• Tidak ada hasil yang ditemukan

Unduh BRS Ini

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Unduh BRS Ini"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

 Pada bulan September 2014 di Provinsi Sumatera Barat terjadi inflasi sebesar 0,40 persen. Kota Padang mengalami inflasi sebesar 0,33 persen dan Kota Bukittinggi juga mengalami inflasi sebesar 0,95 persen.

 Inflasi di Provinsi Sumatera Barat terjadi karena adanya peningkatan indeks pada 5 (lima) kelompok pengeluaran antara lain kelompok bahan makanan sebesar 3,76 persen, kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau sebesar 0,24 persen, kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar sebesar 0,74 persen, kelompok kesehatan sebesar 0,62 persen, kelompok pendidikan, rekreasi, dan olah raga sebesar 0,23 persen, sedangkan kelompok sandang dan kelompok transportasi, komunikasi dan jasa mengalami deflasi masing-masing sebesar 0,75 persen dan 3,96 persen.

 Laju inflasi tahun kalender sampai bulan September 2014 Sumatera Barat sebesar 4,20 persen, Kota Padang sebesar 4,15 persen, dan Kota Bukittinggi sebasar 4,61 persen. Sedangkan laju inflasi year on year (September 2014 terhadap September 2013) Provinsi Sumatera Barat sebesar 6,00 persen sedangkan Kota Padang sebesar 5,95 persen, dan Kota Bukittinggi sebesar 6,37 persen.

 Dari 23 kota IHK di pulau Sumatera 20 kota mengalami inflasi sedangkan 3 (tiga) kota lainnya mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Kota Pangkal Pinang sebesar 1,29 persen dan terendah di Kota Tanjung Pinang 0,06 persen. Sedangkan deflasi tertinggi terjadi di Kota Metro sebesar 0,29 persen dan terendah di Kota Tembilahan sebesar 0,04 persen. Kota Padang menduduki posisi ke 15 dan Kota Bukititnggi menduduki posisi ke 2 dari seluruh kota yang mengalami inflasi di Sumatera. Sementara bila dibandingkan secara nasional Kota Padang menduduki posisi ke 39 dan kota Bukittinggi menduduki posisi ke 3 dari semua kota yang mengalami inflasi.

No. 54/10/13/Th. XVII, 1 Oktober 2014

P

ERKEMBANGAN

I

NDEKS

H

ARGA

K

ONSUMEN

/I

NFLASI

S

UMATERA

B

ARAT

SEPTEMBER 2014 INFLASI SUMATERA BARAT SEBESAR 0,40 PERSEN

Perkembangan harga berbagai komoditas pada bulan September 2014 secara umum menunjukan adanya peningkatan. Di Sumatera Barat pada bulan September 2014 terjadi inflasi sebesar 0,40 persen, atau terjadi peningkatan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 116,32 pada bulan Juli 2014 menjadi 116, 80 pada bulan September 2014. Laju inflasi tahun kalender Provinsi Sumatera Barat sampai September 2014 adalah sebesar 4,20 persen, sedangkan laju inflasi year on year (September 2014 terhadap September 2013) adalah sebesar 6,00 persen.

(2)

rokok dan tembakau sebesar 0,24 persen; kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar sebesar 0,74 persen; kelompok kesehatan sebesar 0,62 persen; kelompok pendidikan, rekreasi dan olah raga sebesar 0,23 persen, sedangkan kelompok sandang dan kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan mengalami deflasi masing-masing sebesar 0,75 persen danb 3,96 persen.

Tabel 1

Inflasi Provinsi Sumatera Barat September 2014, Tahun Kalender 2014, dan

Year on Year menurut Kelompok Pengeluaran (2012=100)

KelompokPengeluaran 2. MakananJadi, Minuman, RokokdanTembakau 112.10 114.88 115,04 0,24 2,62 3,95 3. Perumahan, Air, Listrik, Gas, danBahanbakar 105.38 110.30 111,11 0,74 5,44 6,35 4. Sandang 106.88 109.40 108,46 -0,75 1,48 1,53 5. Kesehatan 105.82 109.20 109,89 0,62 3,85 4,79 6. Pendidikan, Rekreasi, danOlah raga 107.72 113.41 113,72 0,23 5,57 5,70 7. Transpor, KomunikasidanJasaKeuangan 116.44 123.06 118,38 -3,96 1,67 2,98

Di Kota Padang pada bulan September 2014 terjadi inflasi sebesar 0,33 persen atau terjadi peningkatan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 116,91 pada bulan Agustus 2014 menjadi 117,30 pada bulan September 2014. Laju inflasi tahun kalender sampai bulan September 2014 sebesar 4,15 persen dan laju inflasi year on year (September 2014 terhadap September 2013) sebesar 5,95 persen.

Bila dilihat menurut kelompok pengeluaran di Kota Padang terjadi infasi pada 5 (lima) kelompok antara lain: bahan makanan sebesar 3,90 persen; kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau sebesar 0,18 persen; kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar sebesar 0,74 persen; kelompok kesehatan sebesar 0,60 persen; kelompok pendidikan, rekreasi dan olah raga sebesar 0,25 persen, sedangkan kelompok sandang dan kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan mengalami deflasi masing-masing sebesar 0,79 persen dan 4,38 persen.

