• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN PERKEMBANGAN PELAKSANAAN PROGRAM PERCEPATAN (QUICK WINS) KEMENTERIAN DALAM MEGERI SAMPAI DENGAN BULAN JUNI 2013

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "LAPORAN PERKEMBANGAN PELAKSANAAN PROGRAM PERCEPATAN (QUICK WINS) KEMENTERIAN DALAM MEGERI SAMPAI DENGAN BULAN JUNI 2013"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN

PERKEMBANGAN PELAKSANAAN PROGRAM PERCEPATAN (QUICK WINS)

KEMENTERIAN DALAM MEGERI SAMPAI DENGAN BULAN JUNI 2013

I. Pendahuluan

1. Dalam rangka implementasi kebijakan nasional reformasi birokrasi, telah ditetapkan “Road Map Reformasi Birokrasi Kementerian Dalam negeri Tahun 2010-2014”, yang memuat 10 (sepuluh) program reformasi birokrasi, yakni:

a. Program Percepatan (Quick Wins); b. Program Manajemen Perubahan;

c. Program Penataan Peraturan Perundang-undangan; d. Program Penataan dan Penguatan Organisasi; e. Program Penataan Ketatalaksanaan;

f. Program Penataan Sistem Manajemen Sumber Daya Manusia Aparatur; g. Program penguatan Pengawasan;

h. Program Penguatan Akuntabilitas kinerja; i. Program peningkatan Kualitas Pelayanan Publik j. Program Monitoring, Evaluasi, dan Pelaporan.

2. Khusus mengenai "Program Percepatan (Quick Wins)", Kementerian Dalam Negeri menetapkan 9 (sembilan) program operasional, yakni:

a. Fasilitasi Pelayanan Sistem Pengadaan Secara Elektronik (SPSE)/e-Procurement di Lingkungan Kementerian Dalam Negeri;

b. Pelayanan Administrasi Perjalanan Dinas Luar Negeri Bagi Pejabat/Pegawai Kemendagri , Pemerintah Daerah, dan Pimpinan serta Anggota DPRD;

c. Penanganan Pengaduan Masyarakat dan Tromol Pos 888; d. Percepatan Pelayanan Surat Pemberitahuan Penelitian;

e. Penetapan Keputusan Menteri Dalam Negeri tentang Evaluasi Rancangan Peraturan Daerah tentang APBD Provinsi dan Rancangan Peraturan Gubernur tentang Penjabaran APBD Provinsi;

f. Penetapan Keputusan Menteri Dalam Negeri tentang Evaluasi Rancangan Peraturan Daerah tentang Perubahan APBD Provinsi dan Rancangan Peraturan Gubernur tentang Penjabaran Perubahan APBD Provinsi;

g. Penetapan Keputusan Menteri Dalam Negeri tentang Evaluasi Rancangan Peraturan Daerah tentang Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD Provinsi dan Rancangan Peraturan Gubernur tentang Penjabaran Pertanggung-jawaban dan Pelaksanaan APBD Provinsi;

h. Percepatan Penyelesaian Keputusan Pengangkatan/Penetapan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah; dan

i. Pelayanan Kartu Tanda Penduduk Secara Elektronik (e-KTP).

3. Sembilan Program Percepatan (quick wins) tersebut ditetapkan melalui:

a. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 8 Tahun 2011 tentang Percepatan Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu di Lingkungan Kementerian Dalam Negeri; dan b. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 9 Tahun 2011 tentang Pedoman Penerbitan Kartu

Tanda Penduduk Berbasis Nomor Induk Kependudukan Secara Nasional.

4. Substansi utama yang diatur di dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri tersebut berupa "Standar Operasional Prosedur (SOP)" dalam rangka memperoepat prosedur pelayanan Untuk Sembilan jenis pelayanan publik dalam Prooram Pejceoatan (quick wins) tersebut.

