• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH E-TRUST, PERCEIVED USEFULNESS DAN E-SATISFACTION TERHADAP ONLINE REPURCHASE INTENTION.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH E-TRUST, PERCEIVED USEFULNESS DAN E-SATISFACTION TERHADAP ONLINE REPURCHASE INTENTION."

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH

E-TRUST

,

PERCEIVED USEFULNESS

DAN

E-SATISFACTION

TERHADAP

ONLINE

REPURCHASE INTENTION

Ni Made Purnami1), I Nyoman Nurcaya2)

1)Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Udayana, Jl Jendral Sudirman, Denpasar, Kode Pos: 80232

Telp/Fax : (0361) 224133, Email: made.purnami@yahoo.com

2) Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Udayana, Jl Jendral Sudirman,

Denpasar, Kode Pos: 80232

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh e-trust, perceived usefulness dan e-satisfaction terhadap online repurchase intention. Penelitian ini penting dilakukan karena e-commerce di Indonesia berkembang pesat seiring banyaknya anak muda Indonesia yang terhubung dengan internet terutama melalui smartphone. Penelitian ini menyasar mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Udayana baik regular maupun non reguler. Untuk mahasiswa regular penelitian dilakukan di Kabupaten Badung dan untuk Penelitian mahasiswa non regular dilakukan di Kota Denpasar. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 120 responden. Kriteria responden adalah 1) responden adalah mahasiswa FEB Universitas Udayana; 2) sudah pernah melakukan pembelian secara online. Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara membagikan kuisioner kepada responden yang sesuai dengan kriteria yang ditentukan. Penelitian ini menggunakan teknik analisis SEM berbasis component atau variance yaitu Partial Least Square(PLS). Hasil menunjukkan bahwa e-trust dan perceived usefulness berpengaruh positif terhadap online repurchase intention. E-satisfaction berpengaruh positif terhadap online repurchase intention, e-trust berpengaruh positif terhadap perceived usefulness, dan perceived usefulness berpengaruh positif terhadap e-satisfaction.

Kata kunci : e-trust, perceived usefulness, e-satisfaction dan online repurchase intention.

ABSTRACT

This study aims to examine the influence e-trust, perceived usefulness and e-satisfaction on online repurchase intention.This research is important because e-commerce in Indonesia are growing rapidly as the number of Indonesian young people connected to the Internet, especially via smartphones. This study targeting the students of the Faculty of Economics and Business, Udayana University, both regular and non-regular. For a regular student research conducted in Badung and non-regular students conducted in Denpasar. The number of samples in this study were 120 respondents. Respondents criteria are 1) the respondent are students at Faculty of Economics and Business (FEB), Udayana University; 2) has been shopping online. Collecting data in this study conducted by distributing questionnaires to the respondents in accordance with the specified criteria. This study uses SEM analysis techniques based component or variance that is Partial Least Square (PLS). Results indicate that the e-trust has positive influence on the perceived usefulness of online repurchase intention. E-satisfaction has positive effect on repurchase intention online, e-trust has positive effect on perceived usefulness, and perceived usefulness has positive

effect on e-satisfaction.

Keywords: e-trust, perceived usefulness, e-satisfaction, online repurchase intention.

PENDAHULUAN

Belanja online (e-commerce) di Indonesia terus bertambah seiring berjalannya waktu.

E-commerce telah merubah cara konsumen dalam membeli barang atau jasa. Tren belanja online

yang dilakukan oleh masyarakat tentunya dipengaruhi oleh perkembangan teknologi yang semakin pesat. Internet dalam kehidupan sehari-hari digunakan oleh masyarakat dalam memperoleh informasi, berkomunikasi maupun digunakan sebagai sarana hiburan. Piranti digital seperti

(2)

beberapa kelebihan yang unik yaitu pilihan yang lebih banyak, banyak tersedia informasi produk, dan tidak ada batasan temporal dan spasial (Wen et al. 2010). Penelitian ini penting dilakukan karena e-commerce di Indonesia berkembang pesat seiring banyaknya anak muda Indonesia yang terhubung dengan internet terutama melalui smartphone mereka.

