• Tidak ada hasil yang ditemukan

Usaha Kecil-Maret 2008

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Usaha Kecil-Maret 2008"

Copied!
77
0
0

Teks penuh

(1)

VOLUME VI MARET 2008

(2)

Berkhas merupakan salah satu media Akatiga yang menyajikan kumpulan berita dari

berbagai macam surat kabar, majalah, serta sumber berita lainnya. Jika pada awal

penerbitannya kliping yang ditampilkan di Berkhas dilakukan secara konvensional, maka

saat ini kliping dilakukan secara elektronik, yaitu dengan men-

download

berita dari

situs-situs suratkabar, majalah, serta situs-situs berita lainnya.

Bertujuan untuk menginformasikan isu aktual yang beredar di Indonesia, Berkhas

diharapkan dapat memberi kemudahan kepada pihak-pihak yang berkepentingan dalam

pencarian data atas isu-isu tertentu. Berkhas yang diterbitkan sebulan sekali ini setiap

penerbitannya terdiri dari isu Agraria, Buruh, dan Usaha Kecil.

(3)

D a ft a r I si

Anggaran penguatan LKM dipertahankan --- 1

Jatim siapkan anugerah UKM --- 2

Perajin pewter belajar ke Malaysia --- 3

Presiden minta kredit usaha rakyat lebih diintensifkan

---

4

RI diminta moratorium liberalisasi ritel --- 5

Pembentukan Bank UMK Ditunda --- 7

UKM Lebih Butuh Pemasaran --- 8

Pengelola mal tolak batasan luas tempat usaha bagi usaha kecil --- 9

Perajin Potensial Menyejahterakan Rakyat --- 10

Alfa rancang pusat distribusi barang pedagang kecil --- 11

DKP siap cairkan dana sosial mikro --- 13

Sharwat Fardaniyah, Kerjasama Kelembagaan dan Dunia Usaha Departemen

Sosial Program Pengembangan Usaha Mikro Paling Menonjol --- 14

Demokrat Konsen Majukan Pengusaha Gurem --- 15

UKM Cilacap Serap 790 Ribu Pekerja --- 16

Dana kemitraan usaha kecil pangan Rp800 miliar --- 17

Nama KUR agar disamakan --- 18

42.000 IKM Rumahkan Karyawan

---

19

Kadin Jatim minta juknis perpres perpasaran --- 21

UKM Harus ke Pasar Modal --- 22

137 Sentra KUKM Jabar Siap Jadi OVOP --- 23

10 Peritel modern kuasai 70% pasar --- 24

Industri batik gedog bertahan --- 25

Depdag larang hipermarket dekat dengan pasar tradisional --- 26

Dana Bergulir Untuk Pengusaha Mikro --- 27

372 Mesin Baru untuk IKM Jawa Barat

---

28

Pedagang gula aren gulung tikar --- 29

Toko tradisional dan warung makin merebak --- 30

UU Koperasi perlu direvisi --- 31

Frase Politika --- 32

(4)

Carrefour kucurkan pinjaman mikro --- 36

Komisi VI tolak pengurangan anggaran Kemenkop15% --- 37

Kemenkop dan UKM Hemat Rp915 Miliar --- 39

Suryadharma Usulkan Lagi Bank UMK --- 40

AP3MI: Peritel terapkan listing fee tak wajar --- 41

Kemenkop dorong penerbitan SUK --- 42

Lippo berambisi jadi raja ritel Asia

---

43

Dinas KUKM Susun Mekanisme Pinjaman --- 45

Kredit bermasalah di Aceh ditekan --- 46

Peritel agar terapkan diskriminasi harga --- 47

Realisasi KUR Rp1,79 Triliun --- 48

UKM promosi via inflight catalogue --- 49

Usaha kecil banyak beralih jadi pedagang mi & bakso

---

50

UKM Sumut Tuntut Polisi Hentikan Sweeping --- 51

Kemenkop akan panggil hipermarket --- 52

Koperasi akan didorong terbitkan kontrak investasi --- 53

Volume produk premium tertekan --- 55

UKM seperti Sapi Perah --- 56

Kredit UMKM BPD Naik 28%

---

58

BMT Jabodetabek gagas pusat koperasi --- 59

Usaha kecil dapat pelatihan Linux

---

60

Forda UKM Minta Pungli di Sumut Diberantas --- 61

Penghematan Listrik Pukul UKM

---

62

17 UKM ikuti pasar Tong-Tong --- 63

Penerima P3KUM tidak dibatasi

---

64

Prosedur KUR Masih Sulit --- 65

'Ekspor Produk UMKM Butuh Dukungan Optimal'

---

66

Peritel besar retur barang beli putus --- 67

Realisasi KUR Rp2 Triliun

---

68

UKM Nantikan Insentif --- 69

Diperlukan Harmonisasi Ritel Besar dan Kecil --- 70

Menciptakan Pasar UKM Perlu Peran Pemerintah --- 71

(5)

Bisnis I ndonesia Senin, 03 maret 2008

An gga r a n pe n gu a t a n LKM dipe r t a h a n k a n

JAKARTA: Menteri Negara Koperasi dan UKM memastikan program pengembangan lembaga keuangan mikro (LKM) tetap stabil, meski anggaran 2008 di kementeriannya dipangkas 15%.

Sebaliknya, dana program pembangunan pasar tradisional dan pusat promosi UKM di daerah, program bidang produksi, serta dana perjalanan dinas dikoreksi signifikan terkait dengan kebijakan anggaran tersebut.

"Kami akan tetap fokus mengembangkan LKM meski jumlahnya tidak akan melebihi dari tahun lalu. Paling tidak program ini bisa berjalan dengan stabil," ujar Suryadharma Ali, akhir pekan lalu.

LKM tetap menjadi perhatian utama Kemenkop dan UKM dalam program tahun ini, terkait dengan upaya pemerintah meningkatkan peranan usaha mikro, kecil dan menengah dalam perkonomian nasional.

Program pengembangan lembaga keuangan mikro a.l. dilakukan melalui dua program prioritas pada Deputi Kelembagaan Kementerian Koperasi dan UKM, yakni P3KUM (Program Pembiayaan Produktif Koperasi dan UKM) dan program Perkassa (Perempuan Sehat dan Sejahtera).

P3KUM bertujuan memberdayakan pengusaha mikro melalui struktur keuangan koperasi simpan pinjam dan unit simpan pinjam (KSP/ USP), sedangkan program Perkassa bertujuan memberdayakan perempuan pengusaha mikro.

Menteri menyatakan program pengembangan jaringan LKM berbadan koperasi ini diharapkannya berjalan normal dan ditargetkan tumbuh di setiap kecamatan.

Selain LKM, pembangunan pasar tradisional dan pusat promosi di daerah merupakan program penting untuk memberdayakan ekonomi lokal. Akan tetapi, anggaran keduanya terpaksa dipangkas.

Pada 2007, dana pengembangan pasar dianggarkan Rp37,2 miliar tapi pada tahun ini diperkecil menjadi hanya Rp13,3 miliar.

Program lain yang dipastikan tidak bisa menyamai prestasi pada 2007 adalah resi gudang. Tahun lalu, sosialisasi dilakukan di enam kabupaten tapi realisasinya hanya di dua kabupaten.

Terkait dengan hal itu, tahun ini anggaran program tersebut disusutkan dari Rp1, 125 triliun menjadi Rp958 miliar. "Pemotongan anggaran juga terjadi di beberapa departemen lain."

Keseluruhan anggaran Kemenkop pada tahun ini lebih kecil dibandingkan dengan 2007 yang mencapai Rp1,4 triliun.

(6)

Berkhas 2 Volume VI Maret 2008

Bisnis I ndonesia Senin, 03 Maret 2008

Ja t im sia pk a n a n u ge r a h U KM

SURABAYA: Dinas Koperasi Pengusaha Kecil Menengah Jawa Timur pada tahun ini akan memberikan penghargaan Parasamya Kertanugraha 2008 bagi para pengusaha kecil menengah berprestasi.

Kepala Diskop & PKM Jatim Braman Setyo mengatakan penghargaan tersebut akan dijadikan agenda tahunan untuk menggairahkan sektor usaha tersebut.

"Ini sebagai wujud apresiasi dari Pemprov Jatim terhadap pelaku UMKM berprestasi," ujarnya, pekan lalu.

Penghargaan ini mencakup tujuh kategori, yakni perintis UKM, UKM inovatif, UKM pelestari budaya, UKM penyerap tenaga kerja, UKM pengembang wirausaha baru, UKM pelestari lingkungan dan wirausaha muda.

(7)

Bisnis I ndonesia Selasa, 04 Maret 2008

Pe r a j in pe w t e r be la j a r k e M a la y sia

PANGKALPINANG: Lima orang perajin pewter (produk aksesori berbahan baku timah) dari Bangka akan belajar desain ke Selangor, Malaysia.

"Pewter di Selangor lebih baik dalam hal desain dan kolaborasi bahan timah dengan bahan lain, produk yang dihasilkan lebih variatif," kata Kasubdin Industri Dinas Perindagkop dan UKM Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Herry, kemarin.

Di Bangka terdapat tiga usaha pewter tapi dalam beberapa tahun terakhir hampir tidak ada desain baru, sedangkan bahan yang digunakan murni timah dengan pencampur bahan kimia. Pewter akan menjadi fokus pengembangan komoditas inti sesuai rencana induk Depperin 2007.

(8)

Berkhas 4 Volume VI Maret 2008

Bisnis I ndonesia Selasa, 04 Maret 2008

Pr e side n m in t a k r e dit u sa h a r a k y a t le bih

diin t e n sifk a n

JAKARTA: Presiden Susilo Bambang Yudhoyono minta pelaksanaan kredit usaha rakyat (KUR) lebih diintensifkan pelaksanaannya karena terbukti mampu menciptakan lapangan kerja serta menekan angka pengangguran dan kemiskinan.

"Pinjaman usaha rakyat dengan pola penjaminan dari pemerintah ini, trennya sangat bagus. Memasuki tiga bulan pertama jumlah dana yang tersalur sudah Rp1,7 triliun lebih," ujar Presiden Yudhoyono, seusai rapat kabinet terbatas di Kantor Kementerian Koperasi dan UKM, kemarin.

Dengan mekanisme bagus dan proses yang lebih sederhana serta sinergi yang baik antarbank penyalur, KUR diharapkan bisa lebih banyak diserap pelaku usaha mikro. ika lebih banyak dan lebih luas jangkauannya, jumlah serapannya pun semakin tinggi.

"Kita ingin betul penyerapan KUR lebih banyak lagi, agar lapangan kerja juga lebih banyak diciptakan. Saya sudah instruksikan semua perbankan agar terus menyukseskan program ini."

Dalam tiga bulan ke depan, Presiden mengharapkan agar program KUR bisa lebih baik. Melalui kerjasama antara Kementerian Koperasi dan UKM, keenam bank penyalur bisa menunjukkan peningkatan itu dari bulan ke bulan hingga tahun berikutnya.

