pelengkap lainnya yang diperlukan untuk mencapai mutu yang disyaratkan untuk pekerjaan beton.

1.1.3 Cara Pengukuran Baja Tulangan

Baja tulangan akan diukur dalam jumlah kilogram terpasang dan diterima oleh Direksi Pekerjaan. Jumlah kilogram yang dipasang harus dihitung dari panjang aktual yang dipasang, atau luas anyaman baja yang dihampar, dan satuan berat dalam kilogram per meter panjang untuk batang atau kilogram per meter persegi luas anyaman. Satuan berat yang disetujui oleh Direksi Pekerjaan akan didasarkan atas berat nominal yang disediakan oleh pabrik baja, atau bila Direksi Pekerjaan memerintahkan, atas dasar pengujian penimbangan yang dilakukan Kontraktor pada contoh yang dipilih oleh Direksi Pekerjaan.

Penjepit, pengikat, pemisah atau bahan lain yang digunakan untuk penempatan atau pengikatan baja tulangan pada

(30)

SSBM-05 : Alokasi Waktu dan Penjadwalan Bab I: Analisa Volume Pekerjaan

Pelaksana Madya Perawatan Bangunan Gedung (Site Supervisor of Building Maintenance) I-3 tempatnya tidak akan dimasukkan dalam berat untuk pembayaran.

Penulangan yang digunakan untuk gorong-gorong beton bertulang atau struktur lain di mana pembayaran terpisah untuk struktur yang lengkap telah disediakan dalam Seksi lain dari Spesifikasi ini, tidak boleh diukur untuk pembayaran menurut Seksi ini.

1.1.4 Pengukuran Baja Struktur

Kuantitas baja struktur yang akan diukur untuk pembayaran sebagai jumlah dalam kilogram pekerjaan yang telah selesai di tempat dan diterima. Untuk menghitung berat nominal dari baja roll atau besi tuang, maka bahan-bahan tersebut dianggap mempunyai berat volume 7.850 kilogram per meter kubik. Berat logam lainnya harus sebagaimana yang ditunjukkan dalam Gambar atau disetujui oleh Direksi Pekerjaan.

Berat bahan yang dihitung harus merupakan berat nominal dari pekerjaan baja yang telah selesai dikerjakan, terdiri dari pelat, bagian-bagian yang dirol, penghubung geser (shear connector), pengaku, penjepit, paking, pelat sambungan dan semua perlengkapan, tanpa adanya kelonggaran untuk keuntungan sampingan dan penyimpangan yang diijinkan lainnya atas berat standar atau dimensi nominal dan termasuk berat las, fillet, baut, mur, ring, kepala paku keliling dan lapisan pelindung. Tidak ada pengurangan yang dibuat untuk penakikan, lubang baut dan lubang paku keling dan sebagainya dengan luas kurang dari 0,03 m2.

Pengecatan atau lapisan pelindung lainnya tidak akan dibayar, biaya pekerjaan ini dianggap telah termasuk dalam harga penawaran untuk pekerjaan baja struktur.

(31)

SSBM-05 : Alokasi Waktu dan Penjadwalan Bab I: Analisa Volume Pekerjaan

Pelaksana Madya Perawatan Bangunan Gedung (Site Supervisor of Building Maintenance) I-4

1.1.5 Adukan Semen

Adukan semen tidak akan diukur untuk pembayaran yang terpisah . Pekerjaan ini harus dianggap sebagai pelengkap terhadap berbagai jenis pekerjaan yang diuraikan dalam Spesifikasi ini dan biaya dari pekerjaan telah termasuk dalam Harga Kontrak yang telah dimasukan dalam berbagai mata pembayaran.

1.1.6 Pengukuran untuk Pembayaran Pasangan Batu

Pasangan batu harus diukur untuk pembayaran dalam meter kubik sebagai volume pekerjaan yang diselesaikan dan diterima, dihitung sebagai volume teoritis yang ditentukan oleh garis dan penampang yang disyaratkan dan disetujui. Setiap bahan yang dipasang sampai melebihi volume teoritis yang disetujui harus tidak diukur atau dibayar.

Landasan rembes air (permeable bedding), penimbunan kembali dengan bahan porous atau kantung penyaring harus diukur dan dibayar sebagai Drainase Porous, seperti yang disebutkan dalam Spesifikasi ini. Tidak ada pengukuran atau pembayaran terpisah yang harus dilakukan untuk penyediaan atau pemasangan lubang sulingan atau pipa, juga tidak untuk acuan lainnya atau untuk galian dan penimbunan kembali yang diperlukan.

1.2 PENGENDALIAN KONDISI BANGUNAN

1.2.1 Pengukuran Untuk Pembayaran Pengembalian Kondisi

Pengukuran atas setiap Mata Pembayaran untuk pekerjaan pengembalian kondisi bangunan lama, yaitu :

• Pintu kamar mandi

• Handel dan kunci pintu

• Plafond

• Peralatan sanitary

• Bak mandi

• Kran air

(32)

SSBM-05 : Alokasi Waktu dan Penjadwalan Bab I: Analisa Volume Pekerjaan

Pelaksana Madya Perawatan Bangunan Gedung (Site Supervisor of Building Maintenance) I-5 Dimana terdapat spesifikasi bahan yang serupa dengan bahan yang terdapat dalam Spesifikasi, harus mencakup semua operasi pengembalian kondisi seperti pemasokan, pemasangan dan pembersihan.

Pengukuran Mata Pembayaran pengembalian kondisi yang terdaftar di bawah ini harus mencakup semua operasi pengembalian kondisi seperti pemasokan dan penyelesaian akhir setiap jenis pekerjaan yang diuraikan dalam Spesifikasi.

1.2.2 Pengukuran Pekerjaan Pengembalian Kondisi Lainnya

Pekerjaan pengembalian kondisi bangunan lama yang dirancang oleh Direksi Pekerjaan yang tidak tercakup pada pekerjaan dalam pasal-pasal yang berkaitan dengan tersebut di bawah :

1. Pengukuran pekerjaan pengembalian kondisi untuk lantai khusus; 2. Pengukuran pekerjaan pengembalian kondisi untuk arsitektur;

Harus diukur untuk pembayaran menurut berbagai Mata Pembayaran sesuai dengan bahan yang digunakan dalam pekerjaan, atau jika diperlukan Pekerjaan Harian sesuai dengan Spesifikasi.

Pekerjaan pengembalian kondisi yang termasuk dalam kategori ini tetapi harus tidak terbatas pada setiap atau semua operasi berikut ini :

1. Pemasokan dan pengoperasian kran

2. Pemasokan, pemasangan, pemeliharaan dan pembongkaran susunan perancah khusus.

3. Pemasokan dan operasi pekerjaan sementara khusus seperti dongkrak hidrolik. 4. Pembuatan, pemasokan, pemasangan dan penyelesaian elemen-elemen baja

struktur.