(2)

II. Perkembangan Capaian Program Percepatan (Quick Wins) Sampai Tahun 2013.

A. Fasilitas Pelayanan Pengadaan Barang/JasaSecara Elektronik (e-Procurement)

1. Di dalam Standar Operasional Prosedur (SOP) tentang Fasilitasi Pelayanan Sistem Pengadaan Barang/Jasa Secara Elektronik (e-Procurement), ditetapkan lama waktu pelayanan adalah 175 menit (2 jam 45 menit), sehingga memberikan kepastian waktu bagi Pihak Ketiga dalam memanfaatkan jasa layanan e-procurement yang diberikan oleh pegawai Kementerian Dalam Negeri.

2. Pelaksanaan Pelayanan Sistem Pengadaan Barang/Jasa Secara Elektronik (e-Procurement) mulai Tahun 2010 s/d Tahun 2013 sebagai berikut:

a. Tahun 2010:

1) Mengembangkan program e-Procurement melalui kerja sama dengan Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP);

2) Melaksanakan Bimbingan Teknis bagi pegawai dalam pengelolaan program e-Procurement melalui kerjasama dengan LKPP;

b. Tahun 2011:

1) Membentuk unit kerja "Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE)" yang ditetapkan dengan Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 027.05-91 Tahun2011 tentang Pembentukan Layanan Pengadaan secara Elektronik di Lingkungan Kementerian Dalam Negeri;

2) Memulai penerapan e-procurement dalam pengadaan barang/jasa pemerintah di lingkungan Kemendagri yakni 24 pengadaan, dengan total anggaran sebesar Rp.5,98 Trilyun (terutama Pengadaan Program Pelayanan e-KTP).

c. Tahun 2012:

 Menerapkan e-procurement dalam pengadaan barang/jasa pemerintah di lingkungan Kemendagri, yakni 278 Paket Pengadaan, dengan total anggaran sebesar Rp.649,68 Miliard.

d. Tahun 2013:

 Menerapkan e-procurement dalam pengadaan barang/jasa pemerintah di lingkungan Kemendagri, yakni 2798 Paket Pengadaan, dengan total anggaran sebesar Rp.1,196 Triliun.

3. Implikasi dari Penerapan e-Procurement:

a. Terjadi penurunan secara bertahap jumlah paket pengadaan barang/jasa yang tidak melalui e-procurement (non e-procurement), yakni:

1) Tahun 2011 sebanyak 277 Paket Pengadaan non e-procurement, dengan total angaran sebesar Rp.999,214 Miliard.

2) Tahun 2012 sebanyak 145 Paket Pengadaan non e-procurement, dengan total angaran sebesar Rp. 108,361 Miliard.

3) Tahun 2013 sebanyak 42 Paket Pengadaan non e-procurement, dengan total angaran sebesar Rp.32,449 Miliard.

b. Terjadi penghematan anggaran negara (sisa kontrak) dalam proses pengadaan barang/jasa pemerintah melalui e-procurement, yakni:

1) Tahun 2011 terjadi penghematan anggaran negara sebesar Rp.3,157 Miliard. 2) Tahun 2012 terjadi penghematan anggaran negara sebesar Rp.39,624 Miliard. 3) Tahun 2013 terjadi penghematan anggaran negara sebesar Rp.57,093 Miliard.

B. Pelayanan Administrasi Perjalanan Dinas Luar Negeri Bagi Pejabat/Pegawai Kemendagri, Pemerintah Daerah, dan Pimpinan serta Anggota DPRD

(3)

1. Berpedoman pada Instruksi Presiden Nomor 11 Tahun 2005 tentang Perjalanan Dinas Luar Negeri, Menteri Dalam negeri telah melakukan langkah-langkah sebagai berikut:

a. Menetapkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 11 Tahun 2011 tentang Pedoman perjalanan Dinas ke Luar Negeri bagi Pejabat/Pegawai di Lingkungan Kementerian Dalam Negeri, Pemerintah Daeranh, dan Pimpinan serta Anggota DPRD.

