• Tidak ada hasil yang ditemukan

MANAJEMEN KONFLIK SUAMI ISTRI DALAM PERSPEKTIF AL QURAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "MANAJEMEN KONFLIK SUAMI ISTRI DALAM PERSPEKTIF AL QURAN"

Copied!
142
0
0

Teks penuh

(1)

AL QURAN

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Hukum (S.H) pada Program Studi Ahwal Syakhsiyah

Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Makassar

OLEH:

ISRAT DAMIARTO 10 5260 006313

FAKULTAS AGAMA ISLAM

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 1438 H / 2017 M

(2)

ii

FAKULTAS AGAMA ISLAM

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

Kantor:Jl. Sultan Alauddin No.259 Gedung Iqra lt. IV telp. (0411) 851914 Makassar 90222

PENGESAHAN SKRIPSI

Skripsi yang berjudul “ Manajemen Konflik Suami Istri dalam

Perspektif Al Quran” telah diujikan pada hari Sabtu, 2 Sya’ban 1438 H,

bertepatan dengan 29 April 2017 M, dihadapan tim penguji dan dinyatakan telah dapat diterima dan disahkan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Hukum (S.H) pada Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Makassar.

Makassar, 2 Sya’ban 1438 H 29 April 2017 M

Dewan Penguji :

Ketua : Drs. H. Mawardi Pewangi, M.Pd.I. (...) Sekretaris : Dr. Abd. Rahim Razaq, M.Pd. (...)

Tim Penguji:

1. Dr. M. Ilham Muchtar, Lc., M.A. (...) 2. M. Chiar Hijaz, Lc., M.A. (...) 3. Irwan Fitri, Lc., M.A. (...) 4. Hasan Juhanis, Lc., M.S. (...)

Disahkan Oleh,

Dekan Fakultas Agama Islam

Drs. H. Mawardi Pewangi, M.Pd.I.

(3)

iii Nama penulis : Israt Damiarto

NIM : 105260006313

Fakultas : Agama Islam

Program Studi : Ahwal Syakhsiyah

Judul Skripsi : MANAJEMEN KONFLIK SUAMI ISTRI DALAM

PERSPEKTIF AL QURAN

Setelah diperiksa dan diperbaiki, maka skripsi ini kami setujui untuk dimunaqasyahkan.

Makassar, 28 Jumadil Akhir 1438 H

29 Maret 2017 M

Disetujui oleh,

Pembimbing I, Pembimbing II,

Dr. Yusri M. Arsyad, Lc., M.A. Muh. Chiar Hijaz, Lc., M.A. NIDN: 0902017201

(4)

iv

FAKULTAS AGAMA ISLAM

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

Kantor:Jl. Sultan Alauddin No.259 Gedung Iqra lt. IV telp. (0411) 851914 Makassar 90222

BERITA ACARA MUNAQASYAH

Dekan Fakultas Agama Islam Makassar, setelah mengadakan sidang munaqasyah pada hari Sabtu 29 April 2017 M/ 2 Sya’ban 1438 H yang bertempat di Gedung Prodi Ahwal Syakhsiyah Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Makassar Jln. Sultan Alauddin No. 259 Makassar.

MEMUTUSKAN

Bahwa Saudara:

Nama : Israt Damiarto

Nim : 105260006313

Judul Skripsi : Manajemen Konflik Suami Istri dalam Perspektif Al Quran Dinyatakan : LULUS

Ketua, Sekretaris,

Drs. H. Mawardi Pewangi, M.Pd.I. Dr. Abd. Rahim Razaq, M.Pd.

NBM: 554612 NIDN: 0920085901

Dewan Penguji:

1. Dr. M. Ilham Muchtar, Lc., M.A. (...) 2. M. Chiar Hijaz, Lc., M.A. (...) 3. Irwan Fitri, Lc., M.A. (...) 4. Hasan Juhanis, Lc., M.S. (...)

Disahkan oleh:

Dekan FAI Unismuh Makassar

Drs. H. Mawardi Pewangi, M.Pd.I. NBM: 554612

(5)

v

Saya yang Bertanda Tangan di Bawah ini:

Nama : Israt Damiarto

NIM : 105260006313

Program Studi : Ahwal Syakhsiyah

Fakultas : Agama Islam

Universitas : Universitas Muhammadiyah Makassar

Menyatakan dengan penuh kesadaran bahwa skripsi yang berjudul

Manajemen Konflik Suami Istri dalam Perspektif AL Quran”, benar

merupakan hasil penulisan dan penelitian saya sendiri, bukan jiplakan dan duplikat dari karya orang lain. Adapun dalil-dalil, pendapat atau temuan orang lain yang terdapat di dalam skripsi ini, dikutip dan dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah dan ketentuan yang berlaku yang penulis ketahui.

Makassar, 03 Rajab 1438 H 31 Maret 2017 M

Yang Membuat Pernyataan,

(6)

vi

ْ

ََص ْ

َ

نا َ

ف َ

ت ْ

غ َ

ر َ

ف ا َ

ذ ِ

إ َ

ف

,

ْ

َ

غ ْ

را َ

ف َ

كِّ

ب َ

ر ى َ

ل ِ

إ َ

و

:حرشلا[

7

،

8

[

“Maka apabila kamu telah selesai

(dari suatu urusan), kerjakanlah

sungguh-sungguh

(urusan)

yang

lain”.,

“Dan

hanya

kepada

Tuhanmulah

hendaknya

kamu

(7)

ix

Segala puji bagi Allah Rabbul ‘Alamin penulis panjatkan kehadirat-Nya atas segala limpahan rahmat, taufiq dan hidayah-Nya. Salam dan salawat penulis peruntukkan kepada Nabi Muhammad Saw. Dengan tuntunan yang dibawanya untuk umat manusia sehingga terhindar dari perbuatan dan perilaku yang menyimpang dari tuntunan sebagai hamba Allah.

Dalam penyusunan skripsi ini, penulis mengalami banyak kendala, namun kesemuanya dapat teratasi berkat bantuan, tuntunan, bimbingan dari berbagai pihak. Untuk itu dengan segala kerendahan hati, pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada:

1. Dr. H. Abd. Rahman Rahim, S.E., M.M., selaku Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar, beserta seluruh pimpinan dan stafnya.

2. Drs. H. Mawardi Pewangi, M. Pd.I., selaku Dekan Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Makassar beserta seluruh pimpinan dan stafnya.

3. Syekh Muhammad bin Muhammad Thoyyib Khoory, keluarga, beserta pimpinan dan karyawan AMCF (Asia Muslim Charity Foundation).

4. Dr. Ilham Muchtar, Lc., M.A., selaku ketua Prodi Ahwal Syakhsiyah Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Makassar beserta seluruh staf dan karyawannya.

(8)

x

Muhammadiyah Makassar, beserta seluruh asatiz dan stafnya.

6. Dr. H. Yusri M. Arsyad, Lc., M.A. dan H. M. Chiar Hijaz, Lc., M.A. masing-masing sebagai pembimbing I dan II, yang telah memberikan bimbingan sampai selesai penulisan skripsi ini.

7. Para asatiz/dosen Prodi Ahwal Syakhsiyah Universitas Muhammadiyah Makassar, yang telah membekali penulis dengan berbagai ilmu pengetahuan .

8. Lembaga Penelitian Pengembangan dan Pengabdian kepada Masyarakat (LP3M) dan Lembaga Perpustakaan dan Penerbitan Universitas Muhammadiyah Makassar yang telah memberi rekomendasi dan izin penelitian.

9. Rekan-rekan sesama mahasiswa Prodi Ahwal Syakhsiyah Universitas

Muhammadiyah Makassar yang telah memberi bantuan dan

dukungannya.

10. Kepada semua pihak yang tidak sempat penulis sebutkan namanya satu persatu.

Skripsi ini juga khusus penulis persembahkan kepada ayahanda tercinta Muchlis Rangin Palondongan dan Ibunda tercinta Dapy Barrang, semoga menjadi amal jariah dan penerang kubur bagi keduanya, yang dengan penuh kasih sayang mendidik dan membesarkan penulis dengan segala pengorbanan yang tak ternilai harganya. Kepada saudara-saudariku kakandaku, Darmayanti, A.Md. (Mama’ Syifa), Muhattab (Pong Alwi/ Papa

(9)

xi

Paramono (Ambe’ Hamnah), penulis haturkan terima kasih, jazakumullah

atas segalanya. Serta seluruh keluarga yang telah memberikan dukungan serta bantuan moril selama ini. Untuk itu hanya do’a yang dapat penulis panjatkan semoga senantiasa mendapat berkah, rahmat dan tetap dalam lindungan-Nya. Amin

Makassar,04 Rajab 1438 H 01 April 2017 M

(10)

xii

HALAMAN SAMPUL ... i

PENGESAHAN SKRIPSI... ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iii

BERITA ACARA MUNAQASYAH ... iv

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ... v

MOTTO ... vi

ABSTRAK... vii

KATA PENGANTAR ... ix

DAFTAR ISI ... xii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 7

C. Tujuan Penelitian ... 7

D. Manfaat Penelitian ... 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 9

A. Tinjauan Tentang Manajemen Konflik ... 9

1. Pengertian Manajemen ... 9 2. Pengertian Konflik ... 11 3. Pemicu Konflik ... 11 4. Dampak-dampak Konflik ... 13 5. Penyelesaian Konflik ... 14 6. Manajemen Konflik ... 15

