• Tidak ada hasil yang ditemukan

Index of /ProdukHukum/kehutanan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Index of /ProdukHukum/kehutanan"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA

KEPUTUSAN MENTERI KEHUTANAN NOMOR : 365/ Kpt s-II/ 2003

TENTANG

PEMBERIAN IZIN USAHA PEMANFAATAN HASIL HUTAN KAYU (IUPHHK) PADA HUTAN TANAMAN KEPADA PT. BUKIT BATU HUTANI ALAM ATAS AREAL HUTAN

SELUAS + 33. 605 (TIGA PULUH TIGA RIBU ENAM RATUS LIMA) HEKTAR DI PROVINSI RIAU

MENTERI KEHUTANAN,

Membaca : 1. Surat PT. MAPALA RABDA No. 011/ MPR/ 99 t anggal 6 Maret 1999 perihal

permohonan pencadangan areal Ij in Usaha Pemanf aat an Hasil Hut an Kayu pada hut an t anaman;

2. Surat Ment eri Kehut anan dan Perkebunan No. 805/ Menhut bun-VI/ 1999 t anggal 22 Jul i 1999 t ent ang Pencadangan Areal dan Perset uj uan Dispensasi Kegiat an Hut an Tanaman Pola Kemit raan PT. MAPALA RABDA dengan Koperasi Tani Hut an USAHA BARU;

3. Akt a No. 34 t anggal 22 Maret 2002 t ent ang Pendirian Perseroan Terbat as PT. BUKIT BATU HUTANI ALAM yang merupakan badan hukum pat ungan ant ara PT. MAPALA RABDA dengan Koperasi Tani Hut an USAHA BARU, dibuat di hadapan DARMANSYAH, SH. Not aris di Pekanbaru dan t elah mendapat kan perset uj uan dari Ment eri Kehakiman dengan Keput usan No. C-10122. HT. 01. 01. TH. 2003 t anggal 7 Mei 2003, besert a perubahannya dalam Akt a No. 5 t anggal 12 Sept ember 2002 yang dibuat dihadapan NURHAYATI, SH. Not aris di Pekanbaru dan t el ah mendapat kan perset uj uan dari Ment eri Kehakiman dengan Keput usan No. C-21154 HT. 01. 04. TH. 2003 t anggal 5 Sept ember 2003;

4. Surat Kepal a Badan Planol ogi Kehut anan No. 472/ VII-KP/ 2003 t anggal 28 Juli 2003 t ent ang Pet a Areal Kerj a (WA) IUPHHK Hut an Tanaman An. PT. BUKIT BATU HUTANI ALAM di Provinsi Riau.

Menimbang : a. bahwa hut an produksi sebagai sumber daya alam yang mempunyai pot ensi

ekonomi, perlu dimanf aat kan secara opt imal dan lest ari bagi kepent ingan pembangunan ekonomi nasional;

b. bahwa unt uk meningkat kan produkt i vit as kawasan hut an yang t idak produkt if , meningkat kan kualit as lingkungan hidup sert a menj amin t ersedianya bahan baku indust ri hasil hut an secara l est ari perlu dilaksanakan pengusahaan hut an t anaman berdasarkan azas kelest arian dengan menerapkan sist em silvikul t ur hut an t anaman secara int ensif pada kawasan hut an t ersebut ;

c. bahwa PT. MAPALA RABDA (sekarang PT. BUKIT BATU HUTANI ALAM) sampai dengan bulan Agust us 2003 t elah berhasil membangun hut an t anaman pul p seluas + 13. 545, 92 (t iga belas ribu li ma rat us empat pul uh lima sembil an puluh dua per serat us) hekt ar, dan unt uk selanj ut nya diharapkan dapat menj amin t ersedianya bahan baku pulp dan paper secara berkel anj ut an, khususnya unt uk PT. INDAH KIAT PULP & PAPER Tbk;

