• Tidak ada hasil yang ditemukan

SISTEM OTOT (MUSCULAR)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "SISTEM OTOT (MUSCULAR)"

Copied!
47
0
0

Teks penuh

(1)

HISTOLOGI

Histologi adalah bidang

biologi

yang

mempelajari tentang struktur jaringan

secara detail menggunakan

mikroskop

pada sediaan jaringan yang dipotong tipis.

(2)
(3)
(4)

SISTEM OTOT

(MUSCULAR)

(5)
(6)

SISTEM OTOT

MELIPUTI ALAT-2 TUBUH, DENGAN JALAN

KONTRAKSI (MEMENDEK) DAN

RELAKSASI (KEMBALI SEPERTI KEADAAN

SEMULA) AKAN MENIMBULKAN

PERGERAKAN TUBUH SECARA

KESELURUHAN ATAU SEBAGIAN

(7)

FUNGSI OTOT

FUNGSI VOLUNTER 

MRPKAN

AKIBAT KERJA DR OTOT RANGKA

1. MEMPERTAHANKAN SIKAP TUBUH  DUDUK,

BERDIRI, TIDUR

2. MELAKSANAKAN BERMACAM-MACAM GERAKAN

 ANGGOTA TUBUH : PERGERAKAN

 JARI-JARI : UNTUK MEMEGANG

 DIAFRAGMA : RESPIRASI (PERNAFASAN)  PHARYNG : MENELAN MAKANAN

(8)

LANJUTAN FUNGSI OTOT

FUNGSI INVOLUNTER

(TDK DIPENGARUHI

KEHENDAK)

AKIBAT KERJA OTOT POLOS &

OTOT JANTUNG

 1. PROPULSI (DORONGAN) SUBSTANSI DLM BERMACAM-2

SALURAN, MISALNYA: MAKANAN YANG BERJALAN SEPANJANG SALURAN PENCERNAAN; DARAH YANG BERJALAN DI SEPANJANG PEMBULUH DARAH; SEL TELUR YANG BERJALAN DI SEPANJANG SALURAN TELUR (OVIDUCT); SPERMA YANG BERJALAN DI

SPANJANG SALURAN MANI

 2. EKSPULSI (PENGELUARAN) SUBSTANSI YANG TERSIMPAN

DALAM KANTUNG (VESICA)  EMPEDU, URINE, FESES

 3. REGULASI (PENGATURAN) DIAMETER LUBANG  MENGATUR

BESAR KECILNYA PUPIL MATA, PYLORUS LAMBUNG, REKTUM (ANUS)

(9)

LANJUTAN FUNGSI INVOLUNTER

 4. REGULASI (PENGATURAN) DIAMETER SALURAN  MENGATUR BESAR

KECILNYA PEMBULUH DARAH (SEL-SEL DARAH SANGAT FLEKSIBEL

SEHINGGA SEL-SEL DARAH DAPAT MERUBAH BENTUK DENGAN SEGERA PADA SAAT SEL DARAH TERSEBUT MASUK KE DALAM PEMBULUH DARAH YANG BERBEDA (ARTERI, ARTERIOL, KAPILER, VENULA, VENA); 

(10)

JENIS-JENIS OTOT

1. OTOT POLOS

Bentuk: seperti gelendong, panjang, ramping, pipih dan

langsing

Setiap otot memiliki 1 inti (nukleus) di tengah (center)

Sitoplasmanya tdd sarkoplasma yang mengandung

miofibril (elemen yang mampu berkontraksi sehingga dpt

bergerak)

Panjang otot polos bervariasi antara 15-500 mikron,

ter-gantung lokasi: paling pendek pembuluh darah; paling

panjang uterus (rahim wanita/betina)

(11)

LANJUTAN OTOT POLOS

 LOKASI: terdapat pada alat atau daerah organ yang berongga 

saluran pencernaan makanan (batang kerongkongan, esophagus, lambung, usus halus, usus kasar); batang tenggorokan, bronkus, pulmo, uterus (rahim), kantung urine, kantung empedu, pembuluh darah

