• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS HUBUNGAN LAMA STUDI DAN IPK DENGAN WAKTU TUNGGU KERJA LULUSAN PRODI EKONOMI SYARIAH UIN SUNAN AMPEL SURABAYA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "ANALISIS HUBUNGAN LAMA STUDI DAN IPK DENGAN WAKTU TUNGGU KERJA LULUSAN PRODI EKONOMI SYARIAH UIN SUNAN AMPEL SURABAYA."

Copied!
77
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS HUBUNGAN LAMA STUDI DAN IPK DENGAN

WAKTU TUNGGU KERJA LULUSAN PRODI EKONOMI

SYARIAH UIN SUNAN AMPEL SURABAYA

SKRIPSI

Oleh:

ERVA YUSMI RIZANA

NIM: C04212054

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH

SURABAYA

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

ABSTRAK

Skripsi yang berjudul “Analisis Hubungan Lama Studi dan IPK dengan Waktu Tunggu Kerja Lulusan Prodi Ekonomi Syariah UIN Sunan Ampel

Surabaya” ini merupakan hasil penelitian kualitatif yang bertujuan menjawab

pertanyaan tentang bagaimana hubungan lama studi dengan waktu tunggu kerja lulusan Prodi Ekonomi Syariah UIN Sunan Ampel Surabaya dan bagaimana hubungan nilai IPK dengan waktu tunggu kerja lulusan Prodi Ekonomi Syariah UIN Sunan Ampel Surabaya.

Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif deskriptif dengan jenis penelitian studi kasus pada objek. Studi kasus merupakan suatu penelitian kualitatif yang berusaha menemukan makna, menyelidiki proses dan memperoleh pengertian dan pemahaman yang mendalam dari individu, kelompok atau situasi. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara kepada Bapak Imam Buchori, lulusan Prodi Ekonomi Syariah angkatan 2009-2011 UIN Sunan Ampel Surabaya dan pengambilan data yang diambil dari Akademik Ekonomi Syariah.

Hasil penelitian yang diperoleh dapat diketahui bahwa waktu tunggu kerja bagi para lulusan Prodi Ekonomi Syariah UIN Sunan Ampel Surabaya sangat cepat mendapatkan pekerjaan, karena lama studi dan nilai IPK dalam waktu tunggu kerja lulusan tidak ada pengaruhnya sama sekali.

(7)

DAFTAR ISI

Halaman

SAMPUL DALAM ... i

PERNYATAAN KEASLIAN ... ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iii

PENGESAHAN ... iv

ABSTRAK ... v

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR TRANSLITERASI ... xi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A.Latar Belakang ... 1

B.Identifikasi dan Batasan Masalah ... 5

C.Rumusan Masalah ... 5

D.Tujuan Penelitian ... 5

E. Kegunaan Hasil Penelitian ... 6

F. Kajian Pustaka ... 6

G.Definisi Operasional ... 10

H.Metode Penelitian ... 11

(8)

BAB II PENDIDIKAN DAN KETENAGAKERJAAN ... 18

A. Pendidikan ... 18

B. Ketenagakerjaan ... 28

BAB III LAMA STUDI DAN IPK SERTA WAKTU TUNGGU KERJA LULUSAN PRODI EKONOMI SYARIAH UIN SUNAN AMPEL SURABAYA... 41

A.Gambaran Umum Prodi Ekonomi Syariah ... 41

B. Hubungan Lama Studi Dengan Waktu Tunggu Kerja Lulusan Prodi Ekonomi Syariah... 47

C.Hubungan IPK Dengan Waktu Tunggu Kerja Lulusan Prodi Ekonomi Syariah ... 50

BAB IV ANALISIS HUBUNGAN LAMA STUDI DAN IPK DENGAN WAKTU TUNGGU KERJA LULUSAN PRODI EKONOMI SYARIAH... 55

A.Analisis Hubungan Lama Studi Dengan Waktu Tunggu Kerja Lulusan Prodi Ekonomi Syariah... 55

B.Analisis Hubungan IPK Dengan Waktu Tunggu Kerja Lulusan Prodi Ekonomi Syariah... 58

BAB V KESIMPULAN ... 62

A.Kesimpulan ... 62

B.Saran ... 62

DAFTAR PUSTAKA ... 63

(9)

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Lama studi dengan waktu tunggu kerja angkatan 2009 sampai 2011

Tabel 1.2 Lama studi lulusan yang berkeja dan tidak bekerja angkatan 2009

sampai 2011

Tabel 1.3 Tempat lulusan bekerja

Tabel 1.4 IPK dengan waktu tunggu kerja angkatan 2009 sampai 2011

Tabel 1.5 IPK lulusan berkeja dan tidak bekerja angkatan 2009 sampai 2011

Tabel 1.6 Gender, lama studi dan IPK angkatan 2009 sampai 2011

Tabel 1.7 Gender, lama studi dan IPK angkatan 2009 sampai 2011

(10)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perguruan tinggi merupakan salah satu lembaga pendidikan yang

diserahi tugas dan tanggung jawab dengan memiliki peran dalam pencapaian

tujuan pendidikan yang perlu melakukan upaya perbaikan secara terus

menerus untuk mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas. Dalam

perkembangan perguruan tinggi dari tahun ke tahun semakin bertambah

jumlahnya, sehingga semakin banyak pula lulusan yang dihasilkan setiap

tahunnya.

Banyak orang yang cerdas karena memiliki hard-skill yang bagus,

tetapi tidak sukses, bahkan kalah berhasil dibanding dengan mereka yang

memiliki pengetahuan atau hard-skill pas-pasan, namun memiliki soft skill

yang bagus. Soft skill yang bagus berupa etos kerja yang tinggi seperti

semangat kerja keras.1 Semakin banyaknya lulusan dari perguruan tinggi tidak

sejalan dengan meningkatnya jumlah lapangan kerja yang ada.

Ketidakseimbangan antara jumlah lulusan dan jumlah lapangan kerja

menyebabkan persaingan di dunia kerja semakin ketat. Setiap perguruan tinggi

pasti menginginkan lulusannya bisa sukses di dunia kerja. Oleh karena itu

perlu dilakukan sebuah penelusuran terhadap lulusan perguruan tinggi untuk

mengetahui kualitas lulusan yang dihasilkan. Untuk memasuki dunia kerja

terdapat beberapa syarat yang harus dipenuhi, adapun salah satu syarat

1

(11)

2

tersebut adalah diperlukan tingkat pendidikan yang dapat menunjang suatu

pekerjaan tertentu.

Pendidikan dianggap sebagai investasi yang berguna untuk

meningkatkan produktivitas tenaga kerja. Semakin tinggi tingkat pendidikan

seseorang, maka semakin tinggi pula produktivitas kerja yang dimiliki. Jumlah

tenaga kerja yang lebih besar berarti akan menambah jumlah tenaga produktif.

Selain itu pertumbuhan angkatan kerja dianggap sebagai salah satu faktor

positif yang memicu pertumbuhan ekonomi.2 Dalam pengertian angkatan kerja

harus diperhitungkan tingkat partisipasi dalam kegiatan ekonomi di antara

jumlah tenaga kerja untuk nilai IPK dan lama studi. Dampak lebih jauh lagi

akan mempengaruhi pertumbuhan ekonomi.3

Sumber-sumber utama bagi pertumbuhan ekonomi adalah adanya

investasi yang mampu memperbaiki kualitas modal atau sumber daya manusia

yang selanjutnya berhasil meningkatkan produktifitas sumber daya melalui

penemuan-penemuan baru, inovasi, dan kemajuan teknologi.4 Dalam

penelitian ini juga berhubungan dengan sumber daya manusia yang

merupakan salah satu faktor dinamika dalam perkembangan ekonomi jangka

panjang. Mutu sumber daya manusia pada angkatan kerja dipengaruhi oleh

keterampilan tehnis, keahlian professional dan kecerdasan akademis.

Semakin baik mutu angkatan kerja dalam hal keterampilan teknis,

keahlian professional dan kecerdasan akademis maka semakin ringan beban

2

Michael P. Todaro, Pembangunan Ekonomi (Jakarta: Penerbit Erlangga, 2000), 138. 3

Ibid., 205. 4

(12)

3

tanggungan.5 Untuk itu pada saat masuk dunia kerja adalah satu tujuan dari

para lulusan untuk mempersiapkan diri dalam menghadapi suatu pekerjaan.

Lama studi juga berpengaruh bagi para lulusan untuk bisa menentukan

waktu tunggu kerja yang didapat. Data yang dibutuhkan yang diambil pada

lulusan Prodi Ekonomi Syariah angkatan 2009 sampai angkatan 2011. Seperti

halnya lama studi selama 3,5 tahun dan 4 tahun, seberapa lama waktu tunggu

kerja yang mereka dapatkan untuk bisa mendapatkan pekerjaan. Mengetahui

keberhasilan lulusan maka diantaranya perlu dilakukan penilaian prestasi

akademik selama menempuh masa pendidikan. Pada tingkat perguruan tinggi,

penilaian prestasi akademik dinyatakan dengan Indeks Prestasi Kumulatif

(IPK).

