• Tidak ada hasil yang ditemukan

Renstra TIEM 20160622-1

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Renstra TIEM 20160622-1"

Copied!
64
0
0

Teks penuh

(1)

Renstra Kedeputian TIEM 2015-2019 1

BAB I

PENDAHULUAN

Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun (RPJPN) 2005 – 2025 adalah dokumen perencanaan pembangunan nasional periode 20 (dua puluh) tahun terhitung sejak tahun 2005 sampai dengan tahun 2025, ditetapkan dengan maksud memberikan arah sekaligus menjadi acuan bagi seluruh komponen bangsa (pemerintah, masyarakat, dan dunia usaha) di dalam mewujudkan cita-cita dan tujuan nasional sesuai dengan visi, misi, dan arah pembangunan yang disepakati bersama sehingga seluruh upaya yang dilakukan oleh pelaku pembangunan bersifat sinergis, koordinatif, dan saling melengkapi

satu dengan lainnya di dalam satu pola sikap dan pola tindak.

Dalam RPJPN 2005 – 2025 disebutkan bahwa persaingan yang makin tinggi pada masa yang akan datang menuntut peningkatan penguasaan dan pemanfaatan teknologi ilmu pengetahuan dan teknologi (Iptek) dalam rangka menghadapi perkembangan global menuju ekonomi berbasis pengetahuan. Dalam rangka meningkatkan kemampuan dan penerapan Iptek nasional, tantangan yang dihadapi adalah perlu adanya peningkatan kontribusi Iptek untuk memenuhi hajat hidup bangsa; menciptakan rasa aman; memenuhi kebutuhan kesehatan dasar, energi, dan pangan; memperkuat sinergi kebijakan Iptek dengan kebijakan sektor lain; mengembangkan budaya Iptek di kalangan masyarakat; meningkatkan komitmen bangsa terhadap pengembangan Iptek; mengatasi degradasi fungsi lingkungan; mengantisipasi dan menanggulangi bencana alam; serta meningkatkan ketersediaan dan kualitas sumber daya Iptek, baik SDM, sarana dan prasarana, maupun pembiayaan Iptek.

1.1. Kondisi Umum

Kondisi saat ini menunjukkan, bahwa penguasaan dan pemanfaatan teknologi mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Berbagai hasil penelitian,

kerekayasaan dan pengembangan teknologi telah dimanfaatkan oleh kelompok industri dan masyarakat. Meskipun demikian, kemampuan teknologi secara

(2)

Renstra Kedeputian TIEM 2015-2019 2 oleh masih rendahnya sumbangan teknologi terhadap sektor produksi nasional, belum efektifnya mekanisme intermediasi, lemahnya sinergi kebijakan, belum berkembangnya budaya Iptek di masyarakat, dan terbatasnya sumber daya Iptek.

Dengan adanya perkembangan global, regional dan nasional di bidang teknologi dan adanya tuntutan reformasi birokrasi tatakelola pemerintahan maka BPPT telah melakukan reorganisasi/restrukturisasi. Sebagai konsekuensinya maka perlu dilakukan penyesuaian perencanaan strategis.

1.1.1 Kondisi Global

Kondisi geoekonomi global saat ini dan ke depan akan merupakan tantangan sekaligus peluang bagi perekonomian Indonesia dalam lima tahun ke depan. Tantangan dan peluang terkait dengan peningkatan kapasitas inovasi dan

teknologi antara lain adalah:

· Pusat ekonomi dunia ke depan diperkirakan akan bergeser terutama dari kawasan Eropa-Amerika ke kawasan Asia Pasifik.

· Harga komoditas secara umum diperkirakan menurun, namun harga produk manufaktur dalam tren meningkat.

· Implementasi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2015 yang akan dimulai tanggal 31 Desember 2015.

Kebijakan di bidang ekonomi perlu diarahkan untuk meningkatkan stabilitas dan pertumbuhan ekonomi dengan titik berat pada transformasi industri yang berkelanjutan, sehingga perekonomian Indonesia akan berbasis kepada nilai tambah ekonomi yang lebih tinggi. Perkiraan pelemahan harga komoditas di pasar internasional menjadi tantangan penting bagi Indonesia untuk segera menggeser struktur ekspor Indonesia ke arah produk manufaktur. Sementara itu,

peningkatan jaringan rantai suplai global dan regional pun perlu dimanfaatkan oleh Indonesia melalui kebijakan kondusif, yang dapat membuka peluang yang lebih besar bagi pengusaha domestik termasuk usaha kecil dan menengah untuk berpartisipasi dan menjadi bagian dalam rantai suplai internasional.

(3)

Renstra Kedeputian TIEM 2015-2019 3 pada peningkatan infrastruktur dan ketersediaan energi, peningkatan iklim investasi dan iklim usaha, serta tata kelola birokrasi yang lebih efiisien. Peningkatan daya saing perekonomian ini perlu didukung oleh kebijakan pemerintah daerah yang kondusif, yang tidak menciptakan rente ekonomi maupun ekonomi biaya tinggi. Peningkatan infrastruktur akan dititikberatkan pada upaya untuk meningkatkan konektivitas nasional, sehingga integrasi domestik ini akan meningkatkan efisiensi ekonomi dan kelancaran arus barang dan jasa antar wilayah di Indonesia.

1.1.2 Kondisi Nasional

Dalam menghadapi kondisi lingkungan strategis dan berbagai tantangan tersebut di atas, Indonesia saat ini masih mengadapi berbagai kendala. Posisi daya saing Indonesia jika diukur dengan indeks daya saing global (Global

Competitiveness Index –GCI) berdasarkan laporan World Economic Forum pada

tahun 2014-2015 meningkat dari peringkat 54 pada tahun 2009-2010 menjadi peringkat 34 pada tahun 2014-2015. Tetapi peringkat daya saing ini lebih rendah dibandingkan Malaysia (20), Thailand (31), Brunei Darussalam (26) dan lebih tinggi dibandingkan Vietnam (68), Filipina (52), Kamboja (95) dan Timor-Leste (136).

Peningkatan daya saing tersebut merupakan resultan dari kinerja berbagai pilar yang menjadi penopangnya, yang meliputi 12 pilar, yaitu: Institusi, Infrastruktur, Lingkungan Ekonomi Makro, Kesehatan dan Pendidikan Dasar, Pendidikan Tinggi dan Pelatihan, Efisiensi Pasar Barang, Efisiensi Pasar Tenaga Kerja, Pasar Finansial, Kesiapan Teknologis, Ukuran Pasar, Kecanggihan Bisnis, dan Inovasi.

Diantara pilar-pilar daya saing tersebut, terdapat tiga (3) pilar yang berkaitan langsung dengan daya dukung teknologi, yaitu:

1). Kesiapan Teknologi dengan indikator: Keberadaan Teknologi Terbaru, Tingkat Dayaserap Teknologi Perusahaan, PMA dan Transfer Teknologi, Pengguna Internet, Pita Lebar Internet, Pelanggan Telpon Gerak/100

Penduduk;

2) . Kecanggihan Bisnis dengan indikator: Kuantitas Pemasok Lokal, Kualitas

(4)

Renstra Kedeputian TIEM 2015-2019 4 Internasional, Kecanggihan Proses Produksi, Keluasan Pemasaran, Kesediaan Untuk Mendelegasikan Wewenang); dan

3) Inovasi dengan indikator: Kapasitas Inovasi, Kualitas Lembaga Penelitian Ilmiah,Belanja Litbang Perusahaan, Kolaborasi Litbang Universitas-Industri, PengadaanPemerintah untuk Produk Teknologi Maju, Ketersediaan Ilmuwan dan Insinyur, Utilitas Paten Per Sejuta Penduduk.

Dari 12 pilar daya saing tersebut, pilar Kesiapan Teknologi, Efisiensi Pasar Tenaga Kerja dan pilar Inovasi merupakan pilar dengan nilai terendah (nilai Kesiapan Teknologi 3,6, Efisiensi Pasar Tenaga Kerja 3,8 sedangkan Inovasi 3,9 dari skala 1-7) dibandingkan dengan sembilan pilar lainnya. Hal ini mencerminkan bahwa iptek belum berperan secara signifikan dalam meningkatkan daya saing

Indonesia. Kemampuan teknologi secara nasional dalam penguasaan dan penerapan teknologi dinilai masih belum memadai untuk meningkatkan daya saing bangsa. Hal ini telah mengakibatkan ongkos untuk menghasilkan suatu produk menjadi mahal, serta kualitas barang serta inovasi produk yang dihasilkan sangat terbatas sehingga daya saing usaha tidak seperti yang diharapkan.

1.2. Potensi dan Permasalahan

Analisis potensi dan permasalahan di lingkungan TIEM dilakukan dengan melakukan identifikasi dan analisis lingkungan berpengaruh baik dari lingkungan internal maupun eksternal sebagai dasar untuk melakukan perencanaan strategis.

1.2.1. Potensi Internal

Sesuai dengan hasil reorganisasi, Kedeputian TIEM tetap dipimpin oleh deputi kepala setingkat eselon I, yang berada dan bertanggung jawab langsung kepada Kepala BPPT. Struktur organisasi kedeputian TIEM yang baru terdiri dari dari 5 unit kerja setingkat eselon II yang terdiri dari Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi (PTIK), Pusat Teknologi Elektronika (PTE), Pusat Teknologi Sumberdaya Energi dan Industri Kimia (PTSEIK), Balai Besar Teknologi Konversi

(5)

Renstra Kedeputian TIEM 2015-2019 5 Teknologi Bahan Bakar dan Rekayasa Disain (BTBRD), dan Balai Teknologi Polimer (BTP). Masing-masing pusat dan balai mempunyai tugas, fungsi dan kedudukannya bersinergi menjalankan misi BPPT yang terkait dengan tugas dan fungsi kedeputian TIEM.