Tabel 2

Inflasi Kota Padang September 2014, Tahun Kalender 2014, dan

Year on Year menurut Kelompok Pengeluaran (2012=100)

KelompokPengeluaran 2. MakananJadi, Minuman, RokokdanTembakau 113.04 115.94 116,15 0,18 2,75 3,95 3. Perumahan, Air, Listrik, Gas, danBahanbakar 105.56 110.33 111,15 0,74 5,30 6,22 4. Sandang 107.58 110.24 109,37 -0,79 1,66 1,58 5. Kesehatan 105.39 109.15 109,81 0,60 4,19 5,09 6. Pendidikan, Rekreasi, danOlah raga 108.31 113.85 114,13 0,25 5,37 5,53 7. Transpor, KomunikasidanJasaKeuangan 117.09 124.34 118,90 -4,38 1,55 3,01

(3)

Sedangkan di Kota Bukittinggi pada bulan September 2014 terjadi inflasi sebesar 0,91 persen, atau

terjadi peningkatan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 112,14 pada bulan Agustus 2014 menjadi 113,21

pada bulan September 2014. Laju inflasi tahun kalender sampai bulan September 2014 sebesar 4,61 persen

dan inflasi year on year (September 2014 terhadap September 2013) sebesar 6,37 persen.

Di Kota Bukittinggi terjadi inflasi pada 5 (lima) kelompok pengeluaran antara lain kelompok

bahan makanan mengalami inflasi sebesar 2,70 persen ; kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan

tembakau sebesar 0,70 persen, kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar sebesar 0,68 persen;

sementara kelompok kesehatan sebesar 0,69 persen; kelompok pendidikan, rekreasi dan olah raga sebesar

0,12 persen, sedangkan kelompok sandang dan kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan

mengalami deflasi masing-masing sebesar 0,44 persen dan 0,07 persen.

Tabel 3

Inflasi Kota Bukittinggi September 2014, Tahun Kalender 2014, dan

Year on Year menurut Kelompok Pengeluaran (2012=100)

KelompokPengeluaran 2. MakananJadi, Minuman, RokokdanTembakau 105.47 107.38 108,13 0,70 2,52 4,92 3. Perumahan, Air, Listrik, Gas, danBahanbakar 104.08 110.08 110,83 0,68 6,49 7,32 4. Sandang 101.93 103.47 103,01 -0,44 1,06 2,15 5. Kesehatan 108.85 109.58 110,34 0,69 1,37 2,58 6. Pendidikan, Rekreasi, danOlah raga 103.55 110.33 110,46 0,12 6,67 6,63 7. Transpor, KomunikasidanJasaKeuangan 111.84 114.02 113,94 -0,07 1,88 2,09

*) Persentase perubahan IHK September 2014 terhadap IHK bulan sebelumnya **) Persentase perubahan IHK SEptember 2014 terhadap IHK bulan Desember 2013

***) Persentase perubahan IHK September 2014 terhadap IHK bulan September 2013

Beberapa komoditas yang mengalami kenaikan harga selama bulan September 2014 di kota Padang antara lain: cabe merah, beras, bahan bakar rumah tangga, ikan tongkol/ambu-ambu, ayam goreng, tariff listrik, pasta gigi, mobil, sepat siam, buku pelajaran SD, dan beberapa komoditi lainnya, sedangkan komoditas yang mengalami penurunan harga antara lain: angkutan udara, emas perhiasan, bawang merah, kelapa, ikan teri, petai, gula pasir, jengkol, besi beton, ikan tuna, angkutan kota, dan beberapa komoditi lainnya.

Pada bulan September 2014 5 (lima) kelompok yang memberikan andil/sumbangan inflasi di Kota Padang adalah kelompok bahan makanan sebesar 1,00 persen, kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau sebesar 0,03 persen, kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar sebesar 0,15 persen; kelompok kesehatan sebesar 0,02 persen, kelompok pendidikan, rekreasi, dan olah raga sebesar 0,02 persen, sedangkan kelompok sandang dan kelompok transport dan komunikasi dan jasa keuangan memberikan sumbangan deflasi masing-masing sebesar 0,05 persen dan 0,84 persen.

(4)

dengan lauk, cabe hijau, bubur, salak, kontrak rumah dan beberapa komoditi lainnya, sedangkan komoditi yang mengalami penurunan harga adalah bawang merah, kentang, belut, emas perhiasan, ikan nila, apel, ikan tongkol.ambu-ambu, angkutan antar kota, dan beberapa komoditi lainnya.

Dikota Bukittinggi pada bulan September 2014, 5 (lima) kelompok pengeluaran memberikan andil/sumbangan inflasi antara lain: kelompok bahan makanan sebesar 0,67 persen, kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau sebesar 0,14 persen, kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar sebesar 0,14 persen, kelompok kesehatan sebesar 0,03 pesen, kelompok pendidikan, rekreasi, dan olah raga sebesar 0,01 persen, sementara kelompok sandang dan kelompok transport dan komunikasi dan jasa keuangan memberikan andil deflasi masing-masing sebesar 0,03 persen dan 0,01 persen.

Tabel 4

Andil/Sumbangan Kelompok Pengeluaran terhadap Inflasi Provinsi Sumatera Barat, Kota Padang, dan

Kota Bukittinggi September 2014 (persen)

KelompokPengeluaran

Andil Inflasi (%)

Sumatera Barat Kota Padang Kota Bukittinggi

(1) (2) (3) (4)

Umum 0,40 0,33 0,95

1. BahanMakanan 0,96 1,00 0,67 2. MakananJadi, Minuman, RokokdanTembakau 0,04 0,03 0,14 3. Perumahan, Air, Listrik, Gas, danBahanbakar 0,15 0,15 0,14 4. Sandang -0,05 -0,05 -0,03 5. Kesehatan 0,02 0,02 0,03 6. Pendidikan, Rekreasi, danOlah raga 0,02 0,02 0,01 7. Transpor, KomunikasidanJasaKeuangan -0,74 -0,84 -0,01

Gambar 1

Perkembangan Inflasi/Deflasi Sumatera Barat, Kota Padang, dan Kota Bukittinggi Menurut Kelompok Pengeluaran

Bulan September 2014 (2012=100)

-5,00 -4,00 -3,00 -2,00 -1,00 0,00 1,00 2,00 3,00 4,00

(5)

URAIAN MENURUT

KELOMPOK PENGELUARAN

1.