Dalam nilai IPK terdapat prestasi yang tidak terlepas dari faktor-faktor

yang mempengaruhi proses belajar oleh para lulusan. Prestasi belajar

merupakan perpaduan antara kemampuan, bakat, motivasi, serta lingkungan

belajar yang saling berhubungan dan mempengaruhi pola prilaku lulusan.

Dimana dalam penelitian ini dilihat, lulusan Prodi Ekonomi Syariah UIN

Sunan Ampel yang mendapatkan nilai IPK tertinggi waktu tunggu kerja yang

ditempuh cepat atau lambat dibandingkan dengan nilai IPK yang terendah.

Ketiga komponen inilah yang sangat penting dalam penelitian ini. Oleh karena

itu nilai IPK dapat menentukan waktu tunggu kerja lulusan Prodi Ekonomi

Syariah untuk bisa mengetahui seberapa lama dan cepat lulusan bisa

mendapatkan pekerjaan.

5

(13)

4

Setelah lulus banyak sekali para lulusan Prodi Ekonomi Syariah yang

cepat mendapatkan pekerjaan. Tetapi disamping itu ada juga sebagian yang

sampai saat ini belum mendapatkan pekerjaan. Rata-rata lulusan yang

mendapatkan pekerjaan sesuai dengan bidang jurusannya yaitu di bidang

Ekonomi Syariah. Seperti halnya terlihat oleh para lulusan yang mengalami

lama studi 3,5 tahun dengan IPK 3.51. Setelah lulus dari UIN Sunan Ampel

Surabaya waktu tunggu kerja sampai 9 bulan dan setelah itu langsung

mendapatkan pekerjaan tetap sebagai Teller di BMS UIN Sunan Ampel

Surabaya.

Bahkan ada juga nilai IPK yang biasa saja tetapi setelah lulus

langsung mendapatkan pekerjaan. Selain itu dengan lama studi 4.5 tahun dari

UIN Sunan Ampel langsung mendapatkan pekerjaan hanya 6 bulan saja

dengan pekerja freelance dikarenakan perusahaan tidak membutuhkan SKL

(Surat Keterangan Lulus) melainkan ijazah. Tidak tinggal diam setelah keluar

dari pekerjaan tersebut selang beberapa hari langsung mendapatkan pekerjaan

permanen yaitu pekerja tetap.

Berdasarkan uraian latar belakang tersebut maka penelitian ini

berusaha untuk mengidentifikasi, mendiskripsikan serta menganalisis

hubungan lama studi dan IPK dengan waktu tunggu kerja dan mengambil

judul “Analisis Hubungan Lama Studi dan IPK Dengan Waktu Tunggu Kerja

(14)

5

B. Identifikasi dan Batasan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, terdapat banyak masalah

yang akan diproses di dalam identifikasi dan batasan masalah agar dapat

diketahui masalah yang akan diteliti, yaitu

1. Identifikasi Masalah

a. Hubungan nilai IPK dengan waktu tunggu kerja

b. Hubungan lama studi dengan waktu tunggu kerja

2. Batasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka penelitian ini akan

dilakukan pembatasan masalah agar penelitian ini lebih terarah dan

terfokus. Penelitian ini terfokus hanya pada lama studi dan IPK pada

lulusan Prodi Ekonomi Syariah UIN Sunan Ampel Surabaya.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang, identifikasi dan batasan

masalah, maka rumusan masalah yang diangkat dalam penelitian ini adalah

1. Bagaimana hubungan lama studi dengan waktu tunggu kerja lulusan

Prodi Ekonomi Syariah UIN Sunan Ampel Surabaya?

2. Bagaimana hubungan nilai IPK dengan waktu tunggu kerja lulusan Prodi

Ekonomi Syariah UIN Sunan Ampel Surabaya?

D. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah

1. Mendeskripsikan hubungan lama studi dengan waktu tunggu kerja lulusan

(15)

6

2. Mendeskripsikan hubungan nilai IPK dengan waktu tunggu kerja lulusan

Prodi Ekonomi Syariah UIN Sunan Ampel Surabaya.

E. Kegunaan Hasil Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat dan

berguna dalam dua aspek:

1. Aspek teoretis, hasil penelitian dapat memperluas dan memberikan

sumbangsih ilmu pengetahuan tentang hubungan lama studi dan IPK

dengan waktu tunggu kerja lulusan Prodi Ekonomi Syariah UIN Sunan

Ampel Surabaya.

2. Aspek praktis, hasil penelitian ini sebagai bahan masukan dan

pertimbangan guna meningkatkan etos kerja lulusan Prodi Ekonomi UIN

Sunan Ampel Surabaya dan juga sebagai bahan koreksi untuk pihak

Fakultas agar lebih mempertimbangkan dalam tentang dunia kerja.

F. Kajian Pustaka

Kajian pustaka adalah deskripsi ringkasan tentang kajian atau

penelitian yang sudah pernah dilakukan di seputar masalah yang diteliti,

sehingga terlihat jelas bahwa kajian yang akan dilakukan ini tidak merupakan

pengulangan atau duplikasi dari kajian atau penelitian yang telah ada.6

Penelitian ini berjudul “Analisis hubungan lama studi dan IPK dengan

waktu tunggu kerja lulusan Prodi Ekonomi UIN Sunan Ampel Surabaya”.

Penelitian ini tentu tidak lepas dari berbagai penelitian terdahulu yang

6

(16)

7

dijadikan sebagai pandangan dan juga referensi serta acuan dalam penyusunan

skripsi ini. Adapun penelitian terdahulu sebagai berikut:

1. Merdekawati Dwi (2014) dalam jurnal yang berjudul “Analisis Pengaruh

Gender dan Masa Studi terhadap Preferensi Gaya Karier Mahasiswa S1

Akuntansi Universitas Airlangga Surabaya”.

Hasil penelitian ini dapat menjelaskan tentang berpendidikan yang

tinggi dapat memenuhi suatu tujuan yakni pekerjaan. Perbedaan gender

yang masing-masing memiliki peranan dalam berkarier yang berdominan

pada mahasiswa S1 Akuntansi saja. Populasi penelitian yang digunakan

dalam penelitian ini seluruh mahasiswa Airlangga Surabaya dengan

jumlah sampel yang dibutuhkan 180 responden. Teknik analisis yang

digunakan adalah uji regresi logistic.7

2. Robby Septian (2014) dalam skripsi yang berjudul “Pengaruh Faktor

Demografi: Usia, Jenis Kelamin, Program Studi, dan Lama Studi terhadap

Keterampilan Mendengarkan pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi

Universitas Andalas. Hasil penelitiannya menyebutkan bahwa untuk

mengidentifikasi keseluruhan tingkat keterampilan mendengar mahasiswa

berdasarkan faktor demografi seperti kelompok usia, jenis kelamin,

program studi dan lama studi. Objek peneltian yaitu berdasarkan dengan

metode convenience sampling.pengujian hipotesis dilakukan dengan

menggunakan program SPSS.8

7

Merdekawati Dwi, “Analisis Pengaruh Gender dan Masa Studi terhadap Preferensi Gaya Karier

Mahasiswa S1 Akuntansi Universitas Airlangga Surabaya” (Skripsi--Universitas Airlangga,

Surabaya, 2014).

8

Robby Setiawan, “Pengaruh Faktor Demografi: Usia, Jenis Kelamin, Program Studi, dan Lama

Studi terhadap Keterampilan Mendengarkan pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas

(17)

8

3. B. Medina Nilasari (2008) yang berjudul “Pengaruh Perbedaan Usia dan

Gender Atasan-Bawahan Terhadap Komitmen Organisasi Dan Kepuasan

Kerja Karyawan Grapari Telkom Jakarta”.

Hasil penelitiannya membahas tentang keseimbangan antara usia

tua dan muda pada peningkatan jumlah karyawan dalam perusahaan. Dan

juga perbedaan gender pada tenaga kerja yang presentase wanita tua lebih

meningkat dibandingkan dengan laki-laki. Uji yang digunakan dalam

penelitian ini menggunakan uji reliabilitas sedangkan untuk menganalisis

data, judul ini menggunakan analisis varian (anova). Semua pengolahan

dan perhitungan data dilakukan dengan bantuan computer menggunakan

program spss.9

4. Andi Supratikno (2011) penelitian yang berjudul “Faktor-Faktor Yang

Mempengaruhi Lama Mencari Kerja Bagi Tenaga Kerja Terdidik di

Kabupaten Semarang”.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan

menggunakan metode regresi linear berganda. Data yang digunakan dalam

penelitian ini adalah data primer yang diperoleh dari objek penelitian

melalui kuesioner dan data sekunder yang diperoleh dari Badan Pusat

Statistik (BPS) Kota Semarang, Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten

Semarang dan Dinas Tenaga. Responden dalam penelitian ini adalah

tenaga kerja yang bekerja tamat SMA, tamat Diploma (DI/DII/DIII) dan

tamat Sarjana (S1) di Kabupaten Semarang. Untuk mengatasi masalah

lamanya mencari kerja bagi tenaga kerja terdidik, maka disarankan bagi

9

B. Medina Nilasari, “Pengaruh Perbedaan Usia dan Gender Atasan-Bawahan terhadap Komitmen

Organisasi dan Kepuasan Kerja Karyawan Grapari Telkom Jakarta” (Skripsi--Universitas Trisakti,