Dirut Bank BRI Sofyan Basir mengatakan bahwa pihaknya sudah menetapkan plafon kredit usaha rakyat (KUR) maksimal Rp5 juta untuk sektor mikro di samping terus melanjutkan program kredit serupa dengan maksimal Rp500 juta bagi usaha menengah.

"Mulai Maret kami sudah menetapkan plafon tersebut agar bisa menjangkau lebih luas pelaku usaha mikro," ujar Dirut Bank BRI Sofyan Basir kepada Bisnis usai mengikuti rapat kabinet terbatas di Kantor Kementerian Negara Koperasi dan UKM kemarin.

Ketika program KUR usaha mikro tersebut diuji coba di beberapa daerah, katanya, dalam sepekan sudah mampu menarik 1.500 debitor.

Ini menunjukkan bahwa usaha mikro memerlukan kredit untuk pengembangan usaha.

BRI tidak menemui kendala dalam penyaluran KUR karena unit layanan mereka sudah menjangkau pasar-pasar di setiap desa.

Untuk satu unit pasar misalnya, BRI bisa menyalurkan kepada 300 usaha mikro.

Meski memberi layanan kepada sektor mikro, BRI, kata Sofyan, tetap membuka layanan bagi usaha menengah untuk mengakses kredit maksimal Rp500 juta.

"Kedua program ini tetap kami buka," tandas Sofyan.

Khusus untuk usaha mikro, Bank BRI tetap memberi pelayanan bagi yang mengajukan kredit dengan nominal terkecil Rp1 juta, Rp2 juta atau Rp3 juta hingga dengan batas maksimal Rp5 juta.

(9)

Bisnis I ndonesia Selasa, 04 Maret 2008

RI dim in t a m or a t or iu m libe r a lisa si r it e l

JAKARTA: Pemerintah diminta berhenti sesaat meliberalisasi sektor ritel modern (moratorium liberalism), mengingat makin meningkatnya pangsa penjualan oleh asing yang diduga saat ini mencapai 10%.

Indonesia, dalam paparan ritel Forum APO (Asian Productivity Organization), dinilai masuk kelompok negara yang liberal dalam hal membuka akses perusahaan asing di sektor ritel.

"Kita sudah liberal [di sektor ritel]. Lakukan moratorium liberalism," kata Handito, anggota Komisi Promosi Produktivitas LPN (Lembaga Produktivitas Nasional) sekaligus delegasi LPN di Forum APO, baru-baru ini.

Handito menjelaskan moratorium bukan berarti menghentikan liberalisasi tapi menunda percepatannya, mengingat Indonesia sudah terlanjur berkomitmen membuka pasar sehingga tak bisa mundur lagi.

Jika kebijakan sektor ritel Indonesia tidak diubah, dia memproyeksikan perusahaan asing akan merebut pangsa pasar ritel Indonesia menjadi lebih dari 25% dalam lima tahun mendatang.

Selain penguasaan pasar oleh asing yang relatif besar saat ini, pertumbuhan pangsa penjualannya terbilang progresif. Apalagi dibandingkan dengan penguasaan di pasar Jepang yang relatif minim dan statis. (tabel)

Asian Productivity Organization (APO) adalah organisasi regional antarnegara yang berdiri pada 1961 dengan misi memberi kontribusi pada pengembangan sosial ekonomi di Asia.

Saat ini ada 22 negara anggota APO, mencakup Bangladesh, Kamboja, China, Fiji, Hong Kong, India, Indonesia, Republik Islam Iran, Jepang, Korea Selatan, Laos, Malaysia, Mongolia, Nepal, Pakistan, Filipina, Singapura, Sri Lanka, Thailand, dan Vietnam.

Dalam rangka meningkatkan kehidupan sosial ekonomi negara anggotanya, APO melakukannya dengan lima cara, yaitu menyumbangkan pikiran, katalisator, memberikan pertimbangan, memperkuat institusi, dan penyebaran informasi terkait produktivitas.

Pemihakan konkret

Handito, yang juga Ketua Panitia Pelaksana Rakor Perdagangan Kadin (Kamar Dagang dan Industri) Indonesia 2008, mendesak pemerintah melakukan pemihakan terhadap peritel lokal secara konkret.

"Buat aturan main dan ada kesepakatan nasional pagu persentase penjualan [ritel asing] cukup sampai angka tertentu. [Asing boleh] tumbuh, tapi tidak boleh banyak."

Pemerintah diharapkan mengikuti jejak kebijakan Jepang, di mana persentase pasar ritel asing tidak lebih dari 1%. "Daya tahan ekonomi Jepang karena ritel dikuasai lokal sehingga produk lokal bisa berjaya. Peningkatan persentase penjualan asing memang hampir empat kali lipat tapi pangsanya tetap tidak lebih dari 1%," kata Handito.

(10)

Berkhas 6 Volume VI Maret 2008

Bisnis I ndonesia Selasa, 04 Maret 2008

Toko tradisional di Jepang juga terus tumbuh. Pengusaha yang semula mengelola sendiri gerainya akhirnya merekrut sejumlah karyawan. "Yang terjadi di Indonesia justru kebalikan dari Jepang.

Kontribusi ritel terhadap GDP terus meningkat, dan jumlah perusahaan yang main di sektor ritel makin berkurang karena takut," kata Handito.

Korea Selatan juga menerapkan kebijakan yang tidak terlalu liberal, sehingga perusahaan ritel asing relatif sedikit. Pada 2005, jumlah perusahaan ritel di Negeri Gingseng itu mencapai 587.358 unit, tapi perusahaan asing hanya 174 unit.

Dalam kesempatan terpisah, Sekjen Aprindo (Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia) Tutum Rahanta menilai peritel nasional di Jepang memang kuat. "[Soal liberalnya sektor ritel] semua ini merupakan kebijakan pemerintah," kata Tutum.

Saat ini kepemilikan asing di ritel yang ada di Indonesia, untuk modal langsung adalah PT Carrefour Indonesia (100% modal asing) dan sebagian modal asing di PT Lion Super Indo (Supermarket Super Indo), sedangkan ritel yang sudah go public, antara lain PT Matahari Putra Prima Tbk, PT Ramayana Lestari Sentosa, Tbk, PT Alfa Retailindo Tbk, dan PT Hero Supermarket Tbk. (linda.silitonga@bisnis.co.id)

(11)

Jurnal Nasional Selasa, 04 Maret 2008

Ekonomi Makro jakarta | Selasa, 04 Mar 2008

Pe m be n t u k a n Ba n k U M K D it u n da

by : Luther Sembiring

Pemerintah menunda pembentukan Bank Usaha Mikro Kecil (UMK) dan memfokuskan penyaluran dana bergulir melalui Badan Layanan Umum Lembaga Pengelolaan Dana Bergulir (LPDB). Demikian dikatakan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM) Suryadharma Ali.

''Presiden menyarankan ditunda dulu biar LPDB berjalan, jadi tidak membuat institusi baru,'' katanya kepada wartawan usai Rapat Sidang Kabinet Terbatas, di kantor Kemenkop UKM, Senin (3/3). Rapat dipimpin langsung oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.

Verifikasi terhadap dana bergulir kepada UMK, katanya, akan diatur khusus melalui LBDP. Anggaran dana begulir tetap dikategorikan sebagai belanja sosial dalam APBN.

Menurut Suryadharma Ali, dana bergulir akan dimanfaatkan secara bergilir dan jangkauan penyaluran kepada UMK diperluas. ''Itu prinsipnya dana sosial. Cuma kami mau manfaatin secara bergulir sehingga lebih banyak lagi yang bisa menggunakan dana itu.''

Sebelumnya, Suryadharma mengatakan rencana pembentukan Bank UMK guna memaksimalkan pemantauan penyaluran dana bergulir. Permodalan bank tersebut akan diambil melalui share modal dari sejumlah departemen antara lain, Departemen Perdagangan, Departemen Pertanian, serta Departemen Kelautan dan Perikanan.

Prinsip operasi Bank UMK memberi kredit tanpa agunan, tetapi berdasarkan kelayakan usaha. Menerapkan prosedur sederhana dan memberikan bunga kisaran 16 persen.

Kepala Pusat Kajian UKM Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (UI) Nining I Soesilo, mengatakan penundaaan pembentukan Bank UMK harus disertai target waktu tiga tahun. ”Meski saat ini menggunakan LPDB, perlu ditargetkan pembentukan Bank UMK dalam tiga tahun mendatang,” katanya kepada Jurnal Nasional.

(12)

Berkhas 8 Volume VI Maret 2008

Jurnal Nasional Selasa, 04 Maret 2008

Ekonomi Makro Jakarta | Selasa, 04 Mar 2008

U KM Le bih Bu t u h Pe m a sa r a n

by : Bayu Prakosa Sudarmo

Rencana Menteri Negara Koperasi dan Usaha Menengah (UKM) Suryadharma Ali, menunda pembentukan Bank UKM sudah tepat. Yang lebih penting dilakukan adalah pembinaan sektor riil, bukan pada pembiayaan. Masalah pembiayaan akan lebih baik diserahkan pada bank-bank umum dan lembaga keuangan mikro (LKM).

"Pembinaan sektor riil terkait dengan pemasaran lebih penting untuk dilakukan, disitu permasalahan UKM sehingga tidak pernah maju," kata Aviliani Pengamat Indef dan Ekonom BRI, kepada Jurnal Nasional, Senin (3/3) di Jakarta.

Saat ini semua bank termasuk bank asing sudah masuk pada sektor UKM. Lebih tepat untuk memperbanyak lembaga keuangan mikro (LKM), jadi kaitannya dengan Departemen Keuangan (Depkeu).

Dalam kerangka arsitektur perbankan, bank-bank semakin universal. Jadi bila dipaksakan untuk mendirikan bank UKM, tidak sesuai dengan kerangka arsitektur perbankan. Dengan demikian tidak ada urgency mendirikan bank UKM, terkecuali bank-bank tidak mau membiayai sektor mikro.

Menurut Aviliani, fungsi pemerintah dalam hal ini menteri Koperasi dan UKM adalah pada pembinaan sektor riil. Pemerintah harus banyak menciptakan dan mendukung program-program pembinaan ini.

Pusat-pusat trading house harus diperbanyak dan dilakukan secara kontinu. Dengan demikian diharapkan UKM-UKM bisa memasarkan produknya. Selama ini banyak UKM yang terhambat faktor pemasaran sehingga tidak bisa bertahan ditengah naiknya harga-harga bahan baku.

Pengembangan ini bisa ditingkatkan pada prioritas ekspor non migas. Tentunya hal ini hanya bisa dicapai dengan peran penuh dari pemerintah dalam sektor pembinaan. Potensi industri UKM yang dimiliki Indonesia sebenarnya memiliki potensi besar untuk bersaing di pasar Internasional.