BahanMakanan

Kelompok bahan makanan pada bulan September 2014 di Kota Padang mengalami inflasi sebesar 3,90 persen atau mengalami peningkatan indeks dari 121,83 pada bulan Agustus 2014 menjadi 126,58 pada bulan September 2014. Dari 11 (sebelas) subkelompok yang ada dalam kelompok ini, 7 (tujuh) subkelompok mengalami inflasi, 3 (tiga) subkelompok mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi pada subkelompok bumbu-bumbuan sebesar 21,65 persen, dan subkelompok padi-padian, umbi-umbian, dan hasilnya sebesar 5,06 persen, dan inflasi terendah terjadi pada subkelompok ikan segar sebesar 0,06 persen. Sementara deflasi terjadi pada subkelompok sayur-sayuran sebesar 0,24 persen, subkelompok kacang-kacangan sebesar 0,07 persen, dan subkelompok lemak dan minyak sebesar 1,80 persen sedangkan subkelompok bahan makanan lainnya tidak mengalami perubahan.

Kelompok bahan makanan ini memberikan sumbangan inflasi sebesar 1,00 persen, dengan komoditas yang dominan memberikan sumbangan inflasi cabe merah sebesar 0,80 persen, beras sebesar 0,28 persen, ikan tongkol/ambu-ambu sebesar 0,04 persen, sepat siam sebesar 0,02 persen dan beberapa komoditi lainnya di bawah 0,01 persen. Sedangkan komoditas yang dominan memberikan sumbangan deflasi adalah bawang merah sebesar 0,11 persen, kelapa sebesar 0,04 persen, ikan teri sebesar 0,03 persen, petai dan jengkol sebesar 0,02 persen, ikan tuna dan beberapa komoditi lainnya dibawah 0,01 persen.

Di Kota Bukittinggi kelompok bahan makanan mengalami inflasi sebesar 2,70 persen, atau terjadi peningkatan indeks dari 121,32 pada bulan Agustus 2014 menjadi 124,60 pada bulan September 2014. Dari 11 (sebelas) subkelompok yang ada 5 (lima) subkelompok mengalami inflasi, 5 (lima) subkelompok mengalami deflasi, dan 1 (satu) subkelompok tidak mengalami perubahan. Inflasi tertinggi terjadi pada subkelompok bumbu-bumbuan sebesar 26,67 persen, subkelompok padi-padian, umbi-umbian dan hasilnya sebesar 3,85 persen, sedangkan inflasi terendah terjadi pada subkelompok lemak dan minyak sebesar 0,03 persen. Deflasi terjadi pada subkelompok ikan segar sebesar 4,31 persen, sayur-sayuran sebesar 2,76 persen, dan deflasi terendah terjadi pada subkelompok daging dan hasil-hasilnya sebesar 0,28 persen, sementara subkelompok bahan makanan lainnya tidak mengalami perubahan.

Kelompok bahan makanan ini memberikan sumbangan inflasi sebesar 0,67 persen dengan komoditas penyumbang adalah cabai merah sebesar 0,82 persen, beras sebesar 0,22 persen, cabai hijau dan salak sebesar 0,02 persen, telur ayam ras, buncis, dan susu balita sebesar 0,01 persen, cabai rawit dan beberapa komoditi lainnya dengan angka di bawah 0,01 persen. Komoditas yang dominan memberikan sumbangan deflasi adalah bawang merah sebesar 0,18 persen, kentang dan belut sebesar 0,06 persen, nila dan apel sebesar 0,03 persen, ikan tongkol/ambu-ambu dan petai sebesar 0,02 persen, ikan mas sebesar 0,01 persen, wortel dan beberapa komoditi lainnya dibawah 0,01 persen.

2.

Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau

(6)

kelompok ini subkelompok makanan jadi mengalami inflasi sebesar 0,42 persen, sedangkan subkelompok minuman yang tidak beralkohol mengalami deflasi sebesar 0,42 persen dan subkelompok tembakau dan minuman beralkohol tidak mengalami perubahan. Kelompok ini memberikan sumbangan inflasi sebesar 0,03 persen dengan komoditas yang dominan memberikan sumbangan antara lain ayam goreng sebesar 0,04 persen, sate dan beberapa komoditi lain dengan angka di bawah 0,01 persen, sedangkan gula pasir memberikan andil deflasi sebesar 0,02 persen.

Sedangkan di kota Bukittinggi kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau juga mengalami inflasi sebesar 0,70 persen, atau terjadi peningkatan indeks dari 107,38 pada bulan Agustus 2014 menjadi 108,13 pada bulan September 2014. Dari 3 (tiga) subkelompok yang ada terdapat 2 (dua) subkelompok yang mengalami inflasi yaitu subkelompok makanan jadi sebesar 1,19 persen, subkelompok tembakau dan minuman beralkohol 0,03 persen, sedangkan subkelompok minuman yang tidak beralkohol tidak mengalami perubahan. Kelompok ini memberikan sumbangan inflasi sebesar 0,14 persen dengan komoditas penyumbang antara lain ketupat/lontong sayur sebesar 0,09 persen, nasi dengan lauk sebesar 0,03 persen, bubur sebesar 0,02 persen dan teh memberikan sumbangan inflasi dengan angka dibawah 0,01 persen.

3.

