• Tidak ada hasil yang ditemukan

J.D.I.H. - Dewan Perwakilan Rakyat

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "J.D.I.H. - Dewan Perwakilan Rakyat"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

PRESID EN REPUBLIK IND O NESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA

NOMOR 1 TAHUN 1991

TENTANG

PENGESAHAN "TREATY BETWEEN THE REPUBLIC OF INDONESIA AND AUSTRALIA

ON THE ZONE OF COOPERATION IN AN AREA BETWEEN THE INDONESIAN PROVINCE

OF EAST TIMOR AND NORTHERN AUSTRALIA" (PERJANJIAN ANTARA REPUBLIK

INDONESIA DAN AUSTRALIA MENGENAI ZONA KERJASAMA DI DAERAH

ANTARA PROPINSI TIMOR TIMUR DAN AUSTRALIA BAGIAN UTARA)

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang : a. bahwa "Treaty between the Republic of Indonesia and Australia on the Zone

of Cooperation in an Area between the Indonesian Province of East Timor and

Northern Australia" telah ditandatangani oleh Pemerintah Republik Indonesia

pada tanggal 11 Desember 1989;

b. bahwa Perjanjian mengenai Zona Kerjasama sebagaimana dimaksud pada

huruf a mengatur eksplorasi dan eksploitasi sumberdaya minyak dan gas bumi

di landas kontinen yang terletak di antara Propinsi Timor Timur dan Australia

Bagian Utara;

c. bahwa Perjanjian mengenai Zona Kerjasama sebagaimana dimaksud pada

huruf a merupakan pengaturan yang bersifat sementara sambil menunggu

penyelesaian penetapan batas landas kontinen antara Indonesia dan Australia

di daerah tersebut;

(2)

PRESID EN REPUBLIK IND O NESIA

- 2 -

meningkatkan hubungan bilateral antara Indonesia dan Australia;

e. bahwa berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tersebut di atas Pemerinta

republik Indonesia memandang perlu untuk mengesahkan Perjanjian tersebut

pada huruf a dengan Undang-undang;

Mengingat : 1. Pasal 5 ayat (1), Pasal 11, dan Pasal 20 ayat (1) Undang-Undang Dasar

1945;

2. Undang-undang Nomor 1 Tahun 1973 tentang Landas Kontinen Indonesia jo.

Pengumuman Pemerintah Republik Indonesia tentang Landas Kontinen

Indonesia tanggal 17 Pebruari 1969;

3. Undang-undang Nomor 17 Tahun 1965 tentang Pengesahan United Nations

Convention on the Law of the Sea (Konvensi Perserikatan Bangsa-Bangsa

tentang Hukum Laut) (Lembaran Negara Tahun 1985 Nomor 76, Tambahan

Lembaran Negara Nomor 3318);

Dengan perset uj uan,

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : UNDANG-UNDANG TENTANG PENGESAHAN "TREATY BETWEEN THE

REPUBLIC OF INDONESIA AND AUSTRALIA ON THE ZONE OF

COOPERATION IN AN AREA BETWEEN THE INDONESIAN PROVINCE OF

EAST TIMOR AND NORTHERN AUSTRALIA" (PERJANJIAN ANTARA

(3)

PRESID EN REPUBLIK IND O NESIA

- 3 -

DAERAH ANTARA PROPINSI TIMOR TIMUR DAN AUSTRALIA BAGIAN

UTARA).

Pasal 1

Mengesahkan "Treaty between the Republic of Indonesia and Australia

on the Zone of Cooperation in an Area between the Indonesian Province

of East Timor and Northern Australia" (Perjanjian antara Republik

Indonesia dan Austaralia mengenai Zona Kerjasama di daerah antara

Propinsi Timor Timur dan Australia Bagian utara), yang salinan naskah

aslinya beserta lampiran-lampirannya dalam bahasa Inggeris dilampirkan

pada Undang-undang ini dan merupakan bagian yang tak terpisahkan.

Pasal 2

Undang-undang ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan

Undang-undang ini dengan penempatannya dalam Lembaran Negara

Republik Indonesia.

