• Tidak ada hasil yang ditemukan

M01780

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan " M01780"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP MANAJEMEN LABA DI INDUSTRI PERBANKAN INDONESIA

Andaru Dwika Yanuar

MI Mitha Dwi Restuti

Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Kristen Satya Wacana

mitha.restuti@staff.uksw.edu

Abstrak

Corporate governance adalah proses yang dilakukan untuk meningkatkan kinerja perusahaan melalui supervisi atau monitoring kinerja manajemen dan menjamin akuntabilitas manajemen terhadap stakeholder. Penelitian ini bertujuan untuk menyelidiki pengaruh corporate governance (berdasarkan indeks corporate governance) terhadap manajemen laba di Industri Perbankan Indonesia. Sebanyak 37 bank yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang memiliki indeks corporate governance (2005-2012) dipilih sebagai sampel dalam peneltian ini. Regresi sederhana digunakan untuk menganalisa data. Hasil analisa data menunjukkan bahwa corporate governance tidak berpengaruh terhadap manajemen laba.

Kata Kunci: Corporate governance, Industri Perbankan

ABSTRACT

Corporate governance is a process undertaken to improve corporate performance through supervision or monitoring management performance and ensure the accountability of management to stakeholders. This study aims to investigate the effect of corporate governance (corporate governance index based) on earnings

management in Indonesia’s banking industry. The total of 37 banks listed on Bursa

Efek Indonesia that has a corporate governance index (2005-2012) was chosen as the sample in this research. Simple regression was used to analyze the data. The results of the data analysis showed that corporate governance has no effect on earnings management.

Keywords: Corporate governance, banking industry

PENDAHULUAN

(2)

dengan adanya tindakan skandal manajemen laba tersebut memberikan pelajaran bagi industri-industri di seluruh dunia, termasuk pada industri perbankan. Hal tersebut mendorong dikeluarkannya peraturan-peraturan baru, salah satunya mengenai tata kelola perusahaan (corporate governance)

Menurut Adrian dan Restuti (2011), corporate governance merupakan salah satu elemen kunci dalam meningkatkan efisiensi ekonomis, yang meliputi serangkaian hubungan antara manajemen perusahaan, dewan komisaris, para pemegang saham dan stakeholders lainnya. Sedangkan menurut Darmawati et al. (2005), corporate governance juga memberikan suatu struktur yang memfasilitasi penentuan sasaran

dari suatu perusahaan dan sebagai sarana untuk menentukan teknik monitoring kinerja.

Dalam penyelenggaraan perusahaan perbankan di Indonesia, suatu bank harus memenuhi standar yang diperlukan, misalnya seperti tingkat CAR (Capital Adequeacy Ratio) dan GWM (Giro Wajib Minimum). Bank Indonesia menggunakan

laporan keuangan tersebut sebagai dasar penentuan status suatu bank apakah bank tersebut merupakan bank yang sehat atau tidak. Oleh karena itu, manajer mempunyai insentif untuk melakukan manajemen laba supaya perusahaan mereka dapat memenuhi kriteria yang disyaratkan oleh Bank Indonesia (Adrian dan Restuti, 2011). Jika manajemen melakukan manajemen laba maka mengakibatkan adanya distorsi dalam alokasi dana dan hilangnya transparasi dalam melakukan transaksi yang akan berdampak langsung pada hilangnya kepercayaan masyarakat sebagai pemakai transaksi keuangan kepada pihak bank.

(3)

Penelitian Nasution dan Setiawan (2007) mengindikasikan praktik corporate governance berpengaruh terhadap manajemen laba apabila dilihat dari beberapa