Perumahan

,

Air, Listrik, Gas & Bahan Bakar

Kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar pada bulan September 2014 di Kota Padang mengalami inflasi sebesar 0,74 persen, atau mengalami peningkatan indeks dari 110,33 pada bulan Agustus 2014 menjadi 115,15 persen pada bulan September 2014. Dari 4 (empat) subkelompok yang ada pada kelompok ini 3 (tiga) subkelompok mengalami inflasi antara lain subkelompok biaya tempat tinggal sebesar 0,17 persen, subkelompok bahan bakar, penerangan dan air sebesar 2,49 persen, subkelompok perlengkapan rumah tangga sebesar 0,21 persen sedangkan subkelompok penyelenggaraan rumah tangga mengalami deflasi sebesar 0,04 persen. Kelompok ini memberikan sumbangan inflasi sebesar 0,15 persen dengan komoditas penyumbang antara lain bahan bakar rumah tangga sebesar 0,10 persen, tarif listrik 0,03 persen, batu bata/batu tela, seng, dan beberapa komoditi lainnya memberikan sumbangan inflasi dengan angka di bawah 0,01 persen. Sedangkan komoditi yang memberikan sumbangan deflasi adalah besi beton sebesar 0,01 persen, korek api gas, piring dan beberapa komoditi lainnya di bawah angka 0,01 persen.

Sedangkan di Kota Bukittinggi kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar mengalami inflasi sebesar 0,68 persen atau mengalami peningkatan indeks dari 110,08 pada bulan Agustus 2014 menjadi 110,83 pada bulan September 2014. Dari 4 (empat) subkelompok yang ada seluruh subkelompok mengalami inflasi yaitu subkelompok biaya tempat tinggal sebesar 0,14 persen, bahan bakar, penerangan dan air sebesar 2,53 persen, subkelompok perlengkapan rumah tangga sebesar 0,03 persen, dan subkelompok penyelenggaraan rumah tangga sebesar 0,08 persen. Kelompok ini memberikan sumbangan inflasi sebesar 0,14 persen dengan komoditas penyumbang antara lain bahan bakar rumah tangga sebesar 0,09 persen, korek api gas sebesar 0,03 persen, kontrak rumah 0,02 persen, pemutih dan beberapa komoditi lainnya dengan angka dibawah 0,01 persen.

4.

S a n d a ng

(7)

lain: subkelompok sandang laki-laki sebesar 0,11 persen, sandang wanita sebesar 0,19 persen, sedangkan sandang anak-anak tidak mengalami perubahan, sementara subkelompok barang pribadi dan sandang lainnya mengalami deflasi sebesar 2,91 persen. Kelompok sandang ini memberikan sumbangan deflasi sebesar 0,05 persen dengan komoditas penyumbang bahan celana sersin, kerudung/jilbab dan beberapa komoditi lainnya memberikan sumbangan inflasi dengan angka di bawah 0,01 persen, sementara emas perhiasan memberikan sumbangan deflasi dengan angka di bawah 0,06 persen.

Sedangkan di kota Bukittinggi kelompok sandang juga mengalami deflasi sebesar 0,44 persen atau mengalami penurunan indeks dari 103,47 pada bulan Agustus 2014 menjadi 103,01 pada bulan September 2014. Dari 4 (empat) subkelompok yang ada hanya subkelompok sandang wanita mengalami inflasi sebesar 0,30 persen, sedangkan subkelompok sandang laki-laki dan sandang anak-anak tidak mengalami perubahan, sementara barang pribadi dan sandang lainnya mengalami deflasi sebesar 2,18 persen. Kelompok ini memberikan sumbangan deflasi sebesar 0,03 persen dengan komoditi penyumbang adalah emas perhiasan sebesar 0,04 persen.

5.

K e s e h a t a n

Pada bulan September 2014 kelompok kesehatan di Kota Padang mengalami inflasi sebesar 0,60 persen, atau terjadi peningkatan indeks dari 109,15 pada bulan Agustus 2014 menjadi 109,81 pada bulan September 2014. Dari 4 (empat) subkelompok yang ada dalam kelompok ini hanya subkelompok mengalami inflasi yaitu subkelompok jasa kesehatan sebesar 2,69 persen dan subkelompok perawatan jasmani dan kosmetika yang mengalami inflasi sebesar 1,37 persen, sedangkan 3 (tiga) subkelompok lainnya tidak mengalami perubahan. Kelompok ini memberikan sumbangan inflasi sebesar 0,02 persen dengan komoditas penyumbang adalah pasta gigi sebesar 0,02 persen, shampo dan beberapa komoditi lainnya memberikan sumbangan di bawah 0,01 persen.

Sedangkan di Kota Bukittinggi kelompok kesehatan mengalami inflasi sebesar 0,69 persen atau mengalami peningkatan indeks dari 109,58 pada bulan Agustus 2014 menjadi 110,34 pada bulan September 2014. Dari 4 (empat) subkelompok yang ada 2 (dua) subkelompok mengalami inflasi yaitu subkelompok jasa kesehatan sebesar 2,02 persen dan subkelompok perawatan jasmani dan kosmetika sebesar 0,08 persen sementara subkelompok obat-obatan dan subkelompok jasa perawatan jasmani tidak mengalami perubahan. Kelompok ini memberikan sumbangan inflasi sebesar 0,03 persen dengan komoditas penyumbang antara lain tarif rumah sakit sebesar 0,03 persen, shampo dan lipstik memberikan sumbangan di bawah 0,01 persen.

6.

