No. 12/25/DPM Jakarta, 30 Agustus 2010
SURAT EDARAN Kepada
SEMUA BANK UMUM SYARIAH, UNIT USAHA SYARIAH DAN PIALANG PASAR UANG RUPIAH DAN VALUTA ASING
DI INDONESIA
Perihal : Perubahan Kedua atas Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 10/16/DPM tanggal 31 Maret 2008 perihal Tata Cara Penerbitan Sertifikat Bank Indonesia Syariah Melalui Lelang
Sehubungan dengan Peraturan Bank Indonesia Nomor 10/11/PBI/2008 tentang Sertifikat Bank Indonesia Syariah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 50, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4835) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Bank Indonesia Nomor 12/18/PBI/2010 tanggal 30 Agustus 2010 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 108) serta dalam rangka penyelarasan ketentuan operasi moneter, perlu untuk mengubah ketentuan romawi IX, Lampiran 1, Lampiran 2 dan Lampiran 3 Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 10/16/DPM tanggal 31 Maret 2008 perihal Tata Cara Penerbitan Sertifikat Bank Indonesia Syariah melalui Lelang, sebagai berikut :
1. Ketentuan romawi IX diubah sehingga berbunyi sebagai berikut : IX. SANKSI
1. Dalam hal terjadi pembatalan hasil lelang SBIS sebagaimana dimaksud pada butir VIII.A. 2, BUS atau UUS dikenakan sanksi berupa :
2
a. Teguran tertulis, dengan tembusan kepada :
1) Direktorat Perbankan Syariah (DPbS), dalam hal sanksi diberikan kepada BUS atau UUS yang berkantor pusat di wilayah kerja Kantor Pusat Bank Indonesia; atau
2) Tim Pengawas Bank di Kantor Bank Indonesia (KBI) setempat, dalam hal sanksi diberikan kepada BUS atau UUS yang berkantor pusat di wilayah kerja Kantor Bank Indonesia, dan
b. Kewajiban membayar sebesar 0,01% (satu per sepuluh ribu) dari nilai nominal transaksi SBIS yang dibatalkan, paling sedikit sebesar Rp10.000.000,00 (sepuluh juta rupiah) dan paling banyak sebesar Rp100.000.000,00 (seratus juta rupiah) untuk setiap pembatalan.
2. Dengan tidak mengurangi sanksi sebagaimana dimaksud pada butir IX.1, dalam hal BUS atau UUS melakukan Transaksi SBIS dan/atau transaksi operasi moneter syariah lainnya sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Bank Indonesia yang mengatur mengenai operasi moneter syariah, yang dinyatakan batal sebanyak tiga kali dalam kurun waktu 6 (enam) bulan, BUS atau UUS dikenakan sanksi berupa penghentian sementara untuk mengikuti kegiatan operasi moneter syariah selama 5 (lima) hari kerja berturut-turut.
3. Penyampaian surat teguran tertulis sebagaimana dimaksud pada butir IX.1.a dan pemberitahuan sanksi penghentian sementara untuk mengikuti kegiatan operasi moneter syariah sebagaimana dimaksud pada butir IX.2 dilakukan pada 1 (satu) hari kerja setelah terjadinya pembatalan transaksi.
3
atau UUS yang dikenakan sanksi pada 1 (satu) hari kerja setelah terjadinya pembatalan hasil lelang SBIS sebagaimana dimaksud pada butir VIII.A.2 melalui BI-SSSS.
Contoh pengenaan sanksi sebagaimana dimaksud pada angka 1 tercantum pada Lampiran-2.
2. Lampiran 1 diubah, sehingga menjadi sebagaimana tercantum dalam Lampiran 1 dari Surat Edaran Bank Indonesia ini.
3. Lampiran 2 diubah, sehingga menjadi sebagaimana tercantum dalam Lampiran 2 dari Surat Edaran Bank Indonesia ini.
4. Lampiran 3 diubah, sehingga menjadi sebagaimana tercantum dalam Lampiran 3 dari Surat Edaran Bank Indonesia ini.
Ketentuan dalam Surat Edaran Bank Indonesia ini mulai berlaku pada tanggal 30 Agustus 2010.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengumuman Surat Edaran Bank Indonesia ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia.
Demikian agar Saudara maklum.
BANK INDONESIA,
HENDAR