• Tidak ada hasil yang ditemukan

ABDURRAHMAN UBAIDAH SEBAGAI JURNALIS : STUDI BIOGRAFI DAN PERANANYA PADA JURNALISTK DAKWAH DI SURAT KABAR HARIAN BANGSA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "ABDURRAHMAN UBAIDAH SEBAGAI JURNALIS : STUDI BIOGRAFI DAN PERANANYA PADA JURNALISTK DAKWAH DI SURAT KABAR HARIAN BANGSA."

Copied!
91
0
0

Teks penuh

(1)

ABDURRAHMAN UBAIDAH SEBAGAI JURNALIS

(STUDI BIOGRAFI DAN PERANANYA PADA JURNALISTK DAKWAH DI SURAT

KABAR HARIAN BANGSA)

SKRIPSI

Diajukan Kepada Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan dalam Memperoleh

Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)

Oleh:

Wahyuni Entika Parasukma NIM. B01212032

PROGRAM STUDI KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM

JURUSAN KOMUNIKASI

FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI

(2)

ABDURRAHMAN UBAIDAH SEBAGAI JURNALIS

(STUDI BIOGRAFI DAN PERANANYA PADA JURNALISTIK DAKWAH DI SURAT

KABAR HARIAN BANGSA)

SKRIPSI

Diajukan Kepada Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratandalam Memperoleh

Gelar Sarjana Sosial (S.Sos.)

Oleh:

Wahyuni Entika Parasukma NIM. B01212032

PROGRAM STUDI KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM

JURUSAN KOMUNIKASI

FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA

(3)
(4)
(5)
(6)
(7)

ABSTRAK

Wahyuni Entika Parasukma, NIM. B01212032, 2017 : Abdurrahman Ubaidah Sebagai Jurnalis (Studi Biografi dan Perananya Pada Jurnalistik Dakwah di Surat Kabar harian Bangsa. Skripsi Jurusan Komunikasi dan Penyiran Islam Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya.

Kata Kunci: Biografi dan Jurnalistik Dakwah

Fokus masalah yang diteliti dalam penelitian ini ialah tentang bagaimana biografi Abdurrahman Ubaidah dan perananya pada jurnalistik dakwah di surat kabar Harian Bangsa

Untuk mengidentifikasi persoalan tersebut secara mendalam dan menyeluruh , penelitian ini menggunakan metode kualitatif non kancah. Dalam penelitian ini digunakan metode deskriptif yang berguna untuk memberikan fakta dan data mengenai biografi Abdurrahman Ubaidah dan perananya pada jurnalistik dakwah di surat kabar Harian Bangsa.

Dari hasil penelitian, dapat diketahui bahwa biografi Abdurrahman Ubaidah yaitu dari latar belakang keluarga dan pendidikanya selalu diajarkan nilai-nilai Islam. Dan perananya pada jurnalistik dakwah di surat kabar Harian Bangsa ada tiga peran penting yaitu sebagai penanggung jawab terhadap isi redaksi, penanggung jawab kelayakan terbit. Dan penanggung jawab terhadap pengaduan pembaca yang semuanya berdasarkan sudut pandang dakwah islam

(8)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ……… i

PERNYATAAN KEASLIAN ………. ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING SKRIPSI ……….... iii

PERSETUJUAN TIM PENGUJI SKRIPSI ……… iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ………. v

ABSTRAK ………... vi

KATA PENGANTAR ……….. vii

DAFTAR TABEL ………. viii

DAFTAR GAMBAR ……… ix

DAFTAR ISI ……….. x

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ………. 1

B. Rumusan Masalah ……… 6

C. Tujuan Penelitian ………. 7

D. Manfaat Penelitian ……… 7

E. Konseptualisasi ……… 8

F. Sistematika Pembahasan ………. 10

BAB II KAJIAN KEPUSTAKAAN TENTANG PERSPEKTIF TEORETIK JURNALISTIK DAKWAH A. Kajian Teoretik 1. Pengertian Jurnalistik Dakwah ………. 12

2. Karakteristik Jurnalistik Dakwah ………. 17

3. Kelebihan dan Kekurangan Jurnalistik Dakwah Sebagai Media Dakwah ………. 24

4. Syarat-Syarat Profesi Jurnalistik Dakwah ………. 28

B. Penelitian Terkait ………. 36

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian…………... 38

B. Obyek Penelitian ……… 40

C. Jenis dan Sumber Data ……….. 40

(9)

F. Teknik Pengecekan Keabsahan Data ………. 46

G. Tahap-Tahap Penelitian ………. 48

BAB IV HASIL PENELITIAN A. Setting Penelitian 1. Profil Surat Kabar Harian Bangsa ……….. 54

2. Perjalanan Karir Jurnalistik Abdurrahman Ubaidah ……….. 57

B. Penyajian Data 1. Biografi Abdurrahman Ubaidah ………. 60

a. Latar Belakang Keluarga ………. 60

b. Latar Belakang Pendidikan ……… 64

c. Latar Belakang Profesi ………. 67

2. Peran Abdurrahman Ubaidah Pada Jurnalistik Dakwah di Surat Kabar Harian Bangsa ………... 68

a. Penanggung Jawab Isi Redaksi dari Sudut Pandang Dakwah Islam ……….. 69

b. Penanggung Jawab Kelayakan Terbit dari Sudut Pandang Dakwah Islam ……… 70

c. Penanggung Jawab Pengaduan Pembaca dari Sudut Pandang Dakwah Islam ……… 71

3. Analisis Data a. Biografi Abdurrahman Ubaidah ……… 73

b. Peran Abdurrahman Ubaidah Pada Jurnalistik Dakwah di Surat Kabar Harian Bangsa ………... 75

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ……….. 80

B. Saran ………. 80

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN

(10)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Berdakwah dengan segala bentuknya adalah wajib hukumnya bagi setiap

muslim. Misalnya amar ma‟ruf nahi munkar, berjihad dan memberi nasehat dan

sebagainya. Hal ini menunjukkan bahwa syari‟at atau hukum Islam tidak

mewajibkan bagi umatnya untuk selalu mendapatkan hasil semaksimalnya, akan

tetapi usahanyalah yang diwajibkan semaksimalnya sesuai dengan keahlian dan

kemampuanya.

Sabda Rasulullah SAW:

ا غ ب

ةيأ ل ي ع

تلا ا (

(

Artinya: Sampaikanlah dariku walaupun hanya satu ayat (HR at-Tirmidzi)1

Berdakwah adalah wajib hukumnya dikerjakan oleh setiap muslim. Oleh

karena itu bagi kaum yang mentaati perintah dakwah tersebut beruntunglah

mereka. Karena mereka berdakwah bukanlah semata-mata untuk kepentingan

pribadi mereka, istri mereka atau niat duniawi belaka, namun yang jelas berniat

membela dan menegakkan agama Allah.2 Dalam Firman Allah QS Ali Imran:

110 menjelaskan:

1

(11)

2

ت ك

يخ

ة أ

تج خأ

سا ل

أت

ب

ٱ

ف ع ل

ت

ع

ك ل

ت

ب

هلٱ

اء ل

ل هأ

بتك ل

اكل

ا يخ

ۚ ل

ل

ه ث كأ

قسف ل

Artinya: Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya ahli kitab beriman, tentulah itu lebih baik dari mereka; di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik

Berdakwah yang bisa dilakukan tidak hanya melalui berpidato berceramah

atau segala macam penyampaian dakwah melalui lisan lainya (dakwah bil lisan),

melainkan juga bisa berdakwah melaui tulisan (dakwah bil qalam). Fungsi

dakwah ini memiliki keistimewaan khusus karena dalam beberapa hal berbeda

dengan fungsi dakwah bil lisan yang kerap kali dipraktikkan para Nabi dan

Rasul terdahulu.

Dakwah bil qalam atau dakwah melalui tulisan boleh dikatakan metode

yang cukup penting dalam kegiatan dakwah. Dengan membiasakan membaca

dan menulis maka akan menambah ilmu pengetahuan bagi setiap muslim. Allah

mengajarkan manusia untuk membaca dan menulis. Perintah ini secara eksplisit

dapat disimak dalam QS. al-Alaq: 1-5

ق

أ

ب

سٱ

كب

ي ل

ق خ

ق خ

س ۡ

ق ع

أ ق

كب

ك ۡ

ي ل

ب ع

ق لٱ

ع

س ۡ

عي ل ا

(12)

3

Perintah menulis lainya di dalam al-Qur‟an tercantum dalam QS. al-Qalam 1-3

ۚ

ق ل

ط سي ا

ج ب كب ة ع ب ت أ ا

يغ ا جۡ كل

Artinya: Nun, demi kalam dan apa yang mereka tulis. Berkat nikmat Tuhan kamu (Muhammad) sekali-kali bukan orang gila. Dan sesungguhnya bagi kamu benar-benar pahala yang besar yang tidak putus-putusnya.