(18)

9

pencari kerja untuk lebih aktif mencari informasi akan kesempatan kerja,

lebih memupuk jiwa kewirausahaan dan meningkatkan keterampilan agar

mampu bersaing dalam pasar kerja.10

5. Satrio Adi Setiawan (2010) penelitian yang berjudul “Pengaruh Umur,

Pendidikan, Pendapatan, Pengalaman Kerja dan Jenis Kelamin Terhadap

Lama Mencari Kerja Bagi Tenaga Kerja Terdidik Di Kota Magelang”.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh

variabel umur, pendidikan, pendapatan, pengalaman kerja dan jenis

kelamin secara individual maupun secara bersama-sama terhadap lama

mencari kerja bagi tenaga kerja terdidik. Metode analisis yang digunakan

dalam penelitian ini adalah analisis regresi berganda. Maksud dari

penelitian ini adalah adanya ketidakseimbangan antara jumlah angkatan

kerja dengan besarnya kesempatan kerja mengakibatkan muncul masalah

pengangguran tenaga kerja terdidik. Salah satu syarat memasuki pasar

kerja adalah diperlukannya tingkat pendidikan yang dapat menunjang

suatu pekerjaan tertentu.11

Perbedaan dengan penelitian saya adalah semua yang digunakan

dalam metodologi adalah penelitian kuantitatif sedangkan penelitian ini

menggunakan penelitian kualitatif. Penelitian keempat dan kelima membahas

lama mencari kerja bagi tenaga kerja terdidik, sedangkan penelitian ini

membahas tentang waktu tunggu kerja pada lulusan mahasiswa Prodi

Ekonomi Syariah UIN Sunan Ampel Surabaya. Dengan demikian, penelitan

10

Andi Supratikno, “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Lama Mencari Kerja bagi Tenaga Kerja

Terdidik di Kabupaten Semarang” (Skripsi--Universitas Diponegoro, Semarang, 2011).

11

Satrio Adi Setiawan, “Pengaruh Umur, Pendidikan, Pendapatan, Pengalaman Kerja dan Jenis

Kelamin terhadap Lama Mencari Kerja Bagi Tenaga Kerja Terdidik di Kota Magelang”

(19)

10

ini secara umum berbeda dari sebelumnya sebab titik tekan penelitian ini

difokuskan pada hubungan waktu tunggu kerja lulusan Prodi Ekonomi

Syariah UIN Sunan Ampel Surabaya.

G. Definisi Operasional

Penelitian ini berjudul “Analisis Hubungan Lama Studi dan IPK

dengan Waktu Tunggu Kerja Lulusan Prodi Ekonomi Syariah UIN Sunan

Ampel Surabaya”. Agar lebih memudahkan dalam memahami skripsi ini,

penelitian ini mendefinisikan beberapa istilah, antara lain:

1. Lama Studi

Lama studi adalah rentangan waktu yang dapat digunakan oleh

lulusan Prodi Ekonomi Syariah untuk menyelesaikan studinya agar bisa

mendapatkan pekerjaan dengan cepat. Apabila lulusan Prodi Ekonomi

Syariah mengalami lama studi yang cukup lama, maka akan menjadi

beban nantinya. Beban dalam arti, waktu tunggu kerja yang dialami oleh

lulusan semakin lama.

2. IPK

IPK adalah parameter evaluasi kemajuan studi mahasiswa yang

merupakan hasil pembagian nilai seluruh mata kuliah yang diperoleh

dengan besar seluruh sks matakuliah yang telah ditempuh dengan nilai

tertinggi.12 Nilai IPK tertinggi tidak menentukan lulusan untuk bisa

menentukan waktu tunggu kerja yang cepat. Bisa jadi nilai IPK yang

12

(20)

11

didapat oleh para lulusan tidak ada pengauhnya bagi lulusan dengan waktu

tunggu kerja.

H. Metode Penelitian

1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian dalam metode ini menggunakan penelitian

deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Dalam melakukan penelitian

ilmiah harus dilakukan teknik penyusunan yang sistematis untuk

memudahkan langkah-langkah yang akan diambil.13 Begitu pula yang

dilakukan penulis dalam penelitian ini, langkah pertama yaitu dengan

melakukan studi literatur.

Data yang didapat dari studi literatur ini akan digunakan sebagai

acuan untuk membuat observasi penelitian. Studi literatur dari penelitian

ini mendiskripsikan data yang tepat dari semua aktivitas, objek, proses,

dan manusia. Metode literatur berkaitan dengan pengumpulan fakta dan

data secara valid untuk memberikan gambaran mengenai objek yang

diteliti. Fenomena yang disajikan secara apa adanya hasil penelitiannya

diuraikan secara jelas dan gamblang tanpa manipulasi.14

2. Data dan Sumber Data

Data yang perlu dihimpun untuk penelitian ini adalah data yang

terkait waktu tunggu kerja lulusan Prodi Ekonomi Syariah UIN Sunan

Ampel Surabaya tahun 2009 sampai 2011. Untuk menggali kelengkapan

data tersebut, maka diperlukan sumber-sumber data sebagai berikut:

13

Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan (Bandung: PT.REMAJA ROSDAKARYA, Cet.III, 2007), 60.

14

(21)

12

a. Sumber data primer

Sumber data primer, yakni subjek penelitian yang dijadikan

sebagai sumber informasi penelitian dengan menggunakan metode

interview.15 Dalam hal ini subjek penelitian yang dimaksud adalah

lulusan Prodi Ekonomi Syariah UIN Sunan Ampel Surabaya tahun

2009-2011 melalui interview mengenai seberapa lama mereka

mendapatkan pekerjaan setelah lulusan menjadi mahasiswa. Selain itu,

penelitian ini juga melakukan observasi lapangan dan mengumpulkan

data.

b. Sumber data sekunder

Sumber data sekunder adalah sumber data kedua sesudah

sumber data primer. Sumber data sekunder merupakan data

pendukung yang berasal dari seminar, buku-buku maupun literature.16

Data ini digunakan untuk mendukung infomasi dari data primer yang

diperoleh dari observasi langsung ke lapangan.

Penelitian ini juga menggunakan data sekunder sebagai hasil

dari studi pustaka. Dalam studi pustaka, penulis dapat membaca

literatur yang dapat menunjang penelitian, yaitu

literatur-literatur yang berhubungan dengan penelitian ini.

3. Teknik Pengumpulan Data

Penelitian ini menggunakan teknik-teknik pengumpulan data

sebagai berikut:

15

Saifuddin Azwar, Metode Penelitian, (Yogyakarta: Pustaka Belajar, Cet.keempat, 2007),91. 16

(22)

13

a. Observasi

Metode ini berupaya untuk memperoleh data dengan cara terjun

langsung ke lapangan atau daerah objek penelitian dengan

menggunakan observasi. Observasi penelitian dilakukan untuk

mendekatkan peneliti ke orang-orang yang ditelitinya dan ke situasi

atau lingkungan mereka yang sebenarnya. Dan peneliti dapat masuk ke

lingkungan yang ditelitinya atau yang dikenal dengan observasi

partisipatif.17

Dengan observasi di lapangan peneliti akan lebih mampu

memahami konteks data dalam keseluruhan situasi sosial, jadi akan

dapat diperoleh pandangan yang menyeluruh sejauh mana lulusan

prodi Ekonomi Syariah menunggu waktu kerja.

b. Interview

Interview adalah mengkonstruksi mengenai orang, kejadian,

organisasi, perasaan, motivasi, tuntutan, kepedulian, memverifikasi,

mengubah, dan memperluas informasi yang diperoleh dari orang lain.18

Dalam penelitian ini, interview dilakukan dengan cara langsung secara

struktur maupun bebas dengan para lulusan prodi Ekonomi Syariah

UIN Sunan Ampel Surabaya angkatan 2009 sampai 2011.

c. Studi Kepustakaan

Mengumpulkan data dengan cara memperoleh dari kepustakaan

dimana penulis mendapatkan teori-teori dan pendapat ahli serta

beberapa buku referensi yang ada hubungannya dengan penelitian

17

Sulistyo Basuki, Metodologi Penelitian, (Jogjakarta: Airlangga,2010), 149. 18

(23)

14

ini.19 Teori yang digunakan adalah tentang pembangunan ekonomi

yang membahas perkembangan tenaga kerja, pasar kerja, kesempatan

kerja yang sangat penting bagi lapangan kerja.

