Peningkatan Mutu Keaksaraan Diintegrasikan dengan
Literasi Kewirausahaan, Peningkatan Budaya Baca dan
Peningkatan Kapasitas Tutor
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Palangkaraya
2012
Bindikmas PAUDNI
Disampaikan pada Evaluasi Capaian Kinerja Pelaksanaan
• Kemampuan mengidentifikasi, memahami, menerjemahkan,
menciptakan, mengomunikasikan, menghitung, dan menggunakan
bahan cetak dan tulisan dalam berbagai konteks. Keaksaraan
melibatkan pembelajaran berkelanjutan dalam memungkinkan setiap
individu untuk mencapai tujuan mereka, mengembangkan
pengetahuan dan potensi, dan berpartisipasi penuh dalam masyarakat
(UNESCO).
• Kemampuan untuk membaca, menulis, dan menggunakan angka,
menggali informasi, mengungkapkan pikiran dan pendapat, mengambil
keputusan dan memecahkan masalah, sebagai anggota keluarga,
pekerja, warga negara, dan pembelajar sepanjang hayat.
• Keaksaraan bermakna penguasaan kemampuan menggunakan
berbagai bentuk-bentuk semiotik dalam berbagai cara visual, aural dan
digital.
Mengapa Keaksaraan Orang Dewasa Penting?
• Keaksaraan merupakan pemenuhan terhadap Hak Azasi
Manusia bagi semua orang, untuk semua usia.
• Keaksaraan merupakan prasyarat bagi segala jenis
pembelajaran
• Keaksaraan bukan hanya mengenai pendidikan,
melainkan alat yang unik dan kuat untuk mengentaskan
kemiskinan dan media yang ampuh bagi perkembangan
individu dan masyarakat.
• Fokus keaksaraan terletak pada pemenuhan Pendidikan
Untuk Semua (PUS), pengentasan kemiskinan, tindakan
pencegahan, pencapaian kesetaraan gender, perdamaian
dan demokrasi.
Persentase Penduduk Indonesia 15 Tahun ke Atas Tuna Aksara
Tahun 2010 Menurut Provinsi
Sasaran Pendidikan Keaksaraan
•
Keaksaraan Remaja
(usia 15-24 tahun), untuk
mencapai target Pembangunan Milenium
(MDGs’).
•
Keaksaraan Dewasa
(usia 15-59 tahun), untuk
mencapai target Pendidikan Untuk Semua
(PUS).
•
Keaksaraan Lansia
(usia 60 tahun ke atas),
untuk pemenuhan Hak Azasi Manusia (HAM).
0 - 2,49 2,5 – 4.99 5,0 – 7,49 7,50 – 9,99 10,00 – 38,00 Legend
• Persentase rata-rata nasional ketunaaksaraan usia 15-59 tahun secara nasional sudah mencapai 5,02% (7.547.344
jiwa).
• 4 provinsi sangat di atas rata-rata nasional yaitu NTB (16,48%), NTT (10,13%), Sulbar (10,33 %) dan Papua (36,31 %).
• 7 provinsi di atas rata-rata nasional dengan pencapaian 5,5% - 9,9% yaitu Gorontalo (5,05%), Bali (6,35%), Sulawesi Tenggara (6,76%), Papua Barat (7,37%), Jawa Timur (7,87%), Kalimantan Barat (7,88%) dan Sulawesi Selatan (9,57%).
• 22 provinsi yang lain sudah di bawah rata-rata nasional, ada 6 pronvinsi yang mempunyai angka tuna aksara yang rendah yaitu Dki Jakarta (0,66%), Sulawesi Utara (1,23%), Riau (2,04%), Kepulauan Riau (2,23%) Kalimantan Timur 2,48%) dan Sumatera Selatan (2,49%).
SEBARAN ANGKA TUNA AKSARA PER PROVINSI
BERDASARKAN HASIL SENSUS PENDUDUK TAHUN 2010
KELOMPOK USIA 15-59 TAHUN
DKI Sulut Riau Kepri Kaltim Kalteng Sumut 11,31 Jabar 11,27 Sumbar 9,5 Malut 9,42 Banten Jambi Babel Kalsel Sumsel Lampung Aceh Bengkulu D I Y Sulteng Jateng Gorontalo Maluku Papua Barat Sultra Jatim Sulbar Sulsel Angka Kemiskinan
Angka Tuna Aksara
Kalbar Bali NTT NTB Papua Kwadran II
Angka Kemiskinan Tinggi, Tuna AksaraTinggi
(7 Prov)
Kwadran I
Angka Kemiskinan Tinggi, Tuna Aksara Rendah
(9 Prov)
Kwadran III
Angka Kemiskinan Rendah Tuna Aksara Rendah
(14 Prov)
Kwadran IV
Angka Kemiskinan Rendah Tuna AksaraTinggi
(3 Prov)
Ra ta –Ra ta Na siona l Angka Tuna Aksa ra Usia
19-23 ta hun 5,02% Ra ta –Ra ta Na siona l Angka Kemiskina n19-23 ta hun 13,33% 21,56 5,1 13,33 Stedev 8,23 Stedev 8,23
Dalam kwadran ini dapat terlihat bahwa sebaran angka tuna aksara dengan angka kemiskinan berkorelasi. Jika ada salah satu wilayah dengan angka tuna aksara tinggi, tinggi pula angka kemiskinan dari wilayah tersebut. Begitu juga sebaliknya jika angka tuna aksara rendah, angka kemiskinannya pun rendah.
