• Tidak ada hasil yang ditemukan

MAKALAH FENOMENA PERPINDAHAN HUKUM KEKEKALAN MASSA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "MAKALAH FENOMENA PERPINDAHAN HUKUM KEKEKALAN MASSA"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

MAKALAH FENOMENA PERPINDAHAN HUKUM KEKEKALAN MASSA

Disusun Oleh

Kelompok 1

: 1. Bella Rahmasari

2. Cindy Pakpahan

3. Darnia Anita

4. Novianita

5. Sinta Mardiana

6. Virwindica Bella H

Kelas: 3 Kia

Dosen Pembimbing: Dr. Ir. H Muhammad Yerizam, M. T.

TEKNOLOGI KIMIA INDUSTRI

POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA 

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Hukum kimia adalah suatu keteraturan dalam ilmu kimia yang berlaku secara umum. Hukum-hukum kimia perlu dipahami karena merupakan dasar untuk mempelajari kimia. Hukum-hukum dasar kimia terbagi menjadi lima hukum, yaitu hukum kekekalan massa (hukum Lavoisier), hukum perbandingan tetap (Hukum Proust), hukum kelipatan berganda (Dalton), hukum perbandingan volum (Gay-Lussac), dan hipotesis Avogadro. Namun pada makalah ini hanya membahas tentang hukum kekekalan massa (hukum Lavoisier).

”Pada reaksi kimia, massa zat sebelum dan sesudah reaksi adalah sama”

Selanjutnya bunyi hukum ini disebut dengan hukum kekekalan massa atau hukum Lavoiser. (syukri s.1999:23)

Hukum kekekalan massa, kekekalan artinya tidak berubah jika direaksikan suatu zat dengan zat lain. Baik suatu benda itu di bakar maupun dua zat di campur, massa zat tersebut akan tetap. Fakta ini sangat menarik sekali bukan, sebagai contoh selama ini kita beranggapan bahwa massa kayu sebelum dibakar dengan sesudah dibakar akan berbeda, namun berdasarkan hukum kekekalan massa ini ternyata anggapan kita ini salah. Hal ini membuat penulis tertarik untuk mengetahui kebenarannya. Oleh sebab itu penulis akan membahas apa yang dimaksud dengan massa, sejarah lavoiser dan penemuannya mengenai hukum kekekalan massa, dan pembuktian hukum kekekalan massa.

B. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dari pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut: 1. Apa yang dimaksud dengan hukum kekekalan massa ?

2. Bagaimana sejarah hukum kekekalan massa ?

C. Tujuan Penulisan

Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah: 1. Mengetahui pengertian massa.

2. Mengetahui sejarah hukum kekekalan massa.

BAB II PEMBAHASAN TEORI

 A. Pengertian Hukum Kekekalan Massa

Hukum kekekalan massa atau dikenal juga sebagai hukum Lomonosov-Lavoisier adalah suatu hukum yang menyatakan massa dari suatu sistem tertutup akan konstan meskipun terjadi berbagai macam proses di dalam sistem tersebut(dalam sistem tertutup Massa zat sebelum dan sesudah reaksi adalah sama (tetap/konstan). Pernyataan yang umum digunakan untuk menyatakan hukum kekekalan massa adalah massa dapat berubah bentuk tetapi tidak dapat diciptakan atau dimusnahkan. Untuk suatu proses kimiawi di dalam suatu sistem tertutup, massa dari reaktan harus sama dengan massa produk.

Dalam melakukan percobaan ini terlebih dahulu kita mengetahui perubahan yang mengalami perubahan secara konstan. Perubahan tersebut diantaranya perubahan fisika, perubahan kimia dan perubahan massa. Perubahan fisika merupakan perubahan yang terjadi tetapi tidak menghasilkan zat baru, artinya pada peristiwa ini yang berubah hanya bentuk atau wujud dari benda itu sendiri, sedangkan sifat dan komposisi materi tidak mengalami perubahan apa-apa. Pembuatan garam ditepi pantai, ini dapat juga dikatakan sebagai reaksi eksoterm karena bila dipanaskan membentuk gas.

