• Tidak ada hasil yang ditemukan

BIMBINGAN KONSELING KARIR DALAM MENINGKATKAN MANAJEMEN DIRI SISWA ANTARA BELAJAR DAN BERORGANISASI DI MA BILINGUAL KRIAN SIDOARJO.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "BIMBINGAN KONSELING KARIR DALAM MENINGKATKAN MANAJEMEN DIRI SISWA ANTARA BELAJAR DAN BERORGANISASI DI MA BILINGUAL KRIAN SIDOARJO."

Copied!
116
0
0

Teks penuh

(1)

BIMBINGAN KONSELING KARIR DALAM MENINGKATKAN MANAJEMEN DIRI SISWA ANTARA BELAJAR DAN BERORGANISASI

DI MA BILINGUAL KRIAN SIDOARJO

SKRIPSI

Diajukan kepada Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam memperoleh gelar

Sarjana Sosial Islam (S.Sos.I)

Disusun Oleh : Laili Rahmawati

B 03212012

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING ISLAM JURUSAN DAKWAH

FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

ABSTRAK

Laili Rahmawati (B03212012), Bimbingan Konseling Karir dalam Meningkatkan Manajemen Diri Siswa antara Belajar dan Berorganisasi di MA Bilingual Krian Sidoarjo.

Ada dua persoalan yang dikaji dalam skripsi ini adalah: (1) Bagaimana proses bimbingan konsleing karir dalam meningkatkan manajemen diri siswa antara belajar dan berorganisasi di MA Bilingual Krian Sidoarjo? (2) Bagaimana hasil bimbingan dan konseling karir dalam meningkatkan manajemen diri siswa antara belajar dan berorganisasi di MA Bilingual Krian Sidoarjo?

Dalam menjawab pertanyaan tersebut secara menyeluruh dan mendalam, penelitian tersebut mengunakan metode kualitatif, jenis penelitian studi kasus, dengan pendekatan fenomena yang mengahasilkan data deskriptif. Sedangkan dalam pengumpulan data melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi. Setelah data terkumpul, analisa dilakukan untuk mengetahui proses serta hasil bimbingan konseling karir dalam meningkatkan manajemen diri siswa antara belajar dan berorganisasi dengan cara mendeskripsikan data kualitatif dengan cara menyusun dan mengelompokkan data yang ada sehingga memberikan data yang nyata kepada responden.

Dalam penelitian ini dapat disimpulkan bahwa kondisi klien sebelum pelaksanaan bimbingan dan konseling karir dalam meningkatkan manajemen diri siswa antara belajar dan berorganisasi dengan training motivasi yakni training super student yang dapat membangkitkan semangat belajarnya dari tujuan hidupnya baik impiannya maupun ekstra atau organisasi yang saat ini diikuti oleh konseli baik dalam lingkup sekolah maupun dalam lingkup luar sekolah.

Dalam hal ini peneliti melakukan tindakan dengan cara melatih atau mentraining klien dengan training super student yakni dengan cara menulis impian, menonton video, menulis kebiasaan yang baik, menulis jadwal kegiatan sehari-hari serta menulis idola dalam hidupnya secara beratahap. Peneliti dalam hal ini melakukan perlakuan selama 3 kali dalam waktu sebulan dengan perlakuan yang berbeda-beda dalam setiap pertemuan guna untuk mengetahui perkembangan klien dalam proses konseling yang dilakukan.

Dan hasil akhir dari proses bimbingan konseling karir ini di katakan cukup berhasil (60%) yang mana terdapat perubahan yang terjadi pada diri konseli setelah mendapat proses bimbingan konseling karir dengan tarining super student yaitu dengan cara membangkitkan semangat belajarnya, semangat beraktivitas, berorganisasi, serta berkarya dalam segala hal dari impian dan tujuan hidup yang sesungguhnya pada siswa MA Bilingual Krian Sidoarjo.

(7)

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 7

C. Tujuan Masalah ... 8

D. Manfaat Penelitian ... 8

E. Definisi Konsep ... 9

F. Metode Penelitian ... 15

1. Pendekatan dan Jenis Penelitian ... 15

2. Sasaran dan Lokasi Penelitian ... 16

3. Jenis dan Sumber Data ... 17

4. Teknik Pengumpulan Data ... 19

5. Tahap-tahap Penelitian ... 22

6. Teknik Analisa Data ... 23

7. Teknik Keabsahan Data ... 25

G. Sistematika Pembahasan ... 27

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Tentang Bimbingan Karir,Manajemen Diri, Belajar, Organisasi ... 29

1. Bimbingan Konseling Karir ... 29

a. Pengertian Bimbingan Karir ... 29

b. Pengertian Konseling Karir ... 30

c. Tujuan Bimbingan Konseling Karir ... 30

d. Fungsi Bimbingan Konseling Karir ... 33

e. Training Super Student ... 36

2. Manajemen Diri ... 47

a. Pengertian Manajemen Diri ... 47

b. Fungsi Manajemen Diri ... 51

c. Asas-asas Manajemen ... 55

3. Belajar ... 56

a. Pengertian Belajar ... 56

(8)

4. Organisasi ... 61

a. Pengertian Organisasi ... 61

b. Macam-macam organisasi ... 64

c. Asas-asas Organisasi ... 65

B. Penelitian Terdahulu yang Relevan ... 66

BAB III BIMBINGAN KONSELING KARIR DALAM MENINGKATKAN MANAJEMEN DIRI SISWA A. Deskripsi Umum Lokasi Penelitian ... 68

1. Gambaran Madrasah Aliyah Bilingual ... 68

2. Deskripsi Konselor ... 71

3. Deskripsi Klien ... 72

4. Deskripsi Masalah ... 77

B. Deskripsi Hasil Penelitian ... 80

1. Proses Bimbingan Konseling Karir dalam Meningkatkan Manajemen diri Siswa antara Belajar dan Berorganisasi di MA Bilingual Krian Sidoarjo ... 81

2. Hasil Bimbingan Konseling Karir dalam Meningkatkan Manajemen Diri Siswa antara Belajar dan Berorganisasi di MA Bilingual Krian Sidoarjo ... 92

BAB VI ANALISIS DATA A. Analisis Proses Pelaksanaan Bimbingan Konseling Karir dalam Meningkatkan Manajemen Diri Siswa antara Belajar dan Berorganisasi di MA Bilingual Krian Sidoarjo ... 95

B. Analisis Hasil Bimbingan Konseling Karir dalam Meningkatkan Manajemen Diri Siswa antara Belajar dan Berorganisasi di MA Bilingual Krian Sidoarjo ... 98

(9)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Potret kehidupan memang sulit, kalau hanya dalam bayangan tanpa

adanya suatu perencanaan yang terinci dan dalam perencanaan tersebut tentu

ada sebuah aturan yang terorganisir guna untuk melancarkan perencanaan

tersebut. Tapi kadang pula, segala sesuatu yang sudah di atur sebaik mungkin

dan serapi mungkin dapat lepas satu persatu. Hal ini, yang membuat seorang

menjadi kurang berkembang dan bingung untuk mengambil keputusan mana

yang lebih baik harus dilakukan dan mana yang harus ditinggalkan.

Ketika seseorang nyaman pada satu tempat yang dikerjakan maka

tempat yang lainnya akan ditinggalkan karena dari sini mereka kurang dalam

mengatur manajemennya. Hal ini banyak di alami oleh beberapa pelajar yang

dalam kesehariannya mereka mendapatkan tuntutan dari sekolah

menyelesaikan segala tugas yang diberikan akan tetapi mereka juga

menginginkannya yang lain dengan mengikuti organisasi atau ekstrakurikuler

yang ada dalam lingkup sekolah.

Dalam bidang akademik maupun non akademik tidak dapat di

pungkiri, kalau seorang siswa tentu memiliki kemampuan, namun kadang

pula kemampuan tersebut dapat dikatakan berat sebelah. Hal ini dikarenakan

banyaknya aktivitas atau kegiatan dalam organisasi yang diikuti sehingga

(10)

2

James D. Mooney, mengatakan, “Organisasi adalah bentuk setiap perserikatan manusia untuk mencapai suatu tujuan bersama”. Sedangkan

Chester I. Barnard memberi pengertian organisasi sebagai suatu sistem dari

pada aktivitas kerjasama yang dilakukan oleh dua orang atau lebih.1 Dalam hal ini siswa di bentuk jiwa sosialnya guna untuk mengembangkan

kemampuan yang sudah dimiliki, potensi dalam dirinya memang sudah ada

dari dulu. Akan tetapi, cara bagaimana mengatur waktunya untuk lebih

terkendali agar tetap berjalan sesuai dengan keinginannya. Sehingga dari

kurangnya mengatur waktu tersebut belajarnya dengan perlahan menurun dan

perlunya untuk meningkatkan manajemen diri guna untuk meningkatkan

belajarnya dan organisasi agar berjalan sesuai dengan keinginannya.