Disahkan di Jakarta

pada tanggal 7 Januari 1991

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

ttd

(4)

PRESID EN REPUBLIK IND O NESIA

- 4 -

Diundangkan di Jakarta

pada tanggal 7 Januari 1991

MENTERI/SEKRETARIS NEGARA

REPUBLIK INDONESIA

ttd

(5)

PRESID EN REPUBLIK IND O NESIA

- 5 -

PENJELASAN ATAS

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 1991

TENTANG

PENGESAHAN "TREATY BETWEEN THE REPUBLIC OF INDONESIA AND AUSTRALIA ON THE ZONE COOPERATION IN AN AREA BETWEEN THE INDONESIAN

PROVINCE OF EAST TIMOR AND NORTHERN AUSTRALIA"

(PERJANJIAN ANTARA REPUBLIK INDONESIA DAN AUS- TRALIA MENGENAI ZONA KERJASAMA DI DAERAH ANTARA PROPINSI TIMOR TIMUR DAN AUSTRALIA

BAGIAN UTARA)

I. UMUM

1. Pada t ahun 1972 t el ah t ercapai Perset uj uan Bat as Landas Kont inen ant ara Indonesia - Aust ral ia yang menet apkan bat as. bat as kont inen di Laut Araf ura dan Laut Timor. Landas kont inen di sebelah Selat an Timor Timur belum t ercakup dal am Perset uj uan ini, karena Timor Timur pada wakt u it u masih berada di bawah kekuasaan Pot ugal . Ol eh karena it u, bat as l andas kont inen t ahun 1972 "t erput us" di daerah sebel ah Sel at an Timor Timur, sehingga di daerah ini t erdapat Cel ah yang dikenal sebagai "Cel ah Timor" at au "Timor Gap". Dengan berint egrasinya Timor Timur ke dalam wilayah Indonesia pada t ahun 1976, dan sesuai kesepakat an bersama ant ara Ment eri Luar Negeri Indonesia dan Aust ral ia pada bul an Desember 1978 di Cambera, kedua Pemerint ah pada t ahun 1979 mul ai mengadakan perundingan unt uk menet apkan garis bat as l andas kont inen ant ara kedua negara yang bel um sel esai. Perundingan t ersebut mencakup pul a ant ara l ain garis bat as l andas kont inen yang bel um dapat disepakat i yang t erl et ak di Sel at an Timor Timur (Cel ah Timor)

(6)

PRESID EN REPUBLIK IND O NESIA

- 6 -

Namun t ernyat a perundingan menemui j al an bunt u karena perbedaan t aj am mengenai aspek geol ogi maupun aspek geomorf ol ogi l andas kont inen di Cel ah Timor dan mengenai prinsip-prinsip hukum yang harus diberl akukan dal am menet apakan bat as l andas kont inen di Cel ah Timor. Indonesia berpendirian bahwa berdasarkan konsepsi geol ogic l andas kont inen di Cel ah Timor adal ah sat u l andas kont inen, dan Pal ung Timor hanyal ah sekedar depresi, bukan bat as t epi kelanj ut an alamiah (nat ural prolongat ion) darat an Indonesia dan Aust ralia. Berdasarkan def inisi l andas kont inen dal am, Konvensi Jenewa Tahun 1958 t ent ang Landas Kont inen dan Konvensi Hukum Laut Tahun 1982, l andas kont inen negara pant ai minimal 200 mil l aut dihit ung dari garis-garis pangkal l aut wil ayahnya. Namun j ika pant ai negara t ersebut l et aknya berhadapan dengan pant ai negara l ain sepert i Indonesia dan Aust ral ia, maka yang berl aku adalah prinsip-prinsip delimit asi (penet apan bat as) dan bukan def inisi landas kont inen. Berdasarkan Konvensi Jenewa t ahun 1958 t ent ang Landas Kont inen, Pengumuman Pemerint ah Republ ik Indonesia t anggal 17 Pebruari 1969 t ent ang Landas Kont inen Indonesia, dan Undang-undang Nomor 1 Tahun 1973 t ent ang Landas Kont inen Indonesia, dan mengingat bahwa l andas kont inen di l aut Timor adal ah sat u l andas kont inen, Indonesia menunt ut agar bat as l andas kont inen di Cel ah Timor dit et apakan at as dasar prinsip "garis t engah"(median l ine). At as dasar prinsip ini, maka l andas kont inen harus dit et apkan pada "garis t engah" ant ara garis-garis pangkal l aut wil ayah Indonesia dan Aust ral ia.

(7)

PRESID EN REPUBLIK IND O NESIA

- 7 -

Hukum Laut t ahun 1982 ini penent uan bat as l andas kont inen t idak dapat dil akukan berdasarkan kekuasaan hukum ZEE t et api harus dil akukan berdasarkan kekuasaan hukum l andas kont inen. Sebagai konsekwensinya, perbedaan posisi ant ara kedua negara mengenai aspek hukum, aspek geol ogi maupun aspek geomorf ol ogi yang muncul sej ak t ahun 1972 t et ap dihadapi dalam perundingan.