Singkatnya, membaca dan menulis ibarat dua sisi mata uang. Satu dan

lainya saling menunjang peran dan fungsi masing-masing. Perintah membaca

dan menulis ini merupakan perintah paling berharga yang diberikan kepada umat

manusia sebab membaca merupakan jalan yang akan mengantarkan manusia

mencapai derajat kemanusiaan yang sempurna.

Surat al-alaq disepakati oleh para ulama sebagai wahyu pertama yang

diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW, mengandung makna yang sangat

mendasar, yaitu menjelaskan hikmah penciptaan manusia, keutamaan perintah

membaca (iqra’) dan menulis („allama bil-qalam) sebagai keutamaan manusia

dari makhluk-Nya yang lain.

Tidak berlebihan jika Qatadah, seorang ulama salaf, dalam Tafsir

al-Qurthubi, menyatakan:

Menulis adalah nikmat termahal yang diberikan oleh Allah, ia juga sebagai perantara untuk memahami sesuatu. Tanpanya agama tidak akan berdiri, kehidupan menjadi tidak terarah.3

Oleh karena itu, mubaligh perlu menyiapkan dirinya untuk memiliki

keahlian bertabligh atau berdakwah melalui tulisan di media massa. Paling tidak

(13)

4

harus ada sebagian di antara mereka yang membidangi aktivitas tablighnya

melalui tulisan, di samping sejumlah aktivitas di bidang lain. Jika tidak,

dikhawatirkan masyarakat pembaca akan terbentuk oleh pesan-pesan media yang

“kering” tanpa nilai-nilai agama.

Untuk mengantisipasi hal itu, diperlukan adanya pencerahan pesan media

massa. Pesan-pesan itu akan muncul dari penulis-penulis yang memang memiliki

keterpanggilan akan nilai-nilai kebenaran. Dia adalah mubaligh atau pendakwah

yang tidak hanya mengisi mimbar-mimbar ceramah, tetapi juga terampil mengisi

lembaran-lembaran koran, tabloid, majalah, atau yang dikenal tabhligh al-qalam

(dakwah bil-qalam)4

Dalam dunia yang kini telah memasuki era informasi, maka dalam profesi

jurnalistik-pers dalam masyarakat sangatlah penting. Sama pentingnya dengan

peran yang dapat dimainkan oleh para ilmuwan, cendekiawan dan para ulama.

Pengalamanya dalam mencari, memburu, menggali, dan mengolah informasi lalu

menyebarkan ke tengah-tengah masyarakat luas, merupakan salah satu pilar

sistem pendidikan massal, pertahanan budaya, dan pemberdayaan masyarakat

melalui penguasaan informasi.5

Sekarang sudah saatnya para pemikir, pakar, muballigh, ulama dan

pemuka Islam lainya memanfaatkan serta mempergunakan peluang maupun

pengaruh yang dimiliki pers tersebut guna meningkatkan dakwah demi syiar

Islam, disamping mewujudkan masyarakat Indonesia yang bertaqwa kepada

Tuhan Yang Maha Esa. Akan tetapi berdakwah lewat pers tentunya memiliki

4

Aep Kusnawan, Dindin Solahudin, Enjang, M. Fakhruroji, Komunikasi Penyiaran Islam

(14)

5

teori-teori atau cara-cara tersendiri yang sangat berkaitan erat dengan

metode-metode jurnalistik yang ada dalam kaidah-kaidah ilmu komunikasi massa.

Jurnalistik dakwah tentunya menuntut penyajian kata-kata yang selektif

dan tidak bertele-tele dan ada kesan melantur hanya akan membuat pembaca

meninggalkan apa yang seharusnya dibaca. Dewasa ini memilih atau menjadikan

pers sebagai sarana dakwah yang efektif merupakan pilihan tepat dan positif.

Salah satu media massa yang bernafaskan Islami ialah surat kabar Harian

Bangsa. Surat kabar yang terbit harian ini diharapkan mampu membawa

perubahan bagi kehidupan bangsa yang saat ini sedang krisis moral. Pada surat

kabar inilah para jurnalis memberikan informasi aktual tidak hanya berupa kasus

yang sedang terjadi di lingkungan masyarakat, melainkan juga berbagai informasi

bernilai dakwah yang diharapkan mampu bermanfaat untuk umat. Selain

berita-berita nasional yang dimuat, surat kabar ini juga memuat rubrik-rubrik keislaman

diantaranya tafsir al-Qur‟an, kafe sufi, fikih wanita, tanya jawab Islam sehari-hari

dan sebagainya.

Surat kabar harian ini bisa dibaca oleh seluruh lapisan masyarakat

terutama umat muslim yang menginginkan informasi seputar keislaman secara

aktual. Seluruh informasi yang masuk akan diseleksi dengan cermat sehingga

informasi yang dimuat benar-benar akurat dan bisa dipertanggungjawabkan

kebenaranya. Semua ini diperlukan peranan jurnalis yang tidak hanya memiliki

keterampilan menulis berita, akan tetapi juga paham betul dengan prinsip

(15)

6

Abdurrahman Ubaidah adalah salah seorang yang berperan penting dalam

proses penyampaian berita di surat kabar Harian Bangsa. Jurnalis senior yang saat

ini menjabat sebagai pemimpin perusahaan sekaligus redaktur di surat kabar

Harian Bangsa ini dinilai cukup berpengaruh di bidang jurnalistik dakwah. Maka

dengan melihat fenomena-fenomena yang telah disebutkan, penulis tertarik untuk

melakukan penelitian yang berjudul “Abdurrahman Ubaidah sebagai jurnalis,

studi biografi dan perananya pada jurnalistik dakwah di surat kabar harian

bangsa”.

B. Rumusan Masalah

Perumusan masalah dalam penelitian yang akan dikaji adalah sebagai

berikut:

1. Bagaimana biografi Abdurrahman Ubaidah ?

2. Bagaimana peranan Abdurrahman Ubaidah pada jurnalistik dakwah di surat

kabar harian bangsa ?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka dapat diketahui tentang tujuan

penelitian Abdurrahman Ubaidah sebagai jurnalis, studi biografi dan perananya

pada jurnalistik dakwah di surat kabar harian bangsa adalah sebagai berikut:

1. Mengetahui biografi Abdurrahman Ubaidah.

2. Mengetahui peranan Abdurrahman Ubaidah pada jurnalistik dakwah di surat

(16)

7

D. Manfaat Penelitian

Pada dasarnya penelitian ini memiliki arti penting bagi penulis untuk

mengintegrasikan keseluruhan mata kuliah Komunikasi dan Penyiaran Islam

secara ilmiah. Selain itu, peneliti ini juga mempunyai kegunaan lain yang

penjelasannya sebagai berikut:

1. Akedemis

Dengan skripsi ini diharapkan penulis dapat menyelesaikan kuliahnya di

Strata satu (S-1) jurusan Komunikasi dan Peyiaran Islam Fakultas Dakwah

Komunikasi UIN Sunan Ampel Surabaya unuk mendapatkan gelar

sarjananya.

2. Praktis

Sebagai upaya menambah dan memperluas wawasan serta pengetahuan

tentang jurnalistik dakwah. Di samping itu, Abdurrahman Ubaidah adalah

tokoh yang dinilai berperan penting di bidang jurnalistik dakwah khususnya

di surat kabar harian bangsa.

3. Konseptualisasi

Untuk memudahkan gambaran yang jelas tentang permasalahan yang

terkandung dalam konsep penelitian maka diperlukan penjelasan makna yang

ditimbulkanya.Bagian ini menjelaskan mengenai beberapa konsep yang

digunakan dalam penelitian agar terjadi kesamaan interpretasi dan terhindar dari

(17)

8

1. Jurnalis

Jurnalis atau wartawan menurut JB. Wahyudi adalah orang yang

pekerjaanya mencari, mengumpulkan, memilih, mengolah berita dan

menyajikan secepatnya kepada khalayak luas melalui media massa baik cetak

maupun elektronik. Senada dengan pengertian tersebut, Moh Ngafuan

mendefinisikan wartawan adalah orang-orang yang pekerjaanya memburu

warta untuk dimuat sebagai berita dalam surat kabar atau majalah.6

Jurnalis muslim atau wartawan yang Islami adalah wartawan yang

dalam setiap aktivitas kewartawananya senantiasa memadukan prinsip-prinsip

profesionalisme dengan prinsip-prinsip hakiki setiap Muslim yakni amar

ma’ruf nahi munkar. Prinsip-prinsip yang menyeru kepada kebaikan dan

meninggalkan kejahatan atau kenistaan. Sosok wartawan yang Islami adalah

wartawan yang dalam setiap aktivitasnya senantiasa mengabarkan kebenaran

Islam serta berpegang teguh pada firman-firman Tuhan di dalam al-Qur‟an dan

hadis-hadis Rasulullah SAW. Wartawan yang Islami adalah wartawan yang

senantiasa mengamalkan pengetahuan dan ilmunya di bidang jurnalistik bagi

kepentingan syiar Islam.