Pendidikan, Rekreasi dan Olahraga

Kelompok pendidikan, rekreasi dan olah raga pada bulan September 2014 di Padang mengalami inflasi sebesar 0,25 persen atau mengalami peningkatan indek dari 113,85 pada bulan Agustus 2014 menjadi 114,13 pada bulan September 2014. Dari 5 (lima) hanya subkelompok perlengkepan/peralatan pendidikan mengalami inflasi yaitu sebesar 1,82 persen, sedangkan 4 (empat) subkelompok lainnya tidak mengalami perubahan. Kelompok ini memberikan sumbangan inflasi sebesar 0,18 persen dengan komoditas penyumbang buku pelajaran SD sebesar 0,01 persen, buku pelajaran SMP dan buku pelajaran SMA dengan angka di bawah 0,01 persen.

(8)

pada bulan September 2014. Dari 5 (lima) subkelompok 2 (dua) subkelompok mengalami inflasi yaitu subkelompok perlengkapan/peralatan pendidikan sebesar 0,53 persen dan subkelompok rekreasi sebesar 0,11 persen, sementara 3 (tiga) subkelompok lainnya tidak mengalami perubahan. Kelompok ini memberikan sumbangan inflasi sebesar 0,01 persen dengan komoditas penyumbang antara lain buku tulis bergaris, biaya fotokopi dan beberapa komoditi lainnya dengan angka di bawah 0,01 persen.

7.

Transpor, Komunikasi dan Jasa Keuangan

Kelompok tranpor, komunikasi dan jasa keuangan pada bulan September 2014 di Kota Padang mengalami deflasi sebesar 4,38 persen atau mengalami perubahan indek harga dari 124,34 pada bulan Agustus 2014 menjadi 118,90 pada bulan September 2014. Dari 4 (empat) subkelompok yang ada subkelompok traspor yang mengalami deflasi sebesar 5,85 persen, sedangkan subkelompok sarana dan penunjang transpor mengalami inflasi sebesar 0,04 persen, sementara subkelompok lainnya tidak mengalami perubahan. Kelompok ini memberikan sumbangan deflasi sebesar 0,84 persen dengan komoditas penyumbang antara lain angkutan udara sebesar 0,84 persen, angkutan antar kota dan beberapa komoditi lainnya memberikan sumbangan deflasi dengan angka di bawah 0,01 persen.

Sedangkan di Kota Bukittinggi pada kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan mengalami deflasi sebesar 0,07 persen atau mengalami penurunan indeks dari 114,02 pada bulan Agustus 2014 menjadi 113,94 pada bulan September 2014. Dari 4 (empat) subkelompok yang ada subkelompok traspor yang mengalami deflasi sebesar 0,09 persen, sedangkan 3 (tiga) subkelompok lainnya tidak mengalami perubahan. Kelompok ini memberikan sumbangan deflasi dengan angka mendekati 0,01 persen dengan komoditas penyumbang antara lain tarif angkutan antar kota sebesar 0,02 persen, sedangkan tarif kendaraan travel dan beberapa komoditi lainnya menyumbang inflasi dengan angka di bawah 0,01 persen.

INFLASI TAHUNAN

Laju inflasi tahun kalender sampai bulan September 2014 Sumatera Barat sebesar 4,20 persen. Sedangkan laju inflasi kota Padang sampai bulan September 2014 sebesar 4,15 persen, dan kota Bukittinggi sebesar 4,61 persen. Laju inflasi year on year yaitu perubahan indeks harga bulan September 2014 terhadap bulan September 2013 Sumatera Barat tercatat sebesar 6,00 persen, kota Padang sebesar 5,95 persen, dan kota Bukittinggi sebesar 6,37 persen. Perbandingan laju inflasi dan inflasi year on year bulan September 2014 dapat dilihat pada tabel 3 berikut.

Tabel 5

Inflasi Bulanan, Tahun Kalender, dan Year on Year, Sumatera Barat, Kota Padang, dan Kota Bukittinggi Bulan September 2014

Inflasi Sumatera Barat

Kota Padang

Kota Bukittinggi

1. September 0,40 0,33 0,95

2. September (TahunKalender) 4,20 4,15 4,61

3. September (tahun n) terhadap

(9)

Gambar 2

Perbandingan Inflasi Tahun Kalender Januari- September 2014 Sumatera Barat, Kota Padang dan Kota Bukittinggi (2012=100)

Gambar 3

Perbandingan Inflasi Tahun ke Tahun (September 2014-September 2013) Sumatera Barat, Kota Padang, dan Kota Bukittinggi (2012=100)

PERBANDINGAN ANTAR KOTA

Pada bulan September 2014, dari 82 kota IHK, 64 (enam puluh empat) kota mengalami inflasi, dan 18 (delapan belas) kota lainnya mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Kota Pangkal Pinang sebesar 1,29 persen sedangkan inflasi terendah terjadi di Gorontalo sebesar 0,03 persen. Deflasi tertinggi terjadi di KotaTual sebesar 0,89 persen dan deflasi terendah terjadi di Kota Kudus sebesar 0,03 persen. Kota Padang menduduki urutan ke 39 sedangkan kota Bukittinggi menduduki posisi ke 3 dari seluruh kota yang mengalami inflasi.

1. Perbandingan IHK/Inflasi antar Kota di Pulau Sumatera

Dari 23 kota IHK di pulau Sumatera pada bulan September 2014, 20 (dua puluh) kota IHK mengalami inflasi dan 3 (tiga) kota mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Kota Pangkal Pinang sebesar 1,29 persen dan terendah di Kota Tanjung Pinang 0,06 persen. Deflasi terjadi di Kota Metro

0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4 4.5 5

Jan Jan-Feb Jan-Mar Jan-Apr Jan-Mei Jan-Juni Jan-Jul Jan-Ags Jan-Sept

Sumatera Barat Padang Bukittinggi

0 2 4 6 8 10 12

Jan-Jan Feb-Feb Mar-Mar Apr-Apr Mei-Mei Jun-Jun Jul-Jul Ags-Ags Sept-Sept

(10)

sebesar 0,29 persen dan deflasi terendah di Kota Tembilahan sebesar 0,04 persen. Kota Padang menduduki posisi ke 15 dan Kota Bukititnggi menduduki posisi ke 2 dari seluruh kota yang mengalami inflasi di Sumatera.