7. Aspek-Aspek Manajemen Konflik ... 17

B. Tinjauan Umum tentang Pernikahan ... 18

1. Makna Pernikahan ... 18

2. Urgensi Pernikahan... 20

3. Hak dan Kewajiban Suami Istri ... 24

C. Prinsip Keluarga Bahagia (sakinah) ... 27

1. Definisi Keluarga Sakinah ... 27

2. Membentuk Keluarga Sakinah ... 29

3. Prinsip-Prinsip Keluarga Sakinah ... 29

BAB III METODE PENELITIAN ... 31

A. Jenis Penelitian ... 32

B. Sumber Data ... 32

(11)

xiii

A. Pengertian Konflik Suami Istri menurut Perspektif Al Quran ... 38

1. Nusyuz ... 38

2. Syiqaq ... 40

B. Faktor Permasalahan yang Menyebabkan konflik suami istri .. 42

1. Sebab-sebab yang Bersumber dari Istri ... 42

2. Sebab-sebab yang Bersumber dari Suami ... 43

3. Sebab-sebab yang Bersumber dari Keluarga Suami Istri .. 44

4. Sebab-sebab Lain ... 44

C. Manajemen Konflik Suami Istri menurut Perspektif Al Quran .. 44

1. Sumber Konflik dari Istri ... 45

a. Memberi Nasihat yang Baik ... 55

b. Pisah Ranjang ... 59

c. Pukulan yang Tidak Melukai ... 68

d. Hukum Urutan dari Ketiga Cara Pengajaran ... 77

2. Sumber Konflik dari Pihak Suami dan Istri ... 79

a. Pengertian Tahkim (Arbitrase) ... 80

b. Dalil yang Membolehkan Tahkim ... 82

c. Syarat-syarat Tahkim (Arbitrase) ... 86

d. Hukum dan Wewenang untuk Mengutus Hakam ... 88

e. Tugas dan Kedudukan Hakam ... 90

3. Sumber Konflik dari Pihak Suami ... 100

a. Jalan Damai (ُ صلا) ... 100

b. Khulu’ (Gugat Cerai) ... 107

BAB V PENUTUP ... 115 A. Kesimpulan... 115 B. Saran-saran ... 117 DAFTAR PUSTAKA ... 119 LAMPIRAN-LAMPIRAN ... 127 BIODATA PENULIS ... 130

(12)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Hidup berpasang-pasangan merupakan fitrah semua makhluk hidup. Lebih khusus bagi umat manusia diciptakan Allah Swt berpasangan dalam suatu ikatan yang suci yaitu pernikahan, yang dengannya akan mendatangkan ketenteraman dan kebahagiaan. Dan sebagai tanda kebesaran dan keagungan Allah Swt diciptakan-Nya di antara pasangan tersebut perasaan kasih sayang. Allah Swt berfirman :

َخ ْنَأ ِهِتاَيَآ ْنِمَو

َ َ َلَو اَعََِْلَِ َُُك ِِِِْسَكِل اِل َوْاَأ ْمُك ِِِِِسُفِْنَأ ْنِم ْمُكَل َقَل

ِةَّدَ َم ْمُكََََِِْب

َنوُرَّكَفَِكَِي ٍمْ َقِل ٍتاَيََلَ َكِلَذ ِفِ َّنَِ ِةَْحَْرَو

]

ُس ْ

َر ُة

رل

ْو ِم:

12

[

Terjemahnya:

Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu istri-istri dari jenismu sendiri supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya di antara kamu rasa kasih dan sayang sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi kaum yang berpikir. [Q.S Ar Rum: 21]1

Tujuan utama sebuah rumah tangga adalah terwujudnya ketenteraman dan kebahagiaan. Namun demikian, ada masa-masa ketika suami dan istri berbeda pendapat, ada saja permasalahan dan konflik yang

1 Depag RI, Al Quran dan terjemahannya, (Semarang, PT. Karya Toha Putra, Edisi 2002),

(13)

muncul. Konflik tersebut bisa menjadikan orang mawas diri, berkomunikasi, namun konflik juga bisa berdampak pada keretakan hubungan antar pasangan, membuat mereka saling menjauh dan menarik diri.

Rumah tangga manapun tidak mungkin terbebas dari masalah di antara penghuninya, bahkan rumah tangga orang mulia atau orang-orang saleh sekalipun tidak luput dari masalah-masalah. Bedanya, bahwa orang-orang saleh tidak pernah membiarkan masalah mereka berlarut-larut hingga menjadi kondisi yang disukai dan dikehendaki setan. Mereka selalu mohon perlindungan kepada Allah Swt dari godaan setan dan menyikapi segala problem dengan penuh kesadaran, kedewasaan dan ketenangan kemudian mereka menghimpun kekuatan, mengatur langkah yang tepat dan strategi jitu lalu memperbaiki kondisinya dan melemahkan tipu daya setan, Allah Swt berfirman: 2

ْ ُم ْمُ َذِمَه وُرَََّذَت ِناَذَْ َِِِِّطل َنِم نِِ اَِ ْمُع َِِِِّسَم َذَِ ْ َقَِّت َنيِذَّل َّنَِ

َنوُر ِِِِِصِ

]

: ف رعلأ ةر س

102

[

Terjemahnya:

Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa, apabila mereka dibayang-bayangi pikiran jahat (berbuat dosa) dari setan, mereka pun segera ingat kepada Allah, maka ketika itu juga mereka melihat (kesalahan-kesalahannya). [QS. Al-A’raf: 201]3

Keluarga Rasulullah Saw juga tidak luput dari konflik rumah tangga. Mulai dari keinginan istri-istri beliau yang meminta tambah uang belanja,

2 Mahmud Al Mashri, Perkawinan Idaman,(Jakarta, Qisthi Press, 2010), Hal.270 3 Depag RI, Al Quran dan Terjemahnya, Hal..237

(14)

persaingan antara istrinya. Hingga fitnah besar menimpa istri beliau Aisyah yang dikenal dengan haditsul ifki. Hal ini menujukan bahwa hadirnya konflik dalam sebuah rumah tangga merupakan sunatullah yang pasti akan terjadi. Bahkan Rasulullah Saw pernah bersumpah untuk tidak menggauli istri-istrinya (ُ َ ُُُُّّّّي ِ لَْا) selama satu bulan lamanya dan mengurung diri di bilik tempat air minumnya. Rasulullah Saw meninggalkan istri-istrinya selama selama 29 malam karena beliau mendengar percakapan yang dibocorkan Hafsah kepada Aisyah. Beliau Saw menuturkan, “Aku tidak menemui

mereka selama sebulan.” Setelah 29 malam beliau pertama-tama menemui

Aisyah. Aisyah berkomentar,”Anda telah bersumpah untuk tidak mendatangi kami selama sebulan, dan kuhitung ini masih 29 hari.” Rasulullah menjawab, “bulan ini berjumlah 29 hari.” Benarlah, ternyata bulan itu hanya 29 hari.4

Aisyah ra berkata, “ kemudian Allah Swt menurunkan ayat takhyir (pilihan untuk berpisah dari Rasulullah atau tetap bersamanya), Allah Swt berfirman:

َسُأَو َّنُكْ ِ كَمُأ َْيَْلاَ َِكَِه اَعَِكََيِاَو اََِْن دل َةاَََْلْ َنْدِرُت َُّتََُُْ ْنَِ

ِلًََِجَ اِح َرَس َّنُكْحِ ر

[

ةَرْ ُس

:ب زحلأ

12

]

Terjemahnya:

Jika kamu sekalian mengingini kehidupan dunia dan perhiasannya, maka marilah supaya kuberikan kepadamu mut'ah (suatu pemberian yang diberikan kepada perempuan yang telah

(15)

diceraikan menurut kesanggupan suami) dan aku ceraikan kamu dengan cara yang baik.[Q.s Al Ahzab:28]5

Rasulullah Saw. memulai takhyir dari aku (Aisyah) , dan aku memilih tetap bersama beliau.” Setelah itu, beliau men-takhyir istri-istrinya yang lain, dan pilihan mereka sama dengan Aisyah.6

Imam Bukhari meriwayatkan hadis dari Sahal Ibn Sa’ad as-Sa’idi ra., ia berkata “Nama julukan yang paling disukai Ali adalah Abu Turab. Ia sangat senang jika dipanggil dengan nama tersebut. Tak ada yang menyebutnya Abu Turab, kecuali Nabi Saw.7 Suatu ketika, sewaktu marah kepada Fatimah, Ia keluar dan tidur di masjid. Kemudian Nabi Saw mencarinya. Beliau menemukan Ali di sana, dan bergumam, ini dia tengah

merebahkan diri di dekat dinding. Nabi Saw pun mendekatinya dan melihat

punggungnya penuh debu. Beliau mengusap debu dari punggung Ali seraya berkata, duduklah Abu Turab.8

Demikianlah di antara sekelumit cara orang-orang saleh dan bijak dalam menyikapi konflik atau problematika dalam rumah tangga mereka. Karenanya diperlukan manajemen/ pengelolaan konflik yang dapat membantu pasangan suami istri mencapai apa yang dicita-citakan dalam pernikahan.

