• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG FAKTOR RISIKO TERJADINYA DEHIDRASI PADA BALITA DENGAN DIARE DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KASIHAN II BANTUL YOGYAKARTA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG FAKTOR RISIKO TERJADINYA DEHIDRASI PADA BALITA DENGAN DIARE DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KASIHAN II BANTUL YOGYAKARTA"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG FAKTOR RISIKO TERJADINYA DEHIDRASI PADA BALITA DENGAN DIARE DI WILAYAH

KERJA PUSKESMAS KASIHAN II BANTUL YOGYAKARTA

NASKAH PUBLIKASI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh

Derajat Sarjana Keperawatan pada Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universits Muhammadiyah Yogyakarta

Disusun Oleh : Nurhikmatul Maula

20120320039

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

(2)

HALAMAN PENGESAHAN NASKAH PUBLIKASI KTI TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG FAKTOR RISIKO TERJADINYA DEHIDRASI PADA BALITA DENGAN DIARE DI WILAYAH

KERJA PUSKESMAS KASIHAN II BANTUL YOGYAKARTA

Disusun oleh:

NURHIKMATUL MAULA 20120320039

Telah disetujui dan diseminarkan pada 26 Agustus 2016 Dosen Pembimbing

Nur Chayati S.Kep.Ns., M.Kep. ( ) Dosen Penguji :

Ema Waliyanti S.Kep.Ns., MPH ( )

Mengetahui

Kaprodi Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

(3)

THE KNOWLEDGE LEVEL OF MOTHERS TOWARDS THE RISK FACTORS OF DEHYDRATION CAUSE IN TODDLERS WITH DIARRHEA IN THE AREA OF KASIHAN HEALTH CENTRE II IN BANTUL YOGYAKARTA

Nurhikmatul Maula1, Nur Chayati2 1

Student of Nursing Study Program of Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, 2

Lecturer of Nursing Study Program of Universitas Muhammadiyah Yogyakarta e-mail : himamaula29@gmail.com

ABSTRACT

Background: Diarrhea that is not treated fast and accurately can cause dehydration. Dehydration caused by diarrhea becomes the main cause of baby and children mortality in the world. The factors of dehydration risk in toddlers with diarrhea are inaccurate diarrhea treatment in the house, too much vomit, and fever.

Research objective:The research aimed at finding out the knowledge level of mothers about the risk factors of dehydration cause in toddlers with diarrhea in the area of Kasihan Health Centre of Bantul, Yogyakarta.

Research method: The research was descriptive observational in nature. The sample collecting technique was purposive sampling. The number of the sample was 36 mothers with toddlers that experinced diarrhea. The validity test used was pearson product moment and the reliability test used was KR 20. The data analysis used was univariat analysis.

Research result: The knowledge level of mothers about the risk factors of dehydration cause in toddlers with diarrhea categorized as good belonged to 18 respondents (50.0%). The knowledge level of mothers about the definition and risk factor of diarrhea treatment in the house which was not accurate as the risk factor of dehydration cause in toddlers with diarrhea categorized as good belonged to 20 respondents (55.6%). The knowledge level of mothers about the definition and risk factor of too much vomit as risk factor of dehydration cause in toddlers with diarrhea categorized as good belonged to 18 respondents (50.0%). The knowledge level of mothers about the definition and risk factor of fever as risk factor of dehydration cause in toddlers with diarrhea categorized as good belonged to 18 respondents (50.0%).

Conclusion: The knowledge level of mothers about the risk factor of dehydration cause in toddlers with diarrhea in the area of Kasihan Health Centre II of Bantul Yogyakarta was good.

(4)

TINGKAT PENGETAHUAN IBU TERHADAP FAKTOR RISIKO TERJADINYA DEHIDRASI PADA BALITA DENGAN DIARE DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KASIHAN II BANTUL YOGYAKARTA.