1.2.2. Potensi Eksternal

Faktor-faktor eksternal yang bisa dianggap menguntungkan dan dapat menjadikan peluang adalah :

 Sudah dimulainya upaya-upaya penguasaan dan pengembangan teknologi informasi dan komunikasi, energi kelistrikan, bahan bakar dan teknologi material untuk peningkatan kemampuan daya saing industri nasional.

 Adanya komitmen pemerintah untuk melakukan pengembangan energi baru terbarukan, program konservasi energi dan pengembangan material maju.

 Terbukanya pasar bagi pemanfaatan sumber daya alam nabati, sebagai implementasi peraturan pemerintah 28/2008 tentang kebijakan industri nasional dengan adanya mandatori pembatasan ekspor bahan mentah, serta upaya penyerapan sumber nabati mentah sebagai bahan baku industri terbarukan.

 Komitmen pemerintah dalam penggunaan bahan nabati sebagai bahan bakar nabati (BBN) dengan diberikannya subsidi untuk pemakaian BBN.

 Adanya mandatori presiden dalam upaya memenuhi kebutuhan energi di Indonesia dalam jangka panjang, dengan ditetapkann Perpres No. 5 Tahun 2006 tentang Kebijakan Energi Nasional, yang berisi mandat pemenuhan kebutuhan energi berdasarkan potensi sumberdaya energi di Indonesia, dengan memberikan target peningkatan penggunaan energi baru (batubara, gas alam) dan energi terbarukan (panas bumi, biofuel/bahan bakar nabati, angin, surya dll) dari 45.6 % (2003) menjadi lebih dari 80 %

(2025) dan target penurunan minyak bumi 41,7 % (2003) menjadi kurang dari 20 % (2025).

(6)

Renstra Kedeputian TIEM 2015-2019 6 tenaga konsultan dalam penyusunan regulasi terkait aplikasi polimer di bidang pangan dan medis.

1.2.3. Permasalahan

a. Permasalahan Internal

 Sumberdaya manusia (SDM) yang berstatus sebagai PNS jumlahnya masih sangat terbatas dimana kompetensi manajerial dan perilaku SDM masih lemah.

 Masih rendahnya insentif bagi pegawai dibanding beban kerjanya dan terbatasnya dana pengembangan/ investasi bagi keperluan pengembangan teknologi baik hardware dan software serta infrastruktur pendukungnya.

 Lokasi kedeputian TIEM sebagian besar adalah di kawasan PUSPITEK Serpong yang jauh dari pusat bisnis dan pusat pemerintahan; sehingga memakan waktu jika mau menjalin kerjasana dengan pihak di pusat Jakarta.

 Peralatan laboratorium sebagian sudah tua dan masih perlu dilengkapi.

b. Permasalahan Eksternal

 Produktivitas intelektual yang sangat rendah, daya saing industri berbasis TIK yang masih rendah, kesenjangan digital hingga pelanggaran hukum berkaitan dengan HKI bidang TIK adalah di antara persoalan/tantangan serius bidang TIK.

 Penggunaan energi terbarukan masih sangat rendah, yakni hanya sekitar 3 % dari energi final total yang disebabkan antara lain masih diberikannya

(7)

Renstra Kedeputian TIEM 2015-2019 7

 Iklim politik yang kurang mendukung kegiatan inovasi teknologi terutama teknologi di hulu seperti teknologi material juga menjadi permasalahan utama di bidang pengembangan material bahan baku.

1.3. Capaian Kedeputian TIEM 2010 dan 2014

Kondisi saat ini menunjukkan, bahwa penguasaan dan pemanfaatan teknologi mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Berbagai hasil penelitian, kerekayasaan dan pengembangan teknologi telah dimanfaatkan oleh kelompok

industri dan masyarakat. Beberapa capaian BPPT selama periode 2010-2014 antara lain :

BIDANG TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI: E-Service (E-KTP; E-voting; E-government)

Penyelenggaraan sistem elektronik untuk E-Services saat ini sangat dibutuhkan, sebagai salah satu upaya optimalisasi pemanfaatan KTP Elektronik yang telah menjadi program nasional sejak tahun 2009, dimana NIK (nomor induk kependudukan) yang unik merupakan basis utama penyaluran layanan pemerintah dan dunia usaha kepada masyarakat serta pengembangan demokrasi. Selain itu KTP elektronik digunakan dalam otentikasi pada pemilihan mengunakan peralatan elektronik. Pada akhirnya produk perangkat pembaca dan perangkat pemilu elektronik diproduksi oleh industri dalam negeri sehingga meningkatkan produktivitas industri nasional.

Perisalah

Perisalah adalah sistem pembuat risalah dan resume pertemuan menggunakan teknologi pengenal wicara (speech recognition) dan peringkas dokumen (document summarization) dengan bahasa Indonesia. Perisalah

merekam suara percakapan manusia dan mengubahnya langsung menjadi teks secara real time, runut sesuai jam, menit dan detiknya.

Multimedia Digital Network (MDN)

(8)

Renstra Kedeputian TIEM 2015-2019 8 EWS) pada siaran TV Digital di Indonesia. Dan atas usulan BPPT, Kementrian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia telah menerbitkan Keputusan Menteri yang mengatur tentang kewajiban industri perangkat penerima siaran TV digital (Set Top Box - STB maupun pesawat televisi digital) yang akan dijual di Indonesia, diharuskan mempiliki fitur EWS. Untuk menjamin kualitas dari EWS, maka BPPT menjadi salah satu institusi yang berhak melakukan pengujian terhadap fitur ini.

Automatic Dependent Surveillance – Broadcast (ADS-B)

Tujuan program adalah menjaga kedaulatan atas ruang udara Indonesia dengan menyiapkan implementasi teknologi CNS/ATM yang dibutuhkan untuk peningkatan kualitas layanan bagi penerbangan sipil dengan meningkatkan

keselamatan dan efisiensi penggunaan ruang udara untuk penerbangan domestik maupun internasional serta peningkatan partisipasi berbagai institusi pemerintah, BUMN dan industri swasta nasional. Program yang telah dilaksanakan adalah Penyempurnaan platform pengujian teknologi baru CNS/ATM dengan fokus pada sub-sistem ADS-B Receiver, ADS-B data processor dan Radar display (HMI).

Pengembangan, pengujian dan pemanfaatan ”Sistem Pemantauan Penerbangan Berbasis ADS-B” di Bandara Ahmad Yani Semarang dan Bandara Husein Sastranegara Bandung. Hasil program sampaidengan 2014 adalah berupa Rekomendasi Pengembangan dan Pengujian Prototipe Sistem Pemantauan Penerbangan Berbasis ADS-B di Bandara Ahmad Yani Semarang dan Bandara Husein Sastranegara Bandung. Dan Rekomendasi Pengembangan Prototipe ADS-B Receiver berstandar RCTA DO-260A yang siap dikembangkan oleh Industri nasional.Dua (2) rekomendasi BPPT ini disampaikan kepada Dirjen Perhubungan Udara, Kementerian Perhubungan dan Perum LPPNPI (Lembaga Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan Indonesia).

BIDANG ENERGI KELISTRIKAN:

Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Skala Kecil

(9)

Renstra Kedeputian TIEM 2015-2019 9 manufaktur dalam negeri seperti PT. Nusantara Turbin dan Propulsi (manufaktur turbin), PT. Pindad (generator), PT. Boma Bisma Indra (condenser, demister, jet ejector), dan lain-lain dengan target meningkatkan tingkat komponen dalam negeri (TKDN) secara maksimal.

Pilot plant PLTP condensing turbine dengan kapasitas 5 MW telah dibangun di lapangan panas bumi Kamojang, Jawa Barat, melalui kerjasama dengan PT. Pertamina Geothermal Energy (suplai uap panas bumi) dan Balai Besar Konservasi

Sumber Daya Alam Jawa Barat (menyediakan lahan), serta PT. PLN (penyaluran listrik). Pilot plant PLTP binary cycle dengan kapasitas 100 kW dibangun di lapangan panas bumi Wayang Windu, Jawa Barat, melalui kerjasama dengan Star Energy Geothermal Ltd. (menyediakan brine dan lahan).

Pada Tahun 2012 telah diselesaikan: Prototip Komponen Turbin PLTP 5 MW, Pilot Plant PLTP Binary Cycle 100 KW. Sedangkan dalam Tahun 2013 dilaksanakan: Pengujian Kinerja PLTP 3 MW, Pengujian Pilot Plant PLTP Binary Cycle 100 KW, dan Pilot Plant PLTP Binary Cycle.

Audit Energi di Industri

Pada kegiatan ini terdapat dua sub kegiatan yaitu perekayasaan peralatan hemat energi dan penerapan manajemen energi. Salah satu output dari kegiatan ini adalah rekomendasi teknologi salah satunya teknologi kogenerasi. Penerapan teknologi kogenerasi yang direkomendasikan oleh Balai Besar Teknologi Energi-BPPT telah diterapkan di PT. Semen Padang dimana salah satunya adalah penerapan Waste Heat Recovery Boiler yakni pemanfaatan gas panas buang dari Kiln sebagai pembangkit tenaga listrik. Proyek tersebut pada perkembangannya dilakukan bekerjasama dengan NEDO - Jepang dan selesai pada tahun 2011 yang menghasilkan penghematan di bidang energi listrik sebesar ± Rp. 30 Milyar/ Tahun.

Dalam hal penerapan manajemen energi, pada tahun 2014 telah dipasang prototipe Sistem Informasi Managemen Energi (SIME) yang di terapkan di

(10)

Renstra Kedeputian TIEM 2015-2019 10 program penerapan teknologi efisiensi energi khususnya program konservasi energi.

