ANALISIS PPh 23 YANG DIPOTONG PT. X DAN TATA CARA PERHITUNGAN, PENYETORAN, SERTA PELAPORANNYA TAHUN
2015
Oleh :
NI MADE RIMA LARASHATI PRADNYAWEDARI NIM : 1306043014
Tugas Akhir ini ditulis untuk memenuhi sebagian persyaratan menyelesaikan studi pada Program Studi Diploma III Perpajakan
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana Denpasar
Tugas Akhir Studi ini telah diuji oleh prnguji dan disetujui oleh Pembimbing,
serta di uji pada tanggal :……….
Tim Penguji Tanda Tangan
1. Ketua : Dr. Ni Ketut Rasmini, SE., MSi., Ak. ………
2. Sekretaris : I Ketut Jati, SE., MSi., Ak ………
Mengetahui,
Ketua Program
Drs. I Komang Ardana, MM NIP. 19561012 198403 1 003
Dosen Pembimbing,
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Ida Sang Hyang Widhi
Wasa/Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat-Nya, penulis dapat
menyelesaikan Tugas Akhir Studi yang berjudul “Analisis PPh 23 yang dipotong
PT. X dan Tata Cara Perhitungan, Penyetoran, serta Pelaporannya Tahun 2015”.
Penulis menyadari bahwa laporan ini tidak akan berhasil tanpa bimbingan
dan pengarahan dari berbagai pihak yang telah meluangkan waktunya dalam
penyusunan Tugas Akhir Studi ini. Dalam kesempatan ini, penulis menyampaikan
terima kasih kepada :
1. Bapak Dr. I Nyoman Mahaendra Yasa, SE.,M.Si, selaku Dekan Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana.
2. Ibu Prof. Dr. Ni Nyoman Kerti Yasa, SE., M.S, selaku Pembantu Dekan I
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana.
3. Bapak Drs. I Komang Ardana, MM selaku Ketua Program Diploma III
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana.
4. Ibu Dr. Ni Ketut Rasmini, SE.,M.Si.,Ak selaku Dosen Pembimbing Tugas
Akhir Studi (TAS) yang telah meluangkan waktu untuk memberikan
bimbingan dan pengarahan sampai dengan selesainya Tugas Akhir Studi
ini.
5. Bapak I Ketut Jati, SE., M.Si., Ak selaku Pembimbing Akademik (PA)
selama penulis menjalankan kuliah pada Program Studi Diploma III
6. Bapak dan Ibu Dosen yang mengajar dan membimbing penulis selama
mengikuti perkuliahan pada Program Studi Diploma III Perpajakan
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana.
7. Bapak I Kadek Sumadi SE.,MSi.,Ak selaku pimpinan Kantor Konsultan
Pajak Kadek Sumadi SE.,MSi.,Ak dan Rekan yang telah memberikan
penulis melaksanakan Praktik Kerja Lapangan (PKL).
8. Seluruh karyawan dan karyawati di Kantor Konsultan Pajak Kadek
Sumadi SE.,MSi.,Ak dan Rekan yang telah banyak membantu penulis saat
melaksanakan Praktik Kerja Lapangan.
9. Semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu per satu karena
berbagai keterbatasan , atas perhatian , semangat, dan motivasi serta segala
bantuan kepada penulis selama penyusunan Tugas Akhir Studi.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan Tugas Akhir
Studi ini, masih banyak terdapat kesalahan dan kekurangan yang disebabkan
karena keterbatasan kemampuan serta pengalaman penulis. Namun demikian
Tugas Akhir Studi ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi yang
berkepentingan.
Denpasar, April 2016
Judul : Analisis PPh 23 yang dipotong PT. X dan Tata Cara Perhitungan, Penyetoran, serta Pelaporannya Tahun 2015
Nama : Ni Made Rima Larashati Pradnyawedari
NIM :1306043014
ABSTRAK
Sesuai dengan Pasal 23 Undang-Undang no.36 tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan, pemotongan PPh dilakukan jika telah memenuhi syarat yang ditentukan peraturan yang terkait, yaitu pemberi penghasilan memenuhi syarat sebagai pemotong pajak dan penerima penghasilan memenuhi syarat sebagai pihak yang dipotong PPh pasal 23. Transaksi yang dilakukan merupakan objek PPh pasal 23. Dividen, bunga, royalti, dan hadiah sebagaimana diatur PPh pasal 23 dikenakan tarif 15% dan untuk sewa dan jasa dikenakan tarif 2%. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui transaksi PT.X yang wajib dipotong PPh 23 oleh PT. X dan bagaimana tatacara perhitungan, penyetoran, serta pelaporan PPh 23 oleh PT. X.