Nurhikmatul Maula1,Nur Chayati2 1

Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan UMY, 2Dosen Program Studi Ilmu Keperawatan UMY

e-mail : himamaula29@gmail.com INTISARI

Latar Belakang: Diare yang tidak ditangani dengan cepat dan kurang tepat dapat menyebabkan dehidrasi. Dehidrasi karena diare menjadi penyebab utama kematian bayi dan anak di dunia. Faktor risiko dehidrasi pada balita dengan diare adalah penanganan diare di rumah yang tidak tepat, muntah yang berlebih dan demam. Tujuan Penelitian: Mengetahui tingkat pengetahuan ibu tentang faktor risiko terjadinya dehidrasi pada balita dengan diare di wilayah kerja Puskesmas Kasihan II Bantul Yogyakarta.

Metode penelitian: Jenis penelitian ini adalah penelitian observasional deskriptif. Cara pengambilan sampel adalah puposive sampling. Jumlah sample adalah 36 ibu yang mempunyai anak balita yang pernah mengalami diare. Uji validitas menggunakan pearson product moment dan uji reliabilitas menggunakan KR 20. Analisa data yang digunakan adalah analisa Univariat.

Hasil penelitian: Tingkat pengetahuan ibu tentang faktor risiko terjadinya dehidrasi pada balita dengan diare adalah baik sebanyak 18 responden (50,0%). Tingkat pengetahuan ibu tentang pengertian dan faktor risiko penanganan diare di rumah yang tidak tepat sebagai faktor risiko terjadinya dehidrasi pada balita dengan diare adalah baik sebanyak 20 responden (55,6%). Tingkat pengetahuan ibu tentang pengertian dan faktor risiko muntah yang berlebih sebagai faktor risiko terjadinya dehidrasi pada balita dengan diare adalah baik sebanyak 18 responden (50,0%). Tingkat pengetahuan ibu tentang pengertian dan faktor risiko demam sebagai faktor risiko terjadinya dehidrasi pada balita dengan diare adlah baik sebanyak 18 responden (50,0%). Kesimpulan: Tingkat pengetahuan ibu tentang faktor risiko terjadinya dehidrasi pada balita dengan diare di wilayah kerja Puskesmas Kasihan II Bantul Yogyakarta adalah baik.

(5)

I. Pendahuluan

Diare adalah suatu keadaan buang air besar (BAB) dengan konsistensi lembek hingga cair dengan frekuensi lebih dari tiga kali sehari1.

Pada tahun 2010 kejadian luar biasa (KLB) diare terjadi di 11 provinsi dengan jumlah penderita sebanyak 4.204 orang, jumlah kematian sebanyak 73 orang dengan CFR (case fatality rate) sebesar 1,74%2. Penyakit diare merupakan penyebab kedua kematian pada anak dibawah lima tahun, dan membunuh 1,5 juta anak setiap tahun1. Insinden diare di Indonesia pada balita tahun 2010 sebesar 1310/1000 penduduk,

sedangkan di Provinsi Daerah

Istimewa Yogyakarta (DIY) dilaporkan bahwa penderita diare selama tahun 2012 jumlah penderita diare mencapai 74.689 kasus4. Kecamatan kasihan khususnya di wilayah kerja Puskesmas Kasihan II Bantul Yogyakarta dilaporkan bahwa angka kejadian diare sebanyak 653%5. Diare yang tidak ditangani dengan cepat dan kurang tepat akan mengakibatkan dehidrasi. Dehidrasi adalah suatu gangguan dalam keseimbangan air yang disebabkan pengeluaran dalam tubuh melebihi pemasukan dalam tubuh sehingga jumlah air pada tubuh berkurang. Meskipun yang hilang adalah cairan tubuh, tetapi dehidrasi juga dapat

disertai gangguan elektrolit. Dehidrasi dapat terjadi karena kekurangan air atau kekurangan natrium atau kekurangan air dan natrium secara bersama-sama6.

Dehidrasi karena diare menjadi penyebab utama kematian bayi dan anak di dunia. Penyebab dari dehidrasi dengan diare itu sendiri adalah kehilangan cairan tubuh yang berlebih sedangkan asupan air kedalam tubuh berkurang sehingga mengalami peningkatan insensible water loss (IWL)7. Pengetahuan orang tua yang rendah tentang rehidrasi oral, merupakan faktor risiko yang meningkatkan risiko anak untuk mengalami dehidrasi8.

