REFERAT
REFERAT
KERATITIS JAMUR
KERATITIS JAMUR
NAMA PEMBIMBING :
NAMA PEMBIMBING :
dr. Agah Gadjali, Sp.M
dr. Agah Gadjali, Sp.M
dr. Gartati Ismail, Sp.M
dr. Gartati Ismail, Sp.M
dr. !"r# A.$, Sp.M
dr. !"r# A.$, Sp.M
dr. !rma"s#ah, Sp.M
dr. !rma"s#ah, Sp.M
dr. M%sta&a, Sp.M
dr. M%sta&a, Sp.M
'ISUSUN ()E:
'ISUSUN ()E:
ISNAN $A*U'I +---/012
ISNAN $A*U'I +---/012
NABI)A +---/32
NABI)A +---/32
BAGIAN I)MU MATA
BAGIAN I)MU MATA
RS P()RI SAI'
RS P()RI SAI' SUKANT(
SUKANT(
PERI('E (KT(BER 4 N(5EMBER
PERI('E (KT(BER 4 N(5EMBER
-0
-0
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami ucapkan kepada Allah swt atas selesainya referat yang berjudul Keratitis Jamur. Juga kepada dr. agah Gdjali, Sp.M, dr. ermansyah, Sp.M, dr. Gartati !smail, Sp.M, dr. Mustafa, Sp.M, dr. enry A.", Sp.M, selaku d#sen pembimbing, kami ucapkan terimakasih banyak atas bimbingannya selama kepaniteraan kami di $agian !lmu Penyakit Mata %S $hayangkara &ingkat ! %aden Said Sukant#.
'alam referat ini kami akan menc#ba membahas mengenai keratitis jamur. Sem#ga pembahasan kami ini dapat membantu membuka wawasan dan pengetahuan bagi mahasiswa
klinik atupun d#kter umum mengenai keratitis jamur.
Penulis, Jakarta, () *#+ember
()-BAB I
PEN'AU)UAN . )atar B!la6a"g
K#rnea merupakan bagian anteri#r dari mata yang harus dilalui cahaya, dalam perjalanan pembentukan bayangan di retina. Karena itu k#rnea harus tetap jernih dan permukaannya rata agar tidak menghalangi pr#ses pembiasan sinar. Kelainan yang bisa
merusak bentuk dan kejernihan k#rnea dapat menimbulkan gangguan penglihatan yang hebat, terutama bila letaknya di sentral daerah pupil/, bila kelainan ini tidak di#bati maka dapat terjadi kebutaan.,(
Kelainan k#rnea yang paling sering ditemukan adalah keratitis. Keratitis merupakan suatu pr#ses peradangan k#rnea yang dapat bersifat akut maupun kr#nis yang disebabkan #leh berbagai fakt#r antara lain bakteri, jamur, +irus atau karena alergi. keratitis dapat dibagi menjadi beberapa g#l#ngan berdasarkan kedalaman lesi pada k#rnea tempatnya/, penyebab dan bentuk klinisnya.0
$erdasarkan tempatnya keratitis secara garis besar dapat dibagi menjadi keratitis pungtata superfisialis, keratitis marginal dan keratitis interstitial. $erdasarkan penyebabnya keratitis dig#l#ngkan menjadi keratitis bakterialis, keratitis fungal, keratitis +iral, keratitis akibat alergi. Kemudian berdasarkan bentuk klinisnya dapat dibagi menjadi keratitis sika, keratitis flikten, keratitis nurmularis dan keratitis neur#paralitik.0
Gejala umum keratitis adalah +isus turun perlahan, mata merah, rasa silau, dan merasa ada benda asing di matanya. Gejala khususnya tergantung dari jenis1jenis keratitis yang diderita #leh pasien. Gambaran klinik masing1masing keratitis pun berbeda1beda tergantung dari jenis penyebab dan tingkat kedalaman yang terjadi di k#rnea, jika keratitis tidak ditangani dengan benar maka penyakit ini akan berkembang menjadi suatu ulkus yang dapat merusak k#rnea secara permanen sehingga akan menyebabkan gangguan penglihatan bahkan dapat sampai menyebabkan kebutaan sehingga peng#batan keratitis haruslah cepat dan tepat agar tidak menimbulkan k#mplikasi yang merugikan di masa yang akan datang terutama pada pasien yang masih muda.,(,0
&ujuan telaah ilmiah ini adalah untuk mengetahui bagaimana diagn#sis keratitis yang disertai definisi, epidemi#l#gi, eti#l#gi, pat#fisi#l#gi, klasifikasi, k#mplikasi serta pr#gn#sis dari keratitis.