 INNERVASI (PERSYARAFAN): sangat dipengaruhi oleh sistem syaraf

otonom (bisa simpatis, bisa parasimpatis)

 Untuk otot polos  peningkatan kerja otot polos seperti gerak

peristaltik dilakukan oleh syaraf parasimpatis, sedangkan

penghambatan kerja otot polos dilakukan oleh syaraf simpatis

(12)

LANJUTAN JANIS-JENIS OTOT

2. OTOT JANTUNG

BENTUK: tdd beberapa serabut otot yg bercabang &

bersatu dg serabut di sebelahnya  anastomosoma atau

sinsitium; mempunyai garis gelap dan terang (tdk

sejelas pd otot rangka); intinya di tengah (center); pd

interval tertentu terdapat keping-keping interkalar

(intercalar disc), pd intercalar disc terdapat jaringan

Purkinye yang berfungsi mempercepat penghantaran

impuls (kecepatan 4 m/detik)

LOKASI: hanya ada di jantung

INNERVASI: sistem syaraf otonom

AKSI: kontraksi otomatis & ritmis

(13)

LANJUTAN OTOT JANTUNG

Otonom, bisa simpatis, bisa parasimpatis

Untuk otot jantung: peningkatan denyut jatung sangat

dipengaruhi oleh syaraf simpatis, sedangkan penguragan

denyut jantung sangat dipengaruhi oleh syaraf

parasimpatis

Kerja syaraf otonom, baik simpatis maupun parasimpatis

(14)

LANJUTAN JENIS-JENIS OTOT

 3. OTOT RANGKA = OTOT SADAR = OTOT LURIK = OTOT SERAN

LINTANG

 BENTUK: tdd banyak serabut, intinya terletak di tepi (pinggir),

terdapat garis gelap dan terang (sangat jelas), panjang otot rangka bervariasi antara 1-40 mm, sedangkan tebalnya antara 10-100

mikron;setiap serabut otot rangka dilapisi oleh sarkolema (di dlm sarkolema terdapat miofibril = elemen yang dapat berkontraksi), serabut otot yang masing-masing dilapisi sarkolema berkelopok

membentuk 15-30 serabut otot dan dilapisi fasiculus. Masing-masing fasikulus dilapisi oleh jaringan ikat perimisium. Jaringan ikat yang meliputi serabut otot rangka disebut endomisium. Masing-masing endomisium dilapisi lagi oleh epimisium. Dalam otot rangka terdapat mioglobin  pigmen yang disebut mioglobin

(15)
(16)

LANJUTAN OTOT RANGKA

LOKASI : semua otot yang melekat pada tulang, otot lidah,

langit-langit (palatinum), pharing, ujung esophagus

INNERVASI : sistem syaraf kraniospinal  bekerja menurut

kehendak individu

(17)

SIFAT-SIFAT OTOT (global)

 1. KONTRAKTILITAS  kemampuan otot untuk mengadakan respon

(memendek) bila dirangsang (otot polos 1/6 kali; otot rangka 1/10 kali)

 2. EKSTENSIBILITAS = DISTENSIBILITAS  kemampuan otot

untuk memanjang bila otot ditarik atau ada gaya yang bekerja pada otot tersebut  bila otot rangka diberi beban; uterus berisi fetus

 3. ELASTISITAS  kemampuan otot untuk kembali ke bentuk &

ukuran semula setelah mengalami ekstensibilitas/distensibilitas (memanjang) atau kontraktilitas (memendek)

 4. IRRITABILITAS = EKSITABILITAS  kemampuan otot untuk

(18)

