• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROFIL SENTRA INDUSTRI TAHU GUNUNG SAREN KIDUL KELURAHAN TRIMURTI KECAMATAN SRANDAKAN KABUPATEN BANTUL.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PROFIL SENTRA INDUSTRI TAHU GUNUNG SAREN KIDUL KELURAHAN TRIMURTI KECAMATAN SRANDAKAN KABUPATEN BANTUL."

Copied!
127
0
0

Teks penuh

(1)

i

KABUPATEN BANTUL

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh

Gelar Sarjana Pendidikan Teknik

Disusun Oleh : NUR FITRI ASTUTI

NIM : 035724011

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK BOGA JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK BOGA BUSANA

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

(2)

ii

Skripsi yang berjudul “ Profil Sentra Industri Tahu Gunung Saren Kidul, Kelurahan Trimurti, Kecamatan Srandakan, Kabupaten Bantul ” ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diujikan.

Yogyakarta, 14 November 2008 Pembimbing

(3)

iii Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Nur Fitri Astuti

NIM : 035724011

Program Studi : Pendidikan Teknik Boga

Jurusan : Pendidikan Teknik Boga Busana

Fakultas : Teknik

Universitas : Universitas Negeri Yogyakarta Judul Skripsi :

PROFIL SENTRA INDUSTRI TAHU GUNUNG SAREN KIDUL KELURAHAN TRIMURTI KECAMATAN SRANDAKAN

KABUPATEN BANTUL

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi ini benar-benar karya saya sendiri. Sepanjang pengetahuan saya tidak terdapat karya atau pendapat yang ditulis atau diterbitkan orang lain kecuali sebagai acuan atau kutipan dengan mengikuti tata penilisan karya ilmiah yang telah lazim.

Yogyakarta, November 2008 Yang menyatakan

(4)

iv

PROFIL SENTRA INDUSTRI TAHU GUNUNG SAREN KIDUL KELURAHAN TRIMURTI KECAMATAN SRANDAKAN

KABUPATEN BANTUL

Di Susun Oleh :

NUR FITRI ASTUTI NIM. 035724011

Telah dipertahankan didepan Tim Penguji Skripsi Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta pada tanggal 28 November 2008 Dan dinyatakan telah memenuhi syarat guna memperoreh gelar Sarjana

Pendidikan Teknik

DEWAN PENGUJI

Nama Jabatan Tanda Tangan Tanggal

Mutiara Nugraheni M.Si Ketua Penguji ………... ………..

Sutriyati Purwanti M.Si Sekretaris Penguji ………... ………..

Fitri Rahmawati M.Pd Penguji Utama ………... ……….. Yogyakarta, Desember 2008

Fakultas Teknik

Universitas Negeri Yogyakarta a.n. Dekan

Pembantu Dekan I

Dr. Sudji Munadi

(5)

v

Kegagalan bukan akhir dari segalanya, kegagalan adalah sebuah bentuk teguran dari sebuah kekurangan Berbahagialah bagi orang yang mendapatkanya Jika qita berusaha karena kegagalan itu maka di dalamnya terdapat sebuah kekuatan yang bisa mengubah diri kita, sehingga membentuk jembatan yang kan menghubungkan qt pada kehidupan yang lebih baik yang kan membukakan qt pada sebuah pintu kesuksesan Baik di dunia dan akhirat..”asalkan qt maw berusaha” Tetapi semua qt kembalikan kepada 4jji… Yang memberikan jalan yang berbeda-beda bagi setiap umatnya. Di dunia ini tidak ada urusan yang berat, dan tidak ada sesuatupun yang tidak bisa kita kerjakan bila hati Qta selalu iklas, berusaha, berdoa dan berserah diri kepada 4jji SWT.. ( By My Self….’ )

(6)

vi kepersembahkan untuk :

Ibu, Bapak yang telah memberikan doa restu yang membuat kesulitan ini terasa lebih mudah hingga terselesaikanya skripsi ini, telah qu tunaikan separuh tanggung jawabku.

Kedua saudaraku mbak nia n rahma.

Eyang Kakung, Bulik Ning dan Semua KELUARGA BESARQU terimakasih untuk doa dan pangestunya….

Keponakanqu Dafa & Kucing kecilqu Etto, jibon yang lucu2, n menggemaskan”Seseorang dalam doaqu” smoga engkau adalah setetes embun yang kan

menyejukanQu..yang kan menguatkan relung2 hati dan jiwaku, yg kan menjadikanQu bagian dr tulg2 rusuknya..” dan selalu menuntunqu berada di jalanMu ya 4jji”

Semua fihak yang telah memberikan dukungan saat penyusunan sripsi, temen2 Keluarga dan Sahabat2qu yang meluangkan waktu datang ke pendadaranqu yang g bisa di sebutin 1/1 thanks for all….,Aq tak brarti tanpa kalian..”.

(7)

vii

Oleh : Nur Fitri Astuti NIM. 035724011

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini secara umum adalah untuk mengetahui : (1) Profil sentra industri tahu di Gunung Saren Kidul, (2) Kondisi internal dan eksternal yang dimiliki oleh sentra indutri tahu di Gunung Saren Kidul, (3) Alternatif strategi pengembangan usaha yang dapat dilakukan oleh sentra industri tahu Gunung Saren Kidul.

Jenis penelitian ini adalah penelitian survey dengan pendekatan diskriptif kualitatif. Teknik pengambilan sample dengan Purposive sampling. Sampel dari penelitian ini adalah industri tahu di Gunung Saren Kidul, Trimurti, Srandakan, Bantul, yang berjumlah 28 industri. Teknik pengumpulan data dengan menggunakan metode wawancara, observasi dan dokumentasi. Analisa data menggunkan analisa deskriptif dan analisa SWOT.

Hasil penelitian menunjukan 1) Profil sentra industri tahu gunung saren kidul dilihat dari (a)Aspek Tenaga Kerja, tingkat pendikan masih rendah yaitu lulusan SD sebanyak 16 orang ( 57% ). Dengan tenaga kerja keluarga dan pekerja sebanyak 2-5 orang; (b) Aspek Bahan baku, bahan baku mudah di dapat dengan harga yang murah, perhari membutuhkan 25-160 kg kedelai/hari dengan kedelai USA dan lokal. (c) Aspek Metode produksi, di olah dengan cara modern dan tradisional, modern dengan menggunakan tenaga uap dan tradisional dengan jedeng. Macam produk antara lain: tahu putih, tahu magel, tahu sayur, tahu goreng, tahu pong bakso, tahu useng dan tahu kuning dengan ketahanan 2-3 hari. (d) Aspek Modal, Modal bersumber dari modal sendiri atau dari orang tua karena meneruskan usaha. (e) Aspek Pemasaran, cara memasarkan dengan distribusi langsung, Promosi yang dilakukan masih sederhana. 2) Kondisi internal dan eksternal sentra industri tahu gunung saren kidul untuk kekuatan adalah pengalaman turun temurun, upah karyawan rendah, interaksi dan kekerabatan yang cukup kuat, bahan baku mudah di dapat, limbah tahu dimanfaatkan menjadi makanan ternak dan biogas, tersedianya modal pinjaman, tidak ada keluhan dari pelanggan. Kelemahan: SDM rendah, merasa puas terhadap hasil yang didapat, masih memakai teknologi tradisional/sederhana, produk kurang bervariasi, tidak berani melakukan peminjaman modal, pasaran masih sempit. Kondisi Eksternal, meliputi peluang dan ancaman usaha. Peluang; distribusi langsung, pemasok mengantar dan menyediakan bahan baku secara cepat, tepat sesuai permintaan pelanggan, tidak ada keluhan dari pelanggan tentang kualitas produk, banyaknya lembaga pendukung yang memperdulikan kamajuan sentra industri tahu gunung saren kidul. Ancaman : persaingan usaha sejenis, munculnya usaha baru yang sejenis sehingga menambah persaingan, besar kecilnya produksi tergantung hari-hari tertentu, kenaikan harga BBM. 3) Alternatif strategi yang bisa diterapkan untuk pengembangan industri dengan strategi S-O antara lain: menambah modal untuk membeli peralatan yang lebih modern; menjaga kualitas produk; pengembangan produk menembuas konsumen menengah ke atas; memaksimalkan peran lembaga pendukung; menjaga forum dialog dn pembelajaran antar pengrajin.

(8)

viii

melimpahkan Rahmat serta Hidayahnya sehingga penyusun dapat menyelesaikan karya tulis tugas akhir skrisi dengan judulProfil Sentra Industri Tahu Gunung Saren Kidul Kelurahan Trimurti Kecamatan Srandakan, Kabupaten Bantul”. Skripsi ini disusun dan diajukan kepada Fakultas Teknik Unuversitas

Negeri Yogyakarta guna memenuhi persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Teknik.

Keberhasilan penulisan tugas akhir skripsi ini, tidak lepas dari bantuan beberapa pihak, untuk itu penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Wardan Suyanto, Ed. D. selaku Dekan Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta.

2. Dr. Sri Wening M.Pd. selaku Ketua Jurusan PTBB Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta.

3. Ibu Mutiara Nugraheni, M. Si, selaku dosen pembimbing skripsi yang telah meluangkan waktunya untuk membimbing dan memberikan masukan kepada penulis hingga terselesaikan skripsi ini.

4. Dosen-dosen Jurusan Pendidikan Teknik Boga Busana yang banyak memberikan ilmu dan pengetahuan selama penulis menuntut ilmu di jurusan PTBB.

5. Para pemilik industri tahu, ketua kelompok Ngudi Lestari dan Murti Tahu di Gunung Saren Kidul, yang telah memberikan informasi yang telah diberikan sehingga penulis mendapatkan data yang diinginkan.

6. Orang Tua dan keluarga yang telah memberikan bantuan baik moril maupun berupa materi sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir Skripsi dengan sebaik-baiknya.