Gaya hidup belanja online dari masyarakat tentunya memberi peluang yang besar bagi perusahaan yang menjual produk secara online. Belanja online yang tumbuh tersebut ternyata nilai transaksinya masih jauh dibawah nilai transaksi penjualan secara fisik (brick and mortar). Data

UBS Research tahun 2014 menyatakan bahwa penjualan online sebesar 0,1 % dari total penjualan

brick and mortar pada tahun 2013 yang sekitar U$$100,2 miliar (Marketing, 2015: 60). Qureshi et al. (2009) menyatakan penting dalam mengidentifikasi penggerak utama konsumen dalam melakukan belanja online, mengingat perilaku konsumen yang berubah-ubah, pertumbuhan toko

web global, meningkatkan produk dan pelayanan.

Kepercayaan (trust) berperan penting dalam mempengaruhi hubungan komitmen dan loyalitas pelanggan. Transaksi yang dilakukan melalui e-commerce memiliki potensi resiko yang cukup tinggi, dengan demikian faktor kepercayaan pelanggan terhadap vendor menjadi faktor kunci dalam e-commerce. Keamanan dalam bertransaksi di situs web mempengaruhi kepercayaan konsumen dalam melakukan transaksi online. Disamping keamanan dalam bertransaksi, pemasar

online juga dituntut mampu menjaga privasi konsumennya. Vendor akan dipercaya jika konsisten menjaga kualitas produk yang dijual. Kejujuran vendor juga menjadi bagian penting yang perlu diperhatikan, vendor yang jujur dan tidak menipu akan dipercaya. Vendor juga harus tepat janji akan produk yang ditawarkan dan waktu yang dijanjikan. Hasil penelitian Trisnawati dkk. (2012) menemukan bahwa kepercayaan berpengaruh terhadap niat beli kembali, jika konsumen merasakan bahwa situs web dapat dipercaya, sehingga konsumen mencoba membeli ulang produk yang ada di web tersebut. Kepercayaan juga berpengaruh positif terhadap manfaat yang dirasakan, jika pelanggan merasa bahwa berbelanja di toko yang berbasis web dapat menerima informasi produk yang dibutuhkan, maka konsumen akan percaya pada situs web tersebut dan akan merasakan manfaat dari pengalaman belanjanya. Kepercayaan dinyatakan dapat menyebabkan niat pembelian awal dan pembelian actual baik secara online maupun offline (Jarvenpaa et al., 2000; Gefen et al., 2003). (Wirtz & Lihotzky, 2003) memandang bahwa kepercayaan menimbulkan niat beli kembali, karena dalam konteks online kepercayaan bersifat dinamis akan terlihat berbeda dengan kepercayaan secara ofline. Hasil penelitian (Winnie, 2014) menyatakan kepercayaan yang positif berkaitan dengan e-loyalty dan e-satisfaction. Pendapat yang berbeda menyatakan bahwa kepercayaan tidak berhubungan dengan niat beli kembali (Wen, et al. 2011). Chen & Chou (2012) juga menyatakan bahwa kepercayaan dan niat membeli kembali adalah positif hasil penelitian ini menunjukkan bahwa konsumen berbelanja online dengan was-was. Masalah privasi seperti penggunaan kartu kredit pengisian biodata menjadi menjadi faktor kunci yang menghalangi konsumen belanja melalui internet. Valvi & West (2013) juga menyatakan bahwa kepercayaan tidak memainkan peran penting dalam loyalitas belanja secara online, hal ini dapat terjadi karena pelanggan takut penipuan online. Pelanggan online mengalami kesulitan mempercayai lingkungan

online dibandingkan dengan offline, dimana mereka dapat memiliki kontak langsung dan komunikasi dengan penjual.