2. Biografi

Biografi (biography) merupakan studi terhadap seseorang atau individu

yang dituliskan oleh peneliti atas permintaan individu tersebut atau atas

keinginan peneliti yang bersangkutan.Denzin & Lincoln mendefinisikan

biografi sebagai suatu studi yang berdasarkan kepada kumpulan

(18)

9

dokumen tentang kehidupan seseorang yang melukiskan momen penting

yang terjadi dalam kehidupanya tersebut.

Biografi dapat pula disusun berdasarkan kepada momen atau materi

lainya dalam konteks tertentu. Artinya, dalam model biografi, subjek

penelitian dapat berupa orang yang masih hidup atau dapat pula orang yang

sudah tidak ada (meninggal dunia), sepanjang data yang relevan dapat

diperoleh oleh peneliti dari dokumen yang tersedia.

Seperti yang dikemukakan oleh Denzin & Lincoln bahwa dalam

studi biografi, cerita tentang kehidupan seseorang ditulis oleh orang lain

(bukan oleh orang yang bersangkutan) berdasarkan kepada dokumen tertulis

atau rekaman-rekaman kejadian lainya yang dapat dijadikan sumber data.

Sementara subjek yang menjadi fokus dalam studi biografi dapat berupa

orang yang masih hidup atau orang yang sudah meninggal dunia. Dalam

studi biografi yang menulis adalah orang lain mengenai kehidupan subjek

atau satu fase dalam kehidupan subjek yang dianggap menarik dan unik.

Dalam model biografi, hal yang menjadi fokus penelitian adalah kehidupan

secara keseluruhan atau beberapa fase kehidupan dari seorang individu yang

dianggap unik, khas, menarik, atau luar biasa, sehingga sangat layak untuk

diangkat menjadi suatu penelitian kualitatif.7

7

(19)

10

3. Jurnalistik Dakwah

Jurnalistik dakwah adalah suatu kegiatan menyampaikan pesan berupa

dakwah kepada khalayak ramai melalui saluran media. Tekananya tentu pada

media pers, baik surat kabar, majalah, maupun tabloid. Karena melalui media

pers, pesan dakwah itu tentu saja disampaikan melalui karya tulisan. Secara

sederhana, jurnalistik dakwah bisa diartikan sebagai kegiatan berdakwah

melalui karya tulisan. Karya tulisan itu dimuat di media pers. Baik dalam

bentuk berita, feature, artikel, laporan, tajuk, dan karya jurnalistik lainya.

Karena dimaksudkan sebagai pesan dakwah, maka karya-karya jurnalistik

itu sudah barang tentu berisi ajakan atau seruan mengenai pentingnya meraih

keberhasilan, mencapai kemajuan, mengerjakan kebaikan dan meninggalkan

kenistaan. Ajakan dan seruan yang semuanya bersumber dari aqidah Islam,

tauhid, dan keimanan.

4. Sistematika Pembahasan

Dalam pembahasan sistematika, nantinya akan berisi tentang alur

pembahasan yang akan terdapat dalam bab pendahuluan sampai bab penutup.

Adapun sistematika pembahasan dalam penelitian ini meliputi.

Bab I Pendahuluan. Pada bab pendahuluan ini merupakan bab awal yang berisikan latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian,

konseptualisasi, dan sistematika pembahasan.

Bab II Kajian Kepustakaan. Pada bab ini berisikan tentang kajian pustaka

yang membahas tentang teori kepustakaan yang terkait dengan judul penelitian:

(20)

11

jurnalistik dakwah di surat kabar harian bangsa), kajian teoretik yakni

pembahasan kajian teori baik secara substantif atau wacana. Serta penelitian

terdahulu yang relevan sebagai rujukan dan perbandingan terhadap penelitian

yang dilakukan sekarang.

Bab III Metode Penelitian.Bab ini berisi tentang pendekatan dan jenis penelitian, obyek penelitian, metode penelitian yang dipakai oleh peneliti,

tahap-tahap penelitian, teknik pengumpulan data, teknik analisis data, dan teknik

keabsahan data.

Bab IV Hasil Penelitian.Bab ini menjelaskan tentang setting penelitian yaitu membahas tentang obyek penelitian, penyajian data, analisis data, dan

pembahasan hasil penelitian. Pada bab IV inilah yang nantinya akan menjawab

rumusan masalah dalam penelitian ini.

Bab V Penutup. Bab ini berisi kesimpulan dan saran dari hasil penelitian

yang berjudul: Abdurrahman Ubaidah sebagai jurnalis (studi biografi dan

(21)

12

BAB II

KAJIAN KEPUSTAKAAN TENTANG PERSPEKTIF TEORETIK JURNALISTIK DAKWAH

A. Jurnalistik Dakwah

1. Pengertian Jurnalistik Dakwah

a. Definisi Jurnalistik Secara Umum

Jurnalistik atau jurnalisme (journalism) secara etimologis berasal dari kata

journal (Inggris) atau du jour (Prancis) yang berarti catatan harian atau catatan

mengenai kejadian sehari-hari atau bisa juga diartikan sebagai surat kabar

harian. Kata journal atau du jour itu sendiri dari bahasa latin, yaitu diunalis yang

artinya harian atau setiap hari. Jurnalistik dapat diartikan sebagai seluk beluk

mengenai kegiatan penyampaian pesan atau gagasan kepada khalayak atau

massa melalui media komunikasi yang terorganisasi seperti surat kabar/majalah

(media cetak), radio, televisi, internet (media elektronik), dan film (news-reel).1

pengelolaan laporan harian yang menarik minat khalayak mulai dari

peliputan Dari berbagai literatur dapat dikaji definisi jurnalistik yang jumlahnya

begitu banyak, tetapi semuanya berkisar pada pengertian bahwa jurnalistik

adalah suatu sampai penyebaranya kepada masyarakat. Apa saja yang terjadi di

dunia, apakah itu peristiwa faktual (fact) atau pendapat seseorang (opinion),

jika diperkirakan akan menarik perhatian khalayak, akan merupakan bahan

1

(22)

13

dasar bagi jurnalistik, akan menjadi bahan berita untuk disebarluaskan kepada

masyarakat.2

Adapun pengertian jurnalistik menurut para ahli diantaranya adalah :

Mac Dougal menyebutkan bahwa journalisme adalah kegiatan

menghimpun berita, mencari fakta, dan melaporkan peristiwa.3

Jurnalistik menurut Adinegoro adalah semacam kepandaian mengarang

yang pokoknya untuk memberi pekabaran pada masyarakat dengan

selekas-lekasnya agar tersiar seluas-luasnya. Pengertian ini menekankan beberapa unsur

yakni :

1) Jurnalistik sebagai suatu kepandaian atau ilmu.

2) Ilmu yang dimaksud adalah ilmu pekabaran atau ilmu cara menyampaikan

informasi.

3) Informasi yang disampaikan bersifat secepatnya.

4) Informasi itu diharapkan dapat mencapai masyarakat yang seluas-luasnya.

Jurnalistik menurut Hodgins Menyatakan jurnalistik adalah pengiriman

informasi dari sini ke sana dengan benar, seksama, dan cepat dalam rangka

membela kebenaran, keadilan berpikir yang selalu dapat dibuktikan. Pengertian

ini lebih menekankan pada sifat kebenaran informasi yang disampaikan.4

2

Onong Uchjana effendi, Ilmu Komunikasi Teori Dan Praktek (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1990) hlm 151

3

Muhammad Budyatna, Jurnalistik Teori dan Praktik (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2012) hlm 15

4

(23)

14

b. Pengertian Jurnalistik Dakwah

Jurnalistik dakwah dapat diartikan sebagai suatu kegiatan menyampaikan

pesan berupa dakwah kepada khalayak ramai melalui saluran media. Tekananya

tentu pada media pers baik surat kabar, majalah, maupun tabloid. Karena melalui

media pers, pesan dakwah itu tentu saja disampaikan melalui karya tulisan.5

Secara sederhana, jurnalistik dakwah bisa diartikan sebagai kegiatan

berdakwah melalui karya tulisan. Karya itu dimuat di media pers. Baik dalam

bentuk berita, feature, artikel, laporan, tajuk, dan karya jurnalistik lainya. Karena

dimaksudkan sebagai pesan dakwah, maka karya-karya jurnalistik itu sudah

barang tentu berisi ajakan atau seruan mengenai pentingnya meraih

keberhasilan, mencapai kemajuan, mengerjakan kebaikan, dan meninggalkan

kenistaan. Ajakan dan seruan yang semuanya bersumber dari aqidah Islam,

tauhid, dan keimanan.

5

(24)

15

Beberapa tokoh mendefinisikan jurnalistik Islam, antara lain:6

1)Emha Ainun Nadjib menyatakan jurnalistik Islam adalah sebuah teknologi

dan sosialisasi informasi (dalam kegiatan penerbitan tulisan) yang

mengabdikan diri kepada nilai agama Islam bagaimana dan kemana

semestinya manusia, masyarakat, kebudayaan, dan peradaban mengarahkan

dirinya.

