• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERENCANAAN KAPAL TANKER MT “LINUS”4910 BRT - Diponegoro University | Institutional Repository (UNDIP-IR)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PERENCANAAN KAPAL TANKER MT “LINUS”4910 BRT - Diponegoro University | Institutional Repository (UNDIP-IR)"

Copied!
65
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

PERHITUNGA RENCANA UMUM (GENERAL ARRANGEMENT)

A. JUMLAH DAN SUSUNAN ANAK BUAH KAPAL (ABK)

1. Perhitungan Jumlah Anak Buah Kapal (ABK) Menurut H.B. Ford : Menurut H.B. Ford jumlah ABK dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut

det

(2)

2. Perhitungan Jumlah ABK Menurut Tabel ABK a. Nahkoda / Kapten = 1 orang

b. Jumlah ABK pada deck department. Untuk BRT 4910 Ton

Menurut table = 15 orang

c. Jumlah ABK pada Engine department. Untuk mesin 3700 BHP Menurut table = 13 orang

d. Jumlah ABK pada Catering departement tergantung pada jumlah orang

yang dilayani yaitu 7 – 8 orang / ABK. Jumlah ABK = 15 + 13 + 1 = 29 orang. Jadi jumlah ABK pada catering departement adalah 29 / 8 = 3,625 diambil 4 orang.

e. Jumlah ABK pada seluruhnya 4 + 29 = 33 orang

f. Jumlah ABK perhitungan ≠ Jumlah ABK dengan tabel, maka :

Meliputi :

1. Nakoda kapal = 1 Orang

2. Jumlah ABK pada Deck Dept. untuk BRT 4910 Ton = 15 Orang 3. Jumlah ABK pada Engine Dept. Untuk Mesin 3700 BHP = 13 Orang 4. Jumlah ABK Catering Dept. Untuk 3,625 = 4 Orang

Maka jumlah total = 33 Orang

Jumlah ABK perhitungan ≠ Jumlah ABK dengan tabel, maka :

Jumlah ABK =

2

abel ABKdenganT Jumlah

erhitunga

JumlahABKP

= ( 34 + 33 )/ 2 = 67/2 = 34 orang

3. Susunan Anak Buah Kapal

a. Nahkoda / Captain = 1 Orang

b. Deck Departement

1) Mualim = 3 Orang

(3)

3) Juru Mudi = 4 Orang 4) Kelasi = 4 Orang

Jumlah = 14 Orang

c. Engine Departement

1) Kepala Kamar Mesin (KKM) = 1 Orang

2) Masinis = 2 Orang

3) Electriciant = 2 Orang

4) Pump Man = 2 Orang

5) Oil Man = 2 Orang

6) Filler = 2 Orang

7) Engine Crews = 4 Orang

Jumlah = 15 Orang d. Catering Departement

1) Koki = 1 Orang

2) Pembantu Koki = 2 Orang

3) Pelayan = 2 Orang

(4)

B. PERHITUNGAN BERAT KAPAL

B.1. Perhitungan Volume (V) Dan Displacement Kapal (D) B.1.1. Volume Badan Kapal Dibawah Air (V)

V = Lpp x B x T x Cb

= 107,10 x 18,50 x 6,48 x 0,78 V = 10014,535 m3

B.1.2. Displacement Kapal (D) D = V x x C (ton) Dimana :

D = Displacement

V = Volume badan kapal = 10014.535 m3 = Berat jenis air laut = 1,025 kg/cm3

C = Faktor baja = 1,004 Maka :

D = V x x C ( Ton )

= 10014,535 x1,025 x 1,004 D = 10305,957 Ton

B.2. Perhitungan Berat Kapal Kosong (LWT) LWT = Pst + Pp + Pm

Dimana :

Pst = Berat baja badan kapal kosong (ton) Pp = Berat peralatan kapal (ton)

Pm = Berat mesin penggerak kapal (ton)

B.2.1. Berat baja badan kapal (Pst) Pst = Cst x Lpp x B x H

(5)

maka :

Pst = 100 x 107,10 x 18,50 x 8,25

= 1634613,75 kg Pst = 1634,613 ton

B.2.2. Berat Peralatan Kapal (Pp) Pp = Cp x Lpp x B x H

Cp = Koefisien Berat Peralatan (90 – 120) kg/m3 Cp diambil 95 kg/m3

Pp = 95 x 107,10 x 18,50 x 8,25 = 1552883,063 kg

Pp = 1552,883 ton

B.2.3. Berat Mesin Penggerak Kapal ( Pm )

Pm = Cpm x BHPME

Cpm = Koefesien mesin kapal (100 –120) kg/m3 diambil 100 kg/m3

BHP = 3700 Hp Pm = 100 x 3700

= 370000 kg

Pm = 370 ton

Jadi Berat Kapal Kosong (LWT) adalah LWT = Pst + Pp + Pm

= 1634,613 + 1552,883 + 370

LWT = 3557,496 ton

B.3. Perhitungan Bobot Mati Kapal (DWT) DWT = D – LWT

(6)

Koreksi perhitungan DWT dengan rumus pendekatan BOCKER DWT berkisar antara (0,60 ~ 0,75)

x = DWT / 

= 6748,461 / 10305,957 x = 0,65 ( memenuhi )

B.4. Perhitungan Berat Muatan Bersih (Pb)

Pb = DWT – ( Pf + Pl + Pa + Pm + Pc + Ppt ) Dimana :

DWT = Bobot mati kapal

Pf = Berat bahan bakar + 10% cadangan Pl = Berat pelumas + 10% cadangan Pa = Berat air laut + 10% cadangan Pm = Berat makanan + 10% cadangan Pc = Berat crew

B.4.1. Berat Bahan Bakar Mesin (Pf) Pf =

1000 x V

) MB EHP MI (EHP .

a 

x Cf

Dimana :

a = Radius pelayaran = 1554 sea mile EHP MI = 98% x BHP MI

= 0,98 x 3700

EHP MI = 3626 Hp

EHP MB = 20% x EHP MI

= 0,2 x 3626 EHP MB = 725 Hp

V = Kecepatan dinas = 13,5 Knots

(7)

Diambil 0,17 kg/EHP/jam Untuk cadangan 10%

Pf total = Pf + 10% cadangan . Pf

Spesifikasi minyak lumas = 1,25 m3/ton Jadi volume tanki minyak lumas :

(8)

B.4.3. Berat Air Tawar (Pa)

Berat air tawar terdiri dari dua macam :

- Berat air tawar untuk ABK Untuk cadangan 10 %

= (10 % x 16,30 ) + 16,30

Untuk cadangan 10 %

(9)

Pa2 = 27,54 ton

Berat air tawar total Pa Total = Pa1 + Pa2

= 16,30 + 25,042

Pa Total = 41,342 ton

Spesifikasi V air tawar = 1 m3/ton Jadi V air tawar yang dibutuhkan

= 1 x 41,342

Cm = Koefisien pemakaian bahan makanan 2 ~ 5 kg/orang/hari Diambil 5 kg/orang/hari Untuk cadangan 10 %

= (10 % x 0,82) + 0,82 = 0,90 ton

Spesifikasi Volume makanan ( 2 ~ 3 ) m3/ton Jadi Volume Bahan Makanan diambil 3

(10)

Dimana :

Jadi muatan bersih kapal (Pb)

Pb = DWT – ( Pf + Pl + Pa + Pm + Pc )

= 6748,461 – (85,14 + 4,120 + 41,34 + 0,82 + 6,80)

Pb = 6610,241 Ton

Kapal direncanakan untuk mengangkut diesel oil dengan berat jenis 0.81 m3/ton

Jadi volume ruang muat yang dibutuhkan

= Vol. Muatan + Vol. Ekspansi + Vol.

C. PENENTUAN RUANG UTAMA

(11)

C.1.1. Jarak gading normal (a 0) untuk sistem gading-gading melintang kapal yang panjangnya LPP < 100 m (BKI 2001 Sec 9-1)

a = 0,48

500 Lpp

= 500

10 , 107

+ 0,48

a = 0,69 m = diambil 0,6 m Rencana jarak gading :

1. 0,50 x 2 = 1,0 m 2. 0,55 x 2 = 1,1 m

3. 0,60 x175 = 105,0 m + = 107,1 m

Jadi jumlah gading keseluruhan adalah 179 jarak gading

C.1.2. Perhitungan Jarak Gading Membujur menurut “ Def Noorske Veritas” Tahun 1977 adalah

a = 550 + ( 2 x Lpp)

= 550 + ( 2 x 107,1) = 764 mm

= diambil 725 mm = 0,725 m

C.1.3. Jarak gading dari sekat tubrukan (collision bulkhead) sampai ujung haluan direncanakan 550 mm 2 jarak gading dan 600 mm 6 jarak

gading dan 500 mm 2 jarak gading . dari Collision bulkhead / sekat tubrukan sampai FP direncanakan 10 jarak gading.

