• Tidak ada hasil yang ditemukan

B1J010091 11.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "B1J010091 11."

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

7

III. METODE PENELITIAN

A. Alat dan Bahan

Alat-alat yang digunakan adalah timbangan analitik, tabung reaksi,

higrometer, altimeter, pipet berskala, labu ukur, oven, spektrofotometer, gunting,

plastik, alat tulis, label, koran, meteran, dan kamera. Bahan-bahan yang digunakan

adalah daun tanaman jagung, alkohol 70%, HCl 0,7%, NaOH 1 N, ZnSO4 5%,

Ba(OH)2 0,3%, pereaksi Cu, pereaksi Nelson, pereaksi Karbohidrat, Phenol merah,

dan akuades (Lampiran 1).

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di Desa Gumelem Kecamatan Susukan Kabupaten

Banjarnegara (Lampiran 2). Banjarnegara adalah sebuah kabupaten di Provinsi

Jawa Tengah. Menurut van Bemmelen (1949), penyebaran geografis kabupaten

Banjarnegara dibagi menjadi 3 bagian, yakni zona utara meliputi kawasan

pegunungan yang merupakan bagian dari Dataran Tinggi Dieng dan Pegunungan

Serayu Utara, zona tengah yang merupakan zona Depresi Serayu yang subur, dan

zona selatan yang merupakan daerah pegunungan yang curam dan termasuk bagian

dari Pegunungan Serayu. Susukan merupakan salah satu kecamatan yang terletak di

zona selatan kabupaten Banjarnegara. Susukan terbagi menjadi 15 desa, salah

satunya adalah desa Gumelem.

Desa Gumelem berada di ketinggian tempat 144 m dpl dan kelembaban

udara (65%-80%). Daerah ini memiliki iklim tropis dengan curah hujan rata-rata

3.000 mm.tahun-1 dan suhu rata-rata 20-26ºC. Luas wilayah kecamatan Susukan adalah 5.264.665 ha. Letak koordinat wilayahnya adalah 70 28’32” - 70 30’17”LS dan 1090 22’28”- 1090 25’44”BT. Lahan di desa ini cukup subur dan umumnya ditanami oleh tanaman pangan seperti jagung, kacang panjang, dan singkong.

Analisis massa karbohidrat tanaman jagung sebagai dasar analisis daya serap

karbon dioksida dilakukan di Laboratorium Kimia Organik Fakultas Sains dan

Teknik Universitas Jenderal Soedirman. Penelitian dilaksanakan selama 2 bulan,

mulai dari bulan Juli hingga Agustus.

(2)

8 C. Diagram Alir Penelitian

Gambar 3.1. Diagram Alir Penelitian

D. Rancangan Penelitian

Metode penelitian yang digunakan adalah metode survai dengan

pengambilan sampel menggunakan teknik cluster random sampling. Strata yang

digunakan adalah umur tanaman jagung. Umur tanaman jagung dikelompokkan

ke dalam tiga strata umur yaitu :

1. Tanaman jagung umur 0 - 1 bulan

2. Tanaman jagung umur >1 - 2 bulan

3. Tanaman jagung umur >2 - 3 bulan

Setiap strata umur diambil 6 tanaman secara acak. Setiap tanaman

sampel diambil daunnya sebanyak 30 g. Pengambilan sampel daun dilakukan

pukul 04.30-05.00 WIB dan 09.30-10.00 WIB, tujuannya untuk mendapatkan

daun yang belum melakukan fotosintesis karena diambil sebelum matahari

terbit, sedangkan pengambilan sampel pukul 10.00 WIB tujuannya untuk

mendapatkan daun yang telah melakukan fotosintesis. Hal ini sesuai dengan

penelitian yang dilakukan oleh Sinambela pada tahun 2006. Sampel daun

kemudian dianalisis massa karbohidrat dan daya serap karbon dioksidanya di

Setiap strata umur tanaman jagung (0 - 1 bulan, >1 - 2 bulan, dan >2 - 3 bulan)

Diambil daunnya sebanyak 30 g pukul 04.30-05.00 WIB dan 09.30-10.00 WIB

Direndam dalam alkohol 70% selama beberapa menit lalu dikering anginkan

Dianalisis karbohidratnya di Lab. Kimia

Dihitung jumlah daun per pohon, luas daun per 30 g sampel, luas daun per helai, kerapatan pohon, massa karbohidrat, massa CO2 pada daun

Daya serap CO2 per helai daun per

musim, per pohon per musim, dan per hektar per musim pada tanaman jagung

(3)

9

Laboratorium Kimia Organik Fakultas Sains dan Teknik Universitas Jenderal

Soedirman. Data massa karbohidrat dan daya serap karbon dioksida yang

dianalisis adalah selisih antara data yang diperoleh dari sampel daun yang

diambil pada pukul 10.00 WIB dengan data yang diperoleh pukul 05.00 WIB.