Aust ralia berpendirian bahwa di Laut Ti mor t erdapat dua landas kont inen yang dipisahkan ol eh Pal ung Timor. At as dasar al asan t ersebut Aust ral ia berpendapat bahwa prinsip "garis t engah" t idak berl aku dan berdasarkan konsepsi kel anj ut an al amiah Aust ral ia menunt ut agar bat as dit et apkan pada poros kedal aman-l aut (bat hy-met ric axis) Pal ung Timor.

3. Perbedaan t aj am posisi kedua negara ini menimbul kan kemacet an sehingga mengakibat kan t ert undanya pemanf aat an pot ensi sumberdaya minyak dan gas bumi di Cel ah Timor. Sel ain it u kemacet an t ersebut j uga akan dapat mengganggu upaya unt uk membina hubungan bil at eral yang baik dan mant ap dengan Aust ralia.

4. Menyadari bahwa kesepakat an mengenai bat as landas kont inen unt uk sement ara wakt u bel um dapat dicapai dan mengingat hal -hal yang kurang mengunt ungkan dengan t ert undanya kesepakat an mengenai bat as l andas kont inen ini sebagaimana dikemukakan di at as, maka sesuai dengan hukum int ernasional t ermasuk "prakt ek negara" (st at e pract ice), Indonesia dan Aust ral ia sepakat unt uk mengadakan kerj asama di Cel ah Timor unt uk bersama-sama memanf aat kan pot ensi sumber daya minyak dan gas bumi di daerah t ermaksud, dengan membent uk Zona Kerj asama di Cel ah Timor, sambil t erus mengupayakan t ercapainya kesepakat an mengenai bat as l andas kont inen. Sebagai hasil perundingan maka pada t anggal 11 Desember 1989 t el ah dit andat angani "Perj anj ian ant ara Republ ik Indonesia dan Aust ral ia mengenai Zona Kerj asama di daerah ant ara Propinsi Timor Timur dan Aust ral ia Bagian Ut ara", unt uk sel anj ut nya desebut "Perj anj ian".

(8)

PRESID EN REPUBLIK IND O NESIA

- 8 -

bumi t anpa harus menunggu t ercapainya kesepakat an mengenai bat as l andas kont inen, yang akan t erus diupayakan. Dengan demikian Perj anj ian ini bukan merupakan Perj anj ian unt uk menet apkan bat as l andas kont inen kedua negara. Jadi garis-garis yang menet apkan bat as Zona Kerj asama yang mel iput i Daerah A, Daerah B, dan Daerah C it u bukan bat as-bat as yuridiksi at aupun bat as hak berdaul at kedua negara at as l andas kont inen di Cel ah Timor. Dal am Perj anj ian (Pasal 2 ayat (3) dit egaskan bahwa Perj anj ian ini, dan j uga t indakan-t indakan at aupun kegiat an-kegiat an dal am rangka Perj anj ian ini, t idak bol eh diart ikan sebagai merugikan (prej udicing) posisi kedua negara mengenai bat as landas kont inen di bat as Zona Kerj asama maupun mempengaruhi hak-hak berdaul at yang dikl aim masing-masing pihak di Cel ah Timor.

6. Pengat uran sement ara yang dibuat dengan Aust ral ia ini bersumber pada hukum int ernasional t ermasuk "prat ek negara". Zona Pengembangan Bersama (Joint Devel opment Zone) di daerah t umpang t indih kl aim negara-negara yang bersangkut an (disput ed area) merupakan suat u l embaga hukum int ernasional yang sudah cukup mant ap dan dinilai sebagai cara yang t erbaik unt uk:

a. mengat asi kebunt uan dal am perundingan penet apan bat as l andas kont inen ant ara dua negara, sehingga pont ensi sumberdaya al am di daerah t umpang t indih kl aim t ersebut dapat segera dimanf aat kan bersama guna mencapai keunt ungan-keunt ungan ekonomis;

b. menghindarkan secara ef ekt if konf l ik regional yang mungkin t imbul karena persengket aan mengenai penet apan bat as l andas kont inen;

c. mencipt akan hubungan yang l ebih baik ant ara kedua negara yang berkepent ingan.

Di berbagai kawasan laut di dunia, Negara-negara yang mempunyai sengket a mengenai penet apan bat as l andas kont inen t el ah membuat kesepakat an mengenai pemanf aat an bersama pot ensi sumberdaya al am di daerah yang dibat asi ol eh klaim yang t umpang-t indih.