(2)

d. bahwa berdasarkan Pasal 1 Keput usan Ment eri Kehut anan No. 307/ Kpt s-II/ 2003 disebut kan bahwa proses penyelesaian permohonan Izin Usaha Pemanf aat an Hasil Hut an Kayu (IUPHHK) pada Hut an Tanaman yang t elah disampaikan pada t ingkat perset uj uan prinsip, penerbit an izinnya dapat dilanj ut kan t anpa t erlebih dahulu dilakukan penilaian ol eh Lembaga Penilaian Independen Mampu;

e. bahwa PT. BUKIT BATU HUTANI ALAM t elah memenuhi persyarat an yang dit ent ukan, sehingga kepadanya dapat diberikan Izin Usaha Pemanf aat an Hasil Hut an Kayu (IUPHHK) pada Hut an Tanaman dengan Keput usan Ment eri Kehut anan.

Mengingat : 1. Pasal 33 Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945;

2. Undang-undang No. 5 Tahun 1960 t ent ang Perat uran Dasar Pokok-Pokok Agraria;

3. Undang-undang Nomor 1 Tahun 1967 j o Undang-undang Nomor 11 Tahun 1970 t ent ang Penanaman Modal Asing, sebagaimana t elah diubah dan dit ambah dengan Undang-undang Nomor 11 Tahun 1970;

4. Undang-undang Nomor 6 Tahun 1968 j o. Undang-undang Nomor 12 Tahun 1970 t ent ang Penanaman Modal Dalam Negeri, sebagaimana t elah diubah dan dit ambah dengan Undang-undang Nomor 12 Tahun 1970;

5. Undang-undang Nomor 5 Tahun 1984 t ent ang Ket ent uan-ket ent uan Pokok Perindust rian;

6. Undang-undang Nomor 5 Tahun 1990 t ent ang Konservasi sumber Daya Alam Hayat i dan Ekosist emnya;

7. Undang-undang Nomor 24 Tahun 1992 t ent ang Penat aan Ruang;

8. Undang-undang Nomor 20 Tahun 1997 t ent ang Penerimaan Negara Bukan Paj ak;

9. Undang-undang Nomor 23 Tahun 1997 t ent ang Ket ent uan-Ket ent uan Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup;

10. Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 t ent ang Pemerint ahan Daerah;

11. Perat uran Pemerint ah Nomor 25 Tahun 1999 t ent ang Perimbangan Keuangan Ant ara Pemerint ah Pusat dan Pemerint ah Daerah;

12. Undang-undang Nomor 41 Tahun 1999 t ent ang Kehut anan; 13. Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 t ent ang Keuangan Negara;

14. Perat uran Pemerint ah Nomor 33 Tahun 1970 t ent ang Perencanaan Hut an; 15. Perat uran Pemerint ah Nomor 28 Tahun 1985 t ent ang Perlindungan Hut an; 16. Perat uran Pemerint ah Nomor 51 Tahun 1993 t ent ang Analisis Mengenai

Dampak Lingkungan (AMDAL);

17. Perat uran Pemerint ah Nomor 22 Tahun 1997 j o Perat uran Pemerint ah Nomor 52 Tahun 1998 t ent ang Jenis dan Penyet oran Penerimaan Negara Bukan Paj ak;

18. Perat uran Pemerint ah Nomor 25 Tahun 2000 t ent ang Kewenangan Pemerint ah dan Kewenangan Propinsi sebagai Daerah Ot onom;

19. Perat uran Pemerint ah Nomor 34 Tahun 2002 t ent ang Tat a Hut an dan Penyusunan Rencana Pengelol aan Hut an, Pemanf aat an Hut an dan Penggunaan Kawasan Hut an;

20. Keput usan Presiden Nomor 32 Tahun 1990 t ent ang pengelol aan Kawasan Lindung;

21. Keput usan Presiden Nomor 228/ M Tahun 2001 t ent ang Pembent ukan Kabinet Got ong Royong;

(3)