(9)

ix

kurang sempurna. Untuk kritik beserta saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan. Penulis berharap semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi penulis dan semua pihak yang membutuhkan semoga menjadi amal ibadah yang diterima di sisi-Nya.

Amin.

Yogyakarta, Desember 2008

(10)

x

PERSETUJUAN……….………...ii

PERNYATAAN...……..………iii

LEMBAR PENGESAHAN………iv

MOTTO………..………...……….…..…...v

PERSEMBAHAN………...vi

ABSTRAK...………...viii

KATA PENGANTAR………..………...viiii

DAFTAR ISI……….………….………..x

DAFTAR TABEL……….………..xiiii

DAFTAR GAMBAR……….………..xiv.

DAFTAR LAMPIRAN ……….xv BAB I PENDAHULUAN………...………....1

A. LatarBelakang………...1

B. Identifikasi Masalah……….………5

C. Pembatasan Masalah……….………...5

D. Rumusan Masalah………6

E. Tujuan Penelitian……….6

F. Manfaat Penelitian………..………..………...7

BAB II KAJIAN PUSTAKA………....………..…...…8

A. Deskripsi Teori……….8

1. Industri……….. ……….8

a. Pengertian Industri………..8

b. Klasifikasi Industri ……….9

c. Industri Kecil dan Industri Rumah Tangga……….9

d. Sentra Industri Tahu Gunung Kidul………..12

2. PengertianAnalisis SWOT dan Strategi Pengembangan Usaha…....…13

a. Aspek Tenaga Kerja ………..………...17

(11)

xi

e. Aspek Pemasaran ………24

B. Kerangka Berfikir………...26

C. Pertanyaan Penelitian………25

BAB III METODOLOGI PENELITIAN……….27

A. Desain Penelitian……….………27

B. Definisi Operasional Istilah Penelitian……….…………...28

C. Populasi dan Sampel Penelitian……….………28

D. Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian………30

E. UjiValiditas Instrumen………..………34

F. Teknik Analisis Data………..34

G. Prosedur Penelitian………..……….……….40

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN………...…………...41

A. Hasil Penelitian………..…41

1. Profil Sentra Industri GunungSaren Kidul………….. ……….41

a.Aspek Tenaga Kerja….……….48

b. Aspek Bahan Baku………...45

c. Aspek Metode Produksi………..47

d. Aspek Modal ………..56

e. Aspek Pemasaran………58 2. Kondisi Internal dan Eksternal Sentra Industri Tahu Gunung Saren Kidul………61

B. Pembahasan…………...………62

1. Pembahasan Profil Sentra Industri Tahu Gunung Saren Kidul……....62

2. Kondisi Internal dan Eksternal Sentra Industri Tahu Gunung Saren Kidul dari Analisis SWOT………..68

3. Alternatif Strategi Pengembangan Sentra Industri Tahu Gunung Saren Kidul……….………..80

(12)

xii

DAFTAR PUSTAKA…..………...…..………88

(13)

xiii

Tabel2. IFAS………...……….36

Tabel 3. EFAS………...……36

Tabel 4. Modifikasi pengkategorian penilaian factor-faktor positif…………...37

Tabel 5. Modifikasi pengkategorian penilaian factor-faktor negative………..…37

Tabel 6. Modifikasi pengkategorian penilaian jumlah factor positif………...….39

Tabel 7. Modifikasi pengkategorian penilaian jumlah faktor negative……...…..39

Tabel 8. Identitas responden berdasarkan jenis kelamin………...…..……41

Tabel 9. Indentitas responden berdasarkan umur………..….41

Tabel 10. Pendidikan Formal……….…42

Tabel 11. Identitas Responden Menurut Lama Usaha……….…..43

Tabel 12. Yang Terlibat dalam Menjalan Usaha……….……..43

Table 13 Pengrajin yang mempunyai pekerja di luar anggota keluarga…….…...45

Tabel 14. Pengadaan Bahan Baku………..…47

Tabel 15 Jumlah bahan baku dalam satu kali opersional ………..…47

Table 16 biaya pembelian bahan baku………..….48

Tabel 17 mesin penggiling kedelai………....54

Tabel 18 daftar pemakaian alat secara tradisional dan modern………...54

Table 19 peralatan yang digunakan untuk mengolah tahu……….…55

Table 20 macam-macam tahu yang dihasilkan dan harg untuk 1 kg tahu…….…55

Table 21 banyaknya produksi tahu dalam sekali operasional/sehari………….…56

Table 22 biaya operasional sehari ……….57

Tabel 23 Pendapatan dalam satu hari……….57

Table 24 rata-rata pendapatan perhari………... 61

Tabel 25 identifikasi factor internal………...63

Tabel 26. identifikasi factor eksternal………....65

Table 27 analisis SWOT………71

Tabel 28 EFAS………...73

Tabel 29IFAS………75

(14)

xiv

Gambar 1. Diagram analisis SWOT….…….………16

Gambar 2. Skema Kerangka Penelitian……….………25

Gambar 3. Matrik SWOT……….……….38

(15)

xv Lampiran 1. Instrumen penelitian

Lampiran 2. Data Penelitian

(16)

vii Oleh : Nur Fitri Astuti NIM. 035724011

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini secara umum adalah untuk mengetahui : (1) Profil sentra industri tahu di Gunung Saren Kidul, (2) Kondisi internal dan eksternal yang dimiliki oleh sentra indutri tahu di Gunung Saren Kidul, (3) Alternatif strategi pengembangan usaha dengan anaisis SWOT, yang dapat dilakukan oleh sentra industri tahu Gunung Saren Kidul.

Jenis penelitian ini adalah penelitian survey / diskriptif eksploratif. Teknik pengambilan sample dengan Purposive sampling. Sampel dari penelitian ini adalah industri tahu di Gunung Saren Kidul, Trimurti, Srandakan, Bantul, yang berjumlah 28 industri. Teknik pengumpulan data dengan menggunakan metode wawancara, observasi dan dokumentasi. Analisa data menggunkan analisa deskriptif dan analisa SWOT.

Hasil penelitian menunjukan 1) Profil sentra industri tahu gunung saren kidul dilihat dari (a)Aspek Tenaga Kerja, tingkat pendikan masih rendah yaitu lulusan SD sebanyak 16 orang ( 57% ), dengan tenaga kerja keluarga dan pekerja sebanyak 2-5 orang; (b) Aspek Bahan baku, bahan baku mudah di dapat dengan harga yang murah, perhari membutuhkan 25-160 kg kedelai/hari dengan kedelai USA dan lokal. (c) Aspek Metode produksi, di olah dengan cara modern dan tradisional, modern dengan menggunakan tenaga uap dan tradisional dengan jedeng. Macam produk antara lain: tahu putih, tahu magel, tahu sayur, tahu goreng, tahu pong bakso, tahu useng dan tahu kuning dengan ketahanan 2-3 hari. (d) Aspek Modal, Modal bersumber dari modal sendiri atau dari orang tua karena meneruskan usaha. (e) Aspek Pemasaran, cara memasarkan dengan distribusi langsung, Promosi yang dilakukan masih sederhana. 2) Kondisi internal dan eksternal sentra industri tahu gunung saren kidul untuk kekuatan adalah pengalaman turun temurun, upah karyawan rendah, interaksi dan kekerabatan yang cukup kuat, bahan baku mudah di dapat, limbah tahu dimanfaatkan menjadi makanan ternak dan biogas, tersedianya modal pinjaman, produk habis dalam 1 kali pasaran. Kelemahan: SDM rendah, merasa puas terhadap hasil yang didapat, masih memakai teknologi tradisional/sederhana, produk kurang bervariasi, jumlah modal minim, pasaran masih sempit. Kondisi Eksternal, meliputi peluang dan ancaman usaha. Peluang; distribusi langsung, pemasok mengantar dan menyediakan bahan baku secara cepat, tepat sesuai permintaan pelanggan, tidak ada keluhan dari pelanggan tentang kualitas produk, banyaknya lembaga pendukung yang memperdulikan kamajuan sentra industri tahu gunung saren kidul. Ancaman : persaingan usaha sejenis, munculnya usaha baru yang sejenis sehingga menambah persaingan, besar kecilnya produksi tergantung hari-hari tertentu, kenaikan harga BBM. 3) Alternatif strategi yang bisa diterapkan untuk pengembangan industri dengan strategi S-O antara lain: melakukan peminjaman modal untuk membeli peralatan yang lebih modern, menjaga kualitas produk, pengembangan produk menembus konsumen menengah ke atas, mempertahankan paguyuban yang mengurusi segala kegiatan yang berhubungan dengan kemajuan industri, memaksimalkan peran lembaga pendukung.

(17)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Terpuruknya perekonomian Indonesia akibat krisis moneter, telah mengakibatkan berbagai perubahan kebijakan ekonomi pemerintah. Perubahan kebijakan tersebut berakibat pula pada perubahan berbagai sektor kegiatan perekonomian. Sektor industri merupakan salah satu korban krisis moneter di Indonesia. Banyak industri yang terpaksa gulung tikar karena tidak mampu lagi membiayai produksi yang mereka lakukan. Mereka sangat sulit mendapatkan bantuan dari pemerintah mengingat kondisi keuangan negara juga tidak memungkinkan, Namun bagi industri kecil dan rumah tangga justru mampu menunjukan eksistensinya dan tetap bertahan dari terpuruknya perekonomian.

(18)

Keberadaan industri kecil dan industri rumah tangga terutama di daerah pedesaan di harapkan mampu menampung tenaga kerja dan memperluas kesempatan kerja yang sudah ada. Di dukung oleh kemudahan dalam memperoleh bahan baku, dan kemudahan dalam memperoleh tenaga kerja, membuat industri kecil di wilayah pedesaan semakin berkembang.