(13)

Bisnis I ndonesia Rabu, 05 Maret 2008

Pe n ge lola m a l t ola k ba t a sa n lu a s t e m pa t u sa h a ba gi

u sa h a k e cil

JAKARTA: Pengelola mal menolak ketentuan persentase luas tempat usaha di mal bagi usaha kecil, yang akan dituangkan permendag tentang petunjuk pelaksanaan kemitraan sesuai dengan Perpres No. 112/2007.

Menurut Ketua Umum Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI) A. Stefanus Ridwan S., pengelola mal menyadari pentingnya kemitraan, yang diwujudkan dengan memberi tempat usaha bagi pebisnis kecil.

"Bukan soal angka. Orang Indonesia selalu lupa bagian detail atau lupa garis besar [latar belakang dibuatnya kewajiban pengelola mal untuk menyediakan tempat bagi usaha kecil]," kata Stefanus kepada Bisnis, baru-baru ini.

Pada Pasal 6 Perpres No. 112/2007 tentang Penataan dan Pembinaan Pasar Tradisional, Pusat Perbelanjaan dan Toko Modern, dijelaskan pusat perbelanjaan wajib menyediakan tempat usaha untuk usaha kecil dengan harga jual atau biaya sewa yang sesuai dengan kemampuan usaha kecil, atau yang dapat dimanfaatkan oleh usaha kecil melalui kerja sama lain dalam rangka kemitraan.

Sebelumnya, Perda DKI Jakarta No. 2/2002 yang masih berlaku saat ini juga mengatur kewajiban pengelola mal untuk menyediakan tempat usaha bagi usaha kecil dan pedagang kaki lima seluas 20% dari luas efektif bangunan, dan tidak dapat diganti dalam bentuk lain.

"Kenapa harus lihat angka. Apalagi jika ditetapkan 20% [dari luas efektif mal untuk usaha kecil]. Angka itu tidak rasional," kata Stefanus.

APPBI memantau saat ini terdapat lebih dari 120.000 usaha kecil yang diberi kesempatan berdagang di 200 pusat perbelanjaan di Indonesia, sedangkan di Jakarta ada 60.000 pedagang kecil yang ada di 65 mal.

Stefanus minta pemerintah menyerahkan pengelola mal untuk mengatur luas usaha yang bisa diberikan kepada pedagang, karena di lapangan ada mal yang memang tidak bisa dipaksakan untuk memberikan lahan yang luas bagi pedagang kecil, misal karena peruntukan pusat belanja tersebut untuk menengah atas.

"Sebaliknya ada pusat belanja yang lebih dari 50% pedagang yang berjualan di malnya adalah pedagang kecil. Jadi memang tidak bisa dipukul rata [besaran luas untuk pedagang kecil di dalam mal]," kata Stefanus.

(14)

Berkhas 10 Volume VI Maret 2008

Jurnal Nasional Rabu, 05 Maret 2008

BUMN dan Korporat Jakarta | Rabu, 05 Mar 2008

Pe r a j in Pot e n sia l M e n y e j a h t e r a k a n Ra k y a t

by : Yanuar Jatnika

Para perajin tradisional Indonesia diharapkan dapat menjadi mitra pemerintah untuk meningkatkan perekonomian demi menyejahterakan masyarakat. "Perajin sangat potensial menciptakan lapangan pekerjaan, sehingga dapat mengurangi pengangguran dan mengentaskan kemiskinan," kata Ibu Ani Susilo Bambang Yudhoyono, pada Hari Ulang Tahun ke-28 Dewan Kerajinan Nasional (Dekranas) di Gedung Sapta Pesona, Departemen Pariwisata dan Kebudayaan Jakarta, Selasa, (4/3).

Menurut Ibu Ani, peluang usaha produk kerajinan Indonesia sangat terbuka lebar mengingat potensi kekayaan sumber daya alam yang melimpah. Kekayaan alam tersebut dapat dijadikan sumber kesejahteraan rakyat bila dimanfaatkan sebaik-baiknya. "Dekranas bisa berperan dengan memberikan konsultasi dan advokasi kepada para perajin, baik dalam peningkatan mutu produk, pendanaan, pemasaran, maupun manajemen," jelas Ibu Negara di hadapan para anggota Dekranas dan Dewan Kerajinan Daerah (Dekrada) seluruh Indonesia.

Pada perayaan tersebut hadir Ibu Mufidah Kalla, Menteri Perdagangan Mari E Pangestu, Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Jero Wacik, Menteri Koperasi dan UKM Suryadharma Ali, serta para anggota Solidaritas Istri Kabinet Indonesia Bersatu(SIKIB). Nampak hadir juga, Ny. Karlina Wirahadikusumah, istri mantan Wakil Presiden Umar Wirahadikusumah yang juga sesepuh Dekranas. HUT Dekranas tahun ini bertemakan ‘Bersama Dekranas Kita Tingkatkan Kesejahteraan Perajin'.

Namun, Ibu Negara mengingatkan agar dalam memanfaatkan sumber daya alam harus tetap menjaga kelestarian alam. "Kita sambut ekonomi gelombang keempat yang berbasis seni dan budaya, tanpa harus merusak lingkungan," tegasnya.

Ibu Negara gembira, saat ini berbagai produk seni dan budaya Indonesia semakin dikenal, baik oleh masyarakat domestik maupun internasional. Keberhasilan ini dapat menjadi pendorong untuk meningkatkan kesejahtreraan perajin, sekaligus melestarikan produk seni dan budaya Indonesia.

Kepada perajin, Ibu Ani juga menekankan perlunya pencantuman label Buatan Bali-Indoensia, Banten-Indonesia, Aceh-Indonesia dan lain-lain, pada produk mereka. "Agar produk itu dikenal sebagai buatan Indonesia, sehingga tidak gampang diakui negara lain," jelasnya.

Dengan pencantuman itu, sekaligus menunjukkan bahwa walaupun Indonesia terdiri berbagai etnis dan pulau, semuanya tetap bernaung dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

(15)

Bisnis I ndonesia Kamis, 06 Maret 2008

Alfa r a n ca n g pu sa t dist r ibu si ba r a n g pe da ga n g k e cil

JAKARTA: PT Sumber Alfaria Trijaya segera meluncurkan pusat distribusi (store selling point/SSP) untuk melayani pengadaan barang bagi pedagang kecil yang lokasinya dekat dengan toko minimarket Alfamart.

Maria Harjono, Deputi Direktur Franchise Development PT Sumber Alfaria Trijaya, mengatakan perusahaan pengelola Alfamart ini tengah melakukan uji coba di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi.

"Kami tengah melakukan uji coba SSP," kata Maria, kemarin.

Alfamart berinisiatif menciptakan bisnis SSP, setelah mengamati pedagang kecil banyak datang ke minimarket tersebut untuk membeli barang yang akan dijual kembali.

Ketika ditanya tentang praktiknya, Maria menolak untuk menjabarkan secara rinci, mengingat SSP merupakan proyek baru Alfamart, sehingga belum diputuskan kapan akan meluncurkannya.

"Kami akan lihat dampak [uji coba SSP], dan akan menyesuaikannya dengan regulasi," kata Maria.

Berdasarkan informasi yang diterima Bisnis, suatu peritel minimarket tengah memprogramkan pembukaan kios di dalam pasar tradisional, dan akan melayani konsumen dan toko tradisional di wilayah yang sama.

PT Sumber Alfaria Trijaya menargetkan menambah 600 toko hingga akhir 2008, sedangkan jumlah gerai saat ini mencapai 2.400 minimarket yang berada di Jawa dan Lampung.

Maria mengemukakan Alfamart menargetkan 30% di antaranya berbentuk waralaba (franchise), dengan menjalin mitra usaha perorangan, badan usaha, koperasi, dan yayasan. Saat ini Alfamart waralaba 503 gerai, dengan investasi terwaralaba Rp300 juta di luar gedung.

Selain Jawa dan Lampung Alfamart juga akan berekspansi ke Kalimantan dan Sulawesi, karena di sana sudah banyak mitra usaha yang berminat menjalankan bisnis waralaba Alfamart."

Didit Setiadi, Manajer Corporate Communications PT Sumber Alfaria Trijaya mengatakan sering menemukan kendala mendapatkan izin membuka minimarket di wilayah yang potensial. "Seperti di Serang, Banten, yang boleh membuka minimarket bila berkerja sama dengan mitra lokal, di DKI Jakarta ada Perda No. 2/2002 [tentang Perpasaran Swasta]."

Padahal, ungkapnya, sebenarnya berbagai wilayah potensial di Indonesia relatif masih sedikit jumlah minimarketnya, termasuk di DKI Jakarta.

Didit menilai yang paling efektif jika satu minimarket melayani 12.500 konsumen. Sementara di Jakarta satu minimarket masih melayani 30.000 konsumen. "Di Thailand saja satu minimarket melayani 15.000 jiwa, dan di Singapura satu outlet melayani 10.000 konsumen."

Tidak tepat

(16)

Berkhas 12 Volume VI Maret 2008

Bisnis I ndonesia Kamis, 06 Maret 2008

"Kami tidak setuju. Apalagi peran minimarket sebagai distributor barang ke toko tradisional pernah muncul dalam draf perpres perpasaran, kemudian ditolak [tidak jadi diberlakukan di perpres]," kata Franky.

Menurut dia, jika dibuat aturan adanya prioritas utama bagi minimarket melalui jaringannya mendistribusikan barang ke pedagang kecil, dikhawatirkan akan merontokkan bisnis ditributor yang lain.

Apalagi, saat ini dominasi pasokan barang dari industri adalah pasar dan toko tradisional, seperti makanan ringan, roti, air mineral, rokok, dan mie instan.

Terkait dengan alasan menunjuk minimarket untuk memperpendek jalur distribusi sehingga pedagang bisa memperoleh harga lebih murah, dia menilai langkah tersebut tidak tepat.

Sebenarnya, kata Franky, harga pabrik barang yang disalurkan kepada toko tradisional dan toko modern sama. Apalagi industri saat ini juga ada yang membangun jaringan distribusi sendiri.

Namun, toko modern mempunyai daya tawar lebih tinggi karena membeli barang dalam jumlah besar, sehingga industri memberikan diskon. Belum lagi adanya biaya syarat perdagangan pemasok, sehingga membuat toko modern lebih leluasa bersaing untuk memenangkan kompetisi.

Dalam draf Perpres Penataan dan Pembinaan Pasar Tradisional, Pusat Perbelanjaan dan Toko Modern sempat menyebutkan pengelola jaringan minimarket harus diutamakan menjadi pengelola distribusi untuk memasok warung kelontong usaha kecil tradisional, dengan memfungsikan jaringan minimarket sebagai titik distribusi bagi usaha kecil setempat.

Sebagai pusat distribusi, diharapkan minimarket memberi harga yang relatif lebih murah kepada pewarung kecil, daripada harga jual produk tersebut di rak pajang toko.