Pelaksanaan audit energi di Indonesia telah diatur dalam Peraturan Pemerintah (PP) No.79 tahun 2009 dan Peraturan Menteri (PerMen) ESDM No 14 tahun 2012 yang menyatakan bahwa pengguna energi sebesar 6000 TOE atau lebih wajib melakukan audit energi secara berkala. Audit energi dilakukan untuk mendapatkan gambaran secara menyeluruh mengenai pemakaian energi di organisasi/perusahaan dengan tujuan untuk membantu meningkatkan efisiensi penggunaan energi melalui identifikasi sumber pemborosan energi dan memberikan rekomendasi langkah-langkah penghematan energi. Tahapan proses audit energi adalah meliputi kegiatan;

a) Survey

b) Pengukuran/audit di lapangan c) Analisis data

d) Identifikasi peluang penghematan energi

e) Penyusunan rekomendasi penghematan energi (No Cost, Low Cost,

Medium/High Cost Investment)

f) Penyusunan laporan

Kegiatan audit energi di industri ini difokuskan pada salah satu industri padat energi seperti Industri Kimia, Industri Baja, Industri Manufaktur, Industri Pulp dan Paper, Agro Industri dan industri tekstile. Hasil kegiatan ini berupa rekomendasi langkah-langkah penghematan energi yang dapat diimplementasikan oleh industri mitra dan penyusunan benchmarking intensitas konsumsi energi di industri sebagai referensi nasional.

Smart Micro Grid

Yaitu terlaksananya Pelayanan inovasi, difusi dan pengembangan kapasitas serta alih Pengembangan Teknologi Pembangkit Listrik Tenaga Hibrida, untuk dayasaing industri yaitu berupa rekomendasi tentang Pengembangan

Teknologi Smart Micro Grid Sumba.

(11)

Renstra Kedeputian TIEM 2015-2019 11 Penerapan Pure Plant Oil (PPO) sebagai Bahan Bakar Subtitusi Solar.

Penerapan PPO untuk pembangkit listrik juga telah menjadi keluaran kedeputian TIEM yaitu diterapkannya subtitusi bahan bakar solar menggunakan bahan bakar PPO untuk pembangkit listrik. Untuk penerapan pada gas turbin juga telah dilakukan di PLN Sumatra Barat.

Up-grading Batubara Untuk PLTU

Untuk bidang energi fosil pengujian coal up-grading dari berbagai sumber batubara telah dilakukan dalam rangka pengujian dan teknology clearing house, sehingga sudah mempunyai modal kuat untuk melakukan implementasi di masa mendatang. Program ini juga telah bekerjasama dengan mitra industri dalam degeri dan luar negeri. Demikian juga tentang penerapan teknologi gasifikasi untuk pembangkit listrik telah dilakukan piloting dan pengujian. Disamping itu juga

telah dilakukan prototiping untuk tar upgrading yaitu pengolah limbah tar (produk gasifikasi) menjadi minyak setara dengan kerosin.

Biogas

Bahan bakar biogas merupakan bahan bakar yang diperoleh dengan teknologi yang relative sederhana dan telah diterapkan sebagai suatu percontohan di Propinsi Lampung.

Biodiesel

Biodiesel adalah bahan bakar terbarukan pengganti minyak solar/diesel yang dibuat dari minyak nabati atau lemak hewani. Biodiesel generasi pertama dibuat melalui proses transesterifikasi/esterifikasi. Sampai dengan saat ini, BPPT telah mengembangkan proses produksi biodiesel generasi pertama dan membangun setidaknya 12 pabrik biodiesel di seluruh Indonesia. Berbagai inovasi produksi biodiesel terus dilakukan, diantaranya inovasi untuk pemurnian biodiesel melalui proses pencucian kering dengan menggunakan sistem yang sederhana dan biaya operasi yang rendah. Pabrik Biodiesel yang dikembangkan BPPT ini,

didisain mampu mengolah minyak dengan kandungan lemak jenuh bebas kurang dari 4%, dengan kapasitas 3 ton per hari yang. Proses komisioning sudah

(12)

Renstra Kedeputian TIEM 2015-2019 12 BPPT juga berperan aktif mendukung program pemerintah untuk mendorong pemakaian campuran biodiesel ke dalam minyak solar sampai dengan 20% (B-20), melalui uji jalan dan sosialisasi pemanfaatan B-20 di seluruh Indonesia bekerjasama dengan Kementerian ESDM.

BIDANG TEKNOLOGI MATERIAL:

Teknologi Implant untuk Alat Kesehatan.

Implan stainless steel 316L dikembangkan untuk menjawab kebutuhan implan generik murah dan berkualitas dalam rangka mendukung program BPJS Kesehatan. Implan stainless steel 316L dibuat melibatkan industri pengecoran lokal menggunakan bahan baku feronikel produk nasional (PT. Aneka Tambang).

Penguatan teknologi produksi material meliputi pemurnian, pemaduan stainless steel 316L di dapur induksi berbasis bahan baku feronikel lokal serta pembuatan implan menggunakan teknologi investment casting. Penguatan proses produksi dilakukan dengan teknologi pengecoran investment casting dalam meningkatkan

kapasitas produksi implan dengan geometri produk yang presisi. Teknologi

investment casting sebagai teknologi produksi masal masih bisa dioptimasikan

melalui pemilihan casting lay-out, disamping peningkatan mutu kualitas produk cor. Hasil inovasi dalam skala laboratorium ini untuk selanjutnya perlu ditingkatkan dalam skala produksi untuk mendapatkan outcome dan impak dari kegiatan.

Pengolahan Karet Alam

BPPT melalui program “Revitalisasi Sarana Produksi Kompon dan Vulkanisir Ban” berupaya mendorong peningkatan penggunaan karet sebagai bahan baku industri hilir dengan melakukan peran memperbaiki teknologi yang ada melalui peningkatan efisiensi proses dan tingkat keamanan (safety level) terhadap sarana produksi. Program ini telah memberikan impact berupa kemampuan mengolah bahan karet menjadi bahan baku kompon dan vulcanisir

bahkan sampai produk hilir karet sehingga mempunyai nilai tambah yang tinggi. Keluaran dari kegiatan ini adalah beroperasinya sarana produksi kompon karet

(13)

Renstra Kedeputian TIEM 2015-2019 13 karet. Industri hilir karet yang akan didukung oleh sarana produksi ini antara lain industri komponen otomotif dan vulkanisir ban. Dengan adanya pasokan kompon karet yang diproduksi secara lokal, diharapkan akan tumbuh industri barang jadi karet lokal. Untuk jangka panjang, inovasi pengolahan karet mentah sebagai barang baku industri hilir, termasuk barang jadi karet, perlu dilakukan lebih banyak lagi agar semakin mendorong terjadinya hilirisasi penyerapan karet alam di industri.

Rumah Komposite /Rumah Polimer Ringan Tanggap Darurat

Rumah tinggal adalah kebutuhan dasar rakyat merupakan salah satu indikator kesejahteraan yang diperlukan untuk menggerakkan ekonomi. Perhatian khusus diberikan terutama untuk daerah bencana alam dan daerah yang

sebagian besar penduduknya memiliki kemampuan ekonomi yang lemah, misalnya daerah terpencil dan daerah pesisir. Sebagai sebuah inovasi penyediaan sarana tempat tinggal secara cepat, mudah didistribusikan, dibangun, serta tahan korosi dan gempa, maka BPPT telah mengembangkan sebuah rancang bangun rumah polimer tanggap darurat yang memiliki konsep ringan dan

knock down menggunakan perpaduan komponen komposit sintetis dan bahan

alam. Inovasi ini diharapkan dapat mengurangi kendala konektivitas di remote

area akibat keterbatasan dan mahalnya sistem transportasi apalagi ketika

infrastruktur jalan dan jembatan rusak akibat bencana sehingga menyulitkan pengiriman bahan bangunan. Prototip rancangan rumah tinggal ini merupakan solusi teknologi. Kedepan, solusi teknologi ini akan lebih dipacu untuk industrialisasinya sehingga memberikan kontribusi bagi penyediaan kebutuhan rumah tinggal dan pemukiman.

Logam Tanah Jarang (LTJ)

Logam tanah jarang (LTJ) oksida merupakan bahan baku untuk pembuatan produk berteknologi canggih dan berkekuatan tinggi. Unsur-unsur LTJ oksida mempunyai ciri istimewa yaitu mampu bereaksi dengan unsur-unsur lain

untuk menghasilkan sesuatu yang baru. LTJ oksida mampu menghasilkan neomagnet yaitu magnet berkekuatan tinggi mencapai 10-20 kali magnet biasa

(14)

Renstra Kedeputian TIEM 2015-2019 14 mobil. LTJ dan unsur oksidanya juga mampu meningkatkan kemampuan material berupa kekuatan, kekerasan, dan ketahanan terhadap panas sehingga mineral ini dapat ditambahkan pada pembuatan baja berkekuatan tinggi. LTJ juga digunakan sebagai bahan pembuat superkonduktor, laser, optik elektronik, glass dan keramik. Mineral ini juga dibutuhkan dalam pembuatan berbagai peralatan vital militer, mulai dari sonar kapal perang, alat pembidik meriam tank, hingga perangkat pelacak sasaran pada peluru kendali. Pendek kata, hampir semua produk berteknologi tinggi saat ini, mulai dari televisi, telepon seluler, sampai mobil hibrida dan perangkat pemandu rudal nuklir membutuhkan LTJ.

