• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN PENYELENGGARAAN KEGIATAN PENGANUGERAHAAN KETERBUKAAN INFORMASI BADAN PUBLIK TAHUN 2016 JAKARTA, ISTANA WAKIL PRESIDEN, 20 DESEMBER 2016

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "LAPORAN PENYELENGGARAAN KEGIATAN PENGANUGERAHAAN KETERBUKAAN INFORMASI BADAN PUBLIK TAHUN 2016 JAKARTA, ISTANA WAKIL PRESIDEN, 20 DESEMBER 2016"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

KOMISI INFORMASI PUSAT REPUBLIK INDONESIA

LAPORAN PENYELENGGARAAN KEGIATAN

PENGANUGERAHAAN KETERBUKAAN INFORMASI BADAN PUBLIK

TAHUN 2016

JAKARTA, ISTANA WAKIL PRESIDEN, 20 DESEMBER 2016 Yang terhormat,

1. Wakil Presiden Republik Indonesia, Bapak Jusuf Kalla 2. Para Menteri,

3. Para Pimpinan Lembaga Negara dan LPNK 4. Para Gubernur,

5. Para Pimpinan Lembaga Non Struktural,

6. Para Komisioner Komisi Informasi Pusat dan Provinsi, 7. Para Pimpinan BUMN,

8. Para Rektor,

9. Para Perwakilan Partai Politik Nasional, 10. Para Perwakilan Kelompok Masyarakat Sipil, dan seluruh undangan

Assalamualaikum Wr,Wb

Selamat pagi dan Salam sejahtera

Sebagai umat yang beragama, sudah seharusnya kita mengawali hari dengan memanjatkan puji syukur kepada Tuhan YME atas segala Rahmad dan Perkenan-Nya hingga kita dapat hadir di sini dalam acara Penganugerahan Keterbukaan Informasi Badan Publik Tahun 2016.

Bapak Jusuf Kalla dan seluruh undangan yang saya muliakan,

Pada kesempatan yang berbahagia ini, ijinkan saya selaku Ketua Komisi Informasi Pusat, menghaturkan terima kasih kepada Bapak Jusuf Kalla, karena pada tahun ini Wakil Presiden RI kembali berkenan menyerahkan secara langsung Penganugerahan Keterbukaan Informasi Publik kepada Badan-badan Publik yang telah menunjukkan komitmennya dalam melaksanakan keterbukaan informasi di badan publiknya. Bapak Jusuf Kalla dan para undangan yang terhormat,

Untuk mengefektifkan waktu, maka ijinkan kami menyampaikan intisari hasil dari kegiatan pemeringkatan keterbukaan informasi badan publik tahun 2016 ini yang

(2)

secara umum telah mengalami pengembangan dan upaya penyempurnaan tahapan- tahapan khususnya dari sisi rentang waktu pemantauan agar diperoleh nilai yang obyektif. Penjabaran secara terperinci mengenai definisi, metodologi, tahapan, indikator dan bobot penilaian telah kami bakukan dalam Peraturan Komisi Informasi nomor 5 Tahun 2016 tentang Metode dan Teknik Evaluasi Keterbukaan Informasi Badan Publik. Dengan demikian diharapkan secara terbuka Badan Publik akan dapat memahami hal-hal yang menjadi kewajibannya dalam menjalankan keterbukaan informasi publik sebagaimana amanah UU Nomor 14 Tahun 2008.

Disamping tahapan, pada tahun ini pula untuk pertama kalinya kami melibatkan beberapa rekan-rekan CSO yang bersedia terjun langsung dalam proses verifikasi. Atas nama KIPusat saya sampaikan penghargaan tinggi dan terima kasih atas dukungan rekan-rekan CSO yang selama ini concern terhadap keterbukaan informasi publik.