5 Depag RI, Al Quran dan Terjemahnya, Hal.596 6 Mahmud Al Mashri Opcit, Hal.296

7 Ibid, hal.275

8 Mustafa Al ‘Adawi, Silsilah At Tafsir limusthafa Al ‘Adawi, (Maktabah Syamilah, juz.8),

(16)

Sebenarnya Islam telah mengambil langkah antisipatif yang dapat meminimalkan konflik-konflik dalam rumah tangga. Antisipasi ini bisa dipilah dalam dua bentuk:9

1. Antisipasi pranikah. 2. Antisipasi pasca nikah.

Adapun langkah antisipasi Islam sebelum pernikahan antara lain perintah memilih pasangan atas dasar agama, anjuran agar lelaki sekufu dengan wanita dan agar dilangsungkan khitbah (peminangan) sebelum akad nikah. Memilih pasangan dengan kriteria di atas akan memperkecil perselisihan di antara suami istri.

Sementara itu, langkah antisipasi setelah pernikahan keseluruhannya didasarkan pada prinsip prinsip di bawah ini:10

1. Perlakuan yang baik (ُِف ر عَملاِبُ ةَرَشاَع م لا). 2. Nasihat dan bimbingan

3. Pisah ranjang

4. Pukulan yang tidak melukai

Jika konflik sudah tak bisa diatasi dengan langkah-langkah di atas, mungkin karena keduanya sudah tidak bisa berdialog meskipun mereka merasa berdialog, sementara keadaan semakin kritis dan persoalan semakin runcing maka keberadaan penengah yang adil sudah diperlukan.

9 Mahmud Al Mashri Opcit ,hal.264 10 Ibid, Hal.265-266

(17)

Suami istri dapat mengambil penengah keluarganya, merekalah yang bertindak sebagai hakam. Allah Swt Berfirman:

َِ اَعِلْ َأ ْنِم اِاَكَحَو ِهِلْ َأ ْنِم اِاَكَح ُوَ ِْباَه اَاِعَََِِْب َ اَق ِِِش ْمُكْفِخ ْنََِو

يِرُي ْن

َد

ِيرِ َخ اِاَِلَع َناََ ََّللَّ َّنَِ اَاُعََََِِِْب َُّللَّ ِقِ هَ ُِي اِح َلًْصَِ

]

ءاسَل ةر س

53

[

Terjemahnya:

Dan jika kamu khawatirkan terjadi persengketaan antara keduanya, maka kirimlah seorang hakam (juru damai) dari keluarga laki-laki dan seorang hakim dari keluarga perempuan. jika kedua orang hakim itu bermaksud mengadakan perbaikan, niscaya Allah memberi taufik kepada suami istri itu. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal. [QS. An-Nisa’: 35]11

Ada kemungkinan bahwa semua tahap di atas tidak lagi bermanfaat dan semua cara perbaikan tidak dapat menyadarkan seorang istri, sementara kesabaran suami telah habis. Oleh karena itu langkah terakhir yang bisa di ambil oleh seorang suami adalah menjatuhkan talak satu

(raj’i).12

Inilah gambaran umum problematika berumah tangga dan upaya pengelolaan (manajemen) konflik suami istri dalam pandangan syariat islam, bahkan perkara ini tidak terbatas pada hal itu saja, namun mencakup banyak hal-hal lain yang perlu untuk digali lebih dalam dan terperinci sehingga menjadi sebuah gambaran yang utuh dan komprehensif .

11 Depag RI, Al Quran dan Terjemahnya, Hal.109

12 Abu Abdurrahman Ash Subaihi, Bingkisan tuk Kedua Mempelai ,(Sukoharjo, Maktabah

(18)

Dari uraian latar belakang di atas penulis tertarik untuk melakukan penelitian lebih lanjut dalam bentuk skripsi. Penelitian ini penulis beri judul

“Manajemen Konflik Suami Istri Dalam Perspektif Al Quran”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah seperti diuraikan di atas, maka rumusan masalah adalah sebagai berikut:

1. Apakah yang dimaksud dengan konflik suami istri menurut perspektif Al Quran?

2. Apakah faktor permasalahan yang mendatangkan konflik suami istri?

3. Bagaimanakah seharusnya manajemen konflik suami istri menurut perspektif Al Quran?

C. Tujuan Penelitian

Adapun yang menjadi tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui apakah yang dimaksud dengan konflik suami istri menurut perspektif Al Quran.

2. Untuk mengetahui apakah faktor permasalahan yang

mendatangkan konflik suami istri.

3. Untuk mengetahui bagaimana seharusnya manajemen konflik suami istri menurut perspektif Al Quran.

(19)

D. Manfaat penelitian

Dengan adanya tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini, maka diharapkan dapat memberikan manfaat dan kegunaan antara lain :

1. Manfaat teoritis, diharapkan dari penelitian ini dapat menambah kontribusi pengetahuan tentang problematika rumah tangga dan solusi-solusinya.

2. Manfaat praktis, sebagai bahan pertimbangan dalam upaya pemecahan masalah-masalah yang dihadapi oleh keluarga muslim dalam kehidupan berumah tangga.

3. Untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam memperoleh gelar sarjana program strata 1 (S1) dalam bidang Hukum Islam.

(20)

9

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan tentang Manajemen Konflik

1. Pengertian Manajemen

Istilah manajemen berasal dari bahasa Italia Maneggiare yang berarti melatih kuda-kuda atau secara harfiah to handle yang berarti mengendalikan. Manajemen dalam bahasa Inggris disebut Management yang berarti seni melaksanakan dan mengatur.13

Istilah manajemen dalam bahasa Arab bisa disebut dengan “ ُ ة َراَداُ: َُُّت

ُ د ُِبُ ي

ر ” yang berarti pengaturan atau administrasi, "ُ ةُ يُِراَُدُُِاُ ةَُُّعاَُرَُب" yang berarti kepiawaian/ kemahiran dalam mengatur.14 Dapat juga diartikan sebagai

ُِن ُ َُُُُّّّّظ

ُ ما atau ُ مُ يُِظَُتُ ن yang merupakan suatu tempat untuk menyimpan segala sesuatu dan penempatan segala sesuatu pada tempatnya.15

Manajemen menurut Mary Parker Follett 16 , adalah seni merampungkan pekerjaan melalui orang lain. Dari definisi tersebut didapati

13 https://id.wikipedia.org/wiki/Manajemen, diakses tanggal 7 Oktober 2016 pukul 22:36

Wita

14 Siti Zainab, Manajemen Konflik Suami Istri dalam Perspektif Al Quran, (Jurnal Studi

Agama dan Masyarakat, Vol.3, No.1, 2006), Hal.109

15 M. Munir. Wahyu Ilahi, Manajemen Dakwah, (Jakarta, Rahmat Semesta, 2009), Hal.9 16 Mary Parker Follett (1868–1933), adalah seorang pekerja sosial untuk Amerika Serikat,

konsultan dan pengarang berbagi buku dalam bidang demokrasi, hubungan antar manusia dan manajemen. Ia bekerja sebagai seorang ahli teori manajemen dan politik yang kemudian memperkenalkan berbagai istilah seperti "pemecahan konflik," "authority and power," dan "tanggung jawab kepemimpinan."

(21)

bahwa seseorang yang bertugas sebagai manajer dapat mengarahkan dan mengatur orang lain guna mencapai tujuan organisasi. Di sisi lain, James

A.F Stoner, 17 mendefinisikan manajemen sebagai proses

pengorganisasian, perencanaan, dan penggunaan SDM supaya mencapai tujuan organisasi yang sudah ditetapkan.18

Menurut kamus besar bahasa Indonesia manajemen adalah proses penggunaan sumber daya secara efektif dan efisien untuk mencapai tujuan. Manajemen merupakan proses penting yang menggerakkan organisasi karena tanpa manajemen yang efektif tidak akan ada usaha yang berhasil cukup lama.19

Definisi manajemen mengalami perkembangan dari masa ke masa tergantung kebutuhan organisasi, sehingga istilah manajemen yang dikemukakan oleh para ahli sangat beragam. Definisi manajemen yang diutarakan para ahli tidak ada yang secara khusus dijadikan patokan dalam pelaksanaan manajerial, sehingga seorang manajer harus mampu melaksanakan perannya memilih konsep manajemen yang akan dijadikan pijakan dalam organisasi yang dipimpinnya.20

17 James AF Stoner lahir tahun 1935, adalah seorang profesor dalam bidang sistem

manajemen. Sebelum memulai karir akademisnya, profesor Stoner adalah seorang pengembang proyek untuk Departemen Perdagangan dan Industri dalam pemerintahan Tanganyika, sekarang disebut Tanzania. Dia meraih gelar PhD dan MS dari Massachusetts Institute of Technology dan BS dari Antioch College pada tahun 1959 dan 1967. (https://en.wikipedia.org/wiki/James_A.F.Stoner, diakses tanggal 23 Maret 2017)

18 http://pengertianmanajemen.net/, diakses tanggal 7 Oktober 2016 pukul 22:57 Wita 19 Arti kata manajemen (KBBI) Online http://kbbi.web.id/manajemen, diakses tanggal 7

Oktober 2016 pukul 23:04 Wita

(22)

2. Pengertian Konflik

Menurut kamus bahasa Indonesia, konflik berati percekcokan, pertentangan, atau perselisihan.21 Konflik juga dapat diartikan suatu situasi yang terjadi manakala terjadi perbedaan, tumpang tindih kepentingan dan kehendak.22

Menurut definisi konflik di atas dapat disimpulkan bahwa konflik adalah segala macam interaksi pertentangan antara dua pihak atau lebih. Konflik dapat timbul pada berbagai situasi sosial, baik terjadi dalam diri individu, antar individu, kelompok, organisasi, maupun negara.