E. Variabel Penelitian

Variabel yang digunakan pada penelitian ini adalah variabel bebas

berupa umur tanaman dan variabel tergantung berupa daya serap karbon

dioksida. Parameter yang diamati berupa massa karbohidrat, massa karbon

dioksida, luas daun, dan jumlah daun.

F. Cara Kerja Penelitian

1. Pengambilan Sampel Daun (Sinambela, 2006)

Pengambilan sampel daun dilakukan secara acak (random) pada helai

daun ke 4-5, daun diambil sebanyak 30 g pada pukul 04.30-05.00 WIB dan

09.30-10.00 WIB. Daun dimasukkan ke dalam plastik yang berisi alkohol 70%

lalu direndam selama beberapa menit. Perendaman pada alkohol bertujuan untuk

mencegah terjadinya fotosintesis dan respirasi lanjutan setelah daun dipetik.

Sampel daun yang telah direndam alkohol selanjutnya dikering anginkan.

2. Penentuan Jumlah Daun per Pohon (Purwaningsih, 2007)

Penentuan daya serap CO2 per pohon dipengaruhi oleh jumlah daun per

pohon. Untuk menghitung jumlah daun per pohon dilakukan dengan cara

menghitung jumlah helai daun yang ada dalam satu pohon. Setiap strata umur

tanaman jagung dihitung jumlah daunnya pada satu pohon.

3. Pengukuran Massa Karbohidrat (Sinambela, 2006)

Pengukuran massa karbohidrat untuk setiap strata umur tanaman jagung

dilakukan dengan cara berikut :

1. Sampel daun ditimbang sebanyak 30 g dan dihancurkan menggunakan

mortar dan pestle sampai halus. Sampel daun yang sudah halus, selanjutnya

dikeringkan menggunakan oven pada suhu ± 1050C selama 48 jam (36 jam terlebih dahulu lalu dilanjutkan 12 jam kemudian) untuk mendapatkan bobot

kering mutlak.

2. Sampel daun yang sudah kering ditimbang sebanyak 200 mg selanjutnya

ditambahkan 20 ml HCl 0,7 N.

(4)

10

3. Hidrolisis selama 2,5 jam dalam penangas air lalu disaring dalam labu ukur

100 ml.

4. Larutan dinetralkan dengan NaOH 1 N setelah diberikan Phenol merah

(terjadi perubahan warna larutan setelah dititrasi dari biru berubah warna

menjadi merah muda).

5. Sebanyak 5 ml ZnSO4 dan 5 ml Ba(OH)2 0,3 N ditambahkan ke dalam

larutan, dengan tujuan mengendapkan protein dari sampel (agar gugusan

CHO yang terjadi benar-benar karbohidrat).

6. Larutan akuades ditambahkan sampai tanda tera 100 ml.

7. Larutan disaring kembali dan diambil larutan yang sudah jernih (supernatan).

8. Pipet 1 ml larutan yang sudah jernih (supernatan) dalam tabung kimia.

9. Deret standar karbohidrat 0, 5, 10, 15, 20, 25 ml dibuat. Pereaksi Cu

ditambahkan sebanyak 2 ml, dipanaskan dengan penangas air selama 10

menit lalu didinginkan.

10.Pereaksi Nelson ditambahkan dengan 20 ml H2O sampai tanda tera pada

masing-masing deret standar karbohidrat lalu dikocok dan dibiarkan selama

20 menit.

11.Larutan diukur dengan spektrofotometer pada panjang gelombang 500 µm.

12.Persentase karbohidrat dihitung dengan rumus berikut:

x

13.Massa karbohidrat dihitung dari persentase karbohidrat menggunakan rumus:

Persentase Karbohidrat x Bobot Basah Daun (3-2)

Massa karbohidrat yang diperoleh dari metode karbohidrat

dikonversikan ke massa CO2 dari perbandingan mol setelah disetarakan.

6CO2 + 6H2O → C6H12O6 + 6O2

14.Dari persamaan reaksi tersebut, diketahui 1 mol glukosa setara dengan 6 mol

karbon dioksida. Cara perhitungannya sebagai berikut:

1. Mol C6H12O6 = Massa C6H12O6 : Mr C6H12O (3-3)

(5)

11

4. Pengukuran Luas Daun (Sitompul dan Guritno, 1995)

Luas daun diukur menggunakan metode gravimetri dengan rumus berikut:

LD =

5. Perhitungan Daya Serap Karbon Dioksida (Sinambela, 2006)

Daya serap karbon dioksida dihitung menggunakan data massa

karbohidrat hasil Laboratorium, dengan persamaan berikut :

Daya serap CO2 per luas daun (D) = Massa CO2 (3-6)

Δt = Selisih waktu pengambilan sampel pukul 05.00 dan pukul 10.00 WIB

7. Penentuan Karbon Dioksida yang Diserap Bersih per Helai Daun per Jam

Dl = Daya serap CO2 per luas daun sampel per jam (3-8)