22. Keput usan Presiden Nomor 102 Tahun 2001 t ent ang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Susunan Organisasi dan Tat a Kerj a Depart emen;

23. Perat uran Pemerint ah Nomor 35 Tahun 2002 t ent ang Dana Reboisasi;

24. Keput usan Ment eri Kehut anan Nomor 70/ Kpt s-II/ 1995 t ent ang Pengat uran Tat a Ruang Hut an Tanaman Indust ri, sebagaimana t el ah diubah dengan Keput usan Ment eri Kehut anan Nomor 246/ Kpt s-II/ 1996;

25. Keput usan Ment eri Kehut anan Nomor 602/ Kpt s-II/ 1998 j o Keput usan Ment eri Kehut anan dan Perkebunan Nomor 622/ Kpt s-II/ 1999 t ent ang Analisa Mengenai Dampak Lingkungan, Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemant auan Lingkungan Pembangunan Kehut anan dan Perkebunan;

26. Keput usan Ment eri Kehut anan dan Perkebunan Nomor 309/ Kpt s-II/ 1999 j o. Keput usan Ment eri Kehut anan Nomor 10172/ Kpt s-II/ 2002 t ent ang Sist em Silvikult ur dan Daur Tanaman pokok dalam Pengelolaan Hut an Produksi; 27. Keput usan Ment eri Kehut anan Nomor 123/ Kpt s-II/ 2001 t ent ang Organisasi dan

Tat a Kerj a Depart emen Kehut anan;

28. Keput usan Ment eri Kehut anan Nomor 33/ Kpt s-II/ 2003 t anggal 5 Pebruari 2003 t ent anng Tat a Cara Penyelesaian Hak Pengusahaan Hut an Alam at au Hak Pengusahaan Hut an Tanaman yang t elah mendapat kan Perset uj uan Prinsip berdasarkan Permohonan;

29. Keput usan Ment eri Kehut anan Nomor 126/ Kpt s-II/ 2003 sebagaimana t el ah diubah beberapa kali t erakhir dengan Perat uran Ment eri kehut anan Nomor P. 18/ Menhut -II/ 2005 t ent ang Penat ausahaan Hasil Hut an;

30. Keput usan Ment eri Kehut anan Nomor 151/ Kpt s-II/ 2003 t anggal 2 mei 2003 t ant ang Rencana Kerj a Lima Tahun, Rencana Kerj a Tahunan dan Bagan Kerj a Usaha Pemanf aat an Hasil Hut an Kayu pada Hut an Tanaman;

31. Keput usan Ment eri Kehut anan Nomor 162/ Kpt s-II/ 2003 t anggal 21 Mei 2003 t ent ang Percepat an Pembangunan Hut an Tanaman Unt uk Pemenuhan Bahan Baku Indust ri Pulp & Paper;

32. Keput usan Ment eri Kehut anan Nomor 307/ Kpt s-II/ 2003 t anggal 11 Sept ember 2003 t ent ang Percepat an Proses Penyelesaian Permohonan Izin Usaha Pemanf aat an Hasil Hut an Kayu (IUPHHK) pada Hut an Tanaman.

Memperhatikan : a. Kesepakat an Bersama ant ara Koperasi Tani Hut an USAHA BARU dengan PT.

MAPALA RABDA, dalam r angka Pembent ukan Perusahaan Pat ungan Hut an Tanaman Pol a Kemit raan t anggal 20 Pebruari 1999;

b. Surat Gubernur Kepal a Daerah Tingkat I Riau No. 522/ EK/ 1173 t anggal 18 Mei 1999 perihal Rekomendasi Areal Hut an Tanaman Pola Kemit raan dal am rangka Pemberdayaan Usaha kecil, Menengah at au Koperasi;

c. Surat Direkt ur Jenderal Bina Produksi Kehut anan No. 1373/ VI-PHT/ 2001 t anggal 16 Okt ober 2001 t ent ang Pengesahaan St udi Kel ayakan Pembangunan Hut an Tanaman seluas 30. 000 Ha, A. PT. MAPALA RABDA dan Koperasi Tani Hut an USAHA BARU propinsi Riau;

d. Surat Gubernur Riau perihal Perset uj uan AMDAL, RKL, RPL Kegiat an Hut an Tanaman Pola Kemit raan PT. MAPALA RABDA dan Koperasi Tani Hut an USAHA BARU No. 660. 1/ BAPEDAL Prop/ 3564 t anggal 16 Nopember 2002.