(9)

PRESID EN REPUBLIK IND O NESIA

- 9 -

Pasal 83 ayat (3) Konvensi t ersebut menent ukan bahwa :

"Sement ara perset uj uan penet apan bat as l andas kont inen bel um t ercapai, negara-negara yang bersangkut an dal am semangat sal ing pengert ian dan kerj asama hendaknya berupaya unt uk mengadakan pengat uran sement ara yang bersif at prakt is dan sel ama berl angsungnya masa t ransisi ini t idak bol eh membahayakan at au menghambat upaya unt uk mencapai perset uj uan akhir. Pengat uran semacam ini t idak bol eh merugikan penet apan garis bat as l andas kont inen yang f inal ".

8. Prinsip ut ama mengenai "Zona Pengembangan Bersama" ini adal ah bahwa yang dit et apkan sebagai Zona Pengembangan bersama adal ah daerah t umpang t indih kl aim. Dal am hal Perj anj ian ini, daerah t umpang t indih kl aim t ersebut adal ah daerah yang dal am Perj anj ian disebut sebagai Daerah A dan Daerah C, karena di Daerah A dan Daerah C it ul ah kl aim yuridiksi l andas kont inen kedua negara t umpang t indih (bat as ut ara Daerah C yait u poros kedal aman-l aut Pal ung Timor adal ah bat as t erl uar kl aim Aust ral ia, dan bat as sel at an Daerah A yait u "garis t engah" adal ah bat as t erl uar kl aim Indonesia). Dengan demikian j el as kiranya bahwa Zona Kerj asama t idak hanya mencakup daerah t umpang t indih kl aim yait u Daerah A dan Daerah C, t et api j uga mencakup Daerah B yang t erl et ak di l uar daerah t umpang t indih kl aim t ersebut sampai j arak 200 mil l aut . Daerah C yang merupakan bagian dari daerah t umpang t indih kl aim, berdasarkan Perj anj ian ini dikel ol a ol eh Indonesia dengan ket ent uan Indonesia memberikan 10% dari Paj ak Pendapat an, Kont rakt or kepada Aust ral ia dan bukan 50% sebagaimana yang seharusnya berl aku di daerah t umpang t indih kl aim. Dal am hubungan ini perl u dij el askan bahwa garis bat as Zona Kerj asama di Sel at an yang t erl et ak pada garis bat as 200 mil l aut dari garis-garis pangkal l aut wil ayah Indonesia, dan garis bat as Daerah C di Sel at an yang merupakan garis bat as kedal aman 1500 met er isobat h, merupakan garis-garis bat as yang dit et apkan at as dasar pert imbangan-pert imbangan prakt is, dan bukan garis-garis bat as zona ekonomi ekskl usif at aupun l andas kont inen.

9. Beberapa manf aat yang dapat diperoleh dari Perj anj ian ini ant ara l ain adal ah sebagai berikut :

(10)

PRESID EN REPUBLIK IND O NESIA

- 10 -

1) Perj anj ian ini memungkinkan Indonesia bersama Aust ral ia memanf aat kan secara opt imal pot ensi sumber daya minyak dan gas bumi di l andas kont inen ant ara Propinsi Timor Timur dan Aust ral ia Bagian Ut ara, t anpa harus menunggu t ercapainya kesepakat an t ent ang bat as l andas kont inen yang akan t erus diupayakan ol eh kedua negara.

2) Pemanf aat an pot ensi sumberdaya minyak dan gas bumi di Zona Kerj asama yang diperl ukan bagi pembangunan nasional merupakan perwuj udan dari amanat yang t erkandung dal am Pasal 33 Undang-Undang Dasar 1945.

3) Zona Kerj asama mencakup daerah yang l ebih l uas dari pada daerah t umpang t indih klaim.

4) Perj anj ian ini diharapakan dapat meral isasikan kebij aksanaan Pemerint ah dal am upaya meningkat kan pemerat aan di sel uruh Indonesia, t ermasuk Indonesia Bagian Timur.

b. Bidang Sosial -Budaya

Kerj asama dan hubungan ant ara warganegara kedua negara dal am rangka pel aksanaan Perj anj ian ini akan mengembangkan sal ing pengert ian dan menj embat ani perbedaan-perbedaan dal am l at ar bel akang pol it ik, sosial dan budaya masing-masing yang pada gil irannya akan membant u upaya unt uk meningkat kan saling pengert ian ant ara kedua negara.

c. Bidang Pol it ik/ Hukum

1) Perj anj ian ini mel embagakan kerj asama ant ara kedua negara mel al ui wadah Dewan Ment eri (Minist erial Council ) dan Ot orit a Bersama (Joint Aut horit y), yang mencakup berbagai bidang kegiat an. Dengan demikian Perj anj ian t ersebut merupakan t onggak pent ing dalam upaya meningkat kan hubungan bil at eral yang l ebih kokoh dan st abil ant ara kedua negera.