sudut pandang seperti komposisi dewan komisaris, ukuran dewan komisaris, keberadaan komite audit, dan ukuran perusahaan. Penelitian lain yang mengindikasikan praktik corporate governance berpengaruh terhadap manajemen laba adalah penelitian Wilopo (2004) yang menyatakan bahwa komposisi dewan komisaris berpengaruh negatif terhadap praktek manajemen laba di perusahaan, penelitian Midiastuty dan Machfoedz (2003) yang menyatakan bahwa ukuran dewan komisaris berpengaruh positif terhadap manajemen laba perusahaan secara signifikan, dan penelitian Veronica dan Bachtiar (2004), serta Wilopo (2004), yang kesemuanya menyatakan bahwa keberadaan komite audit berpengaruh negatif terhadap manajemen laba di perusahaan. Namun, penelitian tersebut bertentangan dengan penelitian yang dilakukan oleh Adrian dan Restuti (2011) yang mengindikasikan bahwa komposisi dewan komisaris, ukuran dewan komisaris, dan keberadaan komite audit tidak berpengaruh terhadap manajemen laba. Oleh karena adanya ketidakkonsistenan dari beberapa penelitian tersebut, maka perlu dilakukan penelitian lagi terkait pengaruh corporate governance terhadap manajemen laba. Masalah dalam penelitian ini adalah apakah corporate governance berpengaruh terhadap manajemen laba pada perudahaan perbankan di Indonesia.

Penelitian Nasution dan Setiawan (2007), Adrian dan Restuti (2011) menyarankan agar untuk penelitian selanjutnya, perlu menggunakan Indeks Corporate Governance. Maka dari itu, untuk penelitian ini penulis mencoba menggunakan Indeks Corporate Governance sebagai variabel dari corporate governance. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan bukti empiris mengenai pengaruh corporate governance terhadap manajemen laba perusahaan perbankan di Indonesia dengan

menggunakan indeks corporate governance.

Indeks Corporate Governance merupakan skor hasil penilaian penerapan Good Corporate Governance (GCG) dari suatu riset yang dilakukan oleh The Indonesian Institute for Corporate Governance (IICG). Indeks Corporate Governance

(4)

menggunakan Indeks Corporate Governance sebagai variabel dari corporate governance, maka dalam penelitian ini tidak digunakan lagi beberapa variabel yang

sama dari penelitian-penelitian sebelumnya, dimana variabel-variabel tersebut memberikan hasil penelitian yang berbeda-beda.

Hasil dari beberapa penelitian sebelumnya yang berbeda-beda akan mengakibatkan ketidakyakinan para pembaca terhadap hasil penelitian tersebut. Tujuan dari penilitian ini, dengan menggunakan Indeks Corporate Governance, untuk memberikan keyakinan para pembaca dan menunjukkan apakah corporate governance berpengaruh terhadap praktik manajemen laba.

KAJIAN TEORI, KAJIAN EMPIRIS DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS

Corporate Governence

Corporate governance dapat didefinisikan sebagai susunan aturan yang menentukan

hubungan antara pemegang saham, manajer, kreditor, pemerintah, karyawan, dan stakeholder internal dan eksternal yang lain sesuai dengan hak dan tanggung jawabnya (FCGI, 2003). Menurut Nasution dan Setiawan (2007), corporate governance merupakan konsep yang diajukan demi peningkatan kinerja perusahaan

melalui supervisi atau monitoring kinerja manajemen dan menjamin akuntabilitas manajemen terhadap stakeholder dengan mendasarkan pada kerangka peraturan. Konsep corporate governance diajukan demi tercapainya pengelolaan perusahaan yang lebih transparan bagi semua pengguna laporan keuangan.

Definisi lain mengenai corporate governance yang salah satunya dikemukakan oleh Darmawati et al. (2005) bahwa corporate governance juga memberikan suatu struktur yang memfasilitasi penentuan sasaran-sasaran dari suatu perusahaan, dan sebagai sarana untuk menentukan teknik monitoring kinerja.

Teori Keagenan

(5)

tersebut. Pihak agent (manajer) sebagai pengelola perusahaan mempunyai banyak informasi internal mengenai perusahaan dibandingkan pihak principal (pemilik). Sedangkan pihak pemilik sulit untuk mengawasi perusahaannya karena sedikitnya informasi yang dimiliki. Inti Agency Theory menurut Scott dalam Arifin (2005) adalah pendesainan kontrak yang tepat untuk menyelaraskan kepentingan principal dan agen dalam hal terjadi konflik kepentingan. Dari masalah theory tersebut, corporate governance diharapkan dapat berfungsi sebagai alat untuk memberikan kepercayaan kepada para investor agar tidak terjadi kecurangan yang merugikan pemegang saham, manajer, kreditor, dan stakeholder.