Terdapat 3 faktor risiko yang menyebabkan dehidrasi yaitu, penanganan diare di rumah yang tidak tepat, muntah yang berlebih saat diare, dan demam9. Penanganan diare yang tidak tepat akan mengakibatkan dehidrasi sebab dehidrasi harus segera ditangani dengan kebutuhan cairan yang tepat sesuai dengan kebutuhan tubuh saat itu. Keberhasilan pemenuhan cairan dirumah menurunkan tingkat keparahan dehidrasi. Diare dengan muntah yang berlebih merupakan penyebab utama kematian pada bayi dan anak. Muntah merupakan bagian dari respon inflamasi khususnya dari neurotoksin

(6)

yang diperoleh oleh agent infeksi, apabila mengalami muntah yang berlebih maka akan menyebabkan pengeluaran cairan dalam tubuh semakin banyak sehingga dapat menyebabkan dehidrasi apabila pemasukan cairan kedalam tubuh kurang10. Muntah merupakan salah satu gejala dari diare yang diakibatkan adanya peradangan dalam lambung atau gangguan keseimbangan asam basa atau elektrolit11.

Peningkatan suhu tubuh (demam) merupakan respon sistemik dari invasi agent infeksi penyebab diare, akibat demam mengakibatkan anak tidak nafsu makan dan minum sehingga mengakibatkan pemasukan nutrisi dan cairan kedalam tubuh kurang10. Demam merupakan salah satu bagian dari pertahanan fisiologi alamiah dalam melawan agen infeksi12.

II. Metode penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian observasional deskriptif. Penelitian deskriptif bertujuan untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu tentang faktor risiko terjadinya dehidrasi pada balita dengan diare di wilayah kerja Puskesmas Kasihan II Bantul Yogyakarta.

Populasi pada penelitian ini adalah ibu-ibu yang memiliki anak balita yang pernah mengalami diare di wilayah kerja Puskesmas Kasihan II. Berdasarkan data yang diperoleh dari Puskesmas Kasihan II Bantul Yogyakarta didapatkan jumlah ibu

yang mempunyai balita sebanyak 163 ibu yang mempunyai balita diare.

Cara pengambilan sample dalam penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling yaitu ibu-ibu yang memiliki anak balita di wilayah Puskesmas Kasihan II Bantul Yogyakarta sebanyak 36 ibu yang mempunyai balita. Penelitian ini dilakukan pada Bulan Juli- Agustus 2016 di wilayah kerja Puskesmas Kasihan II Bantul Yogyakarta.

(7)

III. Hasil penelitian

Tabel 1 Distribusi Karakteristik Responden Umur, Pendidikan, Pekerjaan, Penghasilan, Lingkungan, Pengalaman, dan Informasi di wilayah kerja Puskesmas Kasihan II Bantul Yogyakarta tahun 2016 (n=36)

Karakteristik Responden Frekuensi (n) Persentasi (%) Pendidikan Tidak Lulus 1 2,8 SD 4 11,1 SMP 9 25,0 SMA 14 38,9 PT 8 22,2 Informasi Media cetak 9 25,0 Media elektronik 18 50,0

Lisan orang ke orang 9 25,0

Ekonomi 2-5 juta 8 22,2 1-2 juta 17 47,2 5-8 ratus 11 30,6 Lingkungan Bagus 25 69,4 Buruk 11 30,6 Umur ibu 18-25 tahun 6 16,7 26-35 tahun 23 63,9 36-45 tahun 7 19,4 Pekerjaan Buruh 1 2,8 IRT 23 61,1 Pegawai 4 11,1 Wirswasta 8 22,2

Sumber: data primer 2016 Pada tabel 1 diketahui bahwa berdasarkan tingkat pendidikan responden mayoritas pendidikan responden adalah SMA sebanyak 14 responden (38,9%). Mayoritas sumber informasi yang diperoleh responden melalui media elektronik sebanyak 18 responden (50,0%). Tingkat penghasilan responden mayoritas

1.000.000-2.000.000 sebanyak 17 responden (47,2%). Kondisi lingkungan antara sumber air dengan pembuangan akhir mayoritas bagus sebanyak 25 responden (69,4%). Berdasarkan kelompok umur responden mayoritas pada usia 26-35 tahun sebanyak 23 responden (63,9%). Tingkat pekerjaan responden

(8)

mayoritas IRT sebanyak 23 responden (61,1%).