Manfaat yang dirasakan (Perceived usefulness) dengan melakukan belanja secara online akan mendorong konsumen untuk membeli kembali. Manfaat yang dirasakan konsumen dengan belanja online dapat berupa kemudahan berbelanja secara tepat, keputusan belanja yang lebih baik, lebih menghemat uang dan melakukan pembelian yang lebih mudah. Athchariyachanvanich et al. 2006); (Wen et al, 2011); (Trisnawati dkk, 2012) mengemukakan terdapat pengaruh positif manfaat yang dirasakan (Perceived usefulness) yang dirasakan konsumen terhadap niat beli kembali secara online. Persepsi kebermanfaatan berpengaruh positif terhadap keingnan untuk belanja melalui intenet (Athchariyachanvanich et al. 2006)

(3)

kesenangan dalam melakukan belanja melalui website akan mempengaruhi keinginan konsumen untuk melakukan pembelian kembali. Penelitian Wen et al, 2011;Chu et al, 2012; Trisnawati dkk, 2012, menyatakan kepuasan konsumen belanja di situs web berpengaruh positif terhadap niat beli kembali secara online. Penelitian lain juga mengemukakan bahwa kepuasan meningkatkan niat beli di masa yang akan datang (Chamcuntra & Fongsuwan, 2014). Kondisi tersebut akan mendorong mereka untuk untuk membeli produk yang diinginkan secara online. Transaksi belanja secara

online yang dilakukan tentunya dipengaruhi oleh kepercayaan mereka terhadap suatu vendor online. Pengalaman melakukan transaksi akan memberikan kepuasan atau ketidakpuasan yang berdampak pada keinginan konsumen untuk melakukan pembelian ulang. Tujuan dari penelitian ini antara lain 1) menguji pengaruh E-Trust terhadap online repurchase intention; 2)menguji pengaruh

perceived usefulness terhadap online repurchase intention; 3) menguji pengaruh e-satisfaction

terhadap online repurchase intention; 4) menguji pengaruh e-trust terhadap pengaruh perceived usefulness; 5) menguji pengaruh perceived usefulness terhadap e-satisfaction

Berdasarkan konsep teoritis dan hasil penelitian terdahulu maka hipotesis yang diajukan adalah H1 : E-Trust berpengaruh positif terhadap online repurchase intention

H2 : Perceived usefulness berpengaruh positif terhadap online repurchase intention

H3 : E-Satisfactionberpengaruh positif terhadap online repurchase intention

H4 : E-Trust berpengaruh positif terhadap persepsi kebermanfaatan H5 : Perceived usefulnessberpengaruh positif terhadap e-satisfaction

BAHAN DAN METODE

Penelitian ini dilakukan di Kota Denpasar dan Kabupaten Badung. Subyek dalam penelitian ini adalah mahasiswa FEB Universitas Udayana yang sudah pernah melakukan transaksi secara online. Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas : obyek/ subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2013:61). Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana (reguler dan non reguler) dengan karakteristik dari sampel ini adalah:1) responden adalah mahaisswa FEB Universitas Udayana; 2) sudah pernah melakukan pembelian secara online. Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara membagikan kuisioner.Instrument penelitian digunakan untuk mengukur nilai variable yang diteliti, uji instrument dalam penelitian ini terdiri atas uji validitas dan uji reliabilitas.Penelitian ini menggunakan teknik analisis SEM berbasis component atau variance yaitu PLS (Partial Least Square). Menurut Ghozali (2011:18) PLS merupakan factor inderteminancy yaitu metode analisis yang kuat.

HASIL

Karakteristik Responden

Responden yang diteliti berjumlah 120 orang yang digunakan sebagai sampel dalam penelitian ini. Responden penelitian digambarkan dengan menyajikan karakteristiknya berdasarkan variabel demografi yaitu jenis kelamin, usia, dan pendapatan atau uang saku. Mayoritas responden dalam penelitian ini berjenis kelamin perempuan dengan presentase sebesar 54,2 persen. Berdasarkan usia yang menjadi mayoritas dalam penelitian ini berusia 19 tahun yaitu sebesar 35 persen. Berdasarkan pendapatan atau uang saku yang menjadi mayoritas adalah responden dengan pendapatan atau uang saku sebanyak ≤ 1.000.000 per bulan sebesar 70,8 persen, selanjutnya berdasarkan pada jenis kelamin, usia, dan pendapatan atau uang saku mayoritas responden di penelitian ini adalah berjenis kelamin perempuan pada usia 19 tahun dan memiliki pendapatan atau uang saku sebanyak ≤ 1.000.000 per bulan.