2)A. Muis

Jurnalistik Islam adalah menyebarkan (menyampaikan) informasi kepada

pendengar, pemirsa, atau pembaca tentang perintah dan larangan Allah

SWT. (al-Qur‟an dan Hadis Nabi).

3) Dedy Djamaludin Malik

Jurnalistik Islami adalah proses meliput, mengolah, dan

menyebarluaskan berbagai peristiwa yang menyangkut umat Islam dan

ajaran Islam kepada khalayak . jurnalistik Islami adalah Crusade Journalism,

yaitu jurnalistik yang memperjuangkan nilai-nilai tertentu, yakni nilai-nilai

Islam.

Dari sejumlah definisi jurnalistik Islam yang telah dipaparkan para ahli

dapat disimpulkan bahwa jurnalistik Islam adalah suatu proses meliput,

mengolah, dan menyebarluaskan berbagai peristiwa dengan muatan nilai-nilai

Islam dengan mematuhi kaidah-kaidah jurnalistik/norma-norma yang bersumber

dari al-Qur‟an dan sunnah Rasulullah SAW. Jurnalistik Islami diutamakan

6

(25)

16

kepada dakwah Islamiyah. Yang mengemban misi amar ma‟ruf nahi munkar.

Firman Allah QS. Ali Imran : 104

كتل

ىلإ ع ي مأ مك م

يخلٱ

ب

مأي

ف ع لٱ

ع

ي

ك لٱ

مه ك ٓ ل أ

حلف لٱ

١

Artinya : Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyuruh kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar merekalah orang-orang yang beruntung.

Berbeda dengan pendapat di atas, Asep Saeful Romli mengatakan,

jurnalistik Islami bukanlah media massa Islam atau pers Islam. Sebuah media

yang mengklaim sebagai media massa Islam belum tentu bermuatan jurnalistik

Islam, sebagaimana halnya masyarakat belum tentu mencerminkan diri sebagai

masyarakat Islami (sesuai dengan nilai-nilai Islam). Menurutnya, jurnalistik

Islami merujuk pada proses atau aktivitas jurnalistik yang bernapaskan nilai-nilai

Islam.7

Menurut M. Syafi‟i Anwar jurnalistik Islami pun bernapaskan

jurnalisme profetik,suatu bentuk jurnalisme yang tidak hanya melaporkan berita

dan masalah secara lengkap, jelas, jujur, serta aktual, tetapi juga memberikan

prediksi serta petunjuk ke arah perubahan, transformasi, berdasarkan cita-cita

etik dan profetik Islam. Ia menjadi jurnalisme yang secara sadar dan

bertanggung jawab memuat kandungan nilai-nilai dan cita Islam.

7

(26)

17

2. Karakteristik Jurnalistik Dakwah

Secara lebih khusus para jurnalis Muslim yang bekerja pada media massa

pers Islami maupun media pers umum mempunyai beberapa tugas tambahan

selain tugas dan peran yang umum dimainkan oleh para jurnalis lainya. Tugas

dan peran tersebut terkait dengan visi dan misi serta kewajiban agama Islam

serta profesi yang melekat pada dirinya berhadapan dengan kondisi faktual

keterbelakangan umat Islam dalam penguasaan informasi dan ilmu pengetahuan

serta teknologi.8

Beberapa peran dan tugas para jurnalis Islam yang penting antara lain :

a. Mendidik masyarakat Islam ( ta’dib al-ummah).

Para jurnalis atau wartawan Islam sebagaimana para guru, para ustadz,

dan para ulama juga mempunyai kewajiban dan dapat berperan sebagai

pendidik umat. Para jurnalis Muslim secara tidak langsung melalui media

massanya dapat dan wajib berperan mendidik dan mencerdaskan umat Islam

dan memberikan pencerahan intelektual maupun ruhaniah.

b.Mencari dan menggali informasi/pengetahuan serta memberi dan

menyebarkan informasi (ta’lim) yang benar dan bermanfaat.

Peran jurnalis Muslim sebagaimana juga para ulama Islam dalam

mencari dan menggali informasi atau ilmu pengetahuan untuk kemudian

menyebarkan atau menyampaikanya kepada masyarakat. Secara eksplisit

8

(27)

18

(tersurat) maupun implisit (tersirat). Hal ini diungkap dalam beberapa ayat

Kitab Suci Al-Qur‟an berikut ini.

ك م ۞

م لٱ

لف فٓ ك ف يل

قفتيل فئٓ ط م م ٖ ق ف لك م ف َ

ف

ي لٱ

م لعل م يلإ ٓ عج إ م م ق

يل

حي

Artinya: Tidaklah sepatutnya bagi orang-orang yang mukmin itu pergi semuanya (ke medan perang). Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama (ad-din) dan untuk member peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali kepada-Nya, supaya mereka dapat menjaga dirinya. (QS. At-Taubah: 122)

c. Melakukan seleksi, filterisasi dan check and recheck (tabayyun) terhadap

berbagai informasi untuk membentengi umat islam dari pengaruh buruk

informasi (fitnah) global.

Para wartawan atau jurnalis Muslim, karena pekerjaanya yang selalu

bergelut di lautan banjir informasi, maka ia pun berkewajiban melakukan

filterisasi dan seleksi (penyaringan dan pemilihan) dari lautan informasi

yang membanjir di dunia pada saat ini. Tidak semua informasi yang ada itu

baik, benar dan bermanfaat bagi setiap individu dan umat Islam.

Fungsi penelitian, penyaringan, dan pemilihan informasi ini, dikenal

dengan istilah tabayyun sebagaimana yang disebutkan Allah dalam ayat

berikut:

يأٓ ي

ي لٱ

ٖل جب م ق يصت أ ٓ ي تف ٖإ ب قس ف مكءٓ ج إ ٓ م ء

(28)

19

Artinya: Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa satu berita, maka periksalah dengan teliti, agar kamu tidak menimpakan musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaan yang sebenarnya, yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatan itu. (QS. Al-Hujurat:6)

d. Mengajak dan menasehati umat dengan cara yang baik untuk mengikuti

jalan hidup Islam yang diridhai Allah (dakwah ilallah).

Dakwah Islamiah adalah mengajak umat manusia untuk

mengikuti dan mengamalkan ajaran Islam. Inilah sebaik-baiknya

ajakan/seruan yang dilakukan manusia, sebagaimana firman Allah SWT:

م

سحأ

ىلإ ٓ ع م َ ق

ّٱ

م إ ق حل ص ل ع

ي لس لٱ

١١

Artinya: Siapakah yang lebih baik perkataanya daripada orang yang menyeru kepada Allah, mengerjakan amal saleh dan berkata, Sesungguhnya aku termasuk orang-orang berserah diri?” (QS: Al-Fushilat:33)

ٱ

ب كب لي س ىلإ

كحلٱ

ع لٱ

سحلٱ

ب م ل ج

تلٱ

سحأ ه

هلي س ع لض ب ملعأ ه كب إ

ۦ

ب ملعأ ه

ي ت لٱ

Artinya: Serulah (manusia) ke jalan Tuhan-Mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik, dan bantahlah mereka dengan cara yang baik pula. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui tentang orang-orang yang mendapat petunjuk. (QS: An-Nahl: 125)

(29)

20

Sebagaimana diakui secara universal bahwa membela kebenaran

dan menentang kebatilan adalah tugas utama jurnalistik atau pers, maka

terlebih lagi bagi para jurnalis atau insane pers Islam, tugas membela

kebenaran ini lebih uama dan penting dilakukan. Hal ini merupakan

perintah Allah SWT dalam ayat berikut:

صعلٱ

إ

س ۡٱ

سخ فل

َإ

ي لٱ

ل ع م ء

ت حل صلٱ

ِ

ب ص ت

قحلٱ

ب ص ت

صلٱ

١

Artinya: Demi massa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian. Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh, dan saling menasehati supaya menaati kebenaran dan saling menasehati untuk tetap bersabar. (QS. Al-Ashr:1-3)

f. Membela dan menagakkan keadilan sosial bagi umat Islam dan bagi

seluruh rakyat Indonesia dan dunia.

Terkait dengan tugas dan peranya sebagai pembela kebenaran dan

penentang kebatilan, maka fungsi dan peran serta proaktif para jurnalis

Muslim dalam menegakkan keadilan, adalah misi/kewajiban utama

setiap Muslim, terlebih lagi bagi para jurnalis Islam.