5. Perbaikan setempat di lapangan pada elemen-elemen baja struktur atau penge-lasan yang rusak atau retak.

6. Pembongkaran dan penggantian pengencang struktur yang berkarat pada struktur tangga darurat.

7. Penggantian dan pelumasan perletakan rol logam yang tidak berfungsi dalam lift dan eskalator.

(33)

SSBM-05 : Alokasi Waktu dan Penjadwalan Bab I: Analisa Volume Pekerjaan

Pelaksana Madya Perawatan Bangunan Gedung (Site Supervisor of Building Maintenance) I-6 8. Pembuatan, pemasokan, pemasangan dan penyelesaian dari penggantian

plumbing.

9. Semua pekerjaan pengembalian kondisi yang diperlukan untuk sanitasi dan kamar mandi.

1.3 PENGUKURAN KUANTITAS PEKERJAAN

1.3.1 Pengukuran Dan Pembayaran Untuk Pekerja

Pengukuran pekerja untuk pembayaran menurut Pekerjaan Harian harus dilakukan menurut jam kerja aktual dari penggunaan pekerja yang disahkan pada Harga Satuan untuk berbagai jenis pekerja yang dimasukkan oleh Kontraktor dalam Daftar dan Kuantitas dan Harga, dimana harga dan pembayaran itu haruslah merupakan kompensasi penuh untuk biaya-biaya berikut ini :

1. Upah pekerja, pajak, bonus, asuransi, tunjangan hari libur, akomodasi dan fasilitas kesejahteraan, pengobatan, seluruh tunjangan serta biaya lainnya yang diuraikan dalam "Peraturan Tenaga Kerja Indonesia", Petunjuk Untuk Penanaman Modal Asing, yang diterbitkan oleh Biro Hukum, Departemen Tenaga Kerja;

2. Penggunaan dan pemeliharaan perkakas tangan;

3. Biaya transportasi ke dan dari lokasi pekerjaan yang dilaksanakan;

4. Seluruh biaya administrasi dan keuangan yang bersangkutan, pengawasan di luar mandor, dan biaya pelengkap lainnya serta biaya umum (over head) yang diperlukan untuk memobilisasi pekerja ke lokasi pekerjaan;

5. Laba.

1.3.2 Pengukuran dan Pembayaran Untuk Peralatan

Pengukuran peralatan untuk pembayaran menurut Pekerjaan Harian, baik peralatan yang disewa atau milik Kontraktor harus dilakukan sesuai jam kerja aktual dari penggunaan peralatan yang disahkan pada Harga Satuan menurut jenis peralatan yang dimasukkan dalam Daftar Kuantitas dan Harga, dimana harga dan pembayaran tersebut haruslah merupakan sudah termasuk kompensasi penuh untuk biaya-biaya berikut ini :

1. Supir, operator dan pembantunya;

2. Bahan bakar dan perbekalan yang habis dipakai lainnya; 3. Turun mesin (overhaul), perbaikan dan penggantian;

(34)

SSBM-05 : Alokasi Waktu dan Penjadwalan Bab I: Analisa Volume Pekerjaan

Pelaksana Madya Perawatan Bangunan Gedung (Site Supervisor of Building Maintenance) I-7 4. Waktu lowong dan waktu perjalanan di lapangan;

5. Pengeluaran yang telah ditetapkan, biaya untuk keperluan lapangan dan kantor pusat dan semua biaya umum;

6. Biaya pemindahan peralatan ke dan dari lapangan; 7. Laba.

1.3.3 Pengukuran Untuk Bahan

Kuantitas Pekerjaan Harian yang diukur untuk pembayaran haruslah kuantitas bahan yang aktual digunakan dalam Pekerjaan Harian sebagaimana yang dibuktikan dengan kwitansi pemasok dan catatan pekerjaan harian yang telah disetujui.

1.3.4 Pembayaran Untuk Bahan

Untuk bahan “khusus” (tidak terdapat dalam Harga Satuan Dasar yang tercantum dalam Penawaran) yang telah digunakan dalam Pekerjaan Harian, pembayaran harus berdasarkan harga netto yang dibayarkan oleh Kontraktor untuk bahan-bahan yang didatangkan ke lapangan, sebagaimana tertulis dalam faktur tagihan dari pemasok, di mana harga tersebut harus ditambah sebesar 15 persen dari jumlah harga bahan yang bersangkutan. Pembayaran yang demikian harus dianggap sebagai kompensasi penuh untuk penyediaan bahan, termasuk biaya-biaya :

1. Pengadaan dan pengiriman ke lapangan;

2. Penerima di lapangan, pembongkaran, pemeriksaan, penyimpanan, peng-ujian, perlindungan dan penanganan secara umum;

3. Pembuangan bahan sisa;

4. Biaya administrasi dan akuntan dan semua biaya umum lainnya yang bersangkutan;

5. Laba.

Pembayaran semua bahan yang telah digunakan dalam Pekerjaan Harian, harus diambilkan dari seluruh anggaran yang telah ditetapkan untuk Pekerjaan Harian menurut Daftar Kuantitas dan Harga atau, menurut pendapat Direksi Pekerjaan, harus dari Mata Pembayaran lain di mana

(35)

SSBM-05 : Alokasi Waktu dan Penjadwalan Bab I: Analisa Volume Pekerjaan

Pelaksana Madya Perawatan Bangunan Gedung (Site Supervisor of Building Maintenance) I-8 terdapat kelebihan anggaran. Dalam setiap hal, suatu Variasi (pekerjaan tambah/kurang) yang telah ditandatangani akan diperlukan sebelum pembayaran bahan yang digunakan dalam Pekerjaan Harian yang disetujui.

1.4 PENGUKURAN KUANTITAS PEKERJAAN PEMELIHARAAN RUTIN

1.4.1 Pengukuran untuk Pembayaran

Semua pekerjaan yang dirancang oleh Direksi Pekerjaan sebagai pekerjaan pemeliharaan rutin menurut batas-batas yang diberikan dalam Spesifikasi, harus disahkan untuk pembayaran setiap bulan berdasarkan pengesahan tertulis dari Direksi Pekerjaan dimana standar pelayanan bangunan minimal telah dipelihara dengan baik menurut ketentuan dalam Spesifikasi.

Untuk tempat-tempat dimana Pemilik Gedung telah menentukan bahwa cakupan pekerjaan lebih besar dari batas-batas untuk pekerjaan pemeliharaan rutin yang diuraikan dalam Spesifikasi, pekerjaan yang telah dilaksanakan akan diklasifikasi sebagai pekerjaan pengembalian kondisi dan tidak akan dibayar menurut Seksi ini. Pengukuran dan pembayaran harus dilakukan berdasarkan kuantitas bahan yang aktual digunakan dalam pekerjaan, sebagaimana ditentukan dalam Spesifikasi.

