i
PENGARUH KARAKTERISTIK DEBITUR TERHADAP
KELANCARAN PENGEMBALIAN PINJAMAN PROSEDUR PADA
KOPERASI PEGAWAI REPUBLIK INDONESIA (KPRI) BAHAGIA
JAYA KECAMATAN GUBENG SURABAYA
SKRIPSI
Diajukan Kepada
Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan dalam Menyelesaikan Program Sarjana Strata Satu
Program Studi Ekonomi Syariah
Oleh :
Rista Maulita Alifiani NIM: C04211040
Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam
Program Studi Ekonomi Syariah SURABAYA
vi ABSTRAK
Penelitian ini berjudul ‚Pengaruh Karakteristik Debitur Terhadap Kelancaran Pengembalian Pinjaman Prosedur pada Koperasi Pegawai Republik Indonesia (KPRI) Bahagia Jaya Kec.Gubeng Surabaya‛. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan analisis regresi logistik sebagai alat analisisnya. Penelitian ini bertujuan untuk menjawab tiga pertanyaan, yaitu: pertama, apakah karakteristik debitur (jumlah tanggungan keluarga, jumlah pinjaman dan jangka waktu pengembalian) secara parsial berpengaruh terhadap kelancaran pengembalian pinjaman prosedur? kedua, apakah karakteristik debitur (jumlah tanggungan keluarga, jumlah pinjaman dan jangka waktu pengembalian) secara simultan berpengaruh terhadap kelancaran pengembalian pinjaman prosedur? ketiga, variabel manakah dari variabel tersebut yang dominan mempengaruhi kelancaran pengembalian pinjaman?
Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis deskriptif dan analisis regresi logistik biner. Untuk menjawab pertanyaan tersebut maka digunakan analisis regresi logistik dengan melihat pada tabel Variabel In The Equation sebagai uji parsial dan tabel Omnibus Tests of Model Coefficients sebagai uji simultan. Teknik pengumpulan data menggunakan wawancara, dokumentasi dan studi kepustakaan. Data yang digunakan adalah data sekunder yang meliputi 65 debitur tahun 2014 dan juga beberapa buku laporan tahunan pinjaman prosedur, buku anggota koperasi dan buku laporan RAT tahunan.
Berdasarkan hasil analisis diketahui bahwa Tabel Variables in the Equation dalam uji regresi logistik untuk mengetahui variabel independen (jumlah tanggungan keluarga, jumlah pinjaman, dan jangka waktu pengembalian) secara parsial berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen (kelancaran pengembalian pinjaman prosedur). Nilai signifikasi pada uji regresi logistik yang kurang dari 5% atau 0,05 berarti menerima H1 dan menolak H0. Nilai signifikansi jumlah tanggungan keluarga yaitu sebesar 0,041 (4,1%), hal ini menunjukan Jumlah Tanggungan Keluarga berpengaruh signifikan terhadap Kelancaran pengembalian pinjaman prosedur. Sedangkan variabel jumlah pinjaman yang nilainya sebesar 0,628 (62,8%) dan jangka waktu pengembalian pinjaman yang nilainya sebesar 0,953 (95,3%) tidak berpengaruh terhadap kelancaran pengembalian pinjaman prosedur. Dan jika dilihat pada tabel Omnibus Tests of Model Coefficients menghasilkan bahwa ketiga variabel tersebut secara simultan mempengaruhi tingkat kelancaran pengembalian pinjaman dengan nilai signifikansi 0,003.
DAFTAR ISI
SAMPUL DALAM ... i
PERNYATAAN KEASLIAN ... ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iii
PENGESAHAN ... iv
MOTTO ... v
ABSTRAK ... vi
KATA PENGANTAR ... vii
DAFTAR ISI ... ix
DAFTAR TABEL ... xii
DAFTAR GAMBAR ... xiii
DAFTAR TRANSLITERASI ... xiv
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Rumusan Masalah ... 9
C. Tujuan Penelitian ... 9
D. Kegunaan Hasil Penelitian ... 10
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori ... 12
1. Karakteristik Debitur ... 12
a. Pengertian Karakteristik Debitur ... 12
b. Karakteristik Debitur ……….. 13
2. Kelancaran Pengembalian Pinjaman ... 18
a. Pengertian Pinjaman ... 18
x
c. Kolektabilitas Pinjaman……… 22
d. Analisis Pinjaman ... 26
e. Penyelamatan Pinjaman ... 27
f. Penyelesaian Pinjaman ... 28
B. Penelitian Terdahulu ... 29
C. Kerangka Konseptual ... 33
D. Hipotesis ... 34
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 36
B. Waktu dan Tempat Penelitian ... 37
C. Populasi Penelitian ... 37
D. Variabel Penelitian ... 37
E. Definisi Operasional ... 38
F. Jenis Data dan Sumber Data ... 39
1. Jenis Data ... 39
2. Sumber Data ... 40
G. Teknik Pengumpulan Data ... 40
1. Dokumentasi ... 40
2. Wawancara ... 40
3. Studi Kepustakaan ... 41
H. Teknik Analisis Data ... 41
1. Analisis Deskriptif ... 41
2. Metode Regresi Logistik ... 41
a. Estimasi Fungsi Regresi Logistik ... 44
b. Uji Signifikansi Model ... 45
c. Uji Parsial dan Pembentukan Model ... 46
BAB IV HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Umum Objek Penelitian ... 49
1. Profil Koperasi Pegawai Republik Indonesia (KPRI) Bahagia Jaya Kecamatan Gubeng Surabaya ... 49
2. Produk-Produk KPRI Bahagia Jaya Kecamatan Gubeng Surabaya ... 52
3. Visi, Misi dan Kinerja KPRI Bahagia Jaya Kecamatan Gubeng Surabaya ... 59
4. Struktur Organisasi Masa Bhakti 2012-2014 ... 61
B. Deskriptif Responden ... 61
1. Jumlah Kelamin Responden ... 62
2. Jumlah Tanggungan Keluarga ... 62
C. Analisis Data ... 1. Regresi Logistik ………... 2. Uji Hipotesis ……… BAB V PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 70
1. Pengaruh Parsial ... 70
2. Pengaruh Simultan ... 74
3. Variabel yang Paling Dominan ... 75
BAB VI PENUTUP A. Kesimpulan ... 76
B. Saran ... 77
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
xii
DAFTAR TABEL
2.1 Tabel Penelitian Terdahulu ... 30
2.2 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ... 39
4.3 Regresi Logistik ... 64
4.4 Model Summary ... 65
4.5 Hosmer and Lomeshow Test ... 65
4.6 Omnibus Tests of Model Coefficients ... 66
4.7 Variabels In The Equation ... 67
DAFTAR GAMBAR
3.1 Kerangka Konseptual ... 33 4.1 Jenis Kelamin Responden ... 62 4.2 Jumlah Tanggungan Keluarga ... 63
xiv
DAFTAR TRANSLITERASI
Di dalam naskah skripsi ini banyak dijumpai nama dan istilah teknis (technical term) yang berasal dari bahasa Arab ditulis dengan huruf Latin. Pedoman transliterasi yang digunakan untuk penulisan tersebut adalah sebagai berikut:
A. Konsonan
No Arab Indonesia Arab Indonesia
1 ’ t}
2 B z}
3 T ‘
4 Th Gh
5 J F
6 h} Q
7 Kh K
8 D L
9 Dh M
10 R N
11 Z W
12 S H
13 Sh ’
14 s} Y
15 d}
Sumber: Kate L.Turabian. A Manual of Writers of Term Papers, Disertation (Chicago and London): The University of Chicago Press, 1987).
B. Vokal
Tanda dan Huruf Arab Nama Indonesia
ــــــــ fath}ah A
ــــــــ Kasrah I
ــــــــ d}amah U
Catatan: Khusus untuk hamzah, penggunaan apostrof hanya berlaku jika hamzah berharakat sukun atau didahului oleh huruf yang berharakat sukun. Contoh: iqtida>’ ) (
2. Vokal Rangkap (diftong)
Tanda dan Huruf Arab Nama Indonesia Ket.
يــ fath}ah dan ya’ Ay a dan y
وـــ fath}ah dan wawu Aw a dan w Contoh : bayna ) (
: mawd}u>‘ ) (
3. Vokal Panjang (maddah)
Tanda dan Huruf Arab Nama Indonesia Ket.