Sesuai dengan definisi Badan Publik yang tertuang dalam pasal 1 angka 3 UU Nomor 14 Tahun 2008, maka pada tahun ini sejumlah 397 Badan Publik menjadi ruang lingkup kegiatan ini, dengan hasil rekapitulasi Badan Publik per kategori pada tahap I adalah sebagai berikut :

No Kategori

Badan Publik Kirim Kembali

1 Kementerian 34 24

2 Pemerintah Provinsi 34 20

3 Lembaga Negara&LPNK 43 34

4 Lembaga Non Struktural 77 28

5 BUMN 119 51

6 Perguruan Tinggi Negeri 78 35

7 Partai Politik Nasional 12 10

Jumlah 397 202

51%

Tingkat Partisipasi kegiatan Pemeringkatan Keterbukaan Informasi Publik

Dari tahun 2013 hingga tahun 2016, dengan didasarkan pada jumlah pengiriman dan pengembalian kuesioner, badan publik yang berpartisipasi dalam kegiatan ini cenderung meningkat yakni pada tahun 2013 sebesar 38%, tahun 2014 sebesar 40% pada tahun 2015 sebesar 47% dan tahun 2016 51%. Hal ini dapat

(3)

dijadikan indikasi yang baik bahwa semakin banyak Badan Publik di Indonesia yang melaksanakan UU KIP.

Hal penting yang perlu kami sampaikan dihadapan bapak Wakil Presiden adalah bahwa dengan rentang waktu pemantauan selama 9 bulan, data dan fakta menunjukkan bahwa beberapa Badan Publik harus lebih menunjukkan komitmen dan konsistensi dalam menjalankan amanah UU no 14 Tahun 2008. Hal khusus yang kami tekankan dalam impelementasi keterbukaan informasi publik pada tahun ini yakni tentang 5 (lima) “KO” meliputi Komitmen, Koordinasi, Komunikasi, Kolaborasi dan Konsistensi. Ini menunjukkan bahwa keterbukaan informasi publik tidak dapat hanya dilaksanakan secara instan, namun harus menjadi suatu habbit bagi Badan Publik.

Hasil Pemeringkatan :

Secara umum dapat kami laporkan bahwa dengan rentang nilai <39 s/d 100 dan dikualifikasikan berupa Badan Publik Tidak Informatif s/d Badan Publik Informatif,

rata-rata Badan Publik di Indonesia adalah Badan Publik Cukup Informatif.

Secara rinci hasil penilaian self assessment, verifikasi, Verifikasi Lanjutan Acak dan visitasi nilai rata-rata keterbukaan informasi Badan Publik per kategori adalah : 1. Rata-rata keterbukaan informasi Kategori BP Lembaga Negara & LPNK : 85,57,

kualifikasi : Menuju Informatif

2. Rata-rata keterbukaan informasi Kategori BP Kementerian : 73,01, kualifikasi : Cukup Informatif

3. Rata-rata keterbukaan informasi Kategori BP Pemerintah Provinsi : 70,68, kualifikasi : Cukup Informatif

4. Rata-rata keterbukaan informasi Kategori BP BUMN : 62,53, kualifikasi : Cukup Informatif

5. Rata-rata keterbukaan informasi Kategori BP Perguruan Tinggi Negeri: 56,00, kualifikasi : Kurang informatif

6. Rata-rata keterbukaan informasi Kategori BP Lembaga Non Struktural : 55,36, kualifikasi : Kurang Informatif

7. Rata-rata keterbukaan informasi Kategori BP Partai Politik Nasional: 17,84, kualifikasi : Tidak informatif

Untuk hasil peringkat Keterbukaan Informasi Badan Publik Tahun 2016 per kategori adalah :

1. Kategori BP Perguruan Tinggi Negeri :

a. Peringkat X, dengan nilai Keterbukaan Informasi:

Univ. Andalas

41,01 (KI)

(4)

b. Peringkat IX, dengan nilai Keterbukaan Informasi:

Univ. Lambung Mangkurat

42,82 (KI)

c. Peringkat VIII, dengan nilai Keterbukaan Informasi:

Institut Teknologi Bandung

48,73 (KI) d. Peringkat VII, dengan nilai Keterbukaan Informasi:

Univ. Negeri Malang

59,96 (KI)

e. Peringkat VI, dengan nilai Keterbukaan Informasi: 62,28

Univ. Bengkulu (CI)

f. Peringkat V, dengan nilai Keterbukaan Informasi:

Institut Gadjah Mada

75,35 (CI)

g. Peringkat IV, dengan nilai Keterbukaan Informasi:

Universitas Padjadjaran

76,02 (CI) h. Peringkat III, dengan nilai Keterbukaan Informasi:

Institut Pertanian Bogor

78,71 (CI)

i. Peringkat II, dengan nilai Keterbukaan Informasi: 91,93

Univ. Brawijaya (MI)

j. Peringkat I, dengan nilai Keterbukaan Informasi:

Univ. Indonesia

97,92 (I)

Keterangan : TI : Tidak Informatif; KI : Kurang Informatif; CI : Cukup Informatif; MI: Menuju Informatif; I : Informatif

2. Kategori BP BUMN :

a. Peringkat X, dengan nilai Keterbukaan Informasi:

Perum Jasa Tirta II

46,02 (KI) b. Peringkat IX, dengan nilai Keterbukaan Informasi:

PT.INTI

54,05 (KI)

c. Peringkat VIII, dengan nilai Keterbukaan Informasi: 57,06

PT. LEN Industri (KI)

d. Peringkat VII, dengan nilai Keterbukaan Informasi:

PT Kereta Api Indonesia

65,27 (CI)

e. Peringkat VI, dengan nilai Keterbukaan Informasi:

PT Bank Tabungan Negara

71,42 (CI)

f. Peringkat V, dengan nilai Keterbukaan Informasi:

PT Pelindo III

80,27 (MI)

g. Peringkat IV, dengan nilai Keterbukaan Informasi: 80,64

Perum Perhutani (MI)

h. Peringkat III, dengan nilai Keterbukaan Informasi:

PT Bio Farma

81,27 (MI)

i. Peringkat II, dengan nilai Keterbukaan Informasi:

PT Perusahaan Listrik Negara

82,35 (MI)

j. Peringkat I, dengan nilai Keterbukaan Informasi:

PT Taspen

84,07 (MI)

Keterangan : TI : Tidak Informatif; KI : Kurang Informatif; CI : Cukup Informatif; MI: Menuju Informatif; I : Informatif

(5)

3. Kategori BP Lembaga Non Struktural (LNS)

a. Peringkat X, dengan nilai Keterbukaan Informasi:

Komisi Pengawas Persaingan Usaha

b. Peringkat IX, dengan nilai Keterbukaan Informasi:

Ombudsman RI

c. Peringkat VIII, dengan nilai Keterbukaan Informasi:

Komnas HAM

d. Peringkat VII, dengan nilai Keterbukaan Informasi:

Komisi Kepolisian Nasional

e. Peringkat VI, dengan nilai Keterbukaan Informasi:

Badan Pengusahaan Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Batam

f. Peringkat V, dengan nilai Keterbukaan Informasi:

Badan Pengawas Pemilihan Umum

g. Peringkat IV, dengan nilai Keterbukaan Informasi:

Badan Pengembangan Wilayah Surabaya-Madura

h. Peringkat III, dengan nilai Keterbukaan Informasi:

Komisi Pemilihan Umum

i. Peringkat II, dengan nilai Keterbukaan Informasi:

Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK)

j. Peringkat I, dengan nilai Keterbukaan Informasi:

Komisi Pemberantasan Korupsi

Keterangan : TI : Tidak Informatif; KI : Kurang Informatif; CI : Cukup Informatif; MI: Menuju Informatif; I : Informatif

4. Kategori BP Lembaga Negara dan LPNK

43,68 (KI) 47,69 (KI) 49,34 (KI) 58,20 (KI) 62,90 (CI) 66,77 (CI) 68,82 (CI) 77,02 (CI) 86,74 (MI) 86,87 (MI)

a. Peringkat X, dengan nilai Keterbukaan Informasi:

Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah

84,39 (MI) b. Peringkat IX, dengan nilai Keterbukaan Informasi:

Komisi Yudisial

86,44 (MI)

c. Peringkat VIII, dengan nilai Keterbukaan Informasi:

Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional

88,75 (MI) d. Peringkat VII, dengan nilai Keterbukaan Informasi: 89,02

Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (MI)

e. Peringkat VI, dengan nilai Keterbukaan Informasi:

Badan Tenaga Nuklir Nasional

89,09 (MI)

f. Peringkat V, dengan nilai Keterbukaan Informasi:

Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi

91,41 (MI)

g. Peringkat IV, dengan nilai Keterbukaan Informasi:

Bank Indonesia

93,54 (MI) h. Peringkat III, dengan nilai Keterbukaan Informasi: 93,81

Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (MI)

i. Peringkat II, dengan nilai Keterbukaan Informasi: 94,54

(6)

j. Peringkat I, dengan nilai Keterbukaan Informasi: Arsip Nasional RI (ANRI)

Keterangan : TI : Tidak Informatif; KI : Kurang Informatif; CI : Cukup Informatif; MI: Menuju Informatif; I : Informatif

5. Kategori BP Pemerintah Provinsi :

a. Peringkat X, dengan nilai Keterbukaan Informasi:

Sumatera Barat

b. Peringkat IX, dengan nilai Keterbukaan Informasi:

Nusa Tenggara Barat

c. Peringkat VIII, dengan nilai Keterbukaan Informasi:

Jawa Tengah

d. Peringkat VII, dengan nilai Keterbukaan Informasi:

Kalimantan Barat

e. Peringkat VI, dengan nilai Keterbukaan Informasi:

DKI Jakarta

f. Peringkat V, dengan nilai Keterbukaan Informasi:

Sumatera Selatan

g. Peringkat IV, dengan nilai Keterbukaan Informasi:

Banten

h. Peringkat III, dengan nilai Keterbukaan Informasi:

Kalimantan Timur

i. Peringkat II, dengan nilai Keterbukaan Informasi:

Aceh

j. Peringkat I, dengan nilai Keterbukaan Informasi:

Jawa Timur

Keterangan : TI : Tidak Informatif; KI : Kurang Informatif; CI : Cukup Informatif; MI: Menuju Informatif; I : Informatif

6. Kategori BP Kementerian :

a. Peringkat X, dengan nilai Keterbukaan Informasi:

Kementerian Kesehatan

b. Peringkat IX, dengan nilai Keterbukaan Informasi:

Kementerian Komunikasi dan Informatika

c. Peringkat VIII, dengan nilai Keterbukaan Informasi:

Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional

/BAPPENAS

d. Peringkat VII, dengan nilai Keterbukaan Informasi:

Kementerian Pertanian

e. Peringkat VI, dengan nilai Keterbukaan Informasi:

Kementerian Sekretariat Negara

f. Peringkat V, dengan nilai Keterbukaan Informasi:

Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan

Reformasi Birokrasi 96,67 (MI) 73,05 (CI) 73,54 (CI) 84,00 (MI) 84,77 (MI) 86,73 (MI) 87,34 (MI) 88,08 (MI) 88,17 (MI) 90,24 (MI) 94,24 (MI) 84,16 (MI) 85,82 (MI) 86,92 (MI) 90,31 (MI) 91,97 (MI) 92,06 (MI)

(7)

Kementerian Perhubungan (MI) h. Peringkat III, dengan nilai Keterbukaan Informasi: 94,41

Kementerian Perindustrian (MI)

i. Peringkat II, dengan nilai Keterbukaan Informasi: 95,48

Kementerian Keuangan (MI)

j. Peringkat I, dengan nilai Keterbukaan Informasi:

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat

95,87 (MI)

Keterangan : TI : Tidak Informatif; KI : Kurang Informatif; CI : Cukup Informatif; MI: Menuju Informatif; I : Informatif