1.4.2 Dasar Pembayaran

Pekerjaan pemeliharaan rutin yang diuraikan di atas harus dibayar dari harga lump sum dalam Kontrak untuk Mata Pembayaran yang terdaftar di bawah dan dalam Daftar Kuantitas Harga tersebut harus mencakup semua kompensasi Kontraktor untuk penyediaan semua bahan, pekerja, peralatan, perkakas dan keperluan lainnya yang perlu atau lazim untuk pekerjaan pemeliharaan sampai diterima oleh Pemilik Gedung. Dengan syarat diterbitkannya pengesahan tertulis setiap bulan dari Pemilik atas kinerja Kontraktor yang memenuhi ketentuan dalam pelaksanaan semua operasi pemeliharaan rutin yang

(36)

SSBM-05 : Alokasi Waktu dan Penjadwalan Bab I: Analisa Volume Pekerjaan

Pelaksana Madya Perawatan Bangunan Gedung (Site Supervisor of Building Maintenance) I-9 diperlukan, maka Mata Pembayaran lump sum harus dibayarkan kepada Kontraktor.

1.1 PEKERJAAN STRUKTUR ... 1 1.1.1 Cara Pengukuran Beton ... 1 1.1.2 Pengukuran Untuk Pekerjaan Beton Yang Diperbaiki ... 2 1.1.3 Cara Pengukuran Baja Tulangan ... 2 1.1.4 Pengukuran Baja Struktur ... 3 1.1.5 Adukan Semen ... 4 1.1.6 Pengukuran untuk Pembayaran Pasangan Batu... 4 1.2 PENGENDALIAN KONDISI BANGUNAN ... 4 1.2.1 Pengukuran Untuk Pembayaran Pengembalian Kondisi ... 4 1.2.2 Pengukuran Pekerjaan Pengembalian Kondisi Lainnya ... 5 1.3 PENGUKURAN KUANTITAS PEKERJAAN ... 6 1.3.1 Pengukuran Dan Pembayaran Untuk Pekerja ... 6 1.3.2 Pengukuran dan Pembayaran Untuk Peralata n ... 6 1.3.3 Pengukuran Untuk Bahan ... 7 1.3.4 Pembayaran Untuk Bahan ... 7 1.4 PENGUKURAN KUANTITAS PEKERJAAN PEMELIHARAAN RUTIN ... 8 1.4.1 Pengukuran untuk Pembayaran ... 8 1.4.2 Dasar Pembayaran ... 8

(37)

SSBM-05 : Alokasi Waktu dan Penjadwalan Bab II: Analisa Kecepatan Pekerjaan

Pelaksana Madya Perawatan Bangunan Gedung (Site Supervisor of Building Maintenance) II-1

BAB II

ANALISA KECEPATAN PEKERJAAN

2.1 PENGERTIAN

Network Planning dalam pelaksanaan pekerjaan konstruksi adalah jaringan kerja atau jaringan kegiatan atau gambar pekerjaan, seluruh kegiatan/pekerjaan konstruksi.

Mengapa perlu Network Planning ?

Untuk pekerjaan yang mempunyai daftar kegiatan yang banyak, dan hubungan atau kaitan dari kegiatan-kegiatan itu sangat komplek, maka penjadwalan dengan barchart malah sulit. Oleh karena itu dikembangkan oleh ahli-ahli bidang system penjadwalan kerja, dalam bentuk jaringan kerja atau network planning.

Contoh suatu network planning yang sederhana :

A = Galian Pondasi B = Pasang Pondasi C = Membuat Kozen

D = Pasang Dinding dan Stel Kozen E = Pembuatan Rangka Atap

F = Pekerjaan Atap

Untuk dapat membaca atau membuat network planning, maka perlu dikenali symbol-symbol serta cara-cara menggambar suatu network.

(38)

SSBM-05 : Alokasi Waktu dan Penjadwalan Bab II: Analisa Kecepatan Pekerjaan

Pelaksana Madya Perawatan Bangunan Gedung (Site Supervisor of Building Maintenance) II-2

2.2 MENGGAMBAR DIAGRAM JARINGAN KERJA (NETWORK

PLANNING)

a. Symbol

: Aktivitas, job, kegiatan

: Event, milstone, peristiwa

: Dummy, penghubung peristiwa

: Node Arrow node

Event job event

(beginning) (end) Catatan : P a n j a n g a r r o w t i

(39)

SSBM-05 : Alokasi Waktu dan Penjadwalan Bab II: Analisa Kecepatan Pekerjaan

Pelaksana Madya Perawatan Bangunan Gedung (Site Supervisor of Building Maintenance) II-3

d a k m e n y a t a k a n l a m a n y a w a k t u p e l a k

(40)

SSBM-05 : Alokasi Waktu dan Penjadwalan Bab II: Analisa Kecepatan Pekerjaan

Pelaksana Madya Perawatan Bangunan Gedung (Site Supervisor of Building Maintenance) II-4

s a n a a n , t e t a p i m e m p u n y a i d i m e n s i w

(41)

SSBM-05 : Alokasi Waktu dan Penjadwalan Bab II: Analisa Kecepatan Pekerjaan

Pelaksana Madya Perawatan Bangunan Gedung (Site Supervisor of Building Maintenance) II-5

a k t u .

Beberapa aturan untuk menggambar Network Planning

➢ Setiap kegiatan dinyatakan dengan anak panah daripada kepala/ekornya ditandai dengan angka. Pada diagram aktivitas berikut ini, kegiatan G belum bisa dimulai sampai kejadian 9 telah dicapai dan ini selesai pada kejadian 10.

Pekerjaan-pekerjaan yang langsung mengikuti, maka masing-masing dihubungkan dengan simpul yang sama.

Diagram berikut, kegiatan A berakhir disimpul 2 dan kegiatan B dimulai pada simpul 2.

Pekerjaan-pekerjaan yang ekornya berpangkal pada waktu yang sama boleh dikerjakan pada waktu yang sama. Ini berarti bahwa dalam diagram berikut (dibawah) kegiatan R dan S tidak dapat dimulai, tapi pekerjaan R tidak perlu menunggu pekerjaan S dan sebaliknya.

9 10

1 2 3

1

2

(42)

SSBM-05 : Alokasi Waktu dan Penjadwalan Bab II: Analisa Kecepatan Pekerjaan

Pelaksana Madya Perawatan Bangunan Gedung (Site Supervisor of Building Maintenance) II-6

b. Dummy (kegiatan semu)

Suatu pekerjaan disebut semu jika kegiatan tersebut mempunyai waktu sama dengan nol (duration = 0) dan digambarkan dengan anak panah putus-putus. Sangat mudah membayangkan symbol kegiatan semu. Berikut ini symbol kegiatan semu yang digunakan untuk menunjukkan hubungan waktu antara kejadian-kejadian.

Dibawah ini contoh network pembuatan pondasi plat beton :

3

1 A 2 D 7

4 B

3 C

5 E 6 F

A = Pekerjaan persiapan D = Gali Tanah

B = Membuat Cetakan E = Pemasangan cetakan dan besi C = Membuat pembesian F = Cor

Kegiatan semu mulai dari kejadian 4 menuju 5. Semua kegiatan semu adalah untuk mengingatkan kita bahwa acuan akhir (5-6) tidak dapat dilaksanakan sebelum galian selesai (2-5).