Namun, pemerintah mencabut rencana itu. "Dulu pernah ada gagasan outlet [minimarket] harus jadi pendistribusi barang ke toko dan warung. Karena di situ ada kata harus, seolah hanya dia [pengelola jaringan minimarket] yang boleh jadi distributor warung," kata Ardiansyah Parman, Dirjen Perdagangan Dalam Negeri Depdag (Bisnis, 5 Jan.) (Linda.silitonga@bisnis.co.id/ ginting.munthe@bisnis.co.id)

(17)

Bisnis I ndonesia Kamis, 06 Maret 2008

D KP sia p ca ir k a n da n a sosia l m ik r o

JAKARTA: Departemen Kelautan dan Perikanan (DKP) akan menyalurkan dana sosial mikro bagi masyarakat pesisir dan pembudi daya ikan di 115 kabupaten/kota sekitar Rp40 miliar mulai April 2008.

Bantuan ini akan didistribusikan secara perorangan maupun kelompok melalui koperasi atau lembaga keuangan mikro setempat, dengan prioritas untuk pengusaha pemula dan perempuan pengusaha.

Dirjen Kelautan, Pesisir, dan Pulau-pulau Kecil (KP3K) DKP Syamsul Ma'arif mengatakan bantuan ini menggantikan dana bergulir program pemberdayaan ekonomi masyarakat pesisir (PEMP).

"Sekarang bentuknya bantuan sosial mikro atau BSM. Ini yang akan diberikan kepada masyarakat pesisir, nelayan dan pembudi daya ikan," katanya usai membuka sosialisasi program bantuan sosial mikro, kemarin.

Setiap kabupaten/kota akan mendapatkan alokasi sekitar Rp400 juta untuk disalurkan ke penerima bantuan dalam bentuk barang atau sarana usaha dan penangkapan ikan senilai maksimal hingga Rp10 juta.

Anggaran sekitar Rp40 miliar itu siap dicairkan, mengingat perangkat aturannya diterbitkan pada 3 Maret 2008, yakni Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan No. 7/2008 tentang Bantuan Sosial Pemberdayaan Masyarakat Pesisir dan Pembudidaya Ikan.

Bantuan itu akan disalurkan setelah pemerintah menerima proposal yang diseleksi oleh dinas setempat dengan dibantu koperasi atau LKM.

Syamsul menambahkan penyaluran bantuan ini juga akan menyertakan jaringan LKM Swamina, yang dibangun DKP melalui program PEMP pada 2004-2006.

"Tetapi bisa juga dengan koperasi. Mekanismenya, calon penerima bantuan bisa mengajukan proposal terkait dengan barang apa yang dia perlukan. Nanti akan diseleksi oleh dinas dengan bantuan koperasi atau LKM," tuturnya.

Dia mengakui penyaluran bantuan ini berisiko tinggi terhadap tindak penyelewengan. Karena itu, DKP menyiapkan tenaga pendampingan yang akan ditempatkan di setiap desa untuk mengawasi penyaluran bantuan.

Menurut Syamsul, penyaluran bantuan hingga 80% sudah cukup baik. Apalagi pada tahun lalu, DKP hanya berhasil menyalurkan 30% dana PEMP dari anggaran senilai Rp146 miliar, karena keterlambatan pencairan.

(18)

Berkhas 14 Volume VI Maret 2008

Jurnal Nasional Kamis, 06 Maret 2008

EKSPLORASI Kemitraan | Jakarta | Kamis, 06 Mar 2008

Sh a r w a t Fa r da n iy a h , Ke r j a sa m a Ke le m ba ga a n da n

D u n ia U sa h a D e pa r t e m e n Sosia l Pr ogr a m

Pe n ge m ba n ga n U sa h a M ik r o Pa lin g M e n on j ol

by : Ahmad Thonthowi Djauhari

Keuntungan yang diperoleh Depertemen Sosial bekerja sama dengan berbagai perusahaan tambang?

Sampai saat ini pengurangan kemiskinan menjadi tujuan utama pemerintah. Nah, di sinilah peranan pelaku usaha mengambil bagian dalam mendukung program pemerintah tersebut. Kami memfasilitasi pelaku dunia usaha tersebut melalui beberapa program pengentasan kemiskinan yang mereka lakukan.

Dunia usaha memiliki dana, yang disisihkan sebesar 1-3 persen dari seluruh pendapatan perusahaan. Kecenderungannya mereka tidak tahu apa yang harus dilakukan dengan dana tersebut guna pengembangan masyarakat. Kami menjadi fasilitator dari perusahaan ke masyarakat. Masyarakat sekitar daerah operasi tambang tersebut dapat menjadi masyarakat yang berdaya guna, misalnya dengan pelatihan yang kami berikan

Bagaimana dengan Bukit Asam?

Sebenarnya dari 2002, kami telah melakukan berbagai sinergi program dengan mereka. Kami berperan sebagai fasilitator di lapangan, dan ide serta dana berasal dari mereka. Kami berusaha membangun transparansi dengan mereka.

Seperti kita ketahui, Bukit Asam memiliki kompleksitas permasalahan sosial yang semakin lama semakin berkembang. Awalnya masyarakat sekitar daerah operasional sebelum ada pertambangan memiliki kegiatan perekonomian yang konvensional. Namun, setelah ada perusahaan tambang, masyarakat menjadi bersandar pada perusahaan. Dengan itu perusahaan harus dapat memberikan pelatihan-pelatihan pada masyarakat sekitar sehingga mereka dapat menjadi lebih mandiri. Kalau kami mendidik satu orang, diharapkan dia nanti bisa menjadi pendidik bagi masyarakat lainnya

Sejauh mana kinerja PT BA dalam menjalan corporate social responsibility?

Dari catatan kami selama ini mereka dapat dikatakan Bagus. Selama ini mereka melakukan kombinasi yang sangat baik dengan memadukan antara apa yang menjadi kebutuhan masyarakat, dengan sisi humanitas masyarakat.

Yang paling menonjol?

Pengembangan usaha mikro. Bukit Asam menyalurkan bantuan kepada pengusaha kecil, yang kemudian dibantu, dikembangkan, dan dipantau mereka.

(19)

Jurnal Nasional Sabtu, 08 Maret 2008

Politika Jakarta | Sabtu, 08 Mar 2008

D e m ok r a t Kon se n M a j u k a n Pe n gu sa h a Gu r e m

by : Friederich Batari

Ketua Departemen Bidang Ekonomi DPP Partai Demokrat Darwin Zahedy Saleh menegaskan Partai Demokrat sangat konsen untuk mendorong pengembangan usaha mikro kecil dan menengah (UMKM). Mayoritas masyarakat yang bergerak UMKM bergerak di sektor informal. Partai Demokrat juga mendorong terwujudnya demokratisasi ekonomi sebagaimana dicanangkan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

"Diharapkan dapat terwujud pertumbuhan ekonomi yang tinggi tetapi berkeadilan. Artinya, pengembangan masyarakat di sektor informal yang jumlahnya besar harus menjadi prioritas," kata Darwin saat dihubungi Jurnal Nasional, Jumat (7/3).

Darwin menerangkan, kelompok masyarakat yang bergerak di bidang usaha nonpertanian di Indonesia berdasarkan hasil survei tahun 2006 menunjukkan sekitar 42 juta jiwa bergerak di bidang usaha nonpertanian. Dari jumlah ini terdapat 22,7 juta unit usaha nonpertanian.

Darwin menambahkan, dari jumlah ini lebih dari 99,5 persen adalah berskala mikro dan kecil. Hanya 0,5 persen yang berskala menengah dan atas. Ini menunjukkan, sektor usaha nonpertanian sangat gurem cukup banyak seperti usaha kerajinan, ukir-ukiran, warung, industri rumah tangga, dan lain sebagainya. Oleh karena itu, Partai Demokrat memprioritaskan bagian terbesar masyarakat yang bergerak di sektor informal ini.

Ke depan, kata Darwin, Partai Demokrat akan melakukan dua hal. Pertama, memberikan kesadaran yang penuh kepada kader Partai Demokrat untuk peduli kepada rakyat di sekitarnya. Caranya adalah memberikan informasi atau akses permodalan seperti kredit.

Kedua, membantu dari sisi pemasaran. Untuk mengembangkan usaha mikro dan kecil, maka partai yang memiliki jaringan antara provinsi dapat memberikan informasi untuk memasarkan produknya. Ini dapat menekan angka pengangguran. Kehadiran partai menjadi katalis (menyampaikan informasi/akses permodalan/pemasaran) bagi pengembangan dunia usaha mikro dan kecil.

Selain itu, Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) di tingkat kecamatan, perkotaan, pedesaan sangat baik untuk pengembangan sektor Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM).

Darwin juga mengharapkan agar masyarakat dapat keluar dari perangkap sebagai kaum papa yang merasa nyaman pada tingkat gurem.

(20)

Berkhas 16 Volume VI Maret 2008

Jurnal Nasional Sabtu, 08 Maret 2008

U KM Cila ca p Se r a p 7 9 0 Ribu Pe k e r j a

by : Sapariah

USAHA mikro kecil dan menengah (UMKM) yang tersebar di seluruh wilayah Kabupaten Cilacap mampu menyerap 790.125 tenaga kerja. Saat ini, jumlah UMKM di seluruh wilayah Cilacap sekitar 180.859 unit.

Kepala seksi UKM Dinas Perindustrian Perdagangan dan Koperasi (Disperindagkop) Sahid Hidayat menuturkan, keberadaan UMKM mampu menyerap tenaga kerja dalam jumlah besar. Sektor UKM memiliki peranan besar dalam meningkatkan perekonomian masyarakat. Banyaknya tenaga kerja

yang terserap dalam sektor ini, ucapnya, menunjukkan masih banyak kesempatan terbuka untuk berusaha.

Pemerintah Cilacap sudah berupaya memberdayakan UKM ini, antara lain memberikan pembinaan. Namun dari keseluruhan UKM yang ada, baru 930 yang dibina hingga tahun 2007.

Dia mengatakan, ada tiga pendekatan dalam pembinaan UKM ini. Pertama, pembinaan secara menyeluruh, mulai dari proses produksi, pemasaran dan peningkatan kualitas kualitas sumber daya manusia. Kedua, pembinaan individu bagi usaha yang berpotensi dan kuat secara ekonomi, yaitu usaha yang menjadi sentra dari cluster usaha lain.

Mengenai bantuan khusus diberikan pemerintah Cilacap kepada UKM, kata Sahid, secara khusus belum menganggarkan bantuan modal kerja. Namun, tahun 2006, ada dua kelompok UKM yang mendapatkan bantuan modal kerja dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).

Tahun 2007, ada 120 UKM mengikuti pelatihan. Tahun ini, diperkirakan meningkat, di APBD induk dianggarkan 120 UKM, namun diusulkan lagi di APBD perubahan 70 UKM.