Data monografi tahun 2002 sentra industri tahu di pedukuhan Gunung Saren kidul jumlah pengrajin tahu sebanyak 18 orang, tetapi pada tahun 2007 meningkat menjadi sekitar 58 pengusaha/pengrajin, mengalami kenaikan sebesar 79%. Peningkatan tersebut selain karena sempitnya lahan pertanian sekitar 5,3 % dari luas wilayah ( 645.50. Ha ) sehingga sektor pertanian tidak bisa dijadikan sebagai sumber mata pencaharian utama bagi keluarga, selain itu dipengaruhi juga adanya factor usaha yang telah dilakukan secara turun temurun.

(19)

Industri tahu dalam perkembangannya memberikan manfaat bagi masyarakat Gunung Saren Kidul yaitu sebagai pencipta lapangan kerja sekaligus sumber pendapatan alternative di sektor nonpertanian karena lahan pertanian sangat sempit sehingga banyak di antaranya masyarakat yang ada di gunung saren kidul menggeluti usaha tahu sebagai mata pencaharian mereka.

Selain memberikan manfaat bagi pengrajin sebagai sumber nafkah keluarga, tetapi mereka juga mengalami kesulitan baik yang timbul darii pengrajin sendiri (internal) maupun dari lembaga-lembaga yang terkait (eksternal). Kendala internal antara lain SDM yang masih rendah, modal yang minim, produk yang dihasilkan kurang bervarisi, minimnya promosi dapat dilihat dari jangkauan wilayah pemasaran yang sempit yaitu Kulon Progo, Bantul dan Yogyakarta. Kendala Eksternal antara lain adanya kenaikan harga BBM, dan banyaknya persaingan juga merupakan ancaman bagi kelangsungan usaha.

(20)

Langkah awal dari usaha ini adalah dengan melakukan penelitian tentang profil sentra industri tahu yang meliputi aspek Tenaga Kerja, Modal, Bahan Baku, dan Pemasaran agar bisa diperoleh gambaran kondisi sentra industri tahu sehingga bisa direncanakan langkah penanganan lebih lanjut terhadap sentra industri tersebut. Langkah di atas bertujuan agar dapat melihat secara obyektif kondisi-kondisi internal dan eksternal sentra industri tahu di Gunung Saren Kidul, agar dapat mengantisipasi perubahan lingkungan eksternal. Jadi perencanaan strategis penting untuk memperoleh keunggulan bersaing dan memiliki produk yang sesuai dengan keinginan konsumen dengan dukungan yang optimal dari sumber daya yang ada.

Metode yang dapat diterapkan untuk menyusun strategi pengembangan usaha adalah dengan analisis SWOT. Alasan penggunaan analisis SWOT pada sentra indutri tahu Gunung Saren Kidul karena untuk mengetahui alternatif strategi yang digunakan para pengrajin dalam menghadapi persaingan yang semakin ketat karena itu pengrajin memerlukan strategi yang tepat untuk mempertahankan dan mengembangkan usahanya. Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, perlu dilakukan penelitian dengan judul "Profil Sentra Industri Tahu Gunung Saren Kidul Kelurahan Trimurti Kecamatan

(21)

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka dapat diidentifikasi permasalahan sebagai berikut :

1. Bagaimana Sanitasi Higyene di industri tahu Gunung Saren Kidul?

2. Apa sebab terjadi peningkatan pengrajin tahu sebanyak 79% dari tahun 2002–2007?

3. Apa yang menyebabkan penduduk Gunung Saren Kidul menggeluti usaha tahu?

4. Bagaimanakah profil sentra industri tahu di Gunung Saren Kidul ?

5. Bagaimanakah kondisi internal dan eksternal yang dimiliki oleh sentra indutri tahu di Gunung Saren Kidul ?

6. Bagimanakah alternatif strategi pengembangan usaha yang dapat dilakukan oleh sentra industri tahu Gunung Saren Kidul ?

C. Pembatasan Masalah

Mengingat luasnya permasalahan yang ada serta keterbatasan kemampuan peneliti maka dalam penelitian ini permasalahan yang di kaji terbatas pada :

1. Profil sentra industri tahu di Gunung Saren Kidul, dilihat dari Aspek Tenaga Kerja, Aspek Bahan Baku, Aspek Metode Produksi, Aspek Modal, dan Aspek Pemasaran.

(22)

3. Alternatif strategi pengembangan usaha dengan analisis SWOT, yang dapat dilakukan oleh sentra industri tahu Gunung Saren Kidul.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah dalam penelitian ini maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut :

1. Bagaimanakah Profil sentra industri tahu di Gunung Saren Kidul dilihat dari Aspek Tenaga Kerja, Aspek Bahan Baku, Aspek Metode Produksi, Aspek Modal, dan Aspek Pemasaran ?

2. Bagaimanakah Kondisi internal dan eksternal yang dimiliki oleh sentra indutri tahu di Gunung Saren Kidul ?

3. Bagaimanakah Alternatif strategi pengembangan usaha dengan Analisis SWOT, yang dapat dilakukan oleh sentra industri tahu Gunung Saren Kidul?

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Mengetahui Profil sentra industri tahu di Gunung Saren Kidul dilihat dari Aspek Tenaga Kerja, Aspek Bahan Baku, Aspek Metode Produksi, Aspek Modal, dan Aspek Pemasaran.

(23)

3. Mengetahui Alternatif strategi pengembangan usaha dengan analisis SWOT, yang dapat dilakukan oleh sentra industri tahu Gunung Saren Kidul.

F. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan untuk kegunaan teoritis maupun praktis sebagai berikut :

1. Manfaat Teoritis : a. Bagi industri

Dapat memberikan sumbangan pemikiran dalam meningkatkan keberhasilan usaha.

b. Bagi Ilmu pengetahun

Dapat memberikan masukan bagi pengembangan Ilmu Pengetahuan yang ada terutama mata kuliah Kewirausahaan, Pemasaran dan Manajemen Industri.

2. Manfaat Praktis a. Bagi Peneliti

Dapat menambah wawasan dan pengetahuan masalah faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan pengusaha tahu di Gunung Saren Kidul.

b. Bagi Penelitian lain di Fakultas Teknik

(24)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Deskripsi Teori

1. Industri

a. Pengertian Industri

Departemen Perindustrian, UU No 5 tahun 1984 mendefinisikan pengertian industri sebagai berikut : " Suatu kegiatan ekonomi yang mengolah bahan mentah, bahan baku, barang setengah jadi, dan atau barang jadi menjadi barang dengan nilai yang lebih tinggi kegunaanya, tidak termasuk kegiatan rancang bangun dan perekayasaan industri".

Menurut Nursid Sumatmadja (1981 : 179) berpendapat bahwa "Industri dalam arti sempit adalah kegiatan ekonomi yang mengolah bahan mentah menjadi barang jadi atau barang setengah jadi / manutacturing industry". Menurut UU industri Tahun 1984 mendefinisikan "Industri sebagai berikut : "Suatu kegiatan ekonomi yang mengolah bahan mentah, bahan baku, barang setengah jadi, dan atau barang jadi menjadi barang dengan nilai yang lebih tinggi untuk penggunaannya, termasuk kegiatan rancang bangun dan perekayasaan industri".

(25)

tersendiri mengenai produksi dan struktur biaya serta ada seorang atau lebih yang bertanggung jawab atas usaha tersebut".

b. Klasifikasi Industri

Secara umum, industri di golongkan berdasarkan kriteria-kriteria tertentu. Menurut Departemen Perindustrian dalam bukunya Raillon, Francois (1990:21) mengklasifikasikan industri sebagai berikut :

a. Industri mesin dan logam dasar ( termasuk mesin listrik dan alat transportasi)

b. Industri kimia dasar ( termasuk pupuk, petrokimia, dan sebagainya ) c. Aneka industri ( terdiri pada umumnya dari industri ringan )

d. Industri kecil (definisinya bukan menurut jenis produk yang dihasilkan tetapi menurut ukuran perusahaan)

Menurut BPS (2000:20) menggolongkan industri berdasarkan jumlah tenaga kerja yaitu :

a. Industri besar adalah industri yang mempunyai tenaga kerja 100 orang atau lebih

b. Industri sedang adalah industri yang mempunyai tenaga kerja antara 20-99 orang.

c. Industri kecil adalah industri industri yang mempunyai tenaga kerja 5-19 orang.

d. Industri rumah tangga adalah industri yang mempunyai tenaga kerja antara 1-4 orang.

c. Industri Kecil dan Industri Rumah Tangga

(26)

Menurut Lambing yang dikutip oleh Suryana (2001:83) "Usaha atau industri kecil adalah usaha yang mempunyai kontrol atau pengawasan yang biasanya informal, apabila hanya ada beberapa karyawan, maka diskripsi pekerjaan dan segala aturan secara tidak tertulis, sebab wirausaha mudah menguasai segala aspek usahanya".

Menurut BPS (2000:20) mengartikan industri kecil adalah "Industri yang jumlah pekerjanya antara 5 sampai 19 orang, sedangkan industri rumah tangga adalah industri yag mempunyai pekerja 1 sampai 4 orang".

Karakteristik dari industri kecil dan industri rumah tangga tersebut adalah sebagai berikut:

1. Tipe pemilikan atau pengusahaan cenderung pada perusahaan perorangan; 2. Jumlah tenaga kerja perunit usaha relative tidak banyak dan biasanya

adalah anggota keluarga;

3. Penggunaan energi mengarah pada sumber daya tradisional ; 4. Teknologi yang digunakan sederhana dan bersifat tradisional;

5. Output yang dihasilkan biasanya merupakan barang tradisional dan volumenya relatif kecil;

6. Orientasi pemasaran ke pasar lokal dan biasanya ke daerah yang sangat terbatas;

7. Sebagian bersifat informal;

8. Pola kegiatan tidak teratur baik dalam arti waktu atau permodalan;

9. Umumnya tidak mempunyai tempat usaha yang permanent dan biasanya tidak terpisah dari tempat tinggal. ( Tawang Alun, 1987 : 105).