(11)

PRESID EN REPUBLIK IND O NESIA

- 11 -

d. Bidang Pert ahanan dan Keamanan

1) Perj anj ian ini merupakan sumbangan posit if t erhadap upaya unt uk memel ihara perdamaian dan keamanan int ernasional di kawasan ini.

2) Kerj asama dal am mel aksanakan pengawasan dan pengamanan di Daerah A berdasarkan Perj anj ian ini akan meningkat kan semangat kerj asama dan sal ing percaya ant ar Angkat an Bersenj at a kedua Negara.

10. Dit inj au dari isinya, Perj anj ian ini t erdiri dari 8 Bagian dan 34 Pasal sebagai berikut :

Bagian I memuat pengert ian t ent ang ist il ah-ist il ah yang digunakan dal am Perj anj ian.

Bagian II menet apkan daerah-daerah Zona Kerj asama yang t erdiri dari Daerah A, Daerah B dan Daerah C dan memuat ket ent uan-ket ent uan pokok yang berl aku di masing-masing daerah t ersebut .

Bagian III mengat ur mengenai Dewan Ment eri sert a t ugas dan t anggung j awabnya.

Bagian IV mengat ur t ent ang Ot orit a Bersama sert a t ugas dan kewaj ibannya. Dal am Bagian ini j uga dit et apakan susunan organisasi Ot orit a Bersama, dan diat ur mengenai perpaj akan Ot orit a Bersama, pej abat -pej abat sert a keuangan Ot orit a Bersama.

Bagian V mengat ur t ent ang kej asama dal am berbagai bidang yang berkait an dengan kegiat an-kegiat an di Daerah A sepert i pengamat an (Surveil l ance), l angkah-l angkah pengamanan, pencarian dan penyel amat an (search and rescue), pel ayanan l al u l int as udara, survai seismik dan hidrograf is, penel it ian ilmiah kelaut an, perl indungan lingkungan l aut , unit isasi (cara pemanf aat an bersama sumberdaya minyak dan gas bumi di daerah yang berbat asan) ant ara Daerah A dan daerah-daerah di l uar Daerah A dan pembuat an f asil it as- f asil it as.

Bagian VI mengat ur penerapan hukum mengenai berbagai bidang di Daerah A.

(12)

PRESID EN REPUBLIK IND O NESIA

- 12 -

Bagian VIII memuat kl ausul a penut up yang mengat ur t ent ang amandemen, mul ai berl akunya perj anj ian, j angka wakt u perj anj ian dan hak-hak kont rakt or.

11. Beberapa aspek pent ing yang berkai t an dengan Perj anj ian adal ah sebagai berikut :

a. Penet apan Zona Kerj asama

Zona Kerj asama di sebel ah Ut ara dibat asi ol eh poros kedal aman l aut Pal ung Timor yang disederhanakan dengan garis-garis l urus, di sebel ah Sel at an dibat asi ol eh garis 200 mil l aut yang diukur dari garis-garis pangkal l aut wil ayah Indonesia. Di sebel ah Timur dan Barat , Zona Kerj asama dibat asi ol eh garis-garis sama j arak (equdist ance) yang dit arik dari t it ik di Pul au Timor (Mot a Tol as dan t it ik t engah ant ara Pul au Jaco dan Pul au Let i) dan di Nort hern Territ ory, Aust ral ia (Hol ot huria dan Cape Van Demien).

b. Pembagian Daerah di dal am Zona Kerj asama

Zona Kerj asama dibagi menj adi 3 daerah dengan kekuasaan hukum (l egal regime) yang berbeda-beda sesuai dengan st at us hukum dari masing-masing daerah t ersebut .

Daerah A

Daerah A merupakan sebagian dari daerah t umpang t indih kl aim (daerah t umpang t indih klaim yang sebenarnya adalah daerah yang dalam Perj anj ian ini disebut Daerah A dan Daerah C). Daerah A akan dimanf aat kan bersama ol eh kedua pihak dengan pembagian hasil masing-masing 50%. Unt uk mengel ol a Daerah A akan dibent uk Dewan Ment eri dan Ot orit a Bersama, dan diberl akukan Kont rak Bagi Hasil .

Daerah B

(13)

PRESID EN REPUBLIK IND O NESIA

- 13 -

akan dikel ol a ol eh Aust ral ia sepert i yang berl aku sel ama ini, t et api Aust ral ia akan memberikan kepada Indonesia 16% dari penghasil an paj ak bersih at au "net Resource Rent Tax" (net RRT) at au 10% dari penghasil an paj ak kot or (gross RRT). Selain it u Aust ralia akan memberikan inf ormasi kepada Indonesia t ent ang kegiat an ekspl orasi dan ekspl oit asi di Daerah B sebel um kegiat an t ersebut dimul ai.