يأٓ ي۞

ي لٱ

ب يم ق ك م ء

طسقلٱ

أ مكسف أ ٓ ىلع ل ّ ءٓ ش

ي ل لٱ

يب قۡٱ

ف يقف أ ًي غ كي إ

ّٱ

ل أ

ع تت َف ب ى

ٓ لٱ

ل عت أ

لت إ

ٓ

إف ض عت أ

ّٱ

ي خ ل عت ب ك

١

Artinya: Wahai orang-orang yang beriman, jadilah kamu orang yang benar-benarpenegak keadilan, menjadi saksi

(30)

21

ingin menyimpang dari kebenaran. dan jika kamu memutarbalikkan (fakta) atau enggan menjadi saksi, maka sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. (QS. An-Nisa: 135)

g. Memberikan kesaksian atau mengungkap fakta dengan adil

Kejujuran dalam mengungkap fakta (kebenaran empirik) atas

suatu peristiwa atau informasi adalah kebutuhan universal masyarakat

yang sehat. Jurnalis Muslim dapat berperan untuk menjaga kejujuran di

masyarakat dan melawan kebohongan-kebohongan yang membodohi

dan menipu masyarakat.

ه

لٱ

لس ي

ح ي لٱ

ي يب شب

هت ح

ۦ

ب حس تلقأ ٓ إ ٓ ىتح

َ قث

هب لز أف ٖتيم ٖ ل ل ه قس

ءٓ لٱ

هب ج خأف

ۦ

لك م

لٱ

خ كل ك

ىت لٱ

كلعل

م

ك ت

٥

Artinya: Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri itu beriman dan bertakwa, pastilah kami akan melimpahkan mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatanya. (QS. Al-A‟raf: 59)

h. Memerintahkan kebaikan (amar ma’ruf ) dan mencegah kemungkaran

(nahi munkar).

i. Menghalalkan yang baik dan mengharamkan yang buruk.

Jurnalis Islam melalui tulisan atau tayanganya di media massa punya

peran dan kewajiban untuk menularkan kebaikan dan mempromosikan

kehalalan segala sesuatu baik dalam hal makanan, ucapan, perbuatan

ataupun sikap dan mengharamkan segala keburukan bagi

(31)

22

م ل لحي

ت يطلٱ

يلع حي

م

ث ٓ خلٱ

٥

Artinya: …. Dan menghalalkan bagi mereka segala yang baik

dan mengharamkan bagi mereka segala yang buruk. (QS. Al-A‟raf: 157)

j. Memberi peringatan pada para pelaku kejahatan/dosa (nadziran),

memberi kabar gembira/hiburan (basyiran)

Sebagai seorang Muslim, maka jurnalis Islam lebih mempunyai

kesempatan dan sarana untuk meneruskan tugas para nabi, yaitu

memberikan peringatan kepada para pelaku kejahatan dan member

kabar gembira/hiburan kepada para pelaku kebaikan.

شب

لٱ

يت خ

١١

Artinya: … Dan berilah kabar gembira kepada orang-orang yang tunduk patuh (kepada Allah). (QS.Al-Hajj: 34)

k. Memelihara dan menjaga persatuan dan kesatuan umat Islam.

Karena peranan dan efek informasi yang multifacet (beragam

wajah), yang bisa membawa manfaat dan berkah, tetapi juga dapat

membawa fitnah dan laknat. Maka jurnalis Islam selayaknya

menentukan kualitas isi dan pengaruh/efek dari informasi yang

disebarluaskanya.

Peranya sangat strategis dalam menjaga dan memelihara

persatuan dan kesatuan barisan umat Islam , melalui penyeleksian dan

(32)

23

dan bermanfaat bagi umat. Tugas ini adalah sebagai pengamalan dari

perintah Allah dalam al-Qur‟an berikut:

صتعٱ

ل حب

ّٱ

ق فت َ عي ج

ك ٱ

ت ع

ّٱ

مت ك إ مكيلع

هت ع ب متح صأف مكب لق يب فلأف ءٓ عأ

ٓۦ

م ٖ فح فش ىلع مت ك خإ

لٱ

مك ق أف

م

كل ك

ي ي

ّٱ

هت ي ء مكل

ۦ

ت ت مكلعل

١

Artinya: Dan berpegang teguhlah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu jika kamu dahulu (masa jahiliah) bermusuh-musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena nikmat Allah orang-orang yang bersaudara, dan kamu telah berada di tepi jurang neraka. Lalu Allah menyelamatkan kamu daripadanya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk. (QS. Ali Imran: 103)

3. Kelebihan dan Kekurangan Jurnalistik Dakwah

Peran media cetak sangatlah penting , sehingga sulit dibayangkan

negara-bangsa (nation-state) modern bisa hadir tanpa keberadaanya. Selama

berabad-abad media cetak menjadi satu-satunya alat pertukaran dan penyebaran

informasi, gagasan dan hiburan, yang sekarang ini dilayani oleh aneka media

komunikasi.9

Berikut akan dijelaskan kelebihan dan kekurangan jurnalistik dakwah

dalam ruang lingkup media cetak. Media massa cetak adalah media massa yang

menggunakan media cetak seperti kertas koran yang di dalamnya ada tulisan

yang berupa kata-kata dan kalimat, tetapi tulisan itu bukanlah tulisan biasa

9

(33)

24

layaknya surat menyurat melainkan tulisan yang disebut news (berita) yang

teknik penulisanya mengikuti kaidah jurnalistik.10

a. Kelebihan Jurnalistik Dakwah

Pers sebagai media dakwah memiliki beberapa keunggulan. Yaitu:11

1) Memberikan kesempatan untuk memilih pesan dakwah sesuai dengan

kemampuan dan kepentinganya. Bahkan pembaca lebih lanjut dapat

membacanya setiap kali dia ingin dan kapan ia ingin berhenti membacanya.

Juga dapat membuat resume jika ia perlu.

2) Tidak terikat oleh suatu waktu dalm mencapai khalayaknya. Bahkan mereka

secara bebas dapat melihat kembali material yang telah dibacanya untuk

mengingatkanya, atau menguatkan ingatanya, atau dengan kata lain pembaca

dapat menyegarkan ingatanya dan dapat menikmati suatu kepuasan yang

pernah dinikmati sebelumnya. Dengan demikian ia dapat menimbulka efek

berganda yang bertumpu pada accumulative effect. Hal ini tidak dapat

dijumpai pada media yang lain.

3) Dapat mengembangkan suatu topik yang diinginkan. Maksudnya topik yang

ada dapat dikembangkan melalui media yang lain misalnya, radio, film, dan

televisi.

4) Dapat hidup dan berkembang dalam keadaan yang tidak diikat oleh standar

tertentu dalam hal isi keseluruhan disbanding pada media yang lainya. Ia

memiliki kelebihan lebih luas dan kebebasan gaya yang lebih besar dalam

10

Apriadi Tamburaka, Literasi Media (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2013) hlm 42

11

(34)

25

memenuhi selera pembaca. Materi yang bagaimanapun keadaanya dapat

lebih mudah disalurkan melalui media cetak dari pada film.

5) Memiliki prestise yang tinggi. Justru karena dalam pembentukan prestise

yang bersifat khusus, media ini dapat membentuk kebiasaan pembaca yang

di dalamnya tercakup perhatian dan kesenangan untuk membaca. Atas dasar

ini pula maka seseorang akan sangat mudah dipengaruhi oleh bacaanya.

Dalam referensi lain juga disebutkan tentang keunggulan dakwah

media cetak. Dakwah menggunakan mass media cetak , seperti surat kabar,

majalah, bulletin, brosur, tabloid dan lain-lain memiliki beberapa

keunggulan , sebagai berikut: 12

1) Lebih dalam pengaruhnya dari gelombang suara lisan ahli pidato.

2) Tulisan atau sari pena seorang pengarang cukup berbicara satu kali dan

akan terus menerus dalam hati serta bisa menjadi buah tutur setiap hari.

3) Bahasa tulisan lewat media cetak lebih rapi dan lebih teratur dari pada

bahasa lisan karena menulis adalah berpikir dengan teratur.

4) Pembaca bisa membaca berulang-ulang hingga meresapi.

5) Nasihat-nasihat yang disiarkan media cetak tersusun dalam alenia,

kalimat, dan kata-kata yang terdiri atas huruf-huruf yang dicetak pada

kertas. Dengan demikian, setiap pesan-pesan yang diberitakan “terekam”

sedemikian rupa sehingga dapat dibaca setiap saat dan dapat diulang kaji.

b. Kekurangan Jurnalistik Dakwah

12

(35)

26

Pers Islam umumnya kalah unggul dan kalah pamor oleh pers umum.

Banyak faktor yang mengakibatkan lemah dan terpinggirkanya pers Islam 13 di

antaranya :

1) Kurang atau lemahnya dukungan dana

Langka sekali kalangan aghniya (kaum kaya) atau investor Muslim yang

mau menanamkan modalnya lillahi ta‟ala untuk penerbian pers Islam.

Perhitungan mereka selalu materialis dan hukum ekonomi laba-rugi. Langka

yang berpikiran mengorbankan harta demi syiar Islam.

2) Lemahnya manajemen

Kelemahan manajemen terjadi akibat kurang atau tidak profesionalnya

para pengelola, sehingga dari segi redaksional tidak menarik perhatian dan

minat membaca orang. Dari segi pemasaran, tenaga pemasar tidak agresif,

hanya “menunggu bola” dan “pelit” mengeluarkan biaya promosi.