Sedangkan Menurut Comite For Economic Development dalam Buchary Alma (1998:93) mengemukakan ciri-ciri sebuah bisnis kecil ialah : 1. Manajemennya dilakukan secara bebas, biasanya pemilik langsung

menjadi manager.

2. Modal berasal dari pemilik atau kelompoknya.

3. Daerah operasionalnya bersifat lokal dan pemilik bertempat tinggal tidak jauh dari lokasi bisnis.

(27)

Di dalam Buchary Alma ( 1998:94 ) Kegiatan bisnis kecil yang bergerak dalam bidang perdagangan dapat diklasifikasikan secara garis besar yaitu :

1. Skala besar, dengan modal lebih dari Rp 100 juta 2. Skala menengah dengan modal Rp 25 juta–100 juta 3. Skala kecil di bawah 25 juta

Departemen perindustrian ( seperti dikutip oleh The Kian Wie yang diterjemahkan oleh Mari pangestu 1998 ) membedakan kategori industri kecil sebagai berikut :

1. Industri kecil modern dengan ciri-ciri

a. Menggunakan teknologi proses madya b. Mempunyai skala produksi yang terbatas

c. Tergantung pada dukungan dari litbang dan industri besar.

d. Dilibatkan dengan sistem produksi industri besar dan menengah dengan system pemasaran domestik dan ekspor.

e. Menggunakan mesin khusus dan alat perlengkapan modal lainya. 2. Industri kecil tradisional dengan ciri-ciri :

a. Teknologi proses yang digunakan secara sederhana

Tenik pada bantuan pelayanan teknis ( UPT ) yang disediakan oleh Departemen Perindustrian sebagai bagian dari program bantuan teknisnya kepada industri kecil.

b. Mesin yang digunakan dan alat perlengkapan modal lainya reatif sederhana.

c. Lokasinya didaerah pedesaan

d. Akses untuk menjangkau pasar di luar lingkungan langsung terdekat.

(28)

anggota keluarga tersebut berkembang bukan lagi sebagai usaha sambilan, tetapi bisa menjadi usaha pokok.

Menurut Irsan Azhari Saleh (1986 : 50-52), berdasarkan eksistensinya, industri rumah tangga di Indonesia dapat dibagi menjadi 3 kelompok yaitu : 1. Industri Lokal adalah kelompok jenis industri yang menggantungkan

hidupnya pada pasar setempat yang terbatas serta relatif tersebar dari segi lokasinya, skala usahanya kecil, pemasarannya terbatas dan ditangani sendiri sehingga jumlah pedagang perantara kurang.

2. Industri Sentra adalah kelompok jenis industri yang membentuk suatu pengelompokan atau kawasan produksi yang menghasilkan barang sejenis. Target pemasarannya lebih luas sehingga peran pedagang perantara cukup menonjol.

3. Industri Mandiri adalah kelompok jenis industri yang masih memiliki sifat-sifat industri kecil tetapi telah mampu mengadaptasi teknologi industri yang canggih. Pemasaran hasil produksinya tidak tergantung pada peranan pedagang perantara.

Adapun industri di kalurahan trimurti termasuk dalam industri sentra karena merupakan kawasan industri yang terdiri dari kumpulan unit usaha yang menghasilkan Tahu.

d. Sentra Industri Tahu Gunung Saren Kidul

Berdasarkan data monografi Dusun Gunung Saren Kidul terletak di desa Trimurti Kecamatan Srandakan Kabupaten bantul. Dusun ini terletak di bagian selatan propinsi DIY dan berjarak sekitar 23 km dari kota Yogyakarta, 11 km dari Kabupaten Bantul dan 2 km dari kecamatan Srandakan dan Desa Trimurti. Dusun Gunung Saren Kidul mempunyai luas wilayah kurang lebih 250.870 ha. Dusun Gunung Saren Kidul berbatasan dengan :

Timur : Dusun Tegallayang, Desa Caturharjo, Kecamatan Pandak. Selatan : Dusun Tegallayang

(29)

Utara : Gunung Saren Lor.

Sentra industri tahu di Gunung Saren Kidul ini telah terorganisir dengan baik dengan adanya kelompok "Ngudi Lestari Gunung Saren Kidul" yaitu perkumpulan para pengusaha tahu yang mengurusi tentang limbah cair di Gunung Saren Kidul dengan anggota sebanyak 58 anggota, dan kelompok Murti Tahu yaitu beranggotakan ibu-ibu bagian pemasaran. Kelompok tersebut mendapat perhatian dari pemerintah, lembaga masyarakat maupun dari instansi pendidikan yang memperdulikan kemajuan sentra industri tahu. Bentuk kepedulian tersebut antara lain adanya IPAL untuk mengolah biogas, mengenalkan teknologi modern ( tenaga uap ), penyuluhan tentang wira usaha, studi banding industri tahu di daerah lain, petatihan diversifikasi produk, bantuan dana bergulir, dan adanya forum dialog antar pengrajin yang di sertai tenaga ahli.

Rata-rata produksi perhari para pengrajin membutuhkan kedelai sebanyak 25 - 160 kg yang bisa menghasilkan tahu sebanyak 50 - 320 kg, dan menghasilkan limbah cair rata-rata sebanyak 360 – 3000 liter pada setiap pengusaha tahu. Limbah padat biasa digunakan untuk makanan ternak, dan limbah cair untuk membuat biogas.

2. Pengertian Analisis SWOT dan Strategi Pengembangan Usaha

(30)

dengan pengembangan misi, tujuan, strategi, dan kebijakan perusahaan. Dengan demikian perencana strategis (strategic planner) harus mengalisis faktor-faktor strategis perusahaan (kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman) dalam kondisi yang ada saat ini. Hal ini disebut dengan analisis situasi. Model yang paling popular untuk analisis situasi adalah Analisis SWOT (Rangkuti, 1997:18). Setelah di analisis dengan analisis SWOT selanjutnya merencanakan strategi pengembangan untuk sentra indusri tahu Gunung Saren Kidul.

(31)

menghadapi segala perubahan. Berdasarkan pendapat tentang pengertian strategi, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa strategi adalah cara dalam menentukan dan memanfaatkan sumber daya suatu usaha yang sesuai dengan perubahan lingkungan guna mencapai tujuan organisasi.

Sedangkan pengembangan adalah suatu yang dilakukan dengan penuh kesadaran, terencana, teratur, terarah, berkelanjutan dan bertanggung jawab untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Pengembangan dilakukan setelah melihat kondisi tertentu yang membutuhkan perbaikan agar dapat menjadi lebih baik. Dalam pengembangan perlu memperhatikan adanya penggunaan kekuatan yang dimiliki demi menutupi kelemahan, serta adanya peluang yang dimanfaatkan dalam menghadapi ancaman.

(32)

3. Mendukung strategi 1. Mendukung strategi

turn around agresif

4. Mendukung strategi 2. Mendukung Strategi

[image:32.595.137.523.111.431.2]

defensive diversifikasi

Gambar 1. Diagram analisis SWOT Penjelasan diagram analisis SWOT adalah sebagai berikut :

Kuadran 1 : Merupakan situasi yang sangat menguntungkan. Perusahaan tersebut memiliki peluang dan kekuatan sehingga dapat memanfaatkan peluang yang ada. Strategi yang harus diterapkan dalam kondisi ini adalah mendukung kebijakan pertumbuhan yang agresif ( growth iriented strategi).

Kuadran 2 : Meskipun menghadapi berbagai ancaman, perusahaan ini masih memiliki kekuatan dari segi internal. Strategi yang harus diterapkan adalah dengan menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang jangka panjang dengan cara strategi diversifikasi ( produk/pasar ).

Berbagai Ancaman

Kelemahan Internal Kekuatan Internal

(33)

Kuadran 3 : Perusahaan menghadapi peluang pasar yang sangat besar, tetapi di lain pihak, perusahaan menghadapi beberapa kendala/kelemahan internal. Fokus strategi ini adalah meminimalkan masalah-masalah internal perusahaan sehingga dapat merebut peluang pasar yang lebih baik.

Kuadran 4 : Ini merupakan situasi yang sangat tidak menguntungkan, perusahaan tersebut menghadapi berbagai ancaman dan kelemahan internal. Menurut Freddy Rangkuti ( 2006 : 22 ) Data eksternal dapat diperoleh dari lingkungan di luar perusahaan, seperti: Analisis pasar, analisis kompetitor, analisis komunitas, analisis pemasok, analisis pemerintah, dan analisis kelompok kepentingan tertentu. Data internal dapat diperoleh di dalam perusahaan itu sendiri, seperti : laporan keuangan, laporan kegiatan sumber daya manusia, laporan kegiatan operasional dan laporan kegiatan pemasaran.

Untuk mengidentifikasi factor internal dan eksternal perusahaan, kemudian di analisis dengan analisis SWOT dan menentukan altervatif strategi pengembahan usaha maka akan di bahas terlebih dahulu tentang data eksternal dan internal yang terdapat pada profil sentra industri yang meliputi beberapa aspek antara lain :

a. Aspek Tenaga Kerja

(34)

melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang dan atau jasa untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun untuk masyarakat".

Ida Bagus Mantra ( 1985 : 15 ) memandang tenaga kerja dari segi umur. Adapun definisi tenaga kerja adalah "Besarnya bagian dari penduduk yang telah memasuki usia kerja, yaitu 10 th ke atas yang turut serta dan dapat diikut sertakan dalam proses ekonomi".