Tabel 2 Tingkat pengetahuan ibu tentang faktor risiko terjadinya dehidrasi pada balita dengan diare di wilayah kerja Puskesmas Kasihan II Bantul Yogyakarta tahun 2016 (n=36)

Tingkat pengetahuan Frekuensi %

Baik 18 50,0

Cukup 15 41,7

Kurang 3 8,3

Sumber: data primer 2016 Berdasarkan tabel 2 menunjukan bahwa mayoritas tingkat pengetahuan ibu tentang faktor risiko terjadinya dehidrasi pada balita dengan

diare mayoritas baik, sebanyak 18 responden (50,0%).

Tabel 3 Hasil Tingkat pengetahuan ibu tentang pengertian dan faktor risiko penanganan diare di rumah yang tidak tepat sebagai faktor risiko terjadinya dehidrasi pada balita dengan diare di wilayah kerja Puskesmas Kasihan II Bantul Yogyakarta tahun 2016 (n=36)

Tingkat pengetahuan Frekuensi %

Baik 20 55,6

Cukup 13 36,1

Kurang 3 8,3

Sumber: data primer 2016 Berdasarkan tabel 3 menunjukan bahwa tingkat pengetahuan ibu tentang pengertian dan penanganan diare di rumah yang

tidak tepat sebagai faktor risiko terjadinya dehidrasi pada balita dengan diare mayoritas baik, sebanyak 20 responden (55,6%).

(9)

Tabel 4 Hasil Tingkat pengetahuan ibu tentang pengertian dan faktor risiko muntah yang berlebih sebagai faktor risiko terjadinya dehidrasi pada balita dengan diare di wilayah kerja Puskesmas Kasihan II Bantul Yogyakarta tahun 2016 (n=36)

Tingkat pengetahuan Frekuensi %

Baik 18 50,0

Cukup 16 44,4

Kurang 2 5,6

Sumber: data primer 2016 Berdasarkan tabel 4 menunjukan bahwa tingkat pengetahuan ibu tentang pengertian dan faktor risiko muntah yang berlebih

sebagai faktor risiko terjadinya dehidrasi pada balita dengan diare mayoritas baik, sebanyak 18 responden (50,0%).

Tabel 5 Hasil tingkat pengetahuan ibu tentang pengertian dan faktor risiko demam sebagai faktor risiko terjadinya dehidrasi pada balita dengan diare di wilayah kerja Puskesmas Kasihan II Bantul Yogyakarta tahun 2016 (n=36)

Tingkat pengetahuan Frekuensi %

Baik 18 50,0

Cukup 13 36,1

Kurang 5 13,9

Sumber: data primer 2016 Berdasarkan tabel 5 menunjukan bahwa tingkat pengetahuan ibu tentang pengertian dan faktor risiko demam sebagai faktor

risiko terjadinya dehidrasi pada balita dengan diare mayoritas baik, sebanyak 18 responden (50,0%).

IV. Pembahasan

1. Tingkat pengetahuan ibu tentang faktor risiko terjadinya dehidrasi pada balita dengan diare

Berdasarkan hasil penelitian ini tingkat pengetahuan ibu tentang faktor risiko terjadinya dehidrasi pada balita dengan diare mayoritas memiliki pengetahuan

baik. Responden yang memiliki tingkat pengetahuan baik ditunjukan dengan responden mampu menjawab kuesioner pengetahuan tentang faktor risiko terjadinya dehidrasi pada balita dengan diare. Pengetahuan merupakan penginderaan manusia atau hasil dari tahu setelah orang

(10)

melihat dan mengamati suatu terhadap objek melalui indera yang dimilikinya dan sebagian besar diperolehnya melalui mata, telinga, dan hidung13. Pengetahuan dipengaruhi oleh berbagai macam faktor, diantaranya adalah umur, tingkat pendidikan, informasi, ekonomi, dan lingkungan14.