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis data kualitatif dan kuantitatif. Sumber data dalam penelitian ini adalah jenis data primer. Teknik analisis data yang digunakan adalah metode deskriptif komparatif yaitu penelitian yang bersifat membandingkan. Penelitian ini dilakukan untuk membandingkan persamaan dan perbedaan dua atau lebih fakta-fakta dan sifat-sifat objek yang diteliti. Dalam laporan ini yaitu membandingkan penerapan PPh Pasal 23 yang dilakukan oleh PT. X dengan penerapan PPh Pasal 23 yang sesuai dengan ketentuan Undang-Undang Perpajakan yang berlaku..
Berdasarkan penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa PT. X sudah memenuhi kewajiban perpajakan PPh pasal 23 tahun 2015 sesuai dengan Undang-Undang Perpajakan yang berlaku.
DAFTAR ISI
Isi Halaman
JUDUL……….. i
HALAMAN PENGESAHAN………. ii
KATA PENGANTAR………. iii
ABSTRAK……… v
DAFTAR ISI………. vi
DAFTAR TABEL……… vii
DAFTAR LAMPIRAN……… viii
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah………... 1
1.2 Tujuan dan Kegunaan Penelitian……….. 3
1.3 Sistematika Penulisan………... 4
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori………... 6
BAB III METODE PENELITIAN 3. 1 Lokasi Penelitian……… ..12
3. 2 Objek Penelitian……… 12
3. 3 Identifikasi Variabel dan Definisi Operasional Variabel……….. 12
3. 4 Jenis dan Sumber Data………. 15
3. 5 Metode Pengumpulan Data………... 15
3. 6 Teknik Analisis Data………... 15
BAB IV PEMBAHASAN HASI PENELITIAN 4. 1 Gambaran Umum Daerah/Deskripsi Hasil Penelitian………….. 17
4. 2 Pembahasan Hasil Penelitian……… 18
BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5. 1 Simpulan………... 30
5. 2 Saran………. 30
DAFTAR RUJUKAN………. 31
DAFTAR TABEL
No. Tabel Halaman
4.1 Jenis transaksi yang dilakukan PT. X selama 1 tahun…………... 18
4.2 Jenis transaksi yang wajib dipotong PPh 23 oleh PT. X………... 19
4.3 Perhitungan PPh 23 atas transaksi PT. X………... 22
4.4 Tanggal Penyetoran PPh 23 oleh PT. X……… 24
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 SPT Masa Pasal 23/26 satu tahun pajak
Lampiran 2 Daftar Bukti Pemotongan Pasal 23/26 satu tahun pajak
Lampiran 3 Bukti Pemotongan Pasal 23/26 satu tahun pajak
BAB I PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang Masalah
Pajak merupakan salah satu kontibusi terbesar dalam penerimaan Negara.
Pajak juga memiliki peranan penting sebagai penopang pengeluaraan Negara.
Semakin besar penerimaan pajak maka semakin besar juga kemampuan
Negara untuk membiayai pembangunan, sebaliknya semakin kecil
penerimaan pajak yang diperoleh maka semakin kecil juga kemampuan
Negara untuk membiayai pembangunan Negara tersebut.
Menurut Undang-Undang no. 28 th. 2007 tentang Ketentuan Umum dan
Tata Cara Perpajakan, “Pajak adalah kontribusi wajib kepada Negara yang
terutang oleh Orang Pribadi atau Badan yang bersifat memaksa berdasarkan
Undang-Undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan
digunakan untuk keperluan Negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran
rakyat.”, pajak merupakan salah satu dana yang akan digunakan untuk
keperluan Negara bagi kemakmuran masyarakat.