SIFAT-SIFAT OTOT JANTUNG

 1. KONTRAKTILITAS  sistol (kontraksi), diastol (relaksasi) dan

selalu ada platau (dataran yang menyebabkan fase diastol lbh

panjang dari sistol = memberi kesempatan darah tertampung lebih banyak di jantung)

 2. KONDUKTIVITAS  perambatan impuls  sinoatrio nodus 

 atrium

 atrioventrikular nodus  ventrikel

 berkas HIS

 jaringan Purkinye 4 m/detik

 3. OTOMATIS & RITMIS  secara otomotis dan ritmis selalu

(19)

LANJUTAN SIFAT-SIFAT OTOT JANTUNG

 4. IRRITABILITAS = EKSITABILITAS  mengadakan respons bila di

rangsang

 5. PERIODE REFRAKTER YANG LAMA

 Absolut  pada saat sistol  tidak akan terjadi perubahan

apa- apa (grafik tetap berjalan tanpa gangguan)

 Relatif  pada saat diastol  akan terjadi perubahan

tergantung rangsangan terjadi pada awal diastol, pertengahan diastol, atau hampir akhir diastol  sehingga akan menghasilkan ekstra sistol dan kompensasi menjadi istirahat cukup panjang)

 Catatan: refrakter, otot kehilangan sifat irritabilitas untuk

sementara, sedangkan fatique, otot kehilangan sifat kontraktilitas dan irritabilitas

(20)

STIMULUS = RANGSANGAN

 1. MEKANIS  memijit, memukul, menarik, menyubit, menyentuh  2. THERMIS  dingin (bantuan es), panas (bantuan air panas)

 3. KHEMIS  bantuan bahan kimia, baik anorganik maupun organik

(bisa asam, basa, garam)

 4. ELEKTRIS  dengan bantuan atus listrik (umumnya untuk

penyembuhan

 Dari keempat stimulus mana yang terbaik ????

 Dari keempat macam stimulus, elektris yang terbaik, karena:  Intensitas rangsang, frekuensi rangsang serta durasi rangsang

(21)

INTENSITAS (KUAT) RANGSANG

1. Sub minimal = sub liminal = sub threshold = di

bawah ambang  rangsang terkecil yang belum mampu

menimbulkan respons

2. minimal = liminal = threshold = ambang  rangsang

terkecil yang mampu menimbulkan respons

3. sub maksimal  rangsang dengan intensitas yang

bervariasi dari minimal sampai maksimal

4. maksimal  rangsangan dengan intensitas terbesar

(maksimal) dan hasil responsnya maksimal

5. supra maksimal rengsang dengan intensitas lebih

besar dari maksimal, tetapi respons yang dihasilkan

(22)

ALL OR NONE LAW (

HUKUM SEMUA ATAU TIDAK SAMA SEKALI)

 Hanya berlaku untuk otot polos dan otot jantung

 Untuk otot rangka tidak berlaku, karena otot rangka terdiri dari

banyak serabut

 Contoh: misalnya dengan intensitas 1 mvolt, yang dapat

berkontraksi hanya 1-2 serabut otot, kalau intensitas dinaikan 2 mvolt yang dapat berkontraksi 3-4 serabut otot, kalau intensitas dinaikan menjadi 5 mvolt yang dapat berkontraksi 9-10 serabut otot. Sedangkan bila intensitas dinaikan sampai 10 mvolt yang

dapat berkontraksi 19-20 serabut otot, dan jika intensitas dinaikan sampai maksimal, maka semua serabut otot sudah berkontraksi seluruhnya

 Untuk satu serabut otot berlaku hukum ini,tetapi untuk keseluruhan

(23)

PERIODE KONTRAKSI OTOT

TERDIRI DARI:

1. Periode Latent (PL)  Periode pemberian

rangsang sampai terjadinya respon

2. Periode Kontraksi (PK)  Periode

pemendekan otot atau kontraksi

3. Periode Relaksasi (PR)  Periode kembalinya

otot pada keadaan semula setelah mengalami

kontraksi

(24)