7. Kategori Partai Politik Nasional:

Pada tahap I, 10 parpol nasional berpartisipasi dalam kegiatan ini, namun hingga berakhirnya tahap II, hanya 4 partai politik nasional yang berhasil secara konsisten dalam keterbukaan informasi publik. a. Peringkat IV, dengan nilai Keterbukaan Informasi:

Partai Amanat Nasional (PAN)

b. Peringkat III, dengan nilai Keterbukaan Informasi:

Partai Keadilan Sejahtera (PKS)

c. Peringkat II, dengan nilai Keterbukaan Informasi:

Partai Hati Nurani Rakyat (HANURA)

d. Peringkat I, dengan nilai Keterbukaan Informasi:

Partai Gerakan Indonesia Raya (GERINDRA)

Keterangan : TI : Tidak Informatif; KI : Kurang Informatif; CI : Cukup Informatif; MI: Menuju Informatif; I : Informatif

10,70 (TI) 16,73 (TI) 17,94 (TI) 25,97 (TI)

Pada kesempatan yang baik ini kami sampaikan kepada Bapak Wakil Presiden bahwa kedepannya kami sedang menyusun suatu instrumen untuk Indeks Keterbukaan Informasi Indonesia (IKI Indonesia). Indeks ini diharapkan dapat menjadi kontribusi nyata dalam upaya mencegah korupsi di Indonesia.

Sekali lagi kami menyampaikan terima kasih kepada seluruh pimpinan badan publik yang telah berpartisipasi dan berkomitmen terhadap keterbukaan informasi publik. Semoga kedepannya, kerjasama yang telah terjalin baik selama ini akan dapat lebih ditingkatkan.

Demikian laporan kami dan mohon kepada Wakil Presiden RI, Bapak Jusuf Kalla untuk berkenan memberikan Penghargaan kepada Badan Publik atas upayanya mengimplementasikan Keterbukaan Informasi Publik.

Wassalammualaikum, Wr, Wb KETUA JOHN FRESLY .RPLVL ,QIRUP DVL 3XVDW 'LJLWDOO\VLJQHGE\ .RPLVL,QIRUPDVL 3XVDW '1FQ .RPLVL ,QIRUPDVL3XVDW JQ .RPLVL,QIRUPDVL 3XVDWF ,QGRQHVLD O ,'R .,3XVDW RX .,3XVDW H VXVDQWRUL]NL#JPDL OFRP 5HDVRQ,DPWKH DXWKRURIWKLV GRFXPHQW /RFDWLRQ 'DWH 

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian pada skripsi ini merupakan studi eksperimental untuk menyelidiki perilaku lentur elemen balok beton bertulang yang diperkuat dengan kombinasi GFRP dan

Siswa yang berasal dari keluarga broken home, perhatian orang tua (ibu) terhadap proses kegiatan belajarnya dirumah sangat luar biasa, sang ibu tidak menuntut terlalu

Deskripsi ringkas  Mata  kuliah  ini  merupakan  mata  kuliah  pilihan  bidang  minat  Ekologi  yang  menjelaskan  Sejarah  perkembangan,  filsafah  dasar  dan 

Dengan mengucap syukur kepada Alloh SWT, skripsi yang berjudul “Persepsi Pasien Terhadap Layanan Rawat Inap di Rumah Sakit Umum Daerah Prof.. Margono Soekarjo

Proses pemurnian secara fisika bisa dilakukan dengan mendistilasi ulang minyak atsiri yang dihasilkan (redestillation) dan distilasi fraksinasi dengan pengurangan

Konteks : Dituturkan oleh guru kepada siswa pada saat memberikan tugas Pada data 13 di atas, merupkan fungsi tuturan direktif persilaan yang ditandai dengan kata

MATLAMAT STRATEGIK : Semua sekolah mematuhi prosedur dalam mengenalpasti Murid Berkeperluan Khas dan murid bermasalah pembelajaran mengikut garis panduan yang

Dengan melihat hasil perhitungan metode regresi linier berganda peneliti dapat mengambil kesimpulan bahwa selama hasil pengujian hipotesis menyatakan bahwa