اــــــــ fath}ah dan alif a> a dan garis
di atas
ىـــــــ kasrah dan ya’ i> i dan garis
di atas
وـــــــــ d}ammah dan wawu u> u dan garis
di atas Contoh : al-jama>‘ah ) (
xvi C. Ta>’Marbu>t}ah
Transliterasi untuk ta>’ marbu>t}ah ada dua :
1. Jika hidup (menjadi mud}a>f) transliterasinya adalah t. 2. Jika mati atau sukun, transliterasinya adalah h.
Contoh : shari>‘at al-Islam ) ( : shari>‘ah isla>mi>yah ) (
D. Penulisan Huruf Kapital
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Menurut bahasa, karakter adalah tabiat atau kebiasaan. Sedangkan
menurut ahli psikologi, karakter adalah sebuah sistem keyakinan dan
kebiasaan yang mengarahkan tindakan seorang individu. Karena itu, jika
pengetahuan mengenai karakter seseorang itu dapat diketahui, maka dapat
diketahui pula bagaimana individu tersebut akan bersikap untuk
kondisi-kondisi tertentu.1
Unsur terpenting dalam pembentukan karakter adalah pikiran, karena
pikiran yang di dalamnya terdapat seluruh program yang terbentuk dari
pengalaman hidupnya yang merupakan pelopor segalanya.2 Proses
pembentukan karakter berawal dari semua pengalaman hidup yang berasal dari
lingkungan kerabat, sekolah, televisi, internet, buku, majalah, dan berbagai
sumber lainnya menambah pengetahuan yang akan mengantarkan seseorang
memiliki kemampuan yang semakin besar untuk dapat menganalisis dan menalar objek luar.
1N.K. Singh dan Mr. A.R. Agwan, Encyclopaedia of the Holy Qur’ân, Edisi I (New Delhi: balaji
Offset, 2000), 175.
2 Rhonda Byrne, The Secret versi Bahasa Indonesia diterjemahkan oleh Caslovb, (Jakarta: PT
2
Berawal dari sinilah, peran pikiran sadar (conscious) menjadi semakin
dominan. Seiring perjalanan waktu, maka penyaringan terhadap informasi
yang masuk melalui pikiran sadar menjadi lebih ketat sehingga tidak
sembarang informasi yang masuk melalui panca indera dapat mudah dan
langsung diterima oleh pikiran bawah sadar.
Semakin banyak informasi yang diterima dan semakin matang sistem
kepercayaan dan pola pikir yang terbentuk, maka semakin jelas tindakan,
kebiasaan, dan karakter unik dari masing-masing individu. Dengan kata lain, setiap individu akhirnya memiliki sistem kepercayaan (belief system), citra
diri (self-image), dan kebiasaan (habit) yang unik. Jika sistem kepercayaannya
benar dan selaras, karakternya baik, dan konsep dirinya bagus, maka
kehidupannya akan terus baik dan semakin membahagiakan. Sebaliknya, jika
sistem kepercayaannya tidak selaras, karakternya tidak baik, dan konsep
dirinya buruk, maka kehidupannya akan dipenuhi banyak permasalahan dan
penderitaan.
Karakter manusia yang sudah terbentuk secara individual dan memiliki
pola pikir yang bagus, karakter tersebut bisa berubah menjadi lebih baik atau
bahkan menjadi lebih buruk ketika sudah bertemu dengan manusia lain yang
3
seseorang. Dari komunitas tersebut akan terbentuk karakter baru yang akan
memunculkan hasrat atau keinginan untuk memuaskan batinnya.
Arus perubahan modernisasi saat ini telah membawa manusia pada tingkat
kemajuan material. Seiring dengan perkembangan fenomena ini, modernisasi
telah mengubah pola pikir, pandangan hidup, dan gaya hidup manusia.
Hadirnya berbagai macam kemudahan, kenyamanan dan kenikmatan hidup
yang diberikan teknologi cenderung membangun peradaban manusia yang
diliputi oleh nafsu keserakahan.
Apalagi masyarakat di Indonesia tergolong ciri masyarakat yang
konsumtif. Mereka lebih senang mengkonsumsi daripada berproduksi.
Gelombang modernisasi saat ini membawa manusia pada gaya hidup yang
berfoya-foya dan berhura-hura. Banyak hal yang dapat menawarkan
kenikmatan duniawi, itulah yang akan dikejar dan dijadikan pedoman. Maka
dalam kehidupan ini banyak manusia modern yang terjerumus dalam
rangkaian kehidupan yang berkejaran dengan nafsu keinginan. Sehingga
muncul pola pikir yang keliru, kebutuhan sekunder yang dijadikan kebutuhan
primer, sedangkan kebutuhan primer menjadi tidak begitu diutamakan
meskipun itu penting.
Pada saat ini, banyak orang yang cenderung lebih memenuhi keinginannya daripada kebutuhannya, maka seiring dengan itu semakin banyak lembaga
4
yang dijadikan obyek penelitian adalah Koperasi. Dalam UU No. 25 Tahun
1992, Koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang-seorang atau
badan hukum Koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip
Koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasar atas asas
kekeluargaan.3 Modal dalam Koperasi pada dasarnya dipergunakan untuk
kemanfaatan anggota dan bukan untuk sekedar mencari keuntungan. Oleh
karena itu balas jasa terhadap modal yang diberikan kepada para anggota juga
terbatas, dan tidak didasarkan semata-mata atas besarnya modal yang
diberikan.4
Berdasarkan koperasi yang dibentuk oleh golongan fungsional5, jenis
koperasi yang akan menjadi obyek penelitian ini adalah Koperasi Pegawai
Negeri yang beranggotakan para pegawai negeri baik pegawai pusat maupun
daerah. Koperasi pegawai negeri tersebut bernama Koperasi Pegawai Republik
Indonesia (KPRI) Bahagia Jaya yang anggotanya mayoritas berprofesi sebagai
guru. Koperasi ini memiliki berbagai jenis unit usaha yang salah satu
produknya adalah Unit Simpan Pinjam.
Proses pemberian pinjaman tak luput dari istilah pinjaman bermasalah
atau pinjaman macet. Semakin banyak yang melakukan pinjaman, semakin
besar pula resiko yang didapat oleh koperasi. Pengelolaan keuangan koperasi
3 Undang-undang Republik Indonesia nomor 25 tahun 1992 tentang perkoperasian pasal 1 huruf 1.
4 Ibid
5
adalah dari anggota untuk anggota. Koperasi juga tidak akan mempersulit
anggotanya untuk memperoleh haknya sebagai pemilik modal. Karena salah
satu tujuan koperasi adalah untuk mensejahterakan anggota.
Sebagai konsekuensi seseorang menjadi anggota Koperasi, maka anggota
mempunyai kewajiban yang harus dipenuhi, yaitu mematuhi ketentuan yang
ada dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga serta keputusan
yang telah disepakati dalam Rapat Anggota. Mengingat anggota adalah
pemilik dan pengguna jasa sangat berkepentingan dalam usaha yang
dijalankan oleh Koperasi, maka partisipasi anggota berarti pula untuk
mengembangkan usaha Koperasi. Hal itu sejalan pula dengan hak anggota
untuk memanfaatkan dan mendapat pelayanan dari Koperasinya. Anggota
merupakan faktor penentu dalam kehidupan Koperasi, oleh karena itu penting
bagi anggota untuk mengembangkan dan memelihara kebersamaan.6Apabila
anggota koperasi melakukan pinjaman, tetapi pengadministrasiannya tidak
lancar maka yang dirugikan adalah anggota koperasi tersebut. Karena pada
akhirnya, hasil dari keuntungan koperasi akan dibagi rata kepada angota
koperasi juga.
Penelitian mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi kelancaran
pengembalian pinjaman telah banyak dilakukan di Indonesia. Salah satunya
6
penelitian yang dilakukan oleh Marantika7 menghasilkan bahwa pada analisis
multivariate terhadap keenam variabel independen, ternyata hanya variabel
jumlah tanggungan keluarga dan omset usaha yang berpengaruh terhadap
kelancaran pengembalian KUR Mikro pada Bank BRI Unit Tawangsari II.
Sedangkan variabel usia, tingkat pendidikan, jumlah pinjaman, dan
pengalaman usaha tidak berpengaruh terhadap kelancaran pengembalian KUR
Mikro pada Bank BRI Unit Tawangsari II.
Selain itu, penelitian yang dilakukan oleh Adit8 menghasilkan penelitian
menunjukkan kelancaran pengembalian pinjaman disebabkan karakteristik
debitur, karakteristik pinjaman, dan karakteristik usaha. Variabel Jumlah
Tanggungan Keluarga, Besar Pinjaman dan Lama Usaha memiliki pengaruh
terhadap tingkat kelancaran pengembalian KUR Mikro pada BRI Unit Kendal
Kota. Sedangkan variabel Usia, Jenis Kelamin dan Jenis Usaha tidak memiliki
pengaruh terhadap tingkat kelancaran pengembalian KUR Mikro pada BRI
Unit Kendal Kota.