Discriminant validity dengan menggunakan cross loading

(4)

Repurchase Intention (Y). Korelasi variabel Perceived Usefulness (X2) dengan indikatornya lebih tinggi dibandingkan korelasi indikator E-Trust (X1), E-Satisfaction (X3) dan Online Repurchase Intention (Y). Selanjutnya korelasi variabel E-Satisfaction (X3) dengan indikatornya lebih tinggi dibandingkan korelasi indikator E-Trust (X1), Perceived Usefulness (X2), dan Online Repurchase Intention (Y). Kemudian korelasi variabel Online Repurchase Intention (Y) dengan indikatornya lebih tinggi dibandingkan korelasi indikator E-Trust (X1), Perceived Usefulness (X2), dan E-Satisfaction (X3). Sehingga dapat dijelaskan bahwa seluruh indikator pada setiap variabel adalah valid.

Tabel 1. Hasil Perhitungan Cross Loading

Indikator E-Trust (X1)

Perceived Usefulness

(X2)

E-Satisfaction

(X3)

Online Repurchase Intention (Y)

Vendor online dapat melindungi privasi

konsumen (X1.1) 0,8313 0,4650 0,4521 0,4606

Vendor online dapat di percaya (X1.2) 0,8601 0,4634 0,4228 0,4755

Vendor online dapat menepati janji (X1.3) 0,8885 0,4830 0,4883 0,5352 Belanja online dapat membuat keputusan

belanja menjadi lebih baik (X2.1) 0,4956 0,8431 0,6190 0,5771 Belanja online dapat menghemat uang

(X2.2) 0,4416 0,7639 0,4895 0,5099

Belanja online lebih mudah dalam

melakukan pembelian (X2.3) 0,2940 0,6744 0,4702 0,4585

Kepuasan pada pengalaman belanja

online (X3.1) 0,5126 0,6550 0,8920 0,6731

Kepuasan terhadap pelayanan yang

diterima pada belanja online (X3.2) 0,5025 0,5869 0,8877 0,7038

Kesenangan pada belanja online (X3.3) 0,3335 0,5460 0,7976 0,5503 Saya berencana untuk membeli produk

yang sama secara online (Y.1) 0,5918 0,6024 0,7065 0,8865

Saya berencana untuk membeli produk

yang lain secara online (Y.2) 0,4036 0,6259 0,6468 0,8383

Saya berencana untuk membeli lebih banyak produk yang sama ataupun yang

lain secara online (Y.3) 0,4900 0,5431 0,6042 0,8928

Sumber: Hasil pengolahan data penelitian, 2015

Discriminant validity dengan menggunakan akar kuadrat average variance extracted dan latent variable correlations

(5)

Uji discriminant validity lainnya adalah dengan menilai validitas dari variabel dari nilai AVE. Model dikatakan baik jika AVE masing-masing variabel nilainya lebih besar dari 0,50. Hasil output menunjukkan bahwa nilai AVE seluruh variabel lebih besar dari 0,50 sehingga model dapat dikatakan baik. Disamping uji validitas, juga dilakukan uji reliabilitas variabel yang diukur dengan dua kriteria yaitu composite reliability dan cronbach alpha dari blok indikator yang mengukur variabel. Variabel dinyatakan reliabel jika nilai composite reliability maupun cronbach’s alpha

diatas 0,70. Hasil output composite reliability maupun cronbach alpha untuk variabel e-trust,

perceived usefulness, e-satisfaction dan online repurchase intention semuanya diatas 0,70. Maka dapat dijelaskan bahwa variabel memiliki reliabilitas yang baik.

Evaluasi model struktural atau inner model R-square

Pengujian inner model dilakukan dengan melihat nilai R-square yang merupakan uji

goodness of fit model. Model pengaruh e-trust terhadap perceived usefulness memberikan nilai R-square sebesar 0,2991 yang dapat diinterpretasikan bahwa variabilitas variabel perceived usefulness dapat dijelaskan oleh variabilitas variabel e-trust sebesar 29,91% persen sedangkan 70,09 persen dijelaskan oleh variabel lain diluar yang diteliti. Model pengaruh perceived usefulness