(21)

Bisnis I ndonesia Senin, 10 Maret 2008

D a n a k e m it r a a n u sa h a k e cil pa n ga n Rp8 0 0 m ilia r

JAKARTA: Pemerintah mengalokasikan pinjaman dana kemitraan senilai Rp800 miliar dengan bunga flat 3% per tahun, untuk mendukung program ketahanan pangan nasional dan membantu pedagang kecil yang terkena dampak lonjakan biaya produksi.

Dana tersebut merupakan keseluruhan dari anggaran program kemitraan dan bina lingkungan BUMN untuk menopang ketahanan pangan senilai Rp1,3 triliun.

Menteri Negara BUMN Sofyan Djalil mengatakan kebijakan dana Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) untuk ketahanan pangan diputuskan dalam Sidang Kabinet Indonesia Bersatu, beberapa waktu lalu.

"Jadi, mulai minggu ini kami akan menyalurkan dana PKBL itu," ujar Sofyan pada acara pencanangan program bantuan bagi warga masyarakat di daerah rawan pangan di Indonesia, akhir pekan lalu.

Pinjaman modal lunak bagi usaha kecil pangan merupakan program jangka menengah panjang yang dimulai pada tahun ini, sedangkan program pendeknya berupa penyaluran 2 juta paket bantuan langsung tunai senilai Rp200 miliar, dan sebanyak 4,9 juta paket sembako senilai Rp240 miliar.

Penyaluran bantuan langsung tunai bekerja sama dengan PT Pos Indonesia dan menggunakan basis data warga miskin Badan Pusat Statistik.

Dana program ini juga diarahkan untuk pelatihan para lulusan SLTA yang siap bekerja di sejumlah sektor usaha, seperti garmen, otomotif, dan jasa keuangan mikro. Anggaran dana untuk program tersebut mencapai Rp35 miliar.

Seluruh Indonesia

Parikesit Suprapto, staf ahli Menteri Negara BUMN bidang Kemitraan dan Usaha Kecil, menambahkan sasaran penyaluran bantuan pinjaman lunak tersebut, a.l. petani, industri kecil makanan, dan pedagang di sektor pangan.

Penyalur pinjaman ini adalah BUMN, terutama bagi pengusaha kecil di wilayah kerja perusahaan pemerintah itu. "Tapi cakupan penyaluran untuk seluruh lokasi [di Indonesia], yang rawan pangan," ujar Parikesit.

Dia mengatakan penyaluran dana kemitraan untuk mendukung ketahanan pangan merupakan program baru, yang menjadi fokus mulai tahun ini.

Saat ini, ketentuan bunga pinjaman program kemitraan ditetapkan secara bervariasi sesuai dengan besaran pinjaman, mulai dari 6%, 8%, 10% sampai dengan 12%.

"Bunga untuk pinjaman kemitraan program ketahanan pangan 3% per tahun, flat. Ini program baru, beda dengan yang sebelumnya dan untuk debitor baru," ujarnya.

Dia mengatakan pengusaha kecil pangan yang sudah menjadi mitra BUMN tetap menggunakan skema yang sudah berjalan selama ini, termasuk bagi kalangan usaha kecil nonpangan.

(22)

Berkhas 18 Volume VI Maret 2008

Bisnis I ndonesia Senin, 10 Maret 2008

N a m a KU R a ga r disa m a k a n

JAKARTA: Kementerian Koperasi dan UKM mengharapkan enam bank menyamakan produk kredit usaha rakyat (KUR) dan menyesuaikan plafon pinjamannya menjadu maksimal Rp50 juta per debitor.

"Penyesuaian memang tidak bisa segera. Harus dilakukan dalam sidang komite yang diketuai Menko Perekonomian Boediono," ujar Deputi Bidang Pengembangan dan Restrukturisasi Kemenkop dan UKM Choirul Djamhari kepada Bisnis kemarin.

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menginginkan penyaluran KUR lebih difokuskan untuk sektor mikro, karena jumlah pelakunya dominan. KUR juga terbukti mampu menciptakan lapangan kerja dan mengurangi angka pengangguran.

(23)

Pikiran Rakyat Senin, 10 Maret 2008

4 2 .0 0 0 I KM Ru m a h k a n Ka r y a w a n

Tergantung pada Minyak Goreng dan Terigu

BANDUNG, (PR).-

Sebanyak 42.000-an unit usaha industri kecil-menengah agro di Jabar, terpaksa merumahkan sebagian karyawannya akibat tidak kuat menanggung beban kenaikan harga minyak goreng dan terigu sejak dua pekan terakhir. Akibat kondisi itu, kelangsungan usaha sebagian besar industri kecil-menengah agro Jabar sementara ini hanya dilakukan kalangan keluarga pemilik usaha.

Ketua Asosiasi Industri Kecil-Menengah Agro (AIKMA) Jabar, Bambang Eko, di Bandung, Minggu (9/3), mengatakan, kondisi demikian terutama dialami industri kecil-menengah agro yang bergantung kepada bahan baku minyak goreng dan terigu. Ini terutama dialami usaha keripik, tahu, dan kerupuk, yang selama ini mencapai 50% dari seluruh usaha industri kecil-menengah agro Jabar, seperti yang terdaftar di AIKMA Jabar saja 105.000 unit usaha.

"Dari jumlah usaha kerupuk, keripik, dan tahu tersebut, 80% sudah kerepotan dengan kondisi kenaikan harga minyak goreng dan terigu. Mereka umumnya merumahkan karyawan yang bukan anggota keluarga antara 1-5 orang per unit usaha, untuk efisiensi usaha sambil menunggu harga bahan produksi normal kembali," katanya.

Disebutkan, langkah merumahkan karyawan industri kecil-menengah agro kebanyakan terjadi di Tasikmalaya, Ciamis, Garut, Sumedang, dan Bogor, yang selama ini menjadi sentra produksi kerupuk, keripik, dan tahu. Rata-rata mereka mengalami kenaikan beban produksi sampai 60%, sedangkan harga jual sulit dinaikkan.

Ia juga mempertanyakan, mengapa pemerintah tidak memberikan subsidi minyak goreng bagi para pengusaha industri kecil-menengah agro. Pemberian subsidi minyak goreng hanya bagi orang miskin, dinilai kurang bijaksana, karena sektor industri kecil-menengah agro pun sebagai tempat memberikan pendapatan bagi masyarakat miskin.

Menurut Bambang, situasi yang sedang terjadi di kalangan industri kecil-menengah agro akibat kenaikan harga minyak goreng dan terigu, praktis memunculkan pengangguran baru. Ini dirasakan ironis, karena sebelumnya industri kecil-menengah agro merupakan unit usaha yang cukup banyak menyerap tenaga kerja baru, terutama kalangan menengah ke bawah di pedesaan.

Keterangan itu dibenarkan pemilik usaha pabrik tahu di Kec. Tanjungsari, Sumedang, Titin. Sejak beberapa hari terakhir, ia terpaksa menggilirkan karyawan di pabriknya, karena modal yang semula untuk upah sementara ditambahkan untuk modal membeli minyak goreng yang sudah mencapai Rp 13.000,00/kg.

Perlu diperhatikan

Sementara itu, Kepala Dinas Indag Agro Jabar Helmy Anwar mengatakan, industri kecil-menengah agro memang rentan terhadap gejolak harga bahan baku. Apalagi, sebagian besar di antara pengusaha industri kecil-menengah agro hanya beromzet jutaan sampai puluhan juta rupiah per bulan.

(24)

Berkhas 20 Volume VI Maret 2008

Pikiran Rakyat Senin, 10 Maret 2008

(25)

Bisnis I ndonesia Selasa, 11 Maret 2008

Ka din Ja t im m in t a j u k n is pe r pr e s pe r pa sa r a n

SURABAYA: Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Jawa Timur menilai implementasi Peraturan Presiden No. 112/2007 tentang perpasaran perlu diawasi sebuah tim pengawas, yang didukung petunjuk teknis (juknis).

Shahputra, Wakil Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Jawa Timur, mengatakan keberadaan tim tersebut untuk memastikan pusat belanja modern memberdayakan sektor UKM di daerah.

"Di daerah perlu dibentuk tim pengawas yang didukung juknis dan juklak terkait pengimplementasian Perpres No. 112/2007, agar UKM bisa terangkat dan pasar tradisional pun tidak terdepak," ujarnya kepada Bisnis, kemarin.

Pada Perpres No. 112/2007 tentang Penataan dan Pembinaan Pasar Tradisional, Pusat Perbelanjaan dan Toko Modern, disebutkan pendirian pusat perbelanjaan dan toko modern wajib memerhatikan jarak dengan pasar tradisional.

Pasar modern itu juga diharuskan menyerap produk UKM. Sementara itu di Jatim belum terdapat peraturan daerah sebagai turunan perpres.

Sejumlah pengelola pasar modern diketahui makin agresif berekspansi ke Kota Surabaya. Sebagai contoh, Carrefour Indonesia selama empat tahun terakhir mengoperasikan lima unit gerai di Surabaya, di mana gerai terakhir didirikan di Kalirungkut.

Abraham Ibnu Ch., Ketua Asosiasi Perusahaan Ritel Indonesia (Aprindo) Jawa Timur, menyebutkan di provinsi ini terdapat 1.200 gerai minimarket, di antaranya 650 gerai Alfamart dan Indomart.

Abraham mengatakan tahun ini sedikitnya 50 gerai minimarket baru siap beroperasi di Jatim, yang umumnya milik peritel besar, seperti Alfamart, dan Matahari lewat jaringan Foodmart dan Indomart. (k22)

(26)

Berkhas 22 Volume VI Maret 2008

Kompas Selasa, 11 Maret 2008

U KM H a r u s k e Pa sa r M oda l

Se ba n y a k 2 .0 0 0 Pe r u sa h a a n La y a k " Go Pu blic"

Jakarta, Kompas - Usaha kecil dan menengah di Indonesia sebaiknya tidak lagi hanya mencari sumber pembiayaan dari institusi perbankan. Sekalipun masih memiliki banyak kelemahan dan kendala, sudah saatnya UKM memanfaatkan pasar modal sebagai alternatif sumber pembiayaan.

Hal itu disampaikan Ketua Umum Badan Pengurus Pusat Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) Sandiaga Uno seusai menandatangani perjanjian kerja sama dengan PT Bahana Pembinaan Usaha Indonesia (BPUI) dan Centre for Finance, Investment and Securities Law (CFISEL), Senin (10/3) di Jakarta. Ketiga institusi ini bekerja sama melakukan riset independen mengenai pemanfaatan pasar modal sebagai sumber pembiayaan alternatif bagi pelaku UKM.

Sandiaga mengatakan, institusi perbankan tidak lagi dapat terlalu diandalkan karena selama ini hanya menyentuh sebagian kecil UKM di Indonesia. ”Untuk mengembangkan usaha, sudah saatnya UKM masuk ke pasar modal,” kata Sandiaga.