Corporate Governance Index

Corporate Governance Index adalah pemeringkatan penerapan Good Corporate Governance (GCG) pada perusahaan-perusahaan di Indonesia oleh The Indonesian Institute for Corporate Governance (IICG) melalui riset yang dirancang untuk

mendorong perusahaan meningkatkan kualitas penerapan konsep corporate governance melalui perbaikan yang berkesinambungan dengan melaksanakan evaluasi dan melakukan patok banding. Pemeringkatan Corporate Governance Index tersebut mencakup 11 (sebelas) aspek penerapan Good Corporate Governance (GCG) yang dinilai, diantaranya adalah aspek komitmen, transparasi, akuntabilitas, responsibilitas, independensi, keadilan, kompetensi, kepemimpinan, strategi, etika, dan manajemen pengetahuan. Kesebelas aspek tersebut kemudian diwujudkan dalam satu kesatuan skor penilaian yang disebut Corporate Governance Index.

Manajemen Laba

(6)

dan mengubah transaksi laporan keuangan supaya terlihat kinerjanya baik dan untuk menguntungkan diri dari manajer itu sendiri.

Antara pemilik dan manajer memiliki kepentingan yang berbeda, pemilik menginginkan nilai perusahaan terus meningkat sehingga investasinya juga meningkat, sedangkan pihak manajer berkepentingan untuk mengoptimalkan keuntungan para pemilik (principal) dan sebagai imbalannya akan memperoleh kompensasi sesuai dengan kontrak.

Menurut Sulistiyanto (2008) dalam Adrian dan Restuti (2011) manajemen laba dilakukan dengan mempermainkan komponen-komponen akrual dalam laporan keuangan. Komponen akrual merupakan komponen yang tidak memerlukan bukti kas secara fisik sehingga upaya mempermainkan besar kecilnya komponen akrual tidak harus disertai dengan kas yang diterima atau dikeluarkan perusahaan. Upaya awal untuk memahami manajemen laba adalah dengan memahami dasar akuntansi yang selama ini digunakan dan diakui secara luas, yaitu akuntansi berbasis akrual. Untuk mengidentifikasi manajemen laba adalah dengan mengeluarkan komponen kas dari model akuntansi untuk menghitung dan menentukan besarnya komponen akrual yang diperoleh perusahaan selama satu periode tertentu. Kemudian memisahkan komponen akrual tersebut menjadi dua komponen utama, yaitu:

a. Discretionary accrual merupakan komponen akrual hasil rekayasa manajerial dengan memanfaatkan kebebasan dan keleluasaan dalam estimasi dan pemakaian standar akuntansi.

b. Nondiscretionary accrual merupakan komponen akrual yang diperoleh secara alamiah dari dasar pencatatan akrual dengan mengikuti standar akuntansi yang berterima secara umum.

Penelitian Terdahulu

Penelitian sebelumnya tentang pengaruh corporate governance terhadap manajemen laba hasilnya berbeda-beda, diantaranya:

(7)

komisaris, ukuran dewan komisaris, keberadaan komite audit, dan ukuran perusahaan. Hasil dari penelitian tersebut adalah dewan komisaris, ukuran dewan komisaris, dan keberadaan komite audit berpengaruh terhadap manajemen laba. Sedangkan ukuran perusahaan tidak memiliki pengaruh terhadap manajemen laba. Adrian dan Restuti (2011) melakukan penelitian yang sama dengan Nasution dan Setiawan (2007). Hasil penelitian yang dilakukan Adrian dan Restuti (2011) mengindikasikan bahwa komposisi dewan komisaris, ukuran dewan komisaris, dan keberadaan komite audit tidak berpengaruh terhadap manajemen laba. Sedangkan ukuran perusahaan memiliki pengaruh terhadap manajemen laba.