Hasil penelitian ini berdasarkan usia mayoritas responden usia 26-35 tahun dengan tingkat pengetahuan baik tentang faktor risiko terjadinya dehidrasi pada balita dengan diare, usia tersebut termasuk dalam usia dewasa awal. Usia merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi pengetahaun seseorang, semakin tinggi usia seseorang maka semakin tinggi pula tingkat pengetahuannya13. Usia seseorang sangat berpengaruh terhadap daya tangkap dan pola pikir seseorang, semakin bertambah usia seseorang maka akan semakin berkembang daya tangkap dan pola pikirnya, sehingga pengetahuan yang diperoleh semakin baik14.

Berdasarkan hasil penelitian ini tingkat pendidikan responden mayoritas pada pendidikan SMA memiliki pengetahuan baik tentang faktor risiko terjadinya dehidrasi pada balita dengan diare. Tingkat pendidikan adalah level

atau tingkat suatu proses yang berkaitan dalam mengembangkan semua aspek kepribadian manusia, yang mencakup pengetahuan, nilai, sikap, serta keterampilan15.

Mengemukakan bahwa

pendidikan dapat mempengaruhi proses belajar, semakin tinggi pendidikan seseorang semakin mudah seseorang untuk menerima informasi16. Dengan pendidikan tinggi maka seseorang akan cenderung untuk mendapatkan informasi, baik dari orang lain maupun media masa. Semakin banyak informasi yang diperoleh seseorang semakin banyak pula pengetahuan yang diperoleh. Berdasarkan penelitian ini

informasi yang diperoleh responden mayoritas melalui media elektronik dengan pengetahuan baik tentang faktor risiko terjadinya dehidrasi pada balita dengan diare. Informasi yang diperoleh baik dari pendidikan formal dan nonformal dapat memberikan pengaruh jangka pendek (immediate impact) sehingga menghasilkan perubahan dan proses pengetahuan14. Menyatakan bahwa seseorang dengan sumber informasi yang banyak dan beragam akan menjadikan orang tersebut memiliki pengetahuan yang luas, sumber informasi yang didapatkan

(11)

seseorang bisa untuk mendapatkan pengetahuan17.

Faktor lain yang memperngaruhi pengetahuan adalah tingkat ekonomi. Hasil dalam penelitian ini berdasarkan tingkat ekonomi responden memiliki penghasilan cukup yaitu 1.000.000-2.000.000 sedangkan responden mayoritas memiliki pengetahuan baik. Penghasilan keluarga adalah salah satu variabel yang dapat erat hubungannya dengan status sosial ekonomi18. Status ekonomi tidak memperngaruhi pengatahuan karena ketika seseorang yang memiliki pengetahuan tidak berdasarkan dari sumber penghasilan, tetapi pengetahuan dapat diperoleh melalui akses informasi seperti media masa dan pendidikan19. Hal ini dibuktikan dengan informasi yang diperoleh responden dalam penelitian ini mayoritas dari media elektronik. Berdasarkan hasil penelitian ini mayoritas lingkungan jarak sumber air dengan jamban responden baik dengan tingkat pengetahuan baik tentang faktor risiko terjadinya dehidrasi pada balita dengan diare. Hal yang diketahui responden tentang sanitasi lingkungan seperti jarak antara sumber air dengan jamban merupakan faktor penyebab diare

sehingga reponden mampu mempraktekannya dalam kehidupan sehari-hari. Perilaku seseorang didasari dengan pengetahuan akan lebih langgeng daripada yang tidak didasari dengan pengetahuan20.

2. Tingkat pengetahuan ibu tentang pengertian dan faktor risiko penanganan diare di rumah yang tidak tepat sebagai faktor risiko terjadinya dehidrasi pada balita dengan diare

Berdasarkan kriteria hasil tingkat pengetahuan ibu tentang pengertian dan faktor risiko penanganan diare di rumah yang tidak tepat sebagai faktor risiko terjadinya dehidrasi pada balita dengan diare mayoritas baik. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa responden di wilayah kerja Puskesmas Kasihan II Bantul Yogyakarta sebagian besar mengetahui tentang tingkat pengetahuan ibu terhadap pengertian dan faktor risiko penanganan diare di rumah yang tidak tepat sebagai faktor risiko terjadinya dehidrasi pada balita dengan diare. Penanganan diare yang tidak cepat dan tepat akan menyebabkan dehidrasi6. Terdapat hubungan antara informasi dengan tingkat pengetahuan ibu dalam penanganan pada balita diare21.