Begitu pula dengan penelitian yang dilakukan oleh Dwi,9penelitian ini
menunjukkan bahwa karakteristik usaha yaitu variabel pengalaman usaha dan
7Carla Rizka Marantika, “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kelancaran Pengembalian Kredit Usaha Rakyat (KUR) Mikro pada Bank BRI Unit Tawangsari II, Cabang Sukoharjo”, (Skripsi – Universitas Diponegoro, 2013), v.
8 Adit Fairuz Abadi, “Analisis Pengaruh Karakteristik Peminjam, Besar Pinjaman, Jenis Usaha, Dan Lama Usaha Terhadap Tingkat Kelancaran Pengembalian Kredit Usaha Rakyat (KUR) Mikro”, (Skripsi – Universitas Diponegoro, 2014), vi
9 Dwi Yanti Arinta, “Pengaruh Karakteristik Individu, Karakteristik Usaha, Karakteristik Kredit
7
omzet usaha berpengaruh terhadap kemampuan debitur dalam membayar
kredit pada BPR Jatim Cabang Probolinggo sedangkan karakteristik individu
yaitu variabel jumlah tanggungan keluarga, tingkat pendidikan dan jumlah
pinjaman (plafond) tidak berpengaruh terhadap kemampuan debitur dalam
membayar kredit pada BPR Jatim Cabang Probolinggo.
Fransinscus10 menghasilkan bahwa hasil penelitian menunjukkan bahwa
variabel independen yang signifikan pengaruhnya terhadap tingkat
pengembalian Kredit Mikro Usaha (KMU) pada PT BPD Jabar Banten KCP
Damaga adalah variabel usia dan tingkat pendidikan. Sedangkan variabel
independen yang tidak signifikan pengaruhnya bagi pengembalian KMU
adalah jumlah tanggungan keluarga, pengalaman usaha, danomzet usaha.
Alasan lain dipilihnya karakteristik debitur yang meliputi usia, tingkat
pendidikan, jumlah tanggungan keluarga, jumlah pinjaman dan jangka waktu
pengembalian tersebut mampu untuk memproyeksikan faktor-faktor yang
mempengaruhi kelancaran pengembalian pinjaman prosedur pada KPRI
Bahagia Jaya Gubeng Surabaya.
Hasil penelitian yang variatif dan tidak konsisten tersebut mendorong
untuk melakukan penelitian lanjutan tentang hubungan atau pengaruh
karakteristik debitur terhadap kelancaran pengembalian pinjaman. Mayoritas, pemikiran masyarakat modern saat ini berpikir secara praktis. Jika mereka
10 Fransiscus Haloho, “Analisis FAktor-faktor yang Mempengaruhi Tingkat Pengembalian Kredit
8
memiliki kebutuhan yang berjibun, mereka lebih memilih membayar dengan
cara mengangsur karena dengan cara mengangsur mereka bisa memenuhi
kebutuhan A, B, C dan kebutuhan lainnya sedangkan jika mereka memilih bayar kontan (cash) mereka hanya bisa memenuhi kebutuhan A dan B saja dan
tentunya ilustrasi tersebut didasari oleh pendapatan yang sesuai dengan
kebutuhan.
Berdasarkan latar belakang di atas, penulis akan melakukan analisis
kelancaran pengembalian pinjaman dengan karekteristik debitur pada
Koperasi di Indonesia. Karena perkembangan koperasi di Indonesia sangat
pesat dan semakin banyak debitur melakukan pinjaman di koperasi dengan
berbagai macam karekteristik debitur yang berbeda-beda. Oleh karena itu
diperlukan penelitian lebih lanjut terhadap koperasi di Indonesia melalui
analisis kelancaran pengembalian pinjaman dengan karekteristik debitur yang
meliputi jumlah tanggungan keluarga, jumlah pinjaman dan jangka waktu
pada salah satu Koperasi di Indonesia yaitu di Koperasi Pegawai Republik
Indonesia (KPRI) Bahagia Jaya Kec. Gubeng Surabaya karena ketiga
karekteristik debitur yang berpengaruh di koperasi tersebut. Dengan
demikian, Peneliti mengangkat judul: “PENGARUH KARAKTERISTIK
DEBITUR TERHADAP KELANCARAN PENGEMBALIAN PINJAMAN PROSEDUR PADA KOPERASI PEGAWAI REPUBLIK INDONESIA
9
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan dalam latar belakang
penilitian, beberapa masalah yang dapat diidentifikasi adalah :
1. Apakah karakteristik debitur yang meliputi variabel jumlah tanggungan
keluarga, jumlah pinjaman dan jangka waktu pengembalian secara parsial
berpengaruh terhadap kelancaran pengembalian pinjaman prosedur pada
KPRI Bahagia Jaya Kec. Gubeng Surabaya?
2. Apakah karakteristik debitur yang meliputi variabel jumlah tanggungan
keluarga, jumlah pinjaman dan jangka waktu pengembalian secara
simultan berpengaruh terhadap kelancaran pengembalian pinjaman
prosedur pada KPRI Bahagia Jaya Kec. Gubeng Surabaya?
3. Variabel manakah dari variabel tersebut yang dominan mempengaruhi
kelancaran pengembalian pinjaman pada KPRI Bahagia Jaya Kec. Gubeng
Surabaya?
C. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah yang telah diuraikan, maka penulis
bermaksud untuk memperoleh data dan informasi yang berkaitan dengan
10
1. Untuk mengetahui pengaruh karakteristik debitur yang meliputi jumlah
tanggungan keluarga, jumlah pinjaman dan jangka waktu pengembalian
terhadap kelancaran pengembalian pinjaman prosedur pada KPRI Bahagia
Jaya Kec. Gubeng Surabaya secara parsial.
2. Untuk mengetahui pengaruh karakteristik debitur yang meliputi jumlah
tanggungan keluarga, jumlah pinjaman dan jangka waktu pengembalian
terhadap kelancaran pengembalian pinjaman prosedur pada KPRI Bahagia
Jaya Kec. Gubeng Surabaya secara simultan.
3. Untuk mengetahui variabel mana yang paling dominan pengaruhnya
terhadap kelancaran pengembalian pinjaman prosedurpada KPRI Bahagia
Jaya Kec. Gubeng Surabaya.
D. Kegunaan Hasil Penelitian
Adapun kegunaan hasil penelitian ini adalah dapat bermanfaat baik secara
teoritis atau praktis, adalah sebagai berikut :
1. Kegunaan teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan positif dalam
aspek teoritis (keilmuan) terhadap ilmu ekonomi dan bisnis terutama yang berkaitan dengan pengaruh karakteristik debitur yaitu jumlah tanggungan
keluarga, jumlah pinjaman dan jangka waktu pengembalian terhadap
11
Gubeng Surabaya. Sehingga penelitian ini diharapkan dapat memberikan
sumbangan bagi para akademisi dalam mengembangkan teori analisis
pinjaman.
2. Kegunaan praktis
Penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi pihak-pihak yang memerlukan,
diantaranya :
a. Bagi penulis
Merupakan sarana untuk belajar dan memperdalam ilmu pengetahuan
mengenai manajemen keuangan khususnya dalam menganalisa
pengaruh karakteristik debitur terhadap kelancaran pengembalian
pinjaman.
b. Bagi lembaga keuangan (koperasi)
Diharapkan dapat berguna sebagai bahan pertimbangan dalam
mengambil keputusan mengenai kebijakan analisis pinjaman yang
bertujuan untuk memaksimumkan nilai keuntungan koperasi.
c. Bagi masyarakat
Diharapkan dapat bermanfaat bagi masyarakat maupun debitur dalam
12
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Karakteristik Debitur
a. Pengertian Debitur
Debitur adalah seseorang atau sebuah perusahaan yang berhutang
uang, barang atau jasa pelayanan dari orang atau perusahaan lain.11
Sedangkan pengertian lain menyebutkan bahwa debitur adalah pihak
yang berhutang ke pihak lain, biasanya dengan menerima sesuatu
dari pihak pemberi pinjaman (kreditur) yang dijanjikan ke pihak
penerima pinjaman (debitur) untuk dibayar kembali pada masa yang
akan datang. Pemberian pinjaman kadang memerlukan juga jaminan
atau agunan dari pihak debitur. Jika seorang debitur gagal membayar
pada tenggat waktu yang dijanjikan, suatu proses koleksi formal dapat
dilakukan yang kadang mengizinkan penyitaan harta milik debitur
untuk memaksa pembayaran.12
Dari pengertian diatas, maka penulis menyimpulkan bahwa debitur
adalah pihak penerima hutang yang diperoleh dari pemberi hutang
11 Roger Bel Air, Cara Meminjam Uang dari Bank, (Solo: PT. Dabara Bengawan, 1988), 3.
12http://id.wikipedia.org/wiki/Debitur, diakses pada tanggal 28 Desember 2014
13
yang pembayarannya ditentukan oleh jangka waktu pengembalian
yang sudah disepakati sebelumnya.