Menurut sifatnya, pajak dibagi menjadi 2 bagian yaitu pajak subjektif
dan pajak objektif (Mardiasmo;2013). Pengertian pajak subjektif adalah pajak
yang berpangkal atau berdasarkan pada subjeknya, dalam arti memperhatikan
keadaan Wajib pajak. Contoh dari pajak subjektif adalah pajak penghasilan.
Dalam pajak penghasilan juga terdapat beberapa jenis, salah satunya adalah
Ketentuan dalam pasal 23 UU PPh mengatur tentang pemotongan pajak atas
penghasilan yang diterima atau diperoleh WP dalam negeri dan BUT yang
berasal dari modal, penyerahaan jasa, atau penyelenggara kegiatan selain
yang telah dipotong PPh pasal 21.
Pada pasal 23 UU no 36 tahun 2008 tentang PPh, Pemerintah
menetapkan badan pemerintah sendiri, Subjek Pajak badan dalam negeri,
penyelenggaraan kegiatan, bentuk usaha tetap (BUT), perwakilan perusahaan
luar negeri lainnya, danWajib Pajak orang pribadi dalam negeri tertentu yang
ditunjuk oleh Direktur Jenderal Pajak sebagai pemotong PPh pasal 23 . Wajib
pajak dalam negeri dan BUT yang menerima penghasilan sesuai ketentuan
PPh pasal 23 yang dipotong oleh pemotong yang sudah ditetapkan di pasal 23
UU no 28 th 2007 tentang PPh.
Menurut dari pengertian pajak pada UU no 28 tahun 2007, sebuah
usaha yang didirikan di Indonesia berkewajiban membayar/sebagai pemotong
pajak. Salah satunya PPh pasal 23. PPh pasal 23 sering dijumpai dalam
beberapa transaksi di dalam sebuah usaha, misalkan transaksi umum yang
sering dijumpai yaitu sewa mobil, pemasangan iklan, dan pemakaian jasa.
Terkadang ada transaksi yang seharusnya tidak dipotong PPh pasal 23,
tetapi dipotong PPh pasal 23. Dari masalah ini maka yang menjadi pokok
permasalahan dalam penelitian ini adalah apakah transaksi yang
dipotong/dipungut oleh PT. X sudah sesuai dengan ketentuan peraturan
perpajakan yang berlaku? dan apakah tatacara perhitungan, penyetoran, serta
pelaporan PPh pasal 23 yang dilakukan PT. X sudah sesuai dengan ketentuan
1.2Tujuan dan Kegunaan Penulisan
1.2.1 Tujuan dari penelitian ini berdasarkan latar belakang di atas yaitu :
1) Mengetahui transaksi yang dipotong PPh pasal 23 oleh PT. X
sesuai/tidak sesuai dengan ketentuan peraturan perpajakan yang
berlaku.
2) Mengetahui cara perhitungan, penyetoran, dan pelaporan transaksi
yang dipotong PPh pasal 23 oleh PT. X sesuai/tidak sesuai dengan
ketentuan peraturan perpajakan yang berlaku.
1.2.2 Kegunaan dari penelitian ini yaitu :
1) Segi Teoretis
Kegunaan penelitian ini dilihat dari segi teoritis yaitu diharapkan
penelitian ini dapat bermanfaat untuk menyumbangkan pemikiran
dalam pengetahuan terutama pengetahuan tentang perpajakan
pada umumnya, dan PPh pasal 23 pada khususnya.
2) Segi Praktis
Kegunaan penelitian ini dilihat dari segi praktis yaitu :
a. Bagi Mahasiswa
Menambah wawasan mahasiswa, terutama mahasiswa jurusan
Perpajakan dalam hal perpajakan pada umumnya dan PPh
pasal 23 pada khususnya.
Sebagai bahan masukan untuk mengembangkan ilmu
pengetahuan di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Udayana pada umumnya dan program Diploma III pada
khususnya.
c. Bagi PT. X
Diharapkan Penelitian ini dapat menjadi acuan PT. X untuk
lebih meningkatkan kualitas perusahaannya dalam memenuhi
kewajiban perpajakannya sesuai dengan Undang-Undang yang
berlaku.