b. Menerbitkan Surat Edaran Menteri Dalam Negeri kepada Para Gubernur dan Bupati/Walikota di seluruh Indonesia nomor 99/4770/SJ tanggal 23 Nopember 2012 perihal Perjalanan Dinas Luar Negeri.

c. Melaksanakan sosialisi kebijakan perjalanan dinas luar negeri bagi aparatur Pemerintah Daerah yang menangani adnministrasi perjalanan dinas luar negeri. d. Melaksanakan evaluasi pelaksanaan Perjalanan Dinas ke Luar Negeri yang dilakukan

oleh pejabat/pegawai Pmerintah Daerah, serta pimpinan dan anggota DPRD.

2. Di dalam Standar Operasional Prosedur (SOP) tentang Pelayanan Administrasi Perjalanan Dinas Luar Negeri Bagi Pejabat/Pegawai Kemendagri, Pemerintah Daerah, dan Pimpinan serta Anggota DPRD, ditetapkan lama waktu pelayanan adalah 7 hari 14 jam (9 hari), sehingga memberikan kepastian waktu kepada para pejabat/pegawai dalam memanfaatkan Pelayanan Administrasi Perjalanan Dinas Luar Negeri yang diberikan oleh pegawai Kementerian dalam Negeri.

3. Pelaksanaan Pelayanan administrasi perjalanan dinas luar negeri pada tahun 2011 s/d Juni 2013 adalaha sebagai berikut:

a. Permohonan izin perjalanan dinas luar negeri sejumlah 1.675 surat, dengan peserta sejumlah 2.928 orang;

b. Rekomendasi izin perjalanan dinas luar negeri sejumlah 1.395 surat; c. Penolakan izin perjalanan dinas luar negeri sejumlah 280 surat.

d. Jenis kegiatan: (1) promosi sebanyak 1.006 orang; (2) Seminar sebanyak 537 orang; (3) kerjasama luar negeri sebanyak 417 orang; (4) Studi banding sebanyak 581 prang; dan (5) Pelatihan di luar negeri sebanyak 387 orang.

e. Negara tujuan yang paling banyak dikunjungi berdasarkan 5 besar, yaitu Malaysia, China, Australia, Jepang, dan Korea Selatan;

f. Penyampaian laporan perjalanan dinas diterima sejumlah 457 laporan atau 33% dari 1.395 surat izin perjalanan dinas luar negeri;

g. Komposisi pejabat yang melakukan perjalanan dinas: (1) Gubernur sebanyak 29 orang; (2) Wakil Gubernur serta Walikota/Wakil Walikota sebanyak 161 orang; (3) Pejabat Kemendagri sebanyak 179 orang; dan (5) Pejabat Pemerintah Daerah sebanyak 2.530 orang.

h. Jumlah peserta 5 (lima) besar yang paling banyak melakukan Perjalanan Dinas Luar Negeri: (1) Provinsi Jawa Timur sebanyak 572 orang; (2) Provinsi Bali sebanyak 280 orang; (3) Provinsi Kalimantan Timur sebanyak 255 orang; (4) Provinsi DKI Jakarta sebanyak 253 orang; dan (5) Provinsi Jawa Barat sebanyak 199 orang.

4. Sejumlah pejabat Pemerintah Daerah memberikan penilaian "baik' terhadap pelayanan administrasi perjalanan dinas luar negeri yang dilaksanakan oleh aparatur Kementerian Dalam Negeri.

b. C. Penanganan Pengaduan Masyarakat dan Tromol Pos 888

1. Di dalam Standar Operasional Prosedur (SOP) tentang Penanganan Pengaduan Masyarakat dan tromol Pos 888, ditetapkan lama waktu penanganan pengaduan masyarakat, agar dapat memberikan kepastian kepada masyarakat dalam menerima jawaban dari aparatur Kementerian Dalam negeri atas materi yang diadukan, yakni:

a. Penanganan pengaduan masyarakat yang dilimpahkan kepada Gubernur, waktu pelaksanaannya selama 13 hari;

(4)

b. Penanganan pengaduan masyarakat yang ditangani sendiri oleh Kementerian Dalam Negeri, waktu pelaksanannya adalah: (1) Kasus Ringan selama 43 hari; (2) Kasus Sedang selama 436 hari; dan (3)) Kasus Berat selama 61 hari.