4. Teknik Pengolahan Data

Data yang telah dikumpulkan dalam penelitian ini dikelolah

menggunakan penelitian deskriptif analitis. Jenis penelitian ini, dalam

deskripsinya juga mengandung uraian-uraian. Setelah data berhasil

dihimpun dari lapangan atau penulisan, maka peneliti menggunakan teknik

pengolahan data dengan tahapan sebagai berikut:

a. Editing, yaitu pemeriksaan kembali dari semua data yang diperoleh

terutama dari segi kelengkapannya, kejelasan makna, keselarasan

antara data yang ada dan relevansi dengan penelitian.20 Dalam hal ini

penulis akan mengambil data yang akan dianalisis dengan rumusan

masalah saja.

b. Organizing, yaitu menyusun kembali data yang telah didapat dalam

penelitian yang diperlukan dalam kerangka paparan yang sudah

direncanakan dengan rumusan masalah secara sistematis.21 Penulis

melakukan pengelompokan data yang dibutuhkan untuk dianalisis dan

menyusun data tersebut dengan sistematis untuk memudahkan penulis

dalam menganalisa data.

c. Penemuan Hasil, yaitu dengan menganalisis data yang telah diperoleh

dari penelitian untuk memperoleh kesimpulan mengenai kebenaran

19

Ibid., 136. 20

Sugiyono, Metode Penelitian Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif dan R&D,243. 21

(24)

15

fakta yang ditemukan, yang akhirnya merupakan sebuah jawaban dari

rumusan masalah.22

5. Teknik Analisis Data

Setelah melakukan pengumpulan data, seluruh data yang terkumpul

kemudian diolah. Data dianalisis menggunakan metode deskriptif

kualitatif yaitu dengan mendeskripsikan secara menyeluruh data yang

didapat selama proses penelitian. Dalam mengolah data kualitatif

dilakukan melalui tahap reduksi, penyajian data, dan penarikan

kesimpulan.

Reduksi dalam arti merangkum hal-hal yang pokok dan penting

tentang pola lulusan Prodi Ekonomi Syariah menunggu waktu kerja.

Pada tahap ini peneliti memilah informasi mana yang relevan dan mana

yang tidak relevan dengan penelitian. Setelah itu dengan menggunakan

tahap tersebut data akan mengerucut dan mengarah ke inti permasalahan

sehingga mampu memberikan gambaran yang lebih jelas mengenai

objek penelitian.

Langkah selanjutnya menggunakan menyajikan data. Tahap ini

disajikan dalam bentuk tabel dan uraian penjelasan yang bersifat

deskriptif. Tahap akhir menggunakan kesimpulan. Setelah semua data

tersaji permasalahan yang menjadi objek penelitian dapat dipahami dan

kemudian ditarik kesimpulan yang merupakan hasil dari penelitian ini.23

22

Ibid., 246. 23

(25)

16

I. Sistematika Pembahasan

Untuk memperoleh gambaran yang lebih jelas mengenai isi skripsi ini

dan agar mudah dipahami, maka diperlukan suatu sistematika penulisan yang

sederhana sehingga pembaca tidak kesulitan dalam membaca maupun

memahami isi dari skripsi ini. Sistematika penulisan ini merupakan suatu

pembahasan secara garis besar dari bab-bab yang akan dibahas. Sistematika

penulisan skripsi ini adalah:

Bab pertama berupa pendahuluan yang berisi tentang latar belakang

masalah yang secara garis besar memuat hal-hal yang mengantarkan peneliti

pada permasalahan masalah yang akan dibahas dalam skripsi ini. Dilanjutkan

identifikasi dan batasan masalah, rumusan masalah, kajian pustaka, tujuan

dan kegunaan hasil penelitian, definisi operasional, metode penelitian, serta

sistematika pembahasan.

Bab kedua merupakan landasan teori yang bertujuan agar dapat

mengetahui tinjauan dari berbagai segi mengenai hal-hal yang berhubungan

dengan waktu tunggu kerja. Dalam bab ini menguraikan tentang pengertian

tentang gender, lama studi dan IPK. Dalam bab ini juga menguraikan tentang

pengertian waktu tunggu kerja yang berhubungan dengan SDM, tenaga kerja,

kesempatan kerja, pasar kerja, pengangguran. Hal ini merupakan studi

literatur dari berbagai referensi.

Bab ketiga memuat deskripsi data yang berkenan dengan variabel yang

diteliti secara objektif, meliputi gambaran mengenai lulusan Prodi Ekonomi

Syariah UIN Sunan Ampel agkatan 2009 sampai 2011. Data yang didapat

(26)

17

penelitian tersebut dapat membantu dalam proses penelitian khususnya proses

analisis data dapat terbantu.

Bab keempat berisi analisis hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti

yang mengacu pada rumusan masalah. Pertama, mengenai hubungan lama

studi dan IPK dengan waktu tunggu kerja lulusan Prodi Ekonomi Syariah

UIN Sunan Ampel Surabaya angkatan 2009 sampai 2011 yang menjelaskan

waktu tunggu kerja lulusan dalam mencari pekerjaan.

Bab kelima merupakan penutup yang di dalamnya memuat kesimpulan

dan saran yang merupakan upaya memahami jawaban-jawaban atas rumusan

masalah dan juga berisi tentang kata penutup dan daftar pustaka sebagai

(27)

BAB II

PENDIDIKAN DAN KETENAGAKERJAAN

A.Pendidikan

1. Pengertian Pendidikan Secara Umum

Usaha untuk menyediakan fasilitas pendidikan mungkin merupakan

usaha yang paling utama di antara semua usaha yang dilakukan oleh

negara-negara berkembang.1 Oleh karena itu yang dimaksud dengan

pendidikan adalah usaha manusia untuk membina kepribadiannya sesuai

dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan kebudayaan. Dalam

perkembangannya, istilah pendidikan berarti usaha yang dijalankan oleh

seseorang atau kelompok orang lain agar menjadi dewasa atau mencapai

tingkat hidup atau penghidupan yang lebih tinggi.2

Pendidikan dalam bentuk apapun mempunyai pengaruh besar

terhadap segi-segi kehidupan politik, ekonomi, budaya, lingkungan,

kesejahteraan dan sebagainya.3 Setiap kegiatan apapun bentuk dan

jenisnya, sadar atau tidak sadar selalu diharapkan kepada tujuan yang ingin

dicapai. Bagaimanapun segala sesuatu atau usaha yang tidak mempunyai

tujuan tidak akan mempunyai arti apa-apa.

Pendidikan sebagai suatu bentuk kegiatan manusia dalam

kehidupannya juga menempatkan tujuan sebagai sesuatu yang hendak

dicapai. Begitu juga dikarenakan pendidikan termasuk bimbingan terhadap

perkembangan manusia menuju ke arah cita-cita tertentu. Secara singkat

1

Michael P. Todaro, Pembangunan Ekonomi di Dunia Ketiga (Jakarta: Penerbit Erlangga, 1995), 36.

2

Sudirman N, Ilmu Pendidikan (Bandung: Remaja Rosda Karya, 1992), 4.

3

(28)

19

dikatakan bahwa tujuan pendidikan adalah untuk mencerdaskan kehidupan

bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya dengan ciri-ciri

sebagai berikut:

a. Beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa

b. Berbudi pekerti luhur

c. Memiliki pengetahuan dan keterampilan

d. Sehat jasmani dan rohani

e. Kepribadian yang mantap dan mandiri

f. Bertanggung jawab terhadap masyarakat dan bangsa.4

Menurut M.J. Langeveld bahwa manusia perlu pendidikan, apabila

tanpa pendidikan manusia tidak akan menjadi manusia yang sempurna.

Tujuan pendidikan sebagai pengembangan Sumber Daya manusia (SDM)

yang pengembangan potensi ada pada masing-masing individu yang

diarahkan kepada peningkatan kualitas hidup individu itu sebagai

perorangan dalam hubungannya dengan hidup masyarakat.

Kegiatan pendidikan sebagai pengembangan Sumber Daya

Manusia (SDM) adalah mengembangkan tanggung jawab pribadi bagi

peningkatan kualitas hidup individu dan sekaligus tanggung jawab pribadi

dalam membangun seluruh masyarakat Indonesia.5 Pendidikan sekarang

memang masih kurang memberi perhatian kepada pengembangan

individualitas yang mandiri. Hampir seluruh kegiatan perkuliahan

diarahkan kepada konformitas seperti mengejar ijazah, menjadi pegawai

4

Hasbullah, Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2012), 10.

5

(29)

20

negeri dan sebagainya yang belum diarahkan kepada individu yang

percaya kepada kemampuan mandiri.

Selain sebagai pengembangan Sumber Daya Manusia, pendidikan

juga sangat penting bagi etika atau lebih tepat etos kerja yang merupakan

daya penggerak dinamika suatu masyarakat. Kebudayaan sekarang

cenderung diarahkan kepada kehidupan santai. Mungkin karena alam yang

begitu kaya sehingga menimbulkan semangat manusiannya untuk berusaha

keras. Pendidikan dapat mengobarkan kembali etos kerja bagi generasi

muda yang harus dimulai dari lingkungan keluarga dan menjalar ke

masyarakat luas.6

Kemajuan dalam bidang pendidikan bukan hanya ditentukan oleh

jumlah mahasiswa yang ditampung di universitas, peningkatan jumlah

pelajar, jumlah gedung, guru dan sebagainya, tetapi juga apakah output

pendidikan itu dapat memenuhi kebutuhan pasaran kerja, atau apakah

dapat membuat individu menjadi sejahtera ataupun sebaliknya.