3) Masih lemahnya minat baca dan kesadaran informatif umat Islam akan

masalah-masalah keislaman

Umat Islam masih lebih suka mendengar daripada membaca. Rendahnya

kesadaran informatif berkaitan dengan tingkat pendidikan sehingga

mempengaruhi tingkat kesadaran intelektualnya.

4. Syarat-Syarat Profesi Jurnalistik Dakwah

13

(36)

27

Dalam praktek komunikasi massa, banyak sekali yang harus dijadikan

landasan etis. Beberapa pokok-pokok etika dalam komuniksai massa yang terdiri

dari:14

a. Fairness

Seorang wartawan dalam melakukan pekerjaanya, apakah dalam mencari,

mengumpulkan, dan mengolah berita atau tulisanya haruslah berlaku jujur.

Tidak mendustakan informasi yang didapat untuk disiarkan melalui media

tempatnya bekerja. Firman Allah QS. An-Nahl: 116

َ

مكت سلأ فصت ل ل قت

كلٱ

ىلع تفتل ح ه ل لح ه

ّٱ

كلٱ

إ

ي لٱ

ىلع

تفي

ّٱ

كلٱ

حلفي َ

Artinya: Dan janganlah kamu mengatakan terhadap apa yang disebut-sebut oleh lidahmu secara dusta “ini halal dan ini haram” Sesungguhnya orang yang mengada-adakan kebohongan terhadap Allah tiadalah beruntung.

b. Akurasi (Accuracy)

Sebagai unsur pokok dalam etika komunikasi adalah ketepatan data atau

informasi yang disiarkan kepada khalayak. Akurasi datang hanya bisa

14

(37)

28

didapatkan apabila seseorang melakukan penelitian dengan cermat terhadap

informasi dan data yang ditemui di lapangan. Firman Allah QS. Al-Hujurat:6

يأٓ ي

ي لٱ

ٖ ل جب م ق يصت أ ٓ ي تف ٖإ ب قس ف مكءٓ ج إ ٓ م ء

يم متلعف م ىلع ح صتف

Artinya: Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu seorang fasik membawa suatu berita, maka bersungguh-sungguhlah mencari kejalasan agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa pengetahuan yang menyebabkan atas perbuatan kamu menjadi orang-orang yang menyesal.

Ayat di atas merupakan salah satu dasar yang ditetapkan agama dalam

kehidupan sosial sekaligus ia merupakan tuntunan yang sangat logis bagi

penerimaan dan pengamalan suatu berita. Kehidupan manusia dan

interaksinya haruslah didasrkan hal-hal yang diketahui dan jelas.15

c. Bebas dan Bertanggung Jawab

Dalam etika komunikasi massa berlaku prinsip bebas dan bertanggung

jawab. Kebebasan dalam komuniksi massa ini mengandung pengertian

bahwa seorang wartawan mempunyai kemerdekaan dan kebebasan untuk

mencari dan mengumpulkan serta menyampaikan informasi kepada

khalayak. Firman Allah QS. Al-Isra‟:36

َ

هب كل سيل م فقت

ۦ

إ ملع

سلٱ

ص لٱ

فلٱ

ك ك ٓ ل أ لك

ه ع

سم

َ

١

Artinya: Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai

pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan, dan hati

semuanya itu akan dimintai pertanggung jawabanya.

15

(38)

29

Allah SWT melarang mengatakan sesuatu tanpa pengetahuan, bahkan

melarang pula mengatakan sesuatu berdasarkan zan (dugaan) yang

bersumber dari sangkaan dan ilusi16

d. Kritik dan Konstruktif

Salah satu pokok etika dalam bidang komunikasi massa adalah

dimilikinya sifat mengkritik atau mengoreksi atas kekeliruan yang terjadi.

Artinya apabila diketahui terjdi penyimpangan oleh seseorang atau

sekelompok orang, maka adalah tanggung jawab etis untuk melakukan

perbaikan.

Firman Allah QS. Ali Imran: 104

كتل

ىلإ ع ي مأ مك م

يخلٱ

ب

مأي

ف ع لٱ

ع

ي

ك لٱ

مه ك ٓ ل أ

حلف لٱ

١

Artinya: Dan hendaklah di antara kamu ada segolongan orang yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh (berbuat) yang makruf dan mencegah dari yang mungkar. Dan mereka itulah orang-orang yang beruntung.

Untuk mencapai maksud tersebut perlu adanya segolongan umat Islam

yang bergerak dalam bidang dakwah yang selalu member peringatan,

bilamana tampak gejala-gejala perpecahan dan penyelewengan.17

Seorang wartawan yang telah melaksanakan pekerjaanya dengan baik, akan

merasa bertanggung jawab terhadap hasil pekerjaanya. Dalam hal ini kode etik

wartawan adalah peraturan yang senantiasa harus ditaati dan dijunjung tinggi.

16

Al-Imam Abul Fida Isma‟il Ibnu Katsir ad-Dimasyqi. Tafsir Ibnu Katsir (Bandung: Sinar Baru Algesindo, 2003) hlm 210

17

(39)

30

Kode etik merupakan standar atau komitmen moral kode perilaku (code

of conduct) dalam pelaksanaan tugas dan kewajiban selaku by profesion dan by

function yang memberikan bimbingan, arahan, serta memberikan jaminan dan

pedoman bagi profesi yang bersangkutan untuk tetap taat dan mematuhi etik

tersebut.

Kode etik pers Islam dan yang non Islam yang membedakan adalah

“napas” Islamnya. Salah satunya aturan dalam isi pesan, merujuk kepada

kewajaran dan kepatutan. Beberapa istilah yang berkaitan dengan penyampaian

isi adalah qaulan ma’rufan, qaulan syadidan, qaulan kariman, qaulan baligho,

qaulan maisuran, qaulan layyinan.

Berikut ini merupakan kode etik jurnalistik wartawan Indonesia

a. Bab I (Kepribadian dan Integritas Wartawan

1) Pasal 1

Wartawan beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,

berjiwa Pancasila, taat kepada Undang-Undang Dasar Negara RI,

kesatria, menjunjung harkat, martabat manusia dan lingkunganya,

mengabdi kepaada kepentingan bangsa dan Negara serta terpercaya

dalam mengemban profesinya.

(40)

31

Wartawan dengan penuh rasa tanggung jawab dan bijaksana

mempertimbangkan patut tidaknya menyiarkan karya jurnalistik (tulisan,

gambar, suara, serta suara dan gambar) yang dapat membahayakan

keselamatan dan keamanan Negara, persatuan dan kesatuan bangsa,

menyinggung perasaan agama, kepercayaan atau keyakinan suatu

golongan yang dilindungi oleh undang-undang.

3) Pasal 3

Wartawan tidak menyiarkan karya jurnalistik (tulisan, gambar,

suara, serta suara dan gambar) yang menyesatkan memutarbalikkan fakta,

bersifat fitnah, cabul, sadis, dan sensasional.

4) Pasal 4

Wartawan tidak menerima imbalan untuk menyiarkan tulisan,

suara, gambar, atau suara dan gambar, yang dapat menguntugkan atau

merugikan seseorang atau sesuatu pihak.

b. Bab II (Cara Pemberitaan)

1) Pasal 5

Wartawan menyajikan berita secara berimbang dan adil,

mengutamakan kecermatan dan kecepatan serta tidak mencampuradukkan

fakta dan opini. Tulisan yang berisi interpretasi dan opini, disajikan dengan

(41)

32

2)Pasal 6

Wartawan menghormati dan menjunjung tinggi kehidupan pribadi

dengan tidak menyiarkan karya jurnalistik (tulisan, suara, gambar, serta

suara dan gambar yang merugikan nama baik seseorang kecuali

menyangkut kepentingan umum.

3) Pasal 7

Wartawan dalam memberitakan peristiwa yang diduga menyangkut

pelanggaran hukum atau proses peradilan harus menghormati asas

praduga tak bersalah, prinsip adil, jujur, dan penyajian yang

berimbang.

4) Pasal 8

Wartawan dalam memberitakan gejala susila tidak merugikan pihak

korban.

c. Bab III (Sumber Berita)

1) Pasal 9

Wartawan menempuh cara yang sopan dan terhormat untuk

memperoleh bahan karya jurnalistik (tulisan, gambar, suara, serta suara

dan gambar) dan selalu menyatakan identitasnya kepada sumber berita.

(42)

33

Wartawan dengan kesadaran sendiri secepatnya mencabut atau

meralat setiap setiap pemberitaan yang kemudian ternyata tidak

akurat, dan member kesempatan hak jawab secara proporsional

kepada sumber atau obyek berita.

3) Pasal 11

Wartawan meneliti kebenaran bahan berita dan memperhatikan

kredibilitas serta kompetensi sumber berita.

4) Pasal 12

Wartawan tidak melakukan tindakan plagiat, tidak mengutip karya

jurnalistik tanpa menyebut sumbernya.