Lama kegiatan (Duration)

Lama kegiatan dari suatu kegiatan biasanya dinyatakan dengan angka dibawah symbol kegiatan.

Contoh:

T 3

(43)

SSBM-05 : Alokasi Waktu dan Penjadwalan Bab II: Analisa Kecepatan Pekerjaan

Pelaksana Madya Perawatan Bangunan Gedung (Site Supervisor of Building Maintenance) II-7

a n d a / a n g k a d i b a w a h a n a k p a n a h m e n u

(44)

SSBM-05 : Alokasi Waktu dan Penjadwalan Bab II: Analisa Kecepatan Pekerjaan

Pelaksana Madya Perawatan Bangunan Gedung (Site Supervisor of Building Maintenance) II-8

n j u k k a n p e r k i r a a n w a k t u d a r i l a m a n

(45)

SSBM-05 : Alokasi Waktu dan Penjadwalan Bab II: Analisa Kecepatan Pekerjaan

Pelaksana Madya Perawatan Bangunan Gedung (Site Supervisor of Building Maintenance) II-9

y a s u a t u k e g i a t a n B 3 2 7 4 6 F 3 5 E 1 C 1 A 2 D 3 1

A = 3 hari, B = 3 hari, C = 2 hari, D = 1 hari, E = 1 hari, F = 1 hari.

2.3 LINTASAN KRITIS

Sekarang kita mendapatkan semua informasi yang diperlukan untuk mempersiapkan Network suatu proyek. Kita mengetahui lamanya setiap kegiatan dan bagaimana mengklopkannya, ini maksudnya bahwa sekarang

(46)

SSBM-05 : Alokasi Waktu dan Penjadwalan Bab II: Analisa Kecepatan Pekerjaan

Pelaksana Madya Perawatan Bangunan Gedung (Site Supervisor of Building Maintenance) II-10

mungkin memperoleh waktu minimum, untuk menyelesaikan proyek dan kegiatan-kegiatan harus diselesaikan tepat pada waktunya bila periode waktu kontrak minimum tidak dapat dicapai.

Lintasan pada Network yang menunjukkan semua kegiatan kritis disebut lintasan Kritis.

Mencari Lintasan Kritis

Perhatikan Diagram Network diatas dan hitung waktu yang diambil untuk mendapatkan dari kejadian 1 sampai kejadian 7, sampai anda telah mengerjakannya tandai lintasan melalui diagram yang memberikan sejumlah waktu. Jangan melangkah ke hal yang lain sebelum anda membuat ini.

Total waktu dari kejadian 1 sampai kejadian 7 adalah 8 (delapan) hari lintasan yang menunjukkan jumlah kegiatan terlama adalah lintasan yang melalui kejadian-kejadian 1 – 2 – 3 – 5 – 6 – 7, termasuk kegiatan semu, tapi hal ini tidak mempengaruhi perhitungan analisa Network.

B 3 2 7 4 6 F 3 5 E 1 C 1 A 2 D 3 1

Jadi lintasan kritis adalah lintasan 1 – 2 – 3 – 5 – 6 – 7 ialah merupakan lintasan kritis. Lintasan kritis ialah lintasan melalui diagram yang menghasilkan sejumlah lamanya kegiatan yang memberikan total waktu terpanjang/lama.

Berapa lintasan dapat ditunjukkan seperti dibawah ini :

Lintasan Kejadian Total Waktu Keterangan

(47)

SSBM-05 : Alokasi Waktu dan Penjadwalan Bab II: Analisa Kecepatan Pekerjaan

Pelaksana Madya Perawatan Bangunan Gedung (Site Supervisor of Building Maintenance) II-11

1 – 2 – 5 – 6 – 7 6 hari

1 – 2 – 4 – 5 – 6 – 7 7 hari

Harus diingat, Lintasan kritis memberikan waktu terpanjang yang menunjukkan jumlah waktu, karena ini mencakup semua kegiatan kritis.

Anggap sekarang bahwa penyelesaian pekerjaan galian dijadwalkan 4 hari menggantikan yang satu hari.

6 B 6 3 3 3 7 4 6 F 3 5 E 1 C 1 A 2 D 3 1

Buat sebagaimana halaman sebelumnya dan isi tabel berikut :

Lintasan Kejadian Total Waktu Keterangan

Tanda lintasan kritis pada diagram Network di atas : 1. Mempunyai waktu panjang

2. Total waktu sepanjang lintasan kritis adalah waktu minimum dari seluruh kegiatan proyek, apabila sesuatu berjalan sesuai dengan rencana.

(48)

SSBM-05 : Alokasi Waktu dan Penjadwalan Bab II: Analisa Kecepatan Pekerjaan

Pelaksana Madya Perawatan Bangunan Gedung (Site Supervisor of Building Maintenance) II-12

a. Waktu paling awal (Earliest Even Time = EET)

➢ Setiap kejadian didalam Network mempunyai waktu/tanggal paling awal yang memungkinkan pekerjaan dapat dimulai.

Waktu paling awal dimana suatu kejadian dapat mengambil tempat ditandai diruangan kiri dari kejadian.

Nomor kejadian

Waktu paling awal

Cara menghitung waktu paling awal

Waktu paling awal dihitung dimulai dengan kejadian 1 dan berjalan melalui Network, dari kiri kekanan. Untuk setiap kegiatan, waktu paling awal dihitung dengan menambahkan waktu paling awal sebelumnya dengan lamanya kegiatan sebelum kejadian tersebut.

Akan tetapi apabila lebih dari satu kegiatan bertemu pada suatu kejadian (termasuk kegiatan semu), misal kejadian 5 harus diingat bahwa waktu paling awal yang memungkinkan adalah jika seluruh pekerjaan sebelumnya selesai.

Kejadian No.4

Kejadian No. 1 Waktu =

Waktu paling 6 3 (A) + (B) = 6

Awal = 0 B

3

0 3

Kejadian No. 2 5 Kejadian No.3

Waktu paling Waktu =

Awal = 3 3 (A) + 2 (C) = 5 1 A 2 D 3 3 5 E C 7 4 6 F

Sebelum melangkah berikutnya, agar diisi waktu paling awal untuk kejadian-kejadian selanjutnya.

(49)

SSBM-05 : Alokasi Waktu dan Penjadwalan Bab II: Analisa Kecepatan Pekerjaan

Pelaksana Madya Perawatan Bangunan Gedung (Site Supervisor of Building Maintenance) II-13

Untuk kejadian No.5 anda harus hati-hati.

Kejadian No.5 anda harus memperhatikan 3 lintasan yang mempunyai waktu berlainan.