b. Karakteristik Debitur
1) Jumlah Tanggungan Keluarga
Menurut Adit (2014), jumlah tanggungan keluarga sangat
berkaitan dengan besarnya pengeluaran debitur. Semakin banyak
jumlah tanggungan keluarga debitur maka semakin tinggi jumlah
pengeluaran yang harus ditanggungnya.13 Menurut Fransiscus
(2010), banyaknya jumlah tanggungan dalam suatu keluarga akan
mengakibatkan bertambahnya biaya yang harus dikeluarkan dan
pada akhirnya akan menguragi proporsi pendapatan yang sedianya
dialokasikan untuk membayar pinjaman.14 Menurut Dwi (2013),
semakin banyak jumlah tanggungan keluarga, maka akan semakin
meningkat pula beban hidup yang harus dipenuhi.15 Menurut
Marantika (2013) semakin banyaknya jumlah tanggungan keluarga
13 Adit Fairuz Abadi, “Analisis Pengaruh Karakteristik Peminjam, Besar Pinjaman, Jenis Usaha,
Dan Lama Usaha Terhadap Tingkat Kelancaran Pengembalian Kredit Usaha Rakyat (KUR) Mikro (Studi Kasus pada Debitur KUR Mikro Bri Unit Kendal Kota)”, …, 60.
14 Fransiscus Haloho, “Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Pengembalian Kredit
Mikro PT BPD Jabar Banten KCP Dramaga”, …, 70.
15 Dwi Yanti Arinta, “Pengaruh Karakteristik Individu, Karakteristik Usaha, Karakteristik Kredit
Terhadap Kemampuan Debitur Membayar Kredit pada BPR Jatim Cabang Probolinggo” (Studi
14
maka tingkat pengeluaran sehari-harinya pun akan semakin
bertambah.16
Jumlah tanggungan keluarga dalam penelitian ini adalah
adalah jumlah anggota keluarga debitur termasuk istri atau suami,
anak kandung serta saudara lainnya yang masih tinggal dalam satu
rumah dan masih dalam tanggungan debitur serta diukur dalam
jumlah orang. Semakin banyak jumlah tanggungan keluarga maka
semakin banyak pula pengeluaran, bila diasumsikan semua
tanggungan tidak ada yang memberi kontribusi terhadap
pendapatan rumah tangga maka debitur harus pandai-pandai
mengatur pengeluaran agar dapat memenuhi kebutuhan keluarga
mengingat adanya Firman Allah Q.S Al-Furqon ayat 67 sebagai
berikut:
Artinya: Dan orang-orang yang apabila membelanjakan (harta), mereka tidak berlebihan, dan tidak (pula) kikir, dan adalah (pembelanjaan itu) di tengah-tengah antara yang demikian. (Q.S Furqon (25) : 67)17
16 Carla Rizka Marantika, …, 52.
17 Departemen Agama RI. Al-Quran dan Terjemahannya. Jakarta: Yayasan Penyelenggara
15
Menurut Ibnu Katsir dalam tafsirnya: “orang yang bersikap
demikian adalah orang yang tidak boros dalam memanfaatkan
harta sampai berbelanja melebihi kebutuhan dan tidak pula kikir
terhadap keluarganya sampai mengurangi hak-hak mereka dan
tidak memberikan kecukupan bagi mereka. Dia berlaku adil,
sederhana dan bertindak yang terbaik. Sebaik-baik perkara adalah
yang pertengahan dan tidak berlebih-lebihan”.18 Dari penjelasan
ayat tersebut, debitur sangat diharapkan untuk tidak
berlebih-lebihan dalam hal pengeluaran untuk keluarga.
2) Jumlah Pinjaman
Jumlah pinjamanan dalam penelitian Adit (2014) merupakan
besarnya realisasi pinjaman yang diberikan oleh debitur.19 Menurut
Fransiscus (2010) jumlah pinjaman yang semakin besar yang
diterima maka akan memperbesar beban angsuran yang harus
dibayar.20 Dwi (2013) mengatakan bahwa besarnya jumlah
pinjaman yang diberikan oleh kreditur hingga batas maksimum
tergantung dari jumlah permintaan dan penilaian kemampuan
membayar debitur. Semakin besar jumlah pinjaman yang diberikan,
maka akan semakin besar beban yang harus ditanggung oleh debitur
18 Tafsir Ibnu Katsir: 3/325 dalam
http://www.ikadi.or.id/artikel/tafakkur/1101-larangan-berlaku-boros.html, diakses 30 Juli 2015.
19 Adit Fairuz Abadi, …, 61.
16
dalam pelunasannya, sehingga pemberian jumlah pinjaman yang
lebih besar akan menimbulkan suatu risiko dengan terlambatnya
pengembalian pinjaman.21
Jumlah pinjaman yang dimaksudkan dalam penelitian ini
adalah besarnya realisasi pinjaman yang diterima oleh debitur.
Besarnya jumlah pinjaman yang diberikan akan mempengaruhi
tingkat kelancaran pengembalian pinjaman. Semakin besar jumlah
pinjaman yang diterima maka semakin besar pula resiko yang
ditanggung oleh debitur dalam mengembalikan pinjaman.
3) Jangka Waktu Pengembalian Pinjaman
Menurut Fransiscus (2010), jangka waktu pelunasan kredit
merupakan waktu jatuh tempo debitur dalam membayar seluruh
nilai pinjaman.22 Menurut Dwi (2013), Semakin lama jangka waktu
pengembalian pinjaman maka angsuran bulanannya relatif lebih
ringan.23 Jangka waktu pengembalian yang sudah diperjanjikan
oleh pihak penerima pinjaman dengan pihak pemberi pinjaman,
maka pihak pemberi pinjaman diperbolehkan untuk menagih jika
sampai pada suatu waktu yang sudah dijanjikan sebelumnya pihak
21 Dwi Yanti Arinta, …, 6.
22 Fransiscus Haloho,…, 64.
17
penerima pinjaman tidak bisa melunasi pinjamannya sesuai ayat
Al-Qur’an Surat Al-Baqarah ayat 282 sebagai berikut:
…
Artinya: Wahai orang-orang yang beriman jika kalian berhutang piutang dengan suatu hutang sampai kepada waktu yang ditentukan maka hendaknya kalian menuliskannya, dan hendaknya seorang penulis diantara kalian menuliskannya dengan adil… (Q.S. Al-Baqarah (2): 282)24
Pada KPRI Bahagia Jaya Kecamatan Gubeng Surabaya,
pihak kreditur (koperasi) memberikan kebijakan kepada debitur
yang kesulitan dalam mengembalikan pinjaman di waktu yang
telah disepakati sebelumnya. Jika debitur tersebut mengalami
penunggakan, maka pihak koperasi segera memberikan kebijakan
sebagai berikut:25
- Diperingatkan secara kekeluargaan secara lisan.
- Ditagih kembali secara lisan.
- Menulis buku konfirmasi kapan sanggup membayar.
- Surat Peringatan resmi dari koperasi.
- Somasi.
- Eksekusi.
24 Departemen Agama RI. Al-Quran dan Terjemahannya. Jakarta: Yayasan Penyelenggara
Penterjemah/Pentafsir Al Qur’an. 1971, 42.
25 Wawancara dengan ketua KPRI Bahagia Jaya Kecamatan Gubeng Surabaya pada tanggal 27
18
2. Kelancaran Pengembalian Pinjaman
a. Pengertian Pinjaman
Istilah Arab yang sering digunakan untuk pinjam-meminjam
adalah aldayn (jamaknya al-duyu>n) dan qard}. Dalam pengertian yang
umum, pinjam-meminjam mencakup transaksi jual-beli dan
sewa-menyewa yang dilakukan secara tidak tunai (kontan). Transaksi seperti ini dalam fikih dinamanakan mudayanah dan tadayun.26
Al-qard} menurut bahasa memiliki arti al-qat}’u (memotong).