3. Pemicu Konflik

Konflik akan terjadi bila seseorang melakukan sesuatu tetapi orang lain menolak, menyangkal, merasa keberatan atau tidak setuju dengan apa yang dilakukan seseorang. Selanjutnya dikatakan bahwa konflik lebih mudah terjadi di antara orang-orang yang hubungannya bukan teman dibandingkan dengan orang-orang yang berteman.23

Konflik muncul bila terdapat adanya kesalahpahaman pada sebuah situasi sosial tentang pokok-pokok pikiran tertentu dan terdapat adanya antagonisme-antagonisme emosional. Konflik-konflik substantif (subtantive

21 Arti kata konflik -(KBBI) Online http://kbbi.web.id/konflik, diakses tanggal 7 Oktober 2016

pukul 23:08 Wita

22 PNPM Mandiri dan Direktorat Jenderal Cipta Karya PU, Modul Manajemen Konflik,

(2003), Hal.9

23 Hayat, Teori Konflik Dalam Perspektif Islam:Interkoneksi Islam dan Sosial, (Malang:

(23)

conflict) meliputi ketidak sesuaian tentang hal-hal seperti tujuan alokasi

sumber daya, distribusi imbalan, kebijaksanaan, prosedur dan penegasan pekerjaan.24 Pendapat lainnya bahwa, konflik muncul karena ada kondisi yang melatarbelakanginya (accident conditions). Kondisi tersebut yang disebut sebagai sumber terjadinya konflik, terdiri dari tiga kategori, yaitu:25

a. Komunikasi;

Komunikasi yang buruk antar individu, dalam arti perbedaan persepsi atau pandangan terhadap suatu hal, ide, maupun gagasan dalam organisasi, dapat menjadi sumber konflik

b. Struktur;

Struktur yang dimaksud mencakup struktur dalam keluarga dan sosial masyarakat, ketidakjelasan dalam pembagian tugas seorang individu di dalam keluarga, ketidakcocokan antara tujuan individu dengan tujuan kelompok organisasi, ketidakcocokan individu dengan masyarakat

c. Variabel Pribadi;

Penyebab konflik lainnya yang potensial adalah faktor pribadi, yang meliputi, sistem nilai yang dimiliki tiap-tiap individu, karakteristik kepribadian yang menyebabkan individu memiliki keunikan dan berbeda dengan individu yang lain.

24Cherni Rachmadani, Strategi Komunikasi dalam Mengatasi Konflik Rumah Tangga

Mengenai perbedaan Tingkat Penghasilan di Rt.29 Samarinda Seberang, (eJournal Ilmu Komunikasi, Vol.1 no.1, 2013), Hal.219

(24)

Komunikasi yang buruk antar personal dan tidak ada rasa saling memahami antara suami istri yang berbeda organisasi keagamaan dapat mempercepat terjadinya konflik dalam rumah tangga, begitu juga dalam struktur rumah tangga, tanpa adanya pemahaman akan hak dan kewajiban suami istri serta pemahaman akan posisinya masing-masing, maka akan terjadi hal-hal yang berpotensi mengarah kepada munculnya konflik.26

4. Dampak-dampak Konflik

Dampak konflik dalam kehidupan masyarakat adalah meningkatkan solidaritas sesama anggota masyarakat yang mengalami konflik dengan masyarakat lainnya dan mungkin juga membuat keretakan hubungan antar masyarakat yang bertikai.27 Konflik dapat berakibat negatif maupun positif tergantung pada cara mengelola konflik tersebut.

a. Dampak Negatif

1) Menghambat komunikasi.

2) Mengganggu kohesi (keeratan hubungan). 3) Mengganggu kerja sama atau “team work”.

4) Mengganggu proses produksi, bahkan dapat menurunkan produksi.

5) Menumbuhkan ketidakpuasan terhadap pekerjaan.

26 Dwi Irawati, Manajemen Konflik Sebagai Upaya Meningkatkan Kinerja TeamWork dalam

Organisasi, (Jurnal MKF Universitas Muhammadiyah Purworejo), Hal.20

(25)

6) Individu atau personil mengalami tekanan (stress), mengganggu konsentrasi, menimbulkan kecemasan, mangkir, menarik diri, frustrasi, dan apatisme.

b. Dampak Positif

1) Membuat rumah tangga tetap hidup dan harmonis.

2) Melakukan adaptasi, sehingga dapat terjadi perubahan dan perbaikan dalam organisasi/rumah tangga.

3) Memunculkan keputusan-keputusan yang bersifat inovatif. 4) Memunculkan persepsi yang lebih kritis terhadap perbedaan

pendapat.28

5. Penyelesaian Konflik

Mengatasi dan menyelesaikan suatu konflik bukanlah suatu yang sederhana. Cepat tidaknya suatu konflik dapat diatasi tergantung pada kesediaan dan keterbukaan pihak-pihak yang bersengketa untuk menyelesaikan konflik, berat ringannya bobot atau tingkat konflik tersebut.29 Langkah langkah yang harus dilakukan sebelum menyelesaikan konflik adalah sebagai berikut:

a. Usahakan memperoleh semua fakta mengenai keluhan itu, b. Usahakan memperoleh informasi dari kedua belah pihak,

28 Sumaryanto, Makalah Manajemen Konflik Sebagai Salah Satu Solusi dalam Pemecahan

Masalah, (Yogyakarta, Makalah, 2010), Hal.6

29 Choerul Anwar, Manajemen Konflik untuk Menciptakan Komunikasi yang Efektif :Studi

Kasus di Departemen Purchasing PT. Sumi Rubber Indonesia, (Jurnal Interaksi, Vol 4. No.2, Juli 2015), Hal.156

(26)

c. Selesaikan problema itu secepat mungkin.30

Beberapa strategi dalam menangani dan menyelesaikan konflik antara lain:

a. Menghindar (avoiding), dilakukan jika isu atau masalah yang memicu konflik tidak terlalu penting atau tidak seimbang dengan akibat yang akan ditimbulkannya.

b. Mengakomodasi (accommodating), memberi kesempatan pada orang lain untuk mengatur strategi pemecahan masalah.

c. Kompetisi (competiting), metode ini digunakan jika anda percaya bahwa anda memiliki lebih banyak informasi dan keahlian yang lebih dibanding yang lainnya.

d. Kompromi (compromising), di mana masing-masing pihak yang berkonflik memberikan dan menawarkan sesuatu pada waktu yang bersamaan, saling memberi dan menerima.

e. Kolaborasi (collaborating), Menciptakan situasi menang-menang dengan saling bekerja sama oleh pihak-pihak yang berkonflik.31

6. Manajemen Konflik

a. Pengertian Manajemen Konflik.

Manajemen konflik merupakan suatu strategi di mana organisasi dan karyawan yang bekerja mengidentifikasi dan

30 Sumaryanto, Opcit, Hal.7

31 Mohamad Muspawi, Manajemen Konflik (Upaya Penyelesaian Konflik Dalam

(27)

mengelola perbedaan dengan mengurangi konflik dan memanfaatkan konflik sebagai sumber inovasi dan perbaikan.32

Pendapat yang lain, bahwa manajemen konflik merupakan langkah-langkah yang diambil para pelaku atau pihak ketiga dalam rangka mengarahkan perselisihan ke arah hasil tertentu yang mungkin atau tidak mungkin menghasilkan suatu akhir berupa penyelesaian konflik dan mungkin atau tidak mungkin menghasilkan ketenangan, hal positif, kreatif, mufakat, atau agresif.33

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa manajemen konflik adalah cara yang digunakan individu atau kelompok untuk menghadapi pertentangan atau perselisihan antara pribadi atau kelompok dengan pihak lain yang terjadi di dalam kehidupan.

b. Pendekatan Manajemen Konflik

Pendekatan manajemen konflik dalam hal ini pasangan suami istri, bisa diartikan sebagai pelaksanaan pendekatan manajemen konflik dalam menyikapi berbagai masalah yang timbul di kalangan suami maupun istri. Hal ini dimaksudkan agar pasangan suami dan

32 Sekar Pratiwi Utami, Pengaruh Manajemen Konflik Terhadap Produktivitas Kerja

Karyawan di Baitul Maal Tamwil (BMT) Jaringan Muamalat Center Indonesia, (Yogyakarta, Skripsi UIN Sunan Kalijaga, 2013), Hal.23

(28)

istri dapat berpikir cerdas tentang aspek positif dan negatif dari setiap tingkah laku mereka.34

Menurut Fred R. David,35 ada tiga pendekatan manajemen konflik, yaitu:

a. Penghindaran (avoidance): pengabaian persoalan dengan harapan konflik akan selesai dengan sendirinya.

b. Defisi (Defision): tidak menekan perbedaan antar pihak yang berkonflik.

c. Konfrontasi: mempertukarkan pihak-pihak yang berkonflik sebagai pembelajaran.36

7. Aspek-Aspek Manajemen Konflik

Secara garis besar ada dua manajemen konflik, yaitu:37 a. Manajemen Konflik Destruktif

Meliputi conflict engagement (menyerang dan lepas kontrol),

withdrawal (menarik diri) dari situasi tertentu dan compliance

(menyerah dan tidak membela diri). b. Manajemen Konflik Konstruktif

34 Dono Sunardi, Manajemen Strategi, Konsep, (Jakarta, Salemba Empat, 2009), Hal.115 35 Fred R. David, adalah seorang sarjana dalam bidang strategi perencanaan, penulis dan

konsultan. Dia meraih gelar BS dan MBA dari Wake Forest University dan gelar Ph.D dari University of South Carolina dalam bidang strategi manajemen.