Tenaga kerja adalah sebagai salah satu faktor produksi besar sekali peranannya terhadap kelancaran produksi. Perubahan sumber-sumber atau faktor produksi ekonomi yang berupa bahan baku dan modal menjadi berguna karena pertolongan kerja manusia yang dibantu dengan teknologi produksi.

Tenaga kerja pada industri kecil dan industri rumah tangga biasanya terdiri dari dua kategori, yaitu tenaga kerja keluarga dan tenaga kerja diluar keluarga. Tenaga kerja terdiri dari pengusaha sendiri, anak-anaknya dan anggota keluarga lainya. Tenaga kerja keluarga biasanya tidak di upah. Sementara tenaga kerja bukan keluarga bisa berasal dari tetangga lingkungan terdekat atau dari daerah sekitar. Tenaga kerja ini sengaja direkrut dan mendapatkan upah.

b. Aspek Bahan Baku

(35)

didapat dari sumber daya alam dan atau yang diperoleh dari usaha manusia untuk dimanfaatkan lebih lanjut.

Bahan baku merupakan salah satu faktor produksi utama untuk menghasilkan suatu produk. Sulistyo (1979:14) memaparkan bahwa :

"Tersedianya bahan baku yang cukup, berkesinambungan dengan harga yang murah akan memberikan pengaruh terhadap kualitas dan kuantitas barang produksi, dan selanjutnya apabiloa produksi barang di imbangi dengan pemasaran yang baik dan lancar maka secara tidak langsung akan memberikan keuntungan bagi pengusaha".

Industri yang berdiri di suatu daerah bisa disebabkan oleh tersedianya sumber daya alam yang melimpah. Terutama sumber daya alam yang dapat dijadikan sebagai bahan mentah atau bahan baku suatu produk tertentu. Menurut Sulti Nurman (1979:25), "Industri tertentu tumbuh dan berkembang karena berbagai alasan, antara lain adanya keterkaitan antar bahan baku setempat dan faktor keahlian yang turun temurun".

(36)

c. Aspek Metode Produksi

Metode Produksi adalah suatu cara atau teknik mengolah bahan mentah atau bahan belum jadi menjadi bahan jadi atau dalam hal ini bahan yang siap di konsumsi. Adapun teknik olah menurut suwarti dkk ( 1992 ) merupakan suatu proses penerapan panas pada makanan untuk membuat bahan-bahan dasar berubah menjadi makanan dengan cara yang sesuai untuk setiap bahan dasar.

(37)

produksi adalah suatu metode, cara, tahapan-tahapan untuk menciptakan atau membentuk suatu barang dari bahan baku menjadi barang setengah jadi atau barang jadi dengan menggunakan peralatan atau mesin sehingga barang tersebut mempunyai nilai lebih ( Sirod Hantoro, 1993 :23 )

d. Aspek Modal

Menurut Ranupandjo,dkk (1985:102) "Modal adalah kekayaan usaha dalam bentuk uang/harta lainya yang menjadi dasar usaha menjalankan dan mengembangkan usaha yang terdiri atas modal sendiri dan modal luar". Menurut Mubyarto (1988:26) "Modal merupakan faktor produksi yang sangat berpengaruh terhadap kesempatan kerja maupun tingkat pendapatan".

Dari beberapa pendapat tentang pengertian modal, maka modal dapat diartikan keseluruh dana yang dibutuhkan oleh perusahaan baik berbentuk barang-barang ataupun berupa uang untuk memperlancar proses kegiatan usaha dalam mencapai tujuan. Modal tersebut dibedakan menjadi 2, yaitu modal sendiri dan modal asing. Modal sendiri adalah modal yang berasal dari perusahaan sendiri, sedangkan modal asing adalah modal yang diperoleh dari luar, bisa berupa pinjaman dan merupakan hutang pinjaman yang bersangkutan.

Menurut para ahli, modal usaha dapat dibedakan menjadi beberapa bagian. Seperti yang diungkapkan oleh Arifin Sitio (2001:84), bahwa modal usaha terdiri dari modal investasi dan modal kerja.

(38)

mudah diuangkan (unliquid) seperti tanah, mesin, bangunan, peralatan kantor dan lain-lain.

2) Modal kerja adalah sejumlah uang yang tertanam dalam aktiva lancar perusahaan atau yang dipergunakan untuk membiayai operasional jangka pendek perusahaan seperti pengadaan bahan baku, tenaga kerja, pajak, biaya listrik, dan lain-lain.

Dengan demikian yang dinamakan modal usaha bukan hanya uang saja yang dapat dipergunakan untuk proses produksi, tetapi juga terdapat modal yang menunjang proses produksi seperti tanah, mesin, bangunan, peralatan kantor dan lain-lain.

e. Aspek Pemasaran

(39)

Pemasaran merupakan proses perpindahan barang dan jasa dari tangan konsumen, atau pemasaran adalah semua kegiatan usaha yang berkaitan dengan arus penyerahan barang dan jasa-jasa dari produsen ke konsumen. Ruang lingkup atau kegiatan utama dalam pemasaran meliputi:

1. Product ( produk ) ; yang menyangkut pemilihan barang atau jasa yang ditawarkan secara tepat.

2. Price ( harga ); menyangkut penetapan harga jual barang yang sesuai dengan kualitas barang dan dapat dijangkau oleh konsumen.

3. Place ( tempat ); menyangkut pemilihan car pendistribusian barang dan jasa sehingga sampai ke tangan konsumen.

4. Promotion ( promosi ); menyangkut pemilihan kebijakan promosi yang tepat, sesuai dengan barang atau jasa yang ditawarkan ( Mursid, 1997:26 )

Dalam pendistribusian barang atau jasa, manullang ( 1996 : 181-182 ) membagi 4 macam saluran distribusi suatu barang, yaitu :

1. Dari produsen langsung ke konsumen

a. Dari produsen ke rumah tangga konsumen, dengan pemasaran melalui surat.

b. Dari produsen ke rumah tangga konsumen, dengan perantara salesman dari pintu ke pintu ( door to door salesman )

c. Dari produsen ke took pengecernya sendiri langsung ke konsumen. 2. Dari produsen ke pengecer terus ke konsumen

(40)

4. Dari produsen ke agen tunggal ke grosir, terus ke pengecer dan langsung ke konsumen.

Dengan sistem pendistribusian yang berbeda akan berpengaruh terhadap jumlah penjualan, yang selanjutnya berpengaruh terhadap pendapatan. Pada akhirnya juga akan berpengaruh terhadap keberhasilan usaha masing-masing pengusaha tahu.

B. Kerangka Berfikir

Daerah Trimurti Srandakan Bantul pada umumnya dan daerah Gunung Saren Kidul pada khususnya, cukup dikenal sebagai sentra industi tahu. Banyaknya pengusaha tahu di sentra industri Gunung Saren Kidul menimbulkan adanya pesaing dalam kelangsungan usaha. Untuk itu industri tahu tersebut harus melakukan strategi pengembangan usaha agar tetapsurvive (bertahan) di kawasan tersebut.

Dalam menentukan alternative strategi pengembangan usaha terlebih dahulu harus mengetahui profil sentra industri tahu dilihat dari aspek tenaga kerja, bahan baku, metode produksi, modal dan pemasaran. Data dari hasil tersebut selanjutnya menentukan factor internal berupa kekuatan dan kelemahan, dan factor eksternal berupa peluang, dan ancaman, setelah diketahui factor internal dan factor eksternal sentra industri tahu, kemudian dianalisis dengan analisis SWOT (Strength Weakness Opportunity Threat).

(41)

SWOT ini yaitu SO: menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang, ST: memanfaatkan kekuatan untuk menghindari ancaman dari luar, WO: memanfaatkan peluang untuk mengatasi kelemahan, WT: meminimalkan kelemahan dan menghindari ancaman. Dari sini nanti akan ditemukan alternatif strategi pengembangan usaha yang bisa diterapkan oleh sentra industri tahu di Gunung Saren Kidul kelurahan Trimurti Kecamatan Srandakan, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta.

Berikut diagram kerangka berfikir dari penelitian ini :

[image:41.595.146.486.338.708.2]

Berfikir Gambar 2. Kerangka

Analisis SWOT

Faktor Internal : Faktor Eksternal :

- Kekuatan ( Strength ) - Peluang ( Opportunity ) - Kelemahan ( Weakness ) - Ancaman ( Threat )

Sentra Industri Tahu

Alternatif Strategi Pengembangan Sentra Industri Tahu Gunung Saren Kidul

Profil : - SDM - Bahan Baku - Metode Produksi - Modal

(42)

C. Pertanyaan penelitian

1. Bagaimana profil sentra industri tahu Gunung Saren Kidul dilihat dari Aspek Tenaga Kerja, Aspek Bahan Baku, Aspek Metode Produksi, Aspek Modal, Aspek Pemasaran ?

2. Bagaimana kondisi internal dan eksternal yang dimiliki oleh sentra industri tahu Gunung Saren Kidul ?

(43)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

1. Jenis Penelitian

Penelitian ini digolongkan dalam penelitian deskriptif eksploratif. Menurut Amirin (1990:120-121) penelitian diskriptif eksploratif yaitu penelitian survey dengan maksud penjajagan dengan pembahasan secara dianalisis deskriptif yang digunakan untuk mengetahui profil di sentra industri tahu Gunung Saren Kidul, kemudian mencari faktor ekstern dan intern perusahaan untuk diketahui kekuatan, kelemahan, peluang, ancaman, di sentra industri tahu tersebut dengan menggunakan analisis SWOT guna mendapatkan alternatif strategi pengembangan usaha di sentra industri tahu gunung saren kidul.

2. Tempat Penelitian dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian dilakukan di sentra industri tahu Gunung Saren Kidul, Kelurahan Trimurti, Kecamatan Srandakan, kabupaten Bantul Yogyakarta.