Perubahan kimia merupakan perubahan yang terjadi disertai terbentuknya zat baru, artinya sifat dan komposisi zat-zatnya mengalami perubahan. Perubahan kimia biasa juga disebut reaksi kimia misalnya pembuatan alkohol. Reaksi endoterm merupakan yang menyerap kalor, untuk terjadinya suatu reaksi, sehingga reaksi tidak terjadi secara spontan. Sedangkan perubahan massa merupakan perubahan yang tetap, sehingga dapat disimpulkan menurut “Hukum Kekekalan Massa “Baik untuk reaksi yang stokiometris maupun yang non stokiometris yaitu,

Massa zat sebelum dan sesudah reaksi selalu sama. Sedangkan menurut hukum kekekalan massa dan Lavoisier mengatakan bahwa massa tidak dapat diciptakan dan dimusnahkan melalui perubahan materi apa saja.

Menurut reaksi :

A + B --- C + D Massa reaksi = Massa hasil reaksi

Untuk dapat mengetahui perubahan massa dapat dilakukan dengan menimbang massa reaksi.

Hukum kekekalan massa digunakan secara luas dalam bidang-bidang seperti kimia, teknik kimia, mekanika, dan dinamika fluida. Berdasarkan ilmu relativitas spesial, kekekalan massa adalah pernyataan dari kekekalan energi. Massa partikel yang tetap dalam suatu sistem ekuivalen dengan energi momentum pusatnya. Pada beberapa peristiwa radiasi, dikatakan bahwa terlihat adanya perubahan massa menjadi energi. Hal ini terjadi ketika suatu benda berubah menjadi energi kinetik/energi potensial dan sebaliknya. Karena massa dan energi berhubungan, dalam suatu sistem yang mendapat/mengeluarkan energi, massa dalam jumlah yang sangat sedikit akan tercipta/hilang dari sistem. Namun, dalam hampir seluruh peristiwa yang melibatkan perubahan energi, hukum kekekalan massa dapat digunakan karena massa yang berubah sangatlah sedikit.

B. Sejarah Hukum Kekekalan Massa

Hukum kekekalan massa diformulasikan oleh Antoine Lavoisier pada tahun 1789. Oleh karena hasilnya ini, ia sering disebut sebagai bapak kimia modern. Sebelumnya, Mikhail Lomonosov (1748) juga telah mengajukan ide yang serupa dan telah membuktikannya dalam eksperimen. Sebelumnya, kekekalan massa sulit dimengerti karena adanya gaya buoyan atmosfer bumi. Setelah gaya ini dapat dimengerti, hukum kekekalan massa menjadi kunci penting dalam mengubah alkemi menjadi kimia modern. Ketika ilmuwan memahami bahwa senyawa tidak pernah hilang ketika diukur, mereka mulai melakukan studi kuantitatif transformasi senyawa. Studi ini membawa kepada ide bahwa semua proses dan transformasi kimia berlangsung dalam jumlah massa tiap elemen tetap.

Sejak dulu disadari bahwa dalam reaksi kimia disertai perubahan energi. Hal ini telah dirumuskan oleh Einstein, bahwa massa dapat diubah menjadi energi. Berdasarkan hal itu, Antoine Lavoisier melakukan percobaan untuk menyelidiki apakah perubahan materi juga disertai perubahan massa atau tidak? Sebab sebelumnya, Priestley melakukan percobaan pembakaran terhadap oksida logam yang membuahkan teori flogiston. Menurut teori ini, bila kapur raksa (oksida logam) dibakar akan terbentuk logam raksa dan suatu gas. Gas tersebut dinamakan udara tak berflogiston, yaitu sesuatu yang dilepaskan dari materi yang terbakar. Artinya terjadi pengurangan massa.