Jarak gading : 6 x 0,6 = 3,6 m 2 x 0,55 = 1,1 m 2 x 0,5 = 1,0 m

Jadi jarak sekat tubrukan sampai haluan 5,7 m

C.1.4. Jarak gading besar (Web Frame) direncanakan tiap 4 jarak gading normal, dimana jarak gading normal 600 mm

(12)

C.1.5. Perhitungan Tinggi Double Bottom sesuai peraturan BKI vol II th. 2004 sec. 24 – 2, tinggi double bottom untuk kapal diatas 5000

DWT adalah : h = B/15

= 18,50 / 15 = 1,233 m

= diambil 1000 mm = 1,0 m H min = 1000 mm

Tinggi double bottom untuk kamar mesin adalah : H’ = h + 20 % h

= 1000 + 20 % x 1000 = 1200 mm

Setelah ditentukan tinggi dari Double Bottom, maka didapat

jumlah serta jarak gading membujur yang direncanakan :

 Tinggi kapal = 8250 mm

 Tinggi Double Bottom = 1000 mm  Jarak Gading Bujur = 725 mm  Tinggi Gading Bujur = 8250 – 1000

= 7250 mm  Jumlah Gading Bujur = 7250 / 725

= 10 jarak gading membujur

C.1.6. Jarak Gading dari AP sampai Collision Bulkhead direncanakan 169 jarak gading dengan jarak gading normal 600 mm = 101,4 m C.1.7. Jarak Stern Bosh dari AP adalah 4 Jarak gading dengan jarak

gading normal 600 mm = 2400 mm ( Diambil dari perencanaan tabung poros baling – baling )

(13)

Menurut Bki 2001 Volume II sec.24.A.32. Lebar minimum double skin = 1 m

Lebar Double Skin (b) = 0,5 + DWT/ 20000 = 0,5 + 6748,641 / 20000

b = 0,837 m diambil = 1 m diambil minimal 1m

bi = 2 x b = 2 x 1 = 2 m

b = B – 2b`

= 18,50 – 2 = 16,50 m

C.2. Penempatan Sekat Kedap Air

Menurut Peraturan BKI vol. II th. 2004, sebuah kapal harus memiliki Sekat Kedap Air yang jumlahnya sesuai dengan panjang kapal itu, yaitu untuk kapal dengan panjang 85 m ≤ L = 4 + 1 untuk setiap penambahan 20 m.

Dari ketentuan diatas, direncanakan jumlah dan letak sekat kedap air sebagai berikut :

C.2.1. Fore peak Bulkhead (Sekat Tubrukan)

Menurut BKI 2001 Volume II penempatan sekat tubrukan adalah Minimal = 0,05 x LPP = 0,05 x 107,10 = 5,355 m

Maximal = 0,08 x LPP = 0,08 x 107,10 = 8,568 m

direncanakan sekat tubrukan ditempatkan dengan jarak 5,7 m dari FP pada frame 169 dengan jarak gading sebagai berikut : 0,6 x 6 jarak gading = 3,6 m

0,55 x 2 jarak gading = 1,1 m

0,5 x 2 jarak gading = 1,0 m = 5,7 m C.2.2. Afterpeak Bulkhead (Sekat Ceruk Buritan)

Menurut BKI 2001 Volume II, sekat ceruk buritan dipasang

(14)

jarak gading tidak kurang dari 600 mm. Letak APB direncanakan 5 jarak gading dari stern Bosh dengan jarak gading normal 600 mm.

Letak APB adalah : 5 x 600 mm = 3000 mm

5 x 0,6 m = 3,0 m, yaitu 9 jarak gading dari AP C.2.3. Sekat melintang Kedap air dikamar mesin

Panjang ruang mesin minimal adalah 2 x panjang mesin yang digunakan. Berikut adalah data mesin yang direncanakan sesuai

dengan daya mesin = 3700 BHP dan putaran mesin = 750 RPM, sebagai berikut :

 Merk Mesin : NIIGATA MG MARINE

 Type : 8MG40X

 Jumlah Silinder : 8 Silinder

 Cycle : Diesel 4 tak

 Panjang Keseluruhan : 9410 mm  Lebar Keseluruhan : 2465 mm  Tinggi Keseluruhan : 4355 mm

Dari data diatas dapat diketahui panjang minimal kamar mesin adalah :

= 2 x Panjang Mesin = 2 x 9410

= 18820 mm

Panjang kamar Mesin direncanakan 19800 mm dengan 33 jarak gading yaitu antara frame 9 ~ frame 42.

= 33 x 0,6 =19,8 m C.2.4. Bahan Bakar

(15)

= 3 x 0,6 = 1,8 m C.2.5. Ruang Pompa

Panjang Ruang Pompa direncanakan 5 x jarak gading yaitu antara Frame 45 ~ Frame 50 dengan jarak 3,0 m

= 5 x 0,6 = 3,0 m C.2.7. Slop Tank

Panjang Slop Tank direncanakan di double bottom 3 x jarak gading yaitu antara Frame 50 ~ Frame 53 dengan jarak gading 1,8 m.

= 3 x 0,6= 1,80 m C.2.8. Cofferdam

Cofferdam direncanakan 2 x jarak gading yaitu antara frame 53 ~ frame 55 dengan jarak 1,2 m.

= 2 x 0,6 = 1,2 m

C.2.9. Tangki Muat

Panjang seluruh tangki muat 67,2 m dibagi menjadi 5 tanki muat, masing - masing memiliki jarak 14,4 m dan 13,2 m. Rencana letak ruang muat sebagai berikut :

- Tangki Muat V = Frame 55 ~ 79 = 0,6 x 24 = 14,4 m

- Tangki Muat IV = Frame 79 ~ 101 = 0,6 x 22 = 13,2 m - Tangki Muat III = Frame 101 ~ 123 = 0,6 x 22 = 13,2 m - Tangki Muat II = Frame 123 ~145 = 0,6 x 22 = 13,2 m

- Tangki Muat I = Frame 145 ~ 167 = 0,6 x 22 = 13,2 m C.2.10. Cofferdam

Cofferdam direncanakan 2 x jarak gading yaitu frame 167 ~ 169 dengan jarak gading normal 600 mm.

= 2 x 600 =1200 mm = 2 x 0,6 = 1,2 m

C.3. Perencanaan Pembagian Ruang muat dan Perhitungan Volume

Untuk menghitung volume tiap – tiap ruangan, terlebih dahulu dibuat

(16)

Am tinggi geladak

(Am’) = B x H x Cm

= 18,50 x 8,25 x 0,978 = 149,267 m2

Am Double bottom pada ruang muat, Am2 = B x h x Cm

= 18,50 x 1,00 x 0,978 = 18,09 m2

Am Double bottom pada ruang mesin, Am3 = B x h` x Cm

= 18,50 x 1,2 x 0,978 = 21,71 m2

Am Double skin pada ruang muat,

Am4 = b x H` x Cm = 2 x 7,25 x 0,978 = 14,181 m2

Am Tangki muat = (Am’) – Am 2 – Am4 = 149,267 – 18,09 – 14,181

= 116,996 m2

Am Kamar Mesin= (Am’) – Am3 = 149,267 – 21,71

= 127,557 m2

(17)

AM 18,09 21,71 14,180 No. %luas Luas AM Double Bott Double Bott Double skin

Ord Ruang Muat Ruang Mesin Ruang Muat

AP 0,2 29,853 0,25 0,3 44,780

0,5 0,4 59,707 8,684

0,75 0,5 74,634 10,855

1 0,8 119,414 17,368

1,5 0,81 120,906 17,585

2 0,82 122,399 17,802

2,5 0,83 123,892 18,019

3 1 149,267 18,090 14,180

4 1 149,267 18,090 14,180

5 1 149,267 18,090 14,180

6 1 149,267 18,090 14,180

7 1 149,267 18,090 14,180

7,5 0,91 135,833 16,462 12,904

8 0,9 134,340 16,281 12,762

8,5 0,7 104,487 12,663 9,926

9 0,6 89,560 10,854 8,508

9,25 0,45 67,170 8,141 6,381

9,5 0,2 29,853 3,618 9,75 0,15 22,390 2,714

FP 0 0 0

149,267

C.4. Perhitungan Volume Double Bottom Ruang Mesin

(18)

NO

ORDI LUAS FS HASIL

9 5,13 1 5,13 10 5,64 4 22,56 11 6,17 2 12,34 12 6,77 4 27,08 13 7,3 2 14,6 14 7,82 4 31,28 15 8,42 2 16,84 16 8,73 4 34,92 17 9,18 2 18,36

18 9,55 4 38,2

19 10,08 2 20,16

20 10,53 4 42,12

21 10,91 2 21,82

22 11,28 4 45,12

23 11,58 2 23,16

24 11,81 4 47,24

25 12,22 2 24,44

26 12,56 4 50,24

27 12,81 2 25,62

28 13,07 4 52,28

29 13,39 2 26,78

30 13,61 4 54,44

31 13,88 2 27,76

32 14,08 4 56,32

33 14,31 2 28,62

34 14,54 4 58,16

35 14,76 2 29,52

36 14,91 4 59,64

37 15,13 2 30,26

38 15,27 4 61,08

39 15,44 2 30,88

40 15,56 4 62,24

41 15,69 1,5 23,535

41,5 15,71 2 31,42

42 15,81 0,5 7,905

(19)