Lintasan : 1 – 2 – 3 – 5 = 3 (A) + 3 (B) = 6 1 – 2 – 5 = 3 (A) + 1 (D) = 4 1 – 2 – 4 – 5 = 3 (A) + 2 (C) = 5 Untuk kejadian 5 dipilih waktu yang paling banyak = 6

Dengan demikian anda telah dapat mengisi waktu untuk seluruh kejadian. 6 B 3 0 3 6 7 8 5 1 A 2 D 1 3 5 E 1 C 7 4 6 F

Sekarang anda tahu bahwa waktu paling awal pada suatu kejadian dapat ditentukan. Hal ini akan membuat perjadwalan penyerahan bahan dan peralatan yang diperlukan demikian juga tenaga kerja.

Network untuk pekerjaan sederhana ini, mungkin dirasakan kurang bermanfaat. Dengan diagram batang mungkin akan lebih mudah dimengerti. Tetapi untuk pekerjaan yang mempunyai banyak kejadian-kejadian Network sangat berguna untuk mengetahui waktu paling lambat suatu kegiatan harus dimulai.

Selanjutnya timbul pertanyaan adalah hubungan antara waktu paling awal (EET) dari kejadian akhir dengan lintasan kritis.

(50)

SSBM-05 : Alokasi Waktu dan Penjadwalan Bab II: Analisa Kecepatan Pekerjaan

Pelaksana Madya Perawatan Bangunan Gedung (Site Supervisor of Building Maintenance) II-14

Untuk menjawab pertanyaan ini, mari kita bahas bersama. Waktu paling awal dari kejadian yang paling akhir adalah waktu paling awal dimana proyek dapat diselesaikan ini adalah lamanya waktu proyek. Lamanya waktu dari suatu proyek dihitung dengan menambahkan lamanya waktu kegiatan sepanjang lintasan kritis.

Selanjutnya jumlah waktu sepanjang lintasan kritis akan menghasilkan waktu paling awal untuk penyelesaikan kegiatan.

b. Waktu paling lambat (Latest Even Time = LET)

Hal ini juga sangat bermanfaat untuk mencari waktu paling lambat suatu network dimulai dari diagram, tanpa penundaan perkembangan seluruh proyek. Waktu paling lambat dicari kejadian paling akhir dan diakhiri pada kejadian awal. Dengan kata lain, mencari waktu paling lambat dilakukan mundur. Waktu paling lambat ditempatkan pada ruang sebelah dari lingkaran kejadian.

Earliest Even Time (EET)

Nomor Kejadian Latest Even Time (LET)

(51)

SSBM-05 : Alokasi Waktu dan Penjadwalan Bab II: Analisa Kecepatan Pekerjaan

Pelaksana Madya Perawatan Bangunan Gedung (Site Supervisor of Building Maintenance) II-15

LET didapat dengan cara Mengurangi LET kejadian

6 7 dengan waktu F = 8 - 1 = 7

B 3

0 3 6 7 8

5

Pada kejadian terakhir EET dan LET sama. Jadi pada

ET Kejadian 5 = LET 6-1 (E) = 7-1 = 6 kejadian 7 ditulis 8.

LET kejadian 3 dan 4 karena dummy, maka LET kejadian 3 menandakan LET 5 yaitu 6 LET kejadian 4 menandakan LET 5 yaitu 6

7 4 6 F 3 5 E 1 C 1 A 2 D 1

Anda harus hati-hati menentukan LET 2 LET 2 = LET 4-3 (B) = 6-3 = 3

LET 5-1 (D) – 6-1 = 5 atau LET 3-2 (C) = 6-2 = 4

Pilih yang paling terkecil yaitu 3

Jadi kejadian 2 LET-nya 3, dengan demikian gambar keseluruhan adalah :

6 6 B 3 0 3 6 7 8 0 3 6 7 8 2 5 6 1 A 2 D 1 3 5 E 1 C 7 4 6 F

(52)

SSBM-05 : Alokasi Waktu dan Penjadwalan Bab II: Analisa Kecepatan Pekerjaan

Pelaksana Madya Perawatan Bangunan Gedung (Site Supervisor of Building Maintenance) II-16

Perhatikan kejadian 1,2,3,4,5,6 dan 7 EET dan LET sama. Pertanda apakah itu?

Bila EET dan LET sama menandakan kegiatan itu kritis.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan denganlintasan kritis, yaitu :

1) Lintasan kritis merupakan suatu lintasan penuh sejak event nomor 1 sampai end event.

2) Lintasan kritis melalui kegiatan-kegiatan yang disebut kegiatan kritis. 3) Lintasan kritis merupakan lintasan yang terpanjang waktunya.

Panjangnya lintasan kritis sama dengan lamanya waktu penyelesaian proyek.

4) Penyimpangan yang terjadi pada lintasan kritis (kegiatan kritis) akan mempengaruhi akhir penyelesaian proyek.

5) Penyimpangan yang terjadi pada kegiatan non kritis tidak akan mempengaruhi akhir penyelesaian proyek, sejauh penyimpangannya tidak melampaui latest event time-nya.

6) Mempercepat proyek dapat dilakukan dengan mempercepat masing-masing kegiatan kritis atau dengan kata lain memperpendek lintasan kritis.

(53)

SSBM-05 : Alokasi Waktu dan Penjadwalan Bab II: Analisa Kecepatan Pekerjaan

Pelaksana Madya Perawatan Bangunan Gedung (Site Supervisor of Building Maintenance) II-17

Contoh mencari lintasan kritis dari Network berikut:

E A 4 3 4 8 2 K N 15 M 1 F 3 H 6 6 7 5 7 6 I 5 2 9 11 8 B L D 5 C 10 5 P 13 4 12 J

Ada 5 kemungkinan lintasan. Kelima lintasan tersebut adalah :

Dari start sampai finish ditempuh lintasan-lintasan : 1) Melalui aktivitas-aktivitas A – B – C – D – E – P = 4 + 8 + 7 + 5 + 4 + 5 = 28 Waktu = 28 hari 2) Melalui aktivitas-aktivitas F – G – C – D – E – P = 6 + 6 + 5 + 8 + 5 = 37 Waktu = 37 hari 3) Melalui aktivitas-aktivitas F – H – I – J – P = 6 + 6 + 5 + 8 + 5 = 30 Waktu = 30 hari 4) Melalui aktivitas-aktivitas F – H – N – P = 6 + 6 + 15 + 5 = 32

(54)

SSBM-05 : Alokasi Waktu dan Penjadwalan Bab II: Analisa Kecepatan Pekerjaan

Pelaksana Madya Perawatan Bangunan Gedung (Site Supervisor of Building Maintenance) II-18

Waktu = 32 hari

5) Melalui aktivitas-aktivitas K – L – M – N – P

2 + 4 + 4 + 15 + 5 = 32 waktu = 42 hari

Dari kelima lintasan F – G – C – D – E – P (jumlah waktu = 37 hari) adalah yang terlama. Artinya waktu pelaksanaan proyek = 37 hari. Dengan demikian dari Network itu lintasan kritisnya (oritical path) adalah lintasan kritis yang melalui aktivitas-aktivitas F – G – C – D – E – P.