BAB II ISI . . A"at7mi K7r"!a,8,0
K#rnea adalah jaringan transparan, yang ukurannya sebanding dengan kristal sebuah jam tangan kecil. K#rnea ini disisipkan ke sklera di limbus, lengkung melingkar pada persambungan ini disebut sulkus skelaris. K#rnea dewasa rata1rata mempunyai tebal ),2- mm di tengah, sekitar ),32 di tepi, dan diametern ya sekitar ,2 mm dari anteri#r ke p#steri#r, k#rnea mempunyai lima lapisan yang berbeda1beda4 lapisan epitel yang bersambung dengan epitel k#njungti+a bulbaris/, lapisan $#wman, str#ma, membran 'escement, dan lapisan end#tel. $atas antara sclera dan k#rnea disebut limbus k#rnea. K#rnea merupakan lensa cembung dengan kekuatan refraksi sebesar 5 -0 di#ptri. Kalau k#rnea udem karena suatu sebab, maka k#rnea juga bertindak sebagai prisma yang dapat menguraikan sinar sehingga penderita akan melihat hal#.
K#rnea terdiri dari 2 lapisan dari luar kedalam4
Gam9ar . )apisa" K7r"!a . 6apisan epitel
• &ebalnya 2) 7m , terdiri atas 2 lapis sel epitel tidak bertanduk yang saling
tumpang tindih8 satu lapis sel basal, sel p#lyg#nal dan sel gepeng.
• Pada sel basal sering terlihat mit#sis sel, dan sel muda ini terd#r#ng kedepan
menjadi lapis sel sayap dan semakin maju kedepan menjadi sel gepeng, sel basal berikatan erat dengan sel basal disampingnya dan sel p#lyg#nal didepannya melalui desm#s#m dan macula #kluden8 ikatan ini menghambat pengaliran air, elektr#lit dan gluk#sa yang merupakan barrier.
• Sel basal menghasilkan membrane basal yang melekat erat kepadanya. $ila
terjadi gangguan akan menghasilkan er#si rekuren.
• 9pitel berasal dari ect#derm permukaan.
(. Membran $#wman
• &erletak dibawah membrana basal epitel k#rnea yang merupakan k#lagen yang
tersusun tidak teratur seperti str#ma dan berasal dari bagian depan str#ma.
• 6apis ini tidak mempunyai daya regenerasi.
• &erdiri atas lamel yang merupakan sususnan k#lagen yang sejajar satu dengan
yang lainnya, Pada permukaan terlihat anyaman yang teratur sedang dibagian perifer serat k#lagen ini bercabang8 terbentuknya kembali serat k#lagen
memakan waktu lama yang kadang1kadang sampai 2 bulan.Kerat#sit merupakan sel str#ma k#rnea yang merupakan fibr#blast terletak diantara serat k#lagen str#ma. 'iduga kerat#sit membentuk bahan dasar dan serat k#lagen dalam perkembangan embri# atau sesudah trauma.
-. Membran 'escement
• Merupakan membrana aselular dan merupakan batas belakang str#ma k#rnea
dihasilkan sel end#tel dan merupakan membrane basalnya.
• $ersifat sangat elastis dan berkembang terus seumur hidup, mempunyai tebal -)
7m.