POLA HUBUNGAN
ANGKA KEMISKINAN DENGAN ANGKA TUNA AKSARA 15-59 TAHUN PER PROVINSI BERDASARKAN HASIL SENSUS 2010
Penurunan Prosentase Tuna Aksara Dewasa
2004-2011
Penurunan Jumlah Tuna Aksara Dewasa
Laki-laki : 2.764.283 (1,84%) Perempuan : 4.783.061 (3,18%) Total : 7.547.344 (5,02%) Diolah dari: BPS, 2011 Laki-laki : 2.265.399 (2,98%) Perempuan : 4.465.282 (5,87%) Total : 6.730.682 (4,43%)
4 Provinsi di atas 10%
Provinsi
PAPUA
Provinsi
PAPUA BARAT
Provinsi
NUSA TENGGARA TIMUR
Provinsi
NUSA TENGGARA BARAT
Provinsi
SULAWESI TENGGARA
Provinsi
JAWA TIMUR
Provinsi
SULAWESI BARAT
Pendidikan Keaksaraan Usaha Mandiri
1. Untuk meningkatkan daya saing bangsa, diperlukan masyarakat bebas tuna aksara. Pada tahun 2010, Indonesia sudah mencapai target Dakkar pendidikan untuk semua (Education For All/EFA), yaitu menyetengahkan penduduk tuna aksara dari 15,4 juta (2004) ke 6,7 juta tahun 2011.
2. Tingkat keaksaraan masih digunakan untuk mendukung peningkatan indeks pembangunan manusia (IPM) sehingga penuntasan keaksaraan orang dewasa mutlak diperlukan sebagai bagian dari pencapaian pendidikan dasar universal dan peningkatan mutu manusia Indonesia yang dapat menciptakan situasi belajar kondusif untuk lahirnya generasi emas Indonesia.
3. Keaksaraan sejalan dengan RPJM untuk meningkatkan mutu SDM,
mengentaskan kemiskinan dan menanggulangi percepatan pembangunan
daerah tertinggal, terdepan, terluar dan paska konflik, juga sebagai bagian dari komunitas ASEAN, negara2 anggota ASEAN diharapkan dapat menuntaskan keaksaraan pada tahun 2015.
4. Sampai saat ini telah dilayani melalui APBN sebanyak 4.282.387 orang untuk pendidikan keaksaraan dasar, selain itu diberikan pendidikan keaksaraan usaha mandiri yang bermanfaat untuk mencegah aksarawan baru untuk memelihara keaksaraan sehingga tidak kambuh (relapsing) atau kembali tuna aksara.
5.
Pendidikan keaksaraan usaha mandiri merupakan kemampuan dasar usaha,
dilatihkan melalui pembelajaran produktif agar memperoleh keterampilan
bermatapencaharian. Dimaksudkan untuk meningkatkan keaksaraan dan
penghasilan peserta didik, baik secara perorangan maupun kelompok
sebagai salah satu upaya pemeliharaan/penguatan keaksaraan, pengentasan
kemiskinan dan pembangunan berkelanjutan.
6.
Biaya operasional diberikan untuk peserta didik yang telah mencapai
kompetensi keaksaraan dasar dan/atau memiliki surat keterangan melek
aksara (SUKMA), terutama untuk menjangkau masyarakat terpencil,
penduduk etnik asli, desa petani, pesisir, hutan dan kelompok marjinal
perkotaan.
7.
Sampai tahun 2012 telah diberikan kepada 1.051.170 peserta didik dewasa
laki-laki dan perempuan dan ditambah 35.000 orang perempuan dewasa
sebagai bentuk afirmasi pemberdayaan perempuan dewasa. Upaya yang
ditempuh adalah memberikan standar kompetensi usaha mandiri, acuan
pelaksanaan dan menyiapkan tutor. Sampai saat ini telah dilatih sebanyak
4.220 tutor pemandu.
