21
BAB III
Perancangan dan Realisasi
3.1.Perancangan Perangkat Keras
Pada skripsi ini akan dirancang suatu alat yang dapat berfungsi untuk mengukur intensitas cahaya dan suara. Alat yang direalisasikan terdiri dari alat ukur intensitas cahaya dan suara dengan ATMega8535 yang terhubung dengan sensor LDR dan mikrofon.
Cara kerja alat ukur intensitas cahaya dan suara adalah sebagai berikut:
Saat user menghidupkan alat ukur, user dapat langsung mengukur intensitas cahaya dan suara. Dalam pengukuran intensitas cahaya, saat alat diaktifkan maka sensor LDR akan menangkap setiap perubahan intensitas cahaya. Data dari pengkondisi sensor LDR dikirimkan ke mikrokontroler untuk dihitung dan ditampilkan di seven segment.
Dalam pengukuran intensitas suara, mikrofon akan menangkap setiap perubahan intensitas suara. User dapat memilih tapis pembobot yang diinginkan, yaitu tapis pembobot A atau C. Setiap hasil pengukuran akan disimpan di dalam media penyimpan (MMC).
3.2.Realisasi Perangkat Keras
Perancangan dan realisasi pada perangkat keras dibagi dalam beberapa bagian, yaitu:
22 4. Untai True RMS to DC Converter
5. Untai Mikrokontroler AVR ATMega8535 6. Untai Media Penyimpan (MMC)
7. Untai Media Penampil 3.2.1. Untai Pengkondisi Sinyal LDR
Modul pengukuran intensitas cahaya terdiri dari LDR sebagai sensor cahaya, rangkaian pengkondisi sinyal menggunakan prinsip pembagi tegangan, serta menggunakan IC Opamp CA3140 sebagai penguat tak membalik (non inverting).
A
LDR
100k 40% 5V
+
CA3140 9V
_ADC(0) R3
330
R2 10k R1
100k
Gambar 3.1. Pengkondisi sinyal LDR
Saat kondisi cahaya minimum, LDR memiliki hambatan yang sangat tinggi sehingga jika diukur pada titik A tegangan yang dihasilkan sangat besar mencapai ≈Vcc. Ketika kondisi cahaya semakin terang, hambatan LDR akan turun dan tegangan akan semakin kecil.
23 3.2.2. Untai Pengkondisi Sinyal Mikrofon
Pengukuran intensitas suara menggunakan mikrofon, karena tegangan keluaran mikrofon sangat kecil (orde mikrovolt sampai milivolt) maka dibutuhkan rangkaian pengondisi sinyal mikrofon dengan penguat operasi seperti pada gambar 3.2.
output +5V
+ U2 TL072 C1
0.1uF +5V
inp_mic
C2 10uF
+5V +5V
+ U1 TL072 +5V
R9 100k
R6 10k R2
10k R1
100k
R7 100k
R8 10k
R5 10k R3
10k 10kR4
Gambar 3.2. Pengkondisi Sinyal Mikrofon
Mikrofon kondenser mendapat bias arus dari R1. Impedansi mikrofon
kondenser sebesar 2200 Ω sehingga arus untuk mencatu mikrofon yaitu:
Imikrofon = 2200 1
R VCC
...3.1
Imikrofon = 2200
10 5
k = 0,4 mA
Sebuah kapasitor (C1) sebagai kapasitor kopling yang diperlukan untuk
menahan sinyal DC dan meneruskan sinyal AC. Dalam menentukan nilai C1 dengan
frekuensi digunakan persamaan berikut ini:
1 1*
* 2
1 C R fC
...3.2
16 Hz =
1
* 100 * 2
1 C k
24 Penguatan dari untai inverting amplifier pada gambar 3.2 adalah 100 kali dari penguatan tegangan tiap opamp sebesar 10 kali.