Apparatus yang digunakan Lavoisier

Untuk mengungkapkan kebenaran teori flogiston, Lavoisier melakukan pembakaran timah dalam dua keadaan, yaitu pada keadaan wadah terbuka dan pada keadaan wadah tertutup. Dari percobaan tersebut ditemukan fakta, bila pembakaran dilakukan dalam wadah terbuka dapat menambah berat zat yang dibakar, tetapi bila pembakaran dilakukan dalam wadah tertutup, (artinya tidak ada materi lain selain yang dibakar) tidak menimbulkan perubahan massa. Menurut Lavoisier, pembakaran dalam wadah terbuka, zat-zat yang terbakar menyerap sesuatu dari udara yang mengakibatkan terjadinya penambahan massa. Sedangkan dalam wadah tertutup, tidak ada materi yang diserap maupun dibebaskan, sehingga massa total zat yang terbakar tidak berubah. Dari percobaan tersebut, Lavoisier menyimpulkan bahwa massa zat-zat sebelum bereaksi sama dengan massa zat-zat setelah bereaksi. Pernyataan Lavoisier tersebut sampai kini dikenal sebagai hukum kekekalan massa, yaitu massa zat-zat sebelum dan sesudah reaksi tidak berubah.

Lavoisier juga menyanggah adanya flogiston sebagaimana dikemukakan oleh Priestley. Menurutnya, pembakaran di udara tak berflogiston (Lavoisier menyebutnya gas oksigen) dihasilkan zat-zat yang sama dengan pembakaran diudara berflogiston. Dari temuan ini, Lavoisier mengemukakan bahwa udara mengandung gas oksigen. Pada saat pembakaran, terjadi reaksi antara zat yang dibakar dengan oksigen di udara.

C. Contoh Hukum Kekekalan Massa

Hukum kekekalan massa dapat terlihat pada reaksi pembentukan hidrogen dan oksigen dari air. Bila hidrogen dan oksigen dibentuk dari 36 g air, maka bila reaksi berlangsung hingga seluruh air habis, akan diperoleh massa campuran produk hidrogen dan oksigen sebesar 36 g. Bila reaksi masih menyisakan air, maka massa campuran hidrogen, oksigen dan air yang tidak bereaksi tetap sebesar 36 g. Sebagai gamabaran dari hukum kekekalan massa dalam reaksi kimia adalah sebagai berikut:

2. 2,00 g Natrium + 3,08 g Klorin –> 5,08 g Natrium klorida 3. 3,00 g Natrium + 4,62 g Klorin –> 7,62 g Natrium klorida

Pada pembakaran magnesium dengan oksigen, 1,52 g magnesium tepat bereaksi dengan 1,00 g oksigen. Berapa gram oksigen yang diperlukan untuk bereaksi dengan 12,2 g magnesium?

Penyelesaian:

Magnesium + Oksigen –> Magnesium oksida

1,52 g magnesium memerlukan 1,00 g oksigen. Maka untuk 12,2 g magnesium diperlukan oksigen sebanyak (12,2 g magnesium/ 1,52 g magnesium ). 1,00 g oksigen = 8,03 g Oksigen

D. Penyimpangan hukum kekekalan massa

Penyimpangan hukum kekekalan massa dapat terjadi pada sistem terbuka dengan proses yang melibatkan perubahan energi yang sangat signifikan seperti reaksi nuklir. Salah satu contoh reaksi nuklir yang dapat diamati adalah reaksi pelepasan energi dalam jumlah besar pada bintang. Hubungan antara massa dan energi yang berubah dijelaskan oleh Albert Einstein dengan persamaan E = m.c2. E merupakan jumlah energi yang terlibat, m merupakan

jumlah massa yang terlibat dan c merupakan konstanta kecepatan cahaya. Namun, perlu diperhatikan bahwa pada sistem tertutup, karena energi tidak keluar dari sistem, massa dari sistem tidak akan berubah.