Kerangka Pemikiran dan Pengembangan Hipotesis

Corporate Governance dan Manajemen Laba

Corporate governance merupakan suatu mekanisme yang diajukan demi peningkatan kinerja perusahaan melalui supervisi dan monitoring kinerja manajemen dan menjamin akuntabilitas manajemen terhadap stakeholder dengan mendasar pada peraturan-peraturan yang berlaku. Mekanisme tersebut berfokus pada penerapan aturan-aturan yang harus ditaati sehingga suatu perusahaan perbankan memiliki tata kelola perusahaan yang baik.

Manajemen laba merupakan suatu upaya manipulasi laporan keuangan yang dilakukan oleh pihak manajer supaya kinerja perusahaan terlihat baik. Berdasarkan teori agensi, kepentingan pihak manajer tidak sama terhadap kepentingan pemilik. Pihak manajer berusaha untuk mengoptimalkan keuntungan pemilik supaya pihak manajer menerima kompensasi yang optimal. Sedangkan laporan keuangan dibuat dan dilaporkan oleh pihak manajer sebagai tanggung jawabnya kepada pemilik. Kurangnya pengawasan dalam pencatatan dan pelaporan keuangan akan berdampak pada transparasi pencatatan dan pelaporan keuangan tersebut. Dengan demikian pihak manajer dapat secara leluasa melakukan manajemen laba.

(8)

dari manajernya sehingga dapat menekan praktik manajemen laba. Dengan demikian semakin baik penerapan corporate governance diharapkan dapat mengurangi praktik manajemen laba di perusahaan perbankan.

Beberapa penelitian terdahulu menunjukkan bahwa Corporate Governance dapat mempengaruhi manajemen laba dengan menggunakan sudut pandang dari komposisi dewan komisaris, ukuran dewan komisaris, keberadaan komite audit, dan ukuran perusahaan sebagai variabel corporate governance. Hasil penelitian yang dilakukan Nasution dan Setiawan (2007) menunjukkan bahwa komposisi dewan komisaris berpengaruh negatif akan terjadinya manajemen laba.

Penelitian lain yang dilakukan oleh Xie et al. (2003), Yu (2006), Zhou dan Chen (2004), dan Chtourou et al. (2001) dalam Nasution dan Setiawan (2007) menyatakan bahwa ukuran dewan komisaris berpengaruh negatif terhadap manajemen laba di perusahaan. Hasil penelitian Veronica dan Bachtiar (2004) menyatakan bahwa keberadaan komite audit berpengaruh negatif terhadap manajemen laba.

Berdasarkan uraian diatas, maka hipotesis yang dirumuskan oleh penulis adalah: H1: Corporate Governance berpengaruh negatif terhadap manajemen laba

METODE PENELITIAN

Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan perbankan yang terdaftar dalam Bursa Efek Indonesia yang memiliki Corporate Governance Index selama periode 2005-2012. Teknik pengambilan sampel dilakukan secara purposive sampling dengan tujuan untuk mendapatkan sampel yang representative sesuai dengan kriteria yang ditentukan, yaitu:

1. Perusahaan perbankan yang sudah terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang memiliki Corporate Governance Index selama periode 2005-2012.

2. Perusahaan mempublikasikan laporan keuangan tahunan untuk periode 31 Desember 2005-2012, yang dinyatakan dalam rupiah (Rp).

(9)

corporate governance perusahaan dan data yang diperlukan untuk mendeteksi manajemen laba.

[image:9.595.146.487.298.507.2]

Sesuai dengan kriteria di atas, maka didapat sebanyak 12 Bank yang memiliki laporan keuangan dan indeks corporate governance pada tahun 2005-2012, sehingga jumlah sampel yang didapat diobservasi sebanyak 39 sampel, setelah dikurangi dengan sampel yang tidak mempunyai indeks corporate governance dan data lengkap pada tahun-tahun tertentu dalam rentang tahun 2005-2012. Hasil perhitungan sampel dapat dilihat pada tabel 1.