Cara lain mencari lintasan kritis dengan EET dan LET

Catatan : U n t u k m e n c a r i E E

(55)

SSBM-05 : Alokasi Waktu dan Penjadwalan Bab II: Analisa Kecepatan Pekerjaan

Pelaksana Madya Perawatan Bangunan Gedung (Site Supervisor of Building Maintenance) II-19

T , k i t a m u l a i d a r i e v e n t N o . 1 b e r g

(56)

SSBM-05 : Alokasi Waktu dan Penjadwalan Bab II: Analisa Kecepatan Pekerjaan

Pelaksana Madya Perawatan Bangunan Gedung (Site Supervisor of Building Maintenance) II-20

e r a k k e a r a h e n d e v e n t d e n g a n j a l a n

(57)

SSBM-05 : Alokasi Waktu dan Penjadwalan Bab II: Analisa Kecepatan Pekerjaan

Pelaksana Madya Perawatan Bangunan Gedung (Site Supervisor of Building Maintenance) II-21

m e n j u m l a h k a n d a n d i a m b i l h a r g a / w a

(58)

SSBM-05 : Alokasi Waktu dan Penjadwalan Bab II: Analisa Kecepatan Pekerjaan

Pelaksana Madya Perawatan Bangunan Gedung (Site Supervisor of Building Maintenance) II-22

k t u y a n g p a l i n g b e s a r p a d a s e t i a p

(59)

SSBM-05 : Alokasi Waktu dan Penjadwalan Bab II: Analisa Kecepatan Pekerjaan

Pelaksana Madya Perawatan Bangunan Gedung (Site Supervisor of Building Maintenance) II-23

e v e n t . 4 A 0 6 2 K N 15 2 5 13 4 12 8 2 9 11 8 B L 5 C 10 7 6 I 5 1 F 3 H 6 6 3 4 4 M 7

Catatan : Untuk mencari LET, kita mulai dari end event bergerak kearah event No. 1 dengan pengurangan dan diambil harga/waktu yang paling kecil pada setiap event. 5 9 11 A 4 0 3 6 12 13 2 K N 15 3 4 4 M 7 1 F H 6 6 7 I 5 2 8 B L D C 5 P 4 10 8

(60)

SSBM-05 : Alokasi Waktu dan Penjadwalan Bab II: Analisa Kecepatan Pekerjaan

Pelaksana Madya Perawatan Bangunan Gedung (Site Supervisor of Building Maintenance) II-24

Catatan : C r i t i c a l p a t h m e l a l u i e v e n t -e v e n

(61)

SSBM-05 : Alokasi Waktu dan Penjadwalan Bab II: Analisa Kecepatan Pekerjaan

Pelaksana Madya Perawatan Bangunan Gedung (Site Supervisor of Building Maintenance) II-25

t y a n g : E E T = L E T , y a i t u e v e n t N o

(62)

SSBM-05 : Alokasi Waktu dan Penjadwalan Bab II: Analisa Kecepatan Pekerjaan

Pelaksana Madya Perawatan Bangunan Gedung (Site Supervisor of Building Maintenance) II-26

. 1 – 3 – 5 – 8 – 1 1 – 1 2 – 1 3

(63)

SSBM-05 : Alokasi Waktu dan Penjadwalan Bab II: Analisa Kecepatan Pekerjaan

Pelaksana Madya Perawatan Bangunan Gedung (Site Supervisor of Building Maintenance) II-27

5 9 11 A 4 12 0 2 K N 15 8 3 M 7 1 F 3 H 6 6 5 7 6 I 5 2 B L D C 10 5 P 13 4 8 Pertanyaan :

Perhatian dalam waktu paling awal dan waktu paling lambat, apa perbedaan antara kejadian-kejadian sepanjang lintasan kritis dan kegiatan-kegiatan dalam lintasan yang lain.

Jawab :

Sepanjang lintasan kritis, waktu paling awal dan waktu paling lambat untuk setiap kejadian nilainya sama.

Jika kedua waktu tersebut harganya sama untuk suatu kejadian, ini berarti bahwa kejadian tidak dapat dilaksanakan lebih awal atau lebih lambat dari waktu yang ditentukan tersebut.

Maksudnya ialah bahwa kejadian-kejadian sepanjang lintasan kritis harus dilaksanakan sesuai dengan jadwal, jika tidak demikian seluruh proyek akan terlambat. Hal ini mengapa kita sebut lintasan kritis.

Latihan :

Sekarang anggap bahwa pekerjaan begisting besi mulai dilaksanakan dengan mengambil waktu 4 hari bukan 3 hari, tulislah waktu paling awal dan waktu paling lambatnya. Kalau anda buat Networknya akan dihasilkan Network sebagai berikut :

(64)

SSBM-05 : Alokasi Waktu dan Penjadwalan Bab II: Analisa Kecepatan Pekerjaan

Pelaksana Madya Perawatan Bangunan Gedung (Site Supervisor of Building Maintenance) II-28

7 6 3 4 E F 0 7 7 9 0 7 9 9 7 5 3 5 1 A 2 D 3 1 7 C 4 6 B

Dari Network tersebut terlihat proyek terlambat 1 hari yaitu mestinya selesai 8 hari menjadi 9 hari. Mengapa?

Karena kegiatan B terlambat 1 hari, padahal B di lintasan kritis.

Sekarang bandingkan bila yang terlambat pekerjaan pembuatan pembesian (C) bukan 2 hari tetapi 3 hari, maka akan dihasilkan Network planning sebagai berikut:

7 6 3 4 E F 0 7 7 9 0 7 9 9 7 5 3 5 1 A 2 D 3 1 7 C 4 6 B

Meskipun C terlambat 1 hari, tidak akan mempengaruhi penyelesaian proyek, karena C tidak dilintasan kritis.

Dari Network di atas terlihat ada 2 lintasan kritis yaitu yang melalui 1 – 2 – 3 – 5 – 6 – 7 dan yang melalui 1 – 2 – 4 – 5 – 6 – 7.

Dari Network di atas terlihat bahwa pekerjaan galian tanah tidak perlu dilakukan dalam 1 hari tetapi dalam 3 hari.

(65)

SSBM-05 : Alokasi Waktu dan Penjadwalan Bab II: Analisa Kecepatan Pekerjaan

Pelaksana Madya Perawatan Bangunan Gedung (Site Supervisor of Building Maintenance) II-29

Kegiatan pada lintasan kritis tidak boleh terlambat. Bila ada kegiatan di lintasan kritis terlambat, proyek akan terlambat.

(66)

SSBM-05 : Alokasi Waktu dan Penjadwalan Bab III: Analisa Alokasi Waktu Pekerjaan

Pelaksana Madya Perawatan Bangunan Gedung (Site Supervisor of Building Maintenance) III-1

BAB III

ANALISA ALOKASI WAKTU PEKERJAAN

3.1 PENGERTIAN

Dalam melaksanakan pekerjaan konstruksi, kegiatan yang dilakukan mengikuti urutan pekerjaan yang sesuai dengan metode pelaksanaan konstruksi yang ditetapkan. Oleh karena itu sebelum melangkah membuat perencanaan-perencanaan pelaksanaan izin, maka terlebih dahulu perlu menyusun kegiatan pelaksanaannya.