Keperluan LTJ dari tahun ke tahun terus meningkat. Tahun 2009, permintaan pasar LTJ dunia dan unsur oksidanya mencapai 134.000 ton, sementara kapasitas produksinya baru 124.000 ton. Tahun 2012, kebutuhan

dunia mencapai 180.000 ton. Sebagai negara yang menguasai 97 persen LTJ dunia, China mampu mengoptimalkan pemanfaatan LTJ untuk menunjang perkembangan industri mereka. Dengan produksi LTJ yang besar dan kemampuan menggunakannnya, China mampu membangun industri elektronik nasional yang kuat. Saat ini China menguasai hampir semua lini industri dengan harga yang sangat kompetitif, mulai dari industri elektronik seperti komponen komputer, televisi, monitor dan handycam hingga industri manufaktur seperti industri baja, otomotif dan lainnya. Sadar akan pentingnya LTJ dalam menghasilkan produk teknologi tinggi dengan nilai tambah yang tinggi, sejak tahun 2007 China menurunkan kuota ekspor secara bertahap sehingga pada 2010 ekspor LTJ China tinggal 50% dibanding tahun 2005.

Kegiatan riset kajian telah dilaksanakan untuk mengidentifikasi tantangan penguasaan teknologi nanomaterial logam tanah jarang untuk menghasilkan material yang bernilai tambah tinggi dengan memanfaatkan bahan baku lokal sehingga dapat memacu pertumbuhan industri hilir secara bertahap seperti aplikasi untuk Solid Oxide Fuel Cell (SOFC), sensor, phosphor display, baterei, magnet, hydrogen storage, semikonduktor, superkonduktor, dan lain sebagainya. Logam Tanah Jarang adalah suatu kelompok yang terdiri dari 17 unsur dalam

tabel periodik yang terdiri dari 15 unsur grup lantanida ditambah Scandium dan Yttrium. Scandium dan Yttrium dimasukan sebagai rare earth element (REE)

(15)

Renstra Kedeputian TIEM 2015-2019 15 memperlihatkan kesamaan sifat sifat kimia (IUPAC, International Union of Pure and Applied Chemistry).

Material Energi

Peluang bisnis di bidang energi pembangkit listrik tenaga surya demikian besar. Indonesia memiliki potensi energi surya sebesar 4.8 KWh/m2 setara 112.000 GWp sepuluh kali lipat dari potensi Jerman dan Eropa. Sumber energi yang mengandalkan pemanfaatan fosil tidak lama lagi bakal berakhir. Kebutuhan listrik terus meningkat sesuai dengan kemajuan masyarakat. Apabila pemerintah kurang berhasil memenuhinya keadaan menjadi masalah besar. Energi listrik yang mampu dipasok oleh PLN baru 1500-2000 MW. Oleh karena itu, PLN sering melakukan pemadaman listrik bergilir. Proyek listrik 10.000MW yang sudah

selesai dibangun belum mampu memenuhi permintaan listrik yang terus melonjak tiap tahun. Diharapkan agar sumber energi alternatif tidak hanya bersifat renewable dan mudah dikonversi menjadi energi listrik, dan juga ramah lingkungan. Energi yang paling sesuai adalah energi surya.

(16)

Renstra Kedeputian TIEM 2015-2019 16

BAB II

TUJUAN DAN SASARAN PROGRAM

Sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya sebagai lembaga pemerintah non kementerian, maka BPPT mempunyai kewenangan dalam penyusunan rencana nasional secara makro yaitu: (1) Perumusan dan pelaksanaan kebijakan tertentu di bidang pengkajian dan penerapan teknologi; dan (2) Pemberian rekomendasi penerapan teknologi dan pelaksanaan audit teknologi.

Visi BPPT adalah Pusat Unggulan Teknologi yang mengutamakan Inovasi dan Layanan Teknologi untuk mewujudkan Daya Saing dan Kemandirian Bangsa. Sedangkan Misi BPPT yang terkait dengan kedeputian TIEM adalah melaksanakan pengkajian dan penerapan teknologi yang menghasilkan Inovasi dan Layanan Teknologi di Bidang Teknologi Informasi, Energi, Industri Kimia dan Material (sesuai dengan Misi BPPT No. 4)

Penyusunan Renstra TIEM 2015 – 2019 dilakukan dengan mempertimbangkan lingkungan strategis dan kondisi terkini serta mengacu pada prioritas dan strategi pembangunan yang terdapat dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) 2015 – 2019 dan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2005 -2025 serta TUPOKSI BPPT. Secara khusus di dalam RPJPN 2005-2025 menyatakan bahwa penguasaan, pengembangan, dan pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) difokuskan pada 7 (tujuh) bidang prioritas, yaitu : (i) pembangunan ketahanan pangan, (ii) penciptaan dan pemanfaatan sumber energi baru dan terbarukan (iii) pembangunan teknologi transportasi, (iv) penciptaan dan pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi, (v) pengembangan teknologi pertahanan, (vi) pengembangan teknologi kesehatan dan obat-obatan, dan (vii) pengembangan teknologi material maju.

2.1 Tujuan Kedeputian TIEM

(17)

Renstra Kedeputian TIEM 2015-2019 17 yaitu peningkatan kemandirian bangsa di bidang teknologi energi dan industri kimia.

2.2. Sasaran Program Kedeputian TIEM

Sasaran Program Kedeputian TIEM merupakanan penjabaran lebih detail dari tujuan BPPT dengan indikator dan target yang terukur, dimana Kedeputian

TIEM mendukung sasaran strategis BPPT di bidang teknologi informasi, elektronika, energi, industri kimia dan material. Dengan demikian formulasi dari

sasaran program TIEM 2015-2019 adalah sebagai berikut:

 Sasaran Program 1-TIEM adalah turunan dari Sasaran Strategis 12 BPPT yaitu termanfaatkannya e-services berbasis identifikasi dan/atau sertifikat elektronik (KTP-el dan sertifikat dijital).

 Sasaran Program 2-TIEM adalah turunan dari Sasaran Strategis 13 BPPT yaitu termanfaatkannya sistem elektronika navigasi untuk meningkatkan keselamatan transportasi.

 Sasaran Program 3-TIEM adalah turunan dari Sasaran Strategis 14 BPPT yaitu termanfaatkannya teknologi material biocompatible.

 Sasaran Program 4-TIEM adalah turunan dari Sasaran Strategis 15 BPPT yaitu termanfaatkannya penggunaan energi terbarukan untuk pembangkit listrik.

 Sasaran Program 5-TIEM adalah turunan dari Sasaran Strategis 16 BPPT yaitu termanfaatkannya layanan audit energi di sektor industri untuk peningkatan efisiensi energi nasional.

 Sasaran Program 6-TIEM adalah turunan dari Sasaran Strategis 17 BPPT yaitu termanfaatkannya teknologi Bahan Bakar Nabati (BBN) sebagai sumber energi terbarukan.

(18)

Renstra Kedeputian TIEM 2015-2019 18 2.3 Indikator Kinerja Program Kedeputian TIEM

2.3.1. Indikator Kinerja Program Bidang Teknologi Informasi dan Komunikasi

Dalam Keppres no.4/2015 tentang RPJMN 2015 - 2019, di bidang peningkatan kapasitas inovasi dan teknologi yang bertujuan untuk mendukung peningkatan daya saing sektor produksi barang dan jasa, penyelenggaraan litbang (riset) di bidang Teknologi Informasi dan Komunikasi difokuskan pada

1. Pengembangan infrastruktur TIK, khususnya IT security

2. Pengembangan sistem dan framework/platform perangkat lunak berbasis Open source khususnya industri TIK pendukung e-Government dan e-business

Oleh karenanya, sasaran program bidang TIK adalah meningkatnya penyelenggaraan sistem elektronik untuk e-government dan e-business berbasis identifikasi dan/atau sertifikat elektronik

Sasaran program bidang TIK yang ada di kedeputian TIEM mengikuti

Cascading gambar 1 sebagai berikut:

Gambar 1. Cascading impact, outcome dan output Bidang TIK

(19)

Renstra Kedeputian TIEM 2015-2019 19 Indikator Kinerja :

 Jumlah layanan e-Goverment dan e-business berbasis identifikasi dan sertifikat elektronik, dengan target kinerja 2 layanan baru.

 Jumlah infrastruktur TI berkeamanan yang dapat digunakan bersama, dengan target kinerja adalah 1 pilot project Data Center berkeamanan.

 Jumlah inovasi teknologi intelligent computing untuk human information processing dengan target kinerja 2 inovasi teknologi.

Untuk berpartisipasi dalam meningkatkan daya saing sektor produksi melalui kemudahan dan efisiensi yang ditawarkan melalui sistem Government dan e-business, maka akan melaksanakan 4 kegiatan selama tahun 2015 - 2019 yakni : 1. Inovasi teknologi infrastruktur Data Center (DC) untuk cloud computing dan

certifite authority (CA), di mana akan dikembangkan sistem layanan storage

dan aplikasi (software-as-a-service/saas) yang dapat digunakan secara bersama-sama oleh lembaga pemerintah maupun swasta sehingga memudahkan konsolidasi data dan membuat lebih efisien pengelolaan perangkat keras maupun lunak. Dalam kegiatan ini juga akan dikembangkan layanan sertifikat keamanan digital bagi lembaga pemerintah maupun UKM yang memastikan keamanan tukar-menukar data antara lembaga/institusi dengan pelanggannya

2. Inovasi dalam pengembangan layanan e-governement dan e-business berbasis identifikasi dan / atau sertifikat elektronik.

3. Pengembangan perangkat lunak strategis yakni algoritma dan pendataan untuk biometrik dan korpus bahasa

(20)

Renstra Kedeputian TIEM 2015-2019 20 Keempat kegiatan di atas adalah merupakan implementasi dari arah kebijakan program Bidang TIK 2015 – 2019 sebagaimana pada gambar 2 di bawah.