(12)

Salah satu faktor yang mempengaruhi pengetahuan adalah pengalaman14. Menurut asumsi peneliti kemungkinan mayoritas pengalaman ibu pernah mengalami anak diare sehingga pengetahuan ibu tentang pengertian dan faktor risiko penanganan diare di rumah yang tidak tepat sebagai faktor risiko terjadinya dehidrasi pada balita dengan diare mayoritas baik, dikarenakan pengalaman dapat mempengaruhi dalam penanganan anak diare tetapi peneliti tidak mengambil data terkait pengalaman ibu. Pengalaman dapat diperoleh dari diri sendiri dan orang lain yang merupakan sesuatu yang pernah dialami seseorang akan menambah pengetahuan dan dapat menjadi sumber pengetahuan yang bersifat informal21.

3. Tingkat pengetahuan ibu tentang pengertian dan faktor risiko muntah yang berlebih sebagai faktor risiko terjadinya dehidrasi pada balita dengan diare

Berdasarkan kriteria hasil tingkat pengetahuan ibu tentang pengertian dan faktor risiko muntah yang berlebih sebagai faktor risiko terjadinya dehidrasi pada balita dengan diare mayoritas baik. Hasil penelitian ini

menunjukan bahwa responden di wilayah kerja Puskesmas Kasihan II Bantul Yogyakarta sebagian besar mengetahui tentang pengertian dan faktor risiko muntah yang berlebih sebagai faktor risiko terjadinya dehidrasi pada balita dengan diare. Salah satu faktor risiko yang menyebabkan dehidrasi adalah muntah yang berlebih9. Terdapat pengaruh antara umur dengan tingkat pengetahuan seorang ibu. Semakin cukup umur seorang ibu maka akan mempengaruhi proses berfikirnya, sehingga pengetahuan yang diperoleh akan semakin baik. Hal ini dipengaruhi oleh tingkat pengalaman dan kemampuan mental masing-masing individu22. Salah satu faktor yang memepengaruhi pengetahuan adalah pekerjaan21. Hasil penelitian ini mayoritas pekerjaan ibu adalah Ibu Rumah Tangga (IRT). Lingkungan pekerjaan membuat seseorang memperoleh pengalaman dan pengetahuan dari berbagai sumber. Lingkungan pekerjaan dapat menjadikan

seseorang memperoleh

pengalaman dan pengetahuan baik secara langsung maupun tidak langsung23. Menurut asumsi peneliti kenapa pengetahuan ibu tentang pengertian dan faktor risiko muntah yang berlebih

(13)

sebagai faktor risiko terjadinya dehidrasi pada balita dengan diare di wilayah kerja Puskesmas Kasihan II Bantul Yogyakarta dikategorikan baik dikarenakan pekerjaan ibu adalah Ibu Rumah tangga dimana Ibu Rumah Tangga mempunyai banyak waktu luang untuk mencari informasi baik mencari informasi melalui media massa, melalui lisan dari orang ke orang, melalui hasil mengikuti pelatihan atau melalui hasil mengikuti acara pendidikan kesehatan yang diadakan oleh tenaga kesehatan. Tetapi dalam penelitian ini peneliti tidak mengkaji apakah responden pernah mengikuti pelatihan apa saja.

4. Tingkat pengetahuan ibu tentang pengertian dan faktor risiko demam sebagai faktor risiko terjadinya dehidrasi pada balita dengan diare

Berdasarkan kriteria hasil tingkat pengetahuan ibu tentang pengertian dan faktor risiko demam sebagai faktor risiko terjadinya dehidrasi pada balita dengan diare mayoritas baik. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa responden di wilayah kerja Puskesmas Kasihan II Bantul Yogyakarta sebagian besar mengetahui tentang pengertian

dan faktor risiko demam sebagai faktor risiko terjadinya dehidrasi pada balita dengan diare. Demam merupakan salah satu faktor risiko terjadinya dehidrasi9. Demam adalah respon sistemik dari invasi agent infeksi penyebab diare, akibat demam mengakibatkan anak tidak nafsu makan dan minum sehingga mengakibatkan pemasukan nutrisi dan cairan ke dalam tubuh kurang10.