PERANGSANGAN LEBIH DARI SATU KALI

Perangsangan ke 2 diberikan pada periode

kontraksi pas selesai  maka akan

menimbulkan respons kontraksi tunggal yang

berturut-turut

Perangsangan ke 2 diberikan pada periode

relaksasi, bisa pada awal relaksasi, pertengahan

relaksasi dan hampir akhir relaksasi  akan

memberikan tambahan kontraksi yang lebih

tinggi, sama tinggi atau lebih rendah dari awal

Perangsangan ke 2 diberikan segera pada saat

periode latent tidak akan memberikan respons

apa-2  artinya grafik seperti biasa atauumum

(25)

PERANGSANGAN LEBIH DARI DUA KALI ATAU LEBIH

Perangsangan ke 2 dan seterusnya masih

menghasilkan pereriode relaksasi  tetanus

incomplete (tetanus tidak sempurna)  tunggal

Perangsangan ke 2 dan seterusnya (lebih dari

30 kali) masih terlihat adanya periode relaksasi

tetanus incomplete (tetanus tidak sempurna)

jamak

Peransangan ke 2 dan seterusnya (lebih dari 50

kali) dan tidak terlihat lagi periode relaksasi 

tetanus complete (tetanus sempurna)  jamak

(26)

PERUBAHAN-PERUBAHAN SELAMA

KONTRAKSI OTOT

1. PERUBAHAN BENTUK

2. PERUBAHAN KIMIA

3. PERUBAHAN PANAS

4. PERUBAHAN LISTRIK

(27)

PERUBAHAN BENTUK

Pada saat terjadi kontraksi, otot menjadi pendek dan

gemuk, tetapi tidak mengalami perubahan volume

Terjadi perubahan bentuk dari protein

Menurut Szent-Gyorgy  perubahan ini karena adanya

protein dalam otot  aktomiosin  terurai menjadi aktin

& miosin  aktin mengalami torsi (perputaran)

(28)

PERUBAHAN KIMIA

Pada saat istirahat komposisi otot sebagai berikut:

Air 75 % Protein 20

% Glikogen

1 % Fosfokreatin (an)

0,3 % Asam laktat

0,5 % Heksosa phosfat (or)

0,05 %

Pada saat kontraksi: Fosfatan & asam laktat meningkat

jumlahnya; fosfat or & glikogen menurun jumlahnya;

oksigen banyak digunakan; H2O & CO2 banyak

dihasilkan

Untuk proses di atas sangat dibutuhkan energi, maka

(29)

Lanjutan PERUBAHAN KIMIA

1. ATP (adenosin triphosfat) ADP (adenosin diphosfat)

energi yang dihasilkan untuk kontraksi

2. Fosfokreatin  asam phosfat + kreatin

energi yang dihasilkan untuk resintesis ATP

3. Glikogen  asam laktat

energi yang dihasilkan untuk resintesis fosfokreatin

4. 1/5 (seperlima) asamlaktat +O2  H2O + CO2

energi yang dihasilkan untuk mengubah 4/5 { EMPAT

PERLIMA) ASAM LAKTAT MENJADI GLIKOGEN

(30)

PERUBAHAN PANAS

Dari seluruh energi yang digunakan untuk kontraksi

hanya 20 %, untuk kerja dan selebihya hilang dalam

bentuk panas.