Gambar 2. Arah Kebijakan Program Bidang TIK 2015-2019

CLUSTER: IT Security Infrastructure

Cyber Security dan Digital Forensic

1. Kajian Infrastruktur Kritis.

Pada masa yang akan datang, diperkirakan bahwa pertahanan siber (Cyber

defence) akan semakin berperan, dengan adanya pergeseran pemikiran

dikalangan militer bahwa cyber world merupakan matra baru pertahanan yang harus diperhatikan, bukan hanya sebagai bagian dari matra lain. Dalam perang siber (cyber war), peperangan tidak dilakukan secara fisik yang dapat

(21)

Renstra Kedeputian TIEM 2015-2019 21 2. Digital Forensic Security.

Kegiatan „digital forensic security‟ merupakan kegiatan untuk melakukan analisa keamanan dari suatu sistem informasi dan komunikasi dengan melakukan kejadian forensik. Sedangkan Digital Forensic merupakan proses investigasi peranti komputer/piranti sistem untuk mengetahui apakah komputer/piranti sistem tersebut dipergunakan untuk keperluan yang ilegal, tidak sah atau tidak biasa. Kegiatan ini memfokuskan pada peningkatan kapabilitas SDM dalam melakukan analisa keamanan (Security Analytic) dan juga melakukan forensic sistem informasi seperti jaringan, komputer dan lainnya yang berhubungan dengan sistem informasi dan komunikasi

Inovasi Teknologi Infrastruktur Data Center untuk Cloud Computing dan Certificate Authority (CA)

Peningkatan daya saing sektor produksi salah satunya disebabkan oleh peningkatan kualitas layanan sektor pemerintah seperti perijinan, bantuan teknis maupun non-teknis. Kualitas layanan tersebut akan tercapai dengan implementasi TI yang teramankan dan efisien sehingga memungkinkan perbaikan proses bisnis pemerintahan dalam mendukung sektor produksi.

Indikator untuk kegiatan ini adalah jumlah layanan teknologi infrastruktur data center untuk cloud computing. Layanan teknologi infrastruktur data center untuk cloud computing yang dimaksud dalam hal ini adalah layanan-layanan TIK berbasis komputasi awan, yang secara garis besar terdiri atas Infrastructure as a

Service (IaaS), Platform as a Service (PaaS), dan Software as a Service (SaaS).

Balai Jaringan Informasi dan Komunikasi (BJIK) sebagai salah satu unit kerja di BPPT yang fokus mendeliver layanan berbasis TIK kepada mitranya berkomitmen untuk terus mengembangkan layanan-layanan tersebut sesuai dengan perkembangan teknologi. Setelah 3 (tiga) tahun terakhir menyelesaikan proses instalasi Data Center berteknologi komputasi awan, mulai dari IaaS dan PaaS, mulai tahun ini fokus pengembangan akan diarahkan pada implementasi layanan Software as a Service (SaaS).

Dalam rangka peningkatan efisensi terhadap investasi dan kemudahan konsolidasi data dari sistem / aplikasi e-government, Data Center BPPT yang

(22)

Renstra Kedeputian TIEM 2015-2019 22 untuk keperluan tersebut. Untuk menjaga keamanan data BPPT akan membangun infrastruktur Certificate of Authentication yang merupakan bagian dari IT security guna menjamin keabsahan laman web layanan pemerintah.

Indikator untuk kegiatan ini adalah jumlah layanan teknologi infrastruktur data center untuk Certificate Authority (CA). Layanan teknologi infrastruktur data center untuk CA yang dimaksud dalam hal ini adalah layanan-layanan TIK berbasis IT security.

Pengembangan government CA (Gov-CA) diharapkan menjadi cikal bakal implementasi Public Key Infrastructure (PKI) di Indonesia. Bekerja sama dengan Kemenkominfo dan instansi terkait lainnya dalam konteks penyediaan solusi, IPTEKnet akan mulai membuat prototipe country level root CA untuk menjawab tren kebutuhan sertifikat enkripsi yang terus meningkat akhir-akhir ini.

Layanan Teknologi infrastruktur Data Center untuk Cloud Computing dan Certificate Authority/CA

Kegiatan ini adalah wadah untuk pelayanan teknologi yang diberikan oleh BJIK kepada seluruh masyarakat meliputi layanan teknologi infrastructure Data Center (Infrastructure-as-a-Service/IAAS), layanan pengembangan dan pemanfaatan perangkat lunak (Software-as-a-service/SAAS) maupun layanan pembuatan Certificate digital untuk pengamanan situs WEB pemerintah maupun UKM dalam rangka e-government dan e-business. Kegiatan-kegiatan ini akan dibiayai oleh mitra melalui Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) maupun aktivitas pendampingan swakelola.

(23)

Renstra Kedeputian TIEM 2015-2019 23 Cluster System & Framework e-Services

Innovative e-Services berbasis identifikasi dan / atau sertifikat elektronik

Dalam kegiatan ini dilaksanakan pengkajian, pengembangan dan implementasi berbagai layanan pemerintah berbasis elektronik. Dengan tujuan adalah mendekatkan, mempermudah dan melaksanakan secara efisien berbagai layanan pemerintah pada masyarakat. Dalam kegiatan ini dikembangkan berbagai perangkat lunak e-Pemerintahan, e-Pemilu, e-Kesehatan, e-Pendidikan dan berbagai aplikasi lainnya. BPPT melakukan kajian, pengembangan dan implementasi prototipe / pilot project yang pada sistem produksi / implementasi realnya akan dilaksanakan oleh kementrian / institusi yang berwenang pada sektornya dengan didampingi oleh industri nasional.

System Intelligent Computing

Kegiatan ini mewadahi berbagai pengkajian dan pengembangan teknologi yang tidak selalu bersifat komersial akan tetapi strategis bagi negara. Seperti pengembangan teknologi korpus bahasa yang berguna dalam pengembangan teknologi speech-to-speech translation, maupun teknologi biometrik yang digunakan dalam sistim keamanan data maupun pengamanan lokasi. Disamping itu masih juga terdapat berbagai teknologi maju baru yang penerapannya secara komersial masih membutuhkan pematangan dan waktu yang cukup lama.

(24)

Renstra Kedeputian TIEM 2015-2019 24 CLUSTER: IT Supporting

Pengujian, Inspeksi dan Sertifikasi Peralatan TIK

Merupakan kumpulan kegiatan untuk penguatan kelembagaan dan operasional sebagai lembaga audit / inspeksi dan laboratorium uji, termasuk di dalamnya adalah kegiatan-kegiatan untuk pengembangan Rencana Standar Nasional Indonesia dan sertifikasi personil Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi, Akreditasi laboratorium serta Pusat.

2.3.2. Indikator Kinerja Program Bidang Teknologi Elektronika

Sasaran program di bidang Elektronika mengikuti cascading gambar 4 seperti terlihat di bawah :

Gambar 4. Cascading impact, outcome dan output Bidang TE

Terwujudnya

Terwujudnya elektronika navigasi untuk meningkatkan keselamatan dan layanan transportasi

Layanan Konvergensi Teknologi Elektronika dan Telekomunikasi Sistem

Telemedicine

Layanan teknologi elektronika navigasi yang dimanfaatkan untuk transportasi

Standardisasi Kualitas Mutu produk dan jasa bidang TIK

Impact

mayoritas pasar pemantauan keselamatan transportasi khusus dan alkes

(25)

Renstra Kedeputian TIEM 2015-2019 25 Sasaran Program Bidang Elektronika adalah meningkatnya inovasi dan layanan teknologi elektronika dalam mendukung terlaksananya konektivitas/transportasi udara dan laut, pengembangan serta implementasi teknologi pemerataan layanan kesehatan bagi seluruh rakyat Indonesia (telemedicine). Semua itu terlaksana sebesar mungkin dengan menggunakan peralatan dan jasa dari perusahaan-perusahaan nasional.

Indikator Kinerja :

 Jumlah layanan teknologi elektronika navigasi yang dimanfaatkan untuk transportasi dengan target kinerja 3 layanan teknologi

 Jumlah paket teknologi konvergensi yang dimanfaatkan untuk telemedicine dengan target kinerja 5 paket teknologi.

Inovasi dan Layanan Konvergensi Teknologi Telemedicine

Kumpulan kegiatan yang melakukan kajian, pengembangan, ujicoba hingga sertifikasi dan produksi bersama industri nasional di bidang peralatan-peralatan kesehatan yang menggunakan komponen elektronika seperti USG, EKG, Haemodialisa dan sebagainya. Alkes ini masih 100% di import dan dibutuhkan di seluruh Indonesia sehingga merupakan pasar yang besar untuk industri nasional tumbuh dan berkontribusi.

Inovasi teknologi elektromedika digabungkan dengan konvergensi teknologi telekomunikasi menghasilkan inovasi teknologi telemedicine yang memungkinkan layanan kesehatan spesialis secara jarak jauh. Kegiatan inovasi

(26)

Renstra Kedeputian TIEM 2015-2019 26 Inovasi dan Layanan Teknologi Navigasi Udara dan Laut

Merupakan kumpulan kegiatan pengkajian, pengembangan, ujicoba hingga sertifikasi dan penggunaan masal bersama industri nasional di bidang pemantauan posisi geografis suatu peralatan / kegiatan ekonomis. Teknologi ini akan berguna untuk memenuhi berbagai kebutuhan dari kebutuhan militer (radar), hingga perikanan di mana dapat dipantau posisi setiap kapal nelayan untuk menjadi dasar penegakan hukum bila nelayan mengambil ikan di daerah-daerah terlarang. Termasuk dalam kegiatan ini adalah teknologi Commmunication Navigation Surveillance / Air Traffic Management (CNS/ATM) yang digunakan

untuk mengelola ruang udara Indonesia. Teknologi yang sama digunakan dengan Automatic Vessel Information System (AVIS) dengan menerapkan untuk

memantau keberadaan dan status kapal – kapal laut di perairan Indonesia.