(http://www.goodreads.com/author/show/483866.Fred_R_David)

36 Ibid, Hal.115

(29)

Dengan cara kompromi dan negosiasi. Kompromi adalah suatu bentuk akomodasi di mana pihak-pihak yang terlibat mengurangi tuntutannya agar tercapai suatu penyelesaian terhadap perselisihan yang ada sedangkan negosiasi yaitu, suatu cara untuk menetapkan keputusan yang dapat disepakati dan diterima oleh dua pihak dan menyetujui apa dan bagaimana tindakan yang akan dilakukan di masa mendatang.

Manajemen konflik disebut konstruktif bila dalam upaya menyelesaikan konflik tersebut kelangsungan hubungan antara pihak-pihak yang berkonflik masih terjaga dan masih berinteraksi secara harmonis. 38

B. Tinjauan Umum Tentang Pernikahan

1. Makna Pernikahan

Perkawinan/pernikahan adalah sunnatullah yang berlaku bagi semua umat manusia guna melangsungkan hidupnya dan untuk memperoleh keturunan, maka agama Islam sangat menganjurkan perkawinan. Anjuran ini dinyatakan dalam bermacam-macam ungkapan yang terdapat dalam Al Quran dan Hadis.39

Hal ini sesuai dengan pasal 2 KHI, bahwa perkawinan menurut Islam adalah pernikahan, yaitu akad yang kuat atau

ا

ظ

ل ي

غ ا

قا

ي ث

م

untuk menaati

38 Ibid, Hal.7

(30)

perintah Allah SWT dan melakukannya merupakan ibadah. Perkawinan bertujuan untuk mewujudkan kehidupan rumah tangga yang sakinah mawaddah dan rahmah.40

Nikah secara bahasa berartiُ

م ضلا

atau bergabung.41 Nikah dalam pengertian syariat maksudnya adalah akad perkawinan. Kata nikah yang banyak tertera di dalam Al Quran, menurut mayoritas ulama, maksudnya adalah akad perkawinan, kecuali di dua tempat berikut:42

Pertama, dalam firman Allah Swt. yang berbunyi:

و

َحاَكِ َل ُغَلَِب َذَِ َّتََّح ىَماَكََْل ُلَِكِْب

:ءاَسِ َل ةَرْ ُس[

6

]

Terjemahnya:

Dan ujilah anak yatim itu sampai mereka cukup umur untuk kawin. [QS An Nisa: 6]43

Maksud dari kata

حا

ك

نلا

dalam ayat ini adalah

م

و

ل

ح

لا

(umur dewasa

atau umur kawin).44

Kedua, firman Allah Swt:

ُهَرََِْغ اِلْوَا َحِكََِْت َّتََّح

:ةَرْقَِ ل ُةَرْ ُس[

150

]

Terjemahnya:

40 Kompilasi Hukum Islam Pasal 2

41 Abdurrahman Al Jazairy, Al fiqh ‘alal Mazahibil Arba’, juz.4, (Maktabah Syamilah), Hal.6 42 Abu Abdurrahman Sayyid bin Abdirrahman Ash Subaihi, OpCit, Hal.36

43 Depag RI, Al Quran dan terjemahannya, Hal.100

(31)

Maka perempuan itu tidak lagi halal baginya hingga dia kawin dengan suami yang lain. [QS Al Baqarah: 230]45

Kata nikah dalam ayat ini menurut sebagian ulama artinya senggama, berdasarkan sabda Rasulullah Saw, “sampai engkau mencicipi kenikmatannya dan dia mencicipi kenikmatanmu.” Sementara sebagian ulama lain berpendapat bahwa maksudnya adalah akad perkawinan itu sendiri. Akan tetapi, hadis menjelaskan bahwa makna kata nikah dalam ayat di atas maknanya senggama.46

2. Urgensi pernikahan

Banyak orang yang menikah tanpa bekal pengetahuan memadai tentang pernikahan. Dia hanya tahu pernikahan adalah relasi yang sah secara hukum antara lelaki dengan perempuan, yang terbungkus dalam konsep yang berbeda-beda seiring perbedaan level sosial dan intelektual masing-masing orang.47

Pandang Islam tentang pernikahan sebenarnya jauh lebih integral/terpadu dan komprehensif daripada itu, karena Allah SWT telah menjadikan pernikahan sebagai penenang dan penenteram.48 Allah SWT berfirman:

45 Depag RI, Al Quran dan terjemahannya, Hal.46

46 Syaikh Mahmud Al Mashri, Bekal Pernikahan, (Jakarta, Qisthi Press, 2012), Hal.11 47 Ahmad Ainani, Itsbat Nikah Dalam Hukum Perkawinan di Indonesia, (Martapura, Jurnal

Darussalam, Volume 10, No.2, Juli – Desember2010), Hal.112

(32)

َ َ َلَو اَعََِْلَِ َُُكْسَكِل اِل َوْاَأ ْمُك ِِسُفِْنَأ ْنِم ْمُكَل َقَلَخ ْنَأ ِهِتاَيَآ ْنِمَو

ََِِْب

ْمُكََ

َنوُرَّكَفَِكَِي ٍمْ َقِل ٍتاَيََلَ َكِلَذ ِفِ َّنَِ ِةَْحَْرَو ِةَّدَ َم

]

:مورل ةر س

12

[

Terjemahnya:

Dan salah satu tanda kekuasaan-Nya adalah Dia menciptakan pasangan untukmu dari jenismu sendiri, supaya kamu merasa tenang padanya. Dia menjadikan rasa kasih sayang di antara kamu. Sungguh dalam hal itu terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berpikir. [QS Ar-rum: 21]49

Pernikahan memiliki manfaat yang banyak bagi siapa saja yang mau memperhatikan dan mencermati. Secara singkat, manfaat tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:

a. Pernikahan adalah satu-satunya cara untuk menjaga kontinuitas kehidupan manusia dan pemakmuran dunia. Tanpa pernikahan manusia akan punah di atas permukaan dunia.50

b. Menjaga garis keturunan, lahir anak-anak akan menjadi penyejuk mata bagi orang tuanya serta menjadi anggota masyarakat sehingga masyarakat menjadi lebih kuat, maju dan berkembang.51 c. Melindungi masyarakat dari dekadensi moral dan kemerosotan

akhlak, bila kecenderungan mencintai lawan jenis disalurkan melalui media pernikahan yang syar’i, umat ini akan menjadi beradab dan berakhlak mulia.52

49 Depag RI, Al Quran dan terjemahnya, Hal.572 50 Syaikh Mahmud Al Mashr, Opcit, Hal.15 51 Ibid, Hal.16

52 Agustina Nurhayati, Pernikahan dalam Perspektif Al Quran, (Lampung:Jurnal ASAS,

(33)

d. Mewujudkan ketenangan jiwa, melalui pernikahan, rasa saling cinta, saling asah dan asuh di antara suami istri bisa tumbuh dan berkembang dengan baik. 53

e. Memupuk jiwa ke-bapakan dan keibuan, dengan pernikahan, perasaan ke-bapakan dan keibuan akan tumbuh subur dalam diri suami istri.54

f. Merealisasikan cita-cita kemanusiaan untuk menghasilkan keturunan dan bersenang-senang dengan anak-anak55. Allah Swt. berfirman:

ْنِم ْمُكَل َ َِ َل َُّللَّ َو

ُك ِل َوْاَأ ْنِم ْمُكَل َ َِِ َلَو اِِِل َوْاَأ ْمُك ِ

ِِِِِِِِِِِِِِسُفِْنَأ

َيََِْب ْم

ِتاَ ِ ََّذل َنِم ْمُكَقَاَرَو ِةَدَفَحَو

]

: حَل ةر س

21

[

Terjemahnya:

Allah menjadikan bagi kamu istri-istri dari jenis kamu sendiri dan menjadikan bagimu dari istri-istri kamu itu, anak-anak dan cucu-cucu dan memberimu rezeki dari yang baik-baik.” [An-Nahl: 72]56

g. Pernikahan adalah separuh dari agama. Rasulullah Saw bersabda yang artinya, “jika seorang hamba menikah, berarti ia telah menyempurnakan setengah agamanya, dan hendaknya ia bertakwa kepada Allah dalam setengahnya lagi.” (HR. al Baihaqi dan Thabrani)57