Tabel 1 Kriteria Pemilihan Sampel

Jumlah industri perbankan yang terdaftar di BEI dan memiliki

indeks corporate governance

Tahun

: 2005 4

2006 4

2007 3

2008 3

2009 4

2010 5

2011 9

2012 8

Jumlah sampel 40

Jumlah sampel yang tidak memiliki data lengkap (3) Jumlah akhir sampel yang digunakan 37

Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

Definisi operasional dan variabel penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Variabel Independen

a. Corporate Governance

Corporate Governance diukur menggunakan Corporate Governance Index (CGI). Corporate Governance Index (CGI) adalah hasil penilaian dalam bentuk nominal angka terhadap praktik tata kelola perusahaan. Index tersebut dapat dilihat dari ranking yang dikeluarkan Corporate Governance Perception Index.

(10)

Manajemen laba dalam industri perbankan diproksikan oleh akrual kelolaan yang dideteksi dengan model akrual khusus Beaver dan Engel dalam Nasution dan Setiawan (2007). Model tersebut dituliskan berikut:

NDAit = β0+ β1 COit+ β2 LOANit+ β3 NPAit+ β4 ∆NPAit + 1 + ε it (1)

COit : loan charge offs (pinjaman yang dihapus bukukan) LOANit : loans outstanding (pinjaman yang beredar)

NPAit : non performing assets (aktiva produktif yang bermasalah), terdiri dari aktiva produktif yang berdasarkan tingkat kolektibilitasnya, digolongkan menjadi (a) dalam perhatian khusus, (b) kurang lancar, (c) diragukan, dan (d) macet. ∆NPAit + : selisih non performing assets t+1 dengan non performing assets t

NDAit : akrual non kelolaan Sesuai dengan definisinya bahwa:

TAit = NDAit + DAit (2)

DAit adalah akrual kelolaan, TAit adalah total akrual, dan NDAit adalah akrual non kelolaan, maka

TAit = β0+ β1 COit+ β2 LOANit+ β3 NPAit+ β4 ∆NPAit + 1 + z it (3)

z it = DAit + ε it (4)

Untuk menentukan akrual total dengan menggunakan model Beaver dan Engel dalam Nasution dan Setiawan (2007) ini maka digunakan total saldo penyisihan penghapusan aktiva produktif (PAPP). Dalam penentuan koefisien manajemen laba tersebut semua variabel dideflasi terlebih dahulu dengan nilai buku ekuitas dan cadangan kerugian pinjaman

Metode Analisis Data

Pengujian hipotesis dalam penilitian ini dilakukan setelah dilakukannya perhitungan atas data-data terkait manajemen laba perusahaan perbankan. Penelitian ini menggunakan metode regresi sederhana. Model persamaan berikut adalah sebagai berikut:

(11)

Keterangan:

DAit : discretionary accruals CGI : index corporate governance ε : koefisien error

HASIL DAN PEMBAHASAN

Statistik Deskriptif

[image:11.595.122.518.332.443.2]

Statistik deskriptif digunakan untuk menggambarkan karakteristik data didalam suatu penelitian. Dibawah ini merupakan statistik deskriptif variabel yang digunakan:

Tabel 2 Statistik Deskriptif

Variabel Jumlah

Data

Nilai

Data

Terendah

Nilai

Data

Tertinggi

Rata-Rata

Data

Discretionary accrual 37 -2,05 2,38 0,0000

Indeks Corporate Governance 37 77,50 91,91 85,77

Uji Hipotesis

Uji F digunakan untuk menguji apakah variabel independent mempunyai pengaruh terhadap variabel dependen. Data telah lolos uji asumsi klasik.

Tabel 3 Uji F

F Sig.

Hasil regresi 1,288 0,264

Dari Tabel 3 diatas diketahui bahwa F hitung sebesar 1,288 dengan probabilitas sebesar 0,264 > 0,05, yang berarti variabel independen yang terdiri dari index corporate governance tidak berpengaruh terhadap manajemen laba.

(12)
[image:12.595.134.501.133.201.2]

Tabel 4 Uji t

Variabel Koefisien t Sig.