Dinamakan demikian karena pemberi hutang (muqrid}) memotong
sebagian hartanya dan memberikannya kepada penghutang.27
Sedangkan al-qard} menurut istilah terdapat perbedaan pandangan antara para ulama’ dan para pakar, antara lain :
a) Menurut ulama Hanabilah, al-qard} adalah penyerahan harta kepada
seseorang untuk dimanfaatkan dan ia wajib mengembalikan dengan
harta yang serupa sebagai gantinya.
b) Sayyid Sabiq memberikan definisi qirad} ialah harta yang diberikan
seseorang pemberi qirad} kepada orang yang diqirad}kan untuk
kemudian dia memberikannya setelah mampu.28
26 Wahbah az-Zuhaili, Fiqih Islam Wa Adillatuhu 5, Cet.1 Terj. Abdul Hayyie al-Katani, (Jakarta:
Gema Insani, 2011), 373.
27 Saleh al-Fauzan, Fikih Sehari-hari, (Jakarta: Gema Insane, 2006), 410.
19
c) Menurut Ismail Nawawi, utang (qard}u) ialah menyerahkan uang
kepada orang yang bisa memanfaatkannya. Contohnya, orang yang
membutuhkan uang berkata kepada orang yang layak dimintai
bantuan, “Pinjaman untuk ku uang sebesar sekian, atau perabotan,
atau hewan hingga waktu tertentu, kemudian aku kembalikan kepadamu pada waktunya”. Orang yang dimintai pinjaman pun
memberikan qard}u (pinjaman) uang kepada orang tersebut.29
Dari beberapa pengertian al-qard} di atas, dapat disimpulkan
bahwa al-qard} adalah suatu transaksi yang terjadi antara dua pihak
yaitu pihak yang memberikan haknya kepada orang lain dan pihak
yang menerima haknya. Sedangkan dalam pengembaliannya
ditangguhkan sesuai kesepakatan dengan nilai yang sama.
b. Dasar Hukum Pinjam Meminjam
Berikut dasar hukum yang memperbolehkan utang piutang:
1) Dasar hukum al-Qur’an
a) Q.S. Al-Maidah (5) : 2
…
20
Artinya: “…Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan bertakwalah kamu kepada Allah, Sesunnguhnya Allah amat berat siksa-Nya”.30
b) Q.S. Al-Baqarah (2) : 280
Artinya: “dan jika orang yang berhutang itu dalam kesukaran, Maka berilah tangguh sampai dia berkelaparan, dan menyedekahkan sebagian atau semua utang itu, lebih baik bagimu, jika kamu mengetahui”.31
c) Q.S. Al-Hadiid (57) : 11
dr
Artinya: “Siapakah yang mau meminjamkan kepada Allah pinjaman yang baik, Maka Allah akan melipat-gandakan (balasan) pinjaman itu untuknya, dan Dia akan memperoleh pahala yang banyak”.32
d) Q.S. Al-Baqarah (2) : 283
Artinya: “Jika kamu dalam perjalanan (dan bermuamalah tidak secara tunai) sedang kamu tidak memperoleh seorang penulis,
30 Departemen Agama RI. Al-Quran dan Terjemahannya. Jakarta: Yayasan Penyelenggara
Penterjemah/Pentafsir Al Qur’an. 1971, 96 31 Ibid., 41.
21
Maka hendaklah ada barang tanggungan yang dipegang (oleh yang berpiutang). Akan tetapi jika sebagian kamu mempercayai sebagian yang lain, Maka hendaklah yang dipercayai itu menunaikan amanatnya (hutangnya)…”.33
e) Q.S. Al-Baqarah (2) : 282
…
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu bermuamalah tidak secara tunai untuk waktu yang ditentukan, hendaklah kamu menuliskannya dengan benar…”.34
2) Dasar hukum as Sunnah
َلاَق َمّلَسَو ِْيَلَع ُلل ا ىّلَص َِِّلا ّنَأ ٍدْوُعْسَم ِنْبا ِنَع
:
اًمِلْسُم ُضِرْقُ ي ٍمِلْسُم ْنِم اَم
ًةّرَم اَ ِ َقَ َ َ َناَ ّاا ِْ َ ّرَم اً ْرَ ق
Artinya: “Dari Ibnu Mas’ud bahwa Rasulullah saw. bersabda: tidak ada seseorang muslim yang menukarkan kepada seorang muslim qard} dua kali maka seperti shadaqah sekali (HR. Ibn Majah dan Ibn Hibban)”.35
َلاَق َمّلَسَو ِْيَلَع ُلل ا ىّلَص ِِِّلا ِنَع َةَرْ يَرُ َِِأ ْنَع
:
ْنِم ًةَبْرُ ٍمِلْسُم ْنَع َسّفَ ن ْنَم
ِةَمَايِقْلا ِمْوَ ي ِبْرُ ْنِم ًةَبْرُ َُْع ُلل ا َسّفَ ن اَيْ نّ لا ِبْرَ
,
ِِ ٍمِلْسُم ىَلَع َرّسَي ْنَمَو
ِةرِ ْااَو اَيْ نّ لا ِ ِْيَلَع ُلل ا َرَ َس اَيْ نّ لا
Artinya : “Diriwayatkan dari Abu Hurairah r.a : Rasulullah saw. pernah mempunyai hutang kepada seorang laki-laki, lalu orang itu menagih beliau dengan nada keras sehingga membangkitkan rasa kesal sahabat-sahabat Nabi SAW kepadanya. Akan tetapi Nabi SAW bersabda, Sesungguhnya orang yang mempunyai hak dia
33 Ibid., 43. 34 Ibid., 42.
35 Muhammad Nashiruddin al-Albani, Shahih Sunan Ibnu Majah, No.2421 Terj. Ahmad Taufiq
22
berhak menuntut haknya. Lalu beliau bersabda kepada mereka (para sahabat beliau), Belikanlah untuknya seekor unta muda, kemudian berikanlah unta itu kepadanya. Mereka berkata, kami tidak mendapatkan seekor unta yang lebih dari padanya. Beliau bersabda, Belikanlah unta yang lebih baik untuknya dan berikanlah kepadanya. Sesungguhnya sebaik-baik kamu ialah orang-orang yang membayar hutang. (HR. Abu Hurairah).36
Dari beberapa dasar hukum diatas, maka dapat disimpulkan bahwa
hukum pinjam meminjam pada asalnya diperbolehkan dalam syariat
Islam. Bahkan orang yang memberikan pinjaman kepada orang lain
yang sangat membutuhkan adalah hal yang disukai dan dianjurkan,
karena di dalamnya terdapat pahala yang besar.
c. Kolektabilitas Pinjaman
Banyak fenomena yang terjadi bahwa tidak semua debitur mampu
mengembalikan pinjaman sesuai dengan perjanjian yang telah
disepakati. Berdasarkan hal tersebut, pinjaman dapat digolongkan
berdasarkan kolektabilitas pinjaman. Golongan kolektabilitas pinjaman
dengan kriteria sebagai berikut :37
1) Lancar (Pass)
Kriteria atau ukuran suatu pinjaman dapat dikatakan lancar apabila:
a. Pembayaran angsuran tepat waktu.
36 Al-Hafizh Zaki Al-Din Abd Al-Azhim Al-Mundziri, Ringkasan Shahih Muslim, Terj.
Syindqithy Djamaluddin dan Mochtar Zoerni, (Bandung: Mizan, 2002), 957-518.
23
b. Pembayaran angsuran tepat waktu.
c. Memiliki mutasi rekening yang aktif.
d. Bagian dari pinjaman yang dijamin dengan agunan tunai (cash
collateral).
2) Dalam perhatian khusus (Special Mention)
Artinya suatu pinjaman dikatakan dalam penelitian khusus apabila
memenuhi kriteria antara lain:
a. Terdapat tunggakan pembayaran angsuran yang belum
melampaui 90 hari.
b. Kadang-kadang terjadi cerukan.
c. Jarang terjadi pelanggaran terhadap kontrak yang diperjanjikan.
d. Mutasi rekening relatif aktif.
e. Didukung dengan pinjaman baru.
3) Kurang lancar (Sub standar)
Suatu pinjaman dikatakan kurang lancar apabila memenuhi kriteria
antara lain:
a. Terdapat tunggakan pembayaran angsuran telah melampaui 90
hari.
b. Sering terjadi cerukan.
c. Terjadi pelanggaran kontak yang diperjanjikan lebih dari 90
24
d. Frekuensi mutasi rekening relatif rendah.
e. Terdapat indikasi masalah keuangan yang dihadapi debitur.
f. Dokumen pinjaman yang lemah.
4) Diragukan (Doubt Ful)
Dikatakan diragukan apabila memenuhi kriteria berikut antara lain:
a. Terdapat tunggakan pembayaran angsuran yang telah
melampaui 180 hari.
b. Terjadi cerukan yang bersifat permanen.
c. Terjadi wanprestasi lebih dari 180 hari.
d. Terjadi kapitalisasi bunga.
e. Dokumen hukum yang lemah baik untuk perjanjian
pinjam-meminjam maupun pengikat jaminan.