3.2 KEGIATAN PELAKSANAAN

Kegiatan pelaksanaan pekerjaan konstruksi adalah kegiatan-kegiatan yang dilakukan secara sistematis untuk mewujudkan bangunan sesuai dengan rencana. Langkah yang harus dilakukan dalam menyusun kegiatan pelaksanaan adalah menginventasikan dan menyusun seluruh kegiatan dalam rangka mewujudkan suatu bangunan dalam susunan yang urut. Susunan kegiatan tersebut harus sesuai dengan urutan pelaksanaan pekerjaan konstruksi dari bangunan yang akan dibuat itu.

Contoh :

Daftar Kegiatan Pelaksanaaan Pekerjaan Membuat Gedung yang Tidak Urut dan yang Urut

Tidak Urut Urut

1. Membersihkan dan meratakan tanah 1. Membersihkan dan meratakan tanah 2. Menggali tanah untuk pondasi 2. Menggali tanah untuk pondasi

(umpak)

3. Membuat dinding 3. Membuat pondasi

4. Membuat pondasi 4. Membuat kerangka dinding dan atap 5. membuat kerangka atap dan penutup

atap

5. Memasang penutup atap

(67)

SSBM-05 : Alokasi Waktu dan Penjadwalan Bab III: Analisa Alokasi Waktu Pekerjaan

Pelaksana Madya Perawatan Bangunan Gedung (Site Supervisor of Building Maintenance) III-2

Untuk menyusun urutan pekerjaan atau kegiatan pelaksanaan pekerjaan konstruksi perlu mempelajari gambar bangunan yang akan dibuat, serta metode kerja yang akan digunakan.

Bahwa metode yang berbeda akan menghasilkan susunan kegiatan yang berbeda dapat dicontohkan, membuat 20 rumah secara individual dengan membuat 20 rumah itu secara seri, atau membuat rumah susun secara tradisional dengan cara atau sistem panil/brecast, akan menghasilkan urutan pekerjaan yang berbeda.

Gambar sket ini adalah untuk menunjukkan kepada anda bagaimana menganalisa kegiatan yang urut sesuai dengan metode kerja yang digunakan.

Kontraktor yang sudah berpengalaman banyak, biasanya telah mempunyai daftar urut kegiatan pelaksanaan dari berbagai jenis bangunan. Seperti daftar

(68)

SSBM-05 : Alokasi Waktu dan Penjadwalan Bab III: Analisa Alokasi Waktu Pekerjaan

Pelaksana Madya Perawatan Bangunan Gedung (Site Supervisor of Building Maintenance) III-3

susunan bangunan rumah, gedung, jembatan, jalan, saluran irigasi dan lain-lain.

Daftar kegiatan itu selain digunakan untuk membuat rencana waktu, dapat digunakan pula dalam menghitung volume dan harga penawaran, biaya pelaksanaan, alat kontrol dan lain-lain.

Contoh Daftar Kegiatan Pekerjaan Rumah

Tidak Urut Urut

1. Pembersihan lahan 10. Stel Kosen

2. Perataan lahan 11. Pasang bata/dinding 3. Unit Set dan pasang bouwplank 12. Ring Balok

4. Galian tanah pondasi 13. Instalasi listrik dan air

5. Pasangan profil 14. Plester

6. Pasangan pondasi 15. Langit-langit 7. Urugan samping tanah pondasi 16. Lantai 8. Peralatan dan pemadatan tanah

Lantai

17. Daun pintu/jendela

9. Sloof dan trasraam 18. Finishing (cat, kunci-kunci, dll)

Daftar seperti itu, harus dibuat pula untuk pekerjaan gedung, jembatan, jalan saluran dan lain-lain.

3.3 WAKTU

Yang dimaksud dengan waktu disini adalah jumlah hari yang diperlukan untuk menyelesaikan suatu kegiatan. Misalnya berapa hari yang dibutuhkan untuk membuat pondasi?

Untuk menetapkan jumlah hari untuk setiap kegiatan dapat dilakukan secara teoritis atau dilakukan secara perkiraan berdasar pengalaman.

Bagi para pelaksana lapangan yang sudah berpengalaman dengan mudah akan dapat memperkirakan waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan suatu pekerjaan.

(69)

SSBM-05 : Alokasi Waktu dan Penjadwalan Bab III: Analisa Alokasi Waktu Pekerjaan

Pelaksana Madya Perawatan Bangunan Gedung (Site Supervisor of Building Maintenance) III-4

Dalam menghitung waktu, faktor yang menentukan adalah volume pekerjaan, metode kerja dan keadaan serta keterampilan tenaga kerja yang melaksanakan pekerjaan yang bersangkutan.

Menghitung volume pekerjaan tentu sudah dikuasai oleh para pelaksana lapangan. Dalam menghitung waktu keadaan lapangan dapat mempengaruhi kecepatan. Misalnya memasang bata untuk dinding pada ketinggian lebih dari 1,5 m, tentu lebih lama dari kecepatan memasang dinding dibawah 1,5 m, sekalipun dilakukan oleh tukang yang sama.

Metode kerja juga mempengaruhi kecepatan kerja.

Misalnya karena sesuatu hal, metode kerja dalam memasang bata harus dilakukan tidak sesuai dengan kebiasaan kerja tukang bersangkutan, maka kecepatan kerjanya akan berkurang.

Dalam menghitung waktu biasanya dibuat dalam tabel dibawah ini :

No. PEKERJAAN VOLUME WAKTU

(Hari)

1. 2. 3. 4.

Pembersihan dan perataan lahan Unit set dan pasang bouwplank Galian tanah pondasi

Dst. 150 m2 45 m2 135 m2 1 7 3

3.4 PENGGAMBARAN JADWAL

Penjadwalan dalam pelaksanaan pekerjaan konstruksi adalah menghubungkan kegiatan dan waktu dalam susunan yang lazimnya digambarkan dalam diagram batang (barchart) atau dalam bentuk jaringan kerja (net work planning).

(70)

SSBM-05 : Alokasi Waktu dan Penjadwalan Bab IV: Penjadwalan Pekerjaan

Pelaksana Madya Perawatan Bangunan Gedung (Site Supervisor of Building Maintenance) IV-1

BAB IV

PENJADWALAN PEKERJAAN

4.1 PENGERTIAN

Diagram batang (Barchart) dalam pelaksanaan pekerjaan konstruksi adalah kertas kerja yang memuat urutan pekerjaan dan gambar balok/batang yang menunjukkan waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan/kegiatan yang berlainan.

Yang dimaksud dengan urutan pekerjaan adalah daftar pekerjaan-pekerjaan yang akan dilakukan selama pekerjaan konstruksi yang telah diurutkan menurut metode kerja yang digunakan.