terhadap e-satisfaction memberikan nilai R-square sebesar 0,4824 yang dapat diinterpretasikan bahwa variabilitas variabel e-satisfaction dapat dijelaskan oleh variabilitas variabel perceived usefulness sebesar 48,24% persen sedangkan 51,76 persen dijelaskan oleh variabel lain diluar yang diteliti. Selanjutnya, model pengaruh e-trust, perceived usefulness dan e-satisfaction terhadap

online repurchase intention memberikan nilai R-square sebesar 0,6327 yang dapat diinterpretasikan bahwa variabilitas variabel online repurchase intention dapat dijelaskan oleh variabilitas variabel kredibilitas e-trust, perceived usefulness dan e-satisfaction sebesar 63,27 persen sedangkan 36,73 persen dijelaskan oleh variabel lain diluar yang diteliti.

Selain itu, uji goodness of fit model juga menggunakan Q-square predictive relevance untuk model struktural, mengukur seberapa baik nilai observasi dihasilkan oleh model dan juga estimasi parameternya. Nilai Q-square > 0 menunjukkan model memiliki predictive relevance; sebaliknya jika nilai Q-square ≤ 0 menunjukkan model kurang memiliki predictive relevance. Berikut adalah perhitungan Q-square:

Q2 = 1(1 – (R

1)2 ) (1 – (R2)2 ) (1 – (R3)2 )

= 1(1 – (0,2991)2 ) (1 – (0,4824)2 ) (1 – (0,6327)2 ) = 1(0,9105) (0,7673) (0,5997)

= 0,4190

R12 dan R22 adalah R-square variabel endogen dalam model persamaan. Besaran Q2memiliki

nilai dengan rentang 0 < Q2< 1. Hasil perhitungan tersebut didapat nilai Q2 adalah sebesar 0,4190.

Berdasarkan itu dapat dijelaskan bahwa model memiliki predictive relevance yang cukup baik (Q2

= 0,4190 > 0). Pengujian hipotesis Tabel 2. Path Coefficients

Sumber: Hasil pengolahan data penelitian, 2015

Variabel Original

Sample

Sample Mean

Standard

Error t statitics

E-Trust (X1) → Online Repurchase Intention (Y) 0,1823 0,1880 0,0830 2,1960

Perceived Usefulness (X2) → Online Repurchase

Intention (Y) 0,2390 0,2420 0,1189 2,0106

E-Satisfaction (X3) → Online Repurchase Intention

(Y) 0,4882 0,4812 0,0985 4,9571

E-Trust (X1) → Perceived Usefulness (X2) 0,5469 0,5432 0,0641 8,5313

(6)

Berdasarkan Tabel 2, dapat dijelaskan bahwa e-trust memiliki pengaruh positif terhadap

online repurchase intention dengan koefisien korelasi bertanda positif sebesar 0,1823 dan nilai t hitung 2,1960 > t tabel 1,96.Perceived usefulness berpengaruh positif terhadap online repurchase intention dengan koefisien korelasi bertanda positif sebesar 0,2390 dan nilai t hitung 2,0106 > t tabel 1,96. E-Satisfaction berpengaruh positif terhadap online repurchase intention dengan koefisien korelasi bertanda positif sebesar 0,4882 dan nilai t hitung 4,9571 > t tabel 1,96. E-Trust

berpengaruh positif terhadap perceived usefulness dengan koefisien korelasi bertanda positif sebesar 0,5469 dan nilai t hitung 8,5313 > t tabel 1,96. Perceived Usefulness berpengaruh positif terhadap e-satisfaction dengan koefisien korelasi bertanda positif sebesar 0,6945 dan nilai t hitung 11,9347 > t tabel 1,96. E-trust memiliki pengaruh langsung terhadap online repurchase intention

dan memiliki pengaruh tidak langsung melalui perceived usefulness dan e-satisfaction. Besarnya koefisien pengaruh tidak langsung dapat dihitung dengan mengalikan koefisien jalur dari e-trust ke

perceived usefulness sebesar 0,5469 dengan koefisien jalur dari perceived usefulness ke e-satisfaction sebesar 0,6945 dan dengan koefisien jalur dari e-satisfaction ke online repurchase intention sebesar 0,4882 seperti berikut: (0,5469) x (0,6945) x (0,4882) = 0,1854.