5) Macet (Loss)
Kualitas pinjaman dikatakan macet apabila memenuhi kriteria
berikut antara lain:
a. Terdapat tunggakan pembayaran angsuran yang telah
melampaui 270 hari.
b. Kerugian operasional ditutup dengan pinjaman baru.
25
Ukuran kolektibilitas pinjaman yaitu dapat dikelompokan
kedalam 5 golongan yaitu pinjaman lancar, dalam perhatian
khusus, diragukan, kurang lancar dan macet, tetapi penulis
membatasinya pada pinjaman lancar dan pinjaman macet atau
tidak lancar karena penulis melakukan penelitian ini pada koperasi.
Dimana ukuran kolektabilitas pinjaman koperasi tidak sama
dengan di Bank, yaitu hanya pinjaman lancar, diragukan dan
pinjaman macet.
Untuk kelancaran pengembalian pinjaman, orang yang
berhutang hendaknya berusaha melunasi hutangnya sesegera
mungkin (tidak mendahulukan kepentingan yang lain) tatkala ia
telah memiliki kemampuan untuk mengembalikan hutangnya itu.
Sebab orang yang menunda-menunda pelunasan hutang padahal ia
telah mampu, maka ia tergolong orang yang berbuat zhalim.
Sebagaimana hadits berikut:38
َِِِغْلا ُلْطَم َلاَق ملسو يلع ها ىلص ِّللا َلوُسَر ّنَأ ع ها ى ر َةَرْ يَرُ َِِأ ْنَع
ْ َ ْ َيْلَ ٍىِلَم ىَلَع ْمُ ُ َ َأ َ ِ ْ ُأ اَ ِ َ ٌمْلُ
Dari Abu Hurairah, bahwa Rasulullah bersabda: “Memperlambat pembayaran hutang yang dilakukan oleh orang kaya merupakan perbuatan zhalim. Jika salah seorang kamu dialihkan kepada orang yang mudah membayar hutang, maka hendaklah beralih (diterima pengalihan tersebut)”. (HR. Bukhari dalam Shahihnya
38 HR. Bukhari dalam Shahihnya IV/585 no.2287, dan Muslim dalam Shahihnya V/471 no.3978,
26
IV/585 no.2287, dan Muslim dalam Shahihnya V/471 no.3978, dari hadits Abu Hurairah).
d. Analisis Pinjaman
Berikut salah satu konsep yang digunakan oleh berbagai pihak
dalam rangka upaya merumuskan persyaratan atau azaz-azaz yang
sehat dalam suatu pemberian pinjaman, konsep tersebut adalah konsep
5P, antara lain:39
1) Personality
Perusahaan mencari data tentang kepribadian calon debitur seperti
riwayat hidupnya, hobi, keadaan keluarga, sosial standing, serta
hal-hal lain yang erat hubungannya dengan kepribadian
sipeminjam.
2) Puporse
Perusahaan mencari data tentang tujuan atau keperluan
penggunaan pinjaman, ditujukan untuk keperluhan produktif atau
konsumtif.
3) Prospect
Penilaian masa depan usaha serta perhitungan bagi perusahaan
antara risiko dengan pendapatan yang diperoleh
39 Rachmat Firdaus dan Maya Ariyanti, Manajemen Perkreditan Bank Umum: Teori, Masalah,
27
4) Payment
Kemampuan membayar pengemballian pinjaman serta merupakan
financial statement dengan memperhitungkan ketidakpastian di
masa depan.
5) Party
Perusahaan perlu menggolongkan calon-calon debiturnya menjadi
beberapa golongan menurut character, capacity dan capital.
Penggolongan ini akan memberi arah analisis perusahaan
bagaimana ia harus bersikap.
e. Penyelamatan Pinjaman
Penyelamatan pinjaman merupakan usaha yang dilakukan terhadap
pinjaman yang digolongkan terhadap pinjaman bermasalah.
Penyelamatan pinjaman dimaksudkan sebagai upaya terakhir untuk
penyelesaian pinjaman yang tergolong pinjaman bermasalah non performing loan setelah semua upaya pembinaan pinjaman dilakukan.
Ada beberapa cara pendekatan yang dapat dipertimbangkan dalam
upaya penyelamatan pinjaman bermasalah sebagai berikut:40
a. Rescheduling (Penjadwalan ulang), yaitu suatu upaya hukum untuk melakukan perubahan terhadap beberapa syarat perjanjian/akad
28
pinjam-meminjam yang berkenaan dengan jadwal pembayaran kembali atau jangka waktu pinjaman termasuk tenggang (grace
priod), termasuk perubahan jumlah angsuran. Bila perlu dengan
penambahan pinjaman.
b. Reconditioning (Persyaratan ulang), yaitu melakukan perubahan
atas sebagian atau seluruh persyaratan perjanjian, yang tidak
terbatas hanya kepada perubahan jadwal angsuran, atau jangka
waktu pinjaman saja. Tetapi perubahan pinjaman tersebut tanpa
memberikan tambahan pinjaman atau tanpa melakukan konversi
atas seluruh atau sebagian dari pinjaman menjadi equity
perusahaan.
c. Restructuring (Penataan ulang), yaitu upaya berupa melakukan
perubahan syarat-syarat perjanjian/akad pinjaman berupa
pemberian tambahan pinjaman, atau melakukan konversi atas
seluruh atau sebagian pinjaman menjadi perusahaan, yang dilakukan dengan atau tanpa rescheduling atau reconditioning.
f. Penyelesaian Pinjaman
Yang dimaksud dengan penyelesaian pinjaman adalah suatu langkah penyelesaian pinjaman bermasalah melalui lembaga hukum.
29
Urusan Piutang Negara (PUPN) dan Direktorat Jendral Piutang dan
Lelang Negara (DJPLN), melalui Badan Peradilan, dan melalui
Arbitrase atau Badan Alternatif Penyelesaian sengketa.
Apabila penyelesaian sebagaimana tersebut diatas tidak berhasil
dilaksanakan, pada umumnya upaya yang dilakukan koperasi dilakukan
melalui prosedur hukum. Sehubungan dengan hal tersebut, sesuai
dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku terdapat beberapa
lembaga dan berbagai sarana hukum yang dapat dipergunakan untuk
mempercepat penyelesaian pinjaman bermasalah di koperasi. Namun
demikian, koperasi sebagai lembaga keuangan yang berazazkan
kekeluargaan, maka langkah musyawarah dalam penyelesaian sengketa
dan pinjaman bermasalah perlu dikedepankan.41
B. Penelitian Terdahulu
Penelitian ini juga pernah diangkat sebagai topik penelitian oleh beberapa
peneliti sebelumnya. Maka peneliti diharuskan untuk mempelajari
penelitian-penelitian terdahulu yang dapat dijadikan sebagai acuan dalam melakukan
penelitian ini, diantaranya sebagai berikut:
41http://pusdakop.com/berita-156-koperasi-indonesia-dibawah-bayangbayang-npl-tinggi.html,
30
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu
No Peneliti Judul Metode
Analisis Hasil Penelitian Perbedaan 1 Carla
Rizka Marantika; Skripsi, 2013. Fakultas Ekonomi dan Manajemen , Universitas Diponegor o Semarang “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kelancaran Pengembalian Kredit Usaha Rakyat (KUR) Mikro pada Bank BRI Unit Tawangsari II, Cabang Sukoharjo” Regresi Logistik Pada analisis multivariate terhadap keenam variabel independen, ternyata hanya variabel jumlah tanggungan keluarga dan omzet usaha yang berpengaruh terhadap kelancaran pengembalian KUR Mikro. Sedangkan variabel usia, tingkat pendidikan, jumlah pinjaman, dan pengalaman usaha tidak berpengaruh terhadap kelancaran pengembalian KUR Mikro. Pertama, peneliti ini menggunakan variable independen berupa jumlah tanggungan keluarga, omzet usaha, usia, tingkat pendidikan, jumlah pinjaman, dan pengalaman usaha. Kedua, objek penelitian ini bertempat di Bank BRI Unit Tawangsari II, Cabang Sukoharjo.
[image:43.612.114.527.154.717.2]31 Kredit Usaha Rakyat (KUR) Mikro” Tanggungan Keluarga, Besar Pinjaman dan Lama Usaha memiliki pengaruh terhadap tingkat kelancaran pengembalian KUR Mikro pada BRI Unit Kendal Kota. Sedangkan variabel Usia, Jenis Kelamin dan Jenis Usaha tidak memiliki pengaruh terhadap tingkat kelancaran pengembalian KUR Mikro pada BRI Unit Kendal Kota. pengaruh. Kedua, objek penelitian ini bertempat di BRI Unit Kendal Kota.