2. Selama ini, belum pernah ada pengaduan masyarakat secara tertulis kepada Kementerian Dalam Negeri melalui Tromol Pos 888.

3. Pengaduan masyarakat yang disampaikan secara lisan melalui unjuk rasa, antara lain disampaikan oleh unsur Organisasi Kemasyarakatan, senantiasa diterima langsung oleh pejabat Kementerian Dalam Negeri yang berkompeten. Materi pengaduan secara lisan diselesauikan dalam dua pola, yakni: (a) Penjelasan langsung kepada perwakilan peserta unjuk rasa; dan (b) Penjelasan melalui surat kepada pihak yang menyampaikan pengaduan. 4. Semua masalah pengaduan masyarakat dapat direspons secara baik oleh Kementerian

Dalam Negeri.

D. Percepatan Pelayanan Surat Pemberitahuan Penelitian (SPP)

1. Di dalam Standar Operasional Prosedur (SOP) tentang Percepatan Pelayanan Surat Pemberitahuan Penelitian (SPP), ditetapkan lama waktu pelayanan adalah 335 menit (3 jam 35 menit), sehingga memberikan kepastian waktu kepada para peneliti (orang asing dan/atau lembaga asing) dalam menggunakan jasa pelayanan ijin penelitian yang diberikan oleh aparatur Kementerian Dalam Negeri.

2. Tujuan pelaksanaan Pelayanan Surat Pemberitahuan Penelitian bagi Orang Asing dan Lembaga Asing adalah: (a) Meningkatkan kualitas pelayanan terhadap orang/lembaga asing yang melakukan penelitian, dengan tetap mempertimbangkan aspek keamanan dan kepentingan nasional; (b) Mengoptimalisasi pelaksanaan pemantauan dan pengawasan terhadap keberadaan para peneliti asing (orang/lembaga asing) di Indonesia; dan (c) Meningkatkan citra Pemerintah Indonesia dalam melaksanakan tertib administrasi penelitian bagi orang/lembaga asing.

3. Selama bulan Januari s.d Juli 2013, telah diterbitkan 256 Surat Pemberitahuan Penelitian (SPP) dengan perincian: (a) Bulan Januari sebanyak 22 SPP; (b) Bulan Februari sebanyak 40 SPP; (c) Bulan Maret sebanyak 31 SPP; (d) Bulan April sebanyak 49 SPP; (e) Bulan Mei sebanyak 44 SPP; (f) Bulan Juni sebanyak 46 SPP; dan (g) Bulan Jul! sebanyak 24 SPP. 4. Dalam pelayanan Surat Pemberitahuan Penelitian (SPP), para penerima layanan (orang

asing dan lembaga asing) menilai baik atas prosedur pelayanan Surat Pemberitahuan Penelitian (SPP) yang diberikan oleh aparatur Kementerian Dalam Negeri.

E. Penetapan Keputusan Menteri Dalam Negeri tentang Evaluasi Rancangan Peraturan Daerah tentang APBD Provinsi dan Rancangan Peraturan Gubernur tentang Penjabaran APBD Provinsi

1. Di dalam ketentuan Pasal 185 ayat (2) UU Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, d.etapkan bahwa hasil Evaluasi Rancangan Peraturan Daerah tentang APBD Provinsi dan Rancangan Peraturan Gubernur tentang Penjabaran APBD Provinsi, disampaikan oleh Menteri Dalam negeri kepada Gubernur paling lambat 15 (lima belas) hari terhitung sejak diterimanya rancangan dimaksud.