Volume Double Bottom pada Ruang Mesin

= 1/3 x h x ∑ = 1/3 x 0,6 x 1162,07

= 232,414 m3

C.5. Perhitungan Volume Ruang Mesin

Perhitungan Volume Ruang Mesin, frame 9 ~ frame 42 dengan jarak

19,8 m

NO

ORDI LUAS FS HASIL

9 53 1 53 10 57,4 4 229,6 11 61,34 2 122,68 12 64,76 4 259,04 13 71 2 142 14 75,54 4 302,16 15 80,58 2 161,16 16 85,12 4 340,48 17 92,78 2 185,56

18 96,1 4 384,4

19 101,32 2 202,64

20 107,56 4 430,24

21 111,54 2 223,08

22 113,66 4 454,64

23 115,22 2 230,44

24 117,18 4 468,72

25 118,74 2 237,48

26 120,07 4 480,28

27 121,7 2 243,4

28 122,98 4 491,92

29 124,22 2 248,44

30 125,56 4 502,24

31 126,7 2 253,4

32 127,9 4 511,6

33 128,96 2 257,92

(20)

35 130,7 2 261,4

36 131,5 4 526

37 132,52 2 265,04

38 132,6 4 530,4

39 132,7 2 265,4

40 132,81 4 531,24

41 132,99 1,5 199,485

41,5 133,08 2 266,16

42 133,2 0,5 66,6

Σ 10846,65

Volume Ruang Mesin

= 1/3 x h x ∑

= 1/3 x 0,6 x 10846,65

= 2169,33 m3

Volume total Kamar Mesin = Vol. Ruang Mesin – Vol D.B Ruang Mesin = 2169,33 – 232,414

= 1936,916 m3

C.6. Perencanaan Tangki Muat 1. Perencanaan Double Skin.

Menurut Peraturan BKI vol II th. 2004 sec. 24, lebar Double Skin untuk kapal diatas 5000 DWT tidak boleh kurang dari :

(21)

= 0.5 + (6748,461 / 20000 ) w = 0,837 m

w min = 1,0 m diambil 1,0 m.

2. Lebar Midship setelah Double Skin ( b’ )

b’ = B – ( 2 x w ) = 18,50 – ( 2 x 1,0 ) = 18,50– 2,0 b’ = 16,50 m.

3. Luas Midship setelah double bottom dan double skin : Am = b’ x ( H – h )x Cm

= 16,50 x ( 8,25 – 1,0 ) x 0,978 Am = 116,99 m3

4. Panjang Tanki Muat.

Menurut Peraturan BKI vol. II th. 2004 sec. 24 Tabel 24.1, Panjang tanki muat untuk kapal dengan Longitudinal Bulkhead pada centreline adalah :

Lt = ( bi / 4 B + 0,15 ) x Lpp Dimana :

bi = jarak minimum dari sisi kapal sampai sisi luar tanki muat

bi = ( B – b’ ) / 2

= ( 18,50 – 16,50 ) / 2 bi = 1,0 m.

Lt = ( 1,0 / 74 + 0,15 ) x 107,10 = 0,163 x 107,10

= 17,512 m. = Lmax 0,2 Lpp

(22)

Perencanaan Tanki Muat Adalah:

- Tangki Muat I = Frame 145 ~ 167 = 0,6 x 22 = 13,2 m - Tangki Muat II = Frame 123 ~ 145 = 0,6 x 22 = 13,2 m

- Tangki Muat III = Frame 101 ~ 123 = 0,6 x 22 = 13,2 m - Tangki Muat IV = Frame 79 ~ 101 = 0,6 x 22 = 13,2 m - Tangki Muat V = Frame 55 ~ 79 = 0,6 x 24 = 14,4 m

C.7. Perhitungan Volume Tanki Muat Sebelum Double skin

1.a Perhitungan Volume Tanki Muat V sebelum Double Bottom dan Double Skin

(23)

No Frame Luas ( m2 ) F . S Hasil

55 149,250 1 149,25

58 147,432 4 589,728

61 145,245 2 290,49

64 143,145 4 572,58

67 140,834 2 281,668

70 87,501 4 350,004

73 79,591 2 159,182

76 68,462 4 273,848

79 62,341 1 62,341

S = 2729,091

V = k . h . 

= 1/3 x 2,4 x 2729,091

V = 2183,272 m3

b. Perhitungan Volume Double Bottom Tanki Muat V

Tanki muat V terletak pada Frame 55 ~ 79 dengan jarak 14,4 m

Ordinat Luas ( m2 ) F . S Hasil

55 18,945 1 18,945

58 17,415 4 69,660

61 15,749 2 31,498

64 13,866 4 55,464

67 11,917 2 23,834

70 10,842 4 43,368

73 9,767 2 19,534

76 9,243 4 36,972

79 8,764 1 8,764

S = 308,039

Vol. D.B T.Muat V = k . h . 

= 1/3 x 2,4 x 308,039 = 246,431 m3

(24)

= 2183,272 – 246,431 = 1936,841 m3

2.a Perhitungan Volume Tanki Muat IV sebelum Double Bottom dan Double Skin

Tanki muat IV terletak pada Frame 79 ~ 101 dengan jarak 13,2 m

No. frame Luas ( m2 ) F . S Hasil

79 149,154 1 149,154

82 148,867 4 595,468

85 148,735 2 297,470

88 148,635 4 594,540

91 148,376 2 296,752

94 147,897 4 591,588

97 147,715 2 295,430

100 147,524 4 590,096

100,25 147,363 1,5 221,045

100,5 147,186 2 294,372

101 146,978 0,5 73,489

S = 3999,404

Vol. R.Muat IV = k . h . 

= 1/3 x 2,4 x 3999,404 = 3199,523 m3

b. Perhitungan Volume Double Bottom Tanki Muat IV

(25)

No.Frame Luas ( m2 ) F . S Hasil

79 18,350 1 18,350

82 18,253 4 73,012

85 18,153 2 36,306

88 17,978 4 71,912

91 17,968 2 35,936

94 17,867 4 71,468

97 17,756 2 35,512

100 17,645 4 70,580

100,25 17,534 1,5 26,301

10,5 17,365 2 34,73

101 17,276 0,5 8,638

S = 482,745

Vol. D.B T.Muat IV = k . h . 

= 1/3 x 2,4 x 428,745

= 342,996 m3

Vol. T. Muat IV total = Vol. T. Muat IV – Vol. DB. T. Muat IV = 3199,523 – 342,996

= 2856,527 m3

(26)

No.Frame Luas ( m2 ) F . S Hasil

101 147,186 1 147,186

104 146,987 4 587,948

107 146,876 2 293,752

110 146,756 4 587,024

113 146,645 2 293,290

116 146,546 4 586,184

119 146,427 2 292,854

122 146,352 4 585,408

122,25 146,264 1,5 219,396

122,5 146,153 2 292,306

123 145,978 0,5 72,989

S = 3958,337

Vol. R.Muat III = k . h . 

= 1/3 x 2,4 x 3958,377 = 3166,701 m3

b. Perhitungan Volume Double Bottom Tanki Muat III

(27)

No.Frame Luas ( m2 ) F . S Hasil

101 17,276 1 17,276

104 17,168 4 68,672

107 16,978 2 33,956

110 16,867 4 67,468

113 16,756 2 33,512

116 16,653 4 66,612

119 16,534 2 33,068

122 16,463 4 65,852

122,25 16,365 1,5 24,5475

122,5 16,264 2 32,528

123 16,142 0,5 8,071

S = 451,563

Vol. D.B T.Muat III = k . h . 

= 1/3 x 2,4 x 451,563 = 361,250 m3

Vol. T. Muat III total = Vol. T. Muat III – Vol. DB. T. Muat III = 3166,701 – 361,250

= 2805,451 m3

4.a. Perhitungan Volume Tanki Muat II sebelum Double Bottom dan Double Skin

(28)

No.Frame Luas ( m2 ) F . S Hasil

123 145,978 1 145,978

126 145,856 4 583,424

129 145,746 2 291,492

132 145,634 4 582,536

135 145,534 2 291,068

138 145,425 4 581,700

141 145,314 2 290,628

144 145,253 4 581,012

144,25 145,167 1,5 217,751

144,5 144,996 2 289,992

145 144,897 0,5 72,449

S = 3928,029

Vol. T.Muat II = k . h . 

= 1/3 x 2,4 x 3928,029 = 3142,423 m3

b. Perhitungan Volume Double Bottom Tanki Muat II

Tanki muat II terletak pada Frame 123 ~ 145 dengan jarak 13,2 m

No.Frame Luas ( m2 ) F . S Hasil

123 16,142 1 16,142

126 15,978 4 63,912

129 15,756 2 31,512

132 15,583 4 62,332

135 15,354 2 30,708

138 15,154 4 60,616

141 14,967 2 29,934

144 14,725 4 58,900

144,25 14,515 1,5 21,773

144,5 14,417 2 28,834

145 14,322 0,5 7,161

(29)

Vol. D.B T.Muat II = k . h . 