2. Waktu Penelitian

(44)

B. Definisi Operasional Variabel Penelitian

Definisi operasional variable penelitian yang dimaksud dalam penelitian ini tentang strategi pengembangan Sentra Industri Tahu di Gunung Saren Kidul, maka di definisikan variabel sebagai berikut :

1. Profil sentra industri tahu adalah penggambaran sentra industri tahu dilihat dari aspek Tenaga Kerja, Bahan Baku, Metode Produksi, Modal dan Pemasaran.

2. Kondisi internal sentra industri tahu adalah gambaran kekuatan dan kelemahan yang dimiliki industri secara jelas dari hasil analisis SWOT dan kondisi eksternal sentra industri tahu adalah gambaran peluang dan ancaman yang dihadapi industri secara jelas dari hasil analisis SWOT. 3. Alternatif strategi pengembangan usaha adalah rumusan-rumusan

strategi yang diperoleh dari hasil analisis factor internal dan eksternal dengan menggunakan analisis SWOT

C. Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan (Sugiono, 2003:72).

(45)

Sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang akan diteliti. Sampel dari penelitian ini adalah kampung Gunung Saren Kidul yang berjumlah 28 industri. Teknik pengambilan sample dengan Purposive Sampling. Sampel yang dipilih berdasarkan pertimbangan tertentu yaitu. penelitian ini menggunakan teknik wawancara, observasi dan dokumentasi, karena keterbatasan waktu dan tenaga peneliti menentukan sample yang akan di ambil adalah 28 industri, alasan pengambilan sampel ini berdasarkan batas wilayah sebuah desa yaitu di desa Gunung Saren Kidul terdapat 28 industri tahu hal ini senada dengan pendapat Suharsimi Arikunto ( 1995 : 128 ) pada penentuan sample kelima “sampling daerah atau sampling

wilayah (area sampling), yakni pengambilan anggota sampel dengan mempertimbangkan wakil-wakil dari daerah-daerah geografis yang ada, misalnya dari tiap-tiap propinsi, tiap-tiap desa dan sebagainya”. Jumlah industri yang dipilih untuk sampel yaitu industri yang konsisten dalam berproduksi dan tidak mengalami hambatan dalam beradaptasi terhadap situasi perekonomian yang ada sekarang ini sehingga data yang diinginkan peneliti di dapatkan dalam industri

(46)

D. Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian

1. Teknik Pengumpulan Data

Sesuai pendekatan kualitatif dan jenis sumber data yang digunakan dalam penelitian ini maka untuk mendapatkan data-data yang relevan diperlukan suatu tenik pengumpulan data yang tepat. Dalam penelitian ini akan menggunakan teknik pengumpulan data berupa pengamatan langsung ( observasi ), dokumentasi dan wawancara.

a. Metode Observasi

Suharsimi Arikunto ( 1998 : 146 ) mengatakan bahwa: "Observasi atau yang disebut pula dengan pengamatan meliputi kegiatan pemusatan perhatian terhadap suatu objek penelitian dengan menggunakan seluruh alat indera". Observasi ini dapat dilakukan dengan tiga cara yaitu :

1). Pengamatan langsung, yaitu: pengamatan yang dilakukan tanpa perantara terhadap objek yang diteliti.

2). Pengamatan tidak langsung, yaitu: pengamatan yang dilakukan terhadap suatu objek penelitian melalui perantara suatu alat atau cara, baik dilakukan dalam situasi sebenarnya atau buatan.

3). Partisipasi, yaitu: pengamatan yang dilakukan dengan cara ikut ambil bagian atau melibatkan diri dalam situasi objek yang diteliti.

(47)

fenomena-fenomena yang diamati tentang kondisi fisik daerah penelitian.

b. Wawancara

Menurut Suharsimi Arikunto (1998 : 145) interview adalah "Sebuah dialog (interview) yang dilakukan oleh pewawancara (interviewer) untuk memperoleh informasi dari terwawancara (interview)".

Yaitu metode pengumpulan data dengan cara bertanya langsung antara peneliti dengan seorang yang menjadi nara sumber untuk mendapatkan informasi yang diperlukan. Data yang diperlukan yaitu profil sentra industri tahu yang meliputi 5 aspek yaitu; Tenaga Kerja, Bahan Baku, Metode Produksi, Modal dan Pemasaran.

c. Dokumentasi

Menurut Suharsimi Arikunto ( 1998 : 149 ) "Metode dokumentasi merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, agenda dan sebagainya".

(48)

2. Instrumen Penelitian

(49)
[image:49.595.109.500.125.716.2]

Tabel 1. kisi-kisi instrument penelitian.

No Variabel Konsep Pengukuran Sub Variabel No.Item

1 Sumber Daya Manusia

Sumber daya manusia yang mempunyai kemampuan dalam mengelola dan menjalankan usaha pembuatan tahu. -Identitas -Pendidikan -Jenis usaha -Lama Usaha -Alasan usaha -Struktur organisasi - Penyuluhan -tenaga produksi -Jumlah TK

-Tingkat Pend, umur - status karyawan -jumlah awal,+/--peryaratan, -pelatihan -umur -upah 1 2,3 4 5 6,7 8 9 10 11 12, 13 14,15 16 17 18 19, 20

2 Bahan Baku Bahan utama yang digunakan dan

dibutuhkan untuk proses menjadi suatu produk tahu.

-Asal bahan baku -jumlah bahan baku -biaya bahan baku -kendala 21 22 23 24,25 26 3 Metode Produksi

Adanya pengaturan & pengelolaan usaha produksi tahu -Perencanaan -tempat -pembagian tugas -resep standar -Proses produksi -bahan bakar -peralatan -biaya -jumlah produksi -macam produk -limbah -perkembangn produksi -kendala 27 28 29 30 31 32 33 34 35, 36,37, 38,38, 39,40 41 42,43 44

3 Modal Adanya modal tetap dan modal kerja yang digunakan untuk kegiatan produksi -asal modal -modal alat -jumlah modal -penggunaan -kendala 45, 46, 47,48,49 50 51

(50)

E. Uji Validitas Instrumen

Suatu instrument pengukur dikatakan valid jika instrument tersebut mengukur apa yang seharusnya diukur (Nur Indrianto dkk, 1999 : 181). Dalam penelitian ini uji validitas instrument yang digunakan adalahexpert judgment. Cara ini adalah dengan meminta pertimbangan para ahli untuk memeriksa instrument dan mengevaluasi secara sistematik apakah butir-butir instrument telah mewakili apa yang hendak diukur ( Sugiono, 2003:114 ). Pertimbangan para ahli yang dimaksud adalah pertimbangan 2 dosen yang ahli dalam bidang ini.

F. Teknik Analisis Data

Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif yang di bantu dengan tabel, dan analisis SWOT.

1. Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif dilakukan dengan cara mendeskripsikan data yang diperoleh secara obyektif kemudian disusun secara teratur sehingga data yang diperoleh dari lapangan menjadi mudah dimengerti. Analisis deskriptif digunakan untuk menjelaskan profil sentra industri tahu meliputi 5 aspek; Tenaga Kerja, Bahan Baku, Metode Produksi, Modal dan Pemasaran.

2. Analisis SWOT

(51)

membandingkan antara faktor eksternal peluang ( opportunities ) dan ancaman ( threats ) dengan faktor internal kekuatan ( strength ) dan kelemahan ( weaknesses )". Untuk menganalisis SWOT sentra industri tahu Gunung Saren Kidul perlu menggunakan kerangka analisis dengan tahap-tahap sebagai berikut :

a. Identifikasi faktor-faktor Internal

Analisis internal dilakukan untuk memperoleh informasi atau hal-hal yang berkaitan dengan kekuatan (strength) dan kelemahan (weakness) yang dimiliki perusahaan. Berikut adalah cara penentuan faktor strategi internal (internal factors Analysis Summary/IFAS) :

1). Tentukanlah faktor-faktor yang menjadi kekuatan dan kelemahan dalam kolom 1.

2). Beri bobot masing-masing faktor tersebut dengan skala mulai dari 1,0 (paling penting) sampai 0,0 ( tidak penting ). Semua bobot tersebut jumlahnya tidak boleh melebihi skor total 1,00.

3). Hitung rating ( dalam kolom 3 ) untuk masing-masing faktor dengan memberikan skala mulai dari 4 ( outstanding ) sampai dengan 1 ( poor ), berdasarkan pengaruh faktor tersebut terhadap kondisi perusahaan yang bersangkutan. Variabel yang bersifat positif ( kekuatan yang semakin besar di beri rating + 1 sampai + 4 ( sangat baik ) Sedangkan variabel yang bersifat negative adalah kebalikannya.

4). Kalikan bobot pada kolom 2 dengan rating pada kolom 3 untuk memperoleh faktor pembobotan pada kolom 4. Hasilnya berupa skor pembobotan untuk masing-masing faktor yang nilainya bervariasi mulai dari 4,0 ( outstanding ) sampai 1,0 ( poor ).

5). Gunakan kolom 5 untuk memberikan komentar atau catatan mengapa factor-faktor tertentu dipilih dan bagaimana skor pembobotannya dihitung.

(52)
[image:52.595.127.520.119.209.2]

Tabel 2. Tabel IFAS

Faktor-faktor Internal

Bobot Rating Bobot x

Rating

Komentar

Kekuatan Kelemahan Total

( Sumber : Rangkuti, 1997: 25 ) b. Identifikasi faktor-faktor Eksternal

Analisis lingkungan eksternal dilakukan untuk mendapatkan informasi tentang adanya peluang (opportunity) dan ancaman (treat) dalam perusahaan. Berikut adalah cara penentuan faktor strategi eksternal ( External Factors Analysis Summary/EFAS ) :

1). Susunlah dalam kolom 1 ( 5 sampai 10 peluang dan ancaman )

2). Beri bobot masing-masing faktor dalam kolom 2, mulai dari tingkat 1,0 (sangat penting) sampai dengan 0,0 (tidak penting).