2. Dalam rangka percepatan pelayanan, maka di dalam Standar Operasional Prosedur (SOP) mengenai Penetapan Keputusan Menteri dalam Negeri tentang Evaluasi rancangan Peraturan Daerah tentang APBD Provinsi, ditetapkan lama waktu pelayanan adalah 11 hari dan 910 menit (13 hari), sehingga lebih cepat dua hari dari waktu yang drtetapkan di dalam undang-undang.

3. Berdasarkan SOP tersebut, telah dilakukan percepatan pelaksanaan Evaluasi Rancangan Peraturan daerah tentang APBD Provinsi dan Rancangan Peraturan Gubernur

(5)

tentang Penjabaran APBD Provinsi, dengan kinerja evaluasi terhadap 33 APBD Provinsi sebagai berikut:

 APBD Provinsi Tahun 2011:

a. Waktu penyelesaian rata-rata 13 hari;

b. Sebanyak 6 APBD Provinsi yang penetapannya di atas tanggal 30 Desember 2010, karena Pemerintah Daerah Provinsi terlambat menyampaikan Rancangan Peraturan Daerah tentang APBD Provinsi.

c. Penetapan Keputusan Menteri Dalam Negeri : (1) Paling Awal tanggal 22 September 2010 (Papua); dan (2) Paling akhir tanggal 21 April 2011 (Aceh).

 APBD Provinsi Tahun 2012:

a. Waktu penyelesaian rata-rata 11 hari;

b. Sebanyak 4 APBD Provinsi yang penetapannya di atas tanggal 30 Desember 2011, karena Pemerintah Daerah Provinsi terlambat menyampaikan Rancangan Peraturan Daerah tentang APBD Provinsi.

c. Penetapan Keputusan Menteri Dalam Negeri: (1) Paling awal tanggal 28 Oktober 2011 (Jambi); dan (2) Paling akhir tanggal 28 Pebruari 2012 (Papua).

 APBD Provinsi Tahun 2013:

a. Waktu penyelesaian rata-rata 11 hari;

b. Sebanyak 6 APBD Provinsi yang penetapannya di atas tanggal 30 Desember 2012, karena Pemerintah Daerah Provinsi terlambat menyampaikan Rancangan Peraturan Daerah tentang APBD Provinsi.

c. Penetapan Keputusan Menteri Dalam Negeri: (1) Paling awal tanggal 14 November 2012 (Gorontalo); dan (2) Paling akhir tanggal 18 Februari 2013 (DKI Jakarta dan Aceh).

4. Dengan demikian, melalui Program Percepatan (Quick Wins), telah terjadi percepatan waktu pelayanan dalam Penetapan Keputusan Menteri Dalam Negeri tentang Evaluasi Rancangan Peraturan Daerah tentang APBD Provinsi dan Rancangan Peraturan Gubernur tentang Penjabaran APBD Provinsi.

F. Penetapan Keputusan Menteri Dalam Negeri tentang Evaluasi Rancangan Peraturan Daerah tentang Perubahan APBD Provinsi dan Rancangan Peraturan Gubernur tentang Penjabaran Perubahan APBD Provinsi

1. Di dalam ketentuan Pasal 185 ayat (2) UU Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, dietapkan bahwa hasil Evaluasi Rancangan Peraturan Daerah tentang Perubahan APBD Provinsi dan Rancangan Peraturan Gubernur tentang Penjabaran Perubahan APBD Provinsi, disampaikan oleh Menteri Dalam Negeri kepada Gubemur paling lambat 15 (lima belas) hari terhitung sejak diterimanya rancangan dimaksud.