Belajar pada hakekatnya menuntut ilmu mencari pengetahuan

terus-menerus, mereka mempelajari kepribadian mereka, mereka mempelajari

banyak tentang kebutuhan egoistis serta kebutuhan social mereka serta

sikap-sikap dan adat kebiasaan mereka dalam berperilaku. Oleh karena itu, perlu

dalam mengatur kegiatan baik itu manajemen diri, manajemen waktu dan

manajemen sehari-hari.

Menurut G. R. Terry yang di kutip dari bukunya H. Malayu bahwa

Pengorganisasian adalah tindakan mengusahakan hubungan-hubungan

kelakuaan yang efektif antara orang-orang sehingga mereka dapat bekerja

sama secara efisien dan dengan demikian memperoleh kepuasan pribadi

(11)

3

dalam hal melaksanakan tugas-tugas tertentu dalam kondisi lingkungan

tertentu guna mencapai tujuan atau sasaran tertentu.2

Banyak siswa-siswi yang memiliki kemampuan, kreativitas, keahlian

dan ketrampilan dalam bidangnya masing-masing. Kemampuan yang

dimiliki, mereka kembangkan sesuai dengan kadarnya. Namun, hal ini tidak

bisa dipungkiri tidak semua kemampuan dapat berjalan dengan lurus tentunya

ada suatu halangan yang menghadangnya. Disinilah, biasanya orang banyak

yang menyerah dengan keadaan atau kondisi yang ada, perlu adanya

penarikan dari luar maupun dalam untuk menyelesaikannya baik itu sebuah

motivasi, pelatihan dan Reward untuk meningkatkan kemampuannya dalam

segi mengatur tersebut.

Pentingnya sebuah manajemen dan pengorganisasian dalam diri

merupakan hal kecil tapi sangat berharga. Jika dalam manajemen diri satu

yang salah maka semua menajemen yang sudah di atur tidak dapat terlaksana

dengan sempurna. Kadang disiplin dalam waktu itu penting bukan hanya

waktu akan tetapi disiplin dalam setiap aktivitas ataupun kegiatan baik itu

masuk kerja, mengerjakan tugas, maupun menyelesaikan apapun jika disiplin

tepat pada waktunya sangat penting.

Ramayulis menyatakan bahwa pengertian yang sama dengan hakikat

manajemen adalah al-tadbir (pengaturan).3 Kata ini merupakan derivasi dari kata dabbara (mengatur) yang banyak terdapat dalam Al Qur’an seperti firman Allah SWT :

2 Malayu S.P. Hasibuan, Organisasi dan Motivasi (Jakarta: Bumi Aksara), hal. 23.

3 Ek. Mochtar Effendy, Manajemen Suatu Pendekatan berdasarkan ajaran Islam, (Jakarta:

(12)

4

ِّ ِةََس َفْلَأ ُُراَدْقِم َناَك ٍمْوَ ي ِِ ِهْيَلِإ ُجُرْعَ ي ُُ ِضْرَأْا ََِإ ِءآَمسلا َنِم َرْمَأْا ُرِ بَدُي

َنودُعَ ت ا

Artinya : Dia mengatur urusan dari langit ke bumi, kemudian (urusan) itu naik kepadanya dalam satu hari yang kadarnya adalah seribu tahun menurut perhitunganmu. (As Sajdah : 5).4

Organisasi tentu tak jauh berbeda dengan kehidupan manusia. Artinya

setiap organisasi termasuk sekolah adalah sebuah organisme yang memiliki

unsur-unsur kehidupan yaitu: keberadaan ruh berupa kepemimpinan,

keberadaan jiwa berupa kegiatan manajemen, keberadaan raga atau jasmani

berupa bagan organisasi yang dinyatakan dalam bentuk kegiatan administrasi

serta tingkah laku yang diwujudkan dalam budaya organisasi.5

Dalam bentuk kecil organisasi merupakan sebuah hal yang dalam

jangka pendek maupun panjang dapat mengefisienkan dalam sebuah

pekerjaan atau usaha tertentu sehingga banyaknya sebuah lembaga

membentuk organisasi-organisasi kecil di setiap langkahnya. Tentunya dalam

sebuah lembaga ada manajemen yang menjadi penguatnya, hal ini tak jauh

dengan manajemen diri yang ada pada setiap individu.

Apabila dua orang atau lebih mempunyai kepentingan bersama,

sesungguhnya terjadi suatu organisasi dan di setiap dua orang dapat

mengalami beberapa masalah perilaku yang terdapat dalam organisasi yang

lebih besar dan bila terjadi suatu organisasi, maka terdapat banyak

kemungkinan timbulnya konflik.6 Hal ini merupakan suatu kerjasama yang

4 Departemen Agama, Al Qur’an dan Terjemahnya (Bandung: CV. Penerbit J-Art, 2005),

hal. 416.

5 Baharuddin, Pengembangan Lembaga Pendidikan Islam (Malang: UIN Maliki Press,

2011), hal. 134.

(13)

5

memberikan dampak positif yang dapat mempengaruhi satu sama lainnya

untuk lebih baik.

Manajemen diri yang ada dalam setiap individu salah satu dari

manajemen yang dilakukan oleh beberapa lembaga-lembaga ternama di

indonesia. Seperti, menajemen membangun keefektifan dan efisien, dan

manajemen pendidikan merupakan kegiatan pengelolaan lembaga sehingga

tujuan ini sangat mempengaruhi komponen-komponen lainnya bahkan

mengendalikannya.7

Manajemen diri tentu membutuhkan sebuah waktu pengelolaan atau

pengaturan baik internal maupun ekstrenal guna untuk melancarkan suatu

program dan menyesuaikan pikiran satu sama lain. Tak banyak siswa-siswi

yang melakukan hal yang sangat di nilai merugikan banyak orang, karena di

setiap berfikir selalu ada sebuah manajemen yang bisa mengendalikannya.

Contoh, belajar dalam lingkup sekolah bersamaan dengan banyaknya

aktivitas atau banyaknya organisasi yang diikuti, jika siswa tidak bisa

mengatur waktu dengan baik tentu belajar pastinya di buat sampingan

pengetahuan baginya.

Peneliti mengamati seorang siswa yang bernama Syafa (Naman

Samaran) berusia 17 tahun yang bertempat tinggal di Krian Sidoarjo. Syafa

sekarang sekolah di MA Bilingual krian Sidoarjo di jurusan IPS. Siswa

tersebut anak yang lincah, pandai, memiliki jiwa Leadership, dan jiwa

organisasi. Organisasi atau ekstra yang diikuti diantaranya Pramuka, Teater,

(14)

6

Osis menjabat sebagai ketua, Dentri8 menjabat sebagai ketua dan Marhalah9 menjabat sebagai ketua. Sehingga belajarnya lemah dan nilainya menurun

drastis, berbeda ketika kelas X dan XI semester awal nilainya bagus di

banding dengan sekarang jauh.10 Baginya organisasi merupakan pengabdian yang terlihat secara langsung atau ilmu praktek.

Ketika Syafa berkumpul dengan teman-temannya hubungannya

dengan teman-temannya sangat bagus, mungkin orang pertama melihat dia

adalah anak yang judes, cuek. Namun ketika sudah kenal gaya bicara

menandakan orang memiliki jiwa organisasi, bijaksana dan berpotensi. Saat

ditanya mengenai cita-cita dengan suatu kegiatan atau organisasi yang saat ini

diikuti, dia menjawabnya dengan lantang ia ingin menjadi orang yang dapat

di percaya, banyak pengalaman dan tentunya bermanfaat bagi lingkungan

untuk saat ini.11

Syafa mengatakan bahwa kegiatan seharinya-hari bangun pagi

langsung bangunkan yang lainnya walaupun sudah ada keamanan namun

keamanan tersebut tidak di takuti oleh para santri sehingga ketua (Syafa)

harus turun tangan sendiri. Di malam hari, yang lain belajar ada saja kegiatan

yang harus di kerjakan, rapat dengan ustad, rapat dengan ustad-ustadzah,

rapat dengan anggotanya serta kadang pula ada kegiatan yang tidak di duga

sampai malam sehingga membuatnya males belajar bisa jadi karena

kelelahan. Tapi Syafa memiliki prinsip jika malam tidak bisa belajar dan tidur

8 Dentri adalah dewan santri yang menaungi semua santri atau dikatakan Osis. 9 Marhalah adalah anggota setiap angkatan.

(15)

7

pula terlalu malam maka paginya sebisa mungkin duduk depan dan

mendengarkan penyampaian dari guru agar tidak ketinggalan tugas. Ia

mengatakan lebih suka curhat dengan teman dekatnya dan ustadzah yang

mengajar ekonomi dibanding dengan guru BK, hubungannya dengan

guru-guru baik begitupun dengan temannya.12

Menurut guru BK, Syafa termasuk salah satu siswa yang rajin, pandai,

tekun, ulet dan cerdas. Namun, setelah banyak mengikuti kegiatan prestasinya

menurun drastis, hal itu bukan hanya dirasakan oleh guru BK akan tetapi

beberapa ustad-ustadzah yang mengajar di kelasnya. 13

Dalam hal ini perlu adanya sebuah pelatihan khusus yang dapat

meningkatkan manajemen dirinya antara belajar dan berorganisasi. Pelatihan

yang dapat diberikan yakni pelatihan super student yang dilihat dari segi

berfikir yang dapat memotivasinya. Seperti, positive thinking, good habit, be

your self dan never give-up.