PEMBAHASAN

Pengaruh e-trust terhadap online repurchase intention

Pengujian hipotesis pada pengaruh e-trust terhadap online repurchase intention menunjukkan bahwa e-trust secara positif berpengaruh terhadap online repurchase intention. Ditunjukkan dengan dengan koefisien korelasi bertanda positif sebesar 0,1823 dan nilai t hitung 2,1960 > t tabel 1,96. Hasil tersebut menunjukkan bahwa, semakin tinggi e-trust (kepercayaan) konsumen akan pembelian produk melalui online maka niat konsumen untuk melakukan online repurchase intention (membeli kembali produk secara online) juga semakin tinggi. Berdasarkan hal tersebut maka hipotesis e-trust berpengaruh positif terhadap online repurchase intention dapat diterima. Hasil penelitian tersebut juga di dukung oleh penelitian dari Trisnawati, dkk (2012) yang menemukan bahwa kepercayaan berpengaruh terhadap niat beli ulang, jika konsumen merasakan bahwa situs web dapat dipercaya, sehingga konsumen mencoba membeli ulang produk yang ada di web tersebut. Chamcuntra (2014) menyatakan bahwa kepercayaan berpengaruh langsung terhadap niat beli kembali.

Pengaruh perceived usefulness terhadap online repurchase intention

Dalam penelitian ini, pengujian hipotesis pada pengaruh perceived usefulness terhadap online repurchase intention menunjukkan bahwa kredibilitas celebrity endorser secara positif berpengaruh terhadap online repurchase intention. Ditunjukkan dengan koefisien korelasi bertanda positif sebesar 0,2390 dan nilai t hitung 2,0106 > t tabel 1,96. Hasil tersebut menunjukkan bahwa, semakin positif perceived usefulness (persepsi kebermanfaatan) yang dimiliki konsumen akan pembelian produk melalui online maka semakin tinggi pula online repurchase intention konsumen (niat membeli kembali produk secara online). Berdasarkan hal tersebut maka hipotesis perceived usefulness berpengaruh positif terhadap online repurchase intention dapat diterima. Hasil pengujian hipotesis ini sejalan dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Athchariyachanvanich et al. (2006) yang menemukan bahwa persepsi kebermanfaatan berpengaruh positif terhadap keingnan untuk belanja melalui intenet, penelitian ini juga sejalan denganWen et al. (2011) dan Trisnawati, dkk (2012) yang menyatakan persepsi kebermanfaatan yang dirasakan konsumen berpengaruh positif terhadap online repurchase intention.

Pengaruh e-satisfaction terhadap online repurchase intention

Pengujian hipotesis pada pengaruh e-satisfaction terhadap online repurchase intention

menunjukkan bahwa e-satisfaction secara positif berpengaruh terhadap online repurchase intention.

(7)

Penelitian ini sejalan dengan Wen et al. (2011), Chu et al. (2012) dan Trisnawati, dkk (2012) yang menyatakan kepuasan konsumen belanja di situs web berpengaruh positif terhadap niat beli kembali secara online. Penelitian lain juga mengemuakakan bahwa kepuasan meningkatkan niat beli di masa yang akan datang (Chamcuntra dan Fongsuwan, 2014).

Pengaruh e-trust terhadap perceived usefulness

Pengujian hipotesis pada pengaruh e-trust terhadap perceived usefulness menunjukkan bahwa e-trust secara positif berpengaruh terhadap perceived usefulness, ditunjukkan dengan koefisien korelasi bertanda positif sebesar 0,5469 dan nilai t hitung 8,5313 > t tabel 1,96. Hasil tersebut menunjukkan bahwa, semakin tinggi tingkat e-trust (kepercayaan) konsumen terhadap pembelian produk secara online maka perceived usefulness (perpsepsi kebermanfaatan) konsumen akan pembelian produk secara online juga semakin tinggi.Berdasarkan hal tersebut maka hipotesis e-trust berpengaruh positif terhadap perceived usefulness dapat diterima. Hasil pengujian hipotesis ini sejalan dengan penemuan oleh Wen et al. (2011) dan oleh Trisnawati, dkk (2012) yang menyatakan bahwa konsumen yang percaya terhadap situs web berpengaruh positif terhadap manfaat yang dirasakan.