M E M U T U S K A N :

Menetapkan :

KESATU :

Memberikan Izin Usaha Pemanf aat an Hasil Hut an Kayu (IUPHHK) pada Hut an

Tanaman kepada PT. BUKIT BATU HUTANI ALAM unt uk j angka wakt u 43 (empat puluh t iga) t ahun at as kawasan hut an produksi yang t erlet ak di Kecamat an Bukit Bat u Kabupat en Bengkalis Provinsi Riau, dengan ket ent uan sebagai berikut :

(4)

1. Areal Izin Usaha Pemanf aat an Hasil Hut an Kayu pada Hut an Tanaman seluas ± 33. 605 (t iga puluh t iga ribu enam r at us lima) hekt ar sebagaimana pet a lampiran;

2. Luas dan let ak def init if areal kerj a Izin Usaha Pemanf aat an Hasil Hut an Kayu (IUPHHK) pada Hut an Tanaman dit et apkan oleh Depart emen Kehut anan set elah dilaksanakan pengukuran dan penat aan bat as di lapangan.

KEDUA : PT. BUKIT BATU HUTANI ALAM sebagai PEMEGANG IZIN Usaha Pemanf aat an Hasil

Hut an Kayu pada Hut an Tanaman berhak :

1. Melakukan kegiat an sesuai dengan izin yang t ert uang dalam Keput usan ini; 2. Memperoleh manf aat dari hasil usahanya.

KETIGA : PT. BUKIT BATU HUTANI ALAM sebagai PEMEGANG IZIN Usaha Pemanf aat an Hasil

Hut an Kayu pada Hut an Tanaman harus memenuhi kewaj iban sebagai berikut : 1. Rencana Kerj a Usaha Pemanf aat an Hasil Hut an Kayu (RKUPHHK) pada Hut an

Tanaman unt uk seluruh areal kerj a selama j angka wakt u berlakunya izin selambat -lambat nya 1 (sat u) t ahun sej ak dit erbit kannya Keput usan ini; 2. Membuat Rencana Kerj a Lima Tahun Usaha Pemanf aat an Hasil Hut an Kayu

pada Hut an Tanaman (RKL-UPHHKHT) 5 (lima) bulan sej ak RK-UPHHKHT disahkan;

3. Rencana Kerj a Tahunan Usaha Pemanf aat an Hasil Hut an Kayu pada Hut an Tanaman (RKT-UPHHKHT) sesuai dengan pedoman yang dit et apkan, dan diaj ukan selambat -lambat nya 2 (dua) bulan sebelum RKT t ahun berj alan. 4. Melakukan sist em silvikult ur Tebang Habis Permudaan Buat an (THPB) sesuai

lokasi dan j enis t anaman yang dikembangkan

5. Melakukan penat ausahaan hasil hut an sesuai ket ent uan yang berlaku.

6. Melakukan penat ausahaan keuangan kegiat an usahanya sesuai st andar akunt ansi kehut anan yang berlaku (PSAK 32)

7. Menyediakan dan memasok bahan baku kayu kepada indust ri primer hasil hut an.

8. Pembangunan sarana dan prasarana yang diperlukan unt uk melaksanakan usaha pemanf aat an hasil hut an kayu pada Hut an Tanaman.

9. Melakukan kegiat an secara nyat a dan bersungguhsungguh selambat -lambat nya 6 (enam) bulan set elah dit erbit kannya Keput usan ini.