Yang dimaksud gambar balok/batang adalah garis yang menggambarkan lama atau periode pelaksanaan suatu pekerjaan. Telah dibahas bahwa untuk menentukan waktu yang diperlukan pada suatu pekerjaan banyak factor yang harus diperhitungkan. Antara lain volume pekerjaan itu sendiri, tingkat kesulitan pelaksanaan, ruang kerja, keterampilan tenaga kerja yang melaksanakan, ketersediaan bahan dan alat.

Dibawah ini contoh barchart sederhana.

NO. PEKERJAAN WAKTU

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

1. Pekerjaan Tanah

2. Pekerjaan Struktur

3. Pekerjaan Fasilitas

(71)

SSBM-05 : Alokasi Waktu dan Penjadwalan Bab IV: Penjadwalan Pekerjaan

Pelaksana Madya Perawatan Bangunan Gedung (Site Supervisor of Building Maintenance) IV-2

4.2 MEMBUAT DIAGRAM BATANG

Membuat diagram batang meliputi pekerjaan mengumpulkan serta menganalisa gambar konstruksi, metode kerja, menginvestarisasi kegiatan menyusunnya dalam suatu daftar kegiatan yang urut sesuai dengan metode kerja, menghitung volume, menghitung waktu selanjutnya menggambar diagram batang.

Dengan demikian, maka langkah membuat diagram batang adalah sebagai berikut.

STEP 5

STEP 4 Konsep

Gambar

STEP 1 Mempelajari Gambar dan Metode Kerja

STEP 2

STEP 3 Menghitung volume dan waktu

Menyusun Kegiatan

(72)

SSBM-05 : Alokasi Waktu dan Penjadwalan Bab IV: Penjadwalan Pekerjaan

Pelaksana Madya Perawatan Bangunan Gedung (Site Supervisor of Building Maintenance) IV-3

b. Menyusun kegiatan sesuai dengan metode kerja

c. Menghitung dan menganalisa volume dan waktu yang diperlukan

(73)

SSBM-05 : Alokasi Waktu dan Penjadwalan Bab IV: Penjadwalan Pekerjaan

Pelaksana Madya Perawatan Bangunan Gedung (Site Supervisor of Building Maintenance) IV-4

e. Menggambar barchart

4.3 FUNGSI

Barchart atau diagram batang dalam pelaksanaan pekerjaan konstruksi berfungsi sebagai instrument manajemen untuk perencanaan terutama perencanaan waktu, pengendalian pelaksanaan dan alat control.

Barchart dalam perencanaan pelaksanaan pekerjaan selain digunakan untuk perencanaan waktu pelaksanaan (penjadwalan), digunakan untuk penjadwalan penggunaan bahan, alat dan tenaga kerja.

Barchart dalam pelaksanaan pekerjaan konstruksi digunakan mencatat kemajuan pelaksanaan (recording progress).

Recording Progress (RP) sangat penting peranannya dalam pelaksanaan pekerjaan konstruksi. Dengan adanya RP yang lengkap dan baik, akan mudah mengetahui apakah pelaksanaan pekerjaan lebih cepat dari rencana atau lambat. Bila diketahui ada kelambatan, maka RP harus dilakukan lebih intensif dan lebih cermat. Misalnya, dalam keadaan proyek berjalan lancer RP dilakukan setiap minggu, bila ternyata pelaksanaan pekerjaan lambat RP dilakukan setiap hari.

(74)

SSBM-05 : Alokasi Waktu dan Penjadwalan Bab IV: Penjadwalan Pekerjaan

Pelaksana Madya Perawatan Bangunan Gedung (Site Supervisor of Building Maintenance) IV-5

Perencanaan kemajuan pekerjaan dapat dilakukan dengan berbagai cara. Mungkin perusahaan dimana anda bekerja telah mempunyai cara mencatat kemajuan pekerjaan. Dalam latihan ini anda akan diajak berlatih membuat RP dengan barchart. Pada pelaksanaan pekerjaan konstruksi, biasanya membuat perencanaan waktu atau penjadwalan dengan diagram batang. Misalnya, diagram batang itu adalah sebagai berikut :

NO. PEKERJAAN VOLUME I II III

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

1. Pek. Persiapan dan 50 M3

pekerjaan tanah

2. Pekerjaan Pondasi 20 M3

3. Pekerjaan Struktur

4. Pekerjaan Fasilitas

5. Pekerjaan Finsihing

Kita ambil contoh pekerjaan No.2 yaitu Pekerjaan Pondasi

2. Pekerjaan Pondasi 20 M3

Pekerjaan pondasi dimulai pada minggu ke-2 dan akan berakhir pada minggu ke-5 jadi waktu yang tersedia 4 minggu.

Ada kemungkinan yang terjadi pada saat dimulainya pekerjaan pondasi. Kemungkinan Pertama : Lebih awal dimulai

Kemungkinan Kedua : Tepat Waktu Kemungkinan Ketiga : Terlambat mulai

Sedangkan penyelesaian pekerjaan pondasi juga ada tiga kemungkinan yaitu: lebih awal selesai, tepat waktu dan terlambat selesai.

Bagaimana mencatat progress pelaksanaan pekerjaan pada barchart. Misalnya pekerjaan dimulai terlambat satu minggu. Dari pengukuran hasil kerja satu minggu 20%, minggu kedua 20% atau secara akumulatif 40%.

Gambar

Gambar  sket  ini  adalah  untuk  menunjukkan  kepada  anda  bagaimana  menganalisa kegiatan yang urut sesuai dengan metode kerja yang digunakan
Diagram  batang  (Barchart)  dalam  pelaksanaan  pekerjaan  konstruksi  adalah  kertas  kerja  yang  memuat  urutan  pekerjaan  dan  gambar  balok/batang  yang  menunjukkan waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan/kegiatan  yang berlainan

Referensi

Dokumen terkait

Unit analisis dalam penelitian ini adalah prosedur rancangan pengukuran kinerja Balanced Scorecard yang terintegrasi dengan metode Six Sigma untuk perbaikan kualitas

The slow response of the Dutch colonial government to address the issue of insecurity in panglongs was criticized and debated by politicians in the colonial House of

Warna | Model | Ukuran. Arta

Alat pencampuran garam dan air ini menggunakan motor mixing, pompa dan motor untuk membuka / menutup sliding tanki garam yang kemudian akan dilakukan mixing

Persepsi kualitas pemberitaan televisi berita diukur dengan beberapa indikator yaitu pemenuhan unsur 5W+1H pada berita, telah cover both side, aktual, akurat, memiliki

Guru Guru mengingatkan mengingatkan kembali kembali materi materi prasyarat prasyarat yang yang dibutuhkan peserta didik yaitu pergeseran grafik, mengingat dibutuhkan

Pada penelitian ini metode analisa yang digunakan yaitu metode observasi dan wawancara Hasil dari penelitian menunjukan bahwa Kinerja pegawai masih lebih rendah dari

Persaman penelitian Timur Cahyasari dengan penelitian ini adalah sama- sama meneliti tentang pengaruh aromaterapi lavender terhadap penurunan tingkat nyeri, sedangkan