Menurut dia, dari sekitar 40 juta UKM di Indonesia, 2.000 perusahaan sudah layak masuk menjadi perusahaan publik tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI). Nilai aktiva 2.000 perusahaan itu berada pada kisaran Rp 25-50 miliar.

Contoh negara maju

Peneliti dari CFISEL, M Faiz Aziz, mengatakan bahwa memanfaatkan pasar modal sebagai sumber pembiayaan sudah lama dilakukan UKM di sejumlah negara maju. Misalnya, Kanada dengan bursa bernama TSX Venture Exchange yang merupakan anak perusahaan dari Toronto Stock Exchange serta Inggris dengan Investment Market yang merupakan anak perusahaan dari London Stock Exchange.

Berbeda dengan Indonesia, di kedua bursa di atas, kata Faiz, hampir tidak ada persyaratan yang berat bagi UKM untuk bisa masuk ke pasar modal, seperti harus mencatat laba selama dua tahun berturut-turut atau harus memiliki aset dalam jumlah tertentu. Untuk masuk ke pasar modal, UKM di Inggris dan Kanada cukup menggunakan jasa nominated advisor— sejenis underwriter atau penjamin emisi efek.

Nominated advisor ini akan memberikan petunjuk dan nasihat tentang apa yang harus dilakukan UKM. Rekomendasi dari nominated advisor juga menjadi kunci kepercayaan masyarakat terhadap saham UKM tersebut.

Presiden Direktur BPUI Boyke W Mukijat menambahkan, Indonesia memiliki potensi UKM yang cukup besar. Karena itu, perlu dipelajari mekanisme masuknya UKM ke pasar modal luar negeri dan lantas disesuaikan dengan kondisi Indonesia.

(27)

Pikiran Rakyat Selasa, 11 Maret 2008

1 3 7 Se n t r a KU KM Ja ba r Sia p Ja di OV OP

BANDUNG,(PR).-

Jawa Barat miliki potensi besar untuk mengembangkan produk-produk usaha mikro kecil menengah (UMKM) dan koperasi melalui penerapan konsep one village one product (OVOP). Saat ini terdapat 137 sentra produk unggulan KUKM yang siap dikembangkan jadi OVOP karena usahanya sudah berjalan baik.

"Sebenarnya, pola OVOP atau pengembangan produk unggulan pada satu daerah ini sudah dilakukan Jabar sejak 1998. Bahkan jika melihat sejarah, pola serupa sudah dikembangkan di beberapa daerah sejak zaman Belanda," ujar Kepala Dinas KUKM Jabar Drs. H. Mustopa Djamaludin, M.Si. kepada "PR", Senin (10/3).

Mustopa menjelaskan, konsep OVOP di Jabar diadopsi dari pengembangan ekonomi di Fukuoka, salah satu provinsi di Jepang. Sejak 1998, Jabar terus mengembangkan produk-produk unggulan di setiap daerah hingga saat ini.

Mustopa meyakini jika konsep tersebut mampu diterapkan dengan baik, akan memberikan nilai tambah ekonomi yang sangat positif bagi daerah. Bahkan, secara langsung akan meningkatkan daya saing produk unggulan daerah.

"Pengembangan OVOP ini harus didukung beberapa aspek, di antaranya bahan baku, sumber daya manusia (SDM), teknologi, pembiayaan, dan pemasaran," katanya.

Menyinggung upaya Dinas KUKM, dia mengatakan, pihaknya menugaskan dua sampai tiga orang tenaga pendamping di setiap sentra usaha. Mereka bertugas untuk meningkatkan kinerja sentra usaha bersangkutan dalam mengembangkan produk unggulan.

Saat ini tenaga pendamping tersebut tersebar di sentra-sentra produk unggulan di 26 kota/kabupaten di Jawa Barat, termasuk di 137 sentra KUKM yang sudah terbentuk. Produk-produk unggulan yang diupayakan optimalisasinya di antaranya perikanan, rami, dan Produk- produk-produk olahan makanan-minuman.

"Selain akan memberikan nilai tambah bagi masyarakat, juga meningkatkan nilai kompetitif daerah berkaitan. Oleh karena itu, OVOP ini akan terus kita kembangkan ke depan," katanya.

Mengomentari upaya Kementerian Negara KUKM yang siap menerapkan OVOP melalui penguatan modal bagi pengembangan budi daya rami di Kabupaten Bandung (Jabar) dan Wonosobo (Jateng), Mustopa menilai positif inisiatif tersebut.

Bagi Jabar sendiri hal tersebut akan membantu mempercepat proses optimalisasi OVOP di daearh bersangkutan. Termasuk pengembangan sentra budi daya rami di Garut yang sudah lama dilakukan.

(28)

Berkhas 24 Volume VI Maret 2008

Bisnis I ndonesia Rabu, 12 Maret 2008

1 0 Pe r it e l m ode r n k u a sa i 7 0 % pa sa r

JAKARTA: Sepuluh perusahaan ritel modern terbesar di Indonesia menguasai 70% dari total penjualan di toko modern pada 2007, yang mencapai Rp80 triliun.

Chairman Indonesia Competitiveness Community (ICC) Handito Hadi Joewono memprediksi pasar yang dikuasai sepuluh peritel tersebut akan terus membesar jika tidak ada penguatan peritel skala kecil.

"Peritel besar makin besar memang tidak hanya terjadi di Indonesia, tetapi harusnya pemerintah mendorong agar ritel kecil tetap ada," kata Handito, yang menjadi Ketua Panitia Pelaksana Rakor Perdagangan Kadin (Kamar Dagang dan Industri) Indonesia, baru - baru ini.

Berdasarkan data 2007, 10 peritel di Indonesia sudah menguasai 70% pasar ritel modern, mencakup Matahari menguasai pangsa 13,5%, Makro 12%, Alfa 8,5%, Ramayana 8,5%, dan Carrefour 7,6%.

Enam peritel modern terkuat lainnya adalah Hero Pasar Swalayan, Indomaret, Indo Grosir, Goro 33, dan Super Indo.

Dia mendesak pemerintah segera menggelontorkan dana penguatan ritel modern skala kecil yang tidak punya jaringan luas, terutama untuk menyokong sistem komputerisasi toko.

"Menghambat peritel besar agar tidak makin besar lagi tidak mungkin dilakukan, diharapkan pemerintah segera menerapkan keberpihakan kepada ritel modern skala kecil," katanya.

Dua kemungkinan

Apabila pemerintah tidak menyokong pertumbuhan ritel modern skala kecil, ada dua kemungkinan yang terjadi sehingga akan memberi peluang peritel skala besar makin besar menguasai pangsa pasar.

Pertama, ritel modern kecil makin tidak mampu bersaing dengan pemodal besar karena tokonya jelek dan harga produk yang ditawarkan lebih mahal.

Kedua, aksi beli yang dilakukan peritel besar atas yang perusahaan kecil. "Pemerintah harus melihat pengalaman di negara lain, seperti Jepang, Korea Selatan, dan India. Di negara itu yang modern skala kecil bisa hidup," kata Handito.

Yongky Surya Susilo, Direktur Retailer Service Nielsen Indonesia, mengatakan banyak pelaku ritel daerah di Indonesia yang kuat di wilayahnya.

"Di Indonesia banyak pemain lokal yang kuat dan pemain daerah yang menjadi raja di wilayahnya. Akan tetapi memang umumnya adalah jago di lokal," kata Yongky.

Kalau dibandingkan dengan Jepang, Yongky menilai Negara Sakura tersebut memiliki banyak pemain ritel. "Jepang negara [yang peritelnya] fragmented atau banyak pemainnya. Susah membandingkan dengan Jepang, kita sama dengan Thailand," kata Yongky.

(29)

Bisnis I ndonesia Rabu, 12 Maret 2008

I n du st r i ba t ik ge dog be r t a h a n

SURABAYA: Industri kecil batik gedog di Tuban, Jawa Timur, berpeluang berkembang melalui desain baru, sesudah usaha itu berjalan puluhan tahun lalu dengan motif pesisiran.

Suwoto, pimpinan UD Warna Jaya - produsen batik gedog, mengatakan konsumen butuh batik gedog motif tradisional yang dimodifikasi. Pewarnaannya pun tidak lagi didominasi warna tanah dan gelap.

"Usaha kami [melalui motif baru] tetap eksis dan memperoleh banyak pesanan kain lembaran ataupun produk pakaian jadi," ujarnya kepada Bisnis, kemarin.

(30)

Berkhas 26 Volume VI Maret 2008

Bisnis I ndonesia Kamis, 13 Maret 2008

D e pda g la r a n g h ipe r m a r k e t de k a t de n ga n pa sa r

t r a dision a l

JAKARTA: Departemen Perdagangan melarang peritel membuka toko berformat hipermarket di jalan besar yang dekat dengan pasar tradisional, sekalipun jalan tersebut berkategori arteri atau kolektor.

Depdag juga menginstruksikan pemerintah daerah untuk mempertimbangkan izin pendirian hipermarket di jalan persimpangan yang berhubungan langsung dengan jalan lingkungan.

"Kalau [hipermarket] di jalan besar, tapi di persimpangan antara jalan lingkungan dan arteri itu perlu dipertimbangkan [pemberian izin]," kata Ardiansyah Parman, Dirjen Perdagangan Dalam Negeri Depdag, baru-baru ini.

Depdag akan memberi masukan kepada pemerintah daerah agar ada kebijakan khusus dalam menyusun tata ruang wilayah kotanya untuk jalan besar khususnya yang berada di persimpangan dengan jalan lingkungan dan dekat pasar tradisional.

Ardiansyah mengatakan sesuai dengan amanat UU No. 26/2007 tentang Penataan Ruang, paling lama dalam waktu tiga tahun ke depan, semua daerah harus memiliki tata ruang.

Sementara itu, tata ruang tengah dibuat, pemberian izin ritel harus berpedoman dengan Perpres No. 112/2007 tentang Penataan dan Pembinaan Pasar Tradisional, Pusat Perbelanjaan dan Toko Modern yang terbit 27 Des. 2007.

Perpres No. 112 tahun 2007 menjelaskan izin toko modern dan pusat perbelanjaan diterbitkan oleh bupati, wali kota dan gubernur. Pemberian izin mengacu pada rencana tata ruang wilayah kabupaten/kota dan rencana detail tata ruang kabupaten atau kota, termasuk peraturan zonasinya.

Toko dengan format hipermarket, dalam perpres perpasaran hanya diperbolehkan di lokasi pada akses sistem jaringan jalan arteri atau kolektor.

Pendirian hipermarket sesuai dengan instruksi perpres harus memerhatikan jarak antara toko berskala di atas 5.000 m2 tersebut dan pasar tradisional yang ada sebelumnya.

Imam S. Ernawi, Dirjen Penataan Ruang Departemen Pekerjaan Umum, menegaskan pemberi izin hipermarket harus mengikuti standar jarak dengan pasar tradisional. "Standar teknis jarak [hipermarket] dengan pasar tradisional akan dituangkan dalam rencana detail tata ruang."