Daerah C

Daerah C ini sebenarnya merupakan bagian dari daerah t umpang t indih t unt ut an yurisdiksi masing-masing pihak. Daerah C t ersebut akan dikel ol a ol eh Indonesia, dengan ket ent uan bahwa Indonesia akan memberikan 10% dari Paj ak Pendapat an Kont rakt or. Sel ain it u Indonesia j uga akan memberit ahukan Aust ral ia t ent ang kegi at an ekspl orasi dan ekspl oit asi di Daerah C sebel um mel akukan kegiat an t ersebut .

c. Pengel ol aan di Daerah A.

1) Dewan Ment eri dan Ot orit a Bersama

Tanggung j awab menyel uruh unt uk semua kegiat an ekspl orasi dan ekspl oit asi di Daerah A diserahkan kepada Dewan Ment eri yang keanggot aannya t erdiri dari para ment eri yang bersangkut an dari kedua pemerint ah, dal am j uml ah yang sama. Manaj emen kegiat an ekspl orasi dan ekspl oit asi di Daerah A dit angani ol eh Ot orit a Bersama yang bert anggung j awab kepada Dewan Ment eri.

Ot orit a Bersama t erdiri dari:

a). Para direkt ur eksekut if yang dit unj uk ol eh Dewan Ment eri dari cal on-cal on Indonesia dan Aust ral ia dal am j uml ah sama.

b). Empat Direkt orat , yait u Direkt orat Teknis, Direkt orat Keuangan, Direkt orat Hukum dan Direkt orat Pel ayanan, yang masing-masing dipimpin ol eh seorang Direkt ur yang bert anggung j awab kepada para direkt ur eksekut if .

(14)

PRESID EN REPUBLIK IND O NESIA

- 14 -

berbagai pungut an yang diperol eh dari Kont rak Bagi Hasil , dengan ket ent uan bahwa kedua negara akan memberi dana (sebagai pinj aman) yang diperl ukan unt uk memungkinkan Ot orit a Bersama mul ai bekerj a.

2) Fungsi Dewan Ment eri

Dewan Ment eri bert anggung j awab secara menyel uruh at as semua hal yang berkait an dengan ekspl orasi dan ekspl oit asi pot ensi sumberdaya minyak dan gas bumi di Daerah A dan t ugas-t ugas lain yang diberikan oleh kedua pemerint ah. Fungsi Dewan Ment eri ant ara l ain:

- memberikan pet unj uk-pet unj uk kepada Ot orit a Bersama dal am rangka pel aksanaan t ugas-t ugasnya;

- memberikan perset uj uan at as kont rak bagi hasil ant ara Ot orit a Bersama dan perusahaan-perusahaan minyak;

- memberikan perset uj uan at as penghent ian kont rak bagi hasil ; - menyel esaiakan persel isihan di dal am Ot orit a Bersama;

- memeriksa dan meng-audit pembukuan Ot orit a Bersama.

3) Fungsi Ot orit a Bersama

Fungsi Ot orit a Bersama adal ah mel aksanakan pengel ol aan kegiat an ekspl orasi dan ekspl oit asi pot ensi sumberdaya minyak dan gas bumi di Daerah A, yang mencakup ant ara l ain :

- membagi Daerah A dal am daerah-daerah kont rak, memberikan penil aian at as permohonan-permohonan Kont rak Bagi Hasil dan memberikan rekomendasi kepada Dewan Ment eri mengenai permohonan Kont rak Bagi Hasil ;

- membuat Kont rak Bagi Hasil dengan perset uj uan Dewan Ment eri;

- memungut dan membagi kepada kedua Negara Pihak bagian Ot orit a Bersama dari produksi minyak, memasarkan minyak hasil produksi dal am hal -hal yang dit et apkan ol eh Dewan Ment eri;

- membuat perkiraan pendapat an dan pengel uaran t ahunan;

(15)

PRESID EN REPUBLIK IND O NESIA

- 15 -

kont rakt or;

- mengel uarkan perat uran dan memberikan pet unj uk-pet unj uk t ent ang semua hal yang bersangkut an dengan pengawasan dan pengendalian kegiat an perminyakan di Daerah A;

- memint a Negara Pihak unt uk mengambil t indakan-t indakan SAR dan t indakan yang berkenaan dengan ancaman t eroris di Daerah A.