Hukum kekekalan menyatakan bahwa properti tertentu yang dapat diukur dari sistem fisika terisolasi tidak berubah selagi sistem berubah. Berikut ini adalah daftar sebagian dari hukum kekekalan yang tidak pernah menunjukan tidak tepat. (Sebenarnya, dalam relativitas umum, energi, momentum, dan momentum sudut tidak kekal karena ada lekukan umum wakturuang “manifold” yang tidak memiliki simetri pembunuhan untuk translasi atau rotasi).

Kimia berhubungan dengan interaksi materi yang dapat melibatkan dua zat atau antara materi dan energi, terutama dalam hubungannya dengan hukum pertama termodinamika. Kimia tradisional melibatkan interaksi antara zat kimia dalam reaksi kimia, yang mengubah satu atau lebih zat menjadi satu atau lebih zat lain. Kadang reaksi ini digerakkan oleh pertimbangan entalpi, seperti ketika dua zat berentalpi tinggi seperti hidrogen dan oksigen elemental bereaksi membentuk air, zat dengan entalpi lebih rendah. Reaksi kimia dapat difasilitasi dengan suatu katalis, yang umumnya merupakan zat kimia lain yang terlibat dalam media reaksi tapi tidak dikonsumsi (contohnya adalah asam sulfat yang mengkatalisasi elektrolisis air) atau fenomena immaterial (seperti radiasi elektromagnet dalam reaksi fotokimia). Kimia tradisional juga menangani analisis zat kimia, baik di dalam maupun di luar suatu reaksi, seperti dalam spektroskopi.

Semua materi normal terdiri dari atom atau komponen-komponen subatom yang membentuk atom; proton, elektron, dan neutron. Atom dapat dikombinasikan untuk menghasilkan bentuk materi yang lebih kompleks seperti ion, molekul, atau kristal. Struktur dunia yang kita jalani sehari-hari dan sifat materi yang berinteraksi dengan kita ditentukan oleh sifat zat-zat kimia dan interaksi antar mereka. Baja lebih keras dari besi karena atom-atomnya terikat dalam struktur kristal yang lebih kaku. Kayu terbakar atau mengalami oksidasi cepat karena ia dapat bereaksi secara spontan dengan oksigen pada suatu reaksi kimia jika berada di atas suatu suhu tertentu.

Suatu ‘zat kimia’ dapat berupa suatu unsur, senyawa, atau campuran senyawa-senyawa, unsur-unsur, atau senyawa dan unsur. Sebagian besar materi yang kita temukan dalam kehidupan sehari-hari merupakan suatu bentuk campuran, misalnya air, aloy, biomassa, dll.

Berdasarkan serangkaian percobaan Antoine Lavoisier tentang pembakaran merkuri membentuk merkuri oksida yang selanjutnya bila dipanaskan kembali akan terurai menghasilkan sejumlah cairan merkuri dan gas oksigen yang jumlahnya sama dengan yang dibutuhkan waktu pembentukan merkuri oksida. Lavoisier mengemukakan bahwa pada reaksi kimia tidak terjadi perubahan massa. Hokum kekekalam massa menyatakan : “ Massa sebelum dan sesudah reaksi adalah sama “ berlaku untuk semua reaksi kimia dengan menghasilkan zat-zat baru.

Massa (berasal dari bahasa Yunani μάζα) adalah suatu sifat fisika dari suatu benda yang digunakan untuk menjelaskan berbagai perilaku objek yang terpantau. Dalam kegunaan sehari hari, massa biasanya disinonimkan dengn berat. Namun menurut pemahaman ilmiah modern, berat suatu objek diakibatkan oleh interaksi massa dengan medan gravitasi.