10. Melakukan penanaman pada Hut an Tanaman paling sedikit 50 (lima puluh) persen dari luas t anaman yang dit anam berdasarkan daur t anaman luas areal dalam wakt u paling lambat 5 (lima) t ahun sej ak dit erbit kannya Keput usan ini.

11. Menggunakan peralat an kerj a yang j umlah dan at au j enisnya sesuai dengan izin yang diberikan.

12. Melakukan pengukuran dan penguj ian hasi l hut an kayu sesuai ket ent uan yang berlaku.

13. Melakukan kerj asama dengan Koperasi masyarakat set empat pal ing lambat 1 (sat u) sej ak izin dit erbit kan. Kerj asama dapat berupa penyert aan saham at au kerj asama dal am usaha pada segmen kegiat an usaha pemanf aat an hasil hut an kayu pada Hut an Tanaman.

14. Melaksanakan kegiat an usaha pemanf aat an hasil hut an kayu pada hut an alam dengan kemampuan sendiri, meliput i kegiat an-kegiat an pemanenan at au penebangan, penanaman, pemelihar aan, pengamanan, pengolahan dan pemasaran hasil hut an kayu sesuai Rencana Kerj a (RK) dan Rencana Kerj a Tahunan (RKT) yang disahkan, sert a memat uhi perat uran perundang-undangan yang berlaku.

(5)

15. Melaksanakan penat aan bat as areal kerj anya paling l ambat 3 (t iga) bul an sej ak dit erbit kannya Keput usan ini.

16. Melaksanakan pengat uran hasil hut an secara lest ari, dengan cara penanaman kembali set elah mel akaukan penebangan sesuai ket ent uan yang berlaku. 17. Membuat dan menyampaikan laporan sesuai ket ent uan yang berlaku.

18. Melaksanakan perlindungan hut an di ar eal kerj anya dari gangguan keamanan. 19. Membayar Provisi Sumber Daya Hut an (PSDH) at as hasil hut an kayu yang

berasal dari penebangan Hut an Tanaman at au PSDH dan DR at as hasil hut an yang berasal dari Hut an Alam (land clearing), sesuai dengan ket ent uan yang berlaku.

20. Mempekerj akan t enaga prof esional di bidang kehut anan, dan t enaga lain yang memenuhi persyarat an sesuai ket ent uan yang berlaku.

21. Membant u pengembangan sosial budaya dan ekonomi (kesej aht eraan) masyarakat yang berada di dal am at au di sekit ar areal kerj anya.

22. Memperl ancar pet ugas yang mengadakan bimbingan, pengawasan dan penelit ian.

23. Memat uhi dan melaksanakan ket ent uan-ket ent uan yang t ercant um dalam lampiran keput usan ini akan diberikan sanksi apabil a mel anggar ket ent uan perat uran perundang-undangan yang berlaku.

KEEMPAT : 1. Izin Usaha Pemanf aat an Hasil Hut an Kayu pada Hut an Tanaman ini t idak dapat dipindaht angankan kepada pihak lain t anpa perset uj uan t ert ulis Ment eri Kehut anan.

2. Areal hut an yang dibebani Izin Pemanf aat an Hasil Hut an Kayu pada Hut an Tanaman ini t idak dapat dij adikan j aminan at au dij aminkan kepada orang l ain. 3. Tanaman yang dihasilkan dari Izin Usaha Pemanf aat an Hasil Hut an Kayu pada

Hut an Tanaman ini merupakan asset yang dapat dij adikan agunan sepanj ang izin masih berlaku.

KELIMA

:

1. Apabila di dalam areal Izin Usaha Pemanf aat an Hasil Hut an Kayu pada Hut an

Tanaman t erdapat l ahan yang t elah menj adi t anah milik, perkampungan, t egalan, persawahan at au t elah diduduki dan digarap oleh pihak ket iga, maka lahan t ersebut dikeluarkan dari areal kerj a izin usaha pemanf aat an hasil hut an kayu pada Hut an Tanaman.