2. Dalam rangka percapatan pelayanan, maka di dalam Standar Operasional Prosedur (SOP) mengenai penetapan Keputusan Menteri Dalam Negeri tentang Evaluasi Rancangan Peraturan Daerah tentang Perubahan APBD Provinsi dan Rancangan Peraturan Gubernur tentang Penjabaran Perubahan APBD Provinsi, ditetapkan lama waktu pelayanan adalah 11 hari dan 910 menit (13 hari), sehingga lebih cepat dua hari dari waktu yang ditetapkan di dalam undang-undang.

3. Berdasarkan SOP tersebut, telah dilakukan percepatan pelaksanaan Evaluasi Rancangan Peraturan Daerah tentang Perubahan APBD Provinsi dan Rancangan Peraturan Gubernur tentang Penjabaran Perubahan APBD Provinsi, dengan k.nerja evaluasi terhadap 33 Perubahan APBD Provinsi sebagai berikut:

 Perubahan APBD Provinsi Tahun 2011: a. Waktu penyelesaian rata-rata 12 hari;

(6)

b. Hasil evaluasi terhadap Rancangan Peraturan Daerah tentang Perubahan APBD Provinsi Tahun 2011, ditetapkan seluruhnya pada Tahun 2011 (tidak ada keterlambatan waktu penetapan).

c. Penetapan Keputusan Menteri Dalam Negeri: (1) Paling awal tanggal 10 Agustus 2011 (Jambi); dan (2) Paling akhir tanggal 19 Desember2011 (Maluku Utara).

 Perubahan APBD Provinsi Tahun 2012: a. Waktu penyelesaian rata-rata 11 hari;

b. Hasil evaluasi terhadap Rancangan Peraturan Daerah tentang Perubahan APBD Provinsi Tahun 2012, ditetapkan seluruhnya pada Tahun 2012 (tidak ada keterlambatan waktu penetapan).

c. Penetapan Keputusan Menteri Dalam Negeri: (1) Paling awal tanggal 27 Juli 2012 (Kalimantan Selatan); dan (2) Paling akhir tanggal 3 Desember2012 (Aceh).

 Perubahan APBD Provinsi Tahun 2013: belum dilaksanakan.

4. Dengan demikian, melalui Program Percepatan (Quick Wins), telah terjadi percepatan waktu pelayanan dalam Penetapan Keputusan Menteri Dalam Negeri tentang Evaluasi Rancangan Peraturan Daerah tentang Perubahan APBD Provinsi dan Rancangan Peraturan Gubernur tentang Penjabaran Perubahan APBD Provinsi.

G. Penetapan Keputusan Menteri Dalam Negeri tentang Evaluasi Rancangan Peraturan Daerah tentang Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD Provinsi dan Rancangan Peraturan Gubernur tentang Penjabaran Pertanggung-jawaban dan Pelaksanaan APBD Provinsi 1. Di dalam ketentuan Pasal 185 ayat (2) UU Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan

Daerah, dietapkan bahwa hasil Evaluasi Rancangan Peraturan Daerah tentang Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD Provinsi dan Rancangan Peraturan Gubernur tentang Penjabaran Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD Provinsi, disampaikan oleh Menteri Dalam Negeri kepada Gubernur paling lambat 15 (lima belas) hari terhitung sejak diterimanya rancangan dimaksud.

2. Dalam rangka percepatan pelayanan, maka di dalam Standar Operasional Prosedur (SOP) tentang Penetapan Keputusan Menteri Dalam Negeri tentang Evaluasi Rancangan Peraturan Daerah tentang Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD Provinsi dan Rancangan Peraturan Gubernur tentang Penjabaran Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD Provinsi, ditetapkan lama waktu pelayanan adalah 11 hari dan 910 menit (13 hari), sehingga lebih cepat dua hari dari waktu yang ditetapkan di dalam undang-undang. Hal ini dimaksudkan untuk memberikan kepastian kepada Pemerintah Daerah Provinsi dalam menerima pelayanan dari aparatur Kementerian Dalam Negeri.