53 Ibid, Hal. 102 54 Ibid, Hal. 102

55 Sabar Tantu, Arti Pentingnya Pernikahan, (Makassar, Jurnal Al Hikmah, Vol.XIV, No.2,

2013), Hal.259

56 Depag RI, Al Quran dan terjemahnya, Hal.374 57 Ibid, Hal.258

(34)

h. Pernikahan adalah perjanjian paling kuat dan paling mulia di sisi Allah SWT karena merupakan akad yang berkaitan dengan manusia dan keturunannya. Syarat akad ini adalah adanya unsur ridha di antara kedua pihak peserta akad,seperti dalam akad lainnya yang sah. Akan tetapi akad nikah lebih tinggi dari akad-akad yang lain karena predikat yang diberikan Allah kepadanya, yaitu sebagai mitsaqan ghalidzh (perjanjian yang kokoh). Kata

mitsaqan ghalizh tidak tertera di dalam Al Quran kecuali untuk

menggambarkan tentang akad nikah.58 Allah SWT berfirman:

ِم ْمُكَِْم َنْذَخَأَو ٍنْ َِب َََِ ْمُك ُِِِِِِِِضْ َِب ى َِِِِِِِِضْهَأ ْدَقَو ُهَنوُذُخْأَت َََََِْو

اِقاَوَ

اِظَِلَغ

]

:ءاسَل ةر س

12

[

Terjemahnya:

Bagaimana Kamu akan mengambilnya kembali, padahal sebagian kamu telah bergaul (bercampur) dengan yang lain sebagai suami istri. Dan mereka (istri-istrimu) telah mengambil dari kamu perjanjian yang teguh (mitsaqan ghalizh). [QS An-Nisa: 21]59

i. Pernikahan dapat menenangkan dan melembutkan jiwa, misalnya melalui senda gurau dengan istri, saling memandang dan mencumbu. Juga dapat menenangkan dan menguatkan hati untuk terus beribadah.60

j. Menikah adalah sumber kekayaan dan rezeki, agar manusia tidak menyangka bahwa pernikahan akan menjadi beban yang tak

58 Kompilasi Hukum Islam Pasal 2

59 Depag RI, Al Quran dan terjemahannya, Hal.105

60 Shalih Fauzan Al-Fauzan, Bekal-Bekal Pernikahan menurut Sunnah Nabi, (E-Book Abu

(35)

sanggup ia pikul, Rasulullah Saw bersabda, “ada tiga orang yang berhak mendapat pertolongan Allah, (salah satunya) orang yang menikah karena ingin menjaga kesucian dirinya.” (HR. Tirmidzi dan Ibn Majah)61

3. Hak dan Kewajiban Suami dan Istri

Perkawinan oleh Undang-Undang dipandang sebagai suatu perkumpulan, suami ditetapkan sebagai kepala atau pengurus rumah tangga (umumnya), seperti menyediakan tempat untuk istri dan anaknya, pakaian mereka dan juga kebutuhan mereka dan juga suami dan istri harus mampu mengarahkan keluarga mereka yang sakinah, mawadah dan

rahmah, seperti firman Allah SWT:62

َ َ َلَو اَعََِْلَِ َُُكْسَكِل اِل َوْاَأ ْمُك ِِسُفِْنَأ ْنِم ْمُكَل َقَلَخ ْنَأ ِهِتاَيَآ ْنِمَو

ْمُكََََِِْب

َِ ِةَْحَْرَو ِةَّدَ َم

َنوُرَّكَفَِكَِي ٍمْ َقِل ٍتاَيََلَ َكِلَذ ِفِ َّن

]

:مورل ةر س

12

[

Terjemahnya:

Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu istri-istri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya di antaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berpikir.” [QS Al Rum:21]63

61 Ibid, Hal.5

62 Ahmad Rofiq, Hukum Perdata Islam di Indonesia, (Jakarta, Rajawali Pers, 2013),

Hal.148

(36)

Etika dalam permasalahan memberi ataupun menarik kembali pemberian kewajiban suami kepada istri juga telah diatur dalam firman Allah Swt :

َت َلًَه ِراَذَِْق َّنُ َدْحَِ ْمُكََِْتَآَو ٍجْوَا َناَكَم ٍجْوَا َل َدْ ِكْس ُُتُْدَرَأ ْنََِو

ُهَِْم وُذُخْأ

اََِِ ُم اِْثََِْو اِناَكْعُِب ُهَنوُذُخْأَتَأ اِئََْش

]

:ءاسَل ةر س

10

[

Terjemahnya:

Dan jika kamu ingin mengganti istrimu dengan istri yang lain, sedang kamu telah memberikan kepada seseorang di antara mereka harta yang banyak, Maka janganlah kamu mengambil kembali dari padanya barang sedikit pun. Apakah kamu akan mengambilnya kembali dengan jalan tuduhan yang dusta dan dengan (menanggung) dosa yang nyata. [QS Al Nisa’:20]64

Pemberian yang telah diberikan suami kepada istrinya, apabila karena sesuatu dan lain hal, mereka berpisah, maka tidak seharusnya suami menarik kembali pemberiannya, perkawinan dalam Islam dianjurkan agar dapat berlangsung abadi, tanpa dibayangi oleh perceraian.65

Dalam UU No. 1 tahun 1974 pasal 30 Undang-Undang perkawinan berbunyi “suami istri memikul kewajiban yang luhur untuk menegakkan rumah tangga yang menjadi sendi dasar dalam susunan masyarakat”.66 Kemudian kedudukan suami istri dapat juga kita lihat pada pasal 31 Undang-Undang perkawinan atau dalam KHI dalam pasal 79 yang berbunyi:

64 Depag RI, Al Quran dan terjemahannya, Hal.105 65 Ahmad Rofiq, Opcit, Hal.148

(37)

a. Hak dan kedudukan istri adalah seimbang dengan hak dan kedudukan suami dalam kehidupan rumah tangga dan pergaulan hidup bersama dalam masyarakat.

b. Masing-masing pihak berhak untuk melakukan perbuatan hukum. c. Suami adalah kepala keluarga dan istri ibu rumah tangga.

Kandungan pasal tersebut di atas di dasarkan pada firman Allah Al Nisa’ ayat 32:67

َِصَِن ِلاَلِ رلِل ٍنْ َِب ىَلَع ْمُكَضْ َِب ِهِب َُّللَّ َ َّضَه اَم ْ َََِّاَكَِت َلََو

ُ َسَكَْ اَِّمِ نب

ِهِلْضَه ْنِم ََّللَّ ُلَأْس َو َََْسَكَْ اَِّمِ نبَِِصَِن ِءاَِسِ َلِلَو

َِ

ٍءَْْش ِ ُكِب َناََ ََّللَّ َّن

اِاَِلَع

]

:ءاسَل ةر س

51

[

Terjemahnya:

Dan janganlah kamu iri hati terhadap apa yang dikaruniakan Allah kepada sebahagian kamu lebih banyak dari sebahagian yang lain. (karena) bagi orang laki-laki ada bahagian dari pada apa yang mereka usahakan, dan bagi Para wanita (pun) ada bahagian dari apa yang mereka usahakan, dan mohonlah kepada Allah sebagian dari karunia-Nya. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui segala sesuatu.”[QS Al Nisa:32]68

Selanjutnya pasal 32 Undang-undang perkawinan menentukan: a. Suami istri harus mempunyai tempat kediaman yang tetap. b. Rumah kediaman yang dimaksud dalam ayat (1) ditentukan

oleh suami istri.69

Dan juga dalam pasal 77 pada Kompilasi Hukum Islam diungkapkan sebagai berikut:70

67 Ahmad Rofiq, Opcit, Hal.150

68 Depag RI, Al Quran dan terjemahnya, Hal.108 69 UU No 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan Pasal 32 70 Kompilasi Hukum Islam pasal 77

(38)

a. Suami istri memikul kewajiban yang luhur untuk menegakkan rumah tangga yang sakinah mawadah, dan warahmah yang menjadi sendi dasar dalam susunan masyarakat.

b. Suami istri wajib saling cinta mencintai, hormat menghormati, setia dan memberi bantuan lahir batin yang satu kepada yang lain. c. Suami istri memikul kewajiban untuk mengasuh dan memelihara anak-anak mereka, baik mengenai pertumbuhan jasmani , rohani maupun kecerdasannya dan pendidikan agamanya. d. Suami istri wajib menjaga kehormatannya.

e. Jika suami atau istri melalaikan kewajibannya masing-masing dapat mengajukan gugatan kepada pengadilan agama.