3). Hitung rating (dalam kolom 3) untuk masing-masing faktor dengan memberikan skala mulai dari 4 (outstanding) sampai dengan 1 (poor) berdasarkan pengaruh faktor tersebut kondisi perusahaan yang bersangkutan. Pemberian rating untuk peluang bersifat positif ( peluang yang semakin besar diberi rating + 4, tetapi jika peluang kecil ratingnya +1). Pemberian rating ancaman adalah kebalikannya. Jika ancamannya sangat besar ratingnya adalah 1, sebaliknya jika ancamannya kecil ratingnya 4.

4). Kalikan bobot pada kolom 2 dengan rating pada kolom 3 untuk memperoleh faktor-faktor pembobotan untuk masing-masing faktor yang nilainya bervariasi mulai dari 4,0 (outstanding) sampai 1,0 (poor).

5). Gunakan kolom 5 untuk memberikan komentar atau catatan mengapa factor-faktor tertentu dipilih dan bagaimana skor pembobotannya dihitung. 6). Jumlahkan skor pembobotan pada kolom 4. Nilai total ini menunjukan

bagaimana perusahaan bereaksi terhadap faktor-faktor eksternalnya. Tabel 3. tabel EFAS

Faktor-faktor Eksternal

Bobot Rating Bobot x

Rating Komentar

Peluang Ancaman Total

[image:52.595.130.522.630.721.2]
(53)

Dalam pemberian nilai pada kolom bobot dan rating sesuai dengan tingkat kepentingan masing-masing terhadap keberhasilan perusahaan. Nilai yang diberikan terhadap faktor-faktor strategis dalam kolom bobot dan rating merupakan nilai modifikasi dari kasus penelitian yang telah dilakukan oleh freddy rangkuti (1997: 24-28). Pada kolom komentar / kolom 5 dilihat dari perkalian antara bobot dan rating. Untuk faktor-faktor positif (kekuatan dan peluang), dalam penilaiannya jika hasil perkalian bobot rating besar, maka komentar yang diberikan cukup tinggi. Akan tetapi untuk faktor-faktor negatif (kelemahan dan ancaman) adalah sebaliknya, semakin tinggi hasil perkalian bobot dan ratingnya, semakin rendah nilainya. Modifikasi kategori penilaian pada kolom komentar untuk faktor-faktor positif dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

Tabel 4. Modifikasi pengkategorian penilaian faktor-faktor positif. No Nilai (bobot x rating) Kategori

1. 2. 3.

< 0,10 0,11–0,25 > 0,25

Rendah Sedang Tanggi

Modifikasi kategori penilaian pada kolom komentar untuk faktor-faktor negatif adalah sebagai berikut :

Tabel 5. Modifikasi pengkategorian penilaian faktor-faktor negatif No Nilai (bobot x rating) Kategori

1. 2. 3.

< 0,10 0,11–0,25 > 0,25

Tinggi Sedang Rendah

(54)

c. Matrik SWOT

Alat yang dipakai untuk menyusun faktor-faktor strategis perusahaan adalah Matrik SWOT. Matrik ini dapat menggambarkan secara jelas bagaimana peluang dan ancaman eksternal yang dihadapi perusahaan dapat disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan yang dimilikinya. Model matrik SWOT tersebut dapat digambarkan sebgai berikut :

IFAS

EFAS

STRENGTHS ( S )

•Tentukan 5-10 faktor-faktor kekuatan internal

WEAKNESSES ( W )

• Tentukan 5-10 kelemahan internal

OPPORTUNIES ( O )

•Tentukan 5-10 faktor peluang eksternal

STRATEGI SO

Ciptakan strategi yang mengguanakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang.

STRATEGI WO

Ciptakan strategi yang meminimalkan kelemahan untuk memanfaatkan peluang.

TREATHS ( T )

•Tentukan 5-10 faktor ancaman eksternal

STRATEGI ST

Ciptakan strategi yang menggunakan kekuatan untuk mengatasi ancaman

STRATEGI WT

[image:54.595.132.520.279.495.2]

Ciptakan strategi yang meminimalkan kelemahan dan menghindari ancaman

Gambar 3. Matrik SWOT (sumber : Rangkuti : 1997: 31)

Matrik ini dapat menghasilkan empat set kemungkinan alternatif strategis, antara lain :

a. Strategi SO

(55)

b. Strategi ST

Ini adalah strategi dalam menggunakan kekuatan yang dimiliki perusahaan untuk mengatasi ancaman.

c. Strategi WO

Strategi ini diterapkan berdasarkan pemanfaatan peluang yang ada dengan cara meminimalkan kelemahan yang ada.

d. Strategi WT

Strategi ini didasarkan pada kegiatan yang bersifat definsif dan berusaha meminimalkan yang ada serta menghindari ancaman.

[image:55.595.131.504.526.614.2]

Setelah mendapatkan empat set kemungkinan alternatif strategis maka akan dipilih salah satu set kemungkinan alternatif strategi yang mempunyai jumlah skor internal yaitu menggunakan kekuatan / peluang yang mempunyai skor tinggi untuk meminimalkan kelemahan / ancaman yang mempunyai skor tinggi. Modifikasi kategori penilaian pada jumlah total skor untuk faktor-faktor positif dan negatif dapat dilihat pada tabel 6 :

Tabel 6. Modifikasi kategori penilaian pada jumlah skor untuk faktor positif.

No Total skor Kategori

1. 2. 3. 4.

0–1.00 1.00–2.00 2.00–3.00 3.00–4.00

Rendah Sedang Tinggi

Sangat Tinggi

Tabel 7. Modifikasi kategori penilaian pada jumlah skor untuk faktor negatif.

No Total skor Kategori

1. 2. 3. 4.

0–1.00 1.00–2.00 2.00–3.00 3.00–4.00

Sangat Tinggi Tinggi

(56)

G. Prosedur Penelitian

Menurut Lexy J. Moleong ( 2001 ) tahap-tahap penelitian yang akan dilalui adalah tahap pra lapangan, tahap pekerjaan lapangan, tahap analisis data dan tahap pennyusunan laporan. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan prosedur atau langkah-langkah sebagai berikut :

1. Tahap Pra Lapangan

Tahap ini kegiatanya adalah merencanakan segala sesuatu yang berhubungan dengan pelaksanaan penelitian yang dimulai dari pembuatan usulan penelitian sampai dengan pencarian berkas perijinan penelitian lapangan untuk memperlancar jalannya penelitian.

2. Tahap Pekerjaan Lapangan

Tahap ini dilakukan untuk mencari data yang relevan dan akurat sesuai dengan tujuan penelitian.

3. Tahap analisa

Tahap ini dilakukan setelah pengumpulan dan penggalian data yang mendukung maksud dan tujuan penelitian. Analisis data dilakukan sepanjang melakukan penelitian lapangan.

4. Tahap Penyusunan Laporan

(57)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Profil Sentra Industri Tahu Gunung Saren Kidul dari Aspek Tenaga

Kerja

a. Aspek Tenaga Kerja ( Pengusaha dan Pekerja )

1) Pengusaha

[image:57.595.159.449.361.421.2]

a) Identitas Responden berdasarkan jenis kelamin Tabel 8. Identitas Responden berdasarkan jenis kelamin

No Jenis Kelamin Jumlah Prosentase

1 Laki-laki 25 89 %

2 Wanita 3 11 %

Jumlah 28 responden 100 %

Berdasarkan tabel 8 jumlah responden dengan jenis kelamin laki-laki sebanyak 25 pengrajin ( 89 % ) dan perempuan sebanyak 3 pengrajin ( 11% ). Mengolah tahu merupakan pekerjaan yang berat sehingga sebagian besar pengrajin adalah berjenis kelamin laki-laki.

b) Identitas Responden Berdasarkan Umur

Tabel 9. Identitas Responden Berdasarkan Umur

No Umur Jumlah Prosentase

1 30–35 tahun 4 14.2 %

2 36–40 tahun 5 17.8 %

3 41–45 tahun 7 25 %

4 46–50 tahun 4 14.2 %

5 51–55 tahun 2 7 %

6 56–60 tahun 2 7 %

7 60 tahun ke atas 4 14.2 %

[image:57.595.159.449.598.730.2]
(58)

Berdasarkan tabel 13 jumlah responden terbanyak pada berumur 41 – 45 tahun yaitu sebanyak 25 %, dan paling sedikit yaitu umur 51 – 55 tahun dan 56–60 tahun dengan jumlah responden yaitu 2 pengusaha prosentase 7 %. Prosentase paling banyak yaitu 26 % sebanyak 7 pengarajin yaitu umur 41–45 tahun yaitu merupakan usia produktif untuk bekerja.