Untuk mendukung keselamatan transportasi juga dilakukan pengkajian, pengembangan, inspeksi, ujicoba, verifikasi teknologi yang dibutuhkan untuk keselamatan transportasi seperti signalling kereta, automatic vehicle avoidance, tactical collision avoidance system. Teknologi ini digunakan untuk mencapai yang utama dalam pengembangan transportasi umum yakni keselamatan penumpangnya.

Standarisasi Kualitas Mutu Produk dan Jasa bidang TIE

(27)
(28)

Renstra Kedeputian TIEM 2015-2019 28 2.3.3. Indikator Kinerja Program Bidang Material

Sasaran Program bidang Material, dapat dijabarkan secara cascading sebagai berikut :

Gambar 7. Cascading impact, outcome dan output Bidang Material

1. Terwujudnya inovasi Teknologi Material Biocompatible

Urgensi dari kegiatan penerapan teknologi material untuk alat kesehatan ini adalah untuk memenuhi kebutuhan nasional akan bahan

(29)

Renstra Kedeputian TIEM 2015-2019 29 2. Terwujudnya Inovasi Teknologi Material Pengolahan Bahan Baku

Salah satu bahan baku strategis untuk industri maju adalah Logam tanah jarang (LTJ) oksida untuk pembuatan produk berteknologi canggih dan berkekuatan tinggi. Unsur-unsur LTJ oksida mempunyai ciri istimewa yaitu mampu bereaksi dengan unsur-unsur lain untuk menghasilkan sesuatu yang baru. LTJ oksida mampu menghasilkan neomagnet yaitu magnet berkekuatan tinggi mencapai 10-20 kali magnet biasa sehingga memungkinkan munculnya dinamo kuat yang mampu menggerakkan mobil. LTJ dan unsur oksidanya juga mampu meningkatkan kemampuan material berupa kekuatan, kekerasan, dan ketahanan terhadap panas sehingga mineral ini dapat ditambahkan pada pembuatan baja berkekuatan tinggi. LTJ juga digunakan sebagai bahan pembuat superkonduktor, laser,

optik elektronik, glass dan keramik. Mineral ini juga dibutuhkan dalam pembuatan berbagai peralatan vital militer, mulai dari sonar kapal perang, alat pembidik meriam tank, hingga perangkat pelacak sasaran pada peluru kendali. Pendek kata, hampir semua produk berteknologi tinggi saat ini, mulai dari televisi, telepon seluler, sampai mobil hibrida dan perangkat pemandu rudal nuklir membutuhkan LTJ.

Keperluan LTJ dari tahun ke tahun terus meningkat. Tahun 2009, permintaan pasar LTJ dunia dan unsur oksidanya mencapai 134.000 ton, sementara kapasitas produksinya baru 124.000 ton. Tahun 2012, kebutuhan dunia mencapai 180.000 ton. Sebagai negara yang menguasai 97 persen LTJ dunia, China mampu mengoptimalkan pemanfaatan LTJ untuk menunjang perkembangan industri mereka. Dengan produksi LTJ yang besar dan kemampuan menggunakannnya, China mampu membangun industri elektronik nasional yang kuat. Saat ini China menguasai hampir semua lini industri dengan harga yang sangat kompetitif, mulai dari industri elektronik seperti komponen komputer, televisi, monitor dan handycam hingga industri manufaktur seperti industri baja, otomotif dan lainnya. Sadar akan pentingnya LTJ dalam

menghasilkan produk teknologi tinggi dengan nilai tambah yang tinggi, sejak tahun 2007 China menurunkan kuota ekspor secara bertahap

(30)

Renstra Kedeputian TIEM 2015-2019 30 Kegiatan riset ini dilaksanakan untuk menjawab tantangan penguasaan teknologi nanomaterial logam tanah jarang untuk menghasilkan material yang bernilai tambah tinggi dengan memanfaatkan bahan baku lokal sehingga dapat memacu pertumbuhan industri hilir secara bertahap seperti aplikasi untuk Solid Oxide Fuel Cell (SOFC), sensor, phosphor display, baterei, magnet, hydrogen storage, semikonduktor, superkonduktor, dan lain sebagainya. Logam Tanah Jarang adalah suatu kelompok yang terdiri dari 17 unsur dalam tabel periodik yang terdiri dari 15 unsur grup lantanida ditambah Scandium dan Yttrium. Scandium dan Yttrium dimasukan sebagai rare earth element

(REE) karena cenderung hadir dalam deposit yang sama dengan grup

lantanida dan memperlihatkan kesamaan sifat sifat kimia (IUPAC,

International Union of Pure and Applied Chemistry).

Sementara bahan baku alam yang masih tersedia dalam bentuk komoditas adalah Karet Alam, merupakan salah satu komoditi hasil perkebunan yang mempunyai peran cukup strategis dalam kegiatan perekonomian Indonesia. Karet juga salah satu ekspor Indonesia yang cukup penting sebagai penghasil devisa negara di luar minyak dan gas. Sekitar 90 persen produksi karet alam Indonesia diekspor ke manca negara dan hanya sebagian kecil dikonsumsi di dalam negeri. Peranan karet terhadap ekspor nasional tidak dapat dianggap kecil, mengingat Indonesia merupakan produsen karet nomor dua terbesar di dunia setelah Thailand dengan produksi sebesar 2,751 juta ton pada tahun 2008. Namun dari sisi luasan Indonesia memiliki luas lahan karet terbesar didunia yaitu 3,42 juta hektar dan volume ekspor 2,295 juta ton dengan nilai US$ 6,06 Milyar pada tahun 2008. Walaupun telah banyak dilakukan berbagai upaya untuk menyelaraskan arah pengembangan perkaretan nasional, namun masih belum terlihat sinergis. Dengan pengembangan Advanced Rubber Technology Center, diharapkan akan lebih aktif jaringan antar pemangku kepentingan. Saat ini sudah diinisiasi dengan informasi harga karet harian

(31)

Renstra Kedeputian TIEM 2015-2019 31 produk. Pengembangan ban pesawat menjadi penting karena penggunaan karet alam sangat dominan.

Untuk program pemerintah yang penting terkait perumahan dan pemukiman diperlukan bahan baku komposit untuk konstruksi bangunan tempat tinggal, khususnya hunian khusus yang memiliki sifat ringan, mudah ditransportasi dan cepat dalam proses instalasi. Dari sisi material, tentunya diperlukan teknologi material ringan sehingga dapat dibawa dan dirakit oleh manusia. Dari sisi sistem struktur, harus dapat mengakomodasi proses instalasi yang cepat dan memiliki kapasitas yang besar. Karena itu, melalui penelitian jembatan sementara, diharapkan dapat memperoleh teknologi struktur jembatan sementara yang ringan, cepat dalam proses instalasi dan memiliki kapasitas yang cukup baik.

Bahan Komposit yang ada di pasaran Indonesia memiliki karakteristik yang getas dengan transisi antar fase leleh sehingga keruntuhan yang sangat singkat (ductilitas rendah). Hal ini tentunya sangat tidak diharapkan untuk bangunan sipil apalagi rumah dan tempat tinggal pada umumnya. Di samping itu, belum cukupnya database penggunaan bahan komposit lengkap dengan karakterisasinya sehingga diperlukannya kajian untuk mengetahui karakteristik bahan komposit plastik untuk konstruksi jembatan. Berdasarkan hal-hal di atas, diharapkan kita dapat mengembangkan teknologi peningkatan kualitas komposit untuk konstruksi.

Dalam hal pemenuhan kebutuhan energi terbarukan, dibutuhkan bahan baku material yang sesuai dengan pemanfaatan energi surya. Peluang bisnis di bidang energi pembangkit listrik tenaga surya demikian besar. Indonesia memiliki potensi energi surya sebesar 4.8 KWh/m2 setara 112.000 GWp sepuluh kali lipat dari potensi Jerman dan Eropa. Sumber energi yang mengandalkan pemanfaatan fosil tidak lama lagi bakal berakhir. Kebutuhan listrik terus meningkat sesuai dengan kemajuan masyarakat. Apabila pemerintah kurang berhasil memenuhinya keadaan

(32)

Renstra Kedeputian TIEM 2015-2019 32 mampu memenuhi permintaan listrik yang terus melonjak tiap tahun. Diharapkan agar sumber energi alternatif tidak hanya bersifat renewable dan mudah dikonversi menjadi energi listrik, dan juga ramah lingkungan. Energi yang paling sesuai adalah energi surya.

Pembangunan industri sel surya nasional sudah harus disiapkan segera, karena selain merupakan peluang bisnis yang sangat besar, juga untuk memperkuat kedaulatan energi nasional di sector pembangkitan energi baru terbarukan. Demikian pula penyiapan industry bahan baku sel surya, yaitu industry wafer silikon polikristal yang dimodifikasi menjadi mono-like silikon sudah sangat mendesak. Pasokan industri wafer tidak hanya untuk dalam negeri namun dapat lebih luas lagi. Pasokan bahan baku bagi industry sel surya nasional yang dapat disediakan secara

mandiri di dalam negeri dapat meningkatkan daya saing disektor industri.

3. Layanan Teknologi Polimer

Kehidupan manusia tidak bisa dilepaskan dari material ringan berupa plastik yang telah digunakan dalam seluruh lini kehidupan baik untuk perangkat rumah tangga, komponen elektronika, komponen transportasi, dll. Untuk mendukung industri yang memanfaatkan material polimer, diperlukan akses teknologi oleh masyarakat/industri dalam peningkatan kualitas dan standarisasi produk. Untuk keperluan itu, disiapkan layanan teknologi polimer dan material yang memadai sesuai dengan standar internasional untuk kepentingan perdagangan global.