2. Perbandingan IHK/Inflasi di Luar Sumatera

Bila dilihat dari 26 kota IHK di pulau Jawa pada bulan September 2014, 23 (dua puluh tiga) kota IHK mengalami inflasi dan 3 (tiga) kota mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Kota Bandung sebesar 0,57 persen dan terendah terjadi di Kota Depok dan Kota Probolinggo sebesar 0,04 persen. Kota yang mengalami deflasi antara lain Kota Purwokerto sebesar 0,24 persen, Kota Tasikmalaya sebesar 0,15 persen, dan Kota Kudus sebesar 0,03 persen.

(11)

Tabel 6

Perbandingan Indeks Harga Konsumen (IHK) dan Inflasi Kota-kota Di Pulau Sumatera September 2014 (2012=100)

(12)

Tabel 7

Perbandingan Indeks Harga Konsumen (IHK) dan Inflasi di Pulau Jawa September 2014 (2012=100)

KOTA

September 2014

IHK

Inflasi/ Deflasi (%)

Laju Inflasi Tahun Kalender

2014 **)

Inflasi Tahun keTahun

***)

(1) (2) (3) (4) (5)

1 DKI Jakarta 114,12 0,16 4,12 4,84

2 Bogor 114,16 0,36 2,93 3,56

3 Sukabumi 114,37 0,31 3,87 4,86

4 Bandung 112,83 0,57 3,82 3,96

5 Cirebon 113,71 0,39 3,97 4,32

6 Bekasi 112,54 0,12 3,14 3,32

7 Depok 113,85 0,04 2,86 3,85

8 Tasikmalaya 112,59 -0,15 4,04 4,37

9 Cilacap 117,07 0,07 4,52 7,67

10 Purwokerto 113,03 -0,24 3,14 4,18

11 Kudus 119,09 -0,03 4,15 6,31

12 Surakarta 112,06 0,11 3,59 4,65

13 Semarang 113,77 0,41 3,99 4,84

14 Tegal 110,64 0,18 3,58 3,78

15 Yogyakarta 113,22 0,49 3,28 4,54

16 Jember 112,20 0,41 2,65 3,22

17 Banyuwangi 112,84 0,11 2,22 2,45

18 Sumenep 112,16 0,25 3,31 4,15

19 Kediri 113,79 0,34 2,82 3,58

20 Malang 113,83 0,26 3,30 4,57

21 Probolinggo 114,19 0,04 2,72 3,60

22 Madiun 112,10 0,07 3,05 3,76

23 Surabaya 113,25 0,41 3,73 4,38

24 Tangerang 118,86 0,52 4,78 6,32

25 Cilegon 115,29 0,33 4,81 5,05

26 Serang 117,00 0,43 5,79 6,05

(13)

Tabel 8

Perbandingan Indeks Harga Konsumen (IHK) dan Inflasi di Luar Pulau Jawa dan Sumatera September 2014 (2014=100)

KOTA

September 2014

IHK

Inflasi/ Deflasi

(%)

Laju Inflasi Tahun Kalender

2014 **)

Inflasi Tahun keTahun

***)

(1) (2) (3) (4) (5)

1 Singaraja 118,78 0,92 4,44 6,40

2 Denpasar 111,65 0,21 3,59 4,14

3 Mataram 113,23 0,26 3,31 4,61

4 Bima 118,15 0,49 5,47 6,08

5 Maumere 110,85 -0,55 1,84 3,19

6 Kupang 113,50 -0,32 2,40 4,27

7 Pontianak 117,72 0,13 5,35 6,16

8 Singkawang 114,32 0,62 6,54 6,92

9 Sampit 112,95 0,37 3,96 4,43

10 Palangka Raya 112,82 0,51 3,56 5,03

11 Tanjung 112,57 0,42 4,75 6,54

12 Banjarmasin 111,83 0,18 3,34 4,67 13 Balikpapan 115,61 0,51 4,44 5,70

14 Samarinda 115,22 0,04 2,33 3,02

15 Tarakan 121,03 0,71 6,96 7,29

16 Manado 110,90 -0,03 2,54 4,00

17 Palu 115,12 -0,36 4,24 5,46

18 Bulukumba 119,99 -0,28 4,56 7,30 19 Watampone 112,81 -0,18 4,03 4,55

20 Makassar 111,45 0,39 3,81 3,57

21 Pare-Pare 110,89 0,04 3,04 3,04

22 Palopo 111,34 -0,60 4,09 4,03

23 Kendari 110,43 -0,13 2,10 1,05

24 Bau-Bau 115,31 -0,77 5,35 3,98

25 Gorontalo 109,62 0,03 0,95 3,59

26 Mamuju 112,54 0,71 3,91 4,46

27 Ambon 111,86 -0,26 3,85 2,27

28 Tual 117,57 -0,89 4,57 8,85

29 Ternate 117,01 0,87 4,61 5,40

30 Manokwari 110,10 -0,22 3,37 5,27

31 Sorong 115,20 0,85 6,06 5,34

32 Merauke 116,79 1,08 5,86 5,29

33 Jayapura 113,08 0,46 1,58 4,23

(14)