= 1/3 x 2,4 x 411,824

= 329,459 m3

Vol. T. Muat II total = Vol. T. Muat II – Vol. DB. T. Muat II = 3142,423 – 329,459

= 2812,964 m3

(30)

No.Frame Luas ( m2 ) F . S Hasil

145 144,987 1 144,987

148 144,768 4 579,072

151 144,524 2 289,048

154 138,145 4 552,580

157 133,145 2 266,290

160 129,254 4 517,016

163 125,254 2 250,508

166 123,165 4 492,660

166,25 120,123 1,5 180,185

166,5 119,124 2 238,248

167 115,123 0,5 57,562

S = 3568,155

Vol. R.Muat V = k . h . 

= 1/3 x 2,4 x 3568,155

= 2854,524 m3

b. Perhitungan Volume Double Bottom Tanki Muat I

Tanki muat I terletak pada Frame 145 ~ 167 dengan jarak 13,2 m

No.Frame Luas ( m2 ) F . S Hasil

145 14,322 1 14,322

148 14,121 4 56,484

151 13,786 2 27,572

154 13,574 4 54,296

157 13,353 2 26,706

160 13,143 4 52,572

163 12,756 2 25,512

166 12,534 4 50,136

166,25 12,213 1,5 18,320

166,5 12,175 2 24,350

167 11,657 0,5 5,829

S = 356,098

(31)

= 1/3 x 2,4 x 356,098 = 284,487 m3

Vol. T. Muat I total = Vol. T. Muat I – Vol. DB. T. Muat I = 2854,524 – 284,487

= 2570,037 m3  Vol T. Muat Total sebelum double skin

= Vol Tanki Muat V Total + Vol Tanki Muat IV Total + Vol Tanki Muat III Total + Vol Tanki Muat II Total

+ Vol Tanki Muat I Total

 Vol T. Muat Total sebelum double skin

= 1936,841 + 2856,527 + 2805,451 + 2812,964 + 2570,037 = 12981,82 m3

C.8. Perhitungan Volume Tanki Muat yang dibutuhkan dan Volume Double Skin

1.a Perhitungan Volume Tanki Muat yang dibutuhkan

Tank muat V terletak pada Frame 55 ~ 79 dengan jarak 14,4 m 1. Tanki Muat V untuk Frame 55 ~ 79

a = 16,5 m

b = 8,970 m

t = 14,4 m

T = 7,25 m

Volume Tanki Muat V = x T 2

(32)

= x 7,25 2

14,4 x 8,97) (16,5

m3

= 1329,534 m3

Volume Double Skin = Vol Ruang Muat V – Vol Tanki Muat V = 1936,841 – 1329,534

= 607,307 m3

2.a Perhitungan Volume Tanki Muat IV sebelum Double Skin Tanki muat IV terletak pada Frame 79 ~ 101 dengan jarak 13,2 m

1. Tanki Muat IV untuk ordinat 30,75 ~ ordinat 36

P = 13,2 m

L = 16,5 m

T = 7,25 m

Volume Tanki Muat IV = P x L’ x T

= 13,2 x 16,5 x 7,25

= 1815,05m3

Volume Double Skin = Vol Total T. Muat IV–Vol Tanki Muat IV

= 2856,527 - 1815,05 = 1041,477 m3

3.a Perhitungan Volume Tanki Muat III sebelum Double Bottom dan Double Skin

Tanki muat III terletak pada Frame 101 ~ 123 dengan jarak 13,2 m 1. Tanki Muat III untuk Frame 101 ~ 123

P = 13,2 m

L = 16,5 m

T = 7,25 m

Volume Tanki Muat III = P x L’ x T

(33)

= 1815,05m3

Volume Double Skin = Vol Total T. Muat III – Vol Tanki Muat III

= 2805,451 – 1815,05 = 990,401 m3

4.a. Perhitungan Volume Tanki Muat II

Tanki muat II terletak pada Frame 123 ~ 145 dengan jarak 13,2 m 1. Tanki Muat II untuk Frame 123 ~ 145

P = 13,2 m

L’ = 16,5 m

T = 7,25 m

Volume Tanki Muat II = P x L’ x T

= 13,2 x 16,5 x 7,25

= 1815,05m3

Volume Double Skin = Vol Total T. Muat II – Vol Tanki Muat II = 2812,964 – 1815,05

= 997,914 m3

5.a Perhitungan Volume Tanki Ruang Muat I

Tanki muat I terletak pada Frame 145 ~ 167 dengan jarak 13,2 m 1. Tanki Muat I untuk Frame 145 ~ 167

P = 13,2 m

L’ = 16,5 m

T = 7,25 m

Volume Tanki Muat I = P x L’ x T

= 13,2 x 16,5 x 7,25

= 1815,05m3

(34)

= 754,987 m3 Volume Tangki Muat total

= TM I + TM II + TM III + TM IV + TM V

= 1329,534 + 1815,05+ 1815,05+ 1815,05+ 1815,05

= 8589,734 m

Koreksi Volume Muatan

Volume Tanki Muat Rencana > Volume Muatan Perhitungan Awal

8589,734 m3 > 8568,830 m3

C.9. Perhitungan Volume tanki-tanki lainya C.9.1. Volume Tanki Minyak Lumas

Perhitungan tangki minyak pelumnas direncanakan terletak pada Kamar mesin dengan panjang

Tanki Minyak Pelumas

p = 3,0 m Koreksi Perhitungan Tanki Minyak pelumas :

(35)

5,4 m3 > 5,15 m3  memenuhi

C.9.2. Perhitungan Tanki Bahan Bakar

Perhitungan Tanki Bahan Bakar terletak pada double bottom pada Frame 43 sampai Frame 45 dengan panjang 1,8 m

Dengan 3 jarak gading x 0,6 = 1,8 m

No.Frame Luas ( m2 ) F . S Hasil

43 56,732 1 56,732

44 56,813 4 227,252

45 56,856 1 56,856

∑ = 340,84

V = k . h . 

= 1/3 x 1,2 x 340,84

= 136,336 m3

Koreksi Perhitungan Tanki Bahan Bakar:

Vol. Tanki Bahan Bakar > Vol. Bahan Bakar yang dibutuhkan 136,336 m3 > 117,06 m3  memenuhi

C.9.3. Volume Ruang Pompa

Ruang Pompa dibutuhkan kurang lebih 5% dari muatan bersih

kapal dengan terletak pada Frame 46 ~ Frame 50 dengan panjang 3,0 m dengan 5 jarak gading x 0,6 = 3,0 m

No.Frame Luas ( m2 ) F . S Hasil 46 88,786 1 88,786 47 89,478 4 357,912 48 90,876 2 181,752 49 91,657 4 366,628 50 92,756 1 92,756

∑ = 1087,834

V = k . h . 

(36)

Volume yang dibutuhkan = 5 % x 8568,830 m3

= 428,441

Vol. Ruang Pompa > Vol. yang dibutuhkan

435,133 m3 > 428,441 m3  memenuhi

C.9.4. Volume Sloop Tank

Perhitungan Slop Tank terletak pada Frame 51 ~ Frame 53 dengan

panjang 1,8 m

Dengan 3 jarak gading x 0,6 = 1,8 m

No.Frame Luas ( m

2

)

F . S

Hasil

51

150,978

1

150,978

52

149,756

4

599,024

53

149,675

1

149,675

=

899,677

V = k . h . 

= 1/3 x 0,6 x 899,677 = 179,935 m3

Koreksi volume Sloop Tank + 3% dari Volume Tanki Muat

= x100%

Muat Tanki Volume

Tank Slop Volume

= 100%

830 , 8568

179,935

x

= 2,09 %

(37)

Perhitungan tangki Air Tawar terletak di double bottom ruang muat pada frame 57 sampai frame 61 dengan panjang 3 m

Dengan 5 jarak gading x 0,6 = 3,0 m

No.Frame Luas ( m

2

)

F . S

Hasil

57

18,453

1

18,453

58

18,264

4

73,056

59

18,109

2

36,218

60

17,834

4

71,336

61

17,524

1

17,524

216,587

V = k . h . 

= 1/3 x 0,6 x 216,587 = 43,317 m3

Volume Air Tawar yang dibutuhkan = 41,342 m3

Vol. Tanki air Tawar > Vol. yang dibutuhkan

43,317 m3 > 41,342 m3  memenuhi

C.9.6. Perhitungan Cofferdam

Perhitungan Cofferdam terletak pada frame 53 sampai frame 55 dengan panjang 1,2 m

Dengan 2 jarak gading x 0,6 = 1,2 m

No.Frame Luas ( m2 ) F . S Hasil

53 79,591 1 79,591

54 75,05 4 300,2

55 70,449 1 75,05

454,841 V = k . h . 