1.3Sistematika Penulisan
Agar lebih mudah dalam pembahasan materi Laporan Tugas Akhir Studi
ini, maka sistematika penulisan laporan ini disajikan sebagai berikut :
Bab I : Pendahuluan
Bab I Pendahulan, menguraikan tentang latar belakang masalah,
tujuan dan kegunaan penelitian, serta sistematika penulisan.
Bab II : Kajian Pustaka
Bab II Kajian Pustaka, menguraikan tentang landasan teori, yaitu
konsep/teori yang relevan dari penelitian yang terkait. Dalam
laporan ini yaitu terdapat Pengertian Pajak, Jenis Pajak, Pengertian
Pajak Penghasilan, Pengertian PPh Pasal 23, Pemotong dan
Penerima Penghasilan yang dipotong PPh 23, Tarif dan Objek PPh
Bab III : Metode Penelitian
Bab III Metode Penelitian, menguraikan tentang lokasi penelitian,
objek penelitian, identifikasi variabel, definisi operasional variabel,
jenis dan sumber data, metode pengumpulan data, dan teknik
analisis data.
Bab IV : Pembahasan Hasil Penelitian
Bab IV Pembahasan Hasil Penelitian, menguraikan tentang
deskripsi hasil penelitian serta pembahasan hasil penelitian.
Bab V : Kesimpulan dan Saran
Bab V Kesimpulan dan Saran, menguraikan tentang bagian akhir
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teori
2.1.1 Pengertian Perpajakan
Menurut Undang-Undang no. 28 th. 2007 tentang Ketentuan Umum
dan Tata Cara Perpajakan, “Pajak adalah kontribusi wajib kepada
Negara yang terutang oleh Orang Pribadi atau Badan yang bersifat
memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak mendapatkan
imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan Negara
bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.”, pajak merupakan salah
satu dana yang akan digunakan untuk keperluan Negara bagi
kemakmuran masyarakat.
2.1.2 Jenis Pajak
Penggolongan pajak berdasarkan lembaga pemungutannya di
Indonesia dapat dibedakan menjadi 2 (dua) yaitu Pajak Pusat dan
Pajak Daerah.
Pajak Pusat adalah pajak-pajak yang dikelola oleh Pemerintah Pusat
yang dalam hal ini sebagian besar dikelola oleh Direktorat Jenderal
Pajak - Kementerian keuangan.
Sedangkan Pajak Daerah adalah pajak-pajak yang dikelola oleh
Pemerintah Daerah baik di tingkat Propinsi maupun
Segala pengadministrasian yang berkaitan dengan pajak pusat, akan
dilaksanakan di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) atau Kantor
Pelayanan Penyuluhan dan Konsultasi Perpajakan (KP2KP) dan
Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak serta di Kantor Pusat
Direktorat Jenderal Pajak. Untuk pengadministrasian yang
berhubungan dengan pajak derah, akan dilaksanakan di Kantor Dinas
Pendapatan Daerah atau Kantor Pajak Daerah atau Kantor sejenisnya
yang dibawahi oleh Pemerintah Daerah setempat.
Pajak-pajak pusat yang dikelola oleh Direktorat Jenderal Pajak
meliputi:
1) Pajak Penghasilan (PPh)
2) Pajak Pertambahan Nilai (PPN)
3) Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM)
4) Bea Meterai
5) Pajak Bumi dan Bangunan (PBB)
Mulai 1 januari 2014, PBB pedesaan dan Perkotaan merupakan
pajak daerah. Untuk PBB Perkebunan, Perhutanan,
Pertambangan masih tetap merupakan Pajak Pusat.
Pajak-pajak yang dipungut oleh Pemerintah Daerah baik Propinsi
maupun Kabupaten/Kota adalah sebagai berikut:
Pajak Propinsi, meliputi:
1) Pajak Kendaraan Bermotor;
2) Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor;
4) Pajak Air Permukaan;
5) Pajak Rokok.
i. Pajak Kabupaten/Kota, meliputi:
6) Pajak Hotel;
7) Pajak Restoran;
8) Pajak Hiburan;
9) Pajak Reklame;
10)Pajak Penerangan Jalan;
11)Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan;
12)Pajak Parkir;
13)Pajak Air Tanah;
14)Pajak sarang Burung Walet;
15)Pajak Bumi dan Bangunan perdesaan dan perkotaan;
16)Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan/atau Bangunan.