Dari latar belakang di atas peneliti berinisiatif mengambil judul:

Bimbingan Konseling Karir dalam Meningkatkan Manajemen Diri Siswa antara Belajar dan Berorganisasi di MA Bilingual Krian Sidoarjo. B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang permasalahan tentang tema di atas, maka

peneliti memfokuskan permasalahan yang dapat dirumuskan sebagai berikut:

(16)

8

1. Bagaimana proses bimbingan konseling karir dalam meningkatkan

manajemen diri siswa antara belajar dan berorganisasi di MA Bilingual

Krian Sidoarjo?

2. Bagaimana hasil bimbingan konseling karir dalam meningkatkan

manajemen diri siswa antara belajar dan berorganisasi di MA Bilingual

Krian Sidoarjo?

C. Tujuan Penelitian

Searah dengan rumusan masalah yang tertera di atas, tujuan penelitian

secara umum adalah untuk mengetahui seberapa efektif untuk diajukan dalam

membantu konselor dalam meningkatkan menajemen diri siswa antara belajar

dan keorganisasian. Secara rinci penelitian dapat dijabarkan sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui proses bimbingan konseling karir dalam meningkatkan

manajemen diri siswa antara belajar dan berorganisasi di MA Bilingual

Krian Sidoarjo.

2. Untuk mengetahui hasil bimbingan konseling karir dalam meningkatkan

manajemen diri siswa antara belajar dan beorganisasi di MA Bilingual

Krian Sidoarjo.

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini di harapkan sebagai berikut:

1. Secara Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna pada pengembangan

ilmu pengetahuan dan menambah wawasan pemikiran bagi para pembaca,

(17)

9

lain umumnya. Selain itu, agar dapat mengetahui bagaimana cara yang

baik dalam memberikan layanan konseling yang efektif untuk

meningkatkan manajemen diri siswa antara belajar dan berorganisasi

terutama pada program studi bimbingan konseling islam baik dalam karir,

islam maupun dalam sosial umum.

2. Secara Praktik

Dapat dijadikan acuan dalam memberikan informasi maupun

layanan konseling kepada seluruh masyarakat, khususnya bagi penulis dan

umumnya untuk khalayak tentang bagaimana bimbingan konseling karir

untuk meningkatkan manajemen diri siswa antara belajar dan berorganisasi

dalam program studi bimbingan konseling islam, karir, maupun sosial

umum.

E. Definisi Konsep

Dalam pembahasan ini perlu kiranya peneliti membatasi dari sejumlah

konsep yang diajukan dalam penelitian dengan judul Bimbingan Konseling

Karir untuk Meningkatkan Manajemen diri Siswa antara Belajar dan

Berorganisasi di MA Bilingual Krian Sidoarjo.

Adapun definisi konsep dari penelitian ini antara lain:

1. Bimbingan Konseling Karir

Dalam Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, Karir adalah

perkembangan dan kemajuan dalam kehidupan, pekerjaan, jabatan dan

sebagainya.14

(18)

10

Bimbingan karir ialah program pendidikan yang merupakan layanan

terhadap siswa agar ia: mengenal dirinya sendiri, Mengenal Dunia Kerja,

dapat memutuskan apa yang diharapkan dari pekerjaan, dan dapat

memutuskan bagaimana bentuk kehidupan yang diharapkannya,

disamping pekerjaan untuk mencari nafkah.15

Penyuluhan Karir (Career Counseling) merupakan teknik bimbingan

kerir melalui pendekatan individual dalam serangkaian wawancara

penyuluhan (Counseling Interview). Penyuluhan merupakan penghususan

kegiatan penyuluhan dalam masalah khusus yaitu masalah karir.16

Dalam hal ini dapat di ketahui bahwa suatu bimbingan konseling

karir dalam lingkup sekolah penting. Bukan hanya dalam dunia kerja tetapi

dalam lingkup bermasyarakat pula juga di butuhkan suatu bimbingan

konseling karir guna untuk mengarahkan dalam pribadi lebih baik.

Pengertian konseling karir di atas adalah mengacu kepada bimbingan

karir. Karena pada hakikatnya layanan Bimbingan Karir bukan saja dapat

dilaksanakan melalui pendekatan kelompok, tetapi juga melalui

pendekatan individual. Karena pada suatu saat tertentu masalah karir siswa

dapat di pecahkan secara bersama-sama melalui pendekatan kelompok,

tetapi pada saat yang lain masalah-masalah karir yang personal dan terlalu

individual tidak bisa di pecahkan melalui pendekatan kelompok, untuk

itulah masalah karir yang bersifat individual perlu di pecahkan dengan

keterlibatan bantuan konseling melalui serangkaian wawancara konseling

15 Ruslan A. Ghani, Bimbingan Karir (Bandung: Angkasa, 1992), hal. 10.

(19)

11

karir. Pentingnya bimbingan karir dalam siswa tersebut membantu siswa

untuk meningkatkan belajarnya baik akademik maupun non-akademik.

Adapun bimbingan konseling karir di penelitian ini dilakukan dalam

bentuk pengarahan masa depan, mengenalkan dirinya dengan cara

memberikan pelatihan motivasi yang dapat membangkitkan daya pikirnya

untuk lebih baik. Bimbingan ini dapat di berikan dengan cara konseling

kelompok maupun konseling individu dengan teknik yang berbeda. Jika

diberikan dengan cara individu dapat di lakukan interview atau wawancara

langsung, akan tetapi jika di berikan dengan konseling kelompok maka

dapat melakukan seperti penyuluhan atau seperti forum.

2. Training Super Student

Dalam training super student disini konselor hanya melakukan

pelatihan yang mana dalam pelatihan tersebut bertujuan untuk membangun

karakter berprestasi. Karena dalam pelatihan ini siswa tidak untuk hanya

sekedar mendengarkan saja melainkan bertindak sesuai dengan perintah

yang diberikan.

Dari kata Training yang berasal dari bahasa inggris yang maknanya

pelatihan. Sedangkan super student yang berasal dari bahasa inggris yang

berarti siswa yang hebat.17 Jadi, super student adalah pelatihan siswa yang

hebat, hebat dalam segala bidang maupun aspek apapun yang dapat

meningkatkan atau mengembangkan karakter, kemampuan maupun

akademik dan non-akademiknya baik dalam sikap,sifat serta perkataannya.

(20)

12

3. Manajemen Diri

Melatih kemampuan menajemen diri sebenarnya adalah

mengembangkan kemampuan anak dalam mengelola dirinya secara fisik

dan non fisik. Pengembnagan kemampuan mengelola diri secara fisik

merupakan suatu upaya mengembangkan kemampuan anak untuk menjaga

kesehatan fisiknya dengan menjaga kebersihan diri dan asupan nutrisi

yang dibutuhkannya.

To Manage” yakni mengatur. Pengaturan di lakukan melalui proses

dan di atur berdasarkan urutan dari fungsi-fungsi manajement itu.18

Menurut G. R. Terry yang di kutip dari bukunya H. Malayu bahwa

mangemen adalah suatu proses yang khas ynag terdiri dari

tindakan-tindakan, perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengedalian

yang dilakukan untuk menentukan melalui pemanfaatan sumber daya

manusia dan sumber-sumber lainya.19

Menurut Nanang Fattah yang di kutip dalam bukunya Baharudin

dan Moh. Makin (Manajemen Pendidikan Islam, Tranformasi Menuju

Sekolah/Madrasah Unggul) bahwa manjemen merupakan proses

merencanakan, mengorganisasi, memimpin dan mengendalikan upaya

organisasi dengan segala aspeknya agar tujuan organisasi tercapai secraa

efektif dan efisien.20

18 Malayu S.P. Hasibuan, Organisasi dan Motivasi (Bumi Aksara: Jakarta), hal. 1. 19 Ibid, hal 5.

(21)

13

Menurut Prijosaksono, manajemen diri atau self management

merupakan kemampuan individu untuk mengendalikan sepenuhnya

keberadaan diri secara keseluruhan (fisik, emosi, mental atau pikiran, jiwa

maupun rohnya) dan realita kehidupannya dengan memanfaatkan

kemampuan yang dimilikinya. Goleman mengungkapkan bahwa

manajemen diri merupakan pengelolaan impuls dan perasaan yang

menekan tergantung pada keselarasan kerja pusat emosi dan pusat

eksekusi otak di lobus prefrontal.21

Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa manajemen diri

merupakan proses untuk mengatur hal kecil hingga besar, merencanakan

dan mengorganisasikan untuk mengendalikan upaya organisasi dengan

segala aspeknya agar tujuan organisasi tercapai secara efektif dan efisien.