(38)

= 295,646 m3

C.5.7. Perhitungan Tangki Ballast (Ceruk Buritan)

Perhitungan tangki ballast (Ceruk Buritan) terletak pada Ordinat 0

sampai Ordinat 1 dengan panjang 5,4 m Dengan 9 jarak gading x 0,6 = 5,4 m

No.Frame Luas ( m2 ) F . S Hasil

0 11,732 1 11,732

AP 28,361 4 113,444

1 45,807 1 45,807

170,983

V = k . h . 

= 1/3 x 2,6 x 216,79 = 187,884 m3

C.5.8. Volume Tanki Ballast Ceruk Haluan

1. Perhitungan Tanki Ballast Ceruk Haluan terletak pada frame 169 sampai FP dengan panjang 5,7 m

Dengan 10 jarak gading 6 x 0.6 = 3,6 m

2 x 0,55 = 1,1 m 2 x 0,5 = 1,0 m

V = k . h . 

= 1/3 x 1,2 x 284.103 = 103,111 m3

No.Frame Luas ( m2 ) F . S Hasil

171 54,846 1 54,846

172 47,078 4 188,312

173 40,945 1 40,945

(39)

V = k . h . 

= 1/3 x 1,2 x 340,873

= 116,349 m3

V= k . h

= 1/3 x 0,6 x 53,82 = 7,770 m3

Total Tanki Ballast Ceruk Haluan

= V’ + V” + V”’

= 103,111 + 116,349 + 7,770

= 227,230 m3

Total Tanki Ballast

= Ballast Haluan + Ballast Buritan

= 227,230 + 187,884

V tot = 415,114 m3 Volume Double Bottom

= Double Bottom I + Double Bottom II + Double Bottom III + Double Bottom IV + Double Bottom V

= 202,028 + 253,355 + 284,853 + 286,089 + 275,500 = 1301,825 m3

No.Frame Luas ( m2 ) F . S Hasil

171 40,945 1 40,945

172 35,065 4 140,26

173 29,387 2 58,774

174 22,041 4 88,164

175 12,73 1 12,73

∑ 340,873

NO.Frame Luas ( m2 ) F . S Hasil

176 12,56 1 12,56

177 6,573 4 26,292

FP 0 1 0

(40)

Volume Tanki ballast Total

= Vol.Ceruk Haluan & Buritan + Vol.Doub.Bottom R. Muat

= 415,114 + 1301,825 = 1716,939 m3

Berat jenis air laut = 1,025 ton /m3 Berat air ballast = 1716,939 x 1,025

= 1759,862 ton

Koreksi berat air terhadap displacement kapal (10 – 17 %)

= x100%

nt Displaceme

ballast air Berat

= 100%

957 , 10305

862 , 1759

x

= 16,976 % (memenuhi)

D. RUANG AKOMODASI

Ruang Akomodasi menempati deck kimbul dan deck sekoci, tinggi 2,2 m

berdasarkan Crew akomodasi & International Labour Organisation 1949 konferensi Genewa (tidak berlaku untuk kapal dibawah 500 BRT dan kapal Tunda)

1. Ruang Tidur

- Luas ruang tidur perorang tidak boleh kurang dari 2,33 m3 untuk kapal antara 700 – 3000 BRT

- Tinggi ruang 1,9 m (dalam keadaan bebas) ukuran tempat tidur (sebelah dalam) 0,9 x 2,00 m

- Tempat tidur tidak boleh lebih dari dua susun, jarak tempat tidur dibawah 30 cm dari lantai dan tempat tidur diatas terletak antara tempat tidur dibawah dengan langit-langit.

- Radio officer mempunyai ruang tidur yang dekat dengan ruang radio

- Perwira mempunyai satu ruang untuk satu orang.

(41)

Perincian Pemakaian Ruang Tidur :

1. Captain / Kapten : 1 Ruangan 1 tempat tidur

2. KKM : 1 Ruangan 1 tempat tidur

3. Markonis 1 : 1 Ruangan 1 tempat tidur

4. Markonis 2 : 1 Ruangan 1 tempat tidur

5. Mualim 1 : 1 Ruangan 1 tempat tidur

6. Mualim 2 & 3 : 1 Ruangan 2 tempat tidur 7. Juru Mudi 1 & 2 : 1 Ruangan 2 tempat tidur

8. Juru Mudi 3 & 4 : 1 Ruangan 2 tempat tidur 9. Kelasi 1 & 2 : 1 Ruangan 2 tempat tidur 10.Kelasi 3 & 4 : 1 Ruangan 2 tempat tidur 11.Masinis 1 & 2 : 1 Ruangan 2 tempat tidur 12.Electriciant 1 & 2 : 1 Ruangan 2 tempat tidur

13.Pump man 1 & 2 : 1 Ruangan 2 tempat tidur 14.Oil man 1 & 2 : 1 Ruangan 2 tempat tidur 15.Engine Crew 1 & 2 : 1 Ruangan 2 tempat tidur 16.Engine Crew 3 & 4 : 1 Ruangan 2 tempat tidur 17.Filler 1 & 2 : 1 Ruangan 2 tempat tidur

18.Koki : 1 Ruangan 1 tempat tidur

19.Pembantu Koki 1 & 2 : 1 Ruangan 2 tempat tidur 20.Pelayan 1 & 2 : 1 Ruangan 2 tempat tidur

Jumlah : 20 Ruangan 34 tempat tidur

2. Sanitary Accomodation

- Sanitary Kapal harus dilengkapi dengan sanitary accomodation

termasuk wash bath dan shower bath - Panjang Bath 4 feet 1 inchi

- Jumlah minimum dari water closet (WC) diatas kapal adalah 4 buah (untuk kapal 800 – 10000 BRT) direncanakan 9 buah

(42)

 Untuk kaptain, 1 buah

 Untuk KKM, 1 buah

 Untuk Markonis 1 & 2 , 1 buah

 Untuk Mualim 1 , 1 buah

 Untuk Mualim 2 & 3 , 1 buah

- Untuk bintara dan tamtama. 4 buah - Tata letak :

 Kamar mandi Bintara dan Perwira harus terpisah letaknya. Untuk

kamar mandi Bintara letaknya di bagian Main deck, sedangkan kamar mandi Perwira diletakkan di Poop Deck.

 Kamar mandi harus diberi jendela untuk sirkulasi udara.

 Lantai kamar mandi harus diberi ubin, posisi lantai lebih rendah

dari lantai luar agar percikan dari air tidak tumpah keluar ruangan

kamar mandi.

 Ukuran Kamar Mandi direncanakan jadi satu dengan WC :

p = 3 m ( 5 jarak gading ) l = 3,39 m

Luas = p x l

= 3 x 3,39 = 10,17 m2 3. Ukuran pintu dan Jendela

- Menurut Henske Ukuran Pintu adalah :

Tinggi (t) : 1750 mm Lebar (b) : 650 mm

- Ukuran Jendela segi empat (square window) Tinggi (t) : 400 – 500 mm

Lebar (b) : 200 – 350 mm

direncanakan : t x b = 500 x 350 mm - Ukuran Jendela bulat (scuttle light)

Diameter : Ø 250 – 350 mm

(43)

4. Tangga Samping Kapal

Diukur pada saat kapal kosong

T` = LWT / L x B x Cb

T` = 3557,496 / ( 107,10 x 18,5, x 0,78 )

T` = 2,301 m

Panjang Tangga samping kapal : H` = H – T`

= 8,25 – 2,301 = 5,949 m

Lebar tangga yang direncanakan 1 m

L = H T 8,41 m

2 2 1

301 , 2 25 , 8 45 sin

`

Panjang Tangga samping adalah 8,41 m Lebar Tangga samping adalah 1,00 m

E. PERENCANAAN RUANG KONSUMSI Menurut Buku Perencanan Kapal :

1. Gudang Bahan Makanan

Diletakan didekat dapur dan digunakan untuk menyimpan bahan makanan antara (0,5 – 1,0) m2/ABK, direncanakan 0,5 m2/ABK.

Jadi luas Gudang Bahan Makanan minimal adalah : 0,5 x 34 = 17 m² Gudang bahan makanan terdiri atas:

- Gudang dingin

Diletakkan bersebelahan dengan dapur dan digunakan untuk

menyimpan sayuran serta daging segar. Didalamnya terdapat peralatan pendingin untuk mengawetkan bahan makanan.

Luas = 1/3 x Luas gudang makanan = 1/3 x 17

= 5,67 m²

(44)

- Panjang = 2,4 m ( 4 jarak Gading)

- Lebar = 2,4 m

- Luas = 2,4 x 2,4 = 5,76 m²

- Gudang kering

Diletakkan bersebelahan dengan dapur dan digunakan untuk menyimpan bahan makanan pokok.