Indikator Program:

1. Persentase penggunaan material biocompatible dalam negri di rumah sakit orthopedhi terpilih dengan target 10% sampai tahun 2019.

2. Jumlah Inovasi teknologi material pengolahan bahan baku yang dimanfaatkan oleh industri dengan target 1 inovasi teknologi 3. Jumlah layanan sertifikasi material dan/atau produk polimer yang

(33)

Renstra Kedeputian TIEM 2015-2019 33 2.3.4. Indikator Kinerja Program Bidang Kelistrikan

Di bidang kelistrikan, program pengkajian dan penerapan teknologi, umumnya didorong untuk mendukung sasaran strategis peningkatan kemandirian bangsa.

Gambar 5. Cascading impact outcome dan output Bidang Kelistrikan.

Dalam gambar di atas, dapat dilihat bahwa sasaran strategis bidang kelistrikan ada 2, yaitu Sasaran Strategis 15 adalah termanfaatkannya penggunaan energi terbarukan untuk pembangkit listrik, dan sasaran strategis 16 adalah termanfaatkannya layanan audit energi di sektor industri untuk peningkatan efisiensi energi nasional.

Untuk mewujudkan outcome kedeputian TIEM termanfaatkannya energi baru terbarukan untuk pembangkit listrik, maka bidang kelistrikan melaksanakan kegiatan techno park Energi Terbarukan di daerah pantai Baron, Kab. Gunung Kidul, Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta sebagai sarana wisata edukasi dan demonstrasi teknologi energi baru dan terbarukan untuk pembangkit listrik.

CASCADING IMPACT, OUTCOME DAN OUTPUT BIDANG KELISTRIKAN

12

Sub output, Komponen dan Sub Komponen

Buku 1 dan Buku 2 RPJMN 1 unit PLTP 500 kW Binary Cycle yang beroperasi

3 buah layanan audit energi yang diterapkan di industri dan sektor komersial dan 1 unit 500 kW Binary Cycle •3 buah layanan audit energi yang

diterapkan di industri dan sektor komersial

•230 layanan pengujian energi terbarukan Peningkatan daya saing industri dan kemandirian bangsa

di bidang teknologi inf ormasi, elektronika, energi, industri kimia, dan material

1.Pemanf aatan EBT untuk pembangkit listrik

2. Pemanf aatan Layanan Teknologi untuk Pengujian sistem energi baru terbarukan 3. Peningkatan pemanf aatan

(34)

Renstra Kedeputian TIEM 2015-2019 34 Indikator kinerja program tersebut adalah jumlah layanan kunjungan edukasi Teknopark EBT Baron sebanyak 4000 wisatawan sampai 2019.

Selain itu, untuk mendukung sasaran kelistrikan tersebut di atas, dalam jangka menengah juga akan dihasilkan sebuah inovasi dan layanan teknologi smart grid ketenaga-listrikan. Adapun indikator kinerjakegiatan tersebut adalah jumlah pilot plant SCADA smard grid for smart city. Disamping menghasilkan Inovasi teknologi smart grid kelistrikan, dalam jangka menengah ini kedeputian TIEM merencanakan untuk menghasilkan Inovasi Teknologi Konservasi dan Audit Energi dengan sasaran kegiatan berupa adalah termanfaatkannya rekomendasi audit energi dan terwujudnya layanan pengujian efisiensi peralatan pengguna energi listrik dan indicator kinerja kegiatan berupa jumlah rekomendasi audit energi yang dimanfaatkan mitra dan jumlah sertifikasi pengujian peralatan listrik

berbasis standard nasional.

Guna mencapai masing-masing indikator sasaran strategis sebagaimana tertulis pada sasaran strategis BPPT, maka ditentukan 2 sasaran Program di bidang kelistrikan di kedeputian TIEM, sebagaimana ditunjukkan pada tabel berikut. Di mana 2 sasaran program merupakan program yang mendukung sasaran strategis lembaga yang mendukung program nasional, yaitu termanfaatkannya penggunaan energi terbarukan untuk pembangkit listrik dan terwujudnya pemanfaatan rekomendasi audit energi.

Indikator Kinerja :

 Jumlah layanan TCH PLTP binary cycle 500 kW yang beroperasi dengan target kinerja 1 layanan teknologi.

 Jumlah PLTP condensing turbin 3 MW yang beroperasi, dengan target 1 unit.

 Jumlah layanan kunjungan edukasi Teknopark EBT Baron, dengan target 4000 kunjungan.

(35)

Renstra Kedeputian TIEM 2015-2019 35

 Prosentase peningkatan efisiensi energi di industri yang menerapkan rekomendasi audit energi, dengan target 10 % sampai dengan 2019

 Jumlah layanan pengujian peralatan pengguna listrik, dengan 20 layanan sampai dengan 2019

2.3.5. Indikator Kinerja Program Bidang Bahan Bakar dan Industri Kimia

Sasaran program TIEM untuk progam bidang bahan bakar dan industri kimia pada RPJMN ke–3 terdiri dari empat program yang merepresentasikan kompetensi dari masing-masing bidang dan menghasilkan outcome, yaitu :

Gambar 6. Cascading impact, outcome dan output Bidang Bahan Bakar dan Industri Kimia

Inovasi Teknologi Produksi dan Pemanfaatan Migas dan

Inovasi Teknologi Industri Petrokimia

Layanan Teknologi Perencanaan Energi dan Optimalisasi Sistem Energi Nas

Impac

Outcome Output

Sub output, Ko po e

Terwujudnya pemanfaatan teknologi BBN sebagai

bahan bakar substitusi BBM

(36)

Renstra Kedeputian TIEM 2015-2019 36 1. Terwujudnya Hasil inovasi dan Layanan Teknologi Bahan Bakar Nabati

Untuk Substitusi BBM

Dalam lima tahun ke depan, hasil inovasi dan layanan teknologi dari TIEM bidang bahan bakar yang ditargetkan dimanfaatkan oleh industri (sebagai outcome yang berpotensi menghasilkan dampak/impact) adalah bio-energi untuk substitusi BBM melalui indikator kegiatan biodiesel, biomethanol/bioDME/biohythane yang ditargetkan akan tercapai pada tahun 2019.

Permasalahan bahan bakar di sektor transportasi maupun industri juga selalu menjadi perhatian publik akibat dari pemanfaatan BBMbersubsidi yang sangat dominan di sektor ini. Krisis BBM diperkirakan akan terus terjadi

mengingat kebutuhan minyak secara nasional tidak bisa diimbangi oleh penyediaannya melalui produksi dalam negeri. Dengan mempertimbangkan pentingnya keberlanjutan dalam penyediaan energi nasional dan dalam rangka meningkatkan kemandirian nasional di bidang bahan bakar, maka dipandang sangat urgen bahwa Indonesia harus segera memberdayakan dan membangun industri nasional untuk bahan bakar cair, yakni bio-energi.

Peraturan Pemerintah No. 79 Tahun 2014 mentargetkan kontribusi EBT sebesar 23 % dari bauran energi nasional pada tahun 2025 mendatang. Biomassa menjadi salah satu opsi strategis penyediaan bio-energi untuk substitusi BBM. Namun, potensi yang ada saat ini belum bisa langsung dan maksimal dimanfaatkan tanpa melalui rekayasa teknologi.

Program inovasi dan layanan teknologi pemanfaatan BBN diarahkan untuk menghasilkan teknologi bio-energi yang kompetitif sehingga industri dapat memanfaatkan hasil inovasi ini. Dalam lima tahun ke depan, program ini ditargetkan bisa menghasilkan 1 produk inovasi teknologi bio-energi dalam bentuk demo plant yang dapat dimanfaatkan oleh industri dalam negeri.

Program inovasi dan layanan teknologi bio-energi bertujuan untuk menghasilkan teknologi produksi bio-energi yang dapat dimanfaatkan oleh

industri. Program ini mendukung program pemerintah dalam percepatan dan peningkatan mandatori pemanfaatan bio-energi.

(37)

Renstra Kedeputian TIEM 2015-2019 37 satunya adalah memperbaiki defisit transaksi berjalan dan mengurangi impor migas dengan cara meningkatkan pemanfaatan biodiesel.

Mandatori bio-energi bertujuan untuk mengurangi ketergantungan pada energi fosil khususnya BBM. Untuk pengembangan industri bio-energi dalam negeri perlu segera dilakukan dalam rangka memberikan nilai tambah pada perekonomian, mengurangi emisi GRK akibat pembakaran energi fosil, serta untuk mengurangi impor BBM yang semakin meningkat (penghematan devisa akibat pengurangan impor BBM). Meningkatnya porsi biodiesel, maka dapat melakukan penghematan devisa dengan meningkatkan pemanfaatan biodiesel untuk kebutuhan dalam negeri.

Dalam lima tahun ke depan, hasil inovasi teknolgi yang ditargetkan dimanfaatkan oleh industri adalah biodiesel dan biomethanol. Teknologi

biodiesel dari proses non katalitik ditargetkan dapat memberikan outcome pada tahun 2019, demikian juga teknologibio-methanol diharapkan dapat memberikan outcome pada tahun 2019.