Panas yang timbul dapat digunakan untuk

mempertahankan suhu tubuh, sehingga pada suhu yang

dingin  produksi panas dapat ditingkatkan melalui

(31)

PERUBAHAN LISTRIK

Bila otot berkontraksi terjadi perubahan listrik

sehingga timbul arus aksi yang mengalir dari

daerah positif ke daerah negatif

Daerah aktif relatif lebih negatif di bandingkan

dengan daerah non aktif (positif)

Bila mengalami istirahat maka tidak akan timbul

arus aksi

Istilah tersebut dapat dikatakan sebagai

(32)

POLARISASI, DEPOLARISASI, REPOLARISASI

Polarisasi  dalam keadaan istirahat  artinya otot

bagian luar bermuatan positif, bagian dalam bermuatan

negatif

Bila salah satu bagian di rangsang, maka akan terjadi

perubahan muatan dari yang positif menjadi negatif, dan

muatan negatif menjadi positif  artinya bagian yang

dirangsang, bagian luar bermuatan negatif, bagian

dalam bermuatan positif

Antara bagian yang dirangsang (sudah terjadi perubahan

muatan disebut depolarisasi) dgn bagian yang tidak

dirangsang ada perbedaan muatan, perbedaan ini

...

(33)

LANJUTAN POLARISASI,

DEPOLARISASI,REPOLARISASI

Perbedaan tersebut akan mengalami arus listrik

(setrum), yang akan menyebabkan depolarisasi pada

daerah sebelahnya...dan ini akan berlanjut

sampai impuls selesai secara keseluruhan

Pada saat depolarisasi berjalan ke daerah sebelahnya,

maka pada awal perangsangan akan kembali ke muatan

semula, bagian luar bermuatan positif, bagian dalam

bermuatan negatif

Kalau seluruh rangkaian sudah seperti semula, maka

(34)

BEBERAPA ISTILAH

 Treppe  Rangsang yang berulang dengan intensitas (kuat)

rangsang yang sama sehingga lambat laun kuat kontraksi meningkat

 Hipertropi  Bila otot melakukan kerja secara terus menerus maka

otot akan membesar  setiap diameter serabut syaraf juga akan membesar, tetapi jumlah serabut serabut di dalamnya tetap atau tidak bertambah

 Atropi  Bila otot tidak digunakan (misalnya sakit shg tidak berjalan

karena sakit) maka otot akan mengecil

 Hiperplasia  Membesarnya otot, karena jumlah serabut yang

(35)
(36)
(37)
(38)
(39)
(40)
(41)

Smooth muscle - long, slender central

nuclei, lying within narrow, fusiform cells

that lie parallel to each other in a smooth

arrangement. (Muscle cells are often

referred to as muscle fibers because of

their narrowness and length.)

(42)
(43)

Smooth muscle - with cells more

separated so as to see their extent and

shape better, and the central position of

their nuclei. A loose, irregular connective

tissue (endomysium) lies between the

cells. Nuclei seen in this c.t. belong to

fibroblasts mainly.

(44)
(45)
(46)
(47)

Referensi

Dokumen terkait

Elisabeth Novi Ariwardani Perwitasari (2003) dalam penelitiannya yang berjudul “Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Karyawan Studi Kasus Pada Hotel Dana Solo”,

Algoritma K-Nearest Neighbor adalah sebuah metode untuk melakukan klasifikasi terhadap objek berdasarkan data pembelajaran yang jaraknya paling dekat dengan objek

Dalam penulisan penelitian ini, data yang dibutuhkan oleh peneliti adalah data yang berkaitan dengan aktivitas keagamaan yang dilakukan oleh mahasiswi bercadar,

Dikkak (perempuan) perlu memakai baju putih dan skirt panjang..

Karena jika suatu komunitas hannya memiliki satu progam kegiatan saja pasti komunitas itu akan runtuh dan bila komunitas one day one juz hanya terfokus pada

Peneliti selanjutnya yang akan melakukan penelitian dengan topik yang sama, sebaiknya tidak hanya menggunakan data laporan satu tahun, minimal dua tahun, sehingga

Merujuk pada fakta-fakta di atas, jika dihubungkan dengan konsep perlindungan hukum sebagaimana yang diamanatkan di dalam pasal Pasal 86 dan pasal 87 UU

(Perawat pun meninalkan ruanan dan pa%ien mera%a %enan dirawat oleh perawat Mer* walaupun han*a !e!erapa