Luas = 2/3 x Luas gudang makanan

= 2/3 x 17 = 11,33 m²

Ukuran gudang kering direncanakan : - Panjang = 4,8 m ( 8 jarak gading)

- Lebar = 2,4 m

- Luas = 4,8 x 2,4 = 11,52 m² 2. Galley

1. Tidak boleh ada hubungan langsung dengan kamar ABK

2. Bangunan atas dinding dapur harus terbuka dan dilengkapi dengan kisi – kisi / ventilasi agar udara bersih bersirkulasi dari kaca sinar yang dapat dibuka dan ditutup

3. Tungku masak

- Ukuran tungku masak dan jumlah kompornya disesuaikan dengan

jumlah orang yang dimasakan

- Dibawah / disekeliling tungku masak harus diberi isolasi / lapisan pemisah setebal 100 – 150 mm

- Didepan tungku terdapat meja masak dan papan kayu jati yang

dibawahnya terdapat laci –laci kecil dan papan –papan tetap 4. Pintu masuk dapur lebarnya + 800 mm agar panci besar dapat masuk 5. Lantai dapur harus ditegel teratur agar tidak licin (anti selip)

(45)

= 0,5 x jumlah ABK = 0,5 x 34 = 17 m2 Direncanakan = 4,2 x 4,1 = 17,22 m2 3. Pantry

Pantry adalah ruangan yang digunakan untuk menyiapkan makanan/ minuman dan peralatanya.

- Diletakan berdekatan dengan ruang makan

- Disepanjang dinding terdapat meja masak dengan kemiringan 95o yang dilengkapi dengan lubang cucian (meja dilapisi timah)

- Dibawah meja masak terdapat laci –laci dan dibawahnya terdapat satu atau lebih lemari dan papan tertutup sebagai raknya.

- Dilengkapi dengan alat untuk mengawetkan dan memanaskan makanan

- Lantai harus ditegel, demikian pula dinding papan harus ditegel setinggi meja makan

- Untuk menghidangkan makanan keruang makan dilewatkan jendela kosong seperti loket

4. Mess Room

- Harus dilengkapi dengan meja,kursi, dan perlengkapan lain yang dapat

menampung seluruh pemakai pada saat bersamaan

- Terdapat sebuah meja panjang dengan kursi yang dipasang permanen

- Lebar meja 700 – 800 mm, diambil 800 mm

- Panjang Meja disesuaikan dengan jumlah ABK dengan ketentuan 600 mm/ orang

- terdapat 1 / lebih buffet untuk menyimpan barang pecah belah, taplak

meja, serbet serta perlengkapan lainya.

- Mess Room untuk perwira dan ABK harus tersendiri - Ketentuan Mess Room Perwira = (0,5 – 1,0) m2/orang

diambil 1,0 = 1,0 x 14 = 14 m2

(46)

- Ketentuan Mess Room untuk ABK = (0,5 – 1,0) m2/orang diambil 1,0 = 1,0 x 20 = 20 m2

Ukuran Mess Room ABK direncanakan = 5,4 x 4 = 21,6 m2

F. PERENCANAAN RUANG NAVIGASI Ruang Navigasi terdiri dari :

1. Ruang Kemudi

- Ukuran Memanjang ruang Kemudi

Jarak dari dinding kekompas = 900 mm

Jarak dari kompas kekemudi = 500 mm

Jarak dari kedua roda kemudi kebelakang = 600 mm

- Ukuran Ruang kemudi kearah melintang geladak sama dengan lebar kemudi

- Pintu samping dibuat pintu geser

- Pandangan kehaluan harus memotong garis air dan tidak boleh kurang dari 1,25 LPP

2. Ruang Peta

- Diletakan dibagian ruang kemudi sebelah kanan

- Ukuran ruang peta tidak kurang dari 8,8 feet = 2,4 x 2,4 = 5,76 m2 - Ukuran Meja peta = 1,8 x 1,2 x 1 dan diletakan melintang kapal

merapat pada dinding dengan 3 jarak gading x 0,6 = 1,8 m - Ruang Peta dan Kemudi dihubungkan oleh pintu geser - Luas ruang peta direncanakan = 3 x 3 = 9 m2

dengan 5 jarak gading x 0,6 = 3 m

3. Ruang Radio

(47)

- Ukuran ruang radio tidak boleh kurang dari / sama dengan ruang peta - Ruang tidur untuk markonis diletakan dekat ruang radio

- Luas ruang radio tidak boleh kurang dari 120 sqfeet, dimana 1 sqfeet = 0,92899 m². Jadi 120 sqfeet = 120 x 0,92899 = 11,62 m²

- Ukuran direncanakan = 3 x 4 = 12 m2 dengan 5 jarak gading x 0,6 = 3 m 4. Ruang tidur Markonis

- Diletakkan sebelah kanan dibelakang ruang kemudi

- Ukuran ruang tidur markonis direncanakan : P = 3,6 m

l = 2,3 m

L = 3,6 x 2,3 = 8,28 m²

G. PERENCANAAN LAMPU NAVIGASI 1. Lampu Jangkar (Anchor Light)

- Warna cahaya lampu putih dengan sudut pancar 223° kedepan - Terletak dihaluan kapal dengan jarak FP :

L1 ≤ ¼ x LOA L1 ≤ ¼ x 116,41 L1 ≤ 29,10 m

L1 direncanakan 8,1 m dari FP dengan 14 jarak gading 0,6 x 10 gading = 6,0 m.

0,5 x 2 gading = 1,0 m 0,55 x 2 gading = 1,1 m.

14 gading = 8,1 m. - Tinggi lampu jangkar (h1) :

h1 ≥ l 1, dan h1 ≥ 9 m dari main deck, diambil 12 m - Berfungi untuk lego jangkar pada malam hari 2. Lampu Tiang Utama ( Mast Light)

(48)

- Jarak dari FP (l2) => L2 ≥ ¼ . LOA L2 ≥ ¼ .116,41 L2 ≥ 29,10 m L2 diambil 30,3 m dengan 51 jarak gading dari FP

0,55 x 2 gading = 1,1 m. 0,5 x 2 gading = 1,0 m 0,6 x 47 gading = 28,2 m. 51 gading = 30,3 m.

- Tinggi lampu h2 = h1 + h` ~ h` = 4 – 5 m, diambil 5 m h2 = 5 + 12 = 17 m dari main deck 3. Lampu Navigasi Lambung Kiri dan Kanan

- Warna Lampu : Merah untuk dinding sebelah kiri (port side) Hijau untuk dinding sebelah kanan (startboard)

- Sudut pancar 112 0 kedepan - Tinggi lampu dari main deck :

h3 = h1 poopdeck + h boat deck + h Navigasi deck + 1 = 2,2 +,2,2 + 2,2

= 6,6 m dari main deck 4. Lampu Buritan (Strern Light)

- Terletak pada tiang buritan

- Warna cahaya putih dengan sudut pancar 225 0 kebelakang - Tinggi tiang lampu dari main deck + 15 feet

Dimana 1 feet = 0,3048 m h4 = 15 x 0,3048

= 4,5 m

5. Lampu Isyarat Tanpa Komando ( Not Under Command Light ). - Diletakkan pada tiang diatas Geladak Navigasi

- Warna cahaya putih dengan sudut pancaran 315 0 - Tinggi diatas main deck

(49)

= 17 + 4

= 21 m, dari main deck

- Jarak dari Ap ( l5 ) direncanakan 19,5 m.

H. RUANGAN-RUANGAN LAIN 1. Gudang Lampu (lamp Store)

- Ruang ini ditempatkan pada Haluan Kapal dibawah deck akil

- Mempunyai fungsi untuk menyimpan cadangan lampu apabila terjadi

kerusakan

- Sekelilingnya diberi perlengkapan khusus untuk menempatkan lampu - Lampu minyak harus selalu dibersihkan dan diisi

- Untuk segala pekerjaan disediakan meja kerja - Ukuran gudang lampu : 3 x 3,6 m

2. Gudang Cat (Paint Store)

- Terletak dibawah deck akil pada haluan kapal

- Berguna untuk menyimpan kaleng cat dan perlengkapannya - Ukuran gudang cat : 2,4 x3,0 m

3. Gudang Tali (Boat, Swain Store)

- Terletak dibawah deck akil

- digunakan untuk menyimpan tali-temali alat pemuatan berat dari segala macam tali-temali cadangan

- Ukuran gudang tali :

Buritan : █ 3,0 x 4,0 m. Haluan : ▲ 7,0 x 6,0 m. 4. Gudang Umum (General Store)

- Terletak dibawah deck akil

- Digunakan untuk menyimpan peralatan yang perlu, baik masih dalam keadaan baik maupun sudah rusak yang masih mempunyai nilai jual. - Ukuran gudang umum : 3,0 x 2,4 m

(50)

Ditempatkan pada geladak sekoci kiri belakang generator, digunakan dalam keadaan darurat misalnya kapal mengalami kebocoran dalam kamar

mesin, pada ruangan ini juga ditempatkan batteray-batteray. 6. Ruang CO2

Digunakan untuk menyimpan CO2 sebagai pemadam kebakaran

ditempatkan dekat dengan kamar mesin agar penyaluran CO2 mudah bila

terjai kebakaran di kamar mesin. 7. Steering gear Room

- Sebagai tempat mesin untuk olah gerak kapal yang dilengkapi dengan mesin kemudi darurat yang digunakan apabila mesin kemudi utama rusak. - Diletakkan pada rumah geladak main deck buritan dengan letak mesin satu sumbu terhadap poros kemudi.