Reaksi kimia adalah suatu proses alam yang selalu menghasilkan antarubahan senyawa kimia. Senyawa ataupun senyawa-senyawa awal yang terlibat dalam reaksi disebut sebagai reaktan. Reaksi kimia biasanya dikarakterisasikan dengan perubahan kimiawi, dan akan menghasilkan satu atau lebih produk yang biasanya memiliki ciri-ciri yang berbeda dari reaktan. Secara klasik, reaksi kimia melibatkan perubahan yang melibatkan pergerakan elektron dalam pembentukan dan pemutusan ikatan kimia, walaupun pada dasarnya konsep umum reaksi kimia juga dapat diterapkan pada transformasi partikel-partikel elementer seperti pada reaksi nuklir.

Reaksi-reaksi kimia yang berbeda digunakan bersama dalam sintesis kimia untuk menghasilkan produk senyawa yang diinginkan. Dalam biokimia, sederet reaksi kimia yang dikatalisis oleh enzim membentuk lintasan metabolisme, di mana sintesis dan dekomposisi yang biasanya tidak mungkin terjadi di dalam sel dilakukan.

HUKUM KEKEKALAN MASSA = HUKUM LAVOISIER

“Massa zat-zat sebelum dan sesudah reaksi adalah tetap”.

Sebagai contoh, jika kita mereaksikan zat A yang memiliki massa 10 gram dengan zat B (massa 10 gram) sehingga dihasilkan zat C dan D, dimana jumlah massa zat yang dihasilkan sama dengan jumlah massa yang bereaksi yaitu 20 gram.

Reaksi kimia dituliskan dengan tanda panah, disebelah kiri tanda panah adalah zat-zat yang bereaksi dan disebelah kanan tanda panah adalah zat hasil reaksi. Hukum ini diperkenalkan oleh Lavoiser. Perhatikan bagan 6.12.

Bagan 6.12. Bagan reaksi yang menyatakan massa sebelum dan sesudah reaksi sama.

Diketahui bahwa massa sesudah reaksi, merupakan massa total, hal ini berarti komposisi zat C dan D dapat saja berbeda dengan massa zat A dan B yang berkomposisi 10 gram dan 10 gram. Zat C dan D yang terbentuk mungkin 8 gram dan 12 gram atau sebaliknya 12 gram dan 8 gram. Hukum kekekalan massa hanya membatasi pada jumlah zat yang terjadi sama dengan zat sebelumnya, belum menjelaskan tentang senyawa yang terbentuk.

Hukum yang diajukan oleh Lavoiser belum menjelaskan tentang senyawa yang dibentuk dan komposisinya. Massalah ini selanjutnya diteliti dan diselesaikan oleh beberapa ahli lainnya yaitu Proust dan Dalton. Mereka mencoba menjelaskan bagaimana suatu senyawa terbentuk dan bagaimana komposisinya. Komposisi atau perbandingan atom-atom dalam suatu senyawa merupakan penciri yang khas untuk molekul tersebut.

BAB III PEMBUKTIAN TEORI

 A. Alat dan Bahan

1. Neraca 1 buah 2. Gelas kimia 500 ml

3. 1 buah tabung reaksi berbentuk huruf Y terbalik 4. Larutan KI 0,5 M 2ml

5. Larutan Pb (CH3COO)2 0,1 M 2 ml

6. Pipet tetes

B. Langkah Kerja

1. Timbanglah tabung reaksi berbentuk Y terbalik dalam keadaan kosong menggunakan

neraca dan catat hasilnya.

2. Masukkan larutan KI 0,1 M sebanyak 2 ml ke dalam salah satu kak tabung reaksi berbentuk huruf Y terbalik.

3. Masukkan juga larutan Pb (CH3COO)2 0,1 M sebanyak 2 ml kedalam kaki tabung

yang lain.

4. Campurkan kedua bahan yang ada di dalam tabung dengan cara dikocok secara pelahan

hingga menyatu dan tercampur rata.