8. Keaksaraan
usaha
mandiri
bermanfaat
bagi
masyarakat untuk memperoleh kemampuan usaha
sederhana dalam kelompok sekaligus meningkatkan
ketahanan ekonomi rumah tangga sebagai bagian dari
pengentasan kemiskinan.
9. Dengan adanya keaksaraan usaha mandiri, pada
tahun 2011 keberaksaraan lebih bertahan sehingga
tinggal 4.43% atau sejumlah 6,7 juta orang, berkurang
sebanyak 2 juta orang dibandingkan 8,7 juta pada
tahun 2011.
Tingkatan Kompetensi Keaksaraan Dasar
Upaya Peningkatan Mutu Keaksaraan melalui Lima “M”
• Mendesain ulang kompetensi keaksaraan dalam rangka menghadapi tuntutan
masa kini yang terus berkembang secara pesat.
• Memperoleh data yang kuat dan valid untuk memverifikasi jumlah penduduk
tuna aksara dewasa yang ada dan terpilah gender pada semua tingkat
pemerintahan.
• Membagi tanggung jawab sumber daya dan sumber dana antara pemerintah
pusat dan provinsi berdasarkan data tuna aksara dewasa yang kuat dan valid
agar anggaran untuk program keaksaraan berlipat ganda sebagai konsekuensi
logis dari percepatan peningkatan keaksaraan.
• Memfokuskan kembali keapda mereka yang belum terlalayani dan belum
terjangkau sehingga terjadi pembagian tugas yang lebih baik: pemerintah pusat
fokus pada isu-isu nasional, generik dan inovatif, sementara pemerintah
provinsi fokus pada bidang tertentu, yaitu daerah-daerah di provinsinya yang
memiliki angka tuna aksara tinggi.
• Melakukan penelitian, evaluasi dan monitoring untuk mengembangkan,
menyampaikan dan mendokumentasikan informasi yang komprehensif tentang
praktik dan peningkatan keaksaraan di berbagai wilayah dengan konteks dan
budaya yang berbeda.
Rencana Aksi 2013-2015
Rencana Aksi Keaksaraan ini terdiri atas program pengembangan
yang dimulai dari tahun 2013 hingga tahun 2015 untuk
meningkatkan:
i.
jumlah aksarawan dewasa;
ii. kualitas dan relevansi kesempatan belajar untuk keaksaraan
orang dewasa;
iii. jumlah aksarawan orang dewasa dasar untuk Provinsi Papua dan
provinsi tertentu lainnya, etnis minoritas dan daerah terpencil;
iv. kualitas dan keadilan gender, dan pemberdayaan perempuan;
v. kemampuan pendidikan keorangtuaan, termasuk pendidikan
pencegahan perilaku destruktif dan bencana alam;
vi. monitoring dan evaluasi;
vii. inisiatif lainnya seperti Rumah Pintar, Balai Belajar Bersama dan
lain sebagainya.
Layanan Pendidikan Masyarakat
Pendidikan Orang Dewasa:
Tersedia dan terjangkaunya layanan pendidikan orang dewasa berkelanjutan yang berkesetaraan, bermutu, yang
relevan dengan kebutuhan masyarakat -Permendiknas No. 48 Tahun
2010-Ketersediaan dan Keterjangkauan Layanan Pendidikan Keaksaraan Orang Dewasa
• Keaksaraan Dasar
• Keaksaraan Usaha Mandiri
• Aksara Kewirausahaan Ketersediaan Sarana Keaksaraan Orang
Dewasa
• Penyediaan Taman Bacaan Masyarakat (TBM) • Penyediaan Sarana Belajar Keaksaraan Berbasis TIK • Penataan prasarana penyelenggara pendidikan
masyarakat
Kesetaraan Layanan POD bagi
Perempuan, Pemuda & Anak Marjinal
• Pendidikan Kecakapan Hidup Perempuan • Pendidikan pencegahan perilaku destruktif • Pendidikan Pencegahan Tindak Pidana
Perdagangan Orang (PTPPO)
Ketersediaan Layanan Pendidikan Keorangtuaan untuk Mendukung PAUDISASI dan Perlindungan Anak Kebermutuan Lembaga Penyelenggara
Pendidikan Masyarakat
• Penataan Kelembagaan
• Penataan Sinergi Kelembagaan Pendidikan Masyarakat
dan UPT
Kebermutuan Layanan Pendidikan melalui Pengarusutamaan Gender (PUG) Bidang Pendidikan 1 2 3 5 4
Penganugerahan UNESCO King Sejong Literacy Prize 2012
UNESCO Headquarters, Paris, 4-9 September 2012
Taman Bacaan Masyarakat di Tempat Ibadah