- Dilengkapi dengan instalasi – instalasi mesin kemudi.

Kutipan dari SOLAS 1974 :

1. Setiap kapal harus mempunyai sebuah mesin steering gear dan Auxiliary gear

2. Mesin Steering gear harus mempunyai kekuatan yang cukup untuk mengarahkan dan mengemudikan kapal pada kecepatan dinas

maksimum, MSG, dan Rudder Stock harus cukup kuat, sehingga tidak akan rusak apabila kapal mundur pada kecepatan kapal mundur penuh.

3. Auxiliary Gear (AG) harus cukup kuat untuk mengemudikan kapal pada navigable speed dan dapat bekerja dengan cepat pada waktu keadaan darurat

4. Posisi kemudi yang tepat dari kemudi harus dapat diketahui pada

principal steerimg gear station

8. Emergency Sources Of Electrical Power (ESEP) Kutipan dari peraturan SOLAS 1974 :

1. Untuk kapal dari 5000 BRT keatas harus disediakan ESEP yang

(51)

casimg yang dimaksudkan untuk menjamin adanya tenaga listrik apabila istalasi tenaga listrik utama macet

2. Tenaga Listrik ini harus dapat memberi aliran selama 6 jam pada life boat station and overside, alley ways, exit, main generating, set space,

Main machinery space, Navigating bridge, Chart room, general alarm, Navigation light, day light, sigh rolling lamp, & stair ways.

3. ESEP ini dapat berbentuk batteray (acumulation) atau generator dengan independent fuel & suitable prime mover, Fuel Flash point =

43OC

4. ESEP harus dapat bekerja pada keadaan miring 22,5O dan Trim 10O 5. Untuk kapal kurang dari 5000 BRT, berlaku peraturan yang sama,

hanya saja aliran cukup untuk 3 jam dan diutamakan penerangan untuk louching station dan stowage position of survival craft, disamping

harus pula diperhatikan point 3 & 4 diatas.

I. PERLENGKAPAN VENTILASI Berdasarkan buku perlengkapan kapal :

1. Deflector Ruang Pompa

a. Diameter Deflector pemasukan Ruang Pompa

d =

1 . . . 900

. .

 

v o n V

Dimana :

V = Volume Ruang Pompa = 428,441 m2

n = banyaknya penggantian jumlah udara tiap jam = 30 /jam

v = Kecepatan udara melalui deflector (2-4)m/s, diambil 4 m/s o = Density Bj udara bersih = 1 kg/m3

1 = Density Bj udara dalam ruang = 1 kg/m3

(52)

d =

Deflector direncanakan 2 buah, luas penampang tiap deflector : L = Luas / 2 = 1,013 /2 = 506 m2

D satu lubang deflector =

Ukuran Deflektor Pemasukan Ruang Pompa : d1 = 0,803 m.

b. Diameter Deflector Pengeluaran Ruang Pompa

(53)

d = 1,64 x d = 1,64 x 0,803 = 1,316 m.

2. Deflector Ruang Mesin

a. Diameter Pemasukan Defelctor Ruang Mesin

d =

n = Banyaknya jumlah penggantian udara tiap jam(30 x/jam)

v = Kecepatan udara yang melalui Deflector(2-4)m/s, diambil 3 m/s o = Density Bj udara bersih = 1 kg/m3

Pada Kamar Mesin direncanakan dipasang 3 buah Deflektor Pemasukan Udara, sehingga diameter masing – masing deflektor adalah :

Luas masing masing lubang permukaan deflektor adalah : L = 3,14 x r2

(54)

Deflector Direncanakan 2 buah, maka luas penampang tiap deflector adalah L = Luas / 2 = 0,499 / 2 = 0,249 m2

jadi diameter satu lubang deflector :

D =

L 4

=

14 , 3

249 , 0 4x

= 0,563 m

Ukuran Deflektor Pemasukan Ruang mesin d1 = 0,563 m.

R = 1,25 d = 0,703 m.

a = 1,2 x d = 1,2 x 0,563 = 0,675 m.

b = 0,42 x d = 0,42 x 0,563 = 0,236 m. c = 0,55 x d = 0,55 x 0,563 = 0,309 m. d = 1,5 x d = 1,5 x 0,563 = 0,844 m.

b. Diameter deflector pengeluaran ruang mesin sama dengan diameter pemasukan pada ruang mesin

d1 = 0,563 m.

R1 = 1,17 d = 0,658 m. R2 = 0,9 d = 0,507 m

a = 1,65 x d = 1,65 x 0,563 = 0,928 m. b = 0,42 x d = 0,42 x 0,563 = 0,236 m.

(55)

J. PERLENGKAPAN KESELAMATAN KAPAL 1. Sekoci Penolong

Untuk menentukan sekoci penolong dapat diambil berdasarkan buku “perlengkapan kapal” hal 68 untuk ABK 34 maka digunakan sekoci

dengan ukuran sebagai berikut : L = 7,92 m

B = 2,44 m H = 0,99 m

Kapasitas = 405 Ft3

Berat sekoci = 1473 kg

Berat Orang = 3000 kg

Berat perlengkapan = 305 kg

Total Berat = 4778 Kg

2. Dewi –Dewi

untuk sekoci penolong dengan berat 4778 kg digunakan dewi-dewi melengkung dengan sistem menuang. Dewi-dewi yang dipakai adalah dewi-dewi tipe RAC5 dengan data sebagai berikut :

Berat tiap bagian = 1015 kg

Kapasitas Angkutan Maksimum = 4900 kg

Lebar Sekoci = 2400 m/m

3. Alat –Alat Penolong yang ada pada Kapal

a. Rakit Penolong (life Raft)

- Rakit yang cukup untuk 1 orang dengan volume tanki minimal 0,5 m3 berat rakit 180 kg

- Rakit yang dikembangkan mempunyai daya angkut 20 orang,

bentuknya seperti kapsul otomatis dapat berkembang bila dilempar kelaut. Didalam rakit terdapat perlengkapan seperti makanan berkalori tinggi, air minum, alat pancing, lentera serta peralatan darurat lainya.

(56)

Didalam SOLAS 1960, Persyaratan pelampung penolong adalah ; - Dengan beban sekurang-kurangnya 14 – 15 kg harus dapat

terapung diair tawar selama 24 jam.

- Tahan terhadap minyak dan hasil-hasil minyak.

- Harus mempunyai warna yang mudah dilihat dilaut - Nama dari kapal ditulis dengan hruuf besar

- Dilengkapi dengan tali-tali pegang yang diikat baik disekeliling pelampung

- Sedikitnya ½ dari jumlah pelampung penolong harus dilengkapi dengan lampu yang menyala sekurang-kurangnya 45 menit dan mempunyai kekuatan nyala 3,5 lumens

- Ditempatkan sedemikian rupa sehingga siap untuk dipakai dengan cepat tercapai oleh setiap orang yang ada dikapal

- Dapat dengan cepat dilepaskan, tidak boleh diikat secara tetap dan cepat pula dilemparkan keair.

- Jumlah dari life bouy minimal untuk kapal dengan panjang 60 – 122 m adalah 15 buah.

c. Baju Penolong (Life Jacket)

Baju penolong harus dibuat sedemikian rupa sehingga kepala dari sipemakai yang dalam keadaan tidak sadar dapat tetap berada diatas permukaan air, dan dalam air tawar harus dapat mengapung paling

sedikit selama 24 jam dengan besi seberat 7,5 kg d. Pemadam Kebakaran

ada 2 macam yang digunakan : 1. Sistem mathering

yaitu menggunakan uap yang dialirkan untuk mematikan api 2. Sistem Portable Extinguisher

Dimana digunakan untuk suatu ruangan tertentu yang harus ditempatkan dekat ruangan tersebut.