Selama ini mungkin pendidikan lebih mementingkan kuantitas,

misalnya kemajuan suatu universitas yang diukur dengan banyaknya

mahasiswa yang lulus dengan nilai yang pas-pasan, sedangkan apakah

lulusan itu dapat berhasil di masyarakat atau di universitas lanjutannya? Ini

tidak pernah dipersoalkan, atau dicarikan pemecahannya. Secara singkat

dapat dikatakan bahwa prinsip pemerataan dan peningktan mutu dapat

diukur dengan serasi dan harmonis.7

6

Ibid., 109. 7

(30)

21

2. Pendidikan Dalam Islam

Sebagaimana yang Imam Al-Ghazali katakan “Sesungguhnya hasil

ilmu adalah mendekatkan diri kepada Allah, Tuhan semesta alam”. Jika

dipahami dengan lebih jauh, beliau menyatakan bahwa dengan ilmu itu

seseorang akan lebih mendekatkan diri kepada Allah. Semakin besar ilmu

yang diperoleh maka akan semakin besar pula ketaqwaan kepada Allah

yang Maha menciptakan, bukan malah sebaliknya, dengan semakin

bertambahnya ilmu malah semakin menjauhkan dirinya kepada Allah. Jadi

pendidikan tidak hanya sekedar hanya memperoleh ilmu pengetahuan saja,

apalagi hanya ingin mengejar keinginan-keinginan duniawi yang sifatnya

hanya sementara dan tidak kekal ini. Terlebih jika dengan pengetahuan

yang dimilki akan membuatnya semakin jauh dari Allah, maka hal ini tentu

saja sangat tidak sesuai dengan konsep yang ada dalam Islam.

Melainkan dengan pendidikanlah, keimanan seseorang akan

semakin bertambah dan semakin mantap. Islam sangat menganjurkan untuk

menuntut ilmu dan mengajarkannya, pendidikan merupakan proses ta’lim

atau ajar mengajar yang sangat penting dalam islam, oleh sebab itu wahyu

pertama yang diturunkan adalah perintah untuk membaca. Bahkan

Rasulullah saw dalam sebuah haditsnya menyebutkan bahwa “tuntutlah

ilmu sampai ke negeri Cina”, ada juga hadits yang menyebutkan “tuntulah

ilmu dari buaian sampai liang lahat”. Hadits yang lain menyebutkan bahwa

(31)

22

mengajarkannya”. Maka oleh sebab itu sangat penting proses belajar dan

juga mengajar dalam pendidikan.8

Dengan pemaparan definisi pendidikan islam di atas dapat

disimpulkan bahwa definisi pendidikan islam adalah proses pembentukan

kepribadian manusia kepribadian islam yang luhur. Bahwa pendidikan

islam bertujuan untuk menjadikannya selaras dengan tujuan utama manusia

menurut islam, yakni beribadah kepada Allah swt.

Bagi manusia pendidikan penting sebagai upaya menanamkan dan

mengaktualisasikan nilai-nilai Islam pada kehidupan nyata melalui

pribadi-pribadi muslim yang beriman dan bertakwa, sesuai dengan harkat dan

derajat kemanusiaan sebagai khalifah di atas bumi. Penghargaan Allah

terhadap orang-orang yang berilmu dan berpendidikan dilukiskan pada

surat Al-Mujadalah ayat 11 yang menjelaskan bahwa Allah akan

meninggikan orang-orang yang beriman di antara kamu dan orang-orang

yang diberi pengetahuan derajat (yang banyak).

Pentingnya pendidikan telah dicontohkan oleh Allah pada wahyu

pertama, yaitu surat Al-Alaq ayat 1-5 yang banyak mengandung

isyarat-isyarat pendidikan dan pengajaran dengan makna luas dan mendalam.

Perilaku Nabi Muhammad saw sendiri, selama hayatnya sarat dengan

nilai-nilai pendidikan yang tinggi, seperti firman Allah “Sesungguhnya telah ada

pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang

yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia

banyak menyebut Allah” (QS. 33:21). Dan juga Hadist Syarif mengatakan

8

(32)

23

bahwa “Mencari ilmu merupakan kewajiban bagi orang islam,baik laki-laki

maupun perempuan”.

Dalam sebuah pendidikan terdapat struktur yang jelas dan terinci

yang akan menjamin kelancaran tugas para personalia pendidikan. Sebab

apa yang harus mereka kerjakan dengan siapa mereka bekerja sama dan

berinteraksi harus sudah jelas, dan kemana mereka harus berkonsultasi

serta melaporkan hasil kerja mereka harus jelas. Berhasil atau tidak suatu

pendidikan sangat ditentukan oleh personalianya. Bila personalianya tidak

cakap dan tidak bersedia bekerja dengan baik maka tidak akan

menghasilkan lulusan yang baik.9 Oleh sebab itu dalam pendidikan

membahas 3 faktor yang menjadi alasan lulusan mahasiswa bisa maju

untuk menjadi orang yang sukses diantaranya lama studi, IPK dan kualitas

pendidikan.

a) Lama Studi

Semester merupakan waktu yang digunakan untuk menyatakan

lamanya proses kegiatan belajar-mengajar suatu program dalam suatu

jenjang pendidikan. Penyelenggaraan program pendidikan suatu jenjang

lengkap dari awal sampai akhir akan dibagi ke dalam kegiatan semesteran,

sehingga tiap awal semester mahasiswa harus merencanakan dan

memutuskan tentang kegiatan belajar apa yang akan ditempuhnya pada

semester tersebut.10

Kategori lama studi meliputi _8, 9-10, 11-12, 13-14 (dalam

semester), dimana semester ganjil dimulai dari 1 Agustus (bulan 8) sampai

9

Made Pidarta, Landasan Kependidikan (Jakarta: Rineka Cipta, 1997), 33. 10

(33)

24

dengan 31 Januari (bulan 1) dan semester genap dimulai dari 1 Februari

(bulan 2) sampai dengan 31 Juli (bulan 7). Terkadang mahasiswa yang

menyelesaikan studi dalam jangka waktu _8 semester memiliki IPK antara

3,00-3,50. Hal ini dimungkinkan karena sebagian mahasiswa banyak nilai

yang kurang memuaskan sehingga membutuhkan waktu yang lama untuk

mendapatkan IPK yang lebih baik.

Lama studi tiap lulusan mahasiswa yang kuliah di Fakultas

Ekonomi Bisnis Islam sangat beragam. Hal ini juga dipengaruhi oleh

kemauan untuk berprestasi mahasiswa itu sendiri. Semakin tinggi prestasi

belajar yang dicapai, maka semakin cepat mahasiswa tersebut dapat

menyelesaikan studinya. Demikian sebaliknya, semakin rendah prestasi

belajar yang dimiliki, maka semakin lama masa studi mahasiswa yang

bersangkutan. Terdapat kecenderungan semakin lama studi di perguruan

tinggi, pencapaian prestasi belajar semakin menurun. Diperoleh

kesimpulan bahwa usaha yang dilakukan mahasiswa sekedar untuk

mencapai tingkat kelulusan (passing grade).

b) IPK

IPK adalah parameter evaluasi kemajuan studi mahasiswa yang

merupakan hasil pembagian nilai seluruh mata kuliah yang diperoleh

dengan besar seluruh sks matakuliah yang telah ditempuh dengan nilai

tertinggi. IPK sebagai evaluasi dari keberhasilan proses perkuliahan

mencakup learning outcomes yang menggabungkan ilmu pengetahuan dan

sebagian komponen kompetensi (cognitif skills) tetapi tidak mencakup

keterampilan dan afeksi. IPK menjadi tolak ukur kesuksesan akademik

(34)

25

Namun untuk mencapai prestasi yang baik tidak terlepas dari

faktor-faktor yang mempengaruhi proses belajar mahasiswa, baik itu

faktor internal ataupun faktor eksternal belajar. Prestasi belajar merupakan

perpaduan antara kemampuan, bakat, minat, perhatian, motivasi,

kemampuan tenaga pendidik, fasilitas, kebiasaan belajar, serta lingkungan

belajar yang saling berhubungan dan mempengaruhi pola perilaku setiap

mahasiswa.

Prestasi belajar yang dicapai oleh mahasiswa bukanlah sesuatu

yang berdiri sendiri, melainkan merupakan hasil dari beberapa faktor yang

mempengaruhinya. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi

belajar sesorang ada dua yaitu faktor yang berasal dari dalam diri

seseorang (internal) dan faktor dari luar diri seseorang (eksternal). Salah

satu faktor internal yang mempengaruhi prestasi akademik (IPK)

mahasiswa adalah kebiasaan belajar, kebiasaan belajar merupakan pola

belajar yang ada pada diri mahasiswa yang bersifat teratur. Kebiasaan

belajar bukanlah bawaan sejak lahir pada diri mahasiswa melainkan

dibentuk oleh diri mahasiswa itu sendiri.

Kebiasaan belajar yang baik akan mempengaruhi terhadap prestasi

belajar. Semakin baik belajar, semakin teratur belajar, akan semakin dapat

meningkatkan prestasi belajar yang lebih baik. Semakin mahasiswa

tersebut rajin dan teratur dalam belajar maka semakin terbiasa dalam

belajar dan akhirnya ilmu yang dia dapat semakin bertambah, apa yang ia

(35)

26

Salah satu penunjang untuk mengetahui bagaimana prestasi

mahasiswa itu maka diperlukan satu indikator yang ditunjukan dengan

tinggi atau rendahnya nilai hasil evaluasi belajar siswa, baik nilai evaluasi

di setiap semester maupun rekapitulasi nilai Indeks Prestasi Kumulatif

(IPK) tiap angkatan. IPK yang tinggi pun jadi sasaran banyak mahasiswa

untuk mempermudah berbagai hal salah satu yang paling utama

diantaranya adalah untuk melamar kerja.