Adapun hal-hal yang menjadi bermasalah pada aspek manajemen

diri Syafa diantaranya lemah dalam mengatur waktu, banyaknya kegiatan

organisasi yang diikuti sehingga berakibat lemah belajar dan nilainya

menurun. Hal ini perlu untuk di tingkatkan dengan cara pelatihan motivasi

bagaimana cara mengendalikan semua kegiatan organisasi yang dilakukan

dan belajar mengatur atau mengelola waktu dengan baik.

4. Belajar dan Organisasi

Piaget berpendapat tentang belajar bahwa pengetahuan dibentuk

oleh individu. Sebab individu melakukan interaksi terus-menerus dengan

(22)

14

lingkungan. Lingkungan tersebut mengalami perubahan. Dengan adanya

inetraksi lingkungan maka fungsi intelek semakin berkembang.22

Menurut G.R.Terry yang di kutip dari bukunya H. Malayu bahwa

Pengorganisasian adalah tindakan mengusahakan hubungan-hubungan

kelakuaan yang efektif antara orang-orang sehingga mereka dapat bekerja

sama secara efisien dan dengan demikian memperoleh kepuasan pribadi

dalam hal melaksanakn tugas-tugas tertentu dalam kondisi lingkungan

tertentu guna mencapai tujuan atau sasaran tertentu.23

James D. Mooney, mengatakan, “Organisasi adalah bentuk setiap perserikatan manusia untuk mencapai suatu tujuan bersama”. Sedangkan

Chester I. Barnard memberi pengertian organisasi sebagai suatu sistem

dari pada aktivitas kerjasama yang dilakukan oleh dua orang atau lebih.24

Bila di bandingkan kedua pendapat tersebut, sebenarnya tidak ada

perbedaan yang hakiki, karena James D. Mooney melihat organisasi itu

sebagai suatu “badan”dimana terdapat perserikatan manusia untuk

mencapai suatu tujuan bersama. Sedangkan Chester I. Barnard melihat

organisasi itu merupakan suatu “susunan skematis” dimana tergambar

“system daripada aktivitas kerjasama”. Dengan kata lain, masing-masing

mereka melihat organisasi itu dari suatu segi.25

Adapun belajar dan organisasi yang dilakukan oleh syafa

memberikan daya peningkatan untuk menambah wawasan atau

22 Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran (Jakarta: PT Rineka Cipta, 1999)

hal. 13.

23 Malayu S. P. Hasibuan, Organisasi dan Motivasi (Bumi Aksara: Jakarta), hal. 21. 24 Ibid, hal 23

(23)

15

pengalaman di setiap kegiatan tertentu. Karena dalam organisasi

merupakan wadah ilmu praktek yang dapat dilihat secara langsung.

F. Metode Penelitian

Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk

mendapatkan data-data dengan tujuan tertentu.26 1. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Penelitian ini termasuk penelitian kualitatif dengan pendekatan

fenomena, penelitian kualitatif dapat digunakan untuk mengungkapkan

dan memahami sesuatu di balik fenomena yang sedikitpun belum di

ketahui. Metode ini dapat juga digunakan untuk mendapatkan wawasan

tentang sesuatu yang baru sedikit diketahui. Penelitian ini di gunakan

untuk meneliti pada kondisi objek yang alamiah, dimana peneliti adalah

sebagai instrument kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara

triangualasi (gabungan), analisis data bersifat induktif/kualitatif.27 Penelitian ini pula dapat memberi rincian yang kompleks tentang

fenomena yang sulit di ungkapkan oleh metode kuantitatif.28

Peneliti menggunakan pendekatan kualitatif karena data-data yang di

dapatkan nantinya adalah data kualitatif berupa kata-kata atau tulisan dan

untuk mengetahui serta memahami fenomena secara terinci, mendalam

dan menyeluruh.

26 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D (Bandung: Alfabeta,

2010), hal. 02.

27 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif R&D (Alfabeta: Bandung, 2009) hal.

9.

28 Anselm Strauss&Juliet Corbin, Dasar-dasar Penelitian Kualitati (Yogyakrta: Pustaka

(24)

16

Sedangkan jenis penelitian yang digunakan adalah studi kasus. Studi

kasus adalah uraian dan penjelasan komprehensif mengenai berbagai

aspek seorang individu, suatu kelompok, suatu organisasi (Komunitas)

atau situasi social. Peneliti studi kasus berupaya menelaah sebanyak

mungkin data mengenai subjek yang diteliti.29 Dalam penelitian ini peneliti langsung terjun kelapangan dimana tempat melakukan penelitian

dengan cara melakukan pendekatan terhadap orang-orang yang akan

dijadikan informan baik melalui teman dekat, guru-gurunya, orang yang

setiap hari bersamanya baik itu teman kamar maupun teman yang pernah

sekelompok dalam kegiatan sehingga data yang diperoleh lebih detail dan

menyeluruh.

2. Sasaran dan Lokasi Penelitian

Dalam penelitian ini terdapat tiga subyek yang menjadi sasaran oleh

peneliti, antara lain:

a. Konseli atau Klien

Konseli adalah seorang siswa kelas XI MA Bilingual Krian

Sidoarjo. Konseli merupakan siswa dan juga Santri dari Pondok

Pesantren Modern Al-amanah Krian Sidoarjo.

b. Konselor

Konselor adalah seorang mahasiswa Program Studi Bimbingan

dan Konseling Islam Jurusan Dakwah Fakultas Dakwah dan

Komunikasi UIN Sunan Ampel Surabaya. Pengalaman konsleor yaitu

29 Dedy Mulyana, Metode Penelitian Kualitatif (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2002),

(25)

17

selama masa perkulihan dan PPL (Praktik Pengalaman) di MA

Bilingual Krian Sidoarjo.

c. Informan

Informan dalam penelitian ini adalah ustadz dan ustadzah

konseli dan teman-teman konseli di MA Bilingual Krian Sidoarjo.

Sedangkan lokasi penelitian adalah MA Bilingual Krian

Sidoarjo, Jln. Junwangi RT.012, RW. 03, No. 43, Krian, Sidoarjo.

3. Jenis dan Sumber Data

a. Jenis Data

Jenis data adalah hasil pencatatan penelitian baik yang berupa

fakta ataupun angka, dengan kata lain segala fakta dan angka yang

dijadikan bahan untuk menyusun informasi. Penelitian ini dapat

memberikan pengetahuan baik secara teori maupun tidak karena

penelitian ini berupa catatan dan materi yang di teliti secara detail.

Penelitian akan kurang valid jika tidak ditemukan jenis data dan

sumber datanya. Adapun jenis data pada penelitian ini adalah:

1) Data Primer yakni data utama yang langsung di ambil dari sumber

pertama di lapangan. Hal ini untuk mendapatkan informasi tentang

latar belakang dan masalah klien, lingkungan klien, riwayat

pendidikan klien, pelaksanaan proses konseling, serta hasil akhir

pelaksanaan konseling.

Adapun data primer dalam penelitian ini antara lain

(26)

18

belajarnya, bagaimana cara berinteraksi, membangun diri antara

belajar dan berorganisasi serta guru BK memberikan bimbingan

terhadap siswa.

2) Data Sekunder yakni data yang di ambil dari sumber kedua atau

berbagai sumber guna melengkapi data primer. Hal ini untuk

mendapatkan informasi tentang keadaan diri klien dari proses

konseling yang di laksanakan oleh konselor di MA Bilingual Krian

Sidoarjo.30 b. Sumber Data

Untuk mendapatkan keterangan dan informasi, penulis

mendapatkan informasi dari sumber data. Sumber data adalah subjek

dari mana data di peroleh.31

Adapun sumber data dari penelitian ini adalah:

1) Sumber data primer yakni sumber data yang langsung di peroleh

peneliti melalui informasi langsung dari klien yakni Siswa Kelas

XI MA Bilingual Krian Sidoarjo. Adapun datanya berupa

pemahaman diri, pengenalan diri dan kefektifan dalam

berorganisasi.

2) Sumber data sekunder yakni sumber data yang diperoleh dari

berbagai sumber guna melengkapi data primer. Hal ini dapat

30 Burhan Bungin, Metode Penelitian Sosial (Surabaya: Universitas Airlangga, 2001),

hal. 128.

31 Suharsimi Ankunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan dan Praktek (Jakarta: PT

(27)

19

peneliti peroleh dari konselor baik ustad ustadzah MA Bilingual

Krian Sidoarjo.