Tabel 9

IHK danPerubahan IHK Kota Padang MenurutKelompok/ Sub Kelompok September 2014 (2012=100)

Kelompok/Sub kelompok

Padi-padian, Umbi-umbiandanHasilnya 124,72 5,06 12,77 19,74 DagingdanHasil-hasilnya 113,13 0,29 5,61 1,66 Ikan Segar 110,22 0,06 2,16 2,17 IkanDiawetkan 130,38 3,42 16,86 19,75 Telur, SusudanHasil-hasilnya 124,06 0,60 10,71 13,07 Sayur-sayuran 147,38 -0,24 20,25 24,03 Kacang - kacangan 138,23 -0,07 8,36 9,73 Buah - buahan 129,18 0,13 8,28 10,84 Bumbu - bumbuan 157,63 21,65 -8,14 5,93 LemakdanMinyak 106,93 -1,80 1,42 1,97 BahanMakananLainnya 111,57 0,00 2,48 2,70

II MAKANAN JADI, MINUMAN, ROKOK & TEMBAKAU 116,15 0,18 2,75 3,95

MakananJadi 113,75 0,42 1,73 3,07 Minuman yang TidakBeralkohol 107,11 -0,42 2,02 1,49 TembakaudanMinumanBeralkohol 128,43 0,00 5,49 7,45

III PERUMAHAN,AIR,LISTRIK,GAS & BAHAN BAKAR 111,15 0,74 5,30 6,22

BiayaTempatTinggal 109,17 0,17 3,59 4,00 BahanBakar, Penerangandan Air 117,51 2,49 9,61 11,94 PerlengkapanRumahtangga 106,38 0,21 3,05 3,87 PenyelenggaraanRumahtangga 111,21 -0,04 6,61 7,23

IV SANDANG 109,37 -0,79 1,66 1,58

SandangLaki-laki 113,10 0,11 3,69 3,69 SandangWanita 105,92 0,19 3,71 3,92 SandangAnak-anak 105,06 0,00 2,55 2,89 BarangPribadidanSandang Lain 112,01 -2,91 -2,32 -2,95

V KESEHATAN 109,81 0,60 4,19 5,09

JasaKesehatan 105,67 0,00 4,70 4,70 Obat-obatan 110,42 0,00 1,32 2,37 JasaPerawatan Jasmani 112,28 0,00 2,69 5,74 PerawatanJasmanidanKosmetika 112,58 1,37 4,94 6,10

VI PENDIDIKAN, REKREASI DAN OLAH RAGA 114,13 0,25 5,37 5,53

Pendidikan 114,88 0,00 3,32 3,32 Kursus-kursus / Pelatihan 108,90 0,00 2,23 2,23 Perlengkapan / PeralatanPendidikan 105,77 1,82 2,68 2,76 Rekreasi 121,33 0,00 17,98 18,92 Olahraga 118,27 0,00 8,25 9,83

VII TRANSPOR,KOMUNIKASI DAN JASA KEUANGAN 118,90 -4,38 1,55 3,01

Transpor 127,16 -5,85 1,85 3,82 Komunikasi Dan Pengiriman 99,30 0,00 0,31 0,31 SaranadanPenunjangTranspor 105,12 0,04 2,25 2,68 JasaKeuangan 100,96 0,00 0,00 0,00

(15)

Tabel 10

IHK dan Perubahan IHK Kota Bukittinggi MenurutKelompok/ Sub Kelompok September 2014 (2012=100)

Kelompok/Sub kelompok

Padi-padian, Umbi-umbiandanHasilnya 131,48 3,85 17,75 19,90 DagingdanHasil-hasilnya 108,96 -0,28 -1,06 -1,54 Ikan Segar 117,25 -4,31 12,86 23,12 IkanDiawetkan 121,84 -0,32 4,08 4,64 Telur, SusudanHasil-hasilnya 124,77 1,13 7,50 10,92 Sayur-sayuran 150,71 -2,76 21,28 24,51 Kacang - kacangan 105,41 0,28 1,88 3,93 Buah - buahan 122,57 -0,42 0,59 4,92 Bumbu - bumbuan 140,97 26,67 -5,66 4,11 LemakdanMinyak 106,40 0,03 10,44 10,17 BahanMakananLainnya 97,33 0,00 0,08 -7,51

II MAKANAN JADI, MINUMAN, ROKOK & TEMBAKAU 108,13 0,70 2,52 4,92

MakananJadi 105,83 1,19 3,06 4,52 Minuman yang TidakBeralkohol 99,56 0,03 -1,23 -1,99 TembakaudanMinumanBeralkohol 119,05 0,00 3,37 9,79

III PERUMAHAN,AIR,LISTRIK,GAS & BAHAN BAKAR 110,83 0,68 6,49 7,32

BiayaTempatTinggal 108,21 0,14 5,38 5,73 BahanBakar, Penerangandan Air 123,58 2,53 13,14 15,16 PerlengkapanRumahtangga 101,27 0,03 0,01 0,81 PenyelenggaraanRumahtangga 107,88 0,08 3,16 4,95

IV SANDANG 103,01 -0,44 1,06 2,15

SandangLaki-laki 112,59 0,00 6,70 12,37 SandangWanita 102,42 0,30 0,68 0,93 SandangAnak-anak 102,88 0,00 -0,74 -0,45 BarangPribadidanSandang Lain 94,59 -2,18 -2,75 -4,12

V KESEHATAN 110,34 0,69 1,37 2,58

JasaKesehatan 120,58 2,02 3,78 3,78 Obat-obatan 101,69 0,00 0,26 1,65 JasaPerawatan Jasmani 113,41 0,00 0,27 8,28 PerawatanJasmanidanKosmetika 106,30 0,08 0,20 1,10