Salah satu yang mempengaruhi pengetahuan adalah lingkungan sosial, lingkungan sosial berpengaruh terhadap proses masuknya pengetahuan hal ini disebabkan karena adanya interaksi sosial yang akan direspon sebagai pengetahuan oleh setiap individu14. Menurut asumsi peneliti tingkat pengetahuan ibu tentang pengertian dan faktor risiko demam sebagai faktor risiko terjadinya dehidrasi pada balita dengan diare di wilayah kerja Puskesmas Kasihan II Bantul Yogyakarta baik kemungkinan dikarenakan berada di lingkungan sosial yang baik seperti interaksi dan komunikasi antar warga terjalin dengan baik, tetapi peneliti tidak mengambil data terkait dengan lingkungan sosial.

(14)

V. Kesimpulan dan Saran 1. Kesimpulan

a. Tingkat pengetahuan ibu tentang faktor risiko terjadinya dehidrasi pada balita dengan diare mayoritas baik.

b. Tingkat pengetahuan ibu tentang pengertian dan penanganan diare di rumah yang tidak tepat sebagai faktor risiko terjadinya dehidrasi pada balita dengan diare mayoritas baik.

c. Tingkat pengetahuan ibu tentang pengertian dan faktor risiko muntah yang berlebih sebagai faktor risiko terjadinya dehidrasi pada balita dengan diare mayoritas baik.

d. Tingkat pengetahuan ibu tentang pengertian dan faktor risiko demam sebagai faktor risiko terjadinya dehidrasi pada balita dengan diare mayoritas baik. 2. Saran a. Bagi responden Diharapkan responden mampu mengaplikasikan pengetahuannya dalam kehidupan sehari-hari tentang faktor risiko terjadinya dehidrasi pada balita dengan diare.

b. Bagi peneliti selanjutnya 1) Diharapkan dapat menjadi

bahan referensi bagi peneliti selanjutnya.

2) peneliti selanjutnya dapat meneliti tentang pengaruh pengalaman ibu dan lingkungan sosial terhadap pengetahuan ibu.

c. Puskesmas Kasihan II Bantul Yogyakarta

Penelitian ini diharapkan agar menjadi bahan referensi dan terjadi penurunan kejadian dehidrasi pada balita dengan diare.

DAFTAR PUSTAKA

1. WHO. 2009. Diarrhoeal disease. Diakses tanggal 5 Juni 2015. Dari http://www.who.int/mediacentre/f acsheets/fs330/en/

2. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2010. Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2010. Diakses tanggal 16 februari 2016. Dari: http://www.depkes.go.id/downl oads/PROFIL_KESEHATAN_IN DONESI A_2010.pdf.

(15)

3. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. 2013. Biletin Diare.

Diakses tanggal 6 juni 2015. Dari http://repository.ui.ac.id/contents/ koleksi/2/f099979f9dad58879019 cd029556381fb6730c5d.pdf 4. Dinas Kesehatan Daerah Istimewa

Yogyakarta. 2014. Profil Kesehatan DIY Tahun 2014.

Yogyakarta : Dinas Kesehatan DIY.

5. Prescilla. 2009. Gangguan Gastrointeritis Pada Anak. Jakarta : Salemba Medika

6. Huang LH, Anchala KR, Ellsbury DL, George CS. 2014.

Dehydration. Diakses tanggal 11

juni 2015. Dari

http://emedicine.medscape.com/ar ticle/906999.

7. Leksana, E. 2015. Strategi Terapi Cairan Pada Dehidrasi. Diakses tanggal 11 juni 2015. Dari http://eprints.undip.ac.id/37719/1/ Onny_Septa_P_G2A0081396_La p.KTI. pdf

8. Muttaqin, A dan Sari, K. 2011.

Gangguan Gatrointestinal Aplikasi Asuhan Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta : Salemba Medika.