(57)

1. Peralatan Jangkar, Rantai Jangkar, dan Tali – temali

Ditentukan dari tabel 18-2 hal 18-k8 BKI Volume II tahun 2001 yaitu

sebagai berikut :

Z = D 2/3 +2h.B + A/10 Dimana :

D = Displacement Kapal = 10305,957 ton

h = Tinggi efektif garis muat musim panas ke puncak rumah geladak = fb + h1

fb = Lambung timbul diukur pada tengah kapal = H – T

= 8,25 – 6,48 = 1,77 m

h1 = tinggi antara deck sampai deck teratas = 3 x 2,2

= 6,6 m

h = 1,77 + 6,6 = 8,37 m B = Lebar Kapal = 18,50 m

A = Luas dalam m2 pandangan samping lambung kapal, bangunan atas, dan rumah geladak diatas garis muat musim panas dalam batas

panjang dan sampai ketinggian h A = A1+ A2 + A3 + A4 + A5 + A6 + A7

A1 = LWL x (H – T)

= 109,24 x (8,25 – 6,48) = 193,354 m2 A2 = 2,2 x 22,111 = 48,644 m2

A3 = 2,2 x 10,854 = 23,878 m2 A4 = 2,2 x 9,103 = 20,026 m2

A5 = 0,1 LPP + 2,2

= 0,1 x 107,1 + 2,2 = 12,91

A6 = A1 : ½ x 6,183 x 8,025 = 49,618 m2

(58)

AVI = 93,739 m2 A = AI + AII + AIII + AIV + AV + AVI

= 193,354 + 48,644 + 23,878 + 20,026 + 12,91 + 93,739 = 379,632 m2

Z = (10305,957)2/3 + 2(8,37) x 18,50 + 379,632 /10 = 472,672 + 309,69 + 37,963

= 820,325 m2

Dengan angka penunjuk Z = 820,325. Maka berdasar tabel 18.2 BKI Vol

II 2001 didapat (780 – 840) a. Jumlah jangkar 3

b. Haluan 2 buah dan cadangan 1 c. Berat jangkar 2460 kg (Bd) Ukuran Jangkar :

a = 18,5 x 3 Bd = 18,5 x 3 2460 = 249,737 mm

b = 0,779 x a = 0,779 x 249,737 = 194,545 mm c = 1,5 x a = 1,5 x 249,737 = 374,605 mm

d = 0,412 x a = 0,412 x 249,737 = 102,819 mm e = 0,857 x a = 0,857 x 249,737 = 214,024 mm f = 9,616 x a = 9,616 x 249,737 = 2401,470 mm g = 4,803 x a = 4,803 x 249,737 = 1149,486 mm h = 1,1 x a = 1,1 x 249,737 = 274,710 mm i = 2,4 x a = 2,4 x 249,737 = 599,368 mm

j = 3,412 x a = 3,412 x 249,737 = 852,102 mm k = 1,323 x a = 1,323 x 249,737 = 330,402 mm l = 0,7 x a = 0,7 x 249,737 = 174,819 mm 1. Rantai Jangkar

Dari tabel didapatkan ukuran rantai jangkar sebagai berikut : a. Panjang total rantai jangkar = 467,5 mm

(59)

d2 = 42 mm

d3 = 36 mm

b. Tali – Temali

- Panjang Tali – Temali = 190 m

- Beban putus tarik = 44000 kg - Panjang tali tambat = 170 m - Beban tali tambat = 17000 kg

- Jumlah = 4 buah

2. Bak Rantai (chain Locker) a. Volume Bak Rantai Jangkar

Sv = 35d3

dimana Sv = Spesifik Volume Rantai dengan panjang

d = diameter rantai jangkar = 48 x 0,0394 = 1,891 inchi

jadi Sv = 35 (1,891)3 = 236,669 feet3 b. Volume Chain Locker untuk panjang

V1 =

180

Sv total jangkar Rantai

panjang

=

180 669 , 236 5 , 467 

= 614,681 feet3 = 20,166 m3 c. Volume Bak Lumpur

V2 = 0,2 V1

= 0,2 x (614,681)

= 122,936 feet3 = 4,033 m3

d. Volume Total Bak Rantai = V1 + V2

= 614,681 + 122,936

(60)

= p x l x t = 3,25 x 2,5 x 3 = 24,375m3 3. Hawse Pipe (Pipa Rantai Jangkar)

a. Diambil dari buku “Perlengkapan Kapal” dimana didapat : D = 10,4 x d Rantai

= 10,4 x 48 = 499,2 mm b. Diameter hawse pipe tengah

D1 = D + 30

= 499,2 + 30 = 529,2 mm

c. Sudut Kemiringan hawse pipe 30O – 50O diambil 45O : S1 = 0,7 D rantai = 0,7 x 48 = 33,6 mm A = 5 D rantai = 5 x 48 = 240 mm

B = 3,5 D rantai = 3,5 x 48 = 168 mm S2 = 0,6 D rantai = 0,6 x 48 = 28,8 mm d. jarak Windlass dengan lubang hawse pipe

b = 70 x D rantai = 70 x 48 = 3360 mm a = 2/3 b = 2/3 x 3360 = 2240 mm

e. Tabung Bak Rantai

Dt = (6 – 7) D rantai, diambil 7 = 7 x D rantai

= 7 x 48 = 336 mm

f. Tebal tabung Bak Rantai

= (0,2 – 0,3)D rantai, diambil 0,3 = 0,3 D rantai

= 0,3 x 48 = 14,4 mm 4. Windlass

(61)

a p = Berat rantai jangkar permeter

= 0,021 d2 = 0,021 x ( 48 )2 = 48,384 kg la = Panjang Rantai yang menggantung

=

b. Torsi pada Cabel Lifter

cl

(62)

9 c. Torsi pada motor windlass

a

d. Daya Effektif Windlass

2

Bollard yang digunakan adalah type vertikal. Berdasarlkan ukuran diameter rantai jangkar = 48 mm, didapat ukuran standart dari bolard adalah sebagai berikut:

D = 200 mm. e = 60 mm

L = 1200 mm. W1 = 30 mm

(63)

H = 450 mm. r 1 = 40 mm

a = 250 mm. r 2 = 85 mm

b = 310 mm. f = 100 mm

c = 50 mm

berat = 318 kg jumlah baut = 8 diameter baut = 1 inchi

a. Chest Chock dan Fair leads

Berguna untuk mengurangi adanya gesekan antara tali dengan lambung kapal pada saat penambatan kapal. Dimensinya tergantung dari diameter bollard dan breaking strees. Untuk diameter bollard = 200 mm dan breaking strees / kabel = 40

ton, ukurannya sebagai berikut :

L = 950 mm. C2 = 400 mm

B = 190 mm. e = 50 mm

H = 170 mm d = 90 mm

C1 = 230 mm G = 95 kg

b. Electric Warping Winch & Capstan

Untuk penarikan tali-tali apung pada waktu penambatan kapal menggunakan Warping Winch & Capstan.

Untuk kapasitas angkat = 2 x berat jangkar = 2 x 2460

= 4920 kg

Ukuran Warping Winch untuk kapasitas angkat 4920 Kg

adalah :

D = 450 mm.

A = 500 mm.

B = 400 mm

(64)

E = 405 mm.

F = 170 mm.

c. Sistem Pemasukan Muatan .

Dilakukan dengan Sistem tidak langsung, yaitu pemasukan muatan minyak melalui suatu Bypass diruang pompa menggunakan pompa pembagi, kemudian diteruskan ke tanki – tanki muatan.

L. PERALATAN PIPA MUAT L.1 Sistem Pipa

Kapal direncanakan menggunakan System Ring line dengan 1 Centreline Bulkhead, dimana :

- Untuk menghisap muatan minyak dipakai Main Cargo Oil Pump dimana letak kepala isap muat minyak ± 150 mm dari

dasar tanki muatan.

- Untuk menghisap sisa muatan minyak , dipakai Stripping Pipe yang berfungsi untuk menghisap / menghabiskan muatan

minyak yang tidak terjangkau oleh MCOP, yaitu letak kepala isap Stripping pipe adalah ± 15 ~ 20 mm dari dasar tanki

muatan.

L.1 Kapasitas Main Cargo Oil Pump. Q = 0,7 / t x L x B x H Dimana :

Q = Kapasitas total pompa muatan ( m3 / jam ). T = waktu bongkat muat = 12 ~ 24 jam

(65)

Q = 0,7 / 12 x 107,1 x 18,5 x 8,25 = 953,524 m3 / jam.

L.2 Kapasitas Stripping Oil Pump.

Referensi

Dokumen terkait

a. Menurut Rules Of Construction Hull BKI Vol. Mulai 0,2 Lpp dari sekat haluan sampai sekat tubrukan jarak gading- gading tidak boleh lebih besar dari yang dibelakang 0,2 Lpp

boleh melalui tangki yang isinya bahan cair yang dapat diisi air.. Pipa air tawar tidak boleh dihubungkan dengan pipa air lain. yang bukan terisi air minum. Sistem

Tinggi penumpu tidak boleh kurang dari 1/25 panjang tak ditumpu tinggi plat bilah hadap, penumpu yang dilubangi (lubang las) untuk balok geladak yang menerus minimal 1,5 

Tugas Akhir ini merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan ujian akhir pada Program Studi Diploma III Teknik Perkapalan Fakultas Teknik Universitas Diponegoro, dimana

Merencanakan atau membuat bentuk garis air lengkung padapotongan ordinat. 5) Dari titik E kita merencanakan bentuk station sedemikian sehingga luas ODE = luas OAB

2) Wrang alas penuh harus dipasang sekat melintang di bawah topang ruang muat. Lubang peringan dari penumpu tengah dan plat tepi tidak boleh melebihi dari 0,4 tinggi penumpu

Tebal plat alas pada daerah 0,1 L dari FP (haluan) tidak boleh kurang dari

Merencanakan atau membuat bentuk garis air lengkung padapotongan ordinat. 5) Dari titik E kita merencanakan bentuk station sedemikian sehingga luas ODE = luas OAB