Banyak orang berfikir dengan IPK yang bagus maka pekerjaan

dapat diraihnya dengan mudah. Banyak yang lulus dengan IPK pas-pasan

yang meraih pekerjaan impian. Justru terkadang mereka yang IPK tinggi

sulit dapat kerja. Angka yang baik pada selembar kertas saat wisuda akan

dikenang hanya beberapa tahun setelah lulus.11

Prestasi belajar merupakan gambaran konkrit keberhasilan proses

belajar mengajar yang berlangsung pada institusi atau lembaga pendidikan,

prestasi belajar juga dapat menjadi tolok ukur dari tingkat pemahaman

peserta didik yang mengalami proses belajar yang ia peroleh. Biasanya

dengan adanya evaluasi pembelajaran maka akan terlihat seberapa jauh

prestasi atau hasil seorang mahasiswa mencapai tujuan yang diharapkan

oleh dirinya ataupun lembaga tempat dimana ia menjalankan proses

belajar.

Mahasiswa maupun alumni mahasiswa beranggapan bahwa tujuan

kuliah adalah untuk mendapatkan IPK yang tinggi dan berharap dengan

IPK yang tinggi agar mudah mendapatkan pekerjaan. Pada dasarnya

11

(36)

27

seseorang yang hanya berorientasi mengejar prestasi akademik justru

menggiring seorang mahasiswa pada satu pemikiran linier. Sudah

dibuktikan dengan penelitian atau survey yang menunjukkan bahwa IPK

menunjukkan suatu keberhasilan prestasi akademik belum cukup dalam

menghadapi dunia kerja yang kompleks.

Dalam dunia kerja, perekrutan pada tenaga kerja sekarang ini pintar

saja tidak cukup. Pasar tenaga kerja banyak yang lebih mengutamakan

kemampuan pribadi ketimbang Indeks Prestasi Komulatif (IPK).

Kemampuan-kemampuan pribadi itu akan membentuk karakter

calon-calon pekerja super. Tekun belajar bukan satu satunya cara untuk menjadi

lulusan berkualitas.

Itulah yang membuktikan penyensuaian diri yang berhubungan

dengan prestasi dalam berbagai bidang studi dan pemilihan bidang studi

yang cocok dengan bakat serta kemampuannya. Masalah-masalah yang

memerlukan pengambilan test untuk mental atau IQ yang akan

menentukan sebab-sebab terjadinya persoalan prestasi belajar. Disamping

itu terdapat pula persoalan yang berhubungan dengan kebiasaan belajar

dan cara belajar yang baik termasuk pula pengaturan waktu belajar, karena

tidak adanya penentuan waktu belajar dan kegaiatan lain.12

c) Kualitas pendidikan

Secara etimologi mutu atau kualitas diartikan dengan kenaikan

tingkatan menuju suatu perbaikan atau kemapanan, sebab kualitas

mengandung makna bobot atau tinggi rendahnya sesuatu jadi dalam hal ini

kualitas pendidikan adalah pelaksanaan pendidikan disuatu lembaga

12

(37)

28

sampai dimana pendidikan dilembaga tersebut telah mencapai suatu

keberhasilan.13

Menurut Ace Suryadi dan H.A.R Tilaar, kualitas pendidikan

merupakan kemampuan lembaga pendidikan dalam mendayagunakan

sumber-sumber pendidikan untuk meningkatkan kemampuan belajar

seoptimal mungkin.14 Jadi pendidikan yang berkualitas adalah pendidikan

yang dapat menghasilkan lulusan dengan memiliki kemampuan dasar

untuk belajar, sehingga dapat mengikuti bahkan menjadi pelopor dalam

pembaharuan dan perubahan dengan cara memberdayakan sumber-sumber

pendidikan secara optimal melalui pembelajaran yang baik dan kondusif.15

Faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas pendidikan yaitu faktor

eksternal dan faktor internal. Adapun faktor internal berupa kurikulum,

sumber daya ketenagaan, sarana dan prasarana, pembiayaan pendidikan,

manajemen sekolah, kepemimpinan. Sedangkan faktor eksternal meliputi

partisipasi masyarakat, ekonomi, sosial budaya, sains dan teknologi.16

Pendidikan yang menghasilkan lulusan berkualitas adalah lulusan yang

memilki prestasi akademik dan non-akademik yang mampu menjadi

pelopor pembaruan dan perubahan sehingga mampu menjawab berbagai

tantangan dan permasalahan yang dihadapinya, baik di masa sekarang atau

di masa yang akan datang (harapan bangsa).

13

A. Supriyanto, Jurnal Ilmu Pendidikan Mutu Pendidikan Sekolah Dasar di Daerah Diseminasi November 1997, Jilid 4, (IKIP: 1997), 225.

14

Ace Suryadi, Analisis Kebijakan Pendidikan Suatu Pengantar (Bandung: Andi Offcet, 1993), 159.

15

Abdul Chafidz, Sekolah Unggul Konsepsi dan Problematikanya (MPA No. 142, Juli 1998), 39.

16

(38)

29

B.Ketenagakerjaan

Ketenagakerjaan adalah segala hal yang berhubungan dengan tenaga

kerja pada waktu sebelum, selama, dan sesudah masa kerja. Masalah

ketenagakerjaan di Indonesia sekarang ini sudah mencapai kondisi yang cukup

memprihatinkan ditandai dengan jumlah pengangguran, pendapatan yang

relatif rendah dan kurang merata. sumber utama kemiskinan, dapat mendorong

peningkatan keresahan sosial dan kriminal dan dapat menghambat

pembangunan dalam jangka panjang.

Banyaknya pekerja yang kehilangan pekerjaannya ditambah dengan

angkatan kerja baru yang belum mendapatkan pekerjaan karena terbatasnya

kesempatan kerja yang tersedia mengakibatkan tingkat penganguran yang

semakin tinggi. Terdapat 4 macam yang termasuk ketenagakerjaan diantaranya

tenaga kerja, kesempatan kerja, pasar kerja dan pengangguran.

1. Tenaga kerja

Sumber Daya Manusia (SDM) atau human resources mengandung

dua pengertian. Pertama, SDM mengandung pengertian usaha kerja atau

jasa yang dapat diberikan dalam proses produksi. Kedua, SDM

menyangkut manusia yang mampu bekerja untuk memberikan jasa atau

usaha kerja. Mampu bekerja berarti mampu melakukan kegiatan yang

mempunyai nilai ekonomi bahwa kegiatan tersebut menghasilkan barang

atau jasa untuk memenuhi kebutuhanmasyarakat.

Ada kaitan antara perkembangan suatu masyarakat dengan sikap

dari masyarakat itu terhadap makna kerja, bahwa kerja adalah suatu

keharusan bagi setiap manusia untuk mencapai kesejahteraan spritual.

(39)

30

untuk bekerja maka semakin besar kemungkinan mereka berhasil dalam

usaha pembangunan.17 Islam memberikan motivasi terhadap kerja cukup

besar. Kerja dalam islam termasuk dengan ibadah. Berkaitan dengan ini

islam mendorong umatnya untuk bekerja. Dalam surat Taubah ayat 105

 dikembalikan kepada (Allah) yang mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan.

(QS Taubah: 105)18

Semakin bersungguh-sungguh dia bekerja semakin banyak harta

yang diperolehnya. Seperti yang dijelaskan dengan surat An Nisa’ ayat 32:

ada bagian pula dari usaha yang dikerjakannya. (QS An Nisa’: 32)19

Siapa yang bekerja keras akan mendapat ganjaran masing-masing

yang sewajarnya. Tidak ada kehidupan yang penuh dengan “kebahagiaan

dan karunia” tanpa adanya kerja keras. Oleh karena itu salah satu konsep

yang dirumuskan untuk mengatasi permasalahan daya saing tenaga kerja

tersebut adalah melalui penyusunan konsep perencanaan tenaga kerja.

17

Mubyarto, Etos Kerja dan Kohesi Sosial (Yogyakarta:Aditya Media,1993), 2-3. 18

Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya (Jakarta: PT Insan Media Pustaka,

2012), 203.

19

(40)

31

Pemerintah menetapkan kebijakan dan menyusun perencanaan tenaga

kerja makro dan perencanaan tenaga kerja mikro.

Perencanaan tenaga kerja makro adalah proses penyusunan rencana

ketenagakerja secara sistematis yang memuat pendayagunaan tenaga kerja

optimal dan produktif guna mendukung pertumbuhan ekonomi dan sosial

baik secara nasional, daerah, maupun sektoral, sehingga dapat membuka

kesempatan kerja seluas-luasnya.