Indeks corporate

governance 0,039

1,135 0,264

Hipotesis 1 menyatakan bahwa corporate governance berpengaruh negatif terhadap manajemen laba. Dari pengujian regresi sederhana didapat bahwa Indeks Corporate Governance mempunyai koefisien sebesar 0,039 terhadap manajemen laba.

Probabilitas sebesar 0,264 lebih besar dari 0,05, maka H1 tidak didukung, yang

berarti bahwa corporate governance tidak berpengaruh terhadap manajemen laba.

Pembahasan

Corporate governance merupakan mekanisme penerapan aturan-aturan yang harus ditaati sehingga suatu perusahaan memiliki tata kelola perusahaan yang baik. Salah satu fokus dari penerapan aturan-aturan tersebut adalah supervisi dan monitoring terhadap kinerja manajemen. Seharusnya, dengan supervisi dan monitoring kinerja manajemen, dapat mendorong terwujudnya transparasi dalam pencatatan dan pelaporan keuangan yang dilakukan oleh pihak manajer.

Tidak berpengaruhnya corporate governance terhadap manajemen laba dapat dijelaskan bahwa konsep corporate governance diajukan demi peningkatan kinerja perusahaan. Hal ini ditegaskan oleh Dhanis (2012) yang menyatakan adanya pengaruh dari penerapan corporate governance terhadap kinerja perusahaan, dimana adanya penerapan corporate governance yang baik akan meningkatkan kinerja perusahaan. Ada kemungkinan juga bahwa penerapan corporate governance diajukan hanya sekedar memenuhi ketentuan formal. Dengan demikian, supervisi dan monitoring kinerja manajemen yang diterapkan dalam mekanisme corporate governance tidak mampu menelusuri dan menemukan indikasi yang mengarah ke praktik manajemen laba. Supervisi dan monitoring kinerja tersebut hanya terfokus pada tujuan peningkatan kinerja perusahaan, sehingga masih tidak efektif dalam mengawasi kinerja manajemen perusahaan.

(13)

perusahaan. Akan tetapi, efektivitas mekanisme pengendalian tergantung pada nilai, norma, dan kepercayaan yang diterima dalam suatu organisasi (Jennings 2004; Oliver, 2004) dalam Ujiyantho dan Pramuka (2007).

Di dalam penelitian ini, corporate governance diukur dengan indeks corporate governance. Indeks corporate governance menangkap informasi yang lebih komprehensif mengenai corporate governance dibandingkan hanya menggunakan mekanisme corporate governance. Indeks corporate governance mencakup 11 (sebelas) aspek penerapan Good Corporate Governance (GCG) yang dinilai, diantaranya adalah aspek komitmen, transparasi, akuntabilitas, responsibilitas, independensi, keadilan, kompetensi, kepemimpinan, strategi, etika, dan manajemen pengetahuan.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Adrian dan Restuti (2011) yang menunjukkan tidak berpengaruhnya corporate governance terhadap manajemen laba apabila dilihat dari sudut pandang komposisi dewan komisaris, ukuran dewan komisaris, keberadaan komite audit, dan ukuran perusahaan. Dengan demikian, corporate governance tidak dapat dijadikan suatu acuan untuk melihat apakah suatu

perusahan terbebas dari praktik manajemen laba atau tidak.

Penelitian ini tidak mendukung penelitian Nasution dan Setiawan (2007), Midiastuty dan Machfoedz (2003), Wilopo (2004), dan Veronica dan Utama (2005) yang menunjukkan corporate governance berpengaruh terhadap manajemen laba apabila dilihat dari sudut pandang komposisi dewan komisaris, ukuran dewan komisaris, keberadaan komite audit, dan ukuran perusahaan.

SIMPULAN DAN SARAN

(14)

Implikasi penelitian bagi perusahaan adalah agar tetap mengedepankan dan lebih meningkatkan efektivitas pengawasan dan pengendalian manajemen perusahaan sehingga dapat mencegah praktik manajemen laba. Implikasinya bagi investor adalah agar lebih berhati-hati dalam menilai sisi keuangan dan non-keuangan perusahaan yang digunakan untuk menanamkan dananya.