Rataan luas daun per helai

(6)

12

8. Penentuan Karbon Dioksida yang Diserap Bersih per Pohon (Dn) per Jam

Dn = Dt x (∑d : n) (3-9)

Keterangan :

Dn = Daya serap bersih CO2 per pohon per jam

Dt = Daya serap bersih CO2 per luas daun

Σd = Jumlah daun tiap pohon

n = Jumlah helai daun dalam 30 g bobot basah sampel daun

9. Penentuan Kerapatan Pohon per Hektar (Sinambela, 2006)

Kerapatan pohon per hektar =

(3-10)

10.Penentuan Karbon Dioksida yang Diserap Bersih per Hektar (Dh)

Dh = Dn x K pohon/ha (3-11)

Keterangan :

Dh = Daya serap bersih CO2 per hektar per jam

Dn = Daya serap bersih CO2 per pohon per jam

K = Kerapatan pohon per hektar

11.Penentuan Karbon Dioksida yang Diserap Bersih per Pohon per Musim (Dy) (Sitompul dan Guritno, 2005)

Dy = [{Dn x 4,05} + {Dn x (12,07 - 4,05) x 0,46}] x 100 (3-12)

Keterangan:

Dy = Daya serap bersih CO2 per pohon per musim

Dn = Daya serap bersih CO2 per pohon per jam

12,07 = Nilai rata-rata lama penyinaran maksimum per hari, satuan dalam jam per hari

4,05 = Nilai rata-rata lama penyinaran aktual per hari, satuan dalam jam per hari

0,46 = Perbandingan laju fotosintesis rata-rata per hari 100 = ± Jumlah hari dalam 1x musim panen

G. Metode Analisis

1. Analisis Varian (ANOVA)

Analisis Varian (ANOVA) digunakan untuk mengetahui pengaruh

umur tanaman jagung (Z. mays)terhadap daya serap karbon dioksida. Hasil

ANOVA dilanjutkan dengan uji lanjut (Hanafiah, 2003).

(7)

13 2. Analisis Korelasi dan Regresi

Analisis korelasi digunakan untuk menguji hubungan antara umur

tanaman jagung (Z. mays) dengan daya serap karbon dioksida, sedangkan

analisis regresi digunakan untuk mengetahui pola hubungan antara umur

tanaman dengan kemampuannya dalam menyerap karbon dioksida. Model

hubungan serapan karbon dioksida dengan umur tanaman dianalisis

menggunakan regresi korelasi dengan model linier menurut Sastrosupadi

(2000), adalah sebagai berikut :

Y = (3-13)

Untuk mengetahui model regresi terbaik, maka dilakukan

perbandingan dengan model regresi non linier seperti model kuadratik dan

model eksponensial dengan model persamaan regresi menurut Sastrosupadi

(2000), adalah sebagai berikut :

Y= dan Y= atau = (3-14)

Keterangan :

Y = Karbon yang diserap tanaman

= Umur tanaman

= Koefisien elevasi = Koefisien regresi

= Bilangan Eluer sebesar 2,718

Gambar

Gambar 3.1. Diagram Alir Penelitian

Referensi

Dokumen terkait

Peubah yang diamati adalah Tinggi Tanaman, [umlah Anakan per Rumpun, Luas Helai Daun, Indek Luas Daun, Iumlah Butir per Rumpun, [umlah Gabah berisi per Malai, Persentase Gabah Hampa

Jenis tanaman hutan kota di Kebun Raya Bogor yang memiliki daya serap karbondioksida tiap luas daun terbaik berdasarkan metode karbohidrat adalah kenanga, sirsak, bunga merak,

Tabel 2 menunjukkan bahwa tanaman bintaro memiliki potensi serapan CO per luas daun paling tinggi di antara jenis tanaman lainnya yaitu sebesar 100,70 x 10 g/cm , sedangkan

Data massa karbohidrat dan daya serap karbondioksida yang dianalisis adalah selisih antara data yang diperoleh dari sampel daun yang diambil pada pukul 03.00- 04.00

Hasil penelitian menunjukkan bahwa peubah agronomi yang meliputi tinggi tanaman, sudut daun, luas daun, jumlah daun, bobot spesifik daun, luas daun per helai, bobot kering

Hasil penelitian menunjukkan bahwa peubah agronomi yang meliputi tinggi tanaman, sudut daun, luas daun, jumlah daun, bobot spesifik daun, luas daun per helai, bobot kering

Data massa karbohidrat dan daya serap karbondioksida yang dianalisis adalah selisih antara data yang diperoleh dari sampel daun yang diambil pada pukul 10.00-11.00 WIB

➢ Kerapatan Nilai kerapatan papan partikel dihitung dengan rumus: 𝐾𝑒𝑟𝑎𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛𝑔/𝑐𝑚 = 𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 1 ➢ Daya serap air Daya serap air dihitung menggunakan persamaan: 𝐷𝑆𝐴% = 𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡𝐵2−𝐵1