Sebelumnya, Ngadiran, Sekretaris Umum APPSI (Asosiasi Pedagang Pasar Seluruh Indonesia), mengatakan 50 pasar tradisional di Jakarta telah terkepung hipermarket. Hal serupa juga terjadi di Tangerang, Bekasi dan daerah lain Jabar.

APPSI menilai peritel hipermarket makin berani melanggar aturan zonasi dengan memasuki wilayah permukiman dan bahkan menyatu dengan pasar tradisional, sehingga kian mengepung sarana pedagang kecil. (linda.silitonga@bisnis.co.id)

(31)

Jurnal Nasional Jumat, 13 Maret 2008

EKSPLORASI Kemitraan | Jakarta | Kamis, 13 Mar 2008

D a n a Be r gu lir U n t u k Pe n gu sa h a M ik r o

by : Ahmad Thonthowi Djauhari

PT Timah Tbk menetapkan bahwa setiap program corporate social responsibility (CSR) yang dilakukan harus berdampak positif bagi perkembangan perusahaan maupun peningkatan taraf hidup masyarakat. Dalam melaksanakan kegiatan tersebut perusahaan menerapkan konsep triple bottom line. Artinya pemberdayaan dalam sektor ekonomi, sosial dan lingkungan dapat saling bersinergi.

Joni A. Rahman, Koordinator Komite CSR PT Timah, ketika dihubungi Jurnal Nasional, Selasa (11/3) mengatakan, kegiatan CSR yang dilakukan perusahaannya diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan, kualitas pendidikan, pemberdayaan ekonomi rakyat dan kepedulian terhadap lingkungan. "Kami tiap tahunnya menganggarkan 3-10 persen dari laba bersihnya untuk kegiatan CSR. Ini menunjukkan bahwa kami tahu bahwa membangun masyarakat daerah sekitar operasional merupakan tanggung jawab dan kewajiban kami," ungkapnya.

Dia menambahkan, "Komite yang saya pimpin dari 2006 sampai sekarang ini, juga merupakan media sosialisasi kepada masyarakat, agar perusahaan dapat diterima masyarakat."

Salah satu komitmen PT Timah untuk CSR adalah meningkatkan pemberdayaan ekonomi masyarakat yang diwujudkan melalui Program Pembinaan Usaha Kecil dan Koperasi (PUKK). Program yang dilaksanakan secara rutin dan terjadwal ini telah menyalurkan miliaran rupiah dana pinjaman modal kepada pengusaha yang membutuhkan dana.

Tujuan utama PT Timah meluncurkan program ini adalah untuk membantu usaha kecil dan mikro (UKM) termasuk koperasi yang sudah berjalan agar dapat semakin berkembang dan mandiri. Program ini juga mendorong kegiatan usaha dan pertumbuhan ekonomi masyarakat dalam rangka pemerataan pembangunan melalui perluasan lapangan kerja.

PT Timah menyalurkan bantuan dana bergulir tidak bersifat hibah, melainkan dikembalikan kepada perusahaan agar dapat disalurkan kembali kepada UKM lain yang membutuhkan. Dengan begitu diharapkan perusahaan dan mitra binaannya memiliki tanggung jawab yang sama serta berkesinambungan dalam program tersebut.

Terhitung dari 2000 sampai 2005, CSR PT Timah telah menyalurkan dana sebesar Rp17 miliar lebih untuk program PUKK tersebut. "Kami telah menyalurkan bantuan dana bergulir kepada 300-400 pengusaha mikro kecil selama periode tersebut," ujar Joni.

Prinsip akuntabilitas baik dari pihak perusahaan maupun pihak mitra binaan merupakan landasan penjalanan program ini. Hal tersebut bertujuan agar setiap pelaksanaan pengguliran dana kepada mitra binaan dapat terbebas dari praktek KKN.

Untuk membekali pengusaha mikro, kecil dan koperasi yang telah dibantu selama ini, PT Timah mengadakan pelatihan untuk para pengusaha tersebut. Pelatihan dengan tajuk "Strategi Menuju Wirausaha Sukses" tersebut dilaksanakan pada pertengahan 2005, yang dihadiri oleh calon mitra binaan yang telah mendapatkan bantuan modal PUKK.

Berdasarkan data CSR PUKK PT Timah, sampai pada semester I 2005 dari 447 UKM yang mengajukan permohonan kredit, hanya 150 UKM saja yang dapat direalisasikan. Pelatihan tersebut bertujuan untuk membantu pengusaha dalam mengelola dana yang ada untuk mengembangkan usahanya, sehingga menjadi usaha yang sehat dan mandiri.

(32)

Berkhas 28 Volume VI Maret 2008

Pikiran Rakyat Kamis, 13 Maret 2008

3 7 2 M e sin Ba r u u n t u k I KM Ja w a Ba r a t

BANDUNG, (PR).-

Pemerintah memberikan 372 mesin baru, untuk dioperasikan di 6 instalasi pengembangan industri kecil dan menengah (IKM) di Jawa Barat, dalam program revitalisasi mesin unit pelayanan teknis (UPT). Mesin baru itu dirancang, untuk digunakan di 200 IKM dalam upaya meningkatkan daya saing.

"Tahun ini, baru 6 dari 11 instalasi pengembangan IKM Jabar yang direvitalisasi mesinnya, karena memang begitu alokasinya dari Jakarta," ujar Kepala Balai Pengembangan Perindustrian (Bapperin) Disperindag Jabar Ahmad Suryadi, kepada "PR", Rabu (12/3).

Dikatakan, UPT yang mendapatkan bantuan revitalisasi mesin adalah UPT Logam Sukabumi 12 unit, UPT Logam Bandung 2 unit, UPT Rotan Cirebon 298 unit, UPT Persepatuan Cibaduyut 56 unit, UPT Penyamakan Kulit Garut 1 unit, serta UPT Tekstil dan Produk Tekstil (TPT) Majalaya 5 unit.

Sisa 5 UPT yang lain di Jawa Barat yaitu UPT Logam Citeureup, UPT Kerajinan Tasikmalaya, UPT Keramik Plered, UPT Perkayuan Sumedang, dan UPT Perkayuan Indramayu, ditargetkan akan turut dilakukan penambahan mesin baru dalam revitalisasi mesin UPT 2008.

(33)

Bisnis I ndonesia Jumat, 14 Maret 2008

Pe da ga n g gu la a r e n gu lu n g t ik a r

BENGKULU: Para pedagang dan pengumpul gula aren di Kabupaten Lebong, Bengkulu, terancam gulung tikar, akibat anjloknya harga di pasar saat persediaan cukup banyak.

Darmawan, pedagang gula aren menjelaskan, harga gula saat ini Rp6.000 per kg, sedangkan harga beli dari petani berkisar Rp6.500-Rp9.000 per kg.

"Kami beli saat harga masih mahal, ketika akan menjual kembali ke pasar harganya turun, padahal persediaan kami cukup banyak," katanya, kemarin.

Pengumpul gula aren di Lebong mencapai 20-an orang, dengan stok masing-masing 2 ton. Dengan anjloknya harga, mereka menahan stok.

(34)

Berkhas 30 Volume VI Maret 2008

Bisnis I ndonesia Jumat, 14 Maret 2008

Tok o t r a dision a l da n w a r u n g m a k in m e r e ba k

JAKARTA: Nielsen Indonesia mengungkapkan toko tradisional dan warung makin agresif pertambah, karena pasar dikepung pedagang kaki lima (PKL) dan tidak lagi kondusif untuk berjualan.

Yongky Surya Susilo, Direktur Retailer Service Nielsen Indonesia, mengungkapkan pedagang kecil bertendensi membuka toko di pinggir jalan dan perumahan.

"Membuka toko atau warung adalah bisnis yang paling mudah untuk dibangun orang Indonesia ketika tidak bekerja. Tetapi saat ini tendensinya membuka toko lebih dekat ke konsumen, yaitu pinggir jalan dan di perumahan," ujar Yongky kepada Bisnis, kemarin.

Pemicunya adalah faktor fisik pasar tradisional yang buruk dan pedagang harus bersaing dengan pedagang kaki lima yang menjajakan barang dagangan yang nyaris tidak berbeda.

Data Nielsen menunjukkan pada 2007 jumlah toko tradisional yang ada di Indonesia sudah mencapai lebih dari 1,9 juta unit, termasuk warung yang secara fisik bentuknya lebih sederhana.

Hasil studi Shoppertrend 2007 oleh Nielsen Indonesia di Jakarta, Depok, Tangerang dan Bekasi , Bandung, Surabaya, Makasar, diketahui isu keamanan makanan juga membuat konsumen meragukan pasar tradisional sebagai tempat berbelanja makanan sehat, bagi keluarga.

Di samping itu, keadaan fisik pasar tradisional yang buruk, penyamanan dan keamanan bagi pembelanja juga merupakan faktor penurunan minat konsumen generasi muda untuk membelanjakan uangnya di pasar tradisional.

Konsumen pasar tardisional semakin terbatas pada kebanyakan ibu rumah tangga generasi terdahulu, sementara konsumen kaum muda relatif tidak bertumbuh secara signifikan.

Kondisi tersebut diperparah dengan kehadiran pedagang kaki lima yang memblokade jalan masuk ke gedung pasar dan merebut rejeki pedagang di dalam gedung pasar.

20% Beralih

Ngadiran, Sekretaris Umum APPSI (Asosiasi Pedagang Pasar Seluruh Indonesia) mengatakan saat ini lebih dari 20% pedagang pasar tradisional beralih menjadi pedagang kaki lima.

Jumlah pedagang pasar tradisional yang beralih sebagai pedagang kaki lima, kata dia, terutama terjadi di daerah perkotaan, seperti Jakarta, Depok, Bogor, Tangerang, Bekasi, Lampung, dan Surabaya.

Menurut Ngadiran, pemicu beralihnya pedagang pasar tradisional menjadi pedagang kaki lima karena merosotnya omzet yang diraih pedagang saat ini hingga tinggal 50% dibandingkan dengan perolehan pada 2004.

Selain itu, kata dia, retribusi yang dibebankan pengelola pasar makin tinggi. Ada juga pedagang terpaksa menjadi PKL, akibat tidak mampu menembus kios pascarenovasi.

(35)

Bisnis I ndonesia Jumat, 14 Maret 2008

U U Kope r a si pe r lu dir e v isi

MALANG: Dewan Koperasi Indonesia (Dekopin) perlu menjalin kemitraan dengan pemerintah lebih intensif untuk mengembangkan koperasi, terutama di daerah.

Y.G. Nirbito, Ketua Dekopinda Kota Malang, mengatakan program kemitraan Dekopin dengan pemerintah sudah berjalan, ditandai dengan bantuan pemerintah terhadap anggaran Dekopin 2007.