5) Pasal 13

Wartawan harus menyebut sumber berita, kecuali atas permintaan

yang bersangkutan untuk tidak disebut nama dan identitasnya

sepanjang menyangkut fakta dan data bukan opini. Apabila nama dan

identitas sumber berita tidak disebutkan, segala tanggung jawab ada

pada wartawan yang bersangkutan.

6) Pasal 14

Wartawan menghormati ketentuan embargo, bahan latar belakang,

dan tidak menyiarkan informasi yang oleh sumber berita tidak

dimaksudkan sebagai bahan berita serta tidak menyiarkan keterangan

of the record

(43)

34

1) Pasal 15

Kode etik jurnalistik dibuat oleh wartawan, dari dan untuk wartawan

sebagai acuan moral dalam menjalankan tugas kewartawananya dan

berikrar unuk menaatinya.

2) Pasal 16

Wartawan menyadari sepenuhnya bahwa penaatan Kode Etik Jurnalistik

ini terutama berada pada hati nurani masing-masing.

3) Pasal 17

Wartawan mengakui bahwa pengawasan dan penetapan sanksi atas

pelanggaran Kode Etik Jurnalistik ini adalah sepenuhnya hak organisasi

dari Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) dan dilaksanakan oleh Dewan

Kehormatan PWI. Tidak satu pihak pun di luar PWI yang dapat

mengambil tindakan terhadap wartawan dan atau medianya berdasar

pasal-pasal dalam Kode Etik Jurnalistik ini.

B. Penelitian Terkait

Penulis belum pernah menemukan tulisan ilmiah yang memfokuskan pada

tulisan tentang Abdurrahman Ubaidah sebagai jurnalis s (studi biografi dan

[image:43.595.117.514.262.532.2]

perananya pada jurnalistik dakwah di surat kabar harian bangsa).

Tabel 2.1 Penelitian Terkait

No Judul Pengarang Persamaan perbedaan

(44)

35

Studi Biografi dan

Peranya dalam

Pengembangan

al-Irsyad thn 1914-1943

Ulfiah tentang studi

biografi dan

peranan tokoh

dalam bidang

tertentu

sebagai objek penelitian

dan perananya dalam

pengembangan al irsyad

thn 1914-1943

Sedangkan dalam

penelitian ini

Abdurrahman Ubaidah

sebagai objek penelitian

dan perananya sebagai

jurnalis di surat kabar

harian bangsa.

2 Kyai Haji Bahruddin : Studi tentang biografi dan perananya dalam pengembangan Islam di desa Carat, Gempol, Pasuruan 1955-1989

Umi Rosyidah Membahas studi biografi dan peranan tokoh dalam bidang tertentu

Kyai Haji Bahruddin sebagai objek penelitian dan perananya dalam pengembangan Islam di desa Carat, Gempol, Pasuruan 1955-1989. Sedangkan dalam

penelitian ini

Abdurrahman Ubaidah sebagai objek penelitian dan perananya sebagai jurnalis di surat kabar harian bangsa.

3 Kyai Ageng Poling:

Studi Tentang Biografi

dan Perananya Dalam

Pengembangan Islam di

Margorejo Surabaya

Rully Nurviana Membahas

studi biografi

dan peranan

tokoh dalam

bidang tertentu

Kyai Ageng Poling

sebagai objek penelitian

dan perananya dalam

pengembangan Islam di

(45)

36

Sedangkan dalam

penelitian ini

Abdurrahman Ubaidah

sebagai objek penelitian

dan perananya pada

jurnalstik dakwah di

surat kabar harian

(46)

37

BAB III

METODE PENELITIAN

A.Pendekatan dan Jenis Penelitian

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan pendekatan kualitatif. Menurut

Bogdan dan Taylor mendefinisikan metodologi kualitatif sebagai prosedur

penelitian yang menghasilkan data deskripif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari

orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. Menurut mereka, pendekatan ini

diarahkan pada latar dan individu tersebut secara holistik (utuh). Jadi dalam hal ini

tidak boleh mengisolasikan individu atau organisasi ke dalam variabel atau

hipotesis, tetapi perlu memandangnya sebagai bagian dari sesuatu keutuhan.1

Penelitian kualitatif dari sisi definisi lainya dikemukakan bahwa hal itu

merupakan penelitian yang memanfaatkan wawancara terbuka untuk menelaah dan

memahami sikap, pandangan, perasaan, dan perilaku individu atau sekelompok

orang. Ternyata definisi ini hanya mempersoalkan satu metode yaitu wawancara

terbuka, sedang yang terpenting dari definisi ini mempersoalkan apa yang diteliti

yaitu upaya memahami sikap, pandangan, perasaan dan perilaku baik individu

maupun sekelompok orang.

Sasaran utama penelitian kualitatif ialah manusia karena manusialah sumber

masalah dan sekaligus penyelesai masalah. Sekalipun demikian, penelitian kualitatif

tidak hanya membatasi penelitian terhadap manusia saja. Sasaran lain dapat berupa

1

(47)

38

kejadian, sejarah, benda berupa foto, artefak, peninggalan-peninggalan peradaban

kuno dan sebagainya. Intinya sasaran penelitian kualitatif ialah manusia dengan

segala kebudayaan dan kegiatanya.2

Dalam penelitian ini jenis penelitian yang digunakan adalah biografi. Secara

formal biografi adalah sejarah tertulis tentang kehidupan seseorang, demikian

menurut Kamus Webster. Oxford English Dictionary nyaris sepakat, namun tidak

seratus persen. Catatan tertulis tentang kehidupan seorang individu, merupakan

definisi kedua yang digunakan oleh kamus ini.3

Biografi (biography) merupakan studi terhadap seseorang atau individu yang

dituliskan oleh peneliti atas permintaan individu tersebut atau atas keinginan peliti

yang bersangkutan. Denzin & Lincoln mendefinisikan biografi sebagai suatu studi

yang berdasarkan kepada kumpulan dokumen-dokumen tentang kehidupan

seseorang yang melukiskan momen penting yang terjadi dalam kehidupanya

tersebut.

Biografi dapat pula disusun berdasarkan kepada dokumen atau materi lainya

dalam konteks tertentu. Artinya, dalam model biografi, subjek penelitian dapat

berupa orang yang masih hidup atau dapat pula orang yang sudah tidak ada

2

Jonathan Sarwono, Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2006) hlm 194-195

3

(48)

39

(meninggal dunia), sepanjang data yang relevan dapat diperoleh oleh peneliti dari

dokumen yang tersedia.4

B. Obyek Penelitian

Obyek dalam penelitian ini adalah Abdurrahman Ubaidillah, seorang jurnalis

senior pada surat kabar Harian Bangsa yang saat ini menjabat sebagai dewan redaksi

sekaligus pemimpin perusahaan di surat kabar tersebut.

C. Jenis dan Sumber Data

Data adalah sesuatu yang diperoleh melalui suatu metode pengumpulan data

yang diolah dan dianalisis dengan suatu metode tertentu yang selanjutnya akan

menghasilkan suatu hal yang dapat menggambarkan atau mengindikasikan sesuatu.5

Pada penelitian kualitatif, bentuk data berupa kalimat, atau narasi dari subjek

atau responden penelitian yang diperoleh melalui suatu teknik pengumpulan data

yang kemudian data tersebut akan dianalisis dan diolah dengan menggunakan teknik

analisis data kualitatif dan akan menghasilkan suatu temuan atau hasil penelitian

yang akan menjawab pertanyaan penelitian yang diajukan.

Data dalam penelitian ini adalah data pengalaman individu. Data pengalaman

individu yang dimaksud adalah bahan keterangan mengenai apa yang dialami oleh

individu sebagai warna masyarakat tertentu yang menjadi objek penelitian. Pada

Psikologi data ini sering diistilahkan dengan Personal Document, dalam ilmu

4

Haris Herdiansyah, Metodologi Peneliian Kualitatif untuk Ilmu-ilmu Sosial (Jakarta: Salemba Humanika, 2012) hlm 64-65

5

(49)

40

sejarah dan ilmu sosial diistilahkan Human Document, sedangkan dalam ilmu

Antropologi Budaya lebih sering dikenal dengan istilah Individual’s Life History.6

Untuk mendapatkan data yang terjadi pada fenomena sosial yang ada dalam

lapangan, banyak jenis dan sumber data yang dapat digunakan tetapi tidak semua

teknik itu bisa digunakan, karena dalam hal ini harus disesuaikan dengan hal yang

menjadi obyek penelitian.Jenis dan sumber data utama menurut Lofland dan

Lofland (1984) dalam penelitian kualitatif adalah kata-kata tindakan dan selebihnya

adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain.7

Dengan demikian sumber data dalam penelitian ini ada 2 yaitu :

1. Sumber data primer

Dalam pengumpulan data di lapangan, peneliti menggunakan sumber

data primer dengan melalui wawancara secara mendalam dan pengamatan yang

menjadi sasaran penelitian. Dalam hal ini peneliti melakukan wawancara secara

langsung kepada narasumber yang juga selaku objek penelitian yaitu

Abdurrahman Ubaidah di kantor surat kabar Harian Bangsa yang berlokasi di

jalan Gayung Sari IX no 5

6

Burhan Bungin, Penelitian Kualitatif (Jakarta: Kencana, 2007) hlm 104

7

(50)

41

2. Sumber data sekunder

Sumber data sekunder dalam penelitian dapat berupa dokumen-dokumen

yang didapati dari setiap melakukan penelitian terhadap sasaran penelitian.