4. Teknik pengumpulan Data

Sesuai dengan penelitian kualitatif dan juga jenis sumber data yang

di manfaatkan, maka teknik pengumpulan data yang akan di gunakan

dalam penelitian ini adalah:

a. Observasi

Observasi diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan secara

sistematik terhadap gejala yang tampak pada objek penelitian.

Observasi dimana peneliti terlibat dengan kegiatan sehari-hari orang

yang sedang diamati atau yang digunakan sebagai sumber data

penelitian. Sambil melakukan pengamatan, peneliti ikut melakukan

apa yang dikerjakan oleh sumber data, dan ikut merasakan suka

dukanya.32 Dalam penelitian ini, observasi untuk mengamati klien meliputi: kondisi klien berupa gestur tubuh dalam merespon belajar

ketika bersama teman-teman maupun dengan guru dan gestur tubuh

ketika berorganisasi, mimik wajah dalam memahami belajar,

interaksi dalam berorganisasi, dan kegiatan dalam kesehariannya

baik dalam sekolah maupun pondoknya.

b. Wawancara

Wawancara adalah proses memperoleh keterangan untuk

penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara

32 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitaif Kualitatif R&D (Bandung: Alfabeta. 2012),

(28)

20

pewawancara dengan responden atau orang yang di wawancarai

dengan atau tanpa menggunakan pedoman (Guide) wawancara.33

Pedoman wawancara yang digunakan hanya berupa garis-garis

besar permasalahan yang akan ditanyakan.34 Pertanyaan

disesuaikan dengan keadaan dan ciri unik dari responden dan

pelaksanaan tanya jawab mengalir seperti percapan sehari-hari.35 Wawancara yang digunakan yakni tidak terstruktur karena

dapat memberi banyak kelonggaran pertanyaan kepada klien dan

wawancara tidak terstruktur biasanya dikerjakan bersama atau

bergantian dengan observasi terlibat.36 Dalam wawancara kali ini, akan menggali informasi tentang sejauh mana manajemen diri yang

dilakukan oleh klien, sejuah mana mengenal diri klien, sejauh mana

memahami diri klien, klien mampu dalam pembentukan

manajemen diri yang sesuai dengan manajemen diri yang di

inginkan. Artinya, bahwa cita-cita, impian, dan kegiatan baik itu

organisasi maupun ekstrakurikuler dapat selaras atau sesuai dengan

apa yang dibutuhkannya sehingga majemen pula dapat teratur

dengan baik.

33 Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Sosial (Surabaya: Airlangga University Press,

2001) hal.133.

34 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitaif Kualitatif R&D (Bandung: Alfabeta. 2012),

hal. 234.

35Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,

2007), hal. 191.

36 Irawan Soehartono, Metodologi Penelitian Sosial (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,

(29)

21

c. Dokumentasi

Dokumenasi atau metode documenter adalah metode yang

digunakan untuk menelusuri data historis.37 Dokumentasi merupakan sebagai pelengkap dari wawancara dan obeservasi

dalam penelitian. Catatan penting peristiswa yan sudah berlalu,

berbentuk tulisan, gambar atau karya menumental dari seseorang.

Berbentuk tulisan seperti catatan harian, sejarah (Life Histories),

cerita, biografi, peraturan, kebijakan. Dokumen gambar seperti

foto, gambar hidup, sketsa. Karya semisal karya seni, patung,

film.38 Dokumentasi kali ini, tentang klien yang akan di analisa, gambaran ekspresi klien ketika dapat mengenal dirinya, memahami

dirinya, mampu menerima dirinya dengan manajemen yang sudah

di atur, ketika proses konseling dan lain-lain yang mendukung

proses penelitian.

Tabel 1.1

Jenis Data, Sumber Data, dan Teknik Pengumpulan Data

No Jenis Data Sumber Data TPD

37 Burhan Bungin Metodologi Penelitian Sosial (Surabaya: Airlangga University Press,

2001), hal. 152.

38 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif R&D (Bandung: Alfabeta, 2008),

(30)

TPD : Teknik Pengumpulan Data

D : Dokumentasi

O : Observasi

W : Wawancara

5. Tahap-tahap Penelitian

Adapun tahapan-tahapan yang harus dilakukan menurut buku

metode penelitian Lexy J. Moleong adalah:

a. Tahap Pra-Lapangan

Dalam tahap Pra-Lapangan ada beberapa Kegiatan yang harus di

tempuh yakni Menyusun rancangan penelitian, memilih lapangan

mengurus surat ijin, menjajaki dan menilai keadaan lapangan, memilih

dan memanfaatkan informasi dan menyiapkan perlengkapan penelitian.

1) Menyusun rancangan penelitian disebut juga usulan penelitian atau

proposal yang terdiri dari latar belakang masalah, alasan

melaksanakan pengumpulan data, rancangan analisi data

(31)

23

2) Memilih lapangan penelitian

Peneliti perlu mempertimbangkan keterbatasan waktu, biaya, dan

tenaga serta kemudahan memperoleh perizinan untuk melakukan

penelitian di lapangan.

3) Mejajaki dan Menilai Lapangan

Untuk menjajaki dan menilai lapangan peneliti melakukan

wawancara, klien, serta orang-orang terdekat klien.

b. Tahap Pekerjaan Lapangan

Dalam tahapan ini peneliti melakukan pendekatan terhadap

klien, dan orang terdekat klien melalui wawancara dan silaturrahmi

serta mencari informasi tentang diri klien baik dari teman, guru,

maupun orang terdekat klien. Hal ini dimaksudkan agar peneliti bisa

langsung mempraktikkan ilmunya.

c. Tahapan Analisa Intensif dan Analisa Data

Setelah Peneliti mendapatkan data dari lapangan, kemudian

peneliti menyajikan data yang telah didapatkan dengan tujuan untuk

mendeskripsikan proses bimbingan konseling karir untuk

meningkatkan manajemen diri siswa antara belajar dan berorganisasi

di MA Bilingual Krian Sidoarjo.39

6. Teknik Analisa Data

Di dalam pelaksanaan penelitian setelah data terkumpul, maka data

tersebut di analisis dengan anailisis dekriptif. Adapun jenis penelitian ini

(32)

24

Studi Kasus dengan metode Analisa deskriptif, sedangkan yang dimaksud

dengan analisa deskriptif yang dapat diartikan sebagai prosedur

pemecahan masalah yang diselidiki dengan menggambarkan atau

melukiskan keadaan objek penelitian pada saat sekarang berdasarkan

fakta-fakta yang tampak atau sebagaimana adanya.40

Analisis data dalam penelitian kualitatif, dilakukan pada saat

pengumpulan data berlangsung dan setelah selesai pengumpulan data

dalam periode tertentu. Data yang akan di analisis peneliti secara ineraktif

dan berlangsung secara terus menerus. Adapun analisis data dilakukan

melalui 3 tahap, yaitu:

a. Reduksi Data

Reduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok,

memfokuskan pada hal-hal yang penting, di cari tema dan polanya.

Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan

gambaran yang lebih jelas dan mempermudah peneliti untuk

melakukan pengumpulan data selanjutnya dan mencari bila di

perlukan.

b. Penyajian Data (data Reduction)

Setelah mereduksi data, langkah selanjutnya mendisplay data

yaitu menyajikan data dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan

antar kategori, dsb. Menyajikan data yang sering digunakan dalam

penelitian kualitatif adalah bersifat naratif. Ini dimaksudkan untuk

40 Hadari Nawawi, dkk, Penelitian Terapan (Yogyakarta: Gadjah Mada University Press,

(33)

25

memahami apa yang terjadi, merencanakan kerja selanjutnya

berdasarkan apa yang di pahami. Dalam penelitian ini, setelah data

direduksi maka selanjutnya data tersebut diolah dalam bentuk narasi

sehingga mudah untuk dilakukan analisis terkait dengan permasalahan

yang di lapangan.

c. Verifikasi

Langkah ketiga dalam analisis data kualitatif merupakan

langkah terakhir dari model ini yakni kesimpulan dan verifikasi.

Kesimpulan dalam penelitian mungkin dapat menjawab rumusan

masalah yang dirumuskan sejak awal namun juga tidak menutup

kemungkinan kesimpulan tersebut dapat dijadikan sebuah jawaban dari

rumusan masalah yang telah di angkat, kerena masalah dan rumusan

masalah dalam penelitian kualitatif masih bersifat sementara dan

berkembang setelah peneliti ada di lapangan. Kesimpulan peneliti

kualitatif merupakan temuan baru yang sebelumnya belum ada yang

berupa deskripsi atau gambaran yang sebelumnnya belum jelas

menjadi jelas.