5. Timbang kembali tabung reaksi yang telah terisi kedua cairan tersebut dan catat hasilnya.

6. Bandingkan massa zat sebelum dan sesudah reaksi.

 C. Hasil Pengamatan

Setelah melakukan percobaan, kami memperoleh data – data berikut ini:

Massa tabung 25,04 gram

Percobaan Kalium lodida (KI) Pb (CH3COO)2

Warna sebelum Bening (KI) Bening (CH3COO)2

Massa zat sebelum reaksi 25,09 gram

Massa zat sesudah reaksi 25,09 gram

Warna sesudah Berubah yang awalnya bening berubah menjadi hijau muda dan terjadi pengendapan.

1. Massa tabung kosong = 25,04 gram

a. Massa larutan KI dan Pb (CH3COO)2 sebelum reaksi :

= Massa kedua larutan – massa tabung kosong = 25,09 – 25,04

= 0,5 g

b. Massa larutan KI dan Pb (CH3COO)2 sesudah reaksi :

= Massa kedua larutan – massa tabung kosong = 25,09 – 25,04

= 0,5 g

D. Pembahasan

Berdasarkan hasil pengamatan yang kami lakukan dapat dilihat bahwa ternyata massa zat sebelum reaksi sama dengan massa zat sesudah reaksi adalah sama. Massa kedua larutan sebelum reaksi adalah 25,09 g dan sesudah reaksi juga sama dengan 25,09 gram. Hal ini sama dengan Percobaan yang dilakukan oleh Lavoisier dimana ia mereaksikan antara cairan merkuri dengan gas oksigen dalam suatu wadah di ruang tertutup sehingga menghasilkan merkuri oksida yang berwarna merah. Apabila merkuri oksida dipanaskan kembali, senyawa tersebut akan terurai menghasilkan sejumlah cairan merkuri dan gas oksigen dengan jumlah yang sama seperti semula. Dengan bukti dari percobaan ini Lavoisier merumuskan suatu hukum dasar kimia yaitu Hukum Kekekalan Massa yang menyatakan bahwa jumlah zat sebelum dan sesudah reaksi adalah sama.

Selain itu warna kedua cairan sebelum direaksikan masing – masing berwarna bening, setelah dicampurkan berubah menjadi hijau muda dan menghasilkan endapan.

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan percobaan tersebut dapat kami simpulkan bahwa: 1. Massa suatu zat sebelum dan sesudah reaksi adalah sama.

2. Percobaan yang dilakukan sesuai dengan Hukum Kekekalan Massa (Lavoisier). 3. Warna zat sebelum dan sesudah reaksi mengalami perubahan.

B. Saran

Dalam makalah ini penulis hanya membahas sebatas apa pengertian hukum kekekalanmassa, bunyi hukum kekekalan massa dan pembuktian melalui percobaan. Sebenarnya masih banyak hal yang perlu dibahas dalam hukum kekekalan massa seperti manfaat dan aplikasi dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu diharapkan kritik dan saran baik dari guru mata pelajaran maupun teman-teman sekalian. Sehingga, pengetahuan kita tentang hukum kekekalan massa ini bertambah luas dan bersifat membangun.

http://arjunocalmi.blogspot.com/2013/11/percobaan-lavoisier-hukum-kekekalan.html http://ariphudien.blogspot.com/2011/02/blog-post.html

http://id.wikipedia.org/wiki/Hukum_kekekalan_massa

http://kimiadyan.blogspot.co.id/2011/11/hukum-kekekalan-massa.html

Pengertian Skalar dan Vektor Pengertian Skalar

Skalar dapat didefinisikan secara lengkap oleh bilangan tunggal dengan satuan yang sesuai.Skalar juga dapat diartikan sebagai bilangan yang memiliki nilai satuan tanpa arah.