C. Prinsip Keluarga Bahagia (Sakinah)

1. Definisi Keluarga Sakinah

Keluarga berasal dari bahasa Sanskerta: "kulawarga"; "ras" dan

"warga" yang berarti "anggota", adalah lingkungan yang terdapat beberapa

orang yang masih memiliki hubungan darah.71 Kata keluarga dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, (berarti “Ibu, Bapak dengan anak-anaknya).72 Keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang yang terkumpul dan tinggal di satu tempat di bawah satu atap dalam keadaan saling ketergantungan.73

Keluarga Sakinah diambil dari kata اُ وُ ن كُ ُُُُّّّّسَتُِلُ“Litaskunu” dalam surat Ar-Rum ayat 21 yang berasal dari kata َُنَُكَُسُُyang mengandung pengertian “tanah damai”. Kata ini kemudian dijadikan sebagai nama kegiatan (isim

71 https://id.wikipedia.org/wiki/Keluarga, diakses tanggal 12 Oktober 2016, pukul 20:10

Wita

72 http://kbbi.web.id/keluarga, diakses tanggal 12 Oktober 2016, pukul 20:12 Wita

73 https://id.wikipedia.org/wiki/Keluarga. di akses tanggal 12 Oktober 2016, pukul 20:17

(39)

masdar) ة ُ يَُنُِكَُُُّّس “Sakiinah”. Yang dimaksud dengan dengan ةُ يَُنُِكَُُُّّس “Sakiinah”

adalah rasa tenteram, aman dan damai. Maka perkawinan adalah pertemuan antara pria dan wanita, yang kemudian menjadikan (beralih) kerisauan antara keduanya menjadi ketenteraman atau sakinah menurut bahasa Al Quran. Maka penyebutan “ َُُُّّسَُنَُك ” untuk pisau adalah karena pisau itu alat sembelih yang menjadikan binatang yang disembelih tenang.74 Seorang yang merasakan Sakinah apabila terpenuhi unsur-unsur hajat hidup spiritual dan material secara layak dan seimbang.75

Berdasarkan Keputusan Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam Kementrian Agama Nomor DJ.II/542 Tahun 2013 tentang pedoman Penyelenggaraan Kursus Pranikah menyatakan bahwa : Keluarga Sakinah adalah keluarga yang dibina atas perkawinan yang sah, mampu memenuhi hajat spiritual dan material secara layak dan seimbang, diliputi suasana kasih sayang antara anggota keluarga dan lingkungannya dengan selaras, serasi serta mampu mengamalkan, menghayati dan memperdalam nilai-nilai keimanan,ketakwaan dan akhlak mulia.76

74 Quraish Shihab, Wawasan al-Qur’an Tafsir Maudhu’I atas Pelbagai Persoalan Umat,

cet. ke-XIII (Bandung: Mizan, 2003), hlm. 192

75 Ajamalus, Membentuk Keluarga Sakinah dalam Upaya Mewujudkan Ketahanan

keluarga (Bengkulu, Makalah,2013), Hal.2

76 Direktur Jenderal BIMAS Islam Kementrian Agama Nomor DJ.II/542 Tahun 2013 tentang

(40)

2. Membentuk Keluarga Sakinah

Untuk membentuk Keluarga Sakinah sebagai upaya mewujudkan ketahanan keluarga, perlu ditempuh langkah-langkah sebagai berikut :77

a. Memilih jodoh yang ideal.

b. Membina dan menanamkan nilai-nilai agama dalam keluarga. c. Membina hubungan baik antara keluarga dan lingkungan. d. Menanamkan sifat qana’ah (perasaan cukup) dalam keluarga. e. Melaksanakan pembinaan kesejahteraan keluarga.

Keluarga sakinah adalah idaman bagi semua pasangan suami istri yang menginginkan ketenangan jiwa dan kenyamanan dalam rumah tangga. Akan tetapi kehidupan rumah tangga, tidak selamanya berjalan mulus. Ada kalanya rumah tangga diliputi rasa suka, terkadang pula diliputi rasa duka karena ada satu permasalahan yang dihadapinya. Karena itu diperlukan bimbingan dan konseling pernikahan agar rumah tangga yang sudah dibangun sejak lama tidak karam di tengah jalan.78

3. Prinsip-Prinsip Keluarga Sakinah

Konsep keluarga sakinah dari Khairuddin Nasution secara teoritis menjelaskan, sebuah rumah tangga dianggap sakinah apabila bisa

77 Ajamalus, Opcit, Hal.4

78 Ahmad Zaini, Membentuk keluarga Sakinah Melalui Bimbingan dan Konseling

(41)

menerapkan dan mewujudkan prinsip-prinsip berikut dalam kehidupan sehari-hari mereka:79

a. Prinsip Musyawarah dan Demokrasi. b. Prinsip Melaksanakan Norma Agama.

c. Prinsip Menciptakan Rasa Aman, Nyaman, dan Tenteram dalam Kehidupan Keluarga.

d. Prinsip Menghindari Kekerasan. e. Prinsip Hubungan Sejajar. f. Prinsip Keadilan.

g. Prinsip Komunikasi Anggota Keluarga.

79 Khairuddin Nasution, Membentuk Keluarga Bahagia (Smart), (Yogyakarta, Jurnal Al

(42)

31

BAB III

METODE PENELITIAN

Istilah penelitian diserap dari bahasa Inggris, yaitu research (re berarti kembali, dan search berarti mencari) yang diturunkan dari bahasa Prancis yang memiliki arti harfiah "menyelidiki secara tuntas".80 Penelitian merupakan kegiatan yang dilakukan secara sistematis untuk mengumpulkan, mengolah, dan menyimpulkan data dengan menggunakan metode tertentu guna mencari jawaban atas permasalahan yang dihadapi.81

Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Cara ilmiah berarti kegiatan penelitian itu didasarkan pada ciri-ciri keilmuan, yaitu

rasional, empiris dan sistematis. Rasional dalam arti penelitian tersebut

dilakukan dengan cara-cara yang masuk akal sehingga bisa dinalar oleh indera manusia. Empiris berarti dapat diamati oleh indera manusia. Sistematis artinya, prosesnya menggunakan langkah-langkah yang bersifat logis.82

80 https://id.wikipedia.org/wiki/Penelitian, diakses pada tanggal 29 Oktober 2016 81 Khatibah, Penelitian Kepustakaan, (Jurnal Iqra’ Volume 05 No.01, Mei, 2011), Hal.38 82 Sugiono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, (Bandung, Alvabeta, 2014),

(43)

A. Jenis Penelitian

Ditinjau dari jenis data dan tempat pengambilan data yang diteliti, penelitian ini termasuk penelitian kepustakaan atau Library Research, yaitu dengan meneliti karya-karya yang terkait langsung dengan topik problematika rumah tangga. Maka sumber data penelitian ini sepenuhnya berdasarkan kepada riset kepustakaan yang mengandalkan sumber-sumber primer dan sekunder. Disebut penelitian kepustakaan karena data-data atau bahan-bahan yang diperlukan dalam menyelesaikan penelitian tersebut berasal dari perpustakaan baik berupa buku, kamus, jurnal, dokumen, majalah dan lain-lain.83

B. Sumber Data

Sumber data yang penulis pergunakan dalam kajian ini terbagi dalam dua kategori, yaitu:

1. Sumber data primer, yaitu data yang menjelaskan tentang manajemen konflik suami istri menurut perspektif Al Quran, meliputi:

a. Al Quran dan tafsirnya tentang ayat-ayat yang berkenaan dengan konflik suami istri.

83 Nursapia Harahap, Penelitian kepustakaan, (Medan, Jurnal Iqra’, Volume.08, No.01,

(44)

b. Buku-buku yang berkenaan dengan masalah keluarga muslim khususnya berkenaan dengan etika hubungan suami istri serta manajemen konflik suami istri.

2. Sumber data sekunder, mencakup semua data yang menjelaskan tentang konflik suami istri (nusyuz dan syiqaq), manajemen, hubungan suami istri dan data penunjang lainnya yang berkaitan dengan penelitian ini.

C. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan mendapatkan data yang memenuhi standar data yang ditetapkan.84

Teknik pengumpulan data dalam hal ini penulis akan melakukan identifikasi wacana dari buku-buku, makalah atau artikel, majalah, jurnal,

web (internet), ataupun informasi lainnya yang berhubungan dengan judul

penulisan. Untuk mencari hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, majalah dan lain-lain yang berkaitan dengan kajian tentang konsep Manajemen konflik suami istri, maka dilakukan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Seleksi sumber , yaitu penyeleksian buku buku rujukan yang menjadi inti dari penelitian ini. dalam hal ini penulis akan

(45)

menyeleksi ayat-ayat Al Quran disertai penafsirannya, juga buku-buku Islam berkenaan dengan pengelolaan konflik.

2. Menganalisa isi data-data tersebut (content analysis), yaitu dengan membaca dan menyelidiki secara isi buku-buku yang akan diteliti, sehingga penulis bisa menyimpulkan tentang masalah yang dikaji.

D. Analisis Data

Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan dan dokumentasi dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain.85

Dalam penelitian ini setelah dilakukan pengumpulan data, maka data tersebut dianalisis untuk mendapatkan kesimpulan, bentuk teknik dalam teknik analisis data sebagai berikut:

1. Analisis Deskriptif

Metode analisis deskriptif yaitu, usaha untuk mengumpulkan dan menyusun suatu data, kemudian dilakukan analisis terhadap data tersebut. Analisis deskriptif yakni data yang dikumpulkan adalah berupa kata-kata, gambar dan bukan angka-angka. Hal ini disebabkan oleh adanya

(46)

penerapan metode kualitatif. Selain itu, semua yang dikumpulkan berkemungkinan menjadi kunci terhadap apa yang sudah diteliti. Dengan demikian laporan penelitian akan berisi kutipan-kutipan data dan pengolahan data untuk memberi gambaran penyajian laporan tersebut.86

2. Content Analisys atau Analisis Isi

Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis isi

(content analysis). Di mana data deskriptif sering hanya dianalisis menurut

isinya, oleh sebab itu analisis macam ini juga disebut analisis isi (content

analysis). Analisis isi dalam penelitian dilakukan untuk mengungkapkan isi

sebuah buku yang menggambarkan situasi penulis dan masyarakatnya pada waktu buku itu ditulis. Dalam penelitian kualitatif, analisis isi ditekankan pada bagaimana peneliti melihat isi komunikasi secara kualitatif, pada bagaimana peneliti memaknakan isi komunikasi interaksi simbolik yang terjadi dalam komunikasi.87