Pengaruh perceived usefulness terhadap e-satisfaction

Pengujian hipotesis pada pengaruh perceived usefulness terhadap e-satisfaction menunjukkan bahwa perceived usefulness secara positif berpengaruh terhadap e-satisfaction, ditunjukkan dengan koefisien korelasi bertanda positif sebesar 0,6945 dan nilai t hitung 11,9347 > t tabel 1,96. Hasil tersebut menunjukkan bahwa, semakin tinggi tingkat perceived usefulness (perpsepsi kebermanfaatan) yang dimiliki konsumen terhadap pembelian produk secara online maka e-satisfaction (kepuasan) konsumen akan pembelian produk secara online juga semakin tinggi. Berdasarkan hal tersebut maka hipotesis perceived usefulness berpengaruh positif terhadap e-satisfaction dapat diterima. Hasil pengujian hipotesis ini sejalan dengan penelitian oleh Wen et al. (2011) dan oleh Trisnawati, dkk (2012) yang menemukan bahwa manfaat yang diraskan oleh konsumen mempunyai pengaruh positif terhadap kepuasan belanja secara online.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil pembahasan penelitian yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa: 1) E-trust berpengaruh positif terhadap online repurchase intention. Semakin tinggi e-trust

(kepercayaan) konsumen akan pembelian produk melalui online maka niat konsumen untuk melakukan online repurchase intention (membeli kembali produk secara online) juga semakin tinggi; 2) Perceived usefulness berpengaruh positif terhadap online repurchase intention. Semakin positif perceived usefulness (persepsi kebermanfaatan) yang dimiliki konsumen akan pembelian produk melalui online maka semakin tinggi pula online repurchase intention konsumen (niat membeli kembali produk secara online); 3) E-satisfaction berpengaruh positif terhadap online repurchase intention. Semakin tinggi tingkat e-satisfaction (kepuasan) konsumen terhadap pembelian produk melalui online maka online repurchase intention konsumen (niat membeli kembali produk secara online) juga semakin tinggi; 4) E-trust berpengaruh positif terhadap

perceived usefulness. Semakin tinggi e-trust (kepercayaan) konsumen terhadap pembelian produk secara online maka perceived usefulness (perpsepsi kebermanfaatan) konsumen akan pembelian produk secara online juga semakin tinggi; 5) Perceived usefulness berpengaruh positif terhadap e-satisfaction. Semakin tinggi tingkat perceived usefulness (perpsepsi kebermanfaatan) yang dimiliki konsumen terhadap pembelian produk secara online maka e-satisfaction (kepuasan) konsumen akan pembelian produk secara online juga semakin tinggi.

UCAPAN TERIMA KASIH

(8)

ucapan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:1) Prof. Dr. Ir. I Nyoman Gde Antara, M.Eng, selaku Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Udayana; 2) Prof. Dr. I Gusti Bagus Wiksuana, SE., MS., selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana; 3) Prof. Dr. Ni Wayan Sri Suprapti, S.E., M.Si., selaku Ketua Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana; 4) Ibu Dr. Ni Nyoman Kerti Yasa, S.E., M.Si., selaku Sekretaris Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana; 5) Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah banyak memberikan motivasi dan perhatian sehingga laporan ini dapat terselesaikan.

DAFTAR PUSTAKA

Atchariyachanvanich, Kanokwan. Okada, Hitoshi. Sonehara, Noboru. 2006. What Keeps Online Customers Repurchasing Throght the Internet. ACM SIGecom Exhanges. 6 (2). Pp. 47-57. Chamcuntra, Suttica. Fongsuwan, Wanno. 2014. Customer Repurchase Intention, trust and

Customer satisfaction Influencing Outsourced Employees at Kasikornbank Bank Publict Company Limites (Thailand). International Journal of Arts & Sciences. 07(03). Pp. 233-242.

Chen, Yen-Ting., Chou, Tsung-Yu. 2012. Exploring the Continuance Intentions of Cunsumer for B2C Online Shopping. Online Information Review. 26 (1). Pp. 104-125.