Tetapi kemitraaan itu masih bisa dipacu lebih intensif, a.l. dengan merealisasikan revisi UU No. 25/1992 tentang Perkoperasian karena sudah tidak sesuai lagi dengan kondisi saat ini.

"UU itu disusun di era sentralisasi kekuasaan, padahal sejak 1999 eranya sudah otonomi daerah, daerah mestinya diberikan kewenangan yang lebih luas untuk mengembangkan koperasi, termasuk peran Dekopinda," kata Nirbito, belum lama ini.

(36)

Berkhas 32 Volume VI Maret 2008

Jurnal Nasional Sabtu, 15 Maret 2008

Politika Jakarta | Sabtu, 15 Mar 2008

Fr a se Polit ik a

by : Friederich Batari

Apa sumbangsih partai politik dalam mendorong pengembangan usaha mikro, kecil, dan menengah?

Harus diakui, bagian terbesar dari pengusaha nasional adalah mereka yang tergolong pada kelompok Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah atau UMKM. Harus diakui pula, kelompok pengusaha yang lebih banyak bersifat tradisional ini adalah yang paling tahan uji menghadapi situasi ekonomi yang tidak menentu. Sayangnya kelompok usaha yang sebetulnya nyaris tidak pernah merepotkan ini masih kurang mendapatkan perhatian dari berbagai pihak. Selama ini beban untuk memajukan kelompok usaha ini lebih banyak ditanggung oleh pemerintah. Lalu apa sebetulnya yang bisa dilakukan oleh partai politik untuk juga turut mengembangkan UMKM ini?

Darwin Zahedy Saleh

Ketua Departemen Bidang Ekonomi DPP Partai Demokrat

Menjadi Katalis Dunai Usaha Gurem

Partai Demokrat sangat konsen untuk mendorong pengembangan usaha mikro kecil dan menengah (UMKM). Sebab mayoritas masyarakat kelompok UMKM bergerak di sektor informal.

Partai Demokrat juga mendorong terwujudnya demokratisasi ekonomi sebagaimana dicanangkan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Ke depan, diharapkan dapat terwujud pertumbuhan ekonomi yang tinggi tetapi berkeadilan. Artinya, pengembangan masyarakat di sektor informal yang jumlahnya besar harus menjadi prioritas.

Hasil survei tahun 2006, menunjukkan, kelompok masyarakat yang bergerak di bidang usaha non-pertanian di Indonesia mencapai 42 juta jiwa. Dari jumlah ini terdapat 22,7 juta unit usaha non-pertanian.

Dari jumlah ini lebih dari 99,5 persen adalah berskala mikro dan kecil dan hanya 0,5 persen yang berskala menengah dan atas. Usaha non-pertanian sangat gurem cukup banyak seperti usaha kerajinan, ukir-ukiran, warung, industri rumah tangga, dan lain sebagainya.

Dua langkah yang akan dilakukan Partai Demokrat. Pertama, memberikan kesadaran yang penuh kepada kader Partai Demokrat untuk peduli kepada rakyat di sekitarnya. Caranya adalah memberikan informasi atau akses permodalan seperti kredit.

Kedua, membantu dari sisi pemasaran. Untuk mengembangkan usaha mikro dan kecil, maka partai yang memiliki jaringan antarprovinsi dapat memberikan informasi untuk memasarkan produknya. Ini dapat menekan angka pengangguran. Kehadiran partai menjadi katalis (menyampaikan informasi/akses permodalan/pemasaran) bagi pengembangan dunia usaha mikro dan kecil.

Masyarakat juga diharapkan dapat keluar dari perangkap sebagai kaum papa yang merasa nyaman pada tingkat gurem.n Friederich Batari

(37)

Jurnal Nasional Sabtu, 15 Maret 2008

Harry Azhar Aziz

Ketua Bidang Perekonomian DPP Partai Golkar

Perlu Intervensi Pemerintah

Partai Golkar melihat ada tiga kelompok usaha. Yaitu sektor besar atau sektor konglomerasi, sektor menengah dan sektor bawah.

Jadi sektor besar diarahkan untuk menggunakan mekanisme pasar. Artinya mekanisme harga yang mencerminkan kualitas dan efisiensi. Jika harga semakin tinggi maka seharusnya juga makin tinggi dan efesiensi dalam transaksi juga makin tinggi.

Untuk sektor menengah dan bahwa harga tidak mencerminkan kualitas. Artinya perlu ada intervensi pemerintah. Apalagi di sektor bawah menyerap lebih banyak lapangan kerja dibanding sektor konglomerasi itu.

Menurut data statistik, hampir dua pertiga dari angkatan kerja kita bekerja di sektor menengah ke bawah. Oleh karena itu, strateginya adalah bagaimana mengangkat sektor menengah dan bawah pada akhirnya memenuhi kualitas itu.

Intervensi pemerintah itu artinya, memberikan akses dan dorongan berupa pemberian fasilitas agar memenuhi aspek kualitas.

Jangka panjangnya adalah perekonomian bisa setara. Artinya semua pihak memiliki kesempatan yang sama dalam rangka memajukan kesejahteraan. Kalau sekarang kesempatan-kesempatan itu lebih banyak dimiliki oleh sektor kongkolomerasi.n Friederich Batari

===========

Ali Mubarok

Ketua Departemen Bidang Perkonomian DPP PKB

(38)

Berkhas 34 Volume VI Maret 2008

Bisnis I ndonesia Senin, 17 Maret 2008

BD S du k u n g k lin ik U KM Ja t im

SURABAYA: Puluhan lembaga konsultasi bisnis (business development services provider/BDS-P) dari 38 kabupaten/kota di Jawa Timur menyiapkan tenaga ahli, guna mendukung klinik UKM Pemprov Jatim.

Presiden Asosiasi BDS Indonesia Samsul Hadi mengatakan klinik itu memberikan empat jenis layanan, yakni konsultasi, informasi usaha, advokasi dan pendampingan usaha, serta pelatihan singkat.

"Mereka (konsultan) dikoordinasikan Asosiasi BDS Indonesia," ujarnya saat peresmian Klinik UKM Jatim, baru-baru ini.

Kegiatan di klinik UKM Jatim itu diupayakan mampu menumbuhkan klaster usaha, seperti klaster rumput laut di Pasuruan dan Madura.

(39)

Bisnis I ndonesia Senin, 17 Maret 2008

U KM bu t u h du k u n ga n ipt e k

JAKARTA: Sektor usaha kecil menengah membutuhkan dukungan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) agar memiliki daya saing, sehingga tidak sekadar menjadi pasar empuk bagi produk impor, ujar pejabat.

Deputi Bidang Pengkajian Sumberdaya UKMK Kemenkop dan UKM Wayan Suarja mengatakan terapan iptek belum dipakai UKM, harga produk Indonesia kalah bersaing dengan impor.

"Hal itu pula yang menyebabkan produk lokal kalah bersaing dengan impor yang terus membanjiri pasar Indonesia," ujar, baru-baru ini.

(40)

Berkhas 36 Volume VI Maret 2008

Bisnis I ndonesia Selasa, 18 Maret 2008

Ca r r e fou r k u cu r k a n pin j a m a n m ik r o

JAKARTA: PT Carrefour Indonesia mengucurkan dana pinjaman kepada 1.000 usaha mikro sebesar 135.000 euro atau sekitar Rp1,8 miliar, yang disalurkan melalui lembaga keuangan mikro Bina Arta.

"Usaha mikro yang menerima bantuan tahun ini 1.000 orang. Penerima dana tahun lalu hanya 800 orang," ujar Presiden Direktur PT Carrefour Indonesia Jean Noel Bironneau, pekan lalu.

Seluruh debitor merupakan binaan Bina Arta di Jakarta, Tagerang, Bogor, Depok, Bekasi, dan daerah lain di Jabar. Pinjaman bervariasi Rp500.000 - Rp2,5 juta untuk jangka satu tahun.

Penguatan usaha mikro merupakan satu dari tiga fokus program corporate social responsibility perusahaan ritel raksasa dari Prancis itu, di samping pendidikan dan lingkungan.

(41)

Bisnis I ndonesia Selasa, 18 Maret 2008

APBN - P t a k a k a n diu su lk a n

Kom isi V I t ola k pe n gu r a n ga n a n gga r a n Ke m e n k op

1 5 %

JAKARTA: Kalangan Komisi VI DPR tidak menyetujui pengurangan anggaran Kementerian Koperasi dan UKM sebesar 15% yang ditetapkan Departemen Keuangan, karena instansi itu berfungsi memberdayakan sektor riil.

Menteri Negara Koperasi dan UKM Suryadharma Ali diminta bertindak lebih lugas dalam menyikapi kebijakan pemangkasan anggaran untuk pembinaan koperasi dan usaha kecil menengah (UKM).

"Terkait dengan pemotongan anggaran, DPR akan menindaklanjuti dengan Sesmennegkop dan UKM," ujar Anwar Sanusi, ketua sidang rapat kerja antara Menteri Negara Koperasi dan UKM dan Komisi VI DPR, kemarin.

Anggota Komisi VI (F-PDIP) Hasto Kristiyanto berpendapat Komisi VI tidak harus menerima keputusan Menkeu karena pertumbuhan sektor riil dan kemiskinan harus menjadi perhatian dalam pemberdayaan ekonomi.

Apabila pengurangan anggaran itu disetujui, katanya, berarti anggota DPR hanya mengikuti keputusan yang diambil Menkeu.

"Kita harus memberikan perhatian kepada Kemenkop atas rencana penguran

Referensi

Dokumen terkait

Untuk meningkatkan kualitas proses pembelajaran al- Qur’an metode Ummi di Madrasah Diniyah Al-Qur’an Al- Ihsan maka dilaksanakan supervisi internal

(2) Ketentuan mengenai pemisahan UUS dan sanksi bagi Perusahaan Penjaminan yang tidak melakukan pemisahan UUS sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dalam Peraturan Otoritas

Perakitan merupakan tahap terakhir dalam proses perancangan dan pembuatan suatu mesin atau alat, dimana suatu cara atau tindakan untuk menempatkan dan memasang

Faktor yang mempengaruhi hasil pengukuran ini adalah adanya noise atau gangguan sinyal yang tidak dikehendaki berupa sinyal frekuensi dari radio lain atau menurunya

Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa titik lebur terendah campuran asam salisilat dan mentol yaitu melebur pada suhu

Kedua, dalam Undang-undang Nomor 07 Tahun 2017 tentang pemilu pada pasal 280 menjelaskan perihal larangan-larangan yang tidak boleh dilakukan ketika kampanye Pemilu,

Dalam hal terdapat perbedaan data antara DIPA Petikan dengan database RKA-K/L-DIPA Kementerian Keuangan maka yang berlaku adalah data yang terdapat di dalam database

Fortifikasi dengan tepung kedelai yang dilakukan pada gaplek serta adanya proses fermentasi dapat meningkatkan kadar serta memperkaya jenis asam amino seperti