Dalam penelitian ini yang menjadi bahan kajian utama adalah 3 ayat Al Quran yang berkaitan dengan konflik suami istri dan pengelolaannya, yaitu:

86 Ibid, Hal.230

87 Gumilar Rusliwa Somantri, Memahami Metode Kualitatif, (Depok, Jurnal Makara, Sosial

(47)

a. Surat An Nisa ayat 34

َِبَِو ٍنْ َِب ىَلَع ْمُعَضْ َِب َُّللَّ َ َّضَه اَِبِ ِءاَسِ َل ىَلَع َن ُم َّ َِق ُلاَلِ رل

ْنِم ُقَفِْنَأ ا

َّلًل َو َُّللَّ َاِفَح اَِبِ ِبََْغْلِل نتاَظِهاَح نتاَكِناَق ُتاَِلْا َِِِِِِِِِِّصِلاَه ْمِِلِ َ ْمَأ

َن ُهاَََ ِتِي ت

َو َّنُ ُظِ َه َّنُ َا ُِِِِِِطُن

ِمَه َّنُ ُبِر ِِِِِِْو َو ِضِلا َِِِِِِضَاْل ِفِ َّنُ وُرُجْ

َلًَه ْمُكََْ ََِأ ْن

ِيرِ ََ اًَِّلَع َناََ ََّللَّ َّنَِ ِلًَِ َس َّنِعََْلَع ُغِْ َِت

]

:ءاسَل ةر س

53

[

Terjemahnya :

Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena Allah telah melebihkan sebahagian mereka (laki-laki) atas sebahagian yang lain (wanita), dan karena mereka (laki-laki) telah menafkahkan sebagian dari harta mereka. sebab itu Maka wanita yang saleh, ialah yang taat kepada Allah lagi memelihara diri ketika suaminya tidak ada, oleh karena Allah telah memelihara (mereka). wanita-wanita yang kamu khawatirkan nusyuznya (meninggalkan kewajiban bersuami istri(, Maka nasihatilah mereka dan pisahkanlah mereka di tempat tidur mereka, dan pukullah mereka. kemudian jika mereka menaatimu, Maka janganlah kamu mencari-cari jalan untuk menyusahkannya Sesungguhnya Allah Maha Tinggi lagi Maha besar. [QS. An Nisa: 34]88

b. Surat An Nisa ayat 128

ُي ْنَأ اَاِعََْلَع َحاََُل َلًَه اِو َرْعَِ ْوَأ ِا ُطُن اَعِلْ َِب ْنِم ْتَهاَخ نةَأَرْم ِنََِو

اَحِلْصِ

َُِسُْس ْنََِو َّح طل ُاُفِْنَْلأ ِتَرِِضْحُأَو نرََِْخ ُحْل ِصِل َو اِحْلُِص اَاُعََََِِِْب

ُقَِّكَِتَو

ِيرِ َخ َن ُلَاْ َِت اَِبِ َناََ ََّللَّ َّنِمَه

]

:كءاسَل ةر س

212

[

Terjemahnya:

Dan jika seorang wanita khawatir akan nusyuz atau sikap tidak acuh dari suaminya, maka tidak mengapa bagi keduanya mengadakan perdamaian yang sebenar-benarnya, dan perdamaian itu lebih baik (bagi mereka) walaupun manusia itu tabiatnya kikir. Dan jika kamu menggauli istrimu dengan baik dan memelihara dirimu

(48)

(dari nusyuz dan sikap acuh), maka sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. [Q.s An Nisa:128]89

c. Surat An Nisa ayat 35

َاِعَََِِْب َ اَق ِِِش ْمُكْفِخ ْنََِو

ْنِم اِاَكَحَو ِهِلْ َأ ْنِم اِاَكَح ُوَ ِْباَه ا

َديِرُي ْنَِ اَعِلْ َأ

ِيرِ َخ اِاَِلَع َناََ ََّللَّ َّنَِ اَاُعََََِِِْب َُّللَّ ِقِ هَ ُِي اِح َلًْصَِ

]

ءاسَل ةر س

53

[

Terjemahnya:

Dan jika kamu khawatirkan ada persengketaan antara keduanya, Maka kirimlah seorang hakam dari keluarga laki-laki dan seorang hakim dari keluarga perempuan. jika kedua orang hakim itu bermaksud mengadakan perbaikan, niscaya Allah memberi taufik kepada suami istri itu. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal.” [QS. An-Nisa’: 35]90

89 Depag RI, Al Quran dan Terjemahnya, Hal.129 90 Depag RI, Al Quran dan Terjemahnya, Hal.109

(49)

38

BAB IV

PEMBAHASAN

A. Pengertian Konflik Suami Istri menurut Perspektif Al Quran

Pengertian konflik telah dibahas pada bab II sebelumnya, yaitu keadaan di mana terjadi pertentangan atau perselisihan disebabkan adanya perbedaan kepentingan dan kehendak antara dua pihak atau lebih.91 Terkait dengan konflik suami istri khususnya menurut sudut

pandang atau perspektif Al Quran, terdapat dua keadaan yang dapat dikategorikan sebagai konflik suami istri, yaitu Nusyuz dan Syiqaq. Berikut uraian singkatnya:

1. Nusyuz (

ز و ش نلا

)

a. Pengertian Nusyuz Menurut Bahasa

Makna nusyuz secara bahasa berasal dari

ُ زِش نَي

,

َُزَشَن

yang berarti tempat yang tinggi (

ع ف ت ر م لا نا ك م لا

),92 makna lainnya adalah penentangan

atau pembangkangan (ُ ناَي صِع لا),93 dapat juga bermakna kebencian (ُ ر و ف ن لا),

dan mengabaikan atau membenci (يِفاَج تلا).94

91 Lihat Bab II, Tentang Pengertian Konflik, Hal.11

92 Muhammad bin Ya’qub Al Fairuz Âbady, Al Qamus Al Muhith, (Maktabah Syamilah),

Hal.678

93 Abul Husain Ahmad Ibnu Faris bin Zakariah, Mu’jam Maqayis Al lugah, (Beirut, Darul

Fikri, Juz.5, 1979, Maktabah Syamilah), Hal.430

(50)

b. Pengertian Nusyuz Menurut Istilah

Nusyuz dapat bersumber dari pihak istri maupun suami, oleh

sebab itu para fuqaha’ memberikan definisi secara umum, berikut di antara pengertian nusyuz tersebut:

1) Para ulama Hanafiah berpendapat, bahwa nusyuz adalah perasaan saling tidak menyukai antara suami dan istri.95

2) Ulama mazhab Maliki berpendapat, bahwa nusyuz adalah keadaan tidak taat dan mengabaikan kewajiban.96

3) Ulama Syafi’iyah mengartikannya dengan perselisihan atau tindakan aniaya antara suami dengan istri.97

4) Adapun pendapat ulama mazhab Hambali, nusyuz adalah perasaan saling membenci dan pergaulan yang buruk di antara suami istri.98

95 Zainuddin Ibnu Najim Al Hanafi, Al Bahru Ar Râiq Syarh Kanzu Ad Daqâiq, (Maktabah

Syamilah, Juz.10), Hal.322

96 Ahmad bin Muhammad Ad Dardir, Asy Syahru Al Kabir, (Maktabah Syamilah, Juz.2),

Hal.343, Muhammad bin Ahmad bin Arafah Ad Dusuqi Al Maliki, Hâsyiah Ad Dusuqi ‘Ala Asy Syarhi Al Kabir, (Maktabah Syamilah, Juz.8), Hal.450

97 Sulaiman bin Muhammad bin Umar Al Bajîrmi Asy Syafi’i, Hâsyiah Al Bajîrmi ‘Ala Al

Manhaj, (Maktabah Syamilah, Juz.12), Hal.432

98 Ibnu Muflih Al Maqdisi, Al Mabda’ Syarh Al Muqni’, (Al Maktab Al Islami, Juz.8, Maktabah

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Uji coba sistem adalah sebuah proses terhadap program / aplikasi untuk menentukan kesalahan dan segala kemungkinan yang akan menimbulkan kesalahan sesuai dengan

Proses kampanye atau yang lebih mudah disebut memberikan informasi kepada publik, AIMI Jateng memiliki strategi yang menurut mereka efektif dengan menggunakan sosial media, namun

Kantor Pelayanan Pajak Pratama dipimpin oleh seorang Kepala Kantor yang mempunyai tugas mengkoordinasikan pelayanan penyuluhan, pelayanan dan pengawasan Wajib Pajak di bidang

Saran dari penulis adalah mengharapkan situs artikel-sunnah.tk dapat memberikan manfaat kepada kaum muslimin dan mampu bersaing pada mesin pencari dengan posisi yang teratas di

It is intended for the use by recipient only and may not be reproduced or copied/photocopied or duplicated or made available in any form, by any means, or redistributed to others

Namun, jika ada data yang tidak valid maupun reliabel, akan kembali ke perancangan kuesioner ulang, Karakteristik responden merupakan gambaran umum responden yang

Rata-rata Pertumbuhan Lebar Karapaks Mutlak (∆CW) larva Rajungan ( P. pelagicus) stadia megalopa yang dipelihara selama 6 hari ... pelagicus). stadia megalopa yang dipelihara selama