2.1.3 Pengertian Pajak Penghasilan
Menurut Undang-undang RI no. 36 tahun 2008 atas perubahan keempat
Undang-undang no.7 tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan, pajak
penghasilan (PPh) adalah pajak yang dikenakan kepada orang pribadi
atau badan atas penghasilan yang diterima atau diperoleh dalam suatu
Tahun Pajak. Yang dimaksud dengan penghasilan adalah setiap
tambahan kemampuan ekonomis yang diterima atau diperoleh Wajib
Pajak baik yang berasal baik dari Indonesia maupun dari luar Indonesia
Wajib Pajak yang bersangkutan dengan nama dan dalam bentuk
apapun. Dengan demikian maka penghasilan itu dapat berupa
keuntungan usaha, gaji, honorarium, hadiah, dan lain sebagainya (.
2.1.4 Pengertian PPh pasal 23
Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 23 sesuai Undang-undang RI no. 36
tahun 2008 atas perubahan keempat Undang-undang no.7 tahun 1983
tentang Pajak Penghasilan, adalah pajak yang dipotong atas penghasilan
yang berasal dari modal, penyerahan jasa, atau hadiah dan penghargaan,
selain yang telah dipotong PPh Pasal 21.
2.1.5 Pemotong dan Penerima Penghasilan yang Dipotong PPh Pasal 23 Pemotong dan penerima penghasilan PPh Pasal 23 sesuai
Undang-undang RI no. 36 tahun 2008 atas perubahan keempat Undang-Undang-undang
no.7 tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan, yaitu
1) Pemotong PPh Pasal 23 :
a. badan pemerintah;
b. Subjek Pajak badan dalam negeri;
c. penyelenggaraan kegiatan;
d. bentuk usaha tetap (BUT);
e. perwakilan perusahaan luar negeri lainnya;
f. Wajib Pajak orang pribadi dalam negeri tertentu, yang ditunjuk
oleh Direktur Jenderal Pajak.
a. WP dalam negeri;
b. BUT
2.1.6 Tarif dan Objek PPh Pasal 23
Tarif PPh Pasal 23 sesuai Undang-undang RI no. 36 tahun 2008 atas
perubahan keempat Undang-undang no.7 tahun 1983 tentang Pajak
Penghasilan, yaitu :
1) 15% dari jumlah bruto atas:
a. dividen kecuali pembagian dividen kepada orang pribadi
dikenakan final, bunga, dan royalti;
b. hadiah dan penghargaan selain yang telah dipotong PPh pasal
21.
2) 2% dari jumlah bruto atas sewa dan penghasilan lain sehubungan
dengan penggunaan harta kecuali sewa tanah dan/atau bangunan.
3) 2% dari jumlah bruto atas imbalan jasa teknik, jasa manajemen, jasa
konstruksi dan jasa konsultan.
4) 2% dari jumlah bruto atas imbalan jasa lainnya,
Untuk yang tidak ber-NPWP dipotong 100% ebih tinggi dari tarif PPh
Pasal 23.
2.1.7 Saat Terutang, Penyetoran, dan Pelaporan PPh Pasal 23
Sesuai dengan ketentuan Undang-undang no 28 tahun 2007 tentang
akhir bulan dilakukannya pembayaran, disediakan untuk dibayar, atau
telah jatuh tempo pembayarannya, tergantung peristiwa yang terjadi
terlebih dahulu.
PPh Pasal 23 disetor oleh Pemotong Pajak paling lambat tanggal
sepuluh bulan takwim berikutnya setelah bulan saat terutang pajak.
SPT Masa disampaikan ke Kantor Pelayanan Pajak setempat, paling
lambat 20 hari setelah Masa Pajak berakhir.
Dalam hal jatuh tempo penyetoran atau batas akhir pelaporan PPh Pasal
23 bertepatan dengan hari libur termasuk hari sabtu atau hari libur
nasional, penyetoran atau pelaporan dapat dilakukan pada hari kerja