Sifat besaran skalar

• Selalu positif : massa, kelajuan, volume

• Dapat positif atau negative : suhu

Contoh Skalar: panjang, luas, volume, massa, dan waktu. Misal: Temperatur 100 ℃

Jumlah Rp 500,00

Membutuhkan waktu 08 jam 20 menit Kelajuan 10 km/jam

Skalar Pada Gambar:

Catatan: Pada gambar diatas terdapat panjang skalar yaitu 5, maksudnya antara titik pangkal ke titik ujung panjangnya 5, dapat di tulis juga sebagai berikut:

Pengertian Vektor

Vektor didefinisikan secara lengkap apbila kita mengetahui bukan saja nilainya(dengan satuan)tetapi juga arah kemana vektor itu beroperasi.Vektor juga dapat diartikan sebagai bilangan yang memiliki nialai satuan dan memiliki arah.

BEBERAPA SIFAT BESARAN VEKTOR

Kesamaan Dua Buah Vektor 

Penjumlahan Vektor

>> Secara geometric

Sifat komutatif penjumlahan vektor:

Sifat asosiatif penjumlahan vektor:

Vektor nol (0): > sebuah vektor yang besarnya (panjangnya) nol dan arahnya tak tentu. >  bentuk: titik.

> Negatif dari sebuah vektor A, yaitu –A, adalah vektor yang apabila dijumlahkan dengan vektor A menghasilkan vektor nol 0. A + (–A) = 0

> Vektor – A sama besar dan berlawanan

arah dengan vektor A.

Pengurangan vektor : Pengurangan vektor A - B : menjumlahkan vektor

A dengan negatif vektor B

Perkalian vektor dengan skalar >> Hasil perkalian sebuah vektor A dengan sebuah skalar

positif m adalah sebuah vektor yang arahnya sama dengan arah vektor A dan besarnya m kali besar vektor A, yaitu mA. >> Jika m negatif, yaitu (- m), maka arah hasil perkalianya dengan vektor A memiliki arah yang berlawanan dengan arah vektor A, yaitu -mA.

Aplikasi Vektor :

Dalam kehidupan sehari-hari banyak kita jumpai aplikasi vektor, contoh sederhana adalah sebuah benda yang jatuh dari tangan anda ke lantai. Dalam hal ini benda jatuh akibat Gravitasi bumi (gaya tarik bumi) yang arahnya menuju pusat bumi. Hal ini juga menunjukkan benda mmiliki berat yang arah dan besarnya sama dengan gaya tarik bumi terhadap benda tersebut.

Contoh lain dapat anda lihat dalam gambar berikut :

Mendorong Mobil.

Pada mesin derek palang penyangga menahan gaya berat beban (w) dan gaya tarik tali (F). Dengan gaya dorong palang penyangga R. Pada mesin pemotong rumput, seorang pekerja mendorong mesin dengan gaya F. Pada gambar selanjutnya, seseorang mendorong mobil dengan gaya F yang menimbulkan percepatan a

Operasi Vektor :

Dalam penggunaan Vektor, dua buah vektor atau lebih dapat dijumlah, dikurang, dikalikan atau dibagi. Kegiatan ini disebut Operasi vektor.

Contoh Vektor: gaya, kecepatan, dan percepatan. Misal : Kecepatan 10km/jam ke arah utara.

Angin yang bertiup ke timur laut sebesar 20 knot. Representasi Vektor:

Vektor dapat direpresentasikan secara grafis,dengan garis yang ditarik sedemikian sehingga: Panjang garis menandakan besar vektor.