Sedangkan yang dimaksud perencanaan tenaga kerja mikro adalah

proses penyusunan renacana ketenagakerjaan secara sistematis dalam

suatu instansi baik instansi pemerintah maupun swasta dalam] rangka

meningkatkan pendayagunaan tenaga kerja secara optimal dan produktif

untuk mendukung pencapaian kinerja yang ada pada intansi atau

perusahaan yang bersangkutan.20

Angkatan kerja adalah tenaga kerja yang telah masuk pasar kerja

dan telah siap menawarkan jasanya dalam melaksanakan pekerjaan untuk

memperoleh pendapatan. Angkatan kerja yang telah berada dipasar kerja

dapat terserap pada suatu lapangan kerja atau kegiatan ekonomi yang

mempunyai kualitas sesuai dengan tuntutan kompetensi yang

dipersyaratkan pada suatu lapangan kerja.

Angkatan kerja dimasa depan haruslah yang mempunyai inisiatif,

kreatif, percaya diri, bertanggung jawab, mudah menyesuaikan diri, siap

untuk menerima pengetahuan baru, sadar terhadap kualitas, mampu

bekerja sama, dapat menyiapkan diri untuk mengambil keputusan, dapat

20

(41)

32

mengerti suatu sistem yang kompelks, mempunyai kemampuan untuk

berkomunikasi dan mempunyai spirit untuk bekerja secara berkelompok.

Untuk mempersiapkan atau menyediakan angkatan kerja agar mempunyai

kemampuan seperti itu maka harus dilaksanakan kegiatan secara terarah

dan terpadu melalui 3 jalur strategis yaitu: peningkatan derajat kesehatan,

peningkatan pendidikan dan latihan kerja, serta perluasan lapangan

pekerjaan.

Selain konsep penyediaan tenaga kerja, konsep perencanaan tenaga

kerja yang berorientasi terhadap kualitas tenaga kerja adalah menyangkut

konsep kebutuhan tenaga kerja. Kebutuhan tenaga kerja merupakan jumlah

lapangan kerja atau kesempatan kerja yang tersedia dalam suatu sistem

ekonomi yang dinyatakan dalam satuan orang yang bekerja pada

masing-masing atau seluruh sektor untuk menjalankan kegiatan produksi.

Penggunaan teknologi dalam kegiatan sektor-sektor ekonomi tidak

dapat dihindarkan, bahkan harus disikapi dengan positif dalam rangka

peningkatan dan pertumbuhan ekonomi yang selanjutnya akan

mempengaruhi kebutuhan tenaga kerja. Oleh sebab itu perencanaan tenaga

kerja harus dipergunakan oleh semua pihak, baik pemerintah maupun

swasta sebagai pedoman dalam pembangunan ketenagakerjaan.

Kesatuan visi dan misi dalam pelaksanaan program pembangunan

ketenagakerjaan secara berkesinambungan harus ditujukan demi

(42)

33

menghadapi dan mengantisipasi era globalisasi dalam bidang

ketenagakerjaan dan perekonomian.21

2. Kesempatan Kerja

Kesempatan kerja dapat diartikan sebagai permintaan tenaga kerja,

yaitu suatu keadaan yang menggambarkan adanya kesempatan kerja yang

siap diisi oleh penawar kerja (pencari kerja), tapi masalah kesempatan

kerja pada umumnya berkaitan dengan lapangan kerja (lowongan kerja)

dan tenaga kerja. Oleh karena itu terjadi hubungan antara permintaan

tenaga kerja dan penawaran tenaga kerja di pasar tenaga kerja.

Kesempatan kerja yang tidak seimbang dengan angkatan kerja

menyababkan terjadinya pengangguran.22

Perluasan kesempatan kerja dapat dilakukan dengan cara

pengembangan industri padat karya, membuka proyek pekerjaan umum

juga dengan meningkatkan kegiatan ekonomi yang sudah ada maupun

dengan menambah kegiatan ekonomi yang baru. Perluasan kesempatan

kerja pun merupakan salah satu tolak ukur keberhasilan pembangunan.

3. Pasar Kerja

Pasar kerja adalah keseluruhan aktivitas dari pelaku-pelaku yang

mempertemukan pencari kerja dan lowongan pekerjaan. Pelaku-pelaku ini

terdiri dari pengusaha, pencari kerja, serta perantara atau pihak ketiga yang

memberikan kemudahan bagi pengusaha dan pencari kerja untuk saling

berhubungan. Proses mempertemukan pencari kerja dan lowongan kerja

21

Ibid., 68-71.

22

(43)

34

ternyata memerlukan waktu lama.23 Kerja dapat dihubungkan dengan

kesenangan atau kepentingan diri sendiri dan dapat pula dianggap sebagai

komoditas yang bisa digunakan oleh orang lain bahkan dijadikan

komoditas pasar kerja.24

4. Pengangguran

Pengangguran adalah istilah untuk orang yang tidak bekerja sama

sekali, sedang mencari kerja atau seseorang yang sedang berusaha

mendapatkan pekerjaan yang layak. Pengangguran umumnya disebabkan

karena jumlah angkatan kerja atau para pencari kerja tidak sebanding

dengan jumlah lapangan kerja yang ada yang mampu menyerapnya.

Penggangguran seringkali menjadi masalah dalam perekonomian

karena dengan adanya pengangguran, produktivitas dan pendapatan

masyarakat akan berkurang sehingga dapat menyebabkan timbulnya

kemiskinan dan masalah-masalah sosial lainnya. Pengangguran dapat

disebabkan oleh ketidakseimbangan pada pasar tenaga kerja. Hal ini

menunjukan bahwa jumlah tenaga kerja yang ditawarkan melebihi jumlah

tenaga kerja yang diminta.25 Pengangguran dapat diklasifikasikan

berdasarkan penyebabnya dan berdasarkan cirinya. Jenis pengangguran

dibedakan berdasarkan sebab terjadinya, terdiri atas 4 jenis yaitu sebagai

berikut:

23

Ismail Nawawi, Ekonomi Makro Islam (Sidoarjo: Dwiputra Pustaka Jaya, 2012), 153. 24

Taliziduhu Ndraha, Pengantar Teori Pengembangan Sumber Daya Manusia (Jakarta: PT Rineka cipta, 1999), 41.

25

(44)

35

a. Pengangguran Normal atau Fiksional

Pengangguran Normal atau Fiksional adalah pengangguran

yang terjadi karena kesulitan temporer dalam mempertemukan pencari

kerja dan lowongan kerja yang ada. Kesulitan temporer ini dapat

berbentuk waktu proses seleksi pekerjaan, faktor jarak serta

kurangnya informasi. Pengangguran friksional dapat pula terjadi

karena kurangnya mobilitas pencari kerja dan pencari kerja tidak

mengetahui dimana adanya lowongan pekerjaan. Secara teoritis

jangka waktu pengangguran tersebut dapat di persingkat melalui

penyediaan informasi pasar kerja yang lebih lengkap.

b. Pengangguran Siklikal

Pengangguran siklikal adalah pengangguran yang menganggur

akibat imbas naik turun siklus ekonomi sehingga permintaan tenaga

kerja lebih rendah daripada penawaran kerja, apabila pada tingkat

upah dan harga yang berlaku, tingkat permintaan tenaga kerja secara

keseluruhan lebih rendah dibandingkan dengan jumlah pekerja yang

menawarkan tenaganya.

c. Pengangguran Struktural

Pengangguran struktural adalah keadaan di mana penganggur

yang mencari lapangan pekerjaan tidak mampu memenuhi persyaratan

yang ditentukan pembuka lapangan kerja. Semakin maju suatu

perekonomian suatu daerah akan meningkatkan kebutuhan akan

sumber daya manusia yang memiliki kualitas yang lebih baik dari

(45)

36

stuktur atau komposisi perekonomian. Perubahan struktur yang

demikian memerlukan perubahan dalam ketrampilan tenaga kerja

yang dibutuhkan sedangkan pihak pencari kerja tidak mampu

menyesuaikan diri dengan ketrampilan baru tersebut. Penganggur

sebagai akibat perubahan struktur perekonomian pada dasarnya

memerlukan tambahan latihan untuk memperoleh ketrampilan baru

yang sesuai dengan permintaan dan teknologi baru.

d. Pengangguran Teknologi

Pengangguran dapat ditimbulkan oleh adanya penggantian

tenaga manusia oleh mesin-mesin dan bahan kimia. Misalnya telah

mengurangi penggunaan tenaga kerja untuk membersihkan

perkebunan, sawah dan lahan pertanian lain. Begitu juga mesin telah

mengurangi kebutuhan tenaga kerja untuk membuat lubang memotong

rumput, membersihkan kawasan.