2. Apabila l ahan t ersebut pada but ir 1 dikehendaki unt uk dij adikan areal izin usaha pemanf aat an hasil hut an kayu pada hut an al am, maka penyelesaiannya dilakukan ol eh PT. BUKIT BATU HUTANI ALAM dengan pihak-pihak yang bersangkut an sesuai dengan ket ent uan perat uran perundangan-undangan yang berlaku.

KEENAM : 1. Minimal set iap 3 (t iga) t ahun Izin Usaha Pemanf aat an Hasil Hut an Kayu pada

Hut an Tanaman ini diadakan penilaian unt uk menget ahui kemampuan pengelol aannya sesuai ket ent uan yang berlaku; 2. PEMEGANG IZIN Usaha Pemanf aat an Hasil Hut an Kayu pada Hut an Tanaman

dalam Keput usan ini akan dikenakan sanksi apabil a mel anggar ket ent uan dan perat ur an perundang-undangan yang berlaku.

KETUJUH : Keput usan ini dan lampiran-lampiranya merupakan sat u kesat uan yang t idak

t erpisahkan.

KEDELAPAN : Keput usan ini berlaku sej ak t anggal dit et apkan.

(6)

Dit et apkan di : J A K A R T A Pada t anggal : 30 Okt ober 2003

Salinan sesuai dengan aslinya MENTERI KEHUTANAN,

Kepala Biro Hukum dan Organisasi,

tt d. t td.

SUYONO, SH. MUHAMMAD PRAKOSA

NIP. 080035380

Salinan Keput usan ini disampaikan Kepada Yt h. :

1. Sdr. Ment eri Negara Koordinat or Bidang Perekonomian; 2. Sdr. Ment eri Kehakiman dan HAM;

3. Sdr. Ment eri Dalam Negeri; 4. Sdr. Ment eri Keuangan;

5. Sdr. Ment eri Tenaga Kerj a dan Transmigrasi; 6. Sdr. Ment eri Energi dan Sumber Daya Mi neral; 7. Sdr. Ment eri Perindust rian dan Perdagangan;

8. Sdr. Ment eri Negara Badan Usaha Milik Negara (BUMN); 9. Sdr. Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal; 10. Sdr. Kepala Badan Pert anahan Nasional;

11. Sdr. Pej abat Eselon I Lingkup Depart emen Kehut anan; 12. Sdr. Gubernur Propinsi Riau;

13. Sdr. Kepala Dinas Kehut anan Provinsi Riau; 14. Sdr. Bupat i Bengkalis;

15. Sdr. Direkt ur Ut ama PT. BUKIT BATU HUTANI ALAM.

Referensi

Dokumen terkait

04.2/SRT/PL/PEDU- PDT/VIII/2012 tanggal 2 Agustus 2012, Panitia Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah pada Satuan Kerja Pembinaan Ekonomi dan Dunia Usaha di Lingkungan Kementerian

• Kasus Prita Mulyasari; Kasus Diki Candra;. Kasus Musni

04.1/SRT/PL/PEDU- PDT/VIII/2012 tanggal 2 Agustus 2012, Panitia Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah pada Satuan Kerja Pembinaan Ekonomi dan Dunia Usaha di Lingkungan Kementerian

[r]

02.A6/BA-PMB.BI/PL/PEDU-PDT/VIII/2012 tanggal 16 Agustus 2012, Panitia Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Satuan Kerja Pembinaan Ekonomi dan Dunia Usaha di Lingkungan

Exper im ent al Works on Short Range Com m unicat ion Syst em s Using Phot ovolt aic Based Receiver Journal of Engineering and Applied

Kepada para peserta yang merasa keberatan atas penetapan tersebut diatas, diberikan hak untuk menyampaikan sanggahan baik secara sendiri maupun bersama-sama,

More specifically, chapter IV outlines some of the ways in which States are increasingly censoring information online, namely through: arbitrary blocking or filtering of content;