- memeriksa dan meng-audit pembukuan para kont rakt or.

4) Tempat Kedudukan Ot orit a Bersama

Kant or Pusat Ot orit a Bersama yang t erdiri dari Direkt orat Keuangan, Direkt orat Hukum dan Direkt orat Pel ayanan berkedudukan di Indonesia (Jakart a) dan dipimpin ol eh seorang Direkt ur Eksekut if . Kant or Cabang Ot orit a Bersama yang akan menangani kegiat an operasional berkedudukan di Aust ral ia (Darwin) dan dipimpin ol eh seorang Direkt ur Eksekut if . Direkt orat Teknik berkedudukan di Darwin.

Kegiat an operasional yang berkait an dengan ekspl orasi dan ekspl oit asi pot ensi sumberdaya minyak dan gas bumi diharapkan dapat memanf aat kan f asil it as di daerah set empat di Indonesia.

5) Penerapan hukum t ent ang pabean, migrasi dan karant ina.

Set iap Negara Pihak dapat menerapkan perat uran perundang-undangannya t ent ang pabean, migrasi dan karant ina t erhadap orang, peral at an dan barang-barang yang memasuki wil ayahnya dari, at au meninggal kan wil ayahnya menuj u ke Daerah A. Unt uk pengendal ian arus orang, peral at an dan barang-barang ke Daerah A, sat u Negara Pihak dapat memint a konsul t asi dengan Negara Pihak l ainnya.

(16)

PRESID EN REPUBLIK IND O NESIA

- 16 -

7) Yuridiksi Pidana

Warganegara sat u Negara Pihak yang mel akukan t indak pidana di Daerah A t unduk pada hukum pidana Negara Pihak t ersebut . Warganegara negara ket iga yang melakukan t indak pidana di Daerah A t unduk pada hukum pidana kedua Negara Pihak, dengan ket ent uan bahwa orang t ersebut t idak bol eh dit unt ut berdasarkan hukum pidana sat u Negara Pihak apabil a yang bersangkut an sudah diadil i at au dibebaskan at au menj al ani hukuman at as dasar keput usan badan pengadil an yang berwenang di Negara Pihak lainnya sehubungan dengan t indak pidana yang sama. Dalam kasus semacam ini kedua Negara Pihak j ika perl u dapat berkonsul t asi unt uk menet apkan hukum pidana Negara Pihak mana yang akan diberl akukan. Hukum pidana negara bendera kapal at au pesawat udar a berl aku bagi t indak pidana yang t erj adi di Daerah A.

8) Pengamat an dan t indakan pengamanan

Kedua Negara Pihak mempunyai hak unt uk mel akukan pengamat an (surveil l ance) di Daerah A, Kedua Negara Pihak akan mel akukan kerj asama dan t ukar menukar inf ormasi sert a t indakan bersama di Daerah A.

9) Perl indungan l ingkungan l aut

Kedua Negara Pihak harus bekerj asama unt uk mencegah dan membat asi pencemaran l ingkungan l aut yang t imbul dari kegiat an ekspl orasi dan ekspl oit asi pot ensi sumber-daya minyak dan gas bumi di Daerah A.

10) Pencemaran Lingkungan Laut

Para kont rakt or harus bert anggung j awab at as kerugian at aupun biaya yang dikel uarkan sebagai akibat dari pencemaran l ingkungan l aut yang disebabkan ol eh kegiat an di Daerah A berdasarkan pengat uran kont rak dengan Ot orit a Bersama dan hukum negara dimana t unt ut an t ent ang kerugian dan biaya t ersebut diaj ukan.

11) Hak-hak Kont rakt or

(17)

PRESID EN REPUBLIK IND O NESIA

- 17 -

Kont rak Bagi Hasil dengan Ot orit a Bersama yang masih berl aku set el ah it u, maka kont rak t ersebut akan t et ap berl aku bagi masing-masing Negara Pihak yang akan mengambil al ih hak dan kewaj iban Ot orit a Bersama dengan memperhat ikan perset uj uan t ent ang bat as l andas kont inen dimaksud.

12) Penyel esaian sengket a

a) Set iap sengket a ant ara kedua Negara Pihak mengenai int erpret asi at au pel aksanaan Perj anj ian ini harus disel esaikan dengan konsul t asi at au perundingan ant ara kedua Negara Pihak.

b) Set iap sengket a ant ara Ot orit a Bersama dan kont rakt or mengenai int erpret asi dan pel aksanaan Kont rak Bagi Hasil harus desel esaikan mel al ui arbit rage komersial yang keput usannya mengikat .