Chu, Po-Young. Lee, Gin-Yuan. Chao, Yu. 2012. Service Quality, Customer Satisfaction, Customer Trust, and Loyalty in An E-banking Context. Social Behavior And Personality. 40 98). Pp. 1271-1284.

Gefen, David. Karahanna, Elena.Straub, Detmar W. 2003. Trust and TAM in Online Shopping: an Integrated Model. MIS Quarterly. 27 (10). Pp 51-90.

Ghozali, I. 2011. Structural Equation Modelling Metode Alternatif dengan Partial Least Square (PLS) Edisi 3. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Jarvenpaa.,Tractinsky N., Vitale M. 2000. Consumer Trust in an internet Store. Information Technology and Management. 1(1). Pp 45-71.

Marketing. 2015. Virtual Store: Gagalkah Menggantikan Modern Retail?

Qureshi, Israr., Fang, Yulin., Ramsey, Elaine., McCole, Patrick., Ibbotson, Patrick and Compeau, Deborah. 2009. Understanding Online Customer Repurchasing Intention and the Mediating role of Trust-an Empirical Investigation in Two developed Countries. European Journal of information System. 18. Pp.205-208.Schiffman, L. G., dan Kanuk, L. L. L., 2008. “PerilakuKonsumen, Edisi Ketujuh. Alih bahasa Zoelkifli Kasip”. Jakarta: PT. Indeks. Sugiyono. 2013. Statistika Untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta.

Trisnawati, Ella., Suroso, Agus., dan Kumorohadi, Untung. 2012. Analisis Faktor-Faktor Kunci Dari Niat Pembelian Kembali Secara Online (Study Kasus Pada Konsumen Fesh Shop).

Jurnal Bisnis dan Ekonomi (JBE). 19 (2). Pp. 126-141.

Valvi, Aikaterini. West, Douglas. 2013. E-Loyalty is not all About Trust, Price Also Matters: Extending Expectation-Confirmation Theory in Bookselling Websites. Journal of Electronic Commerce Research. 14 (1). Pp. 99-123.

Wen, Chao., Prybutok, Victor R., Xu, Chenyan. 2001. An Integrated Model for Customer Online repurchase Intentiion. Journal of Computer Information System. Pp. 14-23.

Winnie, Poh-Ming W. 2014. The Impact of Trustworthies and Customer Loyalty and e-Satisfaction. International Journal of Academic Research in Bussiness and Social Science. 4 (3). Pp.390-408.

Wirtz BW., Lihotzky N. 2003. Customer Retention Management in the B2C Electronic Business.

Gambar

Tabel 1. Hasil Perhitungan Cross Loading
Tabel 2. Path Coefficients

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa dan mengetahui besarnya peningkatan hasil belajar siswa setelah penerapan strategi pembelajaran FIRE-UP

Lokasi Penelitian dan Gambaran Umum Tradisi Sosial di 3 Desa Kecamatan Blanakan (Subang Utara) Cikaum (Subang Tengah) Cijambe (Subang Selatan). Desa Jaya Mukti

Salah satu faktor penting agar petani dapat mengusahakan suatu tanaman adalah jika laba yang diperoleh dari pengusahaan tersebut lebih tinggi dari jenis

Serta berdasarkan pengendalian waktu rencana pelaksanaan pekerjaan pembangunan dinding penahan tanah way batu merah kota Ambon dengan metode CPM (Critical Path Method)

Kemajuan seleksi dari P0 ke P1 dapat dilihat bahwa sifat yang diamati seperti umur keluar bunga jantan, umur keluar bunga betina dan sifat-sifat lain kemajuan

Berdasarkan hasil analisis pick AVO dan crossplot intercept dan gradient pada data sumur dan data seismik di Formasi Gumai-D, diperoleh anomali AVO batupasir gas kelas 1

Apabila harga transaksi dalam suatu pasar yang tidak aktif berbeda dengan nilai wajar instrumen sejenis pada transaksi pasar terkini yang dapat diobservasi atau berbeda dengan

 Siswa berdiskusi dengan sesama anggota kelompoknya dengan bimbingan guru  Masing masing kelompok mempresentasikan hasil kelompoknya di depan kelas  Guru memberi