2. Terwujudnya hasil inovasi dan layanan teknologi produksi dan pemanfaatan migas dan batubara

Sebagaimana disadari bahwa saat ini bahan bakar untuk pembangkit listrik yang dominan adalah batubara, demikian juga kecenderungannya kedepan adalah masih batubara. Melihat kenyataan bahwa sumber batubara Indonesia kebanyakan adalah Low Rank Coal, maka diperlukan upaya yaitu upgrading batubara sehingga batubara tersebut mempunyai kalor yang relative cukup untuk Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU). Untuk mensuport program pemerintah dibidang bahan bakar cair (BBM), batubara juga bisa berkontribusi memenuhi kebutuhan BBM transportasi yaitu dengan proses pencairan batubara dengan teknologi hidrogenasi. Kedua upaya ini meningkatkan peranan secara nasional bahwa saat ini pemakaian nasional hanyalah 23% sedangkan untuk ekspor adalah 77%.

Untuk bahan bakar gas dimasa mendatang masih akan besar

peranannya sehingga masih diperlukan upaya upaya untuk teknologi pemanfaatannya untuk transportasi, rumah tangga, industri kimia dan

(38)

Renstra Kedeputian TIEM 2015-2019 38 gas-gas sistesis dari bahan bakar lainnya sehingga dapat dihasilakan bahan bakar yang cukup.

Untuk peningkan ketersediaan pasokan bahan bakar perlu dilakukan upaya untuk memanfaatkan potensi sumber minyak maka upaya pemanfaatan kilang mini sangat diperlukan.

3. Terwujudnya hasil layanan teknologi di bidang perencanaan dan optimalisasi sistem energi nasional

Perencanaan energi nasional adalah mutlak diperlukan untuk menghasilkan perencanaan pembangunan yang optimum. Hal ini disadari karena energi memegang peranan yang cukup penting di dalamnya. Untuk itu Kajian outlook energi di BPPT berharap bisa menjadi rujukan utama nasional

dan merupakan outcome kedeputian TIEM.

4. Terwujudnya hasil inovasi dan layanan teknologi industri kimia.

Permasalahan utama industri petrokimia ada pada 3 komponen yaitu teknologi, bahan baku dan katalis yang semuanya masih bergantung pada lisensi asing, ditambah dengan permasalahan penggunaan pupuk nasional yang tidak efisien menyebabkan beban subsidi pemerintah yang cukup tinggi yaitu mencapai Rp. 18 trilyun/tahun. Keppres No. 4 tahun 2010 tentang revitalisasi industri pupuk nasional ditindaklanjuti oleh pemerintahdengan menyediakan dana untuk melakukan optimalisasi pabrik pupuk yang ada dan membangun pabrik pupuk baru untuk meningkatkan kapasitas produksi dari 3 juta ton/tahun menjadi 7 juta ton/tahun.

Dengan melihat potensi tersebut, dan modal invensi pupuk SRF/CRF yang mampu menghemat penggunaan pupuk 30-50%, Kedeputian TIEM melanjutkan kegiatan pengembangan kedepan untuk menghasilkan paten yang dimanfaatkan oleh mitra/lisensi pupuk SRF/CRF kapasitas 10.000 – 100.000 ton/th dan dilengkapi dengan pupuk mikro nutrient 1.000 – 10.000 ton/th yang diharapkan dapatmengurangi beban subsidi sekitar Rp.5,4 trilyun

per tahun. Sedangkan faktor hambatan eksternal BPPT antara lain: banyak perusahaan yang terikat oleh peraturan prinsipal di luar negeri, serta political

(39)

Renstra Kedeputian TIEM 2015-2019 39 perekayasa). Berdasarkan permasalahan tersebut di atas, maka perlu disusun strategi yang mencakup apa yang ingin dicapai, langkah-langkah dan tahapan untuk mencapainya, dan sumberdaya yang dibutuhkan untuk mendukung pencapaian dimaksud.

FORMULASI STRATEGIS

Program Inovasi Teknologi Industri Petrokimia mendukung program prioritas nasional pembangunan kedaulatan pangan, terutama dalam hal peningkatan produksi padi dan pangan lainnya. Sebagai outcome dari program ini adalah dimanfaatkannya teknologi produksi pupuk SRF/CRF oleh mitra industri dengan kapasitas (10.000 – 100.000 ton per tahun). Beberapa impact yang dapat dicapai dari implementasi pupuk SRF/CRF diantaranya : menghemat penggunaan pupuk sekitar 30 – 50%, fleksibelitas formulasi pupuk yang dihasilkan menyesuaikan dengan spesifikasi lokasi (speklok) dan komoditas, memulihkan kesuburan lahan karena matriks yang digunakan, mengurangi beban subsidi sekitar Rp. 5 - 9 (Trilyun) per tahun, meningkatkan panen rata-rata sekitar 10%. Sesuai dengan target yang diharapkan maka pada tahun 2017/2018 pupuk SRF/CRF sudah diproduksi dan didistribusikan oleh mitra. Mitra pengguna teknologi ini antara lain Industri Pupuk (BUMN), BUMD/Perusda, swasta.

(40)

Renstra Kedeputian TIEM 2015-2019 40 ini dipersiapkan untuk daerah, remote area yang tersebar di beberapa daerah di Indonesia.

Indikator Kinerja :

 Jumlah inovasi teknologi produksi BBN yang dimanfaatkan dengan target kinerja 1 inovasi teknologi.

 Jumlah inovasi teknologi pupuk SRF/CRF yang dimanfaatkan, dengan target kinerja 1 inovasi teknologi.

Ringkasan Indikator Kinerja Program Kedeputian TIEM

Secara ringkas Indikator Kinerja Program Kedeputian TIEM dapat ditabulasikan sebagai berikut :

No Sasaran Program Indikator Kinerja Program

Target/

Jumlah layanan e-Governement dan e-business berbasis identifikasi dan/atau sertifikat elektronik

2 15,7

Jumlah infrastruktur TI berkeamanan yang dapat digunakan bersama

1 16,8 Jumlah inovasi teknologi intelligent

computing untuk human information processing

Jumlah layanan teknologi elektronika navigasi yang dimanfaatkan untuk transportasi

3 53,75

Jumlah paket teknologi konvergensi yang dimanfaatkan untuk telemedicine

Persentase penggunaan material biocompatible di rumah sakit orthopedi terpilih

10% 9,67

Jumlah inovasi teknologi material pengolahan bahan baku yang dimanfaatkan oleh industri

1 37,61

Jumlah layanan sertifikasi material dan/atau produk polimer yang dimanfaatkan oleh industri cycle 500 kW yang beroperasi

(41)

Renstra Kedeputian TIEM 2015-2019 41 untuk pembangkit

listrik

MW yang beroperasi 36

Jumlah layanan kunjungan edukasi teknopark EBT Baron

4000 29,5 Jumlah Sertifikat pengujian energi

terbarukan

Persentase peningkatan efisiensi energi di industri yang menerapkan rekomendasi audit energi

10% 12,8

Jumlah layanan pengujian efisiensi peralatan pengguna listrik

Jumlah inovasi teknologi produksi BBN yang dimanfaatkan

Jumlah inovasi teknologi pupuk Slow Release Fertilizer (SRF) yang dimanfaatkan

1 19,42

2.3. Pelayanan Teknologi

Layanan teknologi merupakan jembatan yang baik untuk implemetasi hasil inovasi teknologi kepada semua pemangku kepentingan baik pemerintah, BUMN, swasta dan rakyat. Berikut adalah target layanan teknologi yangada di kedeputian TIEM.

2.4.1. Bidang TIK

Dalam melaksanakan tupoksinya yakni melaksanakan tugas pemerintah di bidang pengkajian dan penerapan teknologi di bidang teknologi informasi dan komunikasi, Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi (PTIK) juga melaksanakan layanan teknologi yang diminta oleh masyarakat secara langsung dengan mekanisme yang sesuai dengan peraturan dan perundangan yang berlaku. Mekanisme tersebut adalah melalui Pusat Layanan Teknologi BPPT

dengan kontrak kerja untuk instansi pemerintah dan swasta, atau dengan mekanisme swakelola pihak pertama untuk instansi pemerintah.

Gambar

Gambar 1. Cascading impact, outcome dan output  Bidang TIK
Gambar 2. Arah Kebijakan Program Bidang TIK 2015-2019
Gambar 3. Kurva Teknologi Maturity
Gambar 4. Cascading impact, outcome dan output  Bidang TE
+4

Referensi

Dokumen terkait

bahwa berdasarkan rekomendasi dari Kantor Akuntan Publik yang telah melaksanakan audit atas Laporan Keuangan ITB- BHMN Tahun Buku 2007, agar Surat Keputusan Majelis Wali Amanat

Kemudian Perusahaan membeli kembali saham- saham Pemegang Saham tersebut sehingga jumlah modal saham diperoleh kembali yang dimiliki perusahaan adalah sebanyak 4.074.700 saham,

Hal ini yang mendasari penulis melakukan penelitian tentang hubungan pengetahuan dan sikap ibu tentang penyakit infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) dengan

Dengan ini kami beritahukan bahwa perusahaan Saudara telah lulus Evaluasi Administrasi, Teknik, Harga dan Kualifikasi untuk Paket tersebut di atas.. Sebagai kelanjutan proses

Selain itu juga adanya pemahaman masyarakat tentang stratifikasi sosial yang sudah di tereduksi pada kepentingan ekonomi dan politik yaitu ketika adat kematian di maknai dalam

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 90 Tahun 2014 tentang Batas Daerah Kabupaten Bone Bolango dengan Kabupaten Gorontalo Utara Provinsi Gorontalo (Berita

Teknik analisis yang digunakan adalah PLS untuk melihat pengaruh gaya kepemimpinan dan komitmen organisasi terhadap kinerja karyawan bagian penjualan (sales) pada

Hasil penelitian ini diharapkan akan bermanfaat bagi perusahaan sebagai bahan masukan yang nantinya dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan perusahaan untuk memecahkan