32
keluarga, pengalaman usaha, dan omzet usaha.
4 Dwi Yanti Arinta; Jurnal, 2013, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universita s Brawijaya Malang “Pengaruh Karakteristik Individu, Karakteristik Usaha, Karakteristik Kredit Terhadap Kemampuan Debitur Membayar Kredit Pada BPR Jatim Cabang Probolinggo” Regresi Logistik Penelitian ini menunjukkan bahwa karakteristik usaha yaitu variabel pengalaman usaha dan omzet usaha berpengaruh terhadap kemampuan debitur dalam membayar kredit sedangkan karakteristik individu yaitu variabel jumlah tanggungan keluarga, tingkat pendidikan dan jumlah pinjaman (plafond) tidak berpengaruh terhadap kemampuan debitur dalam membayar kredit. Pertama, peneliti ini menggunakan variabel independen berupa pengalaman usaha, omzet usaha, jumlah tanggungan keluarga, tingkat pendidikan dan jumlah pinjaman (plafond). Kedua, objek penelitian ini bertempat di BPR Jatim Cabang Probolinggo.
Penelitian ini memiliki persamaan dan perbedaan dengan
penelitian-penelitian sebelumnya. Kesamaan tersebut dapat dilihat dari penelitian-penelitian
33
jangka waktu pengembalian. Penelitian ini juga menggunakan analisis regresi
logistik untuk menganalisis mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi
kelancaran pengembalian pinjaman.
Selain variabel penelitian, perbedaan dari penelitian-penelitian
sebelumnya, yaitu peneliti terdahulu membicarakan tentang kredit usaha,
sedangkan penulis meneliti tentang pinjaman konsumtif kemudian obyek
penelitiannya dilakukan di KPRI Bahagia Jaya Kec. Gubeng Surabaya yang
merupakan obyek yang baru dan belum pernah dilakukan penelitian serupa
dengan lokasi penelitian tersebut.
C. Kerangka Konseptual
Gambar 3.1
Hubungan antar variabel X dan Y yang berpengaruh secara parsial dan simultan Keterangan:
Y : Variabel Dependent
X1, X2, dan X3 : Variabel Independent
Jumlah Tanggungan Keluarga
(X1)
Jumlah Pinjaman (X2)
Jangka Waktu (X3)
Kelancaran Pengembalian Pinjaman
[image:46.612.110.505.253.613.2]
34
D. Hipotesis
Hipotesis bisa diartikan sebagai proposisi atau hubungan antara dua atau
lebih konsep atau variabel yang harus diuji kebenarannya melalui penelitian
empiris. Dengan menguji hipotesis dan menegaskan perkiraan hubungan,
maka diharapkan solusi dapat ditemukan untuk memecahkan masalah yang
dihadapi.42
Hipotesis yang dikembangkan dalam penelitian ini berdasarkan tinjauan
pustaka dan penelitian terdahulu yang telah diuraikan adalah sebagai berikut:
Jika nilai signifikan di atas 0,05 maka Ho diterima, tetapi jika nilai
signifikan di bawah 0,05 maka H1 di terima.
1. Ho : Tidak ada pengaruh secara parsial antara karakteristik debitur jumlah
tanggungan keluarga (X1) terhadap kelancaran pengembalian pinjaman
prosedur (Y).
H1 : Ada pengaruh secara parsial antara karakteristik debitur jumlah
tanggungan keluarga (X1) terhadap kelancaran pengembalian pinjaman
prosedur (Y).
2. Ho : Tidak ada pengaruh secara parsial antara karakteristik debitur jumlah
pinjaman (X2) terhadap kelancaran pengembalian pinjaman prosedur (Y).
H1 : Ada pengaruh secara parsial antara karakteristik debitur jumlah
pinjaman (X2) terhadap kelancaran pengembalian pinjaman prosedur (Y).
35
3. Ho : Tidak ada pengaruh secara parsial antara karakteristik debitur jangka
waktu pengembalian pinjaman (X3) terhadap kelancaran pengembalian
pinjaman prosedur (Y).
H1 : Ada pengaruh secara parsial antara karakteristik debitur jangka waktu
pengembalian pinjaman (X3) terhadap kelancaran pengembalian pinjaman
prosedur (Y).
4. H0 : Tidak ada pengaruh secara simultan antara karakteristik debitur yang
meliputi jumlah tanggungan keluarga (X1), jumlah pinjaman (X2), dan
jangka waktu pengembalian pinjaman (X3), terhadap kelancaran
pengembalian pinjaman prosedur (Y).
H1 : Ada pengaruh secara simultan antara karakteristik debitur yang
meliputi jumlah tanggungan keluarga (X1), jumlah pinjaman (X2), dan
jangka waktu pengembalian pinjaman (X3), terhadap kelancaran
pengembalian pinjaman prosedur (Y).
Dalam penelitian ini, peneliti mempunyai hipotesa bahwa karakteristik
debitur yang meliputi jumlah tanggungan keluarga (X1), jumlah pinjaman
(X2), dan jangka waktu pengembalian pinjaman (X3) berpengaruh secara
parsial dan simultan terhadap kelancaran pengembalian pinjaman prosedur
36
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penilitian yang digunakan dalam penelitian ini merupakan penelitian
yang bersifat deskriptif kuantitatif. Penelitian yang bersifat deskriptif
bertujuan menggambarkan secara tepat sifat-sifat individu, keadaan, gejala,
atau kelompok tertentu, atau untuk menentukan frekuensi atau penyebaran
suatu gejala atau frekuensi adanya hubungan antara suatu gejala dan gejala
lain dalam masyarakat. Dalam hal ini mungkin sudah ada hipotesis-hipotesis,
mungkin belum, tergantung dari sedikit-banyaknya pengetahuan tentang
masalah yang bersangkutan.43
Penelitian deskriptif kuantitatif merupakan penelitian yang dilakukan
dengan cara menggambarkan variabel bebas beserta variabel terikat dan
membuktikan pengaruh dari variabel bebas ke dalam variabel terikat melalui
pengujian hipotesis. Dalam penelitian ini, menggunakan metode survey,
metode survey digunakan untuk mendapatkan data dari tempat tertentu yang
alamiah (bukan buatan), tetapi peneliti melakukan perlakuan dalam
pengumpulan data seperti observasi dan wawancara.44
43 Ulber Silalahi, Metode Penelitian Sosial, Cet. Ke-2, (Bandung: PT Refika Aditama, 2010), 28.
44 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan R&D, Cet. Ke-11, (Bandung: Alfabeta,
2010),11.
37
B. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada tanggal 24 Nopember hingga 24 Desember
2014 pada debitur KPRI Bahagia Jaya Kec. Gubeng Surabaya. Lokasi
penelitian berada di KPRI Bahagia Jaya Kec. Gubeng Surabaya. Waktu
penelitian pada jam 08.00-15.00 WIB dalam setiap harinya dengan
pertimbangan rentang jam tersebut merupakan jam kerja operasional di KPRI
Bahagia Jaya Kec. Gubeng Surabaya.
C. Populasi Penelitian
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek atau subjek
yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.45 Adapun yang
menjadi populasi dalam penelitian ini adalah jumlah peminjam prosedur aktif
selama tahun 2014 pada KPRI Bahagia Jaya Kec. Gubeng Surabaya yang
berjumlah 65 orang.
D. Variabel Penelitian
Ada dua variabel yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu variabel
independen atau variabel bebas yang selanjutnya dinyatakan dengan simbol X
38
dan variabel dependen atau variabel terikat yang selanjutnya dinyatakan
dengan simbol Y.
a. Variabel Bebas (X)
Variabel independen atau variabel bebas adalah variabel yang nilainya
dapat mempengaruhi variabel lain. Variabel bebas atau independent variabel (X) adalah karakteristik debitur.
Indikator dari variabel karakteristik debitur:
X1 = Jumlah Tanggungan Keluarga
X2 = Jumlah Pinjaman
X3 = Jangka Waktu Pengembalian
b. Variabel Terikat (Y)
Variabel dependen atau variabel terikat adalah variabel yang nilainya
dipengaruhi atau tergantung oleh satu atau lebih variabel bebas.
Variabel terikat atau dependent variable (Y) pada penelitian kali ini
hanya terdiri dari satu variabel yaitu :
Y = Kelancaran Pengembalian Pinjaman
E. Definisi Operasional
Definisi operasional adalah definisi berupa cara mengukur variabel-variabel yang ada agar dapat dioperasionalkan dimana variabel-variabel independen
39
Tabel 2.2
Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel
NO Indikator Definisi Pengukuran
1 Jumlah Tanggungan Keluarga (X1)
Jumlah anggota keluarga debitur termasuk istri atau suami, anak kandung.