7. Teknik Keabsahan Data

Teknik Keabsahan data merupakan faktor yang menentukan dalam

penelitian kualitatif untuk mendapatkan kemantapan validitas data. Dalam

(34)

26

a. Ketekunan Pengamatan

Ketekunan pengamatan bermaksud mencari atau menemukan

ciri-ciri atau unsur-unsur dalam situasi yang sangat relevan dengan

persoalan yang sedang dicari dan kemudian memusatkan pada hal-hal

tersebut secara rinci sampai pada pemeriksaan tahap awal tampak salah

satu atau seluruh faktor yang ditelaah sudah dipahami dengan cara

yang biasa. Untuk kepentingan itu peneliti disini dituntut mampu

menguraikan secara rinci bagaimana proses penemuan secara tentatif

dan penelaahan secara rinci tersebut dapat dilakukan.

b. Triangulasi

Triangulasi yakni teknik pemeriksaan keabsahan data yang

memanfaatkan sesuatu yang lain, triangulasi dibedakan menjadi empat

macam yakni, menurut Patton triangulasi sebagai teknik pemeriksaan

untuk mencapai keabsahaan, yaitu:

1) Triangulasi Data

Menggunakan berbagai Sumber data seperti dokumen, arsip hasil

wawancara hasil observasi atau juga dengan mewawancarai lebih

dari satu subjek yang dianggap memiliki sudut pendangn yang

berbeda.

2) Triangulasi Pengamat

Adanya pengamatan di luar peneliti yang turut memeriksa hasil

(35)

27

bertindak sebagai pengamat (expert judgement) yang memberikan

masukan terhadap hasil pengumpulan data.

3) Triangulasi Teori

Penggunaan berbagai teori yang berlainan untuk memastikan

bahwa data yang di kumpulkan sudah memasuki syarat. Pada

penelitian ini, berbagai teori akan dijelaskan pada bab II untuk

dipergunakan dan menguji terkumpulnya data tersebut.

4) Triangulasi Metode

Penggunaan berbagai metode untuk meneliti suatu hal, seperti

metode wawancara dan metode observasi. Dalam penelitian ini,

peneliti melakukan metode wawancara yang di tunjang dengan

metode observasi pada saat wawancara dilakukan.41 G. Sistematika Pembahasan

Dalam pembahasan ini penulis membuat sistematika pembahasan yang

terdiri dari 3 bagian, dengan bagian sebagai berikut:

Bab I Pendahuluan. Dalam bab ini membahas tentang Latar Belakang masalah, Rumusan Masalah, Tujuan dan Manfaat Penelitian, Definisi Konsep,

Metode Penelitian, serta Sistematika Pembahasan.

Bab II Tinjauan Pustaka. Dalam bab ini membahas tentang Kajian Teoritik yang dijelaskan dari beberapa referensi untuk menelaah objek kajian

yang di kaji, pembahasannya meliputi: Bimbingan Konseling Karir terdiri dari

Pengertian Bimbingan Konseling Karir, Tujuan Bimbingan Konseling Karir,

(36)

28

Fungsi Bimbingan dan Konseling Karir, Meliputi pengertian manajemen,

fungsi manajemen, macam-macam manajemen. Selanjutnya Pengertian

belajar, faktor yang mempengaruhi, pengertian organisasi, macam-macam

organisasi, asas-asas organisasi.

Bab III Penyajian Data. Berisikan tentang deskripsi umum objek penelitian yang meliputi lokasi penelitian Madrasah Aliyah Bilingual, profil

MA, subjek penelitian siswa kelas XI IPS, jenis sumber data dari klien dan

konselor, tahap-tahap penelitian. Deskripsi klien, deskripsi konselor, deskripsi

masalah.

Bab IV Analisa Data. Pada bab ini memaparkan tentang analisa data meliputi: Analisis Proses dan Hasil Bimbingan konseling karir untuk

meningkatkan manajemen diri siswa antara belajar dan keorganisasian.

Bab V Penutup. Bab terakhir yang membahas hasil atau kesimpulan penelitian dan saran bimbingan konseling karir dalam meningkatkan

(37)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A.Bimbingan Konseling Karir, Manajemen Diri, Belajar, Organisasi 1. Bimbingan Konseling Karir

a. Pengertian Bimbingan Karir

Bimbingan karir ialah program pendidikan yang merupakan

layanan terhadap siswa agar ia mengenal dirinya sendiri, mengenal

dunia kerja, dapat memutuskan apa yang diharapkan dari pekerjaan

dan dapat memutuskan bagaimana bentuk kehidupan yang

diharapkannya, disamping pekerjaan untuk mencari nafkah.42

Menurut winkel, bimbingan karir adalah bimbingan yang

mempersiapkan diri menghadapi dunia kerja, dalam memilih lapangan

pekerjaan atau jabatan (Profesi) tertentu serta membekali diri supaya

siap memangku jabatan itu dan dalam menyesuaikan diri dengan

tuntutan-tuntutan dari lapangan pekerjaan yang telah di masuki. 43 Jadi, bimbingan karir di sini lebih menitik beratkan pada

poerencanaan kehidupan yang terlebih dahulu haruslah

mempertimbangkan potensi diri yang dimilikinya serta lingkungan

sekitar agar mereka memperoleh dan memiliki pandangan yang cukup

luas dari pengaruh terhadap peranan positif yang layak

dilaksanakannya dalam masyarakat, bukan hanya itu bimbingan karir

ini juga bagian dari proses akhir studi siswa setelah menyelesaikan

42 Ruslan A. Gani, Bimbingan Karir, (Bandung: Angkasa, 1992), hal 10

43 Winkel, Bimbingan dan Konseling di Institut Pendidikan, (Jakarta: PT. Gramedia, 1991),

(38)

30

studinya mereka memerlukan arahan, bimbingan serta pembelajaran

dalam memilih dan mencari identitas atau jadi diri dalam dunia karir

sehingga tahu hendak kemana mereka harus melangkah dan mencari

karir yang cocok atau sesuai untuknya.

b. Pengertian Konseling Karir

Penyuluhan karir (Career Counseling) merupakan teknik

bimbingan karir melalui pendekatan individual dalam serangkaian

wawancara penyuluhan (Counseling Interview). Penyuluhan

merupakan pengkhususan kegiatan penyuluhan dalam masalah khusus

yaitu masalah karir.44

c. Tujuan Bimbingan Konseling Karir

Setiap perilaku mempunyai tujuan tertentu, perilaku dalam hal

ini yaitu layanan mengenai bimbingan karir. Sebagaimana penulis

telah kemukakan dalam bagian sebelumnya bahwa bimbingan karir ini

tidak bersifat Teacher Center, melainkan sebaliknya bersifat Pupil

Center. Bahwa para siswa yang paling aktif mengenali dirinya,

memahami dan menemukan dirinya, memahami gambaran dunia

kerja, dan para siswa itu senidri yang akan memilih dan memutuskan

pilihannya. Sedangkan para guru/pembimbing, hanya memberikan

bantuan, pengarahan, dan bimbingan. Adapun tujuan bimbingan karir

diantaranya:

44 Dewa Ketut sukardi, Pendekatan Konseling Karir di dalam Bimbingan Karir, (Jakarta:

(39)

31

1) Dapat menilai dan memahami dirinya terutama mengenai potensi

dasar, minat, sikap dan kecakapan.

2) Mempelajari dan mengetahui tingkat kepuasan yang mungkin dapat

dicapai dari suatu pekerjaan.

3) Mempelajari dan mengetahui berbagai jenis pekerjaan yang

berhubungan dengan potensi dan minatnya.

4) Memiliki sikap yang positif dan sehat terhadap dunia kerja, artinya

siswa dapat memberikan penghargaan yang wajar terhadap setiap

jenis pekerjaan.

5) Memperoleh pengarahan mengenai semua jenis pekerjaan yang ada

di lingkungannya.

6) Mempelajari dan mengetahui jenis-jenis pendidikan atau latihan

yang diperlukan untuk suatu pekerjaan tertentu.

7) Dapat memberikan penilaian pekerjaan secara tepat.

8) Sadar dan akan memahami nilai-nilai yang ada pada dirinya dan

pada masyarakat.

9) Dapat menemukan hambatan-hambatan yang ada pada idri dan

lingkungannya, dan dapat mengatasi hambatan-hambatan tersebut.

10) Akan sadar tentang kebutuhan masyarakat dan negaranya

yang berkembang.

11) Dapat merencanakan masa depannya sehingga dia dapat

menemukan karir dan kehidupannya yang serasi.45

(40)

32

Sedangkan, konseling karir menurut pendapat Brammer, adalah

sebagai berikut:

1) Sebagian terbesar dari konseling karir merupakan suatu proses

dalam memperkuat pemilihan karir yang telah dilakukan klien.

2) Konseling karir adalah suatu proses yang merugikan secara

obyektif tentang pekerjaan, jabatan, atau karir.

3) Konseling karir adalah suatu proses membantu klien untuk dapat

menemukan fakta-fakta tentang dirinya dan duniakerja yang tidak

dipahami sebelumnya.46

Selain itu, W.S. Winkel berpendapat bahwa bimbingan karir

memiliki tujuan agar siswa:

1) Memahami sisi dunia kerja, serta faktor-faktor yang perlu

dipertimbangkan untuk memilih program atau jurusan secara

tepat.

2) Memiliki sifat positif terhadapa diri sendiri serta pandangan yang

objektif dan maju terhadap dunia kerja, dan

3) Membuat keputusan yang realistis tentang karir yang di pilih

sesuai dengan kemampuannya.47

Jadi, tujuan bimbingan konseling karir yakni mengarahkan

siswa untuk masa depan yang lebih cemerlang, mengetahui arah jalan

hidupnya, mengembangkan minat bakatnya dan juga meningkatkan

prestasi guna untuk masa depan yang lebih baik.

46 Ruslan A. Gani, Bimbingan Karir, (Bandung: Angkasa, 1992), hal 15.

47 Winkel, Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan, (Jakarta: PT. Gramedia,

(41)

33

d. Fungsi Bimbingan Konseling Karir

Bimbingan konseling karir merupakan salah satu aspek dari

bimbingan dan konseling secara meyeluruh, oleh karena itu kurang

bijaksana apabila pelaksanaan bimbingan karir tersebut terlepas dari

bimbingan secara menyeluruh sehingga bimbingan yang lain

terbengkalai. Saat ini, bimbingan karir memang sedang mendapatkan

tempat tersendiri sehingga lebih sering dilakukan. Bimbingan karir ini

perlu dan penting di berikan kepada siswa, baik siswa SMP dan

terlebih-lebih SMA dengan alasan sebagai berikut:

1) Para siswa tingkat SMA pada akhirnya semester dan perlu

menjalani pemilihan program studi atau penjurusan, apakah

memilih program A1, A2, A3 atau A4. Kenyataan menunjukkan

bahwa program A5 secara praktis belum atau tidak dapat berlansung. Walau ada kata “memilih”, sebenarnya telah ada

batas tertentu dalam pengambilan program, karena ada

persyaratan yang terkait dengan prestasi akademik dari siswa

yang bersangkutan. Penjurusan itu jelas akan mennetukan masa

depan siswa. Oleh karena itu, dalam pemilihan ini diperlukan

kecematan dan perhitungan yang matang dan tepat. Oleh karena

itu siswa memerlukan adanya bimbingan.

2) Tidak semua siswa yang tamat SMA akan melanjutkan ke jenjang

(42)

34

dunia kerja tentu memerlukan bimbingan karir ini agar siswa

dapat bekerja dnegan senang dan baik.

3) Siswa SMA merupakan angkatan kerja yang potensial, merekalah

yang akan menentukan bagaimana keadaan negara yang akan

datang. Mereka merupakan sumber daya manusia dalam

pembangunan. Oleh karena itu, di perlukan persiapan yang

sebaik-baiknya untuk menghadapi masa depan, serta menyiapkan

dengan baik pekerjaan-pekerjaan atau jabatan-jabatan yang sesuai

dengan potensi yang ada pada diri mereka. Untuk mempersiapkan

tersebut diperlukan bimbingan karir.

4) Pada kenyataan, para ssiwa SMA sedang dalam masa remaja,

yang merupakan masa peralihan dari masa anak ke masa dewasa.

Pada umumnya, mereka belum dapat mandiri sehingga

memerlukan bantuan dari orang lain untuk menuju kemandirian.

Sehubungan dengan itu mereka memerlukan bimbingan, termasuk

bimbingan karir untuk menyiapkan kemandirian dalam hal

pekerjaan.

5) Siswa SMP juga membutuhkan bimbingan, baik untuk

melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi maupun untuk mencari

pekerjaan karena sati sebab tidak dapat melanjutkan sekolahnya.

Dengan demikian jelaslah manfaat bimbingan karir. 48

48 Bimo Walgito, Bimbingan + Konseling: Studi Karier, (Yogyakarta: CV. Andi Offset,

(43)

35

Dari bimbingan konseling karir yang sudah tertera di atas, maka

bimbingan yang diberikan yakni sebuah training motivasi yang dapat

meningkatkan menajemen diri antara belajar dan berorganisasi,

sehingga kedisiplinan diri dalam setiap kegiatan yang akan di lakukan

terkelola dengan baik.

Kaitannya disini dengan Super Student adalah sebuah nama

kegiatan yang dinamakan tarining. Training dalam bahasa indonesia

artinya pelatihan. Secara istilah pelatihan adalah proses

pengembangan kualitas sumber daya manusia untuk lebih produktif

sehingga menunjang pencapaian tujuan organisasi.49

Sebelum melakukan pelaksanaan pelatihan maka akan di buat

sebuah perencanan tepat untuk lebih efisien dalam pelaksanaan

bimbingan dan pelatihannya, berikut ini tahap pelatihan:

1) Penentuan Kebutuhan Pelatihan

Langkah pertama dalam proses pelatihan adalah penentuan

kebutuhan pelatihan, meliputi bidang informasi atau bidang

ketrampilan dari individu atau kelompok yang perlu di

kembangkan lebih lanjut untuk meningkatkan produktivitas. 50 Dalam tahap ini sesuai dengan judul skripsi yang dibahas

yaitu mengenai bimbingan konseling karir dalam meningkatkan

manajemen diri siswa antara belajar dan berorganisasi. Jadi, pada

tahap ini penentuan kebutuhan pelatihan adalah menjadi siswa yang

49 Eddy Soeryanto Soegoto, Entrpreneurship: Menjadi Pebisnis Ulung, (Jakarta: Elex

Media Komputindo, 2009), hal. 221

(44)

36

super (Sukses) dalam bidang manajemen maupun leadership.

Sehingga nanti dapat meningkatkan manajemen diri yakni belajar

dan organisasinya yang disesuaikan dengan keinginannya.

2) Perencanaan Program Pelatihan

Perencanaan program pelatihan berarti penggabungan

beberapa kondisi riil dan aktivitas yang akan dipenuhi oleh

kebutuhan pelatihan tersebut. Jelasnya, ketika kebutuhan

pelatihan berubah, kondisi dan aktivitas yang dirancang untuk

memenuhi kebutuhan tersebut akan berubah.51 e. Training Super Student

Dalam tahap ini yang sesuai dengan bimbingan konseling

karir dalam meningkatkan manajemen diri siswa antara belajar

dan berorganisasi yakni penggabungan beberapa kondisi riil

dan aktivitas yang akan di penuhi antara menajemen diri, belajar

dan berorganisasi. Sedangkan, program yang akan dilaksanakan

dalam pelatihan ini adalah Training Super Student yakni tentang

Membangun Impian dan Tangga Sukses, antara lain:

a) Membangun Impian Super Student

Tanpa Visi Misi, seorang tidak akan dapat menginjak

pada puncak kesuksesan karena tidak adanya tujuan dan

maksud yang jelas untuk dapat dituju. Seperti halnya, karya

pastoral akan menjadi seperti sebuah perahu yang berlayar

(45)

37

tanpa kompas. Mengingat begitu pentingnya visi-misi

tersebut, maka dalam pelatihan ini semua diarahkan untuk

menyadari dan selalu belajar untuk merumuskannya selama

proses yang diselenggarakan. Visi misi harus bersifat

pastoral, konstektual dan berbasis fakta lokasi, berorientasi

pada penembangan dan pendalaman iman, strategi dan

missioner.52

Sebuah visi adalah suatu sasaran yang memberi isyarat.

Ketika John Kennedy menetapkan tujuan untuk mendarat

orang di bulan pada tahun 1970, atau Sanford Weil

bermaksud menjadikan American Express pemimpin dalam

perusahaan perbankan dalam lima tahun, mereka

memusatkan perhatian pada prestasi yang berharga dan yang

dapat di capai. Perhatian juga bahwa sebuah visi selalu

menunjuk pada keadaan dimasa yang akan datang, suatu

keadaan yang sekarang tidak tidak ada dan belum pernah ada

sebelumnya.dengan sebuah visi pemimpin menyediakan

semua jembatanyang penting dari masa sekarang ke masa

depan organisasi.53

Untuk membentuk visi misi (Membangun Impian)

maka proses-prosesnya sebagai berikut:

52 Menuju Profesionalisme: Kumpulan refleksi Para Peserta Bulan Pastoral, (Yogyakarta,

Pusat Pastoral 2010), hal. 120

(46)

38

(1) Aku adalah Anak Elang

Bercerita kisah anak elang dimana setiap kita bisa

terbang keliling seluruh dunia kita bisa untuk menggapai

apa keinginan kita. Setiap kita memiliki kesempatan yang

sama untuk sukses dalam hidup.54

Setiap individu mungkin akan sulit untuk menggapai

cita-cita jika tidak punya semangat untuk mengubah diri.

Karena cita-cita adalah sebuah misteri masa depan ynag

jelas untuk tentu berbeda dengan saat ini. Cita-cita adalah

sebuah harapan perubahan besaryang kita inginkan.

Perubahan besar tidak akan pernah terjadi jika tidak mau

berubah. Berubahlah saat ini juga, jangan pernah

menunda-nunda semangat perubahan yang muncul dalam

diri. Saatnya sekarang untuk berubah dan selalu

menciptakan waktu dan kesempatan “inilah saatnya.”55

(2) Impian dan Cita-cita

Bercerita tentang tokoh dunia asal Singapura Lee

Kuan Yew dan memberi materi impian mengarahkan

tindakan dan menulis impian dan cita-cita jauh lebih

efektif untuk memujudkannya.56

54 Moh. Thohir, M. Pd, Training Super Student Asa Bangsa, Tanggal 26 Oktober 2014 di

SMP Jati Agung (Islamic Full Day Schooll), Taman, Sidoarjo

55 Akh. Muwafik Saleh, Membangun Karakter dengan Hati Nurani Pendidikan Karakter untuk Generasi Bangsa, (Jakarta: Erlangga, 2012), Hal 90

56 Training Super Student Asa Bangsa, Tanggal 26 Oktober 2014 di SMP Jati Agung

(47)

39

Apabila seseorang menginginkan sukses, maka

terdapat beberapa hal yang harus disiapkan salah satunya

adalah harus memiliki visi dalam hidup dengan jelas dan

tegas. Kita harus memiliki visi dan tujuan dari setiap

langkah. Agar apa yang diinginkan tercapai sesuai dengan

tujuan dan impiannya.

Visi berasal dari kata dasar vision yaitu gambaran,

impian bayangan masa depan. Visi penentu arah

perjalanan hidup impian menentukan terhadap apa yang

akan dicapai, tujuan atau pencapaian dari aktivitas yang

dilakukan. Visi memberikan arahan tentang bagaimana

cara seseorang menggapai tujuan yang telah

ditetapkannya. Penetapan visi yang jelas akan mendorong

seseorang melakukan aktivitas yang terbaik untuk

mewujudkan impian masa depan.57

Penetapan tujuan akan mengarahkan dengan jelas

langkah yang akan dilalui untuk mencapai sebuah

gambaran akhir dai penjelasan. Orang menikah hanya

satu hari tetapi dalam mempersiapkan membutuhkan

waktu yang panjang, berbulan bulan, mulai Psikologi,

(48)

40

materi dll.58 Begitu pula dengan hidup, hidup memerlukan rancangan, rencana persiapan sehingga kita dapat

melangkah dengan pasti dengan arah tujuan yang jelas.

Dalam perjalanan pasti menemukan kegagalan, namun

kegagalan jangan kita buat alasan berhenti untuk maju.

Usaha untuk lebih baik itu perlu dalam hal apapun. Gagal

itu biasa, bangkit itu luar biasa.

Menulis impian adalah kunci untuk meraih impian.

Karena jika kita tulis, pikirkan atau kita angan-angan akan

lebih mudah lupa.59 Maka sebaiknya jika kita memiliki keinginan atau impian sebaiknya lebih efektif kita tulis.

Kemudian kita tempelkan di dinding kamar. Dengan

melakukan hal tersebut kita akan selalu ingat, kita akan

selalu ingin mewujudkan dengan tindakan yang kita

rancang menuju terwujudnya impian dan cita-cita dan

secara tidak langsung sesuatu yang kita tulis kita akan kita

lihat setiap hari dan setiap kita melihat pastinya kita

berdoa sambil memegang apa impian yang telah kita tulis

tersebut bukan hanya itu sesuatu yang kita tulis adalah

sebuah motivasi dalam aktivitas keseharian kita.

58 Fauzan Adhim, Pemanfaatan Teori Eksistensial-Humanistik melalui Super student untuk

Meningkatkan Self Awareness Siswa Kelas X di MA Ma’arif Udanawu Blitar, Prodi Bimbingan

Konseling Islam, Fak. Dakwah dan Komunikasi, UIN Sunan Ampel Surabaya 2014, hal 54

59 Moh. Thohir, M. Pd, Training Super Student Asa Bangsa, Tanggal 26 Oktober 2014 di

(49)

41

(3) Melihat Video

Pada sesi ini peserta diajak untuk melihat video

motivasi diri tentnag terget. Isi dari video ini adalah

tentnag 100 target. Jadi dalam perjalanan seseorang

menuliskan 100 target atau impian, mulai dari impian

jangka panjang dan jangka pendek. Pada 100 targetnya,

dia mengawali perjalanannya dari kuliah di IPB sampai

menjadi mahasiswa berprestasi. Kemudian dilanjutkan

perjalanannya menyusuri dunia ke negaa jepang dan dapat

mengibarkan bendera di puncak gunung fujimi yang

termasuk target yang ke 83.

Tujuan dari melihat video adalah untuk

menginspirasi setiap individu agar dapat mewujudkan

impiannya dan tidak pesimis untuk melangkah

kedepannya serta meyakini bahwa impian tersbut tidka

hanya dipikirkan, diangan-angan melainkan di tulis,

berusaha, berdoa dan yakin bahwa bisa.

(4) Berbagai Impian Menuai Do’a

Membnagun masa depan tinggal bagaimana cara

kita membangaun citra diri yang positif. Mereka yang

suka mengeluh dan menyesali apa keadaan yang saat ini,

justru mereka sedang membangun masa depan yang suram

(50)

42

senantiasa mensyukuri akan nikmat dan karunia Allah swt

saat ini, mereka senantiasa untuk maju dan menata

kehidupan ynag lebih baik, itu sebabnya DR. Joyce

Brother mengatakan, tidaklah berlebihan kalau dikatakan

bahwa citra diri positif yang kuat adalah persiapan sukses

terbaik dalam kehidupan seseorang.

Dengan membangun citra diri yang positif, maka

seseorang berhenti untuk mengeluh dan mengeluarkan

kata-kata yang negatif apalagi menggerutu. Berhenti pula

menjadi ”kompor” yang mengumbar kelemahan dari pada

orang lain. Saatnya untuk berubah dengan memilih untuk

senantiasa optimis, serta meningkatkan kepedulian

terhadap lingkungan. Ketka kita memilih jalan baik, maka

atas kehendak dengan pencipta niscaya masa depan ynag

lebih baik akan di peroleh.60

(5) Bernyanyi lagu semangat berjudul “sang pemimpi”61

Berikut lirik lagu dari judul “sang pemimpi”:

Sambut hari baru di depanmu

Sang pemimpi siap untuk melangkah Beri tanganku jika kau ragu

Bila terjatuh ku kan menjaga

Kita telah berjanji bersama taklukkan dunia ini Mengahdapi segala tantangan bersama

Mengejar mimpi-mimpi

60 Parlindung Marpaung, Setengah Pecah Setengah Utuh, (Jakarta: Erlangga), 297

61 Moh. Thohir, M. Pd, Training Super Student Asa Bangsa, Tanggal 26 Oktober 2014 di

Gambar

gambaran ekspresi klien ketika dapat mengenal dirinya, memahami
Tabel 2.1 : Penguatan Diri
Tabel 4.1 Perbandingan Proses Pelaksanaan di Lapangan dengan Teori Konseling
gambarkan pada tabel di bawah ini:

Referensi

Dokumen terkait

bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a dan huruf b, penjualan saham milik Negara tersebut perlu diatur dengan Peraturan

Dalam memberikan biaya pengobatan PT.CMKS INDONESIA memberikan hak kepada karyawan untuk berobat dimanapun karyawan tersebut ingin berobat.Karyawan hanya memberikan kwitansi

Dalam usaha memperbaiki fragmentasi batuan untuk memperoleh batuan hasil ledakan pada ukuran • 100 cm dengan persentase di bawah 15% (Koesnaryo, 2001) maka akan dibahas

Guna mengetahui peningkatan kemampuan siswa tunagrahita dalam mengenal lambang bilangan 1 sampai 5 melalui media flash card , maka pada akhir siklus I dan siklus II

Tersedianya obat-obat yang diperlukan dalam sediaan generik akan mempercepat penurunan biaya obat yang harus ditanggung pemerintah, cara lain adalah dengan mengharuskan rumah

Aktivitas mengindra karya seni rupa, merasakan, menikmati, menghayati dan menghargai nilai-nilai keindahan dalam karya seni serta menghormati keberagaman konsep artistic seni

Strategi pengembangan daya tarik wisata yang atraktif dengan fasilitas memadai sebagaimana dimaksud dalam pasal 11 huruf f dilakukan dengan cara pengembangan atraksi

tidak, jika tidak maka berkas-berkas itu d i k e m b a l i k a n , apabila berkas-berkas tersebut memenuhi syarat untuk diberikan kredit dan telah diperiksa oleh tim