2. 9nd#tel
$erasal dari mes#telium, berlapis satu, bentuk heksag#nal, besar ()1-) µm. 9nd#tel
melekat pada membran descement melalui hemid#s#m dan :#nula #kluden.
K#rnea dipersarafi #leh banyak saraf sens#rik terutama berasal dari saraf siliar l#ngus, saraf nas#siliar, saraf ke ;, saraf siliar l#ngus berjalan supra k#r#id, masuk ke dalam str#ma k#rnea, menembus membran $#wman melepaskan selubung Schwannya. $ulbus Krause untuk sensasi dingin ditemukan diantara. 'aya regenerasi saraf sesudah dip#t#ng di daerah limbus terjadi dalam waktu 0 bulan.
Sumber nutrisi k#rnea adalah pembuluh1pembuluh darah limbus, hum#ur a<u#us, dan air mata. K#rnea superfisial juga mendapat #ksigen sebagian besar dari atm#sfir. &ransparansi k#rnea dipertahankan #leh strukturnya seragam, a+askularitasnya dan deturgensinya.
.. K!ratitis '!&i"isi
Keratitis adalah radang pada k#rnea atau infiltrasi sel radang pada k#rnea yang akan mengakibatkan k#rnea menjadi keruh sehingga tajam penglihatan menurun.
!nfeksi pada k#rnea bisa mengenai lapisan superficial yaitu pada lapisan epitel atau membran b#wman dan lapisan pr#funda jika sudah mengenai lapisan str#ma.(
Epid!mi7l7gi
Menurut Murill# 6#pe: ())3/, Sekitar (2.))) #rang Amerika terkena keratitis bakteri per tahun. Kejadian keratitis bakteri ber+ariasi, dengan lebih sedikit pada negara1negara industri yang secara signifikan lebih sedikit memiliki jumlah pengguna lensa k#ntak. !nsiden keratitis jamur ber+ariasi sesuai dengan l#kasi ge#grafis dan berkisar dari (= dari kasus keratitis di *ew >#rk untuk 02= di ?l#rida. Spesies ?usarium merupakan penyebab paling umum infeksi jamur k#rnea di Amerika Serikat bagian selatan -21@3= dari keratitis jamur/, sedangkan spesies andida dan Aspergillus lebih umum di negara1negara utara. secara signifikan lebih sedikit yang berkaitan dengan infeksi lensa k#ntak.
K!ratitis Jam%r +F%"gi2 Eti7l7gi1
Keratitis jamur dapat disebabkan #leh4 a. Mould filament#us fungi/
$ersifat multiseluler dengan cabang1cabang hifa, terdiri dari4
• Jamur bersepta4 Furasium sp, Acremonium sp, Aspergillus sp, Cladosporium
sp, Penicillium sp, Paecilomyces sp, Phialophora sp, Curvularia sp, Altenaria sp
• Jamur tidak bersepta4 Mucor sp, Rhizopus sp, Absidia sp
b. Jamur ragi yeast / yaitu jamur uniseluler dengan pseud#hifa dan tunas4 Candida albicans, Cryptococcus sp, Rodotolura sp
Pat7&isi7l7gi3
K#rnea yang mengalami trauma seperti tertusuk batang daun dapat menyebabkan defek pada epitel k#rnea. 'efek tersebut dapat menjadi akses bagi jamur untuk masuk dan berkembang di dalam str#ma k#rnea. Jamur yang masuk
mendapatkan nutrisi dari a<ue#us hum#r yang masuk dari p#mpa aktif end#tel. Bleh sebab itu, jamur berkembang secara aktif pada str#ma dan menyebabkan kekeruhan lensa.
%eaksi peradangan yang berat pada k#rnea karena infeksi jamur dapat timbul dalam bentuk mik#t#ksin dan en:im1en:im pr#te#litik. Agen1agen ini dapat menyebabkan nekr#sis pada lamella k#rnea yang dapat menyebabkan peradangan akut.
%eaksi inflamasi yang menyertai kurang terlihat daripada keratitis bakterialis. ifa dari jamur berp#tensi masuk ke membrane descemet yang intak dan menyebar ke kamera #kuli anteri#r.