Diukur dengan satuan orang sesuai dengan kartu anggota. 2 Jumlah Pinjaman
(X2)
Besar pinjaman merupakan besarnya realisasi pinjaman yang diberikan oleh Koperasi kepada peminjam (debitur).
Diukur dengan satuan rupiah.
3 Jangka Waktu Pengembalian Pinjaman (X3)
Jangka waktu pengembalian pinjaman merupakan jangka waktu yang telah disepakati oleh peminjam dan pemberi pinjaman sebelumnya.
Diukur dengan satuan bulan.
4 Kelancaran Pengembalian Pinjaman (Y)
Lancar atau tidaknya debitur dalam membayar pokok pinjaman maupun bunga pinjaman sesuai dengan waktu yang telah ditentukan sebelumnya.
Lancar = 1 Tidak Lancar = 0
5 Koperasi Pegawai Republik Indonesia (KPRI)
Koperasi Pegawai Negeri yang beranggotakan para pegawai negeri baik pegawai pusat maupun daerah.
F. Jenis Data dan Sumber Data
1. Jenis Data
Penelitian ini menggunakan data kuantitatif, yaitu data yang
disajikan dalam bentuk angka, menunjukkan nilai terhadap variabel hasil
[image:52.612.129.522.121.533.2]
40
waktu (time series), yaitu data yang merupakan hasil pengamatan dalam
suatu rentang waktu tertentu.46
2. Sumber Data
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis
sumber data sekunder yang diperoleh dari buku laporan tahunan pinjaman
prosedur, buku anggota koperasi dan buku laporan RAT tahunan.
G. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
1. Dokumentasi
Dilakukan dengan mempelajari dokumen-dokumen atau data yang
dibutuhkan. Metode dokumentasi pada penelitian ini adalah mencari,
mencatat, mengumpulkan informasi mengenai pinjaman prosedur di KPRI
Bahagia Jaya Kec. Gubeng Surabaya.
2. Wawancara
Wawancara, merupakan cara observasi yang bersifat langsung.
Wawancara merupakan suatu bentuk cara guna memperoleh
keterangan-keterangan, sifatnya adalah fleksibel dan dapat disesuaikan pada kondisi
setempat serta individual. Pada penelitian ini menggunakan teknik wawancara tidak tersusun (unstructured interview). Wawancara tersebut
46 Soeratno, Metode Penelitian Untuk Ekonomi dan Bisnis, (Yogyakarta: Unit Penerbitan Dan
41
tidak menggunakan daftar lampiran wawancara. Wawancara dilakukan
dengan Ketua Koperasi dan beberapa pegawai koperasi.
3. Studi Kepustakaan
Peneliti memperoleh data dari buku-buku pustaka, majalah, jurnal,
dan berbagai literatur lainnya yang menjadi referensi serta yang sesuai
dengan penelitian.
H. Teknik Analisis Data
1. Analisis Deskriptif
Analisis deskriptif digunakan untuk mengidentifikasi gambaran dari
karakteristik responden atau konsumen (jenis kelamin, status pernikahan,
lama pendidikan, usia, pekerjaan) serta variabel penelitian yang mencakup
variabel karakteristik debitur yang terdiri dari jumlah tanggungan
keluarga, jumlah pinjaman, dan jangka waktu pengembalian pinjaman
terhadap kelancaran pengembalian pinjaman prosedur.47
2. Metode Regresi Logistik
Pada dasarnya logistic regression (regresi logistik) sama dengan
analisis diskriminan; perbedaan ada pada jenis data dari variabel dependen.
Jika pada analisis diskriminan variabel dependen adalah data rasio, maka
42
pada regresi logistik variabel dependen adalah data nominal. Data nominal di sini lebih khusus adalah data binary.
Dengan demikian, tujuan regresi logistik adalah pembuatan sebuah
model regresi untuk memprediksi besar variabel dependen yang berupa
sebuah variabel binary menggunakan data variabel independen yang sudah
diketahui besarnya.
Variabel binary adalah jenis nominal dengan dua kriteria saja,
seperti:
1 = Membeli
0 = Tidak Membeli
Atau contoh yang lainnya, seperti gagal-sukses, risiko-tidak
risiko.48 Dalam penelitian ini variabel binarynya adalah lancar-tidak
lancar.
Analisis regresi logistik disebut juga model logistic atau model
logit. Model regresi logistik adalah salah satu model yang digunakan
untuk mencari hubungan antara peubah respon kategori dengan satu atau
lebih peubah penjelas yang kontinyu ataupun kategori. Tujuan dari analisis
regresi logistic adalah mengetahui seberapa jauh model yang digunakan
mampu memprediksi secara benar kategori group dari sejumlah individu.49
48 Singgih Santoso, Statistik Multivariat, (Jakarta: PT Elex Media Kompetindo, 2010), 206
49 Antara, Sumarminingsih, dan Handoyo, Model Jaringan Syaraf Tiruan Backpropagation dengan
43
Asumsi-asumsi dalam regresi logistik:50
Tidak mengasumsikan hubungan linier antar variabel dependen dan
independent.
Variabel dependen harus bersifat dikotomi (2 variabel).
Variabel independent tidak harus memiliki keragaman yang sama antar
kelompok variabel.
Sampel yang diperlukan dalam jumlah relatif besar, minimum
dibutuhkan hingga 50 sampel data untuk sebuah variabel prediktor
(bebas).
Ketika suatu data dapat memenuhi asumsi normalitas, linieritas
dan keragaman yang homogen, kita dapat menggunakan prosedur analisis
diskriminan untuk mengevaluasi hubungan antara variabel dependen
non-metrik, namun regresi logistik akan lebih baik dalam memaparkan
hubungan tersebut karena dapat menjelaskan hubungan antar variabel
layaknya persamaan linier.
Kelebihan metode regresi logistik adalah lebih fleksibel dibanding
teknik lain, yaitu:51
a. Regresi logistik tidak memiliki asumsi normalitas atas variabel bebas
yang digunakan dalam model.
50 Statistikceria.blogspot.com/2003/01/konsep-regresi-logistik-biner-dikotomi.html, diakses pada
tanggal 10 Desember 2014
51 Mudrajat Kuncoro, Metode Kuantitatif : Teori dan Aplikasi untuk Bisnis dan Ekonomi,
44
b. Variabel bebas dalam regresi logistik bisa campuran dari variabel
kontinyu, diskrit, dan dikotomis.
c. Regresi logistik amat bermanfaat digunakan apabila distribusi respon
atas variabel terikat diharapkan nonlinear dengan satu atau lebih
variabel bebas.
Digunakannya regresi logistik dalam penelitian ini dikarenakan
regresi logistik tidak mensyaratkan jumlah sampel untuk kategori terikat.
Analisis logit digunakan untuk menganalisis data kualitatif yang
mencerminkan dua pilihan (kategori) atau sering disebut binary logistic regression. Teknik analisis ini tidak memerlukan asumsi normalitas data
pada variabel bebasnya.52
a. Estimasi Fungsi Regresi Logistik
Regresi logistik merupakan suatu model analisis untuk mengetahui
pengaruh variabel-variabel prediktor yang berskala metrik (kontinyu) atau
kategorik (nominal) terhadap variabel respon yang berskala kategorik.
Estimasi model tersebut yaitu:53
L1 = Ln �
1−� = a + �X1 + �X2 +�X3
52 Imam Ghozali, Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS, (Semarang: Badan
45
Keterangan:
L1 = Variabel respon, dalam hal ini tingkat kelancaran pengembalian
pinjaman (Y : 1 = lancar, 0 = tidak lancar)
a = Konstanta
p = probabilitas
� = Koefisien regtresi logit
Ln = log off odd
X1 = Jumlah Tanggungan Keluarga
X2 = Jumlah Pinjaman
X3 = Jangka Waktu Pengembalian Pinjaman
b. Uji Signifikansi Model
Untuk mengetahui pengaruh variabel bebas terhadap variabel tidak bebas secara bersama-sama (simultan/overall) di dalam model, dapat
menggunakan Uji Likelihood Ratio. Hipotesisnya adalah sebagai
berikut:54
H0: �1 = �2 =....= �p = 0 (tidak ada pengaruh variabel bebas secara
simultan terhadap variabel tak bebas)
H1: minimal ada satu �j ≠ 0 (ada pengaruh paling sedikit satu variabel
bebas terhadap variabel tak bebas)
46
Untuk j = 1,2,...,p
Statistik uji yang digunakan adalah:
G
2= - 2
In
+
�0��
Keterangan :
L0 = Maksimum Lieklihood dari model reduksi (Reduced Model) atau