3. Berdasarkan SOP tersebut, telah dilakukan percepatan pelaksanaan Evaluasi Rancangan Peraturan Daerah tentang Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD Provinsi dan Rancangan Peraturan Gubernur tentang Penjabaran Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD Provinsi, dengan kinerja evaluasi terhadap 33 sebagai berikut:

 Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD Provinsi Tahun 2010: a. Waktu penyelesaian rata-rata 13 hari;

b. Hasil evaluasi terhadap Rancangan Peraturan Daerah tentang Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD Provinsi Tahun 2010 adalah: (1) Sebanyak 32 APBD Provinsi ditetapkan pada Tahun 2011 (tidak terjadi keterlambatan waktu penetapan); dan (2) Sebanyak 1 APBD Provinsi yang ditetapkan pada bulan Januari 2012, karena Pemerintah Daerah Provinsi terlambat menyampaikan Rancangan Peraturan Daerah tentang Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD Provinsi Tahun 2011.

c. Penetapan Keputusan Menteri Dalam Negeri: (1) Paling awal tanggal 27 Juli 2011 (Kalimantan Selatan); dan (2) Paling akhir tanggal 4 Januari 2012 (Maluku).

 Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD Provinsi Tahun 2011: a. Waktu penyelesaian rata-rata 12 hari;

(7)

b. Hasil evaluasi terhadap Rancangan Peraturan Daerah tentang Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD Provinsi Tahun 2011 adalah sebanyak 33 APBD Provinsi ditetapkan pada Tahun 2012 (tidak ada keterlambatan waktu penetapan).

c. Penetapan Keputusan Menteri Dalam Negeri: (1) Paling awal tanggal 13 Juli 2012 (Jawa Tengah); dan (2) Paling akhir tanggal 3 Desember2012 (Aceh).

• Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD Provinsi Tahun 2012: belum dilaksanakan. 4. Dengan demikian, melalui Program Percepatan (Quick Wins), telah terjadi percepatan waktu

pelayanan dalam Penetapan Keputusan Menteri Dalam Negeri tentang Evaluasi Rancangan Peraturan Daerah tentang Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD Provinsi dan Rancangan Peraturan Gubernur tentang Penjabaran Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD Provinsi.

H. Percepatan Penyelesaian Keputusan Pengangkatan/Penetapan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah

1. Di dalam ketentuan Pasal 109 UU. Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, ditetapkan bahwa: (1) Pengesahan pengangkatan pasangan calon Gubernur dan wakil Gubernur terpilih dilakukan oleh Presiden selambat-lambatnya dalam waktu 30 (tiga puluh) hari; dan (b) Pengesahan pengangkatan pasangan calon bupati dan wakil bupati atau walikota dan wakil walikota terpilih dilakukan oleh Menteri Dalam Negeri atas nama Presiden selambat-lambatnya dalam waktu 30 (tiga puluh) hari.

2. Dalam rangka percepatan pelayanan, maka di dalam Standar Operasional Prosedur (SOP) tentang Percepatan Penyelesaian Keputusan Pengangkatan/Penetapan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah, ditetapkan lama waktu pelayanan adalah 10 hari dan 330 menit (11 hari), sehingga lebih cepat sembilan belas hari dari waktu yang ditetapkan di dalam undang-undang.

3. Berdasarkan SOP tersebut, telah dilakukan Percepatan Penyelesaian Keputusan Pengangkatan/Penetapan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah, sehingga Keputusan Presiden tentang Pengangkatan Gubernur dan Wakil Gubernur, Keputusan Menteri Dalam Negeri tentang Pengangkatan Bupati dan Wakil Bupati, serta Keputusan Menteri Dalam Negeri tentang Pengangkatan Walikota dan Wakil Walikota dapat ditetapkan tepat waktu. Sebagai contoh: Selama Tahun 2013 (sempai dengan awal Juli 2013), telah ditetapkan: (a) Sebanyak 5 (lima) Keputusan Presiden tentang Pengangkatan Gubernur dan Wakil Gubernur; (b) Sebanyak 21 (dua puluh satu) Keputusan Menteri Dalam Negeri tentang Pengangkatan Bupati dan Wakil Bupati; (c) Sebanyak 7 (tujuh) Keputusan Menteri Dalam Negeri tentang Pengangkatan Walikota dan Wakil Walikota.