Ma"i&!stasi Kli"is
• Mata sakit, gatal, silau
• Gangguan penglihatan +isus menurun/ • Mata merah dan bengkak
• iperemi k#njungti+a • Merasa kelilipan
• Gangguan k#rnea sensibilitas k#rnea yang hipestesia/ • ?#t#f#bi
• 6akrimasi
• Pada kel#pak terlihat +esikel dan infiltrat filamen pada k#rnea
'iag"7sis
Cntuk menegakkan diagn#sis klinik dapat dipakai ped#man berikut4
a. Pada pemeriksaan slit lamp ditemukan gambaran feathery borders pada k#rnea. b. %iwayat trauma pada mata terutama #leh tumbuhan
c. 6esi satelit
d. &epi ulkus sedikit men#nj#l dan kering, tepi yang ireguler dan t#nj#lan seperti hifa di bawah end#tel utuh
e. Plak end#tel f. yp#pi#n
Gam9ar 8. Gam9ara" &!ath!r# 97rd!rs pada 6!ratitis jam%r
Gam9ar 0. ip7pi7"
P!m!ri6saa" P!"%"ja"g
a. Pemeriksaan yang dapat dilakukan yaitu pemeriksaan ker#kan k#rnea sebaiknya dengan spatula Kimura/ yaitu dari dasar dan tepi ulkus dengan bi#mikr#sk#p. 'apat dilakukan pewarnaan KB atau Gram.
b. Jika kultur negati+e pada -D sampai @( jam dan pemberian #bat tidak menghasilkan efek yang memuaskan, maka dilakukan bi#psi jaringan k#rnea.
Tatala6sa"a1
. &erapi t#pikal
• Pada (- sampai -D jam pertama pasien harus diberikan tetes mata
9c#na:#le = setiap jam pagi dan malam. Jika setelah -D jam 9c#na:#le = tidak memberikan efek.
• Sikl#pegik tetes atr#pine = ( kali sehari.
(. &erapi sistemik
• !nfeksi jamur ragi yeast /
?luk#na:#l #ral 2)1)) mg selama @1- hari setelah diketahui penyebabnya. Jika terdapat end#ftalmitis diberikan ())1-)) mg. Saat pemakaian #bat ini harus diperhatikan fungsi li+er pasien
• !nfeksi mould
Pada lini pertama, pasien diberikan ;#ric#na:#le. Pada pasien dengan berat badan E -) kg, +#ric#na:#le diberikan secara #ral -)) mg ( kaliFhari. Pada hari berikutnya diberikan ()) mg ( kaliFhari dan pada hari berikutnya, dilihat perubahan pada mata pasien. Jika sudah cukup membaik, d#sis tetap dilanjutkan sama seperti hari sebelumnya. Apabila tidak terlihat adanya perubahan, maka d#sis dapat dinaikan 0)) mg ( kaliFhari.
'AFTAR PUSTAKA
. American Academy #f Bphthalm#l#gy. 9ternal 9ye 'isease and #rnea. San ?ransisc# ())D1())H. p. @H1H)
(. %#derick $. K#rnea. !n4 ;aughan I Asbury. Bftalm#l#gi Cmum 9disi @. Jakarta 4 9G. ())H. p. (21-H.
0. !lyas S. !lmu Penyakit Mata edisi( . Jakarta4 $alai Penerbit ?KC!. ())(. p.03
-. Mansj#er, Arif M. ()). Kapita Selekta edisi10 jilid1. Jakarta4 Media Aesculapius ?KC!. al4 23
2. Guidelines f#r the management #f fungal keratitis. Sandwell and "est $irmingham #spitals. ().
3. &uli, S#nal S. (). ?ungal keratitis. Cni+ersity #f ?l#rida. CSA 4 '#+epress.
@. http4FFemedicine.medscape.c#mFarticleFH-3@1#+er+iewa))- diakses pada H *#+ember ()-/