13) Perpaj akan

Unt uk keperl uan perpaj akan, Daerah A dianggap dan diperlakukan sebagai wil ayah masing-masing Negara Pihak. Berdasarkan pada prinsip kependudukan, ket ent uan perundang-undangan paj ak dari masing-masing Negara Pihak diberl akukan demikian; obyek paj ak yang dit erima at au diperoleh penduduk masing-masing Negara Pihak dianggap obyek paj ak yang bersumber dari dal am negeri masing-masing Negara Pihak dan dikenakan paj ak menurut ket ent uan perundang-undangan paj ak yang berlaku di masing- masing Negara Pihak.

Bagi penduduk negara ket iga diberl akukan ket ent uan perundang-undangan paj ak masing-masing Negara Pihak t erhadap 50% dari obyek paj ak yang diperol ehnya dari Daerah A.

Dal am menerapkan perat uran perundang-undangan paj ak masing-masing Negara Pihak di Daerah A, masing-masing Negara Pihak harus mencegah t erj adinya paj ak berganda. Selain it u, Perj anj ian Penghindaran paj ak Berganda yang t el ah dit andant angani ol eh Negara Pihak dengan negara l ain, t idak berl aku di Daerah A.

d. Amandemen

Perj anj ian ini dapat diubah kapan saj a dengan perset uj uan ant ara kedua Negara Pihak.

(18)

PRESID EN REPUBLIK IND O NESIA

- 18 -

Perj anj ian ini berl aku sel ama 40 t ahun t erhit ung sej ak t anggal berl akunya Perj anj ian, yait u 30 hari sesudah kedua negera sal ing memberit ahuakan secara t ert ul is mengenai t el ah dirarif ikasinya Perj anj ian t ersebut . Kecual i diset uj ui l ain ol eh kedua Negara Pihak, Perj anj ian ini akan diperpanj ang unt uk 20 t ahun l agi, kecual i apabil a pada akhir j angka wakt u t ersebut kedua Negara Pihak berhasil mencapai kesepakat an t ent ang bat as landas kont inen.

Dal am hal kedua Negara Pihak bel um dapat mencapai perset uj uan t ent ang bat as landas kont inen, maka l ima t ahun sebel um

berakhirnya t iap j angka wakt u t ermasud di at as, kedua Negara Pihak harus mel anj ut kan perundingan unt uk mencapai kesepakat an t ent ang bat as l andas kont inen di Cel ah Timor it u.

12. Perj anj ian dilengkapi pula dengan 4 l ampiran (annex) yang merupakan bagian yang t idak t erpisahkan dari Perj anj ian, yait u :

Lampiran A:

Posisi koordinat dan pet a Zona Kerj asama yang dit et apkan dengan t it ik ikat pada Johnst on Geodet ic St at ion di Nort hern Territ ory, Aust ral ia (posisi koordinat dan pet a Zona Kerj asama t erl ampir).

Lampiran B :

Perat uran Pert ambangan Minyak dan Gas Bumi yang merupakan penj abaran rinci t ent ang ket ent uan-ket ent uan dal am Perj anj ian mengenai pert ambangan minyak dan gas bumi di Daerah A unt uk menj amin t erl aksananya kegiat an ekspl orasi, pengembangan dan produksi yang ef isien, aman dan menj aga sert a memel ihara kel est arian l ingkungan.

Lampiran C :

Model Kont rak Bagi Hasil ant ara Ot orit a Bersama dan Kont rakt or yang mengat ur l ingkup kont rak ant ara keduanya, ant ara l ain kewaj iban dan t anggungj awab, pengat uran biaya dan bagi hasil Ot orit a Bersama dan Kont rakt or.

Lampiran D :

(19)

PRESID EN REPUBLIK IND O NESIA

- 19 -

II. PASAL DEMI PASAL

Pasal 1

Cukupj el as

Pasal 2

Referensi

Dokumen terkait

Sehubungan dengan Pelelangan Paket Peker jaan PENGADAAN MOBILER PERPUSTAKAAN DESA pada KANTOR ARSIP DAN PERPUSTAKAAN KABUPATEN ACEH TENGGARA Sumber Dana APBK - OTSUS Tahun Anggar

[r]

[r]

[r]

[r]

[r]

Pada hari ini Rabu tanggal sepuluh bulan Mei Dua ribu tujuh belas, kami selaku Pokja ULP Pengadaan Birosarpras berdasarkan surat perintah Kepala Layanan Pengadaan Nomor :

Menerima dan memberi nomor registrasi pada setiap perkara perdata yang diterima serta mencatatnya dalam register perkara perdata Menyiapkan berkas perkara banding dan kasasi