4. Melalui instrumen evaluasi mengenai kinerja aparatur Kementerian Dalam Negeri dalam memberikan pelayanan atas Keputusan Pengangkatan/Penetapan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah, pejabat Pemerintah Daerah memberikan nilai "baik" atas pelayanan yang diberikan oleh aparatur Kementerian Dalam Negeri.

I. Pelayanan Kartu Tanda Penduduk Secara Elektronik (e-KTP).

1. Di dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 9 Tahun 2011 tentang Pedoman Penerbitan Kartu Tanda Penduduk Berbasis Nomor Induk Kependudukan Secara Nasional, telah ditetapkan prosedur pelayanan Kartu Tanda Penduduk Secara Elektronik (e-KTP).

2. Dalam rangka pelaksanaan pelayanan Kartu Tanda Penduduk Secara Elektronik, terdapat 3 (tiga) program utama yang dilaksanakan oleh Kementerian Dalam Negeri dan Pemerintah Daerah, yakni:

a. Pemutakhiran Data Kependudukan di semua Kabupaten/Kota (selesai diselesaikan pada Tahun 2010);

b. Penerbitan Nomor Induk Kependudukan atau NIK (diselesaikan pada tahun 2011); c. Pelayanan Kartu Tanda Penduduk secara Elektronik (e-KTP).

(8)

3. Khusus mengenai pelayanan Kartu Tanda Penduduk Secara Elektronik (e-KTP), target yang akan dicapai pada tahun 2013 adalah perekaman dan pengadaan Fisik e-KTP secara kumulatif sejumlah 176 juta. Realisasi hingga Juni 2013 (sebagaimana telah dilaporkan kepada Unit Kerja Presiden Bidang Pengawasan dan Pengendalian Pembangunan atau UKP4) adalah: a. Perekaman sebanyak: 175.237.768 orang;

b. Pengadaan Fisik e-KTP: (1) Blangko chip sebanyak 168.515.000; (2) Personalisasi sebanyak 146.447.524; serta (3) Penerbitan dan distribusi sebanyak 141.356.324.

Demikianlah laporan mengenai "Perkembangan Pelaksanaan Program Percepatan (Quick Wins) Kementerian Dalam Negeri sampai dengan Bulan Juni 2013.

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Menurut Tufaila et al., (2014) menjelaskan bahwa semakin tinggi dosis pupuk kandang ayam yang diberikan maka pH tanah akan semakin meningkat, peningkatan pH tanah

It is known for its great potential to improve the growth of muscle tissues and red blood cells production.. Winstrol is extensively used in the both, human & veterinary fields,

Sehubungan dengan Dokumen Penawaran Pekerjaan yang Perusahaan Saudara sampaikan kepada Pokja Penyusunan Studi Akademik 9 Ranperdadi Provinsi Kalimantan Utara dan Pengumuman

These ten classes of anabolic steroids include Oral, Injectable oil-based, Injectable water-based, Patch or gel, Aerosol, propellant based preparation, Sublingual, Homemade

(3) Proses Pembelajaran di luar Program Studi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b, huruf c, dan huruf d dilaksanakan berdasarkan perjanjian kerja sama antara

Pelajar di bawah Bidang Teknik dan Vokasional telah mempelajari pelbagai teori perihal perniagaan dan keusahawanan semasa PdP di dalam kelas, maka

Hasil penelitian ini diharapkan akan membantu manajemen perusahaan dalam mengevaluasi dan menggunakan hasil penelitian sebagai media informasi untuk mengetahui peran