9. Adisasmito, W. 2007. Faktor Risiko Diare Pada Bayi Dan Balita Di Indonesia, Systematic

10. Review Penelitian Akademik Bidang Kesehatan Masyarakat.

Diakses tanggal 5 juni

2015 dari

http://repository.ui.ac.id/contents/ koleksi/2/f099979f9dad58879019 cd029556381fb6730c5d.pdf 11. Lubis, I.N.D, Lubis, C.P,.

2011. Penanganan Demam Pada Anak. Diakses tanggal 30

November 2015. Dari

http://saripediatri.idai.or.id/pdfile/ 12-6-8.pdf

12. Notoadmojo, S. 2012. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku.

Jakarta: Rineka Cipta.

13. Budiman dan Riyanto, A. 2013. Kapita Selekta Kuesioner Pengetahuan dan Sikap Dalam Penelitian Kesehatan. Jakarta : Salemba Medika

14. Nursalam. 2008. Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan.

Jakarta: Salemba Medika

15. Purwanti, A. 2013. Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Penyakit Diare Pada Balita di Desa Ngeblak Tawangmangu Karanganyar STIKES Kusuma Husada Surakarta. Diakses

(16)

tanggal 6 November 2016. Dari http://digilib.stikeskusumahusada.

ac.id/files/disk1/9/01-gdl-anikpurwan-403-1-ktianik-3.pdf. 16. Muliadi, Nur. 2008. Sumber

Pengetahuan. Diakses tanggal 24

Agustus 2016. Dari

http://muliadinur.wordpres.com/2 008/04/15/sumberpengetahuan. 17. Wijaya, Y. 2012. Faktor Risiko

Kejadian Diare Balita Di Sekitar Tps Banaran Kampus Unnes.

Diakses tanggal 11 juni 2015. Dari http://eprints.uns.ac.id/2749/1/167 710309201002361.pdf

18. Motto, S.Y, Masloman, N, Manoppo, J.C.H. 2013. Tingkat

Pengetahuan Tentang Diare Pada Anak di Puskesmas Bahu Manado.

Dakses tanggal 16 februari 2016. Dari

http://ejournal.unsrat.ac.id/index.p hp/ebiomedik/article/view/5465/4 991

19. Mubarak, W.I., Chayatin, N., Rozikin, K., & Supriadi. 2007.

Promosi Kesehatan: Sebuah Pengantar Proses Belajar Mengajar dala Pendidikan.

Gambar

Tabel 1 Distribusi Karakteristik Responden Umur, Pendidikan,  Pekerjaan,  Penghasilan,  Lingkungan,  Pengalaman,  dan  Informasi  di  wilayah  kerja  Puskesmas Kasihan II Bantul Yogyakarta tahun 2016 (n=36)

Referensi

Dokumen terkait

a) Stasiun hidrometri harus dapat dicapai (accessible) dengan mudah setiap saat, dan dalam segala macam kondisi baik musim hujan maupun musim kemarau. b) Di bagian

Penambahan minyak/lemak dalam produk sosis masih diperlukan karena lemak pada daging kurang dapat membentuk produk sosis dengan palatabilitas yang baik, sehingga

Sebelum melakasanakan Kuliah Kerja Nyata, banyak mahasiswa mengatakan bahwasanya merasa canggung, cemas, merasa belum kenal dengan lokasi yang nantinya akan

Perancangan sistem informasi di PT Triwarna Eka Multimedia bertujuan untuk mengidentifikasikan kebutuhan-kebutuhan perusahaan dalam pengelolaan operasional proses bisnis mereka

Lafadz ةلحر mengandung arti perjalanan. Orang-orang Quraisy seringkali melakukan perjalanan jauh untuk berdagang dan keperluan lain. Hal ini menunjukkan bahwa

Reklame Selebaran adalah reklame yang berbentuk lembaran lepas, diselenggarakan dengan cara disebarkan, diberikan atau dapat diminta dengan ketentuan tidak untuk

Hubungan antara faktor-faktor yang mempengaruhi dapat ditinjau dalam sebuah model, antara lain, model Howard-Sheth (Swastha dan Irawan, 2005 : 123). Sebenarnya banyak model

Pada gambar 3 menunjukkan hasil penelitian jumlah klorofil yang memiliki kecenderungan nilai tertinggi pada tanaman bawang merah dengan perlakuan kombinasi tanah