Pengangguran berdasarkan lama waktu kerja sebagai berikut:

a. Pengangguran Terbuka

Pengangguran terbuka adalah keadaan orang yang sama sekali

tidak bekerja dan sedang berusaha mencari pekerjaan. Sebagai

akibatnya dalam perekonomian semakin banyak jumlah tenaga kerja

yang tidak dapat memperoleh pekerjaan. Efek dari keadaan ini

didalam suatu jangka masa yang cukup panjang mereka tidak

melakukan sesuatu pekerjaan. jadi mereka menganggur secara nyata

(46)

37

b. Pengangguran Tersembunyi

Pengangguran Tersembunyi adalah pengangguran yang keadaan

dimana suatu jenis kegiatan ekonomi dijalankan oleh tenaga kerja

yang jumlahnya melebihi dari yang diperlukan. Faktor yang

dipertimbangkan dalam pengangguran tersembunyi adalah besar atau

kecilnya perusahaan, jenis kegiatan perusahaan, mesin yang

digunakan dan tingkat produksi yang dicapai.

c. Pengangguran bermusim

Pengangguran musiman adalah keadaan menganggur karena

adanya fluktuasi kegiaan ekonomi jangka pendek yang menyebabkan

seseorang harus nganggur. Pengangguran ini terutama terdapat di

sektor pertanian dan perikanan. Pada musim hujan penyadap karet dan

nelayan tidak dapat melakukan pekerjaan mereka dan terpaksa

menganggur. Begitu juga pada musim kemarau para pesawah tidak

dapat mengerjakan tanahnya.

d. Setengah menganggur

Setelah menganggur adalah keadaan pengangguran dimana

seseorang, pekerja itu melakukan kerja jauh lebih rendah dari jam

kerja yang normal. Situasi di mana para pekerja yang mempunyai

pekerjaan tidak mencurahkan tenaganya untuk bekerja sepenuh waktu

kerja, baik karena kehendaknya sendiri atau karena tidak dapat

memperoleh pekerjaan dengan waktu tenaga kerja penuh.26

Mengidentifikasi masalah pengangguran ada tiga yaitu:

26

(47)

38

a. Proses mencari kerja

Menyediakan penjelasan teoritis yang penting bagi tingkat

pengangguran. Munculnya angkatan kerja baru akan menimbulkan

persaingan yang ketat pada proses mencari kerja. Hambatan pada

proses mencari kerja yaitu disebabkan karena adanya para pekerja

yang ingin pindah ke pekerjaan lain.

b. Kekakuan upah

Besarnya pengangguran yang terjadi dipengaruhi oleh tingkat

upah yang tidak fleksibel dalam pasar tenaga tenaga kerja. Penurunan

pada proses produksi dalam perekonomian akan mengakibatkan

pergeseran atau penurunan pada permintaan tenaga kerja. Akibatnya,

akan terjadi penurunan besarnya upah yang ditetapkan.

c. Efisiensi upah

Efisiensi yang terjadi pada fungsi tingkat upah terjadi karena

semakin tinggi perusahaan membayar upah maka akan semakin keras

usaha para pekerja untuk bekerja. Hal ini justru akan memberikan

konsekuensi yang buruk jika perusahaan memilih membayar lebih

pada tenaga kerja yang memiliki efisiensi lebih tinggi maka akan

terjadi pengangguran terpaksa.27

Oleh karena itu islam menjelaskan tentang problematika

pengangguran dalam konteks sekarang harus dikomparasikan dengan

teori-teori ekonomi yang ada. Dengan demikian dapat mengkonsepsikan

bagaimana kerangka normatif itu menjadi solusi untuk mengatasi masalah

27

(48)

39

pengangguran yang menjadi problem di hampir semua negara, terutama

dilapisan negara-negara berkembang.28

Ketatnya persaingan dalam dunia kerja kadang menyebabkan

seseorang tidak mempedulikan lagi norma-norma agama. Bahkan sebagian

orang terperosok ke dalam dosa syirik seperti mendatangi dukun, ziarah ke

makam yang dianggap keramat dengan keyakinan agar dimudahkan untuk

mendapat pekerjaan atau agar karirnya lancar. Suap menyuap untuk

mendapatkan posisi atau pekerjaan tertentu seolah menjadi rahasia umum

di tengah masyarakat. Selain itu, maraknya kriminalitas sering dikaitkan

sebagai dampak banyaknya pengangguran dan kemiskinan.

Allah menciptakan manusia sekaligus menyediakan sarana-sarana

untuk memenuhi kebutuhannya. Bahkan tidak hanya manusia seluruh

makhluk yang telah, sedang, dan akan diciptakan, pasti Allah menyediakan

rezeki baginya. Tidaklah mungkin, Allah menciptakan berbagai makhluk,

lalu membiarkan begitu saja tanpa menyediakan rezeki bagi mereka.

Allah-lah yang menciptakan kamu, kemudian memberikan rizki. (QS

Ar-rum 40)29

Setiap manusia telah dijamin rezekinya, rezeki tersebut takkan

beralih tangan atau diambil oleh orang lain. Hanya saja kewajiban manusia

untuk mencarinya dari jalan yang halal. Ketika seseorang mencari rezeki

dengan cara yang halal maka dia tidak akan mendapatkan kecuali apa yang

28

Gerardo P.Sicat, Ilmu Ekonomi (Jakarta: LP3ES. 1989), 499.

29

(49)

40

telah ditetapkan baginya. Begitupun ketika ia mencarinya dengan jalan dan

cara yang haram maka tidak akan mendapatkan melebihi jatah yang telah

ditetapkan baginya. Untuk itu usaha mengatasi pengangguran yaitu dengan

a. Memperluas Kesempatan Kerja

1. Pengembangan industri.

2. Melalui berbagai proyek pekerjaan umum

b. Penurunan Angkatan Kerja

1. Pendayagunaan angkatan kerja dari daerah yang kelebihan tenaga

kerja ke daerah/negara lain yang membutuhkan tenaga kerja.

2. Pengembangan usaha kecil dan tradisional serta sektor informal

(50)

BAB III

LAMA STUDI DAN IPK SERTA WAKTU TUNGGU KERJA LULUSAN

PRODI EKONOMI SYARIAH UIN SUNAN AMPEL SURABAYA

A.Gambaran Umum Prodi Ekonomi Syariah

1. Genealogi Prodi Ekonomi Syariah

Pendidikan sejatinya berjalan seiring dengan perkembangan

zaman. Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Ampel Surabaya sebagai

pendidikan Islam yang berangkat dari idealisasi terhadap ajaran Islam,

pengalaman historis masyarakat Muslim serta proyeksi keislaman ke

depan merupakan bagian dari kegiatan pendidikan yang tanpa terkecuali,

juga harus merespon tantangan dan tuntutan perkembangan zaman.

Program studi Ekonomi Syariah di UIN Sunan Ampel hadir sebagai respon

terhadap berkembang pesatnya Ekonomi Syariah di Indonesia. Pada sisi

lainnya, harus diimbangi dengan tersedianya sumber daya manusia (SDM)

yang memadai, baik dari segi jumlah maupun kualitasnya.

Tanpa SDM yang memadai, mustahil lembaga-lembaga tersebut

dapat menjalankan peran dan fungsinya dengan baik. Di sinilah peran

strategis yang harus dimainkan oleh program studi Ekonomi Syariah,

dengan mengambil peran penting dalam penyiapan sumber daya manusia

(SDM). Peran program studi Ekonomi Syariah dalam menyiapkan SDM

ini menjadi sangat strategis sekaligus menantang.1

Awal mula berdirinya prodi Ekonomi Syariah dimulai pada akhir

tahun 2007. Pada saat itu pihak prodi mengajukan proposal yang

selanjutnya dikirim ke Diktis. Pada akhir tahun 2008, program studi ini

1

Gambar

Tabel 1.1
Tabel 1.1 menjelaskan waktu tunggu kerja lulusan prodi Ekonomi
Tabel 1.2  Lama Studi Lulusan yang Berkeja dan Tidak Bekerja Angkatan 2009 sampai
 Tabel 1.3
+6

Referensi

Dokumen terkait

Praktik Budaya Akademik Mahasiswa Prodi Manajemen Pendidikan Islam Praktik budaya akademik mahasiswa Prodi Manajemen Pendidikan Islam Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan

Skripsi yang berjudul “Peran Laboratorium Koperasi Syariah Mahasiswa FEBI Dalam Pengembangan Jiwa Kewirausahaan Anggota di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN Sunan

Terhadap Keputusan Nasabah Mahasiswa UIN Sunan Ampel Surabaya Dalam Memilih Produk Tabungan di Lembaga Keuangan Syariah” merupakan penelitian yang bertujuan untuk

EMOSIONAL MAHASISWA YANG BERPENGALAMAN MENGAJAR DAN YANG TIDAK MEMILIKINYA PADA PRODI PAI FTK UIN SUNAN AMPEL SURABAYA. Pembimbing I: Dr. Amir Maliki Abitolkha,

PENGARUH TAGLINE SHOPEE TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PADA MAHASISWA ILMU KOMUNIKASI.. UIN SUNAN

Buku perkuliahan ini disusun oleh Tim Penulis Program Studi Hukum Ekonomi Syariah (Muamalah) Jurusan Hukum Ekonomi Islam Fakultas Syari’ah dan Hukum UIN Sunan Ampel,

UIN Sunan Ampel Surabaya Press merupakan salah satu produk dari Pusat Pengembangan Bisnis UIN Sunan Ampel Surabaya yang bergerak pada bidang percetakan. Dalam

b Pihak sponsor akan diberikan stan dan posisi yang strategis pada saat acara Olimpiade Matematika berlangsung di UIN Sunan Ampel Surabaya. c Produk dan keunggulan