D. Teknik Pengumpulan Data

Pada pengumpulan data pelaksanaan penelitian ini, akan digunakan beberapa

teknik, antara lain :

1. Observasi terlibat (partisipant observation)

Pada observasi terlibat ini diharapkan agar peneliti dapat langsung

mengamati serta mencatat gejala-gejala yang terjadi terhadap obyek

penelitian.Sesuai dengan tujuan penelitian, observasi merupakan teknik

pengumpulan data yang validitas datanya dijamin.Sebab observasi amat kecil

kemungkinan responden memanipulasi jawaban atau tindakan selama kurun

waktu penelitian.8

Sebagaimana dikatakan oleh Suharsimi Arikunto “Mengamati” adalah

menetapkan kejadian, gerak atau proses.9Mengamati mengamati bukanlah

pekerjaan yang mudah, karena manusia banyak dipengaruhi oleh mental dalam

kecenderungan yang ada padanya. Padahal hasil pengamatan harus sama,

walaupun dilakukan oleh beberapa orang, dengan kata lain pengamatan harus

obyektif.

8

Nur Syam, Metode Penelitian Dakwah, Sketsa Pemikiran dan Pengembangan Dakwah, (Solo : Ramadhani, 1990), hlm. 108

9

(51)

42

Pada teknik ini, peneliti mengamati langsung kegiatan beliau selaku

redaktur dan pimpinan perusahaan di surat kabar harian bangsa.

2. Wawancara mendalam (Interview).

Penggunaan metode Interview Metode Interview digunakan oleh

penelitian untuk mengumpulkan data yang dilakukan melalui wawancara atau

tatap muka secara langsung.10

Wawancara di dalam penelitian ini adalah teknis dala upaya menghimpun

data yang akurat untuk keperluan proses pemecahan masalah. Data yang di

peroleh dengan teknik ini adalah dengan tanya jawab secara lisan baik secara

tatap muka (langsung) atau menggunakan media (jarak jauh). Dalam pengertian

wawancara adalah bentuk komunikasi antar dua orang atau lebih, melibatkan

seorang lainnya dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan, berdasarkan tujuan

tertentu.

3. Cacatan lapangan

Dalam penelitian ini catatan penelitian sangat berguna bagi peneliti

sebagai alat perantara peneliti lihat, dengar, rasakan dalam rangka pengumpulan

data. Catatan lapangan disusun setelah, mengadakan observasi dan sesudah

wawancara dengan sasaran penelitian. Hal ini akan memudahkan penelitian

laporan agar mudah diingat. Oleh karena itu, catatan lapangan dapat digunakan

sebagai jantung kualitatif karena suatu teori harus didukung oleh data dan bahan

10

(52)

43

dalam ingatan. Begitu pula dalam penelitian laporan penelitian semuanya harus

didukung data yang ada dilapangan dalam hal ini adalah catatan lapangan.

a. Metode Dokumentasi

Metode ini merupakan metode yang pelaksanaannya dengan jalan

mengumpulkan data yang diambil dari catatan-catatan yang erat

hubungannya dengan obyek yang diteliti. Menurut Suharsimi Arikunto,

metode dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal verbal yang

berupa catatan transkip, agenda, dan lain-lain.11

Penggunaan metode ini di maksudkan untuk mendapatkan data yang

relevan secara teoritis yang menyangkut variable penelitian. Dala

pelaksanaannya, data diperoleh melalui foto, video, dokumen, dan lain-lain.

E. Teknik Analisis Data

Analisis data merupakan proses pengorganisasian dan pengurutan data

kedalam pola, kategori disatukan dengan uraian dasar sehingga dapat ditemukan dan

dirumuskan hipotesis kerjanya seperti yang dirasakan.12

Analisis data pada penelitian kualitatif dilakukan mulai dilapangan, proses analisis

data diperoleh dari penelaahan seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber, yaitu

: wawancara, dokumenter, catatan lapangan dan sebagainya. Kemudian diadakan

pengolahan data untuk mengdakan analisis yang lebih intensif.

Analisis ini berfungsi untuk memberikan arti atau makna terhadap data yang

telah terkumpul, yang merupakan data konkrit untuk membuat data tersebut bisa

11

Lexy Moelong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2002), Hlm. 200

12

(53)

44

berbicara dalam arti data itu bisa dideskripsikan secara ilmiah dan obyektif, terarah

serta bermutu.

Adapun langkah-langkah analisis data adalah sebagai berikut :

1. Mengadakan reduksi data yang dilakukan membuat abstraksi, abstaraksi

merupakan usaha membuat rangkuman yang inti, proses dan pernyataan yang

perlu dijaga, sehingga tetap berada didalammya.

2. Penyajian data, yaitu analisis yang memerlukan pandangan yang luas serta

kesadaran akan pentingnya arti pengembangan dan pendayagunaan hasil temuan.

3. Menarik kesimpulan dan verifikasi menyatu dalam kegiatan yang merupakan

siklus reduksi, penyajian data, penarik kesimpulan.

Dengan melalui langkah-langkah tersebut diatas diharapkan peneitian ini

dapat memberikan bobot tersendiri terhadap hasil penelitian yang disajikan.

Adapun didalam penelitian ini, cenderung dipilih teknik deskripitif kualitatif, karena

teknis deskriptif ini merupakan teknik yang dapat digunakan untuk menggambarkan

kejadian-kejadian yang terjadi disaat peneliti menganalisis kejadian tersebut, dan

juga dapat dilakukan secara terus menerus sepanjang penelitian itu dilakukan.13

Sebagaimana dikatakan oleh Burhan Bungin, dalam bukunya “Metode

Penelitian Kualitatif” bahwa teknik analisis deskriptif adalah teknik yang digunakan

13

(54)

45

untuk menggambarkan kejadian-kejadian yang terjadi disaat peneliti menganalisa

kejadian tersebut dan dilakukan secara terus menerus sepanjang penelitian itu

dilakukan.

Barney G. Galaser dan Anselm L. Strouss mengemukakan beberapa tahap

analisis dengan menggunakan teknik deskriptif, yaitu tahap menggambarkan

kejadian yang dapat diterapkan pada tiap penelitian itu dilakukan. Barney G. Galaser

dan Anslem L. Strouss mengemukakan beberapa tahap analisis dengan menggunakan

teknik deskriptif yaitu tahap menggambarkan kejadian yang dapat diterapkan pada

tiap kategori, tahap memadukan kategori-kategori serta ciri-cirinya, tahap membatasi

lingkup teori dan tahap menulis teori.

F. Teknik Pengecekan Keabsahan Data

Teknik pemeriksaan ini sangat diperlukan untuk menetapkan keabsahan data.

Pelaksanaan teknik pemeriksaan ini didasarkan atas sejumlah kriteria tertentu, yaitu

: Salah s

Gambar

Tabel 2.1 Penelitian Terkait
Tabel 4.1 Struktur kepemimpinan surat kabar Harian Bangsa
Gambar 4.2 Foto Abdurrahman Ubaidah
Gambar 4.3 Foto Abdurrahman Ubaidah, Istri, dan anak-anaknya
+6

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini dilakukan pada tuturan pejabat pemerintah dalam surat kabar harian Jawa Pos Radar Solo, dengan menggunakan metode deskriptif kualitatif, serta

Penelitian ini dilakukan pada tuturan pejabat pemerintah dalam surat kabar harian Jawa Pos Radar Solo, dengan menggunakan metode deskriptif kualitatif, serta

Metode yang diguanakan deskriptif yang digunakan dalam penelitian ini adalah Studi Kepustakaan (Library Research) yaitu dengan mengumpulkan data-data sekunder dan data

Frame ini didapat dari kedua analisis struktur sintaksis dan retoris, yang mana temuannya memperlihatkan frame penekanan atau penonjolan fakta yang dilakukan

Percetakan merupakan bagian yang bertanggung jawab untuk menghasilkan cetak koran yang berkualitas, baik dari kualitas warna dan mutu kertas. Bagian ini juga

Salah satu gaya bahasa yang digunakan oleh para jurnalistik ialah penggunaan eufemisme dan disfemisme. Eufemisme ialah ungkapan bahasa dengan makna halus.

Penelitian deskriptif akan digunakan untuk melakukan penelitian ini karena akan memberikan gambaran yang jelas mengenai fakta-fakta pada suatu objek dan hubungan

Penelitian ini dilakukan pada tuturan pejabat pemerintah dalam surat kabar harian Jawa Pos Radar Solo, dengan menggunakan metode deskriptif kualitatif, serta