Arah garis (ditunjukkan dengan mata panah) menandakan arah vektor. Vektor Pada Gambar:

Besaran Skalar dan Besaran Vektor : N

O

BESARAN SKALAR BESARAN VEKTOR

1 JARAK PERPINDAHAN

2 MASSA BERAT

3 PANJANG PERCEPATAN

4 KELAJUAN KECEPATAN

5 VOLUME PERCEPATAN GRAVITASI

6 WAKTU MOMENTUM

7 ENERGI POTENSIAL IMPULS 8 ENERGI KINETIK GAYA

9 USAHA MOMEN GAYA

10 DAYA TEGANGAN PERMUKAAN 11 MASSA JENIS GAYA GESEK

12 MUATAN LISTRIK INDUKSI MAGNETIK 13 POTENSIAL LISTRIK MEDAN GRAVITASI 14 JUMLAH ZAT MEDAN LISTRIK 15 KERAPATAN ARUS TEKANAN

Perbedaan Antara Skala dan Vektor

1. Perbedaan mendasarnya terletak pada ada tidaknya arah. Besaran vektor memiliki arah sedangkan besaran skalah tidak memiliki arah.

2. Besaran vektor berupa perpindahan, impuls, kecepatan, momentum, percepatan,

momen gaya, kuat medan listrik, kuat medan magnet, dan gaya. Sedangkan besaran skalar berupa jarak, waktu, tekanan, suhu, muatan listrik, volume, masa jenis, kapasitas, dan potensial listrik.

3. Perhitungan besaran vektor agak kompleks. Sedangkan perhitungan besaran skalar dapat dilakukan dengan menggunakan aturan aljabar biasa.

4. Dalam rumus dan perhitungan, variabel besaran skalar diwakili oleh huruf yang dicetak miring (contoh V untuk volume). Sedangkan besaran vektor dalam skema dinyatakan dengan diisi anak panah diatasnya (contoh untuk gaya), dan dicetak tebal dan diapit tanda harga mutlak dalam persamaan maupun dalam teks (contoh untuk gaya).

Pengertian Arah

Gradien disebut juga sebagai koefisien arah atau slope adalah nilai angka yang menunjukan arah suatu garis berdasarkan perubahan variabelnya

Lomonosov -Lavoisier massa sistem tertutup p/konstan). kimia teknik kimia mekanika dinamika fluida relativitas kekekalan energi momentum radiasi energi energi kinetik /energi potensial Antoine Lavoisier 1789 (1748) gaya buoyan alkemi http://arjunocalmi.blogspot.com/2013/11/percobaan-lavoisier-hukum-kekekalan.html http://ariphudien.blogspot.com/2011/02/blog-post.html http://id.wikipedia.org/wiki/Hukum_kekekalan_massa

Referensi

Dokumen terkait

Itu berarti, bahwa kita dapat mengerti hukum kita pada masa kini, hanya dengan penyelidikan sejarah., bahwa mempelajari hukum secara ilmu pengetahuan harus bersifat juga

merupakan pikiran dasar yang umum sifatnya atau merupakan latar belakang dari peraturan yang konkrit yang terdapat dalam dan di belakang setiap

Fortunately, for turbulent flow near a solid surface, there are several rather general results that are very helpful in fluid dynamics and transport phenomena: the Taylor se-

mendeskripsikan latar belakang hukum perdata Islam di Indonesia, menjelaskan tentang hukum positif di bidang perkawinan. Gambaran umum hukum perdata Islam

Secara umum ada empat hukum acara yang berlaku pada sistem peradilan di Indonesia yaitu hukum acara pidana, hukum acara perdata, Hukum acara peradilan agama,

Jika terjadi konduksi dan konveksi secara berturutan, maka berbagai tahanan panas yang tersangkut dapat dijumlahkan untuk memperoleh koefisien pindah panas keseluruhan U..

Fakta kemajemukan hukum (legal pluralism) secara umum digunakan untuk menjelaskan suatu situasi dimana dua atau lebih sistem hukum berlaku secara berdampingan dalam satu

Ada pun ruang lingkup pengkajian Ilmu Hukum tersebut secara umum adalah Sosiologi Hukum, yang menyelidiki hubungan hukum dengan masyarakat, Sejarah Hukum, yang mempelajari