Saran untuk penelitian selanjutnya adalah menambahkan jumlah sampel yang digunakan. Jumlah sampel yang semakin banyak diharapkan akan meningkatkan kehandalan hasil dari penelitian selanjutnya.

DAFTAR PUSTAKA

Adrian, M Abrar dan M.I. Mitha Dwi Restuti. 2011. Pengaruh Corporate Governance Terhadap Manajemen Laba di Industri Perbankan Indonesia. Jurnal Ekonomi, Bisnis dan Kewirausahaan Volume I No. 1 November: 16-30.

Arifin. 2005. Peran Akuntan Dalam Menegakkan Prinsip Good Corporate Governance pada Perusahaan di Indonesia (Tinjauan Perspektif Teori Keagenan). Artikel yang disampaikan pada Sidang Senat Guru Besar Universitas Diponegoro Dalam Rangka Pengusulan Jabatan Guru Besar, Semarang 21 Desember 2005.

Darmawati, Deni, Khomsiyah dan Rika Gelar Rahayu. 2005. Hubungan Corporate Governance dan Kinerja Perusahaan. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia Volume 8 No. 1 Januari: 65-81.

Dhanis, R. 2012. Pengaruh Mekanisme Good Corporate Governance terhadap Kinerja Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2008-2010. Skripsi. Sekolah S-1 UNY. Yogyakarta.Tidak Dipublikasikan.

Forum For Corporate Governance in Indonesia (FCGI). 2003. Seri tata kelola perusahaan (Corporate Governance) Jilid III.

Midiastuty, Pratana P., dan Mas’ud Machfoedz. 2003. Analisis Hubungan Mekanisme Corporate Governance dan Indikasi Manajemen Laba. Prosiding Simposium Nasional Akuntansi VI. Surabaya 16-17 Oktober 2003.

(15)

Ujiyantho, Arif dan Bambang Agus Pramuka. 2007. Mekanisme Corporate Governance, Manajemen Laba dan Kinerja Keuangan. Prosiding Simposium Nasional Akuntansi X Makassar 26-28 Juli 2007.

Veronica, Sylvia, dan Siddharta Utama. 2005. Pengaruh Struktur Kepemilikan, Ukuran Perusahaan, dan Praktek Corporate Governance terhadap Pengelolaan Laba (Earnings Management). Prosiding Simposium Nasional Akuntansi VIII, 15-16 September 2005. Universitas Negeri Sebelas Maret, Solo. Halaman 475-490.

Gambar

Tabel 1 Kriteria Pemilihan Sampel Jumlah industri perbankan yang terdaftar di BEI dan memiliki
Tabel 2 Statistik Deskriptif
Tabel 4 Uji t

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Jika Freg > Ft 5% atau 1% maka hasilnya atau hipotesis yang diajukan signifikan, berarti ada pengaruhnya kepemimpinan Kepala Madrasah terhadap kinerja guru

[r]

Determinan biasanya dinyatakan dengan huruf besar, sedang unsure yang terletak pada baris ke-i dan kolom ke-j dinyatakan dengan a ij jadi a 23 adalah unsur dari baris.. ke dua

logam dalam air kedalam sedimen sistem satu arah terutama dapat melalui, (1) partisi air-sedimen yaitu perpindahan logam dari bentuk terlarut ke dalam sedimen dengan melalui

Sebab, yang sesuai dengan ajaran sunnah adalah agar suami menceraikan isteri satu kali talak (Muḥammad bin Ṣāliḥ al-„Uṡaimīn, 2016: 413). Dalil yang berhubungan dengan hal

Dinas Pendidikan bekejasama dengan PGSD FlP dan FIS U N P untuk mengadakan penataradpelatihan bagi guru-guru dalam menerapkan model-model pengajaran yang

Greeting Checking the attendance list Doing Apperception and giving motivation Teacher greeted the students Teacher checked the attendance list Teacher did apperception