[image:58.595.153.471.308.408.2]

c) Pendidikan Formal

Tabel 10. Pendidikan Formal

No Pend. Terakhir Jumlah Prosentase

1 SD 16 57 %

2 SMP 1 3 %

3 SLTA 3 10.7 %

4 D3 / PT -

-5 Tidak Sekolah 8 28.5 %

Jumlah 28 100 %

Berdasarkan tabel 8. prosentase terbesar pendidikan terakhir yang pernah di tempuh pengrajin tahu adalah lulusan Sekolah Dasar ( SD ) dengan jumlah 16 orang dengan prosentase 57 %. Walaupun berpendidikan rendah namun proses produksi tetap bisa berjalan karena pembuatan tahu ini hanya membutuhkan ketrampilan yang telah di ajarkan secara turun-temurun oleh pendahulu mereka.

d). Pendidikan Non Formal

(59)

UGM tentang teknologi untuk mengolah tahu, Pekapek memberi dana bergulir untuk membeli kedelai, bantual IPAL dari SANIMAS, dan adanya pertemuan rutin kelompok Murti Tahu 2 minggu sekali, membahas tentang tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan kegiatan produksi. Pendidikan non formal ini telah mempengaruhi kemajuan pengrajin, hal ini telah dibuktikan pada beberapa pengrajin yang telah memakai tenaga uap untuk mengolah tahu dan pemanfaatan limbah cair menjadi biogas.

e). Identitas Responden Menurut Jenis Usaha

Berdasarkan hasil wawancara dan observasi 28 pengrajin mengaku sebagai usaha pokok, sedangkan usaha lain (selain usaha tahu) adalah sebagai usaha sampingan.

f) Identitas Responden Menurut Lama Usaha

Ada 1 pengrajin yang menggeluti usahanya selama 48 tahun yang memulai usahanya pada tahun 1960 yang merupakan cikal bakal sentra industri tahu ini. Perkembangan yang pesat didirikan antara tahun 1978 – 1987 sebanyak 11 pengrajin ( 39 % ). Hal ini menunjukan proses pembuatan tahu telah di ajarkan secara turun temurun tanpa melalui kursus.

Tabel 11. Identitas Responden Menurut Lama Usaha

No Lama Usaha Jumlah Prosentase

1 1–10 tahun 5 orang 17.8 %

2 11–20 tahun 7 orang 25 %

3 21–30 tahun 11 orang 39 %

4 31–40 tahun 4 orang 14 %

5 41–50 tahun 1 orang 3 %

(60)

g) Alasan Menggeluti Usaha Tahu

Alasan dalam menggeluti usaha tahu adalah karena sudah turun temurun, cukup untuk sehari-hari dan pasaranya sudah ada. Usaha tahu di jadikan sebagai usaha pokok, jika mempunyai usaha lain adalah sebagai sampingan. Beberapa pengrajin yang mempunyai usaha lain selain membuat tahu yaitu beternak, berdagang, dan buruh.

h) Struktur Organisasi

Sebagai jenis usaha kecil dengan jumlah tenaga kerja yang sangat terbatas, data yang di peroleh menyatakan tidak ada yang memiliki struktur organisasi.

i) Peyuluhan Industri

(61)

2) Pekerja

a) Tenaga Kerja Bagian Produksi

Dari 28 industri yang menjadikan keluarga sebagai tenaga kerjanya ada 25 unit, dan 3 unit mempunyai karyawan selain anggota keluarga. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dari table 12 :

Tabel 12. Tenaga Kerja Bagian Produksi

No Tenaga Kerja Pemilik Prosentase

1 Di kerjakan sendiri

-2 Di kerjakan sendiri dan keluarga 25 89.5 %

3 Di kerjakan sendiri dan pekerja 2 7 %

4 Dikerjakan sendiri, keluarga, dan pekerja 1 3.5 %

Jumlah 28 100 %

[image:61.595.151.518.280.366.2]

Dari pengambilan data yang telah di lakukan, 25 pengrajin menggunakan tenaga kerja dikerjakan sendiri dan keluarga dengan prosentase 89.5%, yang dimaksud keluarga yaitu suami / istri dan anak kandung maupun menantu yang berada dalam satu rumah. 2 responden dikerjakan sendiri dan pekerja dengan prosentase 7 %, dan yang dikerjakan sendiri, anggota keluarga dan pekerja sebanyak 1 responden dengan prosentase 3.5 %. Lebih jelasnya daftar pengrajin yang mempunyai tenaga kerja di luar anggota keluarga adalah sebagai berikut:

Tabel 13. Pengrajin yang mepunyai tenaga kerja di luar anggota keluarga. Industr

i Tenaga Kerja

Jumlah Tenaga Kerja

Umur pekerja

Jumla h Pemilik /

keluarga

Pekerja

1 Sendiri dan pekerja 1 1 25th 2

2 Sendiri dan pekerja 1 2 15th, 37th 3

3 Sendiri, keluarga, dan pekerja

2 3 40th,30th,

20th

(62)

b) Status Karyawan / Tenaga Kerja

Status karyawan yang mempunyai tenaga kerja di luar tenaga kerja keluarga yaitu berstatus tenaga kerja tidak tetap. Sedangkan status karyawan yang tenaga kerjanya dari anggota keluarga sendiri adalah karyawan tetap karena di rekrut secara kekeluargaan biasanya suami istri, dan anak-anak / anak mantu.

c) Syarat Tenaga Kerja

Syarat dalam menggunakan tenaga kerja baik tenaga kerja keluarga/di luar keluarga (pekerja) syaratnya antara lain disiplin, mau bekerja keras dan jujur.

d) Pelatihan Tenaga Kerja Baru

Tenaga kerja keluarga ataupun tenaga kerja diluar anggota keluarga biasanya diadakan pelatihan selama 1 minggu, cara kerjanya di arahkan sesuai dengan standar pemilik industri, setelah itu di biarkan mandiri, karena pembuatan tahu tidak rumit.

e) Pengupahan

(63)

b. Bahan Baku

1) Pengadaan Bahan baku

[image:63.595.151.517.340.427.2]

Pengadaan bahan baku kedelai di organisir oleh kelompok Murti Tahu. Selain dari kelompok ada beberapa pengrajin yang membeli tambahan bahan baku kedelai dari pasar atau pedagang cina karena terkadang harga kedelai di pasar dan pedagang cina lebih murah dari pada yang di ambil dari kelompok. Tentang pengadaan bahan baku lebih jelasnya dapat dilihat pada table 14.

Tabel 14. Pengadaan Bahan Baku

No Pengadaan Bahan Baku Jumlah Prosentase

1 Kelompok 25 89.5 %

2 Pasar dan kelompok 2 7 %

3 Pedagang cina dan kelompok 1 3.5 %

Jumlah 28 100 %

Dari tabel 17 pengadaan bahan baku yang dilakukan para pengusaha yaitu dari Kelompok sebanyak 25 pengusaha dengan prosentase 89.5 %, dari pasar dan kelompok sebanyak 2 orang dengan prosentase 7 %, dari pedagang cina dan kelompok sebanyak 1 pengusaha dengan prosentase 3.5 %. Sebagian besar pemilik usaha mengambil bahan baku dari kelompok karena lebih mudah pengambilannya dan bisa hutang terlebih dahulu. 2) Jumlah bahan baku dalam satu kali operasional

Tabel 15 Jumlah bahan baku dalam satu kali operasional

No Banyaknya Kedelai Jumlah Prosentase

1 20–30 kg 11 39.2 %

2 31–40 kg 4 14.2 %

3 41–50 kg 8 28.5 %

4 51–60 kg 1 3.5 %

5 61–70 kg - 0

6 71–80 kg 3 10.7 %

7 81 kg ke atas 1 3.5 %

(64)

Kedelai yang digunakan yaitu kedelai local / USA. Harga kedelai local / USA yang biasa di pakai oleh para pengusaha yaitu antara Rp 7000.00 – Rp 7500.00 / kg.

3). Biaya Pembelian Bahan Baku

Yang di maksud biaya pembelian bahan baku ini adalah biaya yang digunakan untuk pembelian bahan baku ( kedelai ) dalam sekali operasional. Lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 16.

Tabel 16. Biaya Pembelian Bahan Baku

No Biaya operasional Jumlah Prosentase

1 145.000 - 217.500 11 39.2 %

2 224.750 - 290.000 4 14.2 %

3 297250 - 362.500 8 28.5 %

4 369.750 - 435.000 1 3.5 %

5 442.250–507.500 - 0

6 514.7250–580.000 3 10.7 %

7 587.250 ke atas 1 3.5 %

Jumlah 28 100 %

Biaya di atas di dapatkan dari perhitungan harga 1 kg kedelai saat itu yaitu antara Rp 7000.00–Rp 7500.00.

4). Kendala yang di hadapi dalam mendap

Gambar

Gambar 1. Diagram analisis SWOT
Gambar 2. KerangkaBerfikir
Tabel 1. kisi-kisi instrument penelitian.NoVariabelKonsep Pengukuran
Tabel 3. tabel EFASFaktor-faktor
+7

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui faktor sanitasi lingkungan yang mempengaruhi kandungan coliform pada air sumur di sentra industri tahu Desa

mengadakan penelitian yang berjudul “ PENGARUH PERILAKU KEWIRAUSAHAAN, PEMASARAN DAN DAYA SAING TERHADAP PENDAPATAN PENGUSAHA INDUSTRI SABLON KAOS (Suatu studi pada

Sampel peneitian diambil dari sekitar peternakanbabi sebanyak33 sumur,dan sekitar industri tahu 33 sumur dengan inklusi yaitu terletak di sekitar peternakan atau sekitar

NILAI (VALUE CHAIN) TAHU KUNING DI SENTRA INDUSTRI TAHU KECAMATAN ADIWERNA, KABUPATEN TEGAL adalah hasil karya saya dan.. tidak terdapat karya yang pernah

Keuntungan merupakan selisih antara penerimaan dan semua biaya total produksi yang dikeluarkan oleh Industri Tahu Tempe X .keuntungan yang diterima industri Tahu

Keuntungan merupakan selisih antara penerimaan dan semua biaya total produksi yang dikeluarkan oleh Industri Tahu Tempe X .keuntungan yang diterima industri Tahu

Peran Kegiatan Produksi pada Industri Pembuatan Tahu Bapak Bahrudin dalam Kesejahteraan Masyarakat ditinjau dari Prespektif Maqashid Syariah .... Peran Kegiatan Distribusi pada Industri

Penerapan maqashid syariah dalam kegiatan distribusi pada industri pembuatan tahu milik Bapak Imam Bahrudin dilakukan dengan senantiasa melaksanakan ibadah, melakukan persiapan sebelum