VI PENDIDIKAN, REKREASI DAN OLAH RAGA 110,46 0,12 6,67 6,63

Pendidikan 112,47 0,00 11,79 11,79 Kursus-kursus / Pelatihan 114,39 0,00 6,75 6,75 Perlengkapan / PeralatanPendidikan 100,66 0,53 0,47 0,24 Rekreasi 114,08 0,11 0,23 0,25 Olahraga 99,90 0,00 -0,10 -0,10

VII TRANSPOR,KOMUNIKASI DAN JASA KEUANGAN 113,94 -0,07 1,88 2,09

Transpor 119,43 -0,09 1,87 1,87 Komunikasi Dan Pengiriman 100,22 0,00 0,19 0,19 SaranadanPenunjangTranspor 110,14 0,00 6,96 10,05 JasaKeuangan 102,09 0,00 0,00 0,00

(16)

Tabel 11

IHK dan Perubahan IHK Provinsi Sumatera Barat MenurutKelompok/ Sub Kelompok September 2014 (2012=100)

Kelompok/Sub kelompok

Padi-padian, Umbi-umbiandanHasilnya 125,47 4,92 13,31 19,68 DagingdanHasil-hasilnya 112,58 0,22 4,74 1,24 Ikan Segar 110,89 -0,40 3,25 4,30 IkanDiawetkan 129,15 2,90 15,06 17,61 Telur, SusudanHasil-hasilnya 124,15 0,67 10,30 12,80 Sayur-sayuran 147,70 -0,50 20,31 24,01 Kacang - kacangan 134,50 -0,04 7,95 9,40 Buah - buahan 128,20 0,06 7,18 9,97 Bumbu - bumbuan 155,87 22,11 -7,69 5,93 LemakdanMinyak 106,87 -1,59 2,46 2,92 BahanMakananLainnya 109,35 0,00 1,78 1,04

II MAKANAN JADI, MINUMAN, ROKOK & TEMBAKAU 115,04 0,24 2,62 3,95

MakananJadi 112,64 0,52 1,76 3,11 Minuman yang TidakBeralkohol 106,17 -0,37 1,63 1,07 TembakaudanMinumanBeralkohol 127,10 0,00 5,10 7,58

III PERUMAHAN,AIR,LISTRIK,GAS & BAHAN BAKAR 111,11 0,74 5,44 6,35

BiayaTempatTinggal 109,04 0,16 3,79 4,20 BahanBakar, Penerangandan Air 118,17 2,49 9,97 12,26 PerlengkapanRumahtangga 105,73 0,19 2,67 3,48 PenyelenggaraanRumahtangga 110,86 -0,03 6,24 7,01

IV SANDANG 108,46 -0,75 1,48 1,53

SandangLaki-laki 113,03 0,09 4,04 4,68 SandangWanita 105,39 0,20 3,25 3,46 SandangAnak-anak 104,71 0,00 2,06 2,39 BarangPribadidanSandang Lain 109,72 -2,83 -2,48 -3,19

V KESEHATAN 109,89 0,62 3,85 4,79

JasaKesehatan 107,64 0,29 4,69 4,69 Obat-obatan 108,72 0,00 0,62 1,71 JasaPerawatan Jasmani 112,44 0,00 2,40 6,06 PerawatanJasmanidanKosmetika 111,60 1,17 4,17 5,29

VI PENDIDIKAN, REKREASI DAN OLAH RAGA 113,72 0,23 5,57 5,70

Pendidikan 114,65 0,00 4,34 4,34 Kursus-kursus / Pelatihan 109,68 0,00 2,89 2,89 Perlengkapan / PeralatanPendidikan 105,05 1,64 2,33 2,37 Rekreasi 120,40 0,01 15,55 16,35 Olahraga 114,52 0,00 5,93 7,30

VII TRANSPOR, KOMUNIKASI DAN JASAKEUANGAN 118,38 -3,96 1,67 2,98

Transpor 126,38 -5,32 1,99 3,73 Komunikasi Dan Pengiriman 99,39 0,00 0,28 0,28 SaranadanPenunjangTranspor 105,81 0,04 2,89 3,63 JasaKeuangan 101,08 0,00 -0,02 -0,02

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Saya memandang bahwa naskah skripsi tersebut sudah dapat diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Walisongo untuk diujikan dalam

Penyusunan laporan ini selain untuk menginformasikan mengenai proses dan hasil pencapaian tujuan serta sasaran, jua menjelaskan tingkat keberhasilan atau kegagalan

dalam pengukurannya berbeda dengan menghitung nilai pemanfaatan langsung yang memiliki nilai pasar ( market value ), seperti ikan, kayu, burung, dan beragan manfaat sumberdaya

Undang-Undang Nomor 51 Tahun 2009 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986 tentang Peradilan Tata Usaha Negara, maka Majelis Hakim pada persidangan

Pada tahap ini data yang telah terkumpul dianalisis berdasarkan sistem sapaan dalam bahasa Dayak Iban yang berkenaan dengan masalah yang diteliti oleh peneliti yaitu

MH., Mantan Sekretaris Inspektorat Jenderal Departemen Hukum dan HAM, yang saat ini telah bertugas sebagai Kepala Kantor Wilayah Departemen Hukum dan HAM Banten, yang telah

Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa, susu kacang tanah, susu kacang hijau dan susu kacang kedelai dapat digunakan sebagai bahan baku dalam fermentasi kefir; kadar asam

Ya Allah Bapa di dalam Yesus Kristus, Tuhan kami, yang telah lahir di Betlehem.. Kami puji namaMu yang kudus, karena Engkau telah melawat