3.2.3. Untai Tapis Pembobot A
Tapis pembobot A direalisasikan dengan menggunakan opamp TL084, konfigurasi penguatnya menggunakan JFET (Junction Field Effect Transistor) memiliki impedansi masukan tinggi, dan laju lantingannya tinggi (high slew rate) yaitu kemampuan penguat dalam mengikuti kondisi masukan. Catu daya opamp ini menggunakan catu daya tunggal sebesar 5 volt dengan memberikan biasing DC pada masukan noninverting sebesar 2,5 Volt dengan pembagian tegangan dengan resistor R1 dan R9. Opamp difungsikan sebagai penguat AC sinyal kecil dengan
memberikan kapasitor penggandeng (coupling) yang mempunyai sifat menghambat nilai DC dan hanya meneruskan nilai AC. Untai tapis pembobot A ditunjukkan pada gambar 3.3. berikut ini.
C1 10uF
R11 100k 47%
+
TL072 R1
300 R1010k
R9
100k 10uFC1
R11 100k 47%
+
TL072 R1
300 R1010k
R9
Gambar 3.3. Untai tapis pembobot A
Opamp pertama dikonfigurasikan sebagai penguat inverting dengan penguatan
25 dikonfigurasikan sebagai penguat inverting dengan penguatan ditentukan oleh R11
dan R7. R11 dgunakan sebuah trimmer potensiometer untuk mengatur penguatan satu
(0 dB) saat frekuensi 1 KHz. Inti dari tapis pembobot A adalah jaringan R-C pada keluaran opamp pertama sampai dengan masukan opamp kedua. Gambar 3.4 menunjukkan hasil simulasi dengan Circuit Maker 2000.
Gambar 3.4. Simulasi tapis pembobot A
3.2.4. Untai Tapis Pembobot C
26
input
output R8
150k R7 150k
R6
10k 10kR5
+
UB TL072 5V C3
0.033uF
5V
Gambar 3.5. Untai Tapis Lolos Tinggi
Frekuensi penggal untuk tapis lolos tinggi dapat dihitung dengan rumus tapis orde 1, yaitu:
Frekuensi penggal =
3 8
2 1
C R
= 2 *150k*0.033u 32,15Hz 1
Untai tapis lolos rendah ditunjukkan pada gambar 3.6.
output input
C2 120pF
5V C1 0.1uF
5V
+
U1 TL072
R4 10k R3
10k
R2 150k
R1 150k
Gambar 3.6 Untai Tapis Lolos Rendah
27 Frekuensi penggal =
2 2
2 1
C R
= 2 *150k*120p 8841Hz
1
Untuk memperoleh tanggapan frekuensi yang diinginkan yaitu memiliki frekuensi penggal bawah di 31,5 Hz dan frekuensi penggal atas di 8000 Hz maka kedua buah penguat operasional ini dihubungkan secara seri (cascade).
3.2.5. Untai True RMS to DC Converter
True RMS to DC Converter berfungsi untuk mendapatkan nilai magnitudo dari sinyal AC dengan menggunakan IC MX536AKN. IC MX536AKN dioperasikan dengan menggunakan mode single supply, dengan tegangan masukan maksimum ± 25V dan akurasi ketelitian sebesar ± 2%.
Berikut skematik rangkaian IC MX536AKN:
IN 1
NC 2
V- 3
Cav 4
dB 5
Buf OUT 6
Buf IN 7
Iout
8 RL
9
COMMON 10
NC 11
NC 12
NC
13 V+
14 U1
MX536AKN 10uF
C1
Cap2 INPUT
1uF Cav Cap Pol1
10K R1 Res1
20K R2
Res1
10K R3 Res1
VCC
VCC 1 2 JP1
Pin IN
1 2 JP2
Header 2 VCC
1 2 JP3
Pin OUT
Gambar 3.7. Rangkaian True RMS to DC Converter – MX536AKN 3.2.6. Untai Mikrokontroler ATMega8535
28 Konfigrasi untai mikrokontroler ditunjukkan pada Gambar 3.8 berikut ini:
PB0 (XCK/T0) 1
PB1 (T1) 2
PB2 (AIN0/INT2) 3
PB3 (AIN1/OC0) 4
PB4 (SS) 5
PB5 (MOSI) 6
PB6 (MISO) 7
PB7 (SCK) 8
RESET 9
PD0 (RXD) 14
PD1 (TXD) 15
PD2 (INT0) 16
PD3 (INT1) 17
PD4 (OC1B) 18
PD5 (OC1A) 19
PD6 (ICP) 20
PD7 (OC2) 21
PC6 (TOSC1) 28
PC7 (TOSC2) 29
AREF 32
AVCC 30
GND 31
PA7 (ADC7) 33
PA6 (ADC6) 34
PA5 (ADC5) 35
PA4 (ADC4) 36
PA3 (ADC3) 37
PA2 (ADC2) 38
PA1 (ADC1) 39
PA0 (ADC0) 40
VCC 10
Mikrokontroler
ATm ega8535-16PC
1 Y1 2
Header 8 1 Selektor 1 Selektor 2 Selektor 3 Selektor 4 Selektor 5 Selektor 6 GND
Gambar 3.8. Untai Mikrokotroler ATMega 8535
Konfigurasi pin pada mikrokontroler adalah sebagai berikut : 1. PORTA.0 sebagai masukan ADC dari modul LDR 2. PORTA.1 sebagai masukan ADC dari modul mikrofon
3. PORTA.2- PORTA.7 digunakan sebagai selektor untuk mengendalikan seven segment
4. PORTB.2 – PORTB.7 terhubung dengan modul MMC
5. PORTD.0 – PORTD.7 sebagai pengendali data untuk seven segment
6. Pin 12 dan pin 13 digunakan sebagai masukan untai osilator kristal 7. Pin 31 dan pin 11 dihubungkan dengan ground
8. Pin 9 dihubungkan dengan untai reset
29 3.2.7. Untai Media Penyimpan (MMC)
Penyimpanan data nilai hasil dari pengukuran intensitas cahaya dan suara, dilakukan dengan menggunakan media penyimpan (MMC). Hal ini bertujuan agar bisa melihat kembali hasil pengukuran yang telah dilakukan.
Berikut gambar SD Card/MMC:
Gambar 3.9. Konfigurasi Pin SD Card
1. Pin 1 = CS = Chip Select 2. Pin 2 = DI = Data Input 3. Pin 3 = Vss = Ground 4. Pin 4 = Vcc
5. Pin 5 = SCLK = Serial Clock 6. Pin 6 = Vss2 = Ground 7. Pin 7 = DO = Data Output 8. Pin 8 = DAT1
30 Berikut ini merupakan rangkaian modul media penyimpan (MMC), ditunjukkan pada gambar 3.10:
1
Header 2 GND
MMC Pin GND
D Zener
D2
D Zener
D3
D Zener
D4
D Zener
Q1
Gambar 3.10. Modul Rangkaian MMC
Menyimpan data pengukuran pada MMC harus melalui beberapa tahap sebelum bisa di copy ke dalam file dan disimpan d MMC. Proses pembuatan sebuah file harus sesuai dengan format tipe MMC (FAT). Dalam mengisi file dengan data, harus diperhatikan yaitu pembacaan besar alamat file yang telah dibuat. Hal ini untuk menghindari penyimpanan data yang bertumpuk pada baris yang sama di dalam file tersebut.
3.2.8. Untai Media Penampil
31 Konfigurasi dari untai modul media penampil ditunjukkan pada gambar 3.11 berikut ini:
f
Dpy Blue-CA
f
Dpy Blue-CA
f
Dpy Blue-CA
f
Dpy Blue-CA
f
Dpy Blue-CA
f
Dpy Blue-CA BI/RBO
Pin Nilai Lux 1 2 3 4 JP2
Pin Nilai S
1 2 VCC
Header 2
1 2 GND
Header 2 VCC
Pin digit PORTA.0
32 3.2.9. Diagram Alir Pengukuran Intensitas Cahaya
Mulai
Timer 1 detik
Tampilkan hasil pengukuran
Turn Off ? Tidak
Ya
Selesai Konversi nilai bit
ke lux Baca data_ADC(0)
Gambar 3.12. Diagram Alir Pengukuran Intensitas Cahaya 3.2.10.Diagram Alir Pengukuran Intensitas Suara
Mulai
Baca data_adc(1)
Konversi nilai bit ke desibel
Tampilkan hasil pengukuran
Turn Off ?
Ya
Selesai Tidak
Timer 1 detik
33 3.2.11.Diagram Alir Penyimpanan Data ke MMC
Salin data_adc ke buffer Mulai
Turn Off ?
Selesai ya tidak
Tulis